Pembicara: Ir. Jarot WIjanarko Materi Sesi Seminar Pendidikan TK dan Dasar Visi Pendidikan Tujuan pendidikan anak, pada akhirnya adalah supaya anak berhasil. Nilai bagus, IP yang tinggi dan mendapat juara serta gelar sarjana, baru separo di tengah jalan. Apa artinya memegang sertifikat sarjana kalau bekerja dan tidak naik-naik pangkat. Apa artinya tropy kejuaraan berjejer di ruang tamu kalau akhirnya tidak sukses hidup karena dia anak pandai tapi kuper, kurang bergaul. Tetapi siapakah mereka yang BERHASIL? Mereka yang berhasil bukan yang bisa menulis halus dengan tata bahasa yang benar, tetapi yang berani berbicara. Mereka yang berhasil bukan yang otaknya pandai (IQ-Intellectual Quotient), tetapi hatinya pandai (EQ-Emotional Quotient). Mereka yang menikah dan bahagia (berhasil hidup berumah tangga) bukan ahli agama atau yang IP tinggi, tetapi yang berkarakter (SQ-Spiritual Quotinet) yang hatinya baik. Mereka yang berhasil bisnis bukan ahli matemathika ekonomi yang bisa menghitung rugi laba dengan cepat, tetapi yang memiliki integritas dan pandai bergaul (ESQEmotional Spiritual Quotient). Mereka yang berhasil dibidang politik bukan doktor ilmu sosial politik, tetapi yang temannya banyak dan jaringannya luas. Prof Dr Daniel Golleman, bapak managemen modern di Amerika meneliti orangorang yang berhasil dan melaporkan hasil surveynya: “Mereka yang sukses dan berhasil, bukan mereka yang waktu sekolah memiliki nilai rapor bagus tetapi mereka yang aktif organisasi, banyak bergaul dan temannya banyak. IQ hanya mempengaruhi 20% keberhasilan sedangkan EQ & ESQ 80%!” Celakanya, banyak orang tua melarang anaknya bermain dan memberikan jadwal less dan belajar lebih dari porsi untuk usianya. Mereka akan pandai disekolah tetapi bisa GAGAL dalam hidup nantinya. Karena itu, jika tujuan orang tua mendidik anak supaya nantinya mereka berhasil, perhatikan EQ dan ESQ yang justru mempengaruhi 80% keberhasilan mereka nantinya. EQ tentunya lebih banyak dibentuk di SEKOLAH, tetapi EQ dan SQ (sering digabung menjadi ESQ) lebih banyak dibentuk oleh KELUARGA dan LINGKUNGAN. Lingkungan yang cukup berpengaruh adalah GEREJA (bagi yang kristen) selain lingkungan tempat tinggal dan teman-teman. Karena itu, orang tua tidak boleh merasa sudah bertanggung jawab dalam mendidik anak, karena sudah membiayai sekolahnya, itu baru 20% dari bagian mendidik anak yang hanya mempengaruhi 20% keberhasilannya. Terlebih lagi orang tua perlu membangun komunikasi dengan anak-anak, waktu bersama mereka, menanamkan nilai-nilai hidup, moral, tata krama, mengawasi pergaulan mereka dan yang terutama, mengajari mereka ‘bergaul’ dengan Tuhan dengan doa pribadi, saat teduh dan mengajak mereka beribadah sehingga terbentuk sikap ‘takut akan Tuhan’ sebagai fondasi ESQ yang paling kuat, memiliki kasih yang merupakan SQ terbaik. Di akhir zaman ini, mencari anak pandai akan sangat mudah, karena begitu bagusnya perkembangan kurikulum, berbagai less dan terapi kecerdasan muncul dimana-mana dan sekolah dengan perbagai program termodern dengan standar nasional plus bahkan international didirikan oleh banyak pihak. Namun mungkin akan sulit mencari anak baik dan anak berkarakter. Anak bermoral yang mengerti tatakrama, anak yang jujur dan memiliki integritas. Anak langka seperti inilah yang nantinya akan berhasil dan ‘mewarisi bumi’. Anak CERDAS secara lengkap, baik IQ dan ESQ tidak turun dari langit, tetapi bisa dibuat, dilatih atau diterapi, kalau kita orang tua mengenal kekerdasan secara lengkap, faktor-faktor yang mempengaruhi dan bagaimana terapi untuk setiap jenis kecerdasan supaya anak kita tumbuh secara seimbang, baik otak kiri maupun kanan, baik kemampuan logika berpikir serta perasaan empati dan simpati, baik. Memiliki anak cerdas bukan lagi impian, anak anda BISA CERDAS!! Gereja perlu bangkit, mendirikan PG & TK (Pendidikan Usia Dini) yang berbasiskan pendekatan ‘multiple intelligence’. ANAK CERDAS secara lengkap atau Multiple Intelligence, ada di buku saya dengan judul ANAK CERDAS, yang dibagikan ke peserta. Dalam buku ini dibahas dengan bahasa sehari-hari, para orang tua murid dan guru sekolah dengan mudah akan mengerti, aspek apa yang penting dalam setiap jenis kecerdasan supaya nantinya ANAK BERHASIL dimasa depan mereka. Apa artinya pandai, kalau tidak BERHASIL HIDUP. Melawan Media dengan Pendidikan Kristen dan Media Kristen Mereka yang berhasil bukan yang otaknya pandai (IQ-Intellectual Quotient), tetapi hatinya pandai (EQ-Emotional Quotient). Mereka yang menikah dan bahagia, bukan ahli agama atau yang IP tinggi, tetapi yang berkarakter (SQSpiritual Quotinet) dan yang hatinya baik (EQ). Mereka yang berhasil bisnis bukan ahli matemathika ekonomi, tetapi yang memiliki integritas dan pandai bergaul (ESQ-Emotional Spiritual Quotient). Saya akan sambung kembali hal ini. IQ selain oleh genetik, juga dipengaruhi oleh gizi dan terapi, dan menurut pakar manajemen, hanya mempengaruhi 20% keberhasilan. Sedangkan EQ dan ESQ lebih banyak dipengaruhi oleh 1.keluarga, 2.teman, 3.lingkungan dan 4.kedalaman seseorang dalam mengenal dan berhubungan dengan Tuhan. Halhal ini mulai saya bahas dalam beberapa edisi kedepan. Lingkungan apa yang sangat berpengaruh pada anak? Khususnya pada anak usia dini, 6 tahun pertama atau usia emas manusia? Penelitian di kota-kota besar, anak lulus TK, usia 6 th, telah ada di depan layar kaca, baik playstation, komputer game, nonton VCD film atau TV lebih dari 6000 jam. Jika mulai usia 1 th menonton dan makin lama makin sering, maka mereka menghabiskan 3-4jam bahkan ada yang 5 jam sehari. Ini jumlah yang fantastis. Berapa jam orang tua berbicara sehari, menasehati dan menyampaikan nilai-nilai pada anak? Jika berbicara lebih dari 1 jam saja, mungkin sudah dibilang bawel. Berapa jam anak ikut Sekolah Minggu dalam total usia 6 th tersebut? 1x seminggu selama 1 jam, 52 minggu setahun dan mulai usia 3 tahun baru ikut Sekolah Minggu, kadang ijin, maka paling 150 jam saja ia mendengar yang baik firman dan pujian dibanding 6000 jam dengan layar kaca ajaib bagaikan menyihir mereka. Anak adalah peniru yang ulung, anak akan melakukan apa yang dia lihat dan mengucapkan apa yang dia dengar. Orang tua yang sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan menyerahkan TV dan Media yang menjadi orang tua mereka, menasehati dan berbicara dalam intensitas yang demikian hebat, maka kita menjadi miris. jika kita perhatikan isi media, baik TV atau game yang penuh kekerasan, kata-kata kotor, film tkus dan kucing yang selalu usil, si-anjing dan kawan-kawan yang selalu ketakutan, sinetron anak Indonesia yang penuh mistis dan percintaan yang penuh lembah airmata, apa yang akan terjadi dengan anak-anak kita? Sebagai orang tua, kita mengemban amanah untuk mendidik anak, dan untuk dunia anak di usia emas, repetisi, pengulangan dan intensitas, hukumnya wajib, dan disukai anak-anak. Perhatikan Ulangan 11:18-19 berikut ini: Ulangan 11: 18 Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu ... 19 Kamu harus mengajarkannya kepada anakanakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; Karena itu, orang tua, perhatikan apa yang dilihat dan didengar oleh anakanakmu. Apa yang masuk ke telinga dan otak mereka, itulah jadinya mereka nanti. Terbaik, jika orang tua bisa memberikan dongeng sebelum tidur, karena hubungan emosi dan pesan-pesan moral, menanam kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan Spiritual (ESQ) sangat efektif melalui hal ini. Kita juga tidak bijaksana untuk melarang anak tidak menonton TV, karena itu, sedini mungkin, berikan mereka alternatif tontonan dan lagu, baik yang rohani ataupun sekuler, namun berisi pesan-pesan moral atau ‘value’, berisi nilai-nilai, etika yang baik. Untuk anak usia 0-7 tahun, saya menyarankan beberapa tontonan berikut ini. Untuk film-film karton kristen, dengan mudah saat ini didapatkan di toko-toko rohani, diantaranya KIDSCREN SERIES. Untuk seri ilmu pengetahuan umum, yang cukup baik PROFESOR KURA-KURA, MR.MRICO, dll. Karena beban untuk anak-anak indonesia, saya mendirikan THE HAPPY HOLY KIDS dan kami memproduksi film edukasi, dengan pesan-pesan moral, ada 50 volume lebih dan sedang diselesaikan 150 episode lainnya, dengan nama HAPPY HOLY KIDS SERIES. Film ini sudah mulai ditayangkan di berbagai TV Lokal di seluruh Indonesia. Kami juga baru saja meluncurkan HHK SMART untuk seri ilmu pengetahuan umum, serta HHK AYO BERKREASI untuk ide kreativitas anak, selain HHK SONGS baik dalam bentuk kaset, cd maupun vcd. Selain itu, ini yang terutama, mari kita warnai anak-anak setiap hari dengan pujian, penyembahan, doa, Firman Tuhan, dengan MENDIRIKAN SEKOLAH KRISTEN yang ‘INJIL SEPENUH’ atau ‘KHARISMATIK’ sesuai DOGMA GBI. Tidak cukup hanya 1 kali seminggu anak Sekolah Minggu, mendengar hal-hal yang baik dan 6 hari, dirasuki oleh ‘setan’ media setiap hari selama berjam-jam. Visi Misi Pendidikan TK dan Dasar 1. Kebutuhan/ pasar yang sangat besar , 15 % saja anak di Indonesia yang sekolah PG & TK. Selebihnya belum menikmati pembinaan di bidang ini. 2. Pemerintah menganjurkan karena tidak kuat dana dan SDM, yang dibangun pemerintah SD inpress dan wajib belajar SD, periode ke dua akan SMP terus SMA, sehingga PG & TK tidak terpikirkan kapan akan menjadi program pemerintah, maka pemreintah mendorong pendirian PG & TK 3. Ijin yang sangat mudah, karena bisa berjalan kegiatan terlebih dahulu, setelah 6 bulan atau 1 tahun baru mengurus ijin ke PD&K, karena salah satu syarat mengurus ijin haruslah punya murid, artinya kegiatan berjalan dahulu baru urus ijin. Saat awal berjalan yang penting ijin tetangga dan RT/RW/ Lingkungan. 4. Investasi sangat murah (jika dibandingan dengan SD, SMP atau SMA). PG & TK justru sebagai langkah awal yang baik jika hendak mendirikan sekolah jenjang berikutnya. Setalah berjalan 2 atau 3 tahun dan jumlah murid memedai, muali bisa membuka SD kelas 1, tahun berikutnya buka kelas 2 dan seterusnya. 5. Secara ekonomi ‘feasible’. PG & TK secara ekonomi bisa untung, karena justru jenjang inilah kebanyakan orang tua rela/ berani membayar lebih mahal. Itulah kenyataannya. 6. Kesempatan untuk melayani masyarkat, menjadi terang dan diterima. 7. Sinergi dan memperkuat Departemen Anak/ Sekolah Minggu di gereja yang bapak pimpin. Jika mengkhususkan full timer Sekolah Minggu, maka apa yang dilakukan di hair-hari biasa tidaklah banyak. Dengan memiliki PG & TK, maka para guru inilah yang akan besoek anak-anak SM, mempersiapkan cerita/ panggung boneka secara sungguh-sungguh, sehingga SM akan menarik dan anak-anak mau ke SM. PG & TK hanya setengah hari, maka sore mereka bisa membuka Pos PI anak, atau pelayanan lainnya. Guru-2 PG & TK haruslah diarahkan untuk juga menjadi guru SM, membangun team panggung boneka, team pengginjilan anak bahkan team pelatih para guru SM. 8. Melangkah dulu mendirikan PG & TK, nanti biasanya akan di desak oleh orang tua murid, jemaat; “Mana SD nya?” Karena sudah memiliki pengalaman membuka PG & TK, sudah mulai berkecimpung di dalam dunia pendidikan, maka visi pendidikan semakin kuat, dukungan jemaat melihat PG TK yang baik, ada pembentukan karakter kristen, maka melanjutkan membuka SD sudah bukan hal yang susah. TANYA JAWAB