Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS DI MA MIFTAHUL FALAH PASURUAN Novi Ariyanti MA Miftahul Falah Pasuruan Abstrak; Paradigma pembelajaran harus beorientasi pada pendekatan ilmiah yang menekankan keterlibatan siswa secara produktif dalam mengembangkan kemampuan baik secara afeksi, kognitif dan psikomotor. Pembelajaran Sosiologi berkonstribusi bagi siswa dalam pembentukan nilai dan kepribadian serta kajiannya yang didasarkan pada pengamatan dan penalaran. Berdasarkan observasi di kelas XI Madrasah Aliyah Miftahul Falah Pasuruan ditemukan beberapa siswa kurang bersimpati dan cenderung pasif selama pembelajaran Sosiologi. Hal ini nampak jelas bahwa 46,4% dari 28 siswa di kelas XI kurang fokus dan interaktif selama pembelajaran. Di samping itu berdasarkan tes yang dilaksanakan dengan tema masyarakat multikultural, menunjukkan bahwa 53,6% siswa belum mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan yakni 70. Hal ini disebabkan lemahnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan jarang terlatih untuk berpikir analitis dan kritis. Sementara itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, ditemukan bahwa mereka cenderung bosan dan jenuh selama pembelajaran. Disamping itu hasi refleksi, ternyata guru kurang maksimal dalam merumuskan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus.Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, 4) analisis dan refleksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendekatan inkuiri di kelas XI IPS Madrasah Aliyah Miftahul Falah Pasuruan mampu meningkatkan pembelajaran Sosiologi sebesar 39%.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek yakni keaktifan dan antusiasme dalam pembelajaran, kerjasama dalam diskusi, ketepatan dalam menjawab pertanyaan dan kemampuan dalam menganalisis keanekeragaman kelompok sosial/multikulturalisme yang terus mengalami peningkatan dari siklus I dan II. Kata kunci; pendekatan inkuiri, pembelajaran sosiologi Novi Ariyanti PENDAHULUAN Inovasi pembelajaran merupakan upaya dalam merespon masalah pembelajaran baik internal maupun eksternal yang kemudian dikembangkan oleh guru dalam 4 ranahyakni spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan.Konsep inilah yang kemudian dirumuskan dalam kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi tahapan sebagai berikut: mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring (Kemendikbud:2013). Hal ini menegaskan bahwa paradigma pembelajaran harus beorientasi pada pendekatan ilmiah yang menekankan keterlibatan siswa secara produktif dalam mengembangkan kemampuan baik secara afeksi, kognitif dan psikomotor.Sehubungan dengan hal tersebut pembelajaran Sosiologi turut berkonstribusi bagi siswa dalam pembentukan nilai dan kepribadian serta kajiannya yang didasarkan pada pengamatan dan penalaran. Namun berdasarkan observasi di kelas XI MA MIFTAHUL FALAH PASURUAN ditemukan beberapa siswa kurang bersimpati dan cenderung pasif selama pembelajaran Sosiologi. Hal ini nampak jelas bahwa 46,4% dari 28 siswa di kelas XI kurang fokus dan interaktif selama pembelajaran. Di samping itu berdasarkan tes yang dilaksanakan dengan tema masyarakat multikultural, menunjukkan bahwa 53,6% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan yakni 70. Hal ini disebabkan lemahnya pemahamansiswa terhadap materi pembelajaran dan jarangterlatih untuk berpikir analitis dan kritis. Sementara itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, ditemukan bahwa mereka cenderung bosan dan jenuh selama pembelajaran. Setelah diadakan refleksi, ternyata guru kurang maksimal dalam mempersiapkanpembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Menyikapi kondisi di atas, maka dibutuhkan solusi pembelajaran yang harus segera dilaksanakan.Solusi tersebut melalui pendekatan pembelajaran yang mampu mengakomodir dan mengeksplorasi keterampilan siswa serta menumbuhkan sikap empati terhadap gejala gejala sosial. Di samping itu diharapkan pula siswa dapat menemukanpemecahan masalah tersebut. Terkait dengan hal tersebut, pembelajaran yang sangat relevan adalah pendekatan pembelajaran inkuiri sosial. Dengan demikian peneliti hendak mengadakan penelitian dengan judul “implementasi pendekatan inkuiri sosial untuk meningkatkan pembelajaranSosiologi kelas XI IPS di MA Miftahul Falah Pasuruan” 56 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014 Implementasi Pendekatan Inkuiri Sosial Untuk Meningkatkan Pembelajaran Sosiologi KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Sosiologi Bruce Weil dalam Jufri (2013:41) mengemukakan tiga prinsip penting dalam pembelajaran yakni: a)proses pembelajaran membentuk kreasi lingkungan dapat mengubah sturkturkognitif peserta didik sehingga siswa memiliki pengalalamn belajr bermakna, b)berhubungan dengan tipe tipe pengetahuan yang harus dipelajari, c)proses pelaksanaan pembelajaran melibatkan lingkungan sosial. Proses pembelajaran memerlukan lingkungan yang aktif memberikan stimulus bagi peserta didik. Secara alamiah otak manusia mengontrol kemampuan kerja manusia dalam menyelesaikan masalah dan mengolah informasi serta keterampilan yang ditangkap oleh alat pembelajaran. (Jufri, 2013: 39). Sementara itu Sosiologi memiliki karakteristik sebagai pembelajaran yang mengkaji interaksi manusia dan kemampuan beradaptasi dalam menyikapi gejala gejala sosial.Hal ini terbukti bahwa sosiologi bersifat empiris, teoritis, non stis dan kumulatif (Muin, 2013:12).Dilihat dari kerangka saintifik, sosiologi memiliki sudut pandang dan metode serta sususnan tertentu.Obyek telaah sosiologi adalah manusia dan kelompok dengan memandang hakikat manusia dan kebudayaan.lapangan telaah sosiologi aadalah tingkah laku social terutama tingkah laku manusia dalam institusi sosialnya. (Tim Pengembang FIP UPI, 2007: 248). Di sisi lain tahap perkembangan siswa pada jenjang SMA/MA memasuki tahap operasional formal. Menurut Piaget dalam Asrori (2008:54) menjelaskan bahwa dalam tahap ini siswa dapat berpikir logis dan memecahkan persoalan persoalan yang bersifat hipotesis.Agar tercipta atmosfer belajar tersebut, maka guru dapat membangun komunikasipositif dan hangat sehingga terjalin hubungan yang dialogis dan kritis. Konsep ini sejalan dengan pendapat DePorter bahwa dalam pembelajaran juga perlu dibangun ikatan emosional dengan menciptakan kesenangan dalam belajar menjalin hubungan dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar. (DePorter, 2000:23). Jika ini kondisi ini terbentuk, maka kejenuhan dalam pembelajaran dapat diminimalkan.Sehubungan dengan hal tersebut pembelajaran sosiologi perlu didesain dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang didasarkan pada masalah masalah yang bersifat kontekstual yang kemudian dieksplorasi untuk dirumuskan pemecahan masalahnya. Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014 57 Novi Ariyanti Pendekatan Inkuiri Sosial Pendekatan pembelajaran inkuri sosial merupakan bagian dari strategi pembelajaran pemecahan masalah, dikembangkan oleh Massials dan Cox dalam Wena (2012:81) yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah sosial dan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi ini terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah masalah sosial. Kemampuan dalam memecahkan masalah banyak ditunjang oleh kemampuan menggunakan penalaran, yaitu kemampuan dalam melihat hubungan sebab akibat (Sumiati,2008:134). Pendapat ini sangat relevan dengan format pembelajaran yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 yakni Scientific Approach.Adapun tahapan pembelajaran inkuri di kelas adalah sebagai berikut: 1. Orientasi, pada tahap ini guru harus mampu membangun dan mengembangkan rasa peka terhadap masalah masalah sosial atas objek yang dibahas. 2. Pengembangan hipotesis, guru membantu siswa dalam mengembangkan hipotesis hipotesis yang berhubungan dengan masalah yang dikaji. 3. Definisi, hipotesis yang diajukan diklarifikasikan dan didefinisikan sehingga semua kelompok siswa dapat memahami dan mengkomunikasikan permasalahan yang dibahas. 4. Eksplorasi, hipotesis diperluas dan dianalisis implikasi serta deduksinya. 5. Pengumpulanbukti dan fakta, pada tahap ini siswa dibimbing untuk mengumpulkan bukti, fakta data yang berhubungan dengan hipotesis yang diajukan. 6. Generalisasi, siswa didorong untuk mengembangkan beberapa kesimpulan dana memilih pemecahan masalah yang tepat. (Wena, 2012:83) METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Miftahul Falah Capang Purwodadi Kabupaten Pasuruan kelas XI IPS pada bulan April hingga bulan Mei 2014 yang meliputi kegiatan:1) persiapan dan identifikasi masalah, 2) penyiapan instrumen penelitian, 3) pengumpulan dan analisis data, dan 4) penyusunan laporan. 58 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014 Implementasi Pendekatan Inkuiri Sosial Untuk Meningkatkan Pembelajaran Sosiologi Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan penelitian, maka peneliti menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif yang bersifat tindakan. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan suatu upaya atau tindakan yang sistematis dan bersifat partisipasi, maupun kolaboratif (Mc Taggart dalam Arikunto, dkk, 2007:106). PTK dilaksanakan dengan strategi siklus yang berangkat dari identifikasi masalah yang dihadapai guru yang terdiri dari penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, tindakan dan refleksi. Rangkaian kegiatan berurutan mulai dari rencana tindakan samapi dengan refleksi disebut satu siklus penelitian. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni: 1) perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, 4) analisis dan refleksi.(Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja, 2006:66). Penelitian ini diakhiri pada siklus kedua. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : observasi, wawancara, tes dan dokumentasi, berikut penjabarannya: 1)data yang berhubungan dengan penerapan pendekataninkuiri sosial menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, 2) data hasil belajar siswa materi “masyarakat multikultural”diperoleh dari tes awal dan tes akhir, 3) data tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh dari kegiatanobservasi, wawancara dan dokumentasi, 4)tanggapan dan pendapat siswa selama pembelajaran, didapat melalui wawancara peneliti dengan siswa yang bersifat lisan dan terbuka. Prosedur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, maka prosedur penelitian meliputi tahap tahap sebagaiberikut: 1. Tahap pengenalan masalah yakni mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah dengan mendalam, mengidentifikasi tindakan yang relevan. 2. Tahap persiapan tindakan meliputi: penyusunan jadwal penelitian, penyusunan RPP, penyusunan soal evaluasi. 3. Tahap penyusunan rencana tindakan yang dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri 2 kali pertemuan serta memiliki 4 tahap yakni perencanaan pelaksanaan, observasi dan intrepretasi, dan analisis refleksi. 4. Tahap implementasi tindakan yang didasarkan pada tujuan penelitian Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014 59 Novi Ariyanti yakni penerapan pendekatan inkuri sosial dalam pembelajaran Sosiologi. 5. Tahap pengamataan yang dilakukan selama aktivitas pembelajaran inkuiri sosial dengan bimbingan guru 6. Tahap penyusunan laporan. Proses Penelitian Secara rinci proses PTKdiklasifikasikan ke dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap dan 2 kali pertemuan. Berikut penjabarannya: 1. Rancangan siklus Imeliputi: a)Tahap perencanaan yakni: menyusun RPP, dan menyiapkan sumber, media, evaluasi lembar observasi, b)Tahap tindakan yakni: melaksanakan RPP, dengan observasi terhadap dampak tindakan, c)Tahap observasi yakni: mengamati dan mengintrepretasikan pembelajran dengan pendekatan inkuiri sosial, d)Tahap refleksi yakni menganalisis hasil observasi dan intrepretasi sehingga diperoleh kesimpulan kekurangan dan kelebihan pembelajaran. 2. Rancangan Siklus II, Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dirumuskan HASIL PENELITIAN Hasil Tindakan Sebelum dijabarkan hasil tindakan setiap siklus, ada baiknya dideskrispikan terlebih dahulu kompetensi dan indikator dalam pembelajaran Sosiologi di kelas XI IPS. Kompetensi yang ingin dicapai yakni menganalisis keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Adapun indikator terdiri dari: a)menjelaskan pengertian multikulturalisme, b)mengidentifikasi penyebab multikulturalisme, c)mendeskripsikan dampak multikulturalisme, dan d)mengeksplorasi pemecahan masalah multikulturalisme. Tahap berikutnya, yakni dengan mengklasifikasikan tiap indikator dalam tindakan pada siklus pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi dua jam pelajaran yakni 90 menit. Berdasarkan pada rancangan siklus maka pada tahap perencanaan terdiri dari: 1) mendesain pembelajaran, 2) menyiapakan media pembelajaran berupa LCD dan artikel, hingga 3) menyiapkan lembar observasi, evaluasi dan foto. Sedangkan tahap tindakan dilaksanakan pada tanggal 4, 8, 22 dan 25 April 2014 dengan model pembelajaran inkuri sosial berbasis pendekatan ilmiah. 60 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014 Implementasi Pendekatan Inkuiri Sosial Untuk Meningkatkan Pembelajaran Sosiologi Berdasarkan tindakan yang dilaksanakan setiap dideskripsikan hasil tindakan pada tabel berikut ini : No Aktivitas siklus, dapat Prosentase Siklus I Siklus II 1 2 1 2 1. Keaktifan dan antusiasme dalam belajar 53,5% 67,8% 78,5% 85,7% 2. Kerjasama diskusi 53,5% 64,2% 78,5% 82% 3. Ketepatan dalam mengerjakan soal diskusi (tim) 57% 64,2% 75% 85,7% 4. Kemampuan dalam menganalisis keanekaragaman kelompok sosial dan multikultural 53,5% 64,2% 71% 85,7% dalam Pada siklus I, nampak siswa menunjukkan antusias dan simpati sebesar 53,5% dan meningkat pada pertemuan II menjadi 67,8% atau sejumlah 18 siswa. Kondisi ini disebabkan guru menyediakan LCD dan sumber belajar berupa artikel terkait dengan tema pembelajaran.Aspekkerjasama dalam diskusi kelasjugamengalami kenaikan sebesar 10%, hal ini disebabkan sumber belajar yang disajikan sebagai bahan diskusi cukup kontekstual dan menarik untuk dieksplorasi.Sementara itu kendala yang dijumpai adalah guru belum maksimal membimbing siswa merumuskan hipotesis, namun dapat diatasi pada pertemuan kedua dengan perolehan hasil belajar sebesar 64,2% mencapai KKM Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka pada siklus II dapat dideskripsikan siswa lebih produktif dalam pembelajaranhal ini ditandai dengan85,7% atau 23 siswa dapat mengidentifikasi penyebab dan solusi dari dampak multikulturalisme. Kondisi ini juga diikuti dengan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan dengan baik dan percaya diri.Hasil belajar siswa menunjukkan dari 28 siswa hanya 4 yang belum mencapai KKM dengan rata rata kelas 80 dan 5 diantaranya memperolehnilai 100. (lih.lampiran) Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014 61 Novi Ariyanti PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I dan II dapat dideskripsikan bahwa kualitas proses pembelajaran Sosiologi dengantema multikulturalisme mengalami peningkatan setiap siklusnya. Siklus I menunjukkan siswa mulai bersimpati dan antusias dalam pembelajaran, namun masih mengalami kendala terutama ketika siswa merumuskan hipotesis.Untuk mengatasi hal tersebut, guru memotivasi siswa agar lebih percaya diri mengemukakan gagasan dalam diskusi.Di samping ituartikel untuk bahan diskusi cukup kontekstual sehingga membangkitkan rasa ingin tahu siswa dalam mengeksplorasinya. Siklus ke II merupakan perbaikan dari siklus I yakni:1) proses pembelajaran dengan langkah langkah pembelajaran yang semakin rinci dan sistematis,2) penyediaan sumber belajar semakin kaya dan menarik, 3) pemberian punishmentatau reward dalam kegiatan diskusi dengan tujuan agar siswa lebih memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan tugas serta semakin termotivasi dalam mengeksplorasi kemampuan untuk berpikir kiritis dan komunikatif dalam pembelajarandan 4) guru cukup sensitif untuk menegur dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi pendekatan inkuri sosial dapat meningkatkan pembelajaran Sosiologi di kelas XI baik proses maupun hasil pembelajaran. 62 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014 Implementasi Pendekatan Inkuiri Sosial Untuk Meningkatkan Pembelajaran Sosiologi PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian yangberjudul “Implementasi pendekatan inkuiri sosial dalam meningkatkan pembelajaran Sosiologi kelas XI di MA Miftahul Falah Pasuruan”adalah siswa mengalami peningkatan dalam pembelajaran Sosiologi hingga 39%. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek yakni keaktifan dan antusaisme dalam pembelajaran, kerjasama dalam diskusi, ketepatan dalam menjawab pertanyaandan kemampuan dalam menganalisis kenakeragaman kelompok sosial/ multikulturalisme. Saran Berdasarkan kesimpulan maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya dalam menerapkan pembelajaran inkuiri sosial guru lebih mempersiapkan materi yang kontekstual dan terkini agar siswa dapat merespon dengan gejala sosial di sekitar siswa. 2. Hendaknya guru dapat menyediakan sumber belajar yang cukup selama proses pembelajaran baik berupa artikel maupunkamus sosiologi 3. Hendaknya guru lebih memotiviasi siswa tidak hanya sekedar dengan pujian dan peringatan namun juga berupa pemberian hadiah berupa pine atau pengurangan nilai. 4. Hendaknya pembelajaran dengan pendekatan inkuri sosial dapat digunakan sebagai alternatif dalam memperbaiki pembelajaran khsusnya melatih siswa berpikir kritis dan komunikatif. Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014 63 Novi Ariyanti DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori.2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima DePorter, Bobbi, dkk. 2003.Quantum Teaching. Bandung: Kaifa Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA. Jakarta: Erlangga Sumiati, dkk.2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV.Wacana Prima. Suyadi.2012.Buku panduan professional PTK dan PTS. Yogyakarta: Andi Offset Tim Pengembang Ilmu pendidikan FIP UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I. Bandung:Imtima Wena.Made.Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya 64 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014