Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Michella Beatrix1) dan I Putu Artama Wiguna2) 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail: [email protected] 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pada berbagai proyek konstruksi sering terjadi change order atau permintaan perubahan. Change order dapat terjadi selama proses konstruksi dan tidak dapat dihindari. Terjadinya change order pada proyek konstruksi ini sering memberikan dampak negatif yang dapat mempengaruhi biaya, waktu dan mutu proyek. Penelitian ini betujuan untuk menentukan besarnya pengaruh change order terhadap biaya, waktu dan mutu proyek konstruksi. Faktor penyebab change order dalam penelitian ini merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proyek baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini diawali dengan pengambilan data melalui metode kuisioner yang disebarkan pada pihak kontraktor proyek di surabaya dengan responden adalah project manager atau pimpinan proyek. Selanjutnya data kuisioner yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Hasil analisis partial least square menunjukkan bahwa terjadinya change order memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap biaya, waktu, dan mutu proyek konstruksi di Surabaya, dengan besarnya besarnya pengaruh yang diberikan terhadap biaya 36,3%, waktu 21,6% dan mutu proyek adalah 17,2%. Kata kunci: Permintaan perubahan, Change order, Biaya, Waktu, Mutu, Partial Least Square PENDAHULUAN Pada proyek konstruksi pasti akan muncul berbagai masalah, dan diantaranya adalah change order. Yang dimaksud dengan change order adalah perubahan (umumnya berupa penambahan) lingkup proyek setelah kontrak ditandatangani (Soeharto, 2001). Selain itu change order juga dapat berupa pergantian atau pengurangan item pekerjaan selama proses pelaksanaan konstruksi berlangsung. Kebutuhan untuk membuat perubahan dalam proyek konstruksi adalah masalah yang umum pada kenyataannya (Keane, Sertyesilisik, & Ross, 2010). Proyek yang terutama besar dan kompleks akan selalu mengalami perubahan lingkup kerja, baik besar maupun kecil (Soeharto, 2001). Dalam setiap proyek konstruksi, terutama untuk proyek bangunan gedung, penyebab dari terjadinya change order tidak pernah sama, dimana dapat disebabkan oleh beberapa faktor, dan juga dapat disebabkan oleh beberapa pihak, baik dari pihak pemilik proyek, pihak konsultan, pihak kontraktor proyek dan pihak lainnya. Change order yang terjadi dapat memberikan akibat secara langsung atau tidak langsung. Akibat atau konsekuensi yang mungkin terjadi akan mempengaruhi proyek yang nantinya dapat berdampak pada biaya proyek, waktu penyelesaian proyek, serta kualitas akan hasil yang ingin dicapai. Perubahan yang tak terencana dalam proyek konstruksi dapat menyebabkan pekerjaan tambahan di luar yang diharapkan, sehingga akan berdampak pada tambahan biaya dan waktu (Chen & Hsu, 2007). ISBN : 978-602-97491-9-9 B-1-1 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 Beberapa penelitian sebelumnya memberikan gambaran bahwa dengan terjadinya change order akan berdampak negatif pada pelaksanaan proyek, diantaranya adalah penelitian Kaming, dkk (1997) yang mempelajari faktor yang mempengaruhi 31 proyek high rise di Indonesia dan menemukan bahwa change order berupa perubahan desain adalah salah satu faktor paling penting yang menyebabkan time overrun, disamping itu Kaming, dkk menyadari bahwa perubahan desain pasti menyebabkan variasi pada biaya awal. Penelitian Lee (2008) yang mempelajari data 161 proyek transportasi yang telah selesai, memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa 95% dan 100% dari proyek jalan dan kereta api, masing-masing memiliki kenaikan biaya 50%. Penelitian Hwang, dkk (2009) yang meneliti tentang rework yang berdampak pada biaya dan schedule pada industri konstruksi, dengan menggunakan data dari 359 proyek konstruksi diperoleh bahwa pekerjaan rework dapat mempengaruhi dan memberi dampak pada biaya. Penyebab terjadinya rework adalah dikarenakan adanya change order dari pihak pemilik proyek dan juga kesalahan dari pihak kontraktor. Analisa pengaruhnya change order dapat menunjukkan pentingnya tahap pelaksanaan konstruksi, suksesnya manajemen proyek, dan suksesnya hubungan antar pihak (Keane, Sertyesilisik, & Ross, 2010). Sehubungan dengan area obyek penelitian yaitu di Surabaya, terjadinya change order pada setiap pelaksanaan proyek juga dialami oleh proyek-proyek konstruksi bangunan gedung di Surabaya, dengan berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya change order. Change order yang terjadi memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan proyek yang berdampak pada kinerja proyek diantaranya terhadap biaya, waktu, mutu, dan produktifitas di lapangan. Analisa pengaruhnya change order dapat menunjukkan pentingnya tahap pelaksanaan konstruksi, suksesnya manajemen proyek, dan suksesnya hubungan antar pihak (Keane, Sertyesilisik, & Ross, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan besarnya pengaruh dari terjadinya change order pada proyek bangunan gedung terutama untuk proyek swasta yang berada di surabaya dengan faktor penyebab change order adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proyek baik secara langsung maupun tidak langsung, dan untuk mengetahui pihak mana yang paling sering mengajukan change order selama pelaksanaan konstruksi. Untuk menentukan besarnya pengaruh change order akan digunakan metode partial least square. METODE Penelitian ini secara garis besar terdiri atas dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan pengolahan data dengan metode Partial Least Square (PLS). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode survei yaitu berupa penyebaran kuisioner kepada responden. Data kuisioner disebarkan kepada pihak kontraktor kualifikasi menengah dan besar dengan respondennya adalah para project manager atau pimpinan proyek yang pernah menangani proyek bangunan gedung terutama proyek swasta di Surabaya. Kuisioner terdiri dari beberapa pertanyaan terkait indikator penelitian. Tahap Pengolahan Data Dengan Metode Partial Least Square (PLS) Tahap pengolahan data adalah mengolah 32 data kuisioner hasil jawaban responden yang telah terkumpul dengan metode PLS yang dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahap outer model dan inner model. Partial Least Square (PLS) merupakan alternatif Structural Equation Modeling (SEM), PLS cocok digunakan untuk tujuan prediksi, dengan jumlah sampel yang kecil, data dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval, dan rasio (Ghozali, 2006). ISBN : 978-602-97491-9-9 B-1-2 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 1. Tahap Outer Model (Model Pengukuran) yang merupakan tahapan pengujian hubungan antara variabel laten dengan indikator. Pengujian Outer Model terdiri dari Convergent Validity, Discriminant Validity, dan Composite Realibility. Suatu indikator dikatakan memenuhi convergent validity jika memiliki nilai outer loading > 0,50. Pengujian Discriminant Validity yaitu dengan membandingkan nilai dari akar AVE tiap variabel dengan korelasi yang melibatkan variabel yang bersangkutan dengan variabel yang lainnya di dalam model. Jika nilai dari akar AVE lebih besar dibandingkan korelasikorelasi antar variabel, maka dapat disimpulkan bahwa discriminant validity telah terpenuhi. Composite reliability Sebuah variabel dikatakan memenuhi reliabilitas jika memiliki nilai composite reliability > 0,70 (Ghozali, 2006). 2. Tahap Inner Model (Model Struktural) adalah tahapan pengujian antar variabel laten. Model Struktural dievaluasi dengan menggunakan R-Square, Q-Square, dan Uji t. Hasil dari pengujian ini akan menunjukkan besarnya pengaruh change order terhadap biaya, waktu dan mutu serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural yang ditunjukkan dengan nilai t-hitung diatas 1,96. Variabel faktor penyebab change order beserta dengan indikatornya yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 1. Variabel faktor Penyebab Change Order : Faktor Penyebab change order Faktor Lingkungan Indikator - Faktor Politik Faktor Sosial - Ekonomi Faktor Teknis Faktor Organisasi - Kondisi Cuaca Bencana Alam Kondisi yang tak terduga Perubahan dalam Kebijakan Pemerintah Perubahan dalam Undang-Undang Ketenagakerja, dan Kondisi Kerja Keterlambatan dalam Izin Perencanaan Siklus Pembangunan Ekonomi Dampak Inflasi pada Material, Peralatan, dan Fluktuasi Harga Tenaga Kerja Etnis dan Budaya Material Baru Metode Konstruksi Baru Kompleksitas Teknologi Kesalahan dan kelalaian Gambar yang tidak lengkap Kecelakaan kerja Pertimbangan keamanan Permintaan Perubahan dari owner Kompetensi dan Keahlian Buruk dalam Komunikasi Ketidakstabilan Tim Literatur (Sun & Meng, 2009); (Wu, Hsieh, & Cheng, 2005) (Sun & Meng, 2009); (Wu, Hsieh, & Cheng, 2005) (Sun & Meng, 2009); (Keane, Sertyesilisik, & Ross, 2010) (Sun & Meng, 2009); (Hsieh, Lu, & Wu, 2004) (Akinsola, Potts, Ndekugri, & Harris, 1997); (Sun & Meng, 2009) Variabel pengaruh change order beserta dengan indikatornya yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. ISBN : 978-602-97491-9-9 B-1-3 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 Tabel 2. Variabel Pengaruh Change Order Variabel Pengaruh Change Order Biaya Waktu Mutu Indikator - Peningkatan Biaya overhead Peningkatan biaya peralatan dan material Tambahan biaya pembongkaran Tambahan biaya lembur Perpanjangan waktu untuk durasi kerja Perpanjangan waktu untuk pekerjaan tambah, rework/redesign Penundaan pengadaan peralatan dan material Terjadi penurunan kualitas Terjadi rework dan pembongkaran Terdapat cacat pada produk Literatur (Arain & Pheng, 2004); (Sun & Meng, 2009) (Arain & Pheng, 2004); (Sun & Meng, 2009) (Arain & Pheng, 2004); (Sun & Meng, 2009) Gambar 1. Model Penelitian Model penelitian diuji dengan menggunakan program SmartPLS 2.0. Pengujian model penelitian ini dimulai dengan memasukkan hasil jawaban responden dari kuisioner yang terkumpul kedalam program. Model tersebut kemudian diestimasi, sehingga mendapatkan besarnya pengaruh change order terhadap biaya, waktu, dan mutu proyek konstruksi di Surabaya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan data menggunakan metode PLS dengan program SmartPls 2.0 untuk model penelitian adalah sebagai berikut. 1. Outer Model (Model Pengukuran) Hasil pengujian untuk convergent validity diperoleh bahwa setiap indikator pada masingmasing variabel penelitian secara umum memiliki nilai outer loading di atas 0,50, terkecuali indikator dampak inflasi pada material, peralatan, dan fluktuasi harga tenaga kerja dan indikator kecelakaan kerja dimana masing-masing indikator ini memiliki outer loading di bawah 0,50, sehingga kedua indikator tersebut tidak valid dalam mengukur variabel penelitian atau tidak memenuhi convergent validity. Selanjutnya model di re-estimasi kembali dengan mengeliminasi kedua indikator yang tidak valid tersebut. Hasil re-estimasi telah memenuhi convergent validity karena semua outer loading di atas 0,50. ISBN : 978-602-97491-9-9 B-1-4 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 Pengujian Discriminant Validity yaitu dengan membandingkan nilai dari akar AVE. Berikut adalah pengujian discriminant validity dengan menggunakan perbandingan antara akar AVE dan korelasi antar variabel. Tabel 3. Akar AVE dan Korelasi Antar Variabel Variabel AVE Akar AVE Biaya F. Lingk. Biaya 0,526 0,725 1 F. Lingk 0,734 0,857 0,271 1 F. Org 0,749 0,865 0,582 0,515 1 F. Politik 0,581 0,762 0,419 0,659 0,374 1 F. Sos-Ek 0,638 0,799 0,097 0,151 0,344 0,007 1 F. Teknis 0,497 0,705 0,565 0,439 0,492 0,651 0,275 1 Mutu 0,685 0,827 0,551 -0,028 0,530 0,144 0,192 0,456 1 Waktu 0,789 0,888 0,638 0,142 0,515 0,236 0,274 0,429 0,422 F. Org. F. Politik F. SosEko F. Teknis Mutu Waktu 1 Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa secara umum nilai akar AVE setiap variabel nilainya lebih besar jika dibandingkan dengan nilai korelasi antara variabel dengan variabel lainnya di dalam model, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap variabel pada penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik. Pengujian Outer Model yang terakhir adalah composite reliability. Nilai composite reliability dari setiap variabel penelitian dari hasil pengujian diperoleh adalah lebih dari 0,7, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi kriteria reliabilitas yang diharapkan. Berikut adalah nilai composite reliability masing-masing variabel penelitian. Tabel 4. Composite Reliability Variabel Biaya Change Order F. Lingkungan F. Organisasi F. Politik F. Sos-Ek F. Teknis Mutu Waktu 2. Composite Reliability 0,812 0,900 0,891 0,899 0,803 0,777 0,873 0,866 0,918 Inner Model (Model Struktural) Evaluasi pertama pada inner model dilihat dari nilai R-Square. Berdasarkan pengolahan data dengan SmartPLS 2.0, dihasilkan nilai R-Square sebagai berikut. Tabel 5. Nilai R-Square Variabel Biaya Waktu Mutu R-Square 0.363 0.216 0.172 ISBN : 978-602-97491-9-9 B-1-5 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 Nilai R-Square untuk Biaya sebesar 0,363, memiliki arti bahwa prosentase besarnya keragaman data pada variabel Biaya yang dapat dijelaskan oleh variabel change order adalah sebesar 36,3%, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variabel change order dapat memberi pengaruh sebesar 36,3% pada biaya proyek, demikian pula dengan variabel waktu dan mutu dimana besarnya pengaruh yang diberikan oleh change order 21,6%, dan 17,2%. Pada model PLS, penilaian goodness of fit diketahui dari nilai Q2, semakin tinggi nilai Q2, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Dari Tabel 5. dapat dihitung nilai Q2 sebagai berikut. Nilai Q2 = 1 – (1 – 0,363) x (1 – 0,216) x (1 – 0,172) = 0,587 Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai Q2 sebesar 0,587, artinya besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model struktural adalah sebesar 58,7%, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Model struktural pada penelitian dapat dikatakan telah memiliki goodness of fit yang baik. Pengujian selanjutnya adalah uji t terhadap hipotesis penelitian, berdasarkan nilai koefisien path (original sample estimate) dan nilai t hitung (t-statistic) pada inner model. Tabel 6. Hasil Nilai Koefisien Path dan t-hitung Hipotesis Pengaruh H1 Change Order Biaya H2 Change Order Waktu H3 Change Order Mutu Koefisien Path 0,603 0,465 0,414 t hitung 3,828 3,105 2,169 Keterangan Diterima Diterima Diterima Nilai koefisien path pengaruh dari variabel change order terhadap Biaya adalah sebesar 0,603 dengan t hitung sebesar 3,828 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,96, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara change order terhadap biaya proyek konstruksi yang menjadi sampel penelitian. Nilai koefisien path pengaruh dari variabel change order terhadap Waktu adalah sebesar 0,465 dengan t hitung sebesar 3,105 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,96, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara change order terhadap waktu pengerjaan proyek. Nilai koefisien path pengaruh dari variabel Change Order terhadap Mutu adalah sebesar 0,414 dengan t hitung sebesar 2,169 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,96, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara change order terhadap mutu proyek. Dari hasil ini maka hipotesis dari penelitian dapat diterima kebenarannya, bahwa change order berpengaruh terhadap biaya, waktu, dan mutu proyek konstruksi bangunan gedung di surabaya KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terjadinya change order pada pelaksanaan konstruksi bangunan gedung memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap biaya, waktu dan mutu proyek konstruksi di Surabaya. 2. Besarnya pengaruh yang diberikan change order terhadap biaya 36,3%, terhadap waktu 21,6% dan terhadap mutu proyek adalah 17,2%. Untuk memperbaiki hasil penelitian ini, maka sarannya adalah: 1. Penggunaan sumber data, sebaiknya menggunakan data sekunder dalam menilai variabel biaya dan waktu. Dengan menggunakan data sekunder pengukuran akan lebih akurat ISBN : 978-602-97491-9-9 B-1-6 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 sehingga hasil penelitian akan lebih mempresentasikan keadaan yang sebenarnya terjadi selama pelaksanaan konstruksi. 2. Pemilihan jenis proyek bangunan gedung sebaiknya dilakukan untuk bangunan gedung yang sejenis, sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melihat pengaruh terjadinya change order terhadap biaya, waktu, dan mutu proyek akan menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Akinsola, A. O., Potts, K. F., Ndekugri, I., & Harris, F. C. (1997). Identification and Evaluation of Factors Influencing Variations on Building Projects. International Journal of Project Management , Vol. 15, p. 263-267. Arain, F. M., & Pheng, L. S. (2004). Effective Management of Contract Variations Using a Knowledge Based Decision Support System. Centre for Education in the Built Environment , No. 10, p. 11-24. Chen, J.-H., & Hsu, S. (2007). Hybrid ANN-CBR Model for Disputed Change Orders in Construction Projects. Automation in Construction , Vol. 17, p. 56-64. Ghozali, I. (2006). Structural Equation Modeling: Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hsieh, T.-Y., Lu, S.-T., & Wu, C.-H. (2004). Statistical Analysis of Causes for Change Order in Metropolitan Public Works. International Journal of Project Management , Vol. 22, p. 679-686. Hwang, B.-G., Thomas, S. R., Haas, C. T., & Caldas, C. H. (2009). Measuring the Impact of Rework on Construction Cost Performance. Journal of Construction Engineering and Management , Vol. 135, p. 187-198. Kaming, P. F., Olomolaiye, P. O., Holt, G. D., & Harris, F. C. (1997). Factor Influencing Construction Time and Cost Overruns on High Rise Projects in Indonesia. Construction Management and Economics , Vol. 15, p. 83-94. Keane, P., Sertyesilisik, B., & Ross, A. D. (2010). Variations and Change Orders on Construction Projects. Journal of Legal Affairs and Dispute Resolution in Engineering and Construction , Vol. 2, p. 89-96. Lee, J.-K. (2008). Cost Overrun and Cause in Korean Social Overhead Capital Projects: Road, Rail, Airports, and Ports. Journal of Urban Planning and Development , Vol. 134, p. 59-62. Soeharto, I. (2001). Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta: Erlangga. Sun, M., & Meng, X. (2009). Taxonomy for Change Causes and Effects in Construction Projects. International Journal of Project Management , Vol. 27, p. 560-572. Wu, C.-h., Hsieh, T.-y., & Cheng, W.-l. (2005). Statistical Analysis of Causes for Design Change in Highway Construction on Taiwan. International Journal of Project Management , Vol. 23, p. 554-563. ISBN : 978-602-97491-9-9 B-1-7