PENGAMATAN PERTUMBUHAN MURBEI

advertisement
PENGAMATAN PERTUMBUHAN MURBEI (Morus alba)
MENGGUNAKAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA DI
PERSEMAIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
Oleh:
IRFAN L
NIM. 130500018
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2016
PENGAMATAN PERTUMBUHAN MURBEI (Morus alba)
MENGGUNAKAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA DI
PERSEMAIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
Oleh:
IRFAN L
NIM. 130500018
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2016
PENGAMATAN PERTUMBUHAN MURBEI (Morus alba)
MENGGUNAKAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA DI
PERSEMAIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
Oleh:
IRFAN L
NIM. 130500018
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah
: Pengamatan Pertumbuhan Murbei (Morus alba)
Menggunakan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk
Urea di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda
Nama
: Irfan L
Nim
: 130500018
Program Studi
:
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pengelolaan Hutan
Pembimbing,
Penguji I,
Penguji II,
Ir. Muhammad Nasir, MP
Nip. 19611220 19880 3 1002
Ir. M. Masrudy, MP
Nip. 19600805 19880 3 1003
Ir. Noorhamsyah, MP
Nip. 19640523 199703 1 001
Menyetujui,
Ketua Program Studi Pengelolaan Hutan
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Agustina Murniyati, S.Hut, MP
NIP. 19720803 19980 2 2001
Ir. M. Masrudy, MP
NIP. 19600805 19880 3 1003
ABSTRAK
IRFAN L, Pengamatan Pertumbuhan Murbei (Morus alba) Menggunakan Pupuk
Kandang Ayam dan Pupuk Urea di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda. (di bawah bimbingan Muhammad Nasir
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang
pertambahan pertumbuhan tunas tanaman murbei di stek menggunakan media
pupuk kandang ayam dan pupuk urea. Cara melakukan penelitian ini adalah
mengukur tinggi tunas tanaman murbei menggunakan mistar.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata
rata pertumbuhan tinggi
tunas murbei mengalami peningkatan mulai dari pengukuran pertama sampai
pengukuran terakhir. Pada pupuk kandang ayam rata rata tinggi tunas yaitu
pada pengukuran pertama 0,38 cm, pengukuran kedua 1,58 cm, pengukuran
ketiga 2,51 cm dan pada pengkuran keempat 3,44 cm. Sedangkan pada pupuk
urea rata
rata tinggi tunas yaitu pada pengukuran pertama 1,45 cm,
pengukuran kedua 3,47 cm, pengukuran ketiga 5,44 cm dan pengukuran
keempat 7,41 cm.
Dari hasil penelitian ini pertumbuhan tinggi tunas tanaman murbei yang
paling cepat adalah pada media yang menggunakan pupuk urea. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan karena kandungan unsur hara yang terkandung dalam
pupuk urea lebih tinggi dari pada pupuk kandang ayam sehingga membuat
pertumbuhan tunas lebih cepat.
Kata kunci : pertumbuhan tunas tanaman murbei
RIWAYAT HIDUP
IRFAN L, lahir pada tanggal 06 September 1993 di Buntu
Sulawesi Selatan. Merupakan anak kedua dari 3 bersaudara
dari pasangan Bapak Lagiman dengan Ibu Suriati.
pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2007, kemudian
tahun 2010. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 1
Enrekang Jurusan Akutansi dan lulus pada tahun 2013.
Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2013 di Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Pengelolaan Hutan.
Selama menempuh pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
bergabung dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPA POLITANI). Pada
tanggal 1 Maret 2016 s/d 29 April 2016 mengikuti program PKL (Praktek Kerja
Lapang) di PT. Inhutani I UMH Labanan Kecamatan Segah, Kabupaten Berau,
Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini berdasarkan
penelitian yang dilaksanakan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda. Karyah Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Penulis
menyadari
bahwa
penyusunan
Karya
Ilmiah
ini
dapat
terselesaikan karena adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Olehnya itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi
moral maupun material kepada penulis
2. Bapak Ir. Muhammad Nasir, MP selaku dosen pembimbing Karyah Ilmiah
3. Ibu Agustina Murniyati, S.Hut, MP selaku Ketua Program Studi Pengelolaan
Hutan.
4. Dosen Penguji I Bapak Ir. M. Masrudy, MP dan Dosen Penguji II Bapak Ir.
Noorhamsyah, MP.
5. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
6. Bapak Ir. Hasanudin, S.Hut, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
7. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bang Yukang dan Bang
Bruhau yang telah banyak memberikan masukan serta saran dalam
menyelesaikan laporan Karya Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini, masih ada
kekurangan oleh karena itu kritik dan saran penulis terima demi perbaikan Karya
Ilmiah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya.
Penulis,
Kampus Gunung Panjang, Agustus 2016
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................
v
DAFTAR ISI ...............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
ix
I.
PENDAHULUAN .................................................................................
1
II.
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
A. Tinjauan Umum Tentang Tanaman Murbei (Morus alba) ................
B. Tinjauan Umum Tentang Pupuk dan Pemupukan ...........................
C. Pupuk dan Pemupukan untuk Tanaman Murbei ..............................
D. Pupuk Urea dan Kegunaannya .......................................................
E. Pupuk Organik ................................................................................
F. Perkembangbiakan Tumbuhan .......................................................
G. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman ......................
4
4
9
12
13
14
20
26
III. METODE PENELITIAN .......................................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................
B. Alat dan Bahan Penelitian ...............................................................
C. Prosedur Kerja ................................................................................
D. Pengolahan Data ............................................................................
31
31
31
32
33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
A. Hasil ...............................................................................................
B. Pembahasan ..................................................................................
34
34
34
V.
KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran .............................................................................................
36
36
36
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
37
LAMPIRAN.................................................................................................
39
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1. Pengisian Polybag ........................................................................ ..
43
2. Penanaman Stek Murbei (Morus alba).......................................... ..
43
3. Kegiatan Penyiraman ................................................................... ..
44
4. Pemasangan Nomor/label ............................................................ ..
44
5. Pemberian Pupuk ......................................................................... ..
45
6. Pengukuran Tunas Murbei............................................................ ..
45
DAFTAR TABEL
Nomor
Tubuh Utama
1. Rata Rata Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Morus alba)
Halaman
. 34
2. Data Pengukuran Pertama ............................................................. .. 39
3. Data Pengukuran Kedua ................................................................ .. 40
4. Data Pengukuran Ketiga ................................................................. .. 41
5. Data Pengukuran Keempat ............................................................. .. 42
BAB I
PENDAHULUAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sangat banyak,
seperti iklim, edafis dan lain-lain. Untuk memicu pertumbuhan bisa menggunakan
pupuk kandang dan pupuk buatan pabrik seperti urea. Demikian juga terhadap
tanaman murbei akan memberikan respon pertumbuhan yang berbeda jika diberi
pupuk yang berbeda.
Tanaman murbei (Morus alba) berasal dari Cina, tumbuh baik pada
ketinggian lebih dari 100 m di atas permukaan laut dan memerlukan cukup sinar
matahari. Tanaman ini mempunyai banyak jenis, tinggi pohon sekitar 9 m dan
mempunyai percabangan banyak, berdaun tunggal, letak berseling dan
bertangkai dengan panjang 1
4 cm.
Tanaman murbei sudah lama dan mempunyai banyak nama. Tanaman
murbei ini disebut besaran (Jawa Tengah dan Jawa Timur), kertu (Sumatra
Utara), gertu (Sulawesi), kitaoc (Sumatra Selatan), kitau (Lampung), ambatuah
(Tanah Karo), moerbei (Belanda), mulberry (Inggris), gelsa (Italia), murles
(Prancis).
Murbei (M. alba) mempunyai banyak varietas dan dapat tumbuh dengan
persyaratan yang tidak terlalu berat. Tanaman yang semula berasal dari Cina ini,
di samping diusahakan sebagai tanaman penghijauan juga diusahakan untuk
diambil daunnya sebagai makanan ulat sutera.
Di Indonesia, usaha budi daya murbei (M. alba) untuk keperluan usaha
pemeliharaan ulat sutera, yang selanjutnya disebut sebagai usaha persuteraan
alam, sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1960 dengan lokasi pengembangan
terutama di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sulawesi Selatan.
2
Namun karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman teknik pemeliharaan
ulat dan pemintalan kokon, maka kegiatan tersebut dilaksanakan secara
tradisional oleh masyarakat setempat sebagai industri rumah tangga (Sunanto,
1997).
Menurut
(Goldsworthy,
2015)
pertumbuhan
tanaman
merupakan
kenaikan dalam bahan tanaman, suatu proses total yang mengubah bahan
mentah secara kimia dan menambahkannya dalam tanaman. Pertumbuhan
tanaman terjadi pada tingkat mikroskopik saat sel membesar dan membelah
sehingga terjadi pengembangan bagian tanaman yang terlihat.
Dari
pengertian
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
pengertian
pertumbuhan tanaman adalah suatu proses penambahan ukuran, penambahan
jumlah sel dan penambahan jumlah daun yang tidak akan kembali lagi pada
bentuk semulanya.
Pertumbuhan tanaman dapat dibedakan menjadi 3 fase, yaitu fase
perkecambahan, vegetatif dan generatif. Pertumbuhan awal tanaman lebih
banyak menggunakan zat zat cadangan yang berada di dalam batang.
Pertumbuhan vegetatif terutama terjadi pada
akar,
daun dan batang.
Pertumbuhan generatif terjadi pada pembentukan bunga dan biji. Organ-organ
yang mengalami pertumbuhan adalah akar, batang dan daun. Pertumbuhan
tanaman yang cepat dan lebat mempengaruhi kadar bahan kering, umumnya
pertumbuhan yang cepat pada musim hujan selalu diikuti dengan penurunan
kadar bahan kering, sedangkan kadar protein agak meninggi (Anonim, 2015).
Dari uraian di atas penulis mencoba melakukan penelitian dengan
menggunakan pupuk kandang dan pupuk urea. Tujuannya adalah untuk
memberikan gambaran tentang pertambahan pertumbuhan tunas tanaman
3
murbei (M. alba) yang di stek menggunakan media pupuk kandang ayam dan
pupuk urea.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan
informasi tentang pertambahan pertumbuhan tunas tanaman murbei terhadap
penggunaan atau pemanfaatan pupuk dalam membudidayakan tanaman murbei.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Tanaman Murbei (Morus alba)
1.
Botani tanaman murbei
Murbei berasal dari Cina yang mempunyai sistematika sebagai berikut :
Divisio
Divisio
Sub
2.
: Spermatophyta
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Urticalis
Famili
: Moraceae
Genus
: Morus
Spesies
: Morus alba
Bentuk tanaman murbei
Tanaman murbei (M. alba) berbentuk atau berhabitat semak (perdu)
yang tingginya sekitar 5 m
6 m. Tanaman murbei dapat juga berbentuk
pohon yang tingginya dapat mencapai 20 m
25 m, bahkan untuk spesies
Morus macroura dapat mencapai ketinggian sekitar 35 m (Sunanto, 1997).
a. Batang
Batang tanaman murbei memiliki warna bermacam
macam,
tergantung pada spesiesnya, yaitu hijau, hijau kecoklatan dan agak hijau
kelabu. Tanaman murbei memiliki percabangan banyak yang arahnya
dapat tegak, mendatar dan menggantung. Batang, cabang dan ranting
tanaman murbei tumbuh dari ketiak daun dan berbentuk bulat.
b. Daun
Tanaman murbei berdaun tunggal dan terletak pada cabang spiral.
Tulang daun sebelah bawah tampak jelas. Bentuk dan ukuran daun
5
bermacam
macam, tergantung pada jenis dan varietasnya, yaitu
berbentuk oval, agak bulat, bercangap, ada yang berlekuk dan ada yang
tidak berlekuk. Tepi daun bergerigi dan ujung daun meruncing atau
membulat. Sedangkan permukaan daun ada yang halus mengkilap, ada
yang agak kasab dan ada yang kasab.
c. Bunga dan Buah
Bunga murbei mempunyai tipe seks berumah satu (monoecious) atau
berumah dua (dioecious). Tanaman murbei memiliki bunga jantan dan
bunga betina yang masing
masing tersusun dalam untaian yang
terpisah satu sama lain. Buah murbei merupakan buah majemuk yang
berwarna hijau pada waktu masih muda, berwarna kuning kemerahan
pada waktu agak tua. Selanjutnya, bunga akan berwarna merah sampai
ungu kehitaman jika telah tua.
d. Akar
Murbei (M. alba) memiliki perakaran luas dan dalam. Tanaman murbei
yang berasal dari stek, meskipun pada umumnya tidak memiliki akar
tunggang, namun tampak ada akar yang tumbuh ke bawah yang mirip
dengan akar tunggang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa akar
tanaman murbei pada umumnya berkembang sampai pada kedalaman
10 cm
15 cm dari permukaan tanah. Akar tanaman murbei yang
berumur tua dapat berkembang sampai kedalaman lebih dari 300 cm.
e. Sifat
Tanaman murbei tahan terhadap perlakuan pemangkasan. Tanaman
murbei yang dipangkas dan dipelihara dengan baik akan tumbuh tunas
tunas baru (muda) yang berjumlah banyak dan tumbuh pesat serta
6
dapat menghasilkan daun yang banyak berwarna hijau segar. Daun
daun seperti inilah yang digunakan sebagai pakan ulat sutera.
3.
Penyebaran tanaman murbei
Persebaran tanaman murbei sangat luas, yaiutu di daerah Sub
Tropis dan daerah Tropis. Industri sutera pertama dimulai di Propinsi Chang
Tong. Sejarahwan Barat menyebutkan bahwa budi daya murbei menyebar
ke India melalui Tibet sekitar 140 Sebelum Masehi.
Hasil survei global tentang industri persuteraan alam dunia saat ini
menunjukkan bahwa tanaman murbei paling sedikit terdapat di 29 negara,
yaitu Jepang, Cina, Korea, Rusia, India, Brasil, Italia, Prancis, Spanyol,
Yunani, Yugoslavia, Turki, Srilangka, Hongaria, Mesir, Syria, Polandia,
Bulgaria, Libanon, Iran, Muangthai, Burma, Bangladesh, Afganistan, Cyprus,
Vietnam, Rumania, Kamboja Dan Indonesia.
Di Indonesia pemeliharaan ulat sutera dengan pakan daun murbei
mulai dikenal pada tahun 1948, yang dibawa oleh orang Jepang dan
dikembangkan di Jawa Barat. Salah satu pioner persuteraan di Indonesia
berasal dari Jawa Barat, yakni Bapak Moch (Sunanto, 1997).
4.
Manfaat tanaman murbei
Murbei (M. alba) merupakan tanaman yang mempunyai banyak
manfaat dan kegunaan. Murbei memiliki banyak kasiat, baik itu buah daun
hingga ranting murbei. Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan
rasanya enak, tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk
makanan ulat sutra, daun enak disayur dan berkhasiat sebagai pembersih
darah bagi orang yg sering bisulan. Selain itu daun murbei sebagaimana
disiarkan apotek herbal daun murbei juga memiliki kasiat lain diantaranya:
7
Demam, flu, malaria, batuk, rematik, darah tinggi ; kencing manis (diabetes
melitus) Kaki gajah ; radang mata merah , memperbanyak asi (air susu ibu),
keringat malam, muntah darah, batuk darah, batuk berdahak, kolesterol
tinggi. Cacingan, muka bengkak, sukar kencing, neurastenia, jantung
berdebar, rasa haus dan mulut kering, sukar tidur, telinga berdenging,
sembelit, Vertigo, hepatitis, kurang darah, rambut uban, sakit kepala, sakit
tenggorokan, sakit gigi, sakit pinggang, suburkan rambut. Selain obat
obatan, murbei juga sebagai tanaman konservasi tanah dan penghijauan. Di
Indonesia sekurang kurangnya ada enam jenis tanaman Murbei antara lain:
Morus nigra, Morus multicaulis, Morus Ausrtalis, Morus alba var. Macrophylla
dan Morus bombycis (Anonim, 2013).
Tanaman ini sudah lama dikenal di Indonesia dan mempunyai
banyak nama antara lain: Besaran (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Kertu
(Sumatera Utara), Gertu (Sulawesi), Kitaoc (Sumatera Selatan), Kitau
(Lampung), Ambatuah (Tanah Karo), Moerbei (Belanda), Mulberry (Inggris),
Gelsa (Italia) dan Murles (Perancis), (Susanto, 1997).
5.
Ciri-ciri tanaman murbei
Suriawiria,
(1966)
dalam
Admosoedarjo
et.
al,
(2000)
mengemukakan bahwa murbei banyak ditanam dan daunnya digunakan
sebagai pakan ulat sutera. Secara umum memiliki ciri
ciri sebagai berikut :
a. Memiliki pertumbuhan yang cepat
b. Mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan
c. Tahan terhadap hama dan penyakit
d. Produksi daun tinggi
e. Menghasilkan daun yang banyak dan kwualitas tinggi
8
f.
6.
Daun Murbei merupakan pakan utama bagi ulat sutera.
Syarat - syarat tumbuh tanaman murbei
Fauziyah,
(2007)
Mengemukakan
bahwa
murbei
(M.
alba)
mempunyai syarat tumbuh secara optimal di antaranya adalah sebagai
berikut :
a. Iklim
Tanaman murbei adalah tanaman daerah tropik. Daerah pertanamannya
yang utama di Indonesia adalah pulau Jawa dan Kalimantan yang
terletak pada zona antara 100 Lintang Selatan sampai daerah sub-artik
500 Lintang Utara pada umumnya di daerah beriklim panas (Kitaura,
1979 dalam Admososoedarjo et. al, 2000).
b. Curah hujan
Tanaman Murbei dapat tumbuh subur di daerah-daerah yang memiliki
curah hujan antara 635 mm - 2.500 mm per tahun.
c. Tinggi tempat dan suhu
Tanaman Murbei tumbuh di dataran tinggi pada ketinggian antara 300
800 m dpl. Suhu optimal untuk pertumbuhan Murbei adalah antara
23.9°C dan 26.6°C tetapi umumnya tanaman Murbei dapat tumbuh baik
dengan suhu minimum 13°C dan suhu maksimum 38 °C.
d. Tanah
Tanaman murbei dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Walaupun
demikian, keadaan tanah tetap perlu diperhatikan agar tanaman Murbei
dapat tumbuh subur. Pada prinsipnya, tanaman Murbei dapat tumbuh
baik jika drainase tanahnya baik, unsur hara tercukupi, tanah tidak asam
(pH optimal 6.5) dan kelembapan udara cukup menunjang yaitu sekitar
9
65-85%. Tanaman Murbei dapat tumbuh di daerah dataran rendah dan
dataran tinggi.
B. Tinjauan Umum Tentang Pupuk dan Pemupukan
1.
Definisi pupuk
Pupuk adalah bahan atau unsur hara dalam bentuk senyawa kimia
baik dalam bentuk organik maupun anorganik yang berguna untuk tanah dan
nutrisi tanaman (Kodri, 2009).
Pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan.
Pupuk alam adalah yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfot alam,
pupuk organik dan sebagainya. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat
pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja ditambahkan dalam
pupuk tersebut dalam jumlah tertentu, dimana pupuk ini dibedakan menjadi
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Produksi pangan tergantung pada
perpaduan (Integrasi) antara parameter parameter fisik dan biologis
sedangkan peranan pupuk ialah untuk mensuplai masukan ekstra hara hara
esensial kedalam daur pertumbuhan tanaman, yang dimaksudkan untuk
mempertahankan atau meningkatkan hasil tanaman.
Dalam pengertian sehari hari pupuk adalah suatu bahan yang
dipergunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, sedangkan pemupukan
pada umumnya diartikan sebagai penambahan bahan bahan lain yang
dapat mempernaiki sifat sifat tanah misalnya pengapuran dan lain lain
(Masrudy, 1990).
2.
Definisi pemupukan
Adapun defenisi lain mengenai pemupukaan yaitu mengaplikasikan
bahan atau unsur-unsur kimia organik atau anorganik yang ditunjukkan atau
10
perbaikan kondisi kimia tanah dan mengganti kehilangan unsur hara bagi
tanaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman.
Beberapa cara pemupukan yang baik antara lain :
a. Tepat dosis : pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan
dengan jumlah unsur hara yang di butuhkan tanaman pada setiap fase
pertumbuhan.
b. Tepat waktu : pemupukan harus sesuai dengan masa kebutuhan hara
pada setiap fase atau umur tanaman dan kondisi iklim atau cuaca.
c. Tepat sasaran : harus tepat pada sasaran yang ingin dipupuk.
Contohnya jika yang ingin dipupuk adalah tanaman maka pemberian
pupuk harus berada pada daerah sekitar tanaman.
d. Dalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan
pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma
pengganggu (Kodri, 2009).
3.
Waktu pemberian pupuk
Waktu pemberian pupuk dilakukan pada akhir musim hujan dan
waktu antara hujan dan musim kemarau. Di lakukan kira-kira 2 minggu
setelah pemangkasan dengan jarak waktu 4 bulan (3 kali setahun).
Pupuk pada umumnya diberikan pada tanaman menurut aturan atau
cara aplikasi sebagai berikut :
a. Penebaran secara merata di atas permukaan tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran
pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur
dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat
11
merata sehingga perkembangan akar pun lebih seimbang. Tidak
disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.
b. Larikan
Caranya, buat parit kecil di samping barisan tanaman sedalam 6
10
cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup
kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris
tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di
sekeliling pohon dengan jari
jari 0,5
1 kali jari
jari tajuk. Pupuk
yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari
membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena
menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang, misalnya akar
tumbuh lebih pesat dari sisi yang diberi pupuk. Karena itu, aplikasi
pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan
pupuk (bergantian). Biasanya, cara ini dilakukan untuk memberikan
pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran
yang terbatas, disarankan untuk menggunakan cara larikan.
c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman
benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam
yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim
menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik atau pupuk slow
release,
12
d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman
sedalam 10
15 cm. Setelah pupuk dimasukkan ke dalam lubang, tutup
kembali lubang dengan tanah untuk penguapan. Cara ini dapat
dilakukan di samping kiri dan samping kanan baris tanaman atau di
sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini
adalah pupuk slow release atau pupuk tablet.
e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan ke dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air
irigasi.
Cara
ini
dilakukan
untuk
tanaman
yang
pengairannya
menggunakan sistem sprinkle (percikan). Cara ini banyak diterapkan
pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf
atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Pada cara ini,
akurasi dan penyerapan oleh akar dapat lebih tinggi (Novisan, 2002).
C. Pupuk dan Pemupukan Untuk Tanaman Murbei
1.
Pupuk untuk tanaman murbei
Menurut petunjuk teknis di Jepang, jumlah N yang diperlukan untuk
0,1 ha adalah 30 kg, untuk menghasilkan kokon sebanyak 120 kg. Jumlah P
yang disarankan sebanyak 14
16 kg dan jumlah K 12
20 kg dalam
bentuk pupuk kimia. Jumlah yang diperlukan tergantung pada tipe tanah dan
topografi.
Pemupukan dengan kandungan N dengan dosis 300 kg N/ha/tahun
di Sulawesi Selatan dapat memproduksi daun cukup baik. Pupuk P dan K
perlu diberikan sebagai dasar. Pemberian pupuk dasar secara terus
13
menerus dapat menurunkan jumlah daun murbei pada tahun ke dua. Karena
itu disarankan untuk memberikan pupuk kompos (Usagi, 2000).
2.
Jenis pupuk untuk tanaman murbei
Ada dua jenis pupuk untuk tanaman murbei yaitu pupuk organik dan
kimia. Pupuk yang dapat digunakan antara lain pupuk kandang, jerami,
potongan rumput, serbuk gergaji, kotoran ulat sutera, daun, dsb. Untuk
pupuk kimia seperti urea mudah dalam hal penggunaannya dan cepat
memberikan hasil tetapi sukar untuk memperbaiki struktur tanah. Sebaliknya
pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah, meskipun memerlukan
tenaga kerja yang banyak untuk menanganinya. Olehnya itu perlu metode
yang rasional untuk menggabungkan penggunaan pupuk organik dan pupuk
kimia (Samsijah dan Kusumaputra, 1982).
D. Pupuk Urea dan Kegunaannya
1.
Pupuk urea
Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)
berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan
rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air
dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Karena itu
sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea
mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg
urea mengandung 46 kg Nitrogen.
14
2.
Kegunaan pupuk urea
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk urea sangat besar
kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan antara
lain:
a. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir
hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam
proses fotosintesa
b. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang
dan lain- lain)
c. Menambah kandungan protein tanaman
d. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha
perikanan (Usagi, 2000).
E. Pupuk Organik
1.
Pengertian pupuk organik
Menurut (Rohendi, 2005) pupuk organik didefenisikan sebagai pupuk
yang sebagian atau seluruhnya berasal dari tanaman yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair digunakan mensuplai
bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Teknologi pupuk organik berkembang pesat selama ini. Perkembangan ini
tidak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan
berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan
tanah, masalah kesehatan sampai masalah ketergantungan petani terhadap
pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik kembali dijalankan untuk
mengatasi berbagai masalah tersebut.
15
Ada berbagai jenis pupuk organik yang digunakan para petani
dilapangan. Secara umum pupuk organik dibedakan berdasarkan bentuk
dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi bentuk, terdapat pupuk organik
cair dan padat. Sedangkan dilihat dari bahan penyusunnya terdapat pupuk
hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.
2.
Manfaat pupuk organik
Manfaat pupuk organik menurut (Rachman, 2002) antara lain :
a. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara
tanaman yang lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam
jumlah tidak tertentu dan relatif kecil
b. Bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah
menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar
c. Bahan organik dapat mempermudah pengelolaan tanah-tanah yang
berat
d. Bahan organik meningkatkan daya menahan air sehingga kemampuan
tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak
e. Bahan organik memperbaiki kehidupan tanah (baik hewan tingkat tinggi
ataupun tingkat rendah) menjadi lebih baik karena ketersediaan
makanan yang terjaga
f.
Bahan organik dapat meningkatkan daya sangga terhadap goncangan
perubahan drastis sifat tanah.
Pada
umumnya,
menyebarkannya
pupuk
disekeliling
organik
tanaman,
digunakan
sehingga
dengan
terjadi
cara
peningkatan
kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi
pupuk organik.
16
Berbagai hasil penelitian mengidentifikasikan bahwa sebagian besar
lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami
degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan
karbon organik dalam tanah yaitu 2%. Padahal untuk memperoleh
produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%.
Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi
pertanian baik
lingkungan
dan
kualitas
maupun kuantitas, mengurangi pencemaran
meningkatkan
kaulitas
lahan
secara
berkelanjutan.
Pengunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan
produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Pupuk organik
yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase
perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus. Bahan
organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah
sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan
hara tanaman (Sutanto, 1992)
3.
Jenis-jenis pupuk organik
Menurut Gaur (1979), pupuk organik mempunyai beragam jenis.
Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan
dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan,
hijauan atau campuran keduanya.
Teknologi pupuk organik berkembang pesat pada pelosok-pelosok
desa. Perkembangan ini tidak lepas dari dampak pemakian pupuk kimia
yang menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem,
hilangnya
kesuburan
tanah,
masalah
kesehatan,
sampai
masalah
ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk
17
organik kembali digunakan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.
Adapun jenis-jenis pupuk organik antara lain :
a. Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang terbuat dari komponen
daun tanaman hijau, jenis tanaman yang banyak dipakai sebagai pupuk
hijau adalah dari tanaman familia (Leguminoceae) atau kacangkacangan dan rumput-rumputan, karena jenis ini mengandung bintil akar
yang berfungsi mengikat nitrogen dari udara, sehingga menyebabkan
tanah menjadi susbur.
b. Pupuk kompos
Menurut Murbandono (2000), kompos adalah bahan-bahan
organik yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya
interaksi antara mikro organisme yang bekerja didalamnya.
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari
campuran bahan-bahan orga nik yang dapat dipercepat secara artifisial
oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang
hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Crawford, 2003).
Prinsip pengomposan adalah menurunkan nilai rasio C/N bahan
organic menjadi sama dengan rasio C/N tanah. Rasio C/N adalah hasil
perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen yang terkandung dalam
suatu bahan. Nilai rasio C/N tanah adalah 10-12. Bahan organik yang
memiliki rasio C/N sama dengan tanah memungkinkan bahan tersebut
dapat dis erap oleh tanaman (Djuarnani, dkk. 2006).
18
Produksi kompos dapat di bedakan ke dalam tiga kelompok :
1) Kompos murni, pupuk ini ditujukan untuk lahan tanaman organik,
namun juga dapat digunakan untuk lahan pertanian nonorganik.
2) Kompos plus mikroba (pengikat N dan pelepas P). Pupuk yang
telah diperkaya ini juga diperuntukkan untuk lahan pertanian
organik, namun juga dapat digunakan untuk lahan pertanian
nonorganik (biasa).
3) Kompos plus pupuk buatan. Pupuk ini hanya dapat digunakan untuk
lahan pertanian non organik .
Menurut Santoso (1998), menyatakan bahwa pengomposan
merupakan proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung
dalam sisa-sisa bahan organik (seperti daun-daunan, sampah rumah
tangga,dan sebagainya) dengan suatu perlakuan khusus dengan tujuan
adalah agar lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman dan hasil
pengomposan ini biasanya disebut pupuk kompos.
4.
Manfaat kompos
Menurut (Djuarnani, dkk. 2006), menyatakan bahwa beberapa
manfaat kompos yang dapat diperoleh antara lain adalah :
a. Memperbaiki produktivitas tanah
Kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan
sifat kimia, fisik dan biologinya. Penambahan kompos ke dalam tanah
dapat memperbaiki struktur, tekstur dan lapisan tanah, sehingga akan
memperbaiki keadaan aerasi, drainase, absorbsi panas, kemampuan
daya serap tanah terhadap air, serta berguna untuk mengendalikan
19
erosi tanah. Kompos juga dapat menggantikan unsur hara tanah yang
hilang akibat terbawa oleh tanaman ketika dipanen atau terbawa aliran
air permukaan (erosi).
b. Mengurangi pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena
sampah merupakan sumber pencemaran. Penanganan sampah yang
selama ini dilakukan belum sampai pada tahap memikirkan proses daur
ulang atau menggunakan ulang sampah tersebut. Salah satu alternatif
pengolahan
sampah
adalah
memilih
sampah
organik
dan
memprosesnya menjadi kompos atau pupuk hijau.
c. Meningkatkan kesuburan tanah
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya
unsur hara dan mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan cara
mendaur ulang limbah organik. Hasil daur ulang limbah organik tersebut
dikembalikan ke lahan baik secara langsung maupun setelah diolah
menjadi kompos atau difermentasikan. Dengan memanfaatkan pupuk
organik, unsur hara dalam tanah dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
Akibatnya, kehilangan unsur hara akibat terbawa air hujan atau
menguap ke udara dapat ditekan.
Kompos menpunyai dua fungsi antara lain :
1) Soil conditioner berfungsi memperbaiki strukitur tanah, terutama
bagi tanaman kering dan ladang.
2) Soil ameliorator berfungsi mempertinggi kemampuan penukaran
kation (KTK) baik pada tanah ladang atau tanah sawah.
20
Dari kedua fungsi tersebut kompos dapat memperbaiki sifat
sifat
tanah baik fisik, kinetik, maupun biologis.
5.
Mutu kompos
Isroi (2008), menyatakan bahwa mutu kompos dapat diketahui
dengan mengamati beberapa ha l, antara lain :
a. Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi
dengan sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi
pertumbuhan tanaman.
b. Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya
persaingan bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme
tanah yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
c. Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
1) Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah.
2) Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk
suspensi.
3) Nisbah C/N sebesar 10
20, tergantung dari bahan baku dan
derajat humifikasinya.
4) Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah.
5) Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan
6) Tidak berbau.
6.
Pupuk kandang
Musnamar (2003), mengemukakan bahwa pupuk kandang yaitu
pupuk yang berupa pupuk organik dari hasil permentasi kotoran padat dan
cair yang dihasilkan oleh hewan ternak seperti sapi, kuda, babi, ayam dan
kerbau dan lain sebagainya.
21
Manfaat pupuk kandang bagi tanah dan tanaman :
a. Merupakan pupuk lengkap, karena mengandung semua hara makro
yang di bututuhkan oleh tanaman, juga mengandung hara mikro.
b. Mempunyai pengaruh susulan, karena pupuk kandang mempunyai
pengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang
makananan bagi tanaman yang berangsur
angsur menjadi tersedia.
c. Memperbaiki stuktur tanah sehingga aerasi di dalam tanah semakin
baik.
d. Meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
e. Mencegah hilangnya hara (pupuk) dari dalam tanah akibat proses
pencucian oleh air hujan atau air irigasi.
F. Perkembangbiakan Tumbuhan
1.
Perkembangbiakan generatif
a. Defenisi perkembangbiakan generatif
Perkembangbiakan
generatif
adalah
perkembangbiakan
tumbuhan secara kawin atau asensual. Pada proses perkembangbiakan
generatif ini dibutuhkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina.
Perkembangbiakan secara generatif dapat terjadi pada tumbuhan
ataupun hewan. Selama mereka memiliki alat kelamin, maka tumbuhan
tersebut dapat berkembangbiak secara generatif, kecuali ada kelainan
tertentu yang menyebabkan alat kelamin tersebut tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya (Anonim, 2013).
Perkembangbiakan secara generatif ditandai dengan adanya
pembuahan. Pembuahan adalah peleburan sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina yang kemudian menghasilkan zigot. Zigot berkembang
22
menjadi individu baru. Proses pembuahan pada hewan dan tumbuhan
adalah berbeda. Pembuahan pada hewan adalah proses peleburan
antara sel telur (sel kelamin betina) dan sel sperma (sel kelamin jantan).
Pembuahan pada tumbuhan adalah proses dari peleburan benang sari
(sel kelamin jantan) dan putik (sel kelamin betina). Karena adanya
proses
pembuahan
maka
perkembangbiakan
secara
generatif
menghasilkan individu yang memiliki perpaduan sifat-sifat dari kedua
induknya.
b. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan didahului dengan
peristiwa
penyerbukan
kemudian
diiringi
peristiwa
pembuahan.
Penyerbukan adalah peristiwa sampainya serbuk sari ke kepala putik.
Penyerbukan dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan
manusia
dan
binatang.
Setelah
terjadi
penyerbukan
maka
berlangsunglah proses pembuahan. Perkembangbiakan generatif pada
tumbuhan terjadi melalui beberapa cara, yaitu:
1) Konjugasi yaitu reproduksi generatif pada tumbuhan yang belum jelas
alat kelaminnya.
2) Isogami yaitu peleburan dua sel gamet atau kelamin yang besarnya
sama besar.
3) Anisogami yaitu peleburan dua sel gamet yang besarnya tidak sama.
Gamet satu lebih kecil (mikrogamet) dan gamet dua lebih besar
(makrogamet).
4) Penyerbukan yang diikuti pembuahan. Terjadi pada tumbuhan
berbunga (Antophyta) atau tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Alat
23
kelamin jantan berupa benang sari dan alat kelamin betina berupa
putik.
2.
Reproduksi vegetatif
a. Pengertian Reproduksi Vegetatif
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi tumbuhan secara aseksual,
tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu reproduksi vegetatif alami dan
reproduksi buatan (Anonim, 2013).
b. Macam-macam Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
1) Reproduksi Vegetatif Alami pada Tumbuhan
Reproduksi vegetatif alami terjadi tanpa campur tangan manusia.
Contohnya: Rizoma, Stolon, Kormus, Umbi Batang, Dan Bulbus
(Umbi Lapis), Umbi Akar, Tunas, dan Tunas adventif.
a) Rizoma (Rimpang)
Rizoma merupakan batang yang tumbuh mendatar (lateral) di
bawah tanah. Dari batang yang mendatar akan muncul akar
dan batang baru menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang
berkembang biak dengan rizoma adalah jahe (Zingiber
officinale), lengkuas dan kunyit.
b) Stolon (Geragih)
Stolon merupakan batang yang mendatar di atas tanah dari
batang utama. Dari batang tersebut akan muncul akar dan
tunas baru sehingga tumbuh menjadi individu baru. Contoh
tumbuhan yang berkembang biak dengan stolon adalah stroberi
(Fragaria vesca) dan rumput teki.
24
c) Kormus
Kormus merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah.
Gladiol dan bunga tulip adalah contoh tumbuhan yang
berkembang biak dengan kormus.
d) Tuber (Umbi batang)
Tuber (umbi batang) adalah bentuk modifikasi batang yang
dapat tumbuh menjadi individu baru. Dari tuber akan tumbuh
baru. Contoh tumbuhan yang bereproduksi dengan tuber (umbi
batang) adalah kentang (Solanum tuberosum), bengkoang.
e) Bulbus (Umbi lapis)
Pada bulbus (umbi lapis), tunas akan muncul pada setiap
lapisan umbi. Tunas tersebut akan tumbuh ke arah samping
dari tubuh induk. Tunas baru tersebut akan tumbuh menjadi
individu baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan
bulbus adalah bawang merah (Allium ascalonicum) dan
bawang putih (Allium sativum).
f) Umbi akar
Umbi akar muncul karena akar yang menjadi tunas kemudian
menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang berkembang
biak dengan umbi akar adalah singkong, wortel, dan lobak.
g) Tunas
Tunas adalah bagian tumbuhan yang tumbuh dari bagian tubuh
induknya (batang atau akar) yang berada di atas permukaan
tanah, kemudian menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang
25
berkembang biak dengan tunas adalah pisang, bambu, dan
tebu.
h) Tunas adventif
Selain batang, daun juga dapat termodifikasi dan tumbuh
menjadi
individu
baru.
Pada
cocor
bebek
(Kalanchoe
daigremontiana), di ujung daunnya akan tumbuh tunas adventif
yang akan tumbuh akar baru sehingga tumbuh menjadi satu
individu baru.
2) Reproduksi vegetatif buatan pada tumbuhan
Reproduksi vegetatif buatan ini terjadi karena campur tangan
manusia. Keuntungan dari reproduksi vegetatif buatan adalah pada
umumnya,
tumbuhan
hasil reproduksi vegetatif
lebih
cepat
pertumbuhannya daripada melalui biji. Keuntungan lain, sifat anak
dan induknya sama sehingga memudahkan pemilihan bibit
berkualitas. Beberapa teknik reproduksi vegetatif buatan yang biasa
dilakukan antara lain stek, merunduk, mencangkok, menyambung
dan okulasi (menempel).
a) Merunduk dilakukan dengan menanam sebagian tubuh induk
tumbuhan induk ke dalam tanah tanpa memisahkannya dari
tubuh induk. Setelah beberapa saat setelah tumbuh akar,
individu baru siap dipisahkan dari tubuh induknya.
b) Stek
Stek merupakan reproduksi vegetatif buatan yang paling
mudah dilakukan. Umumnya, stek dilakukan pada batang. Stek
dilakukan dengan memotong batang tumbuhan induk menjadi
26
beberapa bagian, kemudian menanamnya pada tanah/ media
tanam untuk mendapatkan beberapa individu baru dengan sifat
yang sama dengan induknya.
c) Okulasi (Menempel)
Okulasi termasuk cara perbanyakan tanaman yang cukup
populer. Reproduksi vegetatif buatan ini dilakukan dengan cara
mengambil mata tunas dari tanaman yang spesiesnya sama
dengan sifat yang lebih baik, kemudian menempelkan tunas
tersebut pada tunas tanaman lain dengan spesies sama
dengan tujuan memperbaiki sifat suatu individu tanaman.
d) Mencangkok
Tujuan dari mencangkok adalah untuk memperoleh tumbuhan
baru yang cepat berbuah dan sifatnya sama dengan sifat induk.
Mencangkok dilakukan dengan membuat cabang batang
tanaman menjadi berakar.
e) Menyambung
Menyambung (mengenten) adalah menggabungkan batang
bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis dengan
tujuan menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman
sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat
unggul. Misalnya ada dua tanaman mangga. Tanaman mangga
pertama berakar kuat tetapi buahnya asam, sedangkan
tanaman mangga kedua berakar lemah tetapi buahnya sangat
manis. Untuk memperoleh pohon mangga yang berakar kuat
dan berbuah manis, maka batang bawah dari tanaman mangga
27
berakar kuat disambungkan dengan batang atas tanaman
mangga yang berbuah manis.
G. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat dibedakan
menjadi dua yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
1.
Faktor dalam (internal)
Faktor dalam merupakan faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri,
antara lain (Anonim, 2013) :
a) Gen
Gen berperan dalam pewarisan sifat keturunan dari induk kepada
anaknya atau dalam sel makhluk hidup. Gen juga berperan sebagai
pembawa kode untuk pembentukan enzim. Enzim berfungsi mengatur
laju berbagai reaksi metabolism dalam tubuh. Pertumbuhan dan
perkembangan akan optimal jika laju metabolisme juga optimal.
Perbedaan pada jenis gen akan menyebabkan terjadinya respons
pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.
b) Hormon
Hormon pada tumbuhan disebut fitohormon. Hormon merupakan zat
pengatur tumbuh, yaitu molekul organic yang dihasilkan oleh satu
bagian
tumbuhan
dan ditransportasikan ke bagian
lain
yang
dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan
respons fisiologis. Hormon dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu
hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin, dan sitokinin) dan
hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormone
kalin dan asam traumalin).
28
2.
Faktor luar (eksternal/lingkungan)
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
sangatlah besar. Faktor-faktor eksternal dari lingkungan tersebut meliputi
suhu udara, cahaya, kelembapan udara, serta ketersediaan air tanah dan
mineral (Anonim, 2014).
a) Pengaruh suhu pada pertumbuhan
Suhu merupakan faktor eksternal dari lingkungan yang penting bagi
tumbuhan karena suhu berhubungan dengan kemampuan tumbuhan
dalam melakukan proses fotosintesis, translokasi, respirasi, dan
transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum yang ideal untuk dapat
tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang
terbaik untuk pertumbuhan suatu jenis tanaman secara ideal. Selain
suhu optimum, suatu tanaman juga memiliki batas suhu maksimum
dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan
suhu paling tinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat
mempertahankan hidupnya. Suhu minimum merupakan suhu paling
rendah yang memungkinkan tumbuhan masih dapat mempertahankan
hidupnya. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperatur sekitar
10°C
38°C untuk pertumbuhannya.
b) Pengaruh cahaya pada pertumbuhan
Sinar cahaya merupakan faktor eksternal yang berperan penting dalam
proses fotosintesis. Apabila sumber makanan yang dihasilkan dari
proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan bisa
menjadi mati karena kekurangan makanan. Namun demikian sinar
cahaya yang diterima oleh tumbuhan jumlahnya tidak boleh terlalu
29
banyak. Cahaya yang terlalu berlebihan justru akan menghambat
pertumbuhan. Demikian juga jika kekurangan cahaya, hal itu juga
berakibat buruk bagi tanaman. Contoh akibat dari hasil fotosintesis
yang melemah adalah tanaman yang tumbuh di ruangan gelap, ukuran
batangnya menjadi jauh lebih panjang dibandingkan tumbuhan yang
memperoleh cukup cahaya matahari. Tanaman tersebut akan
berwarna pucat dengan batang yang lemah dan kurus. Pertumbuhan
dalam tempat gelap karena kekurangan cahaya semacam ini disebut
etiolasi.
c) Pengaruh kelembaban pada pertumbuhan
anah yang lembab sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman,
terutama saat perkecambahan biji. Hal ini terjadi karena tanah yang
lembab menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim di dalam biji
serta melarutkan makanan di dalam jaringan. Tingkat pengaruh
kelembaban udara atau tanah bisa berbeda-beda pada masing-masing
jenis tumbuhan. Ada tanaman yang memerlukan kelembaban udara
dan kelembaban tanah yang tinggi, misalnya lumut hati. Sebaliknya,
ada pula tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada dengan
kelembaban udara dan tanah kelembapan rendah, misalnya tanaman
Aloe vera (lidah buaya) dan beberapa jenis tanaman anggrek.
d) Pengaruh air dan mineral pada pertumbuhan
Tumbuhan sangat membutuhkan air, CO2, dan mineral untuk
pertumbuhannya. Air dan CO2 merupakan bahan utama untuk
berlangsungnya proses fotosintesis. Gas CO2 diambil melalui stomata
dan lentisel. Sedangkan air dan mineral diambil dari tanah melalui
30
akar, kecuali pada tumbuhan tertentu, seperti tanaman kantong semar
(Venus sp. atau Nephentes sp.). Tanaman tersebut memperoleh
senyawa nitrogen (protein asam amino) dan mineral dari serangga
yang masuk ke dalam perangkapnya. Air merupakan faktor eksternal
yang juga sangat diperlukan dalam perkecambahan biji. Air digunakan
saat masa perkecambahan untuk mengaktifkan enzim-enzim dalam
biji. Perkecambahan biji akan tertunda (dormansi) tanpa air. Mineral
sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan pada tanaman. Misalnya
pembentukan klorofil sangat membutuhkan mineral Mg. Tumbuhan
yang kekurangan magnesium terlihat menguning. Mineral yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1)
makroelemen dan (2) mikroelemen. Makroelemen adalah elemen
mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar, sedangkan mikroelemen
adalah elemen mineral yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
sedikit.
e) Pengaruh Ketersediaan oksigen pada Pertumbuhan
Setiap makluk hidup, termasuk tumbuhan memerlukan oksigen untuk
respirasi aerobdalam tubuh. Melalui respirasi aerob, tumbuhan dapat
memperoleh energi untuk pertumbuhannya. Biji-biji pada tumbuhan
tidak akan berkecambah tanpa adanya oksigen. Khususnya pada
proses perkembangan tumbuhan, selain ditentukan oleh faktor-faktor
di atas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, di antaranya
adalah letak sel dalam jaringan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
2.
Waktu
Penelitian ini dimulai dari tanggal 15 Juni s/d 15 Agustus 2016
meliputi
kegiatan
orientasi
lapangan,
persiapan
alat
dan
bahan,
pengumpulan dan pengolahan data serta penulisan Karya Ilmiah.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Cangkul digunakan untuk mencangkul tanah bagian atas.
b. Parang digunakan untuk memotong dan memangkas tangkai tanaman
murbei (Morus alba).
c. Kamera digunakan untuk mengambil dokumentasi setiap melakukan
kegiatan.
d. Alat tulis digunakan untuk menulis pada saat melakukan pengukuran
tinggi tunas tanaman murbei (M. alba).
e. Mistar digunakan untuk mengukur tinggi tunas tanaman murbei.
f.
Label nomor digunakan untuk menandai setiap polybag.
g. Polybag digunakan sebagai tempat untuk mengisi tanah yang sudah
dicangkul dan digunakan juga sebagai tempat penanaman penyetekan
tanaman murbai yang sudah dipotong.
32
2.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Tanaman murbei (M. alba) digunakan sebagai bahan penyetekan.
b. Pupuk
kandang
ayam
digunakan
sebagai
bahan
perangsang
pertumbuhan tunas pada penelitian ini.
c. Pupuk urea digunakan sebagai bahan perangsang pertumbuhan tunas
pada penelitian ini
d. Tanah digunakan sebagai media tempat melakukan penyetekan.
C. Prosedur Kerja
1.
Melakukan orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi tempat penelitian.
2.
Mengisi polybag dengan tanah/topsoil yang sudah di cangkul.
3.
Mengambil tangkai tanaman murbei (M. alba) dan memotongnya dengan
panjang 15 cm sebanyak 60 setek. Pada media pupuk kandang tanaman
murbei yang digunakan sebanyak 30 setek dan untuk media pupuk urea
tanaman murbei yang digunakan sebanyak 30 setek juga.
4.
Tanaman murbei yang sudah dipotong di tanam ke dalam polybag yang
sudah disiapkan dan melakukan penomoran polybag.
5.
Pemberian pupuk kandang ayam pada tanaman murbei dilakukan dengan
cara mencampur pupuk kandang ayam 1 kg dengan tanah/topsoil 2 kg
sebelum dimasukkan ke dalam polybag.
6.
Pemberian pupuk urea pada tanaman murbei dilakukan dengan cara
fertigasi yakni pupuk dilarutkan ke dalam air dan disiramkan pada tanaman
murbei sebanyak 20 ml.
7.
Pengambilan data tinggi tunas tanaman murbei dilakukan satu kali dalam
seminggu jadi dalam satu bulan pengambilan data dilakukan empat kali.
33
8.
Melakukan pengukuran pertambahan pertumbuhan tunas tanaman murbei
pada setiap perlakuan (pupuk kandang ayam dan pupuk urea).
D. Pengolahan Data
1.
Menyusun data yang diperoleh ke dalam tabel.
2.
Untuk menghitung rata-rata pertambahan tinggi tunas yang dipupuk
menggunakan pupuk kandang dan pupuk urea yaitu dengan menggunakan
rumus rata-rata sebagai berikut :
x
x
n
Keterangan :
= nilai rata-rata
x
n
= jumlah nilai individu
= jumlah sampel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari penelitian Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Murbei (Morus
alba) Menggunakan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Urea di Persemaian
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda di peroleh data rata
rata pertumbuhan
tinggi tunas sebagai berikut :
Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Morus alba).
Rata-rata Tinggi Tunas Pada Tiap
Pengukuran (cm)
Perlakuan Pupuk
1
2
3
4
Pupuk kandang ayam
0,38
1,58
2,51
3,44
Pupuk urea
1,45
3,47
5,44
7,41
Rata-rata
(cm)
1,98
4,44
B. Pembahasan
Berdasarkan Tabel 1. di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan tunas
murbei umur 2 bulan lebih besar yang diberi pupuk urea dibanding yang biberi
pupuk kandang ayam. Selisih pertambahan tunas tersebut sebanyak 2,46 cm
yaitu masing-masing untuk yang diberi pupuk kandang ayam dan yang diberi
pupuk urea masing-masing rata-rata pertumbuhannya adalah sebesar 1,98 cm
dan 4,44 cm.
Perbedaan ini diduga karena pada pupuk urea unsur Nitrogennya sudah
tersedia cukup diserap oleh akar tanaman, sedangkan pada pupuk kandang
ayam diduga pupuk kandang belum mengalami dekomposisi yang sempurna
sehingga unsur hara yang dibutuhkan belum tersedia maksimum.
Pada tanaman yang diberikan pupuk urea pertumbuhannya cukup baik
namun ada juga yang mati. Unsur hara Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman
karena berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif dan merupakan
bahan penyusun klorofil, protein dan lemak. Tanaman yang diberikan pupuk urea
35
menunjukkan pertumbuhan daun yang baik karena warna daunnya hijau segar.
Namun, selain pengaruh positif pada tanaman ada juga tanaman yang
memperlihatkan pengaruh negatif yaitu ada tanaman yang mati. Tanaman yang
mati diduga disebabkan karena pemberian pupuk yang terlalu dekat dengan
tanaman. Konsentrasi larutan pupuk yang lebih pekat dari konsentrasi larutan
yang ada dalam dinding sel tanaman menyebabkan terjadinya plasmolisis atau
keluarnya cairan sel dari dinding sel. Hal ini berkaitan dengan karakteristik pupuk
urea yang mudah larut dalam air dan mudah menghisap air (higroskopis)
(Distan, 2011).
Berdasarkan data hasil penelitian ini, pertumbuhan tunas tanaman murbei
selalu mengalami peningkatan baik yang menggunakan pupuk kandang ayam
maupun yang menggunakan pupuk urea.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Pertumbuhan tunas tanaman murbei (Morus alba) lebih cepat jika diberi
pupuk urea dibandingkan jika diberi pupuk kandang ayam.
2.
Rendahnya pertumbuhan tunas pada pemberian pupuk kandang ayam
diduga belum mengalami dekomposisi pupuk kandang ayamnya sehingga
unsur Nitrogennya belum maksimal.
B. Saran
Pemanfaatan pupuk kandang ayam untuk pertumbuhan tunas murbei (M.
alba) agar digunakan lebih dari 6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Defenisi Tanah. http://definisimu.blogspot.co.id/2012/08/definisitanah.html. Di unduh pada tanggal 21 Agustus 2016
Anonim, 2013. Reproduksi Vegetatif Alami dan Buatan pada Tumbuhan.
http://elearningpedia.blogspot.co.id. Di unduh pada tanggal 19 Agustus
2016
Anonim, 2013. Perkembangbiakan Generatif. http://www.kamusq.com. Di unduh
pada tanggal 19 Agustus 2016
Anonim, 2013. Seribu Manfaat Murbei untuk Kesehatah Tubuh.
http://tanamanbuatobat.blogspot.co.id/2013/03/seribu-manfaat-murbeiuntuk-kesehatan.html. Diunduh pada tanggal 14 September 2016
Anonim, 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman.
http://mudahbiologi.blogspot.co.id/2014/12/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html. Diunduh pada tanggal 14 September 2016
Anonim, 2015. Pengertian Pertumbuhan Tanaman.
http://www.pengertianpakar.com/2015/05/pengertian-pertumbuhantanaman.html. Diunduh pada tanggal 14 September 2016
Distan, 2011. Kandungan Unsur Hara pada Pupuk dan Manfaatnya Bagi
Tanaman.
http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53pupuk/141-unsur-hara-pupuk. Di unduh pada tanggal 13 September
2016
Fauziyah, 2007. Pengaruh Faktor Utama Terhadap Perkembangan Usaha
Persutraan Alam Dikabupaten Suka Bumi, Jawa Barat. Balai Penelitian
Kehutanan Ciamis. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. IV
No.6. Departemen Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Konservasi
Alam. Bogor.
Isroi. 2008. Makalah Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia. Bogor. http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos. Di unduh pada 11
Agustus 2016
Kitaura, 1979. (Lassification Of Mulberry and Va. In N Fukuda ed. Sogo
Yosangaku (Coprehensive Sericulture) (In Japanese). PP. 12-15 Nihon
Sanshi Gakkai.
Kodri, Ahmad. 2009. Pupuk dan Pemupukan. www.google.com
Masrudy. 1990. Tanah Hutan. (Buku Pegangan Mahasiswa Politeknik
Pertanian). Departemen P dan K Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
UNPAD, Bandung.
Musnamar, (2003). Pupuk Organik. Jakarta. Penebar Swadaya.
Noviansa, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka.
Tangerang.
Rachman, 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian
Berkelanjutan.
Jakarta.
Penerbit
Kanisius.
www.kanasiusmedia.com)
Alternatif dan
(website
:
Rohendi , (2005). Manfaat Pupuk Organik Pada Pertanian.
http://www.informasipertanian.com/2013/04/manfaat-pupukorganik.html. Di unduh pada tanggal 18 Agustus 2016
Susanto,1997. Budi Daya Tanaman Murbei dan Usaha Persuteraan Alam.
Kanisius. Yogyakarta.
USAGI, 2000. www. Pupuk Kaltim.com/ina/produk/index.pht?act=urea
39
Tabel 5. Data Pengukuran Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Pengukuran
Pertama).
Pengukuran Pertama
Pupuk Kandang
Pupuk Urea
No.
Tinggi tunas
No.
Tinggi tunas
pohon
(cm)
pohon
(cm)
1
0,8
31
1,5
2
0
32
1,5
3
0,7
33
1,8
4
0,5
34
2,5
5
0
35
2,1
6
0
36
1,7
7
0
37
1,8
8
0
38
1,2
9
0,9
39
2,2
10
0
40
1,7
11
1
41
1,7
12
0,6
42
1
13
0
43
1,5
14
0,7
44
1,3
15
0,6
45
1
16
0
46
1,8
17
0,9
47
1,2
18
0,8
48
0
19
0
49
0,9
20
1,1
50
1,5
21
0
51
1,7
22
0,9
52
1,4
23
0,8
53
2,1
24
0,7
54
1,3
25
0
55
1,8
26
0
56
1,2
27
0,5
57
1
28
0
58
1,9
29
0
59
0
30
0
60
1,1
11,5
43,4
0,38
1,45
40
Tabel 6. Data Pengukuran Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Pengukuran Kedua).
Pengukuran Kedua
Pupuk Kandang
Pupuk Urea
No.
Tinggi tunas
No.
Tinggi tunas
pohon
(cm)
pohon
(cm)
1
1,7
31
2,1
2
2,8
32
3
3
1,8
33
2,5
4
1,6
34
7,5
5
1
35
3,5
6
1,4
36
4
7
1,3
37
3
8
0,8
38
5,2
9
2,7
39
3,2
10
1,9
40
3
11
2,7
41
3,5
12
1,5
42
4
13
1,2
43
4,8
14
2,3
44
2
15
2,2
45
4
16
1,6
46
5,5
17
1,8
47
3
18
1,5
48
0
19
0
49
1,8
20
2,7
50
4
21
1
51
4,5
22
2
52
3,5
23
2,1
53
4,2
24
2,6
54
3
25
0,5
55
5
26
0
56
5,5
27
1,8
57
2,5
28
0
58
3,5
29
1,9
59
0
30
1
60
2,9
47,4
104,2
1,58
3,47
41
Tabel 7. Data Pengukuran Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Pengukuran Ketiga).
Pengukuran Ketiga
Pupuk Kandang
Pupuk Urea
No.
Tinggi tunas
No.
Tinggi tunas
pohon
(cm)
pohon
(cm)
1
2,6
31
2,9
2
3,5
32
4,5
3
2,9
33
3,2
4
2,7
34
10,5
5
1,6
35
4,9
6
2
36
6,3
7
1,8
37
4,2
8
1,5
38
9,2
9
4,5
39
4,2
10
2,6
40
4,3
11
4,4
41
5,3
12
2,4
42
7
13
1,9
43
8,1
14
3,9
44
2,7
15
3,8
45
7
16
3,2
46
9,2
17
2,7
47
4,8
18
2,2
48
0
19
0
49
2,7
20
4,3
50
6,5
21
1,7
51
7,3
22
3,1
52
5,6
23
3,4
53
6,3
24
4,5
54
4,7
25
0,9
55
8,2
26
0
56
9,8
27
3,1
57
4
28
0
58
5,1
29
2,7
59
0
30
1,4
60
4,7
75,3
163,2
2,51
5,44
42
Tabel 8. Data Pengukuran Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Pengukuran
Keempat).
Pengukuran Keempat
Pupuk Kandang
Pupuk Urea
No.
pohon
Tinggi tunas
(cm)
No.
pohon
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
3,5
4,2
4
3,8
2,2
2,6
2,3
2,2
6,3
3,3
6,1
3,3
2,6
5,5
5,4
4,8
3,6
2,9
0
5,9
2,4
4,2
4,7
6,4
1,3
0
4,4
0
3,5
1,8
103,2
3,44
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Tinggi tunas
(cm)
3,7
6
3,9
13,5
6,3
8,6
5,4
13,2
5,2
5,6
7,1
10
11,4
3,4
10
12,9
6,6
0
3,6
9
10,1
7,7
8,4
6,4
11,4
14,1
5,5
6,7
0
6,5
222,2
7,41
43
Gambar 1. Pengisian Polybag.
Gambar 2. Penanaman Stek Murbei (Morus alba).
44
Gambar 3. Kegiatan Penyiraman
Gambar 4. Pemasangan Nomor/Label.
45
Gambar 4. Pemberian Pupuk Urea.
Gambar 5. Pengukuran Tunas Murbei (Morus alba).
Download