PENGAMATAN PERTUMBUHAN MURBEI (Morus alba) MENGGUNAKAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA DI PERSEMAIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Oleh: IRFAN L NIM. 130500018 PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016 PENGAMATAN PERTUMBUHAN MURBEI (Morus alba) MENGGUNAKAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA DI PERSEMAIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Oleh: IRFAN L NIM. 130500018 Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016 PENGAMATAN PERTUMBUHAN MURBEI (Morus alba) MENGGUNAKAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA DI PERSEMAIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Oleh: IRFAN L NIM. 130500018 Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016 HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah : Pengamatan Pertumbuhan Murbei (Morus alba) Menggunakan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Urea di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Nama : Irfan L Nim : 130500018 Program Studi : Jurusan : Manajemen Pertanian Pengelolaan Hutan Pembimbing, Penguji I, Penguji II, Ir. Muhammad Nasir, MP Nip. 19611220 19880 3 1002 Ir. M. Masrudy, MP Nip. 19600805 19880 3 1003 Ir. Noorhamsyah, MP Nip. 19640523 199703 1 001 Menyetujui, Ketua Program Studi Pengelolaan Hutan Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Agustina Murniyati, S.Hut, MP NIP. 19720803 19980 2 2001 Ir. M. Masrudy, MP NIP. 19600805 19880 3 1003 ABSTRAK IRFAN L, Pengamatan Pertumbuhan Murbei (Morus alba) Menggunakan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Urea di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. (di bawah bimbingan Muhammad Nasir Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pertambahan pertumbuhan tunas tanaman murbei di stek menggunakan media pupuk kandang ayam dan pupuk urea. Cara melakukan penelitian ini adalah mengukur tinggi tunas tanaman murbei menggunakan mistar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata rata pertumbuhan tinggi tunas murbei mengalami peningkatan mulai dari pengukuran pertama sampai pengukuran terakhir. Pada pupuk kandang ayam rata rata tinggi tunas yaitu pada pengukuran pertama 0,38 cm, pengukuran kedua 1,58 cm, pengukuran ketiga 2,51 cm dan pada pengkuran keempat 3,44 cm. Sedangkan pada pupuk urea rata rata tinggi tunas yaitu pada pengukuran pertama 1,45 cm, pengukuran kedua 3,47 cm, pengukuran ketiga 5,44 cm dan pengukuran keempat 7,41 cm. Dari hasil penelitian ini pertumbuhan tinggi tunas tanaman murbei yang paling cepat adalah pada media yang menggunakan pupuk urea. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena kandungan unsur hara yang terkandung dalam pupuk urea lebih tinggi dari pada pupuk kandang ayam sehingga membuat pertumbuhan tunas lebih cepat. Kata kunci : pertumbuhan tunas tanaman murbei RIWAYAT HIDUP IRFAN L, lahir pada tanggal 06 September 1993 di Buntu Sulawesi Selatan. Merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Lagiman dengan Ibu Suriati. pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2007, kemudian tahun 2010. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 1 Enrekang Jurusan Akutansi dan lulus pada tahun 2013. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2013 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Pengelolaan Hutan. Selama menempuh pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda bergabung dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPA POLITANI). Pada tanggal 1 Maret 2016 s/d 29 April 2016 mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapang) di PT. Inhutani I UMH Labanan Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Karyah Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi moral maupun material kepada penulis 2. Bapak Ir. Muhammad Nasir, MP selaku dosen pembimbing Karyah Ilmiah 3. Ibu Agustina Murniyati, S.Hut, MP selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Hutan. 4. Dosen Penguji I Bapak Ir. M. Masrudy, MP dan Dosen Penguji II Bapak Ir. Noorhamsyah, MP. 5. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 6. Bapak Ir. Hasanudin, S.Hut, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 7. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bang Yukang dan Bang Bruhau yang telah banyak memberikan masukan serta saran dalam menyelesaikan laporan Karya Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini, masih ada kekurangan oleh karena itu kritik dan saran penulis terima demi perbaikan Karya Ilmiah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya. Penulis, Kampus Gunung Panjang, Agustus 2016 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ............................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ A. Tinjauan Umum Tentang Tanaman Murbei (Morus alba) ................ B. Tinjauan Umum Tentang Pupuk dan Pemupukan ........................... C. Pupuk dan Pemupukan untuk Tanaman Murbei .............................. D. Pupuk Urea dan Kegunaannya ....................................................... E. Pupuk Organik ................................................................................ F. Perkembangbiakan Tumbuhan ....................................................... G. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman ...................... 4 4 9 12 13 14 20 26 III. METODE PENELITIAN ....................................................................... A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... B. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... C. Prosedur Kerja ................................................................................ D. Pengolahan Data ............................................................................ 31 31 31 32 33 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... A. Hasil ............................................................................................... B. Pembahasan .................................................................................. 34 34 34 V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... A. Kesimpulan .................................................................................... B. Saran ............................................................................................. 36 36 36 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 37 LAMPIRAN................................................................................................. 39 DAFTAR GAMBAR Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Pengisian Polybag ........................................................................ .. 43 2. Penanaman Stek Murbei (Morus alba).......................................... .. 43 3. Kegiatan Penyiraman ................................................................... .. 44 4. Pemasangan Nomor/label ............................................................ .. 44 5. Pemberian Pupuk ......................................................................... .. 45 6. Pengukuran Tunas Murbei............................................................ .. 45 DAFTAR TABEL Nomor Tubuh Utama 1. Rata Rata Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Morus alba) Halaman . 34 2. Data Pengukuran Pertama ............................................................. .. 39 3. Data Pengukuran Kedua ................................................................ .. 40 4. Data Pengukuran Ketiga ................................................................. .. 41 5. Data Pengukuran Keempat ............................................................. .. 42 BAB I PENDAHULUAN Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sangat banyak, seperti iklim, edafis dan lain-lain. Untuk memicu pertumbuhan bisa menggunakan pupuk kandang dan pupuk buatan pabrik seperti urea. Demikian juga terhadap tanaman murbei akan memberikan respon pertumbuhan yang berbeda jika diberi pupuk yang berbeda. Tanaman murbei (Morus alba) berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m di atas permukaan laut dan memerlukan cukup sinar matahari. Tanaman ini mempunyai banyak jenis, tinggi pohon sekitar 9 m dan mempunyai percabangan banyak, berdaun tunggal, letak berseling dan bertangkai dengan panjang 1 4 cm. Tanaman murbei sudah lama dan mempunyai banyak nama. Tanaman murbei ini disebut besaran (Jawa Tengah dan Jawa Timur), kertu (Sumatra Utara), gertu (Sulawesi), kitaoc (Sumatra Selatan), kitau (Lampung), ambatuah (Tanah Karo), moerbei (Belanda), mulberry (Inggris), gelsa (Italia), murles (Prancis). Murbei (M. alba) mempunyai banyak varietas dan dapat tumbuh dengan persyaratan yang tidak terlalu berat. Tanaman yang semula berasal dari Cina ini, di samping diusahakan sebagai tanaman penghijauan juga diusahakan untuk diambil daunnya sebagai makanan ulat sutera. Di Indonesia, usaha budi daya murbei (M. alba) untuk keperluan usaha pemeliharaan ulat sutera, yang selanjutnya disebut sebagai usaha persuteraan alam, sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1960 dengan lokasi pengembangan terutama di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sulawesi Selatan. 2 Namun karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman teknik pemeliharaan ulat dan pemintalan kokon, maka kegiatan tersebut dilaksanakan secara tradisional oleh masyarakat setempat sebagai industri rumah tangga (Sunanto, 1997). Menurut (Goldsworthy, 2015) pertumbuhan tanaman merupakan kenaikan dalam bahan tanaman, suatu proses total yang mengubah bahan mentah secara kimia dan menambahkannya dalam tanaman. Pertumbuhan tanaman terjadi pada tingkat mikroskopik saat sel membesar dan membelah sehingga terjadi pengembangan bagian tanaman yang terlihat. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pertumbuhan tanaman adalah suatu proses penambahan ukuran, penambahan jumlah sel dan penambahan jumlah daun yang tidak akan kembali lagi pada bentuk semulanya. Pertumbuhan tanaman dapat dibedakan menjadi 3 fase, yaitu fase perkecambahan, vegetatif dan generatif. Pertumbuhan awal tanaman lebih banyak menggunakan zat zat cadangan yang berada di dalam batang. Pertumbuhan vegetatif terutama terjadi pada akar, daun dan batang. Pertumbuhan generatif terjadi pada pembentukan bunga dan biji. Organ-organ yang mengalami pertumbuhan adalah akar, batang dan daun. Pertumbuhan tanaman yang cepat dan lebat mempengaruhi kadar bahan kering, umumnya pertumbuhan yang cepat pada musim hujan selalu diikuti dengan penurunan kadar bahan kering, sedangkan kadar protein agak meninggi (Anonim, 2015). Dari uraian di atas penulis mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan pupuk kandang dan pupuk urea. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang pertambahan pertumbuhan tunas tanaman 3 murbei (M. alba) yang di stek menggunakan media pupuk kandang ayam dan pupuk urea. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan informasi tentang pertambahan pertumbuhan tunas tanaman murbei terhadap penggunaan atau pemanfaatan pupuk dalam membudidayakan tanaman murbei. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Tanaman Murbei (Morus alba) 1. Botani tanaman murbei Murbei berasal dari Cina yang mempunyai sistematika sebagai berikut : Divisio Divisio Sub 2. : Spermatophyta : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Urticalis Famili : Moraceae Genus : Morus Spesies : Morus alba Bentuk tanaman murbei Tanaman murbei (M. alba) berbentuk atau berhabitat semak (perdu) yang tingginya sekitar 5 m 6 m. Tanaman murbei dapat juga berbentuk pohon yang tingginya dapat mencapai 20 m 25 m, bahkan untuk spesies Morus macroura dapat mencapai ketinggian sekitar 35 m (Sunanto, 1997). a. Batang Batang tanaman murbei memiliki warna bermacam macam, tergantung pada spesiesnya, yaitu hijau, hijau kecoklatan dan agak hijau kelabu. Tanaman murbei memiliki percabangan banyak yang arahnya dapat tegak, mendatar dan menggantung. Batang, cabang dan ranting tanaman murbei tumbuh dari ketiak daun dan berbentuk bulat. b. Daun Tanaman murbei berdaun tunggal dan terletak pada cabang spiral. Tulang daun sebelah bawah tampak jelas. Bentuk dan ukuran daun 5 bermacam macam, tergantung pada jenis dan varietasnya, yaitu berbentuk oval, agak bulat, bercangap, ada yang berlekuk dan ada yang tidak berlekuk. Tepi daun bergerigi dan ujung daun meruncing atau membulat. Sedangkan permukaan daun ada yang halus mengkilap, ada yang agak kasab dan ada yang kasab. c. Bunga dan Buah Bunga murbei mempunyai tipe seks berumah satu (monoecious) atau berumah dua (dioecious). Tanaman murbei memiliki bunga jantan dan bunga betina yang masing masing tersusun dalam untaian yang terpisah satu sama lain. Buah murbei merupakan buah majemuk yang berwarna hijau pada waktu masih muda, berwarna kuning kemerahan pada waktu agak tua. Selanjutnya, bunga akan berwarna merah sampai ungu kehitaman jika telah tua. d. Akar Murbei (M. alba) memiliki perakaran luas dan dalam. Tanaman murbei yang berasal dari stek, meskipun pada umumnya tidak memiliki akar tunggang, namun tampak ada akar yang tumbuh ke bawah yang mirip dengan akar tunggang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa akar tanaman murbei pada umumnya berkembang sampai pada kedalaman 10 cm 15 cm dari permukaan tanah. Akar tanaman murbei yang berumur tua dapat berkembang sampai kedalaman lebih dari 300 cm. e. Sifat Tanaman murbei tahan terhadap perlakuan pemangkasan. Tanaman murbei yang dipangkas dan dipelihara dengan baik akan tumbuh tunas tunas baru (muda) yang berjumlah banyak dan tumbuh pesat serta 6 dapat menghasilkan daun yang banyak berwarna hijau segar. Daun daun seperti inilah yang digunakan sebagai pakan ulat sutera. 3. Penyebaran tanaman murbei Persebaran tanaman murbei sangat luas, yaiutu di daerah Sub Tropis dan daerah Tropis. Industri sutera pertama dimulai di Propinsi Chang Tong. Sejarahwan Barat menyebutkan bahwa budi daya murbei menyebar ke India melalui Tibet sekitar 140 Sebelum Masehi. Hasil survei global tentang industri persuteraan alam dunia saat ini menunjukkan bahwa tanaman murbei paling sedikit terdapat di 29 negara, yaitu Jepang, Cina, Korea, Rusia, India, Brasil, Italia, Prancis, Spanyol, Yunani, Yugoslavia, Turki, Srilangka, Hongaria, Mesir, Syria, Polandia, Bulgaria, Libanon, Iran, Muangthai, Burma, Bangladesh, Afganistan, Cyprus, Vietnam, Rumania, Kamboja Dan Indonesia. Di Indonesia pemeliharaan ulat sutera dengan pakan daun murbei mulai dikenal pada tahun 1948, yang dibawa oleh orang Jepang dan dikembangkan di Jawa Barat. Salah satu pioner persuteraan di Indonesia berasal dari Jawa Barat, yakni Bapak Moch (Sunanto, 1997). 4. Manfaat tanaman murbei Murbei (M. alba) merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan kegunaan. Murbei memiliki banyak kasiat, baik itu buah daun hingga ranting murbei. Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak, tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk makanan ulat sutra, daun enak disayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yg sering bisulan. Selain itu daun murbei sebagaimana disiarkan apotek herbal daun murbei juga memiliki kasiat lain diantaranya: 7 Demam, flu, malaria, batuk, rematik, darah tinggi ; kencing manis (diabetes melitus) Kaki gajah ; radang mata merah , memperbanyak asi (air susu ibu), keringat malam, muntah darah, batuk darah, batuk berdahak, kolesterol tinggi. Cacingan, muka bengkak, sukar kencing, neurastenia, jantung berdebar, rasa haus dan mulut kering, sukar tidur, telinga berdenging, sembelit, Vertigo, hepatitis, kurang darah, rambut uban, sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit gigi, sakit pinggang, suburkan rambut. Selain obat obatan, murbei juga sebagai tanaman konservasi tanah dan penghijauan. Di Indonesia sekurang kurangnya ada enam jenis tanaman Murbei antara lain: Morus nigra, Morus multicaulis, Morus Ausrtalis, Morus alba var. Macrophylla dan Morus bombycis (Anonim, 2013). Tanaman ini sudah lama dikenal di Indonesia dan mempunyai banyak nama antara lain: Besaran (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Kertu (Sumatera Utara), Gertu (Sulawesi), Kitaoc (Sumatera Selatan), Kitau (Lampung), Ambatuah (Tanah Karo), Moerbei (Belanda), Mulberry (Inggris), Gelsa (Italia) dan Murles (Perancis), (Susanto, 1997). 5. Ciri-ciri tanaman murbei Suriawiria, (1966) dalam Admosoedarjo et. al, (2000) mengemukakan bahwa murbei banyak ditanam dan daunnya digunakan sebagai pakan ulat sutera. Secara umum memiliki ciri ciri sebagai berikut : a. Memiliki pertumbuhan yang cepat b. Mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan c. Tahan terhadap hama dan penyakit d. Produksi daun tinggi e. Menghasilkan daun yang banyak dan kwualitas tinggi 8 f. 6. Daun Murbei merupakan pakan utama bagi ulat sutera. Syarat - syarat tumbuh tanaman murbei Fauziyah, (2007) Mengemukakan bahwa murbei (M. alba) mempunyai syarat tumbuh secara optimal di antaranya adalah sebagai berikut : a. Iklim Tanaman murbei adalah tanaman daerah tropik. Daerah pertanamannya yang utama di Indonesia adalah pulau Jawa dan Kalimantan yang terletak pada zona antara 100 Lintang Selatan sampai daerah sub-artik 500 Lintang Utara pada umumnya di daerah beriklim panas (Kitaura, 1979 dalam Admososoedarjo et. al, 2000). b. Curah hujan Tanaman Murbei dapat tumbuh subur di daerah-daerah yang memiliki curah hujan antara 635 mm - 2.500 mm per tahun. c. Tinggi tempat dan suhu Tanaman Murbei tumbuh di dataran tinggi pada ketinggian antara 300 800 m dpl. Suhu optimal untuk pertumbuhan Murbei adalah antara 23.9°C dan 26.6°C tetapi umumnya tanaman Murbei dapat tumbuh baik dengan suhu minimum 13°C dan suhu maksimum 38 °C. d. Tanah Tanaman murbei dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Walaupun demikian, keadaan tanah tetap perlu diperhatikan agar tanaman Murbei dapat tumbuh subur. Pada prinsipnya, tanaman Murbei dapat tumbuh baik jika drainase tanahnya baik, unsur hara tercukupi, tanah tidak asam (pH optimal 6.5) dan kelembapan udara cukup menunjang yaitu sekitar 9 65-85%. Tanaman Murbei dapat tumbuh di daerah dataran rendah dan dataran tinggi. B. Tinjauan Umum Tentang Pupuk dan Pemupukan 1. Definisi pupuk Pupuk adalah bahan atau unsur hara dalam bentuk senyawa kimia baik dalam bentuk organik maupun anorganik yang berguna untuk tanah dan nutrisi tanaman (Kodri, 2009). Pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfot alam, pupuk organik dan sebagainya. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja ditambahkan dalam pupuk tersebut dalam jumlah tertentu, dimana pupuk ini dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Produksi pangan tergantung pada perpaduan (Integrasi) antara parameter parameter fisik dan biologis sedangkan peranan pupuk ialah untuk mensuplai masukan ekstra hara hara esensial kedalam daur pertumbuhan tanaman, yang dimaksudkan untuk mempertahankan atau meningkatkan hasil tanaman. Dalam pengertian sehari hari pupuk adalah suatu bahan yang dipergunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, sedangkan pemupukan pada umumnya diartikan sebagai penambahan bahan bahan lain yang dapat mempernaiki sifat sifat tanah misalnya pengapuran dan lain lain (Masrudy, 1990). 2. Definisi pemupukan Adapun defenisi lain mengenai pemupukaan yaitu mengaplikasikan bahan atau unsur-unsur kimia organik atau anorganik yang ditunjukkan atau 10 perbaikan kondisi kimia tanah dan mengganti kehilangan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman. Beberapa cara pemupukan yang baik antara lain : a. Tepat dosis : pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dengan jumlah unsur hara yang di butuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan. b. Tepat waktu : pemupukan harus sesuai dengan masa kebutuhan hara pada setiap fase atau umur tanaman dan kondisi iklim atau cuaca. c. Tepat sasaran : harus tepat pada sasaran yang ingin dipupuk. Contohnya jika yang ingin dipupuk adalah tanaman maka pemberian pupuk harus berada pada daerah sekitar tanaman. d. Dalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma pengganggu (Kodri, 2009). 3. Waktu pemberian pupuk Waktu pemberian pupuk dilakukan pada akhir musim hujan dan waktu antara hujan dan musim kemarau. Di lakukan kira-kira 2 minggu setelah pemangkasan dengan jarak waktu 4 bulan (3 kali setahun). Pupuk pada umumnya diberikan pada tanaman menurut aturan atau cara aplikasi sebagai berikut : a. Penebaran secara merata di atas permukaan tanah Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat 11 merata sehingga perkembangan akar pun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap. b. Larikan Caranya, buat parit kecil di samping barisan tanaman sedalam 6 10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari jari 0,5 1 kali jari jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah. Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang, misalnya akar tumbuh lebih pesat dari sisi yang diberi pupuk. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya, cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas, disarankan untuk menggunakan cara larikan. c. Pop Up Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik atau pupuk slow release, 12 d. Penugalan Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10 15 cm. Setelah pupuk dimasukkan ke dalam lubang, tutup kembali lubang dengan tanah untuk penguapan. Cara ini dapat dilakukan di samping kiri dan samping kanan baris tanaman atau di sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release atau pupuk tablet. e. Fertigasi Pupuk dilarutkan ke dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle (percikan). Cara ini banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Pada cara ini, akurasi dan penyerapan oleh akar dapat lebih tinggi (Novisan, 2002). C. Pupuk dan Pemupukan Untuk Tanaman Murbei 1. Pupuk untuk tanaman murbei Menurut petunjuk teknis di Jepang, jumlah N yang diperlukan untuk 0,1 ha adalah 30 kg, untuk menghasilkan kokon sebanyak 120 kg. Jumlah P yang disarankan sebanyak 14 16 kg dan jumlah K 12 20 kg dalam bentuk pupuk kimia. Jumlah yang diperlukan tergantung pada tipe tanah dan topografi. Pemupukan dengan kandungan N dengan dosis 300 kg N/ha/tahun di Sulawesi Selatan dapat memproduksi daun cukup baik. Pupuk P dan K perlu diberikan sebagai dasar. Pemberian pupuk dasar secara terus 13 menerus dapat menurunkan jumlah daun murbei pada tahun ke dua. Karena itu disarankan untuk memberikan pupuk kompos (Usagi, 2000). 2. Jenis pupuk untuk tanaman murbei Ada dua jenis pupuk untuk tanaman murbei yaitu pupuk organik dan kimia. Pupuk yang dapat digunakan antara lain pupuk kandang, jerami, potongan rumput, serbuk gergaji, kotoran ulat sutera, daun, dsb. Untuk pupuk kimia seperti urea mudah dalam hal penggunaannya dan cepat memberikan hasil tetapi sukar untuk memperbaiki struktur tanah. Sebaliknya pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah, meskipun memerlukan tenaga kerja yang banyak untuk menanganinya. Olehnya itu perlu metode yang rasional untuk menggabungkan penggunaan pupuk organik dan pupuk kimia (Samsijah dan Kusumaputra, 1982). D. Pupuk Urea dan Kegunaannya 1. Pupuk urea Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. 14 2. Kegunaan pupuk urea Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan antara lain: a. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa b. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain- lain) c. Menambah kandungan protein tanaman d. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan (Usagi, 2000). E. Pupuk Organik 1. Pengertian pupuk organik Menurut (Rohendi, 2005) pupuk organik didefenisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari tanaman yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Teknologi pupuk organik berkembang pesat selama ini. Perkembangan ini tidak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah kesehatan sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik kembali dijalankan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. 15 Ada berbagai jenis pupuk organik yang digunakan para petani dilapangan. Secara umum pupuk organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi bentuk, terdapat pupuk organik cair dan padat. Sedangkan dilihat dari bahan penyusunnya terdapat pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos. 2. Manfaat pupuk organik Manfaat pupuk organik menurut (Rachman, 2002) antara lain : a. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman yang lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tertentu dan relatif kecil b. Bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar c. Bahan organik dapat mempermudah pengelolaan tanah-tanah yang berat d. Bahan organik meningkatkan daya menahan air sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak e. Bahan organik memperbaiki kehidupan tanah (baik hewan tingkat tinggi ataupun tingkat rendah) menjadi lebih baik karena ketersediaan makanan yang terjaga f. Bahan organik dapat meningkatkan daya sangga terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah. Pada umumnya, menyebarkannya pupuk disekeliling organik tanaman, digunakan sehingga dengan terjadi cara peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik. 16 Berbagai hasil penelitian mengidentifikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah yaitu 2%. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik lingkungan dan kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran meningkatkan kaulitas lahan secara berkelanjutan. Pengunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman (Sutanto, 1992) 3. Jenis-jenis pupuk organik Menurut Gaur (1979), pupuk organik mempunyai beragam jenis. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Teknologi pupuk organik berkembang pesat pada pelosok-pelosok desa. Perkembangan ini tidak lepas dari dampak pemakian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk 17 organik kembali digunakan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. Adapun jenis-jenis pupuk organik antara lain : a. Pupuk hijau Pupuk hijau adalah pupuk organik yang terbuat dari komponen daun tanaman hijau, jenis tanaman yang banyak dipakai sebagai pupuk hijau adalah dari tanaman familia (Leguminoceae) atau kacangkacangan dan rumput-rumputan, karena jenis ini mengandung bintil akar yang berfungsi mengikat nitrogen dari udara, sehingga menyebabkan tanah menjadi susbur. b. Pupuk kompos Menurut Murbandono (2000), kompos adalah bahan-bahan organik yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikro organisme yang bekerja didalamnya. Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan orga nik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Crawford, 2003). Prinsip pengomposan adalah menurunkan nilai rasio C/N bahan organic menjadi sama dengan rasio C/N tanah. Rasio C/N adalah hasil perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen yang terkandung dalam suatu bahan. Nilai rasio C/N tanah adalah 10-12. Bahan organik yang memiliki rasio C/N sama dengan tanah memungkinkan bahan tersebut dapat dis erap oleh tanaman (Djuarnani, dkk. 2006). 18 Produksi kompos dapat di bedakan ke dalam tiga kelompok : 1) Kompos murni, pupuk ini ditujukan untuk lahan tanaman organik, namun juga dapat digunakan untuk lahan pertanian nonorganik. 2) Kompos plus mikroba (pengikat N dan pelepas P). Pupuk yang telah diperkaya ini juga diperuntukkan untuk lahan pertanian organik, namun juga dapat digunakan untuk lahan pertanian nonorganik (biasa). 3) Kompos plus pupuk buatan. Pupuk ini hanya dapat digunakan untuk lahan pertanian non organik . Menurut Santoso (1998), menyatakan bahwa pengomposan merupakan proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam sisa-sisa bahan organik (seperti daun-daunan, sampah rumah tangga,dan sebagainya) dengan suatu perlakuan khusus dengan tujuan adalah agar lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman dan hasil pengomposan ini biasanya disebut pupuk kompos. 4. Manfaat kompos Menurut (Djuarnani, dkk. 2006), menyatakan bahwa beberapa manfaat kompos yang dapat diperoleh antara lain adalah : a. Memperbaiki produktivitas tanah Kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik dan biologinya. Penambahan kompos ke dalam tanah dapat memperbaiki struktur, tekstur dan lapisan tanah, sehingga akan memperbaiki keadaan aerasi, drainase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap air, serta berguna untuk mengendalikan 19 erosi tanah. Kompos juga dapat menggantikan unsur hara tanah yang hilang akibat terbawa oleh tanaman ketika dipanen atau terbawa aliran air permukaan (erosi). b. Mengurangi pencemaran lingkungan Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena sampah merupakan sumber pencemaran. Penanganan sampah yang selama ini dilakukan belum sampai pada tahap memikirkan proses daur ulang atau menggunakan ulang sampah tersebut. Salah satu alternatif pengolahan sampah adalah memilih sampah organik dan memprosesnya menjadi kompos atau pupuk hijau. c. Meningkatkan kesuburan tanah Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya unsur hara dan mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan cara mendaur ulang limbah organik. Hasil daur ulang limbah organik tersebut dikembalikan ke lahan baik secara langsung maupun setelah diolah menjadi kompos atau difermentasikan. Dengan memanfaatkan pupuk organik, unsur hara dalam tanah dapat diperbaiki atau ditingkatkan. Akibatnya, kehilangan unsur hara akibat terbawa air hujan atau menguap ke udara dapat ditekan. Kompos menpunyai dua fungsi antara lain : 1) Soil conditioner berfungsi memperbaiki strukitur tanah, terutama bagi tanaman kering dan ladang. 2) Soil ameliorator berfungsi mempertinggi kemampuan penukaran kation (KTK) baik pada tanah ladang atau tanah sawah. 20 Dari kedua fungsi tersebut kompos dapat memperbaiki sifat sifat tanah baik fisik, kinetik, maupun biologis. 5. Mutu kompos Isroi (2008), menyatakan bahwa mutu kompos dapat diketahui dengan mengamati beberapa ha l, antara lain : a. Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman. b. Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme tanah yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. c. Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut : 1) Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah. 2) Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi. 3) Nisbah C/N sebesar 10 20, tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya. 4) Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah. 5) Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan 6) Tidak berbau. 6. Pupuk kandang Musnamar (2003), mengemukakan bahwa pupuk kandang yaitu pupuk yang berupa pupuk organik dari hasil permentasi kotoran padat dan cair yang dihasilkan oleh hewan ternak seperti sapi, kuda, babi, ayam dan kerbau dan lain sebagainya. 21 Manfaat pupuk kandang bagi tanah dan tanaman : a. Merupakan pupuk lengkap, karena mengandung semua hara makro yang di bututuhkan oleh tanaman, juga mengandung hara mikro. b. Mempunyai pengaruh susulan, karena pupuk kandang mempunyai pengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang makananan bagi tanaman yang berangsur angsur menjadi tersedia. c. Memperbaiki stuktur tanah sehingga aerasi di dalam tanah semakin baik. d. Meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air. e. Mencegah hilangnya hara (pupuk) dari dalam tanah akibat proses pencucian oleh air hujan atau air irigasi. F. Perkembangbiakan Tumbuhan 1. Perkembangbiakan generatif a. Defenisi perkembangbiakan generatif Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan secara kawin atau asensual. Pada proses perkembangbiakan generatif ini dibutuhkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Perkembangbiakan secara generatif dapat terjadi pada tumbuhan ataupun hewan. Selama mereka memiliki alat kelamin, maka tumbuhan tersebut dapat berkembangbiak secara generatif, kecuali ada kelainan tertentu yang menyebabkan alat kelamin tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (Anonim, 2013). Perkembangbiakan secara generatif ditandai dengan adanya pembuahan. Pembuahan adalah peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang kemudian menghasilkan zigot. Zigot berkembang 22 menjadi individu baru. Proses pembuahan pada hewan dan tumbuhan adalah berbeda. Pembuahan pada hewan adalah proses peleburan antara sel telur (sel kelamin betina) dan sel sperma (sel kelamin jantan). Pembuahan pada tumbuhan adalah proses dari peleburan benang sari (sel kelamin jantan) dan putik (sel kelamin betina). Karena adanya proses pembuahan maka perkembangbiakan secara generatif menghasilkan individu yang memiliki perpaduan sifat-sifat dari kedua induknya. b. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan didahului dengan peristiwa penyerbukan kemudian diiringi peristiwa pembuahan. Penyerbukan adalah peristiwa sampainya serbuk sari ke kepala putik. Penyerbukan dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan manusia dan binatang. Setelah terjadi penyerbukan maka berlangsunglah proses pembuahan. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan terjadi melalui beberapa cara, yaitu: 1) Konjugasi yaitu reproduksi generatif pada tumbuhan yang belum jelas alat kelaminnya. 2) Isogami yaitu peleburan dua sel gamet atau kelamin yang besarnya sama besar. 3) Anisogami yaitu peleburan dua sel gamet yang besarnya tidak sama. Gamet satu lebih kecil (mikrogamet) dan gamet dua lebih besar (makrogamet). 4) Penyerbukan yang diikuti pembuahan. Terjadi pada tumbuhan berbunga (Antophyta) atau tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Alat 23 kelamin jantan berupa benang sari dan alat kelamin betina berupa putik. 2. Reproduksi vegetatif a. Pengertian Reproduksi Vegetatif Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi tumbuhan secara aseksual, tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi buatan (Anonim, 2013). b. Macam-macam Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan 1) Reproduksi Vegetatif Alami pada Tumbuhan Reproduksi vegetatif alami terjadi tanpa campur tangan manusia. Contohnya: Rizoma, Stolon, Kormus, Umbi Batang, Dan Bulbus (Umbi Lapis), Umbi Akar, Tunas, dan Tunas adventif. a) Rizoma (Rimpang) Rizoma merupakan batang yang tumbuh mendatar (lateral) di bawah tanah. Dari batang yang mendatar akan muncul akar dan batang baru menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan rizoma adalah jahe (Zingiber officinale), lengkuas dan kunyit. b) Stolon (Geragih) Stolon merupakan batang yang mendatar di atas tanah dari batang utama. Dari batang tersebut akan muncul akar dan tunas baru sehingga tumbuh menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan stolon adalah stroberi (Fragaria vesca) dan rumput teki. 24 c) Kormus Kormus merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah. Gladiol dan bunga tulip adalah contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan kormus. d) Tuber (Umbi batang) Tuber (umbi batang) adalah bentuk modifikasi batang yang dapat tumbuh menjadi individu baru. Dari tuber akan tumbuh baru. Contoh tumbuhan yang bereproduksi dengan tuber (umbi batang) adalah kentang (Solanum tuberosum), bengkoang. e) Bulbus (Umbi lapis) Pada bulbus (umbi lapis), tunas akan muncul pada setiap lapisan umbi. Tunas tersebut akan tumbuh ke arah samping dari tubuh induk. Tunas baru tersebut akan tumbuh menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan bulbus adalah bawang merah (Allium ascalonicum) dan bawang putih (Allium sativum). f) Umbi akar Umbi akar muncul karena akar yang menjadi tunas kemudian menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi akar adalah singkong, wortel, dan lobak. g) Tunas Tunas adalah bagian tumbuhan yang tumbuh dari bagian tubuh induknya (batang atau akar) yang berada di atas permukaan tanah, kemudian menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang 25 berkembang biak dengan tunas adalah pisang, bambu, dan tebu. h) Tunas adventif Selain batang, daun juga dapat termodifikasi dan tumbuh menjadi individu baru. Pada cocor bebek (Kalanchoe daigremontiana), di ujung daunnya akan tumbuh tunas adventif yang akan tumbuh akar baru sehingga tumbuh menjadi satu individu baru. 2) Reproduksi vegetatif buatan pada tumbuhan Reproduksi vegetatif buatan ini terjadi karena campur tangan manusia. Keuntungan dari reproduksi vegetatif buatan adalah pada umumnya, tumbuhan hasil reproduksi vegetatif lebih cepat pertumbuhannya daripada melalui biji. Keuntungan lain, sifat anak dan induknya sama sehingga memudahkan pemilihan bibit berkualitas. Beberapa teknik reproduksi vegetatif buatan yang biasa dilakukan antara lain stek, merunduk, mencangkok, menyambung dan okulasi (menempel). a) Merunduk dilakukan dengan menanam sebagian tubuh induk tumbuhan induk ke dalam tanah tanpa memisahkannya dari tubuh induk. Setelah beberapa saat setelah tumbuh akar, individu baru siap dipisahkan dari tubuh induknya. b) Stek Stek merupakan reproduksi vegetatif buatan yang paling mudah dilakukan. Umumnya, stek dilakukan pada batang. Stek dilakukan dengan memotong batang tumbuhan induk menjadi 26 beberapa bagian, kemudian menanamnya pada tanah/ media tanam untuk mendapatkan beberapa individu baru dengan sifat yang sama dengan induknya. c) Okulasi (Menempel) Okulasi termasuk cara perbanyakan tanaman yang cukup populer. Reproduksi vegetatif buatan ini dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari tanaman yang spesiesnya sama dengan sifat yang lebih baik, kemudian menempelkan tunas tersebut pada tunas tanaman lain dengan spesies sama dengan tujuan memperbaiki sifat suatu individu tanaman. d) Mencangkok Tujuan dari mencangkok adalah untuk memperoleh tumbuhan baru yang cepat berbuah dan sifatnya sama dengan sifat induk. Mencangkok dilakukan dengan membuat cabang batang tanaman menjadi berakar. e) Menyambung Menyambung (mengenten) adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis dengan tujuan menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul. Misalnya ada dua tanaman mangga. Tanaman mangga pertama berakar kuat tetapi buahnya asam, sedangkan tanaman mangga kedua berakar lemah tetapi buahnya sangat manis. Untuk memperoleh pohon mangga yang berakar kuat dan berbuah manis, maka batang bawah dari tanaman mangga 27 berakar kuat disambungkan dengan batang atas tanaman mangga yang berbuah manis. G. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). 1. Faktor dalam (internal) Faktor dalam merupakan faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri, antara lain (Anonim, 2013) : a) Gen Gen berperan dalam pewarisan sifat keturunan dari induk kepada anaknya atau dalam sel makhluk hidup. Gen juga berperan sebagai pembawa kode untuk pembentukan enzim. Enzim berfungsi mengatur laju berbagai reaksi metabolism dalam tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan akan optimal jika laju metabolisme juga optimal. Perbedaan pada jenis gen akan menyebabkan terjadinya respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama. b) Hormon Hormon pada tumbuhan disebut fitohormon. Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organic yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Hormon dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin, dan sitokinin) dan hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormone kalin dan asam traumalin). 28 2. Faktor luar (eksternal/lingkungan) Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangatlah besar. Faktor-faktor eksternal dari lingkungan tersebut meliputi suhu udara, cahaya, kelembapan udara, serta ketersediaan air tanah dan mineral (Anonim, 2014). a) Pengaruh suhu pada pertumbuhan Suhu merupakan faktor eksternal dari lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena suhu berhubungan dengan kemampuan tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum yang ideal untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang terbaik untuk pertumbuhan suatu jenis tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, suatu tanaman juga memiliki batas suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu paling tinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat mempertahankan hidupnya. Suhu minimum merupakan suhu paling rendah yang memungkinkan tumbuhan masih dapat mempertahankan hidupnya. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperatur sekitar 10°C 38°C untuk pertumbuhannya. b) Pengaruh cahaya pada pertumbuhan Sinar cahaya merupakan faktor eksternal yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila sumber makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan bisa menjadi mati karena kekurangan makanan. Namun demikian sinar cahaya yang diterima oleh tumbuhan jumlahnya tidak boleh terlalu 29 banyak. Cahaya yang terlalu berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan. Demikian juga jika kekurangan cahaya, hal itu juga berakibat buruk bagi tanaman. Contoh akibat dari hasil fotosintesis yang melemah adalah tanaman yang tumbuh di ruangan gelap, ukuran batangnya menjadi jauh lebih panjang dibandingkan tumbuhan yang memperoleh cukup cahaya matahari. Tanaman tersebut akan berwarna pucat dengan batang yang lemah dan kurus. Pertumbuhan dalam tempat gelap karena kekurangan cahaya semacam ini disebut etiolasi. c) Pengaruh kelembaban pada pertumbuhan anah yang lembab sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman, terutama saat perkecambahan biji. Hal ini terjadi karena tanah yang lembab menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim di dalam biji serta melarutkan makanan di dalam jaringan. Tingkat pengaruh kelembaban udara atau tanah bisa berbeda-beda pada masing-masing jenis tumbuhan. Ada tanaman yang memerlukan kelembaban udara dan kelembaban tanah yang tinggi, misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada pula tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada dengan kelembaban udara dan tanah kelembapan rendah, misalnya tanaman Aloe vera (lidah buaya) dan beberapa jenis tanaman anggrek. d) Pengaruh air dan mineral pada pertumbuhan Tumbuhan sangat membutuhkan air, CO2, dan mineral untuk pertumbuhannya. Air dan CO2 merupakan bahan utama untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Gas CO2 diambil melalui stomata dan lentisel. Sedangkan air dan mineral diambil dari tanah melalui 30 akar, kecuali pada tumbuhan tertentu, seperti tanaman kantong semar (Venus sp. atau Nephentes sp.). Tanaman tersebut memperoleh senyawa nitrogen (protein asam amino) dan mineral dari serangga yang masuk ke dalam perangkapnya. Air merupakan faktor eksternal yang juga sangat diperlukan dalam perkecambahan biji. Air digunakan saat masa perkecambahan untuk mengaktifkan enzim-enzim dalam biji. Perkecambahan biji akan tertunda (dormansi) tanpa air. Mineral sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan pada tanaman. Misalnya pembentukan klorofil sangat membutuhkan mineral Mg. Tumbuhan yang kekurangan magnesium terlihat menguning. Mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) makroelemen dan (2) mikroelemen. Makroelemen adalah elemen mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar, sedangkan mikroelemen adalah elemen mineral yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit. e) Pengaruh Ketersediaan oksigen pada Pertumbuhan Setiap makluk hidup, termasuk tumbuhan memerlukan oksigen untuk respirasi aerobdalam tubuh. Melalui respirasi aerob, tumbuhan dapat memperoleh energi untuk pertumbuhannya. Biji-biji pada tumbuhan tidak akan berkecambah tanpa adanya oksigen. Khususnya pada proses perkembangan tumbuhan, selain ditentukan oleh faktor-faktor di atas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, di antaranya adalah letak sel dalam jaringan. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Waktu Penelitian ini dimulai dari tanggal 15 Juni s/d 15 Agustus 2016 meliputi kegiatan orientasi lapangan, persiapan alat dan bahan, pengumpulan dan pengolahan data serta penulisan Karya Ilmiah. B. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Cangkul digunakan untuk mencangkul tanah bagian atas. b. Parang digunakan untuk memotong dan memangkas tangkai tanaman murbei (Morus alba). c. Kamera digunakan untuk mengambil dokumentasi setiap melakukan kegiatan. d. Alat tulis digunakan untuk menulis pada saat melakukan pengukuran tinggi tunas tanaman murbei (M. alba). e. Mistar digunakan untuk mengukur tinggi tunas tanaman murbei. f. Label nomor digunakan untuk menandai setiap polybag. g. Polybag digunakan sebagai tempat untuk mengisi tanah yang sudah dicangkul dan digunakan juga sebagai tempat penanaman penyetekan tanaman murbai yang sudah dipotong. 32 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Tanaman murbei (M. alba) digunakan sebagai bahan penyetekan. b. Pupuk kandang ayam digunakan sebagai bahan perangsang pertumbuhan tunas pada penelitian ini. c. Pupuk urea digunakan sebagai bahan perangsang pertumbuhan tunas pada penelitian ini d. Tanah digunakan sebagai media tempat melakukan penyetekan. C. Prosedur Kerja 1. Melakukan orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi tempat penelitian. 2. Mengisi polybag dengan tanah/topsoil yang sudah di cangkul. 3. Mengambil tangkai tanaman murbei (M. alba) dan memotongnya dengan panjang 15 cm sebanyak 60 setek. Pada media pupuk kandang tanaman murbei yang digunakan sebanyak 30 setek dan untuk media pupuk urea tanaman murbei yang digunakan sebanyak 30 setek juga. 4. Tanaman murbei yang sudah dipotong di tanam ke dalam polybag yang sudah disiapkan dan melakukan penomoran polybag. 5. Pemberian pupuk kandang ayam pada tanaman murbei dilakukan dengan cara mencampur pupuk kandang ayam 1 kg dengan tanah/topsoil 2 kg sebelum dimasukkan ke dalam polybag. 6. Pemberian pupuk urea pada tanaman murbei dilakukan dengan cara fertigasi yakni pupuk dilarutkan ke dalam air dan disiramkan pada tanaman murbei sebanyak 20 ml. 7. Pengambilan data tinggi tunas tanaman murbei dilakukan satu kali dalam seminggu jadi dalam satu bulan pengambilan data dilakukan empat kali. 33 8. Melakukan pengukuran pertambahan pertumbuhan tunas tanaman murbei pada setiap perlakuan (pupuk kandang ayam dan pupuk urea). D. Pengolahan Data 1. Menyusun data yang diperoleh ke dalam tabel. 2. Untuk menghitung rata-rata pertambahan tinggi tunas yang dipupuk menggunakan pupuk kandang dan pupuk urea yaitu dengan menggunakan rumus rata-rata sebagai berikut : x x n Keterangan : = nilai rata-rata x n = jumlah nilai individu = jumlah sampel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil dari penelitian Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Murbei (Morus alba) Menggunakan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Urea di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda di peroleh data rata rata pertumbuhan tinggi tunas sebagai berikut : Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Morus alba). Rata-rata Tinggi Tunas Pada Tiap Pengukuran (cm) Perlakuan Pupuk 1 2 3 4 Pupuk kandang ayam 0,38 1,58 2,51 3,44 Pupuk urea 1,45 3,47 5,44 7,41 Rata-rata (cm) 1,98 4,44 B. Pembahasan Berdasarkan Tabel 1. di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan tunas murbei umur 2 bulan lebih besar yang diberi pupuk urea dibanding yang biberi pupuk kandang ayam. Selisih pertambahan tunas tersebut sebanyak 2,46 cm yaitu masing-masing untuk yang diberi pupuk kandang ayam dan yang diberi pupuk urea masing-masing rata-rata pertumbuhannya adalah sebesar 1,98 cm dan 4,44 cm. Perbedaan ini diduga karena pada pupuk urea unsur Nitrogennya sudah tersedia cukup diserap oleh akar tanaman, sedangkan pada pupuk kandang ayam diduga pupuk kandang belum mengalami dekomposisi yang sempurna sehingga unsur hara yang dibutuhkan belum tersedia maksimum. Pada tanaman yang diberikan pupuk urea pertumbuhannya cukup baik namun ada juga yang mati. Unsur hara Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman karena berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif dan merupakan bahan penyusun klorofil, protein dan lemak. Tanaman yang diberikan pupuk urea 35 menunjukkan pertumbuhan daun yang baik karena warna daunnya hijau segar. Namun, selain pengaruh positif pada tanaman ada juga tanaman yang memperlihatkan pengaruh negatif yaitu ada tanaman yang mati. Tanaman yang mati diduga disebabkan karena pemberian pupuk yang terlalu dekat dengan tanaman. Konsentrasi larutan pupuk yang lebih pekat dari konsentrasi larutan yang ada dalam dinding sel tanaman menyebabkan terjadinya plasmolisis atau keluarnya cairan sel dari dinding sel. Hal ini berkaitan dengan karakteristik pupuk urea yang mudah larut dalam air dan mudah menghisap air (higroskopis) (Distan, 2011). Berdasarkan data hasil penelitian ini, pertumbuhan tunas tanaman murbei selalu mengalami peningkatan baik yang menggunakan pupuk kandang ayam maupun yang menggunakan pupuk urea. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pertumbuhan tunas tanaman murbei (Morus alba) lebih cepat jika diberi pupuk urea dibandingkan jika diberi pupuk kandang ayam. 2. Rendahnya pertumbuhan tunas pada pemberian pupuk kandang ayam diduga belum mengalami dekomposisi pupuk kandang ayamnya sehingga unsur Nitrogennya belum maksimal. B. Saran Pemanfaatan pupuk kandang ayam untuk pertumbuhan tunas murbei (M. alba) agar digunakan lebih dari 6 bulan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012. Defenisi Tanah. http://definisimu.blogspot.co.id/2012/08/definisitanah.html. Di unduh pada tanggal 21 Agustus 2016 Anonim, 2013. Reproduksi Vegetatif Alami dan Buatan pada Tumbuhan. http://elearningpedia.blogspot.co.id. Di unduh pada tanggal 19 Agustus 2016 Anonim, 2013. Perkembangbiakan Generatif. http://www.kamusq.com. Di unduh pada tanggal 19 Agustus 2016 Anonim, 2013. Seribu Manfaat Murbei untuk Kesehatah Tubuh. http://tanamanbuatobat.blogspot.co.id/2013/03/seribu-manfaat-murbeiuntuk-kesehatan.html. Diunduh pada tanggal 14 September 2016 Anonim, 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman. http://mudahbiologi.blogspot.co.id/2014/12/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html. Diunduh pada tanggal 14 September 2016 Anonim, 2015. Pengertian Pertumbuhan Tanaman. http://www.pengertianpakar.com/2015/05/pengertian-pertumbuhantanaman.html. Diunduh pada tanggal 14 September 2016 Distan, 2011. Kandungan Unsur Hara pada Pupuk dan Manfaatnya Bagi Tanaman. http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53pupuk/141-unsur-hara-pupuk. Di unduh pada tanggal 13 September 2016 Fauziyah, 2007. Pengaruh Faktor Utama Terhadap Perkembangan Usaha Persutraan Alam Dikabupaten Suka Bumi, Jawa Barat. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. IV No.6. Departemen Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Konservasi Alam. Bogor. Isroi. 2008. Makalah Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Bogor. http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos. Di unduh pada 11 Agustus 2016 Kitaura, 1979. (Lassification Of Mulberry and Va. In N Fukuda ed. Sogo Yosangaku (Coprehensive Sericulture) (In Japanese). PP. 12-15 Nihon Sanshi Gakkai. Kodri, Ahmad. 2009. Pupuk dan Pemupukan. www.google.com Masrudy. 1990. Tanah Hutan. (Buku Pegangan Mahasiswa Politeknik Pertanian). Departemen P dan K Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi UNPAD, Bandung. Musnamar, (2003). Pupuk Organik. Jakarta. Penebar Swadaya. Noviansa, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Tangerang. Rachman, 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Berkelanjutan. Jakarta. Penerbit Kanisius. www.kanasiusmedia.com) Alternatif dan (website : Rohendi , (2005). Manfaat Pupuk Organik Pada Pertanian. http://www.informasipertanian.com/2013/04/manfaat-pupukorganik.html. Di unduh pada tanggal 18 Agustus 2016 Susanto,1997. Budi Daya Tanaman Murbei dan Usaha Persuteraan Alam. Kanisius. Yogyakarta. USAGI, 2000. www. Pupuk Kaltim.com/ina/produk/index.pht?act=urea 39 Tabel 5. Data Pengukuran Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Pengukuran Pertama). Pengukuran Pertama Pupuk Kandang Pupuk Urea No. Tinggi tunas No. Tinggi tunas pohon (cm) pohon (cm) 1 0,8 31 1,5 2 0 32 1,5 3 0,7 33 1,8 4 0,5 34 2,5 5 0 35 2,1 6 0 36 1,7 7 0 37 1,8 8 0 38 1,2 9 0,9 39 2,2 10 0 40 1,7 11 1 41 1,7 12 0,6 42 1 13 0 43 1,5 14 0,7 44 1,3 15 0,6 45 1 16 0 46 1,8 17 0,9 47 1,2 18 0,8 48 0 19 0 49 0,9 20 1,1 50 1,5 21 0 51 1,7 22 0,9 52 1,4 23 0,8 53 2,1 24 0,7 54 1,3 25 0 55 1,8 26 0 56 1,2 27 0,5 57 1 28 0 58 1,9 29 0 59 0 30 0 60 1,1 11,5 43,4 0,38 1,45 40 Tabel 6. Data Pengukuran Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Pengukuran Kedua). Pengukuran Kedua Pupuk Kandang Pupuk Urea No. Tinggi tunas No. Tinggi tunas pohon (cm) pohon (cm) 1 1,7 31 2,1 2 2,8 32 3 3 1,8 33 2,5 4 1,6 34 7,5 5 1 35 3,5 6 1,4 36 4 7 1,3 37 3 8 0,8 38 5,2 9 2,7 39 3,2 10 1,9 40 3 11 2,7 41 3,5 12 1,5 42 4 13 1,2 43 4,8 14 2,3 44 2 15 2,2 45 4 16 1,6 46 5,5 17 1,8 47 3 18 1,5 48 0 19 0 49 1,8 20 2,7 50 4 21 1 51 4,5 22 2 52 3,5 23 2,1 53 4,2 24 2,6 54 3 25 0,5 55 5 26 0 56 5,5 27 1,8 57 2,5 28 0 58 3,5 29 1,9 59 0 30 1 60 2,9 47,4 104,2 1,58 3,47 41 Tabel 7. Data Pengukuran Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Pengukuran Ketiga). Pengukuran Ketiga Pupuk Kandang Pupuk Urea No. Tinggi tunas No. Tinggi tunas pohon (cm) pohon (cm) 1 2,6 31 2,9 2 3,5 32 4,5 3 2,9 33 3,2 4 2,7 34 10,5 5 1,6 35 4,9 6 2 36 6,3 7 1,8 37 4,2 8 1,5 38 9,2 9 4,5 39 4,2 10 2,6 40 4,3 11 4,4 41 5,3 12 2,4 42 7 13 1,9 43 8,1 14 3,9 44 2,7 15 3,8 45 7 16 3,2 46 9,2 17 2,7 47 4,8 18 2,2 48 0 19 0 49 2,7 20 4,3 50 6,5 21 1,7 51 7,3 22 3,1 52 5,6 23 3,4 53 6,3 24 4,5 54 4,7 25 0,9 55 8,2 26 0 56 9,8 27 3,1 57 4 28 0 58 5,1 29 2,7 59 0 30 1,4 60 4,7 75,3 163,2 2,51 5,44 42 Tabel 8. Data Pengukuran Tinggi Tunas Tanaman Murbei (Pengukuran Keempat). Pengukuran Keempat Pupuk Kandang Pupuk Urea No. pohon Tinggi tunas (cm) No. pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3,5 4,2 4 3,8 2,2 2,6 2,3 2,2 6,3 3,3 6,1 3,3 2,6 5,5 5,4 4,8 3,6 2,9 0 5,9 2,4 4,2 4,7 6,4 1,3 0 4,4 0 3,5 1,8 103,2 3,44 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 Tinggi tunas (cm) 3,7 6 3,9 13,5 6,3 8,6 5,4 13,2 5,2 5,6 7,1 10 11,4 3,4 10 12,9 6,6 0 3,6 9 10,1 7,7 8,4 6,4 11,4 14,1 5,5 6,7 0 6,5 222,2 7,41 43 Gambar 1. Pengisian Polybag. Gambar 2. Penanaman Stek Murbei (Morus alba). 44 Gambar 3. Kegiatan Penyiraman Gambar 4. Pemasangan Nomor/Label. 45 Gambar 4. Pemberian Pupuk Urea. Gambar 5. Pengukuran Tunas Murbei (Morus alba).