BAB 2 Landasan Teori

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
Analisis yang baik dan menyeluruh untuk menilai kondisi suatu perusahaan adalah
dengan melakukan dengan top-down analysis, yang dimulai dari menganalisis
keadaan global ekonomi, kemudian analisa terhadap agregat ekonomi dan bahkan
keadaan ekonomi internasional setelah itu dilakukan analisa bagaimana keadaan
ekonomi tersebut berpengaruh terhadap perusahaan. Terakhir barulah dilakukan
analisis terhadap posisi perusahaan dalam industri (Bodie, 1999).
2.1. Analisis Ekonomi Makro
Analisis tentang kondisi ekonomi nasional adalah langkah awal yang penting
dalam analisa investasi, karena setelah proses tersebut dilakukan , investor atau
analisis dapat menggunakan perkiraan ekonomi di masa mendatang untuk
memperkirakan pertumbuhan industri serta dampaknya terhadap profitabilitas
perusahaan (Harianto, Sudono dan Siswanto, 1998).
Harianto, Sudono dan Siswanto (1998), langkah- langkah dalam analisis
kondisi ekonomi nasional meliputi penetapam akan hal-hal sebagai berikut:
•
Kondisi ekonomi nasiona l saat ini.
•
Kemungkinan terbesar arah pergerakan ekonomi nasional untuk satu tahun
mendatang.
7
•
Perkiraan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
2.1.1. Ukuran Aktivitas Ekonomi
Beberapa indikator perekonomian dapat digunakan untuk memperkirakan
kondisi ekonomi nasional. Ukuran-ukuran aktivitas ekonomi tersebut memberikan
kemudahan bagi analis ekonomi untuk merangkum dan menyimpulkan kondisi
ekonomi nasional. Ukuran aktivitas perekonomian yang umum digunakan adalah
Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, tingkat bunga, tingkat pengangguran
dan nilai tukar mata uang rupiah (khususnya terhadap US Dollar).
2.1.2. Produk Domestik Bruto (PDB)
PDB adalah indikator ekonomi yang paling sering digunakan untuk
menggambarkan kesehatan ekonomi nasional secara luas. PDB memberikan
informasi mengenai jumlah agregat barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
perekonomian nasional selama periode tertentu (biasanya satu tahun).
PDB nominal mengukur pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh
bertambahnya produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh ekonomi nasional dan
inflasi, yaitu meningkatnya harga barang dan jasa tersebut. Oleh karena itu untuk,
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi nasional secara riil, pengaruh inflasi harus
dihilangkan dari PDB nominal sehingga diperoleh PDB riil.
8
Pertumbuhan PDB dipengaruhi oleh konsumsi dan investasi swasta, konsumsi
dan investasi pemerintah serta besarnya ekspor dan impor. Pertumbuhan PDB akan
meningkat seiring dengan meningkatnya faktor-faktor tersebut, kecuali faktor impor,
karena semakin banyak kebutuhan barang dan jasa konsumen dipenuhi oleh impor
dari luar negeri, maka pertumbuhan PDB akan semakin kecil.
Meningkatnya PDB merupakan indikator yang memberikan pertanda baik
atau positif untuk investasi, karena meningkatnya PDB menunjukkan terjadinya
perkembangan ekonomi dan adanya kesempatan untuk meningkatkan penjualan.
Grafik 2.1 Perkembangan Produk Domestik Bruto tahun 2002-2007
2.1.3. Inflasi
Inflasi
adalah
indikator
ekonomi
yang
sering
digunakan
untuk
menggambarkan keadaan ekonomi nasional. Inflasi memberikan gambaran tentang
9
peningkatan harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi oleh sistem
perekonomian. Inflasi yang tinggi dapat mengakibatkan menurunnya daya beli
masyarakat dan dapat mendorong terjadinya peningkatan suku bunga. Adapun
perkembangan inflasi tersebut dapat diukur dari indeks harga konsumen.
Meningkatnya inflasi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan
sekaligus peningkatan biaya perusahaan. Meningkatnya inflasi secara relative
merupakan sinyal negatif bagi investor di pasar modal, karena jika peningkatan biaya
faktor produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati perusahaan,
maka profitabilitas perusahaan menurun.
Sekarang ini tingkat inflasi di Indonesia cenderung menurun, hal ini diikuti juga
dengan menurunnya tingkat suku bunga, berikut adalah data mengenai inflasi dalam 3
tahun terakhir di indonesia.
1.5
1
0.5
2006-2007
Grafik 2.2 Inflasi tahun 2006-2007
10
June
July
August
September
October
April
May
August
September
October
November
December
January
February
March
June
July
-0.5
January
February
March
April
May
0
2.1.4. Tingkat Bunga
Tingkat bunga merupakan ukuran keuntungan investasi yang dapat diperoleh
oleh investor dan juga merupakan ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan dalam menggunakan dana pemilik.
Bank Indonesia menggunakan instrument tingkat bunga untuk mengendalikan
jumlah uang beredar. Kebijakan bunga rendah mendorong masyarakat untuk lebih
giat melakukan investasi dan konsumsi, daripada menabung. Sebaliknya, dalam
kondisi inflasi, Bank Indonesia akan melakukan kebijakan uang ketat dengan
meningkatkan suku bunga sehingga masyarakat akan lebih suka menabung daripada
melakukan investasi atau konsumsi.
Indikator tingkat bunga yang tinggi adalah signal negatif bagi harga saham.
Meningkatnya tingkat bunga akan meningkatkan harga kapital sehingga akan
memperbesar biaya perusahaan dan menyebabkan terjadi ’migrasi’ investasi dari
saham ke deposito atau fixed investment lainnya.
Tingkat Suku Bunga seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah berbanding
lurus dengan tinkat inflasi, jadi tingkat bunga di Indonesia dalam 2 tahun kebelakang
terus turun, yang menyebabkan banyak orang yang beralih ke investasi dari deposito,
berikut grafik suku bunga,sbb :
11
14.00
13.00
12.00
11.00
10.00
2006
9.00
2007
8.00
7.00
Jan. Feb. Mar. Apr. May. Jun.
Jul. Aug. Sep. Oct. Nov. Dec.
Grafik 2.3 tingkat suku bunga dalam 2 tahun terakhir ( dalam satuan %)
2.1.5. Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah adalah harga Rupiah dibandingkan dengan mata uang
negara lain. Kebijakan nilai tukar Rupiah dilakukan untuk mengendalikan transaksi
neraca pembayaran.
Indikator kurs rupiah menjelaskan bahwa melemahnya kurs rupiah terhadap
mata uang asing memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal,
karena menurunnya kurs dapat meningkatkan biaya impor bahan baku dan
meningkatkan suku bunga, walaupun meningkatkan nilai ekspor.
Selain indikator ekonomi di atas, analis dapat menggunakan indikator
perekonomian lain seperti tingkat pengangguran, kapasitas pemakaian industri,
persediaan usaha, tabungan masyarakat dan pendapatan perkapita masyarakat
Indonesia. Kapasitas pemakaian industri dan persediaan usaha berkaitan dengan
12
investasi swasta sedangkan tabungan masyarakat dan pendapatan perkapita dengan
PDB.
2.2. Analisis Financial Instrument
Di Indonesia terdapat berbagai macam instrument keuangan yang dapat
dipilih oleh para investor sesuai dengan risk dan return nya masing- masing.
2.2.1. Money Market Instrument
Money Market Instrument adalah instrument keuangan yang terdiri dari surat
utang jangka pendek yang sangat liquid sehingga dapat dicairkan dengan mudah
(Bodie,2005). Contoh dari money market instrument yaitu treasury bills, sertifikat
Bank Indonesia (SBI), surat utang negara (jatuh tempo dibawah 1 tahun), commercial
paper.
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Grafik 2.4 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) – 3 Bulan
13
Aug.
Jun.
Jul.
May.
Apr.
Mar.
Jan.
Feb.
Dec.
Nov.
Oct.
Sep.
Aug.
Jul.
Jun.
May.
Apr.
Mar.
Feb.
Jan.
2006-2007
2.2.2. Bond Market Instrument
Bond Market Instrument adalah instrument keuangan yang terdiri dari surat
utang jangka panjang (jatuh tempo lebih dari 1 tahun). Instrument ini termasuk
treasury notes dan bonds, corporate bonds, mortgage securities (Bodie, 2005).
Obligasi adalah fixed income securities yang paling mendasar. Fixed Income
Securities disebut demikian karena pihak penerbit menjanjikan aliran pendapatan
yang tetap berdasarkan formula atau rumus tertentu. Fixed Income memiliki jadwal
pembayaran tertentu.
Obligasi adalah salah satu jenis surat hutang atau janji pembayaran untuk
jangka waktu tertentu dan dikeluarkan oleh peminjam yang berjanji untuk
membayarkan bunga tertentu setiap tahun pada pemegangnya (Keown,dkk,p224).
Obligasi biasanya dikeluarkan oleh pihak tertentu untuk mendapatkan
pinjaman tunai (Bodie, Kein, Marcus, p448). Peminjam mengeluarkan atau menjual
obligasi pada pihak lain untuk mendapatkan pinjaman hutang berupa sejumlah uang
tunai. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu / periode, dimana pihak yang
menerbitkan obligasi wajib membayarkan kembali uang tersebut beserta dengan
bunganya kepada pemegang obligasi. Pembayaran bunga kepada pemegang obligasi
disebut Coupon Payments. Pembayatan bunga tersebut dilakukan berdasarkan
interval waktu tertentu. Jika obligasi tersebut kehabisan jangka waktunya, atau
disebut mature,maka penerbit obligasi akan membayarkan hutangnya sebesar par
valuenya (Face Value) pada umumnya beserta dengan coupon yang terakhir.
14
Obligasi biasanya dikeluarkan oleh :
1. Negara : berupa surat hutang negara.
2. Korporat.
3. Pihak-pihak lain seperti obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah lokal,
agen-agen pemerintah yang lain. Misalnya obligasi dari BUMN,obligasi
dari pemerintah daerah.
140000
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
Aug.
Jul.
Jun.
May.
Apr.
Mar.
Feb.
Jan.
Dec.
Nov.
Oct.
Sep.
Aug.
Jul.
Jun.
May.
Apr.
Mar.
Feb.
Jan.
2006-2007
Grafik 2.5 Obligasi - Nilai Emisi (miliar Rp)/Bonds - Value of Issued Bonds
Ada banyak tipe obligasi. Berdasarkan pembayaran coupon, obligasi dapat
dilihat menjadi :
•
Zero coupon bond : untuk tipe obligasi ini, penerbit tidak
membayarkan coupon.
•
Fixed rate coupon bonds
•
Floating coupon bonds
•
Reverse floater
15
Selain itu juga ada jenis obligasi seperti :
1. Debentures
Debentures mengacu pada hutang jangka panjang yang tidak aman dan
lebih berisiko daripada obligasi yang aman.
2. Subordinated Debentures
Merupakan hutang jangka panjang yang berada dibawah obligasi
debentures lainnya.
3. Mortgage Bonds
Mortgage Bonds adalah obligasi yang dijaminkan melalui kegiatan pada
properti.
4. Eurobonds
Merupakan obligasi dimana pembayaran coupon atau peminjaman
dilakukan dalam US Dollar.
5. Junk Bonds
Merupakan obligasi yang tercatat dengan rating dibawah BB. Dimana
rating tersebut menyatakan bahwa kemungkinan terjadi default cukup
besar. Karena itu untuk menarik pembelinya, biasanya junk bond
menawarkan bunga yang tinggi. Oleh karena itu Junk Bonds disebut juga
sebagai High Yield Bonds.
16
Dalam obligasi, ada beberapa istilah yang harus dimengerti. Dibawah ini
adalah beberapa istilah tersebut, antara lain :
1. Claim on assets and income
Pemegang
obligasi
berhak
mengklaim
pendapatan
yang
diperolehnya,misal pendapatan bunga. Pemegang obligasi juga memiliki
kuasa untuk menyatakan bangkrut pada penerbit obligasi jika penerbit
tidak mampu untuk membayarkan kewajibannya.
2. Par Value
Nilai yang akan dikembalikan pada pemegang obligasi pada saat obligasi
tersebut sudah mature.
3. Coupon interest rate
Coupon adalah bunga yang dibayarkan oleh penerbit secara tahunan, dan
besarnya adalah beberapa persen dari par valuenya.
4. Maturity
Pada obligasi menunjukkan lamanya waktu dari penerbit obligasi hingga
batas waktu jatuh tempo obligasi, atau sampai pada saat pemegang
obligasi menerima kembali par value yang sudah dipinjamkannya.
5. Indenture
Perjanjian hukum antara pihak yang menerbitkan obligasi dan pemegang
obligasi. Indenture akan menyediakan poin-poin perjanjian peminjaman,
seperti dektipsi obligasi, hak pemegang obligasi, hak penerbit, dan
kewajiban dari wakil.
17
6. Current yield
Menyatakan perbandingan dari pembayaran bunga tahunan pada
pemegang obligasi terhadap harga pasar.
7. Bond ratings
Dalam obligasi, dikenal rating yang menunjukkan nilai dari obligasi dan
kemampuan dari penerbit obligasi tersebut dalam melunasi atau
membayarkan
hutangnya.
Adapun
menurut
Pefindo
(Dana
dan
Investasi,1997,p106) rating tersebut adalah:
- AAA
Merupakan rating tertinggi, dimana ini dapat menunjukkan bahwa
obligasi ini berisiko paling rendah dan kemampuan terbaik untuk
membayar bunga dan pokok hutang sesuai yang diperjanjikan.
- AA
Efek hutang berisiko paling rendah dan kemampuan terbaik untuk
membayar bunga dan pokok hutang sesuai yang diperjanjikan serta tidak
mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang merugikan.
-A
Efek hutang berisiko investasi rendah dan kemampuan sangat baik untuk
membayar bunga dan pokok hutang sesuai yang diperjanjikan dan hanya
sedikit dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang merugikan.
- BBB
Efek hutang berisiko investasi cukup rendah dan kemampuan cukup baik
dalam membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban
18
finansialnya sesuai yang diperjanjikan meskipun cukup peka terhadap
perubahan keadaan yang merugikan.
- BB
Efek hutang yang masih berkemampuan untuk membayar bunga dan
pokok hutang namun berisiko investasi cukup tinggi dan sangat peka
terhadap perubahan keadaan yang merugikan.
-B
Efek hutang yang berisiko investasi sangat tinggi dan kemampuan sangat
terbatas untuk membayar bunga dan pokok hutang sesuai yang
diperjanjikan.
- CCC
Efek hutang yang tidak berkemampuan lagi untuk memenuhi kewajiban
finansialnya.
- CC
Efek hutang yang macet dan sudah berhenti berusaha. Merupakan rating
yang paling bawah, dimana obligasi ini berisiko paling tinggi, karena ada
kemungkinan untuk tidak dibayarkan.
Rating tersebut diatas biasanya dilihat dari rasio-rasio yang muncul dalam
beberapa laporan keuangan mereka.
Obligasi dinilai oleh beberapa pihak, sebelum akhirnya pihak tersebut
membeli atau menjual obligasinya. Pihak luar menilai obligasi dari beberapa faktor
seperti:
19
1. Kondisi ekonomi secara makro.
2. Jenis industri yang mengeluarkan obligasi tersebut.
3. Kinerja penerbit obligasi.
4. Struktur instrumen sperti rating, harga, dan jaminan dari obligasi tersebut.
5. Likuiditas pasar.
2.2.3. Equity Securities Instrument
Equity Securities instrument adalah instrument keuangan yang terdiri dari
saham-saham (surat yang menunjukan shares kepemilikan) perusahaan yang sudah
di listing di BEJ (Bursa Efek Jakarta) (Bodie, 2005). Ada 2 macam tipe saham yaitu
saham biasa (common stock) dan saham preferred (preferred stock).
310,000.00
300,000.00
290,000.00
280,000.00
270,000.00
260,000.00
250,000.00
Apr.
May.
Jun.
Jul.
Aug.
Jun.
Jul.
Aug.
Sep.
Oct.
Nov.
Dec.
Jan.
Feb.
Mar.
Jan.
Feb.
Mar.
Apr.
May.
2006-2007
Grafik 2.6 Saham - Nilai Emisi (miliar Rp) /Stocks - Value of Issuing Shares (billions
of Rp)
20
2.3. Pengertian Reksa Dana dan Perusahaan Investasi
2.3.1.Pengertian Reksa Dana
Reksa dana adalah sebua h instrument keuangan yang merupakan open-end
investment , setiap produk reksa dana memliki kebijakan investasinya masing- masing
seperti yang dijelaskan pada setiap prospectus nya(Bodie, 2005).
Contoh produk reksa dana adalah money market funds, bond funds, balance and
income funds, equity funds, international funds, asset allocation and flexible funds,
index funds.
Setiap produk reksa dana memiliki nilai yang dapat dilihat pada Net Asset
Value nya (NAV). Rumus dari NAV adalah
NAV = Market Value of Asset minus Liabilities
Shares outstanding
21
2,500.00
2,000.00
1,500.00
2006-2007
1,000.00
500.00
Aug.
Jul.
Jun.
Apr.
May.
Mar.
Feb.
Jan.
Nov.
Dec.
Oct.
Sep.
Aug.
Jul.
Jun.
May.
Apr.
Mar.
Feb.
Jan.
0.00
Grafik 2.7 Indeks - BEJ - CSPI/Indices - BEJ - CSPI
2.3.2.Pengertian Perusahaan Investasi
Perusahaan Investasi adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
keuangan yang bertugas untuk mengumpulkan dana dari investor perorangan dengan
tujuan untuk diinvestasikan ke produk-produk investasi seperti reksa dana, saham,
dan sebagainya (Bodie, 2005).
Perusahaan Investasi mempunyai beberapa fungsi bagi investor seperti :
•
Untuk diversifikasi, dengan menaruh dana mereka untuk di
investasikan ke dalam instrument keuangan yang bermacam- macam.
•
Sebagai professional management, karena semua orang yang bekerja
di perusahaan investasi memiliki kemampuan sebagai professional
yang bertanggung jawab untuk mengelola dana dari para investor.
•
Dengan menggunakan jasa perusahaan investasi maka para investor
dapat memperkecil biaya transaksi, karena para investor dapat
22
melakukan perdagangan saham dalam jumlah yang besar dengan biaya
(fee) yang lebih rendah.
•
Sebagai pencatat (record) dan administrasi bagi para investor dalam
melakukan transaksi investasi.
2.3.3.Perbandingan Kinerja Reksa Dana (Benchmark)
Dalam buku Mengapa harus Reksa Dana, halaman 144, Tolak ukur atau
benchmark umum digunakan untuk menilai kinerja manajer investasi dalam
mengelola dana. Dalam hal manajer investasi mengelola portfolio nasabah tertentu,
tolak ukur sebagai dasar penilai manajer investasi berdasarkan atau sesuai dengan
aset alokasi investasi yang direncanakan.
Dalam Reksa Dana, manajer investasi Reksa Dana dapat pula menentukan
tolak ukur yang dikemukakan dalam prospektusnya sebagai pedoman bagi investor
untuk menilai kinerja manajer investasi. Namun untuk dapat membandingkan kinerja
satu Reksa Dana dengan Reksa Dana lain juga diperlukan suatu tolak ukur yang dapat
dianggap mewakili satu jenis kelompok Reksa Dana.
Mengingat belum adanya tolak ukur tertentu yang disepakati bersama oleh
pihak-pihak yang terlibat tolak ukur yang digunakan dalam penelitian ini lebih
menekankan pada segi kemudahan pengambilan data dan perhitungan, sehingga lebih
tepat disebut sebgai pembanding.
23
Pembanding kinerja Reksa Dana yang dipilih untuk masing- masing kelompok
Reksa Dana adalah sebagai berikut:
1
Reksa Dana Saham, pembandingnya IHSG.
2
Reksa Dana obligasi, pembandingnya rata-rata bunga deposito tiga bank
pemerintah dan tiga bank swasta untuk periode 12 bulan.
3
Reksa Dana pasar uang, pemband ingnya rata-rata bunga deposito tiga
bank pemerintah dan tiga bank swasta untuk periode tiga bulan setelah
pajak.
4
Reksa Dana campuran, pembandingnya menggunakan tiga pembanding
diatas.
2.4. Teori Model Portfolio
2.4.1.Capital Allocation between the risky asset and the riskfree asset
Masa lalu memperlihatkan kita bahwa investasi pada long-term bonds
memiliki risiko yang lebih tinggi dari pada investasi pada SBI ataupun deposito, oleh
karena itu investasi yang lebih berisiko dapat menghasilkan potential return yang
lebih tinggi (Bodie, 2005).
Capital allocation adalah salah satu cara berinvestasi yang menjelaskan
bahwa kita harus berinvestasi tidak hanya pada satu instrument keuangan saja
melainkan harus membagi-baginya secara asset allocation, dan banyak dari
24
investment professional mengatakan bahwa asset allocation adalah bagian terpenting
dari sebuah portfolio.
2.4.2.Diversification and Portfolio Risk
Jika kita melakukan diversifikasi ke lebih banyak instrument keuangan dan
kita menyebarkan semuanya ke dalam industri yang berbeda sehingga dapat
volatilitas dari portfolio menjadi menurun.
Pengertian risiko menurut Agus Sartono (1995:148) adalah : ” probabilitas
tidak tercapainya tingkat pengembalian yang diharapkan atau kemungkinan
return yang diterima menyimpang dari return yang diharapkan”
Menurut Reilly (1997:253) risiko adalah : ”The variability of return from
those that are expected”. ” Risk as an uncertainty of futures outcomes. An
alternative defitinition might be the probabiltiy of one adverse outcome”
Dalam melakukan investasi pada surat berharga akan dikenal dua macam
risiko, yaitu : (Suad Husnan, 1994:183) :
1. Risiko sistematis (systematic risk)
Yaitu risiko yang tidak dapat dihapuskan atau dikurangi melalui
diversivikasi tersebut ke dalam suatu portfolio. Systematic Risk sering
disebut juga indiversiable risk. Contohnya market risk, political risk.
2. Risiko tidak sistematis (unsytematic risk)
Yaitu risiko yang dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menempatkan
investasi tertentu ke dalam suatu kombinasi dengan investasi lainnya
25
dalam suatu portfolio. Unsystematic risk sering disebut juga diversiabel
risk. Contohnya industry risk.
Jumlah kedua risiko ini merupakan total dari suatu investasi. Risiko yang
dapat disebar tidak penting bagi investor yang rasional dan mengetahui banyak
informasi,
karena
mereka
dapat
mengatasinya
dengan
mendiversivikasikan
investasinya. Risiko yang tidak dapat disebar perlu mendapatkan perhatian karena
risiko ini tidak dapat dihilangkan dan risiko ini selalu ada bila melakukan investasi
pada aktiva selain dari yang bebas risiko.
2.4.3. Covariance dan Correlation Portfolio
Untuk mengetahui tingkat resiko dari sebuah portfolio, kita harus mengetahui
korelasi antar saham dengan mempertimbangkan tingkat resiko yang akan dimiliki
atau dihadapi suatu saham dan korelasi tingkat pengembalian yang bergerak
bersamaan dari suatu portfolio. Menurut Berk dan DeMarzo (2007: 326) alat untuk
mengukur suatu tingkat resiko dan pengembalian suatu portfolio adalah ” two
statistical measures, Covariance and correlation, that allow us to measure the comovement of returns ” .
Menurut Berk dan DeMarzo (2007:327) covariance adalah ” the expected
product of the deviations of two returns from their means ”. Yang dinyatakan dalam
rumus sebagai berikut :
26
Cov (Ri,Rj ) = 1 / (T-1) Σ t (Ri,t – Ri)(Rj,t – Rj)
Rumus diatas merupakan rumus yang digunakan untuk mengestimasi
covariance dari historical data. Berk dan DeMarzo juga menyatakan bahwa jika dua
saham bergerak bersamaan, tingkat pengembaliannya akan cenderung berada diatas
atau dibawah rata-rata di waktu yang sama, dan nilai covariance tersebut akan
bernilai positif. Jika dua buah saham bergerak berlawanan arah, yaitu jika satu
bergerak diatas rata-rata dan satunya bergerak dibawah rata-rata , maka covariance
akan bernilai negatif.
Untuk mengontrol volatilitas setiap saham, dan menghitung kekuatan dari
hubungan antar saham, kita dapat menghitung correlation dari tingkat pengembalian
dari dua saham tersebut. Rumus correlation tersebut adalah :
Corr(Ri,Rj) =
Cov(Ri,Rj)
______________
SD(Ri) SD(Rj )
Correlation mengukur bagaimana suatu tingkat pengembalian saham bergerak
satu sama lain yaitu diantara +1 dan -1. Jika tingkat pengembalian cenderung untuk
bergerak bersamaan maka semakin besar tingkat resiko saham tersebut. Jika
correlation sama dengan 0 (nol), maka tingkat pengembalian tidak memiliki korelasi.;
tidak ada pergerakan yang bersamaan ataupun berlawanan arah. Jika correlation
bergerak mendekati nilai -1 maka semakin besar tingkat pengembalian bergerak
berlawanan arah.
27
Standard Deviation
Sebuah alat ukur untuk mengukur resiko adalah standard deviation. Menurut
Berk dan DeMarzo (2007:287) standard deviation adalah ” a method to measure the
risk of a probability distribution, Standard Deviation of a return is also referred to
as its volatility ”.
Sedangkan untuk rumus standard deviation portfolio adalah sebagai berikut:
W 2 x s 2 x + W2 y s 2 y + W 2 z s 2 z + 2 WxWy Cov(rx,ry) + 2 WxWz Cov(rx,rz) + 2 WyWz Cov(ry,rz)
28
Download