PEMBINAAN KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK ISLAMIYAH CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Oleh HERDA HARISMAN NIM 109018200034 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Herda Harisman Tempat/Tgl.Lahir : Tangerang, 09 Januari 1991 NIM : 109018200034 Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan : Manajemen Pendidikan Judul Skripsi : Pembinaan Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah Ciputat Dosen Pembimbing : Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA Pembimbing 2 : Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang Saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan Saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang Saya tulis. Jakarta, 20 Maret 2014 Penulis Herda Harisman NIM 109018200034 LEMBAR PENGESAHAN PPEMBINAAN KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK ISLAMIYAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Herda Harisman NIM 109018200034 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd NIP. 19500518 198703 1 002 NIP. 19540802 198503 1 002 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISALAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Pembinaan Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah Ciputat”, yang disusun oleh Herda Harisman. 109018200034, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 17 Maret 2014. Pembimbing I Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA NIP. 19540802 198503 1 002 Pembimbing II Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd NIP. 19500518 198703 1 002 LEMBAR PENGESAHAN PANITIA MUNAQOSAH Skripsi yang berjudul “Pembinaan Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah Ciputat”, yang disusun oleh Herda Harisman, NIM :109018200034, telah diujikan pada tanggal 23 April 2014 dan telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1). Jakarta, 07 Mei 2014 Panitia Ujian Munaqosah Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Prodi MP) Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd NIP. 19661009 199303 1 004 ………… …………… Penguji I Drs. Mu'arif SAM, M.Pd NIP. 19650717 199403 1 005 ………… …………… ………… …………… Penguji II Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd NIP. 19661009 199303 1 004 Mengetahui, Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nurlena Rifa'i, MA, Ph.D NIP. 19591020 198603 2 001 ABSTRAK Herda Harisman. NIM : 109018200034. Pembinaan Kinerja Guru di SMK Islamiyah Ciputat. Skripsi. Jakarta: Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembinaan kinerja guru di sekolah merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam hal ini kepala sekolah, dalam meningkatkan dan mengembangkan kinerja guru di sekolah. Pembinaan diperlukan untuk dapat meningkatkan kemampuan kerja guru dalam menghadapi berbagai tantangan dan perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan sekarang ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk pembinaan kinerja guru yang dilakukan di SMK Islamiyah Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskritif analisis, dalam memperoleh data yang akurat digunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya diklasifikasi lalu dikategorisasi, dan terakhir dianalisis serta diinterpretasikan. Hasil penelitian, menunjukan bahwa pembinaan kinerja guru di SMK Islamiyah Ciputat sudah berjalan dan efektif, namun masih banyak hal yang perlu ditingkatkan meliputi pelaksanaan pembinaan yang dilakukan sekolah dimulai dengan pembuatan sebuah program pembinaan yang berkesinambungan baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan penetapan prioritas. Bagi para guru, untuk lebih mendalami dan meningkatkan kualitas lagi dalam kemampuan dalam kegiatan pembelajaran, baik dengan searching di internet, belajar metode baru, dan lainnya, sehingga dapat mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Pengiriman pelatihan khususnya keluar sekolah harus diperbanyak dan diberikan kepada semua guru. Key Word: Pembinaan kinerja guru, penilaian kinerja i ABSTRACT Herda Harisman. NIM: 109 018 200 034. Development of Teacher Performance in Vocational school Islamiyah Ciputat. Thesis. Jakarta: Department of Management Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Development of teacher performance in schools is an attempt by school principals in this case, to improve and develop the performance of teachers in schools. Guidance is needed to improve the ability of teachers' work in addressing these challenges and the development of education and science today. The purpose of this study is to describe the forms of teacher performance coaching is done in vocational Islamiyah Chester, South Tangerang. This research uses descriptive qualitative method of analysis, in obtaining accurate data collection techniques used in data through observation, interviews and documentary studies. The data were then classified and categorized, and analyzed and interpreted last. The results of the study, showed that the performance of teachers in vocational guidance Chester Islamiyah has been running and effective, but there are still many things that need to be improved include the implementation is done coaching school begins with the creation of a sustainable development program both short term and long term, and setting priorities. For teachers, to further explore and improve the quality further in the ability in learning activities, either by searching on the internet, learn new methods, and others, so as to follow the development of education. Delivery of training especially out of school should be copied and given to all teachers. Key Word: Development of teacher performance, performance appraisal ii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur dipanjatkan kehadriat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayahn-Nya, skripi ini dapat disusun sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki penulis. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menghanturkan terima kaih kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Nurlena Rifai, M.A, Ph.D. 2. Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, atas nasehat, arahan dan kemudahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA. dosen pembimbing I skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini. 4. Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd, dosen pembimbing II skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini. 5. Mu'arif SAM, M.Pd dosen jurusan Manajemen Pendidikan sekaligus tempat bertanya mengenai skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis. 6. Bapak/Ibu dosen jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan pelayanan, bimbingan berupa pengetahuan,wawasan, dan pengalaman dengan ketulusan dan profesionalisme yang tinggi. iii 7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Kepala SMK Islamiyah Ciputat, Bapak Mulyono, M.Pd yang telah memberikan izin dan memfasilitasi serta meluangkan waktunya untuk melayani penulisan skripsi. 9. Dede Suryadi, SE, Staf Tata Usaha SMK Islamiyah Ciputat yang selama penelitian di SMK Islamiyah telah banyak membantu penulis. 10. Bapak/Ibu guru dan Karyawan SMK Islamiyah Ciputat yang telah membantu penulis untuk mendapatkan informasi. 11. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, serta adik-adikkku yang telah senantiasa memberikan dorongan, do'a dan dukungan kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12. Sahabat-sahabat MP A angkatan 2009 yang telah memberikan canda, tawa, senangnya kehidupan kampus, yang akan selalu terekam dalam memori. 13. Sahabat-sahabat terbaikku yakni, Muhhamad Radhi Pradana, Muhammad Leonardo, Fajar Asri Kardo, Januar Aristian, Ahmad Rojali, yang selalu memberikan canda, tawa dan menemani penulis hingga selesainya skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah memberikan dukungan dan doa dalamproses penulisan laporan skripsi ini. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapatt bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian Jakarta, 20 Maret 2014 Penulis iv DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah .................................................................. 7 D. Perumusan Masalah ................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Guru ................................................................................ 8 1. Pengertian Kinerja Guru ...................................................... 8 2. Macam-macam Kinerja Guru ............................................... 10 3. Peran dan Tugas Guru .......................................................... 14 4. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru ..... 16 5. Penilaian Kinerja Guru ........................................................ 28 B. Pembinaan Kinerja Guru ............................................................. 30 1. Pengertian Pembinaan Kinerja Guru .................................... 30 2. Strategi Pembinaan Kinerja Guru ........................................ 33 3. Kepala Sekolah Sebagai Pembina Kinerja Guru .................. 43 v BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 48 B. Metode Penelitian ....................................................................... 48 C. Teknik Pengambilan Data .......................................................... 48 D. Teknik Analisis Data .................................................................. 50 E. Validasi Data. ............................................................................. 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 52 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK ISLAMIYAH Ciputat .... 52 2. Visi dan Misi SMK Islamiyah Ciputat ................................. 53 3. Tujuan SMK Islamiyah Ciputat ........................................... 54 4. keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMK Islamiyah ........ 54 5. Sarana dan Prasarana ............................................................ 56 B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................ 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................ 72 B. Saran-Saran ................................................................................ 73 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 77 vi BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak, dan keimanan.1 Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2 Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan, merupakan wadah atau tempat proses pendidikan dilakukan yang memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem 1 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011,cet. 1, h. 2 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS 1 2 yang rumit dan saling berkaitan. Sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang didesain untuk dapat berkontribusi terhadap upaya peningkatkan kualitas hidup bagai masayarakat suatu bangsa. Keberhasilan lembaga pendidikan dalam mengemban misinya sangat ditentukan oleh mutu guru yang memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar-mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus dimulai dari guru itu sendiri.. Perwujudan dari kualitas guru yang bagus merupakan hasil produktivitas kerja yang tinggi. Hal ini cukup penting dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Dengan prestasi kerja yang tinggi berarti para guru benar-benar dapat berfungsi sebagai pendidik yang tepat guna dan berhasil guna sesuai dengan sasaran organisasi yang hendak dicapai.3 Sebagi ujung tombak pendidikan di sekolah, tidaklah mudah bagi guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik dikarenakan banyaknya permasalahan yang ditemui, dari kelengkapan sarana dan prasarana penunjang pendidikan, kesejahteraan dan peningkatan kemampuan dan kompetensi. Kesejahteraan merupakan salah satu masalah yang paling sering ditemui ketika berkaitan dengan kinerja guru. Hal ini dikarenakan masih banyaknya ditemui guru yang masih bekerja diluar jam kerjanya, hal ini akan berdampak guru tidak memiliki kesempatan dalam meningkatkan diri, baik membaca, menulis, apalagi membuka internet4. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap jalannya pendidikan di 3 Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 24 4 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, hal. 10 3 sekolah, dikarenakan sang guru bisa tidak fokus dan tidak mempunyai waktu dalam mempersiapkan rencana pembelajaran maupun mengembangkan materi yang akan dilaksanakan. Dalam sebuah organisasi pendidikan orang-orang yang terdapat didalam organisasi itu sendiri yang merupakan kunci bagi keberhasilan atau kegagalan pendidikan. Walaupun sumber pendidikan yang lain lengkap, dalam hal ini seperti sarana dan prasarana baik, kualitas media dan sumber pelajaran terpenuhi dan pendukung lainnya tersedia dengan baik secara kuantitas maupun kualitas, namun hal ini belum tentu menjadi penentu tercapainya tujuan pendidikan, tanpa satu hal yang sangat penting yaitu guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan. Dalam proses pembelajaran guru memegang peranan penting, peranan tersebut tidak dapat digantikan karena guru secara langsusng berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik di dalam kelas. Hal ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu pembelajaran/pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah menyelesaikan sekolah Penyelenggaraan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru harus ditunjang oleh sebuah kompetensi yang baik, kompetensi tidak hanya diperoleh guru pada saat menjalani pendidikan di universitas. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana guru tersebut mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki sesuai dengan perubahan zaman. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan kompetensi guru adalah melaksanakan pelatihan dan pendidikan bagi guru itu sendiri, sebagai bagian dari pembinaan kinerja guru. Tetapi sudah berapa banyak sekolah yang telah mempunyai program pelatihan yang tersusun dengan baik bagi guru, khususnya yang diadakan oleh sekolah maupun mengikutikan guru di pelatihan diluar. Sekolah yang memiliki dana yang cukup dan program yang baik pasti memiliki program pelatihan yang telah tersusun. Sedangkan bagi sekolah yang biasa–biasa saja, hanya akan mengandalkan pelatihan yang diadakan oleh pemerintah, walaupun tidak akan mencakup seluruh guru yang ada. Tindak lanjut dari hasil pelatihanpun terkadang tidak berjalan dengan baik, hal ini diakibatkan 4 tidak adanya program penilaian dan evaluasi hasil pelatihan dan penerapannya, sehingga hasil pelatihan terkadang seperti tidak ada. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum, mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru. Guru sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan materi pelajaran, penguasaan professional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya. Sebagai guru professional maka ini merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang guru, dengan demikian kinerja guru itu akan meningkat. Masalah yang sering ditemui masih ada guru yang belum maksimal dalam menjalankan tugas, masih banyak guru yang belum mencerminkan guru yang professional dan memiliki kinerja yang baik, seperti sering belum membuat rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang merupaka landasan dalam pelaksanaan belajar mengajar, Kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, selanjutnya adalah penguasaan materi yang belum maksimal dan ditambah dengan penggunaan metode mengajar yang tidak variatif dan penggunaan alat dan sumber belajar yang tidak bervariasi.5 Permasalah-permasalahan di atas akan sering ditemui di sekolah, apabila sekolah tersebut, khususnya kepala sekolah tidak memiliki sebuah program pembinaan kinerja yang baik. Sebagai seorang pemimpin di sekolah, kepala sekolah harus mampu sebuah program pembinaan yang kreeatif namun efektif dengan segala kekurangan yang dimiliki sekolah. Dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah, peran kepala sekolah sangatlah penting, sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui 5 E. Mulyasa, Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, h. 9 5 pemberdayaan tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (non guru/TU, staf, pegawai, Dan lain-lain).6 Apabila dikatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, salah satu implikasinya ialah inventasi terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi adalah bidang sumber daya manusia.7 Pengembangan guru dan staf merupakan pekerjaan yang harus dilakukan kepala sekolah dalam manajemen personalia pendidikan, yang bertujuan untuk mendayagunakan guru dan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal Dalam mencapai kinerja sekolah yang baik memang harus memperhatikan banyak faktor yang terdapat didalam sekolah, akan tetapi dari sekian banyak faktor tersebut, faktor sumber daya manusia (guru) disini sangatlah penting, kinerja organisasi tercermin dan terbentuk dari kinerja sumber daya manusia yang terdapat didalamnya. Pekerja memainkan peran kunci atas keberhasilan organisasi. Seberapa baik seorang pemimpin (kepala sekolah) mengelola kinerja bawahan akan secara langsung mempengaruhi individu, unit kerja, dan seluruh organisasi.8 Kinerja sekolah tidak lepas dari kinerja guru yang merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa dalam meningkatkan kinerja sekolah harus dimulai dengan pembinaan terhadap kinerja guru itu sendiri, guru sebagai seorang manusia memerlukan berbagai macam pembinaan dan pengembangan yang dilakukan baik oleh pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah maupun pemerintah dalam meningkatkan kompotensi dan kemampuannya dalam proses belajar mengajar. Perubahan yang cepat disegala aspek baik itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat dibarengi dengan pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan. Dengan demikian pembinaan terhadap kinerja guru merupakan sebuah keharusan yang wajib dilaksanakan oleh kepala sekolah, pembinaan atau 6 Ibid., hal. 10 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011), hal 181 8 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hal. 3 7 6 pengembangan terhadap kinerja guru merupakan eksplorasi bersama apa yang diperlukan dan diketahui individu untuk memperbaiki kinerjanya dan mengembangkan keterampilan dan kompetensinya, dan bagaimana pimpinan (kepala sekolah) dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan kinerja guru di sekolah maka dibutuhkan sebuah program pembinaan yang terencana dengan baik, sehingga diharapkan dengan pembinaan tersebut kinerja guru juga akan meningkat. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan kinerja guru disekolah maka dibutuhkan peran kepala sekolah dalam memimpin membuat sebuah program pembinaan yang terencana dengan baik, sehingga diharapkan dengan pembinaan tersebut kinerja guru juga akan meningkat. SMK Islamiyah merupakan lembaga pendidikan yang ada di daerah Ciputat, sebagai sebuah lembaga pendidikan pasti memerlukan tenaga-tenaga profesional yang memiliki kinerja yang baik dalam memajukan sekolah tersebut, Oleh karena itu, program pembinaan kinerja guru merupakan sebuah keharusan yang harus dilaksanakan. Dalam kenyataan yang ada dilapangan, masih ada beberapa hal yang menjadi persolan yang ditemui dalam pelaksnaan pembinaan kinerja guru, seperti.Belum mampu mengelola kelas dengan baik, dan tingkat kesejahteraan yang kurang dan faktor lainnya Dengan latar belakang masalah diatas sebagai penulis merasa perlu untuk membahas masalah itu lebih lanjut sebagai penelitian dengan judul “Pembinaan Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah Ciputat”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut : 1. Program pembinaan guru yang belum berjalan dengan baik 2. Kurangnya Pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru di sekolah 3. Kinerja guru di sekolah yang masih kurang 7 C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan dan keterbatasan waktu penelitian, serta agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis membatasi masalah pada beberapa poin yaitu : 1. Perlunya pembinaan guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan 2. Masih rendahnya kinerja guru di sekolah D. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada,maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana pembinaan kinerja guru di sekolah? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitan penulisian skripsi ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap kinerja guru di sekolah. F. Manfaat Penelitan. Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pembinaan kinerja guru. b. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk melaksanakan pembinaan kinerja guru. c. Para pembaca, sebagai bahan rujukan dalam mengelola pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pembinaan kinerja guru oleh kepala sekolah. BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja Guru Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Secara etimologis kinerja/perpormance berasal dari kata “to perform” yang berarti menampilkan atau melaksanakan, sedang kata “perpormance” berarti The act of performing; execution. Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa kinerja atau perpormance berarti tindakan menampilkan atau melaksanakan kegiatan.1 Kinerja merupakan hasil dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja.2 Dari beberapa pengertian di atas, bahwa kinerja dapat diartikan merupakan hasil dari suatu proses. Kinerja sangat berkaitan erat dengan hasil pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang individu atau kelompok dalam mencapai tujuan organisasi, oleh karena itu setiap individu yang bertugas dan bekerja dalam sebuah organisasi 1 Uhar Saputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), Cet. 1, hal. 144 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 8, hal. 136 2 8 9 tentu diharapkan dapat menunjukan kinerja yang baik dan memuaskan demi mendukung jalanya roda organisasi. Deskripsi dari kinerja menyangkut 3 komponen penting yaitu: a. Tujuan, penentuan tujuan akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel. b. Ukuran, penentuan tujuan saja tidaklah cukup, sebab dibutuhkan ukuran apakah personel telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu ukuran kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan personel memegang peranan penting. c. Penilaian, penilaian kinerja secara regular yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini akan membuat personel senatiasa berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku kerja sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.3 Kinerja merupakan sebuah hasil/ atau prestasi yang telah dicapai oleh seorang pekerja, dari hasil pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan kewajibannya yang telah ditentukan dan diberikan kepadanya. Ketercapaian sebuah kinerja merupakan perbandingan antara hasil kerja yang telah dilaksanakan dengan standar kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar kinerja perlu dirumuskan sebagai tolok ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan yang diharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang. Keterampilan diperlukan dalam kinerja karena keterampilan merupakan aktivitas yang muncul dari seseorang akibat suatu proses dari pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan teknis. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program 3 .Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002), Cet. 3, hal. 65 10 pembelajaran, pelaksanaan pembelajaraan, pelaksanaan pembelajaraan, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi.4 Kinerja guru merupakan faktor yang paling menentukan kualitas pembelajaran. Kinerja guru merupakan hasil kerja nyata yang telah dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan. Dengan demikian, apa bila ingin melakukan sebauah peningkatan dalam mutu pendidikan, kualitas kinerja guru perlu mendapat perhatian utama. Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya melaksankan tugas, amanah, profesi yang diembannya, serta rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat dalam kepatuhan dan loyalitasnya didalam menjalankan tugas dan kewajibannya di dalam maupun di luar kelas. Dalam prakteknya keberhasilan guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dibutuhkan sebuah standar kinerja yang akan menjadikan acuan apakah seorang guru telah berhasil melaksanakan tugas sesuai dengan keawajibannya, bahwa standar kinerja guru berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: a. Bekerja dengan siswa secara individual. b. Persiapan dan perencanaan pembelajaran. c. Pendayagunaan media pembelajaraan d. Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar. e. Kepemimpinan yang aktif dari guru.5 Dari beberapa pengertian tentang kinerja diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kinerja guru merupakan bentuk nyata dari sebuah hasil kerja yang telah ditunjukkan oleh seorang guru dalam mencapai kerja yang optimal guna mencapai apa yang seharusnya dia kerjakan sesuai dengan kewajiban dan tugas yang diembannya sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Oleh karena itu kinerja seorang guru akan sangat berpengaruh dalam jalannya proses pendidikan di 4 Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 128 5 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 14 11 sekolah, sebagai peran utama dalam kegiatan belajar mengajar kemampuan seorang guru diharapakan dapat maksimal, tetapi kemampuan seorang guru tidak akan maksimal dikeluarkan apa bila guru tersebut tidak mempunyai kinerja yang baik. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 2. Macam-macam Kinerja Guru Macam kinerja guru dapat dilihat dari berbagai peran dan tugas yang dimiliki oleh guru di sekolah. Kinerja guru yang baik akan terlihat dari keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Oleh karena itu kinerja guru berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya dapat dibagi menjadi dua yaitu. a. Guru sebagai pendidik dan pengajar Kinerja guru sebagai pendidik dan pengajar meliputi, mendidik, mengajar, melatih, menilai dan mengevaluasi. Kegiatan ini merupakan inti dari pelaksanaan tugas yang diemban guru di sekolah, kinerja guru yang baik dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan guru itu merencanakan, melaksanakan, menilai, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran dikelas. Guru yang memiliki kinerja yang baik akan terlihat dari kemampuan melaksanakan kegiatan tersebut.Ditamabah dengan kemampuan memahami materi dan menguasai berbagai metode pembelajaran. b. Guru sebagai administrator Seorang guru harus berperan dan melaksanakan semua administrasi sekolah yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran, selain itu juga berperan sebagai berikut. 1. Pengambil inisiatif, pengarah dan penilai pendidikan. 2. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus diajarkan 12 3. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar siswa melaksanakan disiplin 4. Pelaksanan administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik.6 Kinerja guru di atas harus dijalankan oleh seluruh guru di sekolah. Kinerja guru yang baik akan terlihat dari sejauh mana guru tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik. Selain itu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka perlu didukung oleh seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi . Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.7 Kompetensi merupakan kemampuan seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”8. Jadi kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang yang bertugas mendidik agar mempunyai kepribadian yang luhur dan keterampilan sebagaimana tujuan dari pendidikan. Oleh karena itu kompetensi guru menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru. Menurut Gordon ada enam aspek atau ranah yang terkandung dalam kompetensi, yaitu: a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. 6 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 27-28 7 Jejen Musfah, Peningkatan Kompotensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakrta: Kencana, 2011), Cet. 1, hal.27 8 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 13 b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan efektif yang dimiliki individu. c. Kemampuan (Skill), sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebanakan kepadanya. d. Nilai (value), suatu standar perilaku yang tealah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. e. Sikap (attitude), perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. f. Minat (interest), yaitu kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.9 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan tugas mendidik siswa. Dengan demikian kompetensi guru adalah hasil penggabungan dari kemampuan-kemampuan , dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Kompetensi guru yang terdapat di atas, mengindikasikan bahwa seorang guru yang profesional di bidang pendidikan bukanlah hal yang mudah dijalani oleh sembarang orang. Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang harus dimiliki apabila guru itu ingin disebut sebagai seorang guru yang profesional, dalam mencapai itu semua bukanlah hal yang mudah, seorang guru untuk dalam memperoleh itu semua memerlukan waktu lama, dan biaya yang tidak sedikit. Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa : kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompotensi guru sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompotensi professional.10 Mengacu pada pengertian 9 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 100 10 UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen 14 kompetensi di atas, maka dalam hal ini kompetensi guru dapat diartikan sebagai gambaran tentang apa yang dapat dilakukan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga akan menghasilkan hasil yang baik. Guru diharapakan dapat menjalankan tugasnya secara professional dengan memiliki dan menguasai keempat kompetensi tersebut. Kompetensi yang harus dimiliki pendidik itu sungguh sangat ideal tergambar dalam peraturan pemerintah tersebut. Karena itu, guna harus selalu belajar dengan tekun di sela-sela menjalankan tugasnya. Guru dapat dikatakan kompoten menurut UU apabila seorang guru itu telah dapat menguasai keempat kompetensi itu dengan baik. Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang memengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompotensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru adalah faktor penting yang akan menentukan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya, guru yang memliki kompetensi yang baik akan berpengaruh besar terhadap proses belajar mengajar. Dengan kemampuan yang dimilikinya seorang guru harus dapat memperlihatkan sikap dan kemampuannya bahwa dia memang seorang guru yang professional dalam menjalankan pendidikan. 3. Peran dan Tugas Guru. Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Dengan demikian guru diharapkan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan. Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Diantara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut. a. Sebagai pendidik dan pengajar; Untuk dapat melaksanakan tugasnya guru diharapakan memiliki kemampuan pengetahuan diberbagai bidang 15 pendidikan, khusunya dalam bidang belajar mengajar. Guru diharapkan dapat peka terhadap perkembangan teknologi dan inovasi yang terus bergulir di dunia pendidikan, hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan belajar mengajar. b. Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Guru juga harus memiliki kemampuan /ilmu yang berhubungan dengan berhubungan dengan orang lain, guru merupakan panutan bukan hanya di sekolah, tetapi juga di tengah masyarakat. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang lain akan memberikan manfaat yang besar. c. Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin, yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah. d. Sebagai administrator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan. e. Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus dan mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajarmengajar di dalam maupun di luar kelas.11 Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran dan tugas guru bukan hanya satu yaitu sebagai pengelola pembelajaran didalam kelas, melainkan juga masih mempunyai beberapa tugas yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan berkomitmen yang tinggi. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. 11 E. Mulyasa, Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, h. 19. 16 Selain itu tugas dan peran guru tidak hanya sebatas melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, melainkan juga lebih dari sekedar itu saja. Menurut Pidarta, peranan guru/pendidik, antara lain: a. Sebagai maanjer pendidikan atau pengorganisasian kurikulum. b. Sebagai fasilitator pendidikan. c. Pelaksana pendidikan. d. Pembimbing dan supervisor. e. Penegak disiplin f. Menjadi model perilaku yang akan ditiru siswa. g. Sebagai konselor. h. Menjadi penilai. i. Petugas tata usaha tentang administrasi kelas yang di ajarnya j. Menjadi komunikator dengan orang tua siswa dengan masyarakat. k. Sebagai pengajar untuk meningkatkan profesi secara berkelanjutan. l. Menjadi anggota organisasi profesi pendidikan.12 Dengan melihat tugas dan peran guru, ternyata tidak hanya sekedar mengajar di kelas, tetapi lebih dari itu. Tetapi sebagai guru profesional tugas dan peran guru tidak menjadi sebuah beban, tetapi menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalankan. Apa bila seluruh tugas dan peran guru dijalankan dengan baik, maka akan berdampak peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di sekolah. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Kinerja seorang guru tidak akan timbul begitu saja, selain membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk dapat mencapai kinerja yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban, juga ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang guru. Faktor ini bisa terdapat dari dalam dirinya sendiri (faktor internal), maupun faktor yang berasal dari lingkungan sekitarnya (faktor eksternal). 12 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 26 17 Menurut Anwar Prabu Mangkunegara “faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision). 1. Faktor kemampuan Secara psikologi, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan keampuan reality (knowledge + skill). Artinya guru yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) ditambah dengan memiliki latar belakang pendidikan yang memadai untuk jabatannya sebagai pendidik dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. 2. Faktor motivasi Motivasi diartikan suatu sikap (altitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) dilingkungan organisasi Selain itu Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru adalah : a. Kepribadian dan dedikasi b. Pengembangan profesi c. Kemampuan mengajar d. Komunikasi e. Hubungan dengan masyarakat f. Kedisplinan g. Kesejahteraan h. Iklim kerja13 Penjelasan faktor-faktor diatas sebagai berikut: a. Kepribadian dan Dedikasi Setipa guru memiliki pribadi masing-masing sesuai dengan ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari lainnya. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik, artinya seluruh sikap dan perbuatan seorang merupakan suatu gambaran dari 13 Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet. 2, hal. 24-47 18 kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra seorang ditentukan oleh kepribadiannya.Bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas dan pendidik. Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan Pembina yang baik ataukah akan menjadi penghancur bagi hari depan siswa, kepribadian adalah unsur yang menetukan interaksi guru dengan siswa sebagai teladan.14Guru yang memiliki kepribadian dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya, akan menunjukan semua kemampuannya dalam menjalankan tugasnya yaitu membimbing dan mendidik anak didiknya dengan baik Kepribadian dan dedikasi yang tinggi dapat meningkatkan kesadaran akan pekerjaan dan mampu menunjukan kinerja yang memuaskan, guru yang memiliki kepribadian dan dedikasi yang baik, dalam hal ini adalah memiliki kesadaran bahwa dia memiliki kewajiban untuk terus dapat meningkatkan kemampuannya dengan terus belajar dan melatihnya, sehingga akan berpengaruh terhadap kinerjanya yang akan meningkat. b. Pengembangan Profesi Profesi adalah pekerjaan yang dalam pelaksanaan tugasnya memerlukan atau menuntut kahlian (expertise), menggunakan tehknik-tehknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian ini diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjwabkan.15Profesi bukan sekedar pekerjaan, tetapi vokasi khusus yang memiliki expertise yaitu keahlian yang diperoleh dari pendidikan dan latihan, responsibility adalah tanggung jawab, dan corporatness yang dapat diartikan sebagai rasa kesejawatan.16 Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi 14 perubahan dan beratnya tuntutan terhadap profesi guru. Fachrudidin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakrta: Gaung Persada, 2009), Cet. 1, hal. 40 15 Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet. 1, hal.16 16 Hj. Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Cet. 1, hal. 5 19 Pengembangan profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu. Pengembangan profesi yang dilakukan terhadap guru diharapkan dapat membantu guru dalam menjadi guru yan professional. Pembinaan dan pengembangan profesi guru bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan dilakukan secara terus menerus sehingga menciptakan kinerja sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, Pengembangan profesi guru yang dilakukan secara berkala, akan mempercepat guru dalam mencapai predikat guru professional yang akan berimplikasi langsung terhadap kinerja yang akan meningkat. c. Kemampuan Mengajar Menurut Sardiman (2004), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program pembelajaran. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasa mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, meragamkan media, bertanya, member penguatan dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi teori belajar dan pembelajaran yang kondusif.17 Dalam proses belajar mengajar guru merupakan pemeran utama dalam proses tersebut, kemampuan guru dalam menguasai materi yang didukung dengan cara menyampaikan terhadap anak didik menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan, akan berdampak langsung terhadap minat siswa dalam mengikuti pelajaran, maupun juga terhadap penguasaan materi yang telah disampaikan. Guru bertugas memberikan pelajaran di dalam sekolah (kelas).Dalam menjalankan tugasnya dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus mampu menguasai materi yang akan disampaikan dan ditambah dengan metode-metode yang dapat membuat anak didik memahaminya. Berkaitan dengan kompetensi dalam kemampuan mengajar, ada sepuluh kompotensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu: 17 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal.103 20 1. kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan, 2. kemampuan mengelola belajar mengajar, 3. kemampuan mengelola kelas, 4. kemampuan menggunakan media/sumber belajar 5. kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan 6. kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar, 7. kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan mengajar, 8. kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, 9. kemampuan mengenal dan menyelenggarakan admistrasi pendidikan, 10. kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan mengajar18. Kemampuan dalam mengajar guru yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan dalam mencapai tujuan pembelajaran akan dapat menimbulkan efek yang besar bagi siswa, seperti tingkat partisipasi dalam KBM, kenaikan nilai akademik, pemaham siswa, dan lainnya. Dengan demikian maka kemampuan dalam mengajar guru harus terus ditingkatkan, karena kemampuan guru yang meningkat tidak hanya meningkatkan kinerja guru pribadi, tetapi juga memberikan manfaat yang besar bagi siswa. d. Komunikasi Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan proses komunikasi yang efektif, organisasi harus dapat terus menerus melakukan komunikasi, dengan komunikasi berbagai hal yang menyangkut kehidupan organisasi disampaikan oleh satu pihak kepihak lainnya.19 Komunikasi yang efektif adalah penting bagi sebuah organisasi, dalam sekolah kemampuan komunikasi diantara anggota organisasi sangatlah penting. Guru dalam 18 Piet. A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, Dalam Rangka Program Inservice Education, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hal. 5 19 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 307 21 proses pelaksanaan tugasnya perlu memperhatikan hubungan dan komunikasi baik antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, guru dengan siswa, dan guru dengan personil lainnya disekolah. Komunikasi yang baik diantara para komponen di sekolah akan berdampak langsung terhadap kinerja guru itu sendiri, komunikasi yang baik akan menyebabkan atmosfir kerja yang kondusif, hal ini akan berpengaruh terhadap pekerjaan yang diembannya. Menurut Gilbert Hight seorang guru yang dapat mengajar dengan baik bukan lantaran dia menguasai ilmu yang mengajar, melainkan karena ia memiliki seni mengajar yang ditunjukkan ketika dia mengajar, salah satu seni yang dimaksud adalah seni berkomunikasi dengan siswa ketika mengajar.20 Dengan demikian kemampuan guru dalam proses pembelajaran komunikasi yang dipakai guru dalam penyampaian materi yang diajarkan dengan cara berkomunikasi yang relevan akan memperbesar bagi siswa dalam pemahaman dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Terbinanya hubungan komunikasi yang baik di dalam lingkungan sekolah, merupakan adalah sebuah keharusan, dengan terciptanya komunikasi yang baik diantara anggota masyarakat di sekolah akan berimplikasi langsung terhadap terciptanya suasana dan kultur kerja yang mendukung kinerja guru dan kemampuan guru dalam berkomunikasi dalam proses pembelajran akan mempermudah siswa dalam memhami pembelajaran. Oleh karena itu pembinaan komunikasi harus dilakukan dengan baik, karena komunikasi memiliki banyak dampak besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri. e. Hubungan dengan Masyarakat Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, hal ini pun tidak berbeda dengan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dengan sekolah. Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang 20 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal.114 22 menyediakan berbagai program untuk dapat mendidik, mebimbing dan melatih para siswa, disini peran masyarakat adalah sebagai pengguna jasa pendidikan itu sendiri. Menurut Pidarta bahwa suatu sekolah tidak dibenarkan untuk mengisolasi diri dari masyarakat, sekolah tidak boleh menjadi sekolah yang tertutup terhadap masyarakat, sekolah tidak bisa melaksnakan keputusan sendiri tanpa mendengarkan aspirasi-aspirasi dari masyarakat.21 Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi yang terjadi mengenai pemberian inforamasi tentang dunia pendidikan, khususnya kegiatan pendidikan di sekolah, serta komunikasi ini bertujuan meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya peingkatan dan pengembangan sekolah. Tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangkan kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut: a. Peningkatan pemahaman tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah. b. Peningkatan pemahaman sekolah tentang keadaan serta aspirasi masyarakat terhadap sekolah. c. Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik, serta meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan oarnag tua siswa dalam kegiatan pendidikan si sekolah. d. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era pembangunan. e. Terpeliharanya kepercayaan masyarkat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh sekolah. f. Pertanggungjawaban sekolah atas harapan yang dibebankan masyarakat kepada sekolah. 21 Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet. 2, hal. 35 23 g. Dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah.22 Dengan demikian melihat hal tersebut maka padasarnya harapan yang ditanamkan masyarkat kepada sekolah sangatlah besar, hal ini sebenarnya dapat dimanfaatkan pihak sekolah untuk dapat mendayagunakan keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan, khususnya di sekolah dapat diwujudkan dalam keikutsertaan masyarakat ikut aktif dalam kegiatan sekolah, penentuan kebijakan, pemberian saran dan mengevaluasinya. Keikutsertaan masyarakat dalam proses menilai sekolah dan guru dalam menjalankan tugasnya, akan menciptakan kondisi kerja kearah yang lebih baik yang akan berpengaruh terhadap kinerja guru itu sendiri. Keikutsetaan masyarakat di sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk keikut sertaan orang tua dalam organisasi komite sekolah. Hubungan masyarakat dengan sekolah sangat bermanfaat bagi peningkatan kinerja guru, hal ini dikarenakan adanya peningkatan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang berkelanjutan serta saling memberikan saran serta krtik yang membangun, setiap aktivitas guru akan diketahui oleh masyarakat sehingga guru akan berupaya terus menerus menampilkan kinerja yang lebih baik. f. Kedisiplinan Disiplin kerja berhubungan erat dengan kepatuhan dalam menerapkan peraturan sekolah. Disiplin kerja guru yang tidak baik akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah sehingga hal ini akan berakibat menurunkan kinerja guru dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Bejo Siswanto menjelaskan displin ialah sikap menghormati, mengahargai, patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis 22 E. Mulyasa, Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, h. 178. 24 serta sanggup mejalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apa bila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.23 Dalam bahasa Inggris, disciple memiliki arti penganut, pengikut, atau murid. Sementara dalam bahasa latin, diciplina berarti latihan atau pendidikan, pengembangan tabiat, dan kesopanan. Dalam konteks keguruan, disiplin mengarah pada kegiatan yang mendidik guru untuk patuh terhadap aturan-aturan sekolah.24 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan terhadap peraturan yang berlaku, pada aturan-aturan yang dibuat yang dilakukan dengan secara sadar dan kesaediaan dalam mentaatinya. Kedisplinan sangatlah erat hubungannya dengan kemampuan kinerja guru di sekolah, disiplin guru akan membangun kinerja guru yang baik, pemahaman guru terhadap displin yang terdapat di sekolah erat kaitannya dengan pemahaman guru terhadap tugas dan tanggung jawab yang diembannya dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu disiplin yang baik yang ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, sehingga hal ini berpengaruh terhadap kelancaran kerja dan memberikan sebuah perubahan terhadap kinerja yang ditunjukan oleh guru. Dengan demikian penegakan disiplin guru harus terus menerus ditingkatkan, dengan disiplin yang baik diharapakan adanya perbaikan terhadap kinerja guru, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru itu sendiri. g. Kesejahteraan Faktor kesejahteraan adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru, hal ini karena orang akan bekerja dengan optimal apabila pekerjaannya dapat menyediakan kesejahteraan hidupnya. Sebaliknya, orang yang tidak mendapatkan kesejahteraan akan berpengaruh terhadap kinerjanya yang kurang optimal. Guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya secara optimal apabila didalam menjalankan 23 Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), hal. 128 24 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 110 25 tugasnya dia mempunyai masalah dengan kesejahteraannya dirumah. Hal ini akan berakibat dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kegiatan tersebut tidak berjalan dengan baik. Flippo menjelaskan bahwa kompensasi merupakan fungsi balas jasa yang layak kepada pekerja atas kontribusi mereka terhadap tujuan organisasi. Pengertian layak artinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup primer dan sekunder.25 Dalam Undang- Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pada pasal 14 ayat 1(a) dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru berhak memperoleh pengahasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan social. Selanjutnya, pada pasal 15 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan penghasilan di atas kebutuhan minimum tersebut meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tamabahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan berdasarkan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.26 Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya guru dituntut untuk dapat menjalankannya dengan professional dan sungguh-sungguh, tapi apa jadinya apa bila dalam menajalnkan tugasnya tersebut tidak didukung oleh tingkat kesejahteraan yang baik. Hal ini menyebabkan terjadinya fenomena adanya guru yang harus mencari tambahan lain diluar tugasnya di sekolah, baik itu harus mengajar disekolah lain ataupun pekerjaan lainnya. Dalam Undang-undang diatas disebutkan guru berhak memperoleh meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dengan begitu maka ini merupakan tugas pemetintah dalam melaksanakan amanat tersebut, untuk mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. 25 Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), hal. 270 26 Undang- Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen 26 Banyak kalangan berpendapat bahwa pemberian gaji yang layak akan mempengaruhi terhadap tingkat kinerja dari guru. Adiningsih dalam Muhlisin mengemukan bahwa dunia guru masih tereslingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang pemecahannya memerlukan kearifan dan kebajiksanaan beberapa pihak terutama pengambil kebijakan, yaitu (1) profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendah gajinya, (2) Profesionalisme guru masih rendah.27 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam usaha mengoptimalkan kinerja guru, langakah yang dapat ditempuh oleh pemerintah adalah upaya dalam meningkatkan kesejahteraan guru, selain itu dapat juga diberikan berbagai insentif kepada guru sesaui dengan tugas yang dilaksanakannya. Berbagai program peningkatan kinerja yang telah dibuat dalam upaya tersebut, tidak akan dapat berjalan dengan optimal apabila maslah krusial tentang kesejahteraan guru belum dapat diatasi. h. Iklim Kerja Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari banyak unsur yang dapat membentuk satu kesatuan utuh. Organisasi sekolah memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Iklim sekolah akan memberi pengaruh pada perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, hal ini dikarenakan bahwa lingkungan atau iklim sekolah yang baik akan mendukung guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik. MenurutTaguiri dan Litwin yang mengartikan iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya, dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi.28 Dalam setiap organisasi keadaan iklim kerja yang baik akan sangat berpengaruh terhadap hasil kerja dari anggota organisasi itu sendiri, keadaan hubungan kerja yang 27 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 48 28 Hendyat Soetop, Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Di Bidang Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 1, hal. 141 27 harmonis dan kondusif antar pimpinan dan pegawainya atau pegawai dengan pegawai lainnnya akan menciptakan sebuah suasana kerja yang baik bagi tumbunnya kerja sama dan berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pendidikan. Kemampuan sekolah, khususnya kepala sekolah sebagai pemimpin dalam menciptakan iklim kerja yang positif. Dengan terciptanya suasana kerja yang positif yang ditandai dengan hubungan yang baik diantara para anggota organisasi di sekolah dapat menimbulkan suasana kerja sama yang tinggi, dalam setiap masalah ataupun kesulitan yang dihadapi maka semuanya akan diatasi dengan kerja sama (musyawarah) sehingga akan dapat mengatasinya secara bersama-sama. Selain itu yang terpenting adalah terciptanya suasana kerja yang harmonis, damai dan memberikan suasan tentram, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru itu sendiri. Sebaliknya apa bila di sekolah yang tercipta adalah iklim yang negative hal ini akan berdampak buruk terhadap organisasi sekolah. Setiap individu memiliki rasa iri hati, egois, individualisitis, tidak perduli sekitar, iklim negative semacam ini akan dapat menimbulkan penurunan terhadap kinerja guru, dikarenakan guru merasa bahwa iklim kerja yang ada tidak lagi dapat mendukung dia dalam bekerja. Menurut Steers bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim kerja sama disekolah adalah: a. Struktur tugas, b. Imbalan dan hukuman yang diberikan, c. Sentralisasi dan hukuman yang diberikan, d. Tekanan pada prestasi, e. Tekanan pada latihan dan pengembangan, f. Keamanan dan resiko pelaksanaan tugas, g. Keterbukaan dan ketertutupan individu, h. Status dalam organisasi i. Pengakuan dan umpan balik, 28 j. Kompotensi dan fleksibilitas dalam hubungan pencapaian tujuan organisasi secara fleksibel dan kreatif.29 Dengan demikian iklim kerja yang kondusif di tempat kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dari kinerja guru. Keadaan kerja yang kondusif dan nyaman akan memberikan sebuah dampak terhadap suasana kerja itu sendiri yang pada akhirnya dapat menimbulkan sebuah peningkatan terhadap kinerja guru di sekolah. 5. Penilaian Kinerja Guru Kinerja adalah hasil kerja yang di tunjukan oleh seseorang dalam menjalankan tugas yang diembannya, tetapi untuk dapat mengetahui apakah kinerja yang telah dikerjakan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh sebuah organisasi maka dibutuhkan sebuah penilaian terhadap hasil kerja yang telah di lakukan.Penilain kinerja (PK) adalah proses menilai hasil kerja personel dalam suatu organisasi melalui instrument penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja personel dengan membandingkannya dengan standar baku penampilan.30 Penilaian kinerja pada dasarnya adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk menilai apakah karyawan/ pegawai telah bekerja sesuai dengan apa yang harus dikerjakan olehnya, dengan adanya penilaian ini akan dapat membantu organisasi dalam menentukan langkah selanjutnya dalam pembuatan sebuah program/kebijakan yang lebih baik lagi terhadap sumber daya manusia yang ada dalam organisasi, yang akan berimplikasi terhadapa kemajuan pegawai bahkan organisasi itu sendiri. Sasaran yang menjadi objek penilain kinerja adalah kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan menggunakan sebuah standar tertentu yang tlah ditetapkan sebelumnya. Menurut Leon C. Mengginson, penilaian prestasi kerja (perpormance 29 Ibid., h. 46-47 Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002), Cet. 3, hal. 87 30 29 appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.31 Kinerja guru pada dasarnya merupakan proses membandingkan antara kinerja aktual dengan kinerja ideal untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bagi para guru penilaian kinerja merupakan sebuah masukan yang sangat berarti bagi dirinya sendiri dan sekolah. Dengan melihat hasil penilaian yang telah dilakukan maka akan terlihat seluruh aspek yang menjadi kelebihan ataupun kekurangannya. Dengan melihat hasil ini diharapkan seorang guru akan termotivasi untuk dapat memperbaiki hasil yang dianggap kurang dan mempertahankan apa yang telah dinilai baik, sedangakan bagi sekolah hasil penilaian akan membantu dalam hal pembuatan program pembinaan yang berkesinambungan dalam mengelola tenaga guru, yang akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan sekolah. Secara umum, penilaian kinerja guru memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut. a. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompotensi dan keterampilan yang diperlukan pada program pembelajaraan, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja guru sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifiaksi dan dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru, yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan penialain kinerja guru. b. Untuk menghitung angaka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tamabahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukan setiap tahun sebagai 31 Anwar Prabu mangkunegara, Evaluasi kinerja SDM, (Bandung: Refika Aditama, 2006), Cet. 2, hal. 10 30 bagian dari proses pengembangan karier dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.(Dirjen PMPTK, 2010:3)32 Penilaian kinerja guru sebaiknya dilakukan secara berkala oleh kepala sekolah. Hal ini dimaksudkan agar kinerja guru akan terus terpantau, apakah ada penurunan atau peningkatan. Hasil penilaian ini dapat dijadikan acuan bagi kepala sekolah dalam menyusun sebuah program pembinaan yang cocok diterapkan di sekolahnya. B. Pembinaan Kinerja Guru Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sehingga kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya akan sangat berpengaruh terhadap jalannya pendidikan di sekolah. Dengan berkembangnya ilmu pengatuhan dan teknologi yang begitu pesat belakangan ini, maka dibutuhkan sebuah program pembinaan guna mengoptimalkan kinerja guru. Pembinaan merupakan hal yang wajib dilakukan baik oleh pemerintah, organisasi keguruan, sekolah maupun diri pribadi guru itu sendiri. 1. Pengertian Pembinaan Kinerja Guru Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pembinaan berarti proses, perbuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil yang lebih baik33. Pengertian tersebut, mengindikasikan bahwa pembinaan dilakukan untuk memperbaiki kinerja kearah yang lebih baik lagi agar terjadi suatu peningkatkan dalam bekerja. Pembinaan juga diharapkan dapat membantu seseorang memecahkan masalah dan kesulitan yang mungkin akan di hadapi didalam menggunakan cara-cara baru untuk melaksanakan tugasnya agar berjalan dengan efektif dan efisien untuk 32 33 Ibid,. hal. 26 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2007), Cet. 3, hal 152 31 mendapatkan hasil yang optimal. Pembinaan adalah usaha peningkatan kualitas bagi tenaga pendidikan. Pembinaan atau pengembangan adalah upaya sekolah untuk peningkatan dan perbaikan yang diberikan kepada guru guna memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja.34 Kegiatan pembinaan sumber daya tenaga kependidikan berkaiatan pula dengan kegiatan pelatihan dan pengembangan. Latihan dan pengembangan merupakan kenyataan yang harus dilakukan, karena merupakan kebutuhan dalam suatu organisasi/lembaga. Dengan memberikan bimbingan kepada tenaga pendidikan maupun karyawan dalam memahami setiap kegiatan kerja yang dilakasanakan. Hal ini bertujuan untuk membuat tenaga pendidikan maupun karyawan menjadi lebih menaruh minat dan terlatih terhadap bidang kerjanya. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan guru, yaitu: a. Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan (baik untuk temaga structural, fungsional, maupun teknis) b. Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan professional dan untuk teknis pelaksanaan tugas harian sesuai dengan posisi masing-masing. c. Dilaksanakan untuk mendorong meningkatnya kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan. d. Dirintis dan diarahkan untuk mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi. e. Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan remedial, pemeliharaan motivasi kerja, dan ketahanan organisasi. 34 H.E.Mulyasa, Manajemen dan Kepempinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011), hal. 65 32 f. Pengembangan yang menyangkut jenjang karier sebaiknya disesuaikan dengan kategorisasi masing-masing jenis tenaga kependidikan itu sendiri.35 Pembinaan guru dilakukan berdasarkan kebutuhan intitusi, kelompok guru, maupun individu guru sendiri. Sehingga dalam pelaksanaan pembinaan kepala sekolah tidak hanya harus bertindak sendiri, tetapi juga harus dapat melibatkan seluruh aspek yang ada di sekolah untuk bersama-sama dalam pelaksanaan pembinaan itu sendiri. Secara umum tujuan pembinaan terhadap guru dan tenaga kependidikan itu adalah dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.36 Pembinaan guru merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pihak sekolah khsususnya kepala sekolah, guna meningkatkan kemampuan guru dalam menghadapi perubahan ilmu pegetahuan yang semakin pesat. Sedangakan pelaksnaan program pembinaan kinerja guru \diharapakan dapat memperoleh hal-hal sebagai berikut : a. Proses kinerja akan lebih baik. b. Mengurangi jam kinerja secara lebih baik. c. Memastikan bahwa guru benar-benar terlatih dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. d. Memastikan adanya penangan dan pengaturan kinerja secara lebih matang. e. Memastikan pekerjaan yang diharapkan masyrakat hasilnya lebih memuaskan. 35 Udin S dan Cicih Sutarsih, Pengembangan Profesi Guru SD, (Bandung:UPI PRESS, 2007), Cet. 1, hal. 100 36 Surdarwan danim dan H. Khairil, Profesi Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3, hal. 30 33 f. Memastikan hasil kerja dengan baik.37 Tujuan pembinaan tidak akan tercapai, apa bila program pembinaan yang dilaksanakan tidak dilaksanakan secara berkesinambungan. Hal ini karena dalam pelaksanaan pembinaan diperlukan waktu dan usaha yang sangat panjang, dan tidak mudah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembinaan kepala sekolah harus mampu menerapakannya mengandalkan dengan baik. sebuah program Sedangkan pembinaan bagi guru, tidak yang diadakan boleh hanya sekolah guna meningkatkan kemampuannya. Tapi yang terpenting adalah bagaimana guru itu berusaha sendiri dalam meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. 2. Strategi Pembinaan Kinerja Guru. Usaha dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah tidak bisa dilaksanakan dengan sembarangan, dibutuhkan sebuah strategi yang matang dan berkelanjutan guna mencapainya. Strategi merupakan rencana jangka panjang yang dikembangkan secara detail dalam bentuk taktik yang bersifat operasional disertai target dan langkah-langkah secara terukur38. Dari sini dapat dilihat bahwa strategi meruapakan sebuah usaha untuk mencapai tujuan dengan sebuah program jangka panjang yang telah disusun dengan baik. Dalam mencapai sebuah tujuan khusunya dalam usaha peningkatan kinerja guru di sekolah, bukan lah hal yang bersifat pendek, artinya dibutuhkan usaha yang cukup panjang dan berliku untuk mencapainya. Di sinilah peran kepala sekolah dibutuhkan, sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah diharapkan dapat membuat sebuah program pembinaan yang baik dan sesuai dengan perkembangan dan tantangan yang akan dihadapi. 37 Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 134 38 ha 217 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Rosdakarya, 2011), 34 Konsep Castetter dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) dapat dijadikan bahan pembanding, dalam pengembangan tenaga pendidikan harus dapat diidentifikasikan ke dalam strategi umum dan strategi khusus. Dalam strategi umum, pengembangan tenaga kependidikan harus dilakukan berdasarkan rencana kebutuhan yang jelas, dalam dunia pendidikan perlu senantiasa dikembangkan sikap dan kemampuan professional. Selanjutnya adalah perlu ditingkatkannya kerja sama antara dunia pendidikan dengan perusahaan, terutama dalam memanfaatkan untuk laboratorium praktik dan objek studi. Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan pengelolaan tenaga kependidikan, yang berkaitan dengan kesejahteraan, pendidikan prajabatan calon tenaga pendidikan, rekrutmen dan penempatan.39 Dengan melihat itu semua maka ada beberapa cara yang digunakan kepala sekolah dalam membina kinerja guru yaitu : a) Pembinaan Disiplin Pembinaan disiplin terhadap guru merupakan sebuah dorongan kepada guru untuk dapat mentaati segaala peraturan yang ada dengan tanggung jawab. Tujuan disiplin yaitu agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, dan kondusif sehingga segala kegiatan dan pekerjaan yang ada akan sesuai dengan apa yang diharapkan Dalam hal penegakan disiplin kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Membantu tenaga kependidikan mengambangkan pola perilakunya. b. Membanntu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya. 39 Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 29-30 35 c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat.40 Disiplin kerja dilingkungan sekolah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pelaksanaan kegiatan kerja guru di sekolah. Depdikbud menyatakan tujuan disiplin dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Tujuan umum adalah agar terlaksananya kurikulum secara baik yang menunjang peningkatan mutu pendidikan. 2. Tujuan khusus yaitu : (a) agar kepala sekolah dapat menciptakan suasana kerja yang menggairahkan bagi seluruh peserta sekolah, (b) agar guru dapat melaksanakan proses belaajr mengajar seoptimal mungkin dengan semua sumber yang ada di sekolah dan di luar sekolah, (c) Agar terciptanya kerja sama yang erat antara sekolah dengan orang tua dan sekolah dengan masyarakat untuk mengemban tugas pendidikan.41 Pembinaan Disiplin kerja berawal dari pembuatan peraturan yang dilandasi oleh tujuan sekolah. Selanjutnya, peraturan tersebut disosialisasikan kepada guru. Setelah proses sosialisasi selesai, dilakukan upaya pengawasan pelaksanaan peraturan. Hasil pengawasan diperiksa untuk melihat adakah kesesuaian antara peraturan dan realitas di lapangan. Ada beberapa macam cara yang biasa dilakukan oleh seorang pemimpin dalam melakukan pembinaan disiplin yaitu: a. Disiplin Preventif Adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk taat kepada tindakan yang mendorong karyawan untuk taat kepada berbagai aturan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini tujuan disiplin preventif ini adalah bagaimana sebuah organisasi menetapkan aturan, sikap, dan apa yang harus dilakukan oleh seorang pekerja guna mencegah terjadinya sebuah pelanggaran yang dapat dilakukan oleh seorang pegawai. b. Disiplin Korektif 40 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 8, hal. 141. 41 Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet. 2, hal. 41 36 Jika ada karyawan yang melakukan sebuah pelanggaran atas ketentuanketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner. Berat dan ringannya sebuah hukuman tergantung kepada seberapa besar bobot pelanggaran yang telah terjadi c. Disiplin Positif Disiplin positif ialah pembinaan mental karayawan yang kinerjannya tidak memuaskan. Tujuannya adalah membantu karyawan untuk memperbaiki diri, bukan pemberian sanksi. Pandangan ini didasarkan karyawan pada umunya bersedia bertanggung jawab atas pekerjaannya. d. Disiplin Progresif Disiplin ini menititik beratkan kepada intervensi yang dilakukan oleh manajemen/ pimpinan terhadap seorang pegawai yang mempunyai kinerja yang tidak memuaskan, sebelumnya dirinya sendiri diberikan sanksi atau bahakan diberhentikan. Tujuannya adalah memberikan kesempatan karyawan tersebut sebuah kesempatan untuk dapat memperbaiki kinerjanya sebelum sanksi atau pemberhentian di berikan kepadanya. a. Disiplin Tanpa Hukuman Disiplin tanapa hukuman diberikan dengan tujuan untuk memperoleh penerimaan karyawan terhadap aturan, dengan mengurangi sifat punitive (menghukum). Dengan cara memberikan cuti selam beberapa hari kepada karyawan untuk memberikan waktu untuk berfikir untuk bersedia atau tidak dalam mematuhi aturan-aturan yang berlaku.42 b) Pemberian Motivasi Ada banyak kejadian yang sering ditemui seputar pegawai di dalam sebuah organisasi, yaitu seseorang yang pegawai yang memiliki kemampuan yang memadai dan berkualitas, akan tetapi pelaksanaan dalam bekerja dia memiliki kinerja yang rendah dibandingkan dengan pegawai lainnya. Hal ini bukan disebabkan karena 42 Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), hal. 131-134 37 mereka tidak mampu dalam bekerja sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan, melainkan karena mereka tidak mempunyai keinginan untuk melakukannya. Kondisi seperti itu disebabkan oleh rendahnya gairah kerja yang berdampak pada penurunan kinerja. Oleh karena itu, penanganan yang paling tepat ialah melalui peningkatan motivasi kinerja. Motivasi merupakan proses psikologi yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-director behavior. Manajer perlu memahami proses psikologis ini apabila mereka ingin berhasil membina pekerja menuju pada penyelesaian sasaran organisasi.43 Dalam teori X dan Y yang dikembangkan oleh MC Gregor, membagi sifat manusia menjadi dua yaitu, Sifat manusia menurut teori X memiliki ciri, malas belajar dan atau bekerja (pasif), mau bekerja kalau diperintah, diancam, atau dipaksa, senang menghidar dari tanggung jawab, tidak berambisi dan cukup menjadi anak buah saja dan tidak mempunyai kemampuan untuk mandiri, sedangkan teori Y sifat manusia itu rajin belajar dan atau bekerja (aktif), bkerja adalah bermain shingga menyenangkan, bekerja atas kesadaraan sendiri, kurang senang diawasi dan kreatif dalam memecahkan masalah, bertanggung jawab, berambisi dan mampu mengendalikan dirinya sendiri mencapai tujuan organisasinya (mandiri)44. Dalam sebuah organisasi khsusunya sekolah, setiap staf dan guru memiliki karakteristik sifat yang berbeda-beda, maka dalam hal ini seorang pemimpin harus dapat mengambil cara yang berbeda dalam memberikan motivasi, tergantung sifat dari guru itu sendiri. Apabila para tenaga kependidikan memiliki motivasi yang positif, maka akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam tugas atau kegiatan. Dengan kata lain, seorang tenaga kependidikan akan melakukan semua pekerjaanya dengan baik apabila ada faktor pendorongnya (motivasi). Dari sini dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor dalam usaha sekolah dalam 43 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hal. 378 Husaini Usman, Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), hal. 255 44 38 meningkatkan kinerja gurunya, dengan melaksnakan motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah diharapakan bahwa guru akan termotivasi dan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik, terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk memotivasi guru agar mau dan mampu meningkatkan kinerjanya, diantaranya: a. Tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik, dan menyenangkan. b. Tujuan kegiatan harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan mereka bekerja. Tujuan kependidikan juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut. c. Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiapa pekerjaannya. d. Pemberian hadiah lebih baik dari pada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan. e. Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu tenaga kependidikan. f. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual tenaga kependidikan, misalnya perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap mereka terhadap pekerjaannya. g. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukan bahwa pemimpin memperhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap tenaga kependidikan pernah memperoleh kepuasaan dan penghargaan.45 Motivasi datang dari dalam diri manusia itu sendiri, dengan demikian seorang pemimpin organisasi harus dapat menciptakan sebuah kondisi dimana pekerja dapat termotivasi oleh dirinya sendiri.Menurut (Jhon Baldoni, 2005:5) motivasi merupakan proses aktif yang didorong oleh serangkaian tindakan yang dapat dikelompokan dalam tiga kelompok yaitu : 45 Ibid., hal. 88 39 1. Energize (memberi daya), adalah apa yang dilakukan pemimpin ketika mereka memberikan contoh, melakukan komunikasi dengan jelas, dan memberi tantangan dengan tepat. 2. Encourage (mendorong), adalah apa yang dilakukan pemimpin untuk mendukung proses motivasi melalui pemberdayaan, coaching dan pengakuan. 3. Exhort (mendesak), adalah bagaimana pemimpin menciptkan pengalaman berdasarkan pengorbanan dan inspirasi yang mempersiapkan dasar bagi motivasi untuk tubuh dengan subur. 46 c) Penghargaan Pemberiaan penghargaan yang diberikan oleh sekolah terhadap guru terhadap hasil kerja yang telah dilaksanakannya akan sangat berdampak terhadap peningkatan kinerja guru itu sendiri. Melalui penghargaan ini tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif. Penghargaan harus didasari atas prestasi kerja yang ditunjukan oleh seorang guru itu sendiri, sehingga akan mendorong guru atau pegawai lainnya juga akan terdorong untuk meningkatkan lagi kinerja mereka. Randal S. Schuler dan Susan E. Jackson dalam sinambela (2012:133-134) mengemukakan enam dasar untuk memberikan dorongan melalui penghargaan. 1. Jangan memberikan penghargaan kepada setiap orang dengan cara yang sama. 2. Akuilah bahwa kegagalan memberikan tanggapan juga mempunyai konsekuensi yang bersifat mendorng. 3. Beritahu kepada pegawai apa yang harus mereka lakukan untuk medapatkan penghargaan. 4. Beritahukan kepada pegawai hal-hal yang keliru mereka lakukan 5. Jangan hukum siapapun didepan orang lain. 6. Bersikap Adil47 46 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hal. 385-389 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 97-98 47 40 Pemberiaan penghargaan yang dilakukan secara tepat kepada guru diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru itu sendiri, mereka akan merasa bahwa tugas dan pekerjaan yang telah dilakukan telah dihargai. Selain itu dengan adanya apresiasi yang diberikan oleh pihak sekolah atas hasil kerja yang telah ditunjukan maka akan dapat menimbulkan semangat baru yang akan berdampak bagi peningkatan kinerja guru itu sendiri d) Pelatihan Pelatihan memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dengan diberikannya pelatihan kepada guru akan memberikan guru sebuah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang baru yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Menurut Randal S. Schuler, Susan E. Jackson dalam Sinambela, sasaran pelatihan bagi pegawai adalah menguasai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang ditekankan pada program pelatihan serta menerapkannya pada kegiatan seharihari.48 Pendidikan, pelatihan dan pengembangan merupakan proses yang harus ditempuh oleh guru pada saat menjalani tugas-tugas kedinasan. Kegiatan ini diorganisasikan secara beragam dan berspektrum luas dengan tujuan untuk meningkatkan kompotensi, keterampilan, sikap, pemahaman, dan performansi yang dibutuhkan oleh guru saat ini dan dimasa yang akan datang.49 Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan sekolah dalam rangka peningaktan kinerja guru merupakan sebuah inventasi yang sangat penting bagi sekolah, terutama dalam hal tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang baik sehingga akan berpengaruh terhadap jalannya organisasi sekolah tersebut. Alasan esensial lain diperlukannya pembinaan dan pengembangan guru adalah karakterisktik tugas yang terus berkembang seirama dengan perkembangan Ipteks, 48 49 Ibid,. hal. 80 Sudarwan Danim dan H. Khairil, Profesi Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3, hal. 31 41 disamping reformasi internal pendidikan itu sendiri50. Perkembangan IPTEK akan terus berkembang sehingga hal ini harus mendorong pihak sekolah atau pihak yang terkait dalam menyusun sebuah program pelatihan yang dapat mengimbangi perkembangan zaman. Dalam pembinaan dan pengembangan ada beberapa strategi yang umumnya dipakai dalam pelatihan dan pendidikan yaitu: 1. In- house training Adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi ini dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa dalam meningkatkan kemampuan dan kompotensi tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memilki kompotensi yang belum dimiliki oleh guru lain. Dengan kata lain guru yang belum mengusai kemampuan/kompotensi yang baik, akan dibantu oleh guru lain yang memiliki kompotensi yang sudah baik sebagai pelatih dan membimbing secara langsung disekolah. 2. Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) MGMP adalah upaya peningkatan profesionalan guru melalui cara bermusayawarah yang dilakukan ditingkat gugus. Di gugus ini, para guru berkumpul secara berkala untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi dan tugas-tugas mengajar mereka. Dalam kegiatan ini diupayakan kegiatan pengayaan penguasaan bidang studi , mendiskusikan metode baru dalam pelaksanaan pengajaran. 3. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus Pelatihan jenis ini diselenggarakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan 50 Ibid,. hal. 31 42 berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan khusus baru dalam keilmuan tertentu. 4. Studi Lanjut Perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan pesat sehingga mendorong guru untuk tidak berdiam diri saja melainkan wajib meningkatkan pengatahuan yang telah dimilikinya. Untuk itu, sekolah harus mendorong dan member kesempatan pada guru-gurunya untuk mengambil kuliah lanjut (magister) untuk menambah wawasan akademik ataupunprofesionalnya. 5. Pemberdayaan Organisasi Profesi Guru di Indonesia sudah dihimpun dalam suatu organisasi yang bernama Persatuan Guru Rpublik Indonesia (PGRI). Sebagai suatu asosiasi perlu melaksanakan training profesi untuk meningkatkan kualitas anggota dan pengakuan masyarakat maupun pemerintah. Pelaksanaan training dapat dilaksanakan oleh pmerintah yaitu departemen terkait untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja, tetapi juga oleh asosiasi profesi porfesi untuk pertumbuhan jabatan dan efektifitas profesi dan organisasi.51 e) Pengawasan Kinerja Guru Hal yang terakhir yang harus dilakukan oleh sekolah, dalam hal ini kepala sekolah adalah sebuah program pengawasan yang di lakukan terhadap guru dalam mengawasi hasil kinerjanya. Pengawasan (supervisi) adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu pada guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.52 Pengawasan bertujuan untuk melihat sejauhmana hasil kinerja yang telah dilaksanakan setelah proses pembinaan yang telah dilakukan, apakah ada sebuah perubahan yang mengarah kearah positif atau sebaliknya. Peningkatan mutu akan dapat dipenuhi, jika pembinaan yang dilakukan dibarengi dengan sebuah program yang berkulitas dan konsisten dalam pelaksanaannya, 51 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 174-176 52 Ibid., h 289 43 kemudian dibutuhkan perlu penerapan pengawsan yang insentif, agar semua pelaksanaan program dan kegiatan dapat memenuhi standar dan pencapaian yang terukur.53 Dalam pelaksanaan pengawasan, kepala sekolah harus memperhatikan prinsipprinsip berikut : 1. Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis. 2. Dilaksanakan secara demokratis. 3. Berpusat pada tenaag kependidikan 4. Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga pendidikan 5. merupaakn bantuan profesional54 Pelaksanaan pengawasan harus dilakukan dengan baik, hal ini dikarenakan dengan pengawsan yang baik diharapkan dapat mencegah agar guru tidak melakukan sebuah penyimpangan dalam melaksanakn tugas dan kewajibannya. Selain itu dalam pelaksanaannya pengawasan harus dapat menciptkan kesan bahwa guru tidak sedang diawasi dan merasa terbebani dalam melaksanakan pekerjaan, melainkan harus dapat menciptakan kesan bahwa pengawasan yang dilakukan dapat membantu dan meningkatkan kinerja guru tersebut. 3. Kepala Sekolah Sebagai Pembina Kinerja Guru Usaha dalam meningkatkan kualitas kinerja guru di sekolah merupakan sebuah keharusan. Kinerja guru harus terus dibina guna menghadapi perkembangan pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan pesat. Dalam pelaksanaan pembinaan tersebut merupakan tanggung jawab dari pemerintah, organisasi keguruan, kepala sekolah dan yang terpenting adalah guru itu sendiri. Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah merupakan garda paling depan dalam pelaksanaan pembinaan kinerja guru di sekolah itu sendiri. 53 H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 193 54 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 8, hal. 113 44 Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam sekolah. Sebagai seorang pemimpin dipundaknyalah keberhasilan sekolah ditentukan. Kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dalam hal menggerakan seluruh komponen-komponen yang ada di sekolah dalam hal memajukan mutu pendidikan di sekolah. Maka dalam hal ini peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru merupakan hal yang vital, karena kepala sekolah harus dapat membuat sebuah program pembinaan yang baik dan mendukung ketercapaian peningkatan kinerja guru itu sendiri. Kepala sekolah mempunyai tugas dalam pengelolaan kegiatan pendidikan yang berada di sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Maka untuk mencapai itu semua seorang kepala sekolah harus dapat menggali dan mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah guna mencapai tujuan sekolah. Fungsi kepala sekolah utamanya adalah dalam hal pelaksanaan pengelolaan sumber daya sekolah khususnya guru sebagai tulang punggung utama disekolah, pengelolaan sumber daya yang baik akan berdampak langsung kepada pencapaian tujuan sekolah itu sendiri. Kepala sekolah juga perlu memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, yang diwujudkan dengan penyusunan program, mengorganisasikan personalia, memberdayakan guru dan tenaga pendidikan, serta mendayagunakan sumber daya sekolah secara unggul.55 Dengan demikian pembinaan guru merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksnakan oleh kepala sekolah guna meningkatkan kinerja guru itu sendiri, yang diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kinerja sekolah secara keseluruhan. Pengembangan guru dan staf merupakan pekerjaan yang harus dilakukan kepala sekolah dalam manajemen personalia pendidikan, yang bertujuan untuk mendayagunakan guru dan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal56. Dengan demikian pembuatan sebuah program yang terencana dengan baik 55 Sudarman dan H.Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3 hal. 80 H.E.Mulyasa, Manajemen dan Kepempinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011),hal 63 56 45 merupakan sebuah hal yang utama dalam hal pencapaian tujuan sekolah. Dari sekian banyak program yang dibuat, program peningkatan kinerja guru merupakan sebuah program yang terpenting yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah, guru merupakan elemen penggerak utama dalam kegiatan sekolah, maka untuk mencapai sebuah tujuan sekolah peningkatan kinerja guru merupakan suatu keharusan. Guna melaksanakan pembinaan kinerja guru di sekolah, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan dalam mengelola guru dan tenaga kependidikan yang meliputi : a. Menginventarisasi karakteristik guru dan tenaga kependidikan yang efektif. b. Memanfaatkan dan memelihara guru dan tenaga kependidikan. c. Memfasilitasi pengembangan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan. d. Membina hubungan kerja yang harmonis. e. Memelihara dokumentasi personel sekolah atau mengelola administrasi personel sekolah. f. Mengelola konflik. g. Memiliki apresiasi, empati, dan simpati terhadap guru dan tenaga kependidikan.57 Sekolah selalu menuntu bagi guru agar mampu melaksanakan tugas yang diembannya dengan optimal, serta dituntut untuk dapat bekerja lebih baik lagi.Tapi guru sebagai seorang manusia juga membutuhkan pengembangan dan peningkatan dirinya. Disinilah peran kepala sekolah dalam menyusun sebuah program pembinaan yang bertujuan untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja guru. Peranan guru dalam menentukan keberhasilan suatu sekolah sangatlah dominan. Hal ini menyebabkan kepala sekolah harus betul-betul memahami bagaimana cara 57 Sudarman dan H.Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3 hal. 91 46 mengelola guru. Dalam pelaksanaan pembinaan guru, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab untuk dapat mengarahkan pembinaan untuk : a. Mencapai tujuan sekolah. b. Membantu anggota individu untuk memperoleh kedudukan dan standar penampilan kerja kelompok. c. Memaksimalkan pengembangan karier anggota. d. Mempersatukan (reconcile) antara tujuan individu-individu dengan tujuan organisasi.58 Tugas kepala sekolah dalam melaksanakan pembinaan tidalah mudah, selain bertujuan untuk mencapai tujuan sekolah, tetapi juga harus memperhatikan tujuan pribadi dari staf fan guru itu sendiri. Peran kepala sekolah adalah harus dapat menyatukan semua kepentingan pribadi yang ada untuk mencapai tujuan sekolah itu sendiri. Pembinaan bertujuan meningkatkan dan mengembangakan kemampuan guru yang ada supaya lebih baik lagi, dalam hal ini ada beberapa indikator keberhasilan kepala sekolah dalam proses pembinaan guru yaitu : a. Sekolah menciptakan hubungan kerja kesewatan dianatara semua guru, staf dengan seluruh warga sekolah. b. Terdapat program pengembangan profesionalitas guru dan staf. c. Terdapat asesmen mengenai kekuatan dan kekurangan setiap guru dan staf, terutama berkaitan dengan kompetensi dan keterampilan tentang pelaksanaan pembelajaran. d. Terdapat database mengenai profil guru dan staf mencakup berbagai aspek yang berhubungan dengan kompetensi professional. e. Kesempatan yang tersedia untuk pengembangan kapasitas professional. 58 wahjosumido, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2010), cet. 7, hal. 273 47 f. Guru aktif mengikuti dan memanfaatkan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan kegiatan organisasi lainnya untuk pengembangan diri. g. Guru aktif secara mandiri dalam berbagai kegiatan pengembangan professional (penataran, pelatihan, seminar, dan pengadaan buku referensi pribadi). h. Guru aktif menulis karya ilmiah (KTI) untuk mengkomunikasikan pengalaman dan pemikirannya, baik melalui artikel, makalah, maupun laporan penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas.59 Pembinaan kinerja guru di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin. Kepala sekolah wajib memiliki kemampuan dalam pembuatan program pembinaan dan stategi yang akan digunakan. Strategi dalam pembinaan seperti yang dibahas di atas, harus dijalankan dengan baik, hal ini bertujuan agar jalannya pembinaan yang ada dapat berjalan dengan baik. Tetapi dalam pelaksanaannya kepala sekolah tidak boleh bergerak sendiri, melainkan juga harus dapat menggerakan seluruh komponen pendukung dunia pendidikan baik pihak eksternal. Seperti pemerintah, organisasi keguruan, perguruan tinggi dan lainnya. Sedangkan yang terpenting adalah kemampuan kepala sekolah mengajak seluruh aspek internal yang berada di sekolah untuk bersama-sama ikut serta jalannya program pembinaan tersebut. 59 H.E.Mulyasa, Manajemen dan Kepempinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011),hal 68-69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat yang dijadikan penulis objek penelitian adalah SMK Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan, yang berlokasi di Jl Kihajar Dewantara ciputat, Tangerang Selatan. Adapun waktu yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian yaitu pada bulan Januari 2014 sampai Februari 2014. B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif deskritif analisis yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada kesimpulan.1 C. Teknik Pengambilan Data Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut : 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 8, h. 60 48 49 1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.2 Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data mengenai kondisi objek yang diteliti, melihat aspek-aspek kinerja guru, juga melihat sikap kepala sekolah dalam memberikan contoh disiplin, pengawasan guru di kantor dan di kelas. Tujuan observasi ini untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kinerja guru dan cara pembinaan yang dilakukan. Tujuan pengamatan ini untuk memperoleh data mengenai keadaan sekolah yang diteliti, guru, sarana dan prasarana dan data-data yang mendukung lainnya. Guna mendapatkan data penelitian ini penulis mendalami data dan fakta terhadap sumber-sumber kunci yaitu: kepala sekolah, wakil kepala sekolah sebagai puncak pimpinan dalam lembaga sekolah serta, guru. 2. Studi Dokumentasi Studi documenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.3 Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis yang digunakan untuk mencari data yang telah tersedia,yaitu mengenai latar belakang sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, siswa serta karyawan, serta saran prasarana yang ada di SMK Islamiyah Ciputat. 3. Wawancara Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual dalam memperoleh informasi dan data.4 Dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak terkait, guna mendapatkan 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 8, h. 220 3 Ibid., h. 221-222 4 Ibid., h. 216 50 keterangan mengenai kinerja guru serta pelaksanaan pembinaan yang dilaksanakan. Dalam pengumpulan data melalui wawancara, penulis melakukan wawancara terhadap pihak yang terkait dalam masalah penelitian, yaitu kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dan 12 orang guru yang mengajar di SMK Islamiyah. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang pembinaan kinerja yang dilakukan. D. Teknik Analisis Data Setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan,tahap berikutnya adalah analisis data. Pada tahap ini, data dikerjakan dan dimanfaatkan sehingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalanpersoalan yang diajukan peneliti. 1. Klasifikasi data yakni proses pengelompokkan data yang berupa jawaban dari pertanyaan terbuka, atau proses pengumpulan data berdasarkan jawabanjawaban sumber data informasi. 2. Kategorisasi data yakni proses pengelompokkan data atau jumlah informasi berdasarkan aspek-aspek masalah yang disusun atas dasar pikiran intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu. Proses pengelompokan jawaban-jawaban sumber data berdasarkan aspek-aspek masalah yang ditanyakan. 3. Interprestasi data yaitu proses penafsiran dan perbedaan dari data untuk ditarik kesimpulan berdasarkan kerangka berfikir yang telah ditentukan. E. Validasi Data Menggunakan trianggulasi 1. Kredibilitas : Pengecekan data dari sumber untuk memastikan kredibilitas 2. Dependabilitas : Melakukan audit keseluruhan proses peneliti 3. Konfirmabilitas : Mengaji hasil penelitian dikaitkan dengan proses 51 Tabel 2 Kisi-kisi pertanyaan dalam wawancara. Variabel Indikator Pengawasan kinerja Pembinaan Disiplin Pemberian Motivasi Pembinaan Penghargaan Pelatihan Penilaian Butir Pertanyaan 5,6,7,8 9,10,11 12,13 14,15 16,17,18,19,1,2,3 4 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil SMK Islamiyah Ciputat 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK ISLAMIYAH CIPUTAT SMK Islamiyah Ciputat merupakan lembaga pendidikan yang berada dalam naungan Yayasan Islamiyah. Yayasan islamiyah didirikan pada tahun 1965 oleh Drs. H. Zarkazih Noer yang mempelopori pembangunan Yayasan Islamiyah Ciputat ini. SMK Islamiyah sebagai sekolah kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai. Di bawah naungan Yayasan Islamiyah SMK Islamiya Ciputat didirikan pada tahun 1980 berdasarkan Akta Notaris R.Soerojo Wongsowidjojo, SH No.16 Tanggal 11 Agustus 1978 dan Surat Keputusan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat No. 786/102.5/11.81 tanggal 27 Mei 1981. Ketua Yayasan Islamiyah Ciputat adalah : H. Agus Salim,S.Pd, MM. Beliau juga salah satu pendiri STIE Yayasan Islamiyah Ciputat SMK Islamiyah Ciputat merupakan sekolah menengah kejuruan yang berdiri sejak 30 tahun yang lalu. Awal berdiri sekolah ini bernama SMEA Islamiyah Ciputat dan berubah menjadi SMK Islamiyah Ciputat dengan program keahlian yang ada baru satu yaitu Tata Niaga, kemudian tahun berikutnya menambah program keahlian baru yakni Sekretaris. Menginjak tahun 2000 SMK Islamiyah menambah program yang 52 53 lain yaitu Akuntansi, dan tahun 2007 program keahlian berikutnya yaitu Teknik Komputer dan Jaringan. Awalnya proses kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan di gedung sekolah swasta lain karena yayasan belum mempunyai gedung sendiri. Namun kini Yayasan Islamiyah Ciputat telah memiliki gedung sendiri. Beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti paskibra, marawis atau futsal menjadi sarana bagi anak didik yayasan Islamiyah untuk menyalurkan minat, bakat dan kreatifitas mereka. Salah satu prestasi yang bisa dibanggakan dari yayasan ini yaitu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) SMA Islamiyah Ciputat pernah mewakili kabupaten Tangerang di tingkat nasional. Mengedepankan pendidikan berorientasi pada prinsip-prinsip Islam yang bernaungan IPTEK & IMTAQ merupakan visi dari yayasan ini dalam mendidik dan membimbing anak didiknya agar menjadi insan-insan muda yang berkualitas, berprestasi serta berakhlak baik. Terlebih lagi dengan adanya dukungan i-Skola layanan info penting kepada Orangtua/ Wali murid. Diharapkan lulusan yayasan ini selain memiliki wawasan IPTEK yang luas juga memahami, mendalami dan menguasai kaidah serta ajaran Islam yang telah ditanamkan kepada mereka selama mengenyam bangku pendidikan di Yayasan Islamiyah Ciputat . Kedua hal tersebut dirasa bisa menjadi bekal bagi masa depan mereka 2. Visi dan Misi SMK Islamiyah Ciputat a. Visi SMK Islamiyah Ciputat 1. Membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan terampil dalam keimanan dan ketaqwaan serta mampu bersaing pada tingkat nasional b. Misi SMK Islamiyah Ciputat 1. Menyiapkan calon tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang bisnis manajemen, teknologi informasi dan komunikasi, memiliki daya juang 54 tinggi, kreatif, inovatif, dan produktif dan mempunyai landasan iman dan taqwa yang kuat 2. Meningkatkan kualitas SDM dengan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan dunia usaha/industri 3. Menjadikan SMK Islamiyah sebgai tempat untuk mengembangkan kemampuan dengan tingkat keterampilan yang tinggi, sehingga mampu bersaing di tingkat daerah maupun nasional 3. Tujuan SMK Islamiyah Ciputat Memberikan rasa aman, nyaman, dan mempererat rasa kekeluargaan diantara warga SMK Islamiyah dan sekitarnya. 4. keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMK Islamiyah Dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah diamanatkan dalam UndangUndang khususnya di sekolah, tidak hanya ditanggung oleh guru semata, melainkan keterkaitan di antara seluruh unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri. a. Keadaan Guru Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan, kemampuan guru dalam proses belajar mengajar akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Adapun jumlah tenaga pendidik di SMK Islamiyah Ciputat berjumlah 56 orang, termasuk kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. Dari data guru yang ada, seluruh guru yang mengajar di SMK Islamiyah ciputat seluruhnya adalah lulusan S1 dan hampir 90 % diantaranya S1 di bidang pendidikan. Dari seluruh guru, ada beberapa guru yang telah lulus S2, dan banyak juga guru yang sedang melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. b. Keadaan Karyawan Karyawan adalah salah satu unsur yang berada dalam lembaga pendidikan di sekolah. Kemampuan karyawan dalam mendukung jalannya pendidikan di sekolah tidak bisa dikesampingkan. Jalannya sekolah tidak bisa dilepaskan dari 55 administrasi yang terencana dan baik, adapun yang dimaksud karyawan di sini adalah staf tata usaha, kebersihan, dan keamanan. Karyawan yang terdapat di SMK Islamiyah sebanyak 14 orang. Yang terdiri atas enam orang staff tata usaha administrasi, tiga orang keamanan sekolah, dan lima orang merupakan bagian kebersihan sekolah. c. Keadaan Siswa Peserta didik merupakan salah satu unsur yang juga penting didalam sebuah lembaga pendidikan, karena tanpa adanya peserta didik kegiatan di sekolah tidak akan berlangsung. Adapun peserta didik di SMK Islamiyah terdiri atas empat jurusan/kompetensi keahlian yang terdiri atas Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Tata Boga (TB), Akutansi (AK), Pemasaran (PM), Administrasi Perkantoran (AP) yang terdiri atas 30 kelas dengan jumlah peserta didik 1271. Data peserta didik terlampir dibawah ini : Tabel 3 Daftar Peserta Didik SMK Islamiyah Ciputat No Kelas Jurusan Jumlah Siswa Laki- Total Perempuan laki 1 X Akuntansi 77 23 100 2 X Administrasi Perkantoran 76 25 101 3 X Pemasaran 38 69 107 4 X Teknik Komputer dan Jaringan 10 106 116 5 X Tata Boga 19 19 38 6 XI Akuntansi 60 22 82 7 XI Administrasi Perkantoran 84 19 103 56 8 XI Pemasaran 64 93 157 9 XI Teknik Komputer dan Jaringan 13 63 76 10 XI Tata Boga 11 13 24 11 XII Akuntansi 66 21 87 12 XII Administrasi Perkantoran 98 16 114 13 XII Pemasaran 23 69 92 14 XII Teknik Komputer dan Jaringan 13 61 74 652 619 1271 Total 5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pendidikan adalah penunjang dalam proses pendidikan di sekolah, dengan didukung sarana dan prasarana yang baik dan berkualitas, maka peranan sarana dan prasarana ini tidak boleh dikesampingkan. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Islamiyah Ciputat terdiri atas 30 ruangan kelas yang telah ada dan beberapa kelas lagi sedang dalam tahap pembangunan. Ruang lab yang terdapat di SMK Islamiyah terdiri atas, satu ruang lab fisika, satu ruang lab bahasa, dua lab computer dan satu lab multimedia. Juga memiliki satu perpustakaan dan satu ruang praktek/bengkel. Sedangkan sarana penunjang lainnya adalah satu ruang kepala sekolah dan guru, ruang pelayanan administrasi, ruang BP/BK. Selain itu juga ada ruang osis, pramuka, koperasi dan UKS. Dan sarana lainnya adalah satu ruang ibadah, tujuh toilet dan gudang sekolah. B.Deskripsi dan Analisis Data Pembinaan Kinerja Guru Dalam penelitian, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan data di lapangan penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan, yaitu: observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penggunaan metode tersebut diharapkan dapat membantu penulis dalam mengetahui kondisi sekolah SMK Islamiyah Ciputat, khsususnya yang berkaitan tentang peran pembinaan kepala dalam mewujudkan kinerja sekolah di SMK Islamiyah. Melalui kegiatan observasi penulis 57 melakukan pengamatan yang bertujuan mengetahui keadaan sekolah, siswa, guru dan juga saran dan prasarana di sekolah. Wawancara dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk menggali informasi langsung dari guru, wakil kepala sekolah dan kepala sekolah. Wawancara dilaksanakan berkaitan dengan peran pembinaan kepala sekolah dalam mewujudkan kinerja guru di sekolah, yang dimulai dari kinerja guru, kompetensi guru, peran dan tugas guru. Disamping juga faktor yang mempengaruhi kinerja, Penilaian Kinerja, Pengawasan kinerja, Pembinaan Disiplin, Pemberian Motivasi, Penghargaan dan Pelatihan. Sedangkan dokumentasi yang dilaksanakan penulis adalah untuk mencari datadata yang berkaitan dengan sekolah, seperti profil, keadaan guru, siswa dan karyawan dan juga sarana dan prasarana, yang akan mendukung dalam penyelesaian penelitian. Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentas, diharapkan dapat mengungkapkan bagaimana peran kepala sekolah dalam mewujudkan kinerja guru di sekolah, bentuk pertanyaan dan jawaban dari setiap responden yang telah dilakukan analisis dituangkan dalam bentuk deskripsi sebagai berikut. 1 Faktor yang mempengaruhi kinerja Dengan menganalisis jawaban yang telah di berikan oleh guru, ternyata banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, seperti iklim kerja, profesionalisme guru, sarana dan prasarana. Dari hasil wawancara itu adalah sebagain dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru di SMK Islamiyah ciputat, tetapi dari seluruh faktor tersebut, manyoritas menjawab bahwa faktor ekonomi sangatlah berpengaruh terhadap kinerja guru itu sendiri. Dari faktor internal yang terdapat di sekolah kesejahteraan guru harus lebih diperhatikan lagi, dengan kesejahteaan yang baik akan menjadi penyemangat dalam pelaksanaan kinerja guru itu sendiri.1. Dilihat dari hasil wawancara yang telah di laksanakan, ternyata faktor 1 Hasil wawancara dengan kepla sekolah bapak Mulyono 58 ekonomi mendapat jawaban yang paling banyak, hal ini menandakan bahwa kesejahteraan guru, khususnya guru yang belum termasuk guru PNS tingkat kesejahteraannya masih kurang. Hal ini mengakibatkan kinerja guru sedikit terganggu di karenakan faktor ekonomi tersebut. Seorang guru juga merupakan seorang manusia yang mempunyai perasaan, kesulitan dan tidak nyaman.2 Secara langsung memang hal ekonomi belum terlalu berpengaruh dalam jalannya pendidikan di sekolah, Tetapi konsensekuensi dari kurangnya kesejaheraan menyebabkan, banyaknya guru di SMK Islamiyah mengajar lebih dari satu tempat. Banyak guru yang tidak hanya mengajar di SMK Islamiyah saja, tetapi juga di sekolah lainnya, hal ini akan berdampak kepada efektivitas belajar di sekolah, ketika berbenturan antara sekolah yang satu dengan sekola lainnya, sehingga salah satu harus ada yang ada dikorbankan.3 Dengan mengajar lebih dari dua tempat, langsung tidak langsung akan berpengaruh terhadap diri guru itu sendiri, guru akan terbagi waktu dan pikirannya terhadap beberapa tempat sekaligus, belum juga bisa mengakibatkan kelelahan secara fisik yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat kehadiran guru. Hal ini bukannya tidak disadari oleh pihak sekolah, kepala sekolah telah berupaya dengan melakukan konsultasi dengan pihak yayasan, walaupun nilainya tidak seberapa pihak sekolah masih mengupayakan peningkatan dari tingkat kesejahteraan guru itu sendiri, selain itu pihak sekolah juga berupaya agar seluruh guru di sekolah mengikuti sertifikasi guru. Selanjutnya faktor terpenting yang mempengaruhi dari hasil analisis jawaban ada adalah bagaimana keikut sertaan orang tua di sekolah yang masih kurang. Keikut sertaan orang tua di sekolah juga kurang, orang tua hanya menyerahkan anak 100% kepihak sekolah tanpa ikut serta di dalamnya.4 Dari sini terlihat bahwa seharusnya orang tua murid harus juga terlibat dalam berbagai proses pendidikan yang ada di 2 Hasil wawancara dengan bapak Amel Darmawel Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi 4 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi 3 59 sekolah sesuai dengan kewenangannya, orang tua harus bisa dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan dan ikut serta dalam pelaksanaan juga ikut serta dalam memberikan kritik, saran dan masukan agar kebijakan yang ada lebih baik lagi. Keikut sertaan orang tua diharapkan jadi mitra guru dalam pelaksanaan proses pendidikan, tidak hanya di dalam sekolah melainkan juga di luar sekolah Dari hasil wawancara diatas dapat diberi gambaran bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru di sekolah cukup beragam sesuai dengan jawaban yang diberikan, akan tetapi banyak dari tersebut yang mengarah kepada tingkat kesejahteraan yang diperoleh guru oleh pihak sekolah yang masih dianggap kurang, hal ini berdampak kepada banyaknya guru yang memilih mengajar di dua bahkan tiga tempat sekaligus, hal ini dapat bisa mengakibatkan berpengaruh kepada efektiviats pembelajaran, hal ini terjadi bila guru tersebut mempunyai dua kepentingan yang bentrok di sekolah yang diajarnya, sehingga hal ini akan mengakibatkan guru akan mengorbankan salah satu baik sekolah SMK Islamiyah atau sekolah lainnya yang berakibat pada efektivas kerjanya sendiri. Hal ini bukannya tidak disadari oleh kepala sekolah, kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah selalu mengupayakan perbaikan kesejahteraan melalui yayasan, walaupun peningktan yang didapatkan tidak terlalu besar akan tetapi usaha kepala sekolah patut diapresiasi. 2. Pengawasan kinerja Pengawasan adalah salah cara bagi pimpinan dalam hal ini kepala sekolah guna melihat bagiamana kinerja guru yang ada. Dari wawancara dengan guru dan kepala sekolah diketahui bahwa kepala sekolah telah melaksanakan pengawasan dengan sangat baik. Pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah biasanya berupa, pengawsan di kelas, kedisiplinan guru, dan bagaimana cara mengajar guru itu sendiri.5 Kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap beberapa hal yang ada di sekolah, khusunya yang berhubungan dengan guru, ada beberapa aspek yang diawasi seperti, kedisiplinan, cara mengajar dan pengecekan administrasi guru. 5 Hasil wawancara dengan ibu Nurmaely 60 Dalam hal pengawasan kepala sekolah menggunakan supervisi guna memantau kinerja guru, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Pengecekan secara langsung biasanya kepala sekolah akan berkeliling untuk melihat langsung bagaimana cara seorang guru dalam mengajar juga kelengakapan dokumen pendukung pembelajaran, seperti RPP dan Silabus.6 Dengan demikian, kinerja guru akan lebih terarah dan akan berdampak pada bagaiaman mereka akan berusaha secara optimal dalam mennjalankan tugasnya sebagai guru. Pegawasan selanjutnya adalah bagaimana kepala sekolah sangat fokus terhadap tingkat kehadiran guru di sekolah, karena kehadiran guru sangat berkaitan dengan jalannya pembelajaran di dalam kelas, kepala sekolah sedang berusaha dalam meningkatkan tingkat kehadiran guru, yang sebelum kepemimpinannya tingkat kehadiran guru masih kurang baik, sehingga pengawasan terhadap kehadiran guru sangat diperhatikan. Dalam pelaksanaan pengawasanan kehadiran guru, maka diterapkan absen di kantor yang dikelola guru piket, dan absen di kelas.7 Maksud dari pengawasan seperti ini diharapkan diketahui apa guru itu benar masuk ke sekolah atau pun tidak, sedangkan walaupun kesekolah apa guru itu juga masuk kekelas atau tidak, dengan diterapkannya absen ganda seperti ini diharapkan akan diketahui guru itu rajin atau tidak melaksanakan pemebelajaran di dalam kelas. Ketika ada guru yang tidak masuk, ataupun ada guru kelas yang kosong tidak ada gurunya, maka kepala sekolah akan langsung bertanya kepada guru piket, siapa yang hari ini tidak masuk kemudian kepala sekolah akan langsung menelopon untuk memastikan kenapa guru yang bersangkutan itu tidak masuk kerja hari itu. Selain mengawasi guru kepala sekolah juga memberikan contoh, khusunya dalam hal kediplinan, ditandai dengan datangnya kepala sekolah lebih awal dan kemudian langsung bersama guru piket berdiri di depan pintu masuk sekolah untuk melihat keadaan, dengan hal seperti ini menurut beberapa guru bisa menjadikan contohnya 6 7 Hasil wawancara dengan bapak Abdul Ahyani Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi 61 yang baik bagi bawahannya, apa bila kepala sekolah sebagai pemimpin saja bisa menjadi contoh dengan datang lebih baik, maka guru akan malu jika datang terlambat, bahkan tidak masuk kesekolah. Hal yang terpenting selanjutnya dalam hal pengawasan adalah bagaimana pengwasan itu tidak hanya berasal dari kepala sekolah dan pimpinan lainnya, melainkan juga melibatkan guru, bahkan murid itu sendiri. Dengan dilibatkannya murid maka pengawasan yang dilaksanakan akan lebih baik, karena murid yang merasakan dan melihat langsung tentang sikap dan bagaimana guru itu mengajar. Selanjutnya dalam masalah pengawasan keterlibatan guru tidak hanya sebagai pihak yang di awasi dan dinilai saja, melainkan guru juga dapat diberikan masukan oleh kepala sekolah dan pimpinan lainnya tentang kinerjanya, maupun juga dapat memberikan masukan tentang segala masalah yang dihadapi dalam forum pertemuan antar guru dan pimpinan sekolah yang biasa dilaksanakan perminggu, perbulan dan persemester ada pertemuan, antara guru, wali kelas, kajur pimpinan yang saling berdiskusi tentang hal-hal yang terjadi di sekolah, sehingga bisa dicarikan solusi bersama. Dari sini dapat dilihat bahwa pengawasan adalah bentuk kepala sekolah dalam memantau bagaimana kinerja guru yang ada di sekolah, tujuan pengawasan adalah mengetahui secara langsung apakah jalannya kegiatan di sekolah berjalan dengan baik atau tidak, bentuk pengawasan yang biasanya dilaksanakan kepala sekolah dengan supervisi secara langsung atapun tidak langsung. Ada beberapa hal yang biasanya di lakukan pengawasan oleh kepala sekolah meliputi, kedisplinan, kemampuan mengajar, kelengkapan dokumen dan administrasi guru. Bentuk pengawasan yang biasanya dilaksanakan tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah, melainkan juga mengikut sertakan guru, wakil kepala sekolah dan juga siswa itu sendiri. 3.Pembinaan Disiplin Dalam hal pembinaan disiplin adalah bagaimana pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah berupaya memperbaiki dan mempertahankan apa yang sudah ada, 62 pembinaan disiplin ini mencakup, penerapan tata tertib, kehadiran di sekolah maupun di dalam kelas. Ada beberapa cara yang biasa dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam menjalankan disiplin di sekolah, seperti yang sudah dibahas dalam masalah pengawasan, hal pertama yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah menjadi contoh terhadap guru-guru dengan datang lebih awal dan langsung mengecek kehadiran guru di depan pintu gerbang, dengan begini diharapkan dapat menjadi contoh bagi guruguru yang disiplinnya kurang untuk menjadi lebih baik lagi. Yang kedua adalah melakukan pengecekan langsung kehadiran guru mlalui datang langsung menyapa guru di ruang kerja, juga mencek kehadiran guru di dalam kelas. Dalam hal disiplin guru, kepala sekolah menerapkan sistem pengabsenan yang berganda, artinya absen guru tidak hanya saat berada di sekolah melalui absen guru piket, tetapi juga dengan adanya absen di dalam kelas. Hal ini untuk mencegah guru yang hanya datang kesekolah tapi tidak melaksanakan tugasnya dengan tidak datang kekelas. Dan bagi yang saat itu tidak hadir baik dikelas maupun di kantor kepala sekolah dengan tanpa alasan maka kepala sekolah akan langsung melakuan pengecekan kepada guru yang bersangkutan dengan cara menelepon dan menanyakan kenapa guru tersebut tidak masuk hari ini. Kepala sekolah akan memberikan informasi tentang kehadiran selama satu bulan kepada setiap guru, dan bagi guru yang tingkat kehadirannya kurang dari 80% akan dilaksanakan teguran dan peringatan kepada guru yang bersangkutan.8 Dalam menentukan tingkat kehadiran guru, biasanya pihak sekolah akan memberikan raport tentang kehadiran guru selama satu bulan terkahir. Selanjutnya dalam melaksanakan pembinaan kepada guru yang dianggap kurang dalam masalah kehadiran, yang terutama adalah yang tingkat kehadirannya masih kurang ada beberapa tahap yang biasa dilaksanakan oleh pihak sekolah. Hal yang pertama tahap peringatan ringan, artinya dalam situasi seperti ini guru yang bersangkutan akan dipanggil oleh kepala sekolah tidak secara resmi dan dalam tahap ini biasanya kepala sekolah hanya 8 Hasil wawancara dengan kepla sekolah bapak Mulyono 63 mengajak mengobrol seperti keluarga, disini biasanya kepala sekolah hanya akan menyampaikan harapannya kepada guru yang bersangkutan untuk lebih baik lagi kedepannya, selanjutnya apa bila masih tidak mengindahkan maka akan diberikan surat peringatan (SP). Dan bagi yang masih tidak ada perubahan dari guru yang bersangkutan, maka pihak sekolah akan mengembalikan guru tersebut kepihak yayasan, guna pihak yayasan mengambil keputusan.9 Tidak hanya ketika pemanggilan guru kepala sekolah menyampaikan tentang masalah kedisiplian, biasanya dalam forum rapat yang sering diadakan setiap bulan kepala sekolah juga akan selalu mengingatkan dan memberikan teguran kepada guru yang dianggap disiplinnya kurang. Selanjutnya apa bila guru yang bersangkutan setelah di berikan nasehat dan arahan oleh kepala sekolah dan masih belum bisa berubah, tahap berikutnya adalah pemberian surat peringatan (SP) kepada yang bersangkutan, hal ini merupakan salah satu teguran keras yang diberikan, karena dalam tahap ini guru yang bersangkutan harus dapat merubah sikapnya dan masih mau melanjutkan karirnya di sekolah ini atau tidak. Dan tahapan terakhir yang paling berat ketika guru yang bersangkutan tidak lagi mengindahkan surat peringatan yang telah diberikan, maka tahap selanjutnya guru yang bersangkutan akan di kembalikan kepada yayasan untuk selanjutnya yayasan akan mengambil sikap yang tegas terhadap guru tersebut. Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaannya penegakan disiplin sudah sangat baik. Setiap guru diwajibkan dapat memenuhi daftar kehadiran 90% yang telah ditetapakan. Sedangkan bagi mereka yang tidak mencapainya akan diberikan pembinaan, yang dimulai dari di ajak bicara secara langsung oleh kepala sekolah secara kekeluargaan, maupun pemberian tingkatan peringatan dan sanksi. Disamping itu dalam hal penegakan disiplin di sekolah tidak harus selalu pemberian sanksi, sistem saling kekeluargaan yang lekat di sekolah dengan saling mengingatkan antara satu dengan yang lainnya, dengan cara seperti ini diharapkan akan timbul 9 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi 64 kesadaran dengan sendirinya dalam guru tersebut untuk dapat berubah kearah yang lebih baik lagi. 4.Pemberian Motivasi Dalam pemberian motivasi kepala sekolah sesuai dengan analisi dari hasil wawancara guru, didapati bawa ada banyak cara yang biasa dilakukan kepala sekolah dalam memotivasi guru dalam bekerja. Kepala sekolah memberikan contoh yang baik kepada guru merupakan salah satu cara bagi guru itu untuk termotivasi, dengan sikap dan contoh kepala sekolah yang baik, guru merasa malu apa bila kinerjanya tidak dapat diperbaiki. Yang selanjutnya adalah motivasi langsung oleh kepala sekolah kepada guru yang bersangkutan, guru akan diberikan arahan dan nasehat.10 Dengan memberikan nasihat dengan cara kekeluargaan kepada guru tersebut, diharapkan guru tersebut tidak tersinggung, melainkan malah terpacu untuk lebih baik lagi dalam memperbaiki kinerjanya. Selain itu kepala sekolah juga menyampaikan motivasi kepada guru melalui forum rapat. Ada beberapa cara yang biasanya dilakukan kepala sekolah dalam memotivasi guru antara lain adalah dengan mengirimkan guru mengikuti pelatihan di luar sekolah, supaya guru itu lebih fresh. Selain itu guna memotivasi guru diadakan penghargaan bagi guru dan pembantu pimpinan yang berprestasi.11 Dengan pemberian pelatihan guru diharapkan kinerjanya akan semakin meningkat dan lebih termotivasi untuk dapat menerapkan apa yang didapatnya dipelatihan di sekolah sehingga pembelajaran akan lebih baik lagi. Selain itu hal yang penting adalah pemberian reward bagi mereka guru yang memang berprestasi atau kinerjanya baik. Reward yang di berikan biasanya berupa materi dan non materi. Dengan motivasi semcam ini, diharapkan guru akan saling berlomba-lomba dan berusaha guna meningkatkan kinerjanya. 10 11 Hasil wawancara dengan bapak Udin Nurudin Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi 65 Selain itu kepala sekolah juga menerapkan sistem punishment kepada guru yang memang secara kehadiran dan kinerja yang buruk, biasanya berupa berupa pengurangan jam atau teguran secara lisan maupun tertulis itu bagi yang kurang, penerapan punishment seperti ini akan juga efektif dalam memberikan motivasi kepada guru yang memang memiliki kinerja yang tidak baik, guna berubah dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Hal ini akan berdampak langsung kepada jalannya belajar mengajar di dalam kelas menjadi lebih baik. 5.Penghargaan Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, guru akan di nilai oleh kepala sekolah bagaimana kinerjanya. Apa bila guru itu memiliki kinerja yang baik, maka pihak sekolah akan memberikan semacam penghargaan sebagai bentuk apresiasi kepada hasil kerja yang telah ditunjukan oleh guru tersebut. Selain itu pemberian penghargaan kepada guru, pemberian penghargaa juga biasanya diberikan kepada kajur berprestasi, wali kelas teladan dan wakil pembantu pimpinan berprestasi. Tujuan pemberian penghargaan ini selain mengapresiasi hasil yang telah ditunjukan oelh guru tersebut, juga sebagai pemacu bagi guru yang lainnya guna termotivasi dan berusaha lebih baik lagi dalam memperbaiki kinerjanya. Ada beberapa macam bentuk penghargaan yang biasanya di berikan oleh pihak sekolah, biasanya berbentuk materi dan non materi yang biasanya berupa piala, piagam, peningkatan jabatan dan penambahan jam mengajar.12 Penghargaan di berikan yang diberikan pihak sekolah terbagi dua yaitu dalam bentuk materi dan non materi, penghargaan dalam bentuk materi biasanya adalah berbentuk insentif yang di berikan oleh pihak sekolah, sedangkan bentuk penghargaan yang kedua adalah berupa non materi, yaitu dapat berupa penambahan jam mengajar yang ada, juga dapat berbentuk piagam dan sertifikat. Ada dua tujuan utama dalam pemberian penghargaan semcam ini, pertama adalah sebagai pendorong bagi guru yang belum berprestasi guna dapat mengembangkan 12 Hasil wawancara dengan bapak Amel Darmawel 66 kinerjanya supaya dapat berprestasi lebih baik lagi. Kedua menjaga kualitas guru yang telah menerima penghargaan, dengan telah diterima penghargaan bukan berarti dapat bersantai-santai, tetapi justru memberi motivasi guna memperthankan prestasi yang telah dicapai. Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa penghargaan diberikan kepada guru merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap hasil kerja keras yang telah ditunjukkan oleh guru selama satu semester, pemberian penghargaan semacam ini harus di berikan supaya guru merasa di hargai terhadap hasil yang teah dicapainya. Selain itu penghargaan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dalam hal belajar mengajar, dengan diberikan penghargaan akan memancing guru untuk terus meningkatkan kemampuan dan keahliannya sehingga akan berpengaruh langsung kepada tingkat kehadiran dan kualitas belajar mengajar di kelas. 6.Pelatihan Pelatihan yang dimaksud di sini bisa diartikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam usaha meningkatkan kemampuan yang akhirnya akan mendukung guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Pelatihan dan pengembangan akan sangat diperlukan oleh guru dalam menghadpai tantangan yang akan dihadapi. Perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang akan mendorong pihak sekolah melaksanakan sebuah program pelatihan dan pengembangan dalam mengakomodir perubahan-perubahan yang terus terjadi. Pelatihan merupkan sebuah inventasi yang dilakukan pihak sekolah dalam mengembangkan kemampuan guru, yang sangat penting dilakukan oleh sebuah sekolah. Dalam usaha peningkatan kemampuan ada beberapa cara yang dapat dilaksanakan oleh pihak sekolah maupun instansi yang terkait, yaitu pelatihan yang diselenggarkan oleh pihak sekolah, pelatihan yang dilakukan oleh dinas dan organisasi perguruan yang ada dan kesempatan mengembangakan kemampuan melalui jalur studi lebih lanjut. 67 Yang pertama program pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah, biasanya berupa pelatihan yang berkaitan dengan kurikulum, RPP dan lainnya yang diadakan rutin.13 Pihak sekolah dan yayasan selalu rutin mengadakan pelatihan baik kepada guru baru atau guru yang senior. Bagi guru yang baru masuk pihak sekolah akan mengadakan pelatihan, latihan yang diberikan dimaksudkan memberikan guru baru tersebut bagaimana situasi di sekolah dan pemberian kemampuan yang akan mendukungnya dalam menjalankan itu semua. Selanjutnya adalah pelatihan yang rutin dilaksanakn oleh pihak sekolah setiap awal tahun ajaran baru. Pelatihan ini biasanya kepala sekolah akan mengundang instasnsi terkati untuk memberikan pelatihan yang berkatian dengan kurikulum, pembuatan RPP, program pembelajaran dan metode-metode yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Selain pelatihan yang diadakan oleh pihak sekolah di sekolah, tetapi pihak sekolah juga mengirimkan guru-guru yang tepilih untuk mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan pendidikan dikirim keluar dengan biaya yang ditanggung oleh pihak sekolah. Program Pelatihan diadakan oleh dinas pendidikan atau organisasi keguruan, biasanya berupa undangan untuk guru tertentu yang sesuai dengan tema pelatihan,14 yang biasa dilaksanakan oleh dinas pendidikan baik kota, propinsi maupun nasional. Dalam hal ini pihak sekolah hanya akan mengirimkan guru yang akan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang program pelatihan yang diadakan, maka dengan demikian kepala sekolah akan mengirimkan guru tersebut untuk mengikuti pelatihan ketempat yang telah ditentukan. Selain itu diharapkan guru yag telah mengikuti pelatihan-pelatihan semcam ini dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didaptkannya dalam di sekolah, maupun mensosialisasikan hasil pelatihan yang telah didapatkan kepada guru-guru yang lain. Penyelenggaraan pelatihan yang selanjutnya dalah yang biasanya diadakan oleh organisasi keguruan seperti MGMP, maupun PGRI. Tapi dalam kenyataannya peran 13 14 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi 68 PGRI dalam peningkatan kinerja guru masih kurang, dan peran MGMP biasanya hanya dilakanakan apa bila sudah dekat ujian nasional.15 Peran MGMP sebagai wadah musyawarah guru bagi guru dalam membahas masalah-masalah yang ditemui di sekolah belum berjalan dengan baik. Hal ini di sebabkan belum berjalannya program yang mendukung jalannya MGMP itu sendiri. Selanjutnya adalah PGRI, PGRI sebagai sebuah wadah organisasi guru, seharusnya mempunyai program yang baik dan terencana dengan baik dan bekerjasama dengan sekolah dalam meningkatkan kemampuna guru, tapi menurut hasil wawancara program yang ada,peran di PGRI belum berjalan maksimal, karena seperti organisasinya tidak berjalan dan hanya berjalan ketika ada event-event tertentu, sehingga perannya belum terlalu dirasakan oleh guru sendiri. Selanjutnya dalam masalah peningkatan kemampuan guru adalah melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi. Sekolah memang belum memiliki program beasiswa bagi guru untuk melanjutkan studinya, tetapi sekolah akan mendukung dan memberikan kemudahan bagi guru untuk melanjutkan pendidikan.16 Sejauh ini memang kepala sekolah dan pihak yayasan belum menerapkan kebijakan dalam memberikan beasiswa kepada guru-guru dalam melanjutkan studinya, sejauh ini pihak sekolah hanya memberikan dukungan, dorongan dan kemudahan bagi guru untuk dapat melanjutkan studi. Kemudahan yang diberikan dapat berupa ijin yang diberikan, dapat mengganti jam mengajarnya dengan guru lain, tetapi ini pun harus memberi tahu sebelumnya kepada pihak sekolah. Walupun sekolah belum mengadakan program beasiswa bagi guru untuk melanjutkan studi, tetapi tidak mematahkan semangat guru dalam melanjutkan studi, hal ini terbukti dari banyaknya guru yang sudah S2, maupun guru yang sedang melanjutkan studi di berbagi universitas guna mengejar titel S2. Dari analisis di atas bisa di lihat bahwa upaya sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru telah cukup bagus, salah satunya adalah upaya dalam memberikan 15 16 Hasil wawancara dengan bapak Amel Darmawel Hasil wawancara dengan bapak Sukuharno 69 pelatihan yang rutin diadakan setiap tahun, hal ini salah satu upaya dalam sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru. Selain itu sekolah juga sering mengirimkan guru-guru yang mengajar di sana mengikuti pelatihan diluar, baik yang diadakan oleh pemerintah, maupun mengikuti pelatihan yang di adakan pihak lain yang dibiayai oleh sekolah untuk mengikuti pelatihan tersebut. Salah satu cara meningkatkan kemampuan guru adalah studi lebih lanjut, tetapi dalam hal ini sekolah belum memiliki program dalam memberikan beasiswa bagi guru untuk melanjutkan studi, tapi lebih kepada memberikan dorongan dan kemudahan dalam menjalani studinya. 7. Penilaian Kinerja Hal yang selanjutnya setelah proses pengawasan adalah proses penilaian dari kinerja guru itu sendiri, setiap sekolah mempunyai cara dan kriteria tersendiri dalam menentukan penilaian terhadap guru, di sekolah SMK Islamiyah seperti dalam kedisiplinan, cara mengajar dan pengecekan administrasi guru. Semua itu dilaksanakan proses penilaian yang berkala, biasanya laporan akhirnya akan diserahkan kepada guru setiap akhir semester. Ada beberapa aspek yang menjadi bahan penilaian kinerja guru, yang pertama adalah prestasi siswa, kehadiran di sekolah dan di kelas. Kemudian bagaimana respon dari anak didik yang diajarnya, dan yang terakhir adalah bagaimana metode dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran.17 Dari hasil analisis dari jawaban guru yang lain, faktor penilaian tentang kehadiran merupakan salah satu faktor yang utama. Tingkat kehadiran guru merupakan catatan terbesar yang biasanya didapatkan guru dalam setiap hasil raport kinerja guru yang dibagikan setiap akhir semester. Kemudian faktor kemampuan guru dalam pelaksanaan belajar mengajar juga merupakan faktor utama lainnya yang dinilai, penggunaan metode, kelengkapan dokumen pengajaran dan hasil dari nilai siswa itu sendiri. Pelaksanaan penilaian yang dilaksanakan tidak hanya berasal dari penilian pimpinan sekolah semata, melainkan melibatkan keseluruhan dari anggota sekolah, seperti guru, dan siswa itu sendiri. 17 Hasil wawancara dengan kepla sekolah bapak Mulyono 70 Dalam hal penilaian pimpinan sekolah tidak melakukannya sendiri, tetapi juga melibatkan guru yang lain dan pelibatan siswa dengan menilai melalu angket.18 Salah satu cara untuk melihat apakah guru itu telah melaksanakan pembelajaran dengan baik di dalam kelas adalah penggunaan angket yang di sebar keseluruh kelas yang ada, penyebaran angket ini diharapkan dapat menilai langsung bagaimana sebenarnya guru yang bersangkutan, apakah guru yang bersangkutan itu bagus dalam pelaksanaan pengajaran atau tidak. Penggunaan angket akan dijadikan bukti langsung kepada guru yang bersangkutan tentang kinerjanya di dalam kelas, sehingga guru tersebut tidak bisa mengelak, dikarenakan ada bukti langsung yang didapatkan dari siswa itu sendiri. Semua kriteria penilaian diolah menjadi satu, dan diberikan kepada guru dalam bentuk raport yang diberikan secara periodic. 19 Penilaian akhir yang didapatkan guru adalah dengan cara pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh pihak pimipinan sekolah, hasil dari pendapat-pendapat guru itu sendiri, dan ditambah dengan hasil angket yang diberikan kepada siswa. Selanjutnya seluruh hasil penilaian tersebut di gabungkan menjadi satu seperti buku raport yang di berikan kepada guru setiap akhir semester. Proses penilain ini bukan hanya untuk bermasksud menyalahkan atas kinerja guru semata, melainkan diharapkan dengan adanya hal penilain semacam ini dapat dijadikan motivasi bagi guru itu sendiri dalam berupaya lebih baik lagi guna memperbaiki kinerja sendiri. Selain itu dalam proses penilaian ini juga pihak sekolah melaksanakan proses punishment dan reward,dengan diadakan hal tersebut diharapkan guru yang mempunyai peringkat yang kurang baik akan berusaha menjadi peringkat yang lebih baik lagi, dengan demikian akan berpengaruh langsung terhadap prose pembelajaran di dalam kelas yang akan menjadi lebih baik lagi, dikarenakan guru akan termotivasi untuk dapat membuktikan kemampuannya. 18 19 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi Hasil wawancara dengan bapak Amel Darmawel 71 Dari analisis di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja adalah upaya menilai kinerja guru apakah telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak sekolah ataupun belum, dengan penilaian oleh kepala sekolah akan diketahui apakah guruguru yang ada di sekolah telah memiliki kinerja yang baik ataupun belum, sehingga apa bila memang kinerja guru masih kurang maka kepala sekolah akan berupaya memberikan pembinaan kepada guru yang kurang agar kinerjanya menjadi lebih baik. Selain itu dalam pelaksanaan penilaian kepala sekolah tidak bertindak sendiri, tetapi juga melibatkan guru, pimpinan lainnya juga siswa itu sendiri. Hal ini di maksudkan agar menadapatkan masukan dari penilaian dari berbagai sumber yang ada di sekolah itu sendiri. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan kinerja guru di SMK Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut : 1. Peran kepala sekolah dalam pelaksanaan pembinaan terhadap kinerja guru sudah berjalan di SMK Islamiyah Ciputat. Hal ini ditandai dengan berbagai usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembinaan yang dilaksanakan antara lain: pengawasan kinerja, pembinaan disiplin, pemberian motivasi, pemberian penghargaan, dan pelaksanaan pelatihan. Program pembinaan yang telah dijalankan oleh kepala sekolahnya sudah cukup baik, setiap usaha pembinaan yang ada telah dilaksanakan. 2. Kegiatan pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah secara langsung dengan mengunjungi guru di kantor dan di kelas, juga penggunaan supervisi sebagai bagian dari pengawasan. Dalam pelaksanaan pengawasan juga melibatkan guru, pimpinan sekolah yang lain juga siswa itu sendiri. 72 73 3. Proses penilaian dilakukan secara berkala, penilaian meliputi kehadiran, cara mengajar, administrasi guru, dan prestasi siswa itu sendiri, yang di serahkan setiap akhir semester berbentuk raport. 4. Dalam pelaksanaan pembinaan disiplin guru ada beberapa cara yang dilaksanakan, kepala sekolah menjadi contoh dengan datang lebih awal dan memerikasa langsung kehadiran guru, selanjutnya penerapan tingkatan hukuman bagi guru yang memiliki kehadiran yang kurang. Dan yang terpenting adalah sistem kekeluargaan di sekolah dengan saling mengungatkan satu dengan yang lainnya. 5. Kepala sekolah selalu memotivasi guru dalam setiap kesempatan, hal ini bertujuan untuk memotivasi guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, selain itu kepala sekolah juga memberikan penghargaan kepada guru yang memiliki kinerja yang baik, penghargaan dapat berupa materi dan non materi. B. Saran 1. Bagi para guru, untuk lebih mendalami dan meningkatkan kualitas lagi dalam kemampuan dalam kegiatan pembelajaran, baik dengan searching di internet, belajar metode baru, dan lainnya, sehingga dapat mengikuti perkembangan dunia pendidikan. 2. Bagi Kepala sekolah, dalam pelaksanaan pembinaan yang dilakukan sekolah dimulai dengan pembuatan sebuah program pembinaan yang berkesinambungan baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan penetapan prioritas. Selain itu sekolah juga dapat menjalankan kerjasama dengan instansi pendidikan yang lain. 3. Dalam pelaksanaan pelatihan, khusunya pelatihan yang diadakan diluar sekolah, pihak sekolah merotasi guru-guru yang akan mengikuti pelatihan tersebut, sehingga seluruh guru akhirnya merasakan pelatihan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Barnawi., dan Arifin,Mohammad. Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan dan penilaian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. I, 2012. Darsono., dan Siswandoko, Tjatjuk. Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21. Jakarta: Nusantara Consulting, 2011. Fattah, Nanang. Sistem Penjamin Mutu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2012. Hasanah, Aan. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Pustaka Setia, Cet. 1, 2012. Hasibuan, Malayu. S. P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 12, 2012. Ilyas, Yaslis. Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian. Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, Cet. 3, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka) Kunandar. Guru Profesional Implementasi KTSP dan persiapan menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo, 2007. Mangkunegara, Anwar Prabu. Evaluasi kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama, Cet. II, 2006. Mulyasa,E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 8, 2006. Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2011. ------------- . Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung:Remaja Rosdakarya, Cet. 2, 2010. ------------- . Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2007. 74 75 Musfah, Jejen. Peningkatan Kompotensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana, Cet. I, 2011. Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:Quantum Teaching, 2005. Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 2004. Usman, Husaini. Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara, 2008. Rivai, Veithzal., dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Rugaiyah., dan Sismiati, Atiek. Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. 1, 2011. Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Cet. VI, 2012. ------------- . Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta, 2011. Sahertian, Piet. A., dan Sahertian, Ida Aleida. Supervisi Pendidikan, Dalam Rangka Program Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta, 1990. Saondi, Ondi., dan Suherman. Aris. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Refika Aditama, Cet. II, 2012. Saudagar, Fachrudidin., dan Idrus, Ali. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada, Cet. 1, 2009. Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011. Soetop, Hendyat. Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Di Bidang Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2010. Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama, Cet. I, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 8, 2012. 76 Sulhan, Najib. Karakter Guru Masa Depan Sukses dan Bermartabat. Surabaya: Jaring Temprina Medika Grafika, 2011. Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet I, 2013. Uno, Hamzah B. Profesi pendidikan Problema, Solusi, dan reformasi pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 5, 2010. Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada, Cet. 7, 2010. Wahyudi, Imam. Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif. Jakarta:Prestasi Pustaka, Cet. I, 2012. Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo, 2007. ------------- , Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. ------------- , Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. ------------ , Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta:Direktorat Kelembagaan Agama Islam, Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Lampiran-lampiran Data Guru SMK Islamiyah Ciputat No. 1 Nama Guru Jabatan Bidang Studi Mulyono, M.Pd. Kepala Sekolah Kewirausahaan Muhammad 2 Nisad, Waka. Bid. Humas dan Produktif AP S.Pd. Prakerin Dian Rostikawati, SE Waka. Bid. Kurikulum 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 15 Inggris Produktif AK Edwin Fauzi, SE Waka Bid. Kesiswaan Produktif PM Drs. H. Mas'ud Guru Matematika Drs. Oding Wali Kelas. X. AP. 2 Produktif AP Drs. Hilmudin Guru IPS Drs. Junaedi Guru IPS Drs. H. Mukhtar F. Wali Kelas. XII. AK. 3 PAI Heriyanto, S.Pd, M.Si Wali Kelas. XI. PM. 2 Seni Budaya Dra. Iin Kusnaeni Wali Kelas. XI. AP. 2 Matematika Syarif Hidayat, S.Pd Guru PKN Dra. Hernayati Wali Kelas. XI. PM. Produktif PM 13 14 Bhs 1/Guru Eskul Penjualan Drs. H. Iskandar Guru Proseduk K3 Dra. Endang S. Wali Kelas. X. AP. 1 Matematika / 16 17 18 19 20 21 22 Dra. Maryanah Wali Kelas. XI. AP. 3 IPS Hasan Basri, SE, M.M. Wali Kelas. XII. AP. 1 KKPI Dra. Sunanih Koordinator BP Produktif AP Drs. Ismail Amin Guru Bhs Indonesia Tatang Sudrajat, S.Pd. Wali Kelas. X. TKJ. 1 Bhs Indonesia Rahmat, S.Pd Guru PKN Drs. Dedy Nurjamil Wali Kelas. X. PM. 1 Bhs Inggris Fuad 23 24 25 27 28 29 S.Ag., Guru Drs. Mukija HS., M.M. Wali Kelas. XII. PM. 1 Matematika Drs. Ardilla Guru Kewirausahaan Alwi Sujatna, Wali Kelas. XII. AK. 1 Dra. Yuyun Yuliani 33 Wali Kelas. XII. AP 3 IPA M. Indra Mulyawan, SE. Pembina OSIS Bhs Inggris Drs. PKN / Komunikasi H. Sukoharno, Wali Kelas. XII. TKJ. 1 S.IPI. M.M.Pd Bisnis M. Zaenudin Zakaria, Koordinator Penjaskes 30 32 Bhs Indonesia M.Pd. S.Pd 31 KKPI M.Si. Drs. 26 Faisal, BP/BK/Guru Eskul Pencak silat Drs. Udin Nurudin Wali Kelas. XII. AK 2 Matematika / Fisika Sukron, S.Kom. Wali Kelas. XII. TKJ 2 Produktif TKJ Amrullah, SE. Kajur Pemasaran KKPI 34 35 Nurmaely, SE.i. Wali Kelas. XI. AK. 1 Produktif AK Teguh Martono, BA. Guru KIMIA Ismul Bathni, ST, M.Pd. Guru FISIKA / Instalasi 36 37 TKJ Elia Juliawati, S.Pd Kajur Akuntansi Oom Rahmawati, SE. Kajur 38 39 40 41 Administrasi Produktif AP Perkantoran Romli, SS. Wali Kelas. XI. AP. 1 Penjaskes Aep Saefullah, S.Pd. Wali Kelas. X. PM. 3 Matematika Rahmah Rahim, S.Sos.I. Wali Kelas. X. AK 2 BTQ Drs. H. Amel Darmawel Wali Kelas. XII. PM. Bhs Inggris 42 3/Guru Eskul B. Inggris Mulyadi, M.Pd. Guru 43 44 Abdul Muslim, S.Pdi. Wali Kelas. XI. PM 3 PAI / BTQ Gilang Nugraha, S.Pd Wali Kelas. XII. AP 2 Bhs Ahmadi Kajur TKJ Bayu S, Wali Kelas. XI TKJ 1 Wali Kelas. X. PM. 3 48 50 51 / Produktif TKJ Produktif TKJ M.Kom. M. Arafi Azis, S.E. 49 Indonesia BTQ Hendra 47 Usah Retail / IPA / MPBP 45 46 Produktif AK KWH / MYOB / MMPTP Usep Ajat S, S.Pd. Wali Kelas. XII PM 2 Penjaskes Abdul Ahyani, S.Komp. Wali Kelas. XI TKJ 2 Produktif TKJ Nurdini Tilova, S.Pd Wali Kelas. X. TKJ. Bhs Inggris 2/Guru Eskul B. Inggris Ratna 52 54 55 56 Design Grafis S.Kom. Meulana 53 Cahyaningtyas, Guru Malahayati, Guru Produktif Tata Boga S.Pd Ani Rupaedah, S.Pd Guru Bahasa Jepang Nuraini Safitri, S.Pd Guru Bahasa Jepang Wahyu Tri Utami, S.Pd Guru Kewirausahaan Data Karyawan SMK Islamiyah Ciputat No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nama Jabatan Rahmat Budianto, SE Tu. Administrasi Dede Suryadi, SE Tu. Administrasi Ida Farida, SE Tu. Administrasi Mutmainah, SE. Tu. Administrasi Abdul Rosid, SE. Bendahara YIC Mursalin Kepegawaian YIC Marulloh Keamanan/Satpam Sugito Keamanan/Satpam Enda Ruhendra Keamanan/Satpam Al-Ahjani Kebersihan Kamil Kebersihan Mahmudin Kebersihan/Konsumsi Nurabdullah Kebersihan Arief Andriyanto Kebersihan Daftar Peserta Didik SMK Islamiyah Ciputat No Kelas Jurusan Jumlah Siswa Laki- Total Perempuan laki 1 X Akuntansi 77 23 100 2 X Administrasi Perkantoran 76 25 101 3 X Pemasaran 38 69 107 4 X Teknik Komputer dan Jaringan 10 106 116 5 X Tata Boga 19 19 38 6 XI Akuntansi 60 22 82 7 XI Administrasi Perkantoran 84 19 103 8 XI Pemasaran 64 93 157 9 XI Teknik Komputer dan Jaringan 13 63 76 10 XI Tata Boga 11 13 24 11 XII Akuntansi 66 21 87 12 XII Administrasi Perkantoran 98 16 114 13 XII Pemasaran 23 69 92 14 XII Teknik Komputer dan Jaringan 13 61 74 652 619 1271 Total Daftar Saran dan Prasarana Kondisi Saat Ini Luas No Nama Ruang/Area Kerja Jumlah RataRuang rata (m2) A Ruang Total Luas Jumlah Baik (m2) Pembelajaran Umum 1. Ruang Kelas 30 64 1920 30 2. Ruang Lab. Fisika 1 56 64 1 3. Ruang Lab. Kimia 4. Ruang Lab. Biologi 5. Ruang Lab. Bahasa 1 18 18 1 6. Ruang Lab. Komputer 2 56 112 2 7. Ruang Lab. Multimedia 1 6 6 1 1 56 56 1 1 56 56 1 8. 9. 10. B 1. Ruang Praktek Gambar Teknik Ruang Perpustakaan Konvensional Ruang Perpustakaan Multimedia Ruang Khusus (Praktik) Ruang Praktek/Bengkel/Workshop R. Praktek…. R. Praktek…. R. Praktek…. R. Praktek…. Jumlah Jumlah Rusak Rusak Sedang Berat R. Praktek…. R. Praktek…. R. Praktek…. C 1. 2. 3. Ruang Penunjang Ruang Kepala Sekolah & Wakil Ruang Guru Ruang Pelayanan Administrasi (TU) 1 9 9 1 1 12 64 1 1 42 42 1 1 9 9 1 1 9 9 1 56 56 1 4. BP/BK 5. Ruang OSIS 6. Ruang Pramuka, 7. Koperasi, 8. UKS, 9. Ruang Ibadah 1 10. Ruang Bersama (Aula) 1 11. Ruang Kantin Sekolah 1 4.5 4.5 1 12. Ruang Toilet 7 2.5 17.5 7 13. Ruang Gudang 1 64 64 1 14. Ruang Penjaga Sekolah 1 15. Ruang Unit Produksi 1 6 6 1 16. Asrama Siswa STATUS LAHAN SMK Status No Jenis Lahan Luas M2 ) Kepemilikan ( Lahan Keterangan Pemerintah Lainnya / Yayasan (sebutkan) Lahan 1 2 Luas Lahan Bangunan Luas 3000 M2 Milik Yayasan Yayasan Lahan Tanpa Bangunan a. Taman b. Lapangan Olah Raga 15 x 15 M2 Yayasan 17 x 12 M2 c. Lahan praktek d. Lain-lain 3 Total Luas Lahan Seluruhnya 4600 M2 Yayasan SARANA PRAKTEK PENUNJANG PEMBELAJARAN Kondisi Saat Ini No Nama Alat Praktek Jumlah Jumlah Jumlah Rusak Rusak Baik / Ringan/ Berat / Berfungsi Tidak Tidak Jumlah Alat Berfungsi Berfungsi A Alat Praktek Umum 5 3 1 2 Ruang Lab. Komputer 1. Komputer Laptop 2. Komputer PC 35 30 3. Komputer Server 2 2 4. Router 5. Switch Hub 5 6. Access Point 7. LCD 5 5 8. Printer 2 2 9. 10. Alat B Praktek Kejuruan Utama (standar minimal peralatan kejuruan) Ruang Praktek Akuntansi 1. LapTop 1 1 2. Komputer 1 Set 1 1 3. Filling Cabinet 1 1 4. Rak Arsip 1 1 5. Box File 40 40 6. 7. 8. 9. 10. Ruang Praktek Adm. Perkantoran 1. LapTop 1 1 2. Komputer 1 set 1 1 LAMPIRAN 2 HASIL WAWANCARA Hasil wawancara guru Nama : Drs. H. Sukoharno, S.IPI. M.M.Pd Guru mata pelajaran : PKN/ Komunikasi Bisnis 1. 2. 3. 4. 5. Menurut bapak kinerja guru itu apa? Kinerja guru itu, lebih karena disini itu adalah SMK itu merupakan anak-anak siap pakai, siap kerja maka baik itu guru produktif adaptif, maka guru produktif harus aktif, maka peran guru itu sangat penting dalam rangka menciptakan kader-kader SMK ini yang siap kerja itu sangat diperlukan, kebetulan guru-guru produktif ini sangat muda-muda, yang terampil dan kinerjanya juga semangat, saya juga salut kepada ketua program ini masih muda-muda dan mempunyai wawasan yang luas dibidangnya. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? Peran guru sebagai pendidik dan pengajar banyak sekali, contohnya yang tiga saja, yang pertama kita harus dapat menjdaikan anak potensi yang religious, yang kedua anak harus didik menjadi anak yang social, jadi kita mengajari kepada anak ini bagaimana saling menghormati antar murid, guru dan selalu memberikan arahan kepada anak-anak bahwa kunci sukses kehidupan manusia baik didunia maupun diakhirat, yaitu sholat lima waktu dan selalu berbakti kepada orang tua. Dalam inti sholat lima waktu dan berbakti kepada orang tua itu sangat luas sekali, disamping itu nomor satu religi nomor dua social dan nomor ketiga adalah pengetahuan. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Peran diluar memang kita memberikan saran kepada anak-anak, baik dibidang pengajaran maupun di kehidupan dalam keluarga, jadi didalam keluarga, dalam situasi berinteraksi dengan teman-teman, guru kita selalu berikan itu. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Yang nomor satu adalah memiliki profesionalisme sebagai seorang guru, yang kedua kita mempunyai pengalaman, sekarangkan banyak anak muda yang belum menikah, kan harus mempunyai potensi yang diluar itu harus mempunyai pengalaman lebih bagaimana cara mendidk anak meskipun dia belum punya anak, supaya dalam memberikan saran kepada anak itu tidak meyimpang dari jalur yang sudah ada Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Penilain kinerja tadi saya sampaikan, penilian kinerja guru melalui absensi, absensi itu ada diruang guru juga absensi diruang kelas, dikarenakan ada guru yang hadir dikantor tapi tidak mengajar karena sesuatu hal, sepertia ada wali murid yang datang sehingga dia tiak hadir dikelas, jadi guru hadir dikantor absen dikantor, juga guru hadir dikelas absen dikelas, jadi dilihat kinerja, guru tidak hanya hadir di sekolah juga hadir dikelas. 6. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Kita ada guru piket, yang kedua melalui ketua kelas yag ditanaya oleh kepala sekolah bagaimana bapak ini ibu ini, bagaiaman karakternya bagaimana cara mengajarnya, bagus dan tidak iu dilaporkan oleh ketua kelas, jadi berapa mingggu sekali, berapa bulan seklai itu semua ketua kelas dipanggil oleh kepala sekolah, supaya si A dan si B itu bagus atau tidaknya itu ketahuan, disamping itu absensi, absensi diruang guru dikelas dan pengetahuan dari ketua kelas tadi. 7. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Pembinaan yah, kita setelah dilihat dari absensi mungkin ada yang kurang saat rapat guru disampaikan, juga nanti ada rekap absen guru, si A mencapai 80%, si B mencapai 100%, yang kurang dari delapan puluh inilah yang diberikan pembinaan, dengan memberikan saran diharapkan guru itu hadir diatas 80%, mohon maaf bila dibawah delapan puluh nanti kalau kita laporkan keyayasan ada sesuatu hal yang tidak berkenan diharapkan kinerja guru lebih baik lagi. 8. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Ya dirapat-rapat, kita akan sering rapat pertemuan dengan guru dan kepala sekolah disampaikan itu, banyak sekali yang disampaikan tentang motivasi 9. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Jadi guru-guru yang dalam mengajar itu baik, bagus, absesnsinya bagus dikasih hadiah, dikarenakan saya belum pernah mendapatkan hadiahnya berapa saya tidak tahu, beberapa guru, ada dua guru setiap rapat akhir tahun diberikan hadiah oleh kepala sekolah, mungkin oleh yayasan. 10. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Sesuai dengan surat dari DIKNAS, pelatihan-pelatihan itu bentuknya mungkin pelajaranpelajaran tertentu yang sudah dijadwalkan oleh diknas tangsel, keduanya kita sering ada sosialisasi bagaimana upaya guru-guru itu memberikan rapot itu melalui computer, semua guru itu harus ikut bahkan semua itu ditangani oleh yayasan,semua guru harus ikut praktek computer, supaya semua guru bisa computer, itu bentuk pelatihan-pelatihannya, banyak sosialisasinya. 11. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Kalau studi lebih lanjut saya kira dengan kemudahan-kemudahannya, ijin diberikan itu, hanya kalau untuk beasiswa belum sampai hari ini, tapi disini sudah banyak yang mengambil S2 dikasih ijin, trus artinya jam mengajarnya boleh digantikan oleh teman lain berapa jam saja itu bisa digantikan diberiakn keluasaan utuk mengambil S2. 12. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Perannya baik, karena disamping kita bertemu setiap saat ini, juga kita mengadakan arisan bulanan, arisan bulanan itu nanti karena setiap bulan itu biayanya tidak cukup, maka dengan itu diambil setiap tiga bulan sekali kita dirumah siapa, pindah-pindah. Supaya kita disamping memberikan motivasi kinerja guru juga kita hubungan kekeluargaannya juga lebih akrab, selain itu PGRI itu tempo hari memberikan arahan kita undang ketua PGRI Tangsel untuk memberikan bagaimana arahan-arahan kepada guruguru, semua guru yang disini itu masuk PGRI Hasil wawancara guru Nama : Abdul Ahyani, S.Komp Guru mata pelajaran : Produktif TKJ 1. Menurut bapak kinerja guru itu apa? Kinerja guru itu sebenarnya mendidik siswa, trus membuat siswa lebih baik dari hal-hal yang positif mungkin seperti itu saja. 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak Kalau kemampuan kompotensi guru diri saya sendiri, yah pasti ada kekurangan dan kelebihan, yah kekurangannya itu mungkin bisa lebih sebelum memberi materi saya harus belajar dahulu harus membuka-buka dulu, kalau memang kompotensi itu sudah bisa mungkin hanya pendalamannya saja 3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? Mengayomi peserta didik, baik dirumah maupun dilingkungan sekolah 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Kalau sudah berkeluarga mungkin mengayomi keluarga, trus kalaupun blum dimasyarakat juga boleh seperti itu 5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Segi waktu juga bisa, kendala tentang keuangan juga bisa 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Penilaian itu bisa melalui absensi, baik di kelas maupun di sekolah, misalkan dia disekolah itu 100% itukan percuma bila tidak masuk kelas. 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Biasanya pengecekan administrasi guru, seperti silabus,rpp, trus membuat dokumen administrasi siswa apa lagi kalau wali kelas, banyak sekali pengawasan seperti itu. 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Pembinaan yah tata tertib, trus masalah jam mengajar, trus masalah masuk kelas, masalah kebersihan dan sebagainya itu banyak 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Biasanya itu diberikan seminar, ataupun workshop pendidikan, biasanya itu diawal tahun dan diakhir tahun, biasanya itu diawal tahun ada tentang seminar pembuatan rpp, trus silabus dan membuat program-program semester maupun tahunan 10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Yang saya tahu, selama sayakan baru dua tahun, dua tahun berjalan ada penghargaan guru selam dua tahun itu ada dari kinerja dari kehadiran, baik sama siswa itu pembelajaran trus itu ada penghargaan, biasanya diawal tahun itu diberitahukan baik itu guru, trus ketua jurusan, itu dipilih oleh kepala sekolah dari kriterianya tersendiri. 11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Semua guru pasti diberikan pelatihan, Cuma tergantung dari kompetensinya, kalau untuk tahun ini yang saya tahu pelatihannya ada untuk guru bahasa Indonesia, matematika dan sejarah, tapi yang lainnya belum ada 12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Ada, seperti kasus yang banyak sekarang ini banyak guru yang melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, itu dengan diberikan dispensasi 13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Semuanya berjalan baik, setiap ada kegiatan guru diikut sertakan, trus setiap ada pelaksanaan acara itu selalu diikutkanlah, jadi misalkan dari gugus mana itu selalu ada selalu mengikuti Hasil wawancara guru Nama : Aep Saefullah, S.Pd. Guru mata pelajaran : Matematika 1. Menurut bapak kinerja guru itu apa? Mungkin program yah, semua kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mendidik 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak Banyak yang kurang ada, yang baik juga ada 3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? Kalau pendidik dia benar-benar memberikan sesuatu itu berdasarkan hati urani, dia benar-benar mengayomi peserta didiknya, kalau pengajar itu hanya sekedar mengajar 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Banyak itu mulai dari silabus, rpp 5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Kalau saya pribadi iklim kerja yang paling berpengaruh 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Udah begitu banyak istilahnya itu dalam monitoring dan evaluasi kinerja guru, trus ada istilahnya penilain terhadap cara ngajarnya didalam kelas 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Itu biasanya monitoring dan evaluasi 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Bisanya kepala sekolah datang lebih awal untuk menjadi contoh 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Ada semacam reward, biasanya ada guru terbaik, trus ada wali kelas terbaik juga kepala jurusan terbaik 10. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Sering, biasanya berkala baru itu saja pelatihan kurikulum 11. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Kalau dibiayai sekolah itu belum 12. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Belum terlalu ada kegiatan, ada si ada, tapi mungkin saya belum dikasih tugas untuk itu.blum sih blum ada Hasil wawancara guru Nama : Drs. H. Amel Darmawel Guru mata pelajaran : Bhs Inggris 1. Menurut bapak kinerja guru itu apa? Kinerja itu berarti cara kerja, profesionalitas dia didalam menjalankan tugasnya sebagai guru 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak Guru harus kompeten dibidangnya, mana mungkin dia bisa transfer ilmu kalau dia tidak kompeten 3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? Kalau jadi pengajr sih umumnya mudah, karena dia hanya mentranfer saja ilmu yang ada, kalau pendidik itu lebih dalam maknanya, karena mendidik itu merupakan proses yang lama butuh waktu dan juga bagaimana memberi contoh 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Guru itukan multi peran, bisa sebagai teman, sebagai sahabat, sebagai fasilitator, dan juga sebagai rekan kerja dengan guru-guru yang lain 5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Yah banyak sih, faktor ekonomi, faktor psikologi karena guru itu jugakan manusia biasa yang juga mempunyai perasaan, punya hati ,kesulitan dan rasa tidak nyaman 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Kalau dari atasan ada, ada yang sifatnya akademik kita dievaluasi, ada yang sifatnya kinerja dalam bentuk rapor, dari siswa juga, semua itu diolah menjadi satu sehingga nati keluar dalam periode tertentu kinerja guru yang bersangkutan itu seperti ini 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Pengawasannya yah sebagai fungsi pengawasnya saja yah, karena keputusan yang diambil untuk masalah kinerja itu keputusan yang kolektif dengan unsur pemimpin yang lain 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Baik itu dalam forum rapat, atau dalam forum tatap muka, atau dalam forum kecil rapat kerja bidang studi, biasanya sanksi dari teguran lisan, tertuli smapai ketingkat yang lebih berat ada tahapan-tahapannya. 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Dia selalu memberikan motivasi, Cuma tidak semua dapat memenuhi apa yang menjadi keinginan dia idealnya, tapi saya lihat secara structural dia telah menjalankan mekanisme 10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Yang pernah sya lihat sih ada dua bentuk, satu bentuknya materi, yang kedua dalam bnetuk non materi bisanya penambahan jabatan, penambahan jam, kalau yang materi langsung bentuk uang atau piala, piagam seperti itu 11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Kita selalu secara rutin dikirim kalau ada pelatihan ada workshop keluar ataupun disini 12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Diberikan kesempatan tetapi tidak dalam tanggungan sekolah, biayanya tentu ditanggung sendiri 13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Saya anggota MGMP dan juga PGRI memang itu organisasi yang menaungi guru, tapi peran PGRI belum terlalu terasa karena PGRI umumnya pegawai negeri, sementara MGMP hanya accendtil kalau ada event tertentu sperti ujina baru dia digiatkan. Hasil wawancara guru Nama : Edwin Fauzi, SE Guru mata pelajaran : Produktif PM 1. 2. 3. 4. 5. Menurut bapak kinerja guru itu apa? Totalitas menurut saya, bagaimana guru bisa menjadi contoh dalam segala hal terutama, kemudian bisa mengkaryakan apa yang dia punya secara total, karena dari segi undangundang sekarang mengenai profesionalan guru itu sangat tinggi tuntutannya untuk guruguru,dimana tidak hanya menyangkut masalah belajar tetapi justru sudah menjurus kepada pendidikan pribadi siswa, jadi harus bisa total kinerja guru dari mulai tidak hanya sekedar mengajar, tetapi mendidik itu juga jauh lebih penting. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak Kalau untuk kompetensi sih sudah cukup bagus, guru sudah sesuai denga jurusan lulusannya, sudah diatas 90% guru-guru kita itu mengajar sesuai dengan bidangnya, Cuma memang yang menjadi kendala adalah masalah kedisiplinan yang masih agak kurang, tetapi untuk masalah kompeten alhamdullilah sudah kompeten semuanya. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? Tadi kalau hanya sekedar mengajar kita hanya menyampaikan materi selesai that it’s ya sudah, tetapi sebagai pendidik ternyata tuntutannya ternyata jauh lebih besar dibandingkan hanya sebagai mengajar, jadi saya banyaka belaajr juga ketika saya menjadi pimpinan, ternyata yah itu peran guru memang luar biasa berat, jadi wajar jika mugkin pemerintah menuntut untuk guru-guru itu agar bisa lebih baik lagi karena berkaitan dengan sertifikasi dan sebagainya, yah kalau saya melihat yah mendidik itu yang sulit karena harus mengenal karakter anak satu persatu dan tantangan kami dilapangan adalah ketika, bukannya mengkritisi keputusan pemerintah, tapi ketika sekolah-sekolah mungkin dengan murid ideal dengan jumlah 20-30, mungkin hal-hal tersebut bisa dilaksanakan, tapi dikami yang jumlah muridnya bahkan ada yang sampai 50, dengan intensitas pertemuan dengan wali kelas atau masing-masing guru hanya 2-3 jam itu sangat sulit untuk dapat memahami karakter seluruh anak, kemudian faktor lain juga keterlibatan orang tua sekarang ini ternyata jauh lebih menurun dibandingkan ketika dulu, jadi banyak orang tua yang menyerahkan 100 % perkembangan anaknya kesekolah, ketika diluar sekolah yah udah mereka main dimana pulang jam berapa, sekan tidak ada kemampuan orang tua untuk melarang, itu kendala kita dilapangan seperti itu, yah intinya tadi untuk menjadi sebagai pendidik memang sangat sulit dan butuh proses, juga butuh kerja keras untuk seorang guru Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Kalau saya menilainya, tadi selain faktor kepemimpinan menurut saya, mereka lebih senior dibandingkan kami yang ada dipimpinan, mungkin merasa gimana-gimana saya tidak mengerti, tapi faktor yang lain mungkin masih banyak guru-guru kami yang tidak 6. 7. 8. 9. hanya mengajar disini saja, jadi beliau mengajr di beberapa tempat bahkan ada yang lebih dari dua tempat, jadi menurut saya secara tidak langsung akan berpengaruh kepada efektivitas belajar disini, ketika mereka ada acara di sekolah yang lain bisa jadi disini dikorbankan atau sebaliknya, intinya tidak akan bisa maksimal jika masih beberapa tempat mengajarnya. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Kita dipimpinan sendiri mempunyai criteria baik dari laporan dari temen-temen, guru piket ataupun dari siswa, siswa setiap tahun kita berikan angket untuk menilai guru, tapi tidak kita langsug jadikan satu acuan untuk penilain guru yang bersangkutan, kemudian kita juga ada supervise untuk setiap semester, jadi dua semester itu bergantian, jadi satu tahun sih kebagian satu kali disupervisi oleh kita sebagai pimpinan maupun dari pengawas dari dinas pendidikan nati juga ada yang kita libatkan untuk supervise guru Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Kalau untuk kinerja guru kita, dikelas itu kita ada absen untuk kehadiran guru yang dikelola oleh anak-anak, kemudian satu lagi yang kita terapkan dari guru piket. Kenapa kita berlakukan seperti itu, karena alasana kepala sekolah bahwa bisa jadi guru datang kesekolah tetapi tidak masuk kekelas, jadi nanti kita combine hasil persentase antara hasil guru piket dengan anak dikelas sehingga kita dapatkan data yang betul-betul real, ini guru bener masuk kelas atau hanya di sekolah saja Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Tadi dari hasil dari asensi yang dikumpulkan dari siswa dan guru piket dari situ kita evaluasi, kita lihat kinerja mereka yah ditambah lagi dari masukan dengan bertanya langsung kepada siswa kira-kira guru yang bersangkutan itu seperti apa, ari data yang kita dapatkan bisanya ada panggilan, kita ajak ngobrol untuk guru-guru yang bersangkutan kemudian kita sampaikanlah harapan kita sebagai pimpinan di sekolah pengennya kita itu seperti apa itu untuk tahap-tahap awal, kemudain ketika tidak ada perkembangan biasnya kita akan panggil lagi dan disitu biasanya sudah ada surat peringatan SP masih ma uterus atau tidak, terakhir apa bila dirasa sudah tidak bisa lagi dibina, maka kita kemabalikan keyayasan seterusnya oleh yayasan di non aktifkan Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Yang pertama dari segi pembinaan kita kirim guru-guru yang bersangkutan mengadakan pelatihan kami rasa ini menjadi satu motivasi supaya mereka refresh kembali sehungga diharapkan dari hasil pelatihan itu bisa maksimal diterapkan, kemudian yang kedua kita ada yang namanya setiap tahun penilaian untuk guru yang berprestasi dan pembantu pimpinan yang berprestasi dari situ nanti diharapkan bisa memicu motivasi temen-temen yang lain, ini sudah kita adakan dua tahun berturut-turut, dengan harapan temen-temen yang masih kurang dengan adanya hal ini bisa termotivasi, kemudian dari segi insentif juga kita upayakan untuk setiap tahunnya itu ada peningkatan walaupun mungkin belum seberapa, tapi kita upayakan semaksimal yang kita bisa untuk bisa meningkatkan honor mereka 10. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Kalau awal tahun biasanya berkaitan dengan kurikulum, pembuatan seperti ini RPP kita adakan rutin setiap tahun kemudian kalau yang lainnya biasanya kita menerima undangan dari dinas guru apa yang memang diharuskan untuk pelatihan, nah dari situ kita kirimkan, nah yang ramai untuk 2013 itu mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, sejarah itu yang ramai mengedakan pelatihan berkaitan dengan kurikulum 2013 11. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Pada dasarnya kita support, tapi kalau sampai istilahnya membantu dalam hal materi sampai sini belum sampai sejauh itu, tapi kita berharap memang guru-guru ini terus meningkatkan, terutam kita kaitakan dengan uang sertifikasi, karena sertifikasi itu di peruntukan untuk meningkatkan sember daya kita sendiri, termsuk saya pribadi sedang S2 yah dalam rangka itu, uang yang sudah dikasih pemerintah dimanfaatkan untuk tujuan awalnya seperti itu, pada dasarnya kita support hanya sebatas itu, belum bisa memberikan semcam bea siswa kepad guru-guru yang hendak ingin kuliah lagi 12. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Ya dari sini kita bagian dari organisasi PGRI, kemudian kita kemarin baru diresmikan menjadi cabang yang keberapa gitu di ciputat, tapi kalau kita lihat di internal sendiri memang masih belum kelihatan, walaupun gembar-gembornya diluar sudah banyaklah yang sudah diperjuangkan oleh PGRI termasuk maslaah sertifikasi dan sebagainya, tapi untuk didalam sendiri memang bisa dibilang pertemuannya memang jarang sekali, nanti paling ada yang rutin itu ada porseninya antar pengurus cabang, tapi untuk yang sifatnya masalah teknis dan sebgainya belum ada sampai saat ini. Hasil wawancara guru Nama : Muhammad Nisad, S.Pd. Guru mata pelajaran : Produktif AP 1. Menurut bapak kinerja guru itu apa? Ya guru kan dalam bahasa jawa artinya digugu dan ditiru, dalam artian tidak hanya memerintah tetapi juga melakukan apa yang dia katakana, supaya para murid juga melaksnakan hal yang sama, dalam artian tidak dalam hal negative, tentu hal yang positif 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak 3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? Pendidik itu menurut saya guru lebih cendrung kepada perilaku dan kepribadian, dalam hal ini guru-guru dalam hal cara berpakaian, cara beliau berkomunikasi dengan baik, tetapi kalau secara mengajar teknis saya rasa mungkin banyak guru yang ceramah, atau biasanya kalau disini itu berbeda-beda ada kelas produktif ada kelas yang hanaya cendrung materi, kalau seperti saya ini kan ceramah, teapi kalau kelas produktif secara praktek 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Disni kalau yang muda-muda biasanya jadi kakak, kalau yang lebih senior lebih menjadi ibunda atau bapaknya, dalam artian supaya antara guru dan murid terjalin komunikasi dengan baik, supaya murid juga tidak merasa canggung dengan siapa yang dihadapi 5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Menurut saya siswa yang diajari, dalam artian siswa inikan karakternya beda-beda, ada siswa yang kelasnya itu bandel, ataupun semuanya baik, kadang yang membuat saya atau guru secara umum males-malesan kadang muridnya dalam artian muridnya itu entah gimana yah, entah gurunya yang salah menerapkan metode atau siswanya yang begitukan, dalam artian kita sebisa mungkin memberikan metode yang baik, bagaimana supaya anak-anak ini bisa menjadi lebih baik, nah kalau disini ada beberapa yang sering bandel itu wajarlah menurut saya. 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Kalau prosesnya mungkin melalui absen kehadiran, dan ketika melihat hasil dari ujian dari siswa 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Kita punya absen setiap hari, control piket biasanya kepala sekolah semingu sekali kadang-kadang keruangan guru untuk mensurvey/melihat kondisi disini, kalau ada jam di cek, apa bila ada guru yag tidak masuk ditegur juga 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Biasanya kita dikumpulkan dalam rapat diseling dengan motivasi bagaimana anak-anak ini supaya lebih baik, kalau motivasi secara pribadi sih guru-guru juga sudah punya semua, dalam artian bukan kita tidak mau menerima motivasi dari kepala sekolah, tetapi kepala sekolah sudah menyadari seperti itu 10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Mungkin kalau secara materi, sayaa katakana belum memadai, tetapi untuk reward secara penghargaan biasa sudah ada, dalam artian guru itu, kalu gak salah ada yang dinaikan pangkatnya dibantu oleh pihak sekolah ataupun yayasan 11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Kemarin itu ada guru bahasa Indonesia tentang kurikulum 2013, guru ini mendapatkan pelatihan di bandung dan dibiayai oleh sekolahan 12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Saya belum tahu disini ada beasiswa atau apa enggak, tetapi yang jelas biasanya ada yang seperti saya ini pribadi sedang S2 juga, selagi tidak mengganggu aktivitas mengajr tidak masalah 13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Disini karena sekolah swasta, jadi kayannya belum ada sama sekali, saya belum merasakan manfaat kehadiran PGRI disini, dikarenakan swasta, memang ada beberapa guru yang PNS tetapi tidak punya pengaruh disini, dalam artian efeknya dia di PGRI itu apa belum memberikan manfaat disini. Hasil wawancara guru Nama : Romli, SS. Guru mata pelajaran : Penjaskes 1. Menurut bapak kinerja guru itu apa? Inikan sama dengan etos kerja, yah kinerja itu kegiatan guru trus banyak 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak Masih banyak kekurangan, karenakan setiap beberapa tahun sekali suka adakan perubahan-perubahan kurikulum dan macam-macamnya 3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? Bukan hanya tugas sebagai guru, selain mencerdaskan anak bangsa juga dari segi etika moral 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Wali kels juga, memperhatikan, juga banyak juga tanggung jawabnya, kita juga memberikan masukan kepada mereka kedepannya. 5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Yah kita sesua dengan tanggung jawab kita , disini sebagai guru harus menjalankan kewajiban kita sebagai guru 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Supervise diadakan setiap tahun ajaran baru 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Kepala sekolah sih sudah sebaik mungkin melakukan pengawasan, kaya misalnya setiap guru tidak masuk langsung ditelepon dan ketika jam seharusnya dia ngajar dia ada idruang guru atau dimana langsung ditelepon, pengawsannya sudah cukup lumayan baik 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Sama langsung ditegur 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Setiap evaluasi semester, setiap rapat-rapat dinas itu pasti dievaluasi kinerja guru dari absensi 10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Penghargaannya paling kalau disni berbentuk tunjangan 11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Untuk pelatihan ada tetapi hanya teretntu saja tidak semua guru dapat pelatihan 12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Engga, saat ini belum 13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? PGRI,MGMP ada, tapi jarang yang saya tahu kalau ada ulang tahun PGRI baru ada kegiatan diluar itu tidak ada Hasil wawancara guru Nama : Drs. Udin Nurudin Guru mata pelajaran : Matematika / Fisika 1. Menurut bapak kinerja guru itu apa? Tentunya mencerdaskan anak bangsa 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak 3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? Mendidik dalam arti hal teori juga tingkah laku, kalau mendidik hanya kepandaian sajakan namanya mengajar, mendidik itu mentransfer ilmu sekaligus membenahi tingkah laku 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Sebetulnya sama, hanya dalam keluarga dijadikan suri tauladan 5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Satu faktor semangat, selanjutnya didorong rasa keinginan sifat ngin mentransfer ilmu, yang ketiga barang kali tuntutan dari pada ilmu diam lebih baikkan disebarkan 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Satu kerajinan, ketekunan,absensi kemudian ada semcam korelasi diantara anak, kalau oelh anak tanggapannya baik mungkin positiflah nilainya, kalu anaknya kurang yambung tidak komunikatif yang kurang baik 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Suatu saat dia control kekelas, atau melakukan semacam monitoring 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Kadang dipanggil, misalnya ada komplien dari muri tentang guru A tata mengajarnya kurang bagus, kemudian guru itukan dipanggil kepala sekolah, dikasih arahan, nasehat agar ngajarnya sesuai dengan kurikulum, teratur ka nada rambu-rambunya 10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Kemaren sih berbentuk materi, bisa jadi materi dalam bentuk uang, atau penghargaan seperti kenang-kenangan 11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Setiap ada metode baru guru yang bersangkutan di berikan kesempatan 12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Nampaknya hanya mendorong, memberikan motivasi, kalau secara materi sepertinya tidak 13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Kalau di DKI posistif yah, karena itukan kebersamaan, memecahkan soal-soal yang sulit disana bisa dipecahkan, tapi kalu di tangsel sepertinya MGMP itu belum berjalan hanya sebatas nama prakteknya sampai saat ini belum Hasil wawancara guru Nama : Dra. Sunanih Guru mata pelajaran : Produktif AP 1. Menurut ibu kinerja guru itu apa? Menurut saya kinerja guru mempunyai dua tempat, yang pertama yang dikejar itu adalah nilai ibadahnya, terus yang kedua dapat mendidik anak-anak menjadi lebih baik lagi.kemudian kalau dilihat secara waktunya guru itu tidak banyak memakan waktu, tidak banyak seperti yang ad dikantor dia bisa meneg waktunya antara keluarga dengan pekerjaannya 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut ibu? Kalau saya pribadi masih minim masih belum banyak pengalaman yang saya dapat, saya juga baru mengajr disini 3. Pendapat ibu peran guru dan pendidik itu bagaimana? Sangat penting perannya, karena tanpa guru tidak ada presiden, engga ada orang-orang hebat diluar sana, cuma menurut guru sekarang dan guru dulu berbeda, karena guru dulu itu untuk penguasaan nilai ibadahnya sangat kuat, sehingga bisa menjadikan ank-ank didiknya itu lebih baik, kalau guru-guru sekarang itu tidak dikaitkan dengan nilai ibadah 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? 5. Menurut ibu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Karena saya sudah ada keturunan untuk mengjar, sehingga faktor ekonomi itu nomor berapa. 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Dilihat dari kehadirannya, siapa yang paling rajin itu dia dapat reward, hadiah tersendiri dari kepala sekolah 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Ngontrol dan keliling menanyakan tentang masalah absen siapa yang masuk hari ini,udah sekitar itu saja 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Kalau diswasta itu kurang dibandingkan di negeri, kalau diswasta itu dia tidak terikat dengan waktu disini, kalau dinegerikan dari jam tujuh sampai sore nunggu anak-anak pada pulang, kalau disini udah selesai mengajar pulang 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Motivasinya banyak yah, kemaren lewat seperti psikologi gitu di daerah UIN, jadi selain kepala sekolahnya yang langsung berbicara kepada saya, saya juga dapat pengalaman dari sistem di psikologi itu 10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Bentuk penghargaannya berupa uang, kemudian ada piagam seperti sertifikat 11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Oh iya ada, akalu saya belum dapat mempunyai kesempatan 12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Kalau itu kurang tahu yah, karena belum ada program itu, akalu misalkan ada saya juga mau 13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Ada perannya, dari tadinya kita gak tahu menjadi tahu, akalu kepala satu itu susah, tetapi kalau kepalanya banyak kita bisa sharing dengan mereka apa aja yang kurang, rppnya apa aja yang perlu diperbaiki Hasil wawancara guru Nama : Elia Juliawati, S.Pd Guru mata pelajaran : Produktif AK 1. Menurut ibu kinerja guru itu apa? Kinerja seorang guru itu adalah cara bekerja seorang guru, kinerja guru merupakan loyalitas seorang guru bagaimana bisa mengahadapi suasana di kelas, penyampaian guru, kemudia antusias semangat motivasi belajar seorang siswa, keberhasilan seorang guru itu diukur dari cara penyampaian guru kesiswa agar bisa memahami pembahasan yang telah dipelajari 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut ibu? Kalau ditanya sejauh mana kompetensi sesuai dengan yang menilai yah, tapi bagi saya sudah berusaha sebaik mungkin memberikan hasil yang optimal kepada siswa 3. Pendapat ibu peran guru dan pendidik itu bagaimana? Peran sebagai pengajar selain mengajar siswa, ada peran moral lebih kepada etiak dan moral, bagaimana anak didik supaya bukan hanya memahami pelajaran disekolah, tetapi juga tahu bagaimana tatacara bersikap yang baik bukan hanya di lingkungan sekolah tetapi juga diluar sekolah 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Tentunya dilingkungan sekitar memberikan suri tauladan yang baik 5. Menurut ibu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Semua indikator itu penting yah, cara mengajar kemudian fasilitas sarana dan prasarana, kemudian kompetensi guru, semua itu penting 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Setiap semester ada penilaian tentang kinerja guru 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Sejauh ini monitoring itu ada, pengawasan dikelas, kedisiplinan seorang guru, cara mengajar yang baik biasanaya ada evaluasi 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Membuat peraturan-peraturan yang berkenaan dengan kedisiplinan 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Dengan bersikap baik itu juga salah satu motivasi 10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Ada guru berprestasi,ada rewardnya 11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Untuk kompetensi pembelajaran untuk mata pelajaran ada 12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Belum ada sejauh ini 13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Ada, di sekolah islamiyah ada Hasil wawancara guru Nama : Oom Rahmawati, SE. Guru mata pelajaran : Produktif AP 1. Menurut ibu kinerja guru itu apa? Kalau gurukan tuntutannya keanak, kemudian SOPnya juga ada, prosedur kerjanya ada bikin perangkat kerja guru, ada RPP silabus dan sebagainya itu pencapaian yang harus kita capai dalam mengajar keanak,jadi ketentusan materi yang kita kejar untuk kinerja guru, kemudian tambahannya lagi wajib kedisplinan dari SOP kerja guru, dari kedisplinan keanak, disiplin waktu untuk diri dia sendiri 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut ibu Biasanya kalu disini ada pelatihan melalui work shoup atau pelatihan-pelatihan untuk kompetensi guru tambahannya kita searching sendiri atau melalui MGMP 3. Pendapat ibu peran guru dan pendidik itu bagaimana? Dibilang pendidik, guru itu pendidik, susah-susah gampang menjadi pendidik itu karenakan contoh dan panutan anak-anak, jadi sebelum anak-anak menjalankan kita harus memberikan contohnya terlebih dahulu, tapi kalu kita sudah jalani sebagai guru kita nikmatin, yang penting kita memberikan contoh keanak tidak hanya dengan berbicara tetapi dengan pribadi atau melalui sikap kita 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Jadi diluar mengajar kita juga harus bisa menajadi teman bagi anak, apa lagi anak generasi sekarang yah riskan juga lebih pintar dari guru terutama untuk maslah internet media gadget mereka lebih mahir, jadi kita bagaimana caranya kita bisa memberikan pelajaran di kelas, tetapi diluar kelas juga harus dapat menjadi teman bagi mereka 5. Menurut IBU faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Kita sih kalau berpanutan kesekolah program kerjanya itu tadi yang RPP, silabus dan sebagainya pencapaian belajar keanak, terus bagaimana memacu kinerjanya, biasanya kalau kita melihat anak mempunyai motivasi kita jadikan semangat, sekarang musim hujan anak pada males kesekolah, kita datang duluan dan bisa memberikan contoh keanak itu yang bikin kita menjadi motivasi mengajarnya juga lebih semangat 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Kalau pengawasannya, kita kan biasanya ada komunikasi juga dengan kepala sekolah, kemudian pengawasan setiap hari, perminggu, perbulan kita ada pertemuan juga, antara guru, wali kelas, kajur pimpinan kita sharing biasnya dengan kepal sekolah, tentang keluhan anak-anak, kemudian masukan apa saja yang harus disampaikan, kepala sekolah sih hampir setiap hari juga keruangan guru jadi cukup tahu juga yah, kta jugakan ada absensi 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Kitakan di sini ada step-stepnya, ada wakil kurikulum,ketua jurusan biasanya mempunyai program sendiri-sendiri tapi dibawah kesiswaan juga dibawah pengawasan kepala sekolah 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Dalam setiap pertemuan biasaya kita sharing dengan kepal sekolah, masukanmasukan dengan kajur, wakil kesiswaan, sama kepala sekolah kita disini terdiri dari empat unit kemudian dari dua shift sekolahnya ada pagi ada siang nanti kita ada pertemuan dengan kepala sekolah biasanya sebulan sekali kita sharing 10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Kita ada apreciatnya, setiap setahun sekali tutup tahun ajaran atau awal ajaran, kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru-guru yang mempunyai kinerja, guru pimpinan yah,jadi disini ada guru,terbaik wali kelas teladan,wakil pembantu pimpinan berprestasi, itu merupakan sebuah penghargaan kita yang memacu juga 11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Setiap tahun pasti ada, berupa work shoup, diklat, kalau kita manggil kesini biasanya unit sendiri, atau diklat bidang studi tertentu 12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Disini membebaskan guru keluasaan untuk studi lebih lanjut untuk S2, S3 dan sebaginya, disini walaupun SMK ada beberapa gurunya S2 udah banyak bahakan ada yang S3 13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Sistem organisasinya cukup bagus yah,kita cukup open guru sama pimpinan, jadi kita gak ada batasan semuanya terbuka, jadi kendala atau keluhan apapun kita bisa disampaikan di forum atau kita bisa langsung menghadap pimpinan atau kepala sekolah untuk membicarakan apa saja kendalanya baik itu siswa ataupun kendala kita dalam KBM Hasil wawancara guru Nama : Rahmah Rahim, S.Sos.I. Guru mata pelajaran : BTQ 1. Menurut ibu kinerja guru itu apa? Kinerja guru adalah sesuatu yang harus dilakukan ataupun yang harus diberikan oleh guru terhadap siswanya itu kinerjanya, baik kepada siswa ataupun kesekolah, yang jelas segaa sesuatu yang diberikan kepada sekolah guru itu harus membuat RPP dan silabus, tetapi untuk siswa mereka harus menjadi pendidik yang baik 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut ibu? Kalau penguasaan, tidak sesuai dengan teks book kita ini menghadapi dilapangan itu berbeda dengan apa yang ada di teks book, pendekatan itupun berbeda-beda, kebetulan saya dulu dari UIN fakultasnya Dakawah jurusannya manajemen dakwah, kemudiaan saya baru mengambil sarjana pendidikan semenjak saya mengajar, jadi untuk ilmu saya juga kurang paham, tetapi karena dari dulu saya sudah mengajar,sehingga sudah tahu karakter-karakter anak 3. Pendapat ibu peran guru dan pendidik itu bagaimana? Saya menjadi penjawab yang tidak salah dalam artian, ketika saya menjadi pendidik atau pengajar didalam kelas, tetapi yang jelas diluar kelas saya menjadi pendidik mereka, saya bisa dikatakan akrab dengan siswa, akalu yang lain dipanggilnya ibu mungkin saya saja yang dipanggil bunda, jadi saya merasa mampu menjadi pendidik karena pendekatan, beda dengan yang hanya mengajar saja yang keluar dari kelas tidak ada hubungan apa-apa 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? Mungkin harus lebih banyak, yang jelas ketika dalam kelas harus sesuai dengan pokok bahasan, tetapi diluar kelas itukan kita harus lebih dari itu, biasanya anak yang mempunyai masalah itu bercerita ataupun yang ada satu kendala tidak bisa didalam kelas diluar kelas mereka tanyakan 5. Menurut ibu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Yang paling mungkin komunikasi, karena tanpa komunikasi mungkin tidak terjalin bgaiman kita mendidik yang baik, mungkin untuk mengetahui lebih jauh lagi siswa itu seperti apa 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Kebetulan kinerja yang pertama selain kehadiran yang paling penting, bukan hanya kehadiran disekolah melainkan juga di dalam kelas, kadang ada guru yang disekolahnya hadir tetapi masuk kekelasnya tidak biasanya itu disampaikan setiap satu semester ataupun akhir semester atau ketika kenaikan kelas, sama dengan siswa kita juga mendapatkan selembaran kertas seperti rapot ini adalah presentasi kehadiran guru, bisa dikatakan kepala sekolah itu tidak menilai dari kehadirannya saja tetapi kepala sekolah juga menilai dari siswa, dalam artian ada guru yang disukai siswa atau mungkin ada guru yang tidak disukai 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Kalau diwasi sepertinya tidak, kepala sekolah itu biasanya hanya memantau saja dari jauh kemudian ketika ada banyak siswa yang tidak ada didalam kelas atau nongkrong didepan kelas itu baru ketahuan guru siapa yang tidak hadir di kelas, biasanya memantaunya hanya seperti itu, jadi tidak secara langsung menegur juga tidak secara langsung menemui guru yang bersangkutan 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Untuk disiplin kebetulan disini dari absensi, untuk disiplin kepala sekolah biasanya ada didepan, kepala sekolah dengan guru piket itu biasanya sudah standbay 06.30, dan mereka bersalaman kepada setiap guru yang masuk maupun kepada siswa,berikutny kalau siang hanya memantau saja 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Motivasi selalu, yang jelas kepala sekolah itu sering berkeliling keruang guru, menurut saya itu merupakan sebuah motivasi, guru itu akan malu apa bila masih ada di kursinya sedangkan kepala sekolah sudah didalam ruangan guru, jadi mungkin kesedaran guru itu sendiri 10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa? Pemberian penghargaan itu seperti sertifikat guru berprestasi atau guru professional dan diberikan sedikit uang sepertinya 11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Kalau pelatihan saya sudah beberapa kali, terakhir itu saya mengikuti di SMKN 8 Jakarta tentang pelatihan program kewirausahaan sesuai dengan bidang mengajarnya 12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Studi lebih lanjut sepertinya tidak, biasnya studi lebih lanjut itu dari uang sendiri dulu, tapi untuk beasiswa bagaimana kita mengajukan atau pendekatan kepada yayasan 13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Untuk PGRI saya pernah diangkat menjadi bidang kerohanian, tetapi bisa dikatakan tidak berjalan karena yang saya tahu hanya orang PGRI saja yang mengurusi kita tidak dilibatkan Hasil wawancara guru Nama : Mulyono, M.Pd. Guru mata pelajaran : Kewirausahaan 1. Menurut bapak kinerja guru itu apa? Kinerj guru sudah bagus, kehadiran sudah diatas 94%, kemudian secara prestasi kemarin kita bisa juara umum lomba kompetensi siswa dari 21 mata lomba kita masuk kekota itu 14 mata lomba juara 1 nya, yang lainnya juara 2 dan juara 3, artinya kegiatan guru kita itu sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya 2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak? Sudah kompeten, karena sudah teruji dari setifikasi lulus, hampir semuanya guru kita sudah sertifikasi, kemudian diadakan latihan bagi guru yang belum kompeten dan itu rutin baik itu dari dinas maupun dari yayasan 3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar? 5. Menurut bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Faktor dari internalnya itu adalah dari pihak yayasan secara kesejahteraan itu harus lebih baik, kalau bagus kesejahteraannya kinerja juga akan bagus juga untuk semangat penyemangat, yang kedua dari eksternal karena mempunyai kewajiban sebagai guru sertifikasi wajib untuk meningkatkan loyalitasnya kepada sekolah 6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa? Penilainnya itu berdasarkan prestasi yang diberikan kepada siswa sebagai juara berapa, yang kedua dari presntase kehadiran baik itu disekolah maupun dikelas, kemudian respon dari anak termasuk kategori guru yang menyenangkan atau tidak, termasuk juga media pembelajaran yang digunakan menggunakan sistem yang lebih modern atau sistem catat di papan tulis, kalau sudah masuk kategori media yang lebih modern menggunakan infokus dan sebagainya berarti guru itu sudah guru yang kompeten, baik secara penguasaan dikelas maupun secara jaringannya 7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah? Kita menggunakan sistem supervise yang pertama, yang kedua dengan cara menginformasikan kepada siswa kehadiran guru dikelas bagi guru yang jarang masuk secepatnya ditindak lanjuti dengan cara dipanggil, kemudian diberi peringatan, apa bila belum berubah di berikan kepada yayasa 8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah? Disiplin kita itu hanya kepada secara pemanggilan saja dan pemberian informasi tentang kehadiran selam satu bulan kita sampaikan keguru, bagi guru yang memangkurang dari 80 % kehadiran guru dikelas maupun di sekolah, maka kami adakan pengecekan berupa pemanggilan kepada guru yang bersangkutan, artinya guru tersebut loyalitas dan dedikasinya kurang kita panggil, tapi kalau sudah diatas 90% walaupun ada yang kurang pemanggilannya bukan secara resmi, tetapi agak kekeluargaan saja, antar temanlah karena banyak yang seniorkan, jadi kami tidak biasa terlalu memaksakan harus seperti ini, tetapi dengan cara sistem kekeluargann saja 9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah? Setiap akhir tahun itu memberikan punishment dan reward, punishment diberikan kepada guru yang secara kehadiran kurang loyalitas kurang, prestasi kurang itu berupa pengurangan jam atau teguran seara lisan maupun tertulis itu bagi yang kurang dedikasinya, bagi yang sudah memberikan kontribusi bagus prestasi bagus kami berikan penghargaan baik secara materi maupun non materi 10. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan? Untuk dari yayasan kami rutin setiap tahun, dari sekolah itu sendiri pada saat awal masuk kami adakan pelatihan, kemudian yang ketiga itu dari dinas terkait biasanya kota maupun propinsi syukur-syukur ada dari nasional 11. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut? Untuk saat ini belum, karena kami anggap itu program yayasan, kalau program sekolah itu hanya sebatas pada kegiatan pemberian punishment sama rewardnya saja, untuk tindak lanjut yang berikutnya itu pr untuk yayasan 12. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru? Melalui MGMP mata pelajarn ada, ada pemanggilan dari propinsi terhadap bidang studi mata pelajarn yang memiliki prospek kedepan untuk dikembangkan contohnya kewirausahaan