pembinaan kinerja guru oleh kepala sekolah di

advertisement
PEMBINAAN KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK
ISLAMIYAH CIPUTAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Oleh
HERDA HARISMAN
NIM 109018200034
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Herda Harisman
Tempat/Tgl.Lahir
: Tangerang, 09 Januari 1991
NIM
: 109018200034
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
: Manajemen Pendidikan
Judul Skripsi
: Pembinaan Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah
Ciputat
Dosen Pembimbing : Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA
Pembimbing 2 : Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang Saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan Saya
bertanggung jawab secara akademis atas apa yang Saya tulis.
Jakarta, 20 Maret 2014
Penulis
Herda Harisman
NIM 109018200034
LEMBAR PENGESAHAN
PPEMBINAAN KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK
ISLAMIYAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Herda Harisman
NIM 109018200034
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA
Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd
NIP. 19500518 198703 1 002
NIP. 19540802 198503 1 002
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISALAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Pembinaan Kinerja
Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah Ciputat”, yang disusun oleh Herda Harisman.
109018200034, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen
pembimbing skripsi pada tanggal 17 Maret 2014.
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA
NIP. 19540802 198503 1 002
Pembimbing II
Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd
NIP. 19500518 198703 1 002
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA MUNAQOSAH
Skripsi yang berjudul “Pembinaan Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah di
SMK
Islamiyah
Ciputat”,
yang
disusun
oleh
Herda
Harisman,
NIM
:109018200034, telah diujikan pada tanggal 23 April 2014 dan telah diterima dan
disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1).
Jakarta, 07 Mei 2014
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Prodi MP)
Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd
NIP. 19661009 199303 1 004
…………
……………
Penguji I
Drs. Mu'arif SAM, M.Pd
NIP. 19650717 199403 1 005
…………
……………
…………
……………
Penguji II
Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd
NIP. 19661009 199303 1 004
Mengetahui,
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nurlena Rifa'i, MA, Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001
ABSTRAK
Herda Harisman. NIM : 109018200034. Pembinaan Kinerja Guru di SMK
Islamiyah Ciputat. Skripsi. Jakarta: Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pembinaan kinerja guru di sekolah merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh
sekolah dalam hal ini kepala sekolah, dalam meningkatkan dan mengembangkan
kinerja guru di sekolah. Pembinaan diperlukan untuk dapat meningkatkan
kemampuan kerja guru dalam menghadapi berbagai tantangan dan perkembangan
pendidikan dan ilmu pengetahuan sekarang ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk pembinaan
kinerja guru yang dilakukan di SMK Islamiyah Ciputat, Tangerang Selatan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskritif analisis, dalam memperoleh
data yang akurat digunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya diklasifikasi lalu
dikategorisasi, dan terakhir dianalisis serta diinterpretasikan.
Hasil penelitian, menunjukan bahwa pembinaan kinerja guru di SMK Islamiyah
Ciputat sudah berjalan dan efektif, namun masih banyak hal yang perlu ditingkatkan
meliputi pelaksanaan pembinaan yang dilakukan sekolah dimulai dengan pembuatan
sebuah program pembinaan yang berkesinambungan baik jangka pendek maupun
jangka panjang, dan penetapan prioritas. Bagi para guru, untuk lebih mendalami dan
meningkatkan kualitas lagi dalam kemampuan dalam kegiatan pembelajaran, baik
dengan searching di internet, belajar metode baru, dan lainnya, sehingga dapat
mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Pengiriman pelatihan khususnya keluar
sekolah harus diperbanyak dan diberikan kepada semua guru.
Key Word: Pembinaan kinerja guru, penilaian kinerja
i
ABSTRACT
Herda Harisman. NIM: 109 018 200 034. Development of Teacher Performance
in Vocational school Islamiyah Ciputat. Thesis. Jakarta: Department of
Management Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta.
Development of teacher performance in schools is an attempt by school
principals in this case, to improve and develop the performance of teachers in
schools. Guidance is needed to improve the ability of teachers' work in addressing
these challenges and the development of education and science today.
The purpose of this study is to describe the forms of teacher performance
coaching is done in vocational Islamiyah Chester, South Tangerang. This research
uses descriptive qualitative method of analysis, in obtaining accurate data collection
techniques used in data through observation, interviews and documentary studies.
The data were then classified and categorized, and analyzed and interpreted last.
The results of the study, showed that the performance of teachers in vocational
guidance Chester Islamiyah has been running and effective, but there are still many
things that need to be improved include the implementation is done coaching school
begins with the creation of a sustainable development program both short term and
long term, and setting priorities. For teachers, to further explore and improve the
quality further in the ability in learning activities, either by searching on the internet,
learn new methods, and others, so as to follow the development of education.
Delivery of training especially out of school should be copied and given to all
teachers.
Key Word: Development of teacher performance, performance appraisal
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur dipanjatkan kehadriat Allah SWT, karena berkat taufik dan
hidayahn-Nya, skripi ini dapat disusun sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad
SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh
alam.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang terdapat di dalamnya. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki penulis.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menghanturkan terima kaih kepada :
1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Nurlena Rifai, M.A, Ph.D.
2.
Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, atas
nasehat, arahan dan kemudahan dalam penulisan skripsi ini.
3.
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA. dosen pembimbing I skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.
4.
Drs. H.
Masyhuri AM, M.Pd, dosen pembimbing II skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.
5.
Mu'arif SAM, M.Pd dosen jurusan Manajemen Pendidikan sekaligus tempat
bertanya mengenai skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan
kepada penulis.
6.
Bapak/Ibu dosen jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan
pelayanan, bimbingan berupa pengetahuan,wawasan, dan pengalaman dengan
ketulusan dan profesionalisme yang tinggi.
iii
7.
Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakan Fakultas Tarbiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8.
Kepala SMK Islamiyah Ciputat, Bapak Mulyono, M.Pd yang telah
memberikan izin dan memfasilitasi serta meluangkan waktunya untuk
melayani penulisan skripsi.
9.
Dede Suryadi, SE, Staf Tata Usaha SMK Islamiyah Ciputat yang selama
penelitian di SMK Islamiyah telah banyak membantu penulis.
10. Bapak/Ibu guru dan Karyawan SMK Islamiyah Ciputat yang telah membantu
penulis untuk mendapatkan informasi.
11. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, serta adik-adikkku yang telah senantiasa
memberikan dorongan, do'a dan dukungan kepada penulis selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12. Sahabat-sahabat MP A angkatan 2009 yang telah memberikan canda, tawa,
senangnya kehidupan kampus, yang akan selalu terekam dalam memori.
13. Sahabat-sahabat terbaikku yakni, Muhhamad Radhi Pradana, Muhammad
Leonardo, Fajar Asri Kardo, Januar Aristian, Ahmad Rojali, yang selalu
memberikan canda, tawa dan menemani penulis hingga selesainya skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang telah memberikan dukungan dan doa
dalamproses penulisan laporan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat
kesalahan yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapatt bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian
Jakarta, 20 Maret 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 7
D. Perumusan Masalah ................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Guru ................................................................................ 8
1.
Pengertian Kinerja Guru ...................................................... 8
2.
Macam-macam Kinerja Guru ............................................... 10
3.
Peran dan Tugas Guru .......................................................... 14
4.
Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru ..... 16
5.
Penilaian Kinerja Guru ........................................................ 28
B. Pembinaan Kinerja Guru ............................................................. 30
1.
Pengertian Pembinaan Kinerja Guru .................................... 30
2.
Strategi Pembinaan Kinerja Guru ........................................ 33
3.
Kepala Sekolah Sebagai Pembina Kinerja Guru .................. 43
v
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 48
B. Metode Penelitian ....................................................................... 48
C. Teknik Pengambilan Data .......................................................... 48
D. Teknik Analisis Data .................................................................. 50
E. Validasi Data. ............................................................................. 50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 52
1.
Sejarah Singkat Berdirinya SMK ISLAMIYAH Ciputat .... 52
2.
Visi dan Misi SMK Islamiyah Ciputat ................................. 53
3.
Tujuan SMK Islamiyah Ciputat ........................................... 54
4.
keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMK Islamiyah ........ 54
5.
Sarana dan Prasarana ............................................................ 56
B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................ 56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 72
B. Saran-Saran ................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 77
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup.
Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat
hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan
secara benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada proses pematangan
kualitas logika, hati, akhlak, dan keimanan.1
Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2
Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan, merupakan wadah atau
tempat proses pendidikan dilakukan yang memiliki sistem yang kompleks dan
dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar
tempat berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem
1
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2011,cet. 1, h. 2
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS
1
2
yang rumit dan saling berkaitan. Sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang
didesain untuk dapat berkontribusi terhadap upaya peningkatkan kualitas hidup
bagai masayarakat suatu bangsa. Keberhasilan lembaga pendidikan dalam
mengemban misinya sangat ditentukan oleh mutu guru yang memegang peran
utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara
formal di sekolah.
Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam
kaitannya dengan proses belajar-mengajar. Guru merupakan komponen yang
paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang
signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkualitas. Dengan
kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus dimulai dari guru itu sendiri..
Perwujudan dari kualitas guru yang bagus merupakan hasil produktivitas
kerja yang tinggi. Hal ini cukup penting dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
Dengan prestasi kerja yang tinggi berarti para guru benar-benar dapat berfungsi
sebagai pendidik yang tepat guna dan berhasil guna sesuai dengan sasaran
organisasi yang hendak dicapai.3
Sebagi ujung tombak pendidikan di sekolah, tidaklah mudah bagi guru dalam
menjalankan tugasnya dengan baik dikarenakan banyaknya permasalahan yang
ditemui, dari kelengkapan sarana dan prasarana penunjang pendidikan,
kesejahteraan dan peningkatan kemampuan dan kompetensi. Kesejahteraan
merupakan salah satu masalah yang paling sering ditemui ketika berkaitan dengan
kinerja guru. Hal ini dikarenakan masih banyaknya ditemui guru yang masih
bekerja diluar jam kerjanya, hal ini akan berdampak guru tidak memiliki
kesempatan dalam meningkatkan diri, baik membaca, menulis, apalagi membuka
internet4. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap jalannya pendidikan di
3
Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola
Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 24
4
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), Cet. 1, hal. 10
3
sekolah, dikarenakan sang guru bisa tidak fokus dan tidak mempunyai waktu
dalam mempersiapkan rencana pembelajaran maupun mengembangkan materi
yang akan dilaksanakan.
Dalam sebuah organisasi pendidikan orang-orang yang terdapat didalam
organisasi itu sendiri yang merupakan kunci bagi keberhasilan atau kegagalan
pendidikan. Walaupun sumber pendidikan yang lain lengkap, dalam hal ini seperti
sarana dan prasarana baik, kualitas media dan sumber pelajaran terpenuhi dan
pendukung lainnya tersedia dengan baik secara kuantitas maupun kualitas, namun
hal ini belum tentu menjadi penentu tercapainya tujuan pendidikan, tanpa satu hal
yang sangat penting yaitu guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan.
Dalam proses pembelajaran guru memegang peranan penting, peranan
tersebut tidak dapat digantikan karena guru secara langsusng berupaya
mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik di dalam kelas. Hal
ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu
pembelajaran/pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan
setelah menyelesaikan sekolah
Penyelenggaraan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru harus
ditunjang oleh sebuah kompetensi yang baik, kompetensi tidak hanya diperoleh
guru pada saat menjalani pendidikan di universitas. Tetapi yang terpenting adalah
bagaimana guru tersebut mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki
sesuai dengan perubahan zaman. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam
pengembangan kompetensi guru adalah melaksanakan pelatihan dan pendidikan
bagi guru itu sendiri, sebagai bagian dari pembinaan kinerja guru. Tetapi sudah
berapa banyak sekolah yang telah mempunyai program pelatihan yang tersusun
dengan baik bagi guru, khususnya
yang diadakan oleh sekolah maupun
mengikutikan guru di pelatihan diluar.
Sekolah yang memiliki dana yang cukup dan program yang baik pasti
memiliki program pelatihan yang telah tersusun. Sedangkan bagi sekolah yang
biasa–biasa saja, hanya akan mengandalkan pelatihan yang diadakan oleh
pemerintah, walaupun tidak akan mencakup seluruh guru yang ada. Tindak lanjut
dari hasil pelatihanpun terkadang tidak berjalan dengan baik, hal ini diakibatkan
4
tidak adanya program penilaian dan evaluasi hasil pelatihan dan penerapannya,
sehingga hasil pelatihan terkadang seperti tidak ada.
Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi kinerja guru
dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting
untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum, mutu pendidikan yang
baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru. Guru
sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan materi pelajaran,
penguasaan professional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara
menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya. Sebagai
guru professional maka ini merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh seorang guru, dengan demikian kinerja guru itu akan meningkat.
Masalah yang sering ditemui masih ada guru yang belum maksimal dalam
menjalankan tugas, masih banyak guru yang belum mencerminkan guru yang
professional dan memiliki kinerja yang baik, seperti sering belum membuat
rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang merupaka landasan
dalam pelaksanaan belajar mengajar, Kurangnya kemahiran dalam mengelola
kelas, selanjutnya adalah penguasaan materi yang belum maksimal dan ditambah
dengan penggunaan metode mengajar yang tidak variatif dan penggunaan alat
dan sumber belajar yang tidak bervariasi.5
Permasalah-permasalahan di atas akan sering ditemui di sekolah, apabila
sekolah tersebut, khususnya kepala sekolah tidak memiliki sebuah program
pembinaan kinerja yang baik. Sebagai seorang pemimpin di sekolah, kepala
sekolah harus mampu sebuah program pembinaan yang kreeatif namun efektif
dengan segala kekurangan yang dimiliki sekolah.
Dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah, peran kepala sekolah sangatlah
penting, sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah
mempunyai tanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui
5
E. Mulyasa, Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), Cet. 1, h. 9
5
pemberdayaan tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (non guru/TU,
staf, pegawai, Dan lain-lain).6
Apabila dikatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya
terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, salah satu implikasinya ialah
inventasi terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi adalah bidang
sumber daya manusia.7 Pengembangan guru dan staf merupakan pekerjaan yang
harus dilakukan kepala sekolah dalam manajemen personalia pendidikan, yang
bertujuan untuk mendayagunakan guru dan staf secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimal
Dalam mencapai kinerja sekolah yang baik memang harus memperhatikan
banyak faktor yang terdapat didalam sekolah, akan tetapi dari sekian banyak
faktor tersebut, faktor sumber daya manusia (guru) disini sangatlah penting,
kinerja organisasi tercermin dan terbentuk dari kinerja sumber daya manusia yang
terdapat didalamnya. Pekerja memainkan peran kunci atas keberhasilan
organisasi. Seberapa baik seorang pemimpin (kepala sekolah) mengelola kinerja
bawahan akan secara langsung mempengaruhi individu, unit kerja, dan seluruh
organisasi.8
Kinerja sekolah tidak lepas dari kinerja guru yang merupakan ujung tombak
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa dalam
meningkatkan kinerja sekolah harus dimulai dengan pembinaan terhadap kinerja
guru itu sendiri, guru sebagai seorang manusia memerlukan berbagai macam
pembinaan dan pengembangan yang dilakukan baik oleh pihak sekolah dalam hal
ini kepala sekolah maupun pemerintah dalam meningkatkan kompotensi dan
kemampuannya dalam proses belajar mengajar. Perubahan yang cepat disegala
aspek baik itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat dibarengi dengan
pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan.
Dengan demikian pembinaan terhadap kinerja guru merupakan sebuah
keharusan yang wajib dilaksanakan oleh kepala sekolah, pembinaan atau
6
Ibid., hal. 10
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011),
hal 181
8
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hal. 3
7
6
pengembangan terhadap kinerja guru merupakan eksplorasi bersama apa yang
diperlukan
dan
diketahui
individu
untuk
memperbaiki
kinerjanya
dan
mengembangkan keterampilan dan kompetensinya, dan bagaimana pimpinan
(kepala sekolah) dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan.
Oleh karena itu dalam upaya peningkatan kinerja guru di sekolah maka
dibutuhkan sebuah program pembinaan yang terencana dengan baik, sehingga
diharapkan dengan pembinaan tersebut kinerja guru juga akan meningkat.
Oleh karena itu dalam upaya peningkatan kinerja guru disekolah maka
dibutuhkan peran kepala sekolah dalam memimpin membuat sebuah program
pembinaan yang terencana dengan baik, sehingga diharapkan dengan pembinaan
tersebut kinerja guru juga akan meningkat. SMK Islamiyah merupakan lembaga
pendidikan yang ada di daerah Ciputat, sebagai sebuah lembaga pendidikan pasti
memerlukan tenaga-tenaga profesional yang memiliki kinerja yang baik dalam
memajukan sekolah tersebut, Oleh karena itu, program pembinaan kinerja guru
merupakan sebuah keharusan yang harus dilaksanakan.
Dalam kenyataan yang ada dilapangan, masih ada beberapa hal yang menjadi
persolan yang ditemui dalam pelaksnaan pembinaan kinerja guru, seperti.Belum
mampu mengelola kelas dengan baik, dan tingkat kesejahteraan yang kurang dan
faktor lainnya
Dengan latar belakang masalah diatas sebagai penulis merasa perlu untuk
membahas masalah itu lebih lanjut sebagai penelitian dengan judul “Pembinaan
Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut :
1.
Program pembinaan guru yang belum berjalan dengan baik
2.
Kurangnya Pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru di sekolah
3.
Kinerja guru di sekolah yang masih kurang
7
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan dan keterbatasan waktu
penelitian, serta agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan,
maka penulis membatasi masalah pada beberapa poin yaitu :
1. Perlunya pembinaan guru sebagai salah satu komponen penting dalam
pendidikan
2. Masih rendahnya kinerja guru di sekolah
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang ada,maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana
pembinaan kinerja guru di sekolah?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitan penulisian skripsi ini adalah untuk menjelaskan
bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap kinerja guru di sekolah.
F. Manfaat Penelitan.
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a.
Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pembinaan
kinerja guru.
b.
Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan
untuk melaksanakan pembinaan kinerja guru.
c.
Para pembaca, sebagai bahan rujukan dalam mengelola pendidikan
khususnya yang berkaitan dengan pembinaan kinerja guru oleh kepala
sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam
kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Secara etimologis
kinerja/perpormance berasal dari kata “to perform” yang berarti menampilkan atau
melaksanakan, sedang kata “perpormance” berarti The act of performing; execution.
Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa kinerja atau perpormance berarti
tindakan menampilkan atau melaksanakan kegiatan.1
Kinerja merupakan hasil dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa
bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan
kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja.2
Dari beberapa pengertian di atas, bahwa kinerja dapat diartikan merupakan hasil
dari suatu proses. Kinerja sangat berkaitan erat dengan hasil pekerjaan yang
dihasilkan oleh seorang individu atau kelompok dalam mencapai tujuan organisasi,
oleh karena itu setiap individu yang bertugas dan bekerja dalam sebuah organisasi
1
Uhar Saputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), Cet. 1, hal. 144
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.
8, hal. 136
2
8
9
tentu diharapkan dapat menunjukan kinerja yang baik dan memuaskan demi
mendukung jalanya roda organisasi.
Deskripsi dari kinerja menyangkut 3 komponen penting yaitu:
a.
Tujuan, penentuan tujuan akan memberikan arah dan mempengaruhi
bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap
setiap personel.
b.
Ukuran, penentuan tujuan saja tidaklah cukup, sebab dibutuhkan ukuran
apakah personel telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu ukuran
kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan
personel memegang peranan penting.
c.
Penilaian, penilaian kinerja secara regular yang dikaitkan dengan proses
pencapaian tujuan tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini akan membuat
personel senatiasa berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku kerja sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai.3
Kinerja merupakan sebuah hasil/ atau prestasi yang telah dicapai oleh seorang
pekerja, dari hasil pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan kewajibannya yang telah
ditentukan dan diberikan kepadanya.
Ketercapaian sebuah kinerja merupakan perbandingan antara hasil kerja yang
telah dilaksanakan dengan standar kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar
kinerja perlu dirumuskan sebagai tolok ukur dalam mengadakan perbandingan antara
apa yang telah dilakukan dengan yang diharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau
jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang.
Keterampilan diperlukan dalam kinerja karena keterampilan merupakan aktivitas
yang muncul dari seseorang akibat suatu proses dari pengetahuan, kemampuan, dan
kecakapan teknis. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program
3
.Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKMUI, 2002), Cet. 3, hal. 65
10
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaraan, pelaksanaan pembelajaraan, pelaksanaan
evaluasi dan analisis evaluasi.4
Kinerja guru merupakan faktor yang paling menentukan kualitas pembelajaran.
Kinerja guru merupakan hasil kerja nyata yang telah dicapai oleh seorang guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan sesuai dengan apa yang
harus dikerjakan. Dengan demikian, apa bila ingin melakukan sebauah peningkatan
dalam mutu pendidikan, kualitas kinerja guru perlu mendapat perhatian utama.
Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya melaksankan tugas,
amanah, profesi yang diembannya, serta rasa tanggung jawab moral dipundaknya.
Semua itu akan terlihat dalam kepatuhan dan loyalitasnya didalam menjalankan tugas
dan kewajibannya di dalam maupun di luar kelas. Dalam prakteknya keberhasilan
guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dibutuhkan sebuah standar kinerja
yang akan menjadikan acuan apakah seorang guru telah berhasil melaksanakan tugas
sesuai dengan keawajibannya, bahwa standar kinerja guru berhubungan dengan
kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti:
a.
Bekerja dengan siswa secara individual.
b.
Persiapan dan perencanaan pembelajaran.
c.
Pendayagunaan media pembelajaraan
d.
Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar.
e.
Kepemimpinan yang aktif dari guru.5
Dari beberapa pengertian tentang kinerja diatas, maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa kinerja guru merupakan bentuk nyata dari sebuah hasil kerja yang
telah ditunjukkan oleh seorang guru dalam mencapai kerja yang optimal guna
mencapai apa yang seharusnya dia kerjakan sesuai dengan kewajiban dan tugas yang
diembannya sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
kinerja seorang guru akan sangat berpengaruh dalam jalannya proses pendidikan di
4
Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola
Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 128
5
Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan,
peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 14
11
sekolah, sebagai peran utama dalam kegiatan belajar mengajar kemampuan seorang
guru diharapakan dapat maksimal, tetapi kemampuan seorang guru tidak akan
maksimal dikeluarkan apa bila guru tersebut tidak mempunyai kinerja yang baik.
Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
2. Macam-macam Kinerja Guru
Macam kinerja guru dapat dilihat dari berbagai peran dan tugas yang dimiliki oleh
guru di sekolah. Kinerja guru yang baik akan terlihat dari keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Oleh karena itu kinerja guru
berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya dapat dibagi menjadi dua yaitu.
a.
Guru sebagai pendidik dan pengajar
Kinerja guru sebagai pendidik dan pengajar meliputi, mendidik, mengajar,
melatih, menilai dan mengevaluasi. Kegiatan ini merupakan inti dari
pelaksanaan tugas yang diemban guru di sekolah, kinerja guru yang baik
dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan guru itu merencanakan,
melaksanakan, menilai, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran dikelas.
Guru yang memiliki kinerja yang baik akan terlihat dari kemampuan
melaksanakan kegiatan tersebut.Ditamabah dengan kemampuan memahami
materi dan menguasai berbagai metode pembelajaran.
b.
Guru sebagai administrator
Seorang guru harus berperan dan melaksanakan semua administrasi sekolah
yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran, selain itu juga berperan
sebagai berikut.
1.
Pengambil inisiatif, pengarah dan penilai pendidikan.
2.
Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus
diajarkan
12
3.
Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar siswa melaksanakan
disiplin
4.
Pelaksanan administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab
agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik.6
Kinerja guru di atas harus dijalankan oleh seluruh guru di sekolah. Kinerja guru
yang baik akan terlihat dari sejauh mana guru tersebut dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik. Selain itu dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka perlu didukung oleh
seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi .
Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris,
competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi adalah kumpulan
pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan pendidikan.7
Kompetensi merupakan kemampuan seseorang baik kualitatif
maupun
kuantitatif. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, “kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan”8.
Jadi kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh seorang yang bertugas mendidik agar mempunyai kepribadian yang
luhur dan keterampilan sebagaimana tujuan dari pendidikan. Oleh karena itu
kompetensi guru menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru. Menurut Gordon ada
enam aspek atau ranah yang terkandung dalam kompetensi, yaitu:
a.
Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.
6
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 27-28
7
Jejen Musfah, Peningkatan Kompotensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan
Praktik, (Jakrta: Kencana, 2011), Cet. 1, hal.27
8
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
13
b.
Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan efektif yang
dimiliki individu.
c.
Kemampuan (Skill), sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas
atau pekerjaan yang dibebanakan kepadanya.
d.
Nilai (value), suatu standar perilaku yang tealah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
e.
Sikap (attitude), perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi
terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.
f.
Minat (interest), yaitu kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan.9
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, kompetensi guru
adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seorang guru dalam
melaksanakan tugas mendidik siswa. Dengan demikian kompetensi guru adalah hasil
penggabungan dari kemampuan-kemampuan , dapat berupa seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.
Kompetensi guru yang terdapat di atas, mengindikasikan bahwa seorang guru
yang profesional di bidang pendidikan bukanlah hal yang mudah dijalani oleh
sembarang orang. Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang
harus dimiliki apabila guru itu ingin disebut sebagai seorang guru yang profesional,
dalam mencapai itu semua bukanlah hal yang mudah, seorang guru untuk dalam
memperoleh itu semua memerlukan waktu lama, dan biaya yang tidak sedikit.
Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa :
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompotensi guru sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian,
kompetensi social dan kompotensi professional.10 Mengacu pada pengertian
9
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 100
10
UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
14
kompetensi di atas, maka dalam hal ini kompetensi guru dapat diartikan sebagai
gambaran tentang apa yang dapat dilakukan seorang guru dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya sehingga akan menghasilkan hasil yang baik.
Guru diharapakan dapat menjalankan tugasnya secara professional dengan
memiliki dan menguasai keempat kompetensi tersebut. Kompetensi yang harus
dimiliki pendidik itu sungguh sangat ideal tergambar dalam peraturan pemerintah
tersebut. Karena itu, guna harus selalu belajar dengan tekun di sela-sela menjalankan
tugasnya. Guru dapat dikatakan kompoten menurut UU apabila seorang guru itu telah
dapat menguasai keempat kompetensi itu dengan baik.
Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang memengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompotensi guru tidak berdiri
sendiri, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor latar belakang pendidikan,
pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru adalah faktor
penting yang akan menentukan kemampuan seorang guru dalam menjalankan
tugasnya, guru yang memliki kompetensi yang baik akan berpengaruh besar terhadap
proses belajar mengajar.
Dengan kemampuan yang dimilikinya seorang guru harus dapat memperlihatkan
sikap dan kemampuannya bahwa dia memang seorang guru yang professional dalam
menjalankan pendidikan.
3. Peran dan Tugas Guru.
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan
formal. Dengan demikian guru diharapkan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan baik, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan
peran yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan.
Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Diantara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Sebagai pendidik dan pengajar; Untuk dapat melaksanakan tugasnya guru
diharapakan
memiliki
kemampuan
pengetahuan
diberbagai
bidang
15
pendidikan, khusunya dalam bidang belajar mengajar. Guru diharapkan dapat
peka terhadap perkembangan teknologi dan inovasi yang terus bergulir di
dunia pendidikan, hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan guru dalam
melaksanakan belajar mengajar.
b.
Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan
masyarakat. Guru juga harus memiliki kemampuan /ilmu yang berhubungan
dengan berhubungan dengan orang lain, guru merupakan panutan bukan
hanya di sekolah, tetapi juga di tengah masyarakat. Oleh sebab itu
kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang lain akan memberikan
manfaat yang besar.
c.
Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin, yang harus memiliki
kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, menguasai berbagai aspek
kegiatan organisasi sekolah.
d.
Sebagai administrator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai
tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah, serta memahami strategi
dan manajemen pendidikan.
e.
Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus dan mampu dan
menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajarmengajar di dalam maupun di luar kelas.11
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran dan tugas guru bukan
hanya satu yaitu sebagai pengelola pembelajaran didalam kelas, melainkan juga
masih mempunyai beberapa tugas yang harus dijalankan dengan penuh tanggung
jawab dan berkomitmen yang tinggi. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan
pada siswa.
11
E. Mulyasa, Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
Cet. 1, h. 19.
16
Selain itu tugas dan peran guru tidak hanya sebatas melaksanakan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, melainkan juga lebih dari sekedar itu saja. Menurut
Pidarta, peranan guru/pendidik, antara lain:
a.
Sebagai maanjer pendidikan atau pengorganisasian kurikulum.
b.
Sebagai fasilitator pendidikan.
c.
Pelaksana pendidikan.
d.
Pembimbing dan supervisor.
e.
Penegak disiplin
f.
Menjadi model perilaku yang akan ditiru siswa.
g.
Sebagai konselor.
h.
Menjadi penilai.
i.
Petugas tata usaha tentang administrasi kelas yang di ajarnya
j.
Menjadi komunikator dengan orang tua siswa dengan masyarakat.
k.
Sebagai pengajar untuk meningkatkan profesi secara berkelanjutan.
l.
Menjadi anggota organisasi profesi pendidikan.12
Dengan melihat tugas dan peran guru, ternyata tidak hanya sekedar mengajar di
kelas, tetapi lebih dari itu. Tetapi sebagai guru profesional tugas dan peran guru tidak
menjadi sebuah beban, tetapi menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalankan. Apa
bila seluruh tugas dan peran guru dijalankan dengan baik, maka akan berdampak
peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di sekolah.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Kinerja seorang guru tidak akan timbul begitu saja, selain membutuhkan waktu
dan proses yang panjang untuk dapat mencapai kinerja yang sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab yang diemban, juga ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja seorang guru. Faktor ini bisa terdapat dari dalam dirinya sendiri (faktor
internal), maupun faktor yang berasal dari lingkungan sekitarnya (faktor eksternal).
12
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi
Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 26
17
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara “faktor yang mempengaruhi kinerja guru
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision).
1.
Faktor kemampuan
Secara psikologi, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
keampuan reality (knowledge + skill). Artinya guru yang memiliki IQ di atas
rata-rata (IQ 110-120) ditambah dengan memiliki latar belakang pendidikan
yang memadai untuk jabatannya sebagai pendidik dan terampil dalam
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai
kinerja yang diharapkan.
2.
Faktor motivasi
Motivasi diartikan suatu sikap (altitude) pimpinan dan karyawan terhadap
situasi kerja (situation) dilingkungan organisasi
Selain itu Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru adalah :
a.
Kepribadian dan dedikasi
b.
Pengembangan profesi
c.
Kemampuan mengajar
d.
Komunikasi
e.
Hubungan dengan masyarakat
f.
Kedisplinan
g.
Kesejahteraan
h.
Iklim kerja13
Penjelasan faktor-faktor diatas sebagai berikut:
a. Kepribadian dan Dedikasi
Setipa guru memiliki pribadi masing-masing sesuai dengan ciri-ciri pribadi yang
mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari lainnya.
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik,
artinya seluruh sikap dan perbuatan seorang merupakan suatu gambaran dari
13
Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Refika Aditama, 2012),
Cet. 2, hal. 24-47
18
kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra seorang ditentukan oleh
kepribadiannya.Bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang
menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas dan pendidik. Kepribadian
dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan Pembina yang baik ataukah
akan menjadi penghancur bagi hari depan siswa, kepribadian adalah unsur yang
menetukan interaksi guru dengan siswa sebagai teladan.14Guru yang memiliki
kepribadian dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya, akan
menunjukan semua kemampuannya dalam menjalankan tugasnya yaitu membimbing
dan mendidik anak didiknya dengan baik
Kepribadian dan dedikasi yang tinggi dapat meningkatkan kesadaran akan
pekerjaan dan mampu menunjukan kinerja yang memuaskan, guru yang memiliki
kepribadian dan dedikasi yang baik, dalam hal ini adalah memiliki kesadaran bahwa
dia memiliki kewajiban untuk terus dapat meningkatkan kemampuannya dengan terus
belajar dan melatihnya, sehingga akan berpengaruh terhadap kinerjanya yang akan
meningkat.
b. Pengembangan Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang dalam pelaksanaan tugasnya memerlukan atau
menuntut kahlian (expertise), menggunakan tehknik-tehknik ilmiah, serta dedikasi
yang tinggi. Keahlian ini diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus
diperuntukan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjwabkan.15Profesi
bukan sekedar pekerjaan, tetapi vokasi khusus yang memiliki expertise yaitu keahlian
yang diperoleh dari pendidikan dan latihan, responsibility adalah tanggung jawab,
dan corporatness yang dapat diartikan sebagai rasa kesejawatan.16
Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna
mengantisipasi
14
perubahan
dan
beratnya
tuntutan
terhadap
profesi
guru.
Fachrudidin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakrta: Gaung
Persada, 2009), Cet. 1, hal. 40
15
Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet. 1, hal.16
16
Hj. Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Cet.
1, hal. 5
19
Pengembangan profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu.
Pengembangan profesi yang dilakukan terhadap guru diharapkan dapat membantu
guru dalam menjadi guru yan professional.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru bertujuan untuk meningkatkan
kinerja dan dilakukan secara terus menerus sehingga menciptakan kinerja sesuai
dengan persyaratan yang diinginkan, Pengembangan profesi guru yang dilakukan
secara berkala, akan mempercepat guru dalam mencapai predikat guru professional
yang akan berimplikasi langsung terhadap kinerja yang akan meningkat.
c. Kemampuan Mengajar
Menurut Sardiman (2004), guru yang kompeten adalah guru yang mampu
mengelola program pembelajaran. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang
menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasa mengajar,
seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, meragamkan media, bertanya,
member penguatan dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi teori
belajar dan pembelajaran yang kondusif.17
Dalam proses belajar mengajar guru merupakan pemeran utama dalam proses
tersebut, kemampuan guru dalam menguasai materi yang didukung dengan cara
menyampaikan terhadap anak didik menggunakan metode yang tepat dan sesuai
dengan materi yang diajarkan, akan berdampak langsung terhadap minat siswa dalam
mengikuti pelajaran, maupun juga terhadap penguasaan materi yang telah
disampaikan.
Guru bertugas memberikan pelajaran di dalam sekolah (kelas).Dalam
menjalankan tugasnya dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus mampu
menguasai materi yang akan disampaikan dan ditambah dengan metode-metode yang
dapat membuat anak didik memahaminya.
Berkaitan dengan kompetensi dalam kemampuan mengajar, ada sepuluh
kompotensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu:
17
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi
Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal.103
20
1. kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan,
2. kemampuan mengelola belajar mengajar,
3. kemampuan mengelola kelas,
4. kemampuan menggunakan media/sumber belajar
5. kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan
6. kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar,
7. kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan mengajar,
8. kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan,
9. kemampuan mengenal dan menyelenggarakan admistrasi pendidikan,
10. kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
guna keperluan mengajar18.
Kemampuan dalam mengajar guru yang baik dan sesuai dengan apa yang
diharapkan dalam mencapai tujuan pembelajaran akan dapat menimbulkan efek yang
besar bagi siswa, seperti tingkat partisipasi dalam KBM, kenaikan nilai akademik,
pemaham siswa, dan lainnya. Dengan demikian maka kemampuan dalam mengajar
guru harus terus ditingkatkan, karena kemampuan guru yang meningkat tidak hanya
meningkatkan kinerja guru pribadi, tetapi juga memberikan manfaat yang besar bagi
siswa.
d. Komunikasi
Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan proses komunikasi
yang efektif, organisasi harus dapat terus menerus melakukan komunikasi, dengan
komunikasi berbagai hal yang menyangkut kehidupan organisasi disampaikan oleh
satu pihak kepihak lainnya.19
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi sebuah organisasi, dalam sekolah
kemampuan komunikasi diantara anggota organisasi sangatlah penting. Guru dalam
18
Piet. A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, Dalam Rangka Program
Inservice Education, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hal. 5
19
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 307
21
proses pelaksanaan tugasnya perlu memperhatikan hubungan dan komunikasi baik
antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, guru dengan siswa, dan guru
dengan personil lainnya disekolah. Komunikasi yang baik diantara para komponen di
sekolah akan berdampak langsung terhadap kinerja guru itu sendiri, komunikasi yang
baik akan menyebabkan atmosfir kerja yang kondusif, hal ini akan berpengaruh
terhadap pekerjaan yang diembannya.
Menurut Gilbert Hight seorang guru yang dapat mengajar dengan baik bukan
lantaran dia menguasai ilmu yang mengajar, melainkan karena ia memiliki seni
mengajar yang ditunjukkan ketika dia mengajar, salah satu seni yang dimaksud
adalah seni berkomunikasi
dengan siswa ketika mengajar.20 Dengan demikian
kemampuan guru dalam proses pembelajaran komunikasi yang dipakai guru dalam
penyampaian materi yang diajarkan dengan cara berkomunikasi yang relevan akan
memperbesar bagi siswa dalam pemahaman dan mendapatkan hasil belajar yang lebih
baik.
Terbinanya hubungan komunikasi yang baik di dalam lingkungan sekolah,
merupakan adalah sebuah keharusan, dengan terciptanya komunikasi yang baik
diantara anggota masyarakat di sekolah akan berimplikasi langsung terhadap
terciptanya suasana dan kultur kerja yang mendukung kinerja guru dan kemampuan
guru dalam berkomunikasi dalam proses pembelajran akan mempermudah siswa
dalam memhami pembelajaran. Oleh karena itu pembinaan komunikasi harus
dilakukan dengan baik, karena komunikasi memiliki banyak dampak besar terhadap
pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.
e. Hubungan dengan Masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat
lingkungannya, hal ini pun tidak berbeda dengan masyarakat yang tidak dapat
dipisahkan dengan sekolah. Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang
20
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal.114
22
menyediakan berbagai program untuk dapat mendidik, mebimbing dan melatih para
siswa, disini peran masyarakat adalah sebagai pengguna jasa pendidikan itu sendiri.
Menurut Pidarta bahwa suatu sekolah tidak dibenarkan untuk mengisolasi diri
dari masyarakat, sekolah tidak boleh menjadi sekolah yang tertutup terhadap
masyarakat, sekolah tidak bisa melaksnakan keputusan sendiri tanpa mendengarkan
aspirasi-aspirasi dari masyarakat.21
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi yang
terjadi mengenai pemberian inforamasi tentang dunia pendidikan, khususnya kegiatan
pendidikan di sekolah, serta komunikasi ini bertujuan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam upaya peingkatan dan pengembangan sekolah.
Tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangkan kegiatan hubungan
sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut:
a.
Peningkatan
pemahaman
tentang
tujuan
serta
sasaran
yang
ingin
direalisasikan sekolah.
b.
Peningkatan pemahaman sekolah tentang keadaan serta aspirasi masyarakat
terhadap sekolah.
c.
Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi
kebutuhan anak didik, serta meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan
oarnag tua siswa dalam kegiatan pendidikan si sekolah.
d.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta mereka
dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era pembangunan.
e.
Terpeliharanya kepercayaan masyarkat terhadap sekolah serta apa yang
dilakukan oleh sekolah.
f.
Pertanggungjawaban sekolah atas harapan yang dibebankan masyarakat
kepada sekolah.
21
Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Refika Aditama, 2012),
Cet. 2, hal. 35
23
g.
Dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber
yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah.22
Dengan demikian melihat hal tersebut maka padasarnya harapan yang
ditanamkan masyarkat kepada sekolah sangatlah besar, hal ini sebenarnya dapat
dimanfaatkan pihak sekolah untuk dapat mendayagunakan keikutsertaan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Partisipasi masyarakat dalam
pendidikan, khususnya di sekolah dapat diwujudkan dalam keikutsertaan masyarakat
ikut aktif dalam kegiatan sekolah, penentuan kebijakan, pemberian saran dan
mengevaluasinya. Keikutsertaan masyarakat dalam proses menilai sekolah dan guru
dalam menjalankan tugasnya, akan menciptakan kondisi kerja kearah yang lebih baik
yang akan berpengaruh terhadap kinerja guru itu sendiri.
Keikutsetaan masyarakat di sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk keikut
sertaan orang tua dalam organisasi komite sekolah. Hubungan masyarakat dengan
sekolah sangat bermanfaat bagi peningkatan kinerja guru, hal ini dikarenakan adanya
peningkatan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang berkelanjutan serta saling
memberikan saran serta krtik yang membangun, setiap aktivitas guru akan diketahui
oleh masyarakat sehingga guru akan berupaya terus menerus menampilkan kinerja
yang lebih baik.
f. Kedisiplinan
Disiplin kerja berhubungan erat dengan kepatuhan dalam menerapkan peraturan
sekolah. Disiplin kerja guru yang tidak baik akan berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah sehingga hal ini akan berakibat
menurunkan kinerja guru dalam menyelenggarakan proses pendidikan.
Bejo Siswanto menjelaskan displin ialah sikap menghormati, mengahargai, patuh
dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis
22
E. Mulyasa, Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
Cet. 1, h. 178.
24
serta sanggup mejalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apa
bila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.23
Dalam bahasa Inggris, disciple memiliki arti penganut, pengikut, atau murid.
Sementara dalam bahasa latin, diciplina berarti latihan atau pendidikan,
pengembangan tabiat, dan kesopanan. Dalam konteks keguruan, disiplin mengarah
pada kegiatan yang mendidik guru untuk patuh terhadap aturan-aturan sekolah.24
Dari beberapa pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah
ketaatan terhadap peraturan yang berlaku, pada aturan-aturan yang dibuat yang
dilakukan dengan secara sadar dan kesaediaan dalam mentaatinya. Kedisplinan
sangatlah erat hubungannya dengan kemampuan kinerja guru di sekolah, disiplin
guru akan membangun kinerja guru yang baik, pemahaman guru terhadap displin
yang terdapat di sekolah erat kaitannya dengan pemahaman guru terhadap tugas dan
tanggung jawab yang diembannya dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Oleh karena itu
disiplin yang baik yang ditunjukan oleh guru dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, sehingga hal ini berpengaruh terhadap
kelancaran kerja dan memberikan sebuah perubahan terhadap kinerja yang ditunjukan
oleh guru. Dengan demikian penegakan disiplin guru harus terus menerus
ditingkatkan, dengan disiplin yang baik diharapakan adanya perbaikan terhadap
kinerja guru, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru itu
sendiri.
g. Kesejahteraan
Faktor kesejahteraan adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
guru, hal ini karena orang akan bekerja dengan optimal apabila pekerjaannya dapat
menyediakan kesejahteraan hidupnya. Sebaliknya, orang yang tidak mendapatkan
kesejahteraan akan berpengaruh terhadap kinerjanya yang kurang optimal. Guru tidak
akan dapat melaksanakan tugasnya secara optimal apabila didalam menjalankan
23
Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Nusantara
Consulting, 2011), hal. 128
24
Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan,
peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 110
25
tugasnya dia mempunyai masalah dengan kesejahteraannya dirumah. Hal ini akan
berakibat dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kegiatan tersebut tidak berjalan
dengan baik.
Flippo menjelaskan bahwa kompensasi merupakan fungsi balas jasa yang layak
kepada pekerja atas kontribusi mereka terhadap tujuan organisasi. Pengertian layak
artinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup primer dan sekunder.25
Dalam Undang- Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pada
pasal 14 ayat 1(a) dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya
guru berhak memperoleh pengahasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan social. Selanjutnya, pada pasal 15 menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan penghasilan di atas kebutuhan minimum tersebut meliputi gaji
pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan
profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tamabahan yang
terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan berdasarkan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi.26
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya guru dituntut untuk dapat
menjalankannya dengan professional dan sungguh-sungguh, tapi apa jadinya apa bila
dalam menajalnkan tugasnya tersebut tidak didukung oleh tingkat kesejahteraan yang
baik. Hal ini menyebabkan terjadinya fenomena adanya guru yang harus mencari
tambahan lain diluar tugasnya di sekolah, baik itu harus mengajar disekolah lain
ataupun pekerjaan lainnya. Dalam Undang-undang diatas disebutkan guru berhak
memperoleh meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan
lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dengan begitu
maka ini merupakan tugas pemetintah dalam melaksanakan amanat tersebut, untuk
mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional.
25
Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Nusantara
Consulting, 2011), hal. 270
26
Undang- Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
26
Banyak kalangan berpendapat bahwa pemberian gaji yang layak akan
mempengaruhi terhadap tingkat kinerja dari guru. Adiningsih dalam Muhlisin
mengemukan bahwa dunia guru masih tereslingkung dua masalah yang memiliki
mutual korelasi yang pemecahannya memerlukan kearifan dan kebajiksanaan
beberapa pihak terutama pengambil kebijakan, yaitu (1) profesi keguruan kurang
menjamin kesejahteraan karena rendah gajinya, (2) Profesionalisme guru masih
rendah.27
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam usaha mengoptimalkan
kinerja guru, langakah yang dapat ditempuh oleh pemerintah adalah upaya dalam
meningkatkan kesejahteraan guru, selain itu dapat juga diberikan berbagai insentif
kepada guru sesaui dengan tugas yang dilaksanakannya. Berbagai program
peningkatan kinerja yang telah dibuat dalam upaya tersebut, tidak akan dapat berjalan
dengan optimal apabila maslah krusial tentang kesejahteraan guru belum dapat
diatasi.
h. Iklim Kerja
Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari banyak unsur yang dapat
membentuk satu kesatuan utuh. Organisasi sekolah memiliki unsur-unsur yang saling
berkaitan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Iklim sekolah akan
memberi pengaruh pada perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, hal
ini dikarenakan bahwa lingkungan atau iklim sekolah yang baik akan mendukung
guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik.
MenurutTaguiri dan Litwin yang mengartikan iklim organisasi adalah suatu
kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi
perilakunya, dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi.28
Dalam setiap organisasi keadaan iklim kerja yang baik akan sangat berpengaruh
terhadap hasil kerja dari anggota organisasi itu sendiri, keadaan hubungan kerja yang
27
Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan,
peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 48
28
Hendyat Soetop, Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Di Bidang Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 1, hal. 141
27
harmonis dan kondusif antar
pimpinan dan pegawainya
atau pegawai dengan
pegawai lainnnya akan menciptakan sebuah suasana kerja yang baik bagi tumbunnya
kerja sama dan berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pendidikan.
Kemampuan sekolah, khususnya kepala sekolah sebagai pemimpin dalam
menciptakan iklim kerja yang positif. Dengan terciptanya suasana kerja yang positif
yang ditandai dengan hubungan yang baik diantara para anggota organisasi di sekolah
dapat menimbulkan suasana kerja sama yang tinggi, dalam setiap masalah ataupun
kesulitan yang dihadapi maka semuanya akan diatasi dengan kerja sama
(musyawarah) sehingga akan dapat mengatasinya secara bersama-sama. Selain itu
yang terpenting adalah terciptanya suasana kerja yang harmonis, damai dan
memberikan suasan tentram, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
guru itu sendiri. Sebaliknya apa bila di sekolah yang tercipta adalah iklim yang
negative hal ini akan berdampak buruk terhadap organisasi sekolah. Setiap individu
memiliki rasa iri hati, egois, individualisitis, tidak perduli sekitar, iklim negative
semacam ini akan dapat menimbulkan penurunan terhadap kinerja guru, dikarenakan
guru merasa bahwa iklim kerja yang ada tidak lagi dapat mendukung dia dalam
bekerja.
Menurut Steers bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim kerja sama
disekolah adalah:
a.
Struktur tugas,
b.
Imbalan dan hukuman yang diberikan,
c.
Sentralisasi dan hukuman yang diberikan,
d.
Tekanan pada prestasi,
e.
Tekanan pada latihan dan pengembangan,
f.
Keamanan dan resiko pelaksanaan tugas,
g.
Keterbukaan dan ketertutupan individu,
h.
Status dalam organisasi
i.
Pengakuan dan umpan balik,
28
j.
Kompotensi dan fleksibilitas dalam hubungan pencapaian tujuan organisasi
secara fleksibel dan kreatif.29
Dengan demikian iklim kerja yang kondusif di tempat kerja merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi dari kinerja guru. Keadaan kerja yang kondusif
dan nyaman akan memberikan sebuah dampak terhadap suasana kerja itu sendiri yang
pada akhirnya dapat menimbulkan sebuah peningkatan terhadap kinerja guru di
sekolah.
5. Penilaian Kinerja Guru
Kinerja adalah hasil kerja yang di tunjukan oleh seseorang dalam menjalankan
tugas yang diembannya, tetapi untuk dapat mengetahui apakah kinerja yang telah
dikerjakan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh sebuah organisasi maka
dibutuhkan sebuah penilaian terhadap hasil kerja yang telah di lakukan.Penilain
kinerja (PK) adalah proses menilai hasil kerja personel dalam suatu organisasi
melalui instrument penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian kinerja merupakan
suatu evaluasi terhadap penampilan kerja personel dengan membandingkannya
dengan standar baku penampilan.30
Penilaian kinerja pada dasarnya adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh
organisasi untuk menilai apakah karyawan/ pegawai telah bekerja sesuai dengan apa
yang harus dikerjakan olehnya, dengan adanya penilaian ini akan dapat membantu
organisasi dalam menentukan langkah selanjutnya dalam pembuatan sebuah
program/kebijakan yang lebih baik lagi terhadap sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi, yang akan berimplikasi terhadapa kemajuan pegawai bahkan
organisasi itu sendiri. Sasaran yang menjadi objek penilain kinerja adalah kecakapan,
kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang
dievaluasi dengan menggunakan sebuah standar tertentu yang tlah ditetapkan
sebelumnya. Menurut Leon C. Mengginson, penilaian prestasi kerja (perpormance
29
Ibid., h. 46-47
Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKMUI, 2002), Cet. 3, hal. 87
30
29
appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah
seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.31
Kinerja guru pada dasarnya merupakan proses membandingkan antara kinerja
aktual dengan kinerja ideal untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Bagi para guru penilaian kinerja merupakan sebuah
masukan yang sangat berarti bagi dirinya sendiri dan sekolah. Dengan melihat hasil
penilaian yang telah dilakukan maka akan terlihat seluruh aspek yang menjadi
kelebihan ataupun kekurangannya. Dengan melihat hasil ini diharapkan seorang guru
akan termotivasi untuk dapat memperbaiki hasil yang dianggap kurang dan
mempertahankan apa yang telah dinilai baik, sedangakan bagi sekolah hasil penilaian
akan membantu dalam hal pembuatan program pembinaan yang berkesinambungan
dalam mengelola tenaga guru, yang akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
sekolah.
Secara umum, penilaian kinerja guru memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut.
a.
Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompotensi dan
keterampilan yang diperlukan pada program pembelajaraan, pembimbingan,
atau
pelaksanaan
tugas
tambahan
yang
relevan
dengan
fungsi
sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja guru sebagai gambaran
kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifiaksi dan dimaknai sebagai
analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru, yang dapat
dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan penialain kinerja guru.
b.
Untuk menghitung angaka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tamabahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukan setiap tahun sebagai
31
Anwar Prabu mangkunegara, Evaluasi kinerja SDM, (Bandung: Refika Aditama, 2006), Cet.
2, hal. 10
30
bagian dari proses pengembangan karier dan promosi guru untuk kenaikan
pangkat dan jabatan fungsionalnya.(Dirjen PMPTK, 2010:3)32
Penilaian kinerja guru sebaiknya dilakukan secara berkala oleh kepala sekolah.
Hal ini dimaksudkan agar kinerja guru akan terus terpantau, apakah ada penurunan
atau peningkatan. Hasil penilaian ini dapat dijadikan acuan bagi kepala sekolah dalam
menyusun sebuah program pembinaan yang cocok diterapkan di sekolahnya.
B. Pembinaan Kinerja Guru
Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Sehingga kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya akan sangat
berpengaruh terhadap jalannya pendidikan di sekolah. Dengan berkembangnya ilmu
pengatuhan dan teknologi yang begitu pesat belakangan ini, maka dibutuhkan sebuah
program pembinaan guna mengoptimalkan kinerja guru. Pembinaan merupakan hal
yang wajib dilakukan baik oleh pemerintah, organisasi keguruan, sekolah maupun
diri pribadi guru itu sendiri.
1. Pengertian Pembinaan Kinerja Guru
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pembinaan berarti
proses, perbuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil
yang lebih baik33.
Pengertian tersebut, mengindikasikan bahwa pembinaan dilakukan untuk
memperbaiki kinerja kearah yang lebih baik lagi agar terjadi suatu peningkatkan
dalam bekerja. Pembinaan juga diharapkan dapat membantu seseorang memecahkan
masalah dan kesulitan yang mungkin akan di hadapi didalam menggunakan cara-cara
baru untuk melaksanakan tugasnya agar berjalan dengan efektif dan efisien untuk
32
33
Ibid,. hal. 26
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2007), Cet. 3, hal 152
31
mendapatkan hasil yang optimal. Pembinaan adalah usaha peningkatan kualitas bagi
tenaga pendidikan.
Pembinaan atau pengembangan adalah upaya sekolah untuk peningkatan dan
perbaikan yang diberikan kepada guru guna memperbaiki, menjaga dan
meningkatkan kinerja.34 Kegiatan pembinaan sumber daya tenaga kependidikan
berkaiatan pula dengan kegiatan pelatihan dan pengembangan. Latihan dan
pengembangan merupakan kenyataan yang harus dilakukan, karena merupakan
kebutuhan dalam suatu organisasi/lembaga. Dengan memberikan bimbingan kepada
tenaga pendidikan maupun karyawan dalam memahami setiap kegiatan kerja yang
dilakasanakan. Hal ini bertujuan untuk membuat tenaga pendidikan maupun
karyawan menjadi lebih menaruh minat dan terlatih terhadap bidang kerjanya.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan
pembinaan guru, yaitu:
a.
Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan (baik untuk temaga
structural, fungsional, maupun teknis)
b.
Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan
kemampuan professional dan untuk teknis pelaksanaan tugas harian
sesuai dengan posisi masing-masing.
c.
Dilaksanakan untuk mendorong meningkatnya kontribusi setiap individu
terhadap organisasi pendidikan.
d.
Dirintis dan diarahkan untuk mendidik dan melatih seseorang sebelum
maupun sesudah menduduki jabatan/posisi.
e.
Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan,
pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan remedial,
pemeliharaan motivasi kerja, dan ketahanan organisasi.
34
H.E.Mulyasa, Manajemen dan Kepempinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,
2011), hal. 65
32
f.
Pengembangan yang menyangkut jenjang karier sebaiknya disesuaikan
dengan kategorisasi masing-masing jenis tenaga kependidikan itu
sendiri.35
Pembinaan guru dilakukan berdasarkan kebutuhan intitusi, kelompok guru,
maupun individu guru sendiri. Sehingga dalam pelaksanaan pembinaan kepala
sekolah tidak hanya harus bertindak sendiri, tetapi juga harus dapat melibatkan
seluruh aspek yang ada di sekolah untuk bersama-sama dalam pelaksanaan
pembinaan itu sendiri.
Secara umum tujuan pembinaan terhadap guru dan tenaga kependidikan itu
adalah dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi
guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang
berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.36 Pembinaan guru merupakan
sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pihak sekolah khsususnya kepala
sekolah, guna meningkatkan kemampuan guru dalam menghadapi perubahan ilmu
pegetahuan yang semakin pesat. Sedangakan pelaksnaan program pembinaan kinerja
guru \diharapakan dapat memperoleh hal-hal sebagai berikut :
a.
Proses kinerja akan lebih baik.
b.
Mengurangi jam kinerja secara lebih baik.
c.
Memastikan bahwa guru benar-benar terlatih dan dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
d.
Memastikan adanya penangan dan pengaturan kinerja secara lebih
matang.
e.
Memastikan pekerjaan yang diharapkan masyrakat hasilnya lebih
memuaskan.
35
Udin S dan Cicih Sutarsih, Pengembangan Profesi Guru SD, (Bandung:UPI PRESS, 2007),
Cet. 1, hal. 100
36
Surdarwan danim dan H. Khairil, Profesi Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3,
hal. 30
33
f.
Memastikan hasil kerja dengan baik.37
Tujuan pembinaan tidak akan tercapai, apa bila program pembinaan yang
dilaksanakan tidak dilaksanakan secara berkesinambungan. Hal ini karena dalam
pelaksanaan pembinaan diperlukan waktu dan usaha yang sangat panjang, dan tidak
mudah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembinaan kepala sekolah harus mampu
menerapakannya
mengandalkan
dengan baik.
sebuah
program
Sedangkan
pembinaan
bagi
guru, tidak
yang
diadakan
boleh hanya
sekolah
guna
meningkatkan kemampuannya. Tapi yang terpenting adalah bagaimana guru itu
berusaha sendiri dalam meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
2. Strategi Pembinaan Kinerja Guru.
Usaha dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah tidak bisa dilaksanakan
dengan sembarangan, dibutuhkan sebuah strategi yang matang dan berkelanjutan
guna mencapainya. Strategi merupakan rencana jangka panjang yang dikembangkan
secara detail dalam bentuk taktik yang bersifat operasional disertai target dan
langkah-langkah secara terukur38.
Dari sini dapat dilihat bahwa strategi meruapakan sebuah usaha untuk mencapai
tujuan dengan sebuah program jangka panjang yang telah disusun dengan baik.
Dalam mencapai sebuah tujuan khusunya dalam usaha peningkatan kinerja guru di
sekolah, bukan lah hal yang bersifat pendek, artinya dibutuhkan usaha yang cukup
panjang dan berliku untuk mencapainya.
Di sinilah peran kepala sekolah dibutuhkan, sebagai pemimpin di sekolah, kepala
sekolah diharapkan dapat membuat sebuah program pembinaan yang baik dan sesuai
dengan perkembangan dan tantangan yang akan dihadapi.
37
Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola
Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 134
38
ha 217
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Rosdakarya, 2011),
34
Konsep Castetter dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) dapat
dijadikan bahan pembanding, dalam pengembangan tenaga pendidikan harus dapat
diidentifikasikan ke dalam strategi umum dan strategi khusus.
Dalam strategi umum, pengembangan tenaga kependidikan harus dilakukan
berdasarkan rencana kebutuhan yang jelas, dalam dunia pendidikan perlu senantiasa
dikembangkan sikap dan kemampuan professional. Selanjutnya adalah perlu
ditingkatkannya kerja sama antara dunia pendidikan dengan perusahaan, terutama
dalam memanfaatkan untuk laboratorium praktik dan objek studi.
Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan
dan peningkatan pengelolaan tenaga kependidikan, yang berkaitan dengan
kesejahteraan, pendidikan prajabatan calon tenaga pendidikan, rekrutmen dan
penempatan.39
Dengan melihat itu semua maka ada beberapa cara yang digunakan kepala
sekolah dalam membina kinerja guru yaitu :
a) Pembinaan Disiplin
Pembinaan disiplin terhadap guru merupakan sebuah dorongan kepada guru
untuk dapat mentaati segaala peraturan yang ada dengan tanggung jawab. Tujuan
disiplin yaitu agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dalam suasana
tenang, dan kondusif sehingga segala kegiatan dan pekerjaan yang ada akan sesuai
dengan apa yang diharapkan
Dalam hal penegakan disiplin kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Membantu tenaga kependidikan mengambangkan pola perilakunya.
b. Membanntu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya.
39
Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola
Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 29-30
35
c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat.40
Disiplin kerja dilingkungan sekolah memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap pelaksanaan kegiatan kerja guru di sekolah. Depdikbud menyatakan tujuan
disiplin dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Tujuan umum adalah agar terlaksananya kurikulum secara baik yang
menunjang peningkatan mutu pendidikan.
2. Tujuan khusus yaitu : (a) agar kepala sekolah dapat menciptakan suasana
kerja yang menggairahkan bagi seluruh peserta sekolah, (b) agar guru dapat
melaksanakan proses belaajr mengajar seoptimal mungkin dengan semua
sumber yang ada di sekolah dan di luar sekolah, (c) Agar terciptanya kerja
sama yang erat antara sekolah dengan orang tua dan sekolah dengan
masyarakat untuk mengemban tugas pendidikan.41
Pembinaan Disiplin kerja berawal dari pembuatan peraturan yang dilandasi oleh
tujuan sekolah. Selanjutnya, peraturan tersebut disosialisasikan kepada guru. Setelah
proses sosialisasi selesai, dilakukan upaya pengawasan pelaksanaan peraturan. Hasil
pengawasan diperiksa untuk melihat adakah kesesuaian antara peraturan dan realitas
di lapangan. Ada beberapa macam cara yang biasa dilakukan oleh seorang pemimpin
dalam melakukan pembinaan disiplin yaitu:
a. Disiplin Preventif
Adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk taat kepada tindakan
yang mendorong karyawan untuk taat kepada berbagai aturan yang berlaku
dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini tujuan disiplin
preventif ini adalah bagaimana sebuah organisasi menetapkan aturan, sikap,
dan apa yang harus dilakukan oleh seorang pekerja guna mencegah terjadinya
sebuah pelanggaran yang dapat dilakukan oleh seorang pegawai.
b. Disiplin Korektif
40
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.
8, hal. 141.
41
Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Refika Aditama, 2012),
Cet. 2, hal. 41
36
Jika ada karyawan yang melakukan sebuah pelanggaran atas ketentuanketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan,
kepadanya dikenakan sanksi disipliner. Berat dan ringannya sebuah hukuman
tergantung kepada seberapa besar bobot pelanggaran yang telah terjadi
c. Disiplin Positif
Disiplin positif ialah pembinaan mental karayawan yang kinerjannya tidak
memuaskan. Tujuannya adalah membantu karyawan untuk memperbaiki diri,
bukan pemberian sanksi. Pandangan ini didasarkan karyawan pada umunya
bersedia bertanggung jawab atas pekerjaannya.
d. Disiplin Progresif
Disiplin ini menititik beratkan kepada intervensi yang dilakukan oleh
manajemen/ pimpinan terhadap seorang pegawai yang mempunyai kinerja
yang tidak memuaskan, sebelumnya dirinya sendiri diberikan sanksi atau
bahakan diberhentikan. Tujuannya adalah memberikan kesempatan karyawan
tersebut sebuah kesempatan untuk dapat memperbaiki kinerjanya sebelum
sanksi atau pemberhentian di berikan kepadanya.
a. Disiplin Tanpa Hukuman
Disiplin tanapa hukuman diberikan dengan tujuan untuk memperoleh
penerimaan karyawan terhadap aturan, dengan mengurangi sifat punitive
(menghukum). Dengan cara memberikan cuti selam beberapa hari kepada
karyawan untuk memberikan waktu untuk berfikir untuk bersedia atau tidak
dalam mematuhi aturan-aturan yang berlaku.42
b) Pemberian Motivasi
Ada banyak kejadian yang sering ditemui seputar pegawai di dalam sebuah
organisasi, yaitu seseorang yang pegawai yang memiliki kemampuan yang memadai
dan berkualitas, akan tetapi pelaksanaan dalam bekerja dia memiliki kinerja yang
rendah dibandingkan dengan pegawai lainnya. Hal ini bukan disebabkan karena
42
Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21, (Jakarta:
Nusantara Consulting, 2011), hal. 131-134
37
mereka tidak mampu dalam bekerja sesuai dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan,
melainkan
karena
mereka
tidak
mempunyai
keinginan
untuk
melakukannya. Kondisi seperti itu disebabkan oleh rendahnya gairah kerja yang
berdampak pada penurunan kinerja. Oleh karena itu, penanganan yang paling tepat
ialah melalui peningkatan motivasi kinerja.
Motivasi merupakan proses psikologi yang membangkitkan dan mengarahkan
perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-director behavior. Manajer perlu
memahami proses psikologis ini apabila mereka ingin berhasil membina pekerja
menuju pada penyelesaian sasaran organisasi.43
Dalam teori X dan Y yang dikembangkan oleh MC Gregor, membagi sifat
manusia menjadi dua yaitu, Sifat manusia menurut teori X memiliki ciri, malas
belajar dan atau bekerja (pasif), mau bekerja kalau diperintah, diancam, atau dipaksa,
senang menghidar dari tanggung jawab, tidak berambisi dan cukup menjadi anak
buah saja dan tidak mempunyai kemampuan untuk mandiri, sedangkan teori Y sifat
manusia itu rajin belajar dan atau bekerja (aktif), bkerja adalah bermain shingga
menyenangkan, bekerja atas kesadaraan sendiri, kurang senang diawasi dan kreatif
dalam
memecahkan
masalah,
bertanggung
jawab,
berambisi
dan
mampu
mengendalikan dirinya sendiri mencapai tujuan organisasinya (mandiri)44. Dalam
sebuah organisasi khsusunya sekolah, setiap staf dan guru memiliki karakteristik sifat
yang berbeda-beda, maka dalam hal ini seorang pemimpin harus dapat mengambil
cara yang berbeda dalam memberikan motivasi, tergantung sifat dari guru itu sendiri.
Apabila para tenaga kependidikan memiliki motivasi yang positif, maka akan
memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam tugas atau
kegiatan. Dengan kata lain, seorang tenaga kependidikan akan melakukan semua
pekerjaanya dengan baik apabila ada faktor pendorongnya (motivasi). Dari sini dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor dalam usaha sekolah dalam
43
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hal. 378
Husaini Usman, Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara,
2008), hal. 255
44
38
meningkatkan kinerja gurunya, dengan melaksnakan motivasi yang dilakukan oleh
kepala sekolah diharapakan bahwa guru akan termotivasi dan dapat melaksanakan
tugas dan kewajibannya dengan baik, terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan
untuk memotivasi guru agar mau dan mampu meningkatkan kinerjanya, diantaranya:
a.
Tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang
dilakukannya menarik, dan menyenangkan.
b.
Tujuan kegiatan harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada tenaga
kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan mereka bekerja. Tujuan
kependidikan juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.
c.
Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiapa
pekerjaannya.
d.
Pemberian hadiah lebih baik dari pada hukuman, namun sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan.
e.
Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu tenaga kependidikan.
f.
Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual tenaga kependidikan,
misalnya perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap mereka terhadap
pekerjaannya.
g.
Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan
memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukan bahwa
pemimpin memperhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa
sehingga setiap tenaga kependidikan pernah memperoleh kepuasaan dan
penghargaan.45
Motivasi datang dari dalam diri manusia itu sendiri, dengan demikian seorang
pemimpin organisasi harus dapat menciptakan sebuah kondisi dimana pekerja dapat
termotivasi oleh dirinya sendiri.Menurut (Jhon Baldoni, 2005:5) motivasi merupakan
proses aktif yang didorong oleh serangkaian tindakan yang dapat dikelompokan
dalam tiga kelompok yaitu :
45
Ibid., hal. 88
39
1. Energize (memberi daya), adalah apa yang dilakukan pemimpin ketika mereka
memberikan contoh, melakukan komunikasi dengan jelas, dan memberi
tantangan dengan tepat.
2. Encourage (mendorong), adalah apa yang dilakukan pemimpin untuk
mendukung proses motivasi melalui pemberdayaan, coaching dan pengakuan.
3. Exhort (mendesak), adalah bagaimana pemimpin menciptkan pengalaman
berdasarkan pengorbanan dan inspirasi yang mempersiapkan dasar bagi motivasi
untuk tubuh dengan subur. 46
c) Penghargaan
Pemberiaan penghargaan yang diberikan oleh sekolah terhadap guru terhadap
hasil kerja yang telah dilaksanakannya akan sangat berdampak terhadap peningkatan
kinerja guru itu sendiri. Melalui penghargaan ini tenaga kependidikan dirangsang
untuk meningkatkan kinerja yang positif. Penghargaan harus didasari atas prestasi
kerja yang ditunjukan oleh seorang guru itu sendiri, sehingga akan mendorong guru
atau pegawai lainnya juga akan terdorong untuk meningkatkan lagi kinerja mereka.
Randal S. Schuler dan Susan E. Jackson dalam sinambela (2012:133-134)
mengemukakan enam dasar untuk memberikan dorongan melalui penghargaan.
1.
Jangan memberikan penghargaan kepada setiap orang dengan cara yang sama.
2.
Akuilah bahwa kegagalan memberikan tanggapan juga
mempunyai
konsekuensi yang bersifat mendorng.
3.
Beritahu kepada pegawai apa yang harus mereka lakukan untuk medapatkan
penghargaan.
4.
Beritahukan kepada pegawai hal-hal yang keliru mereka lakukan
5.
Jangan hukum siapapun didepan orang lain.
6.
Bersikap Adil47
46
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hal. 385-389
Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan
dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 97-98
47
40
Pemberiaan penghargaan yang dilakukan secara tepat kepada guru diharapkan
dapat meningkatkan kinerja guru itu sendiri, mereka akan merasa bahwa tugas dan
pekerjaan yang telah dilakukan telah dihargai. Selain itu dengan adanya apresiasi
yang diberikan oleh pihak sekolah atas hasil kerja yang telah ditunjukan maka akan
dapat menimbulkan semangat baru yang akan berdampak bagi peningkatan kinerja
guru itu sendiri
d) Pelatihan
Pelatihan memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan kemampuan guru
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dengan diberikannya pelatihan kepada
guru akan memberikan guru sebuah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
baru yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas. Menurut Randal S. Schuler, Susan E. Jackson dalam Sinambela, sasaran
pelatihan bagi pegawai adalah menguasai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang ditekankan pada program pelatihan serta menerapkannya pada kegiatan seharihari.48
Pendidikan, pelatihan dan pengembangan merupakan proses yang harus ditempuh
oleh guru pada saat menjalani tugas-tugas kedinasan. Kegiatan ini diorganisasikan
secara beragam dan berspektrum luas dengan tujuan untuk meningkatkan
kompotensi, keterampilan, sikap, pemahaman, dan performansi yang dibutuhkan oleh
guru saat ini dan dimasa yang akan datang.49
Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan sekolah dalam rangka peningaktan
kinerja guru merupakan sebuah inventasi yang sangat penting bagi sekolah, terutama
dalam hal tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang baik
sehingga akan berpengaruh terhadap jalannya organisasi sekolah tersebut.
Alasan esensial lain diperlukannya pembinaan dan pengembangan guru adalah
karakterisktik tugas yang terus berkembang seirama dengan perkembangan Ipteks,
48
49
Ibid,. hal. 80
Sudarwan Danim dan H. Khairil, Profesi Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3, hal. 31
41
disamping reformasi internal pendidikan itu sendiri50. Perkembangan IPTEK akan
terus berkembang sehingga hal ini harus mendorong pihak sekolah atau pihak yang
terkait dalam menyusun sebuah program pelatihan yang dapat mengimbangi
perkembangan zaman.
Dalam pembinaan dan pengembangan ada beberapa strategi yang umumnya
dipakai dalam pelatihan dan pendidikan yaitu:
1. In- house training
Adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru,
sekolah atau tempat lain yang yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
pelatihan. Strategi
ini
dilakukan
berdasarkan pemikiran bahwa
dalam
meningkatkan kemampuan dan kompotensi tidak harus dilakukan secara
eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memilki kompotensi yang belum
dimiliki oleh guru lain. Dengan kata lain guru yang belum mengusai
kemampuan/kompotensi yang baik, akan dibantu oleh guru lain yang memiliki
kompotensi yang sudah baik sebagai pelatih dan membimbing secara langsung
disekolah.
2. Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
MGMP adalah upaya peningkatan profesionalan guru melalui cara
bermusayawarah yang dilakukan ditingkat gugus. Di gugus ini, para guru
berkumpul secara berkala untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan profesi dan tugas-tugas mengajar mereka. Dalam kegiatan ini diupayakan
kegiatan pengayaan penguasaan bidang studi , mendiskusikan metode baru dalam
pelaksanaan pengajaran.
3. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus
Pelatihan jenis ini diselenggarakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi
wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar,
menengah, lanjut dan tinggi. Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan
50
Ibid,. hal. 31
42
berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan khusus
baru dalam keilmuan tertentu.
4. Studi Lanjut
Perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan
pesat sehingga mendorong guru untuk tidak berdiam diri saja melainkan wajib
meningkatkan pengatahuan yang telah dimilikinya. Untuk itu, sekolah harus
mendorong dan member kesempatan pada guru-gurunya untuk mengambil kuliah
lanjut (magister) untuk menambah wawasan akademik ataupunprofesionalnya.
5. Pemberdayaan Organisasi Profesi
Guru di Indonesia sudah dihimpun dalam suatu organisasi yang bernama
Persatuan Guru Rpublik Indonesia (PGRI). Sebagai suatu asosiasi perlu
melaksanakan training profesi untuk meningkatkan kualitas anggota dan
pengakuan masyarakat maupun pemerintah. Pelaksanaan training dapat
dilaksanakan oleh pmerintah yaitu departemen terkait untuk meningkatkan
kemampuan dan kinerja, tetapi juga oleh asosiasi profesi porfesi untuk
pertumbuhan jabatan dan efektifitas profesi dan organisasi.51
e) Pengawasan Kinerja Guru
Hal yang terakhir yang harus dilakukan oleh sekolah, dalam hal ini kepala sekolah
adalah sebuah program pengawasan yang di lakukan terhadap guru dalam mengawasi
hasil kinerjanya. Pengawasan (supervisi) adalah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu pada guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.52 Pengawasan bertujuan untuk melihat sejauhmana
hasil kinerja yang telah dilaksanakan setelah proses pembinaan yang telah dilakukan,
apakah ada sebuah perubahan yang mengarah kearah positif atau sebaliknya.
Peningkatan mutu akan dapat dipenuhi, jika pembinaan yang dilakukan dibarengi
dengan sebuah program yang berkulitas dan konsisten dalam pelaksanaannya,
51
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 174-176
52
Ibid., h 289
43
kemudian dibutuhkan perlu penerapan pengawsan yang insentif, agar semua
pelaksanaan program dan kegiatan dapat memenuhi standar dan pencapaian yang
terukur.53
Dalam pelaksanaan pengawasan, kepala sekolah harus memperhatikan prinsipprinsip berikut :
1.
Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis.
2.
Dilaksanakan secara demokratis.
3.
Berpusat pada tenaag kependidikan
4.
Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga pendidikan
5.
merupaakn bantuan profesional54
Pelaksanaan pengawasan harus dilakukan dengan baik, hal ini dikarenakan
dengan pengawsan yang baik diharapkan dapat mencegah agar guru tidak melakukan
sebuah penyimpangan dalam melaksanakn tugas dan kewajibannya. Selain itu dalam
pelaksanaannya pengawasan harus dapat menciptkan kesan bahwa guru tidak sedang
diawasi dan merasa terbebani dalam melaksanakan pekerjaan, melainkan harus dapat
menciptakan kesan bahwa pengawasan yang dilakukan dapat membantu dan
meningkatkan kinerja guru tersebut.
3. Kepala Sekolah Sebagai Pembina Kinerja Guru
Usaha dalam meningkatkan kualitas kinerja guru di sekolah merupakan sebuah
keharusan. Kinerja guru harus terus dibina guna menghadapi perkembangan
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan pesat. Dalam pelaksanaan
pembinaan tersebut merupakan tanggung jawab dari pemerintah, organisasi keguruan,
kepala sekolah dan yang terpenting adalah guru itu sendiri. Kepala sekolah sebagai
pemimpin di sekolah merupakan garda paling depan dalam pelaksanaan pembinaan
kinerja guru di sekolah itu sendiri.
53
H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2011), hal. 193
54
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.
8, hal. 113
44
Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam sekolah. Sebagai
seorang pemimpin dipundaknyalah keberhasilan sekolah ditentukan. Kepala sekolah
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dalam hal menggerakan seluruh
komponen-komponen yang ada di sekolah dalam hal memajukan mutu pendidikan di
sekolah. Maka dalam hal ini peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
merupakan hal yang vital, karena kepala sekolah harus dapat membuat sebuah
program pembinaan yang baik dan mendukung ketercapaian peningkatan kinerja guru
itu sendiri.
Kepala sekolah mempunyai tugas dalam pengelolaan kegiatan pendidikan yang
berada di sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Maka untuk mencapai itu semua
seorang kepala sekolah harus dapat menggali dan mendayagunakan seluruh sumber
daya sekolah guna mencapai tujuan sekolah. Fungsi kepala sekolah utamanya adalah
dalam hal pelaksanaan pengelolaan sumber daya sekolah khususnya guru sebagai
tulang punggung utama disekolah, pengelolaan sumber daya yang baik akan
berdampak langsung kepada pencapaian tujuan sekolah itu sendiri.
Kepala sekolah juga perlu memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya
dengan baik, yang diwujudkan dengan penyusunan program, mengorganisasikan
personalia, memberdayakan guru dan tenaga pendidikan, serta mendayagunakan
sumber daya sekolah secara unggul.55 Dengan demikian pembinaan guru merupakan
sebuah kewajiban yang harus dilaksnakan oleh kepala sekolah guna meningkatkan
kinerja guru itu sendiri, yang diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kinerja
sekolah secara keseluruhan.
Pengembangan guru dan staf merupakan pekerjaan yang harus dilakukan kepala
sekolah
dalam
manajemen
personalia
pendidikan,
yang
bertujuan
untuk
mendayagunakan guru dan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang
optimal56. Dengan demikian pembuatan sebuah program yang terencana dengan baik
55
Sudarman dan H.Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3 hal. 80
H.E.Mulyasa, Manajemen dan Kepempinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,
2011),hal 63
56
45
merupakan sebuah hal yang utama dalam hal pencapaian tujuan sekolah. Dari sekian
banyak program yang dibuat, program peningkatan kinerja guru merupakan sebuah
program yang terpenting yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah, guru
merupakan elemen penggerak utama dalam kegiatan sekolah, maka untuk mencapai
sebuah tujuan sekolah peningkatan kinerja guru merupakan suatu keharusan.
Guna melaksanakan pembinaan kinerja guru di sekolah, kepala sekolah perlu
memiliki kemampuan dalam mengelola guru dan tenaga kependidikan yang meliputi :
a.
Menginventarisasi karakteristik guru dan tenaga kependidikan yang
efektif.
b.
Memanfaatkan dan memelihara guru dan tenaga kependidikan.
c.
Memfasilitasi
pengembangan
profesionalisme
guru
dan
tenaga
kependidikan.
d.
Membina hubungan kerja yang harmonis.
e.
Memelihara dokumentasi personel sekolah atau mengelola administrasi
personel sekolah.
f.
Mengelola konflik.
g.
Memiliki apresiasi, empati, dan simpati terhadap guru dan tenaga
kependidikan.57
Sekolah selalu menuntu bagi guru agar mampu melaksanakan tugas yang
diembannya dengan optimal, serta dituntut untuk dapat bekerja lebih baik lagi.Tapi
guru sebagai seorang manusia juga membutuhkan pengembangan dan peningkatan
dirinya. Disinilah peran kepala sekolah dalam menyusun sebuah program pembinaan
yang bertujuan untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja guru.
Peranan guru dalam menentukan keberhasilan suatu sekolah sangatlah dominan.
Hal ini menyebabkan kepala sekolah harus betul-betul memahami bagaimana cara
57
Sudarman dan H.Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3 hal. 91
46
mengelola guru. Dalam pelaksanaan pembinaan guru, kepala sekolah mempunyai
tanggung jawab untuk dapat mengarahkan pembinaan untuk :
a.
Mencapai tujuan sekolah.
b.
Membantu anggota individu untuk memperoleh kedudukan dan standar
penampilan kerja kelompok.
c.
Memaksimalkan pengembangan karier anggota.
d.
Mempersatukan (reconcile) antara tujuan individu-individu dengan tujuan
organisasi.58
Tugas kepala sekolah dalam melaksanakan pembinaan tidalah mudah, selain
bertujuan untuk mencapai tujuan sekolah, tetapi juga harus memperhatikan tujuan
pribadi dari staf fan guru itu sendiri. Peran kepala sekolah adalah harus dapat
menyatukan semua kepentingan pribadi yang ada untuk mencapai tujuan sekolah itu
sendiri.
Pembinaan bertujuan meningkatkan dan mengembangakan kemampuan guru
yang ada supaya lebih baik lagi, dalam hal ini ada beberapa indikator keberhasilan
kepala sekolah dalam proses pembinaan guru yaitu :
a.
Sekolah menciptakan hubungan kerja kesewatan dianatara semua guru, staf
dengan seluruh warga sekolah.
b.
Terdapat program pengembangan profesionalitas guru dan staf.
c.
Terdapat asesmen mengenai kekuatan dan kekurangan setiap guru dan staf,
terutama berkaitan dengan kompetensi dan keterampilan tentang pelaksanaan
pembelajaran.
d.
Terdapat database mengenai profil guru dan staf mencakup berbagai aspek
yang berhubungan dengan kompetensi professional.
e.
Kesempatan yang tersedia untuk pengembangan kapasitas professional.
58
wahjosumido, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2010), cet. 7,
hal. 273
47
f.
Guru aktif mengikuti dan memanfaatkan kegiatan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), dan kegiatan organisasi lainnya untuk pengembangan
diri.
g.
Guru aktif secara mandiri dalam berbagai kegiatan pengembangan
professional (penataran, pelatihan, seminar, dan pengadaan buku referensi
pribadi).
h.
Guru aktif menulis karya ilmiah (KTI) untuk mengkomunikasikan
pengalaman dan pemikirannya, baik melalui artikel, makalah, maupun laporan
penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas.59
Pembinaan kinerja guru di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah
sebagai pemimpin. Kepala sekolah wajib memiliki kemampuan dalam pembuatan
program pembinaan dan stategi yang akan digunakan. Strategi dalam pembinaan
seperti yang dibahas di atas, harus dijalankan dengan baik, hal ini bertujuan agar
jalannya pembinaan yang ada dapat berjalan dengan baik. Tetapi dalam
pelaksanaannya kepala sekolah tidak boleh bergerak sendiri, melainkan juga harus
dapat menggerakan seluruh komponen pendukung dunia pendidikan baik pihak
eksternal. Seperti pemerintah, organisasi keguruan, perguruan tinggi dan lainnya.
Sedangkan yang terpenting adalah kemampuan kepala sekolah mengajak seluruh
aspek internal yang berada di sekolah untuk bersama-sama ikut serta jalannya
program pembinaan tersebut.
59
H.E.Mulyasa, Manajemen dan Kepempinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,
2011),hal 68-69
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat yang dijadikan penulis objek penelitian adalah SMK Islamiyah Ciputat
Tangerang Selatan, yang berlokasi di Jl Kihajar Dewantara ciputat, Tangerang
Selatan. Adapun waktu yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian yaitu pada
bulan Januari 2014 sampai Februari 2014.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif deskritif analisis
yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang
secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk
menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada kesimpulan.1
C. Teknik Pengambilan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik sebagai berikut :
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), Cet. 8, h. 60
48
49
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung.2 Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data mengenai kondisi
objek yang diteliti, melihat aspek-aspek kinerja guru, juga melihat sikap kepala
sekolah dalam memberikan contoh disiplin, pengawasan guru di kantor dan di kelas.
Tujuan observasi ini untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kinerja guru dan
cara pembinaan yang dilakukan. Tujuan pengamatan ini untuk memperoleh data
mengenai keadaan sekolah yang diteliti, guru, sarana dan prasarana dan data-data
yang mendukung lainnya. Guna mendapatkan data penelitian ini penulis mendalami
data dan fakta terhadap sumber-sumber kunci yaitu: kepala sekolah, wakil kepala
sekolah sebagai puncak pimpinan dalam lembaga sekolah serta, guru.
2. Studi Dokumentasi
Studi
documenter
merupakan
suatu
teknik
pengumpulan
data
dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik.3 Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis yang digunakan untuk mencari data yang telah tersedia,yaitu
mengenai latar belakang sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, siswa serta
karyawan, serta saran prasarana yang ada di SMK Islamiyah Ciputat.
3. Wawancara
Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara
individual dalam memperoleh informasi dan data.4 Dalam pengumpulan data ini
dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak terkait, guna mendapatkan
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), Cet. 8, h. 220
3
Ibid., h. 221-222
4
Ibid., h. 216
50
keterangan mengenai kinerja guru serta pelaksanaan pembinaan yang dilaksanakan.
Dalam pengumpulan data melalui wawancara, penulis melakukan wawancara
terhadap pihak yang terkait dalam masalah penelitian, yaitu kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah dan 12 orang guru yang mengajar di SMK Islamiyah. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan data tentang pembinaan kinerja yang dilakukan.
D. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan,tahap berikutnya adalah
analisis data. Pada tahap ini, data dikerjakan dan dimanfaatkan sehingga dapat
menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalanpersoalan yang diajukan peneliti.
1.
Klasifikasi data yakni proses pengelompokkan data yang berupa jawaban dari
pertanyaan terbuka, atau proses pengumpulan data berdasarkan jawabanjawaban sumber data informasi.
2.
Kategorisasi data yakni proses pengelompokkan data atau jumlah informasi
berdasarkan aspek-aspek masalah yang disusun atas dasar pikiran intuisi,
pendapat, atau kriteria tertentu. Proses pengelompokan jawaban-jawaban
sumber data berdasarkan aspek-aspek masalah yang ditanyakan.
3.
Interprestasi data yaitu proses penafsiran dan perbedaan dari data untuk
ditarik kesimpulan berdasarkan kerangka berfikir yang telah ditentukan.
E. Validasi Data
Menggunakan trianggulasi
1. Kredibilitas : Pengecekan data dari sumber untuk memastikan kredibilitas
2. Dependabilitas : Melakukan audit keseluruhan proses peneliti
3. Konfirmabilitas : Mengaji hasil penelitian dikaitkan dengan proses
51
Tabel 2
Kisi-kisi pertanyaan dalam wawancara.
Variabel
Indikator
Pengawasan kinerja
Pembinaan Disiplin
Pemberian Motivasi
Pembinaan
Penghargaan
Pelatihan
Penilaian
Butir Pertanyaan
5,6,7,8
9,10,11
12,13
14,15
16,17,18,19,1,2,3
4
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil SMK Islamiyah Ciputat
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK ISLAMIYAH CIPUTAT
SMK Islamiyah Ciputat merupakan lembaga pendidikan yang berada dalam
naungan Yayasan Islamiyah. Yayasan islamiyah didirikan pada tahun 1965 oleh Drs.
H. Zarkazih Noer yang mempelopori pembangunan Yayasan Islamiyah Ciputat ini.
SMK Islamiyah sebagai sekolah kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap
pakai. Di bawah naungan Yayasan Islamiyah SMK Islamiya Ciputat didirikan pada
tahun 1980 berdasarkan Akta Notaris R.Soerojo Wongsowidjojo, SH No.16 Tanggal
11 Agustus 1978 dan Surat Keputusan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Propinsi Jawa Barat No. 786/102.5/11.81 tanggal 27 Mei 1981. Ketua
Yayasan Islamiyah Ciputat adalah : H. Agus Salim,S.Pd, MM. Beliau juga salah satu
pendiri STIE Yayasan Islamiyah Ciputat
SMK Islamiyah Ciputat merupakan sekolah menengah kejuruan yang berdiri
sejak 30 tahun yang lalu. Awal berdiri sekolah ini bernama SMEA Islamiyah Ciputat
dan berubah menjadi SMK Islamiyah Ciputat dengan program keahlian yang ada baru
satu yaitu Tata Niaga, kemudian tahun berikutnya menambah program keahlian baru
yakni Sekretaris. Menginjak tahun 2000 SMK Islamiyah menambah program yang
52
53
lain yaitu Akuntansi, dan tahun 2007 program keahlian berikutnya yaitu Teknik
Komputer dan Jaringan.
Awalnya proses kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan di gedung sekolah
swasta lain karena yayasan belum mempunyai gedung sendiri. Namun kini Yayasan
Islamiyah Ciputat telah memiliki gedung sendiri.
Beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti paskibra, marawis atau futsal menjadi
sarana bagi anak didik yayasan Islamiyah untuk menyalurkan minat, bakat dan
kreatifitas mereka. Salah satu prestasi yang bisa dibanggakan dari yayasan ini yaitu
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) SMA Islamiyah Ciputat pernah
mewakili kabupaten Tangerang di tingkat nasional.
Mengedepankan pendidikan berorientasi pada prinsip-prinsip Islam yang
bernaungan IPTEK & IMTAQ merupakan visi dari yayasan ini dalam mendidik dan
membimbing anak didiknya agar menjadi insan-insan muda yang berkualitas,
berprestasi serta berakhlak baik. Terlebih lagi dengan adanya dukungan i-Skola
layanan info penting kepada Orangtua/ Wali murid. Diharapkan lulusan yayasan ini
selain memiliki wawasan IPTEK yang luas juga memahami, mendalami dan
menguasai kaidah serta ajaran Islam yang telah ditanamkan kepada mereka selama
mengenyam bangku pendidikan di Yayasan Islamiyah Ciputat . Kedua hal tersebut
dirasa bisa menjadi bekal bagi masa depan mereka
2. Visi dan Misi SMK Islamiyah Ciputat
a. Visi SMK Islamiyah Ciputat
1. Membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan terampil
dalam keimanan dan ketaqwaan serta mampu bersaing pada tingkat
nasional
b. Misi SMK Islamiyah Ciputat
1. Menyiapkan calon tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang bisnis
manajemen, teknologi informasi dan komunikasi, memiliki daya juang
54
tinggi, kreatif, inovatif, dan produktif dan mempunyai landasan iman dan
taqwa yang kuat
2. Meningkatkan kualitas SDM dengan kemampuan profesional sesuai
dengan tuntutan dunia usaha/industri
3. Menjadikan SMK Islamiyah sebgai tempat untuk mengembangkan
kemampuan dengan tingkat keterampilan yang tinggi, sehingga mampu
bersaing di tingkat daerah maupun nasional
3. Tujuan SMK Islamiyah Ciputat
Memberikan rasa aman, nyaman, dan mempererat rasa kekeluargaan diantara
warga SMK Islamiyah dan sekitarnya.
4. keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMK Islamiyah
Dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah diamanatkan dalam UndangUndang khususnya di sekolah, tidak hanya ditanggung oleh guru semata, melainkan
keterkaitan di antara seluruh unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri.
a.
Keadaan Guru
Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di sebuah
lembaga pendidikan, kemampuan guru dalam proses belajar mengajar akan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Adapun jumlah tenaga pendidik di SMK Islamiyah Ciputat berjumlah 56
orang, termasuk kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. Dari data guru yang
ada, seluruh guru yang mengajar di SMK Islamiyah ciputat seluruhnya adalah
lulusan S1 dan hampir 90 % diantaranya S1 di bidang pendidikan. Dari seluruh
guru, ada beberapa guru yang telah lulus S2, dan banyak juga guru yang sedang
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
b.
Keadaan Karyawan
Karyawan adalah salah satu unsur yang berada dalam lembaga pendidikan di
sekolah. Kemampuan karyawan dalam mendukung jalannya pendidikan di
sekolah tidak bisa dikesampingkan. Jalannya sekolah tidak bisa dilepaskan dari
55
administrasi yang terencana dan baik, adapun yang dimaksud karyawan di sini
adalah staf tata usaha, kebersihan, dan keamanan. Karyawan yang terdapat di
SMK Islamiyah sebanyak 14 orang. Yang terdiri atas enam orang staff tata
usaha administrasi, tiga orang keamanan sekolah, dan lima orang merupakan
bagian kebersihan sekolah.
c.
Keadaan Siswa
Peserta didik merupakan salah satu unsur yang juga penting didalam sebuah
lembaga pendidikan, karena tanpa adanya peserta didik kegiatan di sekolah tidak
akan berlangsung. Adapun peserta didik di SMK Islamiyah terdiri atas empat
jurusan/kompetensi keahlian yang terdiri atas Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ),
Tata Boga (TB), Akutansi (AK), Pemasaran (PM), Administrasi Perkantoran (AP)
yang terdiri atas 30 kelas dengan jumlah peserta didik 1271. Data peserta didik
terlampir dibawah ini :
Tabel 3
Daftar Peserta Didik SMK Islamiyah Ciputat
No
Kelas
Jurusan
Jumlah Siswa
Laki-
Total
Perempuan
laki
1
X
Akuntansi
77
23
100
2
X
Administrasi Perkantoran
76
25
101
3
X
Pemasaran
38
69
107
4
X
Teknik Komputer dan Jaringan
10
106
116
5
X
Tata Boga
19
19
38
6
XI
Akuntansi
60
22
82
7
XI
Administrasi Perkantoran
84
19
103
56
8
XI
Pemasaran
64
93
157
9
XI
Teknik Komputer dan Jaringan
13
63
76
10
XI
Tata Boga
11
13
24
11
XII
Akuntansi
66
21
87
12
XII
Administrasi Perkantoran
98
16
114
13
XII
Pemasaran
23
69
92
14
XII
Teknik Komputer dan Jaringan
13
61
74
652
619
1271
Total
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan adalah penunjang dalam proses pendidikan di
sekolah, dengan didukung sarana dan prasarana yang baik dan berkualitas, maka
peranan sarana dan prasarana ini tidak boleh dikesampingkan. Adapun sarana dan
prasarana yang terdapat di SMK Islamiyah Ciputat terdiri atas 30 ruangan kelas yang
telah ada dan beberapa kelas lagi sedang dalam tahap pembangunan. Ruang lab yang
terdapat di SMK Islamiyah terdiri atas, satu ruang lab fisika, satu ruang lab bahasa,
dua lab computer dan satu lab multimedia. Juga memiliki satu perpustakaan dan satu
ruang praktek/bengkel. Sedangkan sarana penunjang lainnya adalah satu ruang kepala
sekolah dan guru, ruang pelayanan administrasi, ruang BP/BK. Selain itu juga ada
ruang osis, pramuka, koperasi dan UKS. Dan sarana lainnya adalah satu ruang
ibadah, tujuh toilet dan gudang sekolah.
B.Deskripsi dan Analisis Data Pembinaan Kinerja Guru
Dalam
penelitian,
penulis
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif,
pengumpulan data di lapangan penulis menggunakan beberapa metode yang
digunakan, yaitu: observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penggunaan metode
tersebut diharapkan dapat membantu penulis dalam mengetahui kondisi sekolah SMK
Islamiyah Ciputat, khsususnya yang berkaitan tentang peran pembinaan kepala dalam
mewujudkan kinerja sekolah di SMK Islamiyah. Melalui kegiatan observasi penulis
57
melakukan pengamatan yang bertujuan mengetahui keadaan sekolah, siswa, guru dan
juga saran dan prasarana di sekolah.
Wawancara dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk menggali informasi
langsung dari guru, wakil kepala sekolah dan kepala sekolah. Wawancara
dilaksanakan berkaitan dengan peran pembinaan kepala sekolah dalam mewujudkan
kinerja guru di sekolah, yang dimulai dari kinerja guru, kompetensi guru, peran dan
tugas guru. Disamping juga faktor yang mempengaruhi kinerja, Penilaian Kinerja,
Pengawasan kinerja, Pembinaan Disiplin, Pemberian Motivasi, Penghargaan dan
Pelatihan.
Sedangkan dokumentasi yang dilaksanakan penulis adalah untuk mencari datadata yang berkaitan dengan sekolah, seperti profil, keadaan guru, siswa dan karyawan
dan juga sarana dan prasarana, yang akan mendukung dalam penyelesaian penelitian.
Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dengan wawancara, observasi, dan
dokumentas, diharapkan dapat mengungkapkan bagaimana peran kepala sekolah
dalam mewujudkan kinerja guru di sekolah, bentuk pertanyaan dan jawaban dari
setiap responden yang telah dilakukan analisis dituangkan dalam bentuk deskripsi
sebagai berikut.
1 Faktor yang mempengaruhi kinerja
Dengan menganalisis jawaban yang telah di berikan oleh guru, ternyata banyak
sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, seperti iklim kerja,
profesionalisme guru, sarana dan prasarana. Dari hasil wawancara itu adalah sebagain
dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru di SMK Islamiyah ciputat,
tetapi dari seluruh faktor tersebut, manyoritas menjawab bahwa faktor ekonomi
sangatlah berpengaruh terhadap kinerja guru itu sendiri. Dari faktor internal yang
terdapat di sekolah kesejahteraan guru harus lebih diperhatikan lagi, dengan
kesejahteaan yang baik akan menjadi penyemangat dalam pelaksanaan kinerja guru
itu sendiri.1. Dilihat dari hasil wawancara yang telah di laksanakan, ternyata faktor
1
Hasil wawancara dengan kepla sekolah bapak Mulyono
58
ekonomi mendapat jawaban yang paling banyak, hal ini menandakan bahwa
kesejahteraan guru, khususnya guru yang belum termasuk guru PNS tingkat
kesejahteraannya masih kurang.
Hal ini mengakibatkan kinerja guru sedikit terganggu di karenakan faktor
ekonomi tersebut. Seorang guru juga merupakan seorang manusia yang mempunyai
perasaan, kesulitan dan tidak nyaman.2 Secara langsung memang hal ekonomi belum
terlalu berpengaruh dalam jalannya pendidikan di sekolah, Tetapi konsensekuensi
dari kurangnya kesejaheraan menyebabkan, banyaknya guru di SMK Islamiyah
mengajar lebih dari satu tempat. Banyak guru yang tidak hanya mengajar di SMK
Islamiyah saja, tetapi juga di sekolah lainnya, hal ini akan berdampak kepada
efektivitas belajar di sekolah, ketika berbenturan antara sekolah yang satu dengan
sekola lainnya, sehingga salah satu harus ada yang ada dikorbankan.3
Dengan mengajar lebih dari dua tempat, langsung tidak langsung akan
berpengaruh terhadap diri guru itu sendiri, guru akan terbagi waktu dan pikirannya
terhadap beberapa tempat sekaligus, belum juga bisa mengakibatkan kelelahan secara
fisik yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat kehadiran guru. Hal ini
bukannya tidak disadari oleh pihak sekolah, kepala sekolah telah berupaya dengan
melakukan konsultasi dengan pihak yayasan, walaupun nilainya tidak seberapa pihak
sekolah masih mengupayakan peningkatan dari tingkat kesejahteraan guru itu sendiri,
selain itu pihak sekolah juga berupaya agar seluruh guru di sekolah mengikuti
sertifikasi guru.
Selanjutnya faktor terpenting yang mempengaruhi dari hasil analisis jawaban ada
adalah bagaimana keikut sertaan orang tua di sekolah yang masih kurang. Keikut
sertaan orang tua di sekolah juga kurang, orang tua hanya menyerahkan anak 100%
kepihak sekolah tanpa ikut serta di dalamnya.4 Dari sini terlihat bahwa seharusnya
orang tua murid harus juga terlibat dalam berbagai proses pendidikan yang ada di
2
Hasil wawancara dengan bapak Amel Darmawel
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi
4
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi
3
59
sekolah sesuai dengan kewenangannya, orang tua harus bisa dilibatkan dalam setiap
pengambilan kebijakan dan ikut serta dalam pelaksanaan juga ikut serta dalam
memberikan kritik, saran dan masukan agar kebijakan yang ada lebih baik lagi.
Keikut sertaan orang tua diharapkan jadi mitra guru dalam pelaksanaan proses
pendidikan, tidak hanya di dalam sekolah melainkan juga di luar sekolah
Dari hasil wawancara diatas dapat diberi gambaran bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru di sekolah cukup beragam sesuai dengan jawaban yang
diberikan, akan tetapi banyak dari tersebut yang mengarah kepada tingkat
kesejahteraan yang diperoleh guru oleh pihak sekolah yang masih dianggap kurang,
hal ini berdampak kepada banyaknya guru yang memilih mengajar di dua bahkan tiga
tempat sekaligus, hal ini dapat bisa mengakibatkan berpengaruh kepada efektiviats
pembelajaran, hal ini terjadi bila guru tersebut mempunyai dua kepentingan yang
bentrok di sekolah yang diajarnya, sehingga hal ini akan mengakibatkan guru akan
mengorbankan salah satu baik sekolah SMK Islamiyah atau sekolah lainnya yang
berakibat pada efektivas kerjanya sendiri. Hal ini bukannya tidak disadari oleh kepala
sekolah, kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah selalu mengupayakan
perbaikan kesejahteraan melalui yayasan, walaupun peningktan yang didapatkan
tidak terlalu besar akan tetapi usaha kepala sekolah patut diapresiasi.
2. Pengawasan kinerja
Pengawasan adalah salah cara bagi pimpinan dalam hal ini kepala sekolah guna
melihat bagiamana kinerja guru yang ada. Dari wawancara dengan guru dan kepala
sekolah diketahui bahwa kepala sekolah telah melaksanakan pengawasan dengan
sangat baik. Pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah biasanya berupa,
pengawsan di kelas, kedisiplinan guru, dan bagaimana cara mengajar guru itu
sendiri.5 Kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap beberapa hal yang ada di
sekolah, khusunya yang berhubungan dengan guru, ada beberapa aspek yang diawasi
seperti, kedisiplinan, cara mengajar dan pengecekan administrasi guru.
5
Hasil wawancara dengan ibu Nurmaely
60
Dalam hal pengawasan kepala sekolah menggunakan supervisi guna memantau
kinerja guru, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Pengecekan secara
langsung biasanya kepala sekolah akan berkeliling untuk melihat langsung bagaimana
cara seorang guru dalam mengajar juga kelengakapan dokumen pendukung
pembelajaran, seperti RPP dan Silabus.6 Dengan demikian, kinerja guru akan lebih
terarah dan akan berdampak pada bagaiaman mereka akan berusaha secara optimal
dalam mennjalankan tugasnya sebagai guru.
Pegawasan selanjutnya adalah bagaimana kepala sekolah sangat fokus terhadap
tingkat kehadiran guru di sekolah, karena kehadiran guru sangat berkaitan dengan
jalannya pembelajaran di dalam kelas, kepala sekolah sedang berusaha dalam
meningkatkan tingkat kehadiran guru, yang sebelum kepemimpinannya tingkat
kehadiran guru masih kurang baik, sehingga pengawasan terhadap kehadiran guru
sangat diperhatikan.
Dalam pelaksanaan pengawasanan kehadiran guru, maka diterapkan absen di
kantor yang dikelola guru piket, dan absen di kelas.7 Maksud dari pengawasan seperti
ini diharapkan diketahui apa guru itu benar masuk ke sekolah atau pun tidak,
sedangkan walaupun kesekolah apa guru itu juga masuk kekelas atau tidak, dengan
diterapkannya absen ganda seperti ini diharapkan akan diketahui guru itu rajin atau
tidak melaksanakan pemebelajaran di dalam kelas.
Ketika ada guru yang tidak masuk, ataupun ada guru kelas yang kosong tidak ada
gurunya, maka kepala sekolah akan langsung bertanya kepada guru piket, siapa yang
hari ini tidak masuk kemudian kepala sekolah akan langsung menelopon untuk
memastikan kenapa guru yang bersangkutan itu tidak masuk kerja hari itu. Selain
mengawasi guru kepala sekolah juga memberikan contoh, khusunya dalam hal
kediplinan, ditandai dengan datangnya kepala sekolah lebih awal dan kemudian
langsung bersama guru piket berdiri di depan pintu masuk sekolah untuk melihat
keadaan, dengan hal seperti ini menurut beberapa guru bisa menjadikan contohnya
6
7
Hasil wawancara dengan bapak Abdul Ahyani
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi
61
yang baik bagi bawahannya, apa bila kepala sekolah sebagai pemimpin saja bisa
menjadi contoh dengan datang lebih baik, maka guru akan malu jika datang
terlambat, bahkan tidak masuk kesekolah.
Hal yang terpenting selanjutnya dalam hal pengawasan adalah bagaimana
pengwasan itu tidak hanya berasal dari kepala sekolah dan pimpinan lainnya,
melainkan juga melibatkan guru, bahkan murid itu sendiri. Dengan dilibatkannya
murid maka pengawasan yang dilaksanakan akan lebih baik, karena murid yang
merasakan dan melihat langsung tentang sikap dan bagaimana guru itu mengajar.
Selanjutnya dalam masalah pengawasan keterlibatan guru tidak hanya sebagai
pihak yang di awasi dan dinilai saja, melainkan guru juga dapat diberikan masukan
oleh kepala sekolah dan pimpinan lainnya tentang kinerjanya, maupun juga dapat
memberikan masukan tentang segala masalah yang dihadapi dalam forum pertemuan
antar guru dan pimpinan sekolah yang biasa dilaksanakan perminggu, perbulan dan
persemester ada pertemuan, antara guru, wali kelas, kajur pimpinan yang saling
berdiskusi tentang hal-hal yang terjadi di sekolah, sehingga bisa dicarikan solusi
bersama.
Dari sini dapat dilihat bahwa pengawasan adalah bentuk kepala sekolah dalam
memantau bagaimana kinerja guru yang ada di sekolah, tujuan pengawasan adalah
mengetahui secara langsung apakah jalannya kegiatan di sekolah berjalan dengan
baik atau tidak, bentuk pengawasan yang biasanya dilaksanakan kepala sekolah
dengan supervisi secara langsung atapun tidak langsung. Ada beberapa hal yang
biasanya di lakukan pengawasan oleh kepala sekolah meliputi, kedisplinan,
kemampuan mengajar, kelengkapan dokumen dan administrasi guru. Bentuk
pengawasan yang biasanya dilaksanakan tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah,
melainkan juga mengikut sertakan guru, wakil kepala sekolah dan juga siswa itu
sendiri.
3.Pembinaan Disiplin
Dalam hal pembinaan disiplin adalah bagaimana pihak sekolah dalam hal ini
kepala sekolah berupaya memperbaiki dan mempertahankan apa yang sudah ada,
62
pembinaan disiplin ini mencakup, penerapan tata tertib, kehadiran di sekolah maupun
di dalam kelas. Ada beberapa cara yang biasa dilaksanakan oleh kepala sekolah
dalam menjalankan disiplin di sekolah, seperti yang sudah dibahas dalam masalah
pengawasan, hal pertama yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah menjadi contoh
terhadap guru-guru dengan datang lebih awal dan langsung mengecek kehadiran guru
di depan pintu gerbang, dengan begini diharapkan dapat menjadi contoh bagi guruguru yang disiplinnya kurang untuk menjadi lebih baik lagi.
Yang kedua adalah melakukan pengecekan langsung kehadiran guru mlalui
datang langsung menyapa guru di ruang kerja, juga mencek kehadiran guru di dalam
kelas. Dalam hal disiplin guru, kepala sekolah menerapkan sistem pengabsenan yang
berganda, artinya absen guru tidak hanya saat berada di sekolah melalui absen guru
piket, tetapi juga dengan adanya absen di dalam kelas. Hal ini untuk mencegah guru
yang hanya datang kesekolah tapi tidak melaksanakan tugasnya dengan tidak datang
kekelas. Dan bagi yang saat itu tidak hadir baik dikelas maupun di kantor kepala
sekolah dengan tanpa alasan maka kepala sekolah akan langsung melakuan
pengecekan kepada guru yang bersangkutan dengan cara menelepon dan menanyakan
kenapa guru tersebut tidak masuk hari ini.
Kepala sekolah akan memberikan informasi tentang kehadiran selama satu bulan
kepada setiap guru, dan bagi guru yang tingkat kehadirannya kurang dari 80% akan
dilaksanakan teguran dan peringatan kepada guru yang bersangkutan.8 Dalam
menentukan tingkat kehadiran guru, biasanya pihak sekolah akan memberikan raport
tentang kehadiran guru selama satu bulan terkahir. Selanjutnya dalam melaksanakan
pembinaan kepada guru yang dianggap kurang dalam masalah kehadiran, yang
terutama adalah yang tingkat kehadirannya masih kurang ada beberapa tahap yang
biasa dilaksanakan oleh pihak sekolah. Hal yang pertama tahap peringatan ringan,
artinya dalam situasi seperti ini guru yang bersangkutan akan dipanggil oleh kepala
sekolah tidak secara resmi dan dalam tahap ini biasanya kepala sekolah hanya
8
Hasil wawancara dengan kepla sekolah bapak Mulyono
63
mengajak mengobrol seperti keluarga, disini biasanya kepala sekolah hanya akan
menyampaikan harapannya kepada guru yang bersangkutan untuk lebih baik lagi
kedepannya, selanjutnya apa bila masih tidak mengindahkan maka akan diberikan
surat peringatan (SP). Dan bagi yang masih tidak ada perubahan dari guru yang
bersangkutan, maka pihak sekolah akan mengembalikan guru tersebut kepihak
yayasan, guna pihak yayasan mengambil keputusan.9
Tidak hanya ketika pemanggilan guru kepala sekolah menyampaikan tentang
masalah kedisiplian, biasanya dalam forum rapat yang sering diadakan setiap bulan
kepala sekolah juga akan selalu mengingatkan dan memberikan teguran kepada guru
yang dianggap disiplinnya kurang.
Selanjutnya apa bila guru yang bersangkutan setelah di berikan nasehat dan
arahan oleh kepala sekolah dan masih belum bisa berubah, tahap berikutnya adalah
pemberian surat peringatan (SP) kepada yang bersangkutan, hal ini merupakan salah
satu teguran keras yang diberikan, karena dalam tahap ini guru yang bersangkutan
harus dapat merubah sikapnya dan masih mau melanjutkan karirnya di sekolah ini
atau tidak. Dan tahapan terakhir yang paling berat ketika guru yang bersangkutan
tidak lagi mengindahkan surat peringatan yang telah diberikan, maka tahap
selanjutnya guru yang bersangkutan akan di kembalikan kepada yayasan untuk
selanjutnya yayasan akan mengambil sikap yang tegas terhadap guru tersebut.
Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaannya penegakan
disiplin sudah sangat baik. Setiap guru diwajibkan dapat memenuhi daftar kehadiran
90% yang telah ditetapakan. Sedangkan bagi mereka yang tidak mencapainya akan
diberikan pembinaan, yang dimulai dari di ajak bicara secara langsung oleh kepala
sekolah secara kekeluargaan, maupun pemberian tingkatan peringatan dan sanksi.
Disamping itu dalam hal penegakan disiplin di sekolah tidak harus selalu pemberian
sanksi, sistem saling kekeluargaan yang lekat di sekolah dengan saling mengingatkan
antara satu dengan yang lainnya, dengan cara seperti ini diharapkan akan timbul
9
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi
64
kesadaran dengan sendirinya dalam guru tersebut untuk dapat berubah kearah yang
lebih baik lagi.
4.Pemberian Motivasi
Dalam pemberian motivasi kepala sekolah sesuai dengan analisi dari hasil
wawancara guru, didapati bawa ada banyak cara yang biasa dilakukan kepala sekolah
dalam memotivasi guru dalam bekerja. Kepala sekolah memberikan contoh yang baik
kepada guru merupakan salah satu cara bagi guru itu untuk termotivasi, dengan sikap
dan contoh kepala sekolah yang baik, guru merasa malu apa bila kinerjanya tidak
dapat diperbaiki.
Yang selanjutnya adalah motivasi langsung oleh kepala sekolah kepada guru yang
bersangkutan, guru akan diberikan arahan dan nasehat.10 Dengan memberikan nasihat
dengan cara kekeluargaan kepada guru tersebut, diharapkan guru tersebut tidak
tersinggung, melainkan malah terpacu untuk lebih baik lagi dalam memperbaiki
kinerjanya. Selain itu kepala sekolah juga menyampaikan motivasi kepada guru
melalui forum rapat.
Ada beberapa cara yang biasanya dilakukan kepala sekolah dalam memotivasi
guru antara lain adalah dengan mengirimkan guru mengikuti pelatihan di luar
sekolah, supaya guru itu lebih fresh. Selain itu guna memotivasi guru diadakan
penghargaan bagi guru dan pembantu pimpinan yang berprestasi.11
Dengan pemberian pelatihan guru diharapkan kinerjanya akan semakin meningkat
dan lebih termotivasi untuk dapat menerapkan apa yang didapatnya dipelatihan di
sekolah sehingga pembelajaran akan lebih baik lagi. Selain itu hal yang penting
adalah pemberian reward bagi mereka guru yang memang berprestasi atau kinerjanya
baik. Reward yang di berikan biasanya berupa materi dan non materi. Dengan
motivasi semcam ini, diharapkan guru akan saling berlomba-lomba dan berusaha
guna meningkatkan kinerjanya.
10
11
Hasil wawancara dengan bapak Udin Nurudin
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi
65
Selain itu kepala sekolah juga menerapkan sistem punishment kepada guru yang
memang secara kehadiran dan kinerja yang buruk, biasanya berupa berupa
pengurangan jam atau teguran secara lisan maupun tertulis itu bagi yang kurang,
penerapan punishment seperti ini akan juga efektif dalam memberikan motivasi
kepada guru yang memang memiliki kinerja yang tidak baik, guna berubah dan
berusaha menjadi lebih baik lagi. Hal ini akan berdampak langsung kepada jalannya
belajar mengajar di dalam kelas menjadi lebih baik.
5.Penghargaan
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, guru akan di nilai oleh kepala
sekolah bagaimana kinerjanya. Apa bila guru itu memiliki kinerja yang baik, maka
pihak sekolah akan memberikan semacam penghargaan sebagai bentuk apresiasi
kepada hasil kerja yang telah ditunjukan oleh guru tersebut. Selain itu pemberian
penghargaan kepada guru, pemberian penghargaa juga biasanya diberikan kepada
kajur berprestasi, wali kelas teladan dan wakil pembantu pimpinan berprestasi.
Tujuan pemberian penghargaan ini selain mengapresiasi hasil yang telah
ditunjukan oelh guru tersebut, juga sebagai pemacu bagi guru yang lainnya guna
termotivasi dan berusaha lebih baik lagi dalam memperbaiki kinerjanya. Ada
beberapa macam bentuk penghargaan yang biasanya di berikan oleh pihak sekolah,
biasanya berbentuk materi dan non materi yang biasanya berupa piala, piagam,
peningkatan jabatan dan penambahan jam mengajar.12
Penghargaan di berikan yang diberikan pihak sekolah terbagi dua yaitu dalam
bentuk materi dan non materi, penghargaan dalam bentuk materi biasanya adalah
berbentuk insentif yang di berikan oleh pihak sekolah, sedangkan bentuk
penghargaan yang kedua adalah berupa non materi, yaitu dapat berupa penambahan
jam mengajar yang ada, juga dapat berbentuk piagam dan sertifikat.
Ada dua tujuan utama dalam pemberian penghargaan semcam ini, pertama adalah
sebagai pendorong bagi guru yang belum berprestasi guna dapat mengembangkan
12
Hasil wawancara dengan bapak Amel Darmawel
66
kinerjanya supaya dapat berprestasi lebih baik lagi. Kedua menjaga kualitas guru
yang telah menerima penghargaan, dengan telah diterima penghargaan bukan berarti
dapat bersantai-santai, tetapi justru memberi motivasi guna memperthankan prestasi
yang telah dicapai.
Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa penghargaan diberikan kepada
guru merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap hasil kerja keras yang telah
ditunjukkan oleh guru selama satu semester, pemberian penghargaan semacam ini
harus di berikan supaya guru merasa di hargai terhadap hasil yang teah dicapainya.
Selain itu penghargaan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dalam
hal belajar mengajar, dengan diberikan penghargaan akan memancing guru untuk
terus meningkatkan kemampuan dan keahliannya sehingga akan berpengaruh
langsung kepada tingkat kehadiran dan kualitas belajar mengajar di kelas.
6.Pelatihan
Pelatihan yang dimaksud di sini bisa diartikan sebagai sebuah usaha yang
dilakukan oleh pihak sekolah dalam usaha meningkatkan kemampuan yang akhirnya
akan mendukung guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Pelatihan dan
pengembangan akan sangat diperlukan oleh guru dalam menghadpai tantangan yang
akan dihadapi. Perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang
akan mendorong pihak sekolah melaksanakan sebuah program pelatihan dan
pengembangan dalam mengakomodir perubahan-perubahan yang terus terjadi.
Pelatihan merupkan sebuah inventasi yang dilakukan pihak sekolah dalam
mengembangkan kemampuan guru, yang sangat penting dilakukan oleh sebuah
sekolah.
Dalam usaha peningkatan kemampuan ada beberapa cara yang dapat dilaksanakan
oleh pihak sekolah maupun instansi yang terkait, yaitu pelatihan yang diselenggarkan
oleh pihak sekolah, pelatihan yang dilakukan oleh dinas dan organisasi perguruan
yang ada dan kesempatan mengembangakan kemampuan melalui jalur studi lebih
lanjut.
67
Yang pertama program pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah, biasanya
berupa pelatihan yang berkaitan dengan kurikulum, RPP dan lainnya yang diadakan
rutin.13 Pihak sekolah dan yayasan selalu rutin mengadakan pelatihan baik kepada
guru baru atau guru yang senior. Bagi guru yang baru masuk pihak sekolah akan
mengadakan pelatihan, latihan yang diberikan dimaksudkan memberikan guru baru
tersebut bagaimana situasi di sekolah dan pemberian kemampuan yang akan
mendukungnya dalam menjalankan itu semua. Selanjutnya adalah pelatihan yang
rutin dilaksanakn oleh pihak sekolah setiap awal tahun ajaran baru.
Pelatihan ini biasanya kepala sekolah akan mengundang instasnsi terkati untuk
memberikan pelatihan yang berkatian dengan kurikulum, pembuatan RPP, program
pembelajaran dan metode-metode yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas. Selain pelatihan yang diadakan oleh pihak sekolah di sekolah,
tetapi pihak sekolah juga mengirimkan guru-guru yang tepilih untuk mengikuti
pelatihan yang berkaitan dengan pendidikan dikirim keluar dengan biaya yang
ditanggung oleh pihak sekolah.
Program Pelatihan diadakan oleh dinas pendidikan atau organisasi keguruan,
biasanya berupa undangan untuk guru tertentu yang sesuai dengan tema pelatihan,14
yang biasa dilaksanakan oleh dinas pendidikan baik kota, propinsi maupun nasional.
Dalam hal ini pihak sekolah hanya akan mengirimkan guru yang akan mengikuti
pelatihan sesuai dengan bidang program pelatihan yang diadakan, maka dengan
demikian kepala sekolah akan mengirimkan guru tersebut untuk mengikuti pelatihan
ketempat yang telah ditentukan.
Selain itu diharapkan guru yag telah mengikuti pelatihan-pelatihan semcam ini
dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didaptkannya dalam di sekolah, maupun
mensosialisasikan hasil pelatihan yang telah didapatkan kepada guru-guru yang lain.
Penyelenggaraan pelatihan yang selanjutnya dalah yang biasanya diadakan oleh
organisasi keguruan seperti MGMP, maupun PGRI. Tapi dalam kenyataannya peran
13
14
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi
68
PGRI dalam peningkatan kinerja guru masih kurang, dan peran MGMP biasanya
hanya dilakanakan apa bila sudah dekat ujian nasional.15
Peran MGMP sebagai wadah musyawarah guru bagi guru dalam membahas
masalah-masalah yang ditemui di sekolah belum berjalan dengan baik. Hal ini di
sebabkan belum berjalannya program yang mendukung jalannya MGMP itu sendiri.
Selanjutnya adalah PGRI, PGRI sebagai sebuah wadah organisasi guru, seharusnya
mempunyai program yang baik dan terencana dengan baik dan bekerjasama dengan
sekolah dalam meningkatkan kemampuna guru, tapi menurut hasil wawancara
program yang ada,peran di PGRI belum berjalan maksimal, karena seperti
organisasinya tidak berjalan dan hanya berjalan ketika ada event-event tertentu,
sehingga perannya belum terlalu dirasakan oleh guru sendiri.
Selanjutnya dalam masalah peningkatan kemampuan guru adalah melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi. Sekolah memang belum memiliki
program beasiswa bagi guru untuk melanjutkan studinya, tetapi sekolah akan
mendukung dan memberikan kemudahan bagi guru untuk melanjutkan pendidikan.16
Sejauh ini memang kepala sekolah dan pihak yayasan belum menerapkan
kebijakan dalam memberikan beasiswa kepada guru-guru dalam melanjutkan
studinya, sejauh ini pihak sekolah hanya memberikan dukungan, dorongan dan
kemudahan bagi guru untuk dapat melanjutkan studi. Kemudahan yang diberikan
dapat berupa ijin yang diberikan, dapat mengganti jam mengajarnya dengan guru lain,
tetapi ini pun harus memberi tahu sebelumnya kepada pihak sekolah. Walupun
sekolah belum mengadakan program beasiswa bagi guru untuk melanjutkan studi,
tetapi tidak mematahkan semangat guru dalam melanjutkan studi, hal ini terbukti dari
banyaknya guru yang sudah S2, maupun guru yang sedang melanjutkan studi di
berbagi universitas guna mengejar titel S2.
Dari analisis di atas bisa di lihat bahwa upaya sekolah dalam meningkatkan
kemampuan guru telah cukup bagus, salah satunya adalah upaya dalam memberikan
15
16
Hasil wawancara dengan bapak Amel Darmawel
Hasil wawancara dengan bapak Sukuharno
69
pelatihan yang rutin diadakan setiap tahun, hal ini salah satu upaya dalam sekolah
dalam meningkatkan kompetensi guru. Selain itu sekolah juga sering mengirimkan
guru-guru yang mengajar di sana mengikuti pelatihan diluar, baik yang diadakan oleh
pemerintah, maupun mengikuti pelatihan yang di adakan pihak lain yang dibiayai
oleh sekolah untuk mengikuti pelatihan tersebut. Salah satu cara meningkatkan
kemampuan guru adalah studi lebih lanjut, tetapi dalam hal ini sekolah belum
memiliki program dalam memberikan beasiswa bagi guru untuk melanjutkan studi,
tapi lebih kepada memberikan dorongan dan kemudahan dalam menjalani studinya.
7. Penilaian Kinerja
Hal yang selanjutnya setelah proses pengawasan adalah proses penilaian dari
kinerja guru itu sendiri, setiap sekolah mempunyai cara dan kriteria tersendiri dalam
menentukan penilaian terhadap guru, di sekolah SMK Islamiyah seperti dalam
kedisiplinan, cara mengajar dan pengecekan administrasi guru. Semua itu
dilaksanakan proses penilaian yang berkala, biasanya laporan akhirnya akan
diserahkan kepada guru setiap akhir semester.
Ada beberapa aspek yang menjadi bahan penilaian kinerja guru, yang pertama
adalah prestasi siswa, kehadiran di sekolah dan di kelas. Kemudian bagaimana respon
dari anak didik yang diajarnya, dan yang terakhir adalah bagaimana metode dan
media yang digunakan dalam proses pembelajaran.17 Dari hasil analisis dari jawaban
guru yang lain, faktor penilaian tentang kehadiran merupakan salah satu faktor yang
utama. Tingkat kehadiran guru merupakan catatan terbesar yang biasanya didapatkan
guru dalam setiap hasil raport kinerja guru yang dibagikan setiap akhir semester.
Kemudian faktor kemampuan guru dalam pelaksanaan belajar mengajar juga
merupakan faktor utama lainnya yang dinilai, penggunaan metode, kelengkapan
dokumen pengajaran dan hasil dari nilai siswa itu sendiri. Pelaksanaan penilaian yang
dilaksanakan tidak hanya berasal dari penilian pimpinan sekolah semata, melainkan
melibatkan keseluruhan dari anggota sekolah, seperti guru, dan siswa itu sendiri.
17
Hasil wawancara dengan kepla sekolah bapak Mulyono
70
Dalam hal penilaian pimpinan sekolah tidak melakukannya sendiri, tetapi juga
melibatkan guru yang lain dan pelibatan siswa dengan menilai melalu angket.18 Salah
satu cara untuk melihat apakah guru itu telah melaksanakan pembelajaran dengan
baik di dalam kelas adalah penggunaan angket yang di sebar keseluruh kelas yang
ada, penyebaran angket ini diharapkan dapat menilai langsung bagaimana sebenarnya
guru yang bersangkutan, apakah guru yang bersangkutan itu bagus dalam
pelaksanaan pengajaran atau tidak.
Penggunaan angket akan dijadikan bukti langsung kepada guru yang
bersangkutan tentang kinerjanya di dalam kelas, sehingga guru tersebut tidak bisa
mengelak, dikarenakan ada bukti langsung yang didapatkan dari siswa itu sendiri.
Semua kriteria penilaian diolah menjadi satu, dan diberikan kepada guru dalam
bentuk raport yang diberikan secara periodic.
19
Penilaian akhir yang didapatkan guru
adalah dengan cara pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh pihak pimipinan
sekolah, hasil dari pendapat-pendapat guru itu sendiri, dan ditambah dengan hasil
angket yang diberikan kepada siswa.
Selanjutnya seluruh hasil penilaian tersebut di gabungkan menjadi satu seperti
buku raport yang di berikan kepada guru setiap akhir semester. Proses penilain ini
bukan hanya untuk bermasksud menyalahkan atas kinerja guru semata, melainkan
diharapkan dengan adanya hal penilain semacam ini dapat dijadikan motivasi bagi
guru itu sendiri dalam berupaya lebih baik lagi guna memperbaiki kinerja sendiri.
Selain itu dalam proses penilaian ini juga pihak sekolah melaksanakan proses
punishment dan reward,dengan diadakan hal tersebut diharapkan guru yang
mempunyai peringkat yang kurang baik akan berusaha menjadi peringkat yang lebih
baik lagi, dengan demikian akan berpengaruh langsung terhadap prose pembelajaran
di dalam kelas yang akan menjadi lebih baik lagi, dikarenakan guru akan termotivasi
untuk dapat membuktikan kemampuannya.
18
19
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bapak Edwin Fauzi
Hasil wawancara dengan bapak Amel Darmawel
71
Dari analisis di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja adalah upaya menilai
kinerja guru apakah telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak sekolah
ataupun belum, dengan penilaian oleh kepala sekolah akan diketahui apakah guruguru yang ada di sekolah telah memiliki kinerja yang baik ataupun belum, sehingga
apa bila memang kinerja guru masih kurang maka kepala sekolah akan berupaya
memberikan pembinaan kepada guru yang kurang agar kinerjanya menjadi lebih baik.
Selain itu dalam pelaksanaan penilaian kepala sekolah tidak bertindak sendiri, tetapi
juga melibatkan guru, pimpinan lainnya juga siswa itu sendiri. Hal ini di maksudkan
agar menadapatkan masukan dari penilaian dari berbagai sumber yang ada di sekolah
itu sendiri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa pembinaan kinerja guru di SMK Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut :
1.
Peran kepala sekolah dalam pelaksanaan pembinaan terhadap kinerja guru
sudah berjalan di SMK Islamiyah Ciputat. Hal ini ditandai dengan
berbagai usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembinaan yang
dilaksanakan antara lain: pengawasan kinerja, pembinaan disiplin,
pemberian motivasi, pemberian penghargaan, dan pelaksanaan pelatihan.
Program pembinaan yang telah dijalankan oleh kepala sekolahnya sudah
cukup baik, setiap usaha pembinaan yang ada telah dilaksanakan.
2.
Kegiatan pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah secara langsung
dengan mengunjungi guru di kantor dan di kelas, juga penggunaan
supervisi
sebagai
bagian
dari
pengawasan.
Dalam
pelaksanaan
pengawasan juga melibatkan guru, pimpinan sekolah yang lain juga siswa
itu sendiri.
72
73
3.
Proses penilaian dilakukan secara berkala, penilaian meliputi kehadiran,
cara mengajar, administrasi guru, dan prestasi siswa itu sendiri, yang di
serahkan setiap akhir semester berbentuk raport.
4.
Dalam pelaksanaan pembinaan disiplin guru ada beberapa cara yang
dilaksanakan, kepala sekolah menjadi contoh dengan datang lebih awal
dan memerikasa langsung kehadiran guru, selanjutnya penerapan
tingkatan hukuman bagi guru yang memiliki kehadiran yang kurang. Dan
yang terpenting adalah sistem kekeluargaan di sekolah dengan saling
mengungatkan satu dengan yang lainnya.
5.
Kepala sekolah selalu memotivasi guru dalam setiap kesempatan, hal ini
bertujuan untuk memotivasi guru dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, selain itu kepala sekolah juga memberikan penghargaan
kepada guru yang memiliki kinerja yang baik, penghargaan dapat berupa
materi dan non materi.
B. Saran
1.
Bagi para guru, untuk lebih mendalami dan meningkatkan kualitas lagi dalam
kemampuan dalam kegiatan pembelajaran, baik dengan searching di internet,
belajar metode baru, dan lainnya, sehingga dapat mengikuti perkembangan
dunia pendidikan.
2.
Bagi Kepala sekolah, dalam pelaksanaan pembinaan yang dilakukan sekolah
dimulai
dengan
pembuatan
sebuah
program
pembinaan
yang
berkesinambungan baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan
penetapan prioritas. Selain itu sekolah juga dapat menjalankan kerjasama
dengan instansi pendidikan yang lain.
3.
Dalam pelaksanaan pelatihan, khusunya pelatihan yang diadakan diluar
sekolah, pihak sekolah merotasi guru-guru yang akan mengikuti pelatihan
tersebut, sehingga seluruh guru akhirnya merasakan pelatihan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi., dan Arifin,Mohammad. Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan,
peningkatan dan penilaian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. I, 2012.
Darsono., dan Siswandoko, Tjatjuk. Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21.
Jakarta: Nusantara Consulting, 2011.
Fattah, Nanang. Sistem Penjamin Mutu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,
Cet. I, 2012.
Hasanah, Aan. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Pustaka Setia, Cet. 1, 2012.
Hasibuan, Malayu. S. P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. 12, 2012.
Ilyas, Yaslis. Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian. Depok: Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan FKMUI, Cet. 3, 2002.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka)
Kunandar. Guru Profesional Implementasi KTSP dan persiapan menghadapi
Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo, 2007.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Evaluasi kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama,
Cet. II, 2006.
Mulyasa,E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya,
Cet. 8, 2006.
Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: Remaja
Rosdakarya, Cet. I, 2011.
------------- . Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung:Remaja Rosdakarya, Cet. 2,
2010.
------------- . Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya, Cet. 1, 2007.
74
75
Musfah, Jejen. Peningkatan Kompotensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana, Cet. I, 2011.
Nurdin,
Syafruddin.
Guru
Profesional
dan
Implementasi
Kurikulum.
Jakarta:Quantum Teaching, 2005.
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 2004.
Usman, Husaini. Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:Bumi
Aksara, 2008.
Rivai, Veithzal., dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari
Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Rugaiyah., dan Sismiati, Atiek. Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia Indonesia, Cet.
1, 2011.
Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Cet. VI, 2012.
------------- . Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta, 2011.
Sahertian, Piet. A., dan Sahertian, Ida Aleida. Supervisi Pendidikan, Dalam Rangka
Program Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Saondi, Ondi., dan Suherman. Aris. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Refika
Aditama, Cet. II, 2012.
Saudagar, Fachrudidin.,
dan Idrus, Ali.
Pengembangan Profesionalitas Guru.
Jakarta: Gaung Persada, Cet. 1, 2009.
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi Aksara,
2011.
Soetop, Hendyat. Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Di Bidang Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2010.
Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama, Cet. I,
2010.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, Cet. 8, 2012.
76
Sulhan, Najib. Karakter Guru Masa Depan Sukses dan Bermartabat. Surabaya:
Jaring Temprina Medika Grafika, 2011.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan
Kompotensi Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet I, 2013.
Uno, Hamzah B. Profesi pendidikan Problema, Solusi, dan reformasi pendidikan di
Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 5, 2010.
Wahjosumidjo.
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah
Tinjauan
Teoritik
dan
Permasalahannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada, Cet. 7, 2010.
Wahyudi, Imam. Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam
Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif. Jakarta:Prestasi Pustaka, Cet. I, 2012.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo, 2007.
------------- , Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen.
------------- , Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS.
------------ , Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta:Direktorat
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Pendidikan Nasional, 2005.
Lampiran-lampiran
Data Guru SMK Islamiyah Ciputat
No.
1
Nama Guru
Jabatan
Bidang Studi
Mulyono, M.Pd.
Kepala Sekolah
Kewirausahaan
Muhammad
2
Nisad, Waka. Bid. Humas dan Produktif AP
S.Pd.
Prakerin
Dian Rostikawati, SE
Waka. Bid. Kurikulum
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
15
Inggris
Produktif AK
Edwin Fauzi, SE
Waka Bid. Kesiswaan
Produktif PM
Drs. H. Mas'ud
Guru
Matematika
Drs. Oding
Wali Kelas. X. AP. 2
Produktif AP
Drs. Hilmudin
Guru
IPS
Drs. Junaedi
Guru
IPS
Drs. H. Mukhtar F.
Wali Kelas. XII. AK. 3
PAI
Heriyanto, S.Pd, M.Si
Wali Kelas. XI. PM. 2
Seni Budaya
Dra. Iin Kusnaeni
Wali Kelas. XI. AP. 2
Matematika
Syarif Hidayat, S.Pd
Guru
PKN
Dra. Hernayati
Wali Kelas. XI. PM. Produktif PM
13
14
Bhs
1/Guru Eskul Penjualan
Drs. H. Iskandar
Guru
Proseduk K3
Dra. Endang S.
Wali Kelas. X. AP. 1
Matematika
/
16
17
18
19
20
21
22
Dra. Maryanah
Wali Kelas. XI. AP. 3
IPS
Hasan Basri, SE, M.M.
Wali Kelas. XII. AP. 1
KKPI
Dra. Sunanih
Koordinator BP
Produktif AP
Drs. Ismail Amin
Guru
Bhs Indonesia
Tatang Sudrajat, S.Pd.
Wali Kelas. X. TKJ. 1
Bhs Indonesia
Rahmat, S.Pd
Guru
PKN
Drs. Dedy Nurjamil
Wali Kelas. X. PM. 1
Bhs Inggris
Fuad
23
24
25
27
28
29
S.Ag., Guru
Drs. Mukija HS., M.M.
Wali Kelas. XII. PM. 1
Matematika
Drs. Ardilla
Guru
Kewirausahaan
Alwi
Sujatna, Wali Kelas. XII. AK. 1
Dra. Yuyun Yuliani
33
Wali Kelas. XII. AP 3
IPA
M. Indra Mulyawan, SE. Pembina OSIS
Bhs Inggris
Drs.
PKN / Komunikasi
H.
Sukoharno, Wali Kelas. XII. TKJ. 1
S.IPI. M.M.Pd
Bisnis
M. Zaenudin Zakaria, Koordinator
Penjaskes
30
32
Bhs Indonesia
M.Pd.
S.Pd
31
KKPI
M.Si.
Drs.
26
Faisal,
BP/BK/Guru
Eskul
Pencak silat
Drs. Udin Nurudin
Wali Kelas. XII. AK 2
Matematika / Fisika
Sukron, S.Kom.
Wali Kelas. XII. TKJ 2
Produktif TKJ
Amrullah, SE.
Kajur Pemasaran
KKPI
34
35
Nurmaely, SE.i.
Wali Kelas. XI. AK. 1
Produktif AK
Teguh Martono, BA.
Guru
KIMIA
Ismul Bathni, ST, M.Pd.
Guru
FISIKA / Instalasi
36
37
TKJ
Elia Juliawati, S.Pd
Kajur Akuntansi
Oom Rahmawati, SE.
Kajur
38
39
40
41
Administrasi Produktif AP
Perkantoran
Romli, SS.
Wali Kelas. XI. AP. 1
Penjaskes
Aep Saefullah, S.Pd.
Wali Kelas. X. PM. 3
Matematika
Rahmah Rahim, S.Sos.I.
Wali Kelas. X. AK 2
BTQ
Drs. H. Amel Darmawel
Wali Kelas. XII. PM. Bhs Inggris
42
3/Guru Eskul B. Inggris
Mulyadi, M.Pd.
Guru
43
44
Abdul Muslim, S.Pdi.
Wali Kelas. XI. PM 3
PAI / BTQ
Gilang Nugraha, S.Pd
Wali Kelas. XII. AP 2
Bhs
Ahmadi
Kajur TKJ
Bayu
S, Wali Kelas. XI TKJ 1
Wali Kelas. X. PM. 3
48
50
51
/
Produktif TKJ
Produktif TKJ
M.Kom.
M. Arafi Azis, S.E.
49
Indonesia
BTQ
Hendra
47
Usah Retail / IPA /
MPBP
45
46
Produktif AK
KWH / MYOB /
MMPTP
Usep Ajat S, S.Pd.
Wali Kelas. XII PM 2
Penjaskes
Abdul Ahyani, S.Komp.
Wali Kelas. XI TKJ 2
Produktif TKJ
Nurdini Tilova, S.Pd
Wali Kelas. X. TKJ. Bhs Inggris
2/Guru Eskul B. Inggris
Ratna
52
54
55
56
Design Grafis
S.Kom.
Meulana
53
Cahyaningtyas, Guru
Malahayati, Guru
Produktif Tata Boga
S.Pd
Ani Rupaedah, S.Pd
Guru
Bahasa Jepang
Nuraini Safitri, S.Pd
Guru
Bahasa Jepang
Wahyu Tri Utami, S.Pd
Guru
Kewirausahaan
Data Karyawan SMK Islamiyah Ciputat
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama
Jabatan
Rahmat Budianto, SE
Tu. Administrasi
Dede Suryadi, SE
Tu. Administrasi
Ida Farida, SE
Tu. Administrasi
Mutmainah, SE.
Tu. Administrasi
Abdul Rosid, SE.
Bendahara YIC
Mursalin
Kepegawaian YIC
Marulloh
Keamanan/Satpam
Sugito
Keamanan/Satpam
Enda Ruhendra
Keamanan/Satpam
Al-Ahjani
Kebersihan
Kamil
Kebersihan
Mahmudin
Kebersihan/Konsumsi
Nurabdullah
Kebersihan
Arief Andriyanto
Kebersihan
Daftar Peserta Didik SMK Islamiyah Ciputat
No
Kelas
Jurusan
Jumlah Siswa
Laki-
Total
Perempuan
laki
1
X
Akuntansi
77
23
100
2
X
Administrasi Perkantoran
76
25
101
3
X
Pemasaran
38
69
107
4
X
Teknik Komputer dan Jaringan
10
106
116
5
X
Tata Boga
19
19
38
6
XI
Akuntansi
60
22
82
7
XI
Administrasi Perkantoran
84
19
103
8
XI
Pemasaran
64
93
157
9
XI
Teknik Komputer dan Jaringan
13
63
76
10
XI
Tata Boga
11
13
24
11
XII
Akuntansi
66
21
87
12
XII
Administrasi Perkantoran
98
16
114
13
XII
Pemasaran
23
69
92
14
XII
Teknik Komputer dan Jaringan
13
61
74
652
619
1271
Total
Daftar Saran dan Prasarana
Kondisi Saat Ini
Luas
No
Nama Ruang/Area Kerja
Jumlah RataRuang
rata
(m2)
A
Ruang
Total
Luas
Jumlah
Baik
(m2)
Pembelajaran
Umum
1.
Ruang Kelas
30
64
1920
30
2.
Ruang Lab. Fisika
1
56
64
1
3.
Ruang Lab. Kimia
4.
Ruang Lab. Biologi
5.
Ruang Lab. Bahasa
1
18
18
1
6.
Ruang Lab. Komputer
2
56
112
2
7.
Ruang Lab. Multimedia
1
6
6
1
1
56
56
1
1
56
56
1
8.
9.
10.
B
1.
Ruang
Praktek
Gambar
Teknik
Ruang
Perpustakaan
Konvensional
Ruang
Perpustakaan
Multimedia
Ruang Khusus (Praktik)
Ruang
Praktek/Bengkel/Workshop
R. Praktek….
R. Praktek….
R. Praktek….
R. Praktek….
Jumlah Jumlah
Rusak
Rusak
Sedang
Berat
R. Praktek….
R. Praktek….
R. Praktek….
C
1.
2.
3.
Ruang Penunjang
Ruang Kepala Sekolah &
Wakil
Ruang Guru
Ruang
Pelayanan
Administrasi (TU)
1
9
9
1
1
12
64
1
1
42
42
1
1
9
9
1
1
9
9
1
56
56
1
4.
BP/BK
5.
Ruang OSIS
6.
Ruang Pramuka,
7.
Koperasi,
8.
UKS,
9.
Ruang Ibadah
1
10.
Ruang Bersama (Aula)
1
11.
Ruang Kantin Sekolah
1
4.5
4.5
1
12.
Ruang Toilet
7
2.5
17.5
7
13.
Ruang Gudang
1
64
64
1
14.
Ruang Penjaga Sekolah
1
15.
Ruang Unit Produksi
1
6
6
1
16.
Asrama Siswa
STATUS LAHAN SMK
Status
No Jenis Lahan
Luas
M2 )
Kepemilikan
( Lahan
Keterangan
Pemerintah
Lainnya
/ Yayasan
(sebutkan)
Lahan
1
2
Luas
Lahan
Bangunan
Luas
3000 M2
Milik Yayasan
Yayasan
Lahan
Tanpa Bangunan
a. Taman
b. Lapangan
Olah Raga
15 x 15
M2
Yayasan
17 x 12
M2
c. Lahan
praktek
d. Lain-lain
3
Total Luas Lahan
Seluruhnya
4600 M2
Yayasan
SARANA PRAKTEK PENUNJANG PEMBELAJARAN
Kondisi Saat Ini
No
Nama Alat Praktek
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Rusak
Rusak
Baik /
Ringan/
Berat /
Berfungsi
Tidak
Tidak
Jumlah
Alat
Berfungsi Berfungsi
A
Alat Praktek Umum
5
3
1
2
Ruang Lab. Komputer
1.
Komputer Laptop
2.
Komputer PC
35
30
3.
Komputer Server
2
2
4.
Router
5.
Switch Hub
5
6.
Access Point
7.
LCD
5
5
8.
Printer
2
2
9.
10.
Alat
B
Praktek
Kejuruan
Utama
(standar minimal peralatan
kejuruan)
Ruang Praktek Akuntansi
1.
LapTop
1
1
2.
Komputer 1 Set
1
1
3.
Filling Cabinet
1
1
4.
Rak Arsip
1
1
5.
Box File
40
40
6.
7.
8.
9.
10.
Ruang
Praktek
Adm.
Perkantoran
1.
LapTop
1
1
2.
Komputer 1 set
1
1
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara guru
Nama
: Drs. H. Sukoharno, S.IPI. M.M.Pd
Guru mata pelajaran
: PKN/ Komunikasi Bisnis
1.
2.
3.
4.
5.
Menurut bapak kinerja guru itu apa?
Kinerja guru itu, lebih karena disini itu adalah SMK itu merupakan anak-anak siap pakai,
siap kerja maka baik itu guru produktif adaptif, maka guru produktif harus aktif, maka
peran guru itu sangat penting dalam rangka menciptakan kader-kader SMK ini yang siap
kerja itu sangat diperlukan, kebetulan guru-guru produktif ini sangat muda-muda, yang
terampil dan kinerjanya juga semangat, saya juga salut kepada ketua program ini masih
muda-muda dan mempunyai wawasan yang luas dibidangnya.
Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Peran guru sebagai pendidik dan pengajar banyak sekali, contohnya yang tiga saja, yang
pertama kita harus dapat menjdaikan anak potensi yang religious, yang kedua anak harus
didik menjadi anak yang social, jadi kita mengajari kepada anak ini bagaimana saling
menghormati antar murid, guru dan selalu memberikan arahan kepada anak-anak bahwa
kunci sukses kehidupan manusia baik didunia maupun diakhirat, yaitu sholat lima waktu
dan selalu berbakti kepada orang tua. Dalam inti sholat lima waktu dan berbakti kepada
orang tua itu sangat luas sekali, disamping itu nomor satu religi nomor dua social dan
nomor ketiga adalah pengetahuan.
Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Peran diluar memang kita memberikan saran kepada anak-anak, baik dibidang pengajaran
maupun di kehidupan dalam keluarga, jadi didalam keluarga, dalam situasi berinteraksi
dengan teman-teman, guru kita selalu berikan itu.
Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Yang nomor satu adalah memiliki profesionalisme sebagai seorang guru, yang kedua kita
mempunyai pengalaman, sekarangkan banyak anak muda yang belum menikah, kan
harus mempunyai potensi yang diluar itu harus mempunyai pengalaman lebih bagaimana
cara mendidk anak meskipun dia belum punya anak, supaya dalam memberikan saran
kepada anak itu tidak meyimpang dari jalur yang sudah ada
Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Penilain kinerja tadi saya sampaikan, penilian kinerja guru melalui absensi, absensi itu
ada diruang guru juga absensi diruang kelas, dikarenakan ada guru yang hadir dikantor
tapi tidak mengajar karena sesuatu hal, sepertia ada wali murid yang datang sehingga dia
tiak hadir dikelas, jadi guru hadir dikantor absen dikantor, juga guru hadir dikelas absen
dikelas, jadi dilihat kinerja, guru tidak hanya hadir di sekolah juga hadir dikelas.
6.
Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Kita ada guru piket, yang kedua melalui ketua kelas yag ditanaya oleh kepala sekolah
bagaimana bapak ini ibu ini, bagaiaman karakternya bagaimana cara mengajarnya, bagus
dan tidak iu dilaporkan oleh ketua kelas, jadi berapa mingggu sekali, berapa bulan seklai
itu semua ketua kelas dipanggil oleh kepala sekolah, supaya si A dan si B itu bagus atau
tidaknya itu ketahuan, disamping itu absensi, absensi diruang guru dikelas dan
pengetahuan dari ketua kelas tadi.
7. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Pembinaan yah, kita setelah dilihat dari absensi mungkin ada yang kurang saat rapat guru
disampaikan, juga nanti ada rekap absen guru, si A mencapai 80%, si B mencapai 100%,
yang kurang dari delapan puluh inilah yang diberikan pembinaan, dengan memberikan
saran diharapkan guru itu hadir diatas 80%, mohon maaf bila dibawah delapan puluh
nanti kalau kita laporkan keyayasan ada sesuatu hal yang tidak berkenan diharapkan
kinerja guru lebih baik lagi.
8. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Ya dirapat-rapat, kita akan sering rapat pertemuan dengan guru dan kepala sekolah
disampaikan itu, banyak sekali yang disampaikan tentang motivasi
9. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Jadi guru-guru yang dalam mengajar itu baik, bagus, absesnsinya bagus dikasih hadiah,
dikarenakan saya belum pernah mendapatkan hadiahnya berapa saya tidak tahu, beberapa
guru, ada dua guru setiap rapat akhir tahun diberikan hadiah oleh kepala sekolah,
mungkin oleh yayasan.
10. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Sesuai dengan surat dari DIKNAS, pelatihan-pelatihan itu bentuknya mungkin pelajaranpelajaran tertentu yang sudah dijadwalkan oleh diknas tangsel, keduanya kita sering ada
sosialisasi bagaimana upaya guru-guru itu memberikan rapot itu melalui computer,
semua guru itu harus ikut bahkan semua itu ditangani oleh yayasan,semua guru harus ikut
praktek computer, supaya semua guru bisa computer, itu bentuk pelatihan-pelatihannya,
banyak sosialisasinya.
11. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Kalau studi lebih lanjut saya kira dengan kemudahan-kemudahannya, ijin diberikan itu,
hanya kalau untuk beasiswa belum sampai hari ini, tapi disini sudah banyak yang
mengambil S2 dikasih ijin, trus artinya jam mengajarnya boleh digantikan oleh teman
lain berapa jam saja itu bisa digantikan diberiakn keluasaan utuk mengambil S2.
12. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Perannya baik, karena disamping kita bertemu setiap saat ini, juga kita mengadakan
arisan bulanan, arisan bulanan itu nanti karena setiap bulan itu biayanya tidak cukup,
maka dengan itu diambil setiap tiga bulan sekali kita dirumah siapa, pindah-pindah.
Supaya kita disamping memberikan motivasi kinerja guru juga kita hubungan
kekeluargaannya juga lebih akrab, selain itu PGRI itu tempo hari memberikan arahan kita
undang ketua PGRI Tangsel untuk memberikan bagaimana arahan-arahan kepada guruguru, semua guru yang disini itu masuk PGRI
Hasil wawancara guru
Nama
: Abdul Ahyani, S.Komp
Guru mata pelajaran
: Produktif TKJ
1.
Menurut bapak kinerja guru itu apa?
Kinerja guru itu sebenarnya mendidik siswa, trus membuat siswa lebih baik dari hal-hal
yang positif mungkin seperti itu saja.
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak
Kalau kemampuan kompotensi guru diri saya sendiri, yah pasti ada kekurangan dan
kelebihan, yah kekurangannya itu mungkin bisa lebih sebelum memberi materi saya
harus belajar dahulu harus membuka-buka dulu, kalau memang kompotensi itu sudah
bisa mungkin hanya pendalamannya saja
3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Mengayomi peserta didik, baik dirumah maupun dilingkungan sekolah
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Kalau sudah berkeluarga mungkin mengayomi keluarga, trus kalaupun blum
dimasyarakat juga boleh seperti itu
5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Segi waktu juga bisa, kendala tentang keuangan juga bisa
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Penilaian itu bisa melalui absensi, baik di kelas maupun di sekolah, misalkan dia
disekolah itu 100% itukan percuma bila tidak masuk kelas.
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Biasanya pengecekan administrasi guru, seperti silabus,rpp, trus membuat dokumen
administrasi siswa apa lagi kalau wali kelas, banyak sekali pengawasan seperti itu.
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Pembinaan yah tata tertib, trus masalah jam mengajar, trus masalah masuk kelas, masalah
kebersihan dan sebagainya itu banyak
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Biasanya itu diberikan seminar, ataupun workshop pendidikan, biasanya itu diawal tahun
dan diakhir tahun, biasanya itu diawal tahun ada tentang seminar pembuatan rpp, trus
silabus dan membuat program-program semester maupun tahunan
10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Yang saya tahu, selama sayakan baru dua tahun, dua tahun berjalan ada penghargaan
guru selam dua tahun itu ada dari kinerja dari kehadiran, baik sama siswa itu
pembelajaran trus itu ada penghargaan, biasanya diawal tahun itu diberitahukan baik itu
guru, trus ketua jurusan, itu dipilih oleh kepala sekolah dari kriterianya tersendiri.
11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Semua guru pasti diberikan pelatihan, Cuma tergantung dari kompetensinya, kalau untuk
tahun ini yang saya tahu pelatihannya ada untuk guru bahasa Indonesia, matematika dan
sejarah, tapi yang lainnya belum ada
12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Ada, seperti kasus yang banyak sekarang ini banyak guru yang melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi, itu dengan diberikan dispensasi
13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Semuanya berjalan baik, setiap ada kegiatan guru diikut sertakan, trus setiap ada
pelaksanaan acara itu selalu diikutkanlah, jadi misalkan dari gugus mana itu selalu ada
selalu mengikuti
Hasil wawancara guru
Nama
: Aep Saefullah, S.Pd.
Guru mata pelajaran
: Matematika
1.
Menurut bapak kinerja guru itu apa?
Mungkin program yah, semua kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk
mendidik
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak
Banyak yang kurang ada, yang baik juga ada
3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Kalau pendidik dia benar-benar memberikan sesuatu itu berdasarkan hati urani, dia
benar-benar mengayomi peserta didiknya, kalau pengajar itu hanya sekedar mengajar
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Banyak itu mulai dari silabus, rpp
5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Kalau saya pribadi iklim kerja yang paling berpengaruh
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Udah begitu banyak istilahnya itu dalam monitoring dan evaluasi kinerja guru, trus ada
istilahnya penilain terhadap cara ngajarnya didalam kelas
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Itu biasanya monitoring dan evaluasi
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Bisanya kepala sekolah datang lebih awal untuk menjadi contoh
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Ada semacam reward, biasanya ada guru terbaik, trus ada wali kelas terbaik juga kepala
jurusan terbaik
10. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Sering, biasanya berkala baru itu saja pelatihan kurikulum
11. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Kalau dibiayai sekolah itu belum
12. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Belum terlalu ada kegiatan, ada si ada, tapi mungkin saya belum dikasih tugas untuk
itu.blum sih blum ada
Hasil wawancara guru
Nama
: Drs. H. Amel Darmawel
Guru mata pelajaran
: Bhs Inggris
1.
Menurut bapak kinerja guru itu apa?
Kinerja itu berarti cara kerja, profesionalitas dia didalam menjalankan tugasnya sebagai
guru
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak
Guru harus kompeten dibidangnya, mana mungkin dia bisa transfer ilmu kalau dia tidak
kompeten
3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Kalau jadi pengajr sih umumnya mudah, karena dia hanya mentranfer saja ilmu yang ada,
kalau pendidik itu lebih dalam maknanya, karena mendidik itu merupakan proses yang
lama butuh waktu dan juga bagaimana memberi contoh
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Guru itukan multi peran, bisa sebagai teman, sebagai sahabat, sebagai fasilitator, dan juga
sebagai rekan kerja dengan guru-guru yang lain
5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Yah banyak sih, faktor ekonomi, faktor psikologi karena guru itu jugakan manusia biasa
yang juga mempunyai perasaan, punya hati ,kesulitan dan rasa tidak nyaman
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Kalau dari atasan ada, ada yang sifatnya akademik kita dievaluasi, ada yang sifatnya
kinerja dalam bentuk rapor, dari siswa juga, semua itu diolah menjadi satu sehingga nati
keluar dalam periode tertentu kinerja guru yang bersangkutan itu seperti ini
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Pengawasannya yah sebagai fungsi pengawasnya saja yah, karena keputusan yang
diambil untuk masalah kinerja itu keputusan yang kolektif dengan unsur pemimpin yang
lain
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Baik itu dalam forum rapat, atau dalam forum tatap muka, atau dalam forum kecil rapat
kerja bidang studi, biasanya sanksi dari teguran lisan, tertuli smapai ketingkat yang lebih
berat ada tahapan-tahapannya.
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Dia selalu memberikan motivasi, Cuma tidak semua dapat memenuhi apa yang menjadi
keinginan dia idealnya, tapi saya lihat secara structural dia telah menjalankan mekanisme
10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Yang pernah sya lihat sih ada dua bentuk, satu bentuknya materi, yang kedua dalam
bnetuk non materi bisanya penambahan jabatan, penambahan jam, kalau yang materi
langsung bentuk uang atau piala, piagam seperti itu
11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Kita selalu secara rutin dikirim kalau ada pelatihan ada workshop keluar ataupun disini
12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Diberikan kesempatan tetapi tidak dalam tanggungan sekolah, biayanya tentu ditanggung
sendiri
13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Saya anggota MGMP dan juga PGRI memang itu organisasi yang menaungi guru, tapi
peran PGRI belum terlalu terasa karena PGRI umumnya pegawai negeri, sementara
MGMP hanya accendtil kalau ada event tertentu sperti ujina baru dia digiatkan.
Hasil wawancara guru
Nama
: Edwin Fauzi, SE
Guru mata pelajaran
: Produktif PM
1.
2.
3.
4.
5.
Menurut bapak kinerja guru itu apa?
Totalitas menurut saya, bagaimana guru bisa menjadi contoh dalam segala hal terutama,
kemudian bisa mengkaryakan apa yang dia punya secara total, karena dari segi undangundang sekarang mengenai profesionalan guru itu sangat tinggi tuntutannya untuk guruguru,dimana tidak hanya menyangkut masalah belajar tetapi justru sudah menjurus
kepada pendidikan pribadi siswa, jadi harus bisa total kinerja guru dari mulai tidak hanya
sekedar mengajar, tetapi mendidik itu juga jauh lebih penting.
Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak
Kalau untuk kompetensi sih sudah cukup bagus, guru sudah sesuai denga jurusan
lulusannya, sudah diatas 90% guru-guru kita itu mengajar sesuai dengan bidangnya,
Cuma memang yang menjadi kendala adalah masalah kedisiplinan yang masih agak
kurang, tetapi untuk masalah kompeten alhamdullilah sudah kompeten semuanya.
Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Tadi kalau hanya sekedar mengajar kita hanya menyampaikan materi selesai that it’s ya
sudah, tetapi sebagai pendidik ternyata tuntutannya ternyata jauh lebih besar
dibandingkan hanya sebagai mengajar, jadi saya banyaka belaajr juga ketika saya
menjadi pimpinan, ternyata yah itu peran guru memang luar biasa berat, jadi wajar jika
mugkin pemerintah menuntut untuk guru-guru itu agar bisa lebih baik lagi karena
berkaitan dengan sertifikasi dan sebagainya, yah kalau saya melihat yah mendidik itu
yang sulit karena harus mengenal karakter anak satu persatu dan tantangan kami
dilapangan adalah ketika, bukannya mengkritisi keputusan pemerintah, tapi ketika
sekolah-sekolah mungkin dengan murid ideal dengan jumlah 20-30, mungkin hal-hal
tersebut bisa dilaksanakan, tapi dikami yang jumlah muridnya bahkan ada yang sampai
50, dengan intensitas pertemuan dengan wali kelas atau masing-masing guru hanya 2-3
jam itu sangat sulit untuk dapat memahami karakter seluruh anak, kemudian faktor lain
juga keterlibatan orang tua sekarang ini ternyata jauh lebih menurun dibandingkan ketika
dulu, jadi banyak orang tua yang menyerahkan 100 % perkembangan anaknya kesekolah,
ketika diluar sekolah yah udah mereka main dimana pulang jam berapa, sekan tidak ada
kemampuan orang tua untuk melarang, itu kendala kita dilapangan seperti itu, yah intinya
tadi untuk menjadi sebagai pendidik memang sangat sulit dan butuh proses, juga butuh
kerja keras untuk seorang guru
Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Kalau saya menilainya, tadi selain faktor kepemimpinan menurut saya, mereka lebih
senior dibandingkan kami yang ada dipimpinan, mungkin merasa gimana-gimana saya
tidak mengerti, tapi faktor yang lain mungkin masih banyak guru-guru kami yang tidak
6.
7.
8.
9.
hanya mengajar disini saja, jadi beliau mengajr di beberapa tempat bahkan ada yang lebih
dari dua tempat, jadi menurut saya secara tidak langsung akan berpengaruh kepada
efektivitas belajar disini, ketika mereka ada acara di sekolah yang lain bisa jadi disini
dikorbankan atau sebaliknya, intinya tidak akan bisa maksimal jika masih beberapa
tempat mengajarnya.
Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Kita dipimpinan sendiri mempunyai criteria baik dari laporan dari temen-temen, guru
piket ataupun dari siswa, siswa setiap tahun kita berikan angket untuk menilai guru, tapi
tidak kita langsug jadikan satu acuan untuk penilain guru yang bersangkutan, kemudian
kita juga ada supervise untuk setiap semester, jadi dua semester itu bergantian, jadi satu
tahun sih kebagian satu kali disupervisi oleh kita sebagai pimpinan maupun dari
pengawas dari dinas pendidikan nati juga ada yang kita libatkan untuk supervise guru
Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Kalau untuk kinerja guru kita, dikelas itu kita ada absen untuk kehadiran guru yang
dikelola oleh anak-anak, kemudian satu lagi yang kita terapkan dari guru piket. Kenapa
kita berlakukan seperti itu, karena alasana kepala sekolah bahwa bisa jadi guru datang
kesekolah tetapi tidak masuk kekelas, jadi nanti kita combine hasil persentase antara hasil
guru piket dengan anak dikelas sehingga kita dapatkan data yang betul-betul real, ini guru
bener masuk kelas atau hanya di sekolah saja
Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Tadi dari hasil dari asensi yang dikumpulkan dari siswa dan guru piket dari situ kita
evaluasi, kita lihat kinerja mereka yah ditambah lagi dari masukan dengan bertanya
langsung kepada siswa kira-kira guru yang bersangkutan itu seperti apa, ari data yang kita
dapatkan bisanya ada panggilan, kita ajak ngobrol untuk guru-guru yang bersangkutan
kemudian kita sampaikanlah harapan kita sebagai pimpinan di sekolah pengennya kita itu
seperti apa itu untuk tahap-tahap awal, kemudain ketika tidak ada perkembangan biasnya
kita akan panggil lagi dan disitu biasanya sudah ada surat peringatan SP masih ma uterus
atau tidak, terakhir apa bila dirasa sudah tidak bisa lagi dibina, maka kita kemabalikan
keyayasan seterusnya oleh yayasan di non aktifkan
Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Yang pertama dari segi pembinaan kita kirim guru-guru yang bersangkutan mengadakan
pelatihan kami rasa ini menjadi satu motivasi supaya mereka refresh kembali sehungga
diharapkan dari hasil pelatihan itu bisa maksimal diterapkan, kemudian yang kedua kita
ada yang namanya setiap tahun penilaian untuk guru yang berprestasi dan pembantu
pimpinan yang berprestasi dari situ nanti diharapkan bisa memicu motivasi temen-temen
yang lain, ini sudah kita adakan dua tahun berturut-turut, dengan harapan temen-temen
yang masih kurang dengan adanya hal ini bisa termotivasi, kemudian dari segi insentif
juga kita upayakan untuk setiap tahunnya itu ada peningkatan walaupun mungkin belum
seberapa, tapi kita upayakan semaksimal yang kita bisa untuk bisa meningkatkan honor
mereka
10. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Kalau awal tahun biasanya berkaitan dengan kurikulum, pembuatan seperti ini RPP kita
adakan rutin setiap tahun kemudian kalau yang lainnya biasanya kita menerima undangan
dari dinas guru apa yang memang diharuskan untuk pelatihan, nah dari situ kita kirimkan,
nah yang ramai untuk 2013 itu mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, sejarah itu
yang ramai mengedakan pelatihan berkaitan dengan kurikulum 2013
11. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Pada dasarnya kita support, tapi kalau sampai istilahnya membantu dalam hal materi
sampai sini belum sampai sejauh itu, tapi kita berharap memang guru-guru ini terus
meningkatkan, terutam kita kaitakan dengan uang sertifikasi, karena sertifikasi itu di
peruntukan untuk meningkatkan sember daya kita sendiri, termsuk saya pribadi sedang
S2 yah dalam rangka itu, uang yang sudah dikasih pemerintah dimanfaatkan untuk tujuan
awalnya seperti itu, pada dasarnya kita support hanya sebatas itu, belum bisa memberikan
semcam bea siswa kepad guru-guru yang hendak ingin kuliah lagi
12. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Ya dari sini kita bagian dari organisasi PGRI, kemudian kita kemarin baru diresmikan
menjadi cabang yang keberapa gitu di ciputat, tapi kalau kita lihat di internal sendiri
memang masih belum kelihatan, walaupun gembar-gembornya diluar sudah banyaklah
yang sudah diperjuangkan oleh PGRI termasuk maslaah sertifikasi dan sebagainya, tapi
untuk didalam sendiri memang bisa dibilang pertemuannya memang jarang sekali, nanti
paling ada yang rutin itu ada porseninya antar pengurus cabang, tapi untuk yang sifatnya
masalah teknis dan sebgainya belum ada sampai saat ini.
Hasil wawancara guru
Nama
: Muhammad Nisad, S.Pd.
Guru mata pelajaran
: Produktif AP
1. Menurut bapak kinerja guru itu apa?
Ya guru kan dalam bahasa jawa artinya digugu dan ditiru, dalam artian tidak hanya
memerintah tetapi juga melakukan apa yang dia katakana, supaya para murid juga
melaksnakan hal yang sama, dalam artian tidak dalam hal negative, tentu hal yang positif
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak
3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Pendidik itu menurut saya guru lebih cendrung kepada perilaku dan kepribadian, dalam
hal ini guru-guru dalam hal cara berpakaian, cara beliau berkomunikasi dengan baik,
tetapi kalau secara mengajar teknis saya rasa mungkin banyak guru yang ceramah, atau
biasanya kalau disini itu berbeda-beda ada kelas produktif ada kelas yang hanaya
cendrung materi, kalau seperti saya ini kan ceramah, teapi kalau kelas produktif secara
praktek
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Disni kalau yang muda-muda biasanya jadi kakak, kalau yang lebih senior lebih menjadi
ibunda atau bapaknya, dalam artian supaya antara guru dan murid terjalin komunikasi
dengan baik, supaya murid juga tidak merasa canggung dengan siapa yang dihadapi
5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Menurut saya siswa yang diajari, dalam artian siswa inikan karakternya beda-beda, ada
siswa yang kelasnya itu bandel, ataupun semuanya baik, kadang yang membuat saya atau
guru secara umum males-malesan kadang muridnya dalam artian muridnya itu entah
gimana yah, entah gurunya yang salah menerapkan metode atau siswanya yang
begitukan, dalam artian kita sebisa mungkin memberikan metode yang baik, bagaimana
supaya anak-anak ini bisa menjadi lebih baik, nah kalau disini ada beberapa yang sering
bandel itu wajarlah menurut saya.
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Kalau prosesnya mungkin melalui absen kehadiran, dan ketika melihat hasil dari ujian
dari siswa
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Kita punya absen setiap hari, control piket biasanya kepala sekolah semingu sekali
kadang-kadang keruangan guru untuk mensurvey/melihat kondisi disini, kalau ada jam di
cek, apa bila ada guru yag tidak masuk ditegur juga
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Biasanya kita dikumpulkan dalam rapat diseling dengan motivasi bagaimana anak-anak
ini supaya lebih baik, kalau motivasi secara pribadi sih guru-guru juga sudah punya
semua, dalam artian bukan kita tidak mau menerima motivasi dari kepala sekolah, tetapi
kepala sekolah sudah menyadari seperti itu
10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Mungkin kalau secara materi, sayaa katakana belum memadai, tetapi untuk reward secara
penghargaan biasa sudah ada, dalam artian guru itu, kalu gak salah ada yang dinaikan
pangkatnya dibantu oleh pihak sekolah ataupun yayasan
11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Kemarin itu ada guru bahasa Indonesia tentang kurikulum 2013, guru ini mendapatkan
pelatihan di bandung dan dibiayai oleh sekolahan
12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Saya belum tahu disini ada beasiswa atau apa enggak, tetapi yang jelas biasanya ada yang
seperti saya ini pribadi sedang S2 juga, selagi tidak mengganggu aktivitas mengajr tidak
masalah
13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Disini karena sekolah swasta, jadi kayannya belum ada sama sekali, saya belum
merasakan manfaat kehadiran PGRI disini, dikarenakan swasta, memang ada beberapa
guru yang PNS tetapi tidak punya pengaruh disini, dalam artian efeknya dia di PGRI itu
apa belum memberikan manfaat disini.
Hasil wawancara guru
Nama
: Romli, SS.
Guru mata pelajaran
: Penjaskes
1. Menurut bapak kinerja guru itu apa?
Inikan sama dengan etos kerja, yah kinerja itu kegiatan guru trus banyak
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak
Masih banyak kekurangan, karenakan setiap beberapa tahun sekali suka adakan
perubahan-perubahan kurikulum dan macam-macamnya
3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Bukan hanya tugas sebagai guru, selain mencerdaskan anak bangsa juga dari segi etika
moral
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Wali kels juga, memperhatikan, juga banyak juga tanggung jawabnya, kita juga
memberikan masukan kepada mereka kedepannya.
5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Yah kita sesua dengan tanggung jawab kita , disini sebagai guru harus menjalankan
kewajiban kita sebagai guru
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Supervise diadakan setiap tahun ajaran baru
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Kepala sekolah sih sudah sebaik mungkin melakukan pengawasan, kaya misalnya setiap
guru tidak masuk langsung ditelepon dan ketika jam seharusnya dia ngajar dia ada
idruang guru atau dimana langsung ditelepon, pengawsannya sudah cukup lumayan baik
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Sama langsung ditegur
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Setiap evaluasi semester, setiap rapat-rapat dinas itu pasti dievaluasi kinerja guru dari
absensi
10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Penghargaannya paling kalau disni berbentuk tunjangan
11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Untuk pelatihan ada tetapi hanya teretntu saja tidak semua guru dapat pelatihan
12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Engga, saat ini belum
13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
PGRI,MGMP ada, tapi jarang yang saya tahu kalau ada ulang tahun PGRI baru ada
kegiatan diluar itu tidak ada
Hasil wawancara guru
Nama
: Drs. Udin Nurudin
Guru mata pelajaran
: Matematika / Fisika
1. Menurut bapak kinerja guru itu apa?
Tentunya mencerdaskan anak bangsa
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak
3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Mendidik dalam arti hal teori juga tingkah laku, kalau mendidik hanya kepandaian
sajakan namanya mengajar, mendidik itu mentransfer ilmu sekaligus membenahi tingkah
laku
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Sebetulnya sama, hanya dalam keluarga dijadikan suri tauladan
5. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Satu faktor semangat, selanjutnya didorong rasa keinginan sifat ngin mentransfer ilmu,
yang ketiga barang kali tuntutan dari pada ilmu diam lebih baikkan disebarkan
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Satu kerajinan, ketekunan,absensi kemudian ada semcam korelasi diantara anak, kalau
oelh anak tanggapannya baik mungkin positiflah nilainya, kalu anaknya kurang yambung
tidak komunikatif yang kurang baik
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Suatu saat dia control kekelas, atau melakukan semacam monitoring
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Kadang dipanggil, misalnya ada komplien dari muri tentang guru A tata mengajarnya
kurang bagus, kemudian guru itukan dipanggil kepala sekolah, dikasih arahan, nasehat
agar ngajarnya sesuai dengan kurikulum, teratur ka nada rambu-rambunya
10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Kemaren sih berbentuk materi, bisa jadi materi dalam bentuk uang, atau penghargaan
seperti kenang-kenangan
11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Setiap ada metode baru guru yang bersangkutan di berikan kesempatan
12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Nampaknya hanya mendorong, memberikan motivasi, kalau secara materi sepertinya
tidak
13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Kalau di DKI posistif yah, karena itukan kebersamaan, memecahkan soal-soal yang sulit
disana bisa dipecahkan, tapi kalu di tangsel sepertinya MGMP itu belum berjalan hanya
sebatas nama prakteknya sampai saat ini belum
Hasil wawancara guru
Nama
: Dra. Sunanih
Guru mata pelajaran
: Produktif AP
1. Menurut ibu kinerja guru itu apa?
Menurut saya kinerja guru mempunyai dua tempat, yang pertama yang dikejar itu adalah
nilai ibadahnya, terus yang kedua dapat mendidik anak-anak menjadi lebih baik
lagi.kemudian kalau dilihat secara waktunya guru itu tidak banyak memakan waktu, tidak
banyak seperti yang ad dikantor dia bisa meneg waktunya antara keluarga dengan
pekerjaannya
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut ibu?
Kalau saya pribadi masih minim masih belum banyak pengalaman yang saya dapat, saya
juga baru mengajr disini
3. Pendapat ibu peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Sangat penting perannya, karena tanpa guru tidak ada presiden, engga ada orang-orang
hebat diluar sana, cuma menurut guru sekarang dan guru dulu berbeda, karena guru dulu
itu untuk penguasaan nilai ibadahnya sangat kuat, sehingga bisa menjadikan ank-ank
didiknya itu lebih baik, kalau guru-guru sekarang itu tidak dikaitkan dengan nilai ibadah
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
5. Menurut ibu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Karena saya sudah ada keturunan untuk mengjar, sehingga faktor ekonomi itu nomor
berapa.
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Dilihat dari kehadirannya, siapa yang paling rajin itu dia dapat reward, hadiah tersendiri
dari kepala sekolah
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Ngontrol dan keliling menanyakan tentang masalah absen siapa yang masuk hari ini,udah
sekitar itu saja
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Kalau diswasta itu kurang dibandingkan di negeri, kalau diswasta itu dia tidak terikat
dengan waktu disini, kalau dinegerikan dari jam tujuh sampai sore nunggu anak-anak
pada pulang, kalau disini udah selesai mengajar pulang
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Motivasinya banyak yah, kemaren lewat seperti psikologi gitu di daerah UIN, jadi selain
kepala sekolahnya yang langsung berbicara kepada saya, saya juga dapat pengalaman
dari sistem di psikologi itu
10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Bentuk penghargaannya berupa uang, kemudian ada piagam seperti sertifikat
11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Oh iya ada, akalu saya belum dapat mempunyai kesempatan
12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Kalau itu kurang tahu yah, karena belum ada program itu, akalu misalkan ada saya juga
mau
13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Ada perannya, dari tadinya kita gak tahu menjadi tahu, akalu kepala satu itu susah, tetapi
kalau kepalanya banyak kita bisa sharing dengan mereka apa aja yang kurang, rppnya apa
aja yang perlu diperbaiki
Hasil wawancara guru
Nama
: Elia Juliawati, S.Pd
Guru mata pelajaran
: Produktif AK
1. Menurut ibu kinerja guru itu apa?
Kinerja seorang guru itu adalah cara bekerja seorang guru, kinerja guru merupakan
loyalitas seorang guru bagaimana bisa mengahadapi suasana di kelas, penyampaian guru,
kemudia antusias semangat motivasi belajar seorang siswa, keberhasilan seorang guru itu
diukur dari cara penyampaian guru kesiswa agar bisa memahami pembahasan yang telah
dipelajari
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut ibu?
Kalau ditanya sejauh mana kompetensi sesuai dengan yang menilai yah, tapi bagi saya
sudah berusaha sebaik mungkin memberikan hasil yang optimal kepada siswa
3. Pendapat ibu peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Peran sebagai pengajar selain mengajar siswa, ada peran moral lebih kepada etiak dan
moral, bagaimana anak didik supaya bukan hanya memahami pelajaran disekolah, tetapi
juga tahu bagaimana tatacara bersikap yang baik bukan hanya di lingkungan sekolah
tetapi juga diluar sekolah
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Tentunya dilingkungan sekitar memberikan suri tauladan yang baik
5. Menurut ibu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Semua indikator itu penting yah, cara mengajar kemudian fasilitas sarana dan prasarana,
kemudian kompetensi guru, semua itu penting
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Setiap semester ada penilaian tentang kinerja guru
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Sejauh ini monitoring itu ada, pengawasan dikelas, kedisiplinan seorang guru, cara
mengajar yang baik biasanaya ada evaluasi
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Membuat peraturan-peraturan yang berkenaan dengan kedisiplinan
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Dengan bersikap baik itu juga salah satu motivasi
10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Ada guru berprestasi,ada rewardnya
11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Untuk kompetensi pembelajaran untuk mata pelajaran ada
12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Belum ada sejauh ini
13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Ada, di sekolah islamiyah ada
Hasil wawancara guru
Nama
: Oom Rahmawati, SE.
Guru mata pelajaran
: Produktif AP
1. Menurut ibu kinerja guru itu apa?
Kalau gurukan tuntutannya keanak, kemudian SOPnya juga ada, prosedur kerjanya
ada bikin perangkat kerja guru, ada RPP silabus dan sebagainya itu pencapaian yang
harus kita capai dalam mengajar keanak,jadi ketentusan materi yang kita kejar untuk
kinerja guru, kemudian tambahannya lagi wajib kedisplinan dari SOP kerja guru, dari
kedisplinan keanak, disiplin waktu untuk diri dia sendiri
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut ibu
Biasanya kalu disini ada pelatihan melalui work shoup atau pelatihan-pelatihan untuk
kompetensi guru tambahannya kita searching sendiri atau melalui MGMP
3. Pendapat ibu peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Dibilang pendidik, guru itu pendidik, susah-susah gampang menjadi pendidik itu
karenakan contoh dan panutan anak-anak, jadi sebelum anak-anak menjalankan kita
harus memberikan contohnya terlebih dahulu, tapi kalu kita sudah jalani sebagai guru
kita nikmatin, yang penting kita memberikan contoh keanak tidak hanya dengan
berbicara tetapi dengan pribadi atau melalui sikap kita
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Jadi diluar mengajar kita juga harus bisa menajadi teman bagi anak, apa lagi anak
generasi sekarang yah riskan juga lebih pintar dari guru terutama untuk maslah
internet media gadget mereka lebih mahir, jadi kita bagaimana caranya kita bisa
memberikan pelajaran di kelas, tetapi diluar kelas juga harus dapat menjadi teman
bagi mereka
5. Menurut IBU faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Kita sih kalau berpanutan kesekolah program kerjanya itu tadi yang RPP, silabus dan
sebagainya pencapaian belajar keanak, terus bagaimana memacu kinerjanya, biasanya
kalau kita melihat anak mempunyai motivasi kita jadikan semangat, sekarang musim
hujan anak pada males kesekolah, kita datang duluan dan bisa memberikan contoh
keanak itu yang bikin kita menjadi motivasi mengajarnya juga lebih semangat
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Kalau pengawasannya, kita kan biasanya ada komunikasi juga dengan kepala sekolah,
kemudian pengawasan setiap hari, perminggu, perbulan kita ada pertemuan juga,
antara guru, wali kelas, kajur pimpinan kita sharing biasnya dengan kepal sekolah,
tentang keluhan anak-anak, kemudian masukan apa saja yang harus disampaikan,
kepala sekolah sih hampir setiap hari juga keruangan guru jadi cukup tahu juga yah,
kta jugakan ada absensi
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Kitakan di sini ada step-stepnya, ada wakil kurikulum,ketua jurusan biasanya
mempunyai program sendiri-sendiri tapi dibawah kesiswaan juga dibawah
pengawasan kepala sekolah
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Dalam setiap pertemuan biasaya kita sharing dengan kepal sekolah, masukanmasukan dengan kajur, wakil kesiswaan, sama kepala sekolah kita disini terdiri dari
empat unit kemudian dari dua shift sekolahnya ada pagi ada siang nanti kita ada
pertemuan dengan kepala sekolah biasanya sebulan sekali kita sharing
10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Kita ada apreciatnya, setiap setahun sekali tutup tahun ajaran atau awal ajaran, kepala
sekolah memberikan penghargaan kepada guru-guru yang mempunyai kinerja, guru
pimpinan yah,jadi disini ada guru,terbaik wali kelas teladan,wakil pembantu
pimpinan berprestasi, itu merupakan sebuah penghargaan kita yang memacu juga
11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Setiap tahun pasti ada, berupa work shoup, diklat, kalau kita manggil kesini biasanya
unit sendiri, atau diklat bidang studi tertentu
12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Disini membebaskan guru keluasaan untuk studi lebih lanjut untuk S2, S3 dan
sebaginya, disini walaupun SMK ada beberapa gurunya S2 udah banyak bahakan ada
yang S3
13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Sistem organisasinya cukup bagus yah,kita cukup open guru sama pimpinan, jadi kita
gak ada batasan semuanya terbuka, jadi kendala atau keluhan apapun kita bisa
disampaikan di forum atau kita bisa langsung menghadap pimpinan atau kepala
sekolah untuk membicarakan apa saja kendalanya baik itu siswa ataupun kendala kita
dalam KBM
Hasil wawancara guru
Nama
: Rahmah Rahim, S.Sos.I.
Guru mata pelajaran
: BTQ
1. Menurut ibu kinerja guru itu apa?
Kinerja guru adalah sesuatu yang harus dilakukan ataupun yang harus diberikan oleh
guru terhadap siswanya itu kinerjanya, baik kepada siswa ataupun kesekolah, yang
jelas segaa sesuatu yang diberikan kepada sekolah guru itu harus membuat RPP dan
silabus, tetapi untuk siswa mereka harus menjadi pendidik yang baik
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut ibu?
Kalau penguasaan, tidak sesuai dengan teks book kita ini menghadapi dilapangan itu
berbeda dengan apa yang ada di teks book, pendekatan itupun berbeda-beda,
kebetulan saya dulu dari UIN fakultasnya Dakawah jurusannya manajemen dakwah,
kemudiaan saya baru mengambil sarjana pendidikan semenjak saya mengajar, jadi
untuk ilmu saya juga kurang paham, tetapi karena dari dulu saya sudah
mengajar,sehingga sudah tahu karakter-karakter anak
3. Pendapat ibu peran guru dan pendidik itu bagaimana?
Saya menjadi penjawab yang tidak salah dalam artian, ketika saya menjadi pendidik
atau pengajar didalam kelas, tetapi yang jelas diluar kelas saya menjadi pendidik
mereka, saya bisa dikatakan akrab dengan siswa, akalu yang lain dipanggilnya ibu
mungkin saya saja yang dipanggil bunda, jadi saya merasa mampu menjadi pendidik
karena pendekatan, beda dengan yang hanya mengajar saja yang keluar dari kelas
tidak ada hubungan apa-apa
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
Mungkin harus lebih banyak, yang jelas ketika dalam kelas harus sesuai dengan
pokok bahasan, tetapi diluar kelas itukan kita harus lebih dari itu, biasanya anak yang
mempunyai masalah itu bercerita ataupun yang ada satu kendala tidak bisa didalam
kelas diluar kelas mereka tanyakan
5. Menurut ibu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Yang paling mungkin komunikasi, karena tanpa komunikasi mungkin tidak terjalin
bgaiman kita mendidik yang baik, mungkin untuk mengetahui lebih jauh lagi siswa
itu seperti apa
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Kebetulan kinerja yang pertama selain kehadiran yang paling penting, bukan hanya
kehadiran disekolah melainkan juga di dalam kelas, kadang ada guru yang
disekolahnya hadir tetapi masuk kekelasnya tidak biasanya itu disampaikan setiap
satu semester ataupun akhir semester atau ketika kenaikan kelas, sama dengan siswa
kita juga mendapatkan selembaran kertas seperti rapot ini adalah presentasi kehadiran
guru, bisa dikatakan kepala sekolah itu tidak menilai dari kehadirannya saja tetapi
kepala sekolah juga menilai dari siswa, dalam artian ada guru yang disukai siswa atau
mungkin ada guru yang tidak disukai
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Kalau diwasi sepertinya tidak, kepala sekolah itu biasanya hanya memantau saja dari
jauh kemudian ketika ada banyak siswa yang tidak ada didalam kelas atau nongkrong
didepan kelas itu baru ketahuan guru siapa yang tidak hadir di kelas, biasanya
memantaunya hanya seperti itu, jadi tidak secara langsung menegur juga tidak secara
langsung menemui guru yang bersangkutan
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Untuk disiplin kebetulan disini dari absensi, untuk disiplin kepala sekolah biasanya
ada didepan, kepala sekolah dengan guru piket itu biasanya sudah standbay 06.30,
dan mereka bersalaman kepada setiap guru yang masuk maupun kepada
siswa,berikutny kalau siang hanya memantau saja
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Motivasi selalu, yang jelas kepala sekolah itu sering berkeliling keruang guru,
menurut saya itu merupakan sebuah motivasi, guru itu akan malu apa bila masih ada
di kursinya sedangkan kepala sekolah sudah didalam ruangan guru, jadi mungkin
kesedaran guru itu sendiri
10. Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?
Pemberian penghargaan itu seperti sertifikat guru berprestasi atau guru professional
dan diberikan sedikit uang sepertinya
11. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Kalau pelatihan saya sudah beberapa kali, terakhir itu saya mengikuti di SMKN 8
Jakarta tentang pelatihan program kewirausahaan sesuai dengan bidang mengajarnya
12. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Studi lebih lanjut sepertinya tidak, biasnya studi lebih lanjut itu dari uang sendiri
dulu, tapi untuk beasiswa bagaimana kita mengajukan atau pendekatan kepada
yayasan
13. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Untuk PGRI saya pernah diangkat menjadi bidang kerohanian, tetapi bisa dikatakan
tidak berjalan karena yang saya tahu hanya orang PGRI saja yang mengurusi kita
tidak dilibatkan
Hasil wawancara guru
Nama
: Mulyono, M.Pd.
Guru mata pelajaran
: Kewirausahaan
1. Menurut bapak kinerja guru itu apa?
Kinerj guru sudah bagus, kehadiran sudah diatas 94%, kemudian secara prestasi
kemarin kita bisa juara umum lomba kompetensi siswa dari 21 mata lomba kita
masuk kekota itu 14 mata lomba juara 1 nya, yang lainnya juara 2 dan juara 3, artinya
kegiatan guru kita itu sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak?
Sudah kompeten, karena sudah teruji dari setifikasi lulus, hampir semuanya guru kita
sudah sertifikasi, kemudian diadakan latihan bagi guru yang belum kompeten dan itu
rutin baik itu dari dinas maupun dari yayasan
3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana?
4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?
5. Menurut bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?
Faktor dari internalnya itu adalah dari pihak yayasan secara kesejahteraan itu harus
lebih baik, kalau bagus kesejahteraannya kinerja juga akan bagus juga untuk
semangat penyemangat, yang kedua dari eksternal karena mempunyai kewajiban
sebagai guru sertifikasi wajib untuk meningkatkan loyalitasnya kepada sekolah
6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?
Penilainnya itu berdasarkan prestasi yang diberikan kepada siswa sebagai juara
berapa, yang kedua dari presntase kehadiran baik itu disekolah maupun dikelas,
kemudian respon dari anak termasuk kategori guru yang menyenangkan atau tidak,
termasuk juga media pembelajaran yang digunakan menggunakan sistem yang lebih
modern atau sistem catat di papan tulis, kalau sudah masuk kategori media yang lebih
modern menggunakan infokus dan sebagainya berarti guru itu sudah guru yang
kompeten, baik secara penguasaan dikelas maupun secara jaringannya
7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?
Kita menggunakan sistem supervise yang pertama, yang kedua dengan cara
menginformasikan kepada siswa kehadiran guru dikelas bagi guru yang jarang masuk
secepatnya ditindak lanjuti dengan cara dipanggil, kemudian diberi peringatan, apa
bila belum berubah di berikan kepada yayasa
8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?
Disiplin kita itu hanya kepada secara pemanggilan saja dan pemberian informasi
tentang kehadiran selam satu bulan kita sampaikan keguru, bagi guru yang
memangkurang dari 80 % kehadiran guru dikelas maupun di sekolah, maka kami
adakan pengecekan berupa pemanggilan kepada guru yang bersangkutan, artinya guru
tersebut loyalitas dan dedikasinya kurang kita panggil, tapi kalau sudah diatas 90%
walaupun ada yang kurang pemanggilannya bukan secara resmi, tetapi agak
kekeluargaan saja, antar temanlah karena banyak yang seniorkan, jadi kami tidak
biasa terlalu memaksakan harus seperti ini, tetapi dengan cara sistem kekeluargann
saja
9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?
Setiap akhir tahun itu memberikan punishment dan reward, punishment diberikan
kepada guru yang secara kehadiran kurang loyalitas kurang, prestasi kurang itu
berupa pengurangan jam atau teguran seara lisan maupun tertulis itu bagi yang kurang
dedikasinya, bagi yang sudah memberikan kontribusi bagus prestasi bagus kami
berikan penghargaan baik secara materi maupun non materi
10. Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?
Untuk dari yayasan kami rutin setiap tahun, dari sekolah itu sendiri pada saat awal
masuk kami adakan pelatihan, kemudian yang ketiga itu dari dinas terkait biasanya
kota maupun propinsi syukur-syukur ada dari nasional
11. Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?
Untuk saat ini belum, karena kami anggap itu program yayasan, kalau program
sekolah itu hanya sebatas pada kegiatan pemberian punishment sama rewardnya saja,
untuk tindak lanjut yang berikutnya itu pr untuk yayasan
12. Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?
Melalui MGMP mata pelajarn ada, ada pemanggilan dari propinsi terhadap bidang
studi mata pelajarn yang memiliki prospek kedepan untuk dikembangkan contohnya
kewirausahaan
Download