PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK ISLAMIYAH CIPUTAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai GelarSarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh: Uswatun Khasanah 1111018200005 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 ABSTRAK Uswatun Khasanah, NIM: 1111018200005, Judul Skripsi “Peran Kepala Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran yang dilakukan kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Metode ini dilaksankan sebagai upaya untuk mencari informasi mengenai bagaimana peran kepala sekolah dalam mengimplementasi kurikulum 2013 melalui wawancara, studi dokumen dan observasi langsung. Berdasarkan hasil penelitian, peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat sudah baik, kepala sekolah telah menjalankan kepemimpinannya dengan baik sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan. Adanya program pendampingan implementasi kurikulum 2013 untuk para guru diharapkan dapat menghimpun berbagai kendala dan menjadi alternatif dalam pemecahan masalah dalam proses pengajaran agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dari kesimpulan tersebut, disarankan peran kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat dalam mengeimplementasi kurikulum 2013 serta meningkatkan kompetensi guru dilaksanakan dengan bijaksana dan tegas. Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan serta menghasilkan output yang berkualitas. Kata Kunci: Kurikulum 2013, implementasi, peran kepala sekolah ABSTRACT Uswatun Khasanah, NIM: 1111018200005, the Title of Undergraduate Thesis “The Role of Principal in 2013 Curriculum Implementation at SMK Islamiyah Ciputat” This research is an attempt to describe the role of principal in 2013 curriculum implementation at SMK Islamiyah Ciputat. The research use qualitative descriptive analysis methods to obtain detailed descriptions of the role of principal in 2013 curriculum implementation through in-depth interviews, document studies, and direct observation. The result showed that the principal has applied well-run leadership principle in accordance with the role and function as an educational leader. The establishment of principal's role in teacher mentoring program for 2013 curriculum implementation is expected to list of some common obstacles of learning and to generate alternatives in problem solving of teaching that teachers face. That is all for the sake of educational goal. Last but not least, the author expects that this research can be applied generally by principal at school to improve the quality of education and also suggests that principal should do more socialization with people around school in order to get lot of new students from year to year, as well as principle also should firmly impose sanction for the teacher lack of self-discipline, such as coming to class late and leaving class during teaching hours. Key words: Curriculum, 2013, the role of principal, school, mentoring program ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang tiada hentihentinya memberikan berbagai nikmat dan rahmat-Nya, memberikan kasih serta sayang-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berjasa membawa kita kejalan yang selalu di Ridhoi oleh Allah SWT. Selama proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang saya hadapi dan alami, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data, maupun biaya, dan beberapa hal lainnya. Akan tetapi dengan keinginan yang tulus dan kerja keras, kesungguhan hati serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, kepada semua yang saya hormati dan sayangi: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan. 3. Dra. Raudhah, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing. Memberikan arahan, nasihat, dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam hidupnya Amin. 4. Drs. Masyhuri AM, M,Pd, selaku dosen pembimbing II yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing. Memberikan arahan, nasihat, dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam Hidupnya Amin. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosendosen di Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga amal baik mereka mendapatkan ridho Allah SWT. v 6. Segenap pengelola Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta perpustakaan lainnya di Jakarta yang telah menyediakan data-data pustaka yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Drs. Mulyono M.Pd. Kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat, yang dengan ramah menerima dan mengizinkan penulis melakukan penelitian di SMK Islamiyah Ciputat. 8. Bapak dan ibu guru SMK Islamiyah Ciputat, yang sangat ramah dalam memberikan informasi yang penulis butuhkan dalam skripsi ini. 9. Ayahanda dan Ibunda Drs. H. Zaenal Arifin MM, Msc. dan HJ. Titi Suniti, S,Ag. Terimakasih untuk semua kasih sayang dan perhatiannya telah mendidik dan menasehati penulis untuk terus berusaha keras baik moril maupun materil, menyertai langkah penulis dengan doa terbaik, dan selalu menjadi penyemangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. 10. Kakak dan adik-adik tercinta Hj. Dini yati Arifin, Ulfa Khairunnisa dan Syifa Rakhmatul Ummah, terimakasih untuk selalu mendukung dan memberikan semangat. 11. Saudara dan sahabat-sahabatku (Bella Nurfitria, Bro Fuad, Bang Sholihin, Om Rudi, Bang Maulan, Vianny, Ratih, Tika, Nia, Nuyy, Ita, Kiki, Lia, Ovi, arul, haikal) 12. Seluruh teman-teman angkatan 2011/2012 Manajemen Pendidikan, semoga Allah memberikan kemudahan dan kesempatan untuk bisa meraih cita-cita yang kita inginkan. Serta kepada pihak-pihak yang selalu membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun tidak mengurangi rasa hormat. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan limpahan pahala dan rahmat dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan iv saran yang konstruktif tetap penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Jakarta, 1 April 2016 Penulis Uswatun Khasanah v DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR UJI REFERENSI PENGESAHAN PENGUJI ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ x BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7 D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7 BAB II : KAJIAN TEORI A. Peran Kepala Sekolah ................................................................................ 8 1. Pengertian Peran ................................................................................. 8 2. Pengertian Kepala Sekolah ................................................................. 9 3. Tugas Fungsi Kepala Sekolah .......................................... .................. 10 4. Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................. ........... 13 vi B. Kurikulum 2013 .......................................................................................... 16 1. Pengertian kurikulum 2013 .................................................................. 16 2. Asas-Asas Kurikulum ......................................................................... 17 3. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013............................................. 19 4. Metode Pembelajaran yang Diterapkan pada Kurikulum 2013 ........... 21 5. Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi ................................................ 24 6. Empat Belas Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 ........................... 26 C. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................... 29 D. Kerangka Berfikir........................................................................................ 31 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 35 B. Metode Penelitian ....................................................................................... 36 C. Sumber Data .............................................................................................. 36 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36 E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 38 F. Kisi-kisi Instrumen Wawancara ................................................................. 39 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum SMK Islamiyah Ciputat ................................................. 41 1. Sejarah Singkat SMK Islamiyah ........................................................... 41 2. Visi, Misi dan Motto sekolah ................................................................ 42 3. Guru dan tenaga kependidikan .............................................................. 43 4. Siswa ..................................................................................................... 45 5. Sarana dan Prasarana............................................................................. 45 6. Tugas danFungsi Struktur Organisasi ................................................... 47 vii B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 50 1. Peran Kepala Sekolah SMK Islamiyah ................................................. 50 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah SMK Islamiyah ................................. 54 3. Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat ................................................................... 60 4. Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi ................................................ 69 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 72 B. Saran .......................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Jadwal pelaksaan ujian .......................................................................... Tabel 3.2: Kisi-kisi pedoman wawancara .............................................................. Tabel 4.1: Daftar nama kepala sekolah .................................................................. Tabel 4.2: Daftar tenaga pendidik .......................................................................... Tabel 4.3: data siswa ........................................................................................... Tabel 4.4: Data sarana prasarana ........................................................................... Tabel 4.5: Peralatan penunjang pembelajaran ....................................................... Tabel 4.6: Integrasi 18 karakter pada mata pelajaran PKN ................................... x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Pedoman Wawancara Lampiran 2 : Hasil Wawancara Lampiran 3 : Lembar Uji Referensi Lampiran 4 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 6 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 7 : Jadwal Kegiatan PPDB Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Lampiran 8 : SK Panitia Lampiran 9 : Surat Tugas Pewawancara dan Penguji Baca Qur’an Lampiran 10 : Daftar Hadir Penguji Seleksi MA Pembangunan UIN Jakarta Lampiran 11 : Daftar Hadir Pleno Pelulusan Tingkat MA Lampiran 12 : Instrumen tes wawancara dan baca Qur’an siswa Lampiran 13 : Tata Tertib Peserta Seleksi Masuk Lampiran 14 : Tata Tertib Pengawas Seleksi Masuk Lampiran 15 : Penetapan Keuangan Peserta Didik Baru Lampiran 16 : Surat Perjanjian Kerjasama Tes Urine Siswa Lampiran 17 : Brosur PPDB Madrasah Pembangunan UIN Jakarta x x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak pihak yang memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di bidang pendidikan. Karena melalui kegiatan pendidikan kualitas sumber daya manusia di suatu negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi kepentingan dan kebutuhan di setiap negara untuk terus berusaha meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan. Sehingga dari usaha-usaha tersebut dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dan kemajuan manusia baik jasmani maupun rohani. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Hal ini dapat dilihat dalam Undangundang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan mengenai fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional. Dalam Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya 1 2 potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Dalam satu lembaga pendidikan, seperti di sekolah terdapat struktur organisasi yang dibutuhkan untuk mengatur lembaga tersebut. Hal ini tentu tidak lepas dari peran penting kepala sekolah, guru dan instrumen lainnya yang terkait di dalamnya. Disisi lain, kepala sekolah juga berperan dalam pemahaman kurikulum serta keberhasilannya dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Keberhasilan sekolah ditentukan dari peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dikatakan berhasil, pertama apabila kepala sekolah memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang penting dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat. Kedua, mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama peranannya dalam pelaksanaan program pendidikan dan menyejahterakan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah. Oleh karena itu dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan untuk meningkatkan mutu sekolah. 2 Kepemimpinan kepala sekolah sangat berperan dalam meningkatkan semangat kerja guru dalam menjalankan tugas di sekolah. Tinggi rendahnya semangat kerja guru banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. semakin baik kepala sekolah menerapkan kepemimpinan, semakin tinggi pula semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas. 1 Dengan demikian, peran Kumpulan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan No 20 Tahun 2003 Bab 2 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 8. 2 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Rosda Karya, 2014). Cet.4 h. 39-40 . 3 kepemimpinan kepala mengembangkan sekolah kemampuan adalah membantu profesionalismenya baik para guru pada dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan mengajar, serta peningkatan motivasi kerja guru. Kurikulum dalam proses pendidikan dan pembelajaran menduduki posisi strategis dalam menentukan arah dan ketercapaian tujuan pendidikan. Kurikulum menentukan ragam kompetensi yang ingin dicapai dari suatu proses pendidikan/ pembelajaran meskipun bukan satu-satunya penentu, mengingat banyak supporting condition yang perlu diperhatikan. Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. daerah Kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 3 Membahas tentang perubahan kurikulum, tentu semua pihak sepakat bahwa hal itu merupakankebijakan yang sangat strategis. Karena semua perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia merupakan rancangan yang akan menentukan proses dan hasil sebuah pendidikan yang dilaksanakan. Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niatan untuk perbaikan sistem pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Pada dasarnya, perubahan kurikulum dilakukan dengan dua cara, yakni dengan mengganti beberapa komponen di dalam kurikulum ataupun mengganti secara keseluruhan komponen-komponen kurikulum. Di Indonesia semenjak pasca kemerdekaan tercatat 9 (sembilan) kali perubahan kurikulum. Pada kurikulum periode 1947 sampai 1994 kurikulum di Indonesia bersifat sentralistik. Namun, ketika penerapan kurikulum Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah diberlakukan kurikulum 3 Makalah Zainal Arifin, Seminar Pembinaan dan Sosialisasi Kurikulum 2013 Bagi Kepala dan Guru Madrasah, Kementrian Agama Kota Tangsel, Tanggal 13 Agustus 2015. 4 secara desentralistik, dimana sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang diterapkan di masing-masing satuan pendidikan. Jika dianalisa dari berbagai aspek, sudah sewajarnya terdapat pro dan kontra dari setiap perubahan kurikulum meski demikiantetap terdapat kelebihan dan kekurangan. Namun sebagus apapun rancangan kurikulum jika tidak didukung oleh semua sarana pendukung tentu tidak akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan telah dilakukan terus menerus, baik secara konvensional maupun inovatif. Pemerintah telah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya seperti pengembangan kurikulum. Hal ini dilakukan karena kurikulum tidak hanya sebagai bagian yang menentukan perwujudan masa depan masyarakat sebagaimana yang dicita-citakan bangsa, tetapi juga harus selalu mengikuti tuntutan perubahan. Atas dasar tersebut maka lahir kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 juga sebagai bentuk penyempurnaan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kebijakan pemerintah dengan menerapkan kurikulum 2013 ini tidak akan berjalan dengan baik dan mencapai kesuksesan apabila tidak didukung semua pihak. Pihak-pihak yang ikut mendukung kesuksesan kurikulum 2013 diantaranya adalah peran masyarakat, pendidik dan tenaga kependidikan, pengawas, kepala sekolah, bahkan komite sekolah. Pengembangan kurikulum 2013 untuk menyiapkan generasi masa depan yang memilki kemampuan berkomunikasi, kamampuan berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memilki minat luas dalam kehidupan, memilki kesiapan untuk bekerja, memilki kecerdasan sesuai bakat/minatnya, dan memilki rasa tanggung jawab terhadap lingkngan. 4 4 h. 6. Daryanto, Siap Menyongsong Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava Media, 2014), cet. 1, 5 Adanya kegiatan pengembangan kurikulum 2013 di Kota Tangerang Selatan dilakukan untuk pembekalan kurikulum 2013 yang akan dipraktekkan di mayoritas sekolah di Tangerang Selatan. Diungkapkan Kabid Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Sridoyo, kegiatan tersebut selain berisi pembekalan juga sebagai sarana menyalurkan evaluasi dan supervisi terhadap apa yang sudah dilakukan sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Ini sangat penting, karena menurutnya kita melakukan evaluasi tentang apa yang sudah dilakukandan dapat menjadi masukan bagi kemendikbud. 5 Keberhasilan kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif, serta dalam merealisasikan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah. Peran kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 kepada para guru nampaknya belum maksimal. Sebagai lembaga pendidikan formal, kepala sekolah menjadi teladan keberhasilan proses pendidikan di yayasan tersebut. Oleh karena itu diperlukan peran kepala sekolah sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, dan Motivator yang mampu menjalankan tugas serta kewajibannya sebagai pemimpin untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya. Namun hal tersebut belum terlaksana dengan maksimal, walaupun kepala sekolah telah melakukan berbagai pembinaan serta pelatihan seperti seminar/workshop/diklat untuk para guru dalam mengimplementasi kurikulum 2013. meningkatkan profesionalisme guru. Yang bertujuan untuk Kondisi tersebut terjadi mungkin disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam memahami landasan pendidikan, mulai melemahnya semangat mendidik, serta belum maksimalnya dalam menjalankan tugas profesinya, selain itu materi pelajaran yang diampu 5 Pramita, “Tangsel Milki Tim Pengembang Kurikulum”, Satelit News. Tangerang, 12 Oktober 2015, h. 8. 6 tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, masih kurangnya kesadaran guru dalam penggunaan waktu mengajar secara efektif. Hal tersebut menarik bagi peneliti untuk dikaji lebih lanjut mengingat kondisi sekolah di SMK Islamiyah Ciputat belum seluruhnya mengetahui dan memahami tentang implementasi kurikulum 2013, maka berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba untuk mencermati dan mengetahui bagaimana peran kepala sekolah mampu untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 terhadap guru maupun siswa. Penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul, “Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di SMK Islamiyah Ciputat”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Belum optimalnya peran kepala sekolah dalam membina profesionalisme guru 2. Belum meratanya pemahaman guru akan pelaksanaan kurikulum 2013 3. Terlambatnya buku pelajaran siswa yang mengacu pada kurikulum 2013 4. Belum diketahui adanya perbedaan kompetensi antara guru yang telah mengikuti pelatihan dengan yang belum mengikuti pelatihan 5. Kurang efektifnya pemanfaatan waktu mengajar sehingga kompetensi siswa belum tercapai secara baik. C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya bahasan objek yang akan diteliti, maka masalah dibatasi pada peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 yang meliputi pada peran kepala sekolah sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator. 7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013 diSMK Islamiyah Ciputat?”. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui peran apa saja yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 diSMK Islamiyah Ciputat. 2. Untuk mengetahui efektifitas kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 diSMK Islamiyah Ciputat. F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak antara lain: 1. Bagi lembaga pendidikan, diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat. 2. Bagi para pembaca, diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan serta studi perbandingan mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah lain. 3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis tentang bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat. BAB II KAJIAN TEORI A. Peran Kepala Sekolah 1. Pengertian peran Ada beberapa makna dari peran, jika kita pelajari lebih jauh lagi maka akan banyak makna dari kata “peran”. Kata peran dapat dijelaskan sau persatu, diantaranya dijelaskan dari terjemahan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “... peran berarti perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat....” 6 Selanjutnya Veithzal Rivai dan Sylviana Murni menjelaskan, “peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu”. 7 Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan sekolah, maka seseorang yang diberi (atau mendapatkan) suatu posisi, diharapkan menjalankan 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Ed. III, Cet. 4, h. 854. 7 Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management; Analisis Teori dan Praktik (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2009), h. 745. 8 9 perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sikap tanggung jawab dan profesional dari pemegang peran tersebut. Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis menarik simpulan, peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat atau sebuah lembaga. Dalam hal ini, kepala sekolah perlu menjalankan perannya sesuai dengan hak dan kewajibannya. Peran sebagai kepala sekolah adalah perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal. 2. Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah/madrasah dalam satuan pendidikan merupakan pemimpin. Ia mempuyai dua jabatan dan peran penting dalam melaksanakan proses pendidikan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah, dan kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan disekolahnya. 8 Selanjutnya, Soewadji Lazaruth menjelaskan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional di antara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus mampu menolong stafnya untuk memahami tujuan bersama yang akan dicapai. Kepala sekolahharus memberi kesempatan kepada staf untuk saling bertukar pendapat dan gagasan sebelum menentukan tujuan. 9 8 Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan; Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah/Madrasah, (Bandung: Kaukaba, 2012), h. 106. 9 Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), h. 60 10 Kata Kepala Sekolah terdiri dari dua kata kunci yaitu "Kepala" dan "Sekolah". Kepala berarti ketua atau pemimpin dalam sebuah organisasi ataulembaga. Sedangkan Sekolah adalah sebuah lembaga tempat menerima dan memberi pelajaran. 10 Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala sekolah) di sekolah. Ia adalah pejabat yang ditugaskan untuk mengelola sekolah. 11 Dengan demikian dapat diambil kesimpulanbahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mendapat tugas tambahan dimana kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap aplikasi prinsipprinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah. Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik.Sehingga dapat dipahami bahwa kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga kependidikan dan sebagai pendidik. 3. Tugas dan FungsiKepala Sekolah Pendidikan sebagai usaha membantu anak didik mencapai kedewasaan, diselenggarakan dalam suatu kesatuan organisasi sehingga usaha yang satu dengan lainnya saling berhubungan dan saling mengisi. Pengelolaan pendidikan dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif secara berkelanjutan merupakan komitmen dalam pemenuhan janji sebagai sebagai pemimpin pendidikan. Peranan kepala sekolah sangat penting dalam menentukan operasional kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika pendidikan di sekolah. Pemecahan berbagai problematika ini sebagai komitmen dalam meningkatkan mutu 10 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), h. 83 Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2005), h. 161 11 11 pendidikan melalui supervisi pengajaran, konsultasi dan perbaikan-perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pengajaran. 12 Peran kepala sekolah yang paling penting untuk memastikan kesuksesan pembelajaran siswa adalah adanya kepemimpinan (dalam) pengajaran yang efektif. Kepala sekolah yang berfokus pada visi yang telah ditetapkan untuk sekolahnya, akan menjaga kemampuan memimpin dalam diri guru. Selain itu, kepala sekolah juga memberi contoh pengajaran dan pembelajaran yang efektif, sehingga sekolah berjalan dengan arah yang benar. 13 Kepala sekolah harus mampu menciptakan situasi belajar mengajar yang baik. Ini berarti bahwa ia harus mampu mengelola “school plant”, yaitu pelayanan-pelayanan khusus sekolah, dan fasilitas-fasilitas pendidikan sehingga guru-guru dan murid-murid memperoleh kepuasan menikmati kondisi-kondisi kerja; mengelola personalia pengajar dan murid; membina kurikulum yang memenuhi kebutuhan anak; dan mengelola catatan-catatan pendidikan. Kesemuanya ini diharapkan, agar ia dapat memajukan program pengajaran di sekolahnya. 14 Dalam dunia pendidikan, peran kepala sekolah sangat menentukan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar (KBM). Perannya bukan hanya menguasai teori teori kepemimpinan, lebih dari itu seorang kepala sekolah harus bisa mengimplementasikan kemampuannya dalam aplikasi teori secara nyata. Untuk itu seorang kepala sekolah sudah sepatutnya memiliki ilmu pendidikan secara menyeluruh. E.Mulyasa menyebutkan bahwa untuk mendorong visinya dalam meningkatkan kualitas tenaga kependidikan kepala sekolah harus mempunyai peran sebagai E.M.A.S.L.I.M. adapun penjelasan teori tersebut sebagai berikut: 12 170 13 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. James, Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif, (Jakarta: Tim Indeks, 2013), h. 13 Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), h. 19-20. 14 12 Pertama, Kepala sekolah sebagai pendidik (Edukator) Sebagai pendidik, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru, menggerakkan kegiatan belajar menajar yang merupakan intu dari proses pendidikan, memiliki strategi yang tepatuntuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan disekolahnya. Kedua, kepala sekolah sebagai pelaksana administrasi (Administrator) sekaligus pengelola (Manajer) di sekolah, kepala sekolah dituntut untuk mampu menerapkan kurikulum dengan baik, mengelola sarana dan prasarana agar mampu mendayagunakan sumber daya sekolah dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Ketiga, kepala sekolah sebagai pemimpin (Leader) dan pembaharu (Innovator) dengan menjadi pemimpin yang mampu membangun dan menjalin komunikasi yang harmonis kepada stakeholders sekolah sehingga mendapatkan ide dan gagasan baru untuk memajukan sekolah yang lebih baik. Keempat, kepala sekolah sebagai pengawas (Supervisor) memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan serta pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif.Kelima, Tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pemberi motivasi (Motivator) terutama kepada pendidik dalam menjalankan tugasnya serta dalam mengembangkan innovasi yang telah kepala sekolah berikan. Bentuk motivasi yang kepala sekolah berikan sangat beragam, baik berupa materi maupun diklat dan pelatihan yang menunjang kinerja pendidik. 15 Menurut Ordway Tead dalam buku Administrasi Pendidikan berpendapat bahwa peranan pemimpin akan berhasil apabila memilki 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut: 15 101-120 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung : Rosda Karya, 2007), h. 13 a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Energi jasmiah dan mental. Ia memiliki kekuatan fisik yang tangguh dan mentalitas baja yang tak pernah menyerah dalam menjalankan kepemimpinannya. Kesadaran akan tujuan dan arah. Ia menyadari betul memelihara tujuan dan mengupayakan keberhasilan. Antusiasme. Ia memilki keyakinan dalam usahanya sehingga bekerja dengan optimisme yang tinggi. Keramahan dan kecintaan. Sikap ramah yang menguntungkan pemimpin adalah keramahan yang tulus diikuti dengan penuh kasih sayang kepada sesama. Integritas. Pemimpin yang memilki integritas adalah seorang yang memilki kepribadian utuh yang dapat dijadikan teladan. Penguasaan teknis. Penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dalam bidangnya membuat bawahan percaya dan ini menimbulkan kewibawaan. Ketegasan dalam mengambil keputusan. Saat mengambil keputusan pemimpin harus tegas dalam memutuskan persoalan dengan didasari prosedur yang benar dan pelaksanaan yang konsisten. Kecerdasan. Pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yang mampu berfikir rasional dan menggunakan hati dalam melaksanakan kepemimpinannya. Keterampilan mengajar. Ia harus mampu mendidik, melatih, dan membimbing anggota secara emphatik. Kepercayaan (faith). Pemimpin yang dipercaya akan disenangi dan dengan penuh kerelaan anggota akan mengikuti semua perintah. 16 Berdasarkan pengertian diatas mengenai peran kepala sekolah sebagai (EMASLIM), maka dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang menjalankan perannya dalam memimpin sekolah sebagai lembaga pendidikan. Kepala sekolah perlu terus mengembangkan diri agar pelaksanaan dan tugasnya dapat mendorong organisasi sekolah kearah yang lebih efektif dan berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat yang terus berkembang. 4. Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan pendidikan memerlukan perhatian yang utama karena melalui kepemimpinan yang baik kita harapkan, lahirnya tenaga-tenaga yang berkualitas dalam berbagai bidang sebagai pemikir, pekerja, yang terpenting bahwa melalui pendidikan kita menyiapkan tenaga-tenaga yang berkualitas, 16 Engkoswara, Administasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012) cet.3 h.179 14 tenaga yang siap latih dan siap pakai memenuhi kebutuhan masyarakat bisnis, dan industri, serta masyarakat lainnya. 17 Kunci keberhasilan suatu lembaga pendidikan pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektifitas penampilan pemimpinnya. Pemimpin dituntut memiliki persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat, sebab keberhasilan suatu lembaga hanya dapat dicapai melalui kepemimpinan seorang pemimpin yang berkualitas. Pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang memiliki kemampuan dasar, kualifikasi pribadi, serta pengetahuan dan keterampilan profesional. 18 Kepemimpinan pendidikan dalam tataran organisasi sekolah akan berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah (school leader/ principal), hal ini disebabkan kepala sekolah merupakan orang yang punya otoritas dalam mengelola sekolah guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. 19 Kasali (2005), dengan mengutip Maxwell mengemukakan 5 tahap kepemimpinan yang meliput: (1) level 1, pemimpin karena hal-hal yang bersifat legalitas misalnya menjadi pemimpin karena Surat Keputusan (SK); (2) level 2, pemimpin yang memimpin dengan kecintaannya, pemimpin pada level ini sudah memimpin orang bukan memimpin pekerjaan; (3) level 3, pemimpin yang lebih berorientasi pada hasil, pada pemimpin level ini prestasi keja adalah sangat penting; (4) level 4, pada tingkat ini pemimpin berusaha menumbuhkan pribadi-pribadi dalam organisasi untuk menjadi pemimpin; (5) level 5, pemimpin ini memiliki daya tarik yang luar biasa. Pada pemimpin level ini orang-orang ingin mengikutinya bukan hanya karena apa yang telah diberikan pemimpin secara personal atau manfaatnya, tetapi juga karena nilainilai dan simbol-simbol yang melekat pada diri orang tersebut. 20 17 Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya, 2005), h. 161 Akif, Kepemimpinan Transformasional Berkeadilan Gender, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2015), h. 12 19 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 136 20 Muhaimin, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012). Cet. 4 h. 29-31 18 15 Agar seorang kepala sekolah mampu bergerak dari pemimpin level 1 menuju pemimpin level di atasnya, sampai dengan pemimpin level 5 dibutuhkan empat unsur, yaitu: Unsur pertama yang harus dimiliki kepala sekolah untuk mampu a. menjadi pemimpin besar adalah visi. Unsur kedua adalah keberanian. b. Kepala sekolah yang mencintai pekerjaannya akan memiliki keberanian yang tinggi, karena dengan kecintaannya terhadap pekerjaannya tersebut berarti ia mengerjakannya dengan hati. Unsur ketiga adalah kemampuan untuk bekerja dalam alam yang c. realistis. Unsur keempat Kepala sekolah mampu menjadi pemimpin yang tidak d. sekedar pemimpin legalitas adalah memiliki kepedulian dan sensivitas yang tinggi terhadap manusia. 21 Untuk bisa memimpin dengan baik, seorang pemimpin harus mencintai orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin untuk dapat memulai memimpin dengan baik adalah dengan memiliki sifat kasih sayang atau mencintai terhadap yang dipimpinnya. Dengan dimilkinya sifat ini, maka pemimpin akan menjadi SDM sebagai aset utama yang paling penting dan tidak tertandingi oleh aset apapun. Kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengoordinasikan, menggerakkan dan meyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. 21 Muhaimin, Op.Cit, h.31-33 16 Oleh karena itu, dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang mandiri, profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk memobilisasi sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat. 22 B. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish. Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam penafsiran yang berbeda itu, ada juga kesamaanya. Kesamaan tersebut adalah, bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Saylor Alexander & Lewis (1981) dalam buku kurikulum dan pembelajaran, pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan. 23 Pada hakikatnya, kurikulum sebagai suatu program kegiatan terncana (program of planed activities) memiliki rentang yang cukup luas, hingga membentuk suatu pandangan yang menyeluruh. Di suatu pihak, kurikulum 22 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Rosda Karya, 2014). Cet.4 h. 39-40 23 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2010). Cet.3 h. 3 17 dipandang sebagai suatu dokumen tertulis (Beauchamp, 1981) dan di lain pihak, kurikulum dipandang sebagai rencana tidak tertulis yang terdapat dalam pikiran pihak pendidik (Taylor, 1970). 24 Dengan bertolak dari pengertian-pengertian di atas pada akhirnya menempatkan kurikulum sebagai “sesuatu” yang sangat dominan dan penting dalam kegiatan sekolah karena kurikulum sebagai “rencana sekolah” dalam arti luas berarti mencakup makna manajemen meskipun dalam arti biasa dibatasi pada makna “what to teach” apapun kegiatan sekolah. Segala- galanya harus direncanakan dan diciptakan untuk kepentingan kemajuan sekolah dan peserta didik. Hal ini perlu ditegaskan karena pada dasarnya bahwa inti kegiatan pendidikan adalah terletak pada kurikulum. 2. 25 Asas-asas Kurikulum Asas-asas kurikulum adalah prinsip-prinsip dasar yang masih bersifat umum yang digunakan sebagai dasar dari orientasi pengembangan kurikulum. Menurut S. Nasution (1982) dalam buku kurikulum dan pemikiran pendidikan asas-asas kurikulum itu terdiri dari empat macam yaitu; asas filosofis, sosiologis, psikologis dan organisatoris. Berikut ini diuraikan lebih lanjut mengenai asas-asas kurikulum. 26 a. Asas filosofis Asas filosofis pendidikan di Indonesia yaitu pancasila. Asas kurikulum yang didasarkan pada pandangan-pandangan hidup, apakah pandangan hidup sebagai suatu bangsa, atau sebagai suatu masyarakat, atau sebagai agama yang dianut. Asas filosofis ini memberi arah terhadap pengembangan kurikulum sehingga di dalam proses pengembangannya tidak bertentangan dengan dasar-dasar pandangan hidup yang menjadi landasannya. 24 Asas filosofis adalah merupakan Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Rosda karya, 2013). Cet.5 h.5 25 Lias Hasibuan, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada, 2010). Cet.1 h. 8-9 26 Lias Hasibuan Op.cit h. 51 18 ideologi sekaligus cita-cita yang harus diwujudkan melalui kurikulum. Karena itu kurikulum dengan asas filosofis memiliki hubungan integral, karena tanpa asas filosofis kurikulum dapat menghilangkan arah dan sasaran kurikulum. Adapun manfaat yang sangat penting dari asas filosofis terhadap kurikulum adalah adalah bahwa asas filosofis menjadi dasar bagi kurikulum untuk merumuskan tujuan-tujuan pendidikan. Jadi, asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara. Perbedaan filsafat suatu negara menimbulkan implikasi yang berbeda di dalam merumuskan tujuan pendidikan, menentukan bahan pelajaran dan tata cara mengajarkan, serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. b. Asas sosiologis Asas sosiologis adalah asas kurikulum yang didasarkan atas kepen tingan-kepentingan masyarakat. Kurikulum harus sejalan dengan kepentingan masyarakat, dan kurikulum harus mampu memberikan jawaban terhadap kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat dan kurikulum adalah dua hal yang harus menyatu sehingga kurikulum harus dirancang untuk dapat merespon kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Adapun manfaat utama dari asas sosiologis adalah agar kurikulum dapat selalu direlevansikan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, hal ini penting disadari agar isi kurikulum yang terdiri bahan-bahan kajian senantiasa diperhatikan relevansinya untuk menjawab tuntutantuntutan masyarakat. Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan peserta didik hidup dalam kehidupan masyarakat. Asumsinya adalah peserta didik berasal dari masyarakat, dididik oleh masyarakat, dan harus kembali ke masyarakat. Ketika peserta didik kembali ke masyarakat 19 tentu ia harus dibekali dengan sejumlah kompetensi, sehingga ia dapat berbakti dan berguna bagi masyarakat. 27 c. Asas organisatoris Asas organisatoris kurikulum adalah asas kurikulum yang mempertimbangkan tentang bagaimana meyajikan setiap mata pelajaran yang dapat dianggap lebih mudah untuk dicerna oleh peserta didik dan lebih memberikan pengetahuan yang komprehensif. Berkaitan dengan organisasi kurikulum ini perlu dipahami relevansinya dengan penyajian setiap mata pelajaran, sehingga mata pelajaran tersebut dapat mendorong siswa untuk melahirkan cara berfikir yang lebih dapat untuk melahirkan kecerdasan-kecerdasan siswa. Makna asas ini dapat memberikan sumbangan yang besar dalam merubah cara berfikir siswa terhadap dunia yang mereka hadapi. d. Asas psikologis Asas psikologis adalah asas kurikulum yang didsarkan atas pertimbangan terhadap jiwa peserta didik. Asas psikologis berguna untuk menyesuaikan kurikulum dengan tingkat perkembangan jiwa peserta didik. Bertolak dari pandangan ini maka kurikulum tidak dapat diseragamkan, akan tetapi kurikulum harus disesuaikan menurut tingkatan usia peserta didik, mengingat usia merupakan salah satu tanda untuk mendapatkan tingkatan perkembangan dan daya tangkap/daya serap siswa. 28 3. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar pendidikan (standard based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (compentency based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi 27 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosda Karya, 2011). Cet.1 h. 65 28 Op.cit. 53-54 20 lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketrampilan, dan bertindak. 29 Fokus pengembangan kurikulum 2013, antara lain: mengurangi mata pelajaran; mengurangi materi pelajaran; menambah jam belajar; penguatan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dalam pembelajaran; penguatan pembelajaran siswa aktif; dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu dari berbagai sumber belajar; penguatan penilaian proses dan hasil; dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, dan global. 30 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.Ir. Muhammad Nuh, DEA dalam buku implementasi kurikulum 2013 konsep dan penerapan, mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah: a. Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. b. Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, maupun memiliki kemampuan kemampuan berfikir kritis. c. Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan efektif. 29 Makalah Zainal Arifin, Seminar Pembinaan dan Sosialisasi Kurikulum 2013 Bagi Kepala dan Guru Madrasah, Kementrian Agama Kota Tangsel, Tanggal 13 Agustus 2015 30 Ibid 21 d. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran. e. Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 31 Konsep kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Pada dasarnya konsep kurikulum baru 2013 sebenarnya dapat dianggap tidak membawa sesuatu yang baru. Konsep kurikulum baru ini dinilai sudah pernah muncul dalam kurikulum yang duu pernah digunakan. 32 Jadi dapat disimpulkan bahwa orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (ttitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. 4. Metode Pembelajaran Yang Diterapkan Pada Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya, agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. 33 31 Imas Kurniasih S.Pd & Berlin Sani, 2014, Implementasi Kurikulum 2013 konsep& penerapan, (surabaya : kata pena), h.21-22 32 Imas kurniasih. Ibid. Hal131-132 33 Imas Kurniasih, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. 1, h. 63 22 Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses pembelajaran di kelas untuk kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut: a. Metode Pembelajaran Kolaborasi Strategi pembelajaran kolaborasi ini atau collaboration learning merupakan strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas dimana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dan dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu siswa dalam mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz dan lain sebagainya. b. Metode Pembelajaran Individual Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses dan lain sebagainya. c. Metode Pembelajaran Teman Sebaya Ada pendapat yang mengatakan seperti ini, “satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya peer learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Dan tentunya pada waktu yang bersamaan, ia menjadi narasumber bagi temannya. Strategi yang diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dan lain sebagainya. d. Model Pembelajaran Sikap Aktivitas belajar efektif atau affective learning membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi 23 yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasihat. e. Metode Pembelajaran Bermain Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran. f. Metode Pembelajaran Kelompok Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran. g. Metode Pembelajaran Mandiri Model pembelajaran mandiri (independent learning) peserta didik belajar atas kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan. Strategi yang dapat diterapakan antara lain apresiasi-tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat atau bahan berdasarkan temuan sendiri atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, 24 maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (inquiry, discovery, recovery). h. Model Pembelajaran Multimodel Pembelajaran multimodel dilakukan dengan mmaksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Strategi yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, simulasi, interaktif, elaboratif, partisipatif, magang (cooperative study), integratif, produksi, demonstrasi, imitasi, ekperiensial, kolaboratif. 34 Dari beberapa model pembelajaran yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa secara prinsip kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan bermasyarakat. 5. Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi. Kompetensi memilki lima karakteristik, yaitu (1) motif, yaitu sesuatu yang orang fikirkan dan inginkan dan menyebabkan sesuatu, (2) sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan komite terhadap situasi atau informasi; (3) konsep diri, yaitu sikap, nilai, image diri seseorang; (4) pengetahuan, yaitu informasi yang dimilki seseorang dalam bidang tertentu; dan (5) keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan tugas yang berkaitan dengan fisik dan metal. Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa kompetensi seseorang terbentuk karena adanya dua faktor utama yang mempengaruhi, yakni (1) faktor internal, yaitu potensi bawaan yang dimiliki seseorang sejak 34 Imas Kurniasih S.Pd & Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 konsep& penerapan, (surabaya : kata pena, 2014), h.43-45 25 lahir yang diturunkan dari orang tua; (2) faktor eksternal, yaitu potensi lingkungan yang membentuk seseorang untuk memilki potensi.35 Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Burke (1995) dalam buku pengembangan dan implementasi kurikulum 2013 mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut menunjukan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Dengan demikian, terdapat hubungan (link) antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja. Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut. a. Pengetahuan (knowledge);kesadaran dalam bidang kognitif. b. Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. c. Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimilki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. d. Nilai(value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. e. Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu ransangan yang datang dari luar. f. Minat (interest); adalah kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. 35 Imas Kurniasih S.Pd & Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 memahami berbagai aspek dalam kurikulum 2013, (surabaya : kata pena, 2014), h. 19-20 26 Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 36 6. Empat Belas Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka diperoleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan. Adapun 14 prinsip itu adalah: a. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. oleh karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya. b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, desain program, mindmaping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, 36 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Rosda karya,2014). Hal. 66 27 d. e. f. g. h. i. kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem terpadu. semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontra produktif terhadap perkembangan siswa. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; disini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yang berjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus liat faktanya, gambarnya, videonya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangkut perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membaca, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berfikirnya. keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan lainnya. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan 28 j. k. l. m. n. kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madya mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan, memberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh mnejalankan agama dan perilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi taman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas. prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebab mendapat pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan tidak seimbang dari pada siswa yang memperoleh pelajaran. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa, cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berfikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memilki yang memiliki unsur keragaman. 37 Dari pembahasan empat belas prinsip pembelajaran dalam kurikulum dapat diambil kesimpulan, bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankan pada 37 Daryanto, pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Gava Media, 2014) cet.1 h. 16-19 29 kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini sesuai dalam GBHN tahun 1972 yang menyatakan pendidikan adalah usaha sadar untuk membentuk kepribadian (afektif), kemampuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik) yang dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat serta berlangsung seumur hidup. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu sebanyak – banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi.sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memilki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, maupun memilki kemampuan berfikir kritis. C. Hasil Penelitian yang Relevan Pada penelitian sebelumnya penulis memperoleh dua judul penelitian yang terkait dengan judul penulis. Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Kohar ( 0018118215), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai “Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Administrasi Kurikulum di SDN 16 Pagi Duri Kepa Kebon Jeruk Jakarta Barat”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam pelaksanaan administrasi kurikulum serta menambah wawasan dan pengetahuan kependidikan yang berkaitan dengan supervisi bidang kurikulum. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa upaya kepala sekolah dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam meningkatkan kualitas pendidik sangat baik. Adapun strateginya yaitu memberi dukungan kepada para pendidik agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan 30 mengadakan pelatihan dan pembinaan untuk para tenaga pendidik, serta kerja sama dengan Depdiknas/pemerintah. Usaha-usaha yang dilakukan dalam kegiatan administrasi kurikulum berupa pembagian tugas para tenaga pendidik serta evaluasi bersama berjalan dengan baik. Para tenaga pendidik diberikan arahan serta pembinaan agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Semua dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Reni Syevyilni Wisda (108018200073), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMAN Ranah Pesisir Sumatera Barat”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengindentifikasi bagaimana pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMAN 1 RanPes. Dari hasil penelitian mengenai Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMAN 1 Ran-Pes bahwa Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sudah diimplementasikan dengan baik, implementasi tersebut terwujud dalam tiga kegiatan yaitu: Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran para tenaga pendidik menyusun berbagai program secara mandiri. Pada proses pelaksanaan pembelajaran sebagian besar guru telah melaksanakan apresepsi dan melaksanakan pretes, guru telah mengurangi metode ceramah dan memilih metode yang sesuai dengan materi. Dari dua penelitian terdahulu belum membahas bagaimana peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013. Oleh karena itu penulis bermaksud meneliti bagaimana peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan untuk menegtahui efektifitas kepala sekolah dalam 31 implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat. Yang objek penelitiannya di SMK Islamiyah Ciputat. D. Kerangka Berfikir REALITA (1) INPUT 1. Belum optimalnya pelaksanaan kurikulum 2013 2. Belum meratanya pemahaman guru akan pelaksanaan kurikulum 2013 3. Belum optimalnya monitoring kepala sekolah terhadap guru 4. Kurang efektifnya pemanfaatan waktu mengajar sehingga kompetensi siswa belum tercapai secara baik. STRATEGI (3) PROSES OUTPUT PERMASALAHAN (2) 1. Program pembinaan dan pelatihan Tenaga Pendidik 2. Monitoring Kepala Sekolah 3. Media dan alat penunjang dalam proses pembelajaran 4. Terlambatnya buku pelajaran siswa yang mengacu pada kurikulum 2013 5. Menekankan pada pengajaran berkualitas sesuai dengan kurikulum 2013 Belum optimalnya pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK Islamiyah HASIL (4) Keberhasilan Kepala Sekolah dalam implementasi Kurikulum 2013 32 Melihat kerangka berpikir terkait kepala sekolah dan implementasi kurikulum 2013 diatas, penulis mencoba menarasikan kerangka berpikir dengan menunjukkan realita yang ada, antara lain: belum optimalnya pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah, belum meratanya pemahaman guru akan pelaksanaan kurikulum 2013, terlambatnya buku pelajaran siswa yang mengacu pada kurikulum 2013, belum optimalnya monitoring kepala sekolah terhadap guru, serta Kurang efektifnya pemanfaatan waktu mengajar sehingga kompetensi siswa belum tercapai secara baik. Namun pada sisi lain terdapat harapan akan adanya inovasi yang signifikan terkait peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu keberhasilan kepala sekolah dalam mengimplementasikan fungsi EMASLIM terkait kurikulum 2013 kepada para pendidik. Dengan membandingkan realita dan harapan diatas, dapatlah diketahui penyebabnya, yaitu belum optimalnya pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah. Padahal kepala sekolah mempunyai peran penting sebagai pemimpin yang menjadi salah satu yang memiliki kewenangan dalam memberi keputusan. Untuk itu perlu diadakannya pelatihan serta pembinaan kepada para tenaga pendidik terkait implementasi kurikulum 2013, monitoring kepala sekolah sebagai supervisor untuk mengetahui seberapa paham tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar, ketersediaan sarana dan prsarana sebagai alat dan media penunjang dalam proses pembelajaran, serta menekankan pada pembelajaran yang berkulitas sesuai dengan kurikulum 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Islamiyah Ciputat yang beralamatkan di Jl. Ki Hajar Dewantara N0.23 Ciputat, Tangerang Selatan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus - November Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Waktu Pelaksanaan No Kegiatan 1 Pengajuan surat penelitian 2 Observasi Lingkungan 3 Wawancara 4 Hasil Penelitian Agsts 35 Sept Okt Nov 36 B. Metode penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 38 Metode penelitian yang digunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Emzir, pendekatan kualitatif menggunakan strategi penelitian seperti naratif, fenomenologis, etnografis, dan studi kasus. Peneliti mengumpulkan data penting secara terbuka terutama dimaksudkan untuk mengembangkan tema-tema dari data. 39 Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, diharapkan mendapatkan data dan informasi yang mendalam sehingga tujuan penelitian dapat tercapai, yang mana dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SMK Islamiyah Ciputat. Penelitian ini digunakan untuk mengungkap berbagai informasi dan gambaran mengenai peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat. C. Sumber Data Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah sedangkan sumber data sekundernya adalah wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan perwakilan guru. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan dan terjun langsung ke lokasi SMK Islamiyah Ciputat. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan adalah penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. 38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet. 14, h. 2 39 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif Dan Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), h. 28 37 Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam metode observasi ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan. Yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegitan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan. 40 Dengan observasi peneliti berharap mendapatkan data atas informasi yang akurat tentang bagaimana peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat. 2. Wawancara Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan dari pewawancara dengan maksud tertentu. 41 Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menentukan permasalahan yang diteliti dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. 42 Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, serta perwakilan guru di SMK Islamiyah Ciputat. 3. Studi Dokumentasi Studi Dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. 43 Dengan demikian pengumpulan data dengan metode dokumen ini dapat menambah dan 40 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2010), cet.7, h. 220. 41 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 1995), cet. 6, h. 186. 42 Sugiyono, Op.cit., h. 137. 43 Nana Syaodih, Op.cit., 222. 38 memperkuat data selain metode observasi dan metode wawancara yang dikumpulkan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui kegiatankegiatan sekolah dalam pengembangan kurikulum 2013, buku, foto, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta catatan terkait peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat. Dengan demikian semua aspek yang menjadi bukti tertulis yang berhubungan dengan peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat akan sangat berguna bagi peneliti sebagai informasi atau data yang dapat dianalisis. E. Teknik Analisis Data Setelah data-data yang diperlukan diperoleh, penulis melakukan analisis data dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction). Mereduksi data dengan memfokuskan pada hal yang penting, dan membuat kategori berdasarkan macam atau jenisnya dan embuat data yang tidak diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. 2. Penyajian data (Data Display). Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya yaitu mendisplay data. Dalam langkah ini dilakukan penyajian dengan memisahkan pola yang berbeda sesuai jenis dan macamnya sehingga strukturnya mudah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verivikasi (Conclusion Drawing and Virivication). Langkah ketiga dalam analisis kualitatif ini adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat. Tetapi jika didukung dengan bukti yang valid, maka menjadi kesimpulan yang kredibel. 44 44 Sugiyono, Op.cit, h. 247-252. 39 F. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan dibimbing oleh pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi, agar dapat memahami dan mengetahui peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat. Agar penelitian lebih terarah, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi pedoman wawancara untuk mendapatkan data-data primer terkait dengan “Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat”. Adapun kisi-kisinya sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 20013 No Variabel Aspek Variabel a. Peran dan fungsi kepala sekolah (EMASLIM) 1 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah b. Mendistribusikan peran-peran dan tanggung jawab kepemimpinan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum c. Strategi peningkatan kinerja pendidik d. Melibatkan seluruh staf & wakil kepala sekolah untuk kegiatan sekolah serta mengambil keputusan bersama. a. Strategi kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 untuk para tenaga pendidik 2 Implementasi Kurikulum 2013 b. Menekankan pada pengajaran berkualitas sesuai dengan kurikulum 2013 yang telah 40 ditetapkan. c. Media dan alat penunjang dalam proses pembelajaran d. Kendala serta solusi dalam implementasi kurikulum 2013 e. Harapan adanya perubahan menjadi kurikulum 2013 KTSP BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Islamiyah Ciputat 1. Sejarah Singkat SMK Islamiyah Ciputat SMK Islamiyah Ciputat adalah salah satu sekolah menengah kejuruan di Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantara no.23, Ciputat. Sekolah ini memiliki lima jurusan yaitu, Teknik Komputer Jaringan, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Akuntansi, dan Tata Boga. Sekolah ini didirikan pada tahun 1965 oleh Drs. H. Zarkazih Noer, beliau yang mempelopori pembangunan Yayasan Islamiyah ini. Awalnya proses kegiatan belajar mengajar dilakukan di gedung sekolah swasta lain karena yayasan belum mempunyai gedung sendiri. Namun kini Yayasan Islamiyah Ciputat (YIC) telah memiliki gedung sendiri. Beberapa kegiatan ekstrakulikuler seperti paskibra, marawis atau futsal menjadi sarana bagi anak didik YIC untuk menyalurkan minat, bakat, dan kreatifitas mereka. Mengedepankan pendidikan dan membimbing anak didiknya agar menjadi insan-insan muda yang berkualitas, berprestasi serta berakhlak baik. Terlebih lagi dengan 41 42 adanya dukungan i-skola layanan info penting kepadaorangtua/wali murid. Diharapkan lulusan yayasan ini selainmemiliki wawasan IPTEK yang luas juga memahami, mendalami, dan menguasai kaidah serta ajaran islam yang telah ditanam kepada mereka selama mengenyam bangku pendidikan di YIC. Kedua hal tersebut dirasa bisa menjadi bekal bagi maa depan mereka. 45 Beberapa Kepala Sekolah yang pernah memimpin SMK Islamiyah Ciputat, antara lain: Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah Periode 1999- sekarang No. Nama Masa Jabatan/TMT 1. Drs. Hilmudin 1999 – 2005 2. Drs. H. Mas’ud 2005 – 2011 3. Mulyono, M.Pd 2011– sekarang 2. Visi, Misi, dan Moto Sekolah a. Visi “Membangun sumber daya manusia yang berkualitas, terampil, dan mampu bersaing pada tingkat nasional maupun global dilandasi iman dan taqwa sesuai ajaran ahlusunnah waljamaah.” b. Misi 1) Membina danmembimbing peserta didik untuk memiliki dan mengamankan ajaran islam serta berakhlak mulia sesuai dengan ajaran ahlusunnah waljamaah. 2) Membentuk peserta didik untuk memiliki jiwa kewirausahaan. 45 Data sekolah SMK Islamiyah Ciputat 43 3) Membina peserta didik yang siap menjadi tenaga kerja yang profesional dan amanah dalam bidang teknologi informasi dan bisnis manajemen. 4) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kemampuan profesoonal sesuai denga dunia usaha dan dunia inndustri. 3. Guru dan Tenaga Kependidikan Guru adalah profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus di bidangnya. Oleh karena itu maka tingkat pendidikan guru merupakan modalyang sangat penting dalam melaksanakan tugasnya yaitu mendidik, mengaja, dan melatih siswa untuk mencapai siswa yang bermutu dan berprestasi. Untuk keadaan guru SMK Islamiyah Ciputat Selatan memiliki tenaga pengajar dan tenaga kependidikan yan bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan, maupun pendidikan. Seperti tabel berikut: Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik No. NAMA GURU PENDIKAN JABATAN BIDANG STUDI 1. Mulyono, M.Pd S2 Kepala Sekolah 2. Drs. H. Mukhtar F S2 Guru Pend.Agama Islam 3. Abdul Muslim, S.Pd.I S1 Guru Pend.Agama Islam 4. Rahma Rahim, S,Sos.I S1 Guru Pend.Agama Islam 5. Dra. Iin Kusnaeni S1 Guru Matematika 6. Drs. H. Mas’ud S1 Guru Matematika 44 7. Dra. Endang S. S1 Guru Matematika 8. Drs. Dedi Nurjamil S1 Guru Bahasa Inggris 9. M. Indra Mulyawan, SE S1 Guru Bahasa Inggris 10. Dian Rostikawati, SE Wakasek bid. Bahasa Inggris S1 Kurikulum 11. Gilang Nugraha, S.Pd S1 Guru Bahasa Indonesia 12. Tatang Sudrajat, S.pd S1 Guru Bahasa Indonesia 13. Drs.Ali Sujatna, M.Pd S2 Guru Bahasa Indonesia 14. Teguh Martono, BA S1 Guru Kimia 15. Nila Nurbrata S1 Guru Fisika 16. Ismul Bathni, ST, M.Pd S2 Guru Fisika 17. Hasan Basri, SE, MM S2 Guru TIK 18. Fuad Faisal, S.Ag, M.Si S2 Guru TIK 19. Amrullah, SE Wakasek Bid. TIK S1 Humas 20. Syarif Hidayat, S.Pd S1 Guru PKN 21. Drs. H. Sukohano, S.IPI S2 Guru PKN 22. Heriyanto, S,Pd, M.Si S2 Guru Seni Budaya 23. Sunanih, S.Pd S1 Guru BK 24. M. Zainudin Zakarsih S1 Guru BK 25. Romli, SS S1 Guru Mulok 26. Raditya S1 Guru PKN 45 27. Drs. Junaedi S1 Guru IPS 28. Drs. Hilmudin S1 Guru IPS 29. Dra. Maryanah S1 Guru IPS 4. Siswa Tabel 4.3 Data Siswa No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Rombel Kelas X 1. Laki – laki 210 Perempuan 211 421 Kelas XI 2. Laki – laki 200 Perempuan 180 380 Kelas XII 3. Laki – laki 190 Perempuan 180 Jumlah 370 1.171 5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada di SMK Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut. 46 Tabel 4.4 Data Keadaan Sarana dan Prasarana No. Sarana Prasarana Jumlah Baik 1. Ruang Kelas 22 22 2. Ruang Kepala Sekolah 1 1 3. Ruang Guru 1 1 4. Ruang Tata Usaha 1 1 5. Laboratorium bahasa 1 1 6. Laboratorium untuk BM 2 2 7. Laboratorium untuk TIK 1 1 jaringan 1 1 8. Laboratorium untuk TIK 9. Laboratorium pemasaran 1 1 10. Laboratorium akuntansi 1 1 11. Laboratorium sekretaris 1 1 12. Perpustakaan 1 1 13. Masjid/Mushola 1 1 14. Lapangan Olahraga/Upacara 1 1 15. Ruang OSIS 1 1 16. Pos Satpam 1 1 17. Toilet Guru 4 4 18. Toilet Siswa 6 6 19. Kantin 1 1 20. Koperasi siswa 1 1 Rusak Rusak Ringan Berat 47 Tabel 4.5 Peralatan Penunjang Pembelajaran Jumlah Kondisi No. Jenis 1. Laboratorium bahasa   Laboratorium untuk   untuk   Laboratorium jaringan         2. 3. 4. 5. Cukup Kurang Baik Rusak Keterangan BM Laboratorium TIK untuk TIK Laboratorium pemasaran 6. 7. Laboratorium akuntansi Laboratorium sekretaris 6. Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi a. Komite sekolah Peran aktif dewan pendidikan, dewan sekolah, maupun komite sekolah diperlukan untuk memberikan dukungan dan memenuhi kebutuhan sekolah, pertimbangan pengambilan keputusan, pengawasan manajemen sekolah. b. Kepala Sekolah 1) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan. 2) Menetukan dan mengevaluasi pembagian kerja bagi staff dibawahnya. 3) Melakukan pembinaan terhadap staff dan guru. 48 4) Memberi rekomendasi dan penilaian atas prestasi staff dan guru yang dipimpinnya. 5) Membuat RAPBS. 6) Bertanggung jawab atas tunggakan keuangan unit. 7) Membuat laporan pertanggungjawaban secara berkala kepada koordinator pendidikan melalui bidang SDM dan Kurikulim. 8) Mengelola dana BOS. c. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum 1) Bersama Wakasek lain, mewakili Kepala Sekolah apabila berhalangan. 2) Melaksanakan tugas-tugas Kepala Sekolah dalam bidang-bidang kurikulum. d. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan 1) Bersama Wakasek lain, mewakili Kepala Sekolah apabila berhalangan. 2) Melaksanakan tugas-tugas Kepala Sekolah dalam bidang-bidang kesiswaan. e. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana 1) Bersama Wakasek lain, mewakili Kepala Sekolah apabila berhalangan. 2) Melaksanakan tugas-tugas Kepala Sekolah dalam bidang-bidang sarana dan prasarana sekolah. f. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas 1) Bersama Wakasek lain, mewakili Kepala Sekolah apabila berhalangan. 2) Melaksanakan tugas-tugas Kepala Sekolah dalam bidang-bidang kurikulum. g. Tata Usaha 1) Menerima, membukukan, dan menyetor keuangan unit kepada Kepala Sekolah. h. Bendahara 49 1) Menerima, membukukan, dan menyetor keuangan unit kepada Kepala Sekolah. 2) Menyediakan keuangan berdasarkan keutuhan. 3) Mendistribusikan keuangan berdasarkan anggaran. 4) Menyampaikan laporan berkala pada musyawarah sekolah. 5) Mengelola dan mngembangkan keungan sekolah. 6) Mengeluarkan biaya pengurus, Kepala, Staff, Guru, dan Karyawan. 7) Mengeluarkan uang sekolah harus ada rekomendasi Kepala Sekolah. 8) Bersama Kepala Sekolah menyusun RAPBS. 9) Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan anggaran penerimaan dan belanja sekolah. 10) Merencanakan, mengatur, dan menertibkan keuangan sekolah. 11) Melaporkan seluruh program dan hasil kerjanya kepada koordinator. i. Bimbingan Konseling 1) Untuk membimbing siswa yang bermasalah. j. Wali Kelas 1) Mengelola kelas 2) Menyelenggarakan administrasi kelas 3) Menyusun dan membuat statistik bulanan siswa. 4) Mengisi leger. 5) Membuat catatan khusus tentang siswa. 6) Mencatat mutasi siswa. 7) Menulis dan membagikan raport. 8) Membantu menertibkan pembayaran keuangan siswa dalam bentuk penagihan kepada siswa. 9) Menjaga keaktifan siswa. k. Guru 1) Membuat perangkap program pengajaran. 2) Melaksanakan kegiatan pengajaran. 50 3) Melaksanakan kegiatan penilaian terhadap siswa. 4) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggungjawabnya. 5) Membuat catatan tentang siswa dalam bidang mata pelajarannya. 6) Mengisi dan memeriksa absen siswa dalam bidang mata pelajarann B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Peran Kepala Sekolah SMK Islamiyah Ciputat Berikut ini data yang telah diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Wakasek Bid. Humas dan perwakilan guru. pendapat yang dikemukakan oleh Kepala Sekolah bahwa : “... peran dan fungsi utama kepala sekolah yaitu sebagai pemimpin, manajer, pendidik, administrator, entrepreneurship, supervisor, motivator dan innovator. Lebih jauh lagi bapak Mulyono menjelaskan peran dan fungsinya sebagai kepala sekolah diantaranya tugas kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, pendidik, administrator, enterpreneurship, supervisor, motivator dan innovator dalam pendidikan harus memiliki kepribadian yang kuat, dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab, memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa dengan baik, memiliki visi dan memahami misi sekolah, memiliki kemampuan mengambil keputusan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi. 46 Bapak Mulyono menyatakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai manajemen yang baik, bagaimana perencanaan dilakukan, beliau mengemukakan “Adanya pertemuan rutin serta evaluasi dengan para guru diharapkan dapat mengetahui program kegiatan yang sudah berjaan maupun 46 Wawancara dengan Bapak Mulyono, M.Pd. kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat. Tanggal 02 Oktober 2015 51 yang belum berjalan”. 47 Semua susunan program kegiatan kepala sekolah sudah tersusun secara terencana selama satu semester. Perannya sebagai kepala sekolah harus mampu memimpin dalam setiap kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya Bapak Mulyono melakukan pengorganisasian untuk menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah agar mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru dan para staff.Setelah teroganisir segala kegiatan diperlukan adanya pengarahan dari kepala sekolah, arahan biasanya dilakukan pada saat upacara bendera atau kegiatan penting sekolah, kepala sekolah memberikan Pengarahan setiap kegiatan untuk membimbing para warga sekolah dengan jalan memberi perintah, memberi petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya agar mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan. Setelah semua kegiatan terarah adanya koordinasi dari setiap bidang oleh kepala sekolah. Menurut kepala sekolah koordinasi rutin dilakukan, biasanya dilakukan pada saat evaluasi bulanan. Masalah yang dibahas adalah program kegiatan yang belum berjalan. Untuk koordinasi melakukan pengotrolan dari setiap kegiatan yang dilakukan sekolah, apakah sesuai dengan agenda yang sudah ada. Beberapa Pengkoordinasian setiap kegiatan yang menghubungkan orang-orang dan tugas-tugas dipercayakan pada wakil kepala sekolah. Sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan, kebijaksanaan, tindakan, langkah, sikap serta tercegah dari timbulnya pertentangan. Menurut Wakasek bidang Humas pengorganisasian selalu dilakukan oleh kepala sekolah pada setiap kegitan. Hal ini bertujuan agar tidak adanya kesalahan pada saat kegiatan berlangsung. 47 Wawancara dengan Bapak Mulyono, M.Pd. kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat. Tanggal 02 Oktober 2015 52 Sebagaimana uraian awal tentang peran kepala sekolah, terdapat peran tambahan yang dikemukakan oleh kepala sekolah SMK Islamiyah, sedangkan menurut teori yang dikemukakan E. Mulyasa dalam buku “Menjadi Kepala Sekolah Profesional” yang mengatakan bahwa peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, pemimpin, innovator dan motivator. 48 Terdapat tambahan peran kepala sekolah yaitu sebagai entrepreneurship. Menurut bapak Mulyono, sekolah swasta yang berorientasi pada kejuruan dan keahlian, kepala sekolah dituntut untuk memilki jiwa wirausaha sehingga dapat membangun sekolah yang mandiri dan maju tanpa harus sepenuhnya bergantung pada donatur maupun orang tua peserta didik. Jiwa wirausaha kepala sekolah sangat penting bagi kemajuan sekolah, karena nantinya kepala sekolah dituntut memilki strategi dalam mempromosikan sekolahnya di masyarakat. Wakil kepala sekolah bidang Humas mengatakan, aplikasi dari jiwa wirausaha Bapak Mulyono, M.Pd. sebagai kepala sekolah pada tahun 2015 ini, SMK Islamiyah telah memilki ruangan khusus untuk siswa pada setiap jurusannya. Misalnya lab pemasaran yang dilengkapi dengan alat dan sistem yang digunakan dalam proses pemasaran seperti diperusahaan-perusahaan pada umumnya sehingga memudahkan siswa ketika terjun langsung dilapangan/dunia kerja. Lab tata boga dilengkapi dengan segala peralatan masak memasak, sehingga pada setiap kegiatan sekolah para tamu maupun guru dapat mencicipi hidangan yang dibuat oleh siswa tata boga. Makanan yang dibuat oleh para siswa dijual dikantin agar bisa dinikmati oleh siswa lainnya dengan harga yang lebih terjangkau. Belum lama ini siswa dan siswi jurusan pemasaran mengikuti Pameran Karajinan Tangan Se- SMK Tingkat Nasional di Harmoni Jakarta Pusat. Pameran bentuk kerajinan tangan bahan daur ulang diantaranya dari batok kelapa dan bahan planel. Bahan-bahan tersebut dapat dijadikan sebagai aksesoris, lampu hias, tas, dan lain-lain. 48 E. Mulyasa, op.cit,. h. 97-98 53 Bahan planel dapat dijadikan boneka dan pajangan. Hasil karya para siswa dan siswi dipamerkan serta dijual. 49 Menurut Ibu Oom Rahmawati sebagai wali kelas jurusan tata boga,peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan sangat memperhatikan keadaan di lingkungan sekolah. Perannya juga sebagai enterpreneur dinilai baik, karena siswa diberikan ruang dengan adanya Laboratorium tata boga agar siswa bisa mengeksplorasi kemampuan serta keahliannya dibidang tata boga. Seperti di setiap kegaiatan yang di sekolah, siswa tata boga diberikan kesempatan untuk membuat kue kering maupun kue basah untuk hidangan para guru maupun tamu undangan, hal ini sangat baik untuk menunjang kemampuan dan kreatifitasnya. 50 Peran kepala sekolah sebagai entrepreneur, berperan untuk melihat adanya peluang dan memanfaatkan peluang untuk kepentingan sekokah. Kemampuan kepala sekolah dalam menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, serta kemampuan memotivasi yang kuat untuk mencapai sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat, maka dapat disimpulkan bahwa Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap terbentuknya semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di SMK Islamiyah Ciputat, dibawah kepemimpinan kepala sekolah bapak Mulyono, M.Pd menunjukkan bahwa kepala sekolah memiliki peranan yang sangat besar dalam peningkatan 49 Wawancara dengan Bapak Amrullah, SE. Wakasek bidang Humas SMK dan guru Administrasi Perkantoran SMK Islamiyah Ciputat. Tanggal 5 Oktober 2015 50 Wawancara dengan Ibu Oom Rahmawati, wali kelas dan guru tata boga SMK Islamiyah Ciputat. Tanggal 30 Oktober 2015 54 mutu pendidikan di sekolah. hal ini terbukti dengan adanya manajemen yang baik dari kepala sekolah sehingga kegiatan di sekolah berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai bersama. Sebagai pemimpin, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan sekolah menjadi sekolah yang berkualitas memenuhi apa yang diinginkan oleh konsumen. Untuk menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, kepala sekolah tidak dapat bekerja sendiri. Dalam sebuah organisasi seorang pemimpin membutuhkan bawahan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat besar dalam mengembangkan semangat kerja dan kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan dunia pendidikan, perkembangan kualitas professional guru-guru yang dipimpinnya, serta kualitas siswa atau sekolah secara umum banyak ditentukan oleh kualitas pemimpin sekolah (Kepala Sekolah). 2. Kepemimpinan Kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat Dalam hal ini, Bapak Mulyono selaku kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat memiliki langkah-langkah yang diterapkan dan dilaksanakan di sekolah sebagai pemimpin pendidikan, diantaranya : a. Kepala sekolah yang memilki karakteristik visi sebagai pemimpin pendidikan Hasil wawancara dengan kepala sekolah, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dilandasi dengan niat untuk ibadah. Setiap guru maupun staff yang menyampaikan pendapat, saran atau kritik akan ditanggapi dengan bijak, baik yang positif maupun negatif. Jika saran atau kritikan yang membangun maka akan diterima sesuai kemampuan sekolah untuk peningkatan kualitas sekolah. 51 51 Wawancara dengan Bapak Mulyono, M.Pd. kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat. Tanggal 2 Oktober 2015 55 Hal ini juga diungkapkan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa sikap kepala sekolah sangat terbuka dan berperan aktif disetiap kegiatan yang ada disekolah. Beliau mengungkapkan “kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan sama seperti kita manusia biasa yang saling bergantung satu sama lain, maka dari itu semua tugas dan kegiatan kepala sekolah tidak lepas dari bantuan para wakil-wakil yang berada dibawahnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan bersama.” Adanya feedback ketika guru memberikan saran, jika menurutnya baik, maka akan ditindak lanjuti, jika kurang baik maka kepala sekolah sebagai pemimpin mempunyai wewenang untuk mempertimbangkan terhadap saran serta kritik yang diterima. 52 Sedangkan menurut guru B. Inggris kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan keputusan dengan cara adanya musyawarah atau evaluasi yang dilakukan setiap bulannya. pertimbangan sudah disepakati bersama. Sehingga segala Kepala sekolah selalu berperan pada setiap kegiatan sekolah walaupun kadang kala ada kendala atau hambatan yang memungkinkan beliau tidak dapat hadir, namun dapat diwakilkan oleh wakil kepala sekolah yang ada. 53 Dengan demikian kepala sekolah SMK Islamiyah sebagai pemimpin selalu memperhatikan kesejahteraan para warga sekolah, dan dalam memberikan keputusan atas musyawarah serta kesepakatan bersama agar tidak adanya kesalah pahaman dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan untuk kesejahteraan bersama. b. Tanggung Jawab Atas Amanah Sebagai Pemimpin Pendidikan Bapak Mulyono mengatakan bahwa tugasnya sebagai kepala sekolah adalah amanah. 52 Maka dari itu beliau selalu menjalankan Wawancara dengan Ibu Dian Rostikawati, SE. Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum. Tanggal 5 Oktober 2015 53 Wawancara dengan Bapak Anggi Pranata, S.Pd. Guru Bahasa Inggris. Tanggal 15 Oktober 2015 56 kewajibannya dengan sebaik mungkin, misalnya dalam hal kedisiplinan kehadiran serta tugas-tugasnya sebagai kepala sekolah dijalankan dengan sebaik mungkin. Apabila ada permasalahan sebaiknya di selesaikan bersama, dan selalu memusyawarahkan setiap pemberian keputusan agar sesuai tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan bersama. Menurut Wakasek dan guru B. Inggris, Kepala sekolah selalu menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik. Berbagai kegiatan berjalan dengan baik, andaipun ada beberapa kekurangan itu hal yang wajar karna manusia tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. 54Salah satu sifat yang dapat memperkuat keyakinan kepala sekolah SMK Islamiyah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya adalah merasa dirinya diamanahi kepemimpinan dan harusbertanggung jawab.Tanggungjawab seorang pemimpin harus dibuktikan bahwa kapan saja dia harus siap untuk melaksanakan tugas. Menurut Ibu Oom rahmawati, kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang tegas namun ramah terhadap para guru, kepala sekolah selalu memperhatikan kesejahteraan para guru disini. Apabila ada guru yang melakukan kesalahan beliau akan segera menasihatinya bukan malah membiarkannya. 55 Kepala sekolah dalam menjalankan Tugas dan kewajibannya selalu dijalankan dengan sungguh-sungguh. Sikapnya yang ramah dan bijaksana membuat dirinya disegani dan dihormati oleh seluruh warga sekolah. Dengan demikian tugasnya sebagai kepala sekolah sudah dijalankan dengan sebaik mungkin untuk kesejahteraan seluruh warga sekolah. 54 2015 55 Wawancara dengan Wakasek Bid. Kurikulum dan guru B.Inggris Tanggal 5 Oktober Wawancara dengan Ibu Oom Rahmawati, wali kelas dan guru tata boga SMK Islamiyah Ciputat. Tanggal 15 Oktober 2015 57 c. MemberikanReward Sebagai Motivasi Untuk Bawahan Agar Lebih Produktif Menjadi teladan yang baik merupakan salah satu syarat mutlak bagi kepala sekolah untuk bisa memiliki pengaruh terhadap guru dan warga kepala sekolah lainnya. Dengan memiliki pengaruh, seorang kepala sekolah memiliki bekal yang lebih baik untuk memberdayakan warga sekolah sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk meningkatkan produktivitas guru, kepala sekolah memberikan stimulasi dengan cara memberikan reward kepada guru, reward yang diberikan bermacam-macam, ada yang berbentuk tugas misalnya beberapa utusan guru yang dikirim untuk mengikuti pelatihan karena guru yang bersangkutan memiliki potensi dan dan loyalitas yang tinggi terhadap sekolah. Setelah mengikuti pelatihan para guru mendapatkan reward finansial yang diberikan, selain itu ada yang diberikan dari dinas, yakni dipermudah untuk kenaikan golongan atau promosi jabatan. Beberapa guru mendapatkan reward dalam macam-macam bentuk berupa finansial, kenaikan jabatan, dan jika guru tersebut sudah PNS dipromosikan untuk dinaikkan golongannya. Guru diberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar dengan cara mengikuti seminar atau workshop ada juga pelatihan yang berasal dari dinas, pelatihan tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru. Selain memberikan reward kepala sekolah juga memperhatikan keadaan saran dan prasarana sekolah, salah satu perbaikan yang dilakukan salah satunya memberikan fasilitas AC diruang guru untuk memberikan kenyamanan ketika guru melaksanakan tugas dan kewajibannya. 56 d. Pemberian Keputusan Dilakukan dengan Jalan Musyawarah dan Kesepakatan Bersama 56 Wawancara dengan Ibu Dian Rostikawati, SE. Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum. Tanggal 15 Oktober 2015 58 Menurut kepala sekolah evaluasi rutin dilakukan untuk membahas program-program sekolah maupun pemecahan dari berbagai persoalan yang ada di sekolah. Evaluasi formal dilakukan sebulan sekali, evaluasi dilakukan pada minggu ketiga disetiap bulannya, hal-hal yang dibahas dalam evaluasi bulanan biasanya masalah evaluasi program dibulan lalu dan program yang belum dilaksanakan. Evaluasi non formal biasanya dilakukan saat upacara bendera ketika kepala sekolah diberikan kesempatan memberikan amanat atau nasihat. Hal yang disampaikan menekankan pada disiplin ketepatan dalam kehadiran siswa dikelas serta kerapihan busana siswa. Kepala sekolah pun akan menegur guru yang kurang disiplin dalam hal kehadiran serta kerapihannya. Namun dilakukan dengan cara pemanggilan guru secara personal. 57 Pendapat yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah, bahwasannya kepala sekolah tidak dapat menjalankan semua kegiatannya tanpa adanya bantuan serta kerjasama yang baik dengan wakil kepala sekolah maupun para guru yang dipercaya sesuai dengan bidangnya. Dengan adanya evaluasi dari kepala sekolah terhadap guru yakni, dapat mengetahui kesulitan apa yang dialami oleh guru serta mengetahui program-program sekolah yang belum berjalan. 58 Jika dilihat dari pernyataan diatas, langkah-langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat sebagai pemimpin pendidikan sudah melakukan tugasnya dengan baik. Kepala sekolah adalah orang yang sangat menentukan dalam berjalannya suatu kegiatan organisasi sekolah sesuai dengan rel yang diharapkan, peran dan tanggung jawabnya sangatlah berat, untuk itu diperlukan kerjasama dengan stekholder-stekholder yang terlibat dalam dunia pendidikan, agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. 57 Wawancara dengan Bapak Mulyono, M.Pd. kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat. Tanggal 23 Oktober 2015 58 Wawancara dengan Ibu Dian Rostikawati, SE. Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum. Tanggal 15 Oktober 2015 59 Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dengan acuan teori yang ada, kepemimpinan kepala sekolah yang dijalankan oleh bapak Mulyono sudah berjalan dengan baik. Proses pelaksanaan tugas serta kewajibannya sebagai pemimpin pendidikan sangat memperhatikan kesejahteraan seluruh warga sekolah. Karena sumber daya yang berkualitas dan berkompenten sangat mempengaruhi keberhasilan sekolah dalam proses pengajaran. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin pendidikan sangat diperhatikan pemberian reward dan punishment baik berupa kompensasi, pembinaan serta pelatihan guru, hingga mutasi kerja bagi pendidik yang dianggap tidak lagi melaksanakan kewajibannya sebagai pendidik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya kepala sekolah dalam memberikan pelayanan serta motivasi kepada seluruh warga sekolah. Seperti pernyataan E. Mulyasa dalam buku pengembangan dan implementasi kurikulum 2013 bahwa Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. 59 3. Peran Kepala Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di SMK Islamiyah Bapak Mulyono menuturkan beberapa upaya dilakukan kepala sekolah dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah antara lain sebagai berikut: a. Mengikuti Program Pendidikan Dan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 59 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Rosda Karya, 2014). Cet.4 h. 39-40 60 Menurut kepala sekolahsalah satu strategi untuk memahami Kurikulum 2013, yaitu melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Implementasi Kurikulum 2013 yang diperuntukkan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Dengan adanya diklat Implementasi Kurikulum 2013 menjadi langkah awal yang sangat penting untuk mempercepat pemahaman dan keterampilan dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut. 60 Menurut Wakasek Bidang Kurikulum adanya program pelatihan dari pemerintah yang berkenaan dengan K.13. Misalnya beberapa perwakilan guru yang dikirim untuk mengikuti pelatihan implementasi k.13 di daerah Anyer. Hal ini dilakukan untuk tambahan pengetahuannya dan pemahamannya dalam penerapan kurikulum 2013 di sekolah. Ini membuktikan bahwa kepala sekolah memperhatikan kualitas SDM di sekolah. Program ini mendapatkan dukungan penuh dari kepala sekolah untuk menjadikan sekolah yang lebih baik dan berkualitas. 61 Menurut guru B. Inggris dan tata boga, program pelatihan serta sosialisasi yang di lakukan sekolah untuk pemahaman kurikulum 2013 sangat membantu para guru untuk mempermudah pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Implementasi kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Misalnya pada waktu pelatihan di luar sekolah, kami banyak mendapatkan pelajaran dan pemahaman bagaimana menerapkan konsep kurikulum 2013 kepada peserta didik. 62 60 Wawancara dengan Bapak Mulyono, M.Pd. kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat. Tanggal 02 November 2015. 61 Wawancara dengan Ibu Dian Rostikawati, SE. Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum. Tanggal 06 November 2015. 62 Wawancara dengan guru B. Inggris dan Tata boga SMK islamiyah Ciputat. Tanggal 15 Oktober 2015 61 b. Program Pendampingan Serta Pelatihan implementasi Kurikulum 2013 Yang Diperuntukkan Untuk Para Guru Program pendampingan ini dilakukan sebagai penguatan dalam memahami konsep kurikulum 2013 berikut perubahannya di lapangan serta untuk membantu mengatasi berbagai kendala yang muncul pada saat implementasi kurikulum tersebut di sekolah. Tujuan umum Program Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 adalah untuk menjamin terlaksananya implementasi Kurikulum 2013 secara efektif dan efisien di sekolah serta memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi saat implementasi kurikulum 2013. Program pendampingan ini dilakukan oleh pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru inti yang telah mengikuti diklat implementasi kurikulum 2013 kepada kepala sekolah dan guru sasaran pada tingkat satuan pendidikan dalam mengiplementasikankurikulum 2013 melalui kegiatan pemantauan, konsultasi, penyampaian informasi, modeling, mentoring, dan ekstrakulikuler. Kegiatan pendampingan implementasi kurikulum 2013 difokuskan pada fasilitas penerapan kurikulum 2013 oleh kepala sekolah dan guru di satuan pendidikannya. Secara rinci materi pendampingan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru adalah sebagai berikut : 1. Penguasaan konsep pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, yang mencakup kajian dan diskusi tentang alasan/rasioanl dikembangkannya dan diberlakukannya kurikulum 2013 serta elemen perubahan kurikulum berdasarkan SKL, KI dan KD. Aspek penting berkenaan dengan konsep pembelajaran ini adalah adanya perubahan mindset dan esensi kurikulum 2013. 2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan silabus yang telah disusun Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan pendekatan strategi pembelajaran di masingmasing jenis dan jenjang pendidikan. 62 3. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik jenis dan jenjang pendidikan. 4. Pelaksanaan penilaian sesuai dengan kebutuhan dan kaidahkaidah penilaian authentic assesment, penggunaan penilaian acuan kriteria, dan portofolio. Disamping materi pendampingan diatas, pelaksanaan pendampingan juga diarahkan pada upaya menghimpun berbagai kendala dan alternatif pemecahan masalah dari implementasi kurikulum dimasing-masing satuan pendidikan. 63 Menurut Wakasek Bidang Kurikulum, kurikulum 2013 menerapkan kegiatan 5M (mengamati, menanya, melihat, menalar, dan mencipta) dalam kegiatan pembelajaran. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru menggunakan metode ceramah ketika kegiatan pembelajaran. Sehingga pembelajaran berpusat pada guru. Dalam kurikulum 2013pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual (siswa aktif dan kompenten),dengan motode pembelajaran yang lebih bervariasi. Guru hanya sebagai fasilitator ketika kegiatan pembelajaran. Kegiatan ekstrakulikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik yang berwenang di sekolah. Melalui kegiatan ekstrakulikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik. Hal ini sesuai dengan 18 nilai yang harus dikembangkan sekolah dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter, yaitu (1) 63 Arsip Kepala Sekolah, “Program Pemdampingan Kurikulum 2013”. 63 religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai sesama, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) bertanggung jawab. Pendidikan karakterdalam kurikulum 2013 terdapat pada penilaian sikap peserta didik, dapat diintegrasikan dalam pembelajaran setiap mata pelajaran.Materi pembelajaran yang berkaitan dengan normanorma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. 64 Berikut ini merupakan contoh penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas XI PM I SMK Semester 1 dan 2. Tabel 4.6 Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Penerapan karakter/sikap Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara a. Menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara 1.1 Menjelaskan makna a. Religius hak warga negara Siswa saling menghormati antar umat beragama.Sebelum memulai sebagai pelajaran hendaknya berdoa bersama agar diberikan kemudahan dan kelancaran oleh Allah SWT. Hidup berdamping-dampingan sebagai rasa syukur kepada Allah yang menciptakan Bahwasannya 64 makhluknya. manusia Wawancara dengan Ibu Dian Rostikawati, SE. Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum. Tanggal 06 November 2015. adalah 64 makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain. Sebagai pelajar siswa harus sama-sama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan tidak membedabedakan agama, suku dan budaya. 1.2 b. Cinta tanah Air Menjelaskan kewajiban warga negara Siwa melaksanakan sebagai warga mematuhi kewajiban negara UUD Pancasila.Kewajiban yang dan warga negara adalah tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang sebagaimana ketentuan di warga negara atur dalam perundangundangan yang berlaku. 1.3 Menguraikan dan hak kewajiban warga negara c. Toleransi Siswa saling tolong-menolong antar sesama dalam kebaikan, serta mendapatkan haknya dan menjalankan kewajibannya sebagai negara warga yang patuh. d. Mandiri Sebagai pelajar, siswa dapat menerima haknya menjalankan dalam serta kewajibannya kehidupan sehari- hari.Siswa mampu mengerjakan tugasnya sendiri tanpa bantuan 65 dari temannya. Menatap Tantangan Integrasi Nasional 2. Menganalisis praktik 2.1 Menjelaskan strategi perlindungan dan untuk mengatasi penegakan hukum dalam masyarakat berbagai ancaman untuk menjamin dalam membangun keadilan dan kedamaian integrasi nasional a. Kreatif Siswa dapat membentuk kelompok dan mendiskuskikan bagaiman membuat strategi untuk menghadapi ancaman dalam membangun integrasi nasional. Masing-masing kelompok diharuskan menampilkan drama pertunjukan untuk memerankan bagaimana para pejuang mempertahankan kemerdekaan pada saat Indonesia di jajah oleh Belanda dan Jepang. b. Bersahabat/Komunikatif Siswa dapat menyampaikan bebas pendapatnya dengan teman sekelompoknya terkait materi diskusi yang sedang dibahas bersama. Saling memberikan masukan serta informasi terkait materi yang diajarkan. 2.2 Siswa dapat menjelaskan dalam c. Semangat Kebangsaan strategi Siswa dapat memupuk rasa mengatasi nasionalisme dengan mengenal ancaman militer para pahlawan negara yang telah berjuang untuk kemerdekaan 66 Indonesia. d. Disiplin Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan tepat waktu. Siswa selalu tepat waktu masuk kelas dan berdoa sebelum pelajaran dimulai. 2.3 Siswa dapat menjelaskan dalam e. Rasa Ingin Tau strategi Siswa mencari tau lewat media mengatasi buku atau internet peristiwa ancaman non militer yang terjadi pada zaman penjajahan bagaimana strategi bangsa Indonesia untuk mengalahkan para penjajah. Mata Pelajaran Pendidikan Kewirausahaan Kelas XI PMI Semester 2 Dinamika Kehidupan Bernegara dalam Konteks Geopolitik Indonesia 3. Menganalisis perkembangan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa bernegara dan 3.1 Siswa dapat a. Kerja Keras menjelaskan konsep Siswa dapat belajar dengan NKRI menurut UUD Republik Indonesia tekun dan bersungguh-sungguh Tahun 1945 agar konsep NKRI benar-benar difahami sesuai dengan UUD dan pancasila. 3.2 Siswa dapat b. Jujur menyebutkan Siswa mengakui dengan jujur keunggulan Negara Kesatuan Republik bahwa sesungguhnya tanpa para Indonesia pejuang tidak akan mungkin Indonesia merdeka mempertahankan NKRI. dan 67 c. Peduli Lingkungan Menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas permasalahan berbagai bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial. Ikut serta menjaga lingkungan kebersihan sekitar dengan membuang sampah pada tempatnya. 3.3 Siswa dapat d. Demokratis menjelaskan kehidupan bernegara Siswa dapat berdiskusi dengan dalam konsep NKRI teman kelompoknya terkait materi Kehidupan bernegara konteks NKRI. dalam Masing-masing kelompok memaparkan pendapat serta menjelaskan hasil diskusinya. e. Cinta Damai Siswa dapat menjaga persaudaraan dengan siswa lainnya dengan saling menghargai setiap pendapat. Tidak membuat keributan didalam kelas ketika KBM maupun kegiatan ekstrakulikuler di luar kelas. 4.1 Siswa Budaya Politik 4. Menganalisis menjelaskan macam-macam pengertian budaya Indonesia politik di politik dapat a. Gemar Membaca Siswa dapat membaca tentang budaya buku-buku yang berkaitan dengan budaya politik. b. Peduli Sosial Siswa ikut serta untuk memilih pemimpin, baik pemimpin negara maupun pemimpin osis 68 di lingkungan sekolah.Hal ini sebagai bentuk kewajibannya sebagai warga negara yang peduli sosial. 4.2 Siswa menjelaskan dapat c. Menghargai Prestasi Siswa dapat menghargai hasil mekanisme sosialisasi nilai dari setiap tugas yang budaya politik diberikan guru dalam jangka waktu yang telah ditentukan. 4.3 Siswa menjelaskan dapat c. Tanggung Jawab agen- Siswa dapat mengerjakan tugas agen sosialisasi dalam yang diberikan guru dengan budaya politik tepat waktu. Siswa diharapkan mematuhi disiplin di sekolah. Demikian hasil konsep penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan yang diajarkan dikelas XI PM I di SMK Islamiyah Ciputat. Konsep ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi guru bidang studi dalam pengembangan karakter siswa di kelas. Implementasi kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Titik tekan pengembangan kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembanagan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. 65 65 Arsip guru, “Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013nTahun 2015”. 69 Menurut Bapak Amrullah, pada penerapan kurikulum 2013 di kelas guru tidak terlalu banyak untuk menjelaskan pelajaran, namun guru dan siswa berperan aktif pada saat kegiatan pembelajaran. Titik tekannya pada setiap situasi peserta didik harus lebih aktif, karena siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi pengetahuannya ketika pembelajaran berlangsung. Namun tetap pada pengawasan guru, apabila terjadi kesalahan oleh siswa guru harus dapat langsung memperbaikinya. 66 4. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi Seluruh isi kurikulum pada dasarnya sama, hanya namanya saja yang berbeda dan pada pengembangannya. Dalam penjabaran pembelajarannya pun ada yang berbeda namun tidak terlalu berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Guru lebih banyak diam untuk mengamati anak dalam bereksplorasi dari perencanaan yang sudah dia buat. 67Mengingat pendidikan idealnya proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari suatu proses pendidikan tertentu harus dipastikan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya secara mandiri sehingga esensi tujuan pendidikan dapat dicapai. Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik, kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi), dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar proses) supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada peserta didik. Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan 66 Wawancara dengan Bapak Amrullah, SE. Wakasek bidang Humas SMK dan guru Administrasi Perkantoran SMK Islamiyah Ciputat. Tanggal 5 Oktober 2015 67 Wawancara dengan Ibu Dian Rostikawati, SE. Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum. Tanggal 06 November 2015. 70 pembelajaran sedini mungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana. Sejalan dengan UU, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan dalam mempelajari setip mata pelajaran. Uraian kompetensi dasar ini adalah untuk memastikan capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi dasar dalam kompetensi inti sebagai pegangan bagi peserta didik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materinya. 68 Kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengoordinasikan, menggerakkan dan meyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepala sekolah SMK Islamiyah dalam menjalankan peran serta fungsinya sebagai pemimpin pendidikan sudah mengimplementasikan kurikulum 2013 kepada para guru dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya sosialisasi kurikulum 2013 serta program pendampingan kurikulum 2013 oleh kepala sekolah untuk para guru. Diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para guru dalam proses pembelajaran di kelas. 68 Arsip Kepala Sekolah, “Program Pemdampingan Kurikulum 2013”. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Islamiyah Ciputat dapat disimpulkan bahwa: 1. Penjelasan kepala sekolah tentang kurikulum 2013 kepada para guru kurang maksimal, dikarenakan beberapa materi pelajaran yangdiajar para guru tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. 2. Kepala sekolah telah melakukan monitoring dan evaluasi secara optimal kepada para guru, dengan cara penilaian kinerja guru secaralangsung maupun tidak langsung. 3. Guru telah memanfaatkan waktu mengajar dengan efektif, terbukti dengan disiplin kehadiran guru yang tepat waktu sebelum KBM dimulai. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan sebagai berikut : 72 73 1. Untuk meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah hendaknya memberikan pelatihan/diklat terkait pemahaman kurikulum 2013 secara merata kepada seluruh guru. Agar tercapainnya tujuan pendidikan. 2. Sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah diharapkan menjadi teladan yang baik, serta lebih sering bermusyawarah dengan guru dalam mengambil keputusan yang berat terhadap siswa. DAFTAR PUSTAKA Akif. Kepemimpinan Transformasional Berkeadilan Gender, Yogyakarta: Samudra Biru, 2015. Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosda Karya, 2011. Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 Yogyakarta: Gava Media, 2014. -----. Siap Menyongsong Kurikulum 2013, Yogyakarta: Gava Media, 2014. Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif Dan Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo, 2008. Engkoswara. Administasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012. Hamalik, Oemar. Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosda Karya, 2013. Hasibuan, Lias. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada, 2010. Hidayat, Ara. Pengelolaan Pendidikan; Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah/Madrasah, Bandung: Kaukaba, 2012. James. Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif, Jakarta: Tim Indeks, 2013. Kurniasih, Imas., dan Sani, Berlin. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, Surabaya: Kata Pena, 2014. ------. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013, Surabaya: Kata Pena, 2014. Lazaruth, Soewadji. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, Yogyakarta: Kanisius, 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Moleong, J. Lexy. Rosdakarya, 2009. Muhaimin. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2012. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Mulyasa, E. Rosda Karya, 2014. -----. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : Rosda Karya, 2007. Rivai, Veithzal., dan Murni, Sylviana. Education Management; Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2009. Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2013. Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2010. Soebagio. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Ardadizya Jaya, Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. 2005. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011. Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan, Bandung: Refika Aditama, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2010. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Ed. III, Cet. 4. Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo, 2007. Kumpulan Undang-undang & Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan No 20 Tahun 2003 Bab 2 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 8. Arifin, Zainal. “Pembinaan dan Sosialisasi Kurikulum 2013 Bagi Kepala dan Guru Madrasah”. Makalah Disampaikan pada Seminar Sosialisasi kepala sekolah dan guru madrasah. Kementrian Agama Kota Tangsel, 13 Agustus 2015. Pramita. “Tangsel Milki Tim Pengembang Kurikulum”, Satelit News. Tangerang, 12 Oktober 2015. BERITA WAWANCARA PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK ISLAMIYAH CIPUTAT UNTUK KEPALA SEKOLAH Identitas Informan Nama : Mulyono, M.Pd Hari/tanggal : Jum’at/ 02 Oktober 2015 Tempat : SMK Islamiyah Ciputat Jabatan : Kepala Sekolah 1. Sejauh mana peran & fungsi bapak sebagai seorang Kepala Sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik ? Jawaban : “Bapak memberikan kebebasan kepada seluruh guru untuk mengeksplorasi kemampuannya baik didalam kelas maupun kegiatan diluar kelas.” 2. Sebagai Supervisor, langkah apah saja yang sudah bapak lakukan, untuk mencapai efektifitas pembelajaran ? Jawaban : “Biasanya Bapak melakukan pengontrolan langsung ke kelas-kelas untuk memastikn kehadiran guru dan kegiatan belajar mengajar.” 3. Apakah bapak melakukan pertemuan rutin dengan guru-guru untuk mencari kendala atau permasalahan ? Jawaban : “Ya, kami biasa melakukan pertemuan rutin/evaluasi setiap satu bulan sekali dengan para guru untuk membahas profgram kegiatan baik yang sudah berjalan maupun yang belum berjalan serta mengatasi berbagai kendala yang ada di lingkungan sekolah.” 4. Apakah media pembelajaran sudah terpenuhi untuk kegiatan belajar & mengajar ? Jawaban : “Sejauh ini media untuk pembelajaran sudah terpenuhi diantaranya, Lab. Pemasaran, Lab. Komputer, Lab. Tata Boga, dan infocus.” 5. Bagaimana peran bapak dalam menjalankan tugas sebagai seorang kepala sekolah & sebagai teladan di Lingkungan Sekolah ? Jawaban : “Bapak tidak memberikan jarak antara pimpinan dengan bawahan, namun kadangkala saya juga harus bersikap tegas pada guru, staff maupun para murid yang melanggar di lingkungan sekolah.” 6. Apakah Bapak terlibat pada setiap kegiatan di dalam maupun di luar sekolah ? Jawaban : “Ya, namun terkadang bentrok dengan kegiatan saya di luar sekolah, hal itu saya antisipasi dengan digantikan oleh wakil saya.” 7. Strategi apa saja yang Bapak berikan kepada para guru agar dapat menguasai teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan materi ajar ? Jawaban : “1. Hasil Nilai ujian dikumpulkan printout atau softcopy 2. Guru diharuskan membuat Rpp sebelum mengajar 3. Guru diharuskan mengajar menggunakan infocus 8. Adakah pelatihan khusus untuk para guru-guru dalam penerapan dan sosialisasi kurikulum 2013 ? Jawaban : “Tentu ada, biasanya kami melakukan sosialisasi kurikulum 2013 mengundang narasumber dari luar atau mengirim beberapa perwakilan guru untuk mengikuti pelatihan di luar sekolah.” 9. Bagaimana antusias para guru dalam mengukuti kegiatan pelatihan kurikulum 2013 ? Jawaban : “Guru sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan kurikulum 2013. Selain untuk pemahaman guru pelatihan juga bertujuan untuk menambah pengetahuan serta wawasan guru.” 10. Apakah kurikulum 2013 sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat ? Jawaban : “Ya, kurikulum 2013 sangat dibutuhkan sebagai alat untuk keberlangsungan dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter anak didik.” 11. Apa saja kemudahan dan kesulitan bapak dalam mengimplementasi kurikulum 2013 kepada para guru ? Jawaban : “Kemudahannya bagi guru yang sudah memahami sistem informasi komputer sangat mudah untuk diarahkan. Namun sebaliknya, untuk guru yang belum memahami butu waktu untuk memberikan arahan dan pemahaman kurikulum 2013 secara teori.” 12. Bagaimana bapak menilai profesionalisme guru baik di daalam maupun di luar kelas ? Jawaban : “Proses penilaian dilakukan secara langsung di lapangan. Baik penilaian sikap, perilaku, serta disiplin kehadiran dan pakaian.” 13. Bagaimana reaksi peserta didik dalam sistem pengajaran menggunakan Kurikulum 2013 ? Jawaban : “Ada sebagian siswa ada juga yang biasa saja. Dikarenakan siswa dalam kurikulum 2013 siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi ideide serta mencari tahu, namun ada juga yang terbiasa metode belajar yang diberikan langsung olh guru.” 14. Apakah ada apresiasi/ reward untuk guru yang berprestasi ? Jawaban : “Reward selalu diberikan kepada guru yang berprestasi, baik secara finansial maupun kenaikan jabatan.” 15. Sejauh mana hubungan bapak dengan pemerintah tentang sosialisasi kurikulum 2013, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada guru-guru dilingkungan sekolah ? Jawaban : “Sekolah mengirim beberapa guru untuk mengikuti diklat pelatihan kurikulum 2013 yang dilaksanakan dari pemerintah pusat.” 16. Dengan perkembangan zaman, kurikulum 2010 berubah menjadi kurikulum 2013. Bagaiman pendapat bapak terkait perubahan tersebut ? Jawaban : “Setiap perubahan direspon positif. Adapun yang perlu diperhatikan oleh setiap guru terkait dengan perubahan tersebut ada pada penilaian yang mencakup sikap, pengetahuan, serta ketrampilan sebagaimana yang diterapkan pada system kurikulum 2013". Jakarta, 02 Oktober 2015 Interviewee Mulyono, M.Pd Interviewer Uswatun Khasanah BERITA WAWANCARA PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK ISLAMIYAH CIPUTAT UNTUK WAKASEK BIDANG KURIKULUM Identitas Informan Nama : Dian Rostikawati, SE Hari/tanggal : Senin / 05 Oktober 2015 Tempat : SMK Islamiyah Ciputat Jabatan : Wakasek Bid. Kurikulum 1. Bagaimana pendapat bapak/ ibu dengan kepemimpinan kepala sekolah ? Jawaban : “Kepemimpinan kepala sekolah baik, berbagai kegiatan pun sudah berjalan dengan baik”. 2. Bagaimana Peran kepala sekolah dalam memberikan arahan kepada guru terkait tugas yang akan diberikan ? Jawaban : “ Beliau sangat bijaksana dalam memberikan tugas, dan selalu memberikan arahan sebelum melaksanakan kegiatan apapun di sekolah”. 3. Apakah ada pelatihan dari kepala sekolah kepada Bapak/ ibu, untuk menjadi guru yang profesional sesuai dengan keahlian dibidangnya masing-masing ? Jawaban : “Ada pelatihan khusus di lingkungan sekolah biasanya mengundang narasumber untuk acara workshop atau dari satuan kerja sekolah seperti diknas”. 4. Seberapa sering kepala sekolah melakukan koordinasi pekerjaan dengan para guru maupun staff ? Jawaban : “ Sering sekali, kepala sekolah selalu melakukan koordinasi kepada suluruh guru agar tidak terjadi kesalahan dalam bekerja maupun dalam kegiatan belajar mengajar”. 5. Adakan reward/ apresiasi yang diberikan Kepala sekolah untuk guru yang berprestasi ? Jawaban : “Ada, dilakukan setiap evaluasi akhir bulan reward diberikan untuk guru-guru yang berprestasi”. 6. Apakah kepala sekolah memberikan sanski bila bapak/ ibu melanggar atau tidak sesuai dengan peraturan sekolah ? Jawaban : “Tentu ada sanksi yang diberikan pertama teguran, kedua surat tertulis kepada guru yang bersangkutan serta ada pertimbangan terlebih dahulu”. 7. Apakah kepala sekolah memberikan arahan kepada bapak/ ibu untuk memahami tujuan pendidikan ? Jawaban : “Untuk arahan biasanya Bapak Kepala sekolah memberikan arahan kepada bagian kurikulum untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar untuk mengarahkan sebagaimana mestinya. kepala sekolah disini bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal”. 8. Apakah kepala sekolah memberikan arahan dan bantuan bila Bapak/ibu mengalami kesulitan dalam bertugas ? Jawaban : “Arahan dan bimbingan dari kepala sekolah biasanya dilakukan saat upacara bendera maupun setiap kegiatan di sekolah, namun setiap evaluasi bulanan akan membahas berbagai permasalaha yang ada di lingkungan sekolah maupun program kegiatan sekolah”. 9. Apakah Bapak/ Ibu mengajar sudah sesuai dengan bidang keahlian ? Jawaban : “Guru-guru disini mengajar sesuai dengan bidangnya masingmasing”. 10. Apakah kepala sekolah selalu ikut serta dalam kegiatan disekolah ? Jawaban : “Ya, kepala sekolah sebagai pemimpin selalu hadir pada setiap kegiatan yang ada disekolah, namun terkadang jika ada kendala berhalangan hadir digantikan oleh wakilnya”. 11. Apakah Bapak/ Ibu selalu ikut serta jika ada evaluasi bulanan ? Jawaban : “Para guru maupun staff ikut serta ketika ada evaluasi bulanan, karena membahas program kegiatan yang sudah berlangsung maupun yang belum terlaksana. Serta pemecahan dari masalah yang ada di sekolah.” 12. Bagaimana tanggapan ibu tentang perubahan kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 ? Jawaban : “Menurut saya kurikulum isinya sama hanya saja berbeda pada pengembangannya, dalam penjabaran pembelajarannya juga berbeda. Di kurikulum 2013 siswa dituntut aktif serta diberikan kebebasan untuk bereksplorasi”. 13. Apakah Bapak/ Ibu siap secara keseluruhan dengan adanya perubahan kurikulum tersebut ? Jawaban : “Siap tidak siap ya harus siap, dikarenakan sudah ada sosialisasi di sekolah kami tentang kurikulum 2013 dan sekolah kami pun di tunjuk sebagai sekolah swasta percontohan yang menggunakan kurikulum 2013 di Kota Tngerang Selatan ini”. 14. Apakah kepala sekolah memperhatikan kesulitan yang dihadapi para guru dalam kegiatan mengajar ? Jawaban : “Kepala sekolah selalu menilai serta memperhatikan kendala yang dihadapi oleh para guru maupun staff di sekolah, guru diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapat maupun masalah yang dihadapi ketika rapat evaluasi bulanan.Secara tidak langsung memperhatikan”. 15. Adakah kendala mengajar bagi Bapak/ibu dalam menyesuaikan kurikulum baru ini ? Jawaban : “Ada beberapa kendala, namun sering adanya pelatihan sosialisasi kurikulum 2013 ini untuk para guru maupun kepala sekolah, karena membutuhkan proses untuk pemahaman kurikulum 2013. Agar dalam pelaksanaannya tidak ada kesulitan maupun hambatan saat proses pembelajaran di kelas”. 16. Dengan perkembangan zaman, kurikulum 2010 berubah menjadi kurikulum 2013. Bagaiman pendapat bapak terkait perubahan tersebut ? Jawaban : “Adanya perubahan kurikulum tidak merubah secara keseluruhan, namun adanya perbaikan serta inovasi dari kurikulum 2013 ini. Adapun yang perlu diperhatikan oleh setiap guru terkait dengan perubahan tersebut ada pada penilaian yang mencakup sikap, pengetahuan, serta ketrampilan sebagaimana yang diterapkan pada system kurikulum 2013". Jakarta, 05 Oktober 2015 Interviewee Dian Rostikawati, SE Interviewer Uswatun Khasanah BERITA WAWANCARA PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK ISLAMIYAH CIPUTAT UNTUK GURU Identitas Informan Nama : Amrullah, SE Hari/tanggal : Senin / 05 Oktober 2015 Tempat : SMK Islamiyah Ciputat Jabatan : Wakasek Bid. Humas & Guru Administrasi Perkantoran 1. Bagaimana pendapat bapak/ ibu dengan kepemimpinan kepala sekolah ? Jawaban : “Kepala Sekolah menjalankan kepemimpinannya dengan gaya demokratis, tidak ada batasan ataupun jarak dengan bawahannya”. 2. Bagaimana Peran kepala sekolah dalam memberikan arahan kepada guru terkait tugas yang akan diberikan ? Jawaban : “Kepala sekolah selalu memberikan arahan-arahan, nasihat serta pelatihan dan seminar kepada guru-guru agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran”. 3. Apakah ada pelatihan dari kepala sekolah kepada Bapak/ ibu, untuk menjadi guru yang profesional sesuai dengan keahlian dibidangnya masing-masing ? Jawaban : “Pelatihan untuk para guru sering dilaksanakan untuk para guru, misalnya beberapa guru dikirim untuk mengikuti program Diklat di luar sekolah, hal ini bertujuan untuk menambah wawasan para guru”. 4. Seberapa sering kepala sekolah melakukan koordinasi pekerjaan dengan para guru maupun staff ? Jawaban : “ Sering sekali, kepala sekolah selalu melakukan koordinasi kepada suluruh guru agar dapat mengevaluasi kinerja para guru maupun staff, memperbaiki kesalahan maupun kelemahan yang telah dibuat oleh para guru maupun staff. Hal ini dilakukan agar selanjutnya tidak terjadi kesalahan dalam bertugas”. 5. Adakan reward/ apresiasi yang diberikan Kepala sekolah untuk guru yang berprestasi ? Jawaban : “Ada, dilakukan setiap evaluasi akhir bulan reward diberikan untuk guru-guru yang berprestasi. Bisa berupa finansial maupun kenaikan golongan”. 6. Apakah kepala sekolah memberikan sanski bila bapak/ ibu melanggar atau tidak sesuai dengan peraturan sekolah ? Jawaban : “Tentu ada sanksi yang diberikan untuk para guru berupa teguran, apabila kesalahannya fatal maka sanki yang diberikan yaitu diberhentikan oleh sekolah”. 7. Apakah kepala sekolah memberikan arahan kepada bapak/ ibu untuk memahami tujuan pendidikan ? Jawaban : “Arahannya berupa peran serta tanggung jawab kami sebagai guru harus dilaksanakan dengan baik, karena ini adalah amanah yang diberikan”. 8. Apakah kepala sekolah memberikan arahan dan bantuan bila Bapak/ibu mengalami kesulitan dalam bertugas ? Jawaban : “Arahan dan bimbingan dari kepala sekolah biasanya dilakukan saat upacara bendera maupun setiap kegiatan di sekolah, namun setiap evaluasi bulanan akan membahas berbagai permasalahan yang ada di lingkungan sekolah maupun program kegiatan sekolah”. 9. Apakah Bapak/ Ibu mengajar sudah sesuai dengan bidang keahlian ? Jawaban : “Ya, guru-guru disini mengajar sesuai dengan bidang keahliannya. Sebelum mengajar biasanya guru diberi pelatihan berupa mengikuti kegiatan waorkshop ataupun seminar”. 10. Apakah kepala sekolah selalu ikut serta dalam kegiatan disekolah ? Jawaban : “Ya, kepala sekolah sebagai pemimpin selalu hadir pada setiap kegiatan yang ada disekolah, namun terkadang jika ada kendala berhalangan hadir digantikan oleh wakilnya”. 11. Apakah Bapak selalu ikut serta jika ada evaluasi bulanan ? Jawaban : “Para guru maupun staff ikut serta ketika ada evaluasi bulanan, karena membahas program kegiatan yang sudah berlangsung maupun yang belum terlaksana. Serta pemecahan dari masalah yang ada di sekolah.” 12. Bagaimana tanggapan Bapak tentang perubahan kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 ? Jawaban : “Perubahan kurikulum tidak menuntut kami untuk merubah segalanya, hanya saja ada beberapa pembaharuan yang dapat menjadi acuan kami ketika mengajar, karna dalam kurikulum ini siswalah yang berperan aktif ketika proses pembelajaran”. 13. Apakah Bapak siap secara keseluruhan dengan adanya perubahan kurikulum tersebut ? Jawaban : “Secara keseluruhan kami siap dengan adanya perubahan, namun terkadang ada beberapa kendala, namun itu semua tidak menjadi hambatan ketika mengajar. Dikarenakan sudah ada sosialisasi di sekolah kami tentang kurikulum 2013 dan sekolah kami pun di tunjuk sebagai sekolah swasta percontohan yang menggunakan kurikulum 2013 di Kota Tngerang Selatan ini”. 14. Apakah kepala sekolah memperhatikan kesulitan yang dihadapi para guru dalam kegiatan mengajar ? Jawaban : “Apabila ada guru yang mengalami kendala ketika mengajar bisa langsung dikonsultasikan kepada Kepala Sekolah, atau bisa mengungkapkan masalah yang dihadapi ketika evaluasi bulanan, karena didalamnya kita membahas permasalahan yang terjadi dan mencari solusi dari masalah tersebut”. 15. Adakah kendala mengajar bagi Bapak/ibu dalam menyesuaikan kurikulum baru ini ? Jawaban : “Tidak terlalu banyak kendala yang berarti, karena pemahaman kurikulum 2013 membutuhkan proses. Namun sering adanya pelatihan sosialisasi kurikulum 2013 ini untuk para guru maupun kepala sekolah, diharapkan dalam pelaksanaannya tidak ada kesulitan maupun hambatan saat proses pembelajaran di kelas”. Jakarta, 05 Oktober 2015 Interviewee Amrullah, SE Interviewer Uswatun Khasanah BERITA WAWANCARA PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK ISLAMIYAH CIPUTAT UNTUK GURU Identitas Informan Nama : Anggi Pranata, S.Pd Hari/tanggal : Kamis / 15 Oktober 2015 Tempat : SMK Islamiyah Ciputat Jabatan : Guru Bahasa Inggris 1. Bagaimana pendapat bapak dengan kepemimpinan kepala sekolah ? Jawaban : “Kepemimpinan kepala sekolah sangat baik, karena kepala sekolah tidak pernah mebeda-bedakan antar guru maupun membela sepihak saja. Tidak ada jarak antara kepala sekolah dengan para guru maupun staff di sekolah”. 2. Bagaimana Peran kepala sekolah dalam memberikan arahan kepada guru terkait tugas yang akan diberikan ? Jawaban : “Arahan serta nasihat selalu diberikan kapanpun dan dimanapun, setiap ada permasalahan selalu diselesaikan bersama, agar tidak ada percecokan. Tugas yang diberikan pun sesuai dengan kemampuan dan porsinya masingmasing guru”. 3. Apakah ada pelatihan dari kepala sekolah kepada Bapak/ ibu, untuk menjadi guru yang profesional sesuai dengan keahlian dibidangnya masing-masing ? Jawaban : “Ya, saya sudah beberapa kali mengikuti pelatihan maupun seminar baik yang di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan para guru”. 4. Seberapa sering kepala sekolah melakukan koordinasi pekerjaan dengan para guru maupun staff ? Jawaban : “ Sering sekali, kepala sekolah selalu melakukan koordinasi kepada suluruh guru agar dapat mengevaluasi kinerja para guru maupun staff, memperbaiki kesalahan maupun kelemahan yang telah dibuat oleh para guru maupun staff. Hal ini dilakukan agar selanjutnya tidak terjadi kesalahan dalam bertugas”. 5. Adakan reward/ apresiasi yang diberikan Kepala sekolah untuk guru yang berprestasi ? Jawaban : “Kepala sekolah sering memberikan reward kepada guru yang berprestasi, misalnya dari kedisiplinan kehadiran guru. Reward yang diberikan bisa berupa finansial maupun hadiah”. 6. Apakah kepala sekolah memberikan sanski bila bapak melanggar atau tidak sesuai dengan peraturan sekolah ? Jawaban : “Sanksi akan diberikan tegas oleh kepala sekolah tidak hanya kepada guru ataupun staff saja, akan tetapi jika ada siswa yang melanggar pun akan ditegur di tempat”. 7. Apakah kepala sekolah memberikan arahan kepada bapak/ ibu untuk memahami tujuan pendidikan ? Jawaban : “Sudah tentu kepala sekolah akan selalu memberikan arahan kepada seluruh warga sekolah, misalnya pada saat upacara bendera, kegiatan sekolah maupun pada saat evaluasi yang dilaksanakan setiap bulannya dengan para guru”. 8. Apakah kepala sekolah memberikan arahan dan bantuan bila Bapak/ibu mengalami kesulitan dalam bertugas ? Jawaban : “Guru yang menagalami kesulitan ketika mengajar dapat langsung mengeluhkannya ke kepala sekolah, kepala sekolah akan memberikan beberapa masukan untuk guru yang bersangkutan tentang hal apa saja yang harus diperbaiki maupun untuk peningkatan kinerja guru”. 9. Apakah Bapak/ Ibu mengajar sudah sesuai dengan bidang keahlian ? Jawaban : “Guru-guru disini mengajar sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Jika ada guru yang berhalangan hadir harus ada yang menggantikan kelasnya dan ada konfirmasi terlebih dahulu”. 10. Apakah kepala sekolah selalu ikut serta dalam kegiatan disekolah ? Jawaban : “Setiap kegiatan di sekolah kepala sekolah selalu hadir. Karena beliau orang yang memilki wewenang dalam setiap keputusan yang kebijakan yang diberlakukan di sekolah”. 11. Apakah Bapak selalu ikut serta jika ada evaluasi bulanan ? Jawaban : “Ya, evaluasi bulanan diadakan memang untuk para guru dan staff, biasanya membahas permasalahan serta kendala yang terjadi di lingkungan sekolah.” 12. Bagaimana tanggapan Bapak tentang perubahan kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 ? Jawaban : “Perubahan kurikulum yang sekarang tidak terlalu signifikan, hanya saja guru dituntut untuk mampu membuat siswa berperan aktif dalam kelas ketika KBM. Dan itu sangat bagus untuk siswa dapat mengeksplorasi kemampuannya”. 13. Apakah Bapak siap secara keseluruhan dengan adanya perubahan kurikulum tersebut ? Jawaban : “Saya pribadi siap tidak siap, karena kita sebagai guru juga diberikan sosialisasi untuk pemahaman kurikulum 2013 ini, jadi tidak terlalu sulit untuk menjalankannya”. 14. Apakah kepala sekolah memperhatikan kesulitan yang dihadapi para guru dalam kegiatan mengajar ? Jawaban : “Apabila ada guru yang mengalami kendala ketika mengajar bisa langsung dikonsultasikan kepada Kepala Sekolah, atau bisa mengungkapkan masalah yang dihadapi ketika evaluasi bulanan, karena didalamnya kita membahas permasalahan yang terjadi dan mencari solusi dari masalah tersebut”. 15. Adakah kendala mengajar bagi Bapak/ibu dalam menyesuaikan kurikulum baru ini ? Jawaban : “Kendalanya tidak terlalu banyak, hanya saja siswa dituntut untuk mencari tahu sendiri guru pun seperti itu, jadi kita sama-sama belajar disini. Suasana kelas jadi lebih hidup dan kondusif karena sering melakukan diskusi maupun kerja kelompok bersama”. Jakarta, 05 Oktober 2015 Interviewee Anggi Pranata, S.Pd Interviewer Uswatun Khasanah BERITA WAWANCARA PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK ISLAMIYAH CIPUTAT UNTUK GURU Identitas Informan Nama : Oom rahmawati, S.Pd Hari/tanggal : Kamis / 15 Oktober 2015 Tempat : SMK Islamiyah Ciputat Jabatan : Guru Tata Boga 1. Bagaimana pendapat Ibu dengan kepemimpinan kepala sekolah ? Jawaban : “Kepala Sekolah orang yang sangat bermasyarakat, tidak hanya sebagai pemimpin beliau juga sebagai pengajar dan pendidik di sekolah. Setiap kegiatan di sekolah selalu adanya kerja sama tim yang baik sehingga seluruh program sekolah dapat terlaksana dengan baik”. 2. Bagaimana Peran kepala sekolah dalam memberikan arahan kepada guru terkait tugas yang akan diberikan ? Jawaban : “Guru di berikan kemudahan untuk memberikan pengajaran di kelas. Namun kepala sekolah sering melibatkan guru untuk mengikuti berbagai pelatihan untuk guru yang di adakan baik di dalam maupun di luar sekolah. Ini sangat membantu bagi saya khususnya untuk mempermudah ketika mengajar”. 3. Apakah ada pelatihan dari kepala sekolah kepada Bapak/ ibu, untuk menjadi guru yang profesional sesuai dengan keahlian dibidangnya masing-masing ? Jawaban : “Ya, pelatihan yang di lakukan di luar sekolah untuk para guru bermanfaat untuk kemudahan dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat evaluasi pun kepala sekolah sering memberikan motivasi serta arahan untuk para guru terkait pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik”. 4. Seberapa sering kepala sekolah melakukan koordinasi pekerjaan dengan para guru maupun staff ? Jawaban : “Pada setiap kegiatan Bapak selalu melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan mengadakan rapat bersama para guru dan staff. Biasanya ini dilakukan agar kegiatan berjalan sesuai dengan hasil yang sudah direncanakan”. 5. Adakan reward/ apresiasi yang diberikan Kepala sekolah untuk guru yang berprestasi ? Jawaban : “Ya, untuk guru yang sudah lama mengabdi maupun guru yang berprestasi sering diberikan apresiasi dari Bapak, biasanya berupa finansial. Ini dimaksudkan untuk menambah semangat para guru dalam mengajar”. 6. Apakah kepala sekolah memberikan sanski bila bapak melanggar atau tidak sesuai dengan peraturan sekolah ? Jawaban : “Biasanya berupa pemanggilan kepada guru yang bersangkutan untuk ditanyakan permasalahannya. Apabila guru melakukan kesalahan yang fatal maka kepala sekolah akan menyelesaikan bersama yayasan untuk menindak lebih lanjut, namun sejauh ini belum ada guru yang melakukan kesalahan yang fatal, hanya saja pada keterlambatan dalam kehadiran saja”. 7. Apakah kepala sekolah memberikan arahan kepada bapak/ ibu untuk memahami tujuan pendidikan ? Jawaban : “Pada setiap evalusi Bapak selalu memberikan nasihat maupun arahan apa saja kendala yang terjadi di sekolah, guru pun diberikan kesempatan untuk mengemukakan keluhannya terkait pembelajaran di kelas. Dalam forum ini akan di bahas bersama pemecahan masalahnya dan solusinya”. 8. Apakah kepala sekolah memberikan arahan dan bantuan bila Bapak/ibu mengalami kesulitan dalam bertugas ? Jawaban : “kepala sekolah tidak memberikan batasan bagi para guru untuk memberikan masukan maupun menyampaikan keluhannya yang dialami ketika di dalam kelas maupun di luar kelas”. 9. Apakah Bapak/ Ibu mengajar sudah sesuai dengan bidang keahlian ? Jawaban : “Sebelum menjadi tenaga pendidik di sekolah ini, adanya interview terkait pelajaran yang akan di ajarkan. Jadi guru harus mengajar sesuai dengan bidang dan keahliannya”. 10. Apakah kepala sekolah selalu ikut serta dalam kegiatan disekolah ? Jawaban : “Setiap kegiatan yang ada di sekolah bapak ikut serta dalam memberikan arahan serta nasihatnya. Apabila bapak berhalangan hadir akan diwakilkan dengan wakilnya”. 11. Apakah Bapak selalu ikut serta jika ada evaluasi bulanan ? Jawaban : “Evaluasi bulanan memang harus dihadari untuk seluruh guru dan staff. Karena jadwalnya sudah ditentukan setiap bulannya, jadi tidak diadakan mendadak.” 12. Bagaimana tanggapan Bapak tentang perubahan kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 ? Jawaban : “Setiap kurikulum sama saja, hanya saja metode yang diajarkan berubah, sekarang guru hanya sebagai penyimak siswa yang berekplorasi. Jadi kita sma-sama belajar di dalam kelas. Namun guru harus mampu menguasi setiap materi yang akan diajarkan di kelas. Karena siswa dituntut untuk bertanya sebelum memulai pelajaran”. 13. Apakah Bapak siap secara keseluruhan dengan adanya perubahan kurikulum tersebut ? Jawaban : “Siap secara keseluruhannya, sebelum adanya perubahan kurikulum guru sudah diantisipasi dengan adanya pelatihan dan sosialisasi untuk para guru, semuanya juga butuh proses untuk pemahaman dan diharapkan pelaksanaannya tidak banyak menghadapi kendala”. 14. Apakah kepala sekolah memperhatikan kesulitan yang dihadapi para guru dalam kegiatan mengajar ? Jawaban : “Bapak sering melakukan pengotrolan ketika KBM berlangsung, apakah ada guru yang berhalangan hadir atau yang telat hadir ke kelas. Pengotrolan sering di lihat dari absendi kehadiran guru”. 15. Adakah kendala mengajar bagi Bapak/ibu dalam menyesuaikan kurikulum baru ini ? Jawaban : “Saya mengajar menyesuaikan siswa, bagaimana siswa bisa senang dengan saya dan bisa menerima yang saya ajarkan. Jika mereka bisa menghargai saya maka saya pun ketika memberikan pengajaran tidak banyak menghadapi kendala, karena saya bisa memahami karakter mereka masing-masing”. Jakarta, 15 Oktober 2015 Interviewee Oom Rahmawati, S.Pd Interviewer Uswatun Khasanah BIODATA PENULIS Uswatun Khasanah, lahir di Tangerang, 23 Januari 1993.Anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Zaenal Arifin dan Titi Suniti. Mengawali jenjang pendidikannya di TK Islam Nurul Iman dan SD Negeri Tangerag 6. Melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren La Tansa Cipanas Lebak Banten dan tamat di tahun 2011. Kemudian melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ciputat hingga 2014 lalu, diberikan kesempatan menjadi panitia pada kegiatan yang ada dalam organisasi tersebut. Akademis dan organisasi merupakan dua aspek yang selayaknya harus ditekuni oleh setiap mahasiswa demi menunjang potensi dirinya, terutama jiwa kepemimpinan. Semakin banyak pengalaman hidup seseorang maka semakin siap untuk menjalani kehidupannya kelak. Kalian tidak akan merasakan manisnya ilmu sebelum merasakan pahitnya belajar. Maka dari itu dibalik kesuksesan terdapat proses yang indah dan berkesan. Manusia diciptakan sebagai seorang pemimpin, jika tidak bias memimpin orang lain, setidaknya ia bias memimpin untuk dirinya sendiri. Wassalam…