this PDF file - Jurnal Ilmiah Mahasiswa

advertisement
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen
Very Afrizal, Mujibussalim
[email protected], [email protected]
Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsyiah
ABSTRAK
Sosialisasi nilai-nilai politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi
politik para amggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi nilai-nilai ini para
anggota masyarakat akan memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan
piolitik. Sosialisasi politik melibatkan proses pendidikan dan indoktrinisasi.
Proses ini berlangsung seumur hidup baik yang diperoleh secara sengaja melalui
pendidikan formal, non formal maupun informal maupun secara tidak sengaja
melalui kontak dan pengalaman sehari-harI, salah satunya melalui keluarga.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk peran orang tua sebagai agen sosialisasi
nilai-nilai politik dalam keluarga dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan sosialisasi politik bagi remaja di Gampong Kulu Kuta Kecamatan
Kuta Blang Kabupaten Bireuen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan orang tua merupakan agen primer dalam melakukan sosialisasi
nilai-nilai politik dan telah dilakukan sejak usia dini. Melalui interaksi sosial yang
terjadi antara orang tua dan anak dapat membantu anak dalam membentuk
kepribadian dan dapat membantu anak belajar nilai-nilai politik yang baik.
Disamping itu, terdapat peran agen atau melalui media, baik media elektronik
seperti televisi, radio, dan hp maupun media cetak seperti koran dan spanduk
dalam proses sosialisasi nilai-nilai politik. Terdapat beberapa hambatan dalam
melakukan sosialisasi nilai-nilai politik seperti adanya dogma yang menyatakan
Corresponding Author : [email protected]
JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 2, Mei 2017: 593 - 609
593
a
Jurn
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a
wa
sis
lmia
lI
FISIP
bahwa anak-anak yang belum dewasa tidak berhak ikut campur urusan politik
yang diperoleh anak dari lingkungan sekitar, namun tidak dominan, kemudian
perbedaan pendapat dalam keluarga misalnya perbedaan pendapat dalam
penentuan kriteria calon pemimpin. Kesimpulan menunjukkan bahwa sosialisasi
nilai-nilai penting untuk dilakukan dalam lingkungan keluarga sebagai tempat
pertama remaja mendapatkan pendidikan. Kemudian semua hambatan yang terjadi
dalam hal proses sosialisasi nilai-nilai politik dapat diatasi oleh para orang tua
baik melalui diskusi maupun memberi contoh teladan yang baik mengenai
kehidupan sosial politik yang baik.
Kata Kunci: sosialisasi, nilai-nilai politik, keluarga
Process Of Socilization Political Values on The Family in Gampong Kulu
Kuta District Of Kuta Blang in Bireuen District
ABSTRACT
Socialization of political values is the process of forming attitudes and political
orientation of the society member. Through the process of socialization of these
values community members will acquire the attitude and orientation towards
politics life. Political socialization involves a process of education and of
understanding. This process either intentionally acquired through formal
education, non-formal and informal or accidentally by contact and daily
experience, one of them by family. The purpose of this study was to the role of
parents as agents of socialization of political values in the family and the factors
that influence the success of political socialization for teenagers in Gampong Kulu
district of Kuta Blang in Bireuen district. The method used in this research is
descriptive qualitative method. Data collection techniques were used field
research and library research. The results of this study show parents are the
primary agents in socializing the political values and has done since an early age.
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
594
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a
wa
sis
lmia
lI
FISIP
Through social interaction that occurs between parents and children can help
children in shaping the personality and can help children learn the values of good
politics. In addition, there is the role of agents or through the media, both
electronic media such as television, radio, and phone and print media such as
newspapers and banners in the process of socialization of political values. There
are several obstacles to disseminate political values such as the dogma which
states that children who are minors are not entitled to interfere political affairs
obtained children from the neighborhood, then the dissent in the family such a
difference of opinion in determining the criteria potential leaders. The conclusion
showed that the socialization of values important to be done within the family as a
teenager to get an education first. Then all the obstacles that occur in the process
of socialization of political values can be overcome by the parents either through
discussion and give good exemplary of the political and social life.
Keywords: socialization, political values, family
PENDAHULUAN
Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian manusia dalam
bentuk interaksi antar warga negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di
luar pemerintah (non-formal)
serta sesama kelompok masyarakat, telah
menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, opini, pandangan dan
pengetahuan masyarakat tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua
sistem politik. Sejalan dengan semakin kompleksnya kehidupan politik di tanah
air, maka sosialisasi politik semakin diharapkan perannya dalam meningkatkan
pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam berpolitik.
Sosialisasi nilai-nilai politik adalah proses pembentukan sikap dan
orientasi politik para amggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi nilai-nilai
ini para anggota masyarakat akan memperoleh sikap dan orientasi terhadap
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
595
Jurn
a
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
kehidupan piolitik. Sosialisasi politik melibatkan proses pendidikan dan
indoktrinisasi. Proses ini berlangsung seumur hidup baik yang diperoleh secara
sengaja melalui pendidikan formal, non formal maupun informal maupun secara
tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari melalui kehidupan
keluarga maupun masyarakat (Surbakti, 2008:149).
Sosialisasi dapat berlangsung dalam berbagai pranata sosial termasuk
diantaranya adalah keluarga. Keluargalah yang pertama berperan sebagai agen
sosialisasi pertama yang dijalani oleh individu untuk menjadi anggota masyarakat.
Keluarga merupakan tempat terbaik dalam penyemaian nilai-nilai dan normanorma. Di lingkungan keluarga orang tua memiliki peran yang komunikatif dan
edukatif untuk memberikan nilai-nilai sosial maupun keagamaan sehingga nilainilai tersebut dapat ditanamkan ke dalam jiwa anak (remaja).
Sosialisasi politik dalam keluarga dapat diawali pada masa kanak-kanak
atau remaja. Pada usia remaja, seseorang memiliki kepercayaan, keyakinan dan
sikap positif terhadap objek-objek politik yang disosialisasikan. Manifestasi ini
kemudian diikuti oleh simbol-simbol otoritas umum tentang politik. Pada usia
lanjutan khususnya setelah remaja akan timbul kesadaran dalam diri mereka
tentang konsep yang lebih abstrak mengenai makna politik seperti pemberian
suara, demokrasi, kebebasan sipil, dan peranan warga negara dalam sistem politik.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Pada masa ini seseorang remaja akan mengalami perubahan baik di dalam
maupun di luar dirinya. Hal ini membuat kebutuhan mereka meningkat baik
kebutuhan sosial, ekonomi maupun kebutuhan psikologisnya. Disisi lain para
remaja juga akan terintegrasi dengan lingkungan-lingkungan baru yang
berkembang dalam hidup mereka termasuk diantaranya lingkungan piolitik.
Lingkungan politik akan member warna baru terhadap pemikiran mereka.
Namun tidak sebagaimana dengan lingkungan sosial, ekonomi dan politik
yang lebih mudah dipahami dari berbagai proses informasi yang semakin terbuka,
justru lingkungan politik sering menjadi wacana baru bagi remaja yang relatif
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
596
Jurn
a
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
lebih sukar untuk dipahami, dengan demikian sosialisasi politik menjadi bagian
penting yang perlu dilaksanakan untuk remaja di berbagai daerah di Indonesia
Sosialisasi politik para remaja merupakan proses yang berlangsung lama
dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antara kepribadian
individu dengan pengalaman-pengalaman politik yang relevan yang memberi
bentuk terhadap tingkah laku politiknya. Pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap
yang diperoleh para remaja itu membentuk satu persepsi, melalui mana individu
menerima rangsangan-rangsangan politik. Tingkah laku politik para remaja
kemudian berkembang secara berangsur-angsur.
Namun dalam keadaan yang normal, maka lingkungan pertama yang
berhubungan dengan sosialisasi politik di daerah Kabupaten Bireuen khususnya
gampong Kulu Kuta adalah orang tua. Melalui lingkungan keluarga dan peran
orang tua para remaja banyak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan
hidup yang berlaku sehari-hari, dalam lingkungan keluarga anak mengalami
proses sosialisasi awal. Lewat proses-proses sosialisasi, para remaja mengetahui
dan memahami tingkah pekerti-tingkah pekerti apakah yang harus dilakukan dan
tingkah pekerti-tingkah pekerti apa pulakah yang harus dihindarkan, namun
kesibukan orang tua sering membuat proses sosialisasi ini tidak berlangsung
secara efektif sehingga sering membuat pengetahuan dan persepsi politik para
remaja akan menjadi rendah. Kabupaten Bireuen sebagai pusat pemerintahan
menjadi daerah yang penuh pola interaksi politik antara masyarakat dan
pemerintah, antara masyarakat dan pemerintah dengan partai-partai politik, serta
antara sesama masyarakat, dalam pola interaksi tersebut remaja meiliki peran serta
dan menjadi bagian yang penting dalam menentukan keberrhasilan pemerintah
dalam pembangunan. Kehidupan politik di Kabupaten Bireuen juga akan
ditentukan oleh para remaja. dengan demikian sosialisasi politik di Kabupaten
Bireuen menjadi bagian penting dari tugas semua pihak.
Namun masalahnya
hingga saat ini belum banyak partai politik yang melakukan sosialisasi politik
secara intensif untuk remaja. Sehingga para remaja menggantungkan informasi
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
597
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a
wa
sis
lmia
lI
FISIP
politik pada berita-berita di media masa, sesama teman, orang tua, atau guru di
sekolah (Indra J Pilliang, 2008 dalam Hasibuan 2013 ).
Melihat berbagai masalah mengenai proses sosialisasi nilai-nilai politik
maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang dituangkan dalam
bentuk skripsi dengan judul: "Proses Sosialisasi Nilai-Nilai Politik dalam
Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen”.
TINJAUAN PUSTAKA
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlansung sepanjang hidup
manusia. dalam hal kaitan inilah para ahli berbicara mengenai bentuk-bentuk
sosialisasi
seperti
sosialisasi
setelah
masa
kanak-kanak
(socialization
afterchildhood), pendidikan sepanjang hidup (life long education), atau
pendidikan berkesenambungan (continuing education).
Sutaryo dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Sosialisasi” mengutip
pendapat Charles R. Wright mengemukakan pendapatnya:“Sosialisasi adalah
proses
ketika
individu
mendapatkan
kebudayaan
kelompoknya
dan
menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma-norma sosialnya, sehingga
membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan harapan lain”.(Charles R.
Wright dalam Sutaryo, 2005:156 ).
Ahmadi (2004:154) mengungkapkan bahwa dalam proses sosialisasi
individu mempelajari kebiasaan, sikap, idea-idea, pola-pola dan tingkah laku
dalam masyarakat di mana dia hidup. Sosialisasi adalah masalah belajar. Dalam
proses sosialisasi individu belajar tentang kebudayaan dan keterampilan sosial
seperti bahasa, cara berpakaian, cara makan, dan sebagainya. Segala sesuatu yang
dipelajari individu mula-mula dipelajari dari orang lain di sekitarnya terutama
anggota keluarga. Individu belajar secara sadar dan tak sadar. Secara sadar
individu menerima apa yang diajarkan oleh orang di sekitarnya, misal seorang ibu
mengajarkan anaknya berbahasa dan bagaimana cara makan yang benar. Secara
tidak sadar, individu belajar dari mendapatkan informasi dalam berbagai situasi
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
598
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a
wa
sis
lmia
lI
FISIP
dengan memperhatikan tingkah laku orang lain, menonton televisi, mendengar
percakapan orang lain, dan sebagainya.
Proses penyesuaian diri individu khususnya remaja dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal Individu akan berkembang menjadi makhluk sosial
melalui proses sosialisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi
tersebut berasal dari luar dan dalam diri individu. Faktor yang berasal dari dalam
diri individu yaitu sifat dasar, perbedaan individual, dan motivasi. Sedangkan
faktor yang berasal dari luar individu yaitu lingkungan prenatal, dan lingkungan
sekitar.
Perkembangan diri individu dimulai dengan proses sosialisasi, dan proses
ini berlangsung terus selama hidup. Proses sosialisasi terbagi menjadi dua periode,
yaitu
sosialisasi
primer
dan
sosialisasi
sekunder.
Robinson
(1986:58)
mengungkapkan bahwa lazimnya ahli-ahli ilmu pegetahuan sosial menamakan
periode sosialisasi yang pertama ketika seorang anak untuk pertama kali
memperoleh identitasnya sebagai pribadi (person) yang disebut dengan sosialisasi
primer (primary socialization).Sedangkan sosialisasi sekunder (secondary
socialization) berlangsung sesudah sosialisasi primer, yaitu dimana anak menjadi
anggota masyarakat
Seluruh proses sosialisasi berlangsung dalam interaksi individu dengan
lingkungannya. Sosialisasi tercapai melalui komunikasi dengan anggota
masyarakat lainnya. Hal tersebut juga disampaikan oleh Susanto (1983:17) bahwa
komunikasi merupakan dasar dari proses sosial. Dalam interaksi sosial individu
memperoleh “self concept” atau sesuatu konsep tentang dirinya (Nasution,
1999:127). Individu akan lebih mengenal dirinya dalam lingkungan sosialnya.
Sosialisasi politik adalah proses bagaimana memperkenalkan sistem
politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta
reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejal politik. Lebih lanjut di jelaskan bahwa
sosialisasi politik ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan
dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalamanpengalaman serta kepribadiannya (Rush, 2007:25. Tujuan akhir sosialisasi politik
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
599
Jurn
a
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
masyarakat dapt mengenal, memahami dan menghayati nilai-nilai politik tertentu
yang mempengaruhi sikap dan tingkah laku politik.
Imitasi (peniruan) merupakan mekanisme sosialisasi yang paling di kenal
oleh masyarakat. Apa yang dikenal dan diketahui oleh seorang anak manusia
didapatkan melalui jalan peniruan. Proses peniruan merupakan suatu bentuk
transmisi awal terhadap nilai-nilai, pengetauan, kepercayaan-kepercayaan, sikap
dan harapan, termasuk kedalam aspek politik dari kehidupan remaja oleh orang
yang lebih dewasa, terutama dalam orang tua dalam keluarga. Intruksi
(perintah)merupakan penyampaian sesuatu yang berisi amar atau keputusan oleh
orang atau pihak yang memiliki kekuasaan kepada orang yang yang tidak
memiliki kekuasaan untuk dilaksanakan. Intruksi politik biasanya berlansung pada
intuisi yang berkaitan dengan aspek politik dari kehidupan seperti Negara dan
partai politik. Seperti intuisi keluarga, orang tua akan mengambil alih untuk
mengatur dan memberikan perintah terhadap apa yang akan dilakukan oleh
anaknya, termasuk perintah dalam mengikuti pemilihan umum. Motivasi politik
merupakan suatu mekanisme sosialisasi poiltik untuk membentuk sikap,
seseorang atau sekelompok orang tentang nilai-nilai, pengetahuan, kepercayaankepercayaan, sikap politik, dan harapan politik tertentu. Agen yang mampu
melakukan motivasi adalah mereka yang memiliki suatu derajat kepercayaan
tertentu terhadap orang atau kelompok orang yang dimotivasi seperti orang tua,
individu yang bersangkutan secara lansung belajar dari pengalaman mengenai
tindakan-tindakan sama cocok dengan sikap-sikap dan pendapat-pendapat sendiri
(Rush dan Althoff, 2008).
Dalam sosialisasi politik terdapat beberapa agen yang dipandang
memegang peranan penting, beberapa diantaranya adalah keluarga, sekolah,
kelompok teman sebaya, dan media massa. Agen tersebutlah yang dipandang
berperan dalam membentuk pengetahuan,sikap, nilai, norma, perilaku esensial,
dan harapan-harapan dalam kaitannya dengan politik (Damsar: 2010: 154).
Keluarga merupakan agen sosialisasi politik yang sangat potensial untuk
mempengaruhi setiap individu. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
600
Jurn
a
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
lingkungan pertama dan utama bagi setiap
individu. Keluarga merupakan
lingkungan yang utama, karena individu umumnya
menghabiskan sebagaian
besar waktunya dalam lingkungan keluarga. Pola sosialisasi dapat berlangsung
dalam dua bentuk umum: pertama,sosialisasi represif, yaitu sosialisasi yang dapat
menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang
keliru. Kedua, sosialisasi partisipatif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada
otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak yang baik Pola
sosialisasi di dalam keluarga termasuk menjadi pijakan awal seseorang dalam
memandang nilai dan norma sosial ketika kelak berperilaku di dalam masyarakat
termasuk dalam menentukan sikap politik yang kemudian memunculkan
partisipasi politik.
Media massa merupakan agen sosialisasi politik yang semakin menguat
peranannya. Media massa, baik media cetak seperti surat kabar dan majalah media
massa elektronik seperti radio, televisi, dan internet, semakin memegang peranan
penting dalam mempengaruhi cara pandang, cara pikir, cara tindak, dan sikap
politik seseorang. Pengaruh media massa cenderung bersifat masif, berskala besar,
dan segera.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data-data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dalam penelitian
kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan
kemyataan dilapangan, jadi tidak menggunakan desain yang telah disusun secara
ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah. Jadi penelitian ini masih bersifat
sementara karena bisa berubah dalam hasil penelitian (Moleong, 2010: 11-13).
Menurut Tylor dalam Margono (2009), Penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
601
Jurn
a
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Berdasarkan pertimbangan banyaknya jumlah orang tua di lingkungan
Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen. Sehingga
peneliti tidak mungkin meneliti seluruhnya, disebabkan karena keterbatasan
waktu dan dana maka peneliti mengambil perwakilan 5 orang tua (KK) yang
memiliki kisaran usia 30-60 Tahun dan perwakilan remaja sebanyak 5 orang
dengan kisaran umur 15-20 Tahun dengan total subjek penelitian atau informan
yaitu 10 Subjek.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a.
Data Primer adalah data yang diperoleh dengan cara meneliti langsung ke
lapangan. Data Primer bersumber dari orang dan dokumen. Data Primer
diperoleh melalui wawancara, dan data-data dokumen.
b.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan yaitu data yang
dalam hal ini bersumber dari buku-buku, jurnali lmiah, surat kabar dan dari
sumber yang berkaitan lainnya dengan penelitian.
Proses pengumpulan data
yang penulis lakukan bertujuan untuk
memperoleh data yang akurat dengan menggunakan teknik pengumpulan berupa
metode wawancara, dan dokumentasi kepustakaan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode atau teknik wawancara langsung dengan informan secara
mendalam (in depth interview). Wawancara adalah proses tanya jawab dalam
penelitian yang berlansung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keteranganketerangan.
Dalam proses penelitian setelah data yang dikumpulkan dan di peroleh,
tahap berikutnya yang penting adalah melakukan analisis
data, data yang
diperoleh dari lapangan dan bersifat monografis atau berwujud kasus maka
analisis yang digunakan adalah analisis Kualitatif. Analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
602
Jurn
a
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 2010).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa naratif dengan memberi
penerapan tentang gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian
(Nana Sudjana, 2010: 197). Setelah data terkumpul, kemudian kembali
mendeskripsikan tentang hasil yang diperoleh dari wawancara yang telah dibuat.
Kemudian, memberikan kesimpulan tentang “Peran orang tua sebagai agen
sosialisasi nilai-nilai politik dalam lingkungan keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen”.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat kita lihat bahwa proses sosialisasi
nilai-nilai politik oleh orang tua kepada remaja atau anak-anaknya telah
dilakukan, bahkan sejak usia dini. Hal ini sesuai dengan
pendapat Peter L. Berger dan Luckmann (1990) mendefinisikan sosialisasi
primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan
belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Dalam sosialisasi primer, peran
orang-orang terdekat bagi anak sangatlah penting, sebab seorang anak melakukan
pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat
ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan
anggota keluarga terdekatnya. Apapun yang diserap oleh seorang anak pada masa
sosialisasi primer akan menjadi cirri mendasar kepribadian anak setelah dewasa.
Peran keluarga akan sangat dominan pada saat seorang anak melakukan
sosialisasi primernya. Seorang anak pada masa ini masih berada di lingkungan
keluarga dan dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya, seperti orang tua, saudara,
kakek, nenek, dan sebagainya. Melalui lingkungan itulah si anak mengenal dunia
sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari, serta mengalami
proses sosialisasi awal atau primer. Orang tua, saudara, maupun kerabat
terdekatnya lazim mencurah perhatian untuk mendidik sang anak, supaya anak
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
603
Jurn
a
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang baik dan benar, melalui
penanaman disiplin dan kebebasan serta penyerasiannya.
Para orang tua menggunakan berbagai macam media dalam melakukan
sosialisai nilai-nilai politik, misalnya media elektronik seperti hp, radioa, TV dan
komputer dan media cetak seperti koran, spanduk. Miriam Budiardjo (2008:407)
menyatakan bahwa pelaksanaan proses sosialisasinya dilakukan dengan berbagai
cara yaitu media massa, ceramah-ceramah, penerangan (pendidikan), kursus
kader, penataran dan sebagainya. sisi lain fungsi sosialisasi politik adalah upaya
menciptakan citra (image) bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Lebih
lanjut, Efriza (2012: 38) menyatakan bahwa di dalam suatu masyarakat yang
sifatnya terkungkung atau dimana rezim berkuasa secara totaliter, dengan
sendirinya, tidak banyak nilai-nilai politik yang bisa diturunkan. Tetapi dalam
suatu masyarakat yang demokratis, nilai-nilai politik yang dikandung media massa
sangat bervariasi. Media massa dalam hal ini, baik media cetak seperti surat kabar
dan majalah maupun media elektronik seperti radio, televisi, dan media online,
semakin memegang peranan penting dalam mempengaruhi cara pandang, cara
pikir, cara tindak, dan sikap politik seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti (2014)
menunjukkan bahwa keluarga merupakan agen sosialisasi primer dan sekolah
merupakan agen sosialisasi politik sekunder. Sedangkan media massa yang
merupakan agen sosialisasi politik digunakan remaja hanya untuk sekedar
mencari informasi, namun tidak digunakan sebagai panutan dalam berprilaku
kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa orang tua adalah agen pertama atau agen primer dalam proses sosialisasi
nilai-nilai politik yang selanjutnya didukung oleh agen sekunder seperti media
elektronik, media cetak dan interaksi dengan lingkungan disekitar.
Terdapat beberapa hal yang sering dibahas ketika proses sosialisasi
berlangsung dalam lingkungan keluarga diantaranya hal-hal yang berhubungan
dengan PILKADA (pemilihan kepala daerah), PILPRES (pemilihan presiden)
atau tepatnya berhubungan dengan PEMILU (Pemilihan Umum). Salah satunya
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
604
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
berhubungan dengan memberikan pemahaman yang digunakan untuk mencari
sosok terbaik untuk pemimpin atau yang terbaik diantara pemimpin yang ada.
Lebih lanjut, ada juga yang mengaitkannya dengan masalah pengelolaan
keuangan, cara berkehidupan sehari-hari dan kehidupan bernegara. Hasil di atas
sesuai dengan empat prinsip peranan keluarga seperti menurut Covey (dalam
Yusuf, 2009:47-48) yaitu (1) Modelling yaitu peran orang tua sebagai
pencontohan atau model bagi anaknya, tidak disangkal bahwa contoh dari orang
tua mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi anaknya. Jika dilihat dari
penelitian ini, secara tidak langsung dalam menentukan pilihannya pemilih
pemula lebih sering mengikuti pilihan dari orang tua mereka (disamping juga
orang tua yang memberikan kebebasan kepada anaknya dalam menentukan
kriteria pilihannya masing-masing) Hal di atas dapat dikatakan bahwa orang tua
secara tidak langsung menjadi contoh bagi anaknya, (2) Mentoring yaitu
kemampuan untuk menjalin dan membangun hubungan. Terjalinnya hubungan
yang erat dalam sebuah keluarga membuat orang tua menjadi mentor bagi
anaknya. Banyak hal yang dapat didiskusikan dalam mentoring tersebut. (3)
Teaching yaitu memberikan pengajaran kepada individu, dalam penelitian ini
yaitu dengan cara memberikan informasi serta pengetahuan kepada pemilih
pemula mengenai calon pemimpin yang baik.
Ketika proses sosialisasi dilakukan, terdapat tanggapan negatif dan positif dari
anggota keluarga. Tanggapan positif terjadi dengan alasan politik adalah tata cara
kehidupan. Sedangkan tanggapan negatif dari keluarga terjadi dikarenakan alasan
jika nilai-nilai politik yang ada bertentangan dengan nilai-nilai etika atau agama
dan hal-hal lain yang kebiasaan tidak lazim dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Lebih lanjut ada juga yang menolak dengan alasan kadang mereka
mempunyai pendapatnya sendiri. Hal ini bisa saja terjadi karena mayoritas di
Aceh khususnya di Gampong Kulu Kuta semua masyarakat beragama Islam.
Masyarakat sangat menghargai keberadaan para Ulama sehingga jika ada politik
yang bertentangan dengan ajaran agama atau pendapat Ulama agak sulit diterima
atau bahkan tidak diterima sama sekali. Dengan kata lain, tidak ada istilah
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
605
Jurn
a
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sekulerisme dalam berpolitik, yaitu mereka yang memisahkan antara agama
dengan politik, mereka mengubah hubungan antara negara dengan agama sesuai
dengan teori yang mereka anut. Mereka memisahkan politik dari agama serta
memisahkan agama dari negara. Mereka juga mempopulerkan ungkapan, “Tidak
ada agama di dalam negara dan tidak ada negara di dalam agama” (Yusuf AlQardhawi, 2008).
Beberapa kesulitan atau hambatan yang diperoleh ketika melakukan proses
sosialisasi diantarnya berhubungan dengan persepsi umur dan hubungannya
dengan pengetahuan politik, kemudian perbedaan pendapat dalam keluarga
misalnya perbedaan pendapat dalam penentuan kriteria calon pemimpin. Oleh
karena itu, orang tua berperan penting dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan
ini diantaranya berdasarkan hasil wawancara, para orang tua memberi pengertian
dan contoh-contoh yang telah berhasil dan bekerjasama antar anggota keluarga
baik itu melalui cara diskusi, yaitu diajak diskusi dengan baik, maupun dari segi
perbuatan yaitu dengan memberikan contoh yang baik kepada putra-putri mereka.
Menurut Suhendi, dkk (2001) bahwa lingkungan keluarga, orang tua memiliki
peran strategis untuk memberikan nilai-nilai sosial maupun nilai-nilai politik serta
nilai keagamaan sehingga nilai-nilai tersebut ditanamkan ke dalam jiwa anak
(remaja). Kebiasaan orang tua dalam bertindak dan menyikapi segala sesuatu
dalam kehidupan sehari-hari menjadi suri tauladan untuk anak mengikutinya.
Lebih lanjut, orang tua merupakan salah satu bagian penting dalam
mensosialisasikan pandangan politik yang baik dan benar kepada anaknya.
Berdasarkan pernyataan diatas maka dalam proses sosialisasi nilai-nilai
politik perlu dilakukan terutama dalam lingkungan keluarga, bisa menggunakan
media elektronik, media cetak atau melalui komunikasi langsung pada waktuwaktu tertentu. Kemudian, tanggapan yang didapatkan ketika melakukan
sosialisasi bisa positif dan negatif. Sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik
antara kepala keluarga, ibu dan anak-anak serta lingkungan sekitar dalam
memberi pemahaman nilai-nilai politik sehingga nanti dapat lahir pemilih yang
cerdas terutama bijak dalam menentukan pilihan calon pemimpin yang baik.
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
606
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a
wa
sis
lmia
lI
FISIP
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan dan analisa data dalam penelitian tentang Proses
Sosialisasi Nilai-Nilai Politik Dalam Kehidupan Keluarga Di Kota Banda Aceh
maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Orang tua merupakan agen primer dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai
politik dan telah dilakukan sejak usia dini. Melalui interaksi sosial yang
terjadi antara orang tua dan anak dapat membantu anak dalam membentuk
kepribadian dan dapat membantu anak belajar nilai-nilai politik yang baik.
Disamping itu, terdapat peran agen atau melalui media, baik media
elektronik seperti televisi, radio, dan hp maupun media cetak seperti koran
dan spanduk dalam proses sosialisasi nilai-nilai politik. Tanggapan yang
diberikan oleh anggota keluarga juga bervariasi, ada yang negatif dan ada
juga yang positif. Orang tua dan para remaja selaku anggota keluarga
menyadari bahwa sosialisasi nilai-nilai politik itu penting dan perlu untuk
dilakukan karena berhubungan dengan cara berkehidupan, berkebangsaan
yang baik serta dapat menentukan kriteria pemimpin yang baik.
2. Terdapat beberapa hambatan dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai
politik seperti adanya dogma yang menyatakan bahwa anak-anak yang
belum dewasa tidak berhak ikut campur urusan politik yang diperoleh
anak dari lingkungan sekitar, namun tidak dominan. Selanjutnya terdapat
perbedaan pendapat dalam keluarga misalnya perbedaan pendapat dalam
penentuan kriteria calon pemimpin. Namun semua masalah ini dapat
diatasi oleh para orang tua baik melalui diskusi maupun memberi contoh
teladan yang baik mengenai kehidupan sosial politik yang baik.
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka yang dapat
dikemukakan sebagai saran adalah:
1. Kepada para orang tua khususnya diharapakan untuk terus melaksanakan
perannya sebagai agen primer dalam mengembangkan pola pikir dan
kepribadian
anak
sehingga
anak
memiliki
pribadi
yang
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
bijak,
607
Jurn
a
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
berintelektual yang tinggi khususnya memiliki pemahaman yang baik dan
memahami nilai-nilai politik yang berlaku.
2. Kepada para anak atau remaja untuk terus belajar dan mengembangkan
potensi-potensi yang ada, kemudian perlunya kesadaran bahwa keluarga
merupakan tempat pertama untuk bertanya dan berdiskusi serta mampu
menyeleksi informasi-informasi khususnya mengenai isu-isu politik yang
didapat, agar tidak salah dalam memaknai nilai-nilai politik yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Teks
Al-Qaradhawi, Yusuf. 2008. Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik. Jakarta:
Al-Kautsar.
Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik.Jakarta: Kencana.
Efiza. 2012. Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung: Alfabeta.
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong,J.Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung: PT. Remaja
Rosda karya.
Nana Sudjana. 2003. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo. S
Rush, Michael, Althoff, Phillip. 2011. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT.
Raja Grafindo.
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
608
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Rush, Michael, Althoff, Phillip. 2011. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT.
Raja Grafindo.
Suhendi, Hendi Dan Ramdani Wahyu. 2001. Pengantar Sosiologi Keluarga.
Bandung: Pustaka Setia.
Sutaryo. 2005. Dasar-dasar Sosialisasi. Jakarta: Rajawali Press.
B. Skripsi & Tesis
Hardiyanti. 2014. Sosialisasi Politik Di Kalangan Remaja Tepian Kota. Skripsi
Universitas Sebelas Maret.
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
609
Download