identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif babi lokal

advertisement
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF BABI LOKAL
DEWASA DI KECAMATAN SUMBUL, KABUPATEN DAIRI,
SUMETERA UTARA
IDENTIFICATION OF QUALITATIVE AND QUANTITATIVE NATURE OF
THE LOCAL PIG ADULTS IN SUBDISTRICT OF SUMBUL, DAIRI,
NORTH SUMATRA
Edrin Sutandi Pasaribu*, Sauland**, Dudi**
Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Unpad
Tahun 2015
**Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad
e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Agustus 2014 di Kecamatan Sumbul,
Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
sifat kualitatif dan sifat kuantitatif babi lokal di Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi,
Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan 100 ekor babi lokal yaitu 50 ekor
ternak babi lokal jantan dan 50 ekor ternak babi lokal betina pada fase umur finisher yaitu
pada umur lebih dari 10 bulan. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil
yang diperoleh dari sifat kualitatif adalah secara keseluruhan warna bulu ternak babi lokal
tersebut adalah berwarna hitam pekat, bentuk telinga babi lokal menunjukkan bahwa telinga
pada ternak babi lokal cenderung berukuran besar dan condong rebah kedepan. Rata-rata
panjang kepala babi lokal jantan dewasa sebesar 29,54 cm dan lebar kepala sebesar 12,07
cm, sedangkan rata-rata panjang telinga sebesar 10,61 cm dan lebar 9,52 cm. Rata-rata
panjang kepala ternak babi lokal betina dewasa sebesar 32,68 cm dan lebar 13,01 cm,
sedangkan rata-rata panjang telinga sebesar 11,98 cm dan lebar telinga 10,44 cm. Sifat
kuantitatif yang telah diperoleh pada babi lokal jantan dewasa adalah bobot badan sebesar
82,40 kg, panjang badan sebesar 102,70 cm, lingkar dada sebesar 109,36 cm, dan tinggi
pundak sebesar 68,64 cm cm, serta lebar dada sebesar 20,22 cm. Sifat kuantitatif pada babi
lokal betina dewasa yang telah diperoleh adalah dengan rataan panjang badan sebesar
101,38 cm, lingkar dada sebesar 106,78 cm, tinggi pundak sebesar 69,25 cm, lebar dada
sebesar 19,17 cm, dan rataan bobot badan sebesar 82,62 kg.
Kata Kunci: babi lokal, sifat kualitatif, sifat kuantitatif
Abstract
This study was conducted in August 2014 in the District SUMBUL, Dairi, North
Sumatra Province. The purpose of this study was to determine the nature of the qualitative
and quantitative nature of local pigs in Sub SUMBUL, Dairi, North Sumatra Province. This
study used 100 local pig tail that is 50 pigs local male and 50 female local pigs in phase
finisher age is the age of 10-18 months. Analyzed using descriptive statistics. The results of
the qualitative nature is the overall color of the local pig farm fur is black color, shape local
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
pig ear showed that the pigs ears tend to large local and leaning forward fall. The average
length of an adult male heads of local pork and 29.54 cm by 12.07 cm wide head, while the
average length of the ear 10.61 cm and 9.52 cm wide. Average length of the head of the local
adult female pigs by 32.68 cm by 13.01 cm, while the average length of the ear by 11.98 cm
by 10.44 cm ears. Quantitative trait that has been obtained at the local adult male pig is
weight of 82.40 kg, body length of 102.70 cm, chest circumference of 109.36 cm, and a
height of 68.64 cm cm shoulders, and chest width of 20.22 cm. Quantitative traits in local
adult female pigs which have been obtained with the average body length of 101.38 cm, chest
circumference of 106.78 cm, shoulder height of 69.25 cm, chest width of 19.17 cm, and the
mean body weight of 82.62 kg.
Keywords: local pig adults, qualitative nature, quantitative nature
Pendahuluan
Peternakan adalah salah satu usaha bidang pertanian yang menghasilkan komoditas,
daging, susu, telur dan hasil olahan sisa produksi. Dalam bidang usaha ini ada beberapa jenis
ternak yang dipelihara, salah satunya adalah ternak babi. Babi merupakan salah satu hewan
ternak yang memiliki daya pertumbuhan dan perkembangan yang relatif cepat, memiliki sifat
prolifik, yaitu dalam satu kali beranak bisa mencapai 6 – 12 ekor per kelahiran dan dalam
setahun dapat melahirkan sebanyak 2 kali.
Ternak babi merupakan hewan yang mudah beradaptasi dengan lingkungan, pakan,
dan tahan terhadap penyakit. Hal ini dibuktikan dengan ternak babi masih dapat hidup dan
bereproduksi dengan baik walaupun dalam kondisi lingkungan ekstrim seperti kondisi
lingkungan dengan suhu panas yang tinggi dan suhu lingkungan yang relatif dingin. Ternak
babi dapat langsung menyesuaikan kondisi tubuh dengan kondisi lingkungan sekitarnya.
Selain dapat menyesuaikan dengan lingkungan, ternak babi ini juga merupakan ternak yang
menguntungkan seperti prolifik, efisien dalam mengkonversi bahan pakan menjadi daging,
umur mencapai bobot potong yang singkat, memiliki jumlah anak per kelahiran (litter size)
yang tinggi dan persentasi karkas yang tinggi.
Sumbul merupakan salah satu daerah dimana sebagian besar penduduknya memiliki
usaha ternak babi. Masyarakat Sumbul pada umumnya sangat suka memelihara ternak babi
dan dilakukan secara turun termurun. Ternak babi sangat penting babi masyarakat Sumbul
karena selain dijadikan bahan konsumsi sehari-hari, babi juga erat kaitannya dengan berbagai
kegiatan adat istiadat yang dianut oleh masyarakat Sumbul.
Kebutuhan daging babi di daerah Sumbul akan terus meningkat mengingat ternak
babi sangat erat kaitannya dengan adat istiadat di daerah Sumbul seperti pernikahan,
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
kematian, dan acara adat lainnya ataupun dijadikan sebagai bahan konsumsi sehari-hari
namun masih banyak peternak babi yang menjalankan usahanya secara tradisional, baik
dalam tahap pemeliharaan sampai pada tahap pemasaran serta kurang memperhitungkan
besarnya modal yang digunakan, biaya produksi yang dikeluarkan untuk operasional
usahanya dan pendapatan yang diperoleh. Untuk itu diperlukan jumlah ternak yang banyak
untuk memenuhi kebutuhan masyarkat di daerah tersebut. Oleh karena itu diperlukan
identifikasi langsung pada ternak yang akan digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan
populasi dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi.
Bahan dan Metode
Objek Penelitian
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah babi batak jantan dan betina
yang dipelihara di peternakan rakyat yang berada di Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi,
Provinsi Sumatera Utara dengan umur lebih dari 10 -18 bulan bulan (periode finisher),
dengan jumlah sampling 50 ekor betina dewasa dan 50 ekor jantan dewasa.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan cara Simple Purposive Sampling (Sudjana, 2002), yaitu untuk
menentukan wilayah penelitian, sedangkan untuk menentukan ternak yang digunakan sebagai
sample dilakukan metode Simple Random Sampling (penarikan sampel acak sederhana). Data
diolah menggunakan analisis statitistik deskriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk
memaparkan mengenai karakter sifat - sifat kualitatif dan kuantitatif babi peranakan lokal di
Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara.
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari sifat kualitatif dan kuantitatif.
a.
1.
Sifat Kualitatif
Warna
Pengamatan dilakukan dengan melihat sifat fisik yang tampak, berdasarkan warna
bulu digolongkan menjadi 5, yakni: putih, hitam, cokelat atau kemerah-merahan,
berselempang (belted) dan bercak – bercak (spotted).
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
2.
Bentuk telinga
Pengamatan dilakukan dengan melihat bentuk dan ukuran telinga yang akan dijadikan
objek yang diteliti.
3.
Bentuk dan ukuran kepala.
Pengamatan ini dilakukan dengan melihat bentuk kepala dan melakukan pengukuran
panjang dan lebar kepala ternak yang di teliti.
b.
Sifat Kuantitatif
1.
Lingkar dada (LD) adalah pengamatan yang dilakukan dengan mengukur lingkar
rongga dada melalui sendi bahu menggunakan pita ukur dalam satuan cm.
2.
Bobot badan (BB) adalah pengamatan yang dilakukan menggunakan alat timbangan
pada babi dengan menggunakan timbangan dalam satuan kg.
3.
Tinggi pundak (TB) adalah pengamatan yang dilakukan dengan mengukur jarak
tertinggi pundak sampai tanah, diukur dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm.
4.
Lebar dada (LeD) adalah jarak antara benjolan sendi bahu kiri dan kanan, pengukuran
menggunakan kaliper dalam satuan cm.
5.
Panjang Badan (PB) adalah pengamatan yang dilakukan dengan mengukur jarak garis
lurus dari ujung tertinggi sampai ujung tulang ekor paling belakang.
Model Analisis Statistik
Data yang terkumpul, selanjutnya dianalisis melalui analisis statitistik deskriptif.
Nilai yang dianalisis antara lain:
1. Rata-rata (Mean), yaitu bilangan yang diperoleh dari seluruh jumlah data dibagi dengan
banyaknya data sampel. Rumusnya adalah :
Keterangan :
n
i
= Jumlah data
= Banyaknya data sampel
= 1,2, … n
= Rata-rata sampel
Sumber : (Sudjana, 2002)
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
2. Ragam ( ), adalah rata-rata kuadrat simpangan masing-masing individu. Rumusnya
adalah :
Keterangan :
Xi = Nilai setiap individu dalam sampel
μ = Rataan sampel
n = Banyaknya data sampel
i = 1,2,…n
s 2 = Ragam sampel
Sumber : (Sudjana, 2002)
3. Simpangan Baku (sd) adalah akar dari ragam. Rumusnya adalah :
Keterangan :
S = sampel
s 2 = Ragam sampel
Sumber : (Sudjana, 2002)
4. Koefisien Variasi (KV), adalah suatu gambaran keragaman dari suatu sifat yang diukur.
Keterangan :
s = Standar deviasi sampel
= Rata-rata sampel
Sumber : (Sudjana, 2002)
5. Dengan ukuran tubuh pada populasi sesungguhnya adalah diperlukan untuk menduga nilai
parameter itu. Dapat dihitung dengan rumus :
≤µ≤
Keterangan :
= rataan sampel
= koefisien interval
µ = pendugaan rata-rata populasi
= simpangan baku dibagi akar populasi
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
Hasil dan Pembahasan
Faktor Lingkungan Pemeliharaan Babi Lokal di Kabupaten Dairi
Pengukuran pada sifat kuantitatif ini digunakan sebagai bahan acuan untuk
mengetahui penggolongan jenis babi lokal yang ada di Indonesia dengan membandingkan
sifat kuantitatif dan kualitatif pada ternak babi lokal lainnya seperti Babi Batak dan Babi
Nias.Berdasarkan data yang diperoleh dari BPTU-HPT Siborong-borong (2014), berikut
sifat kualitatif dan kuantitatif antara Batak dan Babi Nias :
a.
Babi Batak
Sifat kualitatif pada Babi Batak adalah : liar dan gresif, kepala pendek dan tegak,
telinga berukuran kesil dan tegak, mulut tidak terlalu panjang dengan bentuk runcing, perut
kendor, bulu lebih tebal dan kasar, serta warna bulu antara hitam dan abu-abu kehitaman.
Sifat Kuantitatif pada Babi Batak adalah : tinggi badan antara 40-60 cm, panjang
badan antara 65-90 cm, lingkar dada antara 65-90 cm, bobot badan antara 40-60 kg, litter
Size antara 8-10 ekor/kelahiran, serta jumlah putting antara 6-12 putting
b.
Babi Nias
Sifat kualitatif pada Babi Nias adalah : kepala berukuran pendek, telinga kecil dan
pendek, mulut runcing, perut besar dan turun/kendor, bulu tebal dan kasar pada leher dan
diatas bahu, serta berwarna putih, hitam, dan coklat.
Sifat kuantitatif Babi Nias adalah tinggi badan antara 40-65 cm, panjang badan
antara 60-90 cm, lingkar dada antara 62-94 cm, bobot badan antara 20-50 kg, litter Size
antara 2-6 ekor/kelahiran, serta jumlah putting antara 4-6 putting. Perbedaan yang terjadi
pada beberapa jenis ternak diatas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
4.1.1. Faktor Keadaan Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sifat
kualitatif dan kuantitatif pada ternak serta dapat mempengaruhi produktifitas seekor ternak.
Salah satu faktor lingkungan tersebut adalah sugu lingkungan yang ada di daerah
perkandangan. Berdasarkan pengamatan di daerah Kecamatan Sumbul menunjukkan bahwa
suhu lingkungan di daerah tersebut memiliki suhu atau temperatur lingkungan yang cukup
untuk kebutuhan ternak babi.
Pengaruh temperatur lingkungan terhadap performans babi menunjukan bahwa
temperatur yang cocok adalah 20-27°C. Semakin rendah temperatur atau suhu lingkungan,
babi akan mengkonsumsi pakan lebih banyak dan sebagian besar energi pakan dialihkan
menjadi produksi panas tubuh dan akan diubah untuk produksi daging. Bila temperatur atau
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
suhu lingkungan tinggi, konsumsi pakan babi akan menurun, konsumsi air minum akan
meningkat dan terjadi perubahan tingkah laku mengakibatkan stres atau kematian
(Sihombing, 2006)
Keadaan suhu maupun temperature di Kecamatan Sumbul memiliki termperatur
yang cukup untuk kebutuhan babi, dimana rata rata suhu di daerah ini berkirar antara 22300C, dengan demikian daerah ini merupakan daerah yang cocok sebagai tempat
pengembangan peternakan babi. Oleh karena itu, ditinjau dari aspek lingkungan ini
menunjukkan bahwa keadaan lingkungan di daerah Sumbul tidak terlalu mempengaruhi laju
pertumbuhan dan produktifitas ternak.
4.1.2. Pakan
Keadaan lingkungan lahan pertanian di daerah Sumbul ini pada dasarnya sangat baik
dalam produktifitas bahan pakan, akan tetapi masyarakat tidak memanfaatkan kondisi lahan
pertanian tersebut untuk menghasilkan bahan pakan yang bernutrisi baik untuk
meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi ternak babi. Berdasarkan data yang diperoleh
menunjukkan kandungan nutrisi bahan pakan yang diberikan pada ternak babi lokal ini
masih sangatlah kurang dan mengandung serat kasar yang tinggi. Kandungan nutrisi bahan
pakan yang diberikan oleh masyarakat di daerah Sumbul ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 . Kandungan Bahan Pakan Kebutuhan Ternak Babi Secara Umum
PK
Ca
P
SK
EM
Bahan Makanan
................................%............................ kkal/kg
Ampas Tahu
30,3
0
0
22,2
500
Daun Ubi Jalar
27
1,37
0,46
16,2
500
Dedak Padi
12
10,03
0,12
9
2980
Ubi Jalar
3,2
0,28
0,23
3,45
3480
Ubi Singkong
3,3
0,26
0,457
4,15
3400
Makanan Dapur
5,87
1,06
0,12
26,8
400
PK : Protein Kasar, Ca : Kalsium, P : Phospor, SK : Serat Kasar,
EM : Energi Metabolisme
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
Tabel 6 . Kandungan Bahan Pakan yang Diberikan pada Ternak Babi di Kecamatan
Sumbul.
10
30
10
15
15
20
PK
Ca
P
SK
..................%.....................
3,03
0
0
2,22
8,1
0,411 0,138
4,86
1,2
0,003 0,012
0,9
0,48
0,042 0,0345 0,5175
0,495 0,039 0,06855 0,6225
1,174 0,212 0,024
5,36
EM
kkal/kg
50
150
298
522
510
80
100
14,48
0,71
0,28
14,48
1610
14
0,32
0,66
7,5
3244,8
Bahan Makanan
Total
Ampas Tahu
Daun Ubi Jalar
Dedak Padi
Ubi Jalar
Ubi Singkong
Makanan Dapur
Total
Standar
PK : Protein Kasar, Ca : Kalsium, P: Phospor, SK : Serat Kasar,
EM : Energi Metabolisme
Pada Tabel 5 ini menunjukkan standar kebutuhan babi adalah protein kasar 14,48%,
kalsium 0,32%, phosphor o,66%, serat kasar sebesar 7,5% , serta energy metabolim=sme
sebesar 3244,8 kkal/kg Berdasarkan data analisa bahan pakan yang diberikan pada ternak
babi lokal di Kecamatan Sumbul ini menunjukkan bahwa bahan pakan yang diberikan lebih
banyak mengandung serat kasar dan kalsium akan tetapi kandungan phospor dan energi
metabolisme masih belum mencukupi kebutuhan ternak babi lokal tersebut. Kekurangan
kandungan bahan makanan ini menyebabkan pertumbuhan dan produktifitas menurun, hal
ini dapat dari nilai pengukuran sifat kuantitatif yang menunjukkan lambatnya pertumbuhan
bobot badan pada ternak babi lokal yang ada di Kecamatan Sumbul ini.
Ransum yang telah diberikan tidak terlalu memberikan dampak dalam pertumbuhan
yang disebabkan karena ransumyang dikonsumsi mengandung serat kasar yang sangat tinggi
dan langsung terbuang kedalam feses. Ransum yang diberikan pada babi lokal di daerah
sumbul ini juga mengandung kalsium yang cukup banyak yang menyebabkan konsumsi
pakan ataupun ransum hanya mendukung pertumbuhan tulang, oleh karena itu ternak babi di
daerah Sumbul ini tergolong panjang akan tetapi bobot badan sangat kecil.
4.1.3. Perkandangan
Perkandangan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan produktifitas sekor ternak. kandang harus sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut agar
tetap nyaman maka pertumbuhan dan produktifitas akan tinggi. Hal ini tidak terjadi di
daerah Kecamatan Sumbul. Berdasarkan pengamatan, masih banyaknya masyarakat
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
menggunakan kandang untuk ternak babinya dengan keadaan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan, sebagian besar masyarakat masih menggunakan kayu ataupun bambu dan
beberapa peternak sudah menggunakan lantai semen pada kandangnya. Keadaan kandang
yang kotor, lantai tidak datar dan berlubang menyebabkan ternak babi lokal yang ada
didaerah tersebut tidak nyaman dan berakibat pada menurunnya produktifitas.
Secara umum kandang ternak babi harus dalam keadaan bersih, lantai datar dan tidak
berlubang, mempunyai saluran pembuangan kotoran, dekat dengan sumber air agar dalam
pemeliharaan dapat memudahkan dalam pembersihan dan pemberian air minum. Oleh
karena itu, dapat diduga bahwa kandang yang tidak sesuai untuk ternak babi lokal di
Kecamatan Sumbul ini dapat menjadi salah satu faktor penyebab pertumbuhan dan
perkembangan produktifitas ternak masih kecil ataupun menurun.
4.2. Sifat Kualitatif Ternak Babi Lokal di Kecamatan Sumbul
Sifat kualitatif merupakan suatu sifat yang tidak dapat diukur dan merupakan suatu
sifat dimana individu-individu dapat diklasifikasikan ke dalam satu atau dua kelompok atau
lebih dan pengelompokkan ini berbeda jelas satu sama lainnya (Warwick dkk., 1995).
Berikut hasil identifikasi sifat-sifat kualitatif babi lokal jantan dan betina dewasa di
Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara pada 50 ekor jantan dan
betina dengan fase umur 10 – 18 bulan (fase finisher).
Table 1. Sifat-Sifat Kualitatif Babi Lokal Jantan di Kecamatan Sumbul
KEPALA
TELINGA
Panjang
Lebar
Panjang
Lebar
................................................(cm)......................................................
Total
1477,00
603,60
530,30
475,80
Mean
29,54
12,07
10,61
9,52
S²
4,29
1,17
8,58
11,95
Sd
2,07
1,08
7,76
9,97
KV
7,01%
8,95%
7,18%
10,24%
Max
32,90
13,90
11,90
10,80
Min
24,10
10,20
9,10
8,00
PP
28,97≤µ≤30,11 11,77≤µ≤12,37 10,40≤µ≤10,82 9,25≤µ≤9,79
Mean = rata-rata S2 = Ragam, Sd = Simpangan Baku, KV = Koevisien Variasi,
PP = Pendugaan Parameter, Max = Maksimal, Min = Minimal
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
Table 2. Sifat Sifat Kuantitatif Babi Lokal Betina di Kecamatan Sumbul
KEPALA
TELINGA
Panjang
Lebar
Panjang
Lebar
................................................(cm)......................................................
Total
1634,00
650,50
599,20
521,80
Mean
32,68
13,01
11,98
10,44
S²
2,32
1,35
0,96
0,95
S
1,52
1,16
0,98
0,97
KV
4,66%
8,94%
8,16%
9,33%
Max
36,00
17,00
13,90
12,50
Min
28,00
10,50
10,00
9,10
PP
32,36≤µ≤33,10 12,69≤µ≤13,33 11,71≤µ≤12,25 10,17≤µ≤10,71
Mean = rata-rata, S2 = Ragam, S = Simpangan Baku, KV = Koevisien Variasi,
PP = Pendugaan Parameter, Max = Maksimal, Min = Minimal
4.2.1. Warna
Pengamatan warna bulu pada babi lokal jantan dan betina di Kecamatan Sumbul,
Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara tidak menggunakan pengukuran, melainkan
pengamatan terhadap warna dan jenis bulu ternak babi tersebut. Warna bulu pada ternak
babi lokal yang menjadi objek penelitian ini seluruhnya memiliki warna bulu tebal yang
berwarna hitam pekat dan tebal di seluruh tubuh ternak tetapi pada daerah lubang hidung
babi ini berwarna putih dan berlendir. Warna ini menjadi salah satu karakteristik bahwa
ternak babi lokal yang terdapat di daerah tersebut. Pengamatan juga dilakukan terhadap
ciri-ciri ternak babi lokal ini yaitu babi liar dan agresif, warna hitam pada seluruh tubuh,
bulu tebal dan kasar, kepala tegak dan pendek, serta hidung dan mulut tidak terlalu panjang
dan runcing
Babi lokal yang terdapat di daerah Sumbul ini dapat digolongkan kedalam jenis babi
batak, hal ini mengacu pada adanya kesamaan ciri-ciri sifat kualitatif antara babi batak
dengan babi lokal yang ada. Ciri-ciri yang terdapat pada babi batak ini diantaranya adalah
liar, agresif, kepala pendek dan tegak, telinga kecil dan tegak, mulut tidak terlalu panjang
dan runcing, perut kendor, bulu tebal dan kasar, biasanya berwarna hitam atau berwarna abu
kehitaman (Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak, siborong borong,
2014). Ciri-ciri inilah yang sebagian besar terdapat pada ternak babi lokal yang ada di
daerah Sumbul. Oleh karena dasar inilah babi lokal yang ada di daerah Sumbul ini dapat
digolongkan kedalam jenis babi batak.
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
4.2.2. Bentuk Telinga
Pengamatan bentuk telinga pada ternak babi lokal di kecamatan Sumbul juga
merupakan salah satu identifikasi sifat kualitatif ternak dengan melakukan pengukuran pada
panjang dan lebar telinga serte bentuk telinga yang dimiliki ternak ntersebut. Berdasarkan
hasil pengamatan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata panjang telinga babi lokal
jantan di Kecamatan Sumbul ini adalah sebesar 10,61 cm dan rata-rata lebar telinga adalah
sebesar 9,52 cm, sedangkan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata rata panjang telinga babi
lokal betina adalah sebesar 11,98 cm dan lebar telinga sebesar 10,44 cm.
Ukuran panjang dan lebar telinga ternak babi lokal (jantan dan betina) di Kecamatan
Sumbul ini memiliki kesamaan dengan ukuran dan bentuk telinga yang dimiliki Babi Batak.
Menurut Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan ternak mengemukakan bahwa
bentuk dan ukuran telinga Babi Batak ini berukuran kecil dan tegak. Oleh karena itu
berdasarkan persamaan ini menunjukkan bahwa babi lokal yang ada di Kecamatan Sumbul
digolongkan kedalam babi batak dikarenakan ciri-ciri yang ada pada babi di daerah tersebut
lebih memiliki kesamaan dengan babi batak dan berbeda dengan bentuk dan ukuran babi
Nias yang berbentuk kecil tetapi berukuran lebih pendek dibandingkan Babi Batak.
4.2.3. Bentuk dan Ukuran Kepala
Hasil pengamatan bentuk dan ukuran kepala yang terdapat pada Tabel 1 dan 2
menunjukkan bahwa rata rata panjang kepala babi lokal jantan dan betina adalah sebesar
29.54 cm dan 32.68 cm, sedangkan untuk rata-rata lebar kepala babi lokal jantan dan betina
adalah sebesar 12,07 cm dan 13,01 cm. Pada kenyataan menunjukkan bahwa ukuran dan
bentuk kepala ternak babi lokal di daerah Sumbul ini sedikit lebih besar bila di bandingkan
dengan babi lokal jantan walaupun ukuran ini dilihat dari 50 ekor jantan dan betina yang
memiliki umur berbeda antara 10 bulan sampai 18 bulan. Bentuk dan ukuran kepala babi
lokal ini adalah tergolong panjang dan runcing serta lebar kepala tidak terlalu lebar.
Berdasarkan data ciri-ciri yang diperoleh dari Balai Pembibitan Ternak Unggul
Siborong-borong mengemukakan bahwa ukuran dan bentuk kepala Babi batak adalah
berukuran tidak terlalu panjang dan mulut berbentuk runcing, sedangkan untuk Babi Nias
memiliki bentuk dan ukuran kepala pendek dan mulut berbentuk runcing. Berdasarkan ciri
ciri kedua jenis babi lokal diatas, ukuran dan bentuk kepala babi lokal yang ada di
Kecamatan Sumbul memiliki kesamaan dengan ciri-ciri yang dimiliki Babi Batak yaitu
bentuk kepala berukuran tidak terlalu panjang dan mulut berbentuk runcing. Berdasarkan
persamaan ini dapat diduga bahwa babi lokal yang ada di daerah penelitian ini berasal dari
asal dan keturunan yang sama yang telah menyebar luas dan jika dibandingkan dengan Babi
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
Nias memiliki sedikit perbedaan pada ukuran kepala yang pendek dan persamaan dengan
Babi Nias ini terdapat pada mulut yang runcing dan tegak lurus.
4.3. Sifat Kuantitatif Ternak Babi Lokal di Kecamatan Sumbul
Sifat kuantitatif adalah suatu ukuran dan bentuk tubuh ternak digunakan untuk
menentukan standar pertumbuhan dan menilai ternak. Hasil Pengukuran sifat kuantitatif
pada 50 ekor babi lokal jantan dan betina dengan fase umur antara 10 – 18 bulan di
Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 3
dan 4.
Table 3. Sifat sifat kuantitatif Babi Lokal Jantan di Kecamatan Sumbul
Lingkar Dada
Bobot Badan
Tinggi Pundak
Lebar Dada
Panjang Badan
.........cm..........
.........kg.........
............................................cm..................................
Total 5468,20
4120,20
3432,00
1011,20
5135,10
Mean 109,36
82,40
68,64
20,22
102,70
2
S
9,01
24,21
8,71
2,20
30,10
Sd
3,00
4,92
2,95
1,48
5,49
KV
2,75%
5,97%
4,30%
7,34%
5,34%
Max 114,80
89,80
75,50
22,90
109,90
Min 102,70
71,6
63,40
17,40
95,90
PP
108,50≤µ≤110,20 81,00≤µ≤83,80 67,80≤µ≤69,50 19,80≤µ≤20,60 101,20≤µ≤104,20
Mean = rata-rata, S2 = Ragam, S = Simpangan Baku, KV = Koevisien Variasi,
PP = Pendugaan Parameter, Max = Maksimal, Min = Minimal
Table 4. Sifat sifat kuantitatif Babi Lokal Betina di Kecamatan Sumbul
Bobot
Tinggi
Lingkar Dada
Lebar Dada
Panjang Badan
Badan
Pundak
.........cm..........
.........kg......... ...............................cm.............................
Total 5339,10
4131,00
3462,40
958,70
5069,20
Mean
106,78
82,62
69,25
19,17
101,38
2
S
11,22
24,44
28,58
1,64
26,22
Sd
3,35
4,94
5,35
1,28
5,12
KV
3,14%
5,98%
7,72%
6,67%
5,05%
Max 112,40
89,80
76,60
21,00
109,90
Min
100,50
71,60
60,20
16,20
91,50
PP
105,85≤µ≤107,70 81,04≤µ≤83,70 67,77≤µ≤70,70 18,82≤µ≤19,50 99,96≤µ≤102,80
Mean = rata-rata, S2 = Ragam, S = Simpangan Baku, KV = Koevisien Variasi,
PP = Pendugaan Parameter, Max = Maksimal, Min = Minimal
Pengukuran sifat kuantitatif pada ternak yang di dalamnya terdiri dari lingkar dada,
bobot badan, tinggi pundak, lebar dada, panjang badan mempunyai peranan yang paling
penting dalam menentukan tipe dari suatu ternak. Pengukuran sifat kuantitatif ini adalah
pengukuran terbaik untuk menilai tipe dan fungsi dari ternak (Alderson, 1999). Ternak yang
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
baik adalah ternak yang memiliki produksi daging yang baik. Produksi daging pada ternak
dapat ditaksir dari pengukuran bagian bagian tubuh atau morfologi seekor ternak.
Pada ukuran-ukuran tubuh yang terkait dengan pengukuran tulang selisih nilai antara
berbagai umur tidak berbeda jauh, hal ini karena tulang merupakan bagian tubuh yang
mengalami dewasa dini (Berg dan Butterfield, 1976). Pada umur 1 tahun kecepatan
pertumbuhan tulang telah menurun atau mungkin telah mencapai dewasa tubuh, sehingga
relatif tidak berubah dan ukurannya seragam. Otot mengalami dewasa tubuh lebih awal
dibandingkan lemak . Pada umur 1 tahun otot belum mencapai kedewasaan, begitu pula
lemak. Meningkatnya umur maka akan diikuti dengan meningkatnya bobot dan besar otot
serta akan diikuti dengan meningkatnya proporsi lemak, sesuai dengan pendapat Johnston
(1983).
4.3.1. Lingkar Dada
Pengukuran pada lingkar dada merupakan suatu pengukuran yang dibutuhkan untuk
mengetahui sifat kuantitatif seekor ternak. Pada tabel 3 hasil pengukuran sifat kuantitatif
menunjukkan bahwa rata rata lingkar dada ternak babi lokal jantan di Kecamatan Sumbul ini
sebesar 109,36 cm, sedangkan pada Tabel 4 hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata rata
lingkar dada ternak babi lokal betina adalah sebesar 106,78 cm. Pada pengukuran ini
terdapat keseragaman nilai sifat yang dimiliki setiap ternak, hal ini dapat dilihat dari nilai
koevisien variasi pada pengukuran yang diperoleh pada ternak jantan dan betina adalah
sebesar 2,75% dan 3,14%.
4.3.2. Bobot Badan
Pengukuran bobot badan merupakan salah satu pengukuran yang digunakan untuk
mengetahui sifat kuantitatif pada tubuh ternak dengan menggunakan timbangan berkapasitas
150 kg. Pada Tabel 3. menunjukkan bahwa rata rata bobot badan babi lokal dewasa jantan
di Kecamatan Sumbul adalah sebesar 82,40 kg, sedangkan rata-rata bobot badan pada ternak
babi lokal betina di Kecamatan Sumbul adalah sebesar 82,62 kg.
Berdasarkan perbandingan dengan standarisasi pada ternak babi secara umum yang
dapat melebihi bobot badan 120 kg, babi lokal yang ada di Kecamatan Sumbul ini memiliki
perbedaan ukuran bobot badan yang berbeda. Perbedaan tersebut mungkin dikarenakan
faktor manajemen pemeliharaan dan lingkungan. Terutama pakan yang diberikan diduga
kurang memenuhi kebutuhan domba tersebut, sehingga potensi genetik yang dimiliki tidak
tercapai secara optimal
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
Bobot badan pada ternak akan meningkat sejalan dengan umur, hal ini seperti yang
dikemukakan Speedy (1980) bahwa bertambahnya umur ternak sejalan dengan pertambahan
bobot badannya, ternak akan mengalami pertumbuhan secara cepat dimulai dari lahir sampai
dewasa kelamin dan tumbuh secara lambat sampai dewasa tubuh (Johnston, 1983).
4.3.3. Tinggi Pundak
Tinggi pundak merupakan pengukurandari jarak tertinggi pundak sampai permukaan
tanah dengan menggunakan pita ukur untuk mengetahui nilai suatu sifat kuantitatif pada
ternak.. Menurut Johansson dan Rendel (1968) menyatakan, bahwa tinggi pundak pada
ternak lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan tulang, bukan dipengaruhi oleh daging atau otot.
Tinggi pundak perlu diketahui untuk memberikan informasi tentang pertumbuhan ternak dan
dapat digunakan untuk memperkirakan bobot badan (Ensminger, 1987).
Berdasarkan Tabel 3 dan 4 menunjukkan rata-rata tinggi pundak pada 50 ekor
ternak babi lokal jantan dan 50 ekor ternak babi lokal betina di Kecamatan Sumbul,
Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 68,64 cm dan 69,25 cm.
4.3.4. Lebar Dada
Pengukuran lebar dada juga digunakan untuk mendeskripsikan sifat kuantitatif
ternak yang diukur mulai dari ujung punggung sebelah kiri sampai ujung punggung sebelah
kanan, ataupun sebaliknya dan pengukuran ini menunjukkan bahwa rata-rata lebar dada 50
ekor babi lokal jantan dan 50 ekor babi lokal betina adalah sebesar 20,22 cm dan 19,17 cm.
Lebar dada memberi gambaran bahwa organ-organ respirasi dan jantung tumbuh
dengan baik yang akan menunjang pembentukan energi anaerob berjalan baik, Speedy
(1980). Berbeda halnya dengan panjang badan, semakin bertambah umur, maka lebar dada
akan meningkat pula, namun akan terhenti setelah mencapai dewasa tubuh, (Johnston,
1983).
4.3.5. Panjang Badan
Pengukuran panjang badan ini di ukur dari bagian pundak yang paling tinggi sampai
pada tulang pinggul paling belakang dan hasil pengukuran yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa rata-rata panjang badan pada 50 ternak babi lokal jantan dan 50 ekor
ternak babi lokal betina adalah sebesar 102,70 cm dan 101,38 cm. Panjang badan pada
ternak akan mempengaruhi kualitas karkas. Panjang badan terdiri dari bagian depan yaitu
dari pundak sampai belakang sendi Scapula , bagian tengah terdiri dari bagian dada dan
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
tulang iga, bagian belakang terdiri dari pinggang sampai bagian paha. (Handiwirawan dkk.,
2011).
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
ukuran sifat kualitatif dan kuantitatif pada ternak babi lokal di Kecamatan Sumbul ini dapat
dikatakan seragam. Menurut pendapat Nasoetion (1985), menyatakan bahwa suatu ukuran
populasi masih dianggap seragam jika memiliki nilai koevisien variasi kurang dari 15%.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Pengukuran sifat kualitatif dan kuantitatif diperlukan untuk mengetahui sifat kualitatif
dan kuantitatif yang dimiliki oleh ternak babi lokal jantan dan betina dewasa di Kecamatan
Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Pengukuran sifat kualitatif dilakukan
dengan pengamatan warna bulu, tipe bulu, panjang kepala, dan lebar kepala, sedangkan
pengukuran sifat kuantitatif dilakukan pada pengukuran panjang badan, lebar dada, lingkar
dada, tinggi pundak, dan bobot badan,
Pengukuran panjang dan lebar kepala serta panjang dan lebar telinga dilakukan untuk
mendukung pengamatan sifat kualitatif ternak babi lokal jantan dan dewasa. Berdasarkan
hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata panjang kepala pada ternak babi lokal jantan
dewasa adalah sebesar 29,54 cm dan lebar kepala sebesar 12,07 cm, sedangkan untuk ratarata panjang telinga adalah sebesar 10,61 cm, dan lebar telinga sebesar 9,52 cm. Pengukuran
pada ternak babi lokal betina dewasa menunjukkan bahwa rata-rata panjang kepala 32,68 cm
dan rata-rata lebar kepala adalah sebesar 13,01 cm, sedangkan rata-rata panjang telinga
adalah sebesar 11.98 cm dan lebar telinga adalah sebesar 10,44 cm.
Hasil pengukuran sifat kuantitatif pada babi lokal jantan dewasa menunjukkan
bahwa rata-rata panjang badan adalah sebesar 102,70 cm, lingkar dada adalah sebesar 109.36
cm, tinggi pundak adalah sebesar 68,64 cm, lebar dada sebesar 20.22 cm, dan bobot badan
adalah sebesar 82,40 kg. Pengukuran sifat kuantitatif pada babi lokal betina dewasa
menunjukkan bahwa rata rata panjang badan adalah sebesar 101,38 cm, lingkar dada sebesar
106,78 cm, tinggi pundak sebesar 69,25 cm, lebar dada sebesar 19,17 cm, dan bobot badan
82,62 kg. berdasarkan hasil analisi data menyimpulkan bahwa ukuran sifat kuantitatif babi
lokal dewasa di Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Umatera Utara adalah
memiiki ukuran yang seragam.
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
Saran
Perbaikan genetika pada ternak babi lokal asli di Kecamatan Sumbul, Kabupaten
Dairi, Provinsi Sumatera Utara ini sangat perlu dilakukan untuk menyelamatkan populasi
yang semakin sedikit dan hampir punah dan sebagian besar telah mengalami perkawinan
silang dengan babi jenis eropa sehingga menghilangkan kemurnian jenis babi lokal yang ada .
Hal ini perlu dilakukan karena ternak babi lokal ini dapat sangat membantu dalam memenuhi
kebutuhan daging terutama daging lokal.
Ucapan Terimakasih
Penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Dr. Sauland Sinaga, S.Pt., M.Si, selaku pembimbing utama dan Bapak Dr.
Dudi, S.Pt., M.Si, selaku pembimbing anggota, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
Daftar Pustaka
Cristian.
Hiktaop.
2012.
Pola
pemeliharaan
Babi
Yang
Baik.
http://yadiip.blogspot.com/2012/10/pola-pemeliharaan-babi-yang-baik.html (diakses
September 2014).
Hardjosubroto W.1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak Di Lapangan. Garsindo. Jakarta.
Kementrian Pertanian Kabupaten Dairi. Kondisi Pertanian Sektor Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Di
Kabupaten
Dairi.
Sumatera
Utara.
http://www.dairikab.go.id/content/5/32/pertanian.html dan
(diakses September
2014)
Parakkasi, A. 1980. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa Bandung
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropis. Edisi
Kedua. BPFE. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rohimah,
Siti.
Sebuah
Gambaran
Nyata
Kabupaten
Dairi.
http://jamsos.blogspot.com/2013/03/dairi-bekerja-2.html (diakses Desember 2014)
Siagian, P. H. 1999. Manajemen Ternak Babi. Fakultas Peternakan. Diktat Kuliah Produksi
Ternak Babi. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Babi Lokal..................................................................Edrin
Sinaga,
S.
2010.
Tatalaksana
Pemeliharaan
Babi
Sapihan/Pig
Weaning.
http://blogs.unpad.ac.id/saulandsinaga/2010/03/23/tatalaksana-pemeliharaan-babisapihanpig-weaning-pfika-vistara-indraswari/ (diakses Januari 2014)
Singarimbun, M. Dan S. Effendi (ed). 1989. Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Penerbit
LP3ES. Jakarta. Hal 155 – 156.
Sosroamidjodjo MS. 1997. Ternak Potong dan Kerja. Jakarta. C. U. Yasa Guna.
Speedy, A.W. 1980. Sheep Production. Published in the USA by Longman Inc. New York.
London.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung. Hal 238-241.
Tillman, A. D., dkk. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Keenam. Gajah Mada
University Press. Yokyakarta.
Warwick, E..J. Astuti J.M., Hardjosubroto, W. 1990. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. Hal 63-69.
Download