PDF of full newsletter - International Budget Partnership

advertisement
e-Buletin
November-Desember 2012 No. 69
Survei Anggaran Terbuka (Open
Budget Survey) 2012
Pemerintah-pemerintah yang melayani
separuh populasi dunia tidak mengizinkan
warga negara untuk membuat keputusan
anggaran yang berpengaruh atas hidup
mereka
Pelajaran dari Brazil, Afghanistan, dan Liberia
mengenai Cara Mempercepat Transparansi
Anggaran
Yang Baru Mengenai Survei
Anggaran Terbuka (Open Budget
Survey) 2012
Dikeluarkan pada tanggal 23 Januari 2013, hasil-hasil Open
Budget Survey 2012 menimbulkan berbagai pertanyaan serius
mengenai kemungkinan bagi masing-masing negara untuk
mengatasi kemiskinan dan memajukan perkembangan ekonomi
serta bagi upaya-upaya internasional seperti Tujuan
Pembangunan Milenium. Klik pada ikon-ikon di bawah ini untuk
mempelajari lebih jauh.
Advokasi Anggaran Nasional dan
Internasional
Memandang ke Depan dalam Dunia Advokasi
Anggaran, Wawancara dengan Vivek Ramkumar
Pemerintah dan Masyarakat Sipil Membahas
Transparansi Anggaran dan Pertanggungan
Jawab Saat Konsultasi Nasional
Laporan Lengkap
Memanfaatkan Teknologi untuk
Memperkuat Pekerjaan Anggaran
Membuat Desentralisasi di Kamerun Menjadi
Lebih Efisien dengan Partisipasi Publik
Pemrograman Radio Komunitas Memajukan
Pengetahuan Anggaran, Memupuk Advokasi
Anggaran di Kalangan Kelompok-kelompok yang
Rentan
Infografis
Ringkasan
Negara
Lowongan Kerja dan Peluang
Petugas Bidang Program (Francophone Afrika),
International Budget Partnership
Data Explorer
International Taxation Program (ITP), Duke University
Kebijakan Publik dan Program Keuangan di Duke Center for International Development (DCID)
Publikasi dan Sarana
Hasil-hasil Penelitian Percontohan Negara mengenai Standar Pemberian Laporan Bantuan IATI
(Country Pilot Sutdies on IATI Aid Reporting Standard)
Sarana New Civil Society Procurement Monitoring (CSPM)
Kursus Sertifikat Online Samarthan bidang Audit Sosial untuk MGNREGS di India
Terbitan Survei Anggaran Terbuka (Open Budget Survey) 2012
Pemerintah-pemerintah yang Melayani Separuh Populasi Dunia Tidak
Mengizinkan Warga Negara untuk Membuat Keputusan Anggaran yang
Berpengaruh Atas Hidup Mereka, oleh International Budget Partnership
Dikeluarkan pada tanggal 23 Januari 2013, hasil-hasil Open Budget Survey 2012 menimbulkan berbagai
pertanyaan serius mengenai kemungkinan masing-masing negara untuk mengatasi kemiskinan dan
memajukan perkembangan ekonomi serta bagi upaya-upaya internasional seperti Tujuan Pembangunan
Milenium.
Open Budget Survey adalah satu-satunya ukuran transparansi anggaran dan pertanggungan jawab yang
independen, komparatif, dan teratur di seluruh dunia. Menurut Survey 2012 yang dibuat dua tahun sekali
ini, anggaran nasional di 77 dari 100 negara yang dinilai – 77 negara ini didiami oleh separuh populasi
dunia – gagal memenuhi standar dasar untuk transparansi anggaran . Nilai Open Budget Index 2012
adalah sangat rendah, di mana skor rata-rata di antara 100 negara yang diteliti hanya 43 dari 100.
Pemerintah 21 negara bahkan tidak menerbitkan Proposal Anggaran Eksekutif, yang merupakan
dokumen paling penting untuk memahami rencana pemerintah dalam menangani keuangan negaranya.
Di samping kekurangan transparansi anggaran yang tidak dapat diterima ini, Survey juga mendapati
bahwa para pemerintah tersebut seluruhnya juga gagal memberikan cukup kesempatan kepada warga
negara dan masyarakat sipil untuk terlibat dalam proses anggaran. Nilai rata-rata untuk kesempatan
berpartisipasi hanya 19 dari 100.
“Ketiadaan informai dan kurang kesempatan untuk berpartisipasi berarti bahwa warga negara tidak
memahami anggaran atau menuntut pertanggungan jawab pemerintah mereka,” kata Warren Krafchik,
direktur International Budget Partnership. “Hal ini juga membuka pintu bagi penyalahgunaan dan
penggunaan uang publik yang tidak semestinya dan tidak efisien, merusak kemajuan perekonomian di
saat sumber daya masyarakat dan layanan bagi masyarakat sudah merosot akibat krisis keuangan. Hal
ini menimbulkan implikasi besar atas kualitas hidup jutaan orang di seluruh dunia.”
Mengenai pengawasan, satu penemuan yang tidak mengejutkan namun mengkuatirkan adalah bahwa
negara-negara yang lembaga pengawasannya lemah (yakni lembaga legislatif dan lembaga audit
tertinggi atau supreme audit institutions/SAI) lebih cenderung menjadi negara dengan anggaran yang
urang transparan dan memberi sedikit sekali kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Di
negara-negara ini, semua aspek pemerintahan mengenai sistem anggarannya tidak memadai.
Laporan Survey 2012 juga meringkas penelitian baru yang menunjukkan bahwa sistem-sistem
transparansi anggaran bisa menyebabkan kredit internasional yang lebih murah, dan menurut Dana
Moneter Internasional (IMF) sistem ini amat sangat penting bagi kredibilitas dan kinerja fiskal suatu
negara. Misalnya, dengan menggunakan penemuan dari sebuah analisa baru-baru ini dari IMF, IBP
memperkirakan bahwa kurangnya transparansi fiskal di Portugal telah memungkinkan pemerintah di sana
untuk menyembunyikan sejumlah besar hutang pemerintahnya, hingga sekitar US$26 milyar atau 11
persen dari produk domestik bruto (PDB).
Kemajuan yang pesat tidaklah mustahil - dan diperlukan
Kendati Open Budget Survey 2012 melukiskan gambaran yang suram mengenai transparansi anggaran,
partisipasi dalam menyusun anggaran, dan keseluruhan pertanggungan jawab, telah terjadi kemajuan
yang stabil meskipun bertahap selama empat putaran Survei ini sejak tahun 2006. Tetapi IBP
memperkirakan bahwa pada kecepatan saat ini, akan membutuhkan minimal satu generasi bagi hampir
semua negara di dunia untuk mencapai tingkat yang signifikan dalam transparansi anggaran. Ini bisa
berarti tersia-sianya sumber daya dan kehilangan berbagai kesempatan selama satu generasi.
Dalam konteks ini, saran umum yang diberikan oleh IBP adalah agar pemerintah masing-masing negara
berkomitmen untuk mencapai tolok ukur yang praktis mengenai transparansi anggaran berdasarkan nilainilai yang mereka raih di Indeks Anggaran Terbuka (Open Budget Index). Untuk negara-negara yang
mendapatkan nilai rendah, artinya menerbitkan dokumen-dokumen yang sudah mereka buat namun
saat ini belum terbuka bagi khalayak umum. Untuk negara-negara lainnya, ini berarti mengungkapkan
lebih banyak rincian yang mereka sajikan dalam dokumen anggaran yang mereka terbitkan. Dan
pemerintah semua negara harus mengambil langkah-langkah untuk melibatkan warga negara
sepenuhnya dalam mengambil keputusan anggaran dan pengawasan atas anggaran, yang bisa meliputi
hotline untuk melaporkan masalah disertai pemberian layanan, acara dengar pendapat publik, hingga
mengumpulkan masukan mengenai pengajuan kebijakan anggaran, dan berbagai upaya untuk
menyertakan masyarakat dalam audit program-program masyarakat. Situs web IBP mencantumkan
laporan ringkasan untuk masing-masing negara, yang berisi berbagai saran praktis mengenai bagaimana
setiap pemerintah dapat meningkatkan transparansi anggaran.
IBP juga menyarankan agar semua pemegang kepentingan berupaya mendukung reformasi anggaran
Badan Legislatif dan SAI juga menuntut kemandirian dan sumber daya yang diperlukan agar menjadi
efektif, dan harus meningkatkan kerjasama dengan satu sama lain dan dengan masyarakat sipil. Badanbadan donor harus mengikuti dan mengembangkan berbagai kejadian akhir-akhir ini dalam mengkaitkan
bantuan asing dengan reformasi anggaran dan mendukung pembangunan sistem pertanggungan jawab
yang kuat di dalam negeri. Masyarakat sipil harus meneruskan peranannya dalam mendorong
peningkatan transparansi dan pertanggungan jawab, dan lebih memperlihatkan peranan yang
membangun yang dapat dilakukannya dengan informasi dan akses yang memadai.
Hampir semua sarana yang dibutuhkan untuk meningkatkan reformasi anggaran – permufakatan
mengenai standar, para pelaku yang digalang, dan pemahaman mengenai berbagai kekurangan yang
ada saat ini – sudah ada dalam jangkauan. Yang tidak ada adalah kemauan politik banyak pemerintah
untuk melembagakan reformasi anggaran. Jika melakukan upaya global secara terpadu untuk
menciptakan kehendak politik tersebut di setiap negara, semua sarana yang tersedia ini bisa disebarkan,
dan kemajuan bersejarah dan kemajuan secara luas dalam hal transparansi anggaran dan
pertanggungan jawab anggaran dapat cepat tercapai.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Open Budget Survey 2012, kunjungi situs web IBP dan lihatlah
Data Explorer, Laporan Lengkap, Infografis, Video, dan halaman Menyusun Cerita 2012.
Pelajaran dari Brazil, Afghanistan, dan Liberia mengenai Cara Mempercepat
Transparansi Anggaran, oleh Erin Upton-Cosulich, International Budget Partnership
Pada tanggal 5 Februari 2013, IBP bersama Bank Dunia mengeluarkan Open Budget Survey 2012 di
Washington, D.C. Acara ini mengumpulkan para perwakilan pemerintah dari tiga konteks negara yang
sangat berbeda – Afghanistan, Liberia, dan Brazil – bersama para praktisi di bidang manajemen fiskal
guna membahas cara mempercepat kemajuan transparansi anggaran dan partisipasi publik di seluruh
dunia. Vivek Ramkumar, direktur IBP bidang Advokasi Internasional dan Inisiatif Anggaran Terbuka,
menyajikan hasil-hasil yang diperoleh oleh Survei, dengan menyoroti berbagai penemuan utama.
Amara Konneh, Menteri Perencanaan dan Urusan Ekonomi Liberia, membahas bagaimana dan
mengapa peringkat Liberia dalam Survey melonjak dari peringkat 2 pada tahun 2008 menjadi peringkat ke-
43 pada tahun 2012. Sebelumnya, anggaran Liberia tetap dirahasiakan, namun berbagai upaya yang
dilakukan belum lama ini seperti Panduan bagi Warga Negara Mengenai Anggaran Nasional dan peraturan
perundang-undangan seperti Undang-Undang Manajemen Keuangan Publik tahun 2009 telah membantu
menciptakan kerangka kerja manajemen keuangan publik yang lebih kuat dan lebih transparan. Menurut
Menteri Konneh, peralihan menuju efisiensi dan keterbukaan ini sedang merubah cara pemilihan pejabat
masyarakat; bukannya memberikan suara berdasarkan kesetiaan terhadap suku bangsa, kini warga
Negara ingin mengetahui apa yang mampu diperbuat oleh pejabat.
Liberia juga memasang papan iklan elektronik di depan Kementerian Keuangannya (MOF). Papan iklan ini
menampilkan informasi pengeluaran anggaran yang langsung berasal dari sistem data MOF. Informasi
semacam itu menambah debat terbuka dalam badan legislatif, dan bersama informasi yang dikumpulkan
melalui konsultasi publik di seluruh negara itu juga membantu pemerintah mengkaitkan anggaran pada
berbagai prioritas pembangunan nasional.
Menurut Menteri Konneh, insentif utama bagi Liberia dalam melakukan peningkatan semacam itu dalam
hal transparansi anggaran adalah untuk memperlihatkan pada para donatur bahwa negara mereka
mampu menangani bantuan dengan semestinya. Pemerintah juga berkomitmen untuk menemukan
berbagai cara agar Liberia mampu meningkatkan kinerjanya dengan lebih baik dalam putaran-putaran
Survey di kemudian hari.
Wakil Sekretaris Kementerian Perencanaan Anggaran Brazil, Eliomar Wesley Rios, juga menekankan
pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjelaskan nilai tinggi yang diraih Brazil, yakni 73. Brazil
(pasar ke dua terbesar bagi Facebook Inc. setelah Amerika Serikat) menggunakan teknologi digital untuk
lebih mendekatkan masyarakat sipil kepada pemerintah dan membantu warga negara memahami proses
anggaran. Pemerintah juga mengadakan acara dengar pendapat publik tingkat negara bagian untuk
mengetahui kebutuhan dan memandu alokasi sumber daya. Di masa mendatang, Kementerian
Perencanaan juga akan menggunakan Daftar Pertanyaan Open Budget sebagai panduan untuk
meningkatkan mekanisme transparansi.
Kendati menjangkau masyarakat tampaknya merupakan proses yang relatif mulus di Brazil, proses ini
terbukti sulit dilakukan di negara Afghanistan yang sarat konflik. Namun sebagaimana yang dinyatakan
Mustafa Mastoor, Wakil Menteri Keuangan Afghanistan, negara ini masih mampu meningkatkan nilai
Indeks Anggaran Terbuka (Open Budget Index) dari 21 pada tahun 2010 menjadi 59 pada tahun 2012.
Dengan menyatakan bahwa kemauan politik merupakan pendorong utama atas perubahan ini,
pemerintah Afghanistan dan para mitranya membuat peta jalan keuangan masyarakat yang telah
membantu meningkatkan transparansi dalam proses anggaran dan membangun kepercayaan
masyarakat pada sistem manajemen keuangan masyarakat.
Nilai 59 merupakan kemajuan yang besar bagi Afghanistan, namun Mastoor berkata bahwa mereka
“masih harus menempuh jalan yang panjang”, sambil mengutip tujuan negara itu. Beliau melihat perlunya
meningkatkan kualitas data dan perlunya melembagakan reformasi transparansi untuk mencegah
penurunan nilai Survey di kemudian hari.
Semua contoh ini berguna sebagai pelajaran bagi negara-negara lain mengenai cara meningkatkan nilai
mereka di Open Budget Survey (untuk melihat lebih banyak saran bagi pemerintah dan para pelaku
lainnya, bacalah Laporan Open Budget Survey 2012 ). Wakil presiden Lembaga Bank Dunia (World Bank
Institute) dan salah satu tuan rumah acara ini, Sanjay Pradhan, menyoroti pentingnya donatur yang
mendukung inovasi-inovasi semacam itu seperti teknologi bergerak partisipatif dan menggambarkan
inisiatif BOOST milik WBI, yang menambahkan koordinat geografis pada data perbendaharaan dan
menambahnya dengan data pembangunan, sehingga semua tersedia secara online. Semua kemajuan ini
mempercepat transparansi anggaran, yang digambarkan Pradhan sebagai “sarana untuk mendapatkan
layanan-layanan dasar bagi kalangan miskin.” Menurut beliau, nilai rata-rata dalam Survey yang kurang
dari separuh menjadi “dakwaan yang memberatkan bagi banyak di antara negara kita.”
Saat ditanyai mengenai alasan buruknya kinerja banyak negara, Warren Krafchik, direktur International
Budget Partnership berkata bahwa 15 tahun lalu semuanya serba rahasia. Namun kini, semua lembaga
internasional, beberapa pemerintah, dan masyarakat sipil setuju bahwa anggaran yang terbuka dan
transparan adalah penting bagi distribusi sumber daya yang adil. Pendorong perubahan ini berasal dari
atas dan bawah karena kini lazim diterima bahwa “anggaran merupakan pintu gerbang menuju
pembangunan.”
Anda dapat membaca transkrip acara tersebut di sini dan tweet kami di @OpenBudgets. Lihatlah halaman
Facebook kami untuk melihat foto dan video. Bacalah lebih lanjut mengenai Open Budget Survey dan
lihatlah perbandingannya bagi negara Anda dengan mengunjungi situs web kami.
Advokasi Anggaran Nasional dan Internasional
Memandang Ke Depan dalam Dunia Advokasi Anggaran: Wawancara dengan Vivek
Ramkumar, oleh International Budget Partnership
Sejak berdiri, inti pekerjaan International Budget Partnership (IBP) adalah bekerja sama dengan para
mitra di masyarakat sipil dan mendukung semua upaya advokasi mitra masyarakat sipil dalam
meningkatkan praktik-praktik anggaran, sistem, dan kebijakan pemerintah di negara mereka. Titik fokal
karya IBP adalah dan selalu adalah di tingkat negara; tetapi selama beberapa tahun terakhir, IBP sudah
mulai bekerja di tingkat internasional dengan upaya memanfaatkan berbagai sumber insentif eksternal
dan tekanan atas pemerintah agar membuka sistem anggaran mereka terhadap keterlibatan dan
pengawasan masyarakat. Upaya kami yang terbaru pada tingkat ini adalah berbagai inisiatif seperti
Kemitraan Pemerintahan Terbuka/Open Government Partnership (OGP), Gerakan Global untuk
Transparansi Anggaran (Global Movement for Budget Transparency), Pertanggungan Jawab dan
Transparansi/Accountability and Transparency (BTAP), dan Inisiatif Global untuk Transparansi
Fiskal/Global Initiative for Fiscal Transparency (GIFT).
Mengingat pentingnya semua upaya ini, kami duduk bersama Vivek Ramkumar, direktur bidang
Advokasi Internasional dan Inisiatif Anggaran Terbuka di IBP, untuk membahas arah karya
internasional IBP di masa mendatang.
Erin Upton-Cosulich: Sebagai pembukaan, bisakah Anda ceritakan motivasi IBP dalam keterlibatannya
di bidang advokasi internasional seputar anggaran?
Vivek Ramkumar: IBP telah memperluas peranan advokasinya “secara organik” dalam beberapa tahun
terakhir. Terutama dalam konteks Open Budget Survey, kami telah mengadakan advokasi secara implisit
selama beberapa tahun. Belum lama ini, semakin berkembangnya permufakatan global mengenai
perlunya memajukan transparansi dan keterlibatan publik dalam penyusunan anggaran melalui inisiatif
seperti OGP, GIFT, dan BTAP telah membuat IBP mengembangkan struktur di lokasi yang lebih resmi
untuk menangani peranannya dalam semua inisiatif tersebut. Kami menantikan saatnya untuk
menggunakan keahlian kami di bidang anggaran guna mempengaruhi pembicaraan mengenai masalah
seperti kerangka kerja pembangunan Persatuan Bangsa-Bangsa setelah tahun 2015, struktur pendanaan
perubahan iklim, dan modalitas untuk menyalurkan bantuan asing secara efektif. Kami juga menantikan
saatnya untuk memperluas jangkauan kepada para legislator dan lembaga-lembaga audit guna
membantu mereka memperkuat pengawasan selama tahap-tahap proses anggaran ini. Pekerjaan kami
bersama para mitra anggaran masyarakat sipil di lebih dari 100 negara memberi kami perspektif yang
unik mengenai bagaimana praktik penyusunan anggaran yang transparan, responsif, dan bertanggung
jawab mampu menghasilkan berbagai manfaat bagi masyarakat – dan khususnya bagi kalangan miskin
dan kaum terpinggir. Menurut kami, penting untuk menggunakan pengalaman ini dalam mendukung
anggaran terbuka di seluruh dunia.
Upton-Cosulich: Bagaimana Anda menetapkan advokasi mengenai anggaran? Bagaimana caranya
organisasi melaksanakan advokasi dan tidak hanya menyebarkan informasi mengenai implikasi data
anggaran?
Ramkumar: IBP dan para mitra masyarakat sipilnya sangat yakin bahwa keputusan anggaran
mempengaruhi kehidupan semua orang, terutama kalangan berpenghasilan rendah. Pekerjaan kami
menyingkapkan bahwa bila keputusan anggaran direncanakan dengan buruk dan tanpa perasaan,
keputusan itu bisa menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk atas masyarakat. Direktur IBP, Warren
Krafchik, sering berkata bahwa lebih mudah mengubah spesialis advokasi menjadi pakar anggaran
daripada mengubah spesialis anggaran menjadi pendukung yang efektif. Pekerjaan ini tidak pernah
hanya mengenai angka anggaran, melainkan mengenai implikasi angka-angka tersebut terhadap
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu IBP memakai slogan Anggaran Terbuka (Open
Budgets). Mengubah Banyak Kehidupan Agenda advokasi kami yang baru akan memungkinkan kami
menambah upaya penelitian dan upaya pelatihan kami dengan jangkauan yang diperluas terhadap
semua pemegang kepentingan dalam arena anggaran guna mendukung pengambilan keputusan
anggaran yang lebih baik, yang merupakan hasrat kami!
Upton-Cosulich: Menurut Anda, adakah kampanye advokasi anggaran yang sangat sukses?
Ramkumar: Melalui berbagai penelitian kasus, IBP telah mendokumentasikan upaya-upaya advokasi
yang sukses yang dilakukan oleh para mitra kami. Dua upaya yang paling menonjol adalah karya
Treatment Action Campaign (TAC) di Afrika Selatan dan National Campaign for Dalit Human Rights
(NCDHR) di India. TAC menggunakan gabungan ligitasi, penggalangan massa, dan aliansi strategis
untuk meyakinkan pemerintah nasional yang sebelumnya merasa enggan agar menambah pengeluaran
untuk program pengobatan HIV/AIDS hingga hampir $6 milyar, dan dengan demikian menyediakan obatobatan perawatan infeksi bagi hampir 1,6 juta penduduk Afrika Selatan yang belum pernah mendapatkan
pengobatan ini. NCDHR menerbitkan beberapa laporan penyelidikan berdasarkan analisa anggaran dan
pelacakan anggaran serta bekerja sama dengan sebuah koalisi kelompok-kelompok dan orang-orang
yang prihatin hingga berhasil menekan pemerintah agar mengembalikan uang sejumlah hampir US$100
juta yang disimpangkan dari berbagai program yang seharusnya ditujukan bagi kasta Dalit di India. Dana
tersebut berhasil menyediakan program dan layanan bagi hampir sebanyak 2,4 juta orang.
Upton-Cosulich: Ketika IBP didirikan pada tahun 1997, tidak banyak kelompok yang mendukung
transparansi anggaran dan pertanggungan jawab anggaran. Kini di lebih dari 100 negara, ada berbagai
organisasi yang berfokus pada anggaran. Apa yang memacu pertumbuhan itu dan bagaimana bayangan
Anda mengenai pertumbuhan di masa mendatang?
Ramkumar: Sejumlah faktor yang memacu pertumbuhan dalam berbagai organisasi yang berfokus pada
anggaran. Baru di tahun-tahun terakhir ini hampir semua pemerintah mulai mengizinkan suara-suara dari
luar untuk berperan dalam mengambil keputusan anggaran, meskipun sering sekali masih secara
terbatas. Akibatnya, baru akhir-akhir ini berbagai kelompok masyarakat sipil mendapat akses ke
informasi anggaran dan bisa duduk bersama dengan pemerintah mengenai masalah anggaran.
Selanjutnya, banyak kelompok masyarakat sipil yang sebelumnya berfokus pada sektor-sektor atau
bidang-bidang pemerintah tertentu kini mulai melihat berbagai manfaat penggunaan analisa anggaran
untuk menambah tuntutan advokasi mereka. Banyak kelompok telah memiliki fokus baru terhadap
anggaran untuk melengkapi pekerjaan mereka mengenai masalah seperti hak-hak azazi manusia,
perawatan kesehatan ibu, dan anti korupsi. Selain itu, IBP telah berperan penting dalam memperluas
pekerjaani anggaran melalui program pelatihan, program bantuan teknis, dan program pemberian dana
hibah, maupun melalui Open Budget Survey. Kini, setelah setiap putaran Open Budget Survey, kami
menerima permohonan dari banyak kelompok masyarakat sipil untuk mencantumkan negara-negara
dalam putaran Survey berikutnya yang sebelumnya tidak tercantum.
Ke depannya, jumlah kelompok yang mengerjakan anggaran akan bertambah – dan pertumbuhan ini
akan didukung oleh perkembangan berbagai inisiatif baru seperti OGP, GIFT, dan BTAP. Organisasi
yang berfokus pada anggaran juga akan bertumbuh berkat pekerjaan yang dilakukan melalui berbagai
upaya transparansi internasional lainnya, misalnya seputar industri ekstraktif dan bantuan asing di
samping upaya pemerintah secara global lainnya, misalnya mitigasi perubahan iklim dan kerangka kerja
pembangunan Persatuan Bangsa-Bangsa setelah tahun 2015. Di saat dana-dana baru dari peningkatan
yang dijanjikan dalam hal bantuan asing dan pendapatan baru di dalam negeri masuk ke cadangan dana
pemerintah, masyarakat sipil akan semakin berminat untuk memastikan bahwa semua dana ini dikelola
dengan sebagaimana mestinya.
Upton-Cosulich: Tantangan apa saja yang pernah dihadapi oleh IBP dan para mitranya dalam
melibatkan advokasi anggaran di seluruh dunia? Bagaimana mereka mampu mengatasi tantangan
tersebut?
Ramkumar: Tantangan pertama dan terberat yang dihadapi oleh berbagai organisasi masyarakat sipil
adalah mendapatkan akses ke informasi anggaran yang dapat diakses, komprehensif dan tepat pada
waktunya. Putaran-putaran berikutnya di Open Budget Survey telah menyoroti masalah yang
berkelanjutan ini. Selanjutnya, bahkan bila kelompok masyarakat sipil mendapatkan akses ke informasi,
advokasi mereka bisa digagalkan jika pemerintah menolak duduk bersama kelompok ini saat mengambil
keputusan anggaran. Dalam beberapa kejadian yang menyedihkan, berbagai kelompok masyarakat sipil
bahkan menjadi sasaran pemerintah karena mereka menarik perhatian terhadap keputusan anggaran
yang meragukan. Kendati menghadapi semua tantangan tersebut, para mitra masyarakat sipil IBP telah
berhasil mempengaruhi anggaran pemerintah di banyak negara. Mereka berhasil melakukannya karena
secara cermat menganalisa informasi yang tersedia dan menerbitkan penemuan mereka serta dengan
bekerja dalam koalisi masyarakat sipil di negara mereka untuk mendukung berbagai masalah yang telah
mereka identifikasi. Dalam beberapa kasus, berbagai kelompok masyarakat sipil juga menggunakan
litigasi, penggalangan massa, dan aliansi strategis dengan para legislator dan birokrat yang penuh
simpati untuk mempengaruhi keputusan anggaran.
Upton-Cosulich: Berbagai jaringan masyarakat sipil lainnya – misalnya jaringan yang bekerja di bidang
kesehatan masyarakat, pendidikan, industri ekstraktif, bantuan, dan lingkungan hidup – semakin
mengakui pentingnya informasi anggaran bagi advokasi mereka sendiri. Bagaimana kelompok-kelompok
ini menggunakan pekerjaan anggaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan mereka?
Ramkumar: Hampir semua kelompok masyarakat sipil yang bekerja dalam sektor-sektor tertentu seperti
sektor yang Anda sebutkan, kini membuat rekomendasi kebijakan mengenai penggunaan sumber daya
masyarakat. Misalnya, pendukung kesehatan masyarakat atau pendidikan menghendaki agar lebih
banyak dana yang dikeluarkan untuk bidang kesehatan atau pendidikan, atau mereka menghendaki agar
dana yang tersedia digunakan dengan lebih efisien dan lebih merata dalam bidang-bidang ini. Dengan
cara serupa, para pendukung atau kelompok yang berfokus pada industri ekstraktif yang mendukung
penggunaan bantuan asing yang efektif juga ingin memastikan bahwa dana dari semua sumber ini
digunakan secara efektif untuk memajukan pembangunan nasional. Kelompok-kelompok yang bekerja
dalam sejumlah masalah khusus bagi sektor dapat memperkuat upaya advokasi mereka dengan
mengawasi anggaran nasional untuk memahami dampak keputusan anggaran mengenai berbagai
masalah yang memprihatinkan mereka.
Upton-Cosulich: Mari kita bicarakan inisiatif advokasi internasional yang didukung oleh IBP. Global
Movement for Budget Transparency, Accountability, and Participation (Gerakan Global untuk Transparansi,
Pertanggungan Jawab dan Partisipasi Anggaran) bergabung dengan para aktivis dan berbagai organisasi
untuk meningkatkan transparansi anggaran di samping mendorong warga negara agar berpartisipasi
dalam proses anggaran dan menuntut pertanggungan jawab pemerintah atas cara mereka
membelanjakan uang masyarakat. Aspek-aspek mana dari gerakan ini yang bagi Anda bersifat unik dan
sangat menggembirakan?
Ramkumar: Saya sangat gembira akan gerakan BTAP. Saya telah bekerja di IBP selama lebih dari
delapan tahun dan mengenal banyak orang dan organisasi yang menjadi bagian dari gerakan BTAP.
Mereka adalah pendukung yang paling berkomitmen dan paling bersemangat di bidang kami. Gerakan
BTAP terdiri dari kelompok aneka ragam orang dari 50 negara atau lebih yang membawa kebijaksanaan
dan pengalaman mereka yang merupakan hasil beraneka macam kampanye advokasi yang mereka
lakukan untuk menangani berbagai masalah pemerintahan secara global dalam hal transparansi,
partisipasi masyarakat, dan pertanggungan jawab dalam anggaran pemerintah. Setelah empat tahun
memimpin pekerjaan IBP di bidang transparansi anggaran, saya telah menyaksikan sendiri berbagai
tantangan yang dihadapi oleh masyarakat sipil dalam meyakinkan pemerintah agar membuka sistem
anggaran mereka, dan saya sungguh berbesar hati melihat pembentukan sekumpulan masyarakat sipil
untuk mengkonfrontasi semua tantangan ini.
Upton-Cosulich: IBP juga menjadi salah satu pimpinan masyarakat sipil Open Government Partnership
(OGP) yang bertujuan mendapatkan komitmen yang konkrit dari pemerintah untuk membuat sistem dan
praktik pemerintahan mereka menjadi lebih terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan. Mengapa kita
membutuhkan masyarakat sipil untuk membantu mendapatkan komitmen-komitmen itu?
Ramkumar: OGP adalah sekumpulan pemerintah dan organisasi masyarakat sipil yang berpikiran sama
yang bersatu untuk meningkatkan transparansi dan pertanggungan jawab yang lebih besar dalam
pemerintahan Kekuatannya terletak pada sifat sukarela dari inisiatif tersebut. Pemerintah memilih
bergabung dengan OGP segera setelah mereka memenuhi kriteria kualifikasi tertentu. Tetapi sifat
sukarela OGP juga mengharuskan beberapa batasan guna memastikan bahwa pemerintah dituntut
pertanggungan jawabnya atas janji-janji mereka dalam melaksanakan pemerintahan yang terbuka dan
bertanggung jawab. Selanjutnya, bahkan sebelum melaksanakan komitmen mereka, pemerintah harus
membuat komitmen yang semestinya. Masyarakat sipil bisa memainkan dua peranan: 1) membantu
pemerintah mengidentifikasi berbagai peningkatan yang paling sesuai di mana mereka berkomitmen
untuk melakukannya, dan 2) menuntut pemerintah bertanggung jawab untuk mencapai semua komitmen
ini.
Upton-Cosulich: Global Initiative for Fiscal Transparency (Inisiatif Global untuk Transparansi Fiskal) bertujuan
untuk membangun norma-norma secara global untuk transpransi, keterlibatan, dan pertanggungan jawab
fiskal. Mengapa standar global seperti ini penting artinya?
Ramkumar: Standar global mengenai transpansi anggaran penting artinya karena membuat masyarakat
sipil semakin sah dalam pembicaraan bersama pemerintah mengenai masalah anggaran. Menurut
pengalaman masyarakat sipil, saat tuntutan keuangan publik ditambatkan pada standar-standar
internasional yang telah diterima oleh pemerintah-pemerintah di negara-negara utara dan selatan, setiap
pemerintah lebih sulit mengabaikan tuntutan masyarakat sipil dengan alasan bahwa tuntutan tersebut
tidak dikenal oleh budaya mereka atau tidak sesuai dengan budaya mereka. Karena pemerintah sering
kali berusaha mencari keabsahan dan kredibilitas internasional, sering kali mereka dapat dibujuk bahwa
kepentingan nasional mereka mencakup kepaturan terhadap standar-standar global mengenai
transparansi anggaran.
Upton-Cosulich: Anda baru saja menjadi direktur Advokasi Internasional, sebuah jabatan baru di IBP.
Apa arti pembentukan jabatan Anda bagi peranan IBP di bidang keterlibatan masyarakat sipil di masa
mendatang dalam hal advokasi mengenai anggaran?
Ramkumar: Salah satu tujuan utama IBP adalah membantu kelompok masyarakat sipil untuk
menganalisa anggaran dan melakukan advokasi. Kami berusaha membina kemampuan dengan
menyediakan layanan pelatihan dan bantuan teknis melalui program pemberian dana hibah dan melalui
proyek riset bersama. Selain semua upaya di atas, kini kami juga menambahkan sumber daya lain bagi
masyarakat sipil: Yakni mitra advokasi yang dapat membantu mewakili perspektif masyarakat sipil
mengenai anggaran pada pertemuan fora yang relevan dan yang dapat membantu para mitra
masyarakat sipil untuk memperkuat inisiatif advokasi mereka sendiri. Seperti yang telah saya sebutkan,
ada sejumlah pembicaraan global saat ini mengenai penyusunan dana. IBP akan menjadi peserta aktif
dalam diskusi semacam itu dan akan membantu menyajikan pandangan masyarakat sipil kepada semua
pemegang kepentingan.
Untuk mempelajari lebih jauh mengenai upaya advokasi IBP, harap kunjungi situs web kami atau menulis
e-mail ke [email protected].
Pemerintah dan Masyarakat Sipil Membahas Transparansi Anggaran dan
Pertanggungan Jawab Saat Konsultasi Nasional, oleh Sona Mitra dan Jawed A.
Khan, Centre for Budget and Governance Accountability (Pusat Anggaran dan
Pertanggungan Jawab Pemerintah), India
Meskipun negara bagian Kerala dikenal
sebagai pelaku terbaik di India dalam
hal desentralisasi keuangan dari
pemerintah negara bagian ke
pemerintah local, kinerja negar abagian
ini dalam hal transparansi anggaran
hanya mendapatkan sedikit perhatian
akibat terbatasnya intervensi
masyarakat sipil dalam hal ini.
Mengingat keprihatinan ini, Centre for
Budget and Governance Accountability
(CBGA), sebuah organisasi
masyarakat sipil (OMS) yang berpusat
di New Delhi, bersama Gulati Institute
of Finance and Taxation (GIFT), dan
Sustainable Development and
Governance (ISDG), bersama-sama
mengadakan Konsultasi Nasional mengenai Transparansi Anggaran dan Pertanggungan Jawab di
Kerala pada bulan September 2012. GIFT dan ISDG, yang berpusat di Kerala, menggunakan
pengetahuan mereka tentang konteks lokal dan para pelaku yang relevan untuk menyatukan kelompok
pemegang kepentingan yang beraneka ragam termasuk pembuat kebijakan, akademisi, legislator, wakil
media, dan lebih dari 100 wakil dari OMS dan pemerintah local di seluruh negara bagian itu untuk
membahas transparansi dan pertanggungan jawab fiskal dalam sistem pemerintahan tiga tingkat di
Kerala. GIFT, ISDG, dan CBGA bekerja sama dengan para pejabat pemerintah untuk menetapkan
agenda konsultasi dan memilih para peserta dan pembicara. Para pemegang kepentingan membahas
kualitas desentralisasi fiskal, aliran pendapatan dan pengeluaran lokal, strategi untuk membuat anggaran
dan perencanaan pemerintah menjadi lebih tanggap terhadap lapisan masyarakat yang kurang
beruntung, dan perlunya masyarakat sipil untuk semakin berupaya meningkatkan transparansi anggaran.
Menteri Keuangan Kerala, K. M. Mani, membuka konsultasi tersebut dan meminta diskusi pra anggaran
yang inklusif dan partisipatif guna memastikan bahwa proses anggaran menjadi lebih transparan dan
dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Beliau juga berfokus pada berbagai kemungkinan
intervensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah anggaran dan perpajakan.
Intervensi ini antara lain terdiri dari pengetahuan anggaran dalam kurikulum sekolah dan perguruan tinggi
hingga penerbitan Economic Review (Kajian Ekonomi), sebuah analisa perekonomian negara bagian
Kerala yang diterbitkan setiap tahun oleh Dewan Perencanaan Negara Bagian, minimal satu bulan
sebelum penyajian anggaran negara bagian. Wakil pimpinan Dewan Perencanaan Negara Bagian
Kerala, K. M. Chandrasekhar, mengemukakan wawasan beliau mengenai mekanisme pemberian
layanan yang buruk dalam program dan skema pemerintah. Para anggota Dewan Perencanaan Negara
Bagian Kerala, para ahli ekonomi dan ilmuwan sosial yang terkemuka, wakil media senior, dan pimpinan
pekerjaan anggaran masyarakat sosial di India juga memberikan masukan dalam diskusi itu.
Kendati konsultasi tersebut
berfokus pada transparansi
dan pertanggungan jawab
anggaran, para pembicara
dan peserta juga
mengutarakan keprihatinan
mereka mengenai
desentralisasi. Dalam konteks
arsitektur fiskal federal India,
masalah devolusi dana adalah
jauh lebih penting di tingkat
propinsi karena para pejabat
tersebut juga bertanggung
jawab atas penyaluran dana
kepada tingkat lebih rendah,
menetapkan mekanisme pemantauan dan evaluasi di tingkat lokal, dan memastikan lebih banyak
informasi disampaikan oleh pemerintah propinsi kepada tingkat-tingkat di bawahnya. Ada tiga masalah
khusus yang diutarakan dalam konsultasi itu mengenai desentralisasi dan devolusi dana dari
Perserikatan dan pemerintah tingkat propinsi, yakni: 1) hambatan-hambatan dalam mekanisme
pemberian layanan; 2) perlunya merubah kebijakan fiskal mengenai perpajakan; dan 3) perlunya
meningkatkan jumlah reksa dana campuran yang diserahkan kepada pemerintah lokal. Konsultasi
tersebut diakhiri dengan seruan untuk membina sinergi di antara pembuat kebijakan, akademisi, OMS,
dan wakil-wakil pemerintah lokal agar meningkatkan pengetahuan anggaran, transparansi anggaran, dan
pertanggungan jawab anggaran di berbagai tingkat pemerintahan.
Telah terjadi sejumlah perkembangan sejak konsultasi di bulan September 2012 itu. ISDG telah
memimpin dalam membentuk Social Accountability and Budget Analysis Network (Jaringan
Pertanggungan Jawab Sosial dan Analisa Anggaran/SABAN), sebuah jaringan sukarela
beranggotakan pelaku masyarakat sipil, peneliti, aktivis, dan media dari seluruh penjuru Kerala guna
memastikan transparansi dan pertanggungan jawab dalam pemerintahan.
ISDG dan SABAN mengorganisir konsultasi pra anggaran pertama pada tanggal 30 Januari 2013 di
Thiruvananthapuram, Kerala, sebagai kelanjutan konsultasi pada bulan September sesuai janji
Menteri Keuangan Kerela, K.M. Mani. Konsultasi itu diorganisir oleh SABAN bersama Pemerintah
Kerala dan diadakan oleh Menteri Mani. Para pembuat kebijakan, anggota Dewan Perencanaan Negara
Bagian, ahli ekonomi, pejabat tingkat atas dari Kementerian Keuangan, dan para pelaku masyarakat
sosial dari negara bagian itu mengikuti konsultasi tersebut.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai konsultasi ini, harap hubungi [email protected] atau
[email protected]. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pekerjaan CBGA, harap kunjungi
www.cbgaindia.org; untuk mengetahui inisiatif global yang memupuk dialog mengenai transparansi
anggaran antara pemerintah dan masyarakat sipil, kunjungilah situs web Open Government Partnership.
Memanfaatkan Teknologi untuk Memperkuat Advokasi Anggaran
Membuat Desentralisasi di Kamerun Menjadi Lebih Efisien dengan Partisipasi Publik,
oleh Mallah Tabot, VSO Kamerun
Banyak pemerintah yang dulunya terpusat di Afrika, termasuk Kamerun, telah memprakarsai agenda
reformasi untuk memindahkan kekuasaan, tugas, dan sumber daya tertentu kepada pemerintah regional
dan pejabat lokal. Kendati berdesentralisasi dengan relatif cepat, Kamerun lebih lambat dalam
mengalihkan kemampuan dan sumber daya yang diperlukan untuk memastikan bahwa pemerintahan
lokal dapat berfungsi dengan efisien. Voluntary Service Overseas (VSO) Cameroon, sebuah organisasi
masyarakat sipil (OMS), bertujuan merubah hal itu dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah dan
dewan-dewan lokal untuk melibatkan masyarakat melalui teknologi inovatif. Tujuan upaya ini adalah
meningkatkan transparansi, efisiensi dan pertanggungan jawab dalam pelacakan anggaran, partisipasi
warga negara, dan penyusunan anggaran partisipatif.
Dalam negara yang dipenuhi nepotisme, kesalahan manajemen, dan penyimpangan dana masyarakat di
segala tingkatan, VSO Cameroon memperkenalkan proyek 2011-12 Inclusion Enhanced, di mana 34 staf
VSO Cameroon dan para sukarelawan internasional maupun nasional menggunakan metode
“photovoice” – sebuah unsur penelitian tindakan berdasarkan fotografi untuk menyampaikan 13 proyek
penelitian. “Photovoice” menggunakan fotografi untuk memajukan diskusi mengenai perubahan dalam
masyarakat. Pengorganisir proyek menyediakan kamera digital untuk anggota masyarakat agar mereka
dapat memotret dan membahas perspektif mereka mengenai berbagai masalah, tantangan, kesempatan,
dan dampak proyek pengembangan masyarakat. Selain meningkatkan dan memantau anggaran,
informasi ini digunakan untuk mempengaruhi berbagai program VSO Cameroon dan para mitranya.
Para mitra dewan dan peserta
secara anonim melaporkan bahwa
semua proyek itu melebihi harapan
dan digunakan untuk menetapkan
prioritas dewan di tahun mendatang
– terutama untuk rencana
masyarakat. Misalnya, satu dewan
mengetahui keadaan menyedihkan
bahwa banyak penyandang cacat di
daerah pemilihannya, kemudian
mengalokasikan CFA 4 juta untuk
melayani mereka. Semua dewan
dan peserta berkata bahwa mereka ingin terus terlibat dalam semua penemuan tersebut dan melakukan
tindakan atasnya dalam jangka waktu lama.
Belum lama ini, VSO dan International Volunteering Innovation Fund Cuso International membuat sebuah
inisiatif baru berjangka dua tahun, yakni proyek Participatory Budgeting and Tracking (Penyusunan
Anggaran dan Pelacakan Partisipatif/PB&T) yang menggunakan metode “photovoice” dan teknologi
layanan pesan singkat (SMS). Melalui proyek PB&T ini, enam dewan di tiga wilayah di Kamerun belajar
melibatkan para anggota masyarakat mereka, terutama kaum wanita, dalam menetapkan prioritas
anggaran dan memantau cara pelaksanaan anggaran di lokasi sebenarnya.
Melalui tindakan yang mengizinkan warga negara untuk memutuskan cara dewan menggunakan dana
masyarakat, pejabat dewan diperkenalkan pada berbagai praktik pengambilan keputusan yang lebih
inklusif untuk proyek pengembangan masyarakat. Secara bersamaan, para sukarelawan akan
menggunakan SMS untuk menyampaikan berita terbaru setiap bulan mengenai alokasi anggaran dan
penggunaan anggaran, dan anggota masyarakat akan melaporkan perubahan yang mereka lihat sebagai
hasil pembelanjaan dewan atas prioritas-prioritas yang mereka identifikasi. Dialog ini akan berlangsung
hingga akhir tahun anggaran, dan puncaknya adalah lokakarya “photovoice” yang akan menyimpan
semua perubahan yang ditimbulkan oleh proyek PB&T.
VSO Cameroon telah meningkatkan “photovoice” dan menyimpan cara penggunaannya dalam panduan
fasilitator dan film-film singkat. Saat ini organisasi tersebut mencari mitra untuk diajak bekerja sama di
tingkat regional yang akan membuat pekerjaan VSO terlihat lebih menyolok dan membantu
mengidentifikasi cara-cara untuk mempertahankan partisipasi warga negara dalam proses anggaran
setelah proyek ini berakhir.
Bantulah melacak anggaran itu! Proyek PB&T VSO Cameroon kini ditampilkan di Facebook. Lihatlah
halaman Facebook mereka dan jangan lupa mengklik “Suka” dan bagikanlah inisiatif yang kreatif ini..
Untuk informasi lebih lanjut, hubungilah Mallah Tabot di [email protected].
Pemrograman Radio Komunitas Memajukan Pengetahuan Anggaran, Memupuk
Advokasi Anggaran di Kalangan Kelompok-kelompok yang Rentan, oleh Pravas
Mishra, Centre for Youth and Social Development, Odisha, India
Hampir selama 30 tahun, Centre for
Youth and Social Development
(CYSD), sebuah organisasi
pembangunan sosial nirlaba di negara
bagian Odisha, India, tanpa hentihentinya mendukung meningkatkan
mata pencaharian dan kualitas hidup
masyarakat-masyarakat suku dan
kaum miskin di pedesaan dan
perkotaan di Odisha. Pada tahun 2010,
CYSD membentuk Odisha Budget and
Accountability Centre (OBAC), yang telah menggunakan berbagai program radio komunitas yang amat
sangat sukses guna mendidik dan memberdayai masyarakat agar terlibat dalam proses anggaran.
OBAC berfokus pada tiga bidang: penelitian, pelatihan, dan advokasi. Sebagai bagian dari agenda
penelitian, OBAC membandingkan pengeluaran negara bagian yang sesungguhnya dengan alokasi dan
komitmen anggaran negara bagian, memantau pemasukan pendapatan negara bagian, dan melacak
alokasi dan pengeluaran anggaran untuk program pemerintah yang diperuntukkan bagi masyarakat suku
dan daerah Kalahandi, Balangir, dan Koraput (KBK) . Daerah KBK yang terletak di wilayah barat Odisha
itu sebagian besar merupakan pedesaan, terbelakang, dan miskin; bahkan komisi perencanaan telah
menetapkan daerah KBK sebagai wilayah paling “terbelakang” di Odisha.
Sejak tahun 2005, sebagai bagian dari program advokasi anggarannya, OBAC telah mengorganisir
berbagai lokakarya konsultasi pra anggaran dan pasca anggaran setiap tahun untuk mendidik anggota
masyarakat dan para wakil masyarakat sipil tingkat daerah mengenai istilah-istilah anggaran dan proses
anggaran. Menteri Keuangan Negara Bagian Odisha secara teratur menghadiri lokakarya tersebut dan
membuat garis besar prioritas sektor sosial negara bagian tersebut untuk wakil-wakil masyarakat sipil.
Selain itu, menteri keuangan dan Departemen Keuangan selama ini menanggapi saran dari para
pemegang kepentingan lainnya dalam pertemuan-pertemuan tersebut, misalnya peningkatan alokasi
anggaran untuk obat-obatan gratis, nutrisi untuk pasien, dan beasiswa untuk murid. Untuk menanggapi
bertambahnya permintaan atas pendekatan penyusunan anggaran yang lebih partisipatif, pemerintah
telah menciptakan lebih banyak kesempatan untuk partisipasi masyarakat dalam proses anggaran: sejak
tahun 2010, pemerintah negara bagian Odisha telah mengadakan konsultasi pra anggaran sendiri dan
mengundang berbagai organisasi masyarakat sipil untuk hadir dan memberikan masukan sebelum
penyajian anggaran negara bagian secara resmi. Sebelum tahun 2010, pemerintah negara bagian ini
tidak memiliki proses pra konsultasi sendiri dengan para pemegang kepentingan yang ada secara
hukum.
Selain semua konsulttasi tersebut, OBAC menciptakan The Community Radio, sebuah program radio
yang menggunakan wawancara dengan para pimpinan masyarakat bawah, permainan interaktif,
deskripsi yang lugas, dan sajak untuk menyajikan informasi yang dapat diakses secara luas mengenai
proses anggaran negara bagian ini dan semua prioritas sektor sosialnya. Program ini berusaha mendidik
para anggota masyarakat guna memberdayai mereka agar terlibat dalam dialog yang teratur dan
berdasarkan informasi dengan wakil-wakil pemerintah mereka. Dialog yang teratur kemungkinan akan
memupuk proses anggaran partisipatif dan transparan yang akan membuahkan anggaran negara,
kebijakan negara dan pembelanjaan negara yang mencerminkan kebutuhan dan kepentingan
masyarakat miskin dan masyarakat pedesaan di Odisha barat. Program The Community Radio
memanfaatkan outlet media yang paling luas digunakan di wilayah itu untuk menjangkau pendengar dan
melahirkan tindakan – dan mereka
menggunakan sebuah pendekatan
bercabang dua yang inovatif untuk
menjangkau khalayak yang luas dan
khalayak sasaran.
Acara mereka “disiarkan” melalui sinyal
yang ditransmisikan sebuah stasiun radio
nasional kepada pemirsa geografis yang
luas, dan juga "disiarkan pada khalayak
sangat terbatas” ketika OBAC
memberikan informasi anggaran tertentu
yang paling relevan kepada beberapa
kelompok target. Siaran dilakukan oleh All
India Radio (AIR), sebuah stasiun siaran
nasional di India yang menyiarkan
program tersebut kepada penduduk
daerah Kalahandi dan daerah-daerah
sekitarnya di Odisha barat dalam bahasa setempat, Oriya. OBAC "menyiarkan informasi pada khalayak
sangat terbatas” dengan cara mengumpulkan anggota masyarakat di pusat-pusat masyarakat setempat
di 90 desa di Odisha barat untuk mendengarkan rekaman The Community Radio. Tergantung pada
masalah yang diliput, anggota tertentu dalam masyarakat diminta hadir. Misalnya, jika sebuah siaran
membahas buku teks untuk siswa sekolah, para orang tua diundang untuk mendengarkan; jika ada
episode yang berfokus pada masalah kesehatan wanita, maka kaum wanita diminta hadir.
Insiatif siaran bagi khalayak yang sangat terbatas itu selama ini terbukti efektif dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap proses anggaran dan memupuk partisipasi warga negara dalam
pembentukan anggaran dengan cara menciptakan tuntutan yang lebih sarat informasi untuk
mendapatkan layanan. Saat mempersiapkan anggaran negara bagian ini pada bulan Agustus, sebagian
masyarakat yang mendengarkan The Community Radio menuntut alokasi untuk buku teks, beasiswa,
dan dokter-dokter untuk pusat-pusat kesehatan utama kepada para Pejabat Penarikan dan Pencairan
(wakil-wakil pemerintah yang bertanggung jawab atas persiapan anggaran dan pembelanjaan anggaran
pada tingkat lokal) tingkat daerah. Lihatlah situs web OBAC di kemudian hari untuk mengetahui apakah
pejabat-pelajat tersebut mengambil tindakan atas semua tuntutan itu.
Pendekatan bercabang dua yang diciptakan oleh OBAC untuk menyajikan The Community Radio ini
menggambarkan betapa pentingnya organisasi sosial sipil yang terlibat dalam pekerjaan anggaran untuk
mengidentifikasi dan memanfaatkan model-model komunikasi yang paling sesuai untuk menjangkau
khalayak sasaran dengan efektif. Untuk mengetahui lebih jauh tentang program-program ini, harap
kunjungi situs web OBAC, atau untuk mendapatkan informasi lebih lanjut harap kirimkan e-mail kepada
Pravas Mishra di [email protected].
Lowongan Kerja dan Peluang
Petugas Bidang Program (Francophone Afrika), International Budget Partnership
IBP mencari petugas bidang program (Francophone Afrika) untuk mendukung Open Budget Initiative
(OBI). OBI adalah program riset dan advokasi yang berusaha meningkatkan akses masyarakat ke
informasi anggaran dan memajukan penanganan keuangan masyarakat yang inklusif dan
bertanggung jawab. Petugas bidang program akan melapor kepada direktur bidang Advokasi
Internasional dan Open Budget Initiative IBP, dan kepada pengawas Open Budget Survey IBP.
Untuk informasi lebih lanjut dan untuk melamar, klik di sini.
International Taxation Program (ITP), Duke University
International Taxation Program (ITP) di Duke University adalah program pasca sarjana bagi siapapun
yang berminat pada jabatan kepemimpinan dan manajemen di bidang sistem perpajakan di seluruh
dunia. Program ini ditawarkan sebagai spesialisasi dalam Master of International Development Policy
(MIDP) di Duke University dan mengakui keragaman keadaan perkembangan ekonomi dan sosial yang
mempengaruhi rancangan dan administrasi perpajakan di berbagai negara dan berfokus pada analisa
komparatif mengenai sistem perpajakan antar negara. Calon pelamar termasuk para professional yang
terlibat dalam kebijakan fiskal dan kebijakan perpajakan, undang-undang perpajakan, pemerintah tingkat
regional dan lokal; dan orang-orang lain yang bekerja di bidang rancangan, analisa, perkiraan, dan
administrasi pajak. Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
Kebijakan Publik dan Program Keuangan (Public Policy and Finance Programs) d i
Duke Center for International Development (DCID)
Duke Center for International Development (DCID) di Sanford School of Public Policy menawarkan
berbagai program pendidikan eksekutif jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan para professional
kebijakan publik pertengahan karier dalam badan pemerintah, lembaga internasional, organisasi non
pemerintah, dan sektor swasta. Program ini menarik kaum professional pembangunan dari seluruh dunia
dan menyediakan lingkungan yang mendukung untuk pembelajaran dan interaksi.
Setiap musim panas, mereka menawarkan empat program keuangan dan kebijakan publik dalam
pendaftaran terbuka:




Project Appraisal and Risk Management/Taksiran Proyek dan Manajemen Risiko (PARM): 12
Mei – 7 Juni 2013
Program on Fiscal Decentralization and Local Government Financial Management/ Program
Desentralisasi Fiskal dan Manajemen Keuangan Pemerintah Lokal (PFD): 7-26 Juli 2013
Tax Analysis and Revenue Forecasting/Analisa Pajak dan Perkiraan Pendapatan (TARF): 23 Juni
– 19 Juli 2013
Budgeting and Financial Management in the Public Sector/Manajemen Anggaran dan Keuangan
dalam Sektor Umum (BUDGET): 21 Juli– 9 Agustus 2013
Kunjungilah situs web DCID untuk mengetahui lebih lanjut mengenai semua program yang ditawarkan
pada musim panas ini.
Publikasi dan Sarana
Hasil-hasil Penelitian Percontohan Negara mengenai Standar Pemberian Laporan
Bantuan IATI (Results of Country Pilot Studies on IATI Aid Reporting Standard),
International Aid Transparency Initiative
Dalam upaya membuat informasi mengenai sumber daya dan bantuan pembangunan menjadi lebih
dapat diakses dan transparan, selama ini International Aid Transparency Initiative (IATI) dan para
pemegang kepentingan lainnya yang terlibat dalam Forum Tingkat Tinggi mengenai Keefektifan Bantuan
berusaha mengembangkan standar yang lazim dan terbuka bagi donatur untuk mencatat dan
melaporkan informasi mengenai bantuan. Sebagai bagian dari proses ini, IATI telah menguji berbagai
usul untuk standar IATI mereka dalam empat penelitian percontohan negara di Malawi, Republik
Demokrasi Kongo, Rwanda, dan Kolombia. Hasil-hasil penelitian percontohan ini tersedia di situs web
IATI di http://www.aidtransparency.net/resources pada bagian “Evidence (Bukti)”.. Untuk informasi lebih lanjut
mengenai IATI, kunjungilah http://www.aidtransparency.net/.
Sarana New Civil Society Procurement Monitoring (CSPM), Transparency
International
CSPM adalah sarana online untuk mendukung organisasi masyarakat sipil yang ingin memantau
pengadaan publik untuk tanda bahaya yang mengisyaratkan korupsi. Kendati beberapa OMS telah
berhasil memantau pengadaan publik di negara mereka masing-masing selama bertahun-tahun,
sebagian di antara mereka kurang memiliki sarana yang sederhana, mudah digunakan, dan berbasis web
untuk mendukung dan memperlancar kegiatan pemantauan mereka. Sarana CSPM dibuat untuk mengisi
kekosongan ini. Untuk menguji sarana ini dan mengetahui informasi lebih lanjut, klik di sini.
Kursus Sertifikat Online Samarthan bidang Audit Sosial untuk MGNREGS di India
Mitra IBP, Samarthan, kini menawarkan kursus sertifikat secara online di bidang audit sosial dari
Mahatma Gandhi National Rural Employment Guarantee Scheme selama 45 hari. Peserta akan
mempelajari nuansa pelaksanaan MGNREGS dan mengenai pengalaman Samarthan dalam
memfasilitasi audit sosial di berbagai pedesaan di daerah Sehore, negara bagian Madhya
Pradesh, India. Kursus ini ditujukan bagi praktisi pembangunan, akademisi, siswa, dan siapapun
yang berminat pada pertanggungan jawab dan transparansi. Untuk mempelajari lebih jauh,
lihatlah brosur ini.
Download