9 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art)
State of The Art akan membahas mengenai penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya (state of the art) dimana akan terlihat persamaan dan perbedaan
yang dapat dilihat dari objek dan metode yang diteliti. Penyusunan penelitian
sebelumnya akan dijabarkan dalam tabel.
Tabel 2. 1State of The Art
No
Nama
Lokasi
Tahun
Peneliti
1
Sondang
HKBP
Manik
2015
Metode
Judul
Penelitian
Penelitian
Kualitatif
Hasil Penelitian
Non-Verbal
Bahasa nonverbal
Nommensen
Language
adalah cara orang
University,
Expressed
in untuk berkomunikasi
Medan,
Jokowi’s Speech
Indonesia
tanpa kata-kata.
Bahasa nonverbal
sangat membantu
bagi orang untuk
berkomunikasi.
Tanpa disadari setiap
hari setiap orang
selalu menggunakan
bahasa nonverbal.
Itu sangat membantu
bagi setiap orang
untuk
mengekspresikan
maksud dan
perasaan mereka
9
10
No
Nama
Lokasi
Tahun
Peneliti
Metode
Judul
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
dengan cara lain
yang mudah
dipahami. Banyak
hal tidak bisa
diungkapkan dengan
kata-kata; akhirnya
dinyatakan dengan
menggunakan
bahasa nonverbal
2
Ovsiy
University of 2013
Kualitatif
Motivation
In Memotivasi
Economics,
Today’s
karyawan untuk
Kharkiv,
Workplace
meningkatkan
Ukraine
kinerja mencakup
faktor-faktor penting
seperti keterlibatan
karyawan, visi
organisasi dan nilainilai, manajemen
pengakuan dan
apresiasi kerja
dilakukan dengan
baik, dan keaslian
keseluruhan
kepemimpinan
3
Aida
M. Alexandria
Mohamed
2013
Kuantitatif Willingness and Penelitian
University,
Professional
menemukan bahwa
Alexandria,
Motivations
of lebih banyak siswa
Egypt
Medical
Students
mempunyai motivasi
To intrinsik yang kuat
Work in Rural dibandingkan
Areas: A Study dengan motivasi
11
No
Nama
Lokasi
Tahun
Peneliti
Metode
Judul
Penelitian
Penelitian
in
Hasil Penelitian
Alexandria, ekstrinsik yang
Egypt
tinggi untuk belajar
kedokteran.
4
Lei Zhao
Yunnan
2012
Kuantitatif Inverstigation
Murid di China
University,
Into Motivation dalam belajar bahasa
Yunnan,
and
China
on
Influences Inggris adalah
Motivation: motivasi intrinsik
The
Case
Chinese
of dan ekstrinsik
Non- diketahui juga
English Majors
sebagai motivasi
instrumental dan
integratif. Seseorang
termotivasi untuk
belajar karena faktor
dari luar.
5
Argensia,
Ritha
Universitas
F. Sumatera
Dalimunte,
Sitti
Utara, Medan,
Raha Indonesia
2014
Kepuasan kerja serta
Kuantitatif Analisis
Motivasi
Pengaruh
Kepuasan Kerja berpengaruh positif
dan
Motivasi dan signifikan
terhadap Kinerja
Agoes
Terhadap
Salim
Kinerja Pegawai pegawai, juga
Dengan
kepuasan kerja
Komitmen
berpengaruh positif
Organisasional
dan signifikan secara
Sebagai
tidak langsung
Variabel
terhadap kinerja
Intervening
pegawai melalui
(Studi
Kantor
Pada variabel komitmen
organisasional
Pengawasan dan KPPBC TMP B
Pelayanan
Bea Medan.
12
No
Nama
Lokasi
Tahun
Peneliti
Metode
Judul
Hasil Penelitian
Penelitian
Penelitian
dan Cukai Tipe
Madya
Pabean
B Medan)
6
2013
Terdapat determinasi
W.
Universitas
Rembun,
Pendidikan
Model
yang signifikan
Md.
Ganesha,
Kepemimpinan
secara simultan
Yudhana,
Singaraja,
Kepala Sekolah, model
A.A.I.N.
Indonesia
Supervisi
kepemimpinan
Akademis
kepala sekolah,
Marhaeni
Kuantitatif Determinasi
dan supervisi akademis
Pengawas,
Etos
pengawas, dan etos
KerjaTerhadap
kerja terhadap
Kualitas
kualitas pengelolaan
Pengelolaan
pembelajaran pada
Pembelajaran
guru SMP Negeri di
Pada
Guru Kecamatan
SMPN
di Tegallalang
Kecamatan
Tegallalang
7
2013
Kuantitatif Strategi
Hasil Belajar Bahasa
Lily &
Universitas
Efendi
Negeri
Pembelajaran
Inggris Siswa Yang
Napitupulu
Medan,
Dan
Dibelajarkan Dengan
Medan,
Komunikasi
Strategi
Indonesia
Interpersonal
Pembelajaran Genius
Terhadap Hasil
Lebih Tinggi
Belajar Bahasa
Dibandingkan
Inggris
Dengan Siswa Yang
Dibelajarkan Dengan
Strategi
Pembelajaran
Ekspositori. Hasil
13
No
Nama
Peneliti
Lokasi
Tahun
Metode
Judul
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
penelitian ini telah
menunjukkan bahwa
hasil belajar Bahasa
Inggris siswa yang
dibelajarkan dengan
strategi
pembelajaran
genius lebih tinggi
dibandingkan
dengan strategi
pembelajaran
ekspositori.
14
Pada jurnal pertama (Manik, 2015) menggunakan deskriptif kualitatif dan
dengan menggunakan tabel-tabel yang lebih lengkap sehingga pembaca nya
dapat lebih mudah mengerti. Penjelasan pun diterangkan secara lebih terperinci
dengan menggunakan persen.
Pada Jurnal kedua(Ovsiy, 2013) menjelaskan secara lebih rinci mengapa
karyawan dapat termotivasi. Motivasi merupakan kunci untuk retensi bakat dan
kinerja. Terlepas dari lingkungan ekonomi tujuannya adalah untuk menciptakan
tempat kerja yang merarik dan memotivasi, di mana karyawan ingin tinggal,
tumbuh dan menyumbangkan pengetahuan, pengalaman dan keahlian. Banyak
masalah dalam proses motivasi dalam kerja mereka “intrinsik dan ekstrinsik
motivasi.
Pada jurnal ketiga(Mohamed, 2013) menjelaskan bahwa siswa lebih
mempunyai motivasi intrinsik dalam belajar namun motivasi ekstrinsik dan
mungkin yang paling penting, jenis kelamin dan status sosial ekonomi,
kemungkinan akan terus menjadi faktor penting dalam menentukan lowongan
pekerjaan. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Pada jurnal keempat(Zhao, 2012) menggunakan metode penelitian
kuantitatif dimana kuesioner diberikan kepada guru dan siswa di kejurusan di
China. Motivasi awal siswa untuk belajar bahasa Inggris adalah dengan motivasi
intrinsik dan ekstrinsik serta motivasi integratif dan instrumental, tapi ekstrinsik
dan instrumental lebih menonjol.
Pada jurnal kelima (Argensia, Dalimunthe, & Salim, 2013) menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan pengujian hipotesis hingga hipotesis ke
lima. Lokasi penelitian ini adalah di KPPBC TMP B Medan, Jl.Suwondo Ujung
No.1, Kotak Pos 43 Medan 20157. Penelitian ini dimulai bulan Oktober 2013
sampai dengan Januari 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai KPPBC TMP B Medan yang berjumlah 131 pegawai.
Pada jurnal keenam (Rembun, Yudana, & Marhaeni, 2013) menggunakan
metode penelitian kuantitatif dimana populasi dalam penelitian semua guru SMP
Negeri di Kecamatan Tegallalang yang berjumlah 129 orang.Penelitian ini
adanya korelasi yang positif antara perilaku kepala sekolah, iklim kerja, dan etos
15
kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru pembimbing pada SMP Negeri
Kabupaten Karangasem dengan kontribusi sebesar 78,4%.
Pada Jurnal ketujuh (Lily & Napitupulu, 2013) menggunakan metode
penlitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hasil belajar
bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran genius
lebih tinggi daripada ekspositori; (2) mengetahui hasil belajar bahasa Inggris
siswa dengan komunikasi interpersonal terbuka lebih tinggi daripada komunikasi
interpersonal
tertutup;
dan
(3)
mengetahui
adanya
interaksi
strategi
pembelajaran dengan komunikasi interpersonal dalam mempengaruhi hasil
belajar bahasa Inggris siswa. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimen
dengan disain penelitian faktorial 2x2, sedangkan teknik analisis data
menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikansi   0.05.
Penelitian ini menjelaskan dimana pentingnya motivasi yang diberikan oleh
pemimpin. Pemimpin melakukan pendekatan motivasi secara pribadi yang
membentuk etos kerja karyawannya. Menjelaskan peranan motivasi pemimpin
dalam etos kerja karyawan. Karyawan mendapatkan motivasi ekstrinsik yaitu
dari pemimpinnya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
dengan melakukan wawancara dan observasi di tempat magang peneliti. Magang
dilakukan di PT Tokopedia selama 3 bulan pada bulan Februari hingga Mei.
Wawancara dilakukan pada saat magang dengan beberapa informan dari PT
Tokopedia. Analisis datanya menggunakan coding.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi
2.2.1.1 Pengertian Komunikasi
Dibawah ini adalah pengertian komunikasi dari beberapa ahli:
“Communication occurs when one person (or more) sends and receives
messages that are distorted by noise, occur within a context, have some
effect, and provide some opportunity for feedback” (DeVito, 2013)
16
Komunikasi terjadi ketika satu orang (atau lebih) mengirim dan
menerima pesan yang terdistorsi oleh kebisingan, terjadi dalam konteks,
memiliki beberapa efek dan memberikan beberapa kesempatan untuk umpan
balik.
“Communication is a social process in which individuals employ symbols
to establish and interpret meaning in their environment” (West & Turner,
2007)
Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan
simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam
lingkungan mereka.
“Conceptualizations of Communication have been abundant and have
changed sustantially over the years” (Miller, 2005)
Konsep komunikasi sudah banyak sekali, berubah-ubah setiap waktu,
menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk
mengubah perilaku orang lain (komunikate) menurut Carl I. Hovland dalam
buku(Mulyana, 2008)
Keterkaitan teori komunikasi dengan penelitian ini dikarenakan
komunikasi adalah hal yang penting untuk berinteraksi dengan orang lain,
terutama di tempat kerja. Dalam setiap perusahaan baik pimpinan maupun
karyawan harus bisa membina komunikasi yang baik. Komunikasi dilakukan
agar apa yang menjadi pemikiran seseorang dapat tersampaikan dengan baik
kepada orang lain.
Komunikasi yang digunakan dalam suatu perusahaan pasti memiliki
suatu fungsi. Pimpinan dan karyawan tidak mungkin berkomunikasi tanpa
adanya makna dari komunikasi tersebut. Fungsi tersebut digunakan agar
penyampaian
komunikasi
oleh
pemimpin
dapat
dimengerti
oleh
karyawannya. Terdapat 4 fungsi dari komunikasi yang berbeda-beda, yaitu:
17
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
ketegangan.
2. Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif
yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok.
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain,
namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen
untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
3. Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas
sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental
mempunyai
beberapa
tujuan
umum:
menginformasi, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,
dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Selain fungsi-fungsi komunikasi tersebut. Komunikasi interpersonal
sangat dibutuhkan oleh pemimpin agar pemimpin bisa mengerti apa yang
sebenarnya karyawan inginkan dan rasakan.
2.2.1.2 Komunikasi Interpersonal
DeVito mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai penyampaian
pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok
kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik segera (DeVito, 2013).
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) merupakan
komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau
18
lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto,
2006).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara langsung baik secara verbal ataupun nonverbal (Mulyana, 2008).
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara
dua orang. Sehingga komunikasi interpersonal sangat berperan aktif dalam
dunia kerja antara pimpinan dan karyawan.
Komunikasi interpersonal juga mempunyai beberapa ciri-ciri. Ciri-ciri
tersebut digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan komunikasi
interpersonal sudah tepat atau belum.
2.2.1.3 Ciri Komunikasi Interpersonal
Devito mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal mengandung
lima ciri sebagai berikut(DeVito, 2013):
1. Keterbukaan atau openess
Untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal
ini paling sedikit ada dua aspek yakni aspek keinginan untuk terbuka bagi
setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain dan keinginan untuk
menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang kepadanya.
2. Empati atau empathy
Dengan empati dimaksudkan untuk merasakan sebagaimana yang
dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama yakni mencoba
merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain.
3. Dukungan atau supportiveness
Dukungan adakalanya terucap dan adakalanya tidak terucap. Dukungan
yang tidak terucap tidaklah mempunyai nilai yang negatif, melainkan
merupakan aspek positif dari komunikasi.
19
4. Perasaan positif atau positivness
Kualitas ini paling sedikit terdapat tiga aspek perbedaan atau unsur.
Pertama, komunikasi interpersonal akan berhasil jika terdapat perhatian
yang positif terhadap diri seseorang. Kedua, komunikasi interpersonal
akan terpelihara baik jika perasaan positif terdapat orang lain
dikomunikasikan. Ketiga, suatu perasaan positif dalam situasi komunikasi
umum amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerja sama.
5. Kesamaan atau equality
Komunikasi
interpersonal
akan
efektif
jika
orang-orang
yang
berkomunikasi itu terdapat kesamaan. Komunikasi interpersonal akan
efektif bila dalam membina hubungan antar pribadi terjadi kondisi dimana
seseorang memiliki kesamaan keribadiannya tidak bisa berkomunikasi.
Jadi persamaan berarti kemauan menerima dan membuktikan adanya
perbedaan seseorang dengan mencari persamaan mereka.
Dalam penggunaan komunikasi interpersonal kita harus mengetahui
komunikasi verbal yang kita gunakan itu seperti apa. Komunikasi verbal
menggunakan simbol-simbol verbal.
2.2.2 Komunikasi Verbal dan Non Verbal
2.2.2.1 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada
pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral). Bentuk
komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan
baik, sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan dapat tercapai dengan baik.
Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis, diharapkan orang dapat
memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik.
Penyampaian suatu pesan secara lisan maupun tertulis memiliki suatu
harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengan apa yang
dikatakan dengan baik dan benar (Purwanto, 2006).
20
Ketika kita berkomunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal.
Terkadang kita juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk melengkapi
komunikasi verbal tersebut
2.2.2.2 Komunikasi Nonverbal
Bentuk
komunikasi
nonverbal.Sebelum
yang
manusia
paling
mendasar
menggunakan
adalah
kata-kata,
komunikasi
mereka
telah
menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan orang lain(Quintanilla & Wahl, 2013).
Jenis perilaku yang termasuk dalam komunikasi nonverbal adalah cara
berjalan, sikap, postur, dan jejak, apa yang dikenakan, bagaimana cara
melihat, bergerak, gerakan, ekspresi wajah dan mata adalah bentuk dari
komunikasi nonverbal.
Secara sederhana komunikasi nonverbal (juga disebut sebagai bahasa
tubuh) meliputi semua cara kita berkomunikasi tanpa kata-kata. Definisi yang
lebih teknis dari komunikasi nonverbal adalah “komunikasi yang tidak ditulis
atau menggunakan bahasa lisan yang menciptakan maknabagi seseorang.”
Kategori atau kode dari komunikasi verbal adalah sebagai berikut:
1. Vocal expression
2. Space
3. Environment
4. Physical Appereance
5. Body Movement
6. Facial Behavior
7. Touch
Komunikasi verbal dan nonverbal memiliki kaitan yang erat. Terkadang
seseorang tidak menyadari ketika menggunakan komunikasi verbal secara
tidak langsung mereka juga menggunakan komunikasi nonverbal.
21
2.2.2.3 Pesan Nonverbal Berinteraksi Dengan Pesan Verbal
Pesan verbal dan nonverbal berinteraksi satu sama lain dalam enam cara
utama: to accent, to complement, to contradict, to control, to repeat, dan to
substitute satu sama lain (DeVito, 2013):
1. To accent atau menekankan
Komunikasi nonverbal sering digunakan untuk menekankan beberapa
bagian dari pesan verbal. Misalnya, meningkatkan suara untuk menggaris
bawahi kata atau frase tertentu.
2. To complement atau melengkapi
Komunikasi nonverbal dapat digunakan untuk melengkapi, menambah
nuansa dari makna yang tidak dikomunikasikan melalui pesan verbal.
Misalnya, mungkin tersenyum saat bercerita (untuk menunjukkan bahwa
anda merasa cerita tersebut lucu).
3. To contradict atau kontradiksi
Menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan
verbal. Misalnya, menyilangkan jari atau mengedipkan mata untuk
menunjukkan bahwa anda berbohong.
4. To control atau kontrol
Pesan nonverbal dapat digunakan untuk mengontrol atau untuk
menunjukkan keinginan anda untuk mengendalikan, aliran pesan verbal,
seperti ketika anda mengerutkan bibir, bersandar ke depan, atau membuat
gerakan tangan untuk munjukkan bahwa anda ingin berbicara.
5. To repeat atau mengulangi
Mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya,
gerakan menggunakan kepala dan tangan untuk mengulangi pesan verbal
“Ayo pergi!”
22
6. To substitute atau menggantikan
Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. Misalnya,
memberikan sinyal ‘Ok’ dengan gerakan tangan.
Komunikasi verbal dan nonverbal juga digunakan oleh seorang
pemimpin
ketika
berkomunikasi
dengan
karyawan.
Komunikasi
kepemimpinan yang dilakukan oleh pimpinan untuk mengetahui sejauh mana
pemimpin dapat berkomunikasi baik dengan karyawan.
2.2.3 Leadership Communication
“Leadership Communication is the controlled, purposeful transfer of
meaning by which leaders influence a single person, a group, an organization,
or a community. Leadership communication uses the full range of
communication skills and resources to overcome interferences and to create
and deliver messages that guide, direct, motivate, or inspire others to
action.”(Barrett, 2008)
Komunikasi
kepemimpinan
adalah
dikendalikan,
bertujuan
untuk
mentransfer makna dimana pemimpin mempengaruhi seseorang, suatu grup,
organisasi, atau komunitas. Komunikasi kepemimpinan menggunakan berbagai
keterampilan komunikasi dan sumber daya untuk mengatasi gangguan dan
untuk meciptakan dan menyampaikan pesan yang membimbing, mengarahkan,
memotivasi, atau menginspirasi orang lain untuk bekerja.
Komunikasi kepemimpinan (Leadership Communication) terdiri dari tiga
cincin utama:
1. Core Communication
Strategi komunikasi termasuk dalam inti, tapi manajer akan selalu perlu
mengambil tindakan strategis untuk menjadi ahli dalam komunikasi
kepemimpinan. Pemimpin harus mampu menganalisa audiensnya dalam
setiap situasi dan mengembangkan strategi komunikasi yang memfasilitasi
tercapainya tujuan komunikasi mereka. Kesuksesan dalam komunikasi
manajerial dan perusahaan tergantung seberapa mampu pemimpin
menguasai kemampuan inti ini.
23
2. Managerial Communication
Kemampuan
komunikasi
manajerial
membangun
kemampuan
inti.
Kemampuan yang langsung melibatkan bagaimana cara mengelola orang
lain, dari individu berinteraksi dengan kelompok-kelompok atau organisasi
yang lebih luas. Komunikasi manajerial dimulai dengan kecerdasan
emosional atau keterampilan interpersonal dan pemahaman tentang
perbedaan lintas budaya diperlukan untuk berinteraksi secara efektif dengan
orang lain sebagai individu atau kelompok.
3. Corporate Communication
Komunikasi perusahaan melibatkan ekspansi dari keterampilan manajerial
kepada kemampuan yang dibutuhkan untuk memimpin sebuah organisasi
dan mengatasi masyarakat yang lebih luas. Komunikasi akan lebih rumit
jika pemimpin berpindah posisi untuk berpikir bagaimana cara terbaik untuk
berkomunikasi dengan semua stakeholders internal dan eksternal.
Dalam berkomunikasi seorang pemimpin harus menggunakan bahasa yang
benar. Jangan sampai ketika pemimpin tersebut itu berkomunikasi, karyawan
tidak mengetahu maksud dan tujuan dari apa yang disampaikan pemimpin
tersebut.
2.2.3.1 Penggunaan Bahasa Dengan Benar
Penggunaan bahasa yang benar dalam komunikasi profesional memang
penting. Untuk seorang pemimpin itu sangat penting. Kredibilitas sebagai
pemimpin, kemampuan untuk mewakili diri anda dan organisasi, dan etos
anda semua bergantung pada penggunaan bahasa secara hati-hati. Kesalahan
yang ceroboh berpotensi merusak perusahaan: Seperti yang ditemukan
Leonard dan Gilsdorf (Barrett, 2008) menemukan dalam penelitian mereka,
“Usage errors in messages can cause misreading[s] that carry a high price.
(not all messages with potential legal or financial consequences get reviewed
by editors and legal counsel.). error prone writers might, for example
inadvertently obligate themselves or their firms financially, compromise
themselves or their firms ethically, or erode their own and their firms
credibility.”
24
Kesalahan penggunaan dalam pesan dapat menyebabkan salah membaca
yang membawa harga tinggi. (tidak semua pesan dengan potensi hukum atau
konsekuensi keuangan bisa ditinjau oleh editor dan penasihat hukum).
Kesalahan penulisan mungkin rawan, misalnya sengaja mewajibkan diri
sendiri atau perusahaan mereka secarafinansial, kompromi dengan diri
mereka sendiri atau etika perusahaan mereka, atau mengikis kredibilitas diri
mereka dan perusahaannya.
Penggunaan bahasa yang benar juga hendaknya digunakan pada saat
pemimpin melakukan suatu presentasi. Sebelum melakukan presentasi
pemimpin hendaknya melakukan persiapan terlebih dahulu.
2.2.3.2 Mengembangkan dan Menyampaikan Pesan Kepemimpinan
Keterampilan pemimpin paling jelas terlihat oleh orang lain ketika
berbicara, meskipun secara informal, dengan beberapa orang di sekitar meja
ruang konferensi, atau secara formal, berdiri sebelum suatu grup besar
menyampaikan presentasi yang telah dipersiapkan. 70 atau 90 persen waktu
yang digunakan menajer untuk menghabiskan berkomunikasi dalam
percakapan atau presentasi, daripada berbicara kepada orang lain secara
langsung atau berbicara dalam grup atau kepada grup. Pemimpin harus
menjadi ahli dalam public speaking, merasa nyaman dan percaya diri dalam
semua jenis presentasi jadi mereka memproyeksika etos positif untuk diri
mereka sendiri dan perusahaan.
25
Gambar 2. 1 Tiga Pendekatan Untuk Mengembangkan dan Menyampaikan
Presentasi
Sumber:Barrett, 2008, p. 135
Di dalam rencana untuk mengembangkan suatu presentasi, Anda perlu
untuk menentukan strategi, analisa siapa audiensnya, pilih media/ metode
yang digunakan dalam penyampaian, dan mengatur dan menentukan struktur
logis.
Menyampaikan presentasi untuk mendapatkan dampak yang terbaik.
Setelah menganalisis audiens, mengembangkan strategi komunikasi, dan
menentukan semua struktur, pemimpin siap untuk mempersiapkan presentasi
yang sesungguhnya. Persiapan terdiri dari mengembangkan pengenalan, isi
dan konklusi; membuat grafik; menguji aliran dan logika, mengedit/
mengoreksi, latihan periksa ruang dan perlengkapan.
Mempresentasikan dengan efektif dan dengan kepercayaan diri yang
baik. Ketika sudah waktu untuk mempresentasikan, pemimpin harus fokus
dengan gara penyampaiannya, fokus khususnya pada eye contact, pandangan,
pidato dan semua efek. Pemimpin harus tampil percaya diri, nyaman, antusias
dan profesional. Karena kesusksesan presentasi akan ditentukan dengan
bagaimana audiens melihat pemimpin sejak awal, pemimpin harus
26
dipersiapkan untuk membuat keahlian dan nilai pemimpin kepada audiens
segera dan pertahankan etos positif.
Proses ini menyampaikan pendekatan untuk mengembangkan presentasi
yang membantu anda bergerak melalui setiap langkah strategis sehingga anda
dapat menyampaikan setiap jenis presentasi dengan percaya diri.
Kepercayaan diri seorang pemimpin dapat meningkat jika dia sering
berkomunikasi dengan karyawannya. Komunikasi yang dilakukan bisa juga
dengan pemberian motivasi.
2.2.4 Motivasi
2.2.4.1 Pengertian Motivasi
Beberapa ahli berpendapat tugas pemimpin yang paling utama adalah
memberikan motivasi/ dorongan kepada orang yang dipimpinnya. Tetapi ada
pula pakar yang mengatakan tugas hanya menyediakan suasana kerja yang
mendorong karyawan mampu untuk mendorong dirinya sendiri. Karyawan
dapat memilih mau mendorong dirinya atau tidak (Abdullah & Mohd, 2011).
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin Movere yang berarti bergerak.
Istilah motivasi bermakna mendorong, mengarahkan suatu tingkah laku.
Bidang motivasi menjawab pertanyaan ‘mengapa’ dengan tingkah laku, yaitu
sebab-sebab yang mendorong manusia melakukan berbagai perbuatan.
Ditinjau dari satu sudut, motivasi didorong oleh kepentingan pribadi.
Artinya manusia senantiasa mendahulukan keperntingan pribadinya dalam
semua tingkah lakunya.
Setelah mengetahui pengertian dari motivasi tersebut kita juga perlu
mengetahui macam-macam motivasi. Terdapat empat macam motivasi yaitu
motivasi untuk kelangsungan hidup, motivasi eksternal dan motivasi internal.
27
2.2.4.2 Macam Motivasi
Menurut Dr. Ibrahim Elfiki dalam buku(Armala, 2011) terdapat tiga
macam motivasi, sebagai berikut:
1. Motivasi untuk kelangsungan hidup
Motivasi ini merupakan motivasi mendorong seseorang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti makanan, air dan udara. Bila salah
satunya mengalami kekurangan akan muncul dorongan dari dalam tubuh
yang akan mengingatkan saraf pusat mengenai kekurangan tersebut.
2. Motivasi eksternal
Motivasi eksternal bersumber dari luar diri seseorang, seperti: pembicara
seminar (motivator), keluarga, sahabat, buku, majalah, atau atasan tempat
anda bekerja. Motivasi yang datang dari luar diperlukan untuk
‘membangunkan’
seseorang
yang
sedang
terlena
sehingga
bisa
menghentak dan membakar semangatnya.
3. Motivasi internal
Jenis motivasi ini paling kuat dan paling lama tahanya. Karena dengan
motivasi internal kita bisa mengendalikan kekuatan internal yang akan
menuntun kita untuk mewujudkan pencapaian-pencapian besar. Motivasi
kuat untuk hidup sukses bahagia, sejahtera, dewasa, bermakna dan unggul
akan mengerakan kita untuk selalu besikap hidup positip dan produktif
Macam-macam motivasi tersebut bisa menimbulkan masalah motivasi
itu sendiri. Masalah motivasi apa saja yang biasanya dialami oleh pimpinan
dan karyawan.
2.2.4.3 Masalah Motivasi
Bagi para pemimpin, berhadapan dengan berbagai masalah bagaimana
mau mendorong semangat kerja baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Penyebab terhadap masalah itu adalah(Abdullah & Mohd, 2011):
1. Kompleks dan sukar dipahami
28
Motivasi adalah satu masalah yang kompleks dan sukar dipahami.
Sedangkan pakar-pakar psikologi pun sukar memahami apa yang dapat
mendorong seseorang ataupun sebaliknya, apalagi bagi para pemimpin
2. Tidak ada teori yang jelas
Tidak ada teori yang berupaya menerangkan apakah yang sebenarnya
dapat mendorong seorang pekerja itu bekerja secara sukarela dan berkesan
3. Banyak motif
Terlalu banyak motif yang mendorong mempengaruhi seseorang pekerja
itu berkerja secara sukarela dan berkesan
4. Teori-teori tidak konklusif
Teori-teori motivasi yang ada masih tidak konklusif. Masing-masing
mempunyai kelemahan dan sudah ada kritik dari para ahli sendiri. Ada
kasus yang mendorong, tapi ada juga kasus yang bertentangan.
Dari adanya masalah tersebut dapat dilihat apakah nantinya setiap
motivasi yang diberikan itu justru menghasilkan suatu penghargaan atau
tidak.
2.2.4.4 Penghargaan dan Motivasi
Pada dasarnya tiap-tiap teori motivasi mengklaim penghargaan atau
reward memberi pengaruh yang besar atas tingkah laku individu. Dalam arti
kata lain, apabila setiap tingkah laku itu diberi penghargaan, itu yang akan
dilakukan, individu terdorong untuk melakukan setiap hal dengan harapan
individu tersebut akan mendapatkan penghargaan yang diharapkan.
Penghargaan sukar dipahami disebabkan individu tidak dapat menerka
dengan tepat penghargaan yang bagaimana yang dapat mendorong individu
lain supaya melakukan apa yang mereka mau lakukan.
Contoh simbol dari penghargaan adalah medali, piala, selempang,
bintang kehormatan dan yang lainnya. Teori proses membedakan dua jenis
penghargaan yaitu primary reward dan secondary reward. Primary reward
disebut imbalan dasar yaitu penghargaan yang penting seperti makanan,
29
pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Secondary reward disebut juga sebagai
penghargaan tambahan seperti kasih sayang, persahabatan, status, kuasa, dan
lain-lain.
Penghargaan dalam suatu organisasi memungkinkan menimbulkan
adanya interaksi yang positif antara karyawan dan pimpinan tapi hubungan
tersebut juga dapat menimbulkan suatu pengorbanan.(Abdullah & Mohd,
2011)
2.2.5 Expectancy Violations Theory
Expectancy Violations Theory – EVT atau Teori Pelanggaran Harapan,
menyatakan bahwa orang memiliki harapan mengenai perilaku non verbal
orang lain. Judee Burgoon berargumen bahwa perubahan tak terduga yang
terjadi dalam jarak perbincangan antara para komunikator dapat menimbulkan
suatu perasaan tidak nyaman atau bahkan rasa marah dan sering kali ambigu.
Menginterpretasikan makna di balik pelanggaran akan harapan (expectancy
violations [catatan: harapan di sini lebih mengarah kepada sebuah dugaan atau
prediksi]) tergantung pada seberapa positif si pelanggar (violator) dipandang.
(West & Turner, 2008)
Tulisan awal Burgoon mengenai EVT mengintegrasikan kejadiankejadian khusu dari komunikasi nonverbal yaitu; ruang personal dan harapan
orang akan jarak ketika perbincangan terjadi. Karena ruang personal
merupakan konsep inti dari teori ini, makan aka membahhas mengenai
penggunaan ruang seseorang disebut sebagai proksemik. Proksemik membahas
cara seseorang menggunakan ruang dalam percakapan mereka dan juga
persepsi orang lain akan penggunaan ruang. Banyak orang menganggap
hubungan ruang yang ada antara komunikator sebagai sesuatu yang
sewajarnya, tetapi sebagaimana disimpulkan oleh Mark Knapp dan Judith Hall
(2002), penggunaan ruang seseorang dapat mempengaruhi makna dan pesan.
Teori Pelanggaran Harapan Burgoon banyak dipengaruhi oleh karyakarya dari seorang antropolog bernama Edward Hall (1966). Setelah
mempelajari tentang orang-orang Amerika Utara, Hall mengklaim bahwa
30
terdapat empat zona proksemik--intim, personal, sosial dan publik--dan tiap
zona digunakan untuk alasan-alasan yang berbeda.
Gambar 2. 2 Zona Proksemik
Sumber: West & Turner, 2008, p. 155
1. Jarak intim adalah zona spasia yang sangat dekat, mulai 0-18 inci. Perilakuperilaku ini termasuk perilaku yang bervariasi mulai dari sentuhan
(misalnya, berhubungan intim) hingga mengamati bentuk wajah seseorang.
2. Jarak personal adalah zona spasial yang berkisar antara 18 inci–4 kaki,
digunakan untuk keluarga dan teman. Perilaku dalam jarak personal
termasuk bergandengan tangan hingga menjaga jarak dengan seseorang
sejauh panjang lengan.
3. Jarak sosial adalah zona spasial yang berkisar antara 4–12 kaki, digunakan
untuk hubungan-hubungan yang formal seperti hubungan dengan rekan
kerja.
4. Jarak publik dalah zona spasial yang berjarak 12 kaki atau lebih digunakan
untuk diskusi yang sangat formal seperti antara seorang dosen dan
mahasiswa di dalam kelas.
2.2.6 Social Exchange Theory
Social Exchange Theory – SET atau Teori Pertukaran Sosial didasarkan
pada ide bahwa orang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi
dan mereka menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan
penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu. (West &
Turner, 2008)
31
Pengorbanan (cost) adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki
nilai negatif bagi seseorang. Penghargaan (reward) adalah elemen-elemen
dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif. Para teoritikus Pertukaran
Sosial berpendapat bahwa semua orang menilai hubungan mereka dengan
melihat pengorbanan dan penghargaan. Semua hubungan membutuhkan waktu
dari partisipannya.
Sudut pandang Pertukaran Sosial berpendapat bahwa orang menghitung
nilai
keseluruhan
dari
sebuah
hubungan
dengan
mengurangkan
pengorbanannya dari penghargaan yang diterima: Hubungan yang positif
adalah hubungan dimana nilainya merupakan angka positif, maksudnya
penghargaan lebih besar daripada pengorbanan. Hubungan dimana nilainya
adalah angka negatif (pengorbanan melebihi penghargaan) cenderung negatif
untuk partisipannya. Teori Pertukaran Sosial bahkan melangkah lebih jauh
dengan memprediksikan bahwa nilai (worth) dari sebuah hubungan
mempengaruhi hasil akhir (outcome) atau apakah orang akan meneruskan suatu
hubungan atau mengakhirinya. Hubungan yang positif biasanya dapat
diharapkan untuk bertahan, sedangkan hubungan yang negatif mungkin
berakhir.
Asumsi yang dibuat oleh Teori Pertukaran Sosial mengenai sifat dasar
manusia adalah sebagai berikut:
1. Manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman
Perilaku orang dimotivasi oleh suatu mekanisme dorongan internal. Ketika
orang merasakan dorongan ini, mereka termotivasi untuk menguranginya,
dan proses pelaksanaannya merupakan hal yang menyenangkan.
2. Manusia adalah makhluk rasional
Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa di dalam batasan-batasan
informasi yang tersedia untuknya, manusia akan menghitung pengorbanan
dan penghargaan dari sebuah situasi tertentu dan ini akan menuntun
perilakunya. Hal ini juga mencakup kemungkinan bahwa, bila dihadapkan
pada pilihan yang tidak memberikan penghargaan, orang akan memilih
pilihan yang paling sedikit membutuhkan pengorbanan.
32
3. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan
penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke
orang lainnya.
Standar-standar yang digunakan orang untuk mengevaluasi pengorbanan
dan penghargaan bervariasi seiring waktu berjalan dan dari orang satu ke
orang lainnya – menunjukkan bahwa teori ini harus mempertimbangkan
adanya keanekaragaman. Tidak ada satu standar yang dapat diterapkan pada
semua orang untuk menentukan apa pengorbanan dan apa penghargaan itu.
Gambar 2. 3 Tabel Social Exchange Theory
Sumber: West & Turner, 2008, p. 219
Asumsi-asumsi yang dibuat oleh Teori Pertukaran Sosial mengenai sifat
dasar suatu hubungan adalah sebagai berikut:
1. Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan
2. Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses
Teori Pertukaran Sosial berasumsi bahwa hubungan memiliki sifat saling
ketergantungan. Jika terdapat interaksi yang positif antara pimpinan dan
karyawan itu dapat membentuk etos kerja karyawan dengan lebih baik.
33
2.2.7 Etos Kerja
2.2.7.1 Pengertian Etos Kerja
Etos adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial.
Sedangkan kerja adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jadi
etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok(Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 1999).
Etos kerja bukanlah sebuah yang datang begitu saja secara cepat. Etos
kerja bisa saja dimulai dari kekuatan ilmiah yang dititipkan oleh seorang
pencipta. Namun yang lebih dari itu adalah bagaimana manusia mampu
merubah etos yang menuju kepada kekuatan baru serta semangat baru untuk
memecahkan persoalan yang dilihat. Kreatifitas dan cara kerja yang cepat dan
tangguh adalah salah satu modal yang dimiliki. Dan modal tersebut sangat
membantu untuk memasuki pendidikan lanjutan(Elfindri & Rasmita, 2008).
Jika seorang karyawan ingin memiliki etos kerja yang baik. Semuanya itu
harus didasarkan pada keinginan dalam diri orang tersebut terlebih dahulu.
2.2.7.2 Tips Etos Kerja Universal
Tips etos kerja professional menurut Rolfe Kerr dalam buku (Elfindri &
Rasmita, 2008), seperti yang dikutip oleh Steven Konver dalam bukunya The
7 Habits of Effective People adalah:
1.
Berhasillah di rumah terlebih dahulu
2.
Cara dan layakan diri untuk mendapatkan pertolongan Ilahi
3.
Jangan pernah berkompromi dengan ketidakjujuran
4.
Ingat pada orang-orang yang terlibat
5.
Dengarkan kedua belah pihak sebelum memutuskan
6.
Dapatkan nasihat dari orang lain
7.
Belalah mereka yang tidak hadir
8.
Tuluslah dan sekaligus tegas
34
9.
Kembangkan setiap kecakapan baru setiap tahun
10. Rencanakan kerja untuk esok, hari ini
11. Desaklah sewaktu menunggu
12. Pertahankan sikap yang positif
13. Pertahankan rasa humor
14. Jadilah pribadi dan pekerja yang teratur
15. Jangan takut berbuat kesalahan
16. Sokong keberhasilan bawahan
17. Dengarkanlah dua kali lebih banyak daripada berbicara
18. Berkonsentrasilah pada semua kemampuan dan usaha pada tugas yang
sedang dihadapi, jangan takut akan perkerjaan dan promosi berikutnya.
Etos kerja baik yang dimiliki oleh karyawan sangat berkaitan erat
dengan motivasi yang diberikan oleh pimpinannya. Etos kerja karyawan tidak
akan menjadi lebih baik jika tidak adanya motivasi dari pimpinan.
2.2.7.3 Menghubungkan Etos Dengan Motivasi Audiens
Pengetahuan dari bagaimana memotivasi orang dapat membantu
pemimpin untuk menciptakan etos positif, yang akan membuat pemimpin
lebih persuasif. Kata-kata dan bagaimana pemimpin menggunakannya
mencerminkan siapa diri pemimpin tersebut. Etos pemimpin mungkin
menjadi alat yang paling persuasif yang pemimpin tetap miliki. Meskipun ini
mungkin susah untuk seorang pemimpin dianggap sebagai pemimpin yang
jujur dan dapat dipercaya, khususnya di beban skandal dunia bisnis.,
kesusksesan seseorang atau perusahaan sering tergantung pada hal ini.
Penelitian yang ekstensif ke kepintaran emosional telah menunjukkan bahwa
pemimpin perusahaan mengatur gaya, menciptakan suasana hati, dan
menentukan aksi dari organisasi. Mereka dan perusahaan mereka di dipercaya
karena reputasi mereka, karena mereka baik dengan apa yang mereka
lakukan, karena pengetahuan mereka, karena mereka muncul secara percaya
diri, karena mereka diyakini untuk beretika. Semua kondisi tersebut
memimpin kepada etos positif.
Ini dirancang untuk membantu pemimpin menjadi komunikator yang
efektif dalam segala situasi. Beberapa, mungkin berarti mengubah citra
35
mereka untuk mengubah bagaimana orang lain melihat mereka. Tentu akan
berarti sensitivitas yang lebih besar kepada orang lain karena komunikasi
kepemimpinan efektif tergantung pada pengertian audiens anda yang lebih
baik pada semua peristiwa komunikasi. Pemahaman ini akan memimpin
kepada kesadaran diri yang lebih baik demikian juga kesadaran terhadap yang
lain, sehingga meningkatkan kepintaran emosional, yang akan membantu
anda memproyeksikan etos positif yang semua pemimpin butuhkan. (Barrett,
2008).
36
2.3 Kerangka Konseptual
STRATEGI KOMUNIKASI PEMIMPIN DALAM MEMBERIKAN
MOTIVASI PADA KARYAWAN TENTANG ETOS KERJA DI DIVISI
PUBLIC RELATIONS PT TOKOPEDIA
Expectancy Violations Theory
Social Exchange Theory
Leadership
Komunikasi Verbal dan
Communication
Nonverbal
Motivasi Pemimpin
Etos Kerja Karyawan
Motivasi melalui pendekatan pribadi oleh pemimpin dapat
membentuk etos kerja karyawan
Gambar 2. 4 Kerangka Konseptual
Sumber: Berdasarkan hasil penelitian ini
37
Kerangka konspetual ini berangkat dari penelitian yang berjudul Strategi Komunikasi
Pemimpin Dalam Memberikan Motivasi Pada Karyawan Tentang Etos Kerja Di
Divisi Public Relations PT Tokopedia. Penelitian ini didasari pada dua teori yaitu
Expectancy Violations Theory atau Teori Pelanggaran Harapan dan juga Social
Exchange Theory atau Teori Pertukaran Sosial. Expectancy Violations Theory
ditemukan oleh Judee Burgoon sedangkan Social Exchange Theory ditemukan oleh
John Thibaut dan Harlod Kelley.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini komunikasi kepemimpinan yang di
dalamnya terdapat komunikasi interpersonal dan juga komunikasi verbal dan non
verbal. Komunikasi kepemimpinan adalah komunikasi yang digunakan oleh
pemimpin untuk mempengaruhi sesorang, suatu grup, organisasi, atau komunitas
dalam mentransfer makna yang ingin disampaikan. Komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih,
baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Komunikasi verbal adalah
komunikasi yang dilakukan baik secara tertulis maupun lisan, sedangkan komunikasi
non verbal adalah komunikasi yang menggunakan gerkan-gerakan tubuh, bahasa
tubuh sebagai alat.
Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi pemimpin dalam
memotivasi karyawan diharapkan dapat membentuk etos kerja karyawan. Motivasi
yang dilakukan oleh pemimpin melalui pendekatan pribadi. Motivasi pendekatan
pribadi dapat dilakukan melalui makan bersama atau hal-hal lain yang dilakukan
secara personal.
38
Download