BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) State of The Art akan membahas mengenai penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya (state of the art) dimana akan terlihat persamaan dan perbedaan yang dapat dilihat dari objek dan metode yang diteliti. Penyusunan penelitian sebelumnya akan dijabarkan dalam tabel. Tabel 2. 1State of The Art No Nama Lokasi Tahun Peneliti 1 Sondang HKBP Manik 2015 Metode Judul Penelitian Penelitian Kualitatif Hasil Penelitian Non-Verbal Bahasa nonverbal Nommensen Language adalah cara orang University, Expressed in untuk berkomunikasi Medan, Jokowi’s Speech Indonesia tanpa kata-kata. Bahasa nonverbal sangat membantu bagi orang untuk berkomunikasi. Tanpa disadari setiap hari setiap orang selalu menggunakan bahasa nonverbal. Itu sangat membantu bagi setiap orang untuk mengekspresikan maksud dan perasaan mereka 9 10 No Nama Lokasi Tahun Peneliti Metode Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian dengan cara lain yang mudah dipahami. Banyak hal tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata; akhirnya dinyatakan dengan menggunakan bahasa nonverbal 2 Ovsiy University of 2013 Kualitatif Motivation In Memotivasi Economics, Today’s karyawan untuk Kharkiv, Workplace meningkatkan Ukraine kinerja mencakup faktor-faktor penting seperti keterlibatan karyawan, visi organisasi dan nilainilai, manajemen pengakuan dan apresiasi kerja dilakukan dengan baik, dan keaslian keseluruhan kepemimpinan 3 Aida M. Alexandria Mohamed 2013 Kuantitatif Willingness and Penelitian University, Professional menemukan bahwa Alexandria, Motivations of lebih banyak siswa Egypt Medical Students mempunyai motivasi To intrinsik yang kuat Work in Rural dibandingkan Areas: A Study dengan motivasi 11 No Nama Lokasi Tahun Peneliti Metode Judul Penelitian Penelitian in Hasil Penelitian Alexandria, ekstrinsik yang Egypt tinggi untuk belajar kedokteran. 4 Lei Zhao Yunnan 2012 Kuantitatif Inverstigation Murid di China University, Into Motivation dalam belajar bahasa Yunnan, and China on Influences Inggris adalah Motivation: motivasi intrinsik The Case Chinese of dan ekstrinsik Non- diketahui juga English Majors sebagai motivasi instrumental dan integratif. Seseorang termotivasi untuk belajar karena faktor dari luar. 5 Argensia, Ritha Universitas F. Sumatera Dalimunte, Sitti Utara, Medan, Raha Indonesia 2014 Kepuasan kerja serta Kuantitatif Analisis Motivasi Pengaruh Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan Motivasi dan signifikan terhadap Kinerja Agoes Terhadap Salim Kinerja Pegawai pegawai, juga Dengan kepuasan kerja Komitmen berpengaruh positif Organisasional dan signifikan secara Sebagai tidak langsung Variabel terhadap kinerja Intervening pegawai melalui (Studi Kantor Pada variabel komitmen organisasional Pengawasan dan KPPBC TMP B Pelayanan Bea Medan. 12 No Nama Lokasi Tahun Peneliti Metode Judul Hasil Penelitian Penelitian Penelitian dan Cukai Tipe Madya Pabean B Medan) 6 2013 Terdapat determinasi W. Universitas Rembun, Pendidikan Model yang signifikan Md. Ganesha, Kepemimpinan secara simultan Yudhana, Singaraja, Kepala Sekolah, model A.A.I.N. Indonesia Supervisi kepemimpinan Akademis kepala sekolah, Marhaeni Kuantitatif Determinasi dan supervisi akademis Pengawas, Etos pengawas, dan etos KerjaTerhadap kerja terhadap Kualitas kualitas pengelolaan Pengelolaan pembelajaran pada Pembelajaran guru SMP Negeri di Pada Guru Kecamatan SMPN di Tegallalang Kecamatan Tegallalang 7 2013 Kuantitatif Strategi Hasil Belajar Bahasa Lily & Universitas Efendi Negeri Pembelajaran Inggris Siswa Yang Napitupulu Medan, Dan Dibelajarkan Dengan Medan, Komunikasi Strategi Indonesia Interpersonal Pembelajaran Genius Terhadap Hasil Lebih Tinggi Belajar Bahasa Dibandingkan Inggris Dengan Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Hasil 13 No Nama Peneliti Lokasi Tahun Metode Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian penelitian ini telah menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran genius lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. 14 Pada jurnal pertama (Manik, 2015) menggunakan deskriptif kualitatif dan dengan menggunakan tabel-tabel yang lebih lengkap sehingga pembaca nya dapat lebih mudah mengerti. Penjelasan pun diterangkan secara lebih terperinci dengan menggunakan persen. Pada Jurnal kedua(Ovsiy, 2013) menjelaskan secara lebih rinci mengapa karyawan dapat termotivasi. Motivasi merupakan kunci untuk retensi bakat dan kinerja. Terlepas dari lingkungan ekonomi tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang merarik dan memotivasi, di mana karyawan ingin tinggal, tumbuh dan menyumbangkan pengetahuan, pengalaman dan keahlian. Banyak masalah dalam proses motivasi dalam kerja mereka “intrinsik dan ekstrinsik motivasi. Pada jurnal ketiga(Mohamed, 2013) menjelaskan bahwa siswa lebih mempunyai motivasi intrinsik dalam belajar namun motivasi ekstrinsik dan mungkin yang paling penting, jenis kelamin dan status sosial ekonomi, kemungkinan akan terus menjadi faktor penting dalam menentukan lowongan pekerjaan. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pada jurnal keempat(Zhao, 2012) menggunakan metode penelitian kuantitatif dimana kuesioner diberikan kepada guru dan siswa di kejurusan di China. Motivasi awal siswa untuk belajar bahasa Inggris adalah dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik serta motivasi integratif dan instrumental, tapi ekstrinsik dan instrumental lebih menonjol. Pada jurnal kelima (Argensia, Dalimunthe, & Salim, 2013) menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pengujian hipotesis hingga hipotesis ke lima. Lokasi penelitian ini adalah di KPPBC TMP B Medan, Jl.Suwondo Ujung No.1, Kotak Pos 43 Medan 20157. Penelitian ini dimulai bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai KPPBC TMP B Medan yang berjumlah 131 pegawai. Pada jurnal keenam (Rembun, Yudana, & Marhaeni, 2013) menggunakan metode penelitian kuantitatif dimana populasi dalam penelitian semua guru SMP Negeri di Kecamatan Tegallalang yang berjumlah 129 orang.Penelitian ini adanya korelasi yang positif antara perilaku kepala sekolah, iklim kerja, dan etos 15 kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru pembimbing pada SMP Negeri Kabupaten Karangasem dengan kontribusi sebesar 78,4%. Pada Jurnal ketujuh (Lily & Napitupulu, 2013) menggunakan metode penlitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hasil belajar bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran genius lebih tinggi daripada ekspositori; (2) mengetahui hasil belajar bahasa Inggris siswa dengan komunikasi interpersonal terbuka lebih tinggi daripada komunikasi interpersonal tertutup; dan (3) mengetahui adanya interaksi strategi pembelajaran dengan komunikasi interpersonal dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris siswa. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan disain penelitian faktorial 2x2, sedangkan teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikansi 0.05. Penelitian ini menjelaskan dimana pentingnya motivasi yang diberikan oleh pemimpin. Pemimpin melakukan pendekatan motivasi secara pribadi yang membentuk etos kerja karyawannya. Menjelaskan peranan motivasi pemimpin dalam etos kerja karyawan. Karyawan mendapatkan motivasi ekstrinsik yaitu dari pemimpinnya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi di tempat magang peneliti. Magang dilakukan di PT Tokopedia selama 3 bulan pada bulan Februari hingga Mei. Wawancara dilakukan pada saat magang dengan beberapa informan dari PT Tokopedia. Analisis datanya menggunakan coding. 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi 2.2.1.1 Pengertian Komunikasi Dibawah ini adalah pengertian komunikasi dari beberapa ahli: “Communication occurs when one person (or more) sends and receives messages that are distorted by noise, occur within a context, have some effect, and provide some opportunity for feedback” (DeVito, 2013) 16 Komunikasi terjadi ketika satu orang (atau lebih) mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh kebisingan, terjadi dalam konteks, memiliki beberapa efek dan memberikan beberapa kesempatan untuk umpan balik. “Communication is a social process in which individuals employ symbols to establish and interpret meaning in their environment” (West & Turner, 2007) Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. “Conceptualizations of Communication have been abundant and have changed sustantially over the years” (Miller, 2005) Konsep komunikasi sudah banyak sekali, berubah-ubah setiap waktu, menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate) menurut Carl I. Hovland dalam buku(Mulyana, 2008) Keterkaitan teori komunikasi dengan penelitian ini dikarenakan komunikasi adalah hal yang penting untuk berinteraksi dengan orang lain, terutama di tempat kerja. Dalam setiap perusahaan baik pimpinan maupun karyawan harus bisa membina komunikasi yang baik. Komunikasi dilakukan agar apa yang menjadi pemikiran seseorang dapat tersampaikan dengan baik kepada orang lain. Komunikasi yang digunakan dalam suatu perusahaan pasti memiliki suatu fungsi. Pimpinan dan karyawan tidak mungkin berkomunikasi tanpa adanya makna dari komunikasi tersebut. Fungsi tersebut digunakan agar penyampaian komunikasi oleh pemimpin dapat dimengerti oleh karyawannya. Terdapat 4 fungsi dari komunikasi yang berbeda-beda, yaitu: 17 1. Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari ketegangan. 2. Komunikasi Ekspresif Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. 3. Komunikasi Ritual Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage. 4. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasi, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Selain fungsi-fungsi komunikasi tersebut. Komunikasi interpersonal sangat dibutuhkan oleh pemimpin agar pemimpin bisa mengerti apa yang sebenarnya karyawan inginkan dan rasakan. 2.2.1.2 Komunikasi Interpersonal DeVito mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (DeVito, 2013). Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau 18 lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2006). Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara verbal ataupun nonverbal (Mulyana, 2008). Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. Sehingga komunikasi interpersonal sangat berperan aktif dalam dunia kerja antara pimpinan dan karyawan. Komunikasi interpersonal juga mempunyai beberapa ciri-ciri. Ciri-ciri tersebut digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan komunikasi interpersonal sudah tepat atau belum. 2.2.1.3 Ciri Komunikasi Interpersonal Devito mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal mengandung lima ciri sebagai berikut(DeVito, 2013): 1. Keterbukaan atau openess Untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal ini paling sedikit ada dua aspek yakni aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain dan keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang kepadanya. 2. Empati atau empathy Dengan empati dimaksudkan untuk merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama yakni mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain. 3. Dukungan atau supportiveness Dukungan adakalanya terucap dan adakalanya tidak terucap. Dukungan yang tidak terucap tidaklah mempunyai nilai yang negatif, melainkan merupakan aspek positif dari komunikasi. 19 4. Perasaan positif atau positivness Kualitas ini paling sedikit terdapat tiga aspek perbedaan atau unsur. Pertama, komunikasi interpersonal akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang. Kedua, komunikasi interpersonal akan terpelihara baik jika perasaan positif terdapat orang lain dikomunikasikan. Ketiga, suatu perasaan positif dalam situasi komunikasi umum amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerja sama. 5. Kesamaan atau equality Komunikasi interpersonal akan efektif jika orang-orang yang berkomunikasi itu terdapat kesamaan. Komunikasi interpersonal akan efektif bila dalam membina hubungan antar pribadi terjadi kondisi dimana seseorang memiliki kesamaan keribadiannya tidak bisa berkomunikasi. Jadi persamaan berarti kemauan menerima dan membuktikan adanya perbedaan seseorang dengan mencari persamaan mereka. Dalam penggunaan komunikasi interpersonal kita harus mengetahui komunikasi verbal yang kita gunakan itu seperti apa. Komunikasi verbal menggunakan simbol-simbol verbal. 2.2.2 Komunikasi Verbal dan Non Verbal 2.2.2.1 Komunikasi Verbal Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral). Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik, sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan dapat tercapai dengan baik. Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis, diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan secara lisan maupun tertulis memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengan apa yang dikatakan dengan baik dan benar (Purwanto, 2006). 20 Ketika kita berkomunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Terkadang kita juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk melengkapi komunikasi verbal tersebut 2.2.2.2 Komunikasi Nonverbal Bentuk komunikasi nonverbal.Sebelum yang manusia paling mendasar menggunakan adalah kata-kata, komunikasi mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain(Quintanilla & Wahl, 2013). Jenis perilaku yang termasuk dalam komunikasi nonverbal adalah cara berjalan, sikap, postur, dan jejak, apa yang dikenakan, bagaimana cara melihat, bergerak, gerakan, ekspresi wajah dan mata adalah bentuk dari komunikasi nonverbal. Secara sederhana komunikasi nonverbal (juga disebut sebagai bahasa tubuh) meliputi semua cara kita berkomunikasi tanpa kata-kata. Definisi yang lebih teknis dari komunikasi nonverbal adalah “komunikasi yang tidak ditulis atau menggunakan bahasa lisan yang menciptakan maknabagi seseorang.” Kategori atau kode dari komunikasi verbal adalah sebagai berikut: 1. Vocal expression 2. Space 3. Environment 4. Physical Appereance 5. Body Movement 6. Facial Behavior 7. Touch Komunikasi verbal dan nonverbal memiliki kaitan yang erat. Terkadang seseorang tidak menyadari ketika menggunakan komunikasi verbal secara tidak langsung mereka juga menggunakan komunikasi nonverbal. 21 2.2.2.3 Pesan Nonverbal Berinteraksi Dengan Pesan Verbal Pesan verbal dan nonverbal berinteraksi satu sama lain dalam enam cara utama: to accent, to complement, to contradict, to control, to repeat, dan to substitute satu sama lain (DeVito, 2013): 1. To accent atau menekankan Komunikasi nonverbal sering digunakan untuk menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya, meningkatkan suara untuk menggaris bawahi kata atau frase tertentu. 2. To complement atau melengkapi Komunikasi nonverbal dapat digunakan untuk melengkapi, menambah nuansa dari makna yang tidak dikomunikasikan melalui pesan verbal. Misalnya, mungkin tersenyum saat bercerita (untuk menunjukkan bahwa anda merasa cerita tersebut lucu). 3. To contradict atau kontradiksi Menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal. Misalnya, menyilangkan jari atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa anda berbohong. 4. To control atau kontrol Pesan nonverbal dapat digunakan untuk mengontrol atau untuk menunjukkan keinginan anda untuk mengendalikan, aliran pesan verbal, seperti ketika anda mengerutkan bibir, bersandar ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk munjukkan bahwa anda ingin berbicara. 5. To repeat atau mengulangi Mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya, gerakan menggunakan kepala dan tangan untuk mengulangi pesan verbal “Ayo pergi!” 22 6. To substitute atau menggantikan Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. Misalnya, memberikan sinyal ‘Ok’ dengan gerakan tangan. Komunikasi verbal dan nonverbal juga digunakan oleh seorang pemimpin ketika berkomunikasi dengan karyawan. Komunikasi kepemimpinan yang dilakukan oleh pimpinan untuk mengetahui sejauh mana pemimpin dapat berkomunikasi baik dengan karyawan. 2.2.3 Leadership Communication “Leadership Communication is the controlled, purposeful transfer of meaning by which leaders influence a single person, a group, an organization, or a community. Leadership communication uses the full range of communication skills and resources to overcome interferences and to create and deliver messages that guide, direct, motivate, or inspire others to action.”(Barrett, 2008) Komunikasi kepemimpinan adalah dikendalikan, bertujuan untuk mentransfer makna dimana pemimpin mempengaruhi seseorang, suatu grup, organisasi, atau komunitas. Komunikasi kepemimpinan menggunakan berbagai keterampilan komunikasi dan sumber daya untuk mengatasi gangguan dan untuk meciptakan dan menyampaikan pesan yang membimbing, mengarahkan, memotivasi, atau menginspirasi orang lain untuk bekerja. Komunikasi kepemimpinan (Leadership Communication) terdiri dari tiga cincin utama: 1. Core Communication Strategi komunikasi termasuk dalam inti, tapi manajer akan selalu perlu mengambil tindakan strategis untuk menjadi ahli dalam komunikasi kepemimpinan. Pemimpin harus mampu menganalisa audiensnya dalam setiap situasi dan mengembangkan strategi komunikasi yang memfasilitasi tercapainya tujuan komunikasi mereka. Kesuksesan dalam komunikasi manajerial dan perusahaan tergantung seberapa mampu pemimpin menguasai kemampuan inti ini. 23 2. Managerial Communication Kemampuan komunikasi manajerial membangun kemampuan inti. Kemampuan yang langsung melibatkan bagaimana cara mengelola orang lain, dari individu berinteraksi dengan kelompok-kelompok atau organisasi yang lebih luas. Komunikasi manajerial dimulai dengan kecerdasan emosional atau keterampilan interpersonal dan pemahaman tentang perbedaan lintas budaya diperlukan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain sebagai individu atau kelompok. 3. Corporate Communication Komunikasi perusahaan melibatkan ekspansi dari keterampilan manajerial kepada kemampuan yang dibutuhkan untuk memimpin sebuah organisasi dan mengatasi masyarakat yang lebih luas. Komunikasi akan lebih rumit jika pemimpin berpindah posisi untuk berpikir bagaimana cara terbaik untuk berkomunikasi dengan semua stakeholders internal dan eksternal. Dalam berkomunikasi seorang pemimpin harus menggunakan bahasa yang benar. Jangan sampai ketika pemimpin tersebut itu berkomunikasi, karyawan tidak mengetahu maksud dan tujuan dari apa yang disampaikan pemimpin tersebut. 2.2.3.1 Penggunaan Bahasa Dengan Benar Penggunaan bahasa yang benar dalam komunikasi profesional memang penting. Untuk seorang pemimpin itu sangat penting. Kredibilitas sebagai pemimpin, kemampuan untuk mewakili diri anda dan organisasi, dan etos anda semua bergantung pada penggunaan bahasa secara hati-hati. Kesalahan yang ceroboh berpotensi merusak perusahaan: Seperti yang ditemukan Leonard dan Gilsdorf (Barrett, 2008) menemukan dalam penelitian mereka, “Usage errors in messages can cause misreading[s] that carry a high price. (not all messages with potential legal or financial consequences get reviewed by editors and legal counsel.). error prone writers might, for example inadvertently obligate themselves or their firms financially, compromise themselves or their firms ethically, or erode their own and their firms credibility.” 24 Kesalahan penggunaan dalam pesan dapat menyebabkan salah membaca yang membawa harga tinggi. (tidak semua pesan dengan potensi hukum atau konsekuensi keuangan bisa ditinjau oleh editor dan penasihat hukum). Kesalahan penulisan mungkin rawan, misalnya sengaja mewajibkan diri sendiri atau perusahaan mereka secarafinansial, kompromi dengan diri mereka sendiri atau etika perusahaan mereka, atau mengikis kredibilitas diri mereka dan perusahaannya. Penggunaan bahasa yang benar juga hendaknya digunakan pada saat pemimpin melakukan suatu presentasi. Sebelum melakukan presentasi pemimpin hendaknya melakukan persiapan terlebih dahulu. 2.2.3.2 Mengembangkan dan Menyampaikan Pesan Kepemimpinan Keterampilan pemimpin paling jelas terlihat oleh orang lain ketika berbicara, meskipun secara informal, dengan beberapa orang di sekitar meja ruang konferensi, atau secara formal, berdiri sebelum suatu grup besar menyampaikan presentasi yang telah dipersiapkan. 70 atau 90 persen waktu yang digunakan menajer untuk menghabiskan berkomunikasi dalam percakapan atau presentasi, daripada berbicara kepada orang lain secara langsung atau berbicara dalam grup atau kepada grup. Pemimpin harus menjadi ahli dalam public speaking, merasa nyaman dan percaya diri dalam semua jenis presentasi jadi mereka memproyeksika etos positif untuk diri mereka sendiri dan perusahaan. 25 Gambar 2. 1 Tiga Pendekatan Untuk Mengembangkan dan Menyampaikan Presentasi Sumber:Barrett, 2008, p. 135 Di dalam rencana untuk mengembangkan suatu presentasi, Anda perlu untuk menentukan strategi, analisa siapa audiensnya, pilih media/ metode yang digunakan dalam penyampaian, dan mengatur dan menentukan struktur logis. Menyampaikan presentasi untuk mendapatkan dampak yang terbaik. Setelah menganalisis audiens, mengembangkan strategi komunikasi, dan menentukan semua struktur, pemimpin siap untuk mempersiapkan presentasi yang sesungguhnya. Persiapan terdiri dari mengembangkan pengenalan, isi dan konklusi; membuat grafik; menguji aliran dan logika, mengedit/ mengoreksi, latihan periksa ruang dan perlengkapan. Mempresentasikan dengan efektif dan dengan kepercayaan diri yang baik. Ketika sudah waktu untuk mempresentasikan, pemimpin harus fokus dengan gara penyampaiannya, fokus khususnya pada eye contact, pandangan, pidato dan semua efek. Pemimpin harus tampil percaya diri, nyaman, antusias dan profesional. Karena kesusksesan presentasi akan ditentukan dengan bagaimana audiens melihat pemimpin sejak awal, pemimpin harus 26 dipersiapkan untuk membuat keahlian dan nilai pemimpin kepada audiens segera dan pertahankan etos positif. Proses ini menyampaikan pendekatan untuk mengembangkan presentasi yang membantu anda bergerak melalui setiap langkah strategis sehingga anda dapat menyampaikan setiap jenis presentasi dengan percaya diri. Kepercayaan diri seorang pemimpin dapat meningkat jika dia sering berkomunikasi dengan karyawannya. Komunikasi yang dilakukan bisa juga dengan pemberian motivasi. 2.2.4 Motivasi 2.2.4.1 Pengertian Motivasi Beberapa ahli berpendapat tugas pemimpin yang paling utama adalah memberikan motivasi/ dorongan kepada orang yang dipimpinnya. Tetapi ada pula pakar yang mengatakan tugas hanya menyediakan suasana kerja yang mendorong karyawan mampu untuk mendorong dirinya sendiri. Karyawan dapat memilih mau mendorong dirinya atau tidak (Abdullah & Mohd, 2011). Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin Movere yang berarti bergerak. Istilah motivasi bermakna mendorong, mengarahkan suatu tingkah laku. Bidang motivasi menjawab pertanyaan ‘mengapa’ dengan tingkah laku, yaitu sebab-sebab yang mendorong manusia melakukan berbagai perbuatan. Ditinjau dari satu sudut, motivasi didorong oleh kepentingan pribadi. Artinya manusia senantiasa mendahulukan keperntingan pribadinya dalam semua tingkah lakunya. Setelah mengetahui pengertian dari motivasi tersebut kita juga perlu mengetahui macam-macam motivasi. Terdapat empat macam motivasi yaitu motivasi untuk kelangsungan hidup, motivasi eksternal dan motivasi internal. 27 2.2.4.2 Macam Motivasi Menurut Dr. Ibrahim Elfiki dalam buku(Armala, 2011) terdapat tiga macam motivasi, sebagai berikut: 1. Motivasi untuk kelangsungan hidup Motivasi ini merupakan motivasi mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti makanan, air dan udara. Bila salah satunya mengalami kekurangan akan muncul dorongan dari dalam tubuh yang akan mengingatkan saraf pusat mengenai kekurangan tersebut. 2. Motivasi eksternal Motivasi eksternal bersumber dari luar diri seseorang, seperti: pembicara seminar (motivator), keluarga, sahabat, buku, majalah, atau atasan tempat anda bekerja. Motivasi yang datang dari luar diperlukan untuk ‘membangunkan’ seseorang yang sedang terlena sehingga bisa menghentak dan membakar semangatnya. 3. Motivasi internal Jenis motivasi ini paling kuat dan paling lama tahanya. Karena dengan motivasi internal kita bisa mengendalikan kekuatan internal yang akan menuntun kita untuk mewujudkan pencapaian-pencapian besar. Motivasi kuat untuk hidup sukses bahagia, sejahtera, dewasa, bermakna dan unggul akan mengerakan kita untuk selalu besikap hidup positip dan produktif Macam-macam motivasi tersebut bisa menimbulkan masalah motivasi itu sendiri. Masalah motivasi apa saja yang biasanya dialami oleh pimpinan dan karyawan. 2.2.4.3 Masalah Motivasi Bagi para pemimpin, berhadapan dengan berbagai masalah bagaimana mau mendorong semangat kerja baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penyebab terhadap masalah itu adalah(Abdullah & Mohd, 2011): 1. Kompleks dan sukar dipahami 28 Motivasi adalah satu masalah yang kompleks dan sukar dipahami. Sedangkan pakar-pakar psikologi pun sukar memahami apa yang dapat mendorong seseorang ataupun sebaliknya, apalagi bagi para pemimpin 2. Tidak ada teori yang jelas Tidak ada teori yang berupaya menerangkan apakah yang sebenarnya dapat mendorong seorang pekerja itu bekerja secara sukarela dan berkesan 3. Banyak motif Terlalu banyak motif yang mendorong mempengaruhi seseorang pekerja itu berkerja secara sukarela dan berkesan 4. Teori-teori tidak konklusif Teori-teori motivasi yang ada masih tidak konklusif. Masing-masing mempunyai kelemahan dan sudah ada kritik dari para ahli sendiri. Ada kasus yang mendorong, tapi ada juga kasus yang bertentangan. Dari adanya masalah tersebut dapat dilihat apakah nantinya setiap motivasi yang diberikan itu justru menghasilkan suatu penghargaan atau tidak. 2.2.4.4 Penghargaan dan Motivasi Pada dasarnya tiap-tiap teori motivasi mengklaim penghargaan atau reward memberi pengaruh yang besar atas tingkah laku individu. Dalam arti kata lain, apabila setiap tingkah laku itu diberi penghargaan, itu yang akan dilakukan, individu terdorong untuk melakukan setiap hal dengan harapan individu tersebut akan mendapatkan penghargaan yang diharapkan. Penghargaan sukar dipahami disebabkan individu tidak dapat menerka dengan tepat penghargaan yang bagaimana yang dapat mendorong individu lain supaya melakukan apa yang mereka mau lakukan. Contoh simbol dari penghargaan adalah medali, piala, selempang, bintang kehormatan dan yang lainnya. Teori proses membedakan dua jenis penghargaan yaitu primary reward dan secondary reward. Primary reward disebut imbalan dasar yaitu penghargaan yang penting seperti makanan, 29 pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Secondary reward disebut juga sebagai penghargaan tambahan seperti kasih sayang, persahabatan, status, kuasa, dan lain-lain. Penghargaan dalam suatu organisasi memungkinkan menimbulkan adanya interaksi yang positif antara karyawan dan pimpinan tapi hubungan tersebut juga dapat menimbulkan suatu pengorbanan.(Abdullah & Mohd, 2011) 2.2.5 Expectancy Violations Theory Expectancy Violations Theory – EVT atau Teori Pelanggaran Harapan, menyatakan bahwa orang memiliki harapan mengenai perilaku non verbal orang lain. Judee Burgoon berargumen bahwa perubahan tak terduga yang terjadi dalam jarak perbincangan antara para komunikator dapat menimbulkan suatu perasaan tidak nyaman atau bahkan rasa marah dan sering kali ambigu. Menginterpretasikan makna di balik pelanggaran akan harapan (expectancy violations [catatan: harapan di sini lebih mengarah kepada sebuah dugaan atau prediksi]) tergantung pada seberapa positif si pelanggar (violator) dipandang. (West & Turner, 2008) Tulisan awal Burgoon mengenai EVT mengintegrasikan kejadiankejadian khusu dari komunikasi nonverbal yaitu; ruang personal dan harapan orang akan jarak ketika perbincangan terjadi. Karena ruang personal merupakan konsep inti dari teori ini, makan aka membahhas mengenai penggunaan ruang seseorang disebut sebagai proksemik. Proksemik membahas cara seseorang menggunakan ruang dalam percakapan mereka dan juga persepsi orang lain akan penggunaan ruang. Banyak orang menganggap hubungan ruang yang ada antara komunikator sebagai sesuatu yang sewajarnya, tetapi sebagaimana disimpulkan oleh Mark Knapp dan Judith Hall (2002), penggunaan ruang seseorang dapat mempengaruhi makna dan pesan. Teori Pelanggaran Harapan Burgoon banyak dipengaruhi oleh karyakarya dari seorang antropolog bernama Edward Hall (1966). Setelah mempelajari tentang orang-orang Amerika Utara, Hall mengklaim bahwa 30 terdapat empat zona proksemik--intim, personal, sosial dan publik--dan tiap zona digunakan untuk alasan-alasan yang berbeda. Gambar 2. 2 Zona Proksemik Sumber: West & Turner, 2008, p. 155 1. Jarak intim adalah zona spasia yang sangat dekat, mulai 0-18 inci. Perilakuperilaku ini termasuk perilaku yang bervariasi mulai dari sentuhan (misalnya, berhubungan intim) hingga mengamati bentuk wajah seseorang. 2. Jarak personal adalah zona spasial yang berkisar antara 18 inci–4 kaki, digunakan untuk keluarga dan teman. Perilaku dalam jarak personal termasuk bergandengan tangan hingga menjaga jarak dengan seseorang sejauh panjang lengan. 3. Jarak sosial adalah zona spasial yang berkisar antara 4–12 kaki, digunakan untuk hubungan-hubungan yang formal seperti hubungan dengan rekan kerja. 4. Jarak publik dalah zona spasial yang berjarak 12 kaki atau lebih digunakan untuk diskusi yang sangat formal seperti antara seorang dosen dan mahasiswa di dalam kelas. 2.2.6 Social Exchange Theory Social Exchange Theory – SET atau Teori Pertukaran Sosial didasarkan pada ide bahwa orang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan mereka menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu. (West & Turner, 2008) 31 Pengorbanan (cost) adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang. Penghargaan (reward) adalah elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif. Para teoritikus Pertukaran Sosial berpendapat bahwa semua orang menilai hubungan mereka dengan melihat pengorbanan dan penghargaan. Semua hubungan membutuhkan waktu dari partisipannya. Sudut pandang Pertukaran Sosial berpendapat bahwa orang menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya dari penghargaan yang diterima: Hubungan yang positif adalah hubungan dimana nilainya merupakan angka positif, maksudnya penghargaan lebih besar daripada pengorbanan. Hubungan dimana nilainya adalah angka negatif (pengorbanan melebihi penghargaan) cenderung negatif untuk partisipannya. Teori Pertukaran Sosial bahkan melangkah lebih jauh dengan memprediksikan bahwa nilai (worth) dari sebuah hubungan mempengaruhi hasil akhir (outcome) atau apakah orang akan meneruskan suatu hubungan atau mengakhirinya. Hubungan yang positif biasanya dapat diharapkan untuk bertahan, sedangkan hubungan yang negatif mungkin berakhir. Asumsi yang dibuat oleh Teori Pertukaran Sosial mengenai sifat dasar manusia adalah sebagai berikut: 1. Manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman Perilaku orang dimotivasi oleh suatu mekanisme dorongan internal. Ketika orang merasakan dorongan ini, mereka termotivasi untuk menguranginya, dan proses pelaksanaannya merupakan hal yang menyenangkan. 2. Manusia adalah makhluk rasional Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa di dalam batasan-batasan informasi yang tersedia untuknya, manusia akan menghitung pengorbanan dan penghargaan dari sebuah situasi tertentu dan ini akan menuntun perilakunya. Hal ini juga mencakup kemungkinan bahwa, bila dihadapkan pada pilihan yang tidak memberikan penghargaan, orang akan memilih pilihan yang paling sedikit membutuhkan pengorbanan. 32 3. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang lainnya. Standar-standar yang digunakan orang untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring waktu berjalan dan dari orang satu ke orang lainnya – menunjukkan bahwa teori ini harus mempertimbangkan adanya keanekaragaman. Tidak ada satu standar yang dapat diterapkan pada semua orang untuk menentukan apa pengorbanan dan apa penghargaan itu. Gambar 2. 3 Tabel Social Exchange Theory Sumber: West & Turner, 2008, p. 219 Asumsi-asumsi yang dibuat oleh Teori Pertukaran Sosial mengenai sifat dasar suatu hubungan adalah sebagai berikut: 1. Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan 2. Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses Teori Pertukaran Sosial berasumsi bahwa hubungan memiliki sifat saling ketergantungan. Jika terdapat interaksi yang positif antara pimpinan dan karyawan itu dapat membentuk etos kerja karyawan dengan lebih baik. 33 2.2.7 Etos Kerja 2.2.7.1 Pengertian Etos Kerja Etos adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Sedangkan kerja adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jadi etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok(Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1999). Etos kerja bukanlah sebuah yang datang begitu saja secara cepat. Etos kerja bisa saja dimulai dari kekuatan ilmiah yang dititipkan oleh seorang pencipta. Namun yang lebih dari itu adalah bagaimana manusia mampu merubah etos yang menuju kepada kekuatan baru serta semangat baru untuk memecahkan persoalan yang dilihat. Kreatifitas dan cara kerja yang cepat dan tangguh adalah salah satu modal yang dimiliki. Dan modal tersebut sangat membantu untuk memasuki pendidikan lanjutan(Elfindri & Rasmita, 2008). Jika seorang karyawan ingin memiliki etos kerja yang baik. Semuanya itu harus didasarkan pada keinginan dalam diri orang tersebut terlebih dahulu. 2.2.7.2 Tips Etos Kerja Universal Tips etos kerja professional menurut Rolfe Kerr dalam buku (Elfindri & Rasmita, 2008), seperti yang dikutip oleh Steven Konver dalam bukunya The 7 Habits of Effective People adalah: 1. Berhasillah di rumah terlebih dahulu 2. Cara dan layakan diri untuk mendapatkan pertolongan Ilahi 3. Jangan pernah berkompromi dengan ketidakjujuran 4. Ingat pada orang-orang yang terlibat 5. Dengarkan kedua belah pihak sebelum memutuskan 6. Dapatkan nasihat dari orang lain 7. Belalah mereka yang tidak hadir 8. Tuluslah dan sekaligus tegas 34 9. Kembangkan setiap kecakapan baru setiap tahun 10. Rencanakan kerja untuk esok, hari ini 11. Desaklah sewaktu menunggu 12. Pertahankan sikap yang positif 13. Pertahankan rasa humor 14. Jadilah pribadi dan pekerja yang teratur 15. Jangan takut berbuat kesalahan 16. Sokong keberhasilan bawahan 17. Dengarkanlah dua kali lebih banyak daripada berbicara 18. Berkonsentrasilah pada semua kemampuan dan usaha pada tugas yang sedang dihadapi, jangan takut akan perkerjaan dan promosi berikutnya. Etos kerja baik yang dimiliki oleh karyawan sangat berkaitan erat dengan motivasi yang diberikan oleh pimpinannya. Etos kerja karyawan tidak akan menjadi lebih baik jika tidak adanya motivasi dari pimpinan. 2.2.7.3 Menghubungkan Etos Dengan Motivasi Audiens Pengetahuan dari bagaimana memotivasi orang dapat membantu pemimpin untuk menciptakan etos positif, yang akan membuat pemimpin lebih persuasif. Kata-kata dan bagaimana pemimpin menggunakannya mencerminkan siapa diri pemimpin tersebut. Etos pemimpin mungkin menjadi alat yang paling persuasif yang pemimpin tetap miliki. Meskipun ini mungkin susah untuk seorang pemimpin dianggap sebagai pemimpin yang jujur dan dapat dipercaya, khususnya di beban skandal dunia bisnis., kesusksesan seseorang atau perusahaan sering tergantung pada hal ini. Penelitian yang ekstensif ke kepintaran emosional telah menunjukkan bahwa pemimpin perusahaan mengatur gaya, menciptakan suasana hati, dan menentukan aksi dari organisasi. Mereka dan perusahaan mereka di dipercaya karena reputasi mereka, karena mereka baik dengan apa yang mereka lakukan, karena pengetahuan mereka, karena mereka muncul secara percaya diri, karena mereka diyakini untuk beretika. Semua kondisi tersebut memimpin kepada etos positif. Ini dirancang untuk membantu pemimpin menjadi komunikator yang efektif dalam segala situasi. Beberapa, mungkin berarti mengubah citra 35 mereka untuk mengubah bagaimana orang lain melihat mereka. Tentu akan berarti sensitivitas yang lebih besar kepada orang lain karena komunikasi kepemimpinan efektif tergantung pada pengertian audiens anda yang lebih baik pada semua peristiwa komunikasi. Pemahaman ini akan memimpin kepada kesadaran diri yang lebih baik demikian juga kesadaran terhadap yang lain, sehingga meningkatkan kepintaran emosional, yang akan membantu anda memproyeksikan etos positif yang semua pemimpin butuhkan. (Barrett, 2008). 36 2.3 Kerangka Konseptual STRATEGI KOMUNIKASI PEMIMPIN DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI PADA KARYAWAN TENTANG ETOS KERJA DI DIVISI PUBLIC RELATIONS PT TOKOPEDIA Expectancy Violations Theory Social Exchange Theory Leadership Komunikasi Verbal dan Communication Nonverbal Motivasi Pemimpin Etos Kerja Karyawan Motivasi melalui pendekatan pribadi oleh pemimpin dapat membentuk etos kerja karyawan Gambar 2. 4 Kerangka Konseptual Sumber: Berdasarkan hasil penelitian ini 37 Kerangka konspetual ini berangkat dari penelitian yang berjudul Strategi Komunikasi Pemimpin Dalam Memberikan Motivasi Pada Karyawan Tentang Etos Kerja Di Divisi Public Relations PT Tokopedia. Penelitian ini didasari pada dua teori yaitu Expectancy Violations Theory atau Teori Pelanggaran Harapan dan juga Social Exchange Theory atau Teori Pertukaran Sosial. Expectancy Violations Theory ditemukan oleh Judee Burgoon sedangkan Social Exchange Theory ditemukan oleh John Thibaut dan Harlod Kelley. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini komunikasi kepemimpinan yang di dalamnya terdapat komunikasi interpersonal dan juga komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi kepemimpinan adalah komunikasi yang digunakan oleh pemimpin untuk mempengaruhi sesorang, suatu grup, organisasi, atau komunitas dalam mentransfer makna yang ingin disampaikan. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan baik secara tertulis maupun lisan, sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan gerkan-gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat. Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi pemimpin dalam memotivasi karyawan diharapkan dapat membentuk etos kerja karyawan. Motivasi yang dilakukan oleh pemimpin melalui pendekatan pribadi. Motivasi pendekatan pribadi dapat dilakukan melalui makan bersama atau hal-hal lain yang dilakukan secara personal. 38