JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 69 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V SDN 2 MALASAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Inarmi SD Negeri 2 Malasan, Durenan, Trenggalek Abstrak. Penelitian tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Upaya mengimplementasikan metode belajar kontekstual di Kelas V Semester 1 dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan pokok bahasan Operasi hitung bilangan bulat; (2) Dampak penerapan metode kontekstual pada kegiatan belajar mengajar Pendekatan Kontekstual diartikan sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1. Sedangkan obyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah faktor perbedaan kemampuan belajar antara siswa dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Obyek penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 2 Malasan tahun pelajaran 2014/2015 Semester I yang berjumlah 20 siswa. Berdasarkan pada pembahasan kegiatan penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya: (1) Dalam menerapkan metode kontekstual guru mengusahakan siswa agar sebanyak mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan respon terhadap pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya menulis jawaban dan menanggapi secara lisan, kemudian guru memintauntuk menyusun dan menata kembali informasi yang diperolehnya dari bacaan atau LKS, guru juga mempersiapkan kegiatan siswa berdasarkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebelumnya. Dalam kegiatan ini guru menempatkan diri sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berpusat kepada siswa; (2) Strategi pembelajaran dengan menggunakan metode aktivitas dimungkinkan dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi pokok Operasi hitung bilangan bulat Dengan Metode Pendekatan kontekstual Pada Siswa Kelas V SDN 2 Malasan Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 pada mata pelajaran Matematika, dengan persentase ketuntasan belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya yaitu dari nilai rata-rata 65,00 dan ketuntasan belajar 50,00% meningkat menjadi 77,50 dengan ketuntasan belajar 65,00% pada siklus I. Peningkatan prestasi belajar siswa ini semakin optimal 100% dan nilai rata-rata sebesar 82,50 pada siklus II. Kata kunci: pendekatan kontekstual, prestasi belajar, matematika Kurikulum Matematika perlu memberikan pengalaman belajar yang membantu siswa memenuhi kebutuhan pribadi, sosial, lingkungan dan ekonomi. Pengalaman belajar dalam kurikulum Matematika membantu siswa untuk: (1) menjalani kehidupan seharihari secara efektif, (2) memahami dunianya dan hal-hal yang mempengaruhinya, (3) memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, fleksibel dan inovatif, (4) mengembangkan pengertian tentang konsep-konsep Matematika, (5) menilai dan menggunakan produk teknologi, (6) memahami bahwa karir 69 70 Inarmi, Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual pada... dalam sains dan teknologi yang cocok bagi pria dan wanita, (7) memahami penilaian tetang isu-isu yang berkenaan dengan lingkungan alam dan buatan, (8) bertanggungjawab terhadap perbaikan kualitas lingkungan, (9) memberikan pemecahan pada dilema moral sehubungan dengan isu-isu sains dan teknologi, dan (10) menyiapkan diri untuk studi pada tingkatan yang lebih lanjut. Kurikulum Matematika harus memberikan pengalaman belajar yang melibatkan siswa pada proses dan produk dalam sains dan teknologi. Pendekatan yang dipakai dalam kurikulun diharapkan akan mendorong siswa menajadi pelajar yang aktif dan fleksibel. Secara khusus pendekatan ini akan: (1) memperhatikan perbedaan individu siswa, (2) memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk mempelajari konsep-konsep esensial, (3) membekali siswa dengan ketrampilan untuk memahami dunia melalui penyelidikan, dan (4) membekali siswa dengan ketrampilan baik untuk memilih alat-alat yang sesuai maupun bahanbahan yang diperlukan. Dari pendapat tersebut, menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar mutlak diperlukan. Namun yang lebih penting lagi dalam meningkatkan aktifitas siswa tersebut adalah kemampuan guru dalam merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar merupakan penjabaran dari pendekatan, dan diimplementasikan oleh teknik pembelajaran. Langkah metode mengajar yang dipilih memainkan peranan utama yang berakhir dengan semakin meningkatnya belajar siswa. Pendekatan Kontekstual dalam kurikulum 2004 diartikan sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. (U.S. Departement of Education and the National School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001). Pendekatan Kontekstual atau contextual teaching and learning bukan merupakan suatu pokok bahasan baru. Penerapan Pendekatan Kontekstual di kelas-kelas Amerika pertama-tama diusulkan oleh John Dewey. Pada tahun 1916, Dewey mengusulkan suatu kurikulum dan metodologi pengajaran yang dikaitkan dengan minat dan pengalaman siswa. Perkembangan pemahaman yang diperoleh selama mengadakan telaah pustaka menjadi semakin jelas bahwa Pendekatan Kontekstual merupakan suatu perpaduan dari banyak praktek pengajaran yang baik dan beberapa pendekatan reformasi pendidikan yang dimaksudkan untuk memperkaya relevansi dan penggunaan fungsional pendidikan untuk semua siswa. Pendekatan Kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. Pendekatan Kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalahmasalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, siswa dan tenaga kerja. Pembelajaran JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 konstekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya. Pendekatan Kontekstual menekankan pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisisan dan pensintesisan informasi dan data dan berbagai sumber dan pandangan. Suatu pembelajaran di kelas dikatakan melaksanakan Pendekatan Kontekstual, jika terdapat indikator-indikator sebagai berikut: (a) Metode pembelajaran yang dipakai adalah pendekatan diagnostik Preskriptif; (b) Peran guru harus intensif dalam mendorong keberhasilan siswa secara individual; (c) Peran siswa lebih leluasa dalam menentukan jumlah waktu belajar yang diperlukan; (d) Sistem penilaian menggunakan penilaian berkelanjutan. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan penelitian tindakan pada siswa Kelas V SDN 2 Malasan tahun pelajaran 2014/ 2015 Semester 1 yang menekankan peningkatan prestasi belajar siswa pada bidang studi Matematika pokok bahasan Operasi hitung bilangan bulat melalui kegiatan metode aktivitas. (Suwito, 2007) Terdapat beberapa alasan peneliti menggunakan pendekatan metode aktivitas dalam mengajarkan materi pembelajaran Matematika diantaranya: (1) asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar baik di dalam maupun diluar kelas, (2) asas aktivitas bertujuan mengembangkan ide-ide atau merealisasikan suatu ide dalam suatu bentuk tertentu, (3) asas aktivitas dapat menikmati pengalaman-pengalaman estetis, (4) memecahkan suatu kesulitan intelektual, dan (5) memperoleh pengalaman dan ketrampilan tertentu. 71 Dari paparan alasan pengambilan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas tersebut, maka bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Upaya mengimplementasikan metode belajar kontekstual di Kelas V Semester 1 dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan pokok bahasan Operasi hitung bilangan bulat; (2) Dampak penerapan metode kontekstual pada kegiatan belajar mengajar matematika di Kelas VSDN 2 Malasan mata pelajaran matematika dengan pokok bahasan Operasi hitung bilangan bulat terhadap prestasi belajar siswa. METODE PENELITIAN Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1. Sedangkan obyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah faktor perbedaan kemampuan belajar antara siswa dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Obyek penelitian ini adalah siswa Kelas VSDN 2 Malasan tahun pelajaran 2014/2015 Semester I yang berjumlah 20 siswa. Sumber data yang dimaksudkan adalah manusia, sumber data manusia dalam peneletian tindakan ini adalah Guru Kelas V SDN 2 Malasan tahun pelajaran 2014/2015 Semester 1. Sedangkan sumber data berupa dokumentasi hasil pengamatan dan catatan observasi peneliti, hasil evaluasi belajar, dan dokumen lain yang relevan dengan ruang lingkup penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember 2014. 71 72 Inarmi, Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual pada... Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: (1) Observasi; (2) Wawancara; (3) Dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan; (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian; (3) Menyimpulkan dan memfrifikasi. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: (a) Untuk menilai ulangan atau tes formatif, peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif; (b) Untuk ketuntasan belajar, seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 85%; (c) Untuk lembar observasi, aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut. Jumlah.hasil. pengamatan P1 P2 jumlah. pengamat 2 dimana: % = Persentase pengamatan X = Rata-rata X X = Jumlah rata-rata P1 = Pengamatan 1 P2 = Pengamatan 2 Dalam penelitian tindakan ini, untuk mengecek keabsahahn data yang diperoleh maka, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti. Diataranya: (1) Perpanjangan siklus kegiatan penelitian; (2) Ketekunan pengamatan; (3) Triangulasi. (Miles, 1984). HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Dari hasil kajian, teridentifikasi bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang konfnsional.Penerapan metode pembelajaran secara konfnsional tidak mampu menampung aktivitas belajar siswa secara maksimal. Sehingga aktivitas belajar siswa menjadi pasif dan guru lebih dominan dalam proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan perubahan dan inovasi metode pembelajaran lain yang diharapkan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi oleh siswa di Kelas V pada pembelajaran matematika. Salah satu metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kontekstual. Perencanaan Beberapa persiapan perencanaan yang dilakukan peneliti terdiri dari: (a) Menyusun rencana pembelajaran dengan mengacu pada metode yang digunakan yaitu metode kontekstual; (b) Menyusun lembar kerja yang sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang; (c) Menyusun format observai aktivitas belajar; (d) Menyusun lembar evaluasi pembelajaran. Setelah persiapan perencanaan dilakukan, lengkah selanjutnya peneliti menyusun jadwal penelitian, agar pemberian tindakan pada JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 siklus I sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan. Pada kegiatan proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk beraktivitas secara aktif dan komunikatif baik dalam kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Guru dalam kegiatan inti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada guru sebagai fasilitator pembelajaran saat mengalami kesulita. Diksripsi proses pembelajaran secara runtut peneliti tampilkan dalam diskripsi berikut ini: Pertemuan I, meliputi: (1) Kegiatan Awal (08.00-08.30), terdiri dari: (a) Guru berdoa bersama sebelum memulai kegiatan pembelajaran; (b) Guru mengabsen siswa yang hadir di kelas; (c) Tanya Jawab tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat; (d) Penjelasan tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat. Contoh: 73 bilangan negatif Bilangan negatif x bilangan negatif = bilangan positif Bilangan negatif x bilangan positif = bilangan positif (2) Kegiatan Inti (08.30-09.30), terdiri dari: (a) Siswa mengerjakan lembar kerja secara kelompok; (b) Melaporkan hasil kerja kelompok dalam diskusi kelas; (c) Menyimpulkan hasil diskusi kelas; (d) Pemajangan hasil kerja kelompok atau disimpan dalam berkas portofolio. (3) Kegiatan Akhir (10.00-11.00), terdiri dari: (a) Mencatat rangkuman hasil diskusi; (b) Penilaian akhir. Observasi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada kegiatan proses pembelajaran matematika Kelas V SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek terhadap aktivitas guru dan siswa menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam menjalankan rencana perbaikan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bidang studi matematika memperoleh persentase aktivitas sebesar 62.50% dengan tingkat kriteria aktivitas yang baik. Dari aktivitas yang diberikan oleh guru ini terdapat beberapa aktivitas yang masih perlu adanya perbaikan diantaranya guru dalam proses pembelajaran belum mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif, perhatian guru masih terfokus pada beberapa kelompok saja, guru belum mampu merangsang interaksi aktivitas belajar antar siswa secara maksimal, guru dalam proses pembelajaran belum menggunakan bahasa yang komunikatif, belum mampu memberikan penguatan yang positif kepada siswa, serta pembelajaran masih berpusat kepada guru. (Spradley, 1980). Kesimpulan: Bilangan positif x bilangan positif = bilangan positif Bilangan positif x bilangan negatif = Tabel 1 Aktivitas Guru Siklus I 73 74 Inarmi, Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual pada... No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Kegiatan Guru membuat RPP Waktu yang digunakan sesuai rencana Materi yang diberikan sesuai dengan RPP Guru melakukan pengaturan ruangan Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan Guru memberikan perhatian kepada siswa secara merata Guru membimbing siswa dalam diskusi Guru merangsang interaksi antar siswa Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung Guru memberikan pertanyaan yang relevan Guru memberiakn penguatan yang positif Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas Metode pembelajaran berpusat pada siswa Guru melaksanakan evaluasi Guru memberikan penghargaa Guru memberikan tugas kepada siswa Jumlah Rata-rata P1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 Skor P2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 ∑ 6 4 4 6 6 5 5 5 5 6 6 6 4 4 4 4 80 62.50 Tabel 2 Aktivitas Siswa Siklus I No Komponen 1 Visual Activities 2 Oral Activities 3 Listening Activities 4 5 6 Writing Activities Drawing Activities Motor Activities 7 Mental Activities 8 Emotion Activities Indikator Memusatkan perhatian pada tugas yang diberikan guru Membaca materi yang ditugaskan guru dengan sungguh-sungguh Menyatakan atau mengeluarkan gagasan Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan Melaporkan hasil diskusi kelompok Mendengarkan petunjuk guru Mendengarkan penjelasan guru Menulis jawaban LKS Menggambar pecahan dalam bentuk gambar Aktif bekerja sama dalam kelompok Mengerjakan tugas guru dengan sebaik-baiknya Menyelesaikan tugas tepat waktu Menunjukkan sikap ingin tahu dengan mengajukan pertanyaan kepada guru atau teman Mengikuti setiap instruksi yang diberikan guru Jumlah Rata-rata Sedangkan untuk aktivitasi siswa dalam menerima dan menjalankan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode kontekstual memperoleh persentase sebesar 61.67% dan termasuk dalam kriteria baik. Aktivitas siswa yang perlu mendapatkan perhatian serius dari guru adalah kemampuan siswa dalam oral activities yaitu siswa P1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 Skor P2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 ∑ 5 4 5 5 5 4 4 5 6 5 6 6 6 2 2 4 2 2 4 74 61.67 belum berani dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan serta dalam kegiatan diskusi belum berjalan secara maksimal. Setelah kegiatan belajar mengajar dalam serangakaian kegiatan penelitian dilaksanakan, selanjutnya peneliti akan memaparkan hasil kegiatan pembelajaran JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 Matematika dengan Kompetensi Dasar Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunaan metode Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas VSDN 2 Malasan tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi belajar siswa dengan metode aktivitas pada tabulasi data berikut ini. 75 siswa yang dicapai belum maksimal. Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I belum mampu mencapai ketuntasan belajar secara kelasikal sebesar 85%, karena peningkatan ketuntasan belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 65,00% dengan nilai rata-rata sebesar 77,50. Untuk itu masih diperlukan perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya. Tabel 3 Perolehan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus I % Nila Ketuntasa No Nama Siswa n i T TT 1 Dyah Ayu Styorini 60 TT 2 Didik Budi Wibowo 80 T 3 Eko Budi Utomo 60 TT 4 Hery Mardhani 80 T 5 Mustopa Dwi Kuncoro Yekti 60 TT 6 Putra Utama Febriansyah 100 T 7 Ananta Putri Isfiana Sari 90 T 8 Ahnafi Fafiyan 80 T 9 Ba'i Khaza Nur Alif 60 TT 10 Ceilisa Nur Fadhilah 100 T 11 Dahrul Firman Syah 70 T 12 Yuda Aji Bactiar 60 TT 13 Maria Rosa Linda 80 T 14 Muhammad Alim Mustofa 60 TT 15 Nuril Izza Ahmady 80 T 16 Rahma Nofitra Setya 60 TT Ramdhani 17 Raditya Mahardika Wasana 100 T 18 Shoi Wira Avista 90 T 19 Tiara Ivo Fatikasari 90 T 20 Wisnu Alam Tegar 90 T Jumlah 780 13 7 77. 65. 35. Rata-Rata 5 0 0 Kegiatan Siklus II Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus II secara garis besar sama dengan perencanaan pada siklus I. Hanya saja pada siklus II ada beberapa perubahan perencanaan yang memerlukan perhatian khusus yaitu guru dalam proses pembelajaran hendaknya menciptakan pembelajaran yang kondusif, perhatian guru lebih merata kepada siswa, guru merangsang interaksi aktiviats belajar antar siswa secara maksimal, guru menggunakan bahasa yang komunikatif dalam pembelajaran, guru memberikan penguatan yang positif kepada siswa, serta guru mengurangi dominasi pada pembelajaran dengan lebih meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui pemberian motivasi siswa dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan aktif dalam kegiatan diskusi. Pelaksanaan Diskripsi dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, penelitian uraikan berikut ini: (1) Kegiatan Awal (08.00-08.30), meliputi: (a) Guru mengawali pembelajaran dengan doa bersama; (b) Guru mulai mengabsen siswa yang hadir; (c) Tanya Jawab tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat; (d) Penjelasan tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat. Contoh: Refleksi Berdasarkan pada kegiatan siklus I tersebut, peneliti melakukan refleksi dari hasil kegiatan tersebut. Dari hasil observasi dapat direfleksikan bahwa aktivitas pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik, meskipun masih ditemui kendala dalam proses pembelajaran. Dengan adanya kendala dalam pembelajaran ini maka prestasi belajar 75 76 Inarmi, Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual pada... secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi aktivitas guru yang memperoleh persentase sebesar 81.25% dengan tingkat aktivitas yang sangat baik. Dengan semakin optimalnya aktivitas guru pada siklus II, maka aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam melaksanakan tindakan perbaikan dari guru juga memperoleh peningkatan menjadi baik dengan tingkat persentase aktivitas sebesar 80,83%. Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika di Kelas V SDN 2 Malasan terhadap prestasi belajar siswa peneliti tampilkan dalam Tabel 4. Kesimpulan: Bilangan positif x bilangan positif = bilangan positif Bilangan positif x bilangan negatif = bilangan negatif Bilangan negatif x bilangan negatif = bilangan positif Bilangan negatif x bilangan positif = bilangan positif (2) Kegiatan Inti (08.30-09.30), meliputi: (a) Siswa mengerjakan lembar kerja secara kelompok; (b) Melaporkan hasil kerja kelompok dalam diskusi kelas; (c) Menyimpulkan hasil diskusi kelas; (d) Pemajangan hasil kerja kelompok atau disimpan dalam berkas portofolio. (3) Kegiatan Akhir (10.0011.00), meliputi: (a) Mencatat rangkuman hasil diskusi; (b) Penilaian akhir. Pengamatan Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer pada siklus II terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa guru dalam proses pembelajaran pada siklus II mamu menjalankan rencana perbaikan tindakan perbaikan pembelajaran Tabel 4 Perolehan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus II % Ketuntasan No Nama Siswa Nilai T TT 1 Dyah Ayu Styorini 80 T 2 Didik Budi Wibowo 90 T 3 Eko Budi Utomo 70 T 4 Hery Mardhani 80 T 5 Mustopa Dwi Kuncoro Yekti 100 T 6 Putra Utama Febriansyah 90 T 7 Ananta Putri Isfiana Sari 90 T 8 Ahnafi Fafiyan 70 T 9 Ba'i Khaza Nur Alif 70 T 10 Ceilisa Nur Fadhilah 80 T 11 Dahrul Firman Syah 80 T 12 Yuda Aji Bactiar 80 T 13 Maria Rosa Linda 80 T 14 Muhammad Alim Mustofa 90 T 15 Nuril Izza Ahmady 70 T 16 Rahma Nofitra Setya 80 T Ramdhani 17 Raditya Mahardika Wasana 100 T 18 Shoi Wira Avista 90 T 19 Tiara Ivo Fatikasari 90 T 20 Wisnu Alam Tegar 70 T Jumlah 830 20 0 Rata-Rata 82.5 100.0 0.0 Refleksi Setelah mengkaji hasil temuan pada siklus II menunjukkan bahwa kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I telah teratasi dengan baik pada siklus II, sehingga prestasi belajar siswa secara klasikal dapat tercapai yaitu dengan tingkat ketuntasan JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 belajar siswa sebesar 100% dengan nilai ratarata sebesar 82,50. Dengan demikian tidak diperlukan lagi penambahan siklus perbaikan pembelajaran. Implementasi metode Kontekstual yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar siswa Kelas V SDN 2 Malasan Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1, ternyata lebih efektif dalam meningkatkan dan menumbuhkan aktivitas, pemahaman dan prestasi belajar siswa. Berkaitan dengan usaha meningkatkan prestasi belajar dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahan-peribahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Dalam penelitian tindakan ini, yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai dalam bentuk angka atau nilai pada mata pelajaran Matematika siswa. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan, maka semakin baik prestasi belajar yang di dapatkan. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa mulai dari sebelum diberi tindakan yaitu 45,00% meningkat menjadi 65,00% pada siklus I. Peningkatan prestasi belajar siswa ini semakin optimal 100,00%. Untuk mengetahui efektifitas penerapan metode kontekstual terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari Gambar 2. 77 jawaban dan menanggapi secara lisan, kemudian guru meminta untuk menyusun dan menata kembali informasi yang diperolehnya dari bacaan atau LKS, guru juga mempersiapkan kegiatan siswa berdasarkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebelumnya. Dalam kegiatan ini guru menempatkan diri sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berpusat kepada siswa. Strategi pembelajaran dengan menggunakan metode aktivitas dimungkinkan dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi pokok Operasi hitung bilangan bulat Dengan Metode Pendekatan kontekstual Pada Siswa Kelas V SDN 2 Malasan Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 pada mata pelajaran Matematika, dengan persentase ketuntasan belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya yaitu dari 45,00% meningkat menjadi 65,00% pada siklus I. Peningkatan prestasi belajar siswa ini semakin optimal 100,00%. Saran Kepada guru mata pelajaran Matematika agar mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satunya adalah metode kontekstual. Kepada guru yang mengajarkan mata pelajaran Matematika, hendaknya selalu mempunyai kreativitas dalam menggunakan strategi belajar yang diberikan kepada siswa. Metode kontekstual bukan satu-satunya strategi yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Artinya guru perlu mengembangkan strategi belajar dengan teknik lain agar proses belajar siswa lebih variatif. Dengan peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal. PENUTUP Kesimpulan Dalam menerapkan metode kontekstual guru mengusahakan siswa agar sebanyak mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan respon terhadap pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya menulis 77 78 Inarmi, Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual pada... 100.00 100.00 90.00 77.50 82.50 80.00 70.00 65.00 65.00 60.00 50.00 NILAI RATA-RATA 45.00 % KETUNTASAN 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 SEB. SIKLUS SIKLUS I SIKLU SII Gambar 1 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa DAFTAR RUJUKAN Blanchard. 2001. Effectif Evaluation. San Fransisco: Jossey- Bass Publisher Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara Miles, M.B., & Hubermen, A.M. 1984. Analis Data Qualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia, Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Durenan: PT Remaja Rosdakarya Spradley, J., P. 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Wiston Suwito, A. 2007. Implementasi Kurikulum Matematika Berbasis Kompetensi pada Kelas V SD Istimewa III Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:Universitas Negeri Malang. Usman, Uzer, M. 2002. Menjadi Guru Profesional. Edisi Kedua. Cetakkan keempat belas. Durenan: PT Remaja Rosdakarya. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: PT Remaja Rosdakarya