THE IMUNOMODULATOR EFFECT OF ETHYL ACETATE

advertisement
THE IMUNOMODULATOR EFFECT OF ETHYL ACETATE FRACTION OF
Sonchus arvensis L. LEAVES TOWARD NON SPECIFIC IMMUNE RESPONSE
ON MALE MICE BALB/C STRAIN
Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Tirani Dwi Ayu Pratiwi
ABSTRACT
Sonchus arvensis L. leaves contain flavonoid suspected have effect
imunomodulator. The purpose of this research is to find out imunomodulator effect of
ethyl acetate fraction of Sonchus arvensis L. leaves toward non specific immune response
on male mice balb/c strain.
The experimental research with the post test and time series design. The sampel
was 24 mice which are divided into 4 groups, negative control, ethyl acetate fraction of
Sonchus arvensis L. leaves dose 210mg/kgBW, 280mg/kgBW, and 350mg/kgBW. The
treatment is given during 5 days. On 7th day injected carbon (pelican ink B17) as much
0,1ml/10grBB intravena. Mice blood has taken before carbon injected (in 0 minute) and
4, 8, 12 and 16 minute after. Data are present as phagocytosis index.
The results of this research indicate that the fraction ethyl acetate Sonchus
arvensis L. leaves with dose 210mg/kgBW, 280mg/kgBW, and 350mg/kgBW has the
imunostimulan effect toward non specific immune response of male mice balb/c strain
with phagocytosis index 1,31 (medium), 1,40 (medium), and 1,51 (strong).
Key words : Flavonoid, Sonchus arvensis L., imunomodulator.
1
2
EFEK IMUNOMODULATOR FRAKSI ETIL ASETAT DAUN
TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP RESPON
IMUN NON SPESIFIK PADA MENCIT JANTAN
GALUR BALB/C
Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Tirani Dwi Ayu Pratiwi
INTISARI
Daun tempuyung mengandung flavonoid yang diduga mempunyai efek
imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek imunomodulator fraksi
etil asetat daun tempuyung terhadap respon imun non spesifik mencit jantan galur Balb/c.
Penelitian eksperimental dengan rancangan post test and time series design.
Sampel terdiri dari 24 ekor mencit dibagi 4 kelompok yaitu kontrol negatif (CMC Na
0,3%), fraksi etil asetat daun tempuyung dosis 210mg/kgBB, 280mg/kgBB, dan
350mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama 5 hari. Pada hari ke-7 disuntikan karbon (tinta
pelikan B17) sebanyak 0,1ml/10grBB secara intravena. Darah mencit diambil sebelum
penyuntikan karbon (menit ke-0) dan pada menit ke 4, 8, 12 dan 16. Dari data dihitung
indeks fagositosis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun tempuyung dosis
210mg/kgBB, 280mg/kgBB, dan 350mg/kgBB mempunyai efek imunostimulan terhadap
respon imun non spesifik mencit jantan galur balb/c dengan indeks fagositosis sebesar
1,31 (sedang), 1,40 (sedang) dan 1,51 (kuat).
Kata kunci : Flavonoid, tempuyung (Sonchus arvensis L.), imunomodulator.
PENDAHULUAN
Manusia sejak dilahirkan telah dilengkapi dengan sistem pertahanan tubuh yang
spesifik maupun yang non spesifik. Dengan sistem pertahanan tubuh yang disebut sistem
imun ini diharapkan manusia dapat menangkal berbagai unsur patogen, misalnya bakteri,
virus, jamur, dan zat-zat asing lain yang dapat menimbulkan berbagai gangguan penyakit
(Kresno, 2010).
Imunomodulator merupakan zat ataupun obat yang dapat mengembalikan
ketidakseimbangan sistem kekebalan yang terganggu dengan cara merangsang dan
memperbaiki fungsi sistem kekebalan. Tumbuhan obat yang bekerja pada sistem imunitas
3
bukan hanya bekerja sebagai efektor yang langsung menghadapi penyebab penyakitnya,
melainkan bekerja melalui pengaturan imunitas.
Penggunaan imunomodulator dalam terapi kadang kala mengalami hambatan.
Salah satu diantaranya adalah mahalnya imunomodulator yang tersedia di pasar obat
berpaten, yang mayoritas diimpor dari luar negeri. Dalam keadaan demikian, sangatlah
perlu dipertimbangkan untuk memperoleh imunomodulator dari bahan alam, sehingga
faktor harga dapat ditekan (Bellanti, 1993).
Tempuyung (Sonchus arvensis L.) merupakan salah satu bahan obat tradisional
yang mengandung senyawa flavonoid (luteolin-7-O-glikosida, apigenin-7-O-glikosida
dan kaempferol)
yang diduga dapat digunakan sebagai imunomodulator. Senyawa
flavonoid dapat bekerja terhadap limfokin (Interferon γ) yang dihasilkan oleh sel T
sehingga akan merangsang sel-sel fagosit untuk melakukan respon fagositosis (Nugroho,
2012). Selain itu kaempferol juga dapat meningkatkan imunitas dengan cara merangsang
sekresi interleukin-12 (Santi, 2006 cit. Asia et al., 2005).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis fraksi etil asetat daun
tempuyung (Sonchus arvensis L.) yang dapat menimbulkan efek imunomodulator
terhadap respon imun non spesifik pada mencit jantan galur Balb/c dan mengetahui
adanya pengaruh aktivitas fagositosis pada mencit jantan galur Balb/c setelah diberi
fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.)
METODE
Alat dan Bahan
Ayakan no 30 mesh, beaker glass, corong pisah, sonde, plat tetes, tabung reaksi, spuit
injeksi, pipet mikro, pipet ukur, kuvet, autoclave, oven, spektrofotometer UV-Vis, daun
tempuyung (Sonchus arvensis L.), etanol 70%, aquadest, CMC Na 0,3%, tinta karbon
(pelikan B17), natrium sitrat, asam asetat 1%, gelatin, NaCl 0,9%.
Hewan Percobaan
Mencit jantan galur Balb/c sebanyak 24 ekor berumur 8-12 minggu, dengan berat
badan 20-22 gram.
Penyiapan Bahan
1. Determinasi Tanaman
Determinasi dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan
Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang untuk mengetahui
kebenaran dari tanaman tempuyung (Sonchus arvensis L.)
4
2. Pembuatan Serbuk Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
Daun tempuyung yang telah diperoleh dilakukan sortasi basah, dicuci dan ditiris,
kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari tidak langsung, diserbukkan dengan
cara diblender dan diayak dengan ayakan 30 mesh.
3. Pembuatan Ekstrak Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selama 5
hari dan remaserasi selama 2 hari. Maserat diuapkan dengan water bath pada suhu
600C hingga didapat ekstrak daun tempuyung sebanyak 250ml.
4. Pembuatan Fraksi Etil Asetat Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
Fraksinasi ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dilakukan
menggunakan beberapa pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya yaitu n-heksana
dan etil asetat. Fraksi etil asetat yang diperoleh diuapkan sampai diperoleh fraksi
kental.
5. Identifikasi Flavonoid
a. 3 tetes sampel ditambahkan 1 tetes FeCl3, hasil positif flavonoid akan
menghasilkan warna hijau.
b. 3 tetes sampel ditambahkan dengan beberapa tetes larutan NaOH, akan
membentuk warna kuning pucat menjadi coklat.
6. Pembuatan Suspensi Karbon
Suspensikan 1,6 ml tinta pelikan ke dalam 8,4 ml gelatin 1% b/v dalam larutan
fisiologis NaCl.
7. Penghitungan Dosis Fraksi Etil Asetat Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
Fraksi etil asetat daun tempuyung dibuat dengan dosis 210 mg/kgBB, 280 mg/kgBB
dan 350 mg/kgBB.
1) 420 mg fraksi etil asetat ditambah CMC Na 0,3% sampai 50 ml sehingga
diperoleh larutan fraksi etil asetat dosis 210 mg/kgBB.
2) 560 mg fraksi etil asetat ditambah CMC Na 0,3% sampai 50 ml sehingga
diperoleh larutan fraksi etil asetat dosis 280 mg/kgBB.
3) 700 mg fraksi etil asetat ditambah CMC Na 0,3% sampai 50 ml sehingga
diperoleh larutan fraksi etil asetat dosis 350 mg/kgBB.
8. Uji Aktivitas Imunomodulator
Uji aktivitas imunomodulator dilakukan dengan metode bersihan karbon. Pada uji ini
mencit dikelompokkan 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 ekor. Tiap kelompok
diberi sediaan uji selama 5 hari. Darah diambil pada hari ke-7 (menit 0), dan setelah
5
dilakukan injeksi karbon (menit ke-4, 8, 12, 16) melalui vena ekor, diteteskan ke plat
tetes yang mengandung natrium sitrat (antikoagulan), dipipet sebanyak 50µl
dilisiskan dengan 4ml asam asetat 1% yang kemudian dilakukan pengukuran kadar
karbon dalam darah menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang
gelombang 627 nm.
HASIL
Determinasi tanaman
1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23a. Famili 166 : Asteraceae. 1b3b-33a-34b-36a-37b-39b-40a. Genus 105 : Sonchus. Species : Sonchus arvensis L.
Uji Aktivitas Imunomodulator
Tabel I. Kecepatan Fagositosis dalam Eliminasi Partikel Karbon Darah
Mencit Jantan Galur Balb/c
Kelompok
Nilai % serapan (100 - % transmitan) pada menit ke
perlakuan
0
4
8
12
16
I
43,03±3,74 56,77±3,72 54,65±3,16 50,68±4,09 49,97±4,95
II
42,05±3,57 54,62±3,68 50,05±5,71 48,38±4,30 44,53±4,36
III
35,97±2,71 53,23±5,38 47,88±4,77 44,33±3,66 43,02±3,26
IV
39,12±2,56 50,75±5,16 45,42±4,24 43,13±2,45 39,28±2,34
Keterangan : I : Kontrol Negatif (CMC Na 0,3%), II : Dosis 210mg/kgBB mencit,
III : Dosis 280mg/kgBB mencit, IV: Dosis 350mg/kgBB mencit.
Tabel II. Aktivitas Fagositik dan Kriteria Efek Imunomodulator Bahan uji dengan
Metode Bersihan Karbon Pada Mencit Jantan Galur Balb/c
Kelompok
perlakuan
Koefisien
Regresi
I
II
III
IV
-0,6092
-0,7985
-0,8545
-0,9175
Indeks
Fagositosit
(ku/kk)
1
1,31
1,40
1,51
Kriteria Efek
Imunomodulator
Kontrol
Imunostimulan Sedang
Imunostimulan Sedang
Imunostimulan Kuat
Keterangan : I = Kontrol negatif (CMC Na 0,3%), II = Fraksi etil asetat daun tempuyung
dosis 210 mg/kgBB mencit, III = Fraksi etil asetat daun tempuyung dosis 280 mg/kgBB
mencit, IV = Fraksi etil asetat daun tempuyung dosis 350 mg/kgBB mencit, ku =
koefisien regresi kelompok perlakuan, kk = koefisien regresi kelompok kontrol
negatif.
6
PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Berdasarkan hasil determinasi diperoleh kepastian bahwa tanaman yang
digunakan dalam penelitian adalah daun tempuyung (Sonchus arvensis L.).
Identifikasi Flavonoid
Berdasarkan hasil identifikasi flavonoid, fraksi etil asetat daun tempuyung
(Sonchus arvensis L.) menunjukan adanya senyawa flavonoid.
Uji Aktivitas Imunomodulator
Hasil uji menunjukan bahwa fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis
L.) dapat meningkatkan kemampuan aktivitas fagositosis partikel karbon. Dosis fraksi etil
asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) 350mg/kgBB mempunyai efek
imunostimulan paling kuat dengan nilai indeks fagositosit sebesar 1,51 dibandingkan
dengan dosis fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) 270mg/kgBB dan
210mg/kgBB yang mempunyai efek imunostimulan sedang dengan masing-masing nilai
indeks fagositosit sebesar 1,40 dan 1,31. Sehingga dapat dikatakan bahwa efek
imunostimulan berbanding lurus dengan dosis, semakin tinggi dosis maka semakin kuat
efek imunostimulannya.
Daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) memiliki kandungan senyawa kimia salah
satunya adalah flavonoid (kaempferol, luteolin-7-O-glikosida, dan apigenin-7-Oglikosida). Flavonoid dalam daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) berpotensi bekerja
terhadap limfokin (Interferon γ) yang dihasilkan oleh sel T sehingga akan merangsang
sel-sel fagosit untuk melakukan respon fagositosis serta dapat memacu proliferasi
limfosit, meningkatkan jumlah sel T dan meningkatkan sekresi IL-12.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) mempunyai efek
imunomodulator terhadap respon imun non spesifik mencit jantan galur Balb/c.
2. Efek imunomodulator ditunjukkan pada setiap dosis fraksi etil asetat daun
tempuyung (Sonchus arvensi L.) yaitu dosis 350mg/kgBB mencit
indeks
fagositosis sebesar 1,51 (imunostimulan kuat), dosis 280mg/kgBB mencit dan
dosis 210mg/kgBB mencit
(imunostimulan sedang).
indeks fagositosit sebesar 1,40 dan I,31
7
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh fraksi etil asetat daun tempuyung
(Sonchus arvensis L.) terhadap produksi NO makrofag mencit Balb/c.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek imunomodulator fraksi etil
asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) melalui pengukuran aktivitas dan
kapasitas fagositosis sel makrofag peritoneum mencit yang diinduksi bakteri.
UCAPAN TERIMAKASIH
1. Asaat Pitoyo S.Kp., M.Kes, selaku ketua STIKES NgudiWaluyo.
2. Drs.Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes, selaku ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi
Waluyo dan selaku pembimbing I.
3. Agitya Resti Erwiyani, S.Farm., Apt, selaku dosen pembimbing II.
4. Bapak Adnan Abadi dan ibu Sih Mahanani.
5. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dengan segala dukungannya
dalam menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bellanti, J.A., 1993, Immunologi III, George University School of Medicine, Washington
DC.
Kresno, I.B., 2010, Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, Edisi IV, 4, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.
Nugroho, Y.A., 2012, Efek Pemberian Kombinasi Buah Sirih (Piper betle L.) Fruit, Daun
Miyana (Plectranthus scutellarioides (L.) R. BR.) Leaf, Madu dan Kuning Telur
Terhadap Peningkatan Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag, Artikel,
22 (1).
Santi, B.T., 2006, Pengaruh Pemberian Ekstrak Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa)
Dosis Bertingkat Terhadap Produksi NO makrofag mencit Balb/c, Skripsi,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Download