SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL LINIER

advertisement
Jurnal Matematika Murni dan Terapan “εpsilon”
Vol.10 No.1 (2016) Hal. 21-30
SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL LINIER
HOMOGEN DENGAN METODE MITTAG-LEFFLER
Helfa Oktafia Afisha, Yuni Yulida*, Nurul Huda
Program Studi Matematika Fakultas MIPA
Universitas Lambung Mangkurat
*
Email : [email protected]
ABSTRAK
Kalkulus klasik hanya mempelajari turunan sekaligus persamaan diferensial berorde bilangan
bulat, sedangkan untuk turunan dan persamaan diferensial berorde tak bulat tidak tercakup di
dalamnya. Sehingga muncullah konsep kalkulus fraksional yang mempelajari integral dan turunan
berorde tak bulat yang disingkat diferintegral termasuk persamaan diferensial berorde fraksional
(PDF). Pada paper ini disajikan metode untuk memperoleh solusi PDF linier homogen yang
dibangun dalam fungsi Mittag-Leffler yang berbentuk deret
∞
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
𝛼𝛼
𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = 𝐸𝐸𝛼𝛼 (𝑏𝑏𝑏𝑏 ) = οΏ½ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜
Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ + 1)
1 1
π‘˜π‘˜=0
Deret ini konvergen untuk π‘₯π‘₯ pada οΏ½− , οΏ½. Pencarian turunan dari 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯), dilakukan dengan
𝑏𝑏 𝑏𝑏
menurunkan setiap suku dari 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) menggunakan definisi turunan Caputo dilanjutkan dengan
menentukan koefisien 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜ untuk memperoleh solusi PDF tersebut.
Kata Kunci: Kalkulus Fraksional, Fungsi Mittag-Leffler dan Persamaan Diferensial Fraksional
1. PENDAHULUAN
Kalkulus fraksional adalah bidang matematika analisis yang membahas
teori serta aplikasi integral dan turunan berorde sebarang. Sejarah kalkulus
fraksional bermula dari pertanyaan G.W Leibniz kepada L’Hôpital pada tahun
1695 tentang makna dari “ 𝑑𝑑𝑛𝑛 𝑦𝑦⁄𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑛𝑛 jika 𝑛𝑛 = 1⁄2 , bagaimanakah jika 𝑛𝑛
fraction/pecahan”. Sejak saat itu para matematikawan terus mengembangkan topik
tersebut seperti, L. Euler, P.S Laplace, J.B.J Fourier, N.H. Abel, J. Liouville, B.
Riemann, A.K. Grunwald, A.V. Letnikov [7]. Perkembangan kalkulus fraksional
membawa kepada pengaplikasiannya berupa persamaan diferensial fraksional
(PDF) yaitu suatu persamaan yang turunannya memuat orde pecahan.
PDF telah diaplikasikan dalam kasus aliran fluida, kekentalan, teori kontrol
untuk sistem dinamik, jaringan listrik, peluang, statistik, dan lain sebagainya [6].
Berbagai metode telah dikembangkan untuk mendapatkan solusi PDF sehingga
memberikan kemudahan dalam pengaplikasian, diantaranya adalah metode iterasi,
teknik transformasi Fourier, teknik transformasi Laplace, metode Dekomposisi
21
Jurnal Matematika Murni dan Terapan “εpsilon”
Vol.10 No.1 (2016) Hal. 21-30
Adomian, metode iterasi variasi dan metode Peturbasi Homotopy. Salah satu
metode baru dikembangkan oleh Rida dan Arafa [11] yaitu metode yang
menggunakan fungsi Mittag-Leffler dengan pendefinisian turunannya
menggunakan pendekatan Caputo.
Pada paper ini membahas kembali tulisan Rida dan Arafa [11], pada bagian
pendahuluan membahas tentang pengenalan singkat mengenai kalkulus fraksional
juga latar belakang dalam mengangkat topik yang diambil. Pada bagian kedua,
menyajikan materi-materi yang digunakan dalam hasil. Bagian ketiga,
menggambarkan langkah-langkah untuk mendapatkan hasil. Bagian keempat
memberikan hasil dan pembahasan. Bagian kelima, menyajikan kesimpulan serta
saran.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Fungsi-Fungsi Khusus Kalkulus Fraksional
Berikut disajikan fungsi-fungsi yang berperan penting dalam kalkulus
fraksional yaitu fungsi eksponensial, fungsi gamma dan fungsi Mittag-Leffler :
Definisi 1 [11]
Huruf 𝑒𝑒 menyatakan bilangan real positif unik sedemikian sehingga 𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑒𝑒 = 1.
Fungsi eksponensial dapat dinyatakan ke dalam deret, sebagai berikut :
𝑧𝑧 π‘˜π‘˜
𝑒𝑒 𝑧𝑧 = ∑∞
π‘˜π‘˜=0 Γ(π‘˜π‘˜+1),
𝑧𝑧 ∈ β„‚
(1)
Definisi 2 [12]
Misalkan 𝑛𝑛 adalah bilangan bulat positif. Besaran 𝑛𝑛 faktorial (simbol 𝑛𝑛!)
didefinisikan sebagai hasil kali semua bilangan bulat antara 1 hingga 𝑛𝑛.
𝑛𝑛! = 1.2.3 … (𝑛𝑛 − 1)𝑛𝑛
Definisi 3 [2]
Diberikan fungsi
𝛀𝛀 ∢ ℝ ⟢ ℝ. Fungsi gamma pada bilangan riil yang
dinyatakan oleh 𝛀𝛀(𝛼𝛼) didefinisikan sebagai :
∞
𝛀𝛀(𝛼𝛼) = ∫0 𝑒𝑒 −𝑑𝑑 𝑑𝑑 𝛼𝛼−1 𝑑𝑑𝑑𝑑 ,
Definisi 4 [1]
Fungsi Gamma adalah :
𝛼𝛼 > 0
(2)
1.2.3. … . 𝑛𝑛
𝑛𝑛 π‘₯π‘₯
𝑛𝑛→∞ π‘₯π‘₯(π‘₯π‘₯ + 1)(π‘₯π‘₯ + 2) … (π‘₯π‘₯ + 𝑛𝑛 − 1)(π‘₯π‘₯ + 𝑛𝑛)
dimana π‘₯π‘₯ bilangan riil atau kompleks, dan π‘₯π‘₯ ∉ {0} ∪ {β„€− }.
Dengan mensubstitusi 𝛀𝛀(π‘₯π‘₯) dengan π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ + 1, diperoleh persamaan berikut :
Γ(π‘₯π‘₯ + 1) = π‘₯π‘₯. 𝛀𝛀(π‘₯π‘₯)
𝛀𝛀(π‘₯π‘₯) = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
Bentuk fungsi Mittag-Leffler satu parameter 𝛼𝛼 yaitu :
𝑧𝑧 π‘˜π‘˜
+
𝐸𝐸𝛼𝛼 (𝑧𝑧) = ∑∞
π‘˜π‘˜=0 Γ(𝛼𝛼𝛼𝛼+1), 𝑧𝑧 ∈ β„‚, 𝛼𝛼 ∈ ℝ .
22
Helfa Oktafia Afisha, Yuni Yulida, Nurul Huda - Solusi Persamaan Diferensial Fraksional
Linier Homogen dengan Metode Mittag-Leffler
2.2
Integral dan Turunan Fraksional
Berikut bentuk dari integral lipat sebarang 𝛼𝛼, dengan 𝛼𝛼 ∈ ℝ+ [6]:
πΌπΌπ‘Žπ‘Žπ›Όπ›Ό 𝑓𝑓(𝑑𝑑) =
𝑑𝑑
1
∫ (𝑑𝑑
Γ(𝛼𝛼) π‘Žπ‘Ž
− π‘₯π‘₯)𝛼𝛼−1 𝑓𝑓(π‘₯π‘₯)𝑑𝑑𝑑𝑑
Definisi 5 [5]
Diberikan α ∈ (π‘˜π‘˜ − 1, π‘˜π‘˜) dengan 𝛼𝛼 ∈ ℝ+ , π‘˜π‘˜ ∈ β„• dan 𝑓𝑓(𝑑𝑑) merupakan fungsi
yang terturunkan sampai ke-π‘˜π‘˜. Turunan fraksional dari 𝑓𝑓(𝑑𝑑) dalam notasi
Caputo, didefinisikan sebagai:
𝑑𝑑 𝛼𝛼
𝐢𝐢 𝛼𝛼
π·π·π‘Žπ‘Ž=0 𝑓𝑓(𝑑𝑑) = 𝛼𝛼 𝑓𝑓(𝑑𝑑)
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑
1
= 𝛀𝛀(π‘˜π‘˜−𝛼𝛼) ∫0 (𝑑𝑑 − π‘₯π‘₯)π‘˜π‘˜−𝛼𝛼−1 𝑓𝑓 (π‘˜π‘˜) (π‘₯π‘₯) 𝑑𝑑𝑑𝑑
π‘‘π‘‘π‘˜π‘˜
untuk π‘˜π‘˜ − 1 < 𝛼𝛼 ≤ π‘˜π‘˜, dengan 𝑓𝑓 (π‘˜π‘˜) (π‘₯π‘₯) = 𝑑𝑑𝑑𝑑 π‘˜π‘˜ 𝑓𝑓(π‘₯π‘₯) merupakan turunan ke- k.
Turunan fungsi konstan, berdasarkan Definisi 5 bernilai nol, seperti berikut :
𝐢𝐢 𝛼𝛼
π·π·π‘Žπ‘Ž=0 𝑓𝑓(𝑑𝑑) = 0 , 𝛼𝛼 ∈ ℝ+ dan 𝑓𝑓(𝑑𝑑) konstan
(3)
Definisi 6 [3]
Turunan fraksional dari 𝑓𝑓(𝑑𝑑), dengan f(t) adalah fungsi monomial dituliskan
sebagai:
𝐷𝐷𝛼𝛼 𝑓𝑓(𝑑𝑑) = 𝐷𝐷𝛼𝛼 𝑦𝑦 π‘šπ‘š
=
Γ(π‘šπ‘š+1)
Γ(π‘šπ‘š+1−𝛼𝛼)
𝑑𝑑 π‘šπ‘š−𝛼𝛼
untuk π‘˜π‘˜ − 1 < 𝛼𝛼 < π‘˜π‘˜, π‘šπ‘š > π‘˜π‘˜ − 1, 𝛼𝛼 ∈ ℝ+
2.2 Deret Pangkat
Definisi 7 [13]
Jika terdapat suatu deret yang berbentuk
∑∞
𝑛𝑛=1 π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› = π‘Žπ‘Ž1 + π‘Žπ‘Ž2 + π‘Žπ‘Ž3 + β‹―
Misalkan 𝑠𝑠𝑛𝑛 melambangkan jumlah parsial ke−𝑛𝑛 ∢
𝑠𝑠𝑛𝑛 = ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 π‘Žπ‘Žπ‘–π‘– = π‘Žπ‘Ž1 + π‘Žπ‘Ž2 + π‘Žπ‘Ž3 + β‹― + π‘Žπ‘Žπ‘›π‘›
Jika barisan {𝑠𝑠𝑛𝑛 } konvergen dan 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑛𝑛→∞ 𝑠𝑠𝑛𝑛 = 𝑠𝑠 ada, sebagai suatu bilangan
real, maka deret ∑ π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› disebut konvergen dan dituliskan sebagai
π‘Žπ‘Ž1 + π‘Žπ‘Ž2 + π‘Žπ‘Ž3 + β‹― + π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› + β‹― = 𝑠𝑠 atau ∑∞
𝑖𝑖=1 π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› = 𝑠𝑠
Bilangan 𝑠𝑠 ini disebut jumlah dari deretnya. Jika tidak demikian, maka deret
tersebut dikatakan divergen.
Kemudian akan disajikan tentang deret pangkat yang berbentuk :
𝑛𝑛
2
𝑛𝑛
∑∞
𝑛𝑛=0 π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› π‘₯π‘₯ = π‘Žπ‘Ž0 + π‘Žπ‘Ž1 π‘₯π‘₯ + π‘Žπ‘Ž2 π‘₯π‘₯ + β‹― + π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› π‘₯π‘₯ + β‹―
dimana π‘₯π‘₯ adalah sebuah variabel dan π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› adalah konstanta yang disebut koefisien
deret.
23
Jurnal Matematika Murni dan Terapan “εpsilon”
Vol.10 No.1 (2016) Hal. 21-30
Teorema 8 [10]
Andaikan ∑ π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› sebuah deret yang sukunya positif dan andaikan
|π‘Žπ‘Žπ‘›π‘›+1 |
lim
= 𝐿𝐿
𝑛𝑛→∞ |π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› |
a. Jika 𝐿𝐿 < 1, maka ∑∞
𝑛𝑛=1 π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› konvergen mutlak (jadi konvergen)
∞
b. Jika 𝐿𝐿 > 1, maka ∑𝑛𝑛=1 π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› divergen
c. Jika 𝐿𝐿 = 1, pengujian ini tidak dapat memberikan kepastian.
2.3 Persamaan Diferensial Fraksional Linier Homogen
Persamaan diferensial fraksional adalah suatu persamaan yang
mengandung turunan fraksional. Secara umum persamaan diferensial fraksional
linier homogen dengan orde 𝑛𝑛𝑛𝑛 dituliskan sebagai :
𝐷𝐷𝑛𝑛𝑛𝑛 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) + 𝐴𝐴1 𝐷𝐷(𝑛𝑛−1)𝛼𝛼 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) + 𝐴𝐴2 𝐷𝐷(𝑛𝑛−2)𝛼𝛼 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) + β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = 0
(4)
𝑛𝑛𝑛𝑛
+
dimana 𝐷𝐷 adalah turunan orde tertinggi fraksional dengan 𝛼𝛼 ∈ ℝ , 𝑛𝑛 ∈ β„• dan
π‘₯π‘₯ ≥ 0, dimana 𝐴𝐴𝑛𝑛 adalah koefisien konstan dan 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) adalah fungsi yang kontinu
dan terturunkan. [7]
3.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Adapun
prosedur pada penelitian ini adalah mempelajari materi yang berhubungan dengan
kalkulus fraksional, kekonvergenan dan turunan fungsi Mittag-Leffler serta
tentang persamaan diferensial fraksional linier homogen. Selanjutnya menjelaskan
kekonvergenan dan turunan fungsi Mittag-Leffler. Sedangkan untuk memperoleh
solusi PDF dengan menuliskan fungsi 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) dalam bentuk fungsi Mittag-Leffler,
menurunkan fungsi Mittag-Leffler sesuai orde yang termuat dalam PDF,
mensubstitusi fungsi Mittag-Leffler dan turunannya pada PDF kemudian
menentukan koefisien untuk memperoleh solusi umum.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kekonvergenan dan Turunan Fungsi Mittag-Leffler
Fungsi Mittag-Leffler 𝐸𝐸𝛼𝛼 (𝑧𝑧) dengan 𝛼𝛼 ∈ ℝ+ didefinisikan dalam bentuk
deret yang berlaku pada seluruh bidang kompleks berikut :
𝑧𝑧 π‘˜π‘˜
𝑧𝑧
𝐸𝐸𝛼𝛼 (𝑧𝑧) = ∑∞
π‘˜π‘˜=0 Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1) = 𝑒𝑒 , 𝑧𝑧 ∈ β„‚.
(5)
Fungsi Mittag-Leffler pada persamaan (5) didefinisikan oleh peubah 𝑧𝑧
dalam fungsi kompleks. Namun dalam penerapannya akan digunakan fungsi
Mittag-Leffler dengan peubah dalam fungsi real. Bilangan real, ℝ, dapat
dinyatakan sebagai bagian dari himpunan β„‚ dengan menyatakan setiap bilangan
real sebagai bilangan kompleks. Diberikan bilangan kompleks 𝑧𝑧 = π‘₯π‘₯ + 𝑖𝑖𝑖𝑖,
sedangkan konjugate dari bilangan kompleks 𝑧𝑧, dituliskan sebagai 𝑧𝑧̅ = π‘₯π‘₯ − 𝑖𝑖𝑖𝑖 .
24
Helfa Oktafia Afisha, Yuni Yulida, Nurul Huda - Solusi Persamaan Diferensial Fraksional
Linier Homogen dengan Metode Mittag-Leffler
Modulus yang menyatakan panjang vektor (π‘₯π‘₯, 𝑦𝑦) dari 𝑧𝑧 dan konjugatenya ,
masing-masing diberikan oleh :
|𝑧𝑧| = οΏ½π‘₯π‘₯ 2 + 𝑦𝑦 2
(6)
|𝑧𝑧̅| = οΏ½π‘₯π‘₯ 2 + (−𝑦𝑦)2 = οΏ½π‘₯π‘₯ 2 + 𝑦𝑦 2
(7)
Dari persamaan (6) dan (7) memperlihatkan salah satu sifat modulus yaitu 𝑧𝑧 = 𝑧𝑧̅.
Secara khusus, jika 𝑧𝑧 = π‘₯π‘₯ + 𝑖𝑖𝑖𝑖 adalah bilangan real (𝑦𝑦 = 0) maka
|𝑧𝑧| = √π‘₯π‘₯ 2 = π‘₯π‘₯
(8)
Persamaan (8) merupakan Definisi dari nilai mutlak suatu bilangan real π‘₯π‘₯. Ini
menunjukkan bahwa modulus dari suatu bilangan kompleks merupakan perluasan
dari konsep nilai mutlak pada bilangan real. Sehingga fungsi Mittag-Leffler 𝐸𝐸𝛼𝛼 (𝑧𝑧)
dengan fungsi 𝑧𝑧 dalam persamaan (5) akan berbentuk :
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜
π‘₯π‘₯
+
𝐸𝐸𝛼𝛼 (π‘₯π‘₯) = ∑∞
π‘˜π‘˜=0 Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1) = 𝑒𝑒 , π‘₯π‘₯ ∈ ℝ, 𝛼𝛼 ∈ ℝ
Fungsi Mittag-Leffler 𝐸𝐸𝛼𝛼 (π‘₯π‘₯) berperan penting dalam menyelesaikan
persamaan diferensial orde fraksional. Fungsi Mittag-Leffler didefinisikan untuk
fungsi 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯), berikut :
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜
𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = 𝐸𝐸𝛼𝛼 (𝑏𝑏𝑏𝑏 𝛼𝛼 ) = ∑∞
π‘˜π‘˜=0 𝑏𝑏 Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1)
(9)
dengan 𝑏𝑏 adalah konstanta dan 𝛼𝛼 ∈ ℝ+ . [11]
4.1.1 Kekonvergenan Fungsi Mittag-Leffler
Berikut akan diselidiki kekonvergenan untuk Deret pada persamaan (9),
berdasarkan Teorema [8]
|π‘Žπ‘Žπ‘›π‘›+1 |
lim
= 𝐿𝐿
𝑛𝑛→∞ |π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› |
𝑏𝑏 π‘˜π‘˜ π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+1 π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜+1)𝛼𝛼
Misalkan π‘Žπ‘Žπ‘˜π‘˜ = Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1) maka π‘Žπ‘Žπ‘˜π‘˜+1 = Γ((π‘˜π‘˜+1)𝛼𝛼+1)
maka diperoleh :
|π‘Žπ‘Žπ‘˜π‘˜+1 |
= lim
π‘˜π‘˜→∞ |π‘Žπ‘Žπ‘˜π‘˜ |
π‘˜π‘˜→∞
lim
= lim
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜+1)𝛼𝛼
�𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+1 Γ((π‘˜π‘˜+1)𝛼𝛼+1)οΏ½
�𝑏𝑏 π‘˜π‘˜
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
οΏ½
Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1)
�𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+1 .π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜+1)𝛼𝛼 Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1)οΏ½
π‘˜π‘˜→∞ �𝑏𝑏 π‘˜π‘˜ .π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ Γ((π‘˜π‘˜+1)𝛼𝛼+1)οΏ½
|𝑏𝑏.π‘₯π‘₯ 𝛼𝛼 Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1)|
= lim
π‘˜π‘˜→∞ |Γ((π‘˜π‘˜+1)𝛼𝛼+1)|
|π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜)|
π‘˜π‘˜→∞ |(π‘˜π‘˜ + 1)𝛼𝛼 Γ((π‘˜π‘˜ + 1)𝛼𝛼)|
Bentuk tersebut memiliki nilai π‘˜π‘˜ dengan pangkat tertinggi satu, meskipun rumus
= |𝑏𝑏. π‘₯π‘₯ 𝛼𝛼 | lim
π‘˜π‘˜
rekursif dari fungsi gamma dilanjutkan, sehingga dibagi dengan π‘˜π‘˜, diperoleh :
25
Jurnal Matematika Murni dan Terapan “εpsilon”
Vol.10 No.1 (2016) Hal. 21-30
= |𝑏𝑏. π‘₯π‘₯
= |𝑏𝑏. π‘₯π‘₯
𝛼𝛼 |
lim |π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜)|
π‘˜π‘˜
lim |(π‘˜π‘˜ + 1)𝛼𝛼 Γ((π‘˜π‘˜ + 1)𝛼𝛼)| π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜→∞
π‘˜π‘˜→∞
𝛼𝛼 |.1
1
Jadi deret (9) konvergen untuk |π‘₯π‘₯| < 𝑏𝑏
1
:
1
dan divergen untuk |π‘₯π‘₯| > 𝑏𝑏
dengan jari-jari kekonvergenannya yaitu 𝑅𝑅 = �𝑏𝑏� sehingga mempunyai selang
1 1
kekonvergenan (− 𝑏𝑏 , 𝑏𝑏).
4.1.2 Turunan Fungsi Mittag-Leffler
Berikut diberikan turunan deret (9), 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) dengan orde 𝛼𝛼 ∈ ℝ+ :
∞
𝛼𝛼
𝛼𝛼
𝐷𝐷 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = 𝐷𝐷 οΏ½ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜=0
= 𝐷𝐷𝛼𝛼 (𝑏𝑏0
𝑏𝑏4
π‘₯π‘₯ 0.𝛼𝛼
Γ(0.𝛼𝛼+1)
π‘₯π‘₯ 4.𝛼𝛼
Γ(4.𝛼𝛼+1)
= 𝐷𝐷𝛼𝛼 𝑏𝑏 0
1
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ + 1)
+ 𝑏𝑏1
+ 𝑏𝑏5
π‘₯π‘₯ 1.𝛼𝛼
Γ(1.𝛼𝛼+1)
π‘₯π‘₯ 5.𝛼𝛼
Γ(5.𝛼𝛼+1)
+ 𝑏𝑏2
π‘₯π‘₯ 2.𝛼𝛼
Γ(2.𝛼𝛼+1)
+ β‹―)
+ 𝑏𝑏3
π‘₯π‘₯ 3.𝛼𝛼
Γ(3.𝛼𝛼+1)
+
π‘₯π‘₯ 0.𝛼𝛼
π‘₯π‘₯1.𝛼𝛼
π‘₯π‘₯ 2.𝛼𝛼
+ 𝐷𝐷𝛼𝛼 𝑏𝑏1
+ 𝐷𝐷𝛼𝛼 𝑏𝑏 2
Γ(0. 𝛼𝛼 + 1)
Γ(1. 𝛼𝛼 + 1)
Γ(2. 𝛼𝛼 + 1)
3.𝛼𝛼
4.𝛼𝛼
π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯
+ 𝐷𝐷𝛼𝛼 𝑏𝑏 3
+ 𝐷𝐷𝛼𝛼 𝑏𝑏 4
Γ(3. 𝛼𝛼 + 1)
Γ(4. 𝛼𝛼 + 1)
5.𝛼𝛼
π‘₯π‘₯
+ 𝐷𝐷𝛼𝛼 𝑏𝑏 5
+β‹―
Γ(5. 𝛼𝛼 + 1)
𝑏𝑏
𝑏𝑏 2
𝑏𝑏
= Γ(1) 𝐷𝐷𝛼𝛼 1 + Γ(𝛼𝛼+1) 𝐷𝐷𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 𝛼𝛼 + Γ(2𝛼𝛼+1) 𝐷𝐷𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 2𝛼𝛼 + Γ(3𝛼𝛼+1) 𝐷𝐷𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 3𝛼𝛼 +
𝑏𝑏 4
𝐷𝐷𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 4𝛼𝛼 +
Γ(4𝛼𝛼+1)
𝑏𝑏 5
Γ(5𝛼𝛼+1)
𝐷𝐷𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 5𝛼𝛼 + β‹―
(10)
Untuk turunan orde fraksional dari fungsi konstan, berdasarkan persamaan (3)
maka untuk suku ke-1 dari persamaan (10) diperoleh :
𝐷𝐷𝛼𝛼 1 = 0
(11)
𝛼𝛼
Sedangkan turunan untuk fungsi berbentuk 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = π‘₯π‘₯ , berdasarkan Definisi 6
maka :
Γ(𝛼𝛼+1)
𝐷𝐷𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 𝛼𝛼 = Γ(𝛼𝛼+1−𝛼𝛼) π‘₯π‘₯ 𝛼𝛼−𝛼𝛼 =
Γ(2𝛼𝛼+1)
Γ(𝛼𝛼+1)
Γ(1)
𝐷𝐷𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 2𝛼𝛼 = Γ(2𝛼𝛼+1−𝛼𝛼) π‘₯π‘₯ 2𝛼𝛼−𝛼𝛼 =
Γ(3𝛼𝛼+1)
π‘₯π‘₯ 0 = Γ(𝛼𝛼 + 1)1
Γ(2𝛼𝛼+1)
Γ(𝛼𝛼+1)
Γ(3𝛼𝛼+1)
π‘₯π‘₯ 𝛼𝛼
𝐷𝐷𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 3𝛼𝛼 = Γ(3𝛼𝛼+1−𝛼𝛼) π‘₯π‘₯ 3𝛼𝛼−𝛼𝛼 = Γ(2𝛼𝛼+1) π‘₯π‘₯ 2𝛼𝛼
26
(12)
(13)
(14)
Helfa Oktafia Afisha, Yuni Yulida, Nurul Huda - Solusi Persamaan Diferensial Fraksional
Linier Homogen dengan Metode Mittag-Leffler
Γ(4𝛼𝛼+1)
Γ(4𝛼𝛼+1)
𝐷𝐷𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 4𝛼𝛼 = Γ(4𝛼𝛼+1−𝛼𝛼) π‘₯π‘₯ 4𝛼𝛼−𝛼𝛼 = Γ(3𝛼𝛼+1) π‘₯π‘₯ 3𝛼𝛼
𝐷𝐷 𝛼𝛼 π‘₯π‘₯ 5𝛼𝛼 =
.
.
.
Γ(5𝛼𝛼+1)
Γ(5𝛼𝛼+1−𝛼𝛼)
π‘₯π‘₯ 5𝛼𝛼−𝛼𝛼 =
Γ(5𝛼𝛼+1)
Γ(4𝛼𝛼+1)
π‘₯π‘₯ 4𝛼𝛼
(15)
(16)
dst
Persamaan (11) dan (12) - (16) disubstitusi ke persamaan (10), diperoleh :
𝑏𝑏
𝑏𝑏 2
Γ(2𝛼𝛼 + 1) 𝛼𝛼
𝐷𝐷𝛼𝛼 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = 0 +
Γ(𝛼𝛼 + 1) +
π‘₯π‘₯
Γ(𝛼𝛼 + 1)
Γ(2𝛼𝛼 + 1) Γ(𝛼𝛼 + 1)
𝑏𝑏 3
Γ(3𝛼𝛼 + 1) 2𝛼𝛼
𝑏𝑏 4
Γ(4𝛼𝛼 + 1) 3𝛼𝛼
+
π‘₯π‘₯ +
π‘₯π‘₯
Γ(3𝛼𝛼 + 1) Γ(2𝛼𝛼 + 1)
Γ(4𝛼𝛼 + 1) Γ(3𝛼𝛼 + 1)
𝑏𝑏 5
Γ(5𝛼𝛼 + 1) 4𝛼𝛼
+
π‘₯π‘₯ + β‹―
Γ(5𝛼𝛼 + 1) Γ(4𝛼𝛼 + 1)
𝑏𝑏 2
𝑏𝑏 3
𝑏𝑏 4
𝑏𝑏 5
𝛼𝛼
2𝛼𝛼
3𝛼𝛼
π‘₯π‘₯ +
π‘₯π‘₯ +
π‘₯π‘₯ +
π‘₯π‘₯ 4𝛼𝛼 + β‹―
= 𝑏𝑏 +
Γ(𝛼𝛼 + 1)
Γ(2𝛼𝛼 + 1)
Γ(3𝛼𝛼 + 1)
Γ(4𝛼𝛼 + 1)
π‘˜π‘˜
= ∑∞
π‘˜π‘˜=1 𝑏𝑏
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−1)𝛼𝛼
(17)
Γ((π‘˜π‘˜−1)𝛼𝛼+1)
Turunan 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) jika diperumum dengan orde 𝑛𝑛𝑛𝑛, dinyatakan sebagai :
𝛼𝛼
∞
𝐷𝐷 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = οΏ½ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜=1
∞
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−1)𝛼𝛼
Γ((π‘˜π‘˜ − 1)𝛼𝛼 + 1)
𝐷𝐷2𝛼𝛼 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = οΏ½ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜=3
∞
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−2)𝛼𝛼
Γ((π‘˜π‘˜ − 2)𝛼𝛼 + 1)
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−3)𝛼𝛼
𝐷𝐷 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = οΏ½ 𝑏𝑏
Γ((π‘˜π‘˜ − 3)𝛼𝛼 + 1)
3𝛼𝛼
π‘˜π‘˜=3

𝐷𝐷
𝐷𝐷
(𝑛𝑛−1)𝛼𝛼
𝑛𝑛𝑛𝑛
π‘˜π‘˜
∞
𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = οΏ½ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜
𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) =
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−(𝑛𝑛−1))𝛼𝛼
Γ((π‘˜π‘˜ − (𝑛𝑛 − 1))𝛼𝛼 + 1)
π‘˜π‘˜=𝑛𝑛−1
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−𝑛𝑛)𝛼𝛼
∞
∑π‘˜π‘˜=𝑛𝑛 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜
Γ((π‘˜π‘˜−𝑛𝑛)𝛼𝛼+1)
4.2
(18)
Solusi Persamaan Diferensial Fraksional Linier Homogen
Diberikan secara umum persamaan diferensial fraksional linier homogen
dengan orde 𝑛𝑛𝑛𝑛 dituliskan sebagai berikut :
𝐷𝐷𝑛𝑛𝑛𝑛 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) + 𝐴𝐴1 𝐷𝐷(𝑛𝑛−1)𝛼𝛼 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) + 𝐴𝐴2 𝐷𝐷 (𝑛𝑛−2)𝛼𝛼 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) + β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = 0
(19)
27
Jurnal Matematika Murni dan Terapan “εpsilon”
Vol.10 No.1 (2016) Hal. 21-30
Solusi untuk persamaan (19) dengan asumsi bahwa fungsi 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) memenuhi
Definisi Caputo dan dapat dibentuk ke dalam persamaan (9), dapat diselesaikan
dengan menentukan nilai-nilai koefisien pada persamaan (9). Secara umum,
langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Menuliskan fungsi 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) dalam bentuk fungsi Mittag-Leffer, seperti pada
persamaan (9)
2. Menurunkan fungsi pada persamaan (19) sesuai orde dari tiap suku, seperti
pada persamaan (18) kemudian disubstitusi ke persamaan (19) kembali.
Sehingga diperoleh :
π‘˜π‘˜
∑∞
π‘˜π‘˜=𝑛𝑛 𝑏𝑏
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−𝑛𝑛)𝛼𝛼
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−(𝑛𝑛−1))𝛼𝛼
π‘˜π‘˜
+ 𝐴𝐴1 ∑∞
π‘˜π‘˜=𝑛𝑛−1 𝑏𝑏 Γ((π‘˜π‘˜−(𝑛𝑛−1))𝛼𝛼+1) +
Γ((π‘˜π‘˜−𝑛𝑛)𝛼𝛼+1)
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−(𝑛𝑛−2))𝛼𝛼
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−1)𝛼𝛼
∞
π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜
𝐴𝐴2 ∑∞
π‘˜π‘˜=0 𝑏𝑏 Γ((π‘˜π‘˜−(𝑛𝑛−2))𝛼𝛼+1) + … + 𝐴𝐴𝑛𝑛−1 ∑π‘˜π‘˜=1 𝑏𝑏 Γ((π‘˜π‘˜−1)𝛼𝛼+1) +
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜
𝐴𝐴𝑛𝑛 ∑∞
π‘˜π‘˜=0 𝑏𝑏 Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1) = 0
Pada persamaan di atas, batas bawah dari ∑, berbeda sehingga batas
bawahnya akan disamadengankan nol, sehingga menjadi :
∞
οΏ½ 𝑏𝑏
π‘˜π‘˜=0
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−𝑛𝑛)𝛼𝛼
Γ((π‘˜π‘˜ + 𝑛𝑛 − 𝑛𝑛)𝛼𝛼 + 1)
∞
+ 𝐴𝐴1 οΏ½ 𝑏𝑏
π‘˜π‘˜=0
∞
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1
+ 𝐴𝐴2 οΏ½ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2
π‘˜π‘˜=0
∞
+ 𝐴𝐴𝑛𝑛−1 οΏ½ 𝑏𝑏
∞
=0
∞
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2−(𝑛𝑛−2))𝛼𝛼
+β‹―
Γ((π‘˜π‘˜ + 𝑛𝑛 − 2) − (𝑛𝑛 − 2))𝛼𝛼 + 1)
∞
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜+1−1)𝛼𝛼
xkα
+ 𝐴𝐴𝑛𝑛 οΏ½ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜
Γ((π‘˜π‘˜ + 1 − 1)𝛼𝛼 + 1)
Γ(kα + 1)
∞
k=0
π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2
⇔ οΏ½ 𝑏𝑏
+ 𝐴𝐴1 οΏ½ 𝑏𝑏
+ 𝐴𝐴2 οΏ½ 𝑏𝑏
Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ + 1)
Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ + 1)
Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ + 1)
π‘˜π‘˜=0
⇔
3.
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛
∑∞
k=0[𝑏𝑏
π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜=0
π‘˜π‘˜+1
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1−(𝑛𝑛−1))𝛼𝛼
Γ((π‘˜π‘˜ + 𝑛𝑛 − 1 − (𝑛𝑛 − 1))𝛼𝛼 + 1)
π‘˜π‘˜=0
∞
+ β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛−1 οΏ½ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+1
+ 𝐴𝐴1 𝑏𝑏
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1
π‘˜π‘˜=0
+ 𝐴𝐴2 𝑏𝑏
∞
π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜=0
π‘₯π‘₯
xkα
+ 𝐴𝐴𝑛𝑛 οΏ½ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜
=0
Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ + 1)
Γ(kα + 1)
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2
k=0
π‘₯π‘₯π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
+ β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛−1 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+1 + 𝐴𝐴𝑛𝑛 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜ ] 𝛀𝛀(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1) = 0
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1
Untuk menentukan nilai-nilai koefisien 𝑏𝑏
+ 𝑏𝑏
+ 𝑏𝑏
π‘˜π‘˜+1
π‘˜π‘˜
𝑏𝑏
+ 𝑏𝑏 dari persamaan (20), misal :
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛
𝑏𝑏
+ 𝐴𝐴1 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1 + 𝐴𝐴2 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2 + β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛−1 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+1 + 𝐴𝐴𝑛𝑛 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜ = π‘Ÿπ‘Ÿ
maka dapat ditulis:
28
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2
(20)
+ β‹―+
Helfa Oktafia Afisha, Yuni Yulida, Nurul Huda - Solusi Persamaan Diferensial Fraksional
Linier Homogen dengan Metode Mittag-Leffler
∞
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
οΏ½ π‘Ÿπ‘Ÿ
=0
𝛀𝛀(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ + 1)
k=0
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
Selanjutnya, karena nilai 𝛀𝛀(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1) ≠ 0, akibatnya π‘Ÿπ‘Ÿ = 0, sehingga
4.
𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛 + 𝐴𝐴1 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1 + 𝐴𝐴2 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2 + β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛−1 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+1 + 𝐴𝐴𝑛𝑛 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜ = 0
⟺ 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛 = −(𝐴𝐴1 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1 + 𝐴𝐴2 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2 + β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛−1 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+1 + 𝐴𝐴𝑛𝑛 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜ )
5.
KESIMPULAN
(21)
Mensubstitusi persamaan (21) ke persamaan (9) untuk memperoleh solusi
umum persamaan (19) dalam bentuk deret.
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
π‘˜π‘˜
Fungsi Mittag-Leffler yang berbentuk deret 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = ∑∞
π‘˜π‘˜=0 𝑏𝑏 Γ(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜+1) dengan 𝑏𝑏
adalah konstanta dan 𝛼𝛼 ∈ ℝ+ merupakan deret yang konvergen pada selang
1 1
οΏ½− 𝑏𝑏 , 𝑏𝑏� sehingga turunan Fungsi Mittag-Leffler dengan orde 𝑛𝑛𝑛𝑛 diberikan oleh :
π‘˜π‘˜
𝐷𝐷𝑛𝑛𝑛𝑛 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = ∑∞
π‘˜π‘˜=𝑛𝑛 𝑏𝑏
π‘₯π‘₯ (π‘˜π‘˜−𝑛𝑛)𝛼𝛼
dengan 𝑛𝑛 ∈ β„€+ , 𝛼𝛼 ∈ ℝ+ . Solusi PDF linier
Γ((π‘˜π‘˜−𝑛𝑛)𝛼𝛼+1)
𝑛𝑛𝑛𝑛
𝐷𝐷 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) + 𝐴𝐴1 𝐷𝐷(𝑛𝑛−1)𝛼𝛼 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯)
+ 𝐴𝐴2 𝐷𝐷(𝑛𝑛−2)𝛼𝛼 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) + β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛 𝑦𝑦(π‘₯π‘₯) = 0
homogen dari
dinyatakan berbentuk fungsi Mittag-Leffler. Pada metode Mittag-Leffler ini,
koefisien 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜ dapat ditentukan melalui :
∞
οΏ½(𝑏𝑏
k=0
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛
+ 𝐴𝐴1 𝑏𝑏
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1
+ 𝐴𝐴2 𝑏𝑏
π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2
+ β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛−1 𝑏𝑏
π‘˜π‘˜+1
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜
+ 𝐴𝐴𝑛𝑛 𝑏𝑏 )
=0
𝛀𝛀(π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ + 1)
π‘˜π‘˜
dengan 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛 + 𝐴𝐴1 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−1 + 𝐴𝐴2 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+𝑛𝑛−2 + β‹― + 𝐴𝐴𝑛𝑛−1 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜+1 + 𝐴𝐴𝑛𝑛 𝑏𝑏 π‘˜π‘˜ = 0
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis berterima kasih kepada kedua pembimbing yang telah membantu
dalam menyelesaikan tulisan ini.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1]
Arfken, G.B. dan Hans J.W. 2005. Mathematical Methods for Physicist.
Elsevier Academic Press, United States of America.
[2] Boas, M.L. 2006. Mathematical Methods in the Physical Sciences. DePaul
University, United States of America.
[3] Bologna, Mauro. 2007. Short Introduction to Fractional Calculus, Arica,
Chile.
[4] Gorenflo, R. and Mainardi, F. 1997. Fractional calculus: integral and
differential equations of fractional orde,” in Fractals Fractional Calculus in
Continuum Mechanics”, A. Carpinteri and F. Mainar, Eds., pp.223–276,
Springer, New York, NY, USA.
29
Jurnal Matematika Murni dan Terapan “εpsilon”
Vol.10 No.1 (2016) Hal. 21-30
[5] Kaczorek, T. 2008. Fractional Positive Continuous-Time Linier Systems
And Their Reachability. Int J. Appl. Math. Comput. Sci., 2008, Vol. 18, No.
2. 223-228. DOI: 10.2478/v10006-008-0020-0.
[6] Kisela, T. 2008. Fractional Differential Equations and Their Applications.
Tesis. Program diploma, BRNO University of Technology.
[7] Miller, K. S and Ross, B. 1993.An Introduction to the Fractional Calculus
and Fractional Differential Equations,JohnWiley & Sons, New York, NY,
USA.
[8] Podlubny, I. 1999. Fractional Differential Equations, Academic Press, New
York, NY, USA.
[9] Purcel, E. J, et al. 2008. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 2. Edisi
Kelima. Erlangga, Jakarta.
[10] Purcel, E. J, & Vanberg, D. 1987. Kalkulus Jilid 1. Edisi Kedelapan.
Erlangga, Jakarta.
[11] Rida, S.Z & Arafa, A. A. M., 2011. New Method for Solving Linear
Fractional Differential Equations,”International Journal of Differential
Equations, Volume 2011, Article ID 814132, 8 pages.
[12] Siang, J.J. 2002. Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer.
ANDI, Yogyakarta.
[13] Stewart, James. 2010. Kalkulus. Edisi Kelima. (Terjemahan Chriswan
Sungkono). Salemba Teknika, Jakarta.
30
Download