BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Reksa Dana 2.1.1 Pengertian Reksadana Pada awalnya Reksa Dana atau yang sering disebut dengan Mutual Fund berasal dari kata fund dimana Giles (2003) menyatakan ”Fund is a pool of money contributed by a range of investors who may be individuals or companies or other organizations, which is managed and invested as a whole, on behalf of those investors.” Dalam kamus keuangan Reksa Dana didefinisikan sebagai portofolio asset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada nilai aktiva bersihnya (“diversified portfolio of securities, registered as an openend investment company, which sells shares to the public at an offering price and redeems them on demand at net asset value”). Dalam Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Menuru Pozen(1998) , “A mutual fund is an investment company that pools money from shareholders and invests in a diversified of securities.” 6 7 2.1.2 Manajer Investasi Menurut Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola POrtofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pension, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.1.3 Kustodian Menurut Undang – Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak – hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasbahnya. 2.1.4 Prospektus Proespektus merupakan sebuah buku yang berisikan informasi mengenai Reksa Dana yang dibutuhkan oleh Investor. Data yang terdapat pada prospectus merupakan data masa lalu, misalnya laporan keuangan yang telah diperiksa oleh kantor akuntan public yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal ( Bapepam). Investor yang sudah berpengalaman berinvestasi di pasar modal selalu menggunakan prospectus tersebut sebagai acuan. Prospektus diperbaharui sekali enam bulan dan 8 bila tidak berubah, maka yang diubah adalah hasil pemeriksaaan laporan keuangan oleh kantor akuntan public. 2.1.5 Jenis – jenis Reksa Dana Berdasarkan karakteristiknya Reksa Dana dibagi menjadi dua yaitu Reksa Dana terbuka dan Reksa Dana tertutup. Untuk sekarang ini Reksa Dana yang banyak beredar di Indonesia dan yang menjadi topik pembahasan tesis ini adalah Reksa Dana terbuka. Reksa Dana dapat juga dikelompokan berdasarkan jenis investasi mulai dari risiko terendah hingga tertinggi : 1. Reksadana Pasar Uang : Reksa Dana yang investasinya ditanam pada instrumen pasar uang atau hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun. 2. Reksadana Pendapatan Tetap : Reksa Dana yang diinvestasikan pada obligasi dan sekitar 5 persen sampai 10 persen diinvestasikan pada pasar uang / kas untuk menjaga penarikan dari investor. 3. Reksadana Campuran : Reksa Dana yang dananya diinvestasikan pada saham, obligasi, pasar uang dan sejumlah kas untuk berjaga – jaga. 4. Reksadana Saham : Reksa Dana yang dananya hampir seluruhnya diinvestasikan pada saham dan sekitar 5 persen sampai 10 persen menginvestasikan pada kas atau pasar uang untuk menjaga adanya penarikan dari investor. 9 2.1.6 Risiko Reksa Dana Reksa Dana memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito, akan tetapi Reksa Dana adalah investasi yang memiliki risiko dan tidak dijamin tingkat pengembaliannya. Di dalam berbagai prospektus Reksa Dana maka risiko yang dihadapi investor yaitu : 1. Risiko Ekonomi saat ini, menggambarkan situasi ekonomi yang dapat mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana. 2. Risiko Berfluktuasinya Nilai Aktiva Bersih, risiko ini terjadi karena adanya perubahan portofolio maupun kebijakan pemerintah atas tingkat bunga yang tidak dapat dikendalikan manajer investasi. 3. Risiko Likuiditas, menytakan kemampuan Reksa Dana tidak dapat membayar karena portofolio yang tidak dapat dijual atau adanya investor yang sekaligus melakukan pencairan Reksa Dana. 4. Risiko pertanggungan atas Harta / Kekayaan Reksa Dana, menguraikan risiko yang dihadapi investor karena perubahan nilai aktiva bersih karena adanya instrument investasi yang tidak dibayar diakibatkan adanya bencana alam sehingga diperlukan melakukan asuransi oleh bank kustodian. 10 2.1.7 Biaya-biaya Reksa Dana Biaya – biaya yang ada pada Reksa Dana dikelompokan menjadi 3 biaya yaitu , biaya ketika investor membeli Reksa Dana, biaya yang dikeluarkan Reksa Dana itu sendiri sebagai ”badan hukum”, dan biaya ketika investor keluar dari Reksa Dana. Biaya yang dikeluarkan ketika investor membeli Reksa Dana dikenal dengan biaya pembelian atau biaya penjualan. Biaya ini bervariasi dan tidak lebih dari 2 %, angka ini relatif kecil dibandingkan dengan Reksa Dana yang ad di luar negeri yang minimum biayanya sebesar 5 %. Biaya lain yaitu biaya yang dikeluarkan oleh Reksa Dana, biaya ini digunakan untuk membayar bank Kustodian sebagai biaya penitipan aset dan administrasinya, selain itu biaya ini juga digunakan untuk membayar Manajer Investasi atas keahliannya dalam menyusun portofolio untuk dana kelolaan. Fee manajemen yang biasa dikenakan oleh manajer investasi sebesar 0,5 – 2 % tergantung dari produk yang dikelola. Untuk Reksa Dana saham cenderung fee manajemen lebih tinggi dibandingkan dengan Reksa Dana dengan jenis lain. Biaya yang terakhir adalah biaya yang dikeluarkan investor ketika investor menarik atau menjual kembali unit Reksa Dananya, biaya ini dikenal dengan biaya penjualan kembali. 2.2 Faktor – faktor memilih Reksa Dana Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih investasi ke dalam Reksa Dana yaitu : 11 1. Tujuan investasi dimana didalam hal ini terkandung bahwa dana yang dimiliki untuk investasi jangka menengah atau panjang. Dan ukuran resiko yang dapat diterima oleh investor, karena resiko dan tingkat imbal hasil berbanding lurus. 2. Pembanding Reksa Dana sejenis, metode yang biasa digunakan adalah dengan mengukur tingkat imbal hasil tertinggi dari Reksa Dana sejenis. Walaupun tingkat pengembalian bukan menjadi yang terpenting tapi merupakan salah satu yang penting. 3. Pengelola Reksa Dana melalui prospektus Reksa Dana untuk mengetahui latar belakang dan karakter dari pengelola Reksa Dana dan mendapat gambaran bagaimana Reksa Dana tersebut dikelola. 4. Sposor dari Reksa Dana, sponsor memberikan gambaran jaringan kerja dari pengelola invetasi dan seberapa jauh persiapan yang dilakukan untuk menerbitkan Reksa Dana tersebut. 5. Pengalaman mengelola dana (track record) dari pengelola dana. 6. Kemudahan melakukan transaksi untuk membeli dan penjualan kembali serta jasa pelayanan yang diberikan manajer investasi. Dalam zaman sekarang ini, investor membutuhkan pelayanan waktu yang cepat dan akurat untuk melakukan transaksi. 7. Jumlah investor dari Reksa Dana tersebut, semakin banyak pemegang Reksa Dananya maka stabilitas dari Reksa Dana tersebut terjamin dan penurunan nilai aktiva yang tajam tidak terjadi. 12 2.3 Perhitungan Kinerja Reksa Dana Titik awal dalam menilai kinerja sebuah portofolio yaitu perhitungan tingkat pemgembaliannya. Tingkat pengembalian portofolio sebagai berikut : Rp = MV1 – MV0 + D MV0 Rp = Tingkat pemgembalian portfolio MV1 = Nilai pasar portofolio pada akhir periode MV0 = Nilai pasar portofolio pada awal periode D = Pembagian kas selama periode Dalam menghitung tingkat pengemalian dengan waktu yang pendek seperti satu bulan atau triwulan, sering disebut dengan tingkat pengembalian subperiode. Untuk mendapatkan tingkat pengembalian selama periode evaluasi dapat dilakukan dengan menghitung rata-tingkat pengembalian sub-periode. Ada 3 metode perhitungan yang dapat digunakan untuk menghitung rata- rata tingkat pengembalian sub-periode : 1. Metode aritmatika RA = Rp,1 + Rp,2 + ... + Rp,N N RA = Rata – rata tingkat pengembalian aritmatika Rp,k = Tingkat pengembalian pada sub-periode k N = Jumlah sub-periode selama periode evaluasi 2. Metode Penimbang waktu 13 RG = [(1+Rp1)(1+Rp2)(1+Rp3)...(1+Rpn)]1/n-1 3. Metode Penimbang dollar C2 + Cn + Vn . V0 = C1 + (1+RD) (1+RD)2 (1+RD)n RD = tingkat pengembalian penimbang dollar Ck = arus kas Vn = Nilai akhir portofolio V0 = Nilai awal portofolio Indesks Treynor Treynor sebagai salah satu indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio, Treynor mengasumsikan bahwa portofolio sangat diversifikasi. Oleh karena itu, Indeks Treynor menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat bunga bebas resiko per unit risiko pasar portofolio tersebut. Tp = Rp – Rf βp Βp = resiko pasar dari portofolio. Indeks Sharpe Rasio ini dikembangkan oleh Nobel Laureate William F.Sharpe, ia menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat bunga bebas risiko per unit risiko dengan diberi simbol Sp. 14 Sp = Rp – Rf σp σp = Standard deviasi portofolio Indeks Jensen Jensen mengukur kinerja portfolio dengan Jensen Alpha, Jensen Alpha merupakan sebuah ukuran absolut yang mengestimasi tingkat engembalian konstan selama periode invetasi dimana memperoleh tingkat pengembalian dari buy – hold strategy dengan risiko sistematik yang sama αp = Rp – [ Rf + βp ( Rm – Rf ) ] Semakin tinggi αp yang positif maka semakin baik kinerja portofolionya. 2.4 Investor Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik maupun asing yang melakukan investasi ( bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau panjang (Nasarudin dan Surya,2004, p165). Berdasarkan karakteristiknya, investor dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan : 15 - Risk averse ( menghindari risiko) adalah investor yang akan memilih investasi berdasarkan tingkat risiko yang rendah walaupun terkadang dengan konsekuensi keuntungan yang kecil. - Risk medium (proporsional melihat risiko) adalah investor yang akan melakukan investasi dengan risiko sedang dan harapan mendapatkan keuntungan tertentu. - Risk Taker (berani mengambil risiko) , investor yang lebih memilih investasi dengan estimasi keuntungan yang tinggi dengan tidak terlalu mepedulikan konsekuensi risiko yang tinggi juga. Ketiga karakteristik investor diatas terbentuk karena adanya suatu konsep umum yang menjelaskan bahwa kita tidak dapat memperoleh keuntungan yang besar tanpa disertai risiko yang besar. Jadi semakin tinggi risiko yang dihadapi maka semakin besar juga kemungkinan keuntungan yang bisa diperoleh. Contoh investasi yang cukup banyak di Indonesia adalah deposito dimana para investor yang memilih investasi jenis ini lebih cenderung investor yang risk averse. 2.5 Strategi Strategi merupakan hal yang sangat penting dalam usaha , tanpa strategi suatu perusahaan akan mengalami banyak sekali hambatan – hambatan dalam mencapai tujuan perusahaan. ( Rangkunti 2004, p2). Selain itu strategi juga memberikan 16 keseragaman arah bagi setiap anggota organisasi. Strategi penting bagi suatu organisasi , dalam kondisi : 1. Sumber daya perusahaan terbatas 2. Adanya ketidak pastian tentang kekuatan dan perilaku kompetitif 3. Komitmen sumber daya tak dapat diubah 4. keputusan harus dikoordinasikan antar tempat dan waktu 5. ketidakpastian insiatif pengendalian 2.5.1 Definisi Strategi Beberapa pendapat ahli yang dikutip dalam buku Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis: Chandler, Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam hubungannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Karned, Christiansen, Andrew dan Gutt, Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Meiner, Strategi merupakan respon secara terus menerus adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. 17 Porter, Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Andrew dan Chaffe, Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya , yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan perusahaan. Hamel dan Prahald, Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan , dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dapat dimulai dengan ”apa yang dapat terjadi ” bukan ”apa yang terjadi ” Hunger kompherensif dan Wheelen tentang , bagaimana strategi merupakan perusahaan akan rumusan mencapai perencanaan misi dan tujuannya.Strategi akan memaksimalkan keunggualan kompetitif dan minimalisasi keterbatasan bersaing. Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan strategi adalah alat untuk mencapai tujuan organisasi yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman perusahaan guna meningkatkan keunggulan bersaing. 18 2.6 Pemasaran 2.6.1 Pengertian Pemasaran Kotler (2005,p.10) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan , menawarkan dan mempertemukan produk yang bernilai dengan pihak lain. 2.6.2 Pemasaran Jasa Levitt(1981,p.94) pemasaran jasa adalah pemasaran yang berdasarkan pada hubungan dan nilai. Pemasaran jasa bisa digunakan untuk memasarkan jasa atau produk. Terdapat perbedaaan pemasaran suatu bisnis jasa dengan bisnis barang seperti : • Apa yang dibeli pemeli tidak berwujud • Jasa biasanya berdasarkan pada reputasi • Pembeli tidak bisa mengembalikan jasa • Marketing mix jasa menambahkan 3p lagi yaitu , people, physical environtment, process 19 2.6.3 Marketing Mix Schewe (1998, p17-18), Secara garis besar pemasaran dipengaruhi oleh : • Product Barang atau jasa yang ditawarkan pada pelanggan. Dalam hal barang , termasuk didalamnya pelayanan yang merupakan bagian dari penawaran. Aspek yang terdapat didalam produk seperti fungsi, tampilan, kemasan, garansi, pelayanan. • Price Harga yang ditanggung pelanggan untuk mendapatkan produk, bukan hanya harga barang akan tetapi termasuk potongan harga . Menunjukkan bagaimana produk tersebut dapat bersaing dalam hal kualitas dan status suatu produk • Place Berhubungan dengan jalur distribusi hingga produk sampai ke tangan pelanggan • Promotion Hal yang berhubungan dengan mengkomunikasikan dan menjual pada pelanggan yang berpotensi. Dikarenakan biaya yang dikeluarkan cukup besar maka dibutuhkan analisis yang baik untuk mengetahui biaya yang tepat yang diperlukan untuk mendapatkan tambahan pelanggan. 20 2.7 Brand Keller(2003,p3) kata brand berasal dari bahasa Jerman dari abad ke -14, yakni brandr, yang berarti membakar , seperti menandai hewan ternak sebagai bukti kepemilikan. Menurut Kotler (p197, 2001), brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi dari semuanya ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual serta membedakannya dari produk atau jasa dari pesaing. Brand adalah sebuah simbol yang mengandung 6 arti, yaitu : 1. Atribut(Attributes) Sebuah brand dapat memberikan gambaran kepada konsumen mengenai atribut yang terdapat didalam sebuah brand itu sendiri. 2. Manfaat(Benefit) Atribut dari sebuah brand harus dapat menciptakan sebuah manfaat dari sisi fungi maupun emosi. 3. Nilai(Value) Sebuah brand dapat memberikan nilai lebih bagi produsennya. 4. Budaya(Culture) Sebuah brand dapat turut mencerminkan budaya tertentu 21 5. Personal(Personality) Sebuah brand dapat mencerminkan kepribadian dari individu penggunanya. 6. Pemakai(User) Sebuah brand dapat memberikan sekilas gambaran tentang jenis konsumen yang membeli ataupun menggunakan produk tersebut. 2.7.1 Brand Equity Keller,K.L(2003,p67) customer based brand equity terjadi jika pelanggan memiliki awareness dan familiarity yang tinggi pada suatu brand dan memiliki brand associations yang kuat , disukai dan unik di ingatan mereka. Menurut David AAker , brand equity dapat dikelompokan menjadi lima kategori, yaitu : 1. Brand awareness 2. Brand association 3. Perceived Quality 4. Brand loyalty 5. Other Proprietary BrandAssets David AAker mengkategorikan sikap konsumen terhadap suatu brand menjadi 5 tahap mulai dari yang terndah : 22 1. Konsumen akan mengganti brand yang sudah digunakan, biasanya karena alasan harga 2. Konsumen puas dan tidak memiliki alasan untuk mengganti ke brand lain 3. Konsumen puas dan akan mengeluarkan biaya untuk mengganti brand 4. Konsumen menghargai brand dan menganggapnya sebagai hal yang penting 5. Konsumen memutuskan untuk setia terhadap brand tersebut. 2.7.2 Brand Awareness Brand Awareness adalah kemampuan untuk mengidentifikasi sebuah brand di dalam kategorinya, dan mengingat untuk membelinya. Mengingat lebih mudah dibandingkan untuk menyebutkan, mengingat penting saat didalam toko dan menyebutkan lebih penting ketika berada di luar toko. Tingkatan dari piramida pada brand awareness adalah sebagai berikut : 1. Top of Mind Top of Mind merupakan brand yang pertama kali diingat oleh konsumen atau pertama kali disebut ketika konsumen ditanya tentang suatu produk tertentu. Pertanyaan yang digunakan untuk Top of Mind adalah pertanyaan Single respond quetion yang artinya konsumen hanya boleh memberikan satu jawaban saja atas pertanyaan tersebut. 2. Brand Recall Pengingatan kembali brand yang disebutkan oleh konsumen setelah konsumen menyebutkan brand yang pertama. 23 3. Brand Recognition Pengenalan brand dimana tingkat kesadaran konsumen terhadap suatu brand diukur dengan pertanyaan – pertanyaan seperti menyebutkan ciri-ciri produk 4. Unware of Brand Tingkat paling rendah dalam Piramida Brand Awareness dimana konsumen tidak menyadari keberadaan suatu brand. 2.8 Perilaku Konsumen Untuk memuaskan semua konsumen bukanlah hal yang mudah, akan tetapi merupakan hal yang harus dilakukan. Sekali perusahaan mengecewakan konsumen maka dampaknya tidak hanya ditinggalkan oleh konsumen yang kecewa saja, tetapi lebih dari itu mereka akan mengungkapkan kekecewaannya pada konsumen lain. Oleh karena itu upaya memuaskan konsumen sangat penting. Untuk meyakinkan pelanggan bahwa perusahaan benar – benar berusaha memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggannya, perusahaan berupaya mengerti dan memahami pelanggannya.Menurut Engel, Blackwell dan Miniard ( 1995) pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalammendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. 24 Hawkins, Best, dan Coney (2007, p6) perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu , kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan mengehentikan produk, jasa , pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat. Schiffman dan Kanuk ( 2007) perilaku konsumen merupakan studi yang mengjaki bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki ( waktu, uang dan usaha ) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.