analisis perhitungan variable costing pada ukiran setia karya nanda

advertisement
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
ANALISIS PERHITUNGAN VARIABLE COSTING PADA
UKIRAN SETIA KARYA NANDA BALIKPAPAN
Marwanto, S.E., M.Si., Ak
(Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)
Anton Nur Cahyo, S.E., M.M.
(Dosen Tamu Jurusan Pariwisata)
Abstract
Marwanto is an accounting lecturer in Samarinda State Polytechnic and Anton Nur
Cahyo is guest lecturer compiling the research entitled “The analysis of Order cost calculation
at Ukiran Setia Karya Nanda Balikpapan”. The purpose of this writing is to identify; Raw
Material Cost, Labor Cost and Factory Overhead Cost for once product at Ukiran Setia Karya
Nanda Balikpapan in the year 2010. Methods used in this writing are observation, interview,
library research and data analysis. This writing applied the analysis instrument calculating of
variable costing. The result of this writing indicated that the owner of Ukiran Setia Karya Nanda
could identify more information about product cost for each time product ordered by customers
and decided the profit intended. The results in this final project are : (1) In 60 cm x 110 cm
table product ordered, the job order cost is Rp 1.566.230,00 per unit and (2) In 80 cm x 75 cm
mirror frame product ordered, the job order cost is Rp 700.621,00 per unit.
Key Words: Calculating; Job Order Cost, Raw Material, Factory Overhead, Direct Labor, Product
motif ukiran dayak, yang memiliki nilai jual puluhan
juta bahkan ratusan juta.
PENDAHULUAN
Seluruh kebudayaan daerah yang berasal
dari beraneka ragam suku-suku di Indonesia
merupakan bagian integral daripada kebudayaan
Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau beraneka
ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan
dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti
kebudayaan Tionghoa,
kebudayaan India dan
kebudayaan Arab.Kebudayaan daerah tercermin
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di
seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki
ciri khas kebudayaan yang berbeda.
Kaltim terkenal dengan kayu ulinnya yang
kuat, keras dan tahan lama sampai ratusan tahun.
Apabila di pulau Jawa terkenal dengan jati dan
ukirannya, di Kalimamtan juga terdapat ukiran khas
Kalimantan yang diukir pada kayu ulin yang bisa
dibuat menjadi meja,kursi,tameng,ranjang,daun
pintu,sumpitan,gasing dan masih banyak lagi yang
lainnya. Pada benda tersebut diukir dengan
Riset / 1987
Di Kaltim, seni ukir etnik Dayak cukup
besar pangsa pasarnya. Karena itu
terdapat
beberapa usaha seni ukir, diantaranya yaitu CV
Borneo Picaso Mandiri di Jalan SoekarnoHattaBalikpapan Utara, Seni Ukir Bahayati Jaya
milik Bapak Bakri Udin di Samarinda Seberang,
Usaha Dagang Kerajinan dan Souvenir milik Bapak
Christian JohanJl. Pulau Samosir No. 19
Samarinda, Usaha Dagang Kerajinan dan Souvenir
milik Ibu Aisyah di Samarinda Seberang, Usaha
Dagang Kerajinan dan Souvenir milik Bapak
Yoseph Siangyang beralamat di Jl. Mulawarman
RT.03/No.07 Balikpapan.
Ukiran Setia Karya Nanda berproduksi atas
dasar order atau pesanan khusus dan juga atas
dasar proses untuk stok barangnya. Konsumen
yang memesan barang dari bapak untung sudah
pasti memiliki penawaran untuk harga yang harus
ia bayar nantinya, banyak hal yang harus
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
diperhitungkan bapak untung dalam menentukan
harga dari produknya. Pada metode variable
costing, harga pokok produk hanya diperhitungkan
dari biaya-biaya variabel saja.Dalam penentuan
harga jual Bapak Untung melihatnya dari ukuran
yang diminta, karena Setia Karya Nanda hanya
menggunakan bahan baku dari kayu ulin, kecuali
jika konsumen menginginkan produk dari bahan
kayu lain. Kesalahan dalam menerima pesanan
akan mengakibatkan menumpuknya order, karena
itu dalam pengambilan keputusan menerima atau
menolak pesanan harus diperhitungkan dengan
seksama.
Pada
usaha
Setia
Karya
Nanda
pengambilan
keputusan
dilakukan
tanpa
perhitungan yang jelas mengenai biaya-biaya yang
dikeluarkan,
keputusan
hanya
berdasarkan
perkiraan dari pemilik dan tawar-menawar antara
Bapak Untung dan pelanggan. Seharusnya
sebelum memutuskan untuk menerima atau
menolak pesanan, Bapak Untung menghitung
biaya-biaya yang nantinya digunakan dalam
menyelesaikan pesanan. Apakah pesanan tersebut
memberikan
keuntungan
atau
tidak,
dan
bagaimana pengaruhnya terhadap biaya-biaya
tetap usaha ini.
Diharapkan dengan adanya analisa
variable costing akan membantu manajemen dalam
memutuskan menerima atau menolak pesanan
ukiran tersebut. Berdasarkan uraian-uraian di atas
maka judul yang diambil peneliti dalam penelitian
laporan ini yaitu ”Analisis perhitungan Harga Pokok
Pesanan Khusus dengan Metode Variable Costing
pada Ukiran Setia Karya Nanda Balikpapan”.
Berdasarkan latar belakang yang peneliti
kemukakan, pokok masalah dari penelitian ini
adalah “Bagaimanakah perhitungan harga pokok
pesanan khusus dengan menggunakan metode
variable costing pada Usaha Ukiran Setia Karya
Nanda Balikpapan?”
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk membuktikan dan menghitung
perhitungan harga pokok pesanan khusus dengan
menggunakan metode variable costing pada Usaha
Ukiran Setia Karya Nanda di Balikpapan.
METODOLOGI PENELITIAN
Pengertian Biaya
“Biaya (Expense) adalah aliran keluar atau
pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau
kombinasi keduanya) selama suatu periode yang
berasal dari penyerahan atau pembuatan barang,
penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama badan usaha.”
(Baridwan, 2004:29)
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
“Biaya (Cost)adalah pengorbanan atau nilai
sumber ekonomis (economic resources) yang
dikeluarkan karena memproduksi atau melakukan
sesuatu yang membutuhkan biaya.” (Kuswadi,
2005:6)
“Biaya (Expenses)adalah harga perolehan
yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan (revenues) dan akan
dipakai
sebagai
pengurang
penghasilan.”
(Supriyono, 1999:18)
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa biaya yaitu pengorbanan yang
dikeluarkan untuk kegiatan operasi dalam rangka
memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai
pengurang penghasilan.
Pengertian Akuntansi Biaya
“Akuntansi Biaya (Cost Accounting) adalah
akuntansi yang berkaitan dengan proses terjadinya
biaya sehingga dapat memberikan pandangan
komprehensif tentang semua kegiatan dalam
perusahaan baik penggunaan sumber daya
(resources) maupun laba, dan sebagainya.”
(Kuswadi, 2005:12)
“Akuntansi Biayaadalah suatu bidang
akuntansi yang mencatat, mengukur, dan
melaporkan informasi mengenai besarnya biaya.”
(Maher 1996:2)
“Akuntansi Biayaadalah salah satu cabang
akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam
memonitor dan merekam transaksi biaya secara
sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam
bentuk laporan biaya.” (Supriyono,1999:12)
“Akuntansi Biaya (Cost Accounting)adalah
bidang akuntansi yang menekankan kegiatan pada
penetapan dan pencatatan biaya dan kontrol atas
biaya.” (Yadiati,2006:10)
“Akuntansi
Biaya
adalah
proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk
atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta
penafsiran terhadapnya.” (Mulyadi, 1999:6)
Jadi Akuntansi Biaya adalah bidang
akuntansi yang mencatat, mengukur, dan
melaporkan informasi tentang besarnya biaya
dalam bentuk laporan biaya.
Elemen Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku
“Biaya Bahan Langsungadalah biaya yang
dikeluarkan untuk pemakaian bahan-bahan selama
proses produksi. (Kuswadi, 2005:26).
“Biaya
Bahan Bakuadalah harga perolehan dari bahan
baku yang dipakai di dalam pengolahan produk.”
(Supriyono, 1999:20). “Biaya Bahan Baku (Raw
Riset / 1988
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
Materials), yaitu biaya untuk bahan-bahan yang
dapat
dengan
mudah
dan
langsung
diidentifikasikan dengan barang jadi.” (Soemarso,
2000:295).
“Biaya
Bahan
Baku
(Raw
Materials),yaitu biaya untuk barang-barang yang
dapat
dengan
mudah
dan
langsung
diidentifikasikan dengan barang jadi.” (Yadiati,
2006:195)
Dari definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan pengertian biaya bahan baku yaitu
biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian bahanbahan yang dapat dengan mudah dan langsung
diidentifikasikan dengan barang jadi.
Biaya Listrik; Air Pabrik; Biaya Asuransi Pabrik;
Biaya Overhead Lain-lain; Apabila perusahaan
memiliki departemen pembantu di dalam pabrik
semua biaya departemen pembantu merupakan
elemen biaya overhead pabrik.
Tarif BOP
Biaya Overhead Pabrik (www.google.co.id)
yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan selama
satu tahun yang sama, kemudian pada akhir tahun
dibandingkan dengan yang dibebankan kepada
produk atas dasar tarif.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rumus tarif BOP dapat ditentukan sebagai
“Biaya Buruh Langsung (Direct Labor),
yaitu biaya untuk buruh yang menangani secara
langsung proses produksi atau yang dapat
diidentifikasikan langsung dengan barang jadi.”
(Yadiati, 2006:195).
“Biaya Buruh Langsung
adalah biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang
langsung mengerjakan suatu produk. Biaya ini
disebut upah (bukan gaji) karena pembayarannya
dihitung berdasarkan hasil produksi, jam atau hari
kerja yang mereka berikan selama proses
produksi.” (Kuswadi, 2005:26). “Biaya Tenaga
Kerja Langsung (Direct Labor)adalah balas jasa
yang diberikan kepada karyawan pabrik yang
manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti
jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan
perusahaan.” (Supriyono, 1999:20)
Jadi biaya tenaga kerja langsung adalah
balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik
yang dapat diidentifikasikan ke produk yang
dihasilkan.
Biaya Overhead Pabrik
“Biaya Overhead adalah semua biaya
yang tidak hanya terjadi karena proses produksi,
tetapi juga terjadi di luar proses produksi.”
(Kuswadi, 2005:27).
“Biaya Overhead Pabrik
(Factory Overhead Cost) adalah biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.”(Supriyono, 1999:21). “Biaya Overhead
Pabrik, yaitu biaya-biaya pabrik selain biaya bahan
baku dan biaya buruh langsung.”(Yadiati,
2006:195).
Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa biaya overhead pabrik
merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.
Yang termasuk elemen biaya overhead
pabrik yaitu (Supriyono, 1999:21):Biaya Bahan
Penolong; Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung;
Penyusutan dan Amortisasi Aktiva Tetap Pabrik;
Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Pabrik;
Riset / 1989
berikut:
Tarif BOP =
Dasar Pembebanan BOP:Satuan produk; Biaya
bahan baku; Biaya tenaga kerja langsung; Jam
tenaga kerja langsung; Jam mesin.
Metode harga pokok pesanan
“Metode harga pokok pesanan adalah
suatu cara menentukan harga pokok produk di
mana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya produksi tidak langsung
dikumpulkan dan dibebankan secara seksama
kepada setiap pesanan yang dihasilkan.” (Muhadi
dan Siswanto, 2001:6)
Abdul Halim menyatakan bahwa “pada
metode harga pokok pesanan, harga pokok (biaya
produksi) dikumpulkan atas dasar pekrjaanpekerjaan atau pesanan-pesanan yang diterima
dari langganan/pembeli mulai dari satu unit
pesanan sampai kepada suatu partai besar yang
diproses pada saat yang sama.” (1999:20)
“Metode harga pokok pesanan adalah
metode pengumpulan harga pokok produk di mana
biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau
kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap
pesanan
atau
kontrak
dapat
dipisahkan
identitasnya.” (Supriyono, 1999:36)
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode harga pokok pesanan
yaitu metode pengumpulan harga pokok yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan yang diterima.
Pengertian Ukiran
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
Definisi Ukiran dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, “yaitu hasil mengukir, relief.”
(2005:1238). “Ukiranadalah kegiatan mengolah
permukaan suatu objek trimatra dengan membuat
perbedaan ketinggian dari permukaan tersebut
sehingga didapat imaji tertentu.” (www.google.com).
“Ukiran yaitu lukisan, hiasan, dan sebagainya yang
terukir, hasil mengukir, cara mengukir.” (KBBI,
2004:935)
HASIL PENELITIAN Dan PEMBAHASAN
Dalam penelitian yang penulis lakukan di
lapangan, penulis memperoleh data yang
diperlukan yang berhubungan dengan judul
penulisan laporan ini. Jenis ukiran yang menjadi
objek laporan ini adalah ukiran dalam bentuk meja
dan bingkai cermin.
Tabel 4.1
Data Biaya Produksi Ukiran
Bulan Mei 2010
Pesanan Meja dan Bingkai Cermin
UKuran 60x110 cm dan 80x75cm
Keterangan
Satuan
Jumlah
Tabel 4.2
Harga Pokok Menurut Perusahaan
Biaya
Bahan Baku
Meja
-Papan
-Balok
Bingkai
Cermin
-Papan
Satuan Harga
Tenaga
Kerja
-Tukang
Serut
-Tukang
Ukir
-Tukang
Amplas
-Finishing
1 Org
4 Org
2 Org
1 Org
Jumlah
3 Buah
1 Buah
100.000
100.000
300.000
100.000
2 Buah
100.000
200.000
2.100.000
700.000
700.000
1.000.000
2.100.000
700.000
1.400.000
1.000.000
275.000
15.000
15.000
30.000
115.000
275.000
15.000
75.000
30.000
115.000
Bulan
Kg
Kaleng
Overhead
Pabrik
-Biaya
Listrik
-Cat Dasar
-Semir
-Amplas
-Kaca
6.310.000
Harga Jual:
Meja
Bingkai Cermin
Biaya Produksi:
Bahan Baku
Tenaga Kerja:
- Tukang Serut
- Tukang Ukir
- Tukang Amplas
- Finishing
Overhead Pabrik:
- Biaya Listrik
- Cat Dasar
- Semir
- Amplas
- Kaca
2.600.000
1.000.000
Bulan
Pesanan
Bulan
Bulan
Bulan
1 Kg
5 Kaleng
600.000
2.100.000
700.000
1.400.000
1.000.000
Sumber: Data diolah, 2010
Tabel 4.3
Data Budget Perusahaan per bulan
Keterangan
Bahan Baku
Papan
Unit
Harga
Jumlah
25
100.000
2.500.000
Balok
BTKL
(Bulanan)
20
100.000
2.000.000
Tukang Serut
1
2.100.000
2.100.000
Tukang Ukir
4
1.000.000
4.000.000
Tukang Amplas
2
700.000
1.400.000
Finishing
1
1.000.000
1.000.000
300.000
275.000
15.000
Overhead
Pabrik
75.000
By Listrik
1
300.000
Cat Dasar
5
15.000
75.000
Semir
20
75.000
1.500.000
Amplas
1
100.000
100.000
Kaca
5
115.000
575.000
30.000
115.000
Sumber: Data diolah, 2010
Total
15.550.000
Sumber: Data diolah, 2010
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
Riset / 1990
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
Tabel 4.4
Data Kapasitas Normal Perusahaan
Bahan Baku
Unit
Harga
Jumlah
Papan
23
100.000
2.300.000
Balok
19
100.000
1.900.000
1
2.100.000
2.100.000
4
950.000
3.800.000
2
700.000
1.400.000
Finishing (Bulanan)
Biaya Overhead
Pabrik
1
1.000.000
1.000.000
By Listrik
1
280.000
280.000
Cat Dasar
4
15.000
60.000
Semir
20
75.000
1.500.000
Amplas
1
100.000
100.000
Kaca
4
115.000
460.000
BTKL
Tukang Serut
(Bulanan)
Tukang Ukir
(Pesanan)
Tukang Amplas
(Bulanan)
KESIMPULAN DAN SARAN
Total
14.648.000
Sumber: Data diolah, 2010
Berdasarkan hasil nalisis di atas dapat
diperhitungkan harga pokok produksi untuk meja
yaitu seperti yang tersaji pada laporan harga pokok
pesanan berkut:
Tabel 5.5
UkiranSetiaKarya Nanda
LaporanHargaPokokPesananMeja
Bulan Mei 2010
Bahan Baku
TenagaKerja
Overhead Pabrik
HP.Produksi
=
=
=
=
Rp.
600.000,00
Rp.
864.000,00
Rp.
102.230,00
Rp. 1.566.230,00
Sedangkan perhitungan harga pokok
produksi untuk bingkai cermin tersaji pada laporan
harga pokok produksi di bawah ini.
Tabel 5.6
UkiranSetiaKarya Nanda
Laporan HP.PesananBingkaiCermin
Bulan Mei 2010
Bahan Baku
=Rp200.000,00
TenagaKerja =Rp308.000,00
Overhead Pabrik=Rp192.621,00
HP.Produksi =Rp700.621,00
Dari laporan di atas harga pokok produk
meja adalah sebesar Rp.1.566.230,00 dan harga
Riset / 1991
pokok bingkai cermin sebesar Rp.700.621,00.
Dengan harga jual meja sebesar Rp.2.600.00,00
maka laba kotor yang didapat yaitu sebesar
Rp.1.033.770,00. Sedangkan untuk bingkai cermin
yang
mempunyai
harga
jual
sebesar
Rp.1.000.000,00 laba kotor yang didapat sebesar
Rp.299.379,00.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan yang
telah peneliti lakukan dan dengan mempelajari data
yang peneliti peroleh sewaktu melakukan penelitian
pada Ukiran Setia Karya Nanda Balikpapan, maka
pada bab ini peneliti akan memberikan kesimpulan
tentang pembahasan sebelumnya.
Dapat diambil kesimpulan bahwa harga
pokok
produk
meja
adalah
sebesar
Rp.1.566.230,00 dan harga pokok bingkai cermin
sebesar Rp.700.621,00. Dengan harga jual meja
sebesar Rp.2.600.00,00 maka laba kotor yang
didapat yaitu sebesar Rp.1.033.770,00. Sedangkan
untuk bingkai cermin yang mempunyai harga jual
sebesar Rp.1.000.000,00 laba kotor yang didapat
sebesar Rp.299.379,00.
Saran-saran
Berdasarkan pengamatan peneliti sewaktu
melakukan penelitian pada Ukiran Setia Karya
Nanda Balikpapan, maka peneliti memberikan
beberapa saran yang bermanfaat bagi Ukiran Setia
Karya Nanda Balikpapan dalam mengembangkan
usahanya di masa yang akan datang, yaitu sebagai
berikut:
1. Pesanan khusus yang datang pada Ukiran
Setia
Karya
Nanda
sebaiknya
dipertimbangkan dan diperhitungkan terlebih
dahulu,
selanjutnya
perusahaan
dapat
mengambil keputusan apakah menerima atau
menolak pesanan tersebut.
2. Jika di perusahaan terdapat kapasitas
menganggur, maka sebaiknya pesanan yang
datang dipertimbangkan untuk diterima
walaupun harganya di bawah harga jual
normal.
3. Ukiran Setia Karya Nanda sebaiknya
melakukan pencatatan-pencatatan yang baik
untuk semua kegiatannya, dimulai dari
pembelian bahan baku, bahan penolong,
pembayaran gaji, penerimaan uang muka
pelanggan, penerimaan pembayaran dari
transaksi penjualan, dan pembayaran biayabiaya operasional.
4. Perlu dilakukan promosi-promosi agar usaha
Bapak Untung lebih dikenal, minimal untuk
saat ini dibuat plang nama usaha.
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Z, (2004), Intermediate Accounting, Edisi
Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.
Departemen Pendidikan Nasional (2005), Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.
Halim, A. (1999), Dasar-Dasar Akuntansi Biaya,
Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.
Kuswadi, (2005), Meningkatkan Laba Melalui
Pendekatan Akuntansi Keuangan dan
Akuntansi Biaya, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Maher, M.W., dan Edward B. (1996), Akuntansi
Biaya, Edisi Keempat, Jilid 1, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Muhadi dan Siswanto, J. (2001), Akuntansi Biaya 1,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Mulyadi, (1999), Akuntansi Biaya, Edisi 5, Aditya
Media Yogyakarta.
Soemarso (2000), Akuntansi Suatu Pengantar,
Edisi Keempat, PT Rineka Cipta Jakarta.
Supriyono, (1999), Akuntansi Biaya Pengumpulan
Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku 1,
Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.
Yadiati, W, dan Wahyudi, I, (2006), Pengantar
Akuntansi, Edisi Pertama, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
Riset / 1992
Download