Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) TERHADAP BAKTERI Staphylococus aureus Yuska Novi Yanti, Sucia Mitika Akademi Farmasi Yayasan Al-Fatah Bengkulu Email : [email protected] ABSTRAK Tumbuhan memiliki zat kimia aktif yang memiliki potensi besar salah satunya adalah membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees) yang mempunyai berbagai macam manfaat bagi kesehatan manusia,berbagai aktivitas farmakologi dari sambiloto adalah antiinflamasi,antibakteri,antipiretik dan antioksidan.Sampel dalam penelitan ini adalah koloni Staphylococcus aureus dan ekstrak kental tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees) . Ekstraksi dengan metode maserasi Salanjutnya di rotary dengan menggunakan Rotary evaporator dan dilakukan uji susut pengeringan. Kemudian ekstrak dibagi menjadi lima perlakuan yaitu 10 µg/ml, 50 µg/ml, 100 µg/ml, 500 µg/ml, 1000 µg/ml dibuat kontrol posistif dan negatif lalu dilakukan pembuatan media NA dan NB. Selanjutnya dibuat peremajaan bakteri dan pembuatan larutan uji lalu dilalukan pengujian daya hambat dengan metode cakram lalu diikubasi dan diukur diameter zona hambat.Dari hasil pengujian menunjukan bahwa semua konsentrasi ekstrak sambiloto memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Daya hambat ekstrak sambiloto ditunjukkan dengan adanya zona bening disekitar cakram. Diketahui bahwa pada dosis 100 µg/mL, 1000 µg/mL memiliki daya hambat lemah dan dilanjutkan dengan analisa SPSS diperoleh hasil yang tidak berbeda secara signifikan. Kata kunci : Sambiloto, Staphylococcus aureus, daya hambat Artikel diterima: 27 Februari 2017 Diterima untuk diterbitkan: 23 Maret 2017 Diterbitkan: 30 Maret 2017 158 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti ABSTRACT Plants have active chemicals that have great potential one of them is to kill or inhibit the growth of bacteria. One of the plants used as traditional medicine is bitter plant (AndrographispaniculataNees) that have various benefits for human health, various pharmacological activity of bitter is anti-inflammatory, antibacterial, antipyretic and antioxidant.The sample in this research was a colony of Staphylococcus Aureus and viscous plant extracts bitter (AndrographispaniculataNees). Extraction by maceration method using a rotary next in Rotary evaporator and drying shrinkage test. Then extract is divided into five treatments, 10 µg/mL, 50 µg/mL, 100 µg/mL, 500 µg/mL, 1000 µg/mL created positive and negative controls and conducted media creation NA and NB. Subsequently made rejuvenation of bacteria and manufacturing test solution and the test is passed inhibition with discs and incubations method and measured the diameter of inhibition zone. Test results showed that all concentrations of bitter extracts have inhibitory effect on the growth of Staphylococcus aureus. Paniculata extract inhibitory indicated by a clear zone around the disc. It is known that at a dose of 100 µg/mL, 1000 µg/mL had a weak inhibitory and continued with SPSS analysis obtained results that did not differ significantly. Keywords:Sambiloto,Staphylococcus aureus, inhibition PENDAHULUAN Salah satu tanaman yang dengan tinggi 50-90 cm, batang yang digunakan sebagai obat tradisional disertai adalah berbentuk segi empat. Daun tunggal, tanaman (Andrographis sambiloto banyak cabang Nees) bertangkai pendek, letak berhadapan daun bersilang, bentuk lanset, pangkal sambiloto adalah andrographolide, runcing, ujung meruncing, tepi rata, dan flavonoid. Kandungan yang permukaan atas daun berwarna hijau dapat dipercaya melawan penyakit tua, bagian bawah daun berwarna adalah andrographolide. Disamping hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1- itu daun sambiloto mengandung 3 cm. Bunga tumbuh dari ujung saponin,alkaloid, batang atau ketiak daun, berbentuk kandungan paniculata dengan utama dari dan tanin (Dalimunthe,2009) Tumbuhan merupakan tumbuhan tabung, kecil-kecil, warnanya putih sambiloto bernuda ungu. Memiliki buah kapsul semusim, berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 159 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung HIV, pengobatan sidrom nefrotik, tajam, pecah koleretik, perlindungan membran membujur menjadi 4 keping. Biji eritrosit, aktivitas kardiovaskuler, gepeng, antialergi, bila masak akan kecil-kecil, warnanya antiflu, dan industri cokelat muda.Tumbuhan ini dapat fagositosis(Kardono,Artanti,Dewiya dikembangbiakkan dengan biji atau nti, & Basuki, 2003). stek batang (Yuniarti, 2008). Staphylococus aureus Kegunaan dari sambiloto yang merupakan Gram positif berbentuk didukung dari data klinis antara lain bulat biasanya tersusun dalam bentuk sebagai profilaksis dan pengobtan kluster yang tidak teratur seperti gejala infeksi pernafasan atas, seperti anggur. flu dan sinusitis, bronkitis, dan tumbuh dengan cepat pada beberapa faringotonsilits, tipe infeksi saluran Staphylococus media dan dengan aureus aktif kemih, dan diare akut. Sedangkan melakukan metabolisme, melakukan penggunaan fermentasi pengobatan sambiloto tradisional untuk meliputi karbohidrat menghasilkan dan bermacam-macam pengobatan disentri basiler, kolitus, pigmen dari putih hingga kuning batuk, dispepsia, demam, hepatitis, gelap. Staphylococus aureus yang malaria, ulser pada mulut, luka, patogen sering menghemolisa darah, tuberkulosis, gigitan ular berbisa, mengkoagulasi otitis media, vaginitis, penyakit menghasilkan radang panggul, cacar air, eksim, dan ekstraseluler dan toksin (Jawetz, luka bakar (WHO, 2002). dkk., 2005). Aktivitas lain dari sambiloto plasma berbagai dan enzim Staphylococus aureus mudah antara lain sebagai antimikroba, tumbuh pada antifungi,antihipertensi,antiinflamas bakteriologik di bawah suasana i,antirombin,analgesik,antipiretik,hi aerobik poglekemik,antispasmodik,antifertili Stafilokokus tumbuh paling cepat tas,eratogenik,antitumor,hepatoprote pada suhu kamar 37°C, namun ktif, sitotoksik, antileishmaniasis, pembentukan pigmen yang terbaik stimulan pertumbuhan rambut, anti pada suhu kamar (20-35°C) dan pada atau berbagai media mikroaerobik. 160 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti media dengan pH 7,2-7,4. Koloni oven, pada media padat berbentuk bulat, spritus, erlemeyer (pirex), beker gelas lembut, dan mengkilat (Jawetz, dkk., (pirex), gelas ukur (pirex), dan jarum 2001). ose. Salah satu evavorator, lampu yang Bahan-bahan yang digunakan bakteri dalam penelitian ini adalah daun Staphylococcus aureus yaitu infeksi sambiloto (Andrographis paniculata nosokomial. nosokomial Nees), etanol 70%, Aquades, Nutrien adalah infeksi yang diperoleh atau Agar (NA), Nutrien Broth (NB), terjadi di Rumah Sakit. Dimana biakan murni Staphylococus aureus, infeksi pembuatan disebabkan infeksi rotary oleh Infeksi ini dapat terjadi pada Dimetil Sulfoksida penderita, tenaga kesehatan, dan juga (DMSO), kapas, aluminium foil, dan setiap orang yang datang kerumah kloramfenikol sebagai kontrol positif. sakit. Infeksi yang dapat ditularkan Pembuatan Ekstrak Etanol Daun atu Sambiloto diperoleh melalui petugas kesehatan, orang sakit, pengunjung Dalam metode ini, peneliti yang berstatus karier atau karena menggunakan kondisi rumah sakit (Jawets et al, dengan cara maserasi yang kemudian 2005). dievaporasikan dengan alat rotary METODE PENELITIAN evaporator. Serbuk daun sambiloto Penelitian dilakukan pada bulan metode (Andrographis paniculata ekstraksi Nees) Januari – Mei 2016 yang bertempat di ditimbang kemudian direndam dalam Laboratorium dan botol kaca berwarna gelap dengan Mikrobiologi Akademi Farmasi Al- menggunakan pelarut etanol 70%, Fatah Bangkulu. lalu tutup botol dan lakukan sesering Farmakognosi Alat-alat yang digunakan dalam mungkin pengocokan penelitian ini adalah cawan petri, pengadukan pada kertas selama 7 hari, saring, pengaduk, volume, kapas, tabung mikro batang reaksi, pipet, pipet dikumpulkan suhu atau ruangan kemudian ekstrak dan dievaporasikan inkubator dengan rotary evaporator dengan (memmert), autoklaf, botol gelap, tekanan 70 rpm dan suhu 60°C. Hasil 161 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti ekstraksi disimpan dalam lemari Nutrient Agar (NA) dilarutkan dalam pendingin (Voight, 1994). aquadest dan dimasukkan kedalam Sterilisasi Alat Erlenmeyer dan panaskan sampai Alat-alat yang digunakan dicuci mendidih. Selanjutnya media tersebut bersih dengan menggunakan detergen disterilkan dalam autoklaf pada suhu dan dibilas dengan aquadest. Alat-alat 121°C selama 15 menit pada tekanan yang 2 atm. tahan terhadap pemanasan tinggi disterilkan dengan autoklaf Pembuatan Media Nutrien Broth selama 15 menit pada suhu 121°C (NB) pada tekanan 2 atm (FI ED IV). Alatalat logam disterilkan Media agar cair (NB) Nutrien dengan Borth digunakan untuk pembuatan pemanasan langsung pada lampu larutan inokulum bakteri. Media cair spritus hingga memijar. Sedangkan dibuat dengan cara NB dilarutkan alat-alat yang tidak tahan terhadap dalam aquadest, lalu di masukkan pemanasan tinggi disterilkan dengan dalam erlemeyer dan di tutup dengan menggunakan etanol 70%. kapas.Kemudian suspensi dipanaskan Pembuatan Larutan Uji sampai mendidih lalu didinginkan Pada penelitian ini konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto dalam suhu ruangan, disterilkan dalam autoklaf selama 15 (Andrographis paniculata Nees) yang menit digunakan adalah 10 µg/mL, 50 tekanan 2 atm. µg/mL, 100 µg/mL, 500 µg/mL, dan Pembuatan larutan DMSO 1000 µg/mL dalam pelarut DMSO. media dengan suhu 121°C dan Larutan DMSO dibuat dengan Kontrol negatif dibuat dari DMSO konsentrasi 10% melarutkan DMSO dengan aquadest. dan digunakan pembanding adalah yang kloramfenikol 0,3%. 10% dengan cara Peremajaan Bakteri Peremajaan bakteri dilakukan Pembuatan Media Nutrien Agar dengan menggunakan metode gores. (NA) Biakan murni bakteri Stapylococcus Media pembenihan Nutrient aureus diambil satu ose kemudian di Agar (NA) dibuat dengan cara inokulasikan dengan cara digoreskan 162 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti pada media NA secara aseptik. ditambahkan Kemudian di inkubasi pada suhu 37ºC dihomogenkan dan dibiarkan hingga selama 24 jam. memadat. Pembuatan larutan Bakteri dengan menggunakan pinset. Pembuatan Larutan Standar NA steril. Letakkan Lalu paper disc Kontrol Negatif : ditetesi larutan Suspensi Bakteri dilakukan dengan DMSO 10 % cara ambil satu ose bakteri hasil Kontrol Positif : Kloramfenikol 0,3% peremajaan disuspensikan Ekstrak Etanol daun sambiloto 10 kedalam media NB sampai tingkat μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 500 kekeruhannya sama dengan standar. μg/ml, 1000 μg/ml. Kekeruhannya dilihat latar Selanjutnya diinkubasi pada suhu belakang kertas putih yang digaris 37°C selama 18 – 24 jam dan amati dengan menggunakan spidol. Jika pertumbuhan bakteri lalu ukur zona kurang keruh ditambah koloni bakteri hambat dengan menggunakan jangka dan apabila terlalu keruh maka sorong ( Lay, 1994 ). ditambahkan media NB. Analisa Data lalu Satu ose pada peremajaan Data dari hasil pengujian daun biakan murni di biakan dalam 10 ml sambiloto ( Andrographis paniculata media cair NB dan di homogenkan. Nees) terhadap diameter zona hambat Larutan ini berfungsi sebagai biakan pertumbuan bakteri Staphylococus aktif. aureus Pengujian Daya Hambat menggunakan metode One Way Ambil Stapylococcus hasil suspensi aureus dianalisa secara statistik bakteri Anova pada program SPSS dengan kemudian menggunakan tingkat kepercayaan 95 masukkan kedalam cawan petri dan % atau α = 0,05 Tabel I. Diameter Zona Hambat Diameter Zona Hambat Respon Hambat Pertumbuhan ≤ 5 mm Lemah 6-10 mm Sedang 11-20 mm Kuat ≥ 21 Sangat Kuat Sumber : Riska F dan Puguh S (2014). 163 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti HASIL DAN PEMBAHASAN adalah Hasil Verifikasi Tanaman paniculata Hasil verifikasi tanaman yang sambiloto dilakukan (Andrographis Nees). agar Verifikasi tidak terjadi dilakukan di Laboratorium Fakultas kesalahan dalam pengambilan bahan Biologi utama yang akan digunakan pada uji Universitas Bengkulu, menunjukan bahwa tumbuhan uji efektivitas antibakteri. yang digunakan dalam penelitian Tabel II. Hasil pemeriksaan karakteristik ekstrak etanol daun sambiloto Karakteristik ekstrak Ekstrak etanol daun sambiloto a. Organoleptik • Konsistensi • Warna • Bau • Rasa Ekstrak Kental Hijau Pekat Khas Pahit b. Rendemen 5,1% c. Susust Pengeringan 27% Hasil pengujian efektivitas dan diameter daya hambat antibakteri Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu, metode yang digunakan adalah Metode Difusi Cakram. Tabel III. Hasil Uji efektivitas Dan Diameter Daya Hambat Ekstrak daun sambiloto Terhadap Bakteri Staphylococus aureus 164 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Sampel yang digunakan dalam Yuska Novi Yanti µg/mL). Selanjutnya kertas cakram penelitian ini adalah daun sambiloto ditempelkan pada (Andrographis paniculata Nees) yang dengan pinset kemudian dilakukan diambil dikota Bengkulu. Verifikasi inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 tanaman dilakukan °C. Biologi Universitas di Fakultas media bakteri Bengkulu. Pembuatan larutan uji ekstrak dilakukan agar tidak daun sambiloto dilarutkan dengan terjadi kesalahan dalam pengambilan Dimethyl-sulfoxide (DMSO) 10% bahan utama yang akan digunakan yang pada uji efektivitas antibakteri. negatif. Penggunaan DMSO 10% Verifikasi Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan sekaligus sebagai kontrol dipilih karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya metode difusi cakram. Hal ini untuk menunjukan bahwa DMSO tidak mengetahui ada tidaknya pengaruh menghambat pertumbuhan bakteri ekstrak dalam pada konsentrasi kurang dari 15%. menghambat pertumbuhan bakteri Sebagai kontrol positif digunakan Staphylococus aureus. kloramfenikol daun sambiloto karena antibiotik Cara pengujian efektivitas ini golongan ini berspektrum luas yaitu dilakukan dengan cara kertas cakram efektif untuk bakteri gram positif dan di celupkan ke dalam 5 konsentrasi negatif mikroorganisme lain. ekstrak yaitu (10 µg/mL, 50 µg/mL, 100 µg/mL, 500 µg/mL, 1000 Berdasarkan hasil pengujian dengan metode difusi kertas cakram 165 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti terhadap bakteri menunjukan bahwa menghambat pertumbuhan bakteri konsentrasi 10 µg/ml, 50 µg/ml, 100 Stapylococcus aureus baik pada awal µg/ml, 500 µg/ml, dan 1000 µg/ml hingga akhir perlakuan. ekstrak daun sambiloto yang diuji Pada konsentrasi 100 µg/ml, pada bakteri Staphylococus aureus 500 µg/ml dan 1000 µg/ml terjadi memiliki peningkatan dan penurunan zona pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococus hambat aureus kandungan yang ditunjukan dengan hal ini bahan kimia dalam sambiloto dapat adanya zona bening disekitar kertas ekstrak cakram. dipengaruhi oleh beberapa hal antara Menurut Riska dan Puguh (2014) daun dikarenakan lain dalah lokasi tanaman,pemilihan jika zona hambat yang bagian tanaman sambiloto (akar, terbentuk pada uji difusi lempeng batang, ranting, daun, bunga, buah) agar berukuran kurang dari ≤ 5 mm, memiliki kandungan yang tidak sama. maka Pada proses pengeringan derajat daun respon zona hambat dikategorikan kedalam lemah. Jika sambiloto dapat berpengaruh zona hambat yang terbentuk 6-10 terhadap mm, maka respon zona hambat masuk kandungan bahan kimia yang terdapat kedalam kategori sedang, sedangkan dalam 11-20 mm kuat, dan ≥ 20 mm sangat Peneliti mengambil daun sambiloto kuat. tidak memperhatikan usia tanaman, kualitas daun dan (Cendranata kuantitas 2012). Hasil pengukuran zona hambat ini juga memungkinkan komponen pada Tabel II menunjukkan bahwa zat yang terdapat pada tanaman daun ekstrak etanol daun sambiloto 10 sambiloto tidak optimal seharusnya µg/ml, 50 µg/ml, 100 µg/ml, 500 pengambilan daun µg/ml, 1000 µg/ml memiliki respon saat tanaman akan berbunga (umur penghambatan sambiloto 2-3 bulan). yang lemah (≤5 mm)dan kontrol positif memliki sambiloto pada Menurut Dwidjoseputro dan respon penghambatan yang kuat (11- Hidayati (dalam Lamapaha dan 20 mm), sedangkan DMSO 10 % Rupilu,2008) bahwa pada waktu sebagai kontrol negatif tidak dapat pendedehan medium tertentu, suhu 166 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti dan temperatur dapat menurunkan konsentrasi yang digunakan (p > aktifitas 0,05) meskipun dari nilai hambat konsentrasi ekstrak. Selanjutnya, menurut Elifah (dalam terlihat bahwa Ariyanti, 2012) bahwa diameter zona konsentrasi terbaik. hambat tidak selalu naik sebanding dengan naiknya antibakteri, ini konsentrasi analisa data kontrol positif kloramfenikol memiliki sig karena (0,000)<p (0,05) terhadap semua perbedaan kecepatan difusi senyawa kontrol uji. Hal ini menunjukan antibakteri pada media agar serta jenis bahwa dan konsentrasi senyawa antibakteri kemampuan daya hambat paling baik yang terhadap berbeda terjadi Hasil 100 µg/ml adalah juga memberikan diameter zona hambat yang berbeda. Secara hambat dahulu statistik yang hasil uji menggunakan memiliki pertumbuhan Staphylococcus bakteri aureus, dan daya konsentrasi10 µg/ml, 50 µg/ml, 100 terlebih µg/ml, 500 µg/ml, dan 1000 µg/ml normalitas ekstrak etanol daun sambiloto tidak diperoleh dilakukan kloramfenikol Kolmogorov- berbeda secara signifikan. Sminornov. Dari hasil uji normalitas Pada penelitian yang dilakukan menggunakan uji didapatkan nilai oleh (Sikumalay dkk 2014) mengenai signifikansi 7,93 yang artinya data efek antibakteri dari rebusan daun terdistribusi normal. Dari hasil uji sambiloto (Andrographis paniculata homogenitas Nees) dan produk herbal sambiloto didapat hasil (0,041)<p(0,05) yang berarti varians terhadap data tidak bersifat homogen, maka didapatkan dilanjutkan dengan non sambiloto (Andrographis paniculata parametik Kruskal-Wallis, uji Nees) dan produk herbal sambiloto signifikan tidak mempunyai efek antibakteri didapatkan analisis nilai Staphylococcus hasil rebusan aureus, daun (0,02)<p(0,05) yang artinya terdapat terhadap Staphylococcus aureus. pengaruh KESIMPULAN pertumbuhan ekstrak bakteri. terhadap Namun Ekstrak etanol daun sambiloto berdasarkan uji duncan tidak ada (Andrographis paniculata Nees) perbedaan yang bermakna pada tiap tidak memiliki kemampuan dalam 167 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan hasil uji data statistik dengan (ρ>0,05). Seluruh konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) tidak memiliki daya hambat dengan hasil uji data statistik dengan (ρ>0,05) yang artinya tidak berbeda secara signifikan, sehingga tidak dapat digunakan sebagai antibakteri dalam dunia pengobatan DAFTAR PUSTAKA Dalimunthe, A. 2009, Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees), Departemen Farmakologi Fakultas Universitas Sumatra Utara, Medan. Jawetz, E., et al 2005, Mikrobiologi kedokteran. Buku 1. Salemba Medika. Jakarta. Kardono, L. B. S., Artanti, N., Dewiyanti, I. D., Basuki. T. 2003, Selected Indonesian Medicinal Plants Monographs and Description, V0l, I, Gramedia Widiasarana, Jakarta, Indonesia. Hal 121152. Lamapha, Yulia F. Dan Novie S.2008. Lengkuas Antimikroba (Studi pada Bakteri Negatif). Yuska Novi Yanti Moringa oleifera Leaf Juice to Growth of Streptococcus agalactiae and Streptococcus uberis Bacteris Caused Mstitisin Dairy Cows, Jurnal, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. T.Tan Hoan, Raharjo K, 2002, Obatobat Penting, Edisi 20, Hal 153,317-322, EGC, Jakarta. Voigt, 1984, Buku Ajar Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soewandi N. S, Edisi 5, Hal 202-211, 564-570, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. World Health Organization (WHO). 2002.Guidelinesfor Drinking-water Quality3rd Edition. Geneva:WorldHealthOrgani zation) Yuniarti, T.2008, Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional Cetakan Pertama, Jakarta. Medpress Rupilu potensi sebagai In Vitro Gram Riska F, Puguh S, Sarwiyono, 2014, Inhibition Activityof 168