BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Secara sederhana sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen yang berhubungan atau berinteraksi dalam membentuk kesatuan. Mengutip dari O’Brien (2005, p22). Sistem adalah kumpulan atas komponen terkait yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan umum dengan menerima input dan menghasilkan output melalui proses yang terorganisasi. 2.2 Komponen Sistem Sistem memiliki tiga komponen dasar yang saling berinteraksi, yaitu: • Input Input mencakup pengumpulan elemen-elemen dan kemudian memasuki sistem untuk diproses, contohnya seperti bahan baku, data, intruksi. • Proses Proses termasuk dilakukannya transformasi untuk mengubah input menjadi output, contohnya seperti proses fabrikasi. • Output Termasuk pengiriman elemen-elemen yang telah diproduksi melalui proses transformasi kepada tujuan utama, contohnya seperti barang jadi. 5 6 2.3 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p24-28), Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai pengorganisasian antara kombinasi sumber daya orang, hardware, software, network dan data untuk mengumpulkan, mengtransformasikan serta menyebarkan informasi di dalam organisasi. Sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban. Jenis-jenis sistem informasi, secara konsep aplikasi sistem informasi yang diimplementasikan dalam dunia bisnis saat ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara. Contohnya, beberapa jenis sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem informasi operasi atau manjemen. Gambar 2.1 Sistem Informasi Sumber : O’Brien (2005) 7 • Sistem pendukung operasi : sistem ini menghasilkan berbagai produk informasi yang paling dapat digunakan oleh para manajer. • Sistem Pemrosesan transaksi : merupakan contoh penting dari sistem pendukung operasi yang mencatat serta memproses data yang dihasilkan dari transaksi bisnis • Sistem Pengendalian proses : Mengawasi dan mengendalikan proses fisik, misal penyulingan minyak menggunakan sensor elektronik yang dihubungkan ke komputer untuk secara terus menerus mengawasi proses kimia dan membuat penyesuaian instan (real-time) yang mengendalikan proses penyulingan. • Sistem Pendukung Manajemen : aplikasi sistem informasi berfokus pada penyediaan informasi dan dukungan unntuk pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer. • Sistem Informasi Manajemen : Memberikan informasi dalam bentuk laporan yang telah ditentukan sebelumnya untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis, misal analisis penjualan, kinerja produksi dan sistem pelaporan tren biaya. • Sistem pendukung keputusan (DSS) : memberikan dukungan interaktif khusus untuk proses pengambilan keputusan para manajer dan praktisi bisnis lainnya • Sistem Informasi eksekutif (EIS) : Memberi informasi penting dari SIM, DSS, dan sumber lainnya yang dibentuk sesuai kebutuhan informasi para eksekutif. 8 Menurut Raymond McLeod, George P. Schell (2007, p10) Management Information System (MIS) adalah sebuah sistem berbasis komputer dimana sistem tersebut menyediakan informasi yang siap digunakan sesuai dengan kebutuhan user/pemakai. Pengguna MIS (Management Information System) biasanya terdiri dari kesatuan organisasi formal perusahaan atau subunit anak perusahaan. Informasi yang disajikan oleh MIS menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya dalam hal apa yang telah terjadi di masa lalu MIS menghasilkan informasi melalui dua tipe software yaitu : ¾ Report Writing Software, menghasilkan baik laporan periodik maupun laporan khusus. Laporan periodik dikodekan dalam bahasa pemrograman dan disesuaikan dengan jadwal. Laporan khusu disiapkan sebagai tanggapan terhadap kebutuhan informasi tak terduga. Sekarang ini sistem manajemen database memiliki fitur yang dengan cepat menghasilkan laporan dalam menanggapi permintaan data atau informasi spesifik ¾ Mathematical models, menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi atau perhitungan dari operasional perusahaan. Mathematical model yang menggambarkan operasi perusahaan dapat ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Ouput informasi yang dihasilkan digunakan oleh manajer yang dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang dialami perusahaan. Beberapa sistem informasi menggunakan alat hardware petunjuk sederhana (kertas dan pensil) dan saluran komunikasi informal (mulut ke mulut), akan tetapi jika sistem informasi diubah menjadi berbasis komputer maka penggunaannya dalam teknologi informasi seperti berikut ini : 9 Teknologi hardware komputer, termasuk mikrokomputer, server berukuran menengah, dan sistem mainframe besar, serta alat-alat input, output dan media penyimpanan yang mendukung Teknologi software komputer, termasuk software sistem operasi, pencari web (browser), alat pembuatan software, dan software untuk aplikasi bisnis seperti manajemen hubungan pelanggan dan manajemen rantai pasokan (SCM) Teknologi jaringan telekomunikasi, termasuk media telekomunikasi, prosesor, dan software yang dibutuhkan untuk menyediakan akses kabel dan nirkabel, serta dukungan untuk jaringan internet dan jaringan pribadi berbasis internet seperti intranet, dan ekstranet. Teknologi manajemen sumber daya data, termasuk software sistem manajemen database untuk mengembangkan, mengakses dan memelihara database organisasi. Kerangka kerja sistem informasi untuk para praktisi bisnis menekankan bahwa anda harus memusatkan usaha anda dalam lima area pengetahuan SI berikut ini : • Konsep-konsep dasar. Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial termasuk mengenai berbagai komponen dan peran sistem informasi, contohnya : konsep keunggulan kompetitif yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi bisnis teknologi informasi dalam keunggulan kompetitif. • Teknologi informasi. Konsep-konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi informasi, yaitu meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis internet. 10 • Aplikasi Bisnis. Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen,dan keunggulan kompetitif bisnis. • Proses Pengembangan. Bagaimana para pakar praktisi bisnis dan pakar informasi merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi untuk memenuh peluang bisnis • Tantangan Manajemen. Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola teknologi informasi pada tingkat pemakai akhir, perusahaan, dan global dalam bisnis. 2.4 Pengertian E-Business Menurut Chaffey (2005, p8) E-Business diartikan sebagai semua pertukaran informasi melalui media elektronik baik di dalam suatu organisasi maupun dengan pemegang saham eksternal yang mendukung cakupan dari proses bisnis. Sedangkan menurut kalakota (2005), E-Business merupakan berbagai macam aktivitas bisnis secara elektronik dengan menggunakan teknologi yang berbasis internet. EBusiness meliputi seluruh aplikasi dan proses yang memungkinkan perusahaan untuk melayani transaksi bisnis. Selain itu, E-Business memiliki konsep yang lebih luas daripada Ecommerce karena E-Business tidak hanya sekedar transaksi dari E-Commerce atau kegiatan membeli dan menjual melalui web. Akan tetapi, E-Business merupakan keseluruhan strategi untuk memperbaharui model bisnis yang lama dengan bantuan teknologi untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan dan keuntungan. 2.5 Pengertian E-Commerce E-Commerce adalah semua bentuk transaksi yang berhubungan dengan aktivitas komersial, baik itu organisasi maupun individual yang berdasarkan pengolahan dan transmisi data yang terdigitalisasi, termasuk teks, suara, dan gambar visual. 11 Chaffey (2005, p8) menggambarkan E-Commerce sebagai bagian dari E-Business karena E-Commerce tidak mengacu pada kebanyakan transaksi dalam suatu bisnis seperti memproses permintaan pembelian yang merupakan bagian dari E-Business. Gambar 2.2 Hubungan E-Business dan E-Commerce Sumber : Chaffey (2005, p.8) 2.6 Pengertian Internet,intranet, dan ekstranet Turban, Rainer, Potter (2005, p478) Internet tumbuh dari sebuah proyek eksperimental dari agen proyek penelitian mutakhir dari US Department of Defense. Proyek ini dimulai pada tahun 1969, sebagai ARPAnet, untuk menguji kelayakan sebuah jaringan komputer wilayah luas di mana peneliti, pendidik, personil militer, dan lembaga pemerintah dapat berbagi data, bertukar pesan, dan mentransfer file. Internet adalah jaringan dari jaringan yang dimana selalu berkemang dengan seiringnya waktu berjalan. Internet terdiri dari jutaan jaringan yang bersama-sama membawa informasi-informasi dan layanan yang bervariasi seperti e-mail, yang saling terhubung. 12 Intranet dilindungi oleh ukuran keamanan seperti password,enkripsi, dan firewall, sehingga hanya dapat diakses melalui internet oleh pemakai yang memiliki otorisasi (O’brien, 2005). Sedangkan menurut Whiteley (2005, p.168), beberapa organisasi memiliki situs web yang tersedia pada internet dnegan akses yang terbatas kepada pemegang password, seperti fasilitas yang dinamakan ekstranet. Pengertian ekstranet adalah hubungan jaringan yang menggunakan teknologi internet untuk saling menghubungkan intranet suatu bisnis dengan intranet pelanggannya,pemasok,dan mitra bisnis lainnya O’Brien ( 2005). Menurut Mcleod (2007, p.222) organisasi dapat membatasi akses jaringan mereka hanya bagi anggota organisasinya dengan menggunakan intranet. Intranet menggunakan protocol jaringan yang sama dalam internet tetapi membatasi akses ke sumber daya computer bagi sekelompok orang pilihan di dalam organisasi. Berdasarkan teori-teori di atas, bahwa internet merupakan sumber informasi yang dibutuhkan bagi perusahaan. Internet memberikan jaringan yang dapat dihubungkan antar divisi perusahaan. Sedangkan ekstranet merupakan jaringan antar perusahaan yang mempunyai perlindungan agar hanya dapat diakses oleh pemakai yang memiliki otoritas khusus. Sedangkan ekstranet merupakan perluasan dari jaringan internet dengan jaringan internet yang terbuka bagi perusahaan, supplier dan pebisnis lain untuk menjalin hubungan bisnis. 2.7 Strategi Menurut David (2009, P.18) Strategi adalah sarana dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Penjelasan strategi-strategi tersebut dijabarkan dibawah ini. 13 9 Strategi Integrasi Memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. 1. Integrasi ke Depan ( Forward Integration ) Integrasi ke depan berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel. 2. Integrasi ke Belakang ( Backward Integration ) Integrasi ke belakang adalah sebuah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. 3. Integrasi Horisontal ( Horizontal Integration ) Integrasi horisontal mengacu pada strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Merger, akuisisi, dan pengambilalihan (takeover) di antara para pesaing memungkinkan peningkatan skala ekonomi serta mendorong transfer sumber daya dan kompetensi. 9 Strategi Intensif Mengharuskan adanya upaya-upaya intensif jika kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik. 1. Penetrasi Pasar ( Market Penetration ) 14 Penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. 2. Pengembangan Pasar ( Market Development ) Pengembangan pasar adalah strategi yang meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. 3. Pengembangan Produk ( Product Development ) Pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. 9 Strategi Diversifikasi ( Diversification Strategies ) 1. Diversifikasi Terkait Diversifikasi terkait adalah ketika rantai nilai bisnis memiliki kesusaian strategis lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif. 2. DIversifikasi Tidak Terkait Diversifikasi tidak terkait adalah ektika rantai nilai bisnis sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif. 15 9 Strategi Defensif 1. Penciutan ( Retrenchment ) Penciutan terjadi manakala sebuah organisasi melakukan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. 2. DIvestasi ( Divestiture ) Divestasi terkait dengan menjual sati divisi atau bagian dari suatu organisasi. 3. Likuidasi ( Liquidation ) Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional. 9 Lima Strategi Generik Michael Porter 1. Biaya Rendah ( Low-Cost ) Menawarkan produk atau jasa kepada konsumen pada harga terendah yang tersedia di pasar. 2. Nilai Terbaik ( Best-Value ) Menawarkan produk atau jasa kepada konsumen pada nilai harga terbaik yang tersedia di pasar. 3. Diferensiasi ( Differentiation ) 16 Sebuah strategi yang bertujuan menghasilkan produk atau jasa yang dianggap unik di industry dan diarahkan kepada konsumen yang relative peka terhadap harga. 4. Fokus Biaya Rendah ( Low-Cost Focus ) Menawarkan produk atau jasa kepada sekelompok kecil ( kelompok ceruk ) konsumen pada ahrga terendah yang etrsedia di pasar. 5. Fokus Nilai Terbaik ( Best-Value Focus ) Menawarkan produk atau jasa kepada sejumlah kecil konsumen dengan nilai harga terbaik yang tersedia di pasar. 2.8 Pengertian Procurement Dalam industri manufaktur, pengadaan barang atau procurement merupakan bagian yang penting dalam mempertahankan kelangsungan usaha dan hidup perusahaan. Procurement merupakan pembelian barang dan jasa oleh perusahaan (Turban,2004, p231). Procurement Management adalah koordinasi dari semua aktivitas yang berhubungan dengan pembelian produk dan kebutuhan pelayanan untuk menyempurnakan misi dari sebuah organisasi. Menurut Kalakota (2005, p314), procurement didefinisikan sebagai kegiatan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan, pembelian, transportasi, penggudangan, dan proses penerimaan. Dalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan menghabiskan banyak waktu dan usaha dalam aktivitas procurement. Aktivitas-aktivitas yang termasuk 17 adalah pemilihan supplier yang berkualitas, negosiasi, negosiasi harga, membangun hubungan strategi dengan supplier, evaluasi supplier dan sertifikat. Perusahaan-perusahaan menggunakan metode yang berbeda dalam memperoleh produk dan jasa yang tergantung apa dan dimana mereka membeli, kuantitas yang diperlukan, berapa jumlah uang yang terpakai dan lainnya. Metode-metode utama dari procurement ini terdiri dari : 1. Membeli dari manufaktur, penjual grosir, atau pengecer dari katalog-katalog mereka dan adanya negosiasi. 2. Membeli melalui katalog yang terhubung dengan memeriksa katalog penjual atau membeli melalui mal-mal industry. 3. Membeli melalui katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalog-katalog vendor termasuk kesepakatan harga. Pendekatan ini digunakan untuk implementasi desktop purchasing, yang memungkinkan requisition untuk memesan secara langsung dari vendor. 4. Mengadakan penawaran tender dari system dimana pemasok bersaing dengan yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pembelian dalam jumlah besar. 5. Membeli dari situs pelanggan umum atau privasi dimana organisasi berpartisipasi sebagai salah satu pembeli. 6. Bergabung dengan suatu kelompok system pembeli dimana memeriksa permintaan partisipan, menciptakan jumlah besar. Kemudian kelompok ini dapat menegosiasikan harga atau menginisiasi proses tender. 18 7. Berkolaborasi dengan para pemasok untuk berbagi informasi tentang penjualan dan persediaan, sehingga dapat mengurangi persediaan dan stock-out dan mempertinggi ketepatan waktu pengiriman. 2.9 E-procurement 2.9.1 Pengertian E-procurement merupakan integrasi dan manajemen elektronik terhadap semua aktivitas pengadaan termasuk permintaan pembelian, pemberian hak pemesanan, pengiriman dan pembayaran antara pembeli dan pemasok (Chaffey,2005, p.309). Menurut Thompson S.H dan Kee-Hung (2009, p.125) E-procurement sering digunakan sebagai suatu alat untuk mengurangi biaya operasi, memungkinkan pembelian secara volume besar dan juga pilihan yang lebih luas dari pembeli dan pemasok, meningkatkan persediaan. Menghilangkan biaya urutan proses manual serta mengurangi kertas kerja dan biaya administrasi. E-procurement adalah bentuk e-commerce untuk perantaraan produk dan jasa atau digunakan untuk tendering produk dan jasa antara perusahaan dengan pemasok.E- procurement kebanyakan diakses dari web oleh perusahaan-perusahaan besar dan badanbadan usaha umum. E-procurement merupakan merupkan aplikasi e-commerce untuk proses negosiasi dan perjanjian (contracting). 2.9.2 Metode Procurement Turban (2005, p231) mengemukakan Perusahaan-perusahaan menggunakan metode-metode yang berbeda untuk memperoleh barang-barang dan jasa tergantung apa yang mereka beli, jumlah yang dibutuhkan, berapa banyak uang yang dipakai. Metodemetode utama procurement mencakup: 19 - Membeli dari manufaktur, penjual grosir, maupun pengecer dari katalog-katalog mereka dan memungkinkan negosiasi. - Membeli dari katalog yang terhubung dengan para penjual atau membeli di malmal industri. - Membeli dari katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalogkatalog vendor mencakup kesepakatan harga. Pendekatan ini menggunakan pengimplementasian desktop purchasing, dimana mengizinkan requisition untuk memesan secara langsung dari vendor dengan melewati departemen procurement. - Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana suppliers bersaing dengan yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pembelian jumlah besar. - Membeli dari situs pelelangan umum dimana organisasi berpatisipasi sebagai salah satu pembeli. - Bergabung dengan suatu group sistem pembelian dimana permintaan partisipan dikumpulkan, menciptakan jumlah besar. Kemudian group menegosiasikan harga atau menginisiasikan sebuah proses tender. - Berkolaborasi dengan para supplier untuk berbagi informasi tentang penjualan dan persediaan untuk mengurangi persediaan dan stock-out dan mempertinggi ketepatan waktu pengiriman. 20 2.9.3 Konsep E-procurement Berikut ini adalah diagram e-procurement management, sebagai berikut : Integrated E‐procurement management applications Interenterprise Processes Breaking Down Process Wall Gambar 2.3 E-procurement management Sumber : Kalakota (2005, p.339) 21 2.9.4 Proses E-procurement Gambar 2.4 Proses E-procurement Sumber : Turban (2005) 22 Semua proses manual dari membuat requisition, permintaan kuota, undangan tender, pengeluaran Purchase Order dan implementasi permintaan dapat didukung secaran automatis. (Turban.2005, p.233) Gambar 2.5 : Rantai e-procurement Sumber : kalakota (2005, p315) Menurut Baily (2008) tipe-tipe utama e-procurement : • Web-based ERP (Electronnic Resource Planning) : Membuat dan menyetujui pemrintaan pesanan, menempatkan pesanan dan penerimaan barang serta pelayanan dengan menggunakan software berbasis tekonologi internet. 23 • E-MRO (Maintenance, Repair dan Operating) : Sama seperti web-based ERP kecuali jika barang dan jasa yang dipesan tidak berkaitan dengan suplai MRO. • E-Sourcing : Mengidentifikasi pemasok-pemasok baru untuk keperluan pemesanan spesifik yang menggunakan internet. • E-Tendering : Mengirimkan permintaan informasi dan harga ke pemasok dan menerima respon dari pemasok dengan menggunakan internet. • E-reverse auctioning : Menggunakan tekonologi internet untuk membeli barang dan jasa dari sejumlah pemasok-pemasok ternama. • E-informing : Mengumpulkan dan mendistribusikan informasi pemesanan baik dalam kategori internal maupun eksternal menggunakan internet. 2.9.5 Tujuan dan Manfaat dari E-procurement Dengan menotomatisasi dan mengefisienkan aktivitas yang sulit dari fungsi pembelian, para professional pembelian dapat berfokus pada beberapa strategi pembelian dan mencapai tujuan dan manfaat dari e-procurement (Turban, 2008) : 1. Meningkatkan produktivitas dari agen-agen pembelian seperti penyediaan waktu yang lebih banyak dan mengurangi tekanan kerja. 2. Menurunkan harga pembelian melalui standardisasi produk dan konsolidasi dari pembelian. 3. Meningkatkan aliran informasi dan manajemen seperti informasi pemasok dan informasi harga. 4. Meningkatkan proses pembayaran. 5. Meminimalkan pembelian dari supplier yang bukan kontrak. 6. Membangun efisiensi,hubungan kolaborasi dengan supplier. 7. Memastikan pengiriman tepat waktu, setiap waktu. 24 8. Mengurangi kebutuhan keahlian dan kebutuhan pelatihan-pelatihan agen pembelian. 9. Merampingkan proses pembelian, membuatnya menjadi lebih sederhana dan cepat. 10. Menemukan supplier baru yang dapat menyediakan barang dan jasa yang lebih cepat atau murah. 11. Meminimalkan kesalahan manusia dalam proses pembelian dan pengiriman. 12. Memonitor dan mengatur kebiasaan membeli. 13. Merampingkan proses procurement, membuat secara sederhana dan cepat. 14. Memiliki pilihan supplier yang lebih luas sehingga perusahaan dapat membandingkan tawaran pemasok-pemasok tersebut seperti membandingkan harga,kualitas,kecepatan pengiriman pesanan. 15. Dari sisi supplier adalah dapat memperoleh kesempatan tender yang lebih luas karena dapat memperoleh informasi melalui web di internet dan mengurangi biaya untuk pengajuan tender. Dalam paper E-procurement Benefits, disebutkan beberapa manfaat e-procurement yang meliputi : 1. Penghapusan biaya administrasi. 2. Pemotongan biaya pembelian. 3. Pemotongan waktu siklus pembelian. 4. Control manajemen yang lebih besar. 5. Sesuai dengan kebutuhan user (user compliance). 6. Pengurangan tingkat kesalahan pemesanan. 7. Pekerja yang berilmu pengetahuan (knowledge workers) 25 2.9.6 Implementasi E-procurement Menurut Turban (2005, p235), implementasi e-procurement yang dilakukan perusahaan : 1. Menyesuaikan e-procurement dengan strategi e-commerce. 2. Mengkaji ulang dan merubah proses e-procurement itu sendiri. E-procurement dapat mempengaruhi berapa banyak agen pembelian di perusahaan, lokasi, dan bagaimana pembelian disetujui. 3. Menyediakan tempat pertemuan antara e-procurement dengan system informasi perusahaan yang terintegrasi seperti ERP atau SCM (Supply Chain Management). 4. Mengkoordinasi system informasi pembeli dan penjual. Menurut Madjalawieh dan Bateman (2008), Faktor-faktor keberhasilan kritis untuk memaksimalkan manfaat dari pengadaan rekayasa ulang adalah untuk meningkatkan produktivitas agen pembelian, harga pembelian barang yang lebih rendah, memperbaiki arus informasi dan manajemen, meminimalkan maverick (tidak direncanakan) pembelian, memperbaiki proses pembayaran, merampingkan proses pembelian untuk membuatnya sederhana dan cepat, mengurangi biaya proses administrasi per pesanan, menemukan supplier-supplier baru dan vendor untuk menyediakan barang dan jasa lebih cepat / murah, mengintegrasikan proses pengadaan dengan anggaran secara efisien dan efektif, dan meminimalkan kesalahan manusia dalam proses pembelian atau pengiriman. 2.10 Perancangan Situs Web yang Baik Desain yang tepat untuk sebuah situs web merupakan suatu keharusan. Ada beberapa cara untuk mendesai sebuah website. Dalam hal ini, perancang perlu mengetahui desain manakah yang paling tepat untuk digunakan. Ada banyak sekali cara untuk mendesain sebuah website sehingga memungkinkan seseorang untuk melakukan kesalahan dalam mendesai website. 26 Perancang sangat berperan dalam hal mendesain website, semua hasil dari perancangan merupakan pilihan, ide dan gagasan dari si perancang. Pilihan seperti warna, style, fonts, gambar dan gaya penulisan yang digunakan semuanya itu merupakan hal yang bersifat personal dan bukan hal yang bisa dianggap mudah. Apapun yang menjadi pilihan, ide dan gagasan dalam situs web akan menunjukkan kepribadian perancang itu sendiri. Berikut ini merupakan beberapa hal dasar yang perlu diperhatikan ketika merancang situs web. • Grafis / gambar Grafis atau gambar merupakan bagian terpenting dari suatu situs internet. Dengan grafis / gambar, perancang dapat memberikan nsure warna, kesan dan tema. Unsur-unsur tersebut sangat dibutuhkan agar membuat website yang dirancang menjadi lebih kontras.Akan tetapi, penggunaan gambar yang terlalu banyak tidak hanya membuat upload situs anda menjadi lambat,tetapi juga kekanak-kanakan. • Layout Dalam hal ini perancang akan menentukan tampilan atau user interface dari situs web, tata letak dan grafis (teks di sebelah kanan dan grafis di sebelah kiri atau sebaliknya) dan menentukan penempatan iklan dalam halaman situs web.merancang sebuah layout yang tampak sama untuk semua halaman situs akan lebih memudahkan pengunjung dalam memahami isi situs tersebut, daripada membuat layout yang berbeda-beda untuk setiap halaman. Akan tetapi, bukan berarti bahwa perancang tidak boleh membuat layout halaman yang berbeda-beda untuk setiap penulisan halaman, namun sebaliknya diusahakan setiap halaman mempunyai dasar layout yang hamper sama. 27 • Navigasi Navigasi yang mudah merupakan hal yang penting dalam situs yang baik. Navigasi yang baik akan membuat pengunjung merasa mudah dalam menjelajah website, hal ini akan mempengaruhi minat pengunjung untuk berkunjung kembali. Sebaliknya apabila navigasi dalam website buruk, minat pengunjung untuk berkungjung kembali akan menurun atau bahkan hilang. • Iklan Iklan yang terlalu banyak merupakan hal yang buruk bagi para pengunjung. Penempatan iklan sebaliknya dilakukan di tempat yang paling dihiraukan pengunjung tanpa menganggu prioritas isi atau content yang ada. • Proses pemeliharaan (maintenance) Setelah proses perancangan situs, harus dilakukan fase pemeliharaan (maintenance). Proses maintenance sangat penting dilakukan untuk menjaga eksistensi dari fitur-fitur maupun kumpulan link yang terdapat dalam sebuah website. • Animasi Dalam proses perancangan website kita juga bisa menambahkan annimasi kedalam desain rancangan kita.Animasi tersebut dapat berupa teks ataupun gambar. Namun dalam hal ini perlu diperhatikan dampak dari animasi yang ditambahkan.terkadang animasi yang berlebihan dapat menganggu pengunjung. 28 • Ramai / Berisik Untuk menarik minat pengunjung, perancang terkadang menambahkan musik latar dalam situsnya. Secara tidak sadar hal ini sebenarnya dapat menjadi salah satu penyebab dari sebuah situs ditinggalkan oleh pengunjung karena tidak setiap pengunjung menyukai adanya music latar. • Pop-Ups Tidak hanya iklan pop-up namun juga pop up boxes. Dalam penggunaan pop-up atau pop-up boxes sebaiknya tidak terlalu banyak karena dapat mengganggu kenyamanan pengunjung dalam menjelajahi situs. Hal ini sangat mempengaruhi minat dari pengunjung untuk berkunjung kesebuah situs. Situs dengan pop-up atau pop-up boxes yang terlalu banyak cenderung akan ditinggalkan oleh pengunjung karena alas an ketidaknyamanan dalam menjelajah website tersebut. • Warna Warna berperan penting dalam hal desain tampilan atau user interface sebuah website. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kejenuhan dari pengunjung. Dengan memberikan warna yang tepat, maka akan menambah kesempurnaan situs, sehingga halaman-halamannya akan mudah dibaca. Harus terdapat kesesuaian kontras antara warnawarna yang diberikan dengan teks. Jika warna dan teks dalam sebuah website tidak kontras akan menyebabkan desain user interface menjadi buruk. Hal ini akan mempengaruhi minat dari pengunjung. Semakin kontras sebuah website maka minat pengunjung untuk akan semakin besar begitu juga sebaliknya. 29 • Fonts Pemilihan fonts juga sangat berperan penting dalam hal perancangan desain sebuah website. Perpaduan dari beberapa fonts akan membuat sebuah desain interface dari sebuah website menjadi lebih menarik, namun dalam hal ini, sebaiknya tidak terlalu banyak menggunakan font yang berbeda, karena akan mengurangi tingkat konsistensi dari web tersebut. Hal ini juga berperan dalam menentukan minat pengunjung. • Gaya Penulisan Setiap perancang memiliki gaya penulisan yang berbeda. Gaya penulisan yang digunakan perancang dalam mendesain website akan mencerminkan karakter dari perancang itu sendiri. Gaya penulisan sebaiknya disesuaikan dengan tema dari website yang dirancang agar maksud dari perancang dapat tersalurkan dengan baik. • Isi (Content) isi merupakan salah satu bagian yang penting dalam perancangan situs web. Melalui bagian isi perancang dapat menyalurkan ide dan gagasan kepada pengunjung. Isi harus disesuaikan dengan tema dari situs web itu sendiri, dalam hal pembuatan isi, perlu diperhatikan ejaan dan tata bahasa yang digunakan. Harus dipastiikan bahwa penggunaan ejaan dan tata bahasa sudah benar. Sebaiknya dilakukan pembacaan berulang atau pemeriksaan berkala untuk mencegah kesalahan yang terjadi dalam hal penulisan isi maupun penggunaan ejaan dan tata bahasa dalam proses perancangan situs web. 30 2.11 Porter’s Five Forces Michael E. Porter mendefinisikan 5 kekuatan persaingan yang menjadi daya tarik dan meningkatkan profitabilitas perusahaan : Gambar 2.6 Kekuatan Persaingan Porter Sumber : Sarma (2010) 9 Ancaman pemain baru ( Threat of new entrants ) Faktor-faktor seperti skala ekonomi, kesetiaan pada merk dan kebutuhan permodalan menentukan seberapa sulit atau mudahnya pesaing baru untuk masuk ke industri tertentu. 9 Kekuatan tawar-menawar pembeli ( Bargaining power of customers ) Faktor-faktor seperti jumlah pelanggan di pasar tertentu, informasi pelanggan, dan ketersediaan produk substitusi menentukan jumlah pengaruh yang dimiliki oleh para pembeli dalam industri tertentu. 9 Kekuatan tawar menawar pemasok ( Bargaining power of suppliers ) 31 Faktor-faktor seperti derajat konsentrasi pemasok dan ketersediaan input substitusi menentukan jumlah kekuatan yang dimiliki pemasok terhadap perusahaan atau industri tertentu. 9 Pesaing yang ada sekarang ( Competitive Rivalry ) Faktor-faktor seperti tingkat pertumbuhan industri, peningkatan dan penurunan permintaan, dan perbedaan produk menentukan seberapa ketat persaingan antara sejumlah perusahaan di industri tertentu. Setelah manager mampu menilai kelima kekuatan tersebut, dan menentukan ancaman dan peluang yang ada, maka strategi untuk menghadapi persaingan pun dapat dipilih. Menurut Porter, tiada perusahaan harus memilih strategi yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan tersebut. Untuk mencapai keunggulan kompetitif ( competitive advantages ) tersebut, Porter mendefinisikan 3 strategi, antara lain : • Strategi kepemimpinan harga ( Cost leadership ) Perusahaan memangkas biaya-biaya yang dianggap sia-sia (waste) dan tidak penting, mengejar efisiensi dalam produksi, pemasaran, dan bidang lainnya. • Strategi diferensiasi ( Differentiation ) Merupakan strategi tingkatan bisnis yang membuat perusahaan tertentu mampu menawarkan produk unik yang dihargai secara luas oleh pelanggannya. Membuat terobosan baru, dan berinovasi dalam produk yang kita miliki, yang tidak ada di pasaran, sehingga menjadikan produk unik dan berbeda dibandingkan dengan pesaing. • Strategi fokus ( Focus ) Merupakan strategi tingkatan bisnis yang membuat perusahaan tertentu mampu mengejar keunggulan biaya atau keunggulan diferensiasi dalam segmen industri 32 yang sempit. Manajer hanya perlu membidik sasaran tertentu dalam pasar, bukan melayani seluruh pasar. Lalu fokus pada sasaran perusahaan tersebut. 2.12 Pairwise Comparison Merupakan salah satu prinsip dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process), dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. Dalam melakukan penilaian terhadap elemen-elemen yang diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan, yakni: a. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya) b. Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya) Untuk metode ini, tiap kandidat dihadapkan “head-to-head” dengan tiap masingmasing kandidat itu sendiri. Dan kandidat akan mendapatkan poin dari kemenangan satu lawan satu dan yang kalah akan mendapatkan setengah dari poin tersebut. Contoh : Gambar 2.7 Pariwise Comparison 33 Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal dan elemen-elemen diagonalnya sama dengan 1. Synthesis of Priority dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen vectornya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis antara local priority. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority setting. Logical Consistency Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. 2.13 Normalisasi Fungsi Normalisasi digunakan untuk menormalisasi data-data input atau target, sehingga diperoleh data (input atau target) baru dengan rentang tertentu. Normalisasi dapat diterapkan baik bagi keseluruhan data atau per baris data (per atribut input). Jika normalisasi diterapkan per baris data, setiapbaris data yang telah dinormalisasi memiliki rentang yang sama. Fungsi tersebut juga dapat dipakai untuk mendenormalisasi data ternormalisasi, yaitu mengembalikan data yang telah dinormalisasi ke data semula. 34 2.14 Metode Analisis SWOT Menurut Kotler, Keller (2009, p89), Evaluasi keseluruhan dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman disebut juga dengan istilah Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat) 1) Strength (Kekuatan) Yaitu merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya 2) Weakness (Kelemahan) Yaitu masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, sehingga ini menjadi nilai minus/kelemahan bagi perusahaan. 3) Opportunities (Peluang) Yaitu merupakan suatu kesempatan dimana perusahaan dapat melakukan operasi dalam menghadapinya untuk menjadikan kesempatan itu menjadi keuntungan. 4) Threat (Ancaman) Yaitu merupakan suatu bahaya yang biasanya dikarenakan perkembangan yang kurang menguntungkan, dimana akan memberikan dampak seperti pengurangan laba dan penjualan jika tidak dilakukan tindakan untuk bertahan. Manfaat dari analisis SWOT adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman organisasi sehingga mampu menganalisis apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman dalam organisasi untuk mendapatkan strategi yang tepat dengan menggunakan kekuatan dan kesempatan yang ada untuk mengatasi segala ancaman dan dan mengurangi kelemahan yang ada sehingga organisasi dapat bertahan dan mampu untuk berkembang. 35 2.15 Matrik IFE (Internal Factor Evaluation) David (2009, pp166-168) Alat formulasi strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Matriks IFE dikembangkan menjadi 5 tahap antara lain : a) Tuliskan faktor internal utama, gunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor yang akan digunakan, antara lain mencakup kekuatan utama dan kelemahan utama. Tuliskan kekuatan dahulu dan kemudian kelemahan. Buatlah sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka komparatif b) Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan tersebut mencerminkan tingkat relatif kepentingan dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan dan kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling bersar dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling tinggi jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0 c) Berikan peringkat satu sampai dengan empat untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukan kelemahan utama (peringkat =1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 dan 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 dan 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan dimana bobot di langkah 2 adalah berdasarkan industri. d) Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan ratarata tertimbang untuk masing-masing variabel. 36 e) Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variable untuk menentukan total rata-rta tertimbang untuk organisasi Berapapun banyaknya faktor yang dimasukan dalam matriks IFE, total rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0. dengan ratarata 2,5. total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Tabel 2.1 Matriks Internal Factor Evaluation Rata-rata Faktor Internal Bobot Peringkat Tertimbang Kekuatan Internal Kelemahan Internal Total 1,0 1,0 – 4,0 Sumber : David (2009,p168) 2.16 Matriks EFE (External Factor Evaluation) David (2009,p125b) Matriks ini memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan 5 tahapan : a) Tuliskan faktor eksternal utama, gunakan total sepulu hingga dua puluh faktor eksternal, mencakup peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan 37 dan industrinya. Tuliskan peluang terlebih dahulu dan kemudian ancaman. Buatlah spesifik mungkin, gunakan persentase, rasio dan angka komparatif b) Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat relative kepentingan dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Peluang sering kali diberi bobot lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi bobot yang tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam. Bobot yang tepat dapat ditentukan dengan mendiskusikan faktor dan mencapai konsensus kelompok. Penjumlaha dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0. c) Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut, dimana 4 = respon perusahaan superior, 3 = respon perusahaan di atas rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, dan 1= respon perusahaan tidak baik. Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, peringkat didasarkan pada perusahaan (company based). Sedangkan bobot pada tahap 2 didasarkan pada industri (Industry Based). Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1,2,3, atau 4. d) Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan ratarata tertimbang. e) Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi. variable untuk 38 Tabel 2.2 Matriks External Factor Evaluation Rata-rata Faktor Eksternal Bobot Peringkat Tertimbang Peluang (Opportunities) Ancaman (Threat) Total 1,0 1,0 – 4,0 Sumber : David (2009,p126) Jika Rata-rata tertimbang lebih dari sama dengan 2,5 maka perusahaan dianggap sudah mampu menanggapi kesempatan dan ancaman yang merupakan faktor eksternal dengan baik. 2.17 Matriks Pofil Persaingan (CPM) Matriks Profil Persaingan ( CPM ) mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahannya terkait dengan contoh posisi strategis perusahaan. Bobot dan total nilai yang dibobot dalam CPM dan EFE mempunyai arti yang sama. Namun faktor-faktor keberhasilan kritis dalam CPM mencakup baik isu-isu eksternal maupun internal. Ada beberapa perbedaan pentinf antara EFE dan CPM, diantaranya : • Faktor penentu keberhasilan kritis dalam CPM lebih luas, hal itu tidak mencakup data spesifik atau faktual dan bahkan mungkin memfokuskan diri dari isu-isu internal. • Faktor-faktor penentu keberhasilan kritis dari CPM juga tidak dikelompokkan dalam peluang dan ancaman seperti EFE. 39 • Pemeringkatan dan total nilai yang dibobot untuk perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel. Analisis perbandingan ini memberikan informasi strategis internal yang penting. Faktor-faktor yang sering terdapat dalam analisis ini antara lain luasnya lini produksi, keefektifan distribusi penjualan, keunggulan hak cipta dan paten, letak fasilitas-fasilitas, kapasitas dan efisiensi produksi, pengalaman, hubungan serikat buruh, keunggulan teknologi dan keahlian e-commerce. Tujuan dari CPM ini bukanlah untuk memperoleh angaka tetapi untuk mengasimilasi dan mengevaluasi informasi dalam cara yang memiliki arti yang dapat membantu pengambilan keputusan. Tabel 2.3 Matriks CPM Sumber : David ( 2004, p.164 ) 2.18 Matriks SWOT David (2009,p224) Matriks Kekuatan – Kelemahan – Peluang – Ancaman (Matriks SWOT) Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan kepentingan yang membantu manager mengembangkan empat tipe strategi : SO (kekuatan – peluang ), WO (kelemahan – peluang ), ST (kekuatan – ancaman), dan WT (kelemahan – ancaman). Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam megembangkan matriks SWOT. 40 Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan unuk memanfaatkan peluang eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO,ST , dan WT agar dapat mencapai situasi di mana mereka dapatmenerapkan strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Ketika suatu organisasi menghadapi ancaman utama , ia akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal tetapi perusahaan mempunyai kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung. Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti itu mungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, atau memilih likuidasi. Ada delapan langkah yang terlibat dalam membuat matriks SWOT : 1) Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan. 2) Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. 3) Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. 4) Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan. 41 5) Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO dalam sel yang telah ditentukan. 6) Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi WO dalam sel yang telah ditentukan. 7) Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi ST dalam sel yang telah ditentukan. 8) Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi WT dalam sel yang telah ditentukan. Tujuan dari masing-masing alat pencocokan adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi. Tabel 2.4 Matriks SWOT Strength (S) : Opportunity (O) : Weakness (W) : Tuliskankekuatan Tuliskan kelemahan perusahaan disini perusahaan disini Strategi SO : Strategi WO : Tuliskan peluang yang Kekuatan untuk Manfaatkan peluang untuk dimiliki oleh perusahaan memanfaatkan peluang mengatasi kelemahan disini Threat (T) : Tuliskan Strategi ST : ancaman mengancam yang perusahaan Gunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman disini Sumber :David (2009,p225) Strategi WT : Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman 42 2.19 Matriks IE (Internal-Eksternal) Menurut David (2009, p234) , matriks Internal – Eksternal memposisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan 9 sel. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif ( penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk ) atau integratif ( integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi – divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, dan VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan. Penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang paling umum digunakan untuk divisi ini. Ketiga,rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi. Tabel 2.5 Matriks Internal-Eksternal G Sumber : David (2009, p235) 43 2.20 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) Menurut David (2009, pp237-238) Dalam Matriks Grand Strategy, semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran dalam matriks ini. Matriks Grand Strategy didasarkan pada dua dimensi evaluatif : posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar. Strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing kuadran dalam matriks. Perusahaan yang berada pada kuadran I dalam matriks ini berada pada posisi yang sangat bagus. Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini ( penetrasi pasar dan pengembangan pasar ) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi yang sesuai. Tidaklah bijak bagi perusahaan di kuadran I untuk bergerak jauh dari keunggulan kompetitif yang dimilikinya saat ini. Ketika organisasi pada kuadran ini memiliki sumber daya yang berlimpah, maka integrasi ke belakang, ke depan atau horizontal dapat menjadi strategi yang efektif. Perusahaan yang berada pada kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka saat ini terhadap pasar secara serius. Walaupun industri mereka bertambah, mereka tidak mampu untuk bersaing secara efektif, dan mereka perlu menentukan mengapa pendekatan perusahaan sekarang ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan dapat memperbaiki daya saingnya. Karena perusahaan pada kuadran II berada pada industri yang pasarnya tumbuh dengan cepat, strategi intensif (bukannya integratif atau diversifikasi) biasanya menjadi pilihan pertama. Tetapi jika perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif, maka integrasi horizontal sering menjadi strategi yang dipertimbangkan. Sebagai jalan terakhir, divestasi atau likuidasi dapat dipertimbangkan. Divestasi dapat memberikan dana yang dibutuhkan untuk membeli bisnis lain atau membeli kembali saham perusahaan. 44 Perusahaan di kuadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan memiliki posisi kompetitif yang lemah. Perusahaan-perusahaan ini harus membuat perbaikan secara drastis untuk menghindari likuidasi. Pengurangan biaya dan asset secara ekstensif ( retrenchment ) harus dilakukan terlebih dahulu. Alternatif strategi lain adalah mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang lain (diversifikasi). Pilihan yang terakhir adalah divestasi atau likuidasi. Perusahaan di kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan ini mempunyai kekuatan untuk memperkenalkan program yang terdiversifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan. Perusahaan ini kuadran IV ini dapat menjalankan diversifikasi konsentrik, horizontal, atau konglomerat dengan sukses. Selain itu, joint venture juga dapat dilaksanakan. Gambar 2.8 Grand Strategy Matrix Sumber : David (2009,p237) 45 2.21 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Menurut David(2009, pp240-242), matriks ini menunjukkan strategi alternatif yang paling baik dengan menggunakan masukan dari analisis tahap 1 dan hasil-hasil pencocokan dari analisis tahap 2. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Langkah-langkah dalam membuat matriks QSPM, yaitu : 1. Buatlah daftar peluang / ancaman eksternal kunci dan kekuatan / kelemahan internal kunci dari perusahaan dikolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. Minimum sepuluh faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal harus dimasukkan dalam QSPM. 2. Berikan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot-bobot tersebut sama dengan yang ada pada matriks IFE dan EFE. 3. Periksalah matriks-matriks pencocokan di tahap 2, dan identifikasikan strategistrategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan. 4. Tentukanlah nilai daya tarik (AS), yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. AS ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal dan internal satu-persatu sambil mengajukan pertanyaan : “Apakah faktor ini mempengaruhi strategi yang dibuat?” Jika “ya”, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Intinya, TAS harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan nilai daya tarik adalah : 46 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = cukup menarik 4 = sangat menarik Jika “ tidak “ , hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Oleh karena itu jangan beri nilai daya tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut. Gunakan minus (-) untuk menunjukkan faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Perhatikanlah : jika suatu strategi menerima minus (-), maka semua strategi yang lain dalam satu baris juga harus menerima minus (-). 5. Hitung total nilai daya tarik (TAS), yang didefinisikan sebagai produk dari pengalian bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masingmasing baris. Total nilai daya tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi, dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal. Semakin tinggi total nilai daya tarik , semakin menarik strategi alternatif tersebut. 6. Hitunglah jumlah total nilai daya tarik. Jumlahkan total nilai daya tarik masingmasing kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor kritis eksternal dan internal yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan strategis. 47 Tabel 2.6 Matriks QSPM Alternatif Strategi Strategi I Faktor Kunci bobot AS Strategi II TAS AS TAS Strength : Weakness : Opportunities : Threat : Sumber : David (2009,p240) 2.22 7C’s Kotler (2003, p.48), Rayport dan Jaworski telah mengusulkan agar fitur situs web yang efektif adalah berisi 7 elemen disain yang mereka sebut 7C’s, yaitu: • Context : Layout dan disain. • Content : Teks, gambar, suara, dan situs berisi video. • Community : bagaimana situs memungkinkan pengguna ke pengguna berkomunikasi. • Customization : situs berkemampuan untuk menyesuaikan diri dengan pengguna yang berbeda atau mengizinkan pengguna untuk personalisasi situs. • Communication : bagaimana situs-situs memungkinkan untuk pengguna, pengguna-untuk-situs, atau komunikasi dua arah. • Connection : tingkat bahwa situs ini terhubung ke situs lain. • Commerce : kemampuan situs untuk mengaktifkan transaksi komersial. 48 2.23 Kerangka Pemikiran Analisis Procurement PT. Metro Pos Analisis Lingkungan Perusahaan (Pengumpulan Data) Porter’s Five Forces Analisis SWOT Tahap Masukan Kondisi Industri Tahap Pencocokan Tahap Keputusan Hasil Analisis digunakan untuk strategi Pengembangan ke E-procurement Perancangan Situs E-procurement Gambar 2.9 Kerangka pemikiran Sumber : Penulis