BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Secara sederhana

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Secara sederhana sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen yang
berhubungan atau berinteraksi dalam membentuk kesatuan.
Mengutip dari O’Brien (2005, p22). Sistem adalah kumpulan atas komponen terkait
yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan umum dengan menerima input dan
menghasilkan output melalui proses yang terorganisasi.
2.2 Komponen Sistem
Sistem memiliki tiga komponen dasar yang saling berinteraksi, yaitu:
• Input
Input mencakup pengumpulan elemen-elemen dan kemudian memasuki sistem
untuk diproses, contohnya seperti bahan baku, data, intruksi.
• Proses
Proses termasuk dilakukannya transformasi untuk mengubah input menjadi
output, contohnya seperti proses fabrikasi.
• Output
Termasuk pengiriman elemen-elemen yang telah diproduksi melalui proses
transformasi kepada tujuan utama, contohnya seperti barang jadi.
5 6 2.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p24-28), Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai
pengorganisasian antara kombinasi sumber daya orang, hardware, software, network dan
data untuk mengumpulkan, mengtransformasikan serta menyebarkan informasi di dalam
organisasi.
Sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware,
software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi
untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik
(hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi
(jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban.
Jenis-jenis sistem informasi, secara konsep aplikasi sistem informasi yang
diimplementasikan dalam dunia bisnis saat ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara.
Contohnya, beberapa jenis sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem informasi
operasi atau manjemen.
Gambar 2.1 Sistem Informasi
Sumber : O’Brien (2005)
7 •
Sistem pendukung operasi : sistem ini menghasilkan berbagai produk
informasi yang paling dapat digunakan oleh para manajer.
•
Sistem Pemrosesan transaksi : merupakan contoh penting dari sistem
pendukung operasi yang mencatat serta memproses data yang dihasilkan
dari transaksi bisnis
•
Sistem Pengendalian proses : Mengawasi dan mengendalikan proses
fisik, misal penyulingan minyak menggunakan sensor elektronik yang
dihubungkan ke komputer untuk secara terus menerus mengawasi proses
kimia dan membuat penyesuaian instan (real-time) yang mengendalikan
proses penyulingan.
•
Sistem Pendukung Manajemen : aplikasi sistem informasi berfokus pada
penyediaan informasi dan dukungan unntuk pengambilan keputusan yang
efektif oleh para manajer.
•
Sistem Informasi Manajemen : Memberikan informasi dalam bentuk
laporan yang telah ditentukan sebelumnya untuk mendukung pengambilan
keputusan bisnis, misal analisis penjualan, kinerja produksi dan sistem
pelaporan tren biaya.
•
Sistem pendukung keputusan (DSS) : memberikan dukungan interaktif
khusus untuk proses pengambilan keputusan para manajer dan praktisi
bisnis lainnya
•
Sistem Informasi eksekutif (EIS) : Memberi informasi penting dari SIM,
DSS, dan sumber lainnya yang dibentuk sesuai kebutuhan informasi para
eksekutif.
8 Menurut Raymond McLeod, George P. Schell (2007, p10) Management Information
System (MIS) adalah sebuah sistem berbasis komputer dimana sistem tersebut menyediakan
informasi yang siap digunakan sesuai dengan kebutuhan user/pemakai. Pengguna MIS
(Management Information System) biasanya terdiri dari kesatuan organisasi formal
perusahaan atau subunit anak perusahaan.
Informasi yang disajikan oleh MIS menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem
utamanya dalam hal apa yang telah terjadi di masa lalu
MIS menghasilkan informasi melalui dua tipe software yaitu :
¾
Report Writing Software, menghasilkan baik laporan periodik maupun laporan
khusus. Laporan periodik dikodekan dalam bahasa pemrograman dan
disesuaikan dengan jadwal. Laporan khusu disiapkan sebagai tanggapan
terhadap kebutuhan informasi tak terduga. Sekarang ini sistem manajemen
database memiliki fitur yang dengan cepat menghasilkan laporan dalam
menanggapi permintaan data atau informasi spesifik
¾
Mathematical models, menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi atau
perhitungan dari operasional perusahaan. Mathematical model
yang
menggambarkan operasi perusahaan dapat ditulis dalam bahasa pemrograman
apapun.
Ouput informasi yang dihasilkan digunakan oleh manajer yang dengan tujuan untuk
memecahkan masalah yang dialami perusahaan.
Beberapa sistem informasi menggunakan alat hardware petunjuk sederhana (kertas
dan pensil) dan saluran komunikasi informal (mulut ke mulut), akan tetapi jika sistem
informasi diubah menjadi berbasis komputer maka penggunaannya dalam teknologi
informasi seperti berikut ini :
9 ™
Teknologi
hardware
komputer,
termasuk
mikrokomputer,
server
berukuran menengah, dan sistem mainframe besar, serta alat-alat input,
output dan media penyimpanan yang mendukung
™
Teknologi software komputer, termasuk software sistem operasi, pencari
web (browser), alat pembuatan software, dan software untuk aplikasi bisnis
seperti manajemen hubungan pelanggan dan manajemen rantai pasokan
(SCM)
™
Teknologi jaringan telekomunikasi, termasuk media telekomunikasi,
prosesor, dan software yang dibutuhkan untuk menyediakan akses kabel dan
nirkabel, serta dukungan untuk jaringan internet dan jaringan pribadi
berbasis internet seperti intranet, dan ekstranet.
™
Teknologi manajemen sumber daya data, termasuk software sistem
manajemen database untuk mengembangkan, mengakses dan memelihara
database organisasi.
Kerangka kerja sistem informasi untuk para praktisi bisnis menekankan bahwa anda
harus memusatkan usaha anda dalam lima area pengetahuan SI berikut ini :
•
Konsep-konsep dasar. Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial
termasuk mengenai berbagai komponen dan peran sistem informasi, contohnya :
konsep keunggulan kompetitif yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi bisnis
teknologi informasi dalam keunggulan kompetitif.
•
Teknologi informasi. Konsep-konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu
manajemen teknologi informasi, yaitu meliputi hardware, software, jaringan,
manajemen data, dan banyak teknologi berbasis internet.
10 •
Aplikasi
Bisnis.
Penggunaan
utama
dari
sistem
informasi
untuk
operasi,
manajemen,dan keunggulan kompetitif bisnis.
•
Proses Pengembangan. Bagaimana para pakar praktisi bisnis dan pakar informasi
merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi untuk
memenuh peluang bisnis
•
Tantangan Manajemen. Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola
teknologi informasi pada tingkat pemakai akhir, perusahaan, dan global dalam bisnis.
2.4 Pengertian E-Business
Menurut Chaffey (2005, p8) E-Business diartikan sebagai semua pertukaran informasi
melalui media elektronik baik di dalam suatu organisasi maupun dengan pemegang saham
eksternal yang mendukung cakupan dari proses bisnis.
Sedangkan menurut kalakota (2005), E-Business merupakan berbagai macam
aktivitas bisnis secara elektronik dengan menggunakan teknologi yang berbasis internet.
EBusiness meliputi seluruh aplikasi dan proses yang memungkinkan perusahaan untuk
melayani transaksi bisnis. Selain itu, E-Business memiliki konsep yang lebih luas daripada
Ecommerce karena E-Business tidak hanya sekedar transaksi dari E-Commerce atau kegiatan
membeli dan menjual melalui web. Akan tetapi, E-Business merupakan keseluruhan strategi
untuk
memperbaharui
model
bisnis
yang lama
dengan bantuan
teknologi
untuk
memaksimalkan nilai bagi pelanggan dan keuntungan.
2.5 Pengertian E-Commerce
E-Commerce adalah semua bentuk transaksi yang berhubungan dengan aktivitas
komersial, baik itu organisasi maupun individual yang berdasarkan pengolahan dan transmisi
data yang terdigitalisasi, termasuk teks, suara, dan gambar visual.
11 Chaffey (2005, p8) menggambarkan E-Commerce sebagai bagian dari E-Business
karena E-Commerce tidak mengacu pada kebanyakan transaksi dalam suatu bisnis seperti
memproses permintaan pembelian yang merupakan bagian dari E-Business.
Gambar 2.2 Hubungan E-Business dan E-Commerce
Sumber : Chaffey (2005, p.8)
2.6 Pengertian Internet,intranet, dan ekstranet
Turban, Rainer, Potter (2005, p478) Internet tumbuh dari sebuah proyek
eksperimental dari agen proyek penelitian mutakhir dari US Department of Defense. Proyek
ini dimulai pada tahun 1969, sebagai ARPAnet, untuk menguji kelayakan sebuah jaringan
komputer wilayah luas di mana peneliti, pendidik, personil militer, dan lembaga pemerintah
dapat berbagi data, bertukar pesan, dan mentransfer file.
Internet adalah jaringan dari jaringan yang dimana selalu berkemang dengan
seiringnya waktu berjalan. Internet terdiri dari jutaan jaringan yang bersama-sama
membawa informasi-informasi dan layanan yang bervariasi seperti e-mail, yang saling
terhubung.
12 Intranet dilindungi oleh ukuran keamanan seperti password,enkripsi, dan firewall,
sehingga hanya dapat diakses melalui internet oleh pemakai yang memiliki otorisasi (O’brien,
2005). Sedangkan menurut Whiteley (2005, p.168), beberapa organisasi memiliki situs web
yang tersedia pada internet dnegan akses yang terbatas kepada pemegang password,
seperti fasilitas yang dinamakan ekstranet. Pengertian ekstranet adalah hubungan jaringan
yang menggunakan teknologi internet untuk saling menghubungkan intranet suatu bisnis
dengan intranet pelanggannya,pemasok,dan mitra bisnis lainnya O’Brien ( 2005).
Menurut Mcleod (2007, p.222) organisasi dapat membatasi akses jaringan mereka
hanya bagi anggota organisasinya dengan menggunakan intranet. Intranet menggunakan
protocol jaringan yang sama dalam internet tetapi membatasi akses ke sumber daya
computer bagi sekelompok orang pilihan di dalam organisasi.
Berdasarkan teori-teori di atas, bahwa internet merupakan sumber informasi yang
dibutuhkan bagi perusahaan. Internet memberikan jaringan yang dapat dihubungkan antar
divisi perusahaan. Sedangkan ekstranet merupakan jaringan antar perusahaan yang
mempunyai perlindungan agar hanya dapat diakses oleh pemakai yang memiliki otoritas
khusus. Sedangkan ekstranet merupakan perluasan dari jaringan internet dengan jaringan
internet yang terbuka bagi perusahaan, supplier dan pebisnis lain untuk menjalin hubungan
bisnis.
2.7 Strategi
Menurut David (2009, P.18) Strategi adalah sarana dengan tujuan jangka panjang
yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha
patungan atau joint venture. Penjelasan strategi-strategi tersebut dijabarkan dibawah ini.
13 9
Strategi Integrasi
Memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok,
dan atau pesaing.
1.
Integrasi ke Depan ( Forward Integration )
Integrasi ke depan berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau
kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel.
2.
Integrasi ke Belakang ( Backward Integration )
Integrasi ke belakang adalah sebuah strategi yang mengupayakan kepemilikan
atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan.
3.
Integrasi Horisontal ( Horizontal Integration )
Integrasi horisontal mengacu pada strategi yang mengupayakan kepemilikan
atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Merger, akuisisi, dan
pengambilalihan (takeover) di antara para pesaing memungkinkan peningkatan
skala ekonomi serta mendorong transfer sumber daya dan kompetensi.
9
Strategi Intensif
Mengharuskan adanya upaya-upaya intensif jika kompetitif sebuah perusahaan
dengan produk yang ada saat ini ingin membaik.
1.
Penetrasi Pasar ( Market Penetration )
14 Penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar
untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya
pemasaran yang lebih besar.
2.
Pengembangan Pasar ( Market Development )
Pengembangan pasar adalah strategi yang meliputi pengenalan produk atau
jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru.
3.
Pengembangan Produk ( Product Development )
Pengembangan
produk
adalah
sebuah
strategi
yang
mengupayakan
peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk
atau jasa yang ada saat ini.
9
Strategi Diversifikasi ( Diversification Strategies )
1.
Diversifikasi Terkait
Diversifikasi terkait adalah ketika rantai nilai bisnis memiliki kesusaian strategis
lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif.
2.
DIversifikasi Tidak Terkait
Diversifikasi tidak terkait adalah ektika rantai nilai bisnis sangat tidak mirip
sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif.
15 9
Strategi Defensif
1.
Penciutan ( Retrenchment )
Penciutan terjadi manakala sebuah organisasi melakukan pengelompokan ulang
melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang
menurun.
2.
DIvestasi ( Divestiture )
Divestasi terkait dengan menjual sati divisi atau bagian dari suatu organisasi.
3.
Likuidasi ( Liquidation )
Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan konsekuensinya bisa menjadi
sebuah strategi yang sulit secara emosional.
9
Lima Strategi Generik Michael Porter
1.
Biaya Rendah ( Low-Cost )
Menawarkan produk atau jasa kepada konsumen pada harga terendah yang
tersedia di pasar.
2.
Nilai Terbaik ( Best-Value )
Menawarkan produk atau jasa kepada konsumen pada nilai harga terbaik yang
tersedia di pasar.
3.
Diferensiasi ( Differentiation )
16 Sebuah strategi yang bertujuan menghasilkan produk atau jasa yang dianggap
unik di industry dan diarahkan kepada konsumen yang relative peka terhadap
harga.
4.
Fokus Biaya Rendah ( Low-Cost Focus )
Menawarkan produk atau jasa kepada sekelompok kecil ( kelompok ceruk )
konsumen pada ahrga terendah yang etrsedia di pasar.
5.
Fokus Nilai Terbaik ( Best-Value Focus )
Menawarkan produk atau jasa kepada sejumlah kecil konsumen dengan nilai
harga terbaik yang tersedia di pasar.
2.8 Pengertian Procurement
Dalam industri manufaktur, pengadaan barang atau procurement merupakan bagian
yang penting dalam mempertahankan kelangsungan usaha dan hidup perusahaan.
Procurement merupakan pembelian barang dan jasa oleh perusahaan (Turban,2004, p231).
Procurement Management adalah koordinasi dari semua aktivitas yang berhubungan dengan
pembelian produk dan kebutuhan pelayanan untuk menyempurnakan misi dari sebuah
organisasi.
Menurut Kalakota (2005, p314), procurement didefinisikan sebagai kegiatan
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan, pembelian, transportasi, penggudangan, dan
proses penerimaan.
Dalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan menghabiskan
banyak waktu dan usaha dalam aktivitas procurement. Aktivitas-aktivitas yang termasuk
17 adalah pemilihan supplier yang berkualitas, negosiasi, negosiasi harga, membangun
hubungan strategi dengan supplier, evaluasi supplier dan sertifikat.
Perusahaan-perusahaan menggunakan metode yang berbeda dalam memperoleh
produk dan jasa yang tergantung apa dan dimana mereka membeli, kuantitas yang
diperlukan, berapa jumlah uang yang terpakai dan lainnya.
Metode-metode utama dari procurement ini terdiri dari :
1.
Membeli dari manufaktur, penjual grosir, atau pengecer dari katalog-katalog
mereka dan adanya negosiasi.
2.
Membeli melalui katalog yang terhubung dengan memeriksa katalog penjual
atau membeli melalui mal-mal industry.
3.
Membeli melalui katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui
katalog-katalog vendor termasuk kesepakatan harga. Pendekatan ini
digunakan untuk implementasi desktop purchasing, yang memungkinkan
requisition untuk memesan secara langsung dari vendor.
4.
Mengadakan penawaran tender dari system dimana pemasok bersaing
dengan yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pembelian dalam jumlah
besar.
5.
Membeli dari situs pelanggan umum atau privasi dimana organisasi
berpartisipasi sebagai salah satu pembeli.
6.
Bergabung dengan suatu kelompok system pembeli dimana memeriksa
permintaan partisipan, menciptakan jumlah besar. Kemudian kelompok ini
dapat menegosiasikan harga atau menginisiasi proses tender.
18 7.
Berkolaborasi dengan para pemasok untuk berbagi informasi tentang
penjualan dan persediaan, sehingga dapat mengurangi persediaan dan
stock-out dan mempertinggi ketepatan waktu pengiriman.
2.9 E-procurement
2.9.1 Pengertian
E-procurement merupakan integrasi dan manajemen elektronik terhadap semua
aktivitas
pengadaan
termasuk
permintaan
pembelian,
pemberian
hak
pemesanan,
pengiriman dan pembayaran antara pembeli dan pemasok (Chaffey,2005, p.309).
Menurut Thompson S.H dan Kee-Hung (2009, p.125) E-procurement sering
digunakan sebagai suatu alat untuk mengurangi biaya operasi, memungkinkan pembelian
secara volume besar dan juga pilihan yang lebih luas dari pembeli dan pemasok,
meningkatkan persediaan. Menghilangkan biaya urutan proses manual serta mengurangi
kertas kerja dan biaya administrasi.
E-procurement adalah bentuk e-commerce untuk perantaraan produk dan jasa atau
digunakan untuk tendering produk dan jasa antara perusahaan dengan pemasok.E-
procurement kebanyakan diakses dari web oleh perusahaan-perusahaan besar dan badanbadan usaha umum. E-procurement merupakan merupkan aplikasi e-commerce untuk proses
negosiasi dan perjanjian (contracting).
2.9.2 Metode Procurement
Turban (2005, p231) mengemukakan Perusahaan-perusahaan menggunakan
metode-metode yang berbeda untuk memperoleh barang-barang dan jasa tergantung apa
yang mereka beli, jumlah yang dibutuhkan, berapa banyak uang yang dipakai. Metodemetode utama procurement mencakup:
19 -
Membeli dari manufaktur, penjual grosir, maupun pengecer dari katalog-katalog
mereka dan memungkinkan negosiasi.
-
Membeli dari katalog yang terhubung dengan para penjual atau membeli di malmal industri.
-
Membeli dari katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalogkatalog vendor mencakup kesepakatan harga. Pendekatan ini menggunakan
pengimplementasian desktop purchasing, dimana mengizinkan requisition untuk
memesan
secara
langsung
dari
vendor
dengan
melewati
departemen
procurement.
-
Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana suppliers bersaing dengan
yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pembelian jumlah besar.
-
Membeli dari situs pelelangan umum dimana organisasi berpatisipasi sebagai
salah satu pembeli.
-
Bergabung dengan suatu group sistem pembelian dimana permintaan partisipan
dikumpulkan, menciptakan jumlah besar. Kemudian group menegosiasikan harga
atau menginisiasikan sebuah proses tender.
-
Berkolaborasi dengan para supplier untuk berbagi informasi tentang penjualan
dan persediaan untuk mengurangi persediaan dan stock-out dan mempertinggi
ketepatan waktu pengiriman.
20 2.9.3 Konsep E-procurement
Berikut ini adalah diagram e-procurement management, sebagai berikut :
Integrated E‐procurement management applications Interenterprise Processes Breaking Down Process Wall
Gambar 2.3 E-procurement management
Sumber : Kalakota (2005, p.339)
21 2.9.4 Proses E-procurement
Gambar 2.4 Proses E-procurement
Sumber : Turban (2005)
22 Semua proses manual dari membuat requisition, permintaan kuota, undangan
tender, pengeluaran Purchase Order dan implementasi permintaan dapat didukung secaran
automatis. (Turban.2005, p.233)
Gambar 2.5 : Rantai e-procurement
Sumber : kalakota (2005, p315)
Menurut Baily (2008) tipe-tipe utama e-procurement :
• Web-based ERP (Electronnic Resource Planning) : Membuat dan menyetujui
pemrintaan pesanan, menempatkan pesanan dan penerimaan barang serta
pelayanan dengan menggunakan software berbasis tekonologi internet.
23 • E-MRO (Maintenance, Repair dan Operating) : Sama seperti web-based ERP
kecuali jika barang dan jasa yang dipesan tidak berkaitan dengan suplai MRO.
• E-Sourcing
:
Mengidentifikasi
pemasok-pemasok
baru
untuk
keperluan
pemesanan spesifik yang menggunakan internet.
• E-Tendering : Mengirimkan permintaan informasi dan harga ke pemasok dan
menerima respon dari pemasok dengan menggunakan internet.
• E-reverse auctioning : Menggunakan tekonologi internet untuk membeli barang
dan jasa dari sejumlah pemasok-pemasok ternama.
• E-informing : Mengumpulkan dan mendistribusikan informasi pemesanan baik
dalam kategori internal maupun eksternal menggunakan internet.
2.9.5
Tujuan dan Manfaat dari E-procurement
Dengan menotomatisasi dan mengefisienkan aktivitas yang sulit dari fungsi
pembelian, para professional pembelian dapat berfokus pada beberapa strategi pembelian
dan mencapai tujuan dan manfaat dari e-procurement (Turban, 2008) :
1.
Meningkatkan produktivitas dari agen-agen pembelian seperti penyediaan
waktu yang lebih banyak dan mengurangi tekanan kerja.
2.
Menurunkan harga pembelian melalui standardisasi produk dan konsolidasi
dari pembelian.
3.
Meningkatkan aliran informasi dan manajemen seperti informasi pemasok
dan informasi harga.
4.
Meningkatkan proses pembayaran.
5.
Meminimalkan pembelian dari supplier yang bukan kontrak.
6.
Membangun efisiensi,hubungan kolaborasi dengan supplier.
7.
Memastikan pengiriman tepat waktu, setiap waktu.
24 8.
Mengurangi kebutuhan keahlian dan kebutuhan pelatihan-pelatihan agen
pembelian.
9.
Merampingkan proses pembelian, membuatnya menjadi lebih sederhana dan
cepat.
10.
Menemukan supplier baru yang dapat menyediakan barang dan jasa yang
lebih cepat atau murah.
11.
Meminimalkan kesalahan manusia dalam proses pembelian dan pengiriman.
12.
Memonitor dan mengatur kebiasaan membeli.
13.
Merampingkan proses procurement, membuat secara sederhana dan cepat.
14.
Memiliki pilihan supplier yang lebih luas sehingga perusahaan dapat
membandingkan
tawaran
pemasok-pemasok
tersebut
seperti
membandingkan harga,kualitas,kecepatan pengiriman pesanan.
15.
Dari sisi supplier adalah dapat memperoleh kesempatan tender yang lebih
luas karena dapat memperoleh informasi melalui web di internet dan
mengurangi biaya untuk pengajuan tender.
Dalam paper E-procurement Benefits, disebutkan beberapa manfaat e-procurement
yang meliputi :
1.
Penghapusan biaya administrasi.
2.
Pemotongan biaya pembelian.
3.
Pemotongan waktu siklus pembelian.
4.
Control manajemen yang lebih besar.
5.
Sesuai dengan kebutuhan user (user compliance).
6.
Pengurangan tingkat kesalahan pemesanan.
7.
Pekerja yang berilmu pengetahuan (knowledge workers)
25 2.9.6
Implementasi E-procurement
Menurut Turban (2005, p235), implementasi e-procurement yang dilakukan
perusahaan :
1. Menyesuaikan e-procurement dengan strategi e-commerce.
2. Mengkaji ulang dan merubah proses e-procurement itu sendiri. E-procurement
dapat mempengaruhi berapa banyak agen pembelian di perusahaan, lokasi, dan
bagaimana pembelian disetujui.
3. Menyediakan tempat pertemuan antara e-procurement dengan system informasi
perusahaan yang terintegrasi seperti ERP atau SCM (Supply Chain Management).
4. Mengkoordinasi system informasi pembeli dan penjual.
Menurut Madjalawieh dan Bateman (2008), Faktor-faktor keberhasilan kritis untuk
memaksimalkan manfaat dari pengadaan rekayasa ulang adalah untuk meningkatkan
produktivitas agen pembelian, harga pembelian barang yang lebih rendah, memperbaiki arus
informasi dan manajemen, meminimalkan maverick (tidak direncanakan) pembelian,
memperbaiki
proses
pembayaran,
merampingkan
proses
pembelian
untuk
membuatnya sederhana dan cepat, mengurangi biaya proses administrasi per pesanan,
menemukan supplier-supplier baru dan vendor untuk menyediakan barang dan jasa lebih
cepat / murah, mengintegrasikan proses pengadaan dengan anggaran secara efisien dan
efektif, dan meminimalkan kesalahan manusia dalam proses pembelian atau pengiriman.
2.10 Perancangan Situs Web yang Baik
Desain yang tepat untuk sebuah situs web merupakan suatu keharusan. Ada
beberapa cara untuk mendesai sebuah website. Dalam hal ini, perancang perlu mengetahui
desain manakah yang paling tepat untuk digunakan. Ada banyak sekali cara untuk
mendesain sebuah website sehingga memungkinkan seseorang untuk melakukan kesalahan
dalam mendesai website.
26 Perancang sangat berperan dalam hal mendesain website, semua hasil dari
perancangan merupakan pilihan, ide dan gagasan dari si perancang. Pilihan seperti warna,
style, fonts, gambar dan gaya penulisan yang digunakan semuanya itu merupakan hal yang
bersifat personal dan bukan hal yang bisa dianggap mudah. Apapun yang menjadi pilihan,
ide dan gagasan dalam situs web akan menunjukkan kepribadian perancang itu sendiri.
Berikut ini merupakan beberapa hal dasar yang perlu diperhatikan ketika merancang situs
web.
•
Grafis / gambar
Grafis atau gambar merupakan bagian terpenting dari suatu situs internet. Dengan
grafis / gambar, perancang dapat memberikan
nsure warna, kesan dan tema. Unsur-unsur
tersebut sangat dibutuhkan agar membuat website yang dirancang menjadi lebih
kontras.Akan tetapi, penggunaan gambar yang terlalu banyak tidak hanya membuat upload
situs anda menjadi lambat,tetapi juga kekanak-kanakan.
•
Layout
Dalam hal ini perancang akan menentukan tampilan atau user interface dari situs
web, tata letak dan grafis (teks di sebelah kanan dan grafis di sebelah kiri atau sebaliknya)
dan menentukan penempatan iklan dalam halaman situs web.merancang sebuah layout yang
tampak sama untuk semua halaman situs akan lebih memudahkan pengunjung dalam
memahami isi situs tersebut, daripada membuat layout yang berbeda-beda untuk setiap
halaman. Akan tetapi, bukan berarti bahwa perancang tidak boleh membuat layout halaman
yang berbeda-beda untuk setiap penulisan halaman, namun sebaliknya diusahakan setiap
halaman mempunyai dasar layout yang hamper sama.
27 •
Navigasi
Navigasi yang mudah merupakan hal yang penting dalam situs yang baik. Navigasi
yang baik akan membuat pengunjung merasa mudah dalam menjelajah website, hal ini akan
mempengaruhi minat pengunjung untuk berkunjung kembali. Sebaliknya apabila navigasi
dalam website buruk, minat pengunjung untuk berkungjung kembali akan menurun atau
bahkan hilang.
•
Iklan
Iklan yang terlalu banyak merupakan hal yang buruk bagi para pengunjung.
Penempatan iklan sebaliknya dilakukan di tempat yang paling dihiraukan pengunjung tanpa
menganggu prioritas isi atau content yang ada.
•
Proses pemeliharaan (maintenance)
Setelah proses perancangan situs, harus dilakukan fase pemeliharaan (maintenance).
Proses maintenance sangat penting dilakukan untuk menjaga eksistensi dari fitur-fitur
maupun kumpulan link yang terdapat dalam sebuah website.
•
Animasi
Dalam proses perancangan website kita juga bisa menambahkan annimasi kedalam
desain rancangan kita.Animasi tersebut dapat berupa teks ataupun gambar. Namun dalam
hal ini perlu diperhatikan dampak dari animasi yang ditambahkan.terkadang animasi yang
berlebihan dapat menganggu pengunjung.
28 •
Ramai / Berisik
Untuk menarik minat pengunjung, perancang terkadang menambahkan musik latar
dalam situsnya. Secara tidak sadar hal ini sebenarnya dapat menjadi salah satu penyebab
dari sebuah situs ditinggalkan oleh pengunjung karena tidak setiap pengunjung menyukai
adanya music latar.
•
Pop-Ups
Tidak hanya iklan pop-up namun juga pop up boxes. Dalam penggunaan pop-up
atau pop-up boxes sebaiknya tidak terlalu banyak karena dapat mengganggu kenyamanan
pengunjung dalam menjelajahi situs. Hal ini sangat mempengaruhi minat dari pengunjung
untuk berkunjung kesebuah situs. Situs dengan pop-up atau pop-up boxes yang terlalu
banyak cenderung akan ditinggalkan oleh pengunjung karena alas an ketidaknyamanan
dalam menjelajah website tersebut.
•
Warna
Warna berperan penting dalam hal desain tampilan atau user interface sebuah
website. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kejenuhan dari pengunjung. Dengan
memberikan warna yang tepat, maka akan menambah kesempurnaan situs, sehingga
halaman-halamannya akan mudah dibaca. Harus terdapat kesesuaian kontras antara warnawarna yang diberikan dengan teks. Jika warna dan teks dalam sebuah website tidak kontras
akan menyebabkan desain user interface menjadi buruk. Hal ini akan mempengaruhi minat
dari pengunjung. Semakin kontras sebuah website maka minat pengunjung untuk akan
semakin besar begitu juga sebaliknya.
29 •
Fonts
Pemilihan fonts juga sangat berperan penting dalam hal perancangan desain sebuah
website. Perpaduan dari beberapa fonts akan membuat sebuah desain interface dari sebuah
website menjadi lebih menarik, namun dalam hal ini, sebaiknya tidak terlalu banyak
menggunakan font yang berbeda, karena akan mengurangi tingkat konsistensi dari web
tersebut. Hal ini juga berperan dalam menentukan minat pengunjung.
•
Gaya Penulisan
Setiap perancang memiliki gaya penulisan yang berbeda. Gaya penulisan yang
digunakan perancang dalam mendesain website akan mencerminkan karakter dari perancang
itu sendiri. Gaya penulisan sebaiknya disesuaikan dengan tema dari website yang dirancang
agar maksud dari perancang dapat tersalurkan dengan baik.
•
Isi (Content)
isi merupakan salah satu bagian yang penting dalam perancangan situs web. Melalui
bagian isi perancang dapat menyalurkan ide dan gagasan kepada pengunjung. Isi harus
disesuaikan dengan tema dari situs web itu sendiri, dalam hal pembuatan isi, perlu
diperhatikan ejaan dan tata bahasa yang digunakan. Harus dipastiikan bahwa penggunaan
ejaan dan tata bahasa sudah benar. Sebaiknya dilakukan pembacaan berulang atau
pemeriksaan berkala untuk mencegah kesalahan yang terjadi dalam hal penulisan isi maupun
penggunaan ejaan dan tata bahasa dalam proses perancangan situs web.
30 2.11 Porter’s Five Forces
Michael E. Porter mendefinisikan 5 kekuatan persaingan yang menjadi daya tarik dan
meningkatkan profitabilitas perusahaan :
Gambar 2.6 Kekuatan Persaingan Porter
Sumber : Sarma (2010)
9
Ancaman pemain baru ( Threat of new entrants )
Faktor-faktor seperti skala ekonomi, kesetiaan pada merk dan kebutuhan
permodalan menentukan seberapa sulit atau mudahnya pesaing baru untuk
masuk ke industri tertentu.
9
Kekuatan tawar-menawar pembeli ( Bargaining power of customers )
Faktor-faktor seperti jumlah pelanggan di pasar tertentu, informasi pelanggan,
dan ketersediaan produk substitusi menentukan jumlah pengaruh yang dimiliki
oleh para pembeli dalam industri tertentu.
9
Kekuatan tawar menawar pemasok ( Bargaining power of suppliers )
31 Faktor-faktor seperti derajat konsentrasi pemasok dan ketersediaan input
substitusi menentukan jumlah kekuatan yang dimiliki pemasok terhadap
perusahaan atau industri tertentu.
9
Pesaing yang ada sekarang ( Competitive Rivalry )
Faktor-faktor seperti tingkat pertumbuhan industri, peningkatan dan penurunan
permintaan, dan perbedaan produk menentukan seberapa ketat persaingan
antara sejumlah perusahaan di industri tertentu.
Setelah manager mampu menilai kelima kekuatan tersebut, dan menentukan
ancaman dan peluang yang ada, maka strategi untuk menghadapi persaingan pun dapat
dipilih. Menurut Porter, tiada perusahaan harus memilih strategi yang dapat memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan tersebut.
Untuk mencapai keunggulan kompetitif ( competitive advantages ) tersebut, Porter
mendefinisikan 3 strategi, antara lain :
• Strategi kepemimpinan harga ( Cost leadership )
Perusahaan memangkas biaya-biaya yang dianggap sia-sia (waste) dan tidak
penting, mengejar efisiensi dalam produksi, pemasaran, dan bidang lainnya.
• Strategi diferensiasi ( Differentiation )
Merupakan strategi tingkatan bisnis yang membuat perusahaan tertentu mampu
menawarkan produk unik yang dihargai secara luas oleh pelanggannya. Membuat
terobosan baru, dan berinovasi dalam produk yang kita miliki, yang tidak ada di
pasaran, sehingga menjadikan produk unik dan berbeda dibandingkan dengan
pesaing.
• Strategi fokus ( Focus )
Merupakan strategi tingkatan bisnis yang membuat perusahaan tertentu mampu
mengejar keunggulan biaya atau keunggulan diferensiasi dalam segmen industri
32 yang sempit. Manajer hanya perlu membidik sasaran tertentu dalam pasar, bukan
melayani seluruh pasar. Lalu fokus pada sasaran perusahaan tersebut.
2.12 Pairwise Comparison
Merupakan salah satu prinsip dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan
AHP (Analytical Hierarchy Process), dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli
matematika. Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen
pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil
dari penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise
comparison. Dalam melakukan penilaian terhadap elemen-elemen yang diperbandingkan
terdapat tahapan-tahapan, yakni:
a. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)
b. Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)
Untuk metode ini, tiap kandidat dihadapkan “head-to-head” dengan tiap masingmasing kandidat itu sendiri. Dan kandidat akan mendapatkan poin dari kemenangan satu
lawan satu dan yang kalah akan mendapatkan setengah dari poin tersebut.
Contoh :
Gambar 2.7 Pariwise Comparison
33 Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya
jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3
kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama
akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja
dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise
comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks
ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal dan elemen-elemen diagonalnya sama dengan
1. Synthesis of Priority dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen
vectornya
untuk
mendapatkan local
priority.
Karena
matriks-matriks pairwise
comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus
dilakukan sintesis antara local priority. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan
relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority setting. Logical Consistency Konsistensi
memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai
dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara
objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
2.13 Normalisasi
Fungsi Normalisasi digunakan untuk menormalisasi data-data input atau target,
sehingga diperoleh data (input atau target) baru dengan rentang tertentu. Normalisasi dapat
diterapkan baik bagi keseluruhan data atau per baris data (per atribut input). Jika normalisasi
diterapkan per baris data, setiapbaris data yang telah dinormalisasi memiliki rentang yang
sama. Fungsi tersebut juga dapat dipakai untuk mendenormalisasi data ternormalisasi, yaitu
mengembalikan data yang telah dinormalisasi ke data semula.
34 2.14 Metode Analisis SWOT
Menurut Kotler, Keller (2009, p89), Evaluasi keseluruhan dari kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman disebut juga dengan istilah Analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, Threat)
1)
Strength (Kekuatan)
Yaitu merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan
perusahaan lainnya
2)
Weakness (Kelemahan)
Yaitu masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dibandingkan dengan
perusahaan lain, sehingga ini menjadi nilai minus/kelemahan bagi perusahaan.
3)
Opportunities (Peluang)
Yaitu merupakan suatu kesempatan dimana perusahaan dapat melakukan
operasi dalam menghadapinya untuk menjadikan kesempatan itu menjadi
keuntungan.
4)
Threat (Ancaman)
Yaitu merupakan suatu bahaya yang biasanya dikarenakan perkembangan yang
kurang
menguntungkan,
dimana
akan
memberikan
dampak
seperti
pengurangan laba dan penjualan jika tidak dilakukan tindakan untuk bertahan.
Manfaat dari analisis SWOT adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
organisasi sehingga mampu menganalisis apa yang menjadi kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman dalam organisasi untuk mendapatkan strategi yang tepat dengan
menggunakan kekuatan dan kesempatan yang ada untuk mengatasi segala ancaman dan
dan mengurangi kelemahan yang ada sehingga organisasi dapat bertahan dan mampu untuk
berkembang.
35 2.15 Matrik IFE (Internal Factor Evaluation)
David (2009, pp166-168) Alat formulasi strategi ini meringkas dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Matriks IFE
dikembangkan menjadi 5 tahap antara lain :
a)
Tuliskan faktor internal utama, gunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor
yang akan digunakan, antara lain mencakup kekuatan utama dan kelemahan
utama. Tuliskan kekuatan dahulu dan kemudian kelemahan. Buatlah sespesifik
mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka komparatif
b)
Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting)
untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan tersebut mencerminkan
tingkat relatif kepentingan dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam
industri. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan dan
kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling bersar
dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling tinggi jumlah seluruh
bobot harus sama dengan 1,0
c)
Berikan peringkat satu sampai dengan empat untuk masing-masing faktor untuk
mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukan kelemahan utama
(peringkat =1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor
(peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa
kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 dan 4 dan kelemahan harus
mendapatkan peringkat 1 dan 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan
dimana bobot di langkah 2 adalah berdasarkan industri.
d)
Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan ratarata tertimbang untuk masing-masing variabel.
36 e)
Jumlahkan
rata-rata
tertimbang
untuk
masing-masing
variable
untuk
menentukan total rata-rta tertimbang untuk organisasi
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukan dalam matriks IFE, total rata-rata
tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0. dengan ratarata 2,5. total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan organisasi
yang lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan
posisi internal yang kuat.
Tabel 2.1 Matriks Internal Factor Evaluation
Rata-rata
Faktor Internal
Bobot
Peringkat
Tertimbang
Kekuatan Internal
Kelemahan Internal
Total
1,0
1,0 – 4,0
Sumber : David (2009,p168)
2.16 Matriks EFE (External Factor Evaluation)
David (2009,p125b) Matriks ini memungkinkan para penyusun strategi untuk
merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan 5
tahapan :
a)
Tuliskan faktor eksternal utama, gunakan total sepulu hingga dua puluh faktor
eksternal, mencakup peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan
37 dan industrinya. Tuliskan peluang terlebih dahulu dan kemudian ancaman.
Buatlah spesifik mungkin, gunakan persentase, rasio dan angka komparatif
b)
Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting)
untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing
faktor mengindikasikan tingkat relative kepentingan dari faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri. Peluang sering kali diberi bobot lebih
tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi bobot yang tinggi jika
mereka sangat serius atau sangat mengancam. Bobot yang tepat dapat
ditentukan dengan mendiskusikan faktor dan mencapai konsensus kelompok.
Penjumlaha dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama
dengan 1,0.
c)
Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci
tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor
tersebut, dimana 4 = respon perusahaan superior, 3 = respon perusahaan di
atas rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, dan 1= respon perusahaan
tidak baik. Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Dengan
demikian, peringkat didasarkan pada perusahaan (company based). Sedangkan
bobot pada tahap 2 didasarkan pada industri (Industry Based). Penting untuk
diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1,2,3, atau 4.
d)
Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan ratarata tertimbang.
e)
Jumlahkan
rata-rata
tertimbang
untuk
masing-masing
menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi.
variable
untuk
38 Tabel 2.2 Matriks External Factor Evaluation
Rata-rata
Faktor Eksternal
Bobot
Peringkat
Tertimbang
Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threat)
Total
1,0
1,0 – 4,0
Sumber : David (2009,p126)
Jika Rata-rata tertimbang lebih dari sama dengan 2,5 maka perusahaan dianggap
sudah mampu menanggapi kesempatan dan ancaman yang merupakan faktor eksternal
dengan baik.
2.17 Matriks Pofil Persaingan (CPM)
Matriks Profil Persaingan ( CPM ) mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta
kekuatan dan kelemahannya terkait dengan contoh posisi strategis perusahaan. Bobot dan
total nilai yang dibobot dalam CPM dan EFE mempunyai arti yang sama. Namun faktor-faktor
keberhasilan kritis dalam CPM mencakup baik isu-isu eksternal maupun internal.
Ada beberapa perbedaan pentinf antara EFE dan CPM, diantaranya :
• Faktor penentu keberhasilan kritis dalam CPM lebih luas, hal itu tidak mencakup
data spesifik atau faktual dan bahkan mungkin memfokuskan diri dari isu-isu
internal.
• Faktor-faktor penentu keberhasilan kritis dari CPM juga tidak dikelompokkan
dalam peluang dan ancaman seperti EFE.
39 • Pemeringkatan dan total nilai yang dibobot untuk perusahaan pesaing dapat
dibandingkan dengan perusahaan sampel. Analisis perbandingan ini memberikan
informasi strategis internal yang penting.
Faktor-faktor yang sering terdapat dalam analisis ini antara lain luasnya lini produksi,
keefektifan distribusi penjualan, keunggulan hak cipta dan paten, letak fasilitas-fasilitas,
kapasitas dan efisiensi produksi, pengalaman, hubungan serikat buruh, keunggulan teknologi
dan keahlian e-commerce. Tujuan dari CPM ini bukanlah untuk memperoleh angaka tetapi
untuk mengasimilasi dan mengevaluasi informasi dalam cara yang memiliki arti yang dapat
membantu pengambilan keputusan.
Tabel 2.3 Matriks CPM
Sumber : David ( 2004, p.164 )
2.18 Matriks SWOT
David (2009,p224) Matriks Kekuatan – Kelemahan – Peluang – Ancaman (Matriks
SWOT) Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan kepentingan yang membantu
manager mengembangkan empat tipe strategi : SO (kekuatan – peluang ), WO (kelemahan
– peluang ), ST (kekuatan – ancaman), dan WT (kelemahan – ancaman). Mencocokkan
faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam megembangkan
matriks SWOT.
40 Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan unuk memanfaatkan
peluang eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO,ST , dan WT
agar dapat mencapai situasi di mana mereka dapatmenerapkan strategi SO. Ketika suatu
perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya
kekuatan. Ketika suatu organisasi menghadapi ancaman utama , ia akan berusaha
menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
Strategi
WO
bertujuan
untuk
memperbaiki
kelemahan
internal
dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal tetapi
perusahaan mempunyai kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi
peluang tersebut.
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu
menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung.
Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai
ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada
posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti itu mungkin harus
berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, atau memilih likuidasi. Ada
delapan langkah yang terlibat dalam membuat matriks SWOT :
1) Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.
2) Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.
3) Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.
4) Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.
41 5) Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO
dalam sel yang telah ditentukan.
6) Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi
WO dalam sel yang telah ditentukan.
7) Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi
ST dalam sel yang telah ditentukan.
8) Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi
WT dalam sel yang telah ditentukan.
Tujuan dari masing-masing alat pencocokan adalah untuk menghasilkan alternatif
strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi
yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi.
Tabel 2.4 Matriks SWOT
Strength (S) :
Opportunity (O) :
Weakness (W) :
Tuliskankekuatan
Tuliskan kelemahan
perusahaan disini
perusahaan disini
Strategi SO :
Strategi WO :
Tuliskan peluang yang
Kekuatan untuk
Manfaatkan peluang untuk
dimiliki oleh perusahaan
memanfaatkan peluang
mengatasi kelemahan
disini
Threat (T) :
Tuliskan
Strategi ST :
ancaman
mengancam
yang
perusahaan
Gunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman
disini
Sumber :David (2009,p225)
Strategi WT :
Meminimalkan
kelemahan
dan menghindari ancaman
42 2.19 Matriks IE (Internal-Eksternal)
Menurut David (2009, p234) , matriks Internal – Eksternal memposisikan berbagai
divisi organisasi dalam tampilan 9 sel. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama
yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk
dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi
intensif ( penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk ) atau integratif
( integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling
sesuai untuk divisi – divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, dan VII dapat
dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan. Penetrasi pasar dan
pengembangan produk adalah dua strategi yang paling umum digunakan untuk divisi ini.
Ketiga,rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX
adalah tuai atau divestasi.
Tabel 2.5 Matriks Internal-Eksternal
G
Sumber : David (2009, p235)
43 2.20 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)
Menurut David (2009, pp237-238) Dalam Matriks Grand Strategy, semua organisasi
dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran dalam matriks ini. Matriks Grand
Strategy didasarkan pada dua dimensi evaluatif : posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar.
Strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya
tariknya dalam masing-masing kuadran dalam matriks.
Perusahaan yang berada pada kuadran I dalam matriks ini berada pada posisi yang
sangat bagus. Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini ( penetrasi
pasar dan pengembangan pasar ) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah
strategi yang sesuai. Tidaklah bijak bagi perusahaan di kuadran I untuk bergerak jauh dari
keunggulan kompetitif yang dimilikinya saat ini. Ketika organisasi pada kuadran ini memiliki
sumber daya
yang berlimpah, maka integrasi ke belakang, ke depan atau horizontal dapat menjadi
strategi yang efektif.
Perusahaan yang berada pada kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka
saat ini terhadap pasar secara serius. Walaupun industri mereka bertambah, mereka tidak
mampu untuk bersaing secara efektif, dan mereka perlu menentukan mengapa pendekatan
perusahaan sekarang ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan dapat memperbaiki daya
saingnya. Karena perusahaan pada kuadran II berada pada industri yang pasarnya tumbuh
dengan cepat, strategi intensif (bukannya integratif atau diversifikasi) biasanya menjadi
pilihan pertama. Tetapi jika perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif, maka integrasi
horizontal sering menjadi strategi yang dipertimbangkan. Sebagai jalan terakhir, divestasi
atau likuidasi dapat dipertimbangkan. Divestasi dapat memberikan dana yang
dibutuhkan untuk membeli bisnis lain atau membeli kembali saham perusahaan.
44 Perusahaan di kuadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan
memiliki posisi kompetitif yang lemah. Perusahaan-perusahaan ini harus membuat perbaikan
secara drastis untuk menghindari likuidasi. Pengurangan biaya dan asset secara ekstensif (
retrenchment ) harus dilakukan terlebih dahulu. Alternatif strategi lain adalah mengalihkan
sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang lain (diversifikasi). Pilihan yang terakhir adalah
divestasi atau likuidasi.
Perusahaan di kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam industri yang
tumbuh lambat. Perusahaan ini mempunyai kekuatan untuk memperkenalkan program yang
terdiversifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan. Perusahaan ini kuadran IV ini
dapat menjalankan diversifikasi konsentrik, horizontal, atau konglomerat dengan sukses.
Selain itu, joint venture juga dapat dilaksanakan.
Gambar 2.8 Grand Strategy Matrix
Sumber : David (2009,p237)
45 2.21 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Menurut David(2009, pp240-242), matriks ini menunjukkan strategi alternatif yang
paling baik dengan menggunakan masukan dari analisis tahap 1 dan hasil-hasil pencocokan
dari analisis tahap 2. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai
strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal
dimanfaatkan atau diperbaiki.
Langkah-langkah dalam membuat matriks QSPM, yaitu :
1.
Buatlah daftar peluang / ancaman eksternal kunci dan kekuatan / kelemahan
internal kunci dari perusahaan dikolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus
diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. Minimum sepuluh faktor
keberhasilan kunci eksternal dan internal harus dimasukkan dalam QSPM.
2.
Berikan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot-bobot
tersebut sama dengan yang ada pada matriks IFE dan EFE.
3.
Periksalah
matriks-matriks
pencocokan
di
tahap
2,
dan
identifikasikan
strategistrategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan.
4.
Tentukanlah nilai daya tarik (AS), yang didefinisikan sebagai angka yang
menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian
alternatif tertentu. AS ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor
eksternal dan internal satu-persatu sambil mengajukan pertanyaan : “Apakah
faktor ini mempengaruhi strategi yang dibuat?” Jika “ya”, maka strategi tersebut
harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Intinya, TAS harus
diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif
suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu.
Cakupan nilai daya tarik adalah :
46 1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = cukup menarik
4 = sangat menarik
Jika “ tidak “ , hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci
tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Oleh karena itu
jangan beri nilai daya tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut. Gunakan
minus (-) untuk menunjukkan faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas
pilihan khusus yang dibuat. Perhatikanlah : jika suatu strategi menerima minus
(-), maka semua strategi yang lain dalam satu baris juga harus menerima minus
(-).
5.
Hitung total nilai daya tarik (TAS), yang didefinisikan sebagai produk dari
pengalian bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam
masingmasing baris. Total nilai daya tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari
masing-masing alternatif strategi, dengan hanya mempertimbangkan pengaruh
faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal. Semakin tinggi total nilai daya
tarik , semakin menarik strategi alternatif tersebut.
6.
Hitunglah jumlah total nilai daya tarik. Jumlahkan total nilai daya tarik masingmasing kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi yang paling
menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya
menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan
semua faktor kritis eksternal dan internal yang berkaitan yang dapat
mempengaruhi keputusan-keputusan strategis.
47 Tabel 2.6 Matriks QSPM
Alternatif Strategi
Strategi I
Faktor Kunci
bobot
AS
Strategi II
TAS
AS
TAS
Strength :
Weakness :
Opportunities :
Threat :
Sumber : David (2009,p240)
2.22 7C’s
Kotler (2003, p.48), Rayport dan Jaworski telah mengusulkan agar fitur situs web
yang efektif adalah berisi 7 elemen disain yang mereka sebut 7C’s, yaitu:
• Context : Layout dan disain.
• Content : Teks, gambar, suara, dan situs berisi video.
•
Community
:
bagaimana
situs
memungkinkan
pengguna
ke
pengguna
berkomunikasi.
• Customization : situs berkemampuan untuk menyesuaikan diri dengan pengguna
yang berbeda atau mengizinkan pengguna untuk personalisasi situs.
•
Communication : bagaimana situs-situs memungkinkan untuk pengguna,
pengguna-untuk-situs, atau komunikasi dua arah.
• Connection : tingkat bahwa situs ini terhubung ke situs lain.
• Commerce : kemampuan situs untuk mengaktifkan transaksi komersial.
48 2.23 Kerangka Pemikiran
Analisis Procurement PT. Metro Pos
Analisis Lingkungan Perusahaan
(Pengumpulan Data)
Porter’s Five Forces
Analisis SWOT
Tahap Masukan
Kondisi Industri
Tahap Pencocokan
Tahap Keputusan
Hasil Analisis digunakan untuk strategi
Pengembangan ke E-procurement
Perancangan Situs E-procurement
Gambar 2.9 Kerangka pemikiran
Sumber : Penulis
Download