BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis yang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1 Arthropoda beranggotakan lebih dari satu juta spesies. Arthropoda adalah kelompok hewan terbesar di dunia. Kelompok ini mencakup Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora. Arthropoda memiliki pelindung tubuh keras yang disebut eksoskeleton. Tubuh terbagi menjadi segmen-segmen dan kaki bersendi fleksibel.2 Menurut penafsiran para ahli, terdapat 713.500 jenis Arthropoda atau sekitar 80% dari jenis hewan yang telah dikenal. Arthropoda (arthros = ruas, podos = kaki) yang berarti hewan yang kakinya bersendi-sendi atau beruas. Ruas diantara dua sendi disebut dengan segmen. Adapun ciri-ciri umum Arthropoda adalah mempunyai appendage atau alat tambahan yang beruas, tubuhnya simetri bilateral yang terdiri dari sejumlah ruas, tubuh terbungkus oleh zat kitin sehingga merupakan eksoskeleton. Biasanya ruas-ruas tersebut ada bagian yang tidak berkitin, sehingga mudah digerakkan. Sistem saraf 1 Angelika Gracemetarini, “Keanekaragaman Jenis Arthropoda Hasil Koleksi Metode Canopy Knockdown di Hutan Alami Gunung Tangkuban Perahu”, Skripsi, Institute Teknologi Bandung: Depertemen Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2003, h. 1. 2 Dorling Kindersley, E.encyclopedia Fauna, Jakarta: Erlangga, 2008, h. 90. tangga tali, coelom pada serangga dewasa bentuknya kecil dan merupakan suatu rongga yang berisi darah.3 Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Ukuran keanekaragaman dan penyebabnya mencakup sebagian besar pemikiran tentang ekologi. Keanekaragaman menurut Pielou adalah jumlah spesies yang ada pada suatu waktu dalam komunitas tertentu.4 Keanekaragaman banyak dipakai untuk mengindikasikan kondisi lingkungan suatu ekosistem. Odum menyatakan bahwa keanekaragaman identik dengan kestabilan suatu ekosistem, yaitu jika keanekaragaman suatu ekosistem relatif tinggi, maka kondisi ekosistem tersebut cenderung stabil. Pada kasus ekosistem tercemar, keanekaragaman jenis cenderung rendah. 5 Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar, salah satunya adalah pulau Kalimantan. Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga setelah Green Land dan Irian Jaya. Luas wilayah provinsi Kalimantan Tengah secara keseluruhan sekitar 153.564 km2 atau lebih kurang 7, 95% dari keseluruhan luas Indonesia yang terdiri dari hutan belantara seluas 126.200 km2, rawa-rawa 18,115 km 2, sungai, danau, dan genangan air lainnya seluas 4.563 km2. Klimatologis Kalimantan tengah termasuk daerah equatorial yang beriklim basah dengan 3 Mochamad Hadi, dkk, Biologi Insekta Entomologi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 1. 4 Rita Sukaesih, Penuntun Praktikum Ekologi Hewan, Palangka Raya: STAIN Palangka Raya, 2011, h. 25. 5 Agus Dermawan, dkk, Ekologi Hewan, Malang: UM Press, 2005, h. 123. rata-rata 8 bulan basah dan 4 bulan kering. Rata-rata curah hujan, 2.814,6 mm, 145 dalam setahun.6 Kota Palangka Raya, berkedudukan sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak di tengah –tengah pulau Kalimantan terbentang antara 113 30’ - 114 07’ Bujur Timur dan 1 35’ - 2 24’ Lintang selatan dengan ketinggian rata – rata 35 meter diatas permukaan laut. Tipe iklim , curah hujan rata-rata 2.490 mm/thn dengan 186 hari hujan, suhu ratarata 27,2°C dan kelembaban rata-rata 83,08%. Rata – rata kecepatan angin di Kota Palangka Raya 2-4 Knot.7 Berdasarkan observasi di lingkungan STAIN Palangka Raya terdapat berbagai macam tumbuhan, yaitu kelompok rerumputan, paku-pakuan, tumbuhan herba, perdu dan beberapa jenis pohon. Keadaan tanah yang cukup lembab yaitu 3,3% dan memiliki pH 6, bersifat asam. Hasil uji pendahuluan di lingkungan STAIN Palangka Raya diperoleh 185 individu. Berberapa jenis dari filum Arthropoda merupakan pemakan tumbuhan (herbivora) yaitu sebagai konsumen tingkat satu.8 Arthropoda menempati setiap jenis lingkungan dan beberapa spesies sangat melimpah. 9 Saat ini belum ada data dan informasi mengenai keanekaragaman Arthropoda di lingkungan STAIN Palangka Raya, maka perlu dilakukan penginventarisasian Arthropoda untuk 6 Tjilik Riwut, Maneser Panatau Tatu Hiang (Menyelami Kekayaan Leluhur), Palangka Raya: Pusakalima, 2003, h. 17. 7 Profil Kota Palangkaraya, http://www.hrcjogja.org.pdf (Online 16 November 2012) 8 Observasi dan Uji Pendahuluan Inventarisasi Arthropoda di Lingkungan STAIN Palangka Raya, 25 dan 28 November 2012. 9 Tracy, dasar-dasar zoology, tanggerang selatan: binarupa aksara, t.th, h. 429. mengetahui jenis dan indeks keanekaragaman Arthropoda di lingkungan STAIN Palangka Raya. Menurut Borror, pada rantai makanan dan jaring-jaring makanan, Arthropoda memegang peranan penting dalam berlangsungnya transfer energi dari tumbuhan sampai ke konsumen tingkat akhir juga dalam proses dekompuser. Hampir di dalam seluruh tingkatan trofik terdapat Arhtropoda, yaitu sebagai konsumen tingkat satu yang mengkonsumsi tumbuhan hijau dan Arthropoda yang berperan sebagai hewan karnivora sampai ke tingkat dekompuser.10 Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Inventarisasi Arthropoda di Lingkungan STAIN Palangka Raya. B. Batasan Masalah Penelitian ini terbatas pada, yaitu: 1. Pada penelitian tidak dilakukan penangkapan jenis Arthropoda air khususnya kelas Crustacea. 2. Lingkungan STAIN Palangka Raya yang digunakan sebagai tempat penelitian juga terbatas khususnya pada lingkungan kampus STAIN Palangka Raya dengan luas 46653,75m2. 10 Yanto, “Keanekaragaman Arhtropoda Tanah dan Peranannya dalam Proses Restorasi Daerah Tambang Serta Pengelolaan Lingkungan Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia, Irian Jaya”, Laporan Kerja Praktek, Bandung: Depertemen Biologi Institute Teknologi Bandung, 2001, h. 29. a. Panjang ±214, 5 m Dimulai dari parit/selokan di belakang aula, rektorat, dan ruang dosen, sampai pagar pembatas antara lingkungan kampus STAIN Palangka Raya dengan mesjid Darussalam. b. Lebar ±217,5 m Dimulai dari pagar pembatas antara Jln.G.Obos IX dengan lingkungan kampus STAIN Palangka Raya sampai parit/selokan di samping kiri aula STAIN Palangka Raya. 3. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik penangkapan langsung, perangkap sumur (Pitfall Trap), dan perangkap cahaya (Light Trap). 4. Teknik koleksi langsung dilakukan pada pagi hari (pukul 06.00-09.00 WIB) dan sore hari (pukul 15.30-17.00 WIB), menggunakan jaring serangga dan pinset. Teknik perangkap sumur (Pitfall Trap) pengambilan sampel dilakukan pada sore (pukul 15.30-17.00 WIB) dan pagi (pukul 06.00-09.00 WIB), dan perangkap cahaya (Light Trap) dilakukan pada malam hari (pukul 18.00-21.00 WIB) dengan menggunakan 4 buah lampu jalan dengan tegangan 300 watt/ buah. 5. Identifikasi Arthropoda dilakukan dengan pengamatan menggunakan loupe dan mikroskop stereo. Kemudian morfologinya dicocokkan dengan buku identifikasi dan literatur yang sesuai. Klasifikasi dilakukan sampai tingkat famili. C. Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis Arthropoda yang terdapat di lingkungan STAIN Palangka Raya? 2. Bagaimanakah indeks keanekaragaman Arthropoda yang ada di lingkungan STAIN Palangka Raya? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui jenis Arthropoda yang terdapat di lingkungan STAIN Palangka Raya. 2. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman Arthropoda yang ada di lingkungan STAIN Palangka Raya. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini, yaitu: 1. Secara Teoritis a. Mengenal keanekaragaman jenis hewan yang termasuk dalam filum Arthropoda yang ada di lingkungan STAIN Palangka Raya. b. Dalam bidang pendidikan khususnya pelajaran biologi, yaitu sebagai penunjang materi keanekaragaman makhluk hidup dan penuntun praktikum zoologi invertebrata. 2. Secara Praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi penelitian lebih lanjut. F. Definisi Operasional 1. Inventarisasi yaitu suatu kegiatan mengidentifikasi suatu pengamatan yang kemudian diidentifikasi sesuai dengan yang diamati dalam suatu penelitian, inventarisasi sering juga disebut dengan pengumpulan spesimen yang sama, baik dari bentuk, habitat dan ciri khas. 2. Arthropoda yaitu berasal dari kata arthros yang berarti sendi atau ruas dan podos yang berarti kaki. Arthropoda artinya hewan yang kakinya beruas-ruas atau berbuku-buku. 3. Lingkungan adalah semua faktor biotik dan abiotik (iklim, tanah, cahaya, suhu dan kelembaban) yang ada di sekitar makhluk hidup.