EFEKTIVITAS PENGAWASAN CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA FIRGINIA LITA TAKBIR VERY LONDA DEYSI TAMPONGANGOY ABSTRACT: The purpose of this study was to determine the effectiveness of the supervision of the Head of administration of the village in the district Talawaan North Minahasa regency. Research using qualitative methods. The informants were 12 people consisting of: Head, Head of Governments of the District, 3 Village Head, 3 administrators BPD, and 3 administrators LPMD. Collecting data with interview techniques; while the data were analyzed using qualitative analysis techniques interactive model of Miles and Hubernann. Based on the results of the study it can be concluded: (1) Control Head of the administration of the village in the district of North Minahasa Regency Talawaan effective enough views of things: the supervision of the preparation and implementation of regulations and rules village head; supervision orderly implementation of village administration; Supervising the management of village finances; supervising the implementation of the tasks and performance of the village head and village; supervision of the implementation of the tasks and functions of BPD; supervision of the implementation of tasks and functions LPMD; means / measures to evaluate the administration of the village; means / measures correcting irregularities in the administration of the village administration. (2) Control Head can realize Effectiveness village governance. Based on the conclusion of the study suggested: (1) Head should be more exercise direct supervision that is down to the villages to monitor and evaluate the direct administration of the village. (2) Control Head in governance be of more preventive village. Keywords: Effectiveness, Oversight, Village Government. struktural, fungsional maupun kultural dalam PENDAHULUAN Kebijakan otonomi daerah (Undang- tatanan penyelenggaraan pemerintahan Undang Nomor 32 Tahun 2004) secara daerah. Salah satu perubahan yang sangat eksplisit memberikan otonomi yang seluas- esensial yaitu menyangkut kedudukan, tugas luasnya kepada pemerintah daerah untuk pokok mengurus berbagai sebelumnya merupakan “perangkat wilayah” kepentingan dan kesejahteraan masyarakat dalam rangka asas dekonsentrasi, berubah daerah. Melalui kebijakan otonomi daerah, statusnya menjadi “perangkat daerah” dalam pemerintah daerah dan masyarakat di daerah kerangka lebih diberdayakan sekaligus diberi tanggung perangkat daerah, Camat dalam menjalankan jawab yang lebih besar untuk mempercepat tugasnya mendapat pelimpahan kewenangan laju pembangunan daerah. pemerintahan dan mengelola Sejalan dengan hal tersebut, maka meliputi dan fungsi asas desentralisasi. dari aspek kecamatan yang Sebagai bupati/walikota perizinan, rekomendasi, implementasi kebijakan otonomi daerah telah koordinasi, mendorong terjadinya perubahan, baik secara fasilitasi, penetapan, penyelenggaraan, dan 1 pembinaan, yang pengawasan, kewenangan lain yang dilimpahkan. Selain itu bahwa Camat sebagai perangkat daerah Camat mengemban tugas penyelenggaraan kabupaten/kota mempunyai tugas umum pemerintahan di kecamatan kewenangan pengawasan khususnya tugas-tugas atribut dalam bidang pemerintahan desa. Tugas Camat dalam koordinasi pemerintahan terhadap seluruh pengawasan pemerintahan desa menurut instansi pemerintah di wilayah kecamatan, PP.19/2008 meliputi antara lain: melakukan koordinasi penyelenggaraan ketenteraman pembinaan dan penegakan administrasi pemerintahan desa; memberikan peraturan perundang-undangan, pembinaan bimbingan, supervisi, fasilitasi dan konsultasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau pelaksanaan administrasi desa; melakukan kelurahan, tugas pembinaan dan pengawasan terhadap kepala belum desa dan perangkat desa. UU. No.6 Tahun dilaksanakan oleh pemerintah desa/kelurahan 2014 tentang Desa (pasal 115), dan PP.No.43 dan/atau instansi pemerintah lainnya di Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan wilayah UU.No.6 ketertiban, koordinasi serta pemerintahan pelaksanaan lainnya kecamatan. yang Oleh karena itu dan tugas terhadap pengawasan Tahun 2014 dan tertib (pasal 154) kedudukan Camat berbeda dengan kepala mempertegas kembali tugas Camat dalam instansi pemerintahan lainnya di kecamatan pengawasan pemerintahan desa meliputi karena instansi antara lain : fasilitasi penyusunan peraturan pemerintahan lainnya di kecamatan berada desa dan peraturan Kepala Desa; fasilitasi dalam koordinasi Camat. Selain itu, Camat administrasi tata pemerintahan desa; fasilitasi sebagai perangkat daerah juga mempunyai pengelolaan kekhususan dibandingkan dengan perangkat pendayagunaan daerah lainnya dalam pelaksanaan tugas penerapan pokok dan fungsinya melaksanakan asas perundang-undangan; desentralisasi, yaitu adanya suatu kewajiban pelaksanaan tugas Kepala Desa dan Perangkat mengintegrasikan nilai-nilai sosial-kultural, Desa. penyelenggaraan menciptakan stabilitas tugas dalam dinamika keuangan asset dan desa desa; penegakan Pengawasan dan Camat dan fasilitasi peraturan fasilitasi terhadap politik, ekonomi dan budaya, mengupayakan penyelenggaraan pemerintahan desa penting terwujudnya ketenteraman dan ketertiban untuk wilayah sebagai perwujudan kesejahteraan pemerintahan desa yang efisien dan efektif. rakyat serta masyarakat dalam kerangka Sebagaimana diketahui bahwa pengawasan membangun integritas kesatuan (controlling) merupakan fungsi manajemen wilayah mewujudkan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 untuk tentang Kecamatan). pelaksanaan kerja berjalan sesuai yang Dari amanat UU.No. 32 Tahun 2004 mengusahakan penyelenggaraan direncanakan, dan PP.No.19 Tahun 2008 tersebut jelas dan atau apabila menjamin terdapat penyimpangan atau kesalahan akan dapat 2 diketahui seberapa jauh penyimpangan atau penyusunan APB-Desa kesalahan itu serta apa penyebabnya, dan keuangan desa. Camat juga masih kurang kemudian diambil tindakan-tindakan korektif melakukan atau pemeriksaan langsung terhadap aktivitas perbaikan. Pengawasan bermakna dan pengelolaan pembinaan, pemantauan mengusahakan sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan selalu ada kesesuaian antara pelaksanaan Pengawasan Camat masih lebih banyak rencana atau program dengan rencana semula dilakukan dengan metode pengawasan tidak atau maksud yang terkandung didalamnya. langsung yaitu melalui pelaporan tertulis Singkatnya, pengawasan merupakan aktivitas secara berkala kegiatan penyelenggaraan manajemen/pimpinan untuk mengusahakan pemerintahan desa oleh pemerintah desa, atau agar pelaksanaan rencana/program/kegiatan melalui rapat koordinasi dan evaluasi yang berjalan efisien dan efektif (Terry, 1996; diadakan di tingkat kecamatan. Siagian,2000). pemerintahan dan desa. Bertolak dari beberapa fenomena Kecamatan merupakan umum maupun indikasi masalah tersebut, salah satu kecamatan di Kabupaten Minahasa maka perlu melakukan penelitian tentang Utara, yang terdiri dari sebanyak 12 Desa “efektifitas pengawasan Camat terhadap dengan jumlah penyelenggaraan Berdasarkan Talawaan penduduk 20.316 jiwa. pengamatan menunjukkan Konsep Efektivitas aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan Istilah efektivitas dalam istilah bahasa penyelenggaraan pemerintahan desa terutama Inggris pengawasan terhadap penyusunan Peraturan “effectiveness”. Desa, pengawasan terhadap tertib administrasi tata pemerintahan desa, pengawasan terhadap Pendapatan dan affectivity effectiveness (dalam pencapaian penyelenggaraan mengartikan sebagai Gibson dkk, 1998) tujuan/sasaran yang telah ditentukan sebelumnya; dengan kata lain pemerintah desa tersebut, Camat belum tingkat banyak melakukan kunjungan langsung ke pencapaian tujuan/sasaran itulah menunjukkan tingkat efektivitas. Gee, dkk desa untuk memberikan pembinaan kepada (1990) Kepala Desa, Perangkat desa dan BPD dalam Desa (dalam 1999) atau atau mendefinisikan efektivitas adalah tingkat desa. Dalam melakukan pengawasan terhadap Peraturan Berelson Handayaningrat, Barnard pelaksanaan tugas kepala desa dan perangkat penyusunan “effectively” yang telah ditentukan sebelumnya. Chester APB-Desa tersebut, dan pengawasan terhadap hal disebut pengukuran dalam arti tercapainya tujuan Belanja Desa (APB-Desa) dan pelaksanaan aktivitas-aktivitas di Utara pengawasan Camat terhadap hal-hal atau Anggaran desa Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa beberapa indikasi masih belum optimalnya penyusunan pemerintahan mengartikan sebagai terjadinya sesuatu efek atau akibat yang dikehendaki. dan Dari pengertian tersebut dapat dipahami 3 bahwa efektivitas sebagai tingkat mengandung keberhasilan di makna dan controlling. dalam manajemen Pendapat tersebut jenis para ahli menunjukkan melaksanakan atau mencapai suatu tujuan bahwa pengawasan (controlling) merupakan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. fungsi Sedarmayanti (2009) mengatakan yang harus ada dalam proses manajemen, ia merupakan fungsi terakhir dari bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran proses manajemen (Hasibuan, 2000). yang memberikan gambaran seberapa jauh Menurut Terry (1990) bahwa target dapat tercapai. Pendapat tersebut jelas pengawasan terdiri dari tindakan-tindakan: (1) menunjukkan bahwa efektivitas merupakan mencari informasi/keterangan tentang apa suatu ukuran yang memberikan gambaran yang seberapa jauh target yang telah ditetapkan membandingkan hasil-hasil dengan harapan- sebelumnya oleh lembaga atau organisasi harapan dapat tercapai. Efektivitas merupakan tindakan, dan (3) menyetujui hasil-hasil atau hubungan antara output dengan tujuan; menolak hasil-hasil dalam kasus mana perlu semakin besar kontribusi (sumbangan) output ditambahkan tindakan-tindakan perbaikan. terhadap pencapaian tujuan, maka semakin sedang yang dilaksanakan, menyebabkan timbulnya Menurut Hasibuan (1996), bahwa efektif organisasi, program atau kegiatan. pada Program atau kegiatan dikatakan efektif pengawasan/pengendalian, yaitu: apabila output yang dihasilkan dapat kegiatan menulis bahwa manajemen. preventif Terry (perencanaan), seperti: (1990) dengan maksud membuat peraturan yang berhubungan dengan tata cara suatu kegiatan; membuat pedoman-pedoman organizing kerja; (pengorganisasian), actuating (penggerakan), (pengawasan dilakukan dapat dilakukan dengan beberapa cara menyebutkan fungsi manajemen terdiri dari pengendalian). metode penyimpangan. Pengawasan preventif ini manajemen yang fundamental atau fungsi controlling jenis supaya tidak terjadi penyimpangan- pengawasan (controlling) merupakan salah satu fungsi dan dua yang dilakukan sebelum tindakan atau Hampir semua literatur atau buku teks planning ada (preventive control); adalah pengawasan Konsep Pengawasan organik dasarnya a. Pengawasan/pengendalian memenuhi tujuan yang diharapkan. manajemen (2) menetapkan sanksi-sanksi terhadap atau pelanggaran, mengkoordinasikan Stoner & Wankel (2000) kegiatan; menyatakan ada empat fungsi manajemen dan segala menentukan macam sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan. yaitu planning, organizing, leading, dan b. Pengawasan/pengendalian controlling. Kinard Jerry (dalam Manullang, represif (repressive control); adalah pengawasan 2014) menulis ada lima fungsi manajemen yang yaitu planning, organizing, staffing, leading, 4 dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan atau setelah terjadi Konsep Pemerintahan Desa dalam Istilah “pemerintahan” dalam bahasa pelaksanaan kegiatan, dengan maksud Inggris disebut “government” yang diartikan tidak terjadi pengulangan kesalahan. sebagai pemerintah Pengawasan represif ini dapat dilakukan Menurut Kamus dengan cara seperti: membandingkan (Poerwadarminta, 2000), istilah pemerintah antara mengandung arti “kekuasaan memerintah atau penyimpangan/kesalahan hasil-hasil kegiatan dengan pemerintahan. Bahasa badan penyebab terjadinya pemerintahan mengandung arti “perbuatan memberikan memerintah”. Mariun (dalam Siswanto, 1998) penilaian terhadap hasil kegiatan; menjelaskan memerintah”, Indonesia rencana yang telah ditentukan; mencari kesalahan/penyimpangan; yang atau perbedaan sedangkan pengertian melaksanakan sanksi-sanksi yang telah pemerintah dan pemerintahan, dimana istilah ditentukan terhadap pemerintahan menunjuk kepada bidang tugas menilai pekerjaan atau fungsi, sedangkan istilah kembali prosedur-prosedur yang telah pemerintah menunjuk kepada badan, organ ditentukan; dan mengecek kebenaran atau alat perlengkapan yang menjalankan laporan fungsi atau bidang tugas pekerjaan itu. penyimpangan/kesalahan; yang dibuat oleh petugas pelaksana. Sebagaimana telah disebutkan dalam Mengenai teknik pengawasan, uraian pendahuluan di muka bahwa menurut Siagian (2000), bahwa proses penyelenggaraan pemerintahan desa sekarang pengawasan pada dasarnya dilakukan oleh ini diatur dengan undang-undang tersendiri pimpinan dengan mempergunakan dua jenis yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 teknik pengawasan, yaitu: tentang Desa, dan penjabarannya ditetapkan 1) Pengawasan langsung (direct control); dengan PP. No.43 Tahun 2014 tentang ialah pengawasan yang dilakukan sendiri Peraturan Pelaksanaan UU.No.6 Tahun 2014. oleh Sebelumnya, pemerintahan desa diatur dalam pimpinan kegiatan yang Pengawasan 2) organisasi sedang langsung terhadap dijalankan. ini Undang-Undang Pemerintahan Daerah dapat Nomor 32 Tahun 2004 dan penjalarannya berbentuk: inspeksi langsung, on-the- ditetapkan dengan Peraturan pemerintah spot observation, dan on-the-spot report. Nomor 72 Tahun 2005. Pengawasan tidak langsung (indirect control); ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui METODOLOGI PENELITIAN laporan yang disampaikan oleh para A. Metode Yang Digunakan bawahan, yang dapat berbentuk tertulis Penelitian ini menggunakan metode maupun lisan. kualitatif. 5 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami pemerintahan fenomena tentang apa yang dialami oleh pengawasan subyek perilaku, pelaksanaan peraturan desa, pengawasan persepsi, tindakan, dan lainnya), secara terhadap tertib administrasi pemerintahan holistik, dan dengan cara deskripsi dalam desa, bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu keuangan konteks khusus yang alamiah dan dengan pelaksanaan tugas kepala desa, pengawasan memanfaatkan berbagai metode alamiah. terhadap pelaksanaan tugas BPD dan LPM, Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pengevaluasian pada kondisi objek yang alamiah dimana pemerintahan desa, tindakan korektif terhadap peneliti adalah sebagai instrumen kunci. penyimpangan Teknik pengumpulan data dilakukan secara pemerintahan desa. penelitian (misalnya triangulasi (gabungan), analisis data bersifat yang terhadap pengawasan desa, meliputi penetapan terhadap : dan pengelolaan pengawasan terhadap penyelenggaraan penyelenggaraan D. Informan Penelitian induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih Salah menekankan makna dari pada generalisasi. satu sifat dari penelitian kualitatif ialah tidak terlalu mementingkan Disebut sebagai metode kualitatif karena data jumlah atau banyaknya informan, tetapi lebih yang terkumpul dan analisanya lebih bersifat mementingkan content, relevansi, sumber kualitatif (Moleong, 2009). yang benar-benar dapat memberikan informasi, baik mengenai orang, peristiwa, B. Jenis Data Data desa, yang dikumpulkan dan atau hal. Oleh karena itu menurut Sugiono dianalisis adalah “data primer yang bersifat (2009) bahwa teknik pengambilan sampel kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung (sumber dari informan penelitian melalui wawancara. digunakan dalam penelitian kualitatif ialah data/informan) yang cocok Selain data primer juga dikumpulkan teknik purposive sampling (teknik sampling data sekunder yaitu data yang telah terolah di bertujuan); dalam hal ini informan dipilih Kantor Camat atau Kantor Kepala Desa, secara seperti data kependudukan, data aparatur penelitiannya. pemerintah kecamatan dan desa, dan data lainnya yang relevan dengan khusus berdasarkan tujuan Sesuai dengan tujuan penelitian ini topik yaitu untuk mengetahui efektivitas permasalahan yang diteliti. Data sekunder pengawasan Camat dalam penyelenggaraan hanya pemerintahan desa, maka informan diambil berfungsi sebagai pelengkap/pendukung data primer. dari unsur Pemerintah Kecamatan, unsur Pemerintah Desa, unsur BPD, dan unsur C. Fokus/Obyek Penelitian Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Fokus atau obyek penelitian ini adalah (LPMD). Informan penelitian diambil di 3 pengawasan Camat dalam penyelenggaraan (tiga) Desa yang dipilih secara acak dari 12 6 Desa yang ada di Kecamatan Talawaan, yaitu: 1. Wawancara Desa Kolongan, Desa Paniki Atas, dan Desa wawancara Teep. Setiap Desa tersebut diambil informan memperoleh sebanyak 3 orang sehingga jumlah seluruh responden/informan. informan untuk tiga desa ada 9 orang, dilakukan sedangkan informan aparat wawancara terpimpin (interview guide) kecamatan sebanyak 3 pemerintah orang. Dengan data untuk primer dari Wawancara dengan dua cara yaitu 2. Dokumentasi. Teknik dokumentasi ini perincian sebagai berikut: digunakan Kecamatan digunakan wawancara bebas. penelitian ini sebanyak 12 orang, dengan Sekcam/Kasie) ini Teknik dengan menggunakan pedoman, dan demikian jumlah seluruh informan dalam 1. Pemerintah (Interview). (Camat, untuk memperoleh data sekunder yaitu data yang telah terolah : 3 orang; atau tersedia di Kantor Camat dan Kantor 2. Hukum Tua : 3 orang; Kepala Desa/Hukum Tua. 3. Ketua (BPD) : 3 orang; 3. Observasi. 4. Ketua LPMD : 3 orang. digunakan untuk mengamati secara langsung peristiwa/fenomena yang E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Teknik observasi ini diteliti, guna melengkapi data primer Data hasil wawancara. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan; E. Teknik Analisis Data selebihnya ialah data tambahan seperti Teknik analisis data yang digunakan dokumen dan lain-lain. Penelitian kualitatif ialah menggunakan kualitatif model interaktif dari Miles dan metode kualitatif yaitu analisis kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan Hubermann. dokumen. memungkinkan peneliti melakukan kegiatan karena Penggunaan beberapa metode tersebut pertimbangan: (1) Analisis analisis analisis secara longgar tanpa harus melalui menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah proses yang kaku. apabila berhadapan dengan kenyataan jamak; 1. Data collection (pengumpulan data). (2) metode ini menyajikan secara langsung Pengumpulan hakikat dilakukan hubungan antara peneliti interaktif dan data melalui di lapangan wawancara dan responden; dan (3) metode ini lebih peka dan didukung dengan teknik observasi dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak studi dokumentasi; penajaman pengaruh bersama terhadap pola- 2. Data reduction (reduksi data). Reduksi pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2009). data adalah kegiatan merangkum, Berdasarkan pendapat tersebut maka memilih hal-hal yang pokok yang teknik pengumpulan data yang digunakan difokuskan pada hal-hal yang penting dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: sesuai dengan tema dan polanya. Dengan 7 kata lain reduksi data adalah proses adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada standar yang penyederhanaan, pengekstraksian, dan membandingkan aktual dengan standar yang transformasi data kasar yang muncul dari dimaksud catatan-catatan tertulis di lapangan. langkah-langkah Kegiatan reduksi data ini berlangsung kinerja sesuai standar yang telah ditentukan secara terus menerus selama penelitian sebelumnya berlangsung, dan dilanjutkan setelah data Manullang, 2014). Pengawasan adalah proses terkumpul dengan membuat ringkasan, pengaturan berbagai faktor dalam suatu menelusuri tema dan menggolongkannya organisasi, agar sesuai dengan ketetapan- ke dalam suatu pola yang lebih jelas. ketetapan dalam rencana (Earl Strong dalam 3. Data display (penyajian data). Penyajian Hasibuan, 2000). Pengawasan adalah fungsi data dalam penelitian kualitatif dilakukan manajemen untuk mengukur dan mengoreksi dalam bentuk uraian singkat, hubungan kinerja melihat apakah manajemen telah antar kategori, dan teks yang bersifat mencapai sasaran yang direncanakan untuk naratif. dicapai (Heinz dan Koontz dalam Manullang, 4. Conclust drawing akan dan sebagaimana dicapai kalau perlu korektif (Wiliam dengan mengambil mengembalikan Chucs dalam verivication 2014). Pengawasan adalah suatu usaha (penarikan kesimpulan dan verifikasi). mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, Kesimpulan dalam maksudnya mengevaluasi prestasi/hasil kerja penelitian kualitatif adalah merupakan dan apabila perlu menerapkan tindakan- temuan baru, yang dapat berupa deskripsi tindakan korektif sehingga hasil kerja sesuai data suatu obyek. dengan rencana. Pengawasan dapat dianggap dan and pengaturan verifikasi sebagai PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN mengoreksi Secara teoritis telah dikemukakan bahwa pengawasan merupakan sistematis untuk menetapkan standard prestasi dengan sasaran perencanaan, merancang Proses pengawasan mengukur kemajuan sistem pencapaian tujuan yang direncanakan, dan umpan balik membandingkan prestasi memungkinkan pemimpin mendeteksi dari informasi, sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan terlebih perencanaan tersebut tepat pada waktunya dahulu, perbaikan menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi (Richard Daft dan Norman Macintosh dalam Stoner dan Wankel, 2000). penyimpangan-penyimpangan 1990). Pengawasan adalah suatu upaya yang sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. tindakan menemukan, aktivitas-aktivitas yang direncanakan (Terry, memastikan bahwa aktivitas yang aktual mengambil untuk penting dalam hasil yang dicapai dari fungsi manajemen melalui mana pimpinan dapat untuk aktivitas penyimpangan Pengawasan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk 8 menjamin bahwa semua sumberdaya bahwa pengawasan merupakan fungsi organisasi tengah digunakan sedapat mungkin manajemen/pimpinan yang berkenaan dengan dengan cara yang paling efektif dan efisien aktivitas atau tindakan untuk mengusahakan guna tercapainya tujuan/sasaran organisasi atau menjamin pelaksanaan rencana berjalan (Robert J. Moeker dalam Stoner dan Wankel, sesuai 2000). Pengawasan adalah suatu usaha terdapat penyimpangan atau kesalahan akan mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, dapat diketahui seberapa jauh penyimpangan maksudnya mengevaluasi prestasi/hasil kerja atau kesalahan itu serta apa penyebabnya, dan dan apabila perlu menerapkan tindakan- kemudian diambil tindakan-tindakan korektif tindakan korektif sehingga hasil kerja sesuai atau dengan rencana. Pengawasan dapat dianggap mengusahakan sedemikian rupa sehingga sebagai menemukan, selalu ada kesesuaian antara pelaksanaan mengoreksi penyimpangan- penyimpangan rencana atau program dengan rencana semula penting dalam hasil yang dicapai dari atau maksud yang terkandung didalamnya. aktivitas aktivitas-aktivitas untuk yang yang direncanakan, perbaikan. dan Pengawasan apabila bermakna direncanakan. Sesuai dengan amanat UU. No.32 Pengawasan terdiri dari suatu proses yang Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dibentuk oleh tiga macam langkah yang PP. 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan, dan bersifat universal yaitu: (1) mengukur hasil UU. No.6 Tahun 2014 tentang Desa, bahwa pekerjaan, dengan cara observasi secara Camat atau yang disebut dengan nama lain pribadi, laporan-laporan tertulis, dan laporan- mempunyai tugas, laporan lisan; (2) membandingkan hasil kewajiban melakukan pekerjaan dengan standard dan memastikan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan perbedaan apabila ada perbedaan, dan (3) desa, mengoreksi tidak penyusunan peraturan desa dan peraturan dikehendaki melalui tindakan perbaikan. kepada desa; fasilitasi administrasi tata Dengan kata lain, pengawasan terdiri dari pemerintahan desa; fasilitasi pengelolaan tindakan-tindakan: mencari keuangan desa dan pendayagunaan asset desa; informasi/keterangan tentang apa yang sedang fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan dilaksanakan, (2) membandingkan hasil-hasil perundang-undangan; fasilitasi pelaksanaan dengan harapan-harapan yang menyebabkan tugas kepala desa dan perangkat desa; timbulnya tindakan, dan (3) menyetujui hasil- fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi BPD; hasil atau menolak hasil-hasil dalam kasus fasilitasi pelaksanaan tugas mana perlu ditambahkan tindakan-tindakan Lembaga Kemasyarakatan Desa seperti PKK, perbaikan (Terry, 1996). Karang Taruna dan LPM. penyimpangan (1) yang Dari pengertian atau definisi yang melalui antara kewenangan dan pembinaan dan lain : dan fasilitasi fungsi Berdasarkan teori pengawasan serta dikemukakan para ahli tersebut jelas kiranya amanat 9 peraturan perundang-undangan tersebut maka dalam penelitian ini efektivitas peraturan desa. (2) Pengawasan Camat pengawasan Camat terhadap penyelenggaraan terhadap tertib pelaksanaan administrasi pemerintahan desa dilihat dari beberapa hal pemerintahan yaitu : (1) cara/tindakan camat dalam memberikan bimbingan kepada hukum tua memfasilitasi dan mengawasi penyusunan dan dan perangkat desa; dan menugaskan kepal pelaksanaan peraturan desa dan peraturan seksi kepala desa; (2) cara/tindakan camat dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan memfasilitasi desa di desa-desa. (3) Pengawasan Camat dan mengawasi tertib desa dilakukan pemerintahan untuk memonitor pelaksanaan administrasi pemerintahan desa; terhadap (3) cara/tindakan camat dalam memfasilitasi dilakukan dengan membentuk tim untuk dan mengawasi pengelolaan keuangan desa; mengawasi tertib administrasi penggunaan (4) cara/tindakan camat dalam memfasilitasi dana-dana yang turun ke desa seperti Alokasi dan mengawasi kinerja kepala desa dan Dana Desa (ADD), Dana Desa (DD), Bagi perangkat desa; (5)cara/tindakan camat dalam Hasil Pajak (BHP), dan juga dana yang berasal memfasilitasi dan mengawasi pelaksanaan dari Pendapatan Asli Desa. Camat juga tugas dan fungsi BPD; (6) cara/tindakan berkonsultasi dengan para hukum tua tentang camat dalam memfasilitasi dan mengawasi penggunaan dana-dana yang turun ke desa. (4) pelaksanaan tugas dan fungsi LPMD; (7) Pengawasan Camat terhadap pelaksanaan cara/tindakan camat dalam mengevaluasi tugas penyelenggaraan pemerintahan desa; (8) permintaan pelaporan langsung oleh kepala cara/tindakan mengoreksi desa pada rapat koordinasi tingkat kecamatan. dalam Camat juga memantau kinerja kepada desa penyelenggaraan pemerintahan desa. (9) melalui penugasan kepala seksi pemerintahan. peranan dalam (5) Pengawasan Camat terhadap pelaksanaan penyelenggaraan tugas BPD dilakukan melalui permintaan camat dalam penyimpangan-penyimpangan pengawasan mewujudkan efektivitas Camat pemerintahan desa. Hasil penelitian pengelolaan dengan kepala desa keuangan dilakukan desa melalui laporan pada rapat koordinasi. Camat juga menunjukkan memantau kegiatan BPD melalui kepala seksi pengawasan Camat terhadap penyelenggaraan pemerintahan. pemerintahan desa sudah dilakukan dengan terhadap pelaksanaan tugas LPM bersifat cukup efektif sebagaimana ditunjukkan oleh koordinasi dan konsultasi, karena LPM bukan beberapa kenyataan yang diperoleh dalam merupakan pemerintahan desa. (7) Evaluasi penelitian ini yaitu :( 1) Pengawasan Camat terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa terhadap desa dilakukan secara berkala pada setiap bulan dilakukan dengan menugaskan kepala seksi melalui rapat koordinasi tingkat kecamatan. pemerintahan kecamatan untuk mendampingi (8) Tindakan korektif terhadap penyimpangan dan memonitor musyawarah desa penyusunan penyelenggaraan penyusunan peraturan 10 (6) Pengawasan pemerintahan Camat desa dilakukan secara langsung oleh Camat dengan berdialog/berkonsultasi dengan para hukum B. Saran tua untuk mencari tindakan perbaikan yang Berdasarkan kesimpulan hasil perlu dilakukan. (9) Pengawasan Camat dapat penelitian tersebut maka perlu dikemukakan mewujudkan beberapa saran sebagai berikut: efektivitas penyelenggaraan pemerintahan desa. 1. Pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa di KESIMPULAN DAN SARAN kecamatan Talawaan cukup efektif, A. Kesimpulan Berdasarkan hasil namun masih perlu ditingkatkan kualitas penelitian pelaksanaannya. Camat hendaknya lebih sebagaimana telah dideskripsikan dan dibahas pada bab sebelumnya, banyak melakukan pengawasan secara dapatlah ditarik langsung yaitu turun ke desa-desa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengawasan Camat memonitor dan mengevaluasi langsung dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. penyelenggaraan pemerintahan desa di kecamatan Talawaan 2. Pengawasan Kabupaten peraturan kepala administrasi desa desa, pemerintahan desa hal ini Camat hendaklah secara efektif dan melakukan pembinaan dan pengarahan pelaksanaan pemerintahan dalam hendaklah lebih bersifat preventif. Dalam pengawasan terhadap penyusunan dan pelaksanaan Camat penyelenggaraan Minahasa Utara cukup efektif dilihat dari peraturan Camat kepada para Hukum Tua dan Perangkat desa, Desa pengelolaan keuangan desa, pelaksanaan dalam hal penyelenggaraan pemerintahan desa yang efektif dan tugas dan kinerja kepala desa dan efisien. perangkat desa, pelaksanaan tugas dan fungsi BPD, pelaksanaan tugas dan fungsi LPMD; mengevaluasi pemerintahan cara/tindakan DAFTAR PUSTAKA penyelenggaraan desa; mengoreksi cara/tindakan Gie, The Liang, dkk, 1990, Ensiklopedi penyimpangan- Administrasi, penyimpangan dalam penyelenggaraan Jakarta, Gunung Agung. pemerintahan desa. Gibson L.J, Ivancevich, dan Donnely Jr., 2. Pengawasan Camat dapat mewujudkan efektivitas Organisasi, penyelenggaraan 1998, terjemahan, Jakarta, Erlangga. pemerintahan desa. Artinya, dengan adanya pengawasan penyelenggaraan Camat pemerintahan Handayaningrat, Soewarno, 1999, Pengantar maka Studi desa dapat efektif. 11 Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta, Gunung Agung. Hasibuan, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. M. 2000, Manajemen, Dasar-Dasar Jakarta, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa Gunung Agung. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan Manullang Laurence, A. 2014, Teori dan Aplikasi Manajemen: Komprehensif Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Integralistik, Jakarta, Mitra Wacana Media. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Moleong, L. 2009, Metode Penelitian Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Kualitatif, Remaja Redoskarya, Tentang Desa. Bandung. Poerwadarminta, W.J. 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Gramedia, Jakarta. Rohidi, R dan Mulyarto, T., 1992, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI-Press. Sedarmayanti, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung, Mandar Maju. Siagian, S.P., 2000, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung. Stoner, L.J. dan C. Wankel, 2000, Manajemen (terjemahan), Jakarta, Intermedia. Siswanto, 1998, Administrasi Pemerintahan Desa, Armico, Bandung. Sugiono, 2009, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabetha. Terry, G.R., 1990, Asas-Asas Manajemen (terjemahan), Bandung, Alumni. Sumber Lain 12