III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai Desember 2015, bertempat di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar pada ketinggian 180 mdpl. B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek batang ubi jalar (Ipomoea batatas L.) dan pupuk organik. Alat yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain Mulsa Plastik Hitam Perak, penggaris, meteran, timbangan analitik, jangka sorong, cangkul, pisau, tali, tugal, selang, gembor. C. Perancangan Penelitian dan Analisis Data 1. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 1 faktor kedalaman dan posisi tanam stek ubi jalar (Ipomoea batatas L.). Faktor kedalaman dan posisi tanam stek ubi jalar terdiri dari 6 taraf perlakuan, yaitu: R1 : Kedalaman 1 ruas posisi tanam tegak R2 : Kedalaman 1 ruas posisi tanam miring R3 : Kedalaman 2 ruas posisi tanam tegak R4 : Kedalaman 2 ruas posisi tanam miring R5 : Kedalaman 3 ruas posisi tanam tegak R6 : Kedalaman 3 ruas posisi tanam miring Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali ulangan, sehingga terdapat 24 petak perlakuan. 13 D. Pelaksanaan Penelitian a. Pemilihan Bahan Tanam Bahan tanam yang digunakan berupa stek batang. Jenis ubi jalar yang digunakan sebagai bahan tanam adalah jenis ubi jalar merah. Bahan tanam yang digunakan berasal dari varietas atau klon unggul, sudah berumur 2 bulan atau lebih, pertumbuhannya normal dan sehat. Panjang stek batang yang digunakan panjangnya sekitar 20-25 cm atau 5-7 ruas, sebagian daunnya dibuang untuk mengurangi penguapan. Bahan tanam diikat rata-rata 100 stek/ikat, kemudian dikumpulkan di tempat yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk. b. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan pada saat kondisi tanah tidak terlalu basah atau kering agar pengolahannya lebih mudah dan struktur tanahnya tidak rusak, lengket, atau keras. Tanah diolah sampai gembur, kemudian dibiarkan selama 1 minggu. Setelah itu tahap berikutnya adalah pembuatan petak (guludan). Ukuran petak pada penelitian ini adalah 300 cm x 120 cm, jarak antar petak 70 cm. Arah guludan sebaiknya memanjang utara-selatan menurut arah kesuburan tanah. Petak (guludan) ditutup menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak. Setelah petak ditutup menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak, kemudian dibuat lubang tanam dengan jarak antar lubang 50 cm x 30 cm Pada penelitian ini terdapat 6 perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali ulangan, sehingga terdapat 24 petak perlakuan. c. Penanaman Stek ditanam pada petak (guludan) yang sudah dibuat lubang tanam dengan jarak antar lubang 50 cm x 30 cm, sehingga dalam setiap petak terdapat 24 tanaman. Stek ubi jalar ditanam pada lubang tanam sesuai dengan perlakuan. Tanah pada sekitar pangkal stek dipadatkan agar stek tidak mudah roboh. Setelah stek ditanam kemudian disirami air agar tidak layu/mati. d. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen, menambah kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pemupukan dasar dilakukan pada awal tanam atau setelah pengolahan tanah dengan dosis pemupukan 3,5 kg/petak. Pemupukan disesuaikan dengan kondisi 14 lahan, luas lahan dan jumlah tanaman. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik. e. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiangan, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit tanaman. Penyulaman dilakukan 2 minggu setelah stek ditanam. Stek yang mati disulam dengan stek baru sesuai dengan perlakuan. Penyiangan dilakukan apabila gulma pada petak sudah cukup banyak. Penyiangan dilakukan secara manual dengan dicabuti. Penyiraman dilakukan sekitar 1 minggu sekali, sesuai dengan kondisi tanah. Penyiraman biasanya dilakukan pada sore. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara fisik. f. Panen Tanaman ubi jalar dipanen umbinya apabila sudah tua (masak fisiologis). Ciri fisik ubi jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair. Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain risiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil umbi. E. Variabel Pengamatan Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan dan hasil yang dilakukan pada penelitian ini meliputi: 1. Diameter Batang Pengamatan diameter batang dilakukan dengan cara mengukur diameter batang diatas permukaan tanah secara kontinyu 2 minggu sekali sampai panen. 2. Berat Segar Brangkasan Berat segar brangkasan dihitung setelah panen. Semua bagian tanaman ditimbang berat segarnya secara keseluruhan menggunakan timbangan analitik. 3. Berat Kering Brangkasan Berat kering brangkasan diperoleh dengan cara mengeringkan hasil panen seluruh bagian tanaman setelah ditimbang berat segarnya pada suhu 700 15 C selama 24 jam sampai beratnya konstan. Setelah itu dilakukan penimbangan dengan timbangan analitik. 4. Jumlah Umbi Perpetak Jumlah umbi diperoleh dengan menghitung jumlah semua akar yang menghasilkan umbi, dilakukan pada saat panen. 5. Berat Umbi Pertanaman dan Perpetak Berat umbi diukur dengan cara menimbang semua umbi yang dihasilkan menggunakan timbangan analitik, dilakukan setelah panen. Umbi tanaman sebelum ditimbang dibersihkan terlebih dahulu dari tanah. 6. Panjang Umbi Panjang umbi diukur dengan cara mengukur panjang umbi setiap perlakuan per petak pada saat dipanen kemudian dirata-rata. 7. Diameter Umbi Diameter umbi diukur setelah panen menggunakan jangka sorong pada setiap perlakuan per petak kemudian dirata-rata. F. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan dilakukan analisis dengan menggunakan uji F taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata akan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. 16