UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FAUZIA, S.Farm. 1206329606 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker FAUZIA, S.Farm. 1206329606 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 ii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Nama Fauzia, S. Farm. NPM na63296A6 Program Studi Apoteker - Fakultas Farmasi UI Judul Laporan Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika Jl. Kartini Raya No. 34 JakartaPusat periode 19 Junt - 26 Juli 2013 Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Apoteker, Fakutrtas Farmasi, universitas Indonesia DEWAIY PENGUJI Pembimbing I : Dr. Harmita, Pembirnbing II : Drs. Jahja Atmadja, Apt. Apt. Penguji I : Dr Hermari fury*.li Penguji II : Drrc. Jr",herrir Anirn, M 5,, fipg Penguji III : Drs. Matuandi Nr.r, Apr. Ditetapkan di : Depok Tanggal : 13 Jantxrt ZaH 1il Univercitas lndonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Fauzia, S.Farm NPM : 1206329606 Tanda Tangan : Tanggal : 13 Januari 2014 iv Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Atrika ini. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Dalam penulisan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. 2. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., selaku Pj.S. Dekan Fakultas Farmasi sampai dengan 20 Desember 2013. 3. Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia dan pembimbing dari Apotek Atrika yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulis melaksanakan PKPA. 4. Bapak Winardi Hendrayanta sebagai Pemilik Sarana Apotek Atrika yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKPA. 5. Drs. Jahja Atmadja, Apt., selaku pembimbing dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan laporan PKPA. 6. Para karyawan Apotek Atrika atas ilmu, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama pelaksanaan PKPA ini. 7. Bapak dan Ibu staf pengajar beserta segenap karyawan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. 8. Seluruh keluarga tercinta, terutama mama, ayah, nenek, kakak, serta kedua adik penulis atas kasih sayang, dukungan, perhatian, semangat dan doa yang telah diberikan, yang senantiasa sabar dan tanpa lelah memberikan dukungan moril dan materil serta semangat, motivasi, dan bantuan kepada penulis serta v Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia sepupu sekaligus sahabat terbaik penulis yaitu Wellysa Nur Amanda atas semangat, doa, dan kebersamaan selama ini. 9. Teman-teman Apoteker Angkatan 77, khususnya Anna, Pea, Renny, dan Elis yang telah membuat masa perkuliahan menjadi lebih indah, menyenangkan, dan penuh kebersamaan. 10. Semua pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya laporan PKPA ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak yang membaca. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama menjalani PKPA yang dituangkan dalam laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Penulis 2014 vi Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fauzia, S.Farm NPM : 1206329606 Program Studi : Apoteker Fakultas : Farmasi Jenis karya : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI – 26 JULI 2013 beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada Tanggal : 13 Januari 2014 Yang menyatakan (Fauzia, S.Farm.) vii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia ABSTRAK Nama NPM Program Studi Judul : : : : Fauzia, S. Farm 1206329606 Profesi Apoteker Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika Jl. Kartini Raya No. 34 A Jakarta Pusat Periode 19 Juni - 26 Juli 2013 Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika bertujuan agar para calon Apoteker dapat memahami tugas pokok, fungsi, dan peran Apoteker di sebuah apotek serta memahami dan melaksanakan kegiatan di apotek, baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian. Sedangkan tujuan dari tugas khusus adalah melakukan pengelompokan dan penyimpanan “obat - obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi agar terjadinya kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien dapat dihindari. Kata kunci : Apotek Atrika, pengelompokan secara farmakologi Tugas umum : ix + 76 halaman; 4 gambar; 19 lampiran Tugas khusus : v + 67 halaman; 4 tabel; 4 lampiran Daftar Acuan Tugas Umum : 17 (2011-1980) Daftar Acuan Tugas Khusus : 15 (2013-2001) viii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia ABSTRACT Name NPM Program Study Title : : : : Fauzia, S. Farm 1206329606 Apothecary Profession Report of Professional Practice Pharmacist in Apotek Atrika Jl. Kartini Raya No. 34A Central Jakarta Period Juny 19th - July 26th 2013 Pharmacists Professional Practice at Apotek Atrika intended that the pharmacist can understand basic tasks, functions, and the role of pharmacists in a pharmacy as well as to understand and carry out activities in the pharmacy, both technical and non-technical pharmacy. The purpose of the special task is to perform clustering and storage "obat-obat dalam non-generik” contained in Apotek Atrika pharmacologically to avoid making mistakes in terms of taking drug. Keywords : Apotek Atrika, pharmacology classification General Assignment : ix + 76 pages; 4 pictures; 19 appendices Specific Assignment : v + 67 pages; 4 tables; 4 appendices Bibliography of General Assignment : 17 (2011-1980) Bibliography of Specific Assignment : 15 (2013-2001) ix Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... ABSTRAK ...................................................................................................... ABSTRACT .................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ii iii iv v vii viii ix x xii xiii BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Tujuan ..................................................................................... 2 BAB 2. TINJAUAN UMUM APOTEK ....................................................... 2.1 DefinisiApotek ......................................................................... 2.2 Landasan Hukum Apotek......................................................... 2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ........................................................ 2.4 Persyaratan Saran dan Prasarana Apotek ................................. 2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek .................................. 2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotek ................... 2.7 Tata Cara Perizinan Apotek...................................................... 2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek .................................................. 2.9 Tenaga Kerja di Apotek ........................................................... 2.10 Sediaan Farmasi di Apotek ...................................................... 2.10.1 Obat OTC (Over The Counter) ..................................... 2.10.2 Obat Ethical .................................................................. 2.10.3 Obat Wajib Apotek ....................................................... 2.11 PengelolaanApotek .................................................................. 2.11.1 Perencanaan................................................................... 2.11.2 Pengadaan ..................................................................... 2.11.3 Penyimpanan ................................................................. 2.11.4 Administrasi .................................................................. 2.11.5 Pelayanan ...................................................................... 2.12 Pengadaan Persediaan Apotek ................................................. 2.13 Pengendalian Persediaan Apotek ............................................. 2.14 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek .............................. 2.14.1 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) .................. 2.14.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO) ................................... 2.14.3 Konseling ...................................................................... 2.14.4 Swamedikasi ................................................................. 3 3 3 4 4 5 7 8 11 12 14 14 16 22 23 24 24 25 25 25 27 29 31 33 34 35 35 BAB 3. TINJAUAN KHUSUS APOTEK ATRIKA ................................... 37 3.1 Sejarah dan Lokasi ................................................................... 37 x Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 3.2 3.3 3.4 3.5 Tata Ruang ............................................................................... Struktur Organisasi .................................................................. Tugas dan Fungsi Jabatan ........................................................ 3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA) ................................ 3.4.2 Apoteker Pendamping .................................................... 3.4.3 Asisten Apoteker ............................................................ 3.4.4 Juru Resep ...................................................................... 3.4.5 Kasir ............................................................................... 3.4.6 Keuangan........................................................................ 3.4.7 Pesuruh ........................................................................... 3.4.8 Kurir ............................................................................... Kegiatan di Apotek Atrika ....................................................... 3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian ........................................ 3.5.2 Kegiatan Non-Teknis Kefarmasian ................................ 37 38 38 38 39 40 41 41 41 42 42 42 42 47 BAB 4. PEMBAHASAN ................................................................................ 51 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 60 5.1 Kesimpulan .............................................................................. 60 5.2 Saran ......................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61 xi Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 4.1 Logo golongan obat .................................................................... Tanda peringatan pada kemasan obat bebas terbatas.................. Matriks VEN-ABC ..................................................................... Alur penerimaan resep tunai ....................................................... xii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 15 16 30 57 Universitas Indonesia DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Peta lokasi Apotek Atrika......................................................... Lampiran 2 Papan nama Apotek Atrika ....................................................... Lampiran 3 Denah ruang Apotek Atrika...................................................... Lampiran 4a Ruang tunggu Apotek Atrika.................................................... Lampiran 4b Ruang etalase depan Apotek Atrika ......................................... Lampiran 5a Lemari penyimpanan narkotika di Apotek Atrika .................... Lampiran 5b Lemari penyimpanan psikotropika di Apotek Atrika ............... Lampiran 6 Struktur organisasi Apotek Atrika ............................................ Lampiran 7 Etiket dan label yang digunakan di Apotek Atrika................... Lampiran 8a Kopi resep Apotek Atrika ......................................................... Lampiran 8b Surat pesanan Apotek Atrika .................................................... Lampiran 9a Surat Pesanan narkotika. ........................................................... Lampiran 9b Laporan penggunaan narkotika ................................................ Lampiran 10 Surat pesanan psikotropika. ...................................................... Lampiran 11 Laporan penggunaan psikotropika............................................ Lampiran 12 Berita acara pemusnahan resep................................................. Lampiran 13a Kartu stok kecil ......................................................................... Lampiran 13b Kartu stok besar (kartu gudang) ............................................... Lampiran 14 Faktur pengiriman ke cabang Apotek Atrika ........................... xiii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 63 64 65 66 66 67 67 68 69 70 70 71 71 72 73 74 75 75 76 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Manusia yang sehat dapat beraktivitas dan bekerja dengan lebih optimal sehingga lebih produktif dibandingkan dengan manusia yang kurang sehat. Hal ini tentu saja dapat melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul dan kompeten yang sangat dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin tingginya pendidikan manusia, saat ini manusia lebih peduli dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi hidup mereka. Oleh sebab itu, agar derajat kesehatan yang lebih baik dapat diwujudkan dan ditingkatkan maka diperlukan adanya upaya kesehatan. Menurut SK Menkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan ini salah satunya dapat diwujudkan dengan pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, persediaan obat-obatan yang memadai, berkualitas, aman, distribusi merata, dan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan yang dilakukan perlu didukung pula oleh saran kesehatan yang memadai. Salah satu sarana kesehatan yang dapat digunakan untuk mendukung terwujudnya derajat kesehatan ini adalah apotek. Definisi Apotek berdasarkan KepMenKes No. 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara PemberianIzin Apotek, adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Selain sebagai tempat yang menyediakan dan menyalurkan obat/ perbekalan kesehatan, apotek juga berperan sebagai tempat dilakukannya pelayanan farmasi secara langsung kepada pasien guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Agar peran dan fungsi apotek ini dapat 1 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 2 berjalan dengan baik, maka diperlukan seorang tenaga profesional yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola apotek. Tenaga profesional yang tepat untuk menjalankan tugas ini adalah apoteker. Sebagai penanggung jawab apotek, seorang apoteker harus bisa melakukan pengelolaan perbekalan farmasi di apotek dengan baik dan mampu menjalankan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien (patient oriented). Selain itu, apoteker di apotek juga harus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan apotek, sehingga kemampuan manajerial seperti keuangan, manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), akutansi, serta manajemen operasional merupakan hal lainnya yang harus dikuasai oleh seorang apoteker (Aliya, 2011). Berdasarkan latar belakang ini, Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia mewajibkan semua calon apoteker yang menjalani Program Pendidikan Profesi Apoteker untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek. Salah satu apotek yang menjadi tempat pelaksanaan PKPA tersebut adalah Apotek Atrika. Melalui PKPA di Apotek Atrika yang dilaksanakan mulai tanggal 19 Juni sampai 26 Juli 2013, diharapkan calon apoteker akan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang farmasi komunitas. 1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Atrika bertujuan agar para calon Apoteker dapat : a. Memahami tugas pokok, fungsi, dan peran apoteker di sebuah apotek. b. Memahami dan melaksanakan kegiatan di apotek, baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 BAB 2 TINJAUAN UMUM APOTEK 2.1 Definisi Apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan, dan kosmetika, sedangkan perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. 2.2 Landasan Hukum Apotek Apotek memiliki landasan hukum yang diatur dalam : a. Undang – Undang Negara, yaitu : 1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. 2. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 3. Undang-Undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan. b. Peraturan Pemerintah, yaitu : 1. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan atas PP No. 26 Tahun 1965 tentang Apotek. 2. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. c. Peraturan Menteri Kesehatan, yaitu : 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Kententuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. 3 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 4 d. Keputusan Menteri Kesehatan, yaitu: 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan No.922/MENKES/PER/X/1993 Menteri tentang Kesehatan Ketentuan dan RI Tata Cara Pemberian Izin Apotek. 2. Keputusan Kementerian Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. 2.3 Tugas dan Fungsi Apotek Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah: a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat. c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata. d. Sebagai sarana tempat pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya. 2.4 Persyaratan Sarana dan Prasarana Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/MENKES/SK/ IX/2004, apotek harus berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata “APOTEK”. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya. Hal tersebut berguna untuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi risiko kesalahan penyerahan. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh Apoteker untuk memperoleh informasi dan konseling. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 5 Kebersihan lingkungan apotek harus dijaga. Apotek harus bebas dari hewan pengerat, serangga, dan hama. Apotek harus memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari pendingin. Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi, terlindung dari debu, kelembaban, dan cahaya yang berlebihan serta diletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan. Apotek harus memiliki : a. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien. b. Tempat untuk menempatkan informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur atau materi informasi. c. Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien. d. Ruang racikan. e. Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien. 2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan bahwa Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker, yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker. Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian harus telah terdaftar dan memiliki izin kerja atau praktek. Sebelumnya, Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian harus memiliki surat izin berupa Surat Penugasan (SP) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi Apoteker. Namun sejak tanggal 1 Juni 2011, diberlakukan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/Menkes/PerV/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan Permenkes ini, setiap Tenaga Kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi. Untuk tenaga kefarmasian yang merupakan seorang Apoteker, maka wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). Setelah memiliki STRA, Apoteker wajib memiliki surat izin sesuai tempat kerjanya. Surat izin tersebut dapat berupa Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas pelayanan Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 6 kefarmasian atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas produksi atau distribusi farmasi. Apoteker yang telah memiliki SP atau SIK wajib mengganti SP atau SIK dengan STRA dan SIPA/SIKA dengan cara mendaftar melalui website Komite Farmasi Nasional (KFN). Setelah mendapatkan STRA, Apoteker wajib mengurus SIPA dan SIKA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan. STRA dikeluarkan oleh Menteri, dimana Menteri akan mendelegasikan pemberian STRA kepada KFN. STRA berlaku selama lima tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan. Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilaksanakan. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan : a. Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN. b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas produksi atau distribusi/penyaluran. c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi. d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 cm sebanyak dua lembar. Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping harus dinyatakan permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama, kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan SIPA atau SIKA paling lama dua puluh hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA). Seorang Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut : a. Memiliki ijazah yang telah terdaftar pada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker. c. Memiliki SIK dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 7 d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker. e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi secara penuh dan tidak menjadi APA di apotek lain. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek, APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti. Penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun secara terus menerus, SIA atas nama Apoteker bersangkutan dicabut. 2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotek Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.922/MenKes/Per/X/1993 pasal 23 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/MenKes/SK/X/2002 pasal 24, pengalihan tanggung jawab pengelolaan apotek dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Pada setiap pengalihan tanggung jawab pengelolaan kefarmasian yang disebabkan karena penggantian APA kepada Apoteker pengganti, wajib dilakukan serah terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya serta kunci-kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika (Pasal 23 ayat 1). b. Pada kegiatan serah terima tersebut wajib dibuat berita acara serah terima sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap empat yang ditandatangani oleh kedua belah pihak (Pasal 23 ayat 2). c. Apabila APA meninggal dunia, dalam jangka waktu dua kali dua puluh empat jam, ahli waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (Pasal 24 ayat 1). d. Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat Apoteker pendamping, pada pelaporan dimaksud Pasal 24 ayat (1) wajib disertai penyerahan resep, Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 8 narkotika, psikotropika, obat keras, dan kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika (Pasal 24 ayat 2). e. Pada penyerahan yang dimaksud pada pasal 24 ayat (1) dan (2), dibuat berita acara seperti yang dimaksud pasal 23 ayat (2) dan dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Balai POM setempat (Pasal 24 ayat 3). 2.7 Tata Cara Perizinan Apotek Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 disebutkan bahwa SIA adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker atau Apoteker bekerjasama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu. Izin apotek diberikan oleh Menteri, kemudian Menteri melimpahkan wewenang pemberian izin apotek kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 7 dan 9 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/PER/X/1993 mengenai Tata Cara Pemberian Izin Apotek adalah sebagai berikut : a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir APT-1. b. Dengan menggunakan formulir APT-2 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegiatan. c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambatlambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh formulir APT-3. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 9 d. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam (b) dan (c) tidak dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi dengan menggunakan contoh formulir APT-4. e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (c) atau pernyataan ayat (d) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan SIA dengan menggunakan contoh formulir APT-5. f. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM dimaksud ayat (c) masih belum memenuhi syarat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh formulir APT-6. g. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (f), Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat Penundaan. h. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama antara apoteker dan pemilik sarana. i. Pemilik sarana yang dimaksud (poin h) harus memenuhi persyaratan tidak pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang obat sebagaimana dinyatakan dalam surat penyataan yang bersangkutan. j. Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan APA dan atau persyaratan apotek atau lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya (12) dua belas hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasannya dengan menggunakan formulir model APT-7. Dalam mengajukan permohonan perizinan apotek, Apoteker selaku penanggung jawab melampirkan: 1. Data Apoteker. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 10 - Fotokopi KTP Apoteker Pengelola Apotek (APA). - Fotokopi NPWP APA. - Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm 1 lembar. - Fotokopi Surat Izin Kerja. - Fotokopi Surat Lolos butuh dari Dinas Kesehatan Provinsi bagi APA yang berasal dari luar Provinsi. - Surat Izin dari Atasan bagi APA yang PNS/ TNI/ Polri. 2. Data Pemilik Sarana Apotek (PSA) - Fotokopi KTP PSA/ Pemilik Perusahaan. - Fotokopi NPWP. - Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm 1 lembar. 3. Fotokopi Akte Perusahaan bila berbentuk Badan Hukum yang telah terdaftar di Departemen Kehakiman dan HAM RI. 4. Salinan Akte Perjanjian kerjasama antara APA dan PSA. 5. Fotokopi IMB yang telah dilegalisir. 6. Fotokopi Undang-Undang Gangguan (UUG) dari Dinas Tramtib yang telah dilegalisir. 7. Surat Pernyataan dari APA tidak bekerja pada perusahaan Farmasi lain di atas materai Rp 6.000,00. 8. Surat Pernyataan APA yang menyaakan akan tunduk serta patuh kepada peraturan yang berlaku di atas materai Rp 6.000,00. 9. Surat Pernyataan dari APA tidak melakukan penjualan Narkotika, Obat Keras Tertentu tanpa resep di atas materai Rp 6.000,00. 10. Surat Pernyaaan PSA tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang Farmasi/obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas materai Rp 6.000,00. 11. Peta lokasi dan denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya. 12. Struktur organisasi dan tata kerja/ tata laksana. 13. Rencana jadwal buka apotek. 14. Daftar ketenagaan berdasarkan pendidikan. 15. Kelengkapan Asisten Apoteker/ D3 Farmasi - Surat Izin Asisten Apoteker. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 11 - Fotokopi KTP. - Surat pernyataan bersedian bekerja di atas materai Rp 6.000,00. 16. Daftar peralatan peracikan obat. 17. Daftar buku pustaka. 18. Perlengkapan administrasi - Contoh etiket, kartu stock, copy resep. - Blanko SP, blanko faktur, form laporan Narkotika. 2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat wajib melaporkan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek dalam jangka waktu setahun sekali kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Surat izin apotek dapat dicabut oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota apabila : a. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan, menyimpan dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang sudah dikatakan tidak bermutu baik atau karena sesuatu hal tidak dapat dan dilarang untuk digunakan seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri. b. APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara terus menerus. c. Pelanggaran terhadap Undang-Undang Obat Keras Nomor, St. 1937 N. 541, Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, serta ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. d. Surat Izin Kerja APA dicabut. e. Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundangundangan di bidang obat. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 12 f. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya baik merupakan milik sendiri atau pihak lain. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan pencabutan surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan: a. Peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua) bulan. b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam) bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan apotek. Pembekuan izin apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di atas, dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini. Pencairan izin apotek dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.Apabila SIA dicabut, APA atau Apoteker Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Pengamanan tersebut wajib mengikuti tata cara sebagai berikut: a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek. b. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang tertutup dan terkunci. c. Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala Wilayah Kantor Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang dimaksud dalam huruf (a). 2.9 Tenaga Kerja di Apotek Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 menyebutkan bahwa tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 13 terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah farmasi/ Asisten Apoteker. Tenaga pendukung untuk menjamin kelancaran kegiatan pelayanan kefarmasian di suatu apotek, yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Asisten Apoteker, juru resep, kasir, dan pegawai administrasi/ tata usaha. APA adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek. APA bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang berlangsung di apotek, juga bertanggung jawab kepada pemilik modal (jika bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek). Tugas dan kewajiban APA di apotek adalah sebagai berikut : a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non-teknis kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku. b. Menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan yang keabsahannya terjamin. c. Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi administrasi. d. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil yang optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara meningkatkan omset, mengadakan pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah mungkin. e. Melakukan pengembangan apotek. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332 tahun 2002, dalam melakukan tugasnya, seorang APA dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti. Apoteker Pendamping yaitu Apoteker yang bekerja di apotek selain APA dan/atau menggantikan APA pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek. Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan APA jika APA berhalangan hadir selama lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di tempat lain. Tenaga pendukung lainnya untuk menjamin kelancaran kegiatan pelayanan kefarmasian di suatu apotek adalah Asisten Apoteker. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/SK/ X/2002, Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker. Tenaga pendukung yang tidak kalah pentingnya adalah juru resep, kasir dan pegawai administrasi atau tata usaha. Juru resep adalah orang yang membantu Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 14 Asisten Apoteker dalam menyiapkan (meracik) obat menurut resep. Kasir merupakan petugas yang mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang dilengkapi dengan kuitansi, nota, tanda setoran, dan lain-lain. Pegawai administrasi atau tata usaha bertugas membantu Apoteker dalam kegiatan administrasi seperti membuat laporan harian. 2.10 Sediaan Farmasi di Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/ SK/X/2002, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan, dan kosmetika. Obat merupakan satu di antara sediaan farmasi yang dapat ditemui di apotek. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Obat-obat yang beredar di Indonesia digolongkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam 4 (empat) kategori, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat golongan narkotika. Penggolongan ini berdasarkan tingkat keamanan dan dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan terhadap peredaran dan pemakaian obat-obat tersebut. Setiap golongan obat diberi tanda pada kemasan yang terlihat. Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu (Umar, 2011; Departemen Kesehatan RI, 1997). 2.10.1 Obat OTC (Over The Counter) Obat-obat yang boleh dibeli oleh pasien tanpa resep dokter disebut obat OTC (Over The Counter). Contoh dari obat OTC ini adalah obat bebas dan obat bebas terbatas. 2.10.1.1 Obat Bebas Obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter adalah obat bebas. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 15 lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contohnya adalah parasetamol (Kementerian Kesehatan, 2006). Obat bebas Obat bebas terbatas Obat Keras Narkotika Gambar 2.1 Logo golongan obat 2.10.1.2 Obat Bebas Terbatas Obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai dengan tanda peringatan disebut obat bebas terbatas. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam (Kementerian Kesehatan, 2006). Wadah atau kemasan obat bebas terbatas perlu dicantumkan tanda peringatan dan penyerahannya harus dalam bungkus aslinya. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm (atau disesuaikan dengan kemasannya) dan diberi tulisan peringatan penggunaannya dengan huruf berwarna putih (Kementerian Kesehatan, 2006). Terdapat enam golongan peringatan untuk obat bebas terbatas, yaitu: Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 16 a. P no.1 : Awas! Obat Keras. Bacalah aturan memakainya. Contoh obat golongan ini adalah Stopcold, Inza, dan obat flu lainnya. b. P no.2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Contoh obat golongan ini adalah Listerine dan Betadine Gargle. c. P no.3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan. Contoh obat golongan ini adalah Rivanol dan Canesten. d. P no.4 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar. e. P no.5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan. Contoh obat golongan ini adalah Suppositoria untuk laksatif. f. P no.6 : Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh obat golongan ini adalah Suppositoria untuk wasir. Contoh tanda peringatan dapat dilihat pada Gambar 2.2 Gambar 2.2 Tanda peringatan pada kemasan obat bebas terbatas 2.10.2 Obat Ethical Obat yang dapat diperoleh oleh pasien dengan adanya resep dari dokter disebut obat ethical. Contoh dari obat ethical ini adalah obat keras, psikotropika, dan narkotika. 2.10.2.1 Obat Keras Obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter disebut obat keras. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 17 merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat-obat yang masuk ke dalam golongan ini antara lain obat jantung, antihipertensi, antihipotensi, obat diabetes, hormon, antibiotika, psikotropika, dan beberapa obat ulkus lambung dan semua obat injeksi. 2.10.2.2 Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika yang digolongkan menjadi (Undang-Undang No. 5 Tahun 1997) : a. Psikotropika golongan I Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh dari obat psikotropika golongan I adalah ecstasy (MDMA), psilosin (jamur meksiko/jamur tahi sapi), LSD (lisergik deitilamid), dan meskalin (kaktus amerika). b. Psikotropika golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat golongan psikotropika golongan II adalah amfetamin, metakualon, dan metilfenidat. Sekarang obat psikotropika golongan I dan II dikategorikan dalam obat narkotika golongan I. c. Psikotropika golongan III Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan III adalah amorbarbital, flunitrazepam, dan kastina. d. Psikotropika golongan IV Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 18 golongan IV adalah barbital, bromasepam, diazepam, estazolam, fenorbarbital, klobazam, dan klorazepam. Pengelolaan psikotropika di apotek adalah sebagai berikut : a. Pemesanan Surat Pesanan (SP) psikotropika harus ditandatangani oleh APA serta dilengkapi dengan nama jelas, stempel apotek, nomor SIPA dan SIA. Satu surat pesanan ini dapat terdiri dari berbagai macam nama obat psikotropika dan dibuat tiga rangkap. Berbeda dengan narkotika, pemesanan psikotropika dapat ditujukan kepada PBF mana saja yang menjual jenis psikotropika yang diperlukan. b. Penyimpanan Obat-obatan golongan psikotropika cenderung disalahgunakan sehingga disarankan agar menyimpan obat-obatan tersebut dalam suatu rak atau lemari khusus. c. Penyerahan Obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dapat diserahkan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan dokter. Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit, pengguna/pasien. puskesmas, Penyerahan balai pengobatan, psikotropika dokter, oleh rumah dan sakit, kepada balai pengobatan, puskesmas hanya dapat dilakukan kepada pengguna/pasien. Penyerahan psikotropika oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, dan balai pengobatan dilaksanakan berdasarkan resep dokter. Penyerahan psikotropika oleh dokter hanya boleh dilakukan dalam keadaan menjalankan praktek terapi dan diberikan melalui suntikan, menolong orang sakit dalam keadaan darurat dan menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek. Psikotropika hanya dapat diserahkan oleh apotek dengan adanya resep dokter. d. Pelaporan Apotek wajib membuat dan menyimpan catatan kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM atau Balai POMsetempat. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 19 e. Pemusnahan Pada pemusnahan psikotropika, Apoteker wajib membuat berita acara dan disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk dalam tujuh hari setelah mendapat kepastian. Menurut pasal 53 Undang-Undang No. 5 Tahun 1997, pemusnahan psikotropika dilakukan apabila berkaitan dengan tindak pidana, psikotropika yang diproduksi tidak memenuhi standar dan persyaratan bahan baku yang berlaku, kadaluarsa, serta tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/ atau pengembangan ilmu pengetahuan. Pemusnahan psikotropika dilakukan dengan pembuatan berita acara yang sekurang-kurangnya memuat tempat dan waktu pemusnahan; nama pemegang izin khusus; nama, jenis, dan jumlah psikotropika yang dimusnahkan; cara pemusnahan; tanda tangan dan identitas lengkap penanggung jawab apotek dan saksi-saksi pemusnahan. Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah untuk menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan, mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika dan memberantas peredaran gelap psikotropika. 2.10.2.3 Narkotika Definisi narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibagi menjadi tiga golongan, yaitu (Undang-Undang No. 35 Tahun 2009) : a. Narkotika golongan I Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini adalah heroin, kokain, ganja, dan obat-obat psikotropika golongan I dan II. b. Narkotika golongan II Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 20 pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini adalah morfin, petidin, dan metadon. c. Narkotika golongan III Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini adalah kodein. Pengaturan narkotika dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 meliputi segala bentuk kegiatan dan/atau perbuatan yang berhubungan dengan narkotika dan prekursor narkotika. Peraturan ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk : a. Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Mencegah, melindungi, dan menyelamatkan Bangsa Indonesia dari penyalahgunaan narkotika. c. Memberantas peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. d. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah guna dan pecandu narkotika. Pengelolaan narkotika di apotek adalah sebagai berikut : a. Pemesanan Pemesanan narkotika hanya dapat dilakukan di Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma dengan menggunakan Surat Pesanan Narkotika yang ditandatangani oleh APA, dilengkapi nama jelas, nomor SIK, dan stempel apotek. Satu lembar surat pesanan hanya dapat digunakan untuk memesan satu macam narkotika. Surat pesanan tersebut terdiri dari empat rangkap yang masing-masing akan diserahkan ke BPOM, Suku Dinas Kesehatan, distributor, dan untuk arsip apotek. b. Penerimaan dan Penyimpanan Penerimaan narkotika dilakukan oleh APA atau AA yang mempunyai SIK dengan menandatangani faktur, mencantumkan nama jelas, nomor SIA, dan stempel apotek (Kemenkes RI, 1978). Apotek harus mempunyai tempat khusus yang dikunci dengan baik untuk menyimpan narkotika. Tempat Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 21 penyimpanan narkotika di apotek harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat. 2. Harus mempunyai kunci yang kuat. 3. Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian pertama dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya serta persediaan narkotika; bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari. 4. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40x80x100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai. 5. Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain selain narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan. 6. Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh penanggung jawab atau pegawai lain yang dikuasakan. 7. Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum. c. Pelayanan resep Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, disebutkan bahwa narkotika hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan penyakit berdasarkan resep dokter. Selain itu, berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (sekarang Badan POM) No. 336/E/SE/1997 disebutkan bahwa apotek dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli. Salinan resep dari narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani sama sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambahkan tulisan iter pada resep-resep yang mengandung narkotika. d. Pelaporan Apotek berkewajiban menyusun dan mengirimkan laporan bulanan yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIK, SIA, nama jelas Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 22 dan stempel apotek. Laporan tersebut terdiri dari laporan penggunaan bahan baku narkotika, laporan penggunaan sediaan jadi narkotika, dan laporan khusus pengunaan morfin, petidin dan derivatnya. Laporan penggunaan narkotika ini harus dilaporkan setiap bulan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten setempat dengan tembusan Balai Besar POM/Balai POM dan berkas untuk disimpan sebagai arsip. e. Pemusnahan Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28/Menkes/Per/I/1978 pasal 9 mengenai pemusnahan narkotika, APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak, kadaluarsa, dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan dan/ atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Pemusnahan narkotika dilakukan dengan pembuatan berita acara yang sekurang-kurangnya memuat: tempat dan waktu (jam, hari, bulan, dan tahun); nama pemegang izin khusus, APA atau dokter pemilik narkotika; nama, jenis, dan jumlah narkotika yang dimusnahkan; cara pemusnahan; tanda tangan dan identitas lengkap penanggung jawab apotek dan saksi-saksi pemusnahan. Berita acara pemusnahan narkotika tersebut dikirimkan kepada Suku Dinas Pelayanan Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM setempat. 2.10.3 Obat Wajib Apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 347/MENKES/SK/VII/1990, Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker di apotek. OWA bertujuan untuk pelaksanaan swamedikasi di apotek. Swamedikasi adalah pelayanan farmasi yang memberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih sendiri tindakan pengobatan berdasarkan penyakit yang diderita dengan bantuan rekomendasi dari apoteker. Obat-obat yang digunakan untuk pelaksanaan swamedikasi meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, dan OWA. Swamedikasi bertujuan untuk : Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 23 a. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan dengan ditunjang melalui sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional. b. Meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/MENKES/PER/X/1993, obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia dua tahun, dan orang tua di atas 65 tahun. b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. c. Penggunaan tidak memerlukan cara dan/atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. d. Penggunaan diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi diIndonesia. e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Dalam melayani pasien yang memerlukan OWA, Apoteker di apotek diwajibkan untuk : a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan. b. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan. c. Memberikan informasi, meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien. 2.11 Pengelolaan Apotek Sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, apotek harus dikelola oleh seorang Apoteker yang profesional. Dalam mengelola apotek, Apoteker harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisiplin, kemampuan Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 24 mengelola sumber daya manusia secara efektif, selalu belajar sepanjang karir, dan membantu memberikan pendidikan dan peluang untuk meningkatkan pengetahuan. Pengelolaan apotek dapat dibedakan atas pengelolaan teknis farmasi dan non teknis farmasi. Sebagai pengelola teknis farmasi, APA bertanggung jawab mengawasi pelayanan resep, mengawasi mutu obat yang dijual, memberikan pelayanan informasi obat dan membuat laporan mengenai penggunaan obat-obat khusus (narkotika dan psikotropika). Adapun sebagai pengelola non teknis farmasi, seorang APA bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi, keuangan, dan bidang lain yang berhubungan dengan apotek. Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencanaan, pengadaan, penyimpanan, administrasi, dan pelayanan. 2.11.1 Perencanaan Kegiatan perencanaan meliputi penyusunan rencana keperluan yang tepat, mencegah terjadinya kekurangan dan sedapat mungkin mencegah terjadinya kelebihan perbekalan farmasi yang tersimpan lama dalam gudang. Banyaknya jenis perbekalan farmasi yang dikelola mendorong diperlukannya suatu perencanaan yang dilakukan secara cermat sehingga pengelolaan persediaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan pola penyakit, kemampuan masyarakat, dan budaya masyarakat. 2.11.2 Pengadaan Pengadaan perbekalan farmasi harus diterapkan sebaik mungkin agar pengendalian, keamanan, dan jaminan mutu perbekalan farmasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Prinsip pengadaan tidak hanya sekedar membeli barang, tetapi juga mengandung pengertian meminta kerja sama pemasok dalam menyediakan barang yang diperlukan. Pengadaan harus sesuai dengan keperluan yang direncanakan sebelumnya dan harus sesuai dengan kemampuan atau kondisi Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 25 keuangan yang ada. Sistem atau cara pengadaannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2.11.3 Penyimpanan Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Ketika isi harus dipindahkan ke dalam wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru yang memuat sekurang-kurangnya nomor batch dan tanggal kadaluarsa. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai untuk menjamin kestabilan bahan. Penataan perbekalan farmasi perlu memperhatikan peraturan yang berlaku dan kemudahan dalam melakukan kegiatan pelayanan serta memiliki nilai estetika. Penataan sedemikan rupa pada desain lemari harus menjamin kebersihan dan keamanan perbekalan farmasi senantiasa terjaga. 2.11.4 Administrasi Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi administrasi umum dan administrasi pelayanan. Kegiatan administrasi umum meliputi pencacatan, pengarsipan, pelaporan narkotika dan psikotropika, dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Administrasi pelayanan meliputi pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien dan pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat. 2.11.5 Pelayanan Pelayanan apotek diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/MenKes/Per/X/1993 pasal 14 sampai dengan pasal 22, dan perubahan terhadap ketentuan pasal 19 dalam Peraturan tersebut ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002 pasal 19, yang meliputi : a. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan. Pelayanan resep ini sepenuhnya atas tanggung jawab APA dan sesuai dengan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat (Pasal 12 ayat 1 dan 2). Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 26 b. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat (Pasal 15 ayat 1). c. Apotek tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam resep dengan obat paten (Pasal 15 ayat 2). d. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep, Apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk pemilihan obat yang lebih tepat (Pasal 15 ayat 3). Namun, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya/obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien. e. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan masyarakat (Pasal 15 ayat 4a dan 4b). f. Apabila Apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep. Apabila atas pertimbangan tertentu dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, dokter wajib melaksanakan secara tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep (Pasal 16 ayat 1 dan 2). g. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker (Pasal 17 ayat 1). h. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka waktu tiga tahun (Pasal 17 ayat 2). i. Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku (Pasal 17 ayat 3). j. APA, apoteker pendamping, atau apoteker pengganti diijinkan untuk menjual obat keras yang dinyatakan sebagai Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) tanpa resep. DOWA ditetapkan oleh Menteri KesehatanRI (Pasal 18 ayat 1 dan 2). k. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka Apotik, APA harus menunjuk Apoteker pendamping (Pasal 19 ayat 1). Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 27 l. Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti (Pasal 19 ayat 2). m. Penunjukan dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dan (2) harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (Pasal 19 ayat 3). n. Apoteker pendamping dan apoteker pengganti harus memenuhi persyaratan seperti persyaratan yang ditetapkan untuk APA (Pasal 19 ayat 4). o. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara terus menerus, Surat Izin Apotek atas nama Apoteker bersangkutan dicabut (Pasal 19 ayat 5). p. APA turut bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Apoteker pendamping dan Apoteker pengganti dalam hal pengelolaan apotek (Pasal 20). q. Apoteker Pendamping yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pelayanan kefarmasian selama yang bersangkutan bertugas menggantikan APA (Pasal 21). r. Dalam pelaksanaan pengelolaan apotek, APA dapat dibantu oleh Asisten Apoteker (Pasal 22 ayat 1). s. Asisten Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek di bawah pengawasan Apoteker (Pasal 22 ayat 2). 2.12 Pengadaan Persediaan Apotek Pengadaan merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi berdasarkan fungsi perencanaan dan penganggaran. Tujuan pengadaan yaitu untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawabkan dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut tata cara dan ketentuan yang berlaku (Quick, 1997; Seto, Yunita&Lily, 2004). Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam fungsi pengadaan, yaitu : a. Doematig, artinya sesuai tujuan atau rencana. Pengadaan harus sesuai kebutuhan yang sudah direncanakam sebelumnya. b. Rechtmatig, artinya sesuai hak atau kemampuan. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 28 c. Wetmatig, artinya sistem atau cara pegadaannya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Model pengadaan secara umum berdasarkan waktu adalah sebagai berikut: a. Annual purchasing, yaitu pemesanan satu kali dalam satu tahun. b. Scheduled purchasing, yaitu pemesanan secara periodik dalam waktu tertentu misalnya mingguan, bulanan, dan sebagainya. c. Perpetual purchasing, yaitu pemesanan dilakukan setiap kali tingkat persediaan rendah. d. Kombinasi antara annual purchasing, scheduled purchasing, dan perpetual purchasing yaitu pengadaan dengan pemesanan yang bervariasi waktunya, seperti cara ini dapat diterapkan tergantung dari jenis obat yang dipesan. Misalnya obat impor yang mahal cukup dipesan sekali dalam setahun saja. Obat-obatan yang termasuk slow moving dapat dipesan secara periodik setiap tahun (scheduled purchasing), dan obat-obatan yang banyak diminati oleh pembeli maka pemesanan dilakukan secara perpetual purchasing. Setelah menentukan jenis pengadaan yang akan diterapkan berdasarkan frekuensi dan waktu pemesanan maka pengadaan atau pembelian barang di apotek dapat dilakukan dengan cara : a. Pembelian kontan atau kredit Pembelian kontan adalah pihak apotek langsung membayar harga obat yang dibeli dari distributor, biasanya untuk apotek yang baru dibuka karena untuk melakukan pembayaran kredit apotek harus menunjukkan kemampuannya dalam menjual, sedangkan pembelian kredit adalah pembelian yang pembayarannya sampai jatuh tempo. b. Pembelian konsinyasi (kredit atau titipan obat) Pembelian konsinyasi adalah titipan barang dari pemilik kepada apotek, dimana apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila barang tersebut terjual. Bila barang tersebut tidak terjual sampai batas waktu kadaluarsa atau waktu yang telah disepakati maka barang tersebut dapat dikembalikan pada pemiliknya. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 29 2.13 Pengendalian Persediaan Apotek Aktivitas pengendalian persediaan bertujuan untuk pengaturan persediaan obat di apotek agar menjamin kelancaran pelayanan pasien di apotek secara efektif dan efisien. Unsur dari pengendalian persediaan ini mencakup penentuan cara pemesanan atau pengadaannya, menentukan jenis persediaan yang menjadi prioritas pengadaan, hingga jumlah persediaan yang optimal dan yang harus ada di apotek untuk menghindari kekosongan persediaan. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengendalian persediaan obat di apotek berfungsi untuk memastikan pasien memperoleh obat yang diperlukan, mencegah risiko kualitas barang yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan, dan mendapatkan keuntungan dari pembelian dengan memilih distributor obat yang memberi harga obat bersaing, pengiriman cepat, dan kualitas obat yang baik. Salah satu cara untuk menentukan dan mengendalikan jenis persediaan yang seharusnya dipesan adalah dengan melihat pergerakan keluar masuknya obat dan mengidentifikasi jenis persediaan yang menjadi prioritas pemesanan. Metode pengendalian persediaan dengan menyusun prioritas tersebut dapat dibuat dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut (Quick, 1997): a. Analisis VEN (Vital, Esensial, Non-esensial) Pengendalian obat dengan memperhatikan kepentingan dan vitalitas obat yang harus selalu tersedia untuk melayani permintaan untuk pengobatan. Vital dalam analisis VEN maksudnya adalah obat untuk penyelamatan hidup manusia atau untuk pengobatan karena penyakit yang mengakibatkan kematian. Pengadaan obat golongan ini diprioritaskan. Contohnya adalah obat-obat hipertensi dan diabetes. Obat esensial adalah obat yang banyak diminta untuk digunakan dalam tindakan atau pengobatan penyakit terbanyak, yang resepnya sering datang ke apotek. Dengan kata lain, obat-obat golongan ini adalah obat yang fast moving. Obat non-esensial adalah obat pelengkap yang tidak banyak diminta dan tidak esensial. b. Analisis Pareto (ABC) Analisis pareto disusun berdasarkan penggolongan persediaan yang mempunyai nilai harga yang paling tinggi. Pareto membagi persediaan berdasarkan atas nilai rupiah sehingga untuk mengendalikan persediaan Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 30 barang difokuskan pada item persediaan yang bernilai tinggi daripada yang bernilai rendah. Analisis ABC Merupakan metode pembuatan grup atau penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B dan C. Kelompok A adalah inventory dengan jumlah sekitar 20% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari total nilai inventory. Kelompok B adalah inventory dengan jumlah sekitar 30% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 15% dari total nilai inventory. Sedangkan kelompok C adalah inventory dengan jumlah sekitar 50% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 5% dari total nilai inventory. Besarnya persentase ini adalah kisaran yang bisa berubah-ubahdan berbeda antara perusahaan satu dengan yang lainnya (Widiyanti, 2005). c. Analisis VEN-ABC Mengkategorikan item berdasarkan volume dan nilai penggunaannya selama periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Analisis VEN-ABC menggabungkan analisis pareto dan VEN dalam suatu matriks sehingga analisis menjadi lebih tajam. Matriks dapat dibuat sebagai berikut : V E N A VA EA NA B VB EB NB C VC EC NC Gambar 2.3 Matriks VEN – ABC Matriks di atas dapat dijadikan dasar dalam menetapkan prioritas untuk menyesuaikan anggaran atau perhatian dalam pengelolaan persediaan. Semua obat vital dan esensial dalam kelompok A, B, dan C hendaknya disediakan, tetapi kuantitasnya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen apotek. Untuk obat nonesensial dalam kelompok A tidak diprioritaskan, sedangkan kelompok B dan C pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 31 2.14 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Pharmaceutical care (PC) seringkali diartikan sebagai Asuhan Kefarmasian atau Pelayanan Kefarmasian. Pharmaceutical care adalah tanggung jawab farmakoterapi dari seorang Apoteker untuk mencapai dampak tertentu dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. PC diimplementasikan dengan Good Pharmacy Practice (Cara Praktek di Apotek yang Baik). Dengan demikian Good Pharmacy Practice merupakan suatu pedoman yang digunakan untuk menjamin bahwa layanan yang diberikan Apoteker kepada setiap pasien telah memenuhi kualitas yang tepat. Pedoman tersebut perlu disusun secara nasional dengan inisiatif dari organisasi profesi Apoteker dan pemerintah. Dengan adanya pedoman tersebut diharapkan bahwa masyarakat dapat menggunakan obat-obatan dan produk serta jasa kesehatan dengan lebih tepat sehingga tercapai tujuan terapi yang diinginkan. Pelaksanaan Good Pharmacy Practice di farmasi komunitas adalah sebagai berikut : a. Melakukan serah terima obat kepada pasien atas resep dokter dengan beberapa kriteria. b. Melakukan pemilihan obat pada pasien dalam upaya pengobatan diri sendiri (swamedikasi). c. Memonitor kembali penggunaan obat oleh pasien akan tujuan yang optimal melalui telepon atau kunjungan residensial. d. Melakukan ceramah tentang kesehatan dan obat, memberdayakan masyarakat tentang penggunaan obat yang baik dan upaya dalam pencegahan penyakit di masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, standar pelayanan kefarmasian di apotek meliputi peayanan resep, promosi dan edukasi, serta pelayanan residensial (home care). a. Pelayanan Resep 1) Skrining resep Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administratif, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Skrining terhadap persyaratan administratif meliputi nama, SIP dan alamat dokter; Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 32 tanggal penulisan resep; tanda tangan/paraf dokter penulis resep; nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien; nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang minta; cara pemakaian yang jelas; dan informasi lainnya. Skrining kesesuaian farmasetik meliputi bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian. Skrining pertimbangan klinis meliputi adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan. 2) Penyiapan obat Penyiapan obat dimulai dengan peracikan. Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan jumlah obat, serta penulisan etiket yang benar. Etiket harus jelas dan dapat dibaca. Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh Apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan. Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas, serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan, dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya, Apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 33 Setelah penyerahan obat kepada pasien, Apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya. b. Promosi dan Edukasi Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet atau brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya. c. Pelayanan Residensial (Home Care) Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini Apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record). 2.14.1 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) di bidang kefarmasian merupakan rangkaian kegiatan interaksi positif antara Apoteker dengan pasien, keluarga pasien, atau dengan tenaga kesehatan. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan dan kepercayaan dengan pasien, mendapatkan informasi dari pasien, memberikan instruksi pada pasien yang berkaitan dengan obat, serta untuk memberikan dukungan maupun semangat kepada pasien supaya penyakitnya cepat sembuh. Konseling dan informasi yang diberikan berupa informasi mengenai efek samping, dosis, cara penggunaan, interaksi obat, harga obat, dan lain-lain. Seorang Apoteker harus dapat menyarankan pengobatan yang rasional dan dapat memberikan alternatif pengobatan lain yang lebih aman dan efektif. Latar belakang perlunya KIE adalah sebagai berikut : a. Ketidakpatuhan pasien Berbagai macam penyebab ketidakpatuhan antara lain status ekonomi pasien maupun adanya interaksi antara pasien dengan tenaga kesehatan yang kurang baik. Ketidakpatuhan ini dapat terjadi dalam bentuk resep tidak ditebus oleh Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 34 pasien, resep yang lama tidak ditebus kembali, atau dosis yang tidak efektif membuat pasien menggandakan dosis sendiri. b. Penggunaan obat yang tidak rasional Hal ini dapat berupa obat tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien, jenis obat, dosis, rute pemberian, waktu pemberian, durasi pemberian dan obat tidak terjangkau oleh pasien. c. Penggunaan obat yang tidak benar Hal ini lebih ditekankan pada teknik penggunaan obat oleh pasien. Terdapat beberapa bentuk sediaan obat yang memerlukan teknik khusus dalam penggunaannya agar lebih efektif, antara lain obat asma yang menggunakan inhaler, suppositoria, dan obat tetes. KIE dapat memberikan manfaat, baik bagi pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan, maupun Apoteker. Beberapa manfaat tersebut, antara lain : a. Bagi pasien, keluarga, atau tenaga kesehatan 1) Menurunkan kesalahan dalam menggunakan obat. 2) Menurunkan ketidakpatuhan. 3) Menurunkan efek samping obat. 4) Menurunkan biaya pengobatan. 5) Meningkatkan pemahaman tentang penyakit. 6) Meningkatkan penggunaan obat yang rasional. b. Bagi Apoteker 1) Meningkatkan citra profesi. 2) Meningkatkan kepuasan kerja. 3) Menarik customer. 2.14.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO) Peranan terhadap keberadaan Apoteker di apotek dalam pemberian informasi obat kepada pasien, dokter, maupun tenaga medis lainnya sangat penting. Pelaksanaan PIO di apotek bertujuan untuk tercapainya penggunaan obat yang rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen (dosis, cara, saat dan lama pemberian), tepat obat, dan waspada efek samping. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian, cara penyimpanan obat, Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 35 jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Dalam memberikan informasi obat, seorang Apoteker harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Mandiri, berarti Apoteker bebas dari segala bentuk keterikatan dengan pihak lain sehingga menyebabkan informasi yang diberikan menjadi tidak objektif. b. Objektif. c. Seimbang, berarti Apoteker dalam memberikan informasi harus melihat dariberbagai sudut pandang yang mungkin berlawanan. d. Ilmiah, berarti Apoteker dalam menyampaikan informasi harus berdasarkansumber data atau referensi yang dapat dipercaya. e. Berorientasi pada pasien, berarti informasi yang disampaikan tidak hanya mencakup informasi produk, seperti ketersediaan, kesetaraan generik, melainkan juga mencakup informasi yang mempertimbangkan kondisi pasien. 2.14.3 Konseling Salah satu bentuk standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan Apoteker di apotek adalah pemberian konseling. Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan, dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau pasien dapat terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya, Apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan. 2.14.4 Swamedikasi Swamedikasi adalah melakukan pengobatan mandiri tanpa melalui dokter ketika sedang sakit. Umumnya, swamedikasi dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan mulai dari batuk pilek, demam, sakit kepala, maag, masalah pada kulit, hingga iritasi ringan pada mata. Konsep modern dari swamedikasi adalah upaya pencegahan terhadap penyakit, dengan mengonsumsi vitamin dan suplemen kesehatan atau suplemen makanan untuk meningkatkan Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 36 daya tahan tubuh. Beberapa hal yang menjadi faktor berkembangnya swamedikasi di masyarakat adalah : a. Harga obat yang melambung tinggi dan biaya pelayanan kesehatan yang semakin mahal mendorong masyarakat berinisiatif untuk mengobati dirinya sendiri dengan obat-obatan yang tersedia di pasaran tanpa melalui konsultasi dengan dokter. Biasanya penggunaan obat yang dipilih adalah kategori obat OTC dan obat DOWA. b. Pergeseran pola pengobatan dari kuratif rehabilitatif menjadi preventif rehabilitatif. Penyebabnya adalah tingkat pengetahuan masyarakat yang semakin tinggi; penghasilan per individu yang meningkat; teknologi informasi semakin cepat, mudah, dan jelas; dan lain-lain. Untuk itu, upaya yang dilakukan adalah pencegahan terhadap kemungkinan terserang penyakit, sehingga obat-obatan yang dicari adalah obat-obat bebas dan suplemen makanan atau suplemen kesehatan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan swamedikasi, antara lain : a. Membaca secara teliti informasi yang tertera pada kemasan atau brosur di dalam kemasan. Informasi yang diberikan meliputi komposisi zat aktif,indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, dosis, dan cara penggunaan. b. Memilih obat dengan jenis kandungan zat aktif sesuai keperluan, misalnya apabila gejala penyakit hanya batuk maka obat yang dipilih hanya mengatasi batuk saja, tidak perlu obat penurun demam. c. Penggunaan obat hanya jangka pendek (seminggu), jika gejala menetap atau memburuk maka segera konsultasikan ke dokter. d. Memperhatikan aturan pemakaian, bagaimana cara memakainya, berapa jumlahnya, berapa kali sehari, dipakai sebelum atau sesudah makan atau menjelang tidur, serta berapa lama pemakaiannya. e. Perlu diperhatikan masalah kontraindikasi (pada keadaan mana obat tidak boleh digunakan) dan bagaimana cara penyimpanan obat (obat disimpan dimana dan apakah sisa obat yang disimpan dapat digunakan lagi). Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS APOTEK ATRIKA 3.1 Sejarah dan Lokasi Apotek Atrika didirikan pada tanggal 21 Juli 2001 dengan nomor SIA 1387.01/KANWIL/SIA/01/0. Apotek ini merupakan apotek kerjasama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) Atrika yaitu Bapak Winardi Hendrayanta. Sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) Atrika adalah Bapak Dr. Harmita, Apt. Apotek Atrika terletak di Jalan Kartini Raya No. 34 Jakarta Pusat yang merupakan kawasan pemukiman penduduk. Apotek Atrika terletak di tepi jalan yang mudah dijangkau oleh kendaraan dan dilalui oleh angkutan umum serta merupakan jalan dua arah dengan badan jalan yang tidak terlalu lebar. Di sekitar apotek terdapat banyak praktek dokter umum, dokter spesialis, dan dokter hewan. Peta lokasi Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 1. Apotek Atrika buka dari hari Senin hingga Sabtu, mulai pukul 08.00 sampai 22.00 WIB, kecuali untuk hari Sabtu hanya sampai pukul 17.00 WIB, sedangkan hari Minggu dan hari libur nasional tutup. 3.2 Tata Ruang Bagian depan Apotek Atrika memiliki halaman yang dapat digunakan sebagai tempat parkir. Bangunan Apotek Atrika terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruang depan dan ruang dalam. Ruang depan terdiri dari ruang tunggu, kasir, tempat penerimaan resep sekaligus tempat penyerahan obat, dan etalase untuk obat OTC. Ruang dalam terdiri atas ruang racik yang dikelilingi lemari untuk obat ethical, kamar mandi, dan tempat pencucian atau wastafel. Gambar tata ruang dan denah ruang Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 3. Penyusunan obat di Apotek Atrika dilakukan berdasarkan farmakologi obat dan jenis sediaannya yang kemudian disusun berdasarkan abjad. Penggolongan obat secara farmakologi yang terdapat di Apotek Atrika, diantaranya antibiotika, antimikroba, antivirus, vitamin, saluran kemih, antithyroid, antimigrain, analgesik/ antiinflamasi, gastrointestinal dan saluran pencernaan, saluran pernafasan, antihistamin, kortikosteroid, kontrasepsi /hormon, 37 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 38 antipsikosis, cardiovascular dan golongan lain. Sediaan yang terdapat di Apotek Atrika dibagi menjadi tiga, yaitu sediaan oral padat (tablet, kapsul), sediaan oral cair (sirup, suspensi), dan sediaan topikal (salep, krim, suppositoria, obat tetes mata, obat tetes telinga, dan sebagainya). Selain itu, juga terdapat lemari terpisah untuk menyimpan obat fast moving, obat generik berlogo, obat golongan narkotika, psikotropika, dan obat yang telah mendekati waktu kadaluwarsa. 3.3 Struktur Organisasi Pembentukan struktur organisasi dan pembagian tugas serta wewenang tiap jabatan dilakukan oleh APA. Seorang APA harus dapat memprediksi dan membentuk struktur organisasi apotek, disertai dengan uraian fungsi dan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. APA harus mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan tipe orang yang bagaimana yang dapat melaksanakan fungsi kegiatan tersebut sehingga apotek dapat beroperasional sesuai rencana. Apotek Atrika mempunyai beberapa orang karyawan dengan rincian sebagai berikut: a. b. Tenaga teknis farmasi, yaitu : Pemilik Sarana Apotek : 1 orang Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang Apoteker Pendamping : 1 orang Asisten Apoteker : 2 orang Juru resep : 1 orang Tenaga non teknis farmasi, yaitu: Tenaga keuangan dan kasir : 2 orang Kurir : 1 orang Gambar struktur organisasi Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 6. 3.4 Tugas dan Fungsi Jabatan 3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA) Tugas dan tanggung jawab APA adalah sebagai berikut : Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 39 a. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan fungsinya (apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi segala kebutuhan perundang-undangan di bidang perapotekan yang berlaku. b. Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk mengkoordinasikan dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya antara lain mengatur daftar giliran kerja, menetapkan pembagian beban kerja, dan tanggung jawab masing-masing karyawan. c. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha apotek dengan mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya untuk perbaikan pelayanan dan kemajuan apotek. d. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan menyerahkan obat. e. Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam hal ini Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. f. Melaksanakan pelayanan swamedikasi. g. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperlukan. h. Membuat salinan resep dan kuintasi bila dibutuhkan. i. Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian. j. Bertanggung jawab atas pengadaan obat, terutama obat-obat golongan narkotika dan psikotropika. 3.4.2 Apoteker Pendamping Tugas dan tanggung jawab Apoteker Pendamping adalah sebagai berikut : Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 40 a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab APA ketika APA sedang tidak berada di tempat. b. Menjamin penyampaian informasi obat kepada pasien. c. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nama pasien, dan cara pakainya. d. Mencatat dan menghitung bon penjualan kredit untuk resep-resep kredit. e. Bertanggung jawab atas pengadaan obat. 3.4.3 Asisten Apoteker Tugas dan fungsi Asisten Apoteker adalah sebagai berikut : a. Melakukan pendataan kebutuhan barang. b. Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimpanan obat di ruang peracikan. c. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan menyerahkankan obat. d. Memberi harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa kelengkapan resep. e. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperlukan. f. Mencatat keluar masuk barang. g. Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadaluarsa. h. Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat yang masuk setiap harinya. i. Mencatat penerimaan uang setelah dihitung terlebih dahulu, begitu juga dengan pengeluaran yang harus dilengkapi dengan kuitansi, nota dan tanda setoran yang sudah diparaf APA atau karyawan yang ditunjuk. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 41 3.4.4 Juru Resep Tenaga yang membantu Asisten Apoteker dalam meracik obat di apotek adalah juru resep. Tugas dan kewajiban juru resep adalah : a. Membantu tugas Apoteker dan Asisten Apoteker dalam penyediaan atau pembuatan obat jadi maupun obat racikan. b. Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta melaporkan hasil sediaan yang sudah jadi kepada Asisten Apoteker. c. Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan Asisten Apoteker. d. Menjaga kebersihan apotek. 3.4.5 Kasir Tugas dan tanggung jawab kasir adalah sebagai berikut : a. Menerima pembayaran tunai maupun dengan kartu kredit. b. Menerima barang masuk. c. Memberi harga untuk resep-resep yang masuk. d. Melayani penjualan obat bebas dan bebas terbatas. e. Mencatat, menghitung, dan menyimpan uang hasil penjualan. f. Menyetor uang hasil penjualan ke bagian keuangan. g. Bertanggung jawab terhadap kesesuaian uang yang masuk dengan penjualan. 3.4.6 Keuangan Tugas dan kewajiban bagian keuangan adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab terhadap kondisi aliran kas yang terjadi. b. Menerima uang yang disetor oleh kurir dan penjualan obat tunai, baik obat bebas dan bebas terbatas maupun penjualan obat dengan resep. c. Mengeluarkan uang yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan operasional apotek, seperti listrik dan telepon. d. Menyimpan bukti pembayaran dan pembelian barang, serta bukti pertukaran faktur dengan PBF. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 42 3.4.7 Pesuruh Tugas dan tanggung jawab pesuruh adalah sebagai berikut : a. Menjaga kebersihan apotek. b. Menjamin kerapian apotek. c. Membantu petugas apotek lain yang memerlukan bantuan non-teknis kefarmasian. 3.4.8 Kurir Tugas dari seorang kurir adalah sebagai berikut : a. Mengantar obat dan sediaan farmasi untuk pelayanan pesan antar. b. Menjamin obat yang tepat sampai kepada pasien yang tepat. c. Menerima uang hasil pembayaran obat. 3.5 Kegiatan di Apotek Atrika Tenaga kerja Apotek Atrika bekerja secara bergantian berdasarkan jam kerja yang telah dibagi menjadi dua shift, yaitu shift I pukul 08.00-16.00 dan shift II pukul 16.00-22.00. Apotek Atrika buka hari Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00-22.00 WIB, hari Sabtu pukul 08.00-16.00, sedangkan hari Minggu dan hari libur nasional tutup. Kegiatan yang dilakukan di Apotek Atrika dikelompokkan menjadi dua bidang, yaitu kegiatan di bidang teknis kefarmasian dan kegiatan non-teknis kefarmasian. 3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian 3.5.1.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi a. Pengadaan Barang APA merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pengadaan perbekalan farmasi, tetapi untuk menjaga kelancaran dan ketepatan persediaan barang, Asisten Apoteker dapat melakukan pengadaan barang untuk keperluan mendesak yang dilakukan pada pagi hari dengan surat pesanan sementara yang diparaf oleh Asisten Apoteker. Pengadaan barang di Apotek Atrika, baik jenis maupun jumlah barang disesuaikan dengan kondisi keuangan dan kategori arus barang fast moving atau slow moving. Pengadaan juga Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 43 didasarkan pada obat-obat yang banyak diresepkan oleh dokter yang praktek di sekitar apotek. Pengadaan barang bisa dilakukan dengan cara konsinyasi, COD (cash on delivery),atau kredit. Konsinyasi adalah penitipan barang dari distributor kepada apotek, di mana apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila barang terjual, bila tidak terjual barang tersebut dapat dikembalikan. Biasanya konsinyasi dilakukan untuk obat-obat baru yang belum dijual di apotek, di mana sedang dalam masa promosi, sementara pembayaran dilakukan hanya terhadap barang yang telah terjual. COD adalah pembelian barang di mana pembayaran dilakukan secara langsung pada saat barang datang, sedangkan pembayaran yang dilakukan secara kredit dilakukan setelah jatuh tempo. b. Pemesanan Barang Berdasarkan buku defekta, pemesanan dilakukan kepada PBF dan menggunakan surat pesanan langsung kepada salesman atau melalui telepon. c. Penerimaan Barang Asisten Apoteker memeriksa barang yang diterima berdasarkan surat pesanan dan faktur, baik kuantitas maupun kualitas (tanggal kadaluarsa, keadaan fisik barang, kode produksi/bets dan lain-lain). Apabila barang yang diterima sesuai dengan surat pesanan, maka petugas selanjutnya menandatangani,memberi stempel apotek pada faktur dan memberi nomor faktur untuk kemudian dicatat di buku penerimaan barang yang berisi tanggal penerimaan, nomor urut faktur dan nama PBF. Selanjutnya, faktur asli diserahkan kembali ke PBF dan salinan faktur disimpan di apotek sebanyak dua lembar. Penerimaan dicatat dalam buku pemasukan barang dalam yang berisi tanggal penerimaan, nama obat dan jumlah barang yang diterima (satuan terkecil) dan tanggal kadaluarsa. Kemudian dilakukan pencatatan faktur ke buku faktur yang berisi tanggal faktur, nama PBF, jumlah barang (satuan terbesar), nama obat, tanggal kadaluwarsa, harga satuan, potongan harga dan PPN. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke dalam kartu stok besar (kartu gudang) dan kartu stok kecil. Bila terjadi perubahan harga barang maka perubahan harga dicatat di buku perubahan harga kemudian juga di buku daftar harga barang dan komputer kasir. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 44 Gambar kartu stok besar dan kecil dapat dilihat pada Lampiran 13a hingga 13b. d. Penyimpanan Barang Apotek Atrika melakukan penyimpanan barang berdasarkan bentuk sediaan obat dan menurut abjad, baik untuk obat ethical, maupun untuk obat OTC. Obat disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), di mana obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih dahulu diletakkan di bagian yang paling depan dan/atau paling atas, agar keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat juga lemari khusus untuk menyimpan barang-barang yang mendekati waktu kadaluarsa. Penyimpanan narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di dinding dan kunci lemari tersebut disimpan oleh Apoteker Pendamping. e. Pengeluaran Barang Apotek Atrika melakukan pengeluaran barang dengan sistem FEFO (First Expired First Out), yaitu barang yang memiliki batas kadaluarsa lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu. Barang yang keluar dari penjualan bebas dicatat pada buku penjualan barang bebas (OTC), sedangkan barang yang keluar dari penjualan resep dicatat pada buku resep. f. Pemeriksaan dan Pencatatan Stok Barang Kegiatan ini dilakukan setiap hari berdasarkan buku penjualan dan buku resep. Jumlah barang yang ada dicocokkan dengan jumlah yang tertera pada kartu stok kecil. Barang yang habis dicatat pada buku defekta untuk dilakukan pemesanan. g. Pembuatan Sediaan Standar (Anmaak) Obat-obat yang dibuat oleh apotek berdasarkan resep-resep standar dalam buku resmi untuk dijual bebas ataupun berdasarkan resep dokter disebut dengan sediaan standar. Beberapa sediaan standar yang dibuat di Apotek Atrika adalah minyak kayu putih, minyak telon, lisol, obat batuk putih, obat batuk hitam, obat biang keringat, rivanol, salicyl spiritus, dan bedak salisilat. Sediaan standar ini ditempatkan di rak obat bebas dan disusun berdasarkan abjad. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 45 3.5.1.2 Pengelolaan Narkotika a. Pengadaan Narkotika Kegiatan ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerimaan narkotika dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker yang memiliki SIK dan bukti penerimaannya diterima dan disimpan oleh Apoteker Pengelola Apotek. Gambar Surat Pesanan (SP) Narkotika dapat dilihat pada Lampiran 9a. b. Penyimpanan Narkotika Narkotika disimpan di dalam lemari khusus yang menempel di dinding dan kuncinya dipegang oleh Apoteker Pendamping. c. Pelayanan Narkotika Pelayanan resep yang mengandung narkotika telah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap pengeluaran narkotika harus dicatat di kartu stok dan diperiksa kesesuaian jumlahnya. Narkotika pada resep digaris bawah merah, dan resepnya disimpan terpisah dari resep lain. d. Pelaporan Narkotika Laporan penggunaan narkotika dibuat setiap bulan dan dikirim ke Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada Balai Besar POM DKI Jakarta dan untuk arsip. Gambar Laporan Penggunaan Narkotika dapat dilihat pada Lampiran 9b. 3.5.1.3 Pengelolaan Psikotropika a. Pengadaan Psikotropika Pemesanan psikotropika dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Gambar Surat Pesanan (SP) Psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 10. b. Penyimpanan Psikotropika Di Apotek Atrika, psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan kunci lemari dipegang oleh Apoteker Pendamping. c. Pelayanan Psikotropika Pelayanan resep prikotropika diserahkan atas dasar resep dokter dan salinan resep. Resep yang mengandung psikotropika disimpan terpisah dari resep lain. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 46 d. Pelaporan Psikotropika Laporan penggunaan psikotropika dibuat setiap bulan dan dikirimkan ke Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada balai Besar POM DKI Jakarta dan untuk arsip. Gambar Laporan Penggunaan Psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 11. 3.5.1.4 Pelayanan Apotek a. Pelayanan Obat dengan Resep Proses pelayanan obat dengan resep di Apotek Atrika dilakukan sesuai dengan prinsip HTKP (Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan). Asisten Apoteker menerima resep dari pasien, kemudian dilakukan skrining resep dan diberi harga pada huruf H dari HTKP berdasarkan harga yang terdapat pada komputer kasir. Setelah itu, pada huruf H tersebut diberi paraf. Apabila resep berasal dari dokter untuk dipakai sendiri atau pada keadaan tertentu lainnya, harga yang telah dihitung kemudian dikurangi diskon sejumlah yang ditentukan. Pasien membayar harga obat yang disetujui di kasir dan kasir mencatat alamat dan nomor telepon pasien. Resep kemudian dibawa ke bagian peracikan untuk dikerjakan oleh Asisten Apoteker dan juru resep. Setelah semua bahan dalam resep ditimbang, maka huruf T pada HTKP diberi paraf. Resep yang telah selesai dikerjakan dan diberi etiket diperiksa oleh Apoteker atau Asisten Apoteker, kemudian huruf K dari HTKP diberi paraf. Resep yang telah diperiksa kemudian diserahkan kepada pasien. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menyerahkan obat menyampaikan informasi yang berkaitan dengan obat tersebut memberikan paraf pada huruf P pada HTKP. Resep yang telah selesai dikumpulkan berdasarkan nomor urut resep per hari dan dicatat dalam buku resep. Pelayanan resep secara tunai sama dengan pelayanan resep secara kredit, tetapi untuk pelayanan resep secara kredit, kuitansi pembayarannya tidak diserahkan ke pasien tetapi disimpan untuk dilakukan penagihan pada awal bulan berikutnya. Alur pelayanan resep, Gambar label HTKP dan Etiket Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 7. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 47 b. Pelayanan Obat Tanpa Resep Apotek Atrika melakukan penjualan obat tanpa menggunakan resep dokter (obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek) dan penjualan sediaan lain di luar obat-obatan. Pembayarannya dilakukan di kasir secara tunai kemudian barang dan struk pembayaran diserahkan kepada pembeli. 3.5.2 Kegiatan Non-Teknis Kefarmasian 3.5.2.1 Kegiatan Administrasi a. Administrasi Personalia Apotek Atrika melakukan administrasi personalia yang berkaitan dengan semua hal mengenai urusan pegawai yang meliputi absensi, gaji, hak cuti, dan fasilitas lain yang berhubungan dengan pegawai. b. Administrasi Umum Apotek Atrika melakukan administrasi umum yang meliputi laporan penggunaan bahan baku dan sediaan jadi narkotika, laporan penggunaan psikotropika dan segala hal yang berhubungan dengan urusan administrasi. c. Administrasi Penjualan Apotek Atrika melakukan kegiatan administrasi penjualan dengan melakukan pencatatan terhadap semua penjualan resep dan penjualan bebas secara tunai. Pengaturan juga dilakukan terhadap harga jual yang dimasukkan ke dalam buku daftar harga jual yang dijadikan sebagai acuan. Apabila terdapat perubahan harga, maka harga yang tertera pada buku harga jual akan diubah. d. Administrasi Pembelian Apotek Atrika melakukan kegiatan administrasi pembelian dengan melakukan pencatatan terhadap semua pembelian di buku pembelian dan pengumpulan faktur-faktur berdasarkan debitur. Tanggal tukar faktur yang ditentukan oleh Apotek Atrika adalah setiap tanggal 5 dan 15, sedangkan tanggal pembayaran akan ditentukan pada tanggal tukar faktur. e. Administrasi Pajak Apotek Atrika melakukan administrasi pajak dengan melakukan pencatatan dan pengumpulan faktur pajak serta menghitung jumlah pajak yang harus Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 48 dibayarkan oleh apotek. Kegiatan administrasi pajak juga menangani pajak lain yang harus dibayarkan oleh apotek, seperti pajak reklame. f. Administrasi Pergudangan Apotek Atrika melakukan administrasi pergudangan dengan melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat menggunakan kartu stok yang tersedia untuk setiap obat sehingga dapat diketahui sisa persediaan. g. Administrasi Piutang Pengumpulan kuitansi piutang dilakukan terhadap penjualan kredit kepada suatu badan sosial dan melakukan pencatatan apabila telah dilunasi. 3.5.2.2 Sistem Administrasi Apotek Atrika memiliki sistem administrasi yang dikelola dengan baik, dimulai dari perencanaan, pengadaan, pengelolaan, dan pelaporan barang yang masuk dan keluar, pengelolaan ini dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker yang dibantu oleh karyawan administrasi. Kelengkapan administrasi di Apotek Atrika meliputi : a. Buku Defekta Buku ini digunakan untuk mencatat daftar nama obat atau sediaan yang telah habis atau hampir habis sehingga harus segera dipesan agar dapat memenuhi kebutuhan di apotek. Dengan adanya buku ini, proses pemesanan menjadi lebih cepat sehingga tersedianya barang di apotek dapat terkontrol dan terjamin dengan baik. b. Surat Pesanan (SP) Surat ini digunakan untuk melakukan pemesanan barang ke PBF. Terdiri dari 2 lembar, di mana 1 lembar pertama untuk diberikan kepada PBF dan lembar terakhir untuk keperluan arsip di apotek. Dalam surat pesanan terdapat tanggal pemesanan, nama PBF yang ditunjuk, nomor dan nama barang, jumlah pesanan, tanda tangan pemesanan, dan stempel apotek. Gambar surat pesanan (SP) Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 8b. c. Buku Faktur Berfungsi sebagai buku penerimaan barang, dalam buku ini tercantum tanggal, nomor urut faktur, nama PBF, nomor faktur, jumlah barang, nama Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 49 barang, tanggal kadaluarsa, harga satuan, diskon, harga setelah potongan, dan jumlah harga seluruh barang. Buku penerimaan barang depan dan barang dalam dipisahkan. d. Buku Perubahan Harga Buku ini berfungsi untuk mencatat perubahan harga barang. Jika ada perubahan harga barang, maka harga terkini barang tersebut dicatat di buku perubahan harga, kemudian dilakukan perubahan harga barang pada buku daftar harga, komputer kasir, dan juga dilakukan pemberitahuan pada Apotek Atrika cabang. e. Buku Daftar Harga Buku ini berfungsi untuk mencatat harga barang untuk penjualan bebas dan untuk penjualan resep. Pada buku ini tercantum nama obat dengan merek dagang, generik, maupun bahan baku. Penyusunan nama obat berdasarkan abjad dan dipisahkan antara obat dengan nama dagang dan generik. f. Kartu Stok Besar Kartu ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang masuk atau baru dibeli. Kartu stok besar memuat tanggal penerimaan barang, jumlah barang, nama PBF, nomor faktur, harga satuan, diskon, nomor batch, dan tanggal kadaluarsa. g. Kartu Stok Kecil Kartu ini berfungsi untuk mencatat jumlah barang yang keluar dan masuk serta sisa stok barang di lemari. Kartu stok kecil memuat tanggal keluar/masuk barang, keterangan (nomor resep/penjualan untuk pengeluaran barang, tanggal kadaluarsa untuk pemasukan barang), jumlah yang masuk, jumlah yang keluar, dan sisa stok barang pada lemari. h. Buku Pemasukan Barang Dalam Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat ethical. Di dalam buku ini tercantum nama barang, jumlah barang dalam satuan terkecil, dan tanggal kadaluarsa. i. Buku Pemasukan Barang Luar Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat OTC. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 50 j. Buku Resep Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat berdasarkan resep. Buku ini memuat tanggal dibuatnya resep, nomor resep, nama obat, jumlah obat serta bentuk dan jumlah sediaan yang dibuat. k. Buku Penjualan Obat Bebas Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat-obat bebas yang memuat tanggal penjualan, nama obat, jumlah, dan harga obat. l. Buku Pembelian dan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika Buku ini bertujuan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran golongan narkotika dan psikotropika, yang mencantumkan nama obat, bulan, persediaan awal, penambahan jumlah yang meliputi tanggal pembelian, jumlah, nama PBF, pengurangan, dan sisa serta keterangan lain jika ada. m. Buku Pengiriman Barang ke Cabang Buku ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang dikirimkan ke Apotek Atrika cabang. Terdapat buku berbeda untuk setiap cabang. Buku ini memuat nama barang, jumlah barang, dan tanggal kadaluarsa. Gambar Buku Pengiriman Barang ke Cabang Atrika dapat dilihat pada Lampiran 14. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 BAB 4 PEMBAHASAN Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dimulai pada tanggal 19 Juni 2013 hingga tanggal 26 Juli 2013. PKPA berlangsung selama 28 hari kerja yaitu Senin hingga Jum’at. Setiap harinya peserta PKPA dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, siang, dan malam dengan jam kerja selama 5 jam. Shift pagi dimulai pada pukul 09.00-14.00 WIB sedangkan shift siang dimulai pada pukul 13.0018.00 WIB dan shift malam dimulai pada pukul 17.00-21.00 WIB. Hari pertama PKPA di apotek, peserta PKPA melakukan perkenalan dan adaptasi dengan personalia apotek dan terhadap sistem dan kultur kerja di apotek sehingga memudahkan komunikasi antara peserta dan personalia apotek serta membantu kelancaran pelayanan di apotek. Personalia yang terdapat di apotek yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Apoteker Pendamping, Asisten Apoteker (AA), Kasir, Juru Racik, dan kurir. Selain itu peserta juga mempelajari denah dan tata letak obat di apotek untuk memudahkan saat pelayanan obat/resep. Prinsip yang diterapkan adalah Hargai, Timbang, Kemas dan Penyerahan (HTKP) dimana setiap tahap dilakukan oleh orang yang berbada sehingga pelayanan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Apotek Atrika terletak pada lokasi yang cukup strategis, yaitu dekat dengan pemukiman dan perumahan penduduk yang cukup padat, serta dekat dengan beberapa praktek dokter, mulai dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis (spesialis kulit, spesialis kulit dan kelamin), hingga dokter hewan. Apotek ini juga terletak di jalan dua arah yang cukup ramai dilalui kendaraan termasuk kendaraan umum, sehingga mudah untuk dicapai. Berdasarkan bangunan, Apotek Atrika memiliki ukuran bangunan 7 x 7,2 m2 yang terbagi menjadi dua ruangan. Ruang depan apotek digunakan sebagai counter untuk penerimaan resep, penyerahan obat, kasir, dan ruang tunggu. Selain itu, terdapat lemari/rak kaca untuk menyimpan produk OTC sehingga dapat menarik calon pembeli untuk membeli. Ruang tunggu juga selalu terjaga kebersihannya dan dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) untuk menambah kenyamanan pelanggan. Pada bagian depan Apotek Atrika terdapat papan nama penunjuk 51 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 52 keberadaan apotek yang cukup jelas dan halaman parkir yang dapat digunakan sebagai tempat parkir sebuah mobil dan beberapa sepeda motor. Keberadaan Apotek Atrika cukup mudah dilihat dengan adanya papan nama apotek berwarna kuning dengan tulisan “Apotik” berwarna merah. Ruang bagian dalam digunakan sebagai ruang racik dan ruang kerja dengan luas yang cukup untuk pekerjaan meracik. Peralatan apotek, seperti timbangan, mortir dan alu, gelas ukur, dan buku-buku referensi tertata dengan rapi pada tempatnya. Desain ruang racik Apotek Atrika yang menempatkan meja racik pada bagian tengah di antara lemari obat akan mempermudah pekerjaan peracikan obat. Meja kerja diletakkan di sudut ruangan agar tidak mengganggu pekerjaan meracik obat. Pada ruang racik juga terdapat toilet yang disediakan untuk karyawan dan wastafel untuk mencuci peralatan racik. Apotek Atrika tidak memiliki gudang penyimpanan obat karena lokasi apotek yang dekat dengan beberapa PBF sehingga obat yang diterima langsung diletakkan pada lemari obat dan disediakan dalam jumlah yang disesuaikan dengan arus barang. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dengan menghemat biaya pemeliharaan stok dan perawatan gudang dan juga mengurangi risiko kerugian akibat barang yang kadaluarsa maupun yang tidak terjual. Salah satu kegiatan rutinitasdi apotek yaitu pengadaan obat-obatan dan barang di apotek yang dilakukan sesuai kebutuhan apotek dengan cara mencatat obat-obatan yang telah mencapai level stock minimum ke dalam buku defecta yang kemudian dilakukan pemesanan kepada PBF yang menyediakan produk tersebut dengan menyerahkan surat pesanan. Proses pengadaan barang di Apotek Atrika dilakukan melalui pembelian secara kredit dengan memperhatikan arus barang (fast moving atau slow moving) dan arus uang. Pemesanan obat dilakukan setiap hari, baik melalui telepon maupun melalui medical representative yang datang ke apotek. Barang pesanan selalu diantar dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 hari (24 jam), sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pihak PBF. Sedangkan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan prosedur berbeda. Pemesanan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan menggunakan surat pesanan khusus, diisi dan ditandatangani oleh APA. Surat Pesanan (SP) untuk narkotika ditujukan kepada PT. Kimia Farma Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 53 sebagai distributor tunggal narkotika di Indonesia, dan pembayaran atas pesanan narkotik dilakukan secara COD (Cash On Delivery). Sementara untuk obat-obat psikotropika dapat melalui PBF lain yang menyediakan obat tersebut. Surat pesanan untuk narkotika terdiri dari 4 rangkap, yaitu untuk diberikan ke PBF (PT. Kimia Farma), Balai POM, pabrik obat (PT. Kimia Farma) dan arsip. Dalam satu surat pesanan hanya boleh digunakan untuk satu jenis narkotika dan dicantumkan pula jumlah sisa stok obat narkotika tersebut yang tersedia di apotek. Sementara itu, untuk psikotropika menggunakan SP rangkap 3 yang diserahkan kepada PBF, Balai POM, dan sebagai arsip. Dalam satu SP psikotropika boleh digunakan untuk beberapa jenis obat namun masih ditujukan untuk PBF yang sama, namun tidak perlu dicantumkan sisa stok di apotek. Untuk pemesanan narkotika, SP harus diserahkan terlebih dahulu kepada distributor sebelum barang bisa diantarkan. Penerimaan obat golongan narkotika dan psikotropika juga dilakukan oleh APA, Apoteker Pendamping, atau Asisten Apoteker. Barang pesanan yang telah sampai di apotek dilakukan pengecekan untuk memeriksa barang yang diterima berdasarkan surat pesanan dan faktur, baik kuantitas maupun kualitas (tanggal kadaluarsa, keadaan fisik barang, kode produksi/batch dan lain-lain) yang dilakukan oleh petugas apotek dan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika penerimaan dilakukan oleh APA, Apoteker Pendamping, atau Asisten Apoteker. Apabila barang yang diterima sesuai dengan surat pesanan, maka petugas selanjutnya menandatangani dan memberi stempel apotek pada faktur. Selanjutnya, faktur asli diserahkan kembali ke PBF dan salinan faktur disimpan di apotek sebanyak dua lembar. Pembelian dicatat dalam buku pembelian yang berisi tanggal pembelian, nama PBF, nomor faktur, nama dan jumlah barang yang diterima, tanggal kadaluarsa, harga satuan, potongan harga, dan harga total. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke dalam kartu stok besar dan kartu stok kecil. Bila terjadi perubahan harga barang maka perubahan harga dicatat di buku perubahan harga kemudian juga di buku daftar harga barang dan komputer kasir. Barang yang telah diperiksa dan dilakukan pencatatan dimasukkan ke dalam lemari penyimpanan obat yang disusun berdasarkan efek farmakologis, obat generik, kecepatan putaran obat dan bentuk sediaan. Sediaan yang terdapat Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 54 di Apotek Atrika dibagi menjadi tiga, yaitu sediaan oral padat (tablet, kapsul), sediaan oral cair (sirup, suspensi), dan sediaan topikal (salep, krim, suppositoria, obat tetes mata, obat tetes telinga, dan sebagainya). Obat disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), di mana obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih dahulu diletakkan di bagian yang paling depan dan/atau paling atas, agar keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat juga lemari khusus untuk menyimpan barang-barang yang mendekati waktu kadaluarsa. Penyimpanan narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di dinding dan kunci lemari tersebut disimpan oleh Apoteker Pendamping. Penyimpanan obat diletakkan dalam lemari kaca sehingga memudahkan proses pengambilan obat ketika diperlukan. Obat-obat juga tersusun dengan rapi dalam lemari-lemari penyimpanan obat ethical, yang terdiri dari obat keras, narkotika dan psikotropika, dan obat generik sehingga terlindung dari debu, kelembapan, dan cahaya yang berlebihan, serta diletakkan pada kondisi ruangan dan temperatur yang sesuai. Dalam ruangan penyimpanan baik untuk obat ethical maupun OTC terdapat 1 buah AC yang diset suhunya pada 22oC. Obat-obat Over The Counter (OTC) diletakkan pada lemari penyimpanan di ruang depan, sedangkan obat-obat ethical diletakkan pada lemari penyimpanan di ruang dalam. Penyimpanan obat disusun secara abjad dan berdasarkan jenis sediaan, untuk obat-obat OTC dan disusun berdasarkan efek farmakologis pada lemari obat ethical. Masing-masing kelompok disusun berdasarkan abjad dari bagian atas lemari hingga ke bagian bawah lemari secara zig-zag sehingga memudahkan pencarian.Pada lemari OTC, dilakukan pemisahan berdasarkan jenis sediaan yaitu padat, cair, dan setengah padat. Di ruang depan apotek terdapat 3 buah etalase untuk menyimpan OTC sediaan padat, 1 buah lemari untuk menyimpan OTC sediaan cair, dan 1 buah lemari untuk menyimpan OTC sediaan obat luar. Tempat penyimpanan obat di Apotek Atrika yaitu obat-obatan disimpan pada kotak kemasannya yang menunjukkan kesesuaian dengan nama obat didalamnya. Kotak-kotak tersebut tersusun rapi pada rak-rak obat. Penyusunan obat-obat ethical didasarkan pada kelas farmakoterapi (farmakologi) secara alfabetis. Adapun kelompok-kelompok obat tersebut meliputi golongan obat generik, obat tetes, obat luar, sebagian kecil kelas farmakoterapi (antibiotika, antimikroba, Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 55 antivirus, vitamin, analgesik/antiinflamasi, pernafasan, saluran kemih, gastrointestinal antihistamin, kortikosteroid, dan antithyroid, saluran antimigrain, pencernaan, kontrasepsi/hormon, saluran antipsikosis, cardiovascular dan golongan lain), obat-obat oral dalam bentuk sediaan cair juga memiliki rak obattersendiri. Umumnya, di Apotek Atrika, sediaan yang berupa cairan seperti emulsi, suspensi, sirup maupun sirup kering disimpan secara terpisah dengan sediaan yang secara fisik berbentuk padatan seperti tablet, kapsul, kaplet, pil, trochisi, dan sediaan sejenis lainnya. Obat berbentuk semi padat juga disusun secara terpisah, misalnya salep, krim, dan pasta. Beberapa obat yang sering digunakan dalam obat racikan, seperti teofilin dan CTM, juga memiliki tempat khusus di meja racik sehingga dapat mempermudah pekerjaan meracik obat. Untuk obat-obat ethical yang memiliki kecenderungan fast moving seperti Interdoxin® diletakkan di tempat terpisah. Obat yang akan kadaluarsa (dalam waktu tiga hingga enam bulan ke depan) diletakkan di tempat terpisah, dikelompokkan sesuai bulan kadaluarsa, dan dilakukan pencatatan pada buku khusus “obat yang akan expired”. Obat-obat tersebut akan didahulukan untuk dijual atau dipersiapkan untuk dikembalikan kepada PBF. Pada lemari obat dari obat yang akan kadaluarsa diberi catatan untuk mengingatkan agar jika terdapat permintaan terhadap obat tersebut maka obat yang akan kadaluarsa diserahkan terlebih dahulu. Perjualan obat dengan tanggal kadaluarsa yang dekat, harus mempertimbangkan penyakit yang diderita oleh pasien apakah penyakit yang derita berat atau ringan. Bila pasien menderita penyakit berat (kronis) maka obat yang diberikan bukan obat dengan tanggal kadaluarsa yang dekat. Jika obat dengan tanggal kadaluarsa yang dekat sudah terjual atau dikembalikan pada PBF, maka statusnya akan dicatat pada buku khusus “obat yang akan expired”. Jika obat-obat tersebut tidak terjual atau tidak dapat dikembalikan ke PBF hingga batas kadaluarsanya, maka obat-obat tersebut akan dimusnahkan. Penyimpanan narkotika dan bahan baku narkotika serta obat keras tertentu disimpan dalam lemari khusus. Lemari khusus penyimpanan narkotik dan psikotropik harus memenuhi persyaratan menurut PERMENKES RI No. 28/MENKES/PER/I/1978. Obat golongan narkotika dan psikotropika di Apotek Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 56 Atrika disusun berdasarkan abjad dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yakni dalam lemari khusus berkunci yang terpisah dari lemari obat ethical lain, dan letaknya tersembunyi dari penglihatan umum. Kunci lemari narkotik dan psikotropik dipegang oleh penanggung jawab apotek. Harus diperhatikan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika penyimpanan dan penggunaannya untuk menghindari risiko kehilangan atau penyalahgunaan obat. Berdasarkan hasil pengamatan peserta PKPA, lemari narkotik dan psikotropik yang ada di Apotek Atrika telah memenuhi persyaratan PERMENKES RI No. 28/MENKES/PER/I/1978 namun dalam teknis pelaksanaannya masih memerlukan penertiban. Tata cara penyimpanan (letak obat) didesain sedemikian rupa untuk mempermudah dalam proses penyediaan (khususnya pengambilan) obat, yang berperan dalam menentukan cepat lambatnya obat sampai ke tangan pasien. Dengan adanya pengaturan seperti dijelaskan di atas, obat dapat sampai ke tangan pasien dengan cepat (efisiensi waktu) sehingga meningkatkan citra Apotek Atrika. Pelayanan yang dilakukan di Apotek Atrika meliputi dua hal, yaitu pelayanan swamedikasi dan pelayanan resep. Pelayanan swamedikasi dilakukan berdasarkan permintaan pasien tanpa resep dokter terhadap obat bebas, bebas terbatas, maupun obat wajib apotek. Pelayanan yang lainnya yaitu pelayanan resep tunai dimana resep yang masuk terlebih dahulu dilakukan identifikasi kelengkapan melalui skrining resep oleh pegawai yang merangkap menjadi kasir. Setelah itu, sesuai dengan prinsip pelayanan resep di Apotek Atrika yaitu Hargai, Timbang, Kemas, dan Penyerahan. Resep dihargai yakni dihitung harganya berdasarkan margin laba dan pajak apotek. Kemudian, pasien diminta persetujuaannya untuk menebus obat yang sudah ditetapkan (harganya) dengan cara membayar. Di sini, pasien mempunyai hak penuh untuk menentukan jumlah obat yang akan diambil, setuju atau tidak dengan harga yang ditetapkan. Apabila pasien kurang setuju, apoteker dapat menyarankan obat lain yang lebih rendah harganya tapi dengan indikasi yang sama atau menghubungi dokter. Setelah memperoleh persetujuan pasien, artinya setelah obat ditebus, maka dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu penyiapan obat. Obat yang diracik, dihitung dosisnya dengan seksama sebelum diracik untuk menghindari kesalahan penimbangan. Jika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 57 obat tidak perlu diracik, obat diambil dari rak obat. Obat yang telah diambil dan diracik, dikemas dalam plastik tertutup dan diberi etiket yang berisi tentang aturan pakai obat serta indikasi obat (jika perlu). Langkah terakhir, yaitu penyerahan obat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek dinyatakan bahwa sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien. Di Apotek Atrika, penyerahan obat ke tangan pasien dilakukan oleh apoteker (disertai pelayanan informasi obat) dan asisten apoteker. Resep Kasir (harga obat) Apoteker/ asisten apoteker (kuitansi/ copy resep/ penyerahan obat) Apoteker/ asisten apoteker (isi/ etiket/ kemas/ periksa) Apoteker/ asisten apoteker (timbang) Asisten apoteker/ juru racik (racik) Gambar 4.1. Alur penerimaan resep tunai Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap tahap pelayanan resep dilakukan oleh orang yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi human error dalam melayani resep sehingga pasien tidak akan dirugikan dari segi materi maupun kesehatannya. Adanya orang yang berbeda dalam pengerjaan dapat meminimalisisasi kesalahan persepsi, seperti kesalahan membaca jenis obat, aturan pakai dan dosisnya. Selain itu, untuk mempermudah cross-check atau pengecekan silang, Apotek Atrika telah menerapkan sistem dokumentasi berupa paraf pada resep yang dilayani. Pada struk resep disediakan kolom yang bertanda harga (H), timbang/racik (T), isi/etiket, kemas/periksa, kuitansi/copy resep (K) dan penyerahan (P). Petugas yang bertanggung jawab di tahap terkait akan membuat paraf di kolom yang tersedia. Dengan demikian, bila terjadi kesalahan di salah satu tahap dapat dideteksi dan di-cross check dengan cepat serta tepat. Sistem ini juga dapat mendorong petugas untuk lebih teliti dan Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 58 berhati-hati dalam melayani resep sebab kesalahan dapat dideteksi person to person. Pihak Apotek juga memberikan layanan delivery (pesan-antar) obat untuk resep namun dibatasi dalam jarak tertentu. Layanan-layanan ini tentunya merupakan suatu tawaran yang menarik bagi pasien sehingga dapat mendorong peningkatan penjualan di Apotek. Obat golongan narkotika hanya dapat diberikan kepada pasien yang membawa resep asli dari dokter. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh diulang dan jika tidak ditebus semua, maka sisa obat yang belum diambil hanya bisa dibeli pada apotek yang sama (apotek asal yang menyimpan resep aslinya). Jika resep yang diterima mengandung narkotika, maka pada resep diberi garis merah dan disimpan terpisah dari resep obat non narkotika. Untuk obat golongan psikotropika dapat diberikan berdasarkan resep asli dari dokter atau salinan resep. Resep yang mengandung psikotropika dapat diulang jika perlu. Apotek Atrika melakukan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan psikotropika kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Pusat setiap periode, yakni setiap bulan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika. Pelaporan narkotika dan psikotropika dilakukan sebelum tanggal 10. Untuk obat-obat golongan narkotika dan psikotropika yang rusak dan sudah kadaluarsa, harus dilakukan pemusnahan dengan disaksikan oleh APA, Asisten Apoteker dan petugas dinas kesehatan dan dibuat berita acara pemusnahannya. Selain itu, Apotek Atrika juga melayani pengiriman ke cabang Apotek Atrika sesuai permintaan. Setiap pengeluaran barang atau obat, baik karena pembelian maupun karena pengiriman, dicatat pada kartu stok dan buku yang sesuai dengan jenis pengeluaran, yaitu buku catatan resep, buku penjualan bebas, dan buku pengiriman. Untuk pengiriminan barang ke cabang Apotek Atrika sejak tanggal 1 Maret 2012 ditulis di buku nota sebagai faktur pengiriman yang berisi informasi mengenai jumlah, jenis, expired date, dan batch number barang yang dikirim. Kartu stok narkotika dan psikotropika tidak disimpan bersama kartu stok lainnya melainkan di dalam lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika. Pengelolaan resep di Apotek Atrika dapat dikatakan sudah dilakukan dengan baik. Semua resep yang sudah dibuat, disimpan per hari berdasarkan Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 59 nomor urut resep. Selain itu, dicatat pula informasi mengenai tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama obat, dan jumlah obat yang diberikan dalam buku catatan resep. Resep-resep tersebut disimpan selama 3 tahun. Setelah itu, dilakukan pemusnahan resep dengan membuat berita acara yang selanjutnya dilaporkan kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Pusat. Dari segi kewirausahaan, Apotek Atrika selalu berusaha meningkatkan penjualan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu didukung dengan adanya hubungan kerjasama yang senantiasa dijaga dengan baik oleh Apotek Atrika terhadap apotek pesaing maupun dengan dokter. Sebagai contoh, apabila suatu obat tidak tersedia di Apotek Atrika, maka apotek dapat berusaha memperolehnya dari apotek lain. Selain itu, Apotek Atrika telah melakukan pelayanan dengan baik, di antaranya pelayanan resep yang cepat dan tepat yang didukung dengan pemberian informasi obat kepada pasien. Akan tetapi, kegiatan konseling di Apotek Atrika belum berjalan dengan baik atau masih jarang dilakukan. Sedangkan kegiatan monitoring penggunaan obat dan terhadap efek yang tidak diinginkan dari penggunaan obat di Apotek Atrika belum dilakukan, padahal kegiatan tersebut merupakanpekerjaan kefarmasian yang dilakukan Apoteker di apotek secara profesional dalam menerapkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan a. Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek Atrika telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. b. Sistem pengelolaan teknis kefarmasian dan non teknis kefarmasian telah dilaksanakan dengan cukup baik sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku. 5.2 Saran a. Dalam sistem persediaan minimum untuk obat-obatan harus benar-benar diterapkan baik dengan metode Analisis VEN, Analisis Pareto ABC maupun Analisis VEN-ABC supaya dapat menghindari kekosongan stok. b. Perlu ditingkatkan atau diperbaikinya sarana dan prasarana dalam pengelolaan administrasi dengan menggunakan sistem komputerisasi dalam pencatatan stok barang sehingga aktivitas dapat berlangsung lebih efisien dan cepat sertapeningkatan kenyamanan konsumen saat menunggu proses pelayanan, dengan penyediaan televisi ataupun radio. 60 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR PUSTAKA Aliya, L.S. (2011). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Keselamatan Jalan Keselamatan No. 27 Manggarai, Jakarta Selatan. Depok : Universitas Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 347/MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/MENKES/PER/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia. (1980). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan dan Tambahan Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia. 61 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 62 Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta : Presiden Republik Indonesia Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia Quick, J. (1997). Managing Drug Supply, The selection, Procurement, Distribution, and Use of Pharmaceuticals, 2nd ed Revised and Expanded. Kumarian Pers. Seto, S., Yunita, N., & T, L. (2004). Manajemen Farmasi. Jakarta : Airlangga University Pers. Umar, Muhammad. (2011). Manajemen Apotek Praktis cetakan keempat. Jakarta: Wira Putra Kencana. Widiyanti, Teja. (2005). Penerapan Analisis Pareto dalam Manajemen Persediaan di Suatu Perusahaan Farmasi Industri Sekunder. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 LAMPIRAN 62 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 63 Lampiran 1 Peta lokasi Apotek Atrika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 64 Lampiran 2 Papan nama Apotek Atrika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 65 TOILET RAK OBAT GENERIK LEMARI PSIKOTROPIKA LEMARI NARKOTIKA (DITANAM ATAS) DAN ALAT GELAS (BAWAH) KARTU STOK TIMBANGAN GRAM HALUS MEJA RACIK TIMBANGAN GRAM KASAR RAK OBAT KORTIKOSTEROID DAN FAST MOVING MEJA KERJA MEJA KERJA RAK OBAT PENCERNAAN DAN SIRUP MEJA KOMPUTER RAK OBAT KONTRASEPSI, RAK OBAT HORMON, ANTIPSIKOSIS, KARDIOVASKULAR KARDIOVASKULAR, (BAWAH) DAN ANTIHISTAMIN, DAN PERNAFASAN(ATAS) PENCERNAAN Lampiran 3 Denah ruang Apotek Atrika RAK OBAT BAHAN BAKU (BAWAH) DAN OBAT TETES TELINGA, HIDUNG, DAN MATA (ATAS KIRI ATAS KANAN) RAK OBAT OTC LIQUID KASIR RAK OBAT ANTIMIKROBA / ANTIVIRUS (BAWAH) DAN VITAMIN DAN SUPLEMEN(ATAS) RAK OBAT OTC LIQUID DAN TOPIKAL RAK OBAT ANALGETIK / ANTIPIRETIK (BAWAH) DAN ANTIBIOTIK(ATAS) RAK OBAT KONSINYASI COUNTER OBAT OTC SOLID COUNTER OBAT OTC SOLID MEJA MEJA KARTU STOK GUDANG DAN PEMBUKUAN Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 66 Lampiran 4a Ruang tunggu Apotek Atrika Lampiran 4b Ruang etalase depan Apotek Atrika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 67 Lampiran 5a Lemari penyimpanan narkotika di Apotek Atrika Lampiran 5b Lemari penyimpanan psikotropika di Apotek Atrika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 68 Lampiran 6 Struktur organisasi Apotek Atrika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 69 Lampiran 7 Etiket dan label yang digunakan di Apotek Atrika KOCOK DAHULU TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 70 Lampiran 8a Kopi resep Apotek Atrika Lampiran 8b Surat pesanan Apotek Atrika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 71 Lampiran 9a Surat pesanan narkotika Lampiran 9b Laporan penggunaan narkotika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 72 Lampiran 10 Surat pesanan psikotropika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 73 Lampiran 11 Laporan penggunaan psikotropika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 74 Lampiran 12 Berita acara pemusnahan resep POM.53.OB.53.AP.53.P1 BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP Pada hari ini …… tangggal ……… bulan ……. tahun ………. sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 280/Men.Kes/SK/V/1981 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotik, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Apoteker Pengelola Apotek S.I.P.A Nomor Nama Apotek Alamat Apotek : : : : Dengan disaksikan oleh : 1. Nama Jabatan S.I.K. Nomor 2. Nama Jabatan S.I.K. Nomor : : : : : : Telah melakukan pemusnahan resep pada Apotek kami yang telah melewati batas penyimpanan selama tiga tahun, yaitu: Resep dari tanggal ………….............. sampai dengan tanggal ……………………………… seberat ………………………….. kg. Tempat dilakukan pemusnahan : Demikian berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita acara ini dibuat dalam rangkap empat dan dikirimkan kepada: 1. Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI. 2. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi 3. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan 4. Satu sebagai arsip di Apotek. ……, ……………… 20…. Saksi-saksi: Yang membuat berita acara, 1. ( S.I.K No: ) 2. ( S.I.K No: ) ( S.I.P.A. No: ) Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 75 Lampiran 13a Kartu Stok Kecil Lampiran 13b Kartu Stok Besar (Kartu Gudang) Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 76 Lampiran 14 Faktur Pengiriman ke Cabang Apotek Atrika Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013 PENYIMPANAN “OBAT-OBAT DALAM” NON GENERIK DI APOTEK ATRIKA SECARA FARMAKOLOGI FAUZIA, S.Farm. 1206329606 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA PENYIMPANAN “OBAT-OBAT DALAM” NON GENERIK DI APOTEK ATRIKA SECARA FARMAKOLOGI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker FAUZIA, S.Farm. 1206329606 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 ii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ii iii iv v BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Tujuan ..................................................................................... 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2.1 Penyimpanan Obat ................................................................... 2.1.1 Definisi Penyimpanan Obat ............................................ 2.1.2 Tujuan Penyimpanan Obat .............................................. 2.1.3 Sistem Penyimpanan Obat .............................................. 2.2 Penyimpanan Obat Secara Farmakologi .................................. 2.2.1 Antibiotik ........................................................................ 2.2.2 Antelmintik ..................................................................... 2.2.3 Antijamur ........................................................................ 2.2.4 Antihistamin .................................................................... 2.2.5 Antikonvulsi .................................................................... 4 4 4 4 5 7 7 9 9 10 11 BAB 3. METODE PENGKAJIAN ............................................................... 13 3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian ................................................ 13 3.2 Metode Pengkajian ................................................................... 13 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 14 4.1 Hasil ......................................................................................... 14 4.2 Pembahasan .............................................................................. 27 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 30 5.1 Kesimpulan .............................................................................. 30 5.2 Saran ......................................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 32 iii Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Penerapan suhu/ cara penyimpana obat yang dianjurkan terkait dengan catatan penyimpanan yang tertera pada label obat .............. Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan padat oral di Apotek Atrika secara farmakologi ................. Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan cair oral di Apotek Atrika secara farmakologi.................... Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan setengah padat topikal di Apotek Atrika secara farmakologi ...................................................................................... iv Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 6 14 21 23 Universitas Indonesia DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan padat oral “obatobat dalam” di Apotek Atrika ..................................................... Lampiran 2 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan cair oral “obatobat dalam” di Apotek Atrika ..................................................... Lampiran 3 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan setengah padat topikal “obat-obat dalam” di Apotek Atrika ............................... Lampiran 4 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan obat tetes topikal “obat-obat dalam” di Apotek Atrika ........................................... v Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 34 51 55 67 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Medication error (kesalahan pengobatan) merupakan salah satu isu kesehatan yang menjadi pusat perhatian saat ini dan merupakan ancaman serius bagi keselamatan dan kesehatan publik (Nurfianti, 2010). Hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Institute of Medicine (IOM), Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh kesalahan pegobatan (medication error) berkisar antara 44.000-98.000 orang per tahun. Angka kematian tersebut lebih besar dibandingkan angka kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (43.458 orang), penyakit kanker (42.297 orang), maupun AIDS (16.526 orang) (Virawan, 2012). Menurut Kepmenkes Nomor 1027/ MENKES/ SK/ IX/ 2004, medication error adalah suatu kejadian yang merugikan pasien yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah (Kemenkes, 2004). Kerugian yang dialami pasien dapat bermacam-macam mulai dari kerugian dalam hal biaya, psikis, bahkan sampai menyebabkan kematian. Kesalahan pengobatan ini dapat terjadi dalam 4 fase, yaitu fase prescribing, fase transcribing, fase dispensing, dan fase administration oleh pasien. (Ariani, 2005). Medication error pada fase prescribing terjadi akibat adanya kesalahan dalam penulisan resep. Kesalahan ini antara lain disebabkan oleh : obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obat, tidak tepat dosis, dan tidak tepat aturan pakai. Pada fase transcribing, error terjadi pada saat pembacaan resep untuk proses dispensing. Error pada fase dispensing terjadi pada saat pengambilan, penyiapan, hingga penyerahan resep oleh petugas apotek. Sedangkan error pada fase administration adalah error yang terjadi pada proses penggunaan obat. Fase ini dapat melibatkan petugas apotek dan pasien atau keluarganya (Purba, Soleha, dan Sari, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Auburn University di 36 rumah sakit dan nursing home di Colorado dan Georgia, USA 1 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 2 pada tahun 2002, dari 3216 jenis pemberian obat, diperoleh hasil sekitar 43% medication error disebabkan oleh kesalahan dalam waktu pemberian obat dan sekitar 4% medication error disebabkan karena pemberian obat yang tidak tepat kepada pasien (salah obat) (Virawan, 2012). Pada tahun 2006, Dwiprahasto melakukan penelitian yang serupa yang menunjukkan hasil bahwa 11% medication error di rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan obat ke pasien dalam bentuk dosis atau obat yang keliru (Dwiprahasto, 2006). Tahun 2001 dalam laporan FDA Safety, Thomas Maria R dan kawankawan menemukan bahwa yang mejadi penyebab terjadinya kesalahan obat adalah : komunikasi (19%), pemberian label (20,6%), nama pasien yang membingungkan (13%), faktor manusia (42%), dan disain kemasan (20,6%). Adapun kesalahan yang berhubungan dengan faktor manusia antara lain berhubungan dengan : kurangnya pengetahuan (12,3%), kurangnya kinerja (13,2), kelelahan (0,3%), kesalahan kecepatan infuse (7%), dan kesalahan dalam menyiapkan obat (7%). Sedangkan menurut penelitian tersebut, menurut jenis kesalahannya, kesalahan yang paling banyak adalah salah obat (20%), over dosis (17%), salah rute obat (8%), salah teknik (7%), dan kesalahan dalam monitoring (7%) (Mulyana, 2013). Dari data diatas dapat terlihat bahwa kesalahan dalam pemberian obat merupakan salah satu faktor kritis terjadinya medication error. Hal ini diperkuat dengan adanya Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Kongres PERSI Sep 2007) yang menyebutkan bahwa kesalahan dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8 %) dari 10 besar insiden yang dilaporkan (Mulyana, 2013). Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Darmansjah, salah satu ahli farmakologi dari FKUI, Beliau mengungkapkan bahwa medication error yang disebabkan oleh kesalahan dalam pemberian obat sering terjadi di Indonesia namun belum ada data yang jelas mengenai angka kematian yang disebabkan oleh kesalahan pemberian obat ini (Nainggolan, 2003). Kesalahan pemberian obat ini salah satunya dapat disebabkan karena adanya kesalahan dalam pemilihan dan pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien. Apoteker sebagai tenaga profesi farmasi memiliki peranan penting dalam meminimalkan medication error ini. Apoteker Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 3 khususnya yang bekerja di apotek dapat berkontribusi untuk meminimalkan kejadian kesalahan pengobatan dengan menerapkan sistem penyimpanan dan pengelompokkan obat yang tepat sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pengambilan obat yang tidak tepat. Sistem penyimpanan secara farmakologi merupakan sistem penyimpanan yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Sistem penyimpanan secara farmakologi sangat tepat untuk mengatasi permasalahan ini karena dapat mengurangi kesalahan dalam pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien sehingga akibat fatal yang mungkin ditimbulkan dapat dicegah. Hal ini dikarenakan pada sistem penyimpanan secara farmakologi, obat dikelompokkan berdasarkan khasiat atau kelas terapi obat (seperti golongan antibiotik, analgetik, antipiretik, antidiabetes, dan lain-lain) sehingga tenaga farmasis khususnya apoteker dapat menganalisa ketepatan peresepan yang diberikan oleh dokter dengan berpatokan pada pengelompokkan obat yang sesuai dengan indikasi (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010). Dalam hal ini tenaga farmasis dapat dengan mudah menemukan kejanggalan apabila antara satu obat dengan obat lainnya yang diresepkan tidak saling berkesinambungan dan tidak sesuai dengan indikasi untuk penyakit pasien. Berkaitan dengan pentingnya pengelompokan obat secara farmakologi, maka dalam laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) kali ini, penulis bermaksud untuk melakukan pengelompokaan “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi. Dari hasil pengelompokkan ini, diharapkan terjadinya akibat fatal yang disebabkan karena pemberian obat yang tidak sesuai dengan indikasi pasien dapat dihindari. 1.2 Tujuan Melakukan pengelompokkan dan penyimpanan “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi agar terjadinya kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien dapat dihindari. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyimpanan Obat 2.1.1 Definisi Penyimpanan Obat Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan atau pengelompokkan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan agar setiap kali diperlukan dapat dilayani dengan cepat (Muharomah, 2008). Menurut Departemen Kesehatan RI (2003), penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia, dan mutunya tetap terjamin. 2.1.2 Tujuan Penyimpanan Obat Penyimpanan obat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tujuan dari penyimpanan dapat tercapai. Tujuan dari penyimpanan obat antara lain (Muharomah, 2008) : a. Mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik b. Mempermudah pencarian di gudang/ ruang penyimpanan c. Mencegah kehilangan d. Mempermudah stock opname dan pengawasan e. Mencegah bahaya penyimpanan yang salah f. Memenuhi permintaan barang secara tepat (tepat barang, kondisi, jumlah, waktu, dan harga) dan cepat Secara lebih terperinci, menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dikutip dari Suryandana (2001), tujuan penyimpanan yaitu agar diperoleh keadaan/ kondisi : a. Aman, yaitu setiap obat yang disimpan tetap aman dari kehilangan (akibat dicuri orang lain, dicuri karyawan sendiri, dimakan hama (tikus) atau hilang sendiri (susut, tumpah, dan menguap) dan kerusakan 4 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 5 b. Cepat, yaitu cepat dalam hal penanganan barang berupa menaruh/ menyimpan, mengambil, dan lain-lain c. Tepat, yaitu bila terdapat permintaan akan suatu obat, obat yang diserahkan memenuhi lima tepat yaitu tepat obat, kondisi, jumlah, waktu, dan harganya d. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab e. Mudah, yaitu : - Mudah menangani obat dan mudah menempatkan di tempatnya - Mudah menemukan dan menggambilnya kembali - Mudah mengetahui Jumlah persediaan (minimum-maksimum) - Mudah dalam hal pengawasan 2.1.3 Sistem Penyimpanan Obat Sistem penyimpanan obat dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori, seperti berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, suhu penyimpanan dan stabilitas, serta pengelompokan berdasarkan sifat bahan obat (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012). Penyimpanan berdasarkan jenis sediaan merupakan suatu proses penyimpanan dengan mengelompokkan obat sesuai jenisnya dan menempatkannya pada tempat terpisah. Pengelompokan obat berdasarkan bentuk sediaan misalnya dengan mengelompokkan obat menjadi obat oral (tablet, kapsul, sirup), obat suntik (ampul, vial, cairan infus), dan obat luar (salep, gel, tetes mata, obat kumur) (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010). Selain berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, penyimpanan obat juga perlu memperhatikan suhu penyimpanan untuk menjaga stabilitas obat. Suhu penyimpanan dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu (1) penyimpanan suhu beku (-20°C dan -10°C) yang umumnya digunakan untuk penyimpanan vaksin, (2) penyimpanan suhu dingin (2°-8°C), (3) penyimpanan suhu sejuk (8°-15°C), dan (4) penyimpanan suhu kamar (15°-30°C). Pengelompokan berdasarkan kestabilan suhu ruang ini harus disesuaikan dengan instruksi penyimpanan yang tertera di kemasan obat (Lihat Tabel 2.1). Untuk obat yang stabilitasnya dipengaruhi oleh cahaya, maka obat harus disimpan di tempat yang terlindung dari cahaya langsung. Obat yang bersifat higroskopis harus disimpan dengan menggunakan adsorben/ dessicator (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012). Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 6 Tabel 2.1 Penerapan suhu/ cara penyimpanan obat yang dianjurkan terkait dengan catatan penyimpanan yang tertera pada label obat Catatan pada Label Suhu/ Cara Penyimpanan Simpan tidak lebih dari 30°C 2°C sampai 30°C Simpan tidak lebih dari 25°C 2°C sampai 25°C Simpan tidak lebih dari 15°C 2°C sampai 15°C Simpan tidak lebih dari 8°C 2°C sampai 8°C Simpan tidak kurang dari 8°C 8°C sampai 25°C Lindungi dari cahaya Simpan dan serahkan dengan wadah yang tidak tembus cahaya Simpan pada kelembapan tidak lebih dari Lindungi dari uap 60%, diserahkan dalam wadah tertutup kedap Penyimpanan berdasarkan sifat bahan misalnya dilakukan pada Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). B3 harus disimpan di area terpisah dan diberi simbol sesuai klasifikasinya. Terdapat beberapa klasifikasi B3, diantaranya adalah Mudah Meledak, Bersifat Pengoksidasi, Mudah Terbakar, Beracun, Bersifat Iritasi, Bersifat Korosif, Merusak Lingkungan, dan lain-lain. Area penyimpanan B3 pun harus difasilitasi dengan alat pengaman yang dapat meminimalisasi kerusakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Secara garis besar, penyimpanan obat di tiap kategori ini dapat disusun berdasarkan abjad dan atau berdasarkan farmakologi (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012). Penyimpanan obat berdasarkan abjad memiliki keuntungan dibandingkan dengan penyimpanan obat secara farmakologi dalam hal kemudahan dalam pencarian obat. Hal ini dikarenakan dalam penyimpanan secara abjad, obat disusun secara urut berdasarkan alfabet tanpa memperhatikan khasiat dari masingmasing obat (Muharomah, 2008). Sistem penyimpanan obat di apotek atau gudang instalasi farmasi dapat menggunakan metode FIFO, FEFO, ataupun kombinasi diantaranya. Pada Metode FIFO (First In First Out), obat-obatan yang baru masuk diletakkan di belakang Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 7 obat yang terdahulu sehingga obat yang pertama kali datang yang akan digunakan atau di ambil terlebih dahulu (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010). Penerapan teknik FEFO dimaksudkan untuk menghindari adanya obat yang sudah kadaluarsa terkirim atau diserahkan kepada pasien. Metode ini dapat dilakukan dengan cara (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012) : a. Obat disusun sesuai dengan urutan batas tanggal kadaluarsa. Obat dengan batas kadaluarsa (Expired date) yang lebih dekat ditempatkan pada bagian depan tempat penyimpanan, sedangkan obat dengan batas kadaluarsa sesudahnya ditempatkan dibelakangnya b. Penambahan obat yang baru masuk, ditempatkan pada atau dimasukkan melalui bagian belakang tempat/ rak penyimpanan atau sisi penempatan/ penyimpanan (kecuali jika terpaksa menerima obat dengan batas kadaluarsa lebih dekat, maka ditempatkan pada bagian depan). c. Obat yang akan dipakai terlebih dahulu adalah obat yang berada pada bagian depan, atau pada sisi pengambilan. d. Kartu stok dibuat untuk setiap nomor bets obat. 2.2 Penyimpanan Obat secara Farmakologi Penyimpanan obat secara farmakologi adalah sistem penyimpanan obat dengan mengelompokkan obat-obatan ke dalam beberapa kategori berdasarkan indikasi atau kelas terapinya (Muharomah, 2008). Berdasarkan kelas terapinya, obat-obatan ini dapat dikelompokkan kedalam kategori seperti yang akan antibiotik, antelmintik, antijamur, antihistamin, antikonvulsi, dan lain-lain. 2.2.1 Antibiotik Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik atau semisintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain. Berdasarkan daya kerjanya, antibiotik dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu (Pratiwi, 2008) : Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 8 a. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel Antibiotik ini adalah antibiotik yang merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel bakteri Gram positif maupun Gram negatif, contohnya penisilin. Contoh : penisilin, ampisilin, amoksisilin, dan lain-lain. b. Antibiotik yang merusak membran plasma Membran plasma bersifat semipermeabel dan mengendalikan transpor berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel. Adanya gangguan atau kerusakan struktur pada membran plasma dapat menghambat atau merusak kemampuan membrane plasma sebagai penghalang (barrier) osmosis dan mengganggu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran. Antibiotik yang bersifat merusak membran plasma umum terdapat pada antibiotik golongan polipeptida yang bekerja dengan mengubah permeabilitas membran plasma sel bakteri. Contohnya adalah polimiksin B yang melekat pada fosfolipid membran; amfoterisin B, mikonazol, dan ketokonazol yang ketiganya merupakan antifungi yang bekerja dengan cara berkombinasi dengan sterol pada membran plasma fungi. c. Antibiotik yang menghambat sintesis protein Aminoglikosida merupakan kelompok antibiotik yang gula aminonya tergabung dalam ikatan glikosida. Antibiotik ini memiliki spektrum luas dan bersifat bakterisidal dan mekanisme penghambatan pada sintesis protein. Antibiotik ini berikatan pada subunit 30S ribosom bakteri (beberapa teriat juga pada subunit 50S ribosom) dan menghambat translokasi peptidil-tRNA dari situs A ke situs , dan menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan mengakibatkan bakteri tidak mampu menyintesis protein vital untuk pertumbuhannya. Contohnya adalah streptomisin sebagai obat alternatif TBC, namun memiliki kelemahan berupa resistensi bakteri yang cukup tinggi serta adanya efek toksik. Contoh lainnya adalah gentamisin yang berasal dari Micromonospora yang efektif untuk infeksi Pseudomonas, dan tobramisin yang berupa sediaan aerosol untuk mengontrol infeksi pada pasien sistik fibrosis. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 9 d. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA) Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap transkripsi dan replikasi mikroorganisme. Yang termasuk antibiotik penghambat sintesis asam nukleat ini adalah antibiotik golongan kuinolon dan rifampisin. e. Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial Penghambatan terhadap sintesis metabolit esensial antara lain dengan adanya kompetitor berupa antimetabolit, yaitu substansi yang secara kompetitif menghambat metabolit mikroorganisme, karena memiliki struktur yang mirip dengan substrat normal bagi enzim metabolism. Contohnya adalah antimetabolit sulfanilamid (sulfa drug) dan para amino benzoic acid (PABA). 2.2.2 Antelmintik Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Contoh dari antelmintik ini adalah mebendazol yang bekerja dengan menyebabkan kerusakan struktur subselular dan menghambat sekresi asam asetilkolinesterase cacing serta dapat pula bekerja dengan menghambat ambilan glukosa secara ireversibel sehingga terjadi pengosongan (deplesi) glikogen pada cacing yang mengakibatkan cacing akan mati secara perlahan-lahan. Contoh lain dari antelmintik adalah pirantel pamoat, albendazol, tiabendazol, prazikuantel, dan lain-lain (Syarif dkk., 2007). 2.2.3 Antijamur Menurut Ganiswara yang dikutip dari Hezmela (2006), antijamur merupakan bahan yang dapat membasmi jamur pada umumnya, khususnya yang bersifat patogen bagi manusia. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, senyawa antifungi atau antijamur dapat dibedakan menjadi senyawa fungisida dan fungistatik. Fungisida merupakan senyawa antijamur yang mempunyai kemampuan untuk membunuh jamur dengan jalan melisiskan dinding sel jamur yang berakibat jamur tidak dapat bereproduksi kembali, meskipun kontak dengan obat telah dihentikan. Berbeda halnya dengan fungisida, senyawa fungistatik tidak Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 10 memiliki kemampuan untuk membunuh, namun senyawa ini mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur sehingga jumlah sel jamur yang hidup relatif tetap. Bila kontak dengan obat yang bersifat fungistatik ini dihentikan, pertumbuhan jamur akan berlangsung kembali. Berdasarkan cara kerjanya, obat antijamur dibedakan menjadi 4 yaitu : a. Berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur. Ikatan ini mengakibatkan kebocoran membran sel, sehingga terjadi kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap pada sel jamur. Contoh: nistatin dan amfoterisin. b. Masuk kedalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminasi dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminase menjadi 5-fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan langsung sintetis DNA oleh metabolit fluorourasil. Contoh : flusitosin. c. Menghambat mitosis jamur dengan mengikat protein mikrotubuler dalam sel. Contoh : griseofulvin. d. Menimbulkan gangguan terhadap sintesis asam nukleat atau penimbunan peroksida dalam sel jamur sehingga terjadi kerusakan dinding sel yang mengakibatkan permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat. Contoh : imidazol (mikonazol, klotrimazol). 2.2.4 Antihistamin Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin. Secara farmakologi, reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor H1 dan reseptor H2. Berdasarkan hal ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor H1 dan antagonis reseptor H2 (Syarif dkk., 2007). 2.2.4.1 Antagonis reseptor H1 (AH1) AH1 menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus, dan bermacam-macam otot polos. Selain itu, AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 11 hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai penglepasan histamin endogen secara berlebihan. Berdasarkan daya kerjanya terhadap SSP, AH1 dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu AH1 generasi I dan AH1 generasi II (Syarif dkk., 2007). a. AH1 generasi I : prometazin, oksomemazin, tripelennamin, (klor) feniramin, difenhidramin, siproheptadin, azelastin , sinarizin, meklozin, hidroksizin, ketotifen, dan oksatomida. Obat-obat ini berkhasiat sedatif terhadap SSP dan kebanyakan memiliki efek antikolinergis b. AH1 generasi II : astemizol, terfenadin, feksofenadin, setirizin, loratidin, levokabastin, dan emedastin. Zat- zat ini bersifat hidrofil dan sukar mencapai CCS (Cairan Cerebrospinal) sehingga pada dosis terapeutis tidak bekerja sedatif. Keuntungan lainnya, obat-obat kategori ini memiliki tâ…Ÿ2 yang lebih panjang sehingga dosisnya cukup dengan 1-2 kali sehari. 2.2.4.2 Antagonis reseptor H2 (AH2) Antagonis reseptor H2 bekerja dengan menghambat secara efektif sekresi asam lambung yang meningkat akibat histamin dengan jalan persaingan terhadap reseptor H2 di lambung. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak lambung dan usus guna mengurangi sekresi asam klorida dan pepsin, juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Burimamid dan metiamid merupakan antagonis reseptor H2 yang pertama kali ditemukan, namun karena toksik tidak digunakan di klinik. Antagonis reseptor H2 yang ada dewasa ini adalah simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin (Syarif dkk., 2007). 2.2.5 Antikonvulsi Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dan non-epilepsi. Bangkitan epilepsi merupakan fenomena klinis yang berkaitan dengan letupan listrik atau depolarisasi abnormal yang eksesif, terjadi di suatu fokus dalam otak yang menyebabkan bangkitan paroksismal. Fokus ini merupakan neuron epileptik yang sensitif terhadap rangsang, disebut neuron epileptik. Neuron inilah yang menjadi sumber bangkitan epilepsi. Hingga kini, ada 16 obat antiepilepsi, dan obat-obat tersebut digolongkan dalam 5 golongan kimiawi, yakni hidantoin (fenitoin, Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 12 mefenitoin, dan etotoin), barbiturat (fenobarbita dan primidon), oksazolidindion (trimetadion), suksimid (etosuksimid), dan asetil urea. Pada umumnya obat antiepilepsi dimetabolisme di hati, kecuali vigabatrin dan gabapentin yang dieliminasi oleh ekskresi ginjal. Fenitoin mengalami metabolism hepar yang tersaturasi. Banyak obat antiepilepsi bekerja pada beberapa tempat (Syarif dkk., 2007). Berbeda halnya dengan penyimpanan secara abjad, penyimpanan obat secara farmakologi dapat menyulitkan pencarian obat dengan cepat jika petugas apotek belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan efek farmakologi. Walaupun demikian, sistem penyimpanan ini merupakan sistem penyimpanan terbaik karena dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien, sehingga akibat fatal yang mungkin ditimbulkan dapat dicegah. Oleh karena itu, sistem penyimpanan ini sangat dianjurkan untuk diterapkan di dalam sistem penyimpanan di apotek maupun gudang Instalasi Farmasi (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010). Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 BAB 3 METODE PENGKAJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian Pengkajian dan pengelompokkan secara farmakologi terhadap “obat-obat dalam” non generik dilakukan di Apotek Atrika Jalan Kartini Raya No. 34 A, Jakarta Pusat pada saat minggu ketiga hingga minggu keempat pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) periode 19 Juni - 26 Juli 2013. 3.2 Metode Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika, kemudian mengelompokkan obat-obatan tersebut berdasarkan kelas terapinya dengan mengacu pada beberapa literatur. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel kategori penggolongan. 13 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Setelah diperoleh data dan diperiksa mengenai kesesuaian antara data “obat-obat dalam” dengan stok fisik yang terdapat di Apotek Atrika, maka selanjutnya dilakukan pengelompokan terhadap obat-obatan ini secara farmakologi. Pada pengelompokan kali ini, obat pertama kali dipisahkan berdasarkan bentuk sediaan, yaitu sediaan padat (tablet, kapsul, dll), cair (sirup, obat tetes, dll), dan setengah padat (salep, krim, dll). Untuk sediaan cair, obat dibedakan kembali berdasarkan tujuan pemakaian obat, apakah obat tersebut termasuk obat untuk pemakaian luar seperti obat tetes mata dan tetes telinga atau termasuk obat untuk pemakaian dalam (sirup, drops, dll). Tujuan diadakannya pengelompokan berdasarkan bentuk sediaan ini adalah untuk memudahkan pada saat pencarian obat. Berdasarkan hasil pengkajian dan pengelompokan mengenai efek terapi yang terdapat dalam sediaan “obat dalam” di Apotek Atrika, maka ditetapkan beberapa kelas terapi untuk masing-masing kategori sediaan obat. Untuk sediaan padat, obat digolongkan menjadi 22 buah kelas terapi, yaitu : analgetik dan antipiretik, antelmintik, anti asma, antibiotik, antidiabetes, antihistamin dan anti alergi, antijamur, antikonvulsan, antiparkinson, antituberkulosis, antivertigo, antivirus, elektrolit, hormon kelamin, obat batuk dan pilek, obat dislipidemia, obat kardiovaskuler, obat kontrasepsi oral, obat saluran cerna, obat saluran kemih, obat sistem muskoskeleletal, serta suplemen vitamin dan terapi penunjang. Secara rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan padat oral di Apotek Atrika secara farmakologi Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif Analgesik dan Antipiretik Arcoxia 90 mg Etoricoxib Arcoxia 120 mg Etoricoxib Cataflam 25 mg Kalium diklofenak 14 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 15 Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif Cataflam 50 mg Kalium diklofenak Dolo Neurobion Parasetamol, Vit B6, Vit B1, Vit B12 Dumin 500 mg Parasetamol Flamar 25 mg Natrium diklofenak Flamar 50 mg Natrium diklofenak Mefinal 250 mg Asam mefenamat Mefinal 500 mg Asam mefenamat Neuralgin RX Metampiron, Tiamin HCl, Piridoksin HCl, Sianokobalamin, Kafein Antelmintik Antiasma Antibiotik Novalgin 500 mg Natrium metamizol Pirofel 20 mg Piroksikam Ponstan 500 mg Asam mefenamat Proris 200 mg Ibuprofen Ronalgin 500 mg Metampiron Sanmol 500 mg Parasetamol Sumagesic Parasetamol Ultracet Tramadol HCl, Asetaminofen Voltaren 25 mg Natrium diklofenak Voltaren 50 mg Natrium diklofenak Helben 400 mg Albendazol Vermox 500 mg Mebendazol Bricasma Terbutalin sulfat Etaphylline 250 mg Asefilin piperazin Euphylline Retard MITE Teofilin anhidrat Meptin Mini 0,025 mg Prokaterol HCl hemihidrat Profilas 1 mg Ketotifen hidrogen fumarat Ventolin 2 mg Salbutamol sulfat Akilen 400 mg Ofloksasin Amoxil 500 mg Amoksisilin Amoxillin 500 mg Amoksisilin Amoxsan 250 mg Amoksisilin Amoxsan 500 mg Bactrim Forte 160 mg Amoksisilin Sulfametoksazol dan Trimetoprim Baquinor 250 mg Siprofloksasin Baquinor Forte 500 mg Siprofloksasin Bicrolid 250 mg Klaritromisin Biothicol 500 mg Tiamfenikol Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 16 Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif Cefat 500 mg Sefadroksil monohidrat Cefspan 100 mg Sefiksim Cefspan 200 mg Sefiksim Ceptik 200 mg Sefiksim Claneksi 500 mg Klavulanat Cravox 500 mg Levofloksasin Erysanbe 500 mg Eritromisin stearat FG Troches Fradiomisin sulfat, gramisidin-S HCl Flagyl Forte 500 mg Metronidazol Interdoxin 50 mg Doksisiklin hiklat Interflox 500 mg Siprofloksasin Lincocin 500 mg Linkomisin HCl Meiact 200 mg Sefditoren pivoksil Mezatrin 250 mg Azitromisin Prolic 150 mg Klindamisin HCl Prolic 300 mg Klindamisin HCl Sanlin 500 mg Tetrasiklin dapar fosfat Sanprima Forte Antidiabetes Amoksisilin dan Asam Sulfametoksazol dan Trimetoprim Siclidon 100 mg Doksisiklin hiklat Soxime 500 mg Sefuroksim aksetil Spirasin 500 mg Spiramisin Sporetic 100 mg Sefiksim Super Tetra 250 mg Tetrasiklin fosfat kompleks Tarivid 200 mg Ofloksasin Tarivid 400 mg Ofloksasin Tetrin 500 mg Tetrasiklin HCl Thiamycin 500 mg Tiamfenikol Voxin 500 mg Levofloksasin hemihidrat Zistic 500 mg Azitromisin dihidrat Zithromax 500 mg Azitromisin dihidrat Zycin 500 mg Azitromisin Amaryl 4 mg Glimepirid Diamicron MR 60 mg Gliklazid Glucobay 100 mg Akarbose Glucophage 500 mg Metformin HCl Glucophage 850 mg Metformin HCl Glucophage XR 500 mg Metformin HCl Glucotrol XL 10 mg Glipizid Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 17 Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif Glurenorm 30 mg Glikuidon Januvia 100 mg Sitaglipin Antihistamin Aerius 5 mg Desloratadin dan Antialergi Alloris 10 mg Loratadin Avil 25 mg Feniramin hidrogen maleat Bestalin 25 mg Hidroksizin dihidroklorida Celestamine Antikonvulsan Antiparkinson Antituberkulosis Antivertigo Deksklorfeniramin maleat Cerini 10 mg Setirizin HCl Claritin 10 mg Loratadin Cortidex 0,5 mg Deksametason Dextamine Deksametason Heptasan 4 mg Siproheptadin HCl Homoclomin 10 mg Homoklorsiklizin HCl Incidal OD 10 mg Setirizin dihidroklorida Kalmethason 0,5 mg Deksametason Lameson 4 mg 6α-metilprednisolon Lameson 8 mg 6α-metilprednisolon Lameson 16 mg 6α-metilprednisolon Medixon 4 mg Metilprednisolon Ocuson Antijamur Betametason, Betametason, Deksklorfeniramin maleat Ryzen 10 mg Setirizin diHCl Sanexon 4 mg 6α-metilprednisolon Telfast HD 180 mg Feksofenadin HCl Urbason 4 mg 6α-metilprednisolon Xyzal 5 mg Levosetirizin diHCl Diflucan 150 mg Flukonazol Formyco 200 mg Ketokonazol Mycoral 200 mg Ketokonazol Nizoral 200 mg Ketokonazol Spyrocon 100 mg Itrakonazol Tegretol 200 mg Karbamazepin Parlodel 2,5 mg Bromokriptin mesilat Beniazide 400 mg Isonikotinat hidrazid, Vit B6 INH Ciba 300 mg Isoniazid, Vit B6 Rimactane 450 mg Rifampisin Sanazet 500 mg Pirazinamid Merislon 6 mg Betahistin mesilat Unalium 10 mg Flunarizin Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 18 Kelas Terapi Antivirus Elektrolit Hormon Kelamin Nama Obat Zat Aktif Herclov 500 mg Valasiklovir Inclovir 500 mg Valasiklovir Isprinol 500 mg Metisoprinol Zoter 400 mg Asiklovir Aspar- K 300 mg Kalium L-aspartat Gynaecosid Obat Batuk dan Pilek Metilestrenolon, Metilestradiol Orgabolin 2 mg Etilestrenol Primolut- N 5 mg Noretisteron Bisolvon 8 mg Bromheksin HCl Epexol 30 mg Ambroksol HCl Fluimucil 200 mg Asetil sisteina Fluimucil Paed Sach Asetil sisteina Longatin 25 mg Noskapin Mucohexin 8 mg Bromheksin HCl Mucopect 30 mg Ambroksol HCl Nalgestan Rhinofed Fenilpropanolamin HCl, Klorfeniramin maleat Pseudoefedrin, Terfenadin Loratadin, Pseudoefedrin HCl Rhinos SR immediate release, Pseudoefedrin HCl sustained release Romilar 15 mg Tremenza Trifed Dekstrometorfan HBr Pseudoefedrin HCl, Triprolidin HCl Pseudoefedrin HCl, Triprolidin HCl PCT, Dekstrometorfan HBr, Tuzalos Fenilpropanolamin HCl, Klorfeniramin maleat Obat Dislipidemia Obat Kardiovaskuler Vectrine 300 mg Erdostein Crestor 5 mg Kalsium rosuvastatin Crestor 10 mg Kalsium rosuvastatin Lipanthyl Penta 145 mg Fenofibrat Lipitor 10 mg Kalsium atorvastatin Lipitor 20 mg Kalsium atorvastatin Angioten 50 mg Kalium losartan Betablok 50 mg Bisoprolol fumarat Cardismo 20 mg Isosorbit mononitrat Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 19 Kelas Terapi Obat Kontrasepsi Oral Obat Saluran Cerna Nama Obat Zat Aktif Cedocard 5 mg Isosorbit mononitrat Concor 5 mg Bisoprolol fumarat Exforge 5 mg/80 mg Amlodipin, Valsartan Farnormin 50 mg Atenolol Glaucon 250 mg Asetazolamid Herbesser 30 mg Diltiazem HCl Imdur 60 mg Isosorbit mononitrat Lasix 40 mg Furosemid Letonal 100 mg Spironolakton Norvask 5 mg Amlodipin Norvask 10 mg Amlodipin Diane 35 Siproteron asetat, Etinilestradiol Mycrogynon LB Levonogestrel, Etinilestradiol Yasmin Pil KB Drospirenon, Etinilestradiol Biodiar 630 mg Attapulgit Buscopan 10 mg Hiosin-N-butilbromida Buscopan Plus Hiosin-N-butilbromida, Parasetamol Cedantron 8 mg Ondansetron HCl Damaben 10 mg Metoklopramid HCl Disflatyl 40 mg Dimetilpolisiloksan Dramamine 50 mg Dimenhidrinat, Vit B6 Imodium 2 mg Loperamid HCl Lacbon Spora viable dari L. sporogenes > 50 juta Per viable cell L. acidop hillus Lacto-B Sachet bifidobacterium longun, S. faeeium, Vit C, Vit B, Vit B2, Vit B5, Niasin, Protein, fat Lancid 30 mg Lansoprazol Lapraz 20 mg Lansoprazol Librozym Plus Diastase, Pankreatin, Simetikon Lodia 2 mg Loperamid HCl Motilium 10 mg Domperidon Nexium 20 mg Esomeprazol Nexium 40 mg Esomeprazol Pancreatic lipase, Pancreatic Pankreon Comp amylase, Pancreatic protease, Biledispert Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 20 Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif Metilpolisiloksan, Mg- Polycrol Forte hidroksida, Al-hidroksida koloidal Dimetilpolisiloksan, Mg- Polysilane hidroksida, Al-hidroksida koloidal Polysilane Max Famotidin, Kalsium karbonat, Mg(OH)2 Prazotec 30 mg Lansoprazol Primperan 100 mg Metoklopramid HCl Pumpitor 20 mg Omeprazol Rantin 150 mg Ranitidin HCl Rantin 300 mg Ranitidin HCl Sanmetidin 200 mg Simetidin Strocain P 400 mg Polimigel Vometa FT Domperidon Vosedon 10 mg Domperidon Zantac 150 mg Ranitidin HCl Avodart 0,5 mg Dutasterid Harnal D 0,2 mg Tamsulosin HCl Prostacom 5 mg Finasterid Urispas 200 mg Flavoksat HCl Urotracin 400 mg Asam pipemidat Obat Sistem Epsonal 50 mg Eperison HCl Muskuloskeletal Myonal 50 mg Eperison HCl Obat Saluran Kemih Glukosamin, Kondroitin OA Plus sulfat, Vit C, Vit E, Manganese, Selenium, Zn, MSM, Boron, Kolagen II Oste Suplemen, Vitamin, dan Terapi Glukosamin HCl, Kondroitin sulfat, Vit C, Mg, Mn Likopen, Ekstrak anggur, Penunjang Antox 650 mg Ekstrak teh hijau, β karoten, Vit B3, B6, B12, C, E, Zn, Selenium Asthin Force Becom-Zet Natural astaxantin Zn , Vit E, C, B1, B2, B3, B5, B6, B9, B12 Vit B1, B2, B6, B12, Becombion Forte nikotinamid, Ca D (+) pantotenat Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 21 Kelas Terapi Nama Obat Bio ATP Imboost Imboost Force 950 mg Imunos 1100 mg Mecola Mecola Forte Zat Aktif ATP, Vit B1 disulfida, Vit B6, B12, E Echinacea, Zn picolinat E. purpurea, Ekstrak elderberry hitam, Zn picolinat Echinacea, Zn picolinat, Selenium, Vit C Alpha Lipoic Acid (ALA), Vit B12 Alpha Lipoic Acid (ALA) Vit A, D, C, B1, B2, B6, B9, B12, Nikotinamid, Ca- Obimin AF pantotenat, Besi (II) fumarat, Ca-laktat, Tembaga (II) sulfat, KI, Dimetilpolisiloksan, Naflourida Vit A, C, E, B1, B2, B6, B12, Vigoral nikotinamid, dl-pantenol, Besi (II) fumarat Vitalong C Vitamin C Vit E, C, B1, B2, Niacinamid, Zegavit Vit B6, B12, Asam folat, Ca, Asam pantotenat, Zn Untuk sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian dalam atau secara oral, kelas farmakologi untuk tiap obat antara lain : analgesik dan antipiretik, antelmintik, antiasma, antibiotik, antihistamin dan antialergi, antijamur, antivirus, elektrolit, obat batuk dan pilek, obat saluran cerna, serta suplemen dan terapi penunjang. Secara rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan cair oral di Apotek Atrika secara farmakologi Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif Novalgin Syrup 60 mL Metampiron Antelmintik Helben Syrup 10 mL Albendazol Antiasma Lasal Syrup 100 mL Salbutamol sulfat Analgesik dan Antipiretik Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 22 Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif Salbutamol sulfat, Lasal Expectoran Syr 100 mL Antibiotik Amoxsan Drops 15 mL Amoksisilin Amoxsan Dry Syrup 60 mL Amoksisilin Amoxsan Forte Dry Syr 60 mL Amoksisilin Cefat Syrup 60 mL Sefadroksil monohidrat Cefat Forte Syrup 60 mL Sefadroksil monohidrat Cefspan Syrup 30 mL Sefiksim Claneksi Dry Syrup 60 mL Claneksi Forte Syr 60 mL Antihistamin dan Antialergi Elektrolit Amoksisilin dan Asam Klavulanat Sporetic Syrup 30 mL Sefiksim Aerius Syrup 60 mL Desloratadin Bestalin Syrup 100 mL Hidroksizin dihidroklorida Betametason, Deksklorfeniramin maleat Betametason, Deksklorfeniramin maleat Claritin Syrup 30 mL Loratadin Intrizin Drops 15 mL Setirizin diHCl Intrizin Syrup 60 mL Setirizin diHCl Kandistatin Drops 12 mL Nistatin Mycostatin Drops 12 mL Nistatin Isprinol Syrup 60 mL Metisoprinol Pedialyt Liquid 500 mL Renalyte Liquid 200 mL Obat Batuk dan Pilek Klavulanat Metronidazol Celestamine Syrup 60 mL Antivirus Amoksisilin dan Asam Flagyl Syrup 60 mL Celestamin Syrup 30 mL Antijamur Gliserilguaiakolat Natrium, Kalium, Dekstrosa, Sitrat, Klorida Natrium, Kalium, Klorida, Sitrat, Glukosa Mucopect Drops 20 mL Ambroksol HCl Mucopect Syr Anak 60 mL Ambroksol HCl Mucopect Syrup Dewasa 60 mL Ambroksol HCl Rhinos Junior 60 mL Pseudoefedrin HCl, Klorpeniramin HCl maleat Rhinos Neo Drops 10 mL Pseudoefedrin HCl Toplexil Syrup 120 mL Oksomemazin, Guaifenesin Pipazetat HCl, Transpulmin Syrup 60 mL Gliserilguaiakolat, Na sitrat, Fenilpropanolamin HCl Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 23 Kelas Terapi Obat Saluran Cerna Suplemen dan Terapi Penunjang Nama Obat Zat Aktif Inpepsa Syrup 100 mL Sukralfat Inpepsa Syrup 200 mL Sukralfat Nifural Syrup 60 mL Nifuroksazid Primperan Syrup 60 mL Metoklopramid HCl Vometa Drops 10 mL Domperidon Vometa Syrup 60 mL Domperidon Imboost Syrup 120 mL Echinacea, Zn picolinate Imboost Force Syr 60 mL E. purpurea, Ekstrak elderberry hitam, Zn picolinat Imboost Force Syr120 mL E. purpurea, Ekstrak elderberry hitam, Zn picolinat Kelas kategori yang ditetapkan untuk sediaan setengah padat “obat dalam” di Apotek Atrika berdasarkan pengkajian terhadap khasiat atau kelas terapi masing masing obat adalah sebagai berikut : antibiotik topikal, antiekzem, antiinflamasi topikal, antijamur topikal, antivirus topikal, emolien dan pelindung kulit, obat jerawat, obat kulit lain, serta obat wasir. Secara rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk sediaan setengah padat topikal di Apotek Atrika secara farmakologi Kelas Terapi Antibiotik Topikal Nama Obat Zat Aktif Bactroban Ointment 5 g Mupirosin Bactroban Ointment 10 g Mupirosin Bioplacenton Gel 15 g Neomisin Sulfat, Ekst. plasenta Burnazine Cream 35 g Perak Sulfadiazin Framisetin sulfat 1% (di dalam Daryant-Tulle kasa pembalut ukuran 10x10 cm) Chloramfecort Cream 10 g Kloramfenikol Chloramfecort-H Cream 10 g Kloramfenikol Digenta Cream 10 g Gentamisin, Betametason Diprogenta Cream 5 g Diprogenta Cream 10 g Gentamisin sulfat, Betametason dipropionat Gentamisin sulfat, Betametason dipropionat Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 24 Kelas Terapi Nama Obat Diprogenta Ointment 5 g Diprogenta Ointment 10 g dipropionat Gentamisin sulfat, Betametason dipropionat Gentamisin sulfat Garamycin Cream 15 g Gentamisin sulfat Garamycin Ointment 5 g Gentamisin sulfat Garamycin Ointment 15 g Gentamisin sulfat Fluosinolon asetonida, Gentamisin Kalmicetune Ointment 20 g Kloramfenikol Nebacetine Ointment 5 g Neomisin sulfat, Basitrasin Nebacetine Powder 5 g Neomisin sulfat, Basitrasin Betason Cream 5 g Betametason valerat, Klorkresol Betason-N Cream 5 g Antiinflamasi Topikal Gentamisin sulfat, Betametason Garamycin Cream 5 g Gentasolon Cream 10 g Antiekzem Zat Aktif Betametason-17-valerat, Neomisin Sulfat Decoderm Cream 10 g Flupredniliden asetat Dermovate Cream 10 g Klobetasol propionat Esperson 0,25% Cream 5 g Desoksimetason Esperson 0,25% Cream 15 g Desoksimetason Hydrocortisone 1% Cream 5 g Hidrokortison asetat Hydrocortisone 2,5% Cr 5 g Hidrokortison asetat Ikaderm Cream 10 g Klobetasol propionat Ikaderm Ointment 10 g Klobetasol propionat Inerson Ointment 15 g Desoksimetason Kloderma Cream 5 g Klobetasol propionat Kloderma Cream 10 g Klobetasol propionat Kloderma Ointment 10 g Klobetasol propionat Locoid Cream 10 g Hidrokortison 17-butirat Locoid Lipocream 10 g Hidrokortison 17-butirat Locoid Scalp Lotion 20 mL Hidrokortison 17-butirat Lotasbat Cream 10 g Klobetasol propionat Lotasbat Ointment 10 g Klobetasol propionat Benoson Cream 5 g Betametason valerat Benoson Cream 15 g Betametason valerat Betametason valerat, Mikonazol Benoson-N Cream 5 g nitrat Betametason valerat, Mikonazol Benoson-N Cream 15 g Cinolon Cream 10 g nitrat Fluosinolon asetonid Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 25 Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif Fluosinolon asetonid, Neomisin Cinolon-N Cream 10 g Antijamur Topikal sulfat Diprosone OV Cream 5 g Betametason dipropionat Diprosone OV Cream 10 g Betametason dipropionat Diprosone OV Ointment 5 g Betametason dipropionat Diprosone OV Ointment 10 g Betametason dipropionat Elocon Cream 5 g Mometason furoat Elocon Cream 10 g Mometason furoat Elocon Ointment 5 g Mometason furoat Elocon Ointment 10 g Mometason furoat Intercon Cream 10 g Mometason furoat Kenacort-A Cream 10 g Triamcinolon asetonida Mofacort Cream 10 g Mometason furoat Batrafen Cream 10 g Siklopiroksolamin Baycuten-N Cream 5 g Klotrimazol, Deksametason asetat Daktarin Oral Gel 10 g Mikonazol Daktarin Powder Mikonazol nitrat Exoderil Cream 15 g Naftilina hidroklorida Formyco Cream 10 g Ketokonazol Loprox NL 1,5 g Solution Siklopiroks Mycoral Cream 5 g Ketokonazol Mycorine Cream 5 g Miconazol nitrat Mycorine Cream 15 g Miconazol nitrat Mycospor Cream 15 g Miconazol nitrat Nizoral Cream 5 g Ketokonazol Nizoral Cream 15 g Ketokonazol Nizoral SS 1% 80 mL Ketokonazol Nizoral SS 2% 80 mL Ketokonazol Profungal Cream 15 g Ketokonazol Thecort Cream 5 g Mikonazol nitrat Trosyd Cream 10 g Tiokonazol Trosyd Cream 20 g Tiokonazol Virumerz Gel 10 g Tromantadin HCl Zoter Cream 5 g Asiklovir Zovirax Cream 2 g Asiklovir Zovirax Cream 5 g Asiklovir Emolien dan Carmed 10% Cream Urea Pelindung Kulit Carmed 20% Cream Urea Carmed Lotion Urea Antivirus Topikal Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 26 Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif Pabanox Cream 20 g Padimate O, Oksibenzon, TiO2 Pabanox Lot SPF 15 120 mL Padimate O, Oksibenzon, TiO2 Parasol Cream SPF 33 20 g Parasol Lot SPF 30 120 mL Obat Jerawat Obat Kulit Lain Etileksil-metoksinamat, TiO2, Oksibenzon Etileksil-metoksinamat, TiO2, Oksibenzon Pasquam Cream 20 g Dekspantenol Mediklin Gel 15 g Klindamisin fosfat Mediklin TR Gel 15 g Klindamisin fosfat, Tretionin Aloxid 2% Solution 60 mL Minoksidil Aloxid 5% Solution 60 mL Minoksidil Bepanthen Ointment 20 g Dekspantenol Lanakeloid-E Cream 10 g Centella asiatica Madecassol Ointment 10 g Ekstrak Centella asiatica Mederma Gel 20 g Ekstrak Allium cepa, Allantoin Mediquin Cream 15 g Hidrokuinon Melanox Cream 15 g Hidrokuinon Melanox Forte Cream 15 g Hidrokuinon Melanox ES Whitening Cream Hidrokuinon Regrou 2% Solution 30 mL Minoksidil Regrou Forte 5% Sol 30 mL Minoksidil Eukaliptol, Mentol, Camphora, Transpulmin BB Balsam 10 g Sage oil, Ekstrak bunga cammomile Eukaliptol, Mentol, Camphora, Transpulmin BB Balsam 20 g Sage oil, Ekstrak bunga cammomile Eukaliptol, Mentol, Camphora, Transpulmin BB Cream 10 g Sage oil, Ekstrak bunga cammomile Eukaliptol, Mentol, Camphora, Transpulmin BB Cream 20 g Sage oil, Ekstrak bunga cammomile Obat Wasir Vitacid 0,05% Cream 20 g Asam retinoat Vitacid 0,1% Cream 20 g Asam retinoat Faktu Ointment 20 g Policresulen, Sinkokain Faktu Suppositoria Policresulen, Sinkokain Ultrapoct-N Cream 10 g Ultrapoct-N Suppositoria Flukortolon pivalat, Lidokain HCl Flukortolon pivalat, Lidokain HCl Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 27 4.2 Pembahasan Penyimpanan obat secara farmakologi bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien, sehingga pengobatan yang rasional dapat tercapai. Pada tugas khusus kali ini, dilakukan pengkajian dan pengelompokan secara farmakologi terhadap “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika. “Obat-obat dalam” yang dimaksud dalam hal ini adalah obat-obatan ethical, obat DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek), dan beberapa obat bebas yang termasuk ke dalam “obat-obat dalam” pada daftar obat di Apotek Atrika. Pada hakikatnya, secara teori obat bebas termasuk ke dalam obat Over The Counter (OTC), namun beberapa obat bebas di Apotek Atrika dimasukkan ke dalam daftar “obat dalam” dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan obat serta mengefisiensikan waktu peracikan dan atau pengambilan obat, karena obatobat bebas yang masuk ke dalam daftar “obat dalam” ini merupakan obat yang paling sering diresepkan oleh dokter. Obat-obat bebas ini antara lain Dumin 500 mg tablet, Sanmol 500 mg tablet, Sumagesic tablet, Biodiar 630 mg tablet, LactoB sacchet, Vitalong C tablet, dan beberapa obat bebas lainnya. Pengelompokan secara farmakologi didasarkan atas efek terapi atau khasiat yang terdapat dalam obat. Efek terapi yang dihasilkan oleh obat ini dipengaruhi oleh zat aktif yang terkandung di dalam obat. Pada pengelompokan kali ini, obat yang memiliki efek terapi yang sama walaupun berbeda mekanisme kerjanya dikelompokkan dalam satu kategori kelas terapi. Hal ini salah satunya dapat terlihat pada contoh pengelompokan kategori antibiotik pada Tabel 4.1. Amoksisilin yang terkandung dalam sediaan Amoxan 250 mg dan tiamfenikol yang terdapat pada sediaan Thiamycin 500 mg memiliki mekanisme yang berbeda dalam melakukan aktivitas kerjanya. Namun, karena kedua zat ini memiliki khasiat yang sama yaitu membunuh dan atau menghambat pertumbuhan bakteri, maka kedua obat ini dikelompokkan ke dalam kategori yang sama. Amoksisilin bekerja dengan menghambat pembentukan mukopeptida atau peptidoglikan yang diperlukan untuk sintesis dinding sel bakteri, sedangkan tiamfenikol yang merupakan antibiotik golongan kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri. Antibiotik ini terikat pada ribosom subunit Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 28 50S dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis bakteri (Syarif dkk., 2007). Penyimpanan obat secara farmakologi memiliki kekurangan dalam hal lamanya pelayanan. Hal ini disebabkan karena sistem penyimpanan secara farmakologi dapat menyulitkan pencarian obat dengan cepat terutama jika farmasis di apotek belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan efek farmakologinya. Oleh karena itu, untuk meminimalisir hal ini, maka “obat-obat dalam” dikelompokkan secara sederhana atau menggunakan kelas terapi yang luas sehingga lebih memudahkan farmasis di apotek untuk mengenal klasifikasi obat. Dalam hal ini, pengelompokan hanya terbatas pada kelas farmakologi secara umum, seperti kelas obat saluran cerna, obat batuk dan pilek, obat kardiovaskuler, dan lainnya. Sebagai contoh, pada obat saluran cerna, obat-obat yang termasuk kategori ini memiliki berbagai khasiat seperti antiemetik (Primperan Syrup 60 mL), obat diare (Nifural Syrup 60 mL), antasida(Inpepsa Syrup 100 mL dan 200 mL), dan khasiat lainnya yang berkaitan dengan saluran cerna. Pembagian berdasarkan sub kelas farmakologi untuk kategori obat ini tidak dilakukan karena selain untuk memudahkan farmasis di apotek dalam mengenal dan menghafal klasifikasi obat, juga dimaksudkan untuk memperkecil ruang penyimpanan di apotek. Pengelompokan yang lebih spesifik sampai pada sub kelas farmakologi tiap obat tentu saja membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih besar atau rak penyimpanan yang lebih banyak. Hal ini tidak memungkinkan untuk apotek yang memiliki ruang penyimpanan “obat-obat dalam” yang tidak begitu luas. Hal yang berbeda dilakukan terhadap obat-obat golongan antimikroba. Pada obat-obat golongan ini, pengelompokan dilakukan berdasarkan sub kelas farmakologinya yang terdiri dari antibiotik, antivirus, antijamur, antelmintik, dan antituberkulosis. Tujuan dari dilakukannya hal ini salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya resistensi terhadap antibiotik akibat pemberian obat yang salah. Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh mikroba merupakan penyakit yang banyak dijumpai saat ini dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh mikroba ini dapat menular, sehingga pemberian obat yang benar-benar tepat harus Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 29 dilakukan agar tidak terjadinya kondisi yang lebih parah akibat kesalahan pengambilan obat. Kelompok obat yang telah disusun secara farmakologi selanjutnya disusun secara alfabetis untuk mempermudah dalam pencarian dan pengambilan. Untuk sedian obat tetes, baik tetes mata maupun tetes telinga, dan obat luar lainnya, tidak dilakukan pengelompokan secara farmakologi. Penyimpanan obat-obat ini hanya dilakukan secara alfabetis dikarenakan jumlah sediaan obat yang sedikit serta khasiat yang hampir sama antara sediaan obat yang satu dengan yang lainnya. Daftar keseluran obat ini beserta alamat PBF-nya dapat dilihat pada Lampiran 1, 2, 3, dan 4. Untuk obat-obatan yang dipersyaratkan disimpan pada suhu dingin, disimpan dalam lemari pendingin (contoh Faktu Suppositoria dan Ultrapoct-N Suppositoria) dan dilengkapi dengan adanya termometer untuk menjamin suhu didalam lemari pendingin berada pada suhu yang telah ditetapkan. Untuk sistem penyimpanan obat, obat disimpan berdasarkan kombinasi sistem FIFO (First in First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Kombinasi kedua sistem ini merupakan kombinasi terbaik karena menjamin bahwa obat yang disimpan masih memenuhi syarat mutu, khasiat, dan keamanan. Penggunaan label pada kemasan obat dengan menggunakan warna-warna yang cerah dan berbeda untuk tiap kelas terapi obat juga dapat dilakukan untuk menghindari kesalahan pada saat pengambilan obat, memudahkan pencarian obat, serta memudahkan dalam mengidentifikasi apabila ada obat yang diletakkan tidak sesuai dengan tempatnya. Pada masing-masing kemasan dapat pula ditambahankan mengenai instruksi penandaan waktu pemakaian obat dengan memberikan tanda pada masing-masing kotak obat. Tanda yang diberikan antara lain, (√) jika obat diberikan setelah makan atau pada saat makan, (X) jika obat diberikan pada saat perut kosong (satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan), dan (±) jika obat dapat diberikan bersama makanan atau pada saat perut kosong. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan a. Berdasarkan hasil pengkajian dan pengelompokan mengenai efek terapi yang terdapat dalam sediaan “obat dalam” di Apotek Atrika, telah ditetapkan beberapa kelas terapi untuk masing-masing kategori sediaan obat yang terdiri dari sediaan padat oral, sediaan cair oral, dan sediaan setengah padat topikal. b. Terdapat 22 buah kelas terapi yang telah ditetapkan untuk sediaan padat oral “obat dalam” di Apotek Atrika, antara lain : analgetik dan antipiretik, antelmintik, anti asma, antibiotik, antidiabetes, antihistamin dan anti alergi, antijamur, antikonvulsan, antiparkinson, antituberkulosis, antivertigo, antivirus, elektrolit, hormon kelamin, obat batuk dan pilek, obat dislipidemia, obat kardiovaskuler, obat kontrasepsi oral, obat saluran cerna, obat saluran kemih, obat sistem muskoskeleletal, serta suplemen vitamin dan terapi penunjang. c. Terdapat 10 buah kelas terapi yang telah ditetapkan untuk sediaan cair oral “obat dalam” di Apotek Atrika, obat antara lain : analgesik dan antipiretik, antelmintik, antiasma, antibiotik, antihistamin dan antialergi, antijamur, antivirus, elektrolit, obat batuk dan pilek, obat saluran cerna, serta suplemen dan terapi penunjang. d. Kelas terapi yang ditetapkan untuk sediaan setengah padat “obat dalam” di Apotek Atrika berdasarkan pengkajian terhadap khasiat masing masing obat adalah sebagai berikut : antibiotik topikal, antiekzem, antiinflamasi topikal, antijamur topikal, antivirus topikal, emolien dan pelindung kulit, obat jerawat, obat kulit lain, serta obat wasir. e. Pengelompokan secara farmakologi tidak dilakukan terhadap sedian obat tetes, baik tetes mata maupun tetes telinga, dan obat luar lainnya yang terdapat di Apotek Atrika. Penyimpanan obat-obat ini hanya dilakukan secara alfabetis dikarenakan jumlah sediaan obat yang sedikit serta khasiat yang hampir sama antara sediaan obat yang satu dengan yang lainnya. 30 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 31 5.2 Saran a. Pengelompokan obat secara farmakologi sebaiknya tidak hanya dilakukan untuk ”obat-obat dalam” saja tetapi juga dilakukan terhadap obat Over The Counter (OTC), sehingga pengobatan swamedikasi pasien secara tepat dan efisisen dapat tercapai. b. Proses pembelajaran secara terus-menerus mengenai farmakologi obat perlu dilakukan oleh seorang farmasis di apotek. Hal ini bertujuan agar pemahaman dan pengenalan yang baik tentang klasifikasi obat berdasarkan efek farmakologi dapat dimiliki oleh seorang farmasis di apotek sehingga dapat menunjang tercapainya pengobatan yang rasional untuk pasien. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 DAFTAR PUSTAKA Ariani, N.W. (2005). Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Resep Dokter Anak di Apotek-Apotek Kota Yogjakarta Bagian Barat Tahun 2003. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dwiprahasto. (2006). Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan Risiko Medication Error di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Jurnal Berkala Ilmu Kedokteran , XXXVIII. September 15, 2013. http://i- lin.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5603. Hezmela, R. (2006). Daya Antijamur Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) dalam Sediaan Salep. Jakarta : Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, 8-9. Ikatan Apoteker Indonesia. (2012). Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 47 – 2012 s/d 2013. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, 597-599. Kementerian Kesehatan. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Muharomah, S. (2008). Manajemen Penyimpanan Obat di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2008. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 14-16. Mulyana, D.S. (2013). Analisis Penyebab Insiden Keselamatan Pasien oleh Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit X Jakarta. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2. Nurfianti, A. (2010). Bar Code Medication Administrartion Systems. Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1. Pratiwi, T.S.( 2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama, 154-160. 32 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 33 Purba, A.V., Soleha, M., dan Sari, I.D. (2007). Kesalahan dalam Pelayanan Obat (Medication Error) dan Usaha Pencegahannya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 10 (1) : 31-33. Sheina, B., Umam, M.R., dan Solikhah. (2010). Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Kes Mas, 4 (10) : 29-30. Suryandana, A.I. (2001). Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan Obat di Bagian Farmasi Balai Pengobatan Departemen Penerangan Jakarta. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 27. Syarif, et al (Ed. ke-5). (2007). Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Uniersitas Indonesia, 179, 182, 277, 278, 281, 541, dan 542. Virawan, M.K. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Staf Perawat dan Staf Farmasi Menggunakan Enam Benar dalam Menurunkan Kasus Kejadian yang Tidak Diharapkan dan Kejadian Nyaris Cedera di Rumah Sakit Umum Surya Husadha. Depok : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia,1-2. Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 LAMPIRAN Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 34 Lampiran 1 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan padat oral "obat-obat dalam" di Apotek Atrika Kelas Terapi Antibiotik Nama Obat Nama PBF Alamat PBF No. Telpon PBF PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Amoxillin 500 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 Amoxsan 250 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Amoxsan 500 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Bactrim Forte 160 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 Baquinor 250 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Baquinor Forte 500 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Bicrolid 250 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Biothicol 500 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Cefat 250 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Cefat 500 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Akilen 400 mg Amoxil 500 mg Cefspan 100 mg Cefspan 200 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 35 Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 Claneksi 500 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Cravox 500 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Kallista Prima Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan (021) 3800403/ 3855558 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Merapi Utama Pharma Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri Pulogadung (021) 3141906 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 PT. Merapi Utama Pharma Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri Pulogadung (021) 3141906 Mezatrin 250 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Prolic 150 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Ceptik 200 mg Erysanbe 500 mg FG Troches Flagyl Forte 500 mg Interdoxin 50 mg Interflox 500 mg Lincocin 500 mg Meiact 200 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 36 Lampiran 1 (Lanjutan) Prolic 300 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Sanlin 500 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Sanprima Forte PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Siclidon 100 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Soxime 500 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 Spirasin 500 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Sporetic 100 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Super Tetra 250 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Voxin 500 mg PT. Kallista Prima Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan (021) 3800403/ 3855558 Zistic 500 mg PT. United Dico Citas Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350 (021) 3149338 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Tarivid 200 mg Tarivid 400 mg Tetrin 500 mg Thiamycin 500 mg Zithromax 500 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 37 Lampiran 1 (Lanjutan) Antijamur Zycin 500 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 Diflucan 150 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Formyco 200 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Mycoral 200 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 Nizoral 200 mg Antivirus PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Spyrocon 100 mg PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 Herclov 500 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Inclovir 500 mg Isprinol 500 mg Zoter 400 mg Antelmintik Helben 400 mg Vermox 500 mg Antituberkulosis Beniazide 400 mg INH Ciba 300 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 38 Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Exforge 5 mg/80 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Farnormin 50 mg PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 Glaucon 250 mg PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Rimactane 450 mg Sanazet 500 mg Obat Kardiovaskuler Angioten 50 mg Betablok 50 mg Cardismo 20 mg Cedocard 5 mg Concor 5 mg Herbesser 30 mg Imdur 60 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 39 Lampiran 1 (Lanjutan) Lasix 40 mg Letonal 100 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888 Norvask 5 mg Norvask 10 mg Antidiabetes Amaryl 4 mg Diamicron MR 60 mg Glucobay 100 mg Glucophage 500 mg Glucophage 850 mg Glucophage XR 500 mg Glucotrol XL 10 mg Glurenorm 30 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 40 Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 Januvia 100 mg Obat Batuk dan Pilek Bisolvon 8 mg Epexol 30 mg Fluimucil 200 mg Fluimucil Paed Sach Longatin 25 mg Longatin 50 mg Mucohexin 8 mg Mucopect 30 mg Nalgestan Rhinofed Rhinos SR Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 41 Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Tremenza PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Trifed PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Kallista Prima Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan (021) 3800403/ 3855558 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 Alloris 10 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Avil 25 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Romilar 15 mg Tuzalos Vectrine 300 mg Antihistamin dan Antialergi Aerius 5 mg Bestalin 25 mg Celestamine Cerini 10 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 42 Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Lameson 4 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 Lameson 8 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 Lameson 16 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 Medixon 4 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Claritin 10 mg Cortidex 0,5 mg Dextamine Heptasan 4 mg Homoclomin 10 mg Incidal OD 10 mg Kalmethason 0,5 mg Ocuson Ryzen 10 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 43 Lampiran 1 (Lanjutan) Sanexon 4 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Telfast HD 180 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 Xyzal 5 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 Crestor 5 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Crestor 10 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Lipanthyl Penta 145 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Lipitor 10 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888 Cedantron 8 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 Damaben 10 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Urbason 4 mg Obat Dislipidemia Lipitor 20 mg Obat Saluran Cerna Biodar 630 mg Buscopan 10 mg Buscopan Plus Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 44 Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Kimia Farma Trading & Distribution Komplek Majapahit Permai Blok A 105-106 Jl. Majapahit No.18-22, Jakarta Pusat (021) 34833395/ 96 Lacto-B Sachet PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 Lancid 30 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 Lapraz 20 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Librozym Plus PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 Lodia 2 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Motilium 10 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 Disflatyl 40 mg Dramamine Imodium 2 mg Lacbon Nexium 20 mg Nexium 40 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 45 Lampiran 1 (Lanjutan) Pankreon Comp PT. Kimia Farma Trading & Distribution Komplek Majapahit Permai Blok A 105-106 Jl. Majapahit No.18-22, Jakarta Pusat (021) 34833395/ 96 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 Polycrol Forte Polysilane Polysilane Max Prazotec 30 mg Primperan 100 mg Pumpitor 20 mg Rantin 150 mg Rantin 300 mg Sanmetidin 200 mg Strocain P 400 mg Vometa FT Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 46 Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 Vosedon 10 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Zantac 150 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Bricasma PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Etaphylline 250 mg PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 Euphylline Retard MITE PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Meptin Mini 0,025 mg PT. Merapi Utama Pharma Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri Pulogadung (021) 3141906 Profilas 1 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 Antiasma Ventolin 2 mg Obat Kontrasepsi Oral Diane 35 Mycrogynon LB Yasmin Pil KB Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 47 Lampiran 1 (Lanjutan) Hormon Kelamin Analgesik dan Antipiretik PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Orgabolin 2 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Primolut- N 5 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Dumin 500 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Flamar 25 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Flamar 50 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Mefinal 250 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Mefinal 500 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 Gynaecosid Arcoxia 90 mg Arcoxia 120 mg Cataflam 25 mg Cataflam 50 mg Dolo Neurobion Neuralgin RX Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 48 Lampiran 1 (Lanjutan) Nonflamin 50 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. United Dico Citas Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350 (021) 3149338 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Novalgin 500 mg Pirofel 20 mg Ponstan 500 mg Proris 200 mg Ronalgin 500 mg Sanmol 500 mg Sumagesic Ultracet Voltaren 25 mg Voltaren 50 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 49 Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Avodart 0,5 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 Harnal D 0,2 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Prostacom 5 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Urispas 200 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Urotracin 400 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Aspar- K 300 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Merislon 6 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 Unalium 10 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 Antiparkinson Parlodel 2,5 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Tegretol 200 mg Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Antikonvulsan PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 Myonal 50 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 OA Plus PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 Oste PT. Parit Padang Global Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 Asthin Force PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 Becom-Zet PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 Obat Saluran Kemih Elektrolit Antivertigo Obat Sistem Muskuloskeletal Suplemen, Vitamin, dan Terapi Penunjang Epsonal 50 mg Antox 650 mg Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 50 Lampiran 1 (Lanjutan) PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Mecola PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 Mecola Forte PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 Vigoral PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 Vitalong C PT. United Dico Citas Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350 (021) 3149338 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Becombion Forte Bio ATP Imboost Imboost Force 950 mg Imunos 1100 mg Obimin AF Zegavit Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 51 Lampiran 2 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan cair oral "obat-obat dalam" di Apotek Atrika Kelas Terapi Nama Obat Nama PBF Antibiotik Alamat PBF No. Telpon PBF PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Amoxsan Forte Dry Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Cefat Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Cefat Forte Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Cefspan Syrup 30 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Claneksi Dry Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Claneksi Forte Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Amoxsan Drops 15 mL Amoxsan Dry Syrup 60 mL Flagyl Syrup 60 mL Sporetic Syrup 30 mL Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 52 Lampiran 2 (Lanjutan) Antijamur PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602 Isprinol Syrup 60 mL PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 Antelmintik Helben Syrup 10 mL PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 Obat Batuk dan Pilek PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Mucopect Drops 20 mL PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Rhinos Junior 60 mL PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 Rhinos Neo Drops 10 mL PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 Toplexil Syrup 120 mL PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Kandistatin Drops 12 mL Mycostatin Drops 12 mL Antivirus Mucopect Syrup Anak 60 mL Mucopect Syrup Dewasa 60 mL Transpulmin Syrup 60 mL Antihistamin dan Antialergi Aerius Syrup 60 mL Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 53 Lampiran 2 (Lanjutan) Bestalin Syrup 100 mL PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Indofarma Global Medica (IGM) Jl. Dr. Saharjo No.45 Blok 13-85, Jakarta Selatan 12850 (021) 83791374 / 83792048 Celestamin Syrup 30 mL Celestamine Syrup 60 mL Claritin Syrup 30 mL Intrizin Drops 15 mL Intrizin Syrup 60 mL Suplemen dan Terapi Penunjang Imboost Syrup 120 mL Imboost Force Syrup 60 mL Imboost Force Syrup 120 mL Zinkid 100 mL Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 54 Lampiran 2 (Lanjutan) Obat Saluran Cerna PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Lasal Syrup 100 mL PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 Lasal Expectoran Syrup 100 mL PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 Inpepsa Syrup 100 mL Inpepsa Syrup 200 mL Nifural Syrup 60 mL Primperan Syrup 60 mL Vometa Drops 10 mL Vometa Syrup 60 mL Antiasma Analgesik dan Novalgin Syrup 60 mL Antipiretik Elektrolit Pedialyt Liquid 500 mL Renalyte Liquid 200 mL Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 55 Lampiran 3 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan setengah padat topikal "obat-obat dalam" di Apotek Atrika Kelas Terapi Nama Obat Antibiotik Topikal Bactroban Ointment 5 g Bactroban Ointment 10 g Nama PBF Alamat PBF No. Telpon PBF PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Bioplacenton Gel 15 g Burnazine Cream 35 g Daryant-Tulle Chloramfecort Cream 10 g Chloramfecort-H Cream 10 g Digenta Cream 10 g Diprogenta Cream 5 g Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 56 Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Diprogenta Cream 10 g Diprogenta Ointment 5 g Diprogenta Ointment 10 g Garamycin Cream 5 g Garamycin Cream 15 g Garamycin Ointment 5 g Garamycin Ointment 15 g Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 57 Lampiran 3 (Lanjutan) Gentasolon Cream 10 g Kalmicetune Ointment 20 g Nebacetine Ointment 5 g PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Nebacetine Powder 5 g Antijamur Topikal Batrafen Cream 10 g Baycuten-N Cream 5 g Daktarin Oral Gel 10 g Daktarin Powder Exoderil Cream 15 g Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 58 Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Nizoral Cream 5 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Nizoral Cream 15 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Nizoral SS 1% 80 mL PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Nizoral SS 2% 80 mL PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Profungal Cream 15 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Thecort Cream 5 g PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271 PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Formyco Cream 10 g Loprox NL 1,5 g Solution Mycoral Cream 5 g Mycorine Cream 5 g Mycorine Cream 15 g Mycospor Cream 15 g Trosyd Cream 10 g Trosyd Cream 20 g Antivirus Topikal Virumerz Gel 10 g Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 59 Lampiran 3 (Lanjutan) Zoter Cream 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 Zovirax Cream 2 g Zovirax Cream 5 g Antiekzem Betason Cream 5 g Betason-N Cream 5 g Decoderm Cream 10 g Dermovate Cream 10 g Esperson 0,25% Cream 5 g Esperson 0,25% Cream 15 g Hydrocortisone 1% Cream 5 g Hydrocortisone 2,5% Cream 5 g Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 60 Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Ikaderm Cream 10 g PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 Ikaderm Ointment 10 g PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042 Inerson Ointment 15 g PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 Locoid Cream 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Locoid Lipocream 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Locoid Scalp Lotion 20 mL PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Kloderma Cream 5 g Kloderma Cream 10 g Kloderma Ointment 10 g Lotasbat Cream 10 g Lotasbat Ointment 10 g Antiinflamasi Topikal Benoson Cream 5 g Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 61 Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Cinolon Cream 10 g PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Cinolon-N Cream 10 g PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Benoson Cream 15 g Benoson-N Cream 5 g Benoson-N Cream 15 g Diprosone OV Cream 5 g Diprosone OV Cream 10 g Diprosone OV Ointment 5 g Diprosone OV Ointment 10 g Elocon Cream 5 g Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 62 Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888 Intercon Cream 10 g PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 Kenacort-A Cream 10 g PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 Elocon Cream 10 g Elocon Ointment 5 g Elocon Ointment 10 g Mofacort Cream 10 g Obat Kulit Lain Aloxid 2% Solution 60 mL Aloxid 5% Solution 60 mL Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 63 Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Lanakeloid-E Cream 10 g PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 Madecassol Ointment 10 g PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Surya Prima Perkasa Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480 (021) 9561061/ 53654891 95 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Surya Prima Perkasa Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480 (021) 9561061/ 53654891 95 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Surya Prima Perkasa Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480 (021) 9561061/ 53654891 95 Bepanthen Ointment 20 g Mederma Gel 20 g Mediquin Cream 15 g Melanox Cream 15 g Melanox Forte Cream 15 g Melanox ES Whitening Cream Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 64 Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Transpulmin BB Cream 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Transpulmin BB Cream 20 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 Regrou 2% Solution 30 mL Regrou Forte 5% Solution 30 mL Transpulmin BB Balsam 10 g Transpulmin BB Balsam 20 g Vitacid 0,05% Cream 20 g Vitacid 0,1% Cream 20 g PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 Emolien dan Carmed 10% Cream PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 Pelindung Kulit Carmed 20% Cream PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 Carmed Lotion PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 65 Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 Ultrapoct-N Cream 10 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 Ultrapoct-N Suppositoria PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920 (021) 4608820 PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 Pabanox Cream 20 g Pabanox Lotion SPF 15 120 mL Parasol Cream SPF 33 20 g Parasol Lotion SPF 30 120 mL Pasquam Cream 20 g Obat Wasir Faktu Ointment 20 g Faktu Suppositoria Obat Jerawat Mediklin Gel 15 g Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 66 Lampiran 3 (Lanjutan) PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/ 5636010 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 Mediklin TR Gel 15 g Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014 67 Lampiran 4 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan obat tetes "obat-obat dalam" di Apotek Atrika Kelas Terapi Nama Obat Antibiotik Nama PBF Alamat PBF No. Telpon PBF PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 Sagestam Eye/Ear Drops 5 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 (021) 46826464 Catarlent Eye Drops 15 mL PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891 Cendo Xitrol Eye Drops 5 mL Gol. Lain Cendo Lyteers Eye Drops 15 mL Conver 2% Eye Drop 15 mL Universitas Indonesia Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014