universitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK ATRIKA
JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT
PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
FAUZIA, S.Farm.
1206329606
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK ATRIKA
JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT
PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
FAUZIA, S.Farm.
1206329606
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
ii
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh:
Nama
Fauzia, S. Farm.
NPM
na63296A6
Program Studi
Apoteker - Fakultas Farmasi UI
Judul Laporan
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika
Jl. Kartini Raya No. 34 JakartaPusat periode 19 Junt - 26
Juli 2013
Telah berhasil dipertahankan
di
hadapan Dewan penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Program Studi Apoteker, Fakutrtas Farmasi, universitas
Indonesia
DEWAIY PENGUJI
Pembimbing
I
: Dr. Harmita,
Pembirnbing
II
: Drs. Jahja Atmadja,
Apt.
Apt.
Penguji
I
:
Dr Hermari fury*.li
Penguji
II
:
Drrc. Jr",herrir Anirn, M 5,, fipg
Penguji
III
: Drs. Matuandi Nr.r, Apr.
Ditetapkan di
: Depok
Tanggal
:
13
Jantxrt ZaH
1il
Univercitas lndonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Fauzia, S.Farm
NPM
: 1206329606
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 13 Januari 2014
iv
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Atrika ini. Penulisan laporan ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan pendidikan
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Dalam penulisan
laporan ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia.
2.
Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., selaku Pj.S. Dekan Fakultas Farmasi
sampai dengan 20 Desember 2013.
3. Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia dan pembimbing dari Apotek Atrika yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulis
melaksanakan PKPA.
4. Bapak Winardi Hendrayanta sebagai Pemilik Sarana Apotek Atrika yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKPA.
5. Drs. Jahja Atmadja, Apt., selaku pembimbing dari Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis selama penyusunan laporan PKPA.
6. Para karyawan Apotek Atrika atas ilmu, arahan, dan bantuan yang telah
diberikan selama pelaksanaan PKPA ini.
7.
Bapak dan Ibu staf pengajar beserta segenap karyawan Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia.
8.
Seluruh keluarga tercinta, terutama mama, ayah, nenek, kakak, serta kedua
adik penulis atas kasih sayang, dukungan, perhatian, semangat dan doa yang
telah diberikan, yang senantiasa sabar dan tanpa lelah memberikan dukungan
moril dan materil serta semangat, motivasi, dan bantuan kepada penulis serta
v
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
sepupu sekaligus sahabat terbaik penulis yaitu Wellysa Nur Amanda atas
semangat, doa, dan kebersamaan selama ini.
9.
Teman-teman Apoteker Angkatan 77, khususnya Anna, Pea, Renny, dan Elis
yang telah membuat masa perkuliahan menjadi lebih indah, menyenangkan,
dan penuh kebersamaan.
10. Semua pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya laporan
PKPA ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak
yang membaca. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh selama menjalani PKPA yang dituangkan dalam
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
2014
vi
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama
: Fauzia, S.Farm
NPM
: 1206329606
Program Studi : Apoteker
Fakultas
: Farmasi
Jenis karya
: Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI
APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA
PUSAT PERIODE 19 JUNI – 26 JULI 2013
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan mempublikasikan
tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta
dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Depok
Pada Tanggal : 13 Januari 2014
Yang menyatakan
(Fauzia, S.Farm.)
vii
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama
NPM
Program Studi
Judul
:
:
:
:
Fauzia, S. Farm
1206329606
Profesi Apoteker
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek
Atrika Jl. Kartini Raya No. 34 A Jakarta Pusat Periode
19 Juni - 26 Juli 2013
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika bertujuan agar para calon
Apoteker dapat memahami tugas pokok, fungsi, dan peran Apoteker di sebuah
apotek serta memahami dan melaksanakan kegiatan di apotek, baik secara teknis
kefarmasian maupun non teknis kefarmasian. Sedangkan tujuan dari tugas khusus
adalah melakukan pengelompokan dan penyimpanan “obat - obat dalam” non
generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi agar terjadinya
kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit
pasien dapat dihindari.
Kata kunci
: Apotek Atrika, pengelompokan secara farmakologi
Tugas umum : ix + 76 halaman; 4 gambar; 19 lampiran
Tugas khusus : v + 67 halaman; 4 tabel; 4 lampiran
Daftar Acuan Tugas Umum : 17 (2011-1980)
Daftar Acuan Tugas Khusus : 15 (2013-2001)
viii
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
NPM
Program Study
Title
:
:
:
:
Fauzia, S. Farm
1206329606
Apothecary Profession
Report of Professional Practice Pharmacist in Apotek
Atrika Jl. Kartini Raya No. 34A Central Jakarta Period
Juny 19th - July 26th 2013
Pharmacists Professional Practice at Apotek Atrika intended that the pharmacist
can understand basic tasks, functions, and the role of pharmacists in a pharmacy
as well as to understand and carry out activities in the pharmacy, both technical
and non-technical pharmacy. The purpose of the special task is to perform
clustering and storage "obat-obat dalam non-generik” contained in Apotek Atrika
pharmacologically to avoid making mistakes in terms of taking drug.
Keywords
: Apotek Atrika, pharmacology classification
General Assignment : ix + 76 pages; 4 pictures; 19 appendices
Specific Assignment : v + 67 pages; 4 tables; 4 appendices
Bibliography of General Assignment : 17 (2011-1980)
Bibliography of Specific Assignment : 15 (2013-2001)
ix
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .........................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................
ABSTRAK ......................................................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
x
xii
xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN UMUM APOTEK .......................................................
2.1 DefinisiApotek .........................................................................
2.2 Landasan Hukum Apotek.........................................................
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ........................................................
2.4 Persyaratan Saran dan Prasarana Apotek .................................
2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek ..................................
2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotek ...................
2.7 Tata Cara Perizinan Apotek......................................................
2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek ..................................................
2.9 Tenaga Kerja di Apotek ...........................................................
2.10 Sediaan Farmasi di Apotek ......................................................
2.10.1 Obat OTC (Over The Counter) .....................................
2.10.2 Obat Ethical ..................................................................
2.10.3 Obat Wajib Apotek .......................................................
2.11 PengelolaanApotek ..................................................................
2.11.1 Perencanaan...................................................................
2.11.2 Pengadaan .....................................................................
2.11.3 Penyimpanan .................................................................
2.11.4 Administrasi ..................................................................
2.11.5 Pelayanan ......................................................................
2.12 Pengadaan Persediaan Apotek .................................................
2.13 Pengendalian Persediaan Apotek .............................................
2.14 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek ..............................
2.14.1 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) ..................
2.14.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO) ...................................
2.14.3 Konseling ......................................................................
2.14.4 Swamedikasi .................................................................
3
3
3
4
4
5
7
8
11
12
14
14
16
22
23
24
24
25
25
25
27
29
31
33
34
35
35
BAB 3. TINJAUAN KHUSUS APOTEK ATRIKA ................................... 37
3.1 Sejarah dan Lokasi ................................................................... 37
x
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
3.2
3.3
3.4
3.5
Tata Ruang ...............................................................................
Struktur Organisasi ..................................................................
Tugas dan Fungsi Jabatan ........................................................
3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA) ................................
3.4.2 Apoteker Pendamping ....................................................
3.4.3 Asisten Apoteker ............................................................
3.4.4 Juru Resep ......................................................................
3.4.5 Kasir ...............................................................................
3.4.6 Keuangan........................................................................
3.4.7 Pesuruh ...........................................................................
3.4.8 Kurir ...............................................................................
Kegiatan di Apotek Atrika .......................................................
3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian ........................................
3.5.2 Kegiatan Non-Teknis Kefarmasian ................................
37
38
38
38
39
40
41
41
41
42
42
42
42
47
BAB 4. PEMBAHASAN ................................................................................ 51
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 60
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 60
5.2 Saran ......................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61
xi
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 4.1
Logo golongan obat ....................................................................
Tanda peringatan pada kemasan obat bebas terbatas..................
Matriks VEN-ABC .....................................................................
Alur penerimaan resep tunai .......................................................
xii
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
15
16
30
57
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta lokasi Apotek Atrika.........................................................
Lampiran 2 Papan nama Apotek Atrika .......................................................
Lampiran 3 Denah ruang Apotek Atrika......................................................
Lampiran 4a Ruang tunggu Apotek Atrika....................................................
Lampiran 4b Ruang etalase depan Apotek Atrika .........................................
Lampiran 5a Lemari penyimpanan narkotika di Apotek Atrika ....................
Lampiran 5b Lemari penyimpanan psikotropika di Apotek Atrika ...............
Lampiran 6 Struktur organisasi Apotek Atrika ............................................
Lampiran 7 Etiket dan label yang digunakan di Apotek Atrika...................
Lampiran 8a Kopi resep Apotek Atrika .........................................................
Lampiran 8b Surat pesanan Apotek Atrika ....................................................
Lampiran 9a Surat Pesanan narkotika. ...........................................................
Lampiran 9b Laporan penggunaan narkotika ................................................
Lampiran 10 Surat pesanan psikotropika. ......................................................
Lampiran 11 Laporan penggunaan psikotropika............................................
Lampiran 12 Berita acara pemusnahan resep.................................................
Lampiran 13a Kartu stok kecil .........................................................................
Lampiran 13b Kartu stok besar (kartu gudang) ...............................................
Lampiran 14 Faktur pengiriman ke cabang Apotek Atrika ...........................
xiii
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
63
64
65
66
66
67
67
68
69
70
70
71
71
72
73
74
75
75
76
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009,
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Manusia yang sehat dapat beraktivitas dan bekerja dengan lebih
optimal sehingga lebih produktif dibandingkan dengan manusia yang kurang
sehat. Hal ini tentu saja dapat melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul dan
kompeten yang sangat dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Seiring dengan
perkembangan zaman dan semakin tingginya pendidikan manusia, saat ini
manusia lebih peduli dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi hidup mereka.
Oleh sebab itu, agar derajat kesehatan yang lebih baik dapat diwujudkan dan
ditingkatkan maka diperlukan adanya upaya kesehatan.
Menurut SK Menkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan
ini salah satunya dapat diwujudkan dengan pemerataan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, persediaan obat-obatan yang memadai, berkualitas, aman,
distribusi merata, dan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan
yang dilakukan perlu didukung pula oleh saran kesehatan yang memadai. Salah
satu sarana kesehatan yang dapat digunakan untuk mendukung terwujudnya
derajat kesehatan ini adalah apotek.
Definisi Apotek berdasarkan KepMenKes No. 1332/MenKes/SK/X/2002
tentang Ketentuan dan Tata Cara PemberianIzin Apotek, adalah suatu tempat
tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Selain sebagai tempat yang
menyediakan dan menyalurkan obat/ perbekalan kesehatan, apotek juga berperan
sebagai tempat dilakukannya pelayanan farmasi secara langsung kepada pasien
guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Agar peran dan fungsi apotek ini dapat
1
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
2
berjalan dengan baik, maka diperlukan seorang tenaga profesional yang memiliki
kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola apotek. Tenaga profesional yang
tepat untuk menjalankan tugas ini adalah apoteker.
Sebagai penanggung jawab apotek, seorang apoteker harus bisa melakukan
pengelolaan perbekalan farmasi di apotek dengan baik dan mampu menjalankan
pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien (patient oriented). Selain
itu, apoteker di apotek juga harus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
apotek, sehingga kemampuan manajerial seperti keuangan, manajemen Sumber
Daya Manusia (SDM), akutansi, serta manajemen operasional merupakan hal
lainnya yang harus dikuasai oleh seorang apoteker (Aliya, 2011).
Berdasarkan latar belakang ini, Program Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia mewajibkan semua calon apoteker yang menjalani
Program Pendidikan Profesi Apoteker untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di apotek. Salah satu apotek yang menjadi tempat pelaksanaan
PKPA tersebut adalah Apotek Atrika. Melalui PKPA di Apotek Atrika yang
dilaksanakan mulai tanggal 19 Juni sampai 26 Juli 2013, diharapkan calon
apoteker akan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan
dalam bidang farmasi komunitas.
1.2 Tujuan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Atrika bertujuan agar
para calon Apoteker dapat :
a.
Memahami tugas pokok, fungsi, dan peran apoteker di sebuah apotek.
b.
Memahami dan melaksanakan kegiatan di apotek, baik secara teknis
kefarmasian maupun non teknis kefarmasian.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 2
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Definisi Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002,
apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat
kesehatan, dan kosmetika, sedangkan perbekalan kesehatan adalah semua bahan
dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan
termasuk
pengendalian
mutu
sediaan
farmasi,
pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
2.2 Landasan Hukum Apotek
Apotek memiliki landasan hukum yang diatur dalam :
a. Undang – Undang Negara, yaitu :
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
2. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
3. Undang-Undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah, yaitu :
1. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan atas PP No.
26 Tahun 1965 tentang Apotek.
2. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
c. Peraturan Menteri Kesehatan, yaitu :
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang
Kententuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
2. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin
Kerja Tenaga Kefarmasian.
3
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
4
d. Keputusan Menteri Kesehatan, yaitu:
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang
Perubahan
Atas
Peraturan
No.922/MENKES/PER/X/1993
Menteri
tentang
Kesehatan
Ketentuan
dan
RI
Tata
Cara
Pemberian Izin Apotek.
2. Keputusan Kementerian Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek
Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980, tugas dan fungsi
apotek adalah:
a.
Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
b.
Sarana
farmasi
yang
melaksanakan
peracikan,
pengubahan
bentuk,
pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.
c.
Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
d.
Sebagai sarana tempat pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi
kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya.
2.4 Persyaratan Sarana dan Prasarana Apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/MENKES/SK/
IX/2004, apotek harus berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh
masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata
“APOTEK”. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.
Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktivitas
pelayanan dan penjualan produk lainnya. Hal tersebut berguna untuk
menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi risiko kesalahan
penyerahan. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh
Apoteker untuk memperoleh informasi dan konseling.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
5
Kebersihan lingkungan apotek harus dijaga. Apotek harus bebas dari
hewan pengerat, serangga, dan hama. Apotek harus memiliki suplai listrik yang
konstan, terutama untuk lemari pendingin. Perabotan apotek harus tertata rapi,
lengkap dengan rak-rak penyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun
dengan rapi, terlindung dari debu, kelembaban, dan cahaya yang berlebihan serta
diletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan. Apotek
harus memiliki :
a.
Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.
b.
Tempat untuk menempatkan informasi bagi pasien, termasuk penempatan
brosur atau materi informasi.
c.
Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja
dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.
d.
Ruang racikan.
e.
Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.
2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002,
disebutkan bahwa Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker, yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia
sebagai Apoteker. Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan
kefarmasian harus telah terdaftar dan memiliki izin kerja atau praktek.
Sebelumnya, Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian harus memiliki
surat izin berupa Surat Penugasan (SP) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi Apoteker.
Namun sejak tanggal 1 Juni 2011, diberlakukan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 889/Menkes/PerV/2011 tentang Registrasi, Izin
Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan Permenkes ini, setiap
Tenaga Kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi. Untuk tenaga
kefarmasian yang merupakan seorang Apoteker, maka wajib memiliki Surat
Tanda Registrasi Apoteker (STRA). Setelah memiliki STRA, Apoteker wajib
memiliki surat izin sesuai tempat kerjanya. Surat izin tersebut dapat berupa Surat
Izin Praktek Apoteker (SIPA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas pelayanan
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
6
kefarmasian atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) untuk Apoteker yang bekerja
di fasilitas produksi atau distribusi farmasi.
Apoteker yang telah memiliki SP atau SIK wajib mengganti SP atau SIK
dengan STRA dan SIPA/SIKA dengan cara mendaftar melalui website Komite
Farmasi Nasional (KFN). Setelah mendapatkan STRA, Apoteker wajib mengurus
SIPA dan SIKA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan
kefarmasian dilakukan. STRA dikeluarkan oleh Menteri, dimana Menteri akan
mendelegasikan pemberian STRA kepada KFN. STRA berlaku selama lima tahun
dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan.
Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian
dilaksanakan. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan :
a.
Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN.
b.
Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat keterangan
dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas
produksi atau distribusi/penyaluran.
c.
Surat rekomendasi dari organisasi profesi.
d.
Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 cm
sebanyak dua lembar.
Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping
harus dinyatakan permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama,
kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan
SIPA atau SIKA paling lama dua puluh hari kerja sejak surat permohonan
diterima dan dinyatakan lengkap.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi
Surat Izin Apotek (SIA). Seorang Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi
kualifikasi sebagai berikut :
a.
Memiliki ijazah yang telah terdaftar pada Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
b.
Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.
c.
Memiliki SIK dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
7
d.
Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan
tugasnya sebagai Apoteker.
e.
Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi secara penuh dan tidak menjadi
APA di apotek lain.
Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,
APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apabila APA dan Apoteker
Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA
menunjuk Apoteker Pengganti. Penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi setempat. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya
lebih dari 2 (dua) tahun secara terus menerus, SIA atas nama Apoteker
bersangkutan dicabut.
2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.922/MenKes/Per/X/1993
pasal 23 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/MenKes/SK/X/2002
pasal 24, pengalihan tanggung jawab pengelolaan apotek dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a.
Pada setiap pengalihan tanggung jawab pengelolaan kefarmasian yang
disebabkan karena penggantian APA kepada Apoteker pengganti, wajib
dilakukan serah terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya
serta kunci-kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika (Pasal 23
ayat 1).
b.
Pada kegiatan serah terima tersebut wajib dibuat berita acara serah terima
sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap empat yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak (Pasal 23 ayat 2).
c.
Apabila APA meninggal dunia, dalam jangka waktu dua kali dua puluh empat
jam, ahli waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut secara tertulis
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (Pasal 24 ayat 1).
d.
Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat Apoteker pendamping, pada
pelaporan dimaksud Pasal 24 ayat (1) wajib disertai penyerahan resep,
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
8
narkotika, psikotropika, obat keras, dan kunci tempat penyimpanan narkotika
dan psikotropika (Pasal 24 ayat 2).
e.
Pada penyerahan yang dimaksud pada pasal 24 ayat (1) dan (2), dibuat berita
acara seperti yang dimaksud pasal 23 ayat (2) dan dilaporkan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Balai
POM setempat (Pasal 24 ayat 3).
2.7 Tata Cara Perizinan Apotek
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002
disebutkan bahwa SIA adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada
Apoteker
atau
Apoteker
bekerjasama
dengan
pemilik
sarana
untuk
menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu. Izin apotek diberikan oleh
Menteri, kemudian Menteri melimpahkan wewenang pemberian izin apotek
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin,
pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada Menteri dan
tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 7 dan 9 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/PER/X/1993 mengenai Tata Cara
Pemberian Izin Apotek adalah sebagai berikut :
a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir APT-1.
b. Dengan
menggunakan
formulir
APT-2
Kepala
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima
permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk
melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegiatan.
c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambatlambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat
dengan menggunakan contoh formulir APT-3.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
9
d. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam (b) dan (c) tidak
dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap
melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat
dengan
tembusan
kepada
Kepala
Dinas
Provinsi
dengan
menggunakan contoh formulir APT-4.
e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (c) atau pernyataan ayat (d) Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan SIA dengan
menggunakan contoh formulir APT-5.
f. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
Kepala Balai POM dimaksud ayat (c) masih belum memenuhi syarat. Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari
mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh formulir APT-6.
g. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (f), Apoteker
diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi
selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat
Penundaan.
h. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana
dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama antara apoteker dan
pemilik sarana.
i. Pemilik sarana yang dimaksud (poin h) harus memenuhi persyaratan tidak
pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
obat sebagaimana dinyatakan dalam surat penyataan yang bersangkutan.
j. Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan
APA dan atau persyaratan apotek atau lokasi apotek tidak sesuai dengan
permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam
jangka waktu selambat-lambatnya (12) dua belas hari kerja wajib
mengeluarkan
surat
penolakan
disertai
dengan
alasannya
dengan
menggunakan formulir model APT-7.
Dalam mengajukan permohonan perizinan apotek, Apoteker selaku
penanggung jawab melampirkan:
1. Data Apoteker.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
10
-
Fotokopi KTP Apoteker Pengelola Apotek (APA).
-
Fotokopi NPWP APA.
-
Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm 1 lembar.
-
Fotokopi Surat Izin Kerja.
-
Fotokopi Surat Lolos butuh dari Dinas Kesehatan Provinsi bagi APA
yang berasal dari luar Provinsi.
-
Surat Izin dari Atasan bagi APA yang PNS/ TNI/ Polri.
2. Data Pemilik Sarana Apotek (PSA)
-
Fotokopi KTP PSA/ Pemilik Perusahaan.
-
Fotokopi NPWP.
-
Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm 1 lembar.
3. Fotokopi Akte Perusahaan bila berbentuk Badan Hukum yang telah
terdaftar di Departemen Kehakiman dan HAM RI.
4. Salinan Akte Perjanjian kerjasama antara APA dan PSA.
5. Fotokopi IMB yang telah dilegalisir.
6. Fotokopi Undang-Undang Gangguan (UUG) dari Dinas Tramtib yang
telah dilegalisir.
7.
Surat Pernyataan dari APA tidak bekerja pada perusahaan Farmasi lain di
atas materai Rp 6.000,00.
8. Surat Pernyataan APA yang menyaakan akan tunduk serta patuh kepada
peraturan yang berlaku di atas materai Rp 6.000,00.
9. Surat Pernyataan dari APA tidak melakukan penjualan Narkotika, Obat
Keras Tertentu tanpa resep di atas materai Rp 6.000,00.
10. Surat Pernyaaan PSA tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam
pelanggaran peraturan di bidang Farmasi/obat dan tidak ikut campur dalam
hal pengelolaan obat di atas materai Rp 6.000,00.
11. Peta lokasi dan denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya.
12. Struktur organisasi dan tata kerja/ tata laksana.
13. Rencana jadwal buka apotek.
14. Daftar ketenagaan berdasarkan pendidikan.
15. Kelengkapan Asisten Apoteker/ D3 Farmasi
-
Surat Izin Asisten Apoteker.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
11
-
Fotokopi KTP.
-
Surat pernyataan bersedian bekerja di atas materai Rp 6.000,00.
16. Daftar peralatan peracikan obat.
17. Daftar buku pustaka.
18. Perlengkapan administrasi
-
Contoh etiket, kartu stock, copy resep.
-
Blanko SP, blanko faktur, form laporan Narkotika.
2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat wajib melaporkan pemberian
izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek dalam jangka
waktu setahun sekali kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi. Surat izin apotek dapat dicabut oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota apabila :
a.
Apoteker
tidak
lagi
memenuhi
kewajibannya
untuk
menyediakan,
menyimpan dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan
keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang sudah dikatakan tidak bermutu
baik atau karena sesuatu hal tidak dapat dan dilarang untuk digunakan
seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara
lain yang ditetapkan oleh Menteri.
b.
APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara terus
menerus.
c.
Pelanggaran terhadap Undang-Undang Obat Keras Nomor, St. 1937 N. 541,
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-Undang No.
5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Undang-Undang No. 22 Tahun 1997
tentang Narkotika, serta ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang
berlaku.
d.
Surat Izin Kerja APA dicabut.
e.
Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundangundangan di bidang obat.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
12
f.
Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat
pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya
baik merupakan milik sendiri atau pihak lain.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan pencabutan
surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan
pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan:
a.
Peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut
dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua) bulan.
b.
Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam) bulan
sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan apotek.
Pembekuan izin apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di atas,
dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh
persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini. Pencairan izin apotek
dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.Apabila SIA dicabut, APA atau Apoteker
Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Pengamanan tersebut wajib mengikuti tata cara sebagai
berikut:
a.
Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras
tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.
b.
Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang
tertutup dan terkunci.
c.
Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala
Wilayah Kantor Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang
olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang
dimaksud dalam huruf (a).
2.9 Tenaga Kerja di Apotek
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 menyebutkan bahwa tenaga
kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri
dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian adalah
tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
13
terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga
menengah farmasi/ Asisten Apoteker. Tenaga pendukung untuk menjamin
kelancaran kegiatan pelayanan kefarmasian di suatu apotek, yaitu Apoteker
Pengelola Apotek (APA), Asisten Apoteker, juru resep, kasir, dan pegawai
administrasi/ tata usaha.
APA adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek. APA
bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang berlangsung di apotek,
juga bertanggung jawab kepada pemilik modal (jika bekerja sama dengan Pemilik
Sarana Apotek). Tugas dan kewajiban APA di apotek adalah sebagai berikut :
a.
Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non-teknis
kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku.
b.
Menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu
baik dan yang keabsahannya terjamin.
c.
Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi administrasi.
d.
Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil yang
optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara meningkatkan omset,
mengadakan pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah mungkin.
e.
Melakukan pengembangan apotek.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332 tahun 2002, dalam
melakukan tugasnya, seorang APA dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan
Apoteker Pengganti. Apoteker Pendamping yaitu Apoteker yang bekerja di apotek
selain APA dan/atau menggantikan APA pada jam-jam tertentu pada hari buka
apotek. Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan APA jika APA
berhalangan hadir selama lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah
memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di tempat lain.
Tenaga pendukung lainnya untuk menjamin kelancaran kegiatan
pelayanan kefarmasian di suatu apotek adalah Asisten Apoteker. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/SK/ X/2002, Asisten
Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.
Tenaga pendukung yang tidak kalah pentingnya adalah juru resep, kasir dan
pegawai administrasi atau tata usaha. Juru resep adalah orang yang membantu
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
14
Asisten Apoteker dalam menyiapkan (meracik) obat menurut resep. Kasir
merupakan petugas yang mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang
dilengkapi dengan kuitansi, nota, tanda setoran, dan lain-lain. Pegawai
administrasi atau tata usaha bertugas membantu Apoteker dalam kegiatan
administrasi seperti membuat laporan harian.
2.10 Sediaan Farmasi di Apotek
Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1332/MENKES/
SK/X/2002, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat
kesehatan, dan kosmetika. Obat merupakan satu di antara sediaan farmasi yang
dapat ditemui di apotek. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, obat
adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Obat-obat yang beredar di Indonesia
digolongkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam 4
(empat) kategori, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat
golongan narkotika. Penggolongan ini berdasarkan tingkat keamanan dan
dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan terhadap peredaran dan pemakaian
obat-obat tersebut. Setiap golongan obat diberi tanda pada kemasan yang terlihat.
Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dibagi menjadi beberapa
golongan yaitu (Umar, 2011; Departemen Kesehatan RI, 1997).
2.10.1 Obat OTC (Over The Counter)
Obat-obat yang boleh dibeli oleh pasien tanpa resep dokter disebut obat
OTC (Over The Counter). Contoh dari obat OTC ini adalah obat bebas dan obat
bebas terbatas.
2.10.1.1 Obat Bebas
Obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter
adalah obat bebas. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
15
lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contohnya adalah parasetamol
(Kementerian Kesehatan, 2006).
Obat bebas
Obat bebas terbatas
Obat Keras
Narkotika
Gambar 2.1 Logo golongan obat
2.10.1.2 Obat Bebas Terbatas
Obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter
dan disertai dengan tanda peringatan disebut obat bebas terbatas. Tanda khusus
pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis
tepi berwarna hitam (Kementerian Kesehatan, 2006).
Wadah atau kemasan obat bebas terbatas perlu dicantumkan tanda
peringatan dan penyerahannya harus dalam bungkus aslinya. Tanda peringatan
tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm (atau
disesuaikan dengan kemasannya) dan diberi tulisan peringatan penggunaannya
dengan huruf berwarna putih (Kementerian Kesehatan, 2006). Terdapat enam
golongan peringatan untuk obat bebas terbatas, yaitu:
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
16
a.
P no.1 : Awas! Obat Keras. Bacalah aturan memakainya. Contoh obat
golongan ini adalah Stopcold, Inza, dan obat flu lainnya.
b.
P no.2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Contoh obat
golongan ini adalah Listerine dan Betadine Gargle.
c.
P no.3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan. Contoh obat
golongan ini adalah Rivanol dan Canesten.
d.
P no.4 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar.
e.
P no.5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan. Contoh obat golongan ini
adalah Suppositoria untuk laksatif.
f.
P no.6 : Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh obat golongan
ini adalah Suppositoria untuk wasir.
Contoh tanda peringatan dapat dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Tanda peringatan pada kemasan obat bebas terbatas
2.10.2 Obat Ethical
Obat yang dapat diperoleh oleh pasien dengan adanya resep dari dokter
disebut obat ethical. Contoh dari obat ethical ini adalah obat keras, psikotropika,
dan narkotika.
2.10.2.1 Obat Keras
Obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter disebut obat
keras. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
17
merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat-obat yang masuk ke dalam
golongan ini antara lain obat jantung, antihipertensi, antihipotensi, obat diabetes,
hormon, antibiotika, psikotropika, dan beberapa obat ulkus lambung dan semua
obat injeksi.
2.10.2.2 Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika yang digolongkan menjadi (Undang-Undang No. 5 Tahun 1997) :
a.
Psikotropika golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh dari obat psikotropika
golongan I adalah ecstasy (MDMA), psilosin (jamur meksiko/jamur tahi
sapi), LSD (lisergik deitilamid), dan meskalin (kaktus amerika).
b.
Psikotropika golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat golongan psikotropika
golongan II adalah amfetamin, metakualon, dan metilfenidat. Sekarang obat
psikotropika golongan I dan II dikategorikan dalam obat narkotika golongan
I.
c.
Psikotropika golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan
III adalah amorbarbital, flunitrazepam, dan kastina.
d.
Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
18
golongan
IV
adalah
barbital,
bromasepam,
diazepam,
estazolam,
fenorbarbital, klobazam, dan klorazepam.
Pengelolaan psikotropika di apotek adalah sebagai berikut :
a.
Pemesanan
Surat Pesanan (SP) psikotropika harus ditandatangani oleh APA serta
dilengkapi dengan nama jelas, stempel apotek, nomor SIPA dan SIA. Satu
surat pesanan ini dapat terdiri dari berbagai macam nama obat psikotropika
dan dibuat tiga rangkap. Berbeda dengan narkotika, pemesanan psikotropika
dapat ditujukan kepada PBF mana saja yang menjual jenis psikotropika yang
diperlukan.
b.
Penyimpanan
Obat-obatan golongan psikotropika cenderung disalahgunakan sehingga
disarankan agar menyimpan obat-obatan tersebut dalam suatu rak atau lemari
khusus.
c.
Penyerahan
Obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dapat diserahkan oleh
apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan dokter. Penyerahan
psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya,
rumah
sakit,
pengguna/pasien.
puskesmas,
Penyerahan
balai
pengobatan,
psikotropika
dokter,
oleh
rumah
dan
sakit,
kepada
balai
pengobatan, puskesmas hanya dapat dilakukan kepada pengguna/pasien.
Penyerahan psikotropika oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, dan balai
pengobatan dilaksanakan berdasarkan resep dokter. Penyerahan psikotropika
oleh dokter hanya boleh dilakukan dalam keadaan menjalankan praktek terapi
dan diberikan melalui suntikan, menolong orang sakit dalam keadaan darurat
dan menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
Psikotropika hanya dapat diserahkan oleh apotek dengan adanya resep dokter.
d.
Pelaporan
Apotek wajib membuat dan menyimpan catatan kegiatan yang berhubungan
dengan
psikotropika
dan
melaporkan
kepada
Dinas
Kesehatan
Kota/Kabupaten setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM atau
Balai POMsetempat.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
19
e.
Pemusnahan
Pada pemusnahan psikotropika, Apoteker wajib membuat berita acara dan
disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk dalam tujuh hari setelah mendapat
kepastian. Menurut pasal 53 Undang-Undang No. 5 Tahun 1997, pemusnahan
psikotropika dilakukan apabila berkaitan dengan tindak pidana, psikotropika
yang diproduksi tidak memenuhi standar dan persyaratan bahan baku yang
berlaku, kadaluarsa, serta tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada
pelayanan
kesehatan
dan/
atau
pengembangan
ilmu
pengetahuan.
Pemusnahan psikotropika dilakukan dengan pembuatan berita acara yang
sekurang-kurangnya memuat tempat dan waktu pemusnahan; nama pemegang
izin khusus; nama, jenis, dan jumlah psikotropika yang dimusnahkan; cara
pemusnahan; tanda tangan dan identitas lengkap penanggung jawab apotek
dan saksi-saksi pemusnahan.
Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah untuk menjamin
ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu
pengetahuan,
mencegah
terjadinya
penyalahgunaan
psikotropika
dan
memberantas peredaran gelap psikotropika.
2.10.2.3 Narkotika
Definisi narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika
dibagi menjadi tiga golongan, yaitu (Undang-Undang No. 35 Tahun 2009) :
a.
Narkotika golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini
adalah heroin, kokain, ganja, dan obat-obat psikotropika golongan I dan II.
b.
Narkotika golongan II
Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
20
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh narkotika golongan ini adalah morfin, petidin, dan metadon.
c.
Narkotika golongan III
Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini
adalah kodein.
Pengaturan narkotika dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2009
meliputi segala bentuk kegiatan dan/atau perbuatan yang berhubungan dengan
narkotika dan prekursor narkotika. Peraturan ini perlu dilakukan dengan tujuan
untuk :
a.
Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan
dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.
Mencegah, melindungi,
dan menyelamatkan
Bangsa Indonesia dari
penyalahgunaan narkotika.
c.
Memberantas peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.
d.
Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah guna
dan pecandu narkotika.
Pengelolaan narkotika di apotek adalah sebagai berikut :
a.
Pemesanan
Pemesanan narkotika hanya dapat dilakukan di Pedagang Besar Farmasi
(PBF) Kimia Farma dengan menggunakan Surat Pesanan Narkotika yang
ditandatangani oleh APA, dilengkapi nama jelas, nomor SIK, dan stempel
apotek. Satu lembar surat pesanan hanya dapat digunakan untuk memesan
satu macam narkotika. Surat pesanan tersebut terdiri dari empat rangkap yang
masing-masing akan diserahkan ke BPOM, Suku Dinas Kesehatan,
distributor, dan untuk arsip apotek.
b.
Penerimaan dan Penyimpanan
Penerimaan narkotika dilakukan oleh APA atau AA yang mempunyai SIK
dengan menandatangani faktur, mencantumkan nama jelas, nomor SIA, dan
stempel apotek (Kemenkes RI, 1978). Apotek harus mempunyai tempat
khusus yang dikunci dengan baik untuk menyimpan narkotika. Tempat
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
21
penyimpanan narkotika di
apotek harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1.
Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
2.
Harus mempunyai kunci yang kuat.
3.
Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian pertama
dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya
serta persediaan narkotika; bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan
narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.
4.
Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari
40x80x100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau
lantai.
5.
Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain
selain narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.
6.
Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh penanggung jawab atau
pegawai lain yang dikuasakan.
7.
Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak terlihat
oleh umum.
c.
Pelayanan resep
Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, disebutkan bahwa narkotika
hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan penyakit
berdasarkan resep dokter. Selain itu, berdasarkan Surat Edaran Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (sekarang Badan POM) No.
336/E/SE/1997 disebutkan bahwa apotek dilarang melayani salinan resep
yang mengandung narkotika. Untuk resep narkotika yang baru dilayani
sebagian atau belum sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi
salinan resep tersebut hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan
resep asli. Salinan resep dari narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambahkan
tulisan iter pada resep-resep yang mengandung narkotika.
d.
Pelaporan
Apotek berkewajiban menyusun dan mengirimkan laporan bulanan yang
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIK, SIA, nama jelas
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
22
dan stempel apotek. Laporan tersebut terdiri dari laporan penggunaan bahan
baku narkotika, laporan penggunaan sediaan jadi narkotika, dan laporan
khusus pengunaan morfin, petidin dan derivatnya. Laporan penggunaan
narkotika ini harus dilaporkan setiap bulan paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten setempat
dengan tembusan Balai Besar POM/Balai POM dan berkas untuk disimpan
sebagai arsip.
e.
Pemusnahan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28/Menkes/Per/I/1978
pasal 9 mengenai pemusnahan narkotika, APA dapat memusnahkan narkotika
yang rusak, kadaluarsa, dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pelayanan kesehatan dan/ atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Pemusnahan narkotika dilakukan dengan
pembuatan berita acara yang
sekurang-kurangnya memuat: tempat dan waktu (jam, hari, bulan, dan tahun);
nama pemegang izin khusus, APA atau dokter pemilik narkotika; nama, jenis,
dan jumlah narkotika yang dimusnahkan; cara pemusnahan; tanda tangan dan
identitas lengkap penanggung jawab apotek dan saksi-saksi pemusnahan.
Berita acara pemusnahan narkotika tersebut dikirimkan kepada Suku Dinas
Pelayanan Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM
setempat.
2.10.3 Obat Wajib Apotek
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
347/MENKES/SK/VII/1990, Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras
yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker di apotek. OWA
bertujuan untuk pelaksanaan swamedikasi di apotek. Swamedikasi adalah
pelayanan farmasi yang memberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih
sendiri tindakan pengobatan berdasarkan penyakit yang diderita dengan bantuan
rekomendasi dari apoteker. Obat-obat yang digunakan untuk pelaksanaan
swamedikasi meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, dan OWA. Swamedikasi
bertujuan untuk :
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
23
a.
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna
mengatasi masalah kesehatan dengan ditunjang melalui sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional.
b.
Meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/MENKES/PER/X/1993,
obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a.
Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia dua tahun, dan orang tua di atas 65 tahun.
b.
Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
c.
Penggunaan tidak memerlukan cara dan/atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d.
Penggunaan
diperlukan
untuk
penyakit
yang
prevalensinya
tinggi
diIndonesia.
e.
Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Dalam melayani pasien yang memerlukan OWA, Apoteker di apotek
diwajibkan untuk :
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
disebutkan dalam OWA yang bersangkutan.
b. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.
c. Memberikan informasi, meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi,
efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien.
2.11 Pengelolaan Apotek
Sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, apotek harus dikelola
oleh seorang Apoteker yang profesional. Dalam mengelola apotek, Apoteker
harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik,
mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi,
menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisiplin, kemampuan
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
24
mengelola sumber daya manusia secara efektif, selalu belajar sepanjang karir, dan
membantu
memberikan
pendidikan
dan
peluang
untuk
meningkatkan
pengetahuan.
Pengelolaan apotek dapat dibedakan atas pengelolaan teknis farmasi dan
non teknis farmasi. Sebagai pengelola teknis farmasi, APA bertanggung jawab
mengawasi pelayanan resep, mengawasi mutu obat yang dijual, memberikan
pelayanan informasi obat dan membuat laporan mengenai penggunaan obat-obat
khusus (narkotika dan psikotropika). Adapun sebagai pengelola non teknis
farmasi, seorang APA bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi,
keuangan, dan bidang lain yang berhubungan dengan apotek.
Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, administrasi, dan pelayanan.
2.11.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan meliputi penyusunan rencana keperluan yang tepat,
mencegah terjadinya kekurangan dan sedapat mungkin mencegah terjadinya
kelebihan perbekalan farmasi yang tersimpan lama dalam gudang. Banyaknya
jenis perbekalan farmasi yang dikelola mendorong diperlukannya suatu
perencanaan yang dilakukan secara cermat sehingga pengelolaan persediaan dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam membuat perencanaan pengadaan
sediaan farmasi perlu diperhatikan pola penyakit, kemampuan masyarakat, dan
budaya masyarakat.
2.11.2 Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi harus diterapkan sebaik mungkin agar
pengendalian, keamanan, dan jaminan mutu perbekalan farmasi dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. Prinsip pengadaan tidak hanya sekedar membeli barang,
tetapi juga mengandung pengertian meminta kerja sama pemasok dalam
menyediakan barang yang diperlukan. Pengadaan harus sesuai dengan keperluan
yang direncanakan sebelumnya dan harus sesuai dengan kemampuan atau kondisi
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
25
keuangan yang ada. Sistem atau cara pengadaannya harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2.11.3 Penyimpanan
Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Ketika
isi harus dipindahkan ke dalam wadah lain, maka harus dicegah terjadinya
kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru yang memuat
sekurang-kurangnya nomor batch dan tanggal kadaluarsa. Semua bahan obat
harus disimpan pada kondisi yang sesuai untuk menjamin kestabilan bahan.
Penataan perbekalan farmasi perlu memperhatikan peraturan yang berlaku dan
kemudahan dalam melakukan kegiatan pelayanan serta memiliki nilai estetika.
Penataan sedemikan rupa pada desain lemari harus menjamin kebersihan dan
keamanan perbekalan farmasi senantiasa terjaga.
2.11.4 Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan
kegiatan administrasi yang meliputi administrasi umum dan administrasi
pelayanan. Kegiatan administrasi umum meliputi pencacatan, pengarsipan,
pelaporan narkotika dan psikotropika, dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Administrasi pelayanan meliputi pengarsipan resep, pengarsipan
catatan pengobatan pasien dan pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
2.11.5 Pelayanan
Pelayanan apotek diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
922/MenKes/Per/X/1993 pasal 14 sampai dengan pasal 22, dan perubahan
terhadap ketentuan pasal 19 dalam Peraturan tersebut ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002 pasal 19, yang
meliputi :
a.
Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
Pelayanan resep ini sepenuhnya atas tanggung jawab APA dan sesuai dengan
keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat (Pasal 12
ayat 1 dan 2).
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
26
b.
Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian
profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat (Pasal 15 ayat 1).
c.
Apotek tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam
resep dengan obat paten (Pasal 15 ayat 2).
d.
Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep,
Apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk pemilihan
obat yang lebih tepat (Pasal 15 ayat 3). Namun, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, apoteker
dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya/obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau
pasien.
e.
Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan
obat yang diserahkan secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan
masyarakat (Pasal 15 ayat 4a dan 4b).
f.
Apabila Apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau
penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan kepada
dokter penulis resep. Apabila atas pertimbangan tertentu dokter penulis resep
tetap pada pendiriannya, dokter wajib melaksanakan secara tertulis atau
membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep (Pasal 16 ayat 1 dan 2).
g.
Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker (Pasal 17 ayat 1).
h.
Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka
waktu tiga tahun (Pasal 17 ayat 2).
i.
Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan
yang berlaku (Pasal 17 ayat 3).
j.
APA, apoteker pendamping, atau apoteker pengganti diijinkan untuk menjual
obat keras yang dinyatakan sebagai Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA)
tanpa resep. DOWA ditetapkan oleh Menteri KesehatanRI (Pasal 18 ayat 1
dan 2).
k.
Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka Apotik, APA
harus menunjuk Apoteker pendamping (Pasal 19 ayat 1).
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
27
l.
Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan
melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti (Pasal 19 ayat 2).
m. Penunjukan dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dan (2) harus dilaporkan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (Pasal 19 ayat 3).
n.
Apoteker pendamping dan apoteker pengganti harus memenuhi persyaratan
seperti persyaratan yang ditetapkan untuk APA (Pasal 19 ayat 4).
o.
Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara
terus menerus, Surat Izin Apotek atas nama Apoteker bersangkutan dicabut
(Pasal 19 ayat 5).
p.
APA turut bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
Apoteker pendamping dan Apoteker pengganti dalam hal pengelolaan apotek
(Pasal 20).
q.
Apoteker Pendamping yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugas pelayanan kefarmasian selama yang
bersangkutan bertugas menggantikan APA (Pasal 21).
r.
Dalam pelaksanaan pengelolaan apotek, APA dapat dibantu oleh Asisten
Apoteker (Pasal 22 ayat 1).
s.
Asisten Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek di bawah
pengawasan Apoteker (Pasal 22 ayat 2).
2.12 Pengadaan Persediaan Apotek
Pengadaan merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan
farmasi berdasarkan fungsi perencanaan dan penganggaran. Tujuan pengadaan
yaitu untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan dalam jumlah yang
cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawabkan dalam waktu dan
tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut tata cara dan ketentuan yang
berlaku (Quick, 1997; Seto, Yunita&Lily, 2004).
Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam fungsi pengadaan, yaitu :
a.
Doematig, artinya sesuai tujuan atau rencana. Pengadaan harus sesuai
kebutuhan yang sudah direncanakam sebelumnya.
b.
Rechtmatig, artinya sesuai hak atau kemampuan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
28
c.
Wetmatig, artinya sistem atau cara pegadaannya harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Model pengadaan secara umum berdasarkan waktu adalah sebagai berikut:
a. Annual purchasing, yaitu pemesanan satu kali dalam satu tahun.
b. Scheduled purchasing, yaitu pemesanan secara periodik dalam waktu tertentu
misalnya mingguan, bulanan, dan sebagainya.
c. Perpetual purchasing, yaitu pemesanan dilakukan setiap kali tingkat
persediaan rendah.
d. Kombinasi antara annual purchasing, scheduled purchasing, dan perpetual
purchasing yaitu pengadaan dengan pemesanan yang bervariasi waktunya,
seperti cara ini dapat diterapkan tergantung dari jenis obat yang dipesan.
Misalnya obat impor yang mahal cukup dipesan sekali dalam setahun saja.
Obat-obatan yang termasuk slow moving dapat dipesan secara periodik setiap
tahun (scheduled purchasing), dan obat-obatan yang banyak diminati oleh
pembeli maka pemesanan dilakukan secara perpetual purchasing.
Setelah menentukan jenis pengadaan yang akan diterapkan berdasarkan
frekuensi dan waktu pemesanan maka pengadaan atau pembelian barang di apotek
dapat dilakukan dengan cara :
a.
Pembelian kontan atau kredit
Pembelian kontan adalah pihak apotek langsung membayar harga obat yang
dibeli dari distributor, biasanya untuk apotek yang baru dibuka karena untuk
melakukan pembayaran kredit apotek harus menunjukkan kemampuannya
dalam menjual, sedangkan pembelian kredit adalah pembelian yang
pembayarannya sampai jatuh tempo.
b.
Pembelian konsinyasi (kredit atau titipan obat)
Pembelian konsinyasi adalah titipan barang dari pemilik kepada apotek,
dimana apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila
barang tersebut terjual. Bila barang tersebut tidak terjual sampai batas waktu
kadaluarsa atau waktu yang telah disepakati maka barang tersebut dapat
dikembalikan pada pemiliknya.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
29
2.13 Pengendalian Persediaan Apotek
Aktivitas
pengendalian
persediaan
bertujuan
untuk
pengaturan
persediaan obat di apotek agar menjamin kelancaran pelayanan pasien di apotek
secara efektif dan efisien. Unsur dari pengendalian persediaan ini mencakup
penentuan cara pemesanan atau pengadaannya, menentukan jenis persediaan yang
menjadi prioritas pengadaan, hingga jumlah persediaan yang optimal dan yang
harus ada di apotek untuk menghindari kekosongan persediaan. Oleh karena itu,
pengelolaan dan pengendalian persediaan obat di apotek berfungsi untuk
memastikan pasien memperoleh obat yang diperlukan, mencegah risiko kualitas
barang yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan, dan mendapatkan
keuntungan dari pembelian dengan memilih distributor obat yang memberi harga
obat bersaing, pengiriman cepat, dan kualitas obat yang baik.
Salah satu cara untuk menentukan dan mengendalikan jenis persediaan
yang seharusnya dipesan adalah dengan melihat pergerakan keluar masuknya obat
dan mengidentifikasi jenis persediaan yang menjadi prioritas pemesanan. Metode
pengendalian persediaan dengan menyusun prioritas tersebut dapat dibuat
dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut (Quick, 1997):
a.
Analisis VEN (Vital, Esensial, Non-esensial)
Pengendalian obat dengan memperhatikan kepentingan dan vitalitas obat
yang harus selalu tersedia untuk melayani permintaan untuk pengobatan.
Vital dalam analisis VEN maksudnya adalah obat untuk penyelamatan hidup
manusia atau untuk pengobatan karena penyakit yang mengakibatkan
kematian. Pengadaan obat golongan ini diprioritaskan. Contohnya adalah
obat-obat hipertensi dan diabetes. Obat esensial adalah obat yang banyak
diminta untuk digunakan dalam tindakan atau pengobatan penyakit terbanyak,
yang resepnya sering datang ke apotek. Dengan kata lain, obat-obat golongan
ini adalah obat yang fast moving. Obat non-esensial adalah obat pelengkap
yang tidak banyak diminta dan tidak esensial.
b.
Analisis Pareto (ABC)
Analisis pareto disusun berdasarkan penggolongan persediaan yang
mempunyai nilai harga yang paling tinggi. Pareto membagi persediaan
berdasarkan atas nilai rupiah sehingga untuk mengendalikan persediaan
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
30
barang difokuskan pada item persediaan yang bernilai tinggi daripada yang
bernilai rendah. Analisis ABC Merupakan metode pembuatan grup atau
penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah,
dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B dan C.
Kelompok A adalah inventory dengan jumlah sekitar 20% dari item tapi
mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari total nilai inventory. Kelompok B
adalah inventory dengan jumlah sekitar 30% dari item tapi mempunyai nilai
investasi sekitar 15% dari total nilai inventory. Sedangkan kelompok C adalah
inventory dengan jumlah sekitar 50% dari item tapi mempunyai nilai investasi
sekitar 5% dari total nilai inventory. Besarnya persentase ini adalah kisaran
yang bisa berubah-ubahdan berbeda antara perusahaan satu dengan yang
lainnya (Widiyanti, 2005).
c.
Analisis VEN-ABC
Mengkategorikan item berdasarkan volume dan nilai penggunaannya selama
periode
waktu
tertentu,
biasanya
1
tahun.
Analisis
VEN-ABC
menggabungkan analisis pareto dan VEN dalam suatu matriks sehingga
analisis menjadi lebih tajam. Matriks dapat dibuat sebagai berikut :
V
E
N
A
VA EA NA
B
VB EB NB
C
VC EC NC
Gambar 2.3 Matriks VEN – ABC
Matriks di atas dapat dijadikan dasar dalam menetapkan prioritas untuk
menyesuaikan anggaran atau perhatian dalam pengelolaan persediaan. Semua
obat vital dan esensial dalam kelompok A, B, dan C hendaknya disediakan, tetapi
kuantitasnya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen apotek. Untuk obat nonesensial dalam kelompok A tidak diprioritaskan, sedangkan kelompok B dan C
pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
31
2.14 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pharmaceutical care (PC) seringkali diartikan sebagai Asuhan
Kefarmasian atau Pelayanan Kefarmasian. Pharmaceutical care adalah tanggung
jawab farmakoterapi dari seorang Apoteker untuk mencapai dampak tertentu
dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. PC diimplementasikan dengan Good
Pharmacy Practice (Cara Praktek di Apotek yang Baik). Dengan demikian Good
Pharmacy Practice merupakan suatu pedoman yang digunakan untuk menjamin
bahwa layanan yang diberikan Apoteker kepada setiap pasien telah memenuhi
kualitas yang tepat. Pedoman tersebut perlu disusun secara nasional dengan
inisiatif dari organisasi profesi Apoteker dan pemerintah. Dengan adanya
pedoman tersebut diharapkan bahwa masyarakat dapat menggunakan obat-obatan
dan produk serta jasa kesehatan dengan lebih tepat sehingga tercapai tujuan terapi
yang diinginkan.
Pelaksanaan Good Pharmacy Practice di farmasi komunitas adalah
sebagai berikut :
a.
Melakukan serah terima obat kepada pasien atas resep dokter dengan
beberapa kriteria.
b.
Melakukan pemilihan obat pada pasien dalam upaya pengobatan diri sendiri
(swamedikasi).
c.
Memonitor kembali penggunaan obat oleh pasien akan tujuan yang optimal
melalui telepon atau kunjungan residensial.
d.
Melakukan ceramah tentang kesehatan dan obat, memberdayakan masyarakat
tentang penggunaan obat yang baik dan upaya dalam pencegahan penyakit di
masyarakat.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004, standar pelayanan kefarmasian di apotek meliputi
peayanan resep, promosi dan edukasi, serta pelayanan residensial (home care).
a.
Pelayanan Resep
1) Skrining resep
Apoteker
melakukan
skrining
resep
yang
meliputi
persyaratan
administratif, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Skrining
terhadap persyaratan administratif meliputi nama, SIP dan alamat dokter;
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
32
tanggal penulisan resep; tanda tangan/paraf dokter penulis resep; nama,
alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien; nama obat, potensi,
dosis dan jumlah yang minta; cara pemakaian yang jelas; dan informasi
lainnya. Skrining kesesuaian farmasetik meliputi bentuk sediaan, dosis,
potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian. Skrining
pertimbangan klinis meliputi adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan
terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep
dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu
menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
2) Penyiapan obat
Penyiapan obat dimulai dengan peracikan. Peracikan merupakan kegiatan
menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan memberikan etiket
pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu
prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan jumlah obat, serta
penulisan etiket yang benar. Etiket harus jelas dan dapat dibaca. Obat
hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga
terjaga kualitasnya. Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan
pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep.
Penyerahan obat dilakukan oleh Apoteker disertai pemberian informasi
obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan. Apoteker harus
memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat,
tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien
sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan
obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas, serta makanan dan minuman
yang harus dihindari selama terapi. Apoteker harus memberikan konseling,
mengenai sediaan farmasi, pengobatan, dan perbekalan kesehatan lainnya,
sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan
terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan
farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit
tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis
lainnya, Apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
33
Setelah penyerahan obat kepada pasien, Apoteker harus melaksanakan
pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti
kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.
b.
Promosi dan Edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker harus berpartisipasi
secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi
informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet atau brosur, poster,
penyuluhan, dan lain-lainnya.
c.
Pelayanan Residensial (Home Care)
Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan
kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok
lansia
dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk
aktivitas ini Apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan
(medication record).
2.14.1
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) di bidang kefarmasian
merupakan rangkaian kegiatan interaksi positif antara Apoteker dengan pasien,
keluarga pasien, atau dengan tenaga kesehatan. Tujuannya adalah untuk
membangun hubungan dan kepercayaan dengan pasien, mendapatkan informasi
dari pasien, memberikan instruksi pada pasien yang berkaitan dengan obat, serta
untuk memberikan dukungan maupun semangat kepada pasien supaya
penyakitnya cepat sembuh.
Konseling dan informasi yang diberikan berupa informasi mengenai efek
samping, dosis, cara penggunaan, interaksi obat, harga obat, dan lain-lain.
Seorang Apoteker harus dapat menyarankan pengobatan yang rasional dan dapat
memberikan alternatif pengobatan lain yang lebih aman dan efektif. Latar
belakang perlunya KIE adalah sebagai berikut :
a.
Ketidakpatuhan pasien
Berbagai macam penyebab ketidakpatuhan antara lain status ekonomi pasien
maupun adanya interaksi antara pasien dengan tenaga kesehatan yang kurang
baik. Ketidakpatuhan ini dapat terjadi dalam bentuk resep tidak ditebus oleh
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
34
pasien, resep yang lama tidak ditebus kembali, atau dosis yang tidak efektif
membuat pasien menggandakan dosis sendiri.
b.
Penggunaan obat yang tidak rasional
Hal ini dapat berupa obat tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien, jenis obat,
dosis, rute pemberian, waktu pemberian, durasi pemberian dan obat tidak
terjangkau oleh pasien.
c.
Penggunaan obat yang tidak benar
Hal ini lebih ditekankan pada teknik penggunaan obat oleh pasien. Terdapat
beberapa bentuk sediaan obat yang memerlukan teknik khusus dalam
penggunaannya agar lebih efektif, antara lain obat asma yang menggunakan
inhaler, suppositoria, dan obat tetes.
KIE dapat memberikan manfaat, baik bagi pasien, keluarga pasien,
tenaga kesehatan, maupun Apoteker. Beberapa manfaat tersebut, antara lain :
a.
Bagi pasien, keluarga, atau tenaga kesehatan
1) Menurunkan kesalahan dalam menggunakan obat.
2) Menurunkan ketidakpatuhan.
3) Menurunkan efek samping obat.
4) Menurunkan biaya pengobatan.
5) Meningkatkan pemahaman tentang penyakit.
6) Meningkatkan penggunaan obat yang rasional.
b. Bagi Apoteker
1) Meningkatkan citra profesi.
2) Meningkatkan kepuasan kerja.
3) Menarik customer.
2.14.2
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Peranan terhadap keberadaan Apoteker di apotek dalam pemberian
informasi obat kepada pasien, dokter, maupun tenaga medis lainnya sangat
penting. Pelaksanaan PIO di apotek bertujuan untuk tercapainya penggunaan obat
yang rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen (dosis, cara, saat
dan lama pemberian), tepat obat, dan waspada efek samping. Informasi obat pada
pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian, cara penyimpanan obat,
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
35
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus
dihindari selama terapi. Dalam memberikan informasi obat, seorang Apoteker
harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Mandiri, berarti Apoteker bebas dari segala bentuk keterikatan dengan pihak
lain sehingga menyebabkan informasi yang diberikan menjadi tidak objektif.
b.
Objektif.
c.
Seimbang, berarti Apoteker dalam memberikan informasi harus melihat
dariberbagai sudut pandang yang mungkin berlawanan.
d.
Ilmiah,
berarti
Apoteker
dalam
menyampaikan
informasi
harus
berdasarkansumber data atau referensi yang dapat dipercaya.
e.
Berorientasi pada pasien, berarti informasi yang disampaikan tidak hanya
mencakup informasi produk, seperti ketersediaan, kesetaraan generik,
melainkan juga mencakup informasi yang mempertimbangkan kondisi pasien.
2.14.3
Konseling
Salah satu bentuk standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan
Apoteker di apotek adalah pemberian konseling. Apoteker harus memberikan
konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan, dan perbekalan kesehatan
lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau pasien dapat
terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk
penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan
penyakit kronis lainnya, Apoteker harus memberikan konseling secara
berkelanjutan.
2.14.4
Swamedikasi
Swamedikasi adalah melakukan pengobatan mandiri tanpa melalui dokter
ketika sedang sakit. Umumnya, swamedikasi dilakukan untuk mengatasi
gangguan kesehatan ringan mulai dari batuk pilek, demam, sakit kepala, maag,
masalah pada kulit, hingga iritasi ringan pada mata. Konsep modern dari
swamedikasi adalah upaya pencegahan terhadap penyakit, dengan mengonsumsi
vitamin dan suplemen kesehatan atau suplemen makanan untuk meningkatkan
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
36
daya tahan tubuh. Beberapa hal yang menjadi faktor berkembangnya swamedikasi
di masyarakat adalah :
a.
Harga obat yang melambung tinggi dan biaya pelayanan kesehatan yang
semakin mahal mendorong masyarakat berinisiatif untuk mengobati dirinya
sendiri dengan obat-obatan yang tersedia di pasaran tanpa melalui konsultasi
dengan dokter. Biasanya penggunaan obat yang dipilih adalah kategori obat
OTC dan obat DOWA.
b.
Pergeseran pola pengobatan dari kuratif rehabilitatif menjadi preventif
rehabilitatif. Penyebabnya adalah tingkat pengetahuan masyarakat yang
semakin tinggi; penghasilan per individu yang meningkat; teknologi
informasi semakin cepat, mudah, dan jelas; dan lain-lain. Untuk itu, upaya
yang dilakukan adalah pencegahan terhadap kemungkinan terserang penyakit,
sehingga obat-obatan yang dicari adalah obat-obat bebas dan suplemen
makanan atau suplemen kesehatan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan
swamedikasi, antara lain :
a.
Membaca secara teliti informasi yang tertera pada kemasan atau brosur di
dalam kemasan. Informasi yang diberikan meliputi komposisi zat
aktif,indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, dosis, dan cara
penggunaan.
b.
Memilih obat dengan jenis kandungan zat aktif sesuai keperluan, misalnya
apabila gejala penyakit hanya batuk maka obat yang dipilih hanya mengatasi
batuk saja, tidak perlu obat penurun demam.
c.
Penggunaan obat hanya jangka pendek (seminggu), jika gejala menetap atau
memburuk maka segera konsultasikan ke dokter.
d.
Memperhatikan aturan pemakaian, bagaimana cara memakainya, berapa
jumlahnya, berapa kali sehari, dipakai sebelum atau sesudah makan atau
menjelang tidur, serta berapa lama pemakaiannya.
e.
Perlu diperhatikan masalah kontraindikasi (pada keadaan mana obat tidak
boleh digunakan) dan bagaimana cara penyimpanan obat (obat disimpan
dimana dan apakah sisa obat yang disimpan dapat digunakan lagi).
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS APOTEK ATRIKA
3.1 Sejarah dan Lokasi
Apotek Atrika didirikan pada tanggal 21 Juli 2001 dengan nomor SIA
1387.01/KANWIL/SIA/01/0. Apotek ini merupakan apotek kerjasama dengan
Pemilik Sarana Apotek (PSA) Atrika yaitu Bapak Winardi Hendrayanta. Sebagai
Apoteker Pengelola Apotek (APA) Atrika adalah Bapak Dr. Harmita, Apt.
Apotek Atrika terletak di Jalan Kartini Raya No. 34 Jakarta Pusat yang
merupakan kawasan pemukiman penduduk. Apotek Atrika terletak di tepi jalan
yang mudah dijangkau oleh kendaraan dan dilalui oleh angkutan umum serta
merupakan jalan dua arah dengan badan jalan yang tidak terlalu lebar. Di sekitar
apotek terdapat banyak praktek dokter umum, dokter spesialis, dan dokter hewan.
Peta lokasi Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 1. Apotek Atrika buka dari
hari Senin hingga Sabtu, mulai pukul 08.00 sampai 22.00 WIB, kecuali untuk
hari Sabtu hanya sampai pukul 17.00 WIB, sedangkan hari Minggu dan hari libur
nasional tutup.
3.2 Tata Ruang
Bagian depan Apotek Atrika memiliki halaman yang dapat digunakan
sebagai tempat parkir. Bangunan Apotek Atrika terbagi menjadi dua bagian, yaitu
ruang depan dan ruang dalam. Ruang depan terdiri dari ruang tunggu, kasir,
tempat penerimaan resep sekaligus tempat penyerahan obat, dan etalase untuk
obat OTC. Ruang dalam terdiri atas ruang racik yang dikelilingi lemari untuk obat
ethical, kamar mandi, dan tempat pencucian atau wastafel. Gambar tata ruang dan
denah ruang Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 3.
Penyusunan obat di Apotek Atrika dilakukan berdasarkan farmakologi
obat dan jenis sediaannya yang kemudian disusun berdasarkan abjad.
Penggolongan obat secara farmakologi yang terdapat di Apotek Atrika,
diantaranya
antibiotika,
antimikroba,
antivirus,
vitamin,
saluran
kemih,
antithyroid, antimigrain, analgesik/ antiinflamasi, gastrointestinal dan saluran
pencernaan, saluran pernafasan, antihistamin, kortikosteroid, kontrasepsi /hormon,
37
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
38
antipsikosis, cardiovascular dan golongan lain. Sediaan yang terdapat di Apotek
Atrika dibagi menjadi tiga, yaitu sediaan oral padat (tablet, kapsul), sediaan oral
cair (sirup, suspensi), dan sediaan topikal (salep, krim, suppositoria, obat tetes
mata, obat tetes telinga, dan sebagainya). Selain itu, juga terdapat lemari terpisah
untuk menyimpan obat fast moving, obat generik berlogo, obat golongan
narkotika, psikotropika, dan obat yang telah mendekati waktu kadaluwarsa.
3.3 Struktur Organisasi
Pembentukan struktur organisasi dan pembagian tugas serta wewenang
tiap jabatan dilakukan oleh APA. Seorang APA harus dapat memprediksi dan
membentuk struktur organisasi apotek, disertai dengan uraian fungsi dan tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya. APA harus mengetahui kegiatan apa saja
yang akan dilakukan dan tipe orang yang bagaimana yang dapat melaksanakan
fungsi kegiatan tersebut sehingga apotek dapat beroperasional sesuai rencana.
Apotek Atrika mempunyai beberapa orang karyawan dengan rincian
sebagai berikut:
a.
b.
Tenaga teknis farmasi, yaitu :
Pemilik Sarana Apotek
: 1 orang
Apoteker Pengelola Apotek
: 1 orang
Apoteker Pendamping
: 1 orang
Asisten Apoteker
: 2 orang
Juru resep
: 1 orang
Tenaga non teknis farmasi, yaitu:
Tenaga keuangan dan kasir
: 2 orang
Kurir
: 1 orang
Gambar struktur organisasi Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.4 Tugas dan Fungsi Jabatan
3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Tugas dan tanggung jawab APA adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
39
a.
Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan fungsinya
(apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi segala kebutuhan
perundang-undangan di bidang perapotekan yang berlaku.
b.
Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk mengkoordinasikan
dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya antara lain mengatur daftar
giliran kerja, menetapkan pembagian beban kerja, dan tanggung jawab
masing-masing karyawan.
c.
Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan
omset
penjualan
dan
mengembangkan hasil
usaha
apotek dengan
mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya untuk perbaikan
pelayanan dan kemajuan apotek.
d.
Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan
resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan
menyerahkan obat.
e.
Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk
mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam hal ini Apoteker harus
memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak
bias, etis, bijaksana, dan terkini.
f.
Melaksanakan pelayanan swamedikasi.
g.
Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi
bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien
kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi
tentang penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang
diperlukan.
h.
Membuat salinan resep dan kuintasi bila dibutuhkan.
i.
Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian.
j.
Bertanggung jawab atas pengadaan obat, terutama obat-obat golongan
narkotika dan psikotropika.
3.4.2 Apoteker Pendamping
Tugas dan tanggung jawab Apoteker Pendamping adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
40
a.
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab APA ketika APA sedang tidak
berada di tempat.
b.
Menjamin penyampaian informasi obat kepada pasien.
c.
Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi
bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nama pasien, dan cara pakainya.
d.
Mencatat dan menghitung bon penjualan kredit untuk resep-resep kredit.
e.
Bertanggung jawab atas pengadaan obat.
3.4.3 Asisten Apoteker
Tugas dan fungsi Asisten Apoteker adalah sebagai berikut :
a.
Melakukan pendataan kebutuhan barang.
b.
Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimpanan obat di
ruang peracikan.
c.
Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan
resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan
menyerahkankan obat.
d.
Memberi harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa kelengkapan
resep.
e.
Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi
bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien
kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi
tentang penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang
diperlukan.
f.
Mencatat keluar masuk barang.
g.
Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadaluarsa.
h.
Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat yang
masuk setiap harinya.
i.
Mencatat penerimaan uang setelah dihitung terlebih dahulu, begitu juga
dengan pengeluaran yang harus dilengkapi dengan kuitansi, nota dan tanda
setoran yang sudah diparaf APA atau karyawan yang ditunjuk.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
41
3.4.4 Juru Resep
Tenaga yang membantu Asisten Apoteker dalam meracik obat di apotek
adalah juru resep. Tugas dan kewajiban juru resep adalah :
a.
Membantu tugas Apoteker dan Asisten Apoteker dalam penyediaan atau
pembuatan obat jadi maupun obat racikan.
b.
Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta melaporkan hasil
sediaan yang sudah jadi kepada Asisten Apoteker.
c.
Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan Asisten Apoteker.
d.
Menjaga kebersihan apotek.
3.4.5 Kasir
Tugas dan tanggung jawab kasir adalah sebagai berikut :
a.
Menerima pembayaran tunai maupun dengan kartu kredit.
b.
Menerima barang masuk.
c.
Memberi harga untuk resep-resep yang masuk.
d.
Melayani penjualan obat bebas dan bebas terbatas.
e.
Mencatat, menghitung, dan menyimpan uang hasil penjualan.
f.
Menyetor uang hasil penjualan ke bagian keuangan.
g.
Bertanggung jawab terhadap kesesuaian uang yang masuk dengan penjualan.
3.4.6 Keuangan
Tugas dan kewajiban bagian keuangan adalah sebagai berikut:
a.
Bertanggung jawab terhadap kondisi aliran kas yang terjadi.
b.
Menerima uang yang disetor oleh kurir dan penjualan obat tunai, baik obat
bebas dan bebas terbatas maupun penjualan obat dengan resep.
c.
Mengeluarkan
uang
yang diperlukan
untuk
melaksanakan
kegiatan
operasional apotek, seperti listrik dan telepon.
d.
Menyimpan bukti pembayaran dan pembelian barang, serta bukti pertukaran
faktur dengan PBF.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
42
3.4.7 Pesuruh
Tugas dan tanggung jawab pesuruh adalah sebagai berikut :
a.
Menjaga kebersihan apotek.
b.
Menjamin kerapian apotek.
c.
Membantu petugas apotek lain yang memerlukan bantuan non-teknis
kefarmasian.
3.4.8 Kurir
Tugas dari seorang kurir adalah sebagai berikut :
a.
Mengantar obat dan sediaan farmasi untuk pelayanan pesan antar.
b.
Menjamin obat yang tepat sampai kepada pasien yang tepat.
c.
Menerima uang hasil pembayaran obat.
3.5 Kegiatan di Apotek Atrika
Tenaga kerja Apotek Atrika bekerja secara bergantian berdasarkan jam
kerja yang telah dibagi menjadi dua shift, yaitu shift I pukul 08.00-16.00 dan shift
II pukul 16.00-22.00. Apotek Atrika buka hari Senin sampai Jumat mulai pukul
08.00-22.00 WIB, hari Sabtu pukul 08.00-16.00, sedangkan hari Minggu dan hari
libur nasional tutup. Kegiatan yang dilakukan di Apotek Atrika dikelompokkan
menjadi dua bidang, yaitu kegiatan di bidang teknis kefarmasian dan kegiatan
non-teknis kefarmasian.
3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian
3.5.1.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
a.
Pengadaan Barang
APA merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pengadaan perbekalan
farmasi, tetapi untuk menjaga kelancaran dan ketepatan persediaan barang,
Asisten Apoteker dapat melakukan pengadaan barang untuk keperluan
mendesak yang dilakukan pada pagi hari dengan surat pesanan sementara
yang diparaf oleh Asisten Apoteker. Pengadaan barang di Apotek Atrika, baik
jenis maupun jumlah barang disesuaikan dengan kondisi keuangan dan
kategori arus barang fast moving atau slow moving. Pengadaan juga
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
43
didasarkan pada obat-obat yang banyak diresepkan oleh dokter yang praktek
di sekitar apotek. Pengadaan barang bisa dilakukan dengan cara konsinyasi,
COD (cash on delivery),atau kredit. Konsinyasi adalah penitipan barang dari
distributor kepada apotek, di mana apotek bertindak sebagai agen komisioner
yang menerima komisi bila barang terjual, bila tidak terjual barang tersebut
dapat dikembalikan. Biasanya konsinyasi dilakukan untuk obat-obat baru
yang belum dijual di apotek, di mana sedang dalam masa promosi, sementara
pembayaran dilakukan hanya terhadap barang yang telah terjual. COD adalah
pembelian barang di mana pembayaran dilakukan secara langsung pada saat
barang datang, sedangkan pembayaran yang dilakukan secara kredit
dilakukan setelah jatuh tempo.
b.
Pemesanan Barang
Berdasarkan buku defekta, pemesanan dilakukan kepada PBF dan
menggunakan surat pesanan langsung kepada salesman atau melalui telepon.
c.
Penerimaan Barang
Asisten Apoteker memeriksa barang yang diterima berdasarkan surat pesanan
dan faktur, baik kuantitas maupun kualitas (tanggal kadaluarsa, keadaan fisik
barang, kode produksi/bets dan lain-lain). Apabila barang yang diterima
sesuai
dengan
surat
pesanan,
maka
petugas
selanjutnya
menandatangani,memberi stempel apotek pada faktur dan memberi nomor
faktur untuk kemudian dicatat di buku penerimaan barang yang berisi tanggal
penerimaan, nomor urut faktur dan nama PBF. Selanjutnya, faktur asli
diserahkan kembali ke PBF dan salinan faktur disimpan di apotek sebanyak
dua lembar. Penerimaan dicatat dalam buku pemasukan barang dalam yang
berisi tanggal penerimaan, nama obat dan jumlah barang yang diterima
(satuan terkecil) dan tanggal kadaluarsa. Kemudian dilakukan pencatatan
faktur ke buku faktur yang berisi tanggal faktur, nama PBF, jumlah barang
(satuan terbesar), nama obat, tanggal kadaluwarsa, harga satuan, potongan
harga dan PPN. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke
dalam kartu stok besar (kartu gudang) dan kartu stok kecil. Bila terjadi
perubahan harga barang maka perubahan harga dicatat di buku perubahan
harga kemudian juga di buku daftar harga barang dan komputer kasir.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
44
Gambar kartu stok besar dan kecil dapat dilihat pada Lampiran 13a hingga
13b.
d.
Penyimpanan Barang
Apotek Atrika melakukan penyimpanan barang berdasarkan bentuk sediaan
obat dan menurut abjad, baik untuk obat ethical, maupun untuk obat OTC.
Obat disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
Expired First Out), di mana obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih
dahulu diletakkan di bagian yang paling depan dan/atau paling atas, agar
keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat juga lemari khusus untuk
menyimpan barang-barang yang mendekati waktu kadaluarsa. Penyimpanan
narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di dinding dan kunci
lemari tersebut disimpan oleh Apoteker Pendamping.
e.
Pengeluaran Barang
Apotek Atrika melakukan pengeluaran barang dengan sistem FEFO (First
Expired First Out), yaitu barang yang memiliki batas kadaluarsa lebih awal
dikeluarkan terlebih dahulu. Barang yang keluar dari penjualan bebas dicatat
pada buku penjualan barang bebas (OTC), sedangkan barang yang keluar dari
penjualan resep dicatat pada buku resep.
f.
Pemeriksaan dan Pencatatan Stok Barang
Kegiatan ini dilakukan setiap hari berdasarkan buku penjualan dan buku
resep. Jumlah barang yang ada dicocokkan dengan jumlah yang tertera pada
kartu stok kecil. Barang yang habis dicatat pada buku defekta untuk
dilakukan pemesanan.
g.
Pembuatan Sediaan Standar (Anmaak)
Obat-obat yang dibuat oleh apotek berdasarkan resep-resep standar dalam
buku resmi untuk dijual bebas ataupun berdasarkan resep dokter disebut
dengan sediaan standar. Beberapa sediaan standar yang dibuat di Apotek
Atrika adalah minyak kayu putih, minyak telon, lisol, obat batuk putih, obat
batuk hitam, obat biang keringat, rivanol, salicyl spiritus, dan bedak salisilat.
Sediaan standar ini ditempatkan di rak obat bebas dan disusun berdasarkan
abjad.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
45
3.5.1.2 Pengelolaan Narkotika
a.
Pengadaan Narkotika
Kegiatan ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penerimaan narkotika dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Asisten
Apoteker yang memiliki SIK dan bukti penerimaannya diterima dan disimpan
oleh Apoteker Pengelola Apotek. Gambar Surat Pesanan (SP) Narkotika
dapat dilihat pada Lampiran 9a.
b.
Penyimpanan Narkotika
Narkotika disimpan di dalam lemari khusus yang menempel di dinding dan
kuncinya dipegang oleh Apoteker Pendamping.
c.
Pelayanan Narkotika
Pelayanan resep yang mengandung narkotika telah dilakukan sesuai
ketentuan yang berlaku. Setiap pengeluaran narkotika harus dicatat di kartu
stok dan diperiksa kesesuaian jumlahnya. Narkotika pada resep digaris bawah
merah, dan resepnya disimpan terpisah dari resep lain.
d.
Pelaporan Narkotika
Laporan penggunaan narkotika dibuat setiap bulan dan dikirim ke Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulannya dengan
tembusan kepada Balai Besar POM DKI Jakarta dan untuk arsip. Gambar
Laporan Penggunaan Narkotika dapat dilihat pada Lampiran 9b.
3.5.1.3 Pengelolaan Psikotropika
a.
Pengadaan Psikotropika
Pemesanan psikotropika dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Gambar Surat Pesanan (SP) Psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 10.
b.
Penyimpanan Psikotropika
Di Apotek Atrika, psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan kunci
lemari dipegang oleh Apoteker Pendamping.
c.
Pelayanan Psikotropika
Pelayanan resep prikotropika diserahkan atas dasar resep dokter dan salinan
resep. Resep yang mengandung psikotropika disimpan terpisah dari resep
lain.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
46
d.
Pelaporan Psikotropika
Laporan penggunaan psikotropika dibuat setiap bulan dan dikirimkan ke Suku
Dinas Kesehatan Jakarta Pusat paling lambat setiap tanggal 10 setiap
bulannya dengan tembusan kepada balai Besar POM DKI Jakarta dan untuk
arsip. Gambar Laporan Penggunaan Psikotropika dapat dilihat pada Lampiran
11.
3.5.1.4 Pelayanan Apotek
a.
Pelayanan Obat dengan Resep
Proses pelayanan obat dengan resep di Apotek Atrika dilakukan sesuai
dengan prinsip HTKP (Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan). Asisten
Apoteker menerima resep dari pasien, kemudian dilakukan skrining resep dan
diberi harga pada huruf H dari HTKP berdasarkan harga yang terdapat pada
komputer kasir. Setelah itu, pada huruf H tersebut diberi paraf. Apabila resep
berasal dari dokter untuk dipakai sendiri atau pada keadaan tertentu lainnya,
harga yang telah dihitung kemudian dikurangi diskon sejumlah yang
ditentukan. Pasien membayar harga obat yang disetujui di kasir dan kasir
mencatat alamat dan nomor telepon pasien. Resep kemudian dibawa ke
bagian peracikan untuk dikerjakan oleh Asisten Apoteker dan juru resep.
Setelah semua bahan dalam resep ditimbang, maka huruf T pada HTKP diberi
paraf. Resep yang telah selesai dikerjakan dan diberi etiket diperiksa oleh
Apoteker atau Asisten Apoteker, kemudian huruf K dari HTKP diberi paraf.
Resep yang telah diperiksa kemudian diserahkan kepada pasien. Apoteker
atau Asisten Apoteker yang menyerahkan obat menyampaikan informasi
yang berkaitan dengan obat tersebut memberikan paraf pada huruf P pada
HTKP. Resep yang telah selesai dikumpulkan berdasarkan nomor urut resep
per hari dan dicatat dalam buku resep. Pelayanan resep secara tunai sama
dengan pelayanan resep secara kredit, tetapi untuk pelayanan resep secara
kredit, kuitansi pembayarannya tidak diserahkan ke pasien tetapi disimpan
untuk dilakukan penagihan pada awal bulan berikutnya. Alur pelayanan
resep, Gambar label HTKP dan Etiket Apotek Atrika dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
47
b.
Pelayanan Obat Tanpa Resep
Apotek Atrika melakukan penjualan obat tanpa menggunakan resep dokter
(obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek) dan penjualan
sediaan lain di luar obat-obatan. Pembayarannya dilakukan di kasir secara
tunai kemudian barang dan struk pembayaran diserahkan kepada pembeli.
3.5.2 Kegiatan Non-Teknis Kefarmasian
3.5.2.1 Kegiatan Administrasi
a.
Administrasi Personalia
Apotek Atrika melakukan administrasi personalia yang berkaitan dengan
semua hal mengenai urusan pegawai yang meliputi absensi, gaji, hak cuti, dan
fasilitas lain yang berhubungan dengan pegawai.
b.
Administrasi Umum
Apotek Atrika melakukan administrasi umum yang meliputi laporan
penggunaan bahan baku dan sediaan jadi narkotika, laporan penggunaan
psikotropika dan segala hal yang berhubungan dengan urusan administrasi.
c.
Administrasi Penjualan
Apotek Atrika melakukan kegiatan administrasi penjualan dengan melakukan
pencatatan terhadap semua penjualan resep dan penjualan bebas secara tunai.
Pengaturan juga dilakukan terhadap harga jual yang dimasukkan ke dalam
buku daftar harga jual yang dijadikan sebagai acuan. Apabila terdapat
perubahan harga, maka harga yang tertera pada buku harga jual akan diubah.
d.
Administrasi Pembelian
Apotek
Atrika
melakukan
kegiatan
administrasi
pembelian
dengan
melakukan pencatatan terhadap semua pembelian di buku pembelian dan
pengumpulan faktur-faktur berdasarkan debitur. Tanggal tukar faktur yang
ditentukan oleh Apotek Atrika adalah setiap tanggal 5 dan 15, sedangkan
tanggal pembayaran akan ditentukan pada tanggal tukar faktur.
e.
Administrasi Pajak
Apotek Atrika melakukan administrasi pajak dengan melakukan pencatatan
dan pengumpulan faktur pajak serta menghitung jumlah pajak yang harus
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
48
dibayarkan oleh apotek. Kegiatan administrasi pajak juga menangani pajak
lain yang harus dibayarkan oleh apotek, seperti pajak reklame.
f.
Administrasi Pergudangan
Apotek Atrika melakukan administrasi pergudangan dengan melakukan
pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat menggunakan kartu stok yang
tersedia untuk setiap obat sehingga dapat diketahui sisa persediaan.
g.
Administrasi Piutang
Pengumpulan kuitansi piutang dilakukan terhadap penjualan kredit kepada
suatu badan sosial dan melakukan pencatatan apabila telah dilunasi.
3.5.2.2 Sistem Administrasi
Apotek Atrika memiliki sistem administrasi yang dikelola dengan baik,
dimulai dari perencanaan, pengadaan, pengelolaan, dan pelaporan barang yang
masuk dan keluar, pengelolaan ini dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker
yang dibantu oleh karyawan administrasi. Kelengkapan administrasi di Apotek
Atrika meliputi :
a. Buku Defekta
Buku ini digunakan untuk mencatat daftar nama obat atau sediaan yang telah
habis atau hampir habis sehingga harus segera dipesan agar dapat memenuhi
kebutuhan di apotek. Dengan adanya buku ini, proses pemesanan menjadi
lebih cepat sehingga tersedianya barang di apotek dapat terkontrol dan
terjamin dengan baik.
b. Surat Pesanan (SP)
Surat ini digunakan untuk melakukan pemesanan barang ke PBF. Terdiri dari
2 lembar, di mana 1 lembar pertama untuk diberikan kepada PBF dan lembar
terakhir untuk keperluan arsip di apotek. Dalam surat pesanan terdapat
tanggal pemesanan, nama PBF yang ditunjuk, nomor dan nama barang,
jumlah pesanan, tanda tangan pemesanan, dan stempel apotek. Gambar surat
pesanan (SP) Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 8b.
c. Buku Faktur
Berfungsi sebagai buku penerimaan barang, dalam buku ini tercantum
tanggal, nomor urut faktur, nama PBF, nomor faktur, jumlah barang, nama
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
49
barang, tanggal kadaluarsa, harga satuan, diskon, harga setelah potongan, dan
jumlah harga seluruh barang. Buku penerimaan barang depan dan barang
dalam dipisahkan.
d. Buku Perubahan Harga
Buku ini berfungsi untuk mencatat perubahan harga barang. Jika ada
perubahan harga barang, maka harga terkini barang tersebut dicatat di buku
perubahan harga, kemudian dilakukan perubahan harga barang pada buku
daftar harga, komputer kasir, dan juga dilakukan pemberitahuan pada Apotek
Atrika cabang.
e. Buku Daftar Harga
Buku ini berfungsi untuk mencatat harga barang untuk penjualan bebas dan
untuk penjualan resep. Pada buku ini tercantum nama obat dengan merek
dagang, generik, maupun bahan baku. Penyusunan nama obat berdasarkan
abjad dan dipisahkan antara obat dengan nama dagang dan generik.
f. Kartu Stok Besar
Kartu ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang masuk atau baru
dibeli. Kartu stok besar memuat tanggal penerimaan barang, jumlah barang,
nama PBF, nomor faktur, harga satuan, diskon, nomor batch, dan tanggal
kadaluarsa.
g. Kartu Stok Kecil
Kartu ini berfungsi untuk mencatat jumlah barang yang keluar dan masuk
serta sisa stok barang di lemari. Kartu stok kecil memuat tanggal
keluar/masuk barang, keterangan (nomor resep/penjualan untuk pengeluaran
barang, tanggal kadaluarsa untuk pemasukan barang), jumlah yang masuk,
jumlah yang keluar, dan sisa stok barang pada lemari.
h.
Buku Pemasukan Barang Dalam
Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat ethical. Di dalam
buku ini tercantum nama barang, jumlah barang dalam satuan terkecil, dan
tanggal kadaluarsa.
i.
Buku Pemasukan Barang Luar
Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat OTC.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
50
j.
Buku Resep
Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat berdasarkan resep. Buku
ini memuat tanggal dibuatnya resep, nomor resep, nama obat, jumlah obat
serta bentuk dan jumlah sediaan yang dibuat.
k.
Buku Penjualan Obat Bebas
Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat-obat bebas yang memuat
tanggal penjualan, nama obat, jumlah, dan harga obat.
l.
Buku Pembelian dan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika
Buku ini bertujuan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran golongan
narkotika dan psikotropika, yang mencantumkan nama obat, bulan,
persediaan awal, penambahan jumlah yang meliputi tanggal pembelian,
jumlah, nama PBF, pengurangan, dan sisa serta keterangan lain jika ada.
m. Buku Pengiriman Barang ke Cabang
Buku ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang dikirimkan ke Apotek
Atrika cabang. Terdapat buku berbeda untuk setiap cabang. Buku ini memuat
nama barang, jumlah barang, dan tanggal kadaluarsa. Gambar Buku
Pengiriman Barang ke Cabang Atrika dapat dilihat pada Lampiran 14.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 4
PEMBAHASAN
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dimulai pada tanggal 19 Juni
2013 hingga tanggal 26 Juli 2013. PKPA berlangsung selama 28 hari kerja yaitu
Senin hingga Jum’at. Setiap harinya peserta PKPA dibagi menjadi 3 shift yaitu
shift pagi, siang, dan malam dengan jam kerja selama 5 jam. Shift pagi dimulai
pada pukul 09.00-14.00 WIB sedangkan shift siang dimulai pada pukul 13.0018.00 WIB dan shift malam dimulai pada pukul 17.00-21.00 WIB.
Hari pertama PKPA di apotek, peserta PKPA melakukan perkenalan dan
adaptasi dengan personalia apotek dan terhadap sistem dan kultur kerja di apotek
sehingga memudahkan komunikasi antara peserta dan personalia apotek serta
membantu kelancaran pelayanan di apotek. Personalia yang terdapat di apotek
yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Apoteker Pendamping, Asisten
Apoteker (AA), Kasir, Juru Racik, dan kurir. Selain itu peserta juga mempelajari
denah dan tata letak obat di apotek untuk memudahkan saat pelayanan obat/resep.
Prinsip yang diterapkan adalah Hargai, Timbang, Kemas dan Penyerahan (HTKP)
dimana setiap tahap dilakukan oleh orang yang berbada sehingga pelayanan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
Apotek Atrika terletak pada lokasi yang cukup strategis, yaitu dekat
dengan pemukiman dan perumahan penduduk yang cukup padat, serta dekat
dengan beberapa praktek dokter, mulai dari dokter umum, dokter gigi, dokter
spesialis (spesialis kulit, spesialis kulit dan kelamin), hingga dokter hewan.
Apotek ini juga terletak di jalan dua arah yang cukup ramai dilalui kendaraan
termasuk kendaraan umum, sehingga mudah untuk dicapai. Berdasarkan
bangunan, Apotek Atrika memiliki ukuran bangunan 7 x 7,2 m2 yang terbagi
menjadi dua ruangan. Ruang depan apotek digunakan sebagai counter untuk
penerimaan resep, penyerahan obat, kasir, dan ruang tunggu. Selain itu, terdapat
lemari/rak kaca untuk menyimpan produk OTC sehingga dapat menarik calon
pembeli untuk membeli. Ruang tunggu juga selalu terjaga kebersihannya dan
dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) untuk menambah kenyamanan
pelanggan. Pada bagian depan Apotek Atrika terdapat papan nama penunjuk
51
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
52
keberadaan apotek yang cukup jelas dan halaman parkir yang dapat digunakan
sebagai tempat parkir sebuah mobil dan beberapa sepeda motor. Keberadaan
Apotek Atrika cukup mudah dilihat dengan adanya papan nama apotek berwarna
kuning dengan tulisan “Apotik” berwarna merah.
Ruang bagian dalam digunakan sebagai ruang racik dan ruang kerja
dengan luas yang cukup untuk pekerjaan meracik. Peralatan apotek, seperti
timbangan, mortir dan alu, gelas ukur, dan buku-buku referensi tertata dengan rapi
pada tempatnya. Desain ruang racik Apotek Atrika yang menempatkan meja racik
pada bagian tengah di antara lemari obat akan mempermudah pekerjaan peracikan
obat. Meja kerja diletakkan di sudut ruangan agar tidak mengganggu pekerjaan
meracik obat. Pada ruang racik juga terdapat toilet yang disediakan untuk
karyawan dan wastafel untuk mencuci peralatan racik. Apotek Atrika tidak
memiliki gudang penyimpanan obat karena lokasi apotek yang dekat dengan
beberapa PBF sehingga obat yang diterima langsung diletakkan pada lemari obat
dan disediakan dalam jumlah yang disesuaikan dengan arus barang. Hal ini dapat
meningkatkan efisiensi dengan menghemat biaya pemeliharaan stok dan
perawatan gudang dan juga mengurangi risiko kerugian akibat barang yang
kadaluarsa maupun yang tidak terjual.
Salah satu kegiatan rutinitasdi apotek yaitu pengadaan obat-obatan dan
barang di apotek yang dilakukan sesuai kebutuhan apotek dengan cara mencatat
obat-obatan yang telah mencapai level stock minimum ke dalam buku defecta yang
kemudian dilakukan pemesanan kepada PBF yang menyediakan produk tersebut
dengan menyerahkan surat pesanan. Proses pengadaan barang di Apotek Atrika
dilakukan melalui pembelian secara kredit dengan memperhatikan arus barang
(fast moving atau slow moving) dan arus uang. Pemesanan obat dilakukan setiap
hari, baik melalui telepon maupun melalui medical representative yang datang ke
apotek. Barang pesanan selalu diantar dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 hari
(24 jam), sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pihak PBF.
Sedangkan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan
prosedur berbeda. Pemesanan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika
dilakukan dengan menggunakan surat pesanan khusus, diisi dan ditandatangani
oleh APA. Surat Pesanan (SP) untuk narkotika ditujukan kepada PT. Kimia Farma
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
53
sebagai distributor tunggal narkotika di Indonesia, dan pembayaran atas pesanan
narkotik dilakukan secara COD (Cash On Delivery). Sementara untuk obat-obat
psikotropika dapat melalui PBF lain yang menyediakan obat tersebut. Surat
pesanan untuk narkotika terdiri dari 4 rangkap, yaitu untuk diberikan ke PBF (PT.
Kimia Farma), Balai POM, pabrik obat (PT. Kimia Farma) dan arsip. Dalam satu
surat pesanan hanya boleh digunakan untuk satu jenis narkotika dan dicantumkan
pula jumlah sisa stok obat narkotika tersebut yang tersedia di apotek. Sementara
itu, untuk psikotropika menggunakan SP rangkap 3 yang diserahkan kepada PBF,
Balai POM, dan sebagai arsip. Dalam satu SP psikotropika boleh digunakan untuk
beberapa jenis obat namun masih ditujukan untuk PBF yang sama, namun tidak
perlu dicantumkan sisa stok di apotek. Untuk pemesanan narkotika, SP harus
diserahkan terlebih dahulu kepada distributor sebelum barang bisa diantarkan.
Penerimaan obat golongan narkotika dan psikotropika juga dilakukan oleh APA,
Apoteker Pendamping, atau Asisten Apoteker.
Barang pesanan yang telah sampai di apotek dilakukan pengecekan untuk
memeriksa barang yang diterima berdasarkan surat pesanan dan faktur, baik
kuantitas maupun kualitas (tanggal kadaluarsa, keadaan fisik barang, kode
produksi/batch dan lain-lain) yang dilakukan oleh petugas apotek dan untuk obat
golongan narkotika dan psikotropika penerimaan dilakukan oleh APA, Apoteker
Pendamping, atau Asisten Apoteker. Apabila barang yang diterima sesuai dengan
surat pesanan, maka petugas selanjutnya menandatangani dan memberi stempel
apotek pada faktur. Selanjutnya, faktur asli diserahkan kembali ke PBF dan
salinan faktur disimpan di apotek sebanyak dua lembar. Pembelian dicatat dalam
buku pembelian yang berisi tanggal pembelian, nama PBF, nomor faktur, nama
dan jumlah barang yang diterima, tanggal kadaluarsa, harga satuan, potongan
harga, dan harga total. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke
dalam kartu stok besar dan kartu stok kecil. Bila terjadi perubahan harga barang
maka perubahan harga dicatat di buku perubahan harga kemudian juga di buku
daftar harga barang dan komputer kasir.
Barang yang telah diperiksa dan dilakukan pencatatan dimasukkan ke
dalam lemari penyimpanan obat yang disusun berdasarkan efek farmakologis,
obat generik, kecepatan putaran obat dan bentuk sediaan. Sediaan yang terdapat
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
54
di Apotek Atrika dibagi menjadi tiga, yaitu sediaan oral padat (tablet, kapsul),
sediaan oral cair (sirup, suspensi), dan sediaan topikal (salep, krim, suppositoria,
obat tetes mata, obat tetes telinga, dan sebagainya). Obat disusun berdasarkan
sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), di mana
obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih dahulu diletakkan di bagian yang
paling depan dan/atau paling atas, agar keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat
juga lemari khusus untuk menyimpan barang-barang yang mendekati waktu
kadaluarsa. Penyimpanan narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di
dinding dan kunci lemari tersebut disimpan oleh Apoteker Pendamping.
Penyimpanan obat diletakkan dalam lemari kaca sehingga memudahkan
proses pengambilan obat ketika diperlukan. Obat-obat juga tersusun dengan rapi
dalam lemari-lemari penyimpanan obat ethical, yang terdiri dari obat keras,
narkotika dan psikotropika, dan obat generik sehingga terlindung dari debu,
kelembapan, dan cahaya yang berlebihan, serta diletakkan pada kondisi ruangan
dan temperatur yang sesuai. Dalam ruangan penyimpanan baik untuk obat ethical
maupun OTC terdapat 1 buah AC yang diset suhunya pada 22oC. Obat-obat Over
The Counter (OTC) diletakkan pada lemari penyimpanan di ruang depan,
sedangkan obat-obat ethical diletakkan pada lemari penyimpanan di ruang dalam.
Penyimpanan obat disusun secara abjad dan berdasarkan jenis sediaan, untuk
obat-obat OTC dan disusun berdasarkan efek farmakologis pada lemari obat
ethical. Masing-masing kelompok disusun berdasarkan abjad dari bagian atas
lemari hingga ke bagian bawah lemari secara zig-zag sehingga memudahkan
pencarian.Pada lemari OTC, dilakukan pemisahan berdasarkan jenis sediaan yaitu
padat, cair, dan setengah padat. Di ruang depan apotek terdapat 3 buah etalase
untuk menyimpan OTC sediaan padat, 1 buah lemari untuk menyimpan OTC
sediaan cair, dan 1 buah lemari untuk menyimpan OTC sediaan obat luar. Tempat
penyimpanan obat di Apotek Atrika yaitu obat-obatan disimpan pada kotak
kemasannya yang menunjukkan kesesuaian dengan nama obat didalamnya.
Kotak-kotak tersebut tersusun rapi pada rak-rak obat. Penyusunan obat-obat
ethical didasarkan pada kelas farmakoterapi (farmakologi) secara alfabetis.
Adapun kelompok-kelompok obat tersebut meliputi golongan obat generik, obat
tetes, obat luar, sebagian kecil kelas farmakoterapi (antibiotika, antimikroba,
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
55
antivirus,
vitamin,
analgesik/antiinflamasi,
pernafasan,
saluran
kemih,
gastrointestinal
antihistamin,
kortikosteroid,
dan
antithyroid,
saluran
antimigrain,
pencernaan,
kontrasepsi/hormon,
saluran
antipsikosis,
cardiovascular dan golongan lain), obat-obat oral dalam bentuk sediaan cair juga
memiliki rak obattersendiri. Umumnya, di Apotek Atrika, sediaan yang berupa
cairan seperti emulsi, suspensi, sirup maupun sirup kering disimpan secara
terpisah dengan sediaan yang secara fisik berbentuk padatan seperti tablet, kapsul,
kaplet, pil, trochisi, dan sediaan sejenis lainnya. Obat berbentuk semi padat juga
disusun secara terpisah, misalnya salep, krim, dan pasta.
Beberapa obat yang sering digunakan dalam obat racikan, seperti teofilin
dan CTM, juga memiliki tempat khusus di meja racik sehingga dapat
mempermudah pekerjaan meracik obat. Untuk obat-obat ethical yang memiliki
kecenderungan fast moving seperti Interdoxin® diletakkan di tempat terpisah.
Obat yang akan kadaluarsa (dalam waktu tiga hingga enam bulan ke
depan) diletakkan di tempat terpisah, dikelompokkan sesuai bulan kadaluarsa, dan
dilakukan pencatatan pada buku khusus “obat yang akan expired”. Obat-obat
tersebut akan didahulukan untuk dijual atau dipersiapkan untuk dikembalikan
kepada PBF. Pada lemari obat dari obat yang akan kadaluarsa diberi catatan untuk
mengingatkan agar jika terdapat permintaan terhadap obat tersebut maka obat
yang akan kadaluarsa diserahkan terlebih dahulu. Perjualan obat dengan tanggal
kadaluarsa yang dekat, harus mempertimbangkan penyakit yang diderita oleh
pasien apakah penyakit yang derita berat atau ringan. Bila pasien menderita
penyakit berat (kronis) maka obat yang diberikan bukan obat dengan tanggal
kadaluarsa yang dekat. Jika obat dengan tanggal kadaluarsa yang dekat sudah
terjual atau dikembalikan pada PBF, maka statusnya akan dicatat pada buku
khusus “obat yang akan expired”. Jika obat-obat tersebut tidak terjual atau tidak
dapat dikembalikan ke PBF hingga batas kadaluarsanya, maka obat-obat tersebut
akan dimusnahkan.
Penyimpanan narkotika dan bahan baku narkotika serta obat keras tertentu
disimpan dalam lemari khusus. Lemari khusus penyimpanan narkotik dan
psikotropik harus memenuhi persyaratan menurut PERMENKES RI No.
28/MENKES/PER/I/1978. Obat golongan narkotika dan psikotropika di Apotek
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
56
Atrika disusun berdasarkan abjad dan disimpan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, yakni dalam lemari khusus berkunci yang terpisah dari lemari obat
ethical lain, dan letaknya tersembunyi dari penglihatan umum. Kunci lemari
narkotik dan psikotropik dipegang oleh penanggung jawab apotek. Harus
diperhatikan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika penyimpanan dan
penggunaannya untuk menghindari risiko kehilangan atau penyalahgunaan obat.
Berdasarkan hasil pengamatan peserta PKPA, lemari narkotik dan psikotropik
yang ada di Apotek Atrika telah memenuhi persyaratan PERMENKES RI No.
28/MENKES/PER/I/1978
namun
dalam
teknis
pelaksanaannya
masih
memerlukan penertiban.
Tata cara penyimpanan (letak obat) didesain sedemikian rupa untuk
mempermudah dalam proses penyediaan (khususnya pengambilan) obat, yang
berperan dalam menentukan cepat lambatnya obat sampai ke tangan pasien.
Dengan adanya pengaturan seperti dijelaskan di atas, obat dapat sampai ke tangan
pasien dengan cepat (efisiensi waktu) sehingga meningkatkan citra Apotek Atrika.
Pelayanan yang dilakukan di Apotek Atrika meliputi dua hal, yaitu
pelayanan swamedikasi dan pelayanan resep. Pelayanan swamedikasi dilakukan
berdasarkan permintaan pasien tanpa resep dokter terhadap obat bebas, bebas
terbatas, maupun obat wajib apotek. Pelayanan yang lainnya yaitu pelayanan
resep tunai dimana resep yang masuk terlebih dahulu dilakukan identifikasi
kelengkapan melalui skrining resep oleh pegawai yang merangkap menjadi kasir.
Setelah itu, sesuai dengan prinsip pelayanan resep di Apotek Atrika yaitu Hargai,
Timbang, Kemas, dan Penyerahan. Resep dihargai yakni dihitung harganya
berdasarkan margin laba dan pajak apotek. Kemudian, pasien diminta
persetujuaannya untuk menebus obat yang sudah ditetapkan (harganya) dengan
cara membayar. Di sini, pasien mempunyai hak penuh untuk menentukan jumlah
obat yang akan diambil, setuju atau tidak dengan harga yang ditetapkan. Apabila
pasien kurang setuju, apoteker dapat menyarankan obat lain yang lebih rendah
harganya tapi dengan indikasi yang sama atau menghubungi dokter. Setelah
memperoleh persetujuan pasien, artinya setelah obat ditebus, maka dilanjutkan ke
tahap berikutnya, yaitu penyiapan obat. Obat yang diracik, dihitung dosisnya
dengan seksama sebelum diracik untuk menghindari kesalahan penimbangan. Jika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
57
obat tidak perlu diracik, obat diambil dari rak obat. Obat yang telah diambil dan
diracik, dikemas dalam plastik tertutup dan diberi etiket yang berisi tentang aturan
pakai obat serta indikasi obat (jika perlu). Langkah terakhir, yaitu penyerahan
obat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
dinyatakan bahwa sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan
pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat
dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada
pasien. Di Apotek Atrika, penyerahan obat ke tangan pasien dilakukan oleh
apoteker (disertai pelayanan informasi obat) dan asisten apoteker.
Resep
Kasir (harga obat)
Apoteker/ asisten apoteker
(kuitansi/ copy resep/
penyerahan obat)
Apoteker/ asisten apoteker
(isi/ etiket/ kemas/ periksa)
Apoteker/ asisten apoteker
(timbang)
Asisten apoteker/
juru racik (racik)
Gambar 4.1. Alur penerimaan resep tunai
Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap tahap
pelayanan resep dilakukan oleh orang yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi human error dalam melayani resep sehingga pasien tidak akan
dirugikan dari segi materi maupun kesehatannya. Adanya orang yang berbeda
dalam pengerjaan dapat meminimalisisasi kesalahan persepsi, seperti kesalahan
membaca jenis obat, aturan pakai dan dosisnya. Selain itu, untuk mempermudah
cross-check atau pengecekan silang, Apotek Atrika telah menerapkan sistem
dokumentasi berupa paraf pada resep yang dilayani. Pada struk resep disediakan
kolom yang bertanda harga (H), timbang/racik (T), isi/etiket, kemas/periksa,
kuitansi/copy resep (K) dan penyerahan (P). Petugas yang bertanggung jawab di
tahap terkait akan membuat paraf di kolom yang tersedia. Dengan demikian, bila
terjadi kesalahan di salah satu tahap dapat dideteksi dan di-cross check dengan
cepat serta tepat. Sistem ini juga dapat mendorong petugas untuk lebih teliti dan
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
58
berhati-hati dalam melayani resep sebab kesalahan dapat dideteksi person to
person.
Pihak Apotek juga memberikan layanan delivery (pesan-antar) obat untuk
resep namun dibatasi dalam jarak tertentu. Layanan-layanan ini tentunya
merupakan suatu tawaran yang menarik bagi pasien sehingga dapat mendorong
peningkatan penjualan di Apotek.
Obat golongan narkotika hanya dapat diberikan kepada pasien yang
membawa resep asli dari dokter. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh
diulang dan jika tidak ditebus semua, maka sisa obat yang belum diambil hanya
bisa dibeli pada apotek yang sama (apotek asal yang menyimpan resep aslinya).
Jika resep yang diterima mengandung narkotika, maka pada resep diberi garis
merah dan disimpan terpisah dari resep obat non narkotika. Untuk obat golongan
psikotropika dapat diberikan berdasarkan resep asli dari dokter atau salinan resep.
Resep yang mengandung psikotropika dapat diulang jika perlu. Apotek Atrika
melakukan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan psikotropika
kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Pusat setiap periode, yakni
setiap bulan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika. Pelaporan narkotika
dan psikotropika dilakukan sebelum tanggal 10. Untuk obat-obat golongan
narkotika dan psikotropika yang rusak dan sudah kadaluarsa, harus dilakukan
pemusnahan dengan disaksikan oleh APA, Asisten Apoteker dan petugas dinas
kesehatan dan dibuat berita acara pemusnahannya.
Selain itu, Apotek Atrika juga melayani pengiriman ke cabang Apotek
Atrika sesuai permintaan. Setiap pengeluaran barang atau obat, baik karena
pembelian maupun karena pengiriman, dicatat pada kartu stok dan buku yang
sesuai dengan jenis pengeluaran, yaitu buku catatan resep, buku penjualan bebas,
dan buku pengiriman. Untuk pengiriminan barang ke cabang Apotek Atrika sejak
tanggal 1 Maret 2012 ditulis di buku nota sebagai faktur pengiriman yang berisi
informasi mengenai jumlah, jenis, expired date, dan batch number barang yang
dikirim. Kartu stok narkotika dan psikotropika tidak disimpan bersama kartu stok
lainnya melainkan di dalam lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika.
Pengelolaan resep di Apotek Atrika dapat dikatakan sudah dilakukan
dengan baik. Semua resep yang sudah dibuat, disimpan per hari berdasarkan
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
59
nomor urut resep. Selain itu, dicatat pula informasi mengenai tanggal pembuatan
resep, nomor resep, nama obat, dan jumlah obat yang diberikan dalam buku
catatan resep. Resep-resep tersebut disimpan selama 3 tahun. Setelah itu,
dilakukan pemusnahan resep dengan membuat berita acara yang selanjutnya
dilaporkan kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Pusat.
Dari segi kewirausahaan, Apotek Atrika selalu berusaha meningkatkan
penjualan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu didukung dengan adanya
hubungan kerjasama yang senantiasa dijaga dengan baik oleh Apotek Atrika
terhadap apotek pesaing maupun dengan dokter. Sebagai contoh, apabila suatu
obat tidak tersedia di Apotek Atrika, maka apotek dapat berusaha memperolehnya
dari apotek lain. Selain itu, Apotek Atrika telah melakukan pelayanan dengan
baik, di antaranya pelayanan resep yang cepat dan tepat yang didukung dengan
pemberian informasi obat kepada pasien. Akan tetapi, kegiatan konseling di
Apotek Atrika belum berjalan dengan baik atau masih jarang dilakukan.
Sedangkan kegiatan monitoring penggunaan obat dan terhadap efek yang tidak
diinginkan dari penggunaan obat di Apotek Atrika belum dilakukan, padahal
kegiatan tersebut merupakanpekerjaan kefarmasian yang dilakukan Apoteker di
apotek secara profesional dalam menerapkan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek Atrika telah melaksanakan
tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
b.
Sistem pengelolaan teknis kefarmasian dan non teknis kefarmasian telah
dilaksanakan dengan cukup baik sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
5.2 Saran
a.
Dalam sistem persediaan minimum untuk obat-obatan harus benar-benar
diterapkan baik dengan metode Analisis VEN, Analisis Pareto ABC maupun
Analisis VEN-ABC supaya dapat menghindari kekosongan stok.
b.
Perlu ditingkatkan atau diperbaikinya sarana dan prasarana dalam
pengelolaan administrasi dengan menggunakan sistem komputerisasi dalam
pencatatan stok barang sehingga aktivitas dapat berlangsung lebih efisien dan
cepat sertapeningkatan kenyamanan konsumen saat menunggu proses
pelayanan, dengan penyediaan televisi ataupun radio.
60
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Aliya, L.S. (2011). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek
Keselamatan Jalan Keselamatan No. 27 Manggarai, Jakarta Selatan.
Depok : Universitas Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri
Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
347/MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No.
919/MENKES/PER/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan
Tanpa Resep. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No.
922/MENKES/PER/X/1993Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Ijin Apotik. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 922/MENKES/PER/X/1993
Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
Terbatas. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia. (1980). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan dan Tambahan Atas
Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek. Jakarta
: Pemerintah Republik Indonesia.
61
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
62
Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta :
Pemerintah Republik Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia
Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta : Presiden Republik Indonesia
Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia
Quick, J. (1997). Managing Drug Supply, The selection, Procurement,
Distribution, and Use of Pharmaceuticals, 2nd ed Revised and Expanded.
Kumarian Pers.
Seto, S., Yunita, N., & T, L. (2004). Manajemen Farmasi. Jakarta : Airlangga
University Pers.
Umar, Muhammad. (2011). Manajemen Apotek Praktis cetakan keempat. Jakarta:
Wira Putra Kencana.
Widiyanti, Teja. (2005). Penerapan Analisis Pareto dalam Manajemen
Persediaan di Suatu Perusahaan Farmasi Industri Sekunder. Yogyakarta :
Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
LAMPIRAN
62
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
63
Lampiran 1 Peta lokasi Apotek Atrika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
64
Lampiran 2 Papan nama Apotek Atrika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
65
TOILET
RAK OBAT GENERIK
LEMARI
PSIKOTROPIKA
LEMARI NARKOTIKA
(DITANAM ATAS)
DAN ALAT GELAS
(BAWAH)
KARTU
STOK
TIMBANGAN
GRAM
HALUS
MEJA RACIK
TIMBANGAN
GRAM
KASAR
RAK OBAT
KORTIKOSTEROID
DAN FAST MOVING
MEJA KERJA
MEJA
KERJA
RAK OBAT
PENCERNAAN DAN
SIRUP
MEJA
KOMPUTER
RAK OBAT KONTRASEPSI,
RAK OBAT
HORMON, ANTIPSIKOSIS,
KARDIOVASKULAR
KARDIOVASKULAR,
(BAWAH) DAN
ANTIHISTAMIN, DAN
PERNAFASAN(ATAS)
PENCERNAAN
Lampiran 3 Denah ruang Apotek Atrika
RAK OBAT BAHAN BAKU (BAWAH)
DAN OBAT TETES TELINGA,
HIDUNG, DAN MATA (ATAS KIRI ATAS KANAN)
RAK OBAT OTC LIQUID
KASIR
RAK OBAT
ANTIMIKROBA /
ANTIVIRUS (BAWAH)
DAN VITAMIN DAN
SUPLEMEN(ATAS)
RAK OBAT OTC
LIQUID DAN TOPIKAL
RAK OBAT
ANALGETIK /
ANTIPIRETIK
(BAWAH) DAN
ANTIBIOTIK(ATAS)
RAK OBAT KONSINYASI
COUNTER OBAT OTC SOLID
COUNTER OBAT
OTC SOLID
MEJA
MEJA KARTU STOK
GUDANG DAN
PEMBUKUAN
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
66
Lampiran 4a Ruang tunggu Apotek Atrika
Lampiran 4b Ruang etalase depan Apotek Atrika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
67
Lampiran 5a Lemari penyimpanan narkotika di Apotek Atrika
Lampiran 5b Lemari penyimpanan psikotropika di Apotek Atrika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
68
Lampiran 6 Struktur organisasi Apotek Atrika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
69
Lampiran 7 Etiket dan label yang digunakan di Apotek Atrika
KOCOK DAHULU
TIDAK BOLEH DIULANG
TANPA RESEP DOKTER
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
70
Lampiran 8a Kopi resep Apotek Atrika
Lampiran 8b Surat pesanan Apotek Atrika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
71
Lampiran 9a Surat pesanan narkotika
Lampiran 9b Laporan penggunaan narkotika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
72
Lampiran 10 Surat pesanan psikotropika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
73
Lampiran 11 Laporan penggunaan psikotropika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
74
Lampiran 12 Berita acara pemusnahan resep
POM.53.OB.53.AP.53.P1
BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP
Pada hari ini …… tangggal ……… bulan ……. tahun ………. sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 280/Men.Kes/SK/V/1981 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pengelolaan Apotik, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Apoteker Pengelola Apotek
S.I.P.A Nomor
Nama Apotek
Alamat Apotek
:
:
:
:
Dengan disaksikan oleh :
1. Nama
Jabatan
S.I.K. Nomor
2. Nama
Jabatan
S.I.K. Nomor
:
:
:
:
:
:
Telah melakukan pemusnahan resep pada Apotek kami yang telah melewati batas penyimpanan
selama tiga tahun, yaitu:
Resep dari tanggal ………….............. sampai dengan tanggal ………………………………
seberat ………………………….. kg.
Tempat dilakukan pemusnahan :
Demikian berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita acara
ini dibuat dalam rangkap empat dan dikirimkan kepada:
1. Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI.
2. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi
3. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
4. Satu sebagai arsip di Apotek.
……, ……………… 20….
Saksi-saksi:
Yang membuat berita acara,
1.
(
S.I.K No:
)
2.
(
S.I.K No:
)
(
S.I.P.A. No:
)
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
75
Lampiran 13a Kartu Stok Kecil
Lampiran 13b Kartu Stok Besar (Kartu Gudang)
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
76
Lampiran 14 Faktur Pengiriman ke Cabang Apotek Atrika
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK ATRIKA
JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT
PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013
PENYIMPANAN “OBAT-OBAT DALAM” NON GENERIK
DI APOTEK ATRIKA SECARA FARMAKOLOGI
FAUZIA, S.Farm.
1206329606
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
PENYIMPANAN “OBAT-OBAT DALAM” NON GENERIK
DI APOTEK ATRIKA SECARA FARMAKOLOGI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
FAUZIA, S.Farm.
1206329606
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
ii
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
ii
iii
iv
v
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
2.1 Penyimpanan Obat ...................................................................
2.1.1 Definisi Penyimpanan Obat ............................................
2.1.2 Tujuan Penyimpanan Obat ..............................................
2.1.3 Sistem Penyimpanan Obat ..............................................
2.2 Penyimpanan Obat Secara Farmakologi ..................................
2.2.1 Antibiotik ........................................................................
2.2.2 Antelmintik .....................................................................
2.2.3 Antijamur ........................................................................
2.2.4 Antihistamin ....................................................................
2.2.5 Antikonvulsi ....................................................................
4
4
4
4
5
7
7
9
9
10
11
BAB 3. METODE PENGKAJIAN ............................................................... 13
3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian ................................................ 13
3.2 Metode Pengkajian ................................................................... 13
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 14
4.1 Hasil ......................................................................................... 14
4.2 Pembahasan .............................................................................. 27
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 30
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 30
5.2 Saran ......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 32
iii
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Penerapan suhu/ cara penyimpana obat yang dianjurkan terkait
dengan catatan penyimpanan yang tertera pada label obat ..............
Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk
sediaan padat oral di Apotek Atrika secara farmakologi .................
Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk
sediaan cair oral di Apotek Atrika secara farmakologi....................
Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk
sediaan setengah padat topikal di Apotek Atrika secara
farmakologi ......................................................................................
iv
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
6
14
21
23
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan padat oral “obatobat dalam” di Apotek Atrika .....................................................
Lampiran 2 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan cair oral “obatobat dalam” di Apotek Atrika .....................................................
Lampiran 3 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan setengah padat
topikal “obat-obat dalam” di Apotek Atrika ...............................
Lampiran 4 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan obat tetes topikal
“obat-obat dalam” di Apotek Atrika ...........................................
v
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
34
51
55
67
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Medication error (kesalahan pengobatan) merupakan salah satu isu
kesehatan yang menjadi pusat perhatian saat ini dan merupakan ancaman serius
bagi keselamatan dan kesehatan publik (Nurfianti, 2010). Hal ini dapat terlihat
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Institute of Medicine (IOM), Amerika
Serikat, yang menunjukkan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh
kesalahan pegobatan (medication error) berkisar antara 44.000-98.000 orang per
tahun. Angka kematian tersebut lebih besar dibandingkan angka kematian yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (43.458 orang), penyakit kanker (42.297
orang), maupun AIDS (16.526 orang) (Virawan, 2012).
Menurut Kepmenkes Nomor 1027/ MENKES/ SK/ IX/ 2004, medication
error adalah suatu kejadian yang merugikan pasien yang diakibatkan oleh
kesalahan pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang
sebetulnya dapat dicegah (Kemenkes, 2004). Kerugian yang dialami pasien dapat
bermacam-macam mulai dari kerugian dalam hal biaya, psikis, bahkan sampai
menyebabkan kematian. Kesalahan pengobatan ini dapat terjadi dalam 4 fase,
yaitu fase prescribing, fase transcribing, fase dispensing, dan fase administration
oleh pasien. (Ariani, 2005).
Medication error pada fase prescribing terjadi akibat adanya kesalahan
dalam penulisan resep. Kesalahan ini antara lain disebabkan oleh : obat yang
diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat
obat, tidak tepat dosis, dan tidak tepat aturan pakai. Pada fase transcribing,
error terjadi pada saat pembacaan resep untuk proses dispensing. Error pada
fase dispensing terjadi pada saat pengambilan, penyiapan, hingga penyerahan
resep oleh petugas apotek. Sedangkan error pada fase administration adalah
error yang terjadi pada proses penggunaan obat. Fase ini dapat melibatkan
petugas apotek dan pasien atau keluarganya (Purba, Soleha, dan Sari, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Auburn
University di 36 rumah sakit dan nursing home di Colorado dan Georgia, USA
1
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
2
pada tahun 2002, dari 3216 jenis pemberian obat, diperoleh hasil sekitar 43%
medication error disebabkan oleh kesalahan dalam waktu pemberian obat dan
sekitar 4% medication error disebabkan karena pemberian obat yang tidak tepat
kepada pasien (salah obat) (Virawan, 2012). Pada tahun 2006, Dwiprahasto
melakukan penelitian yang serupa yang menunjukkan hasil bahwa 11%
medication error di rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan
obat ke pasien dalam bentuk dosis atau obat yang keliru (Dwiprahasto, 2006).
Tahun 2001 dalam laporan FDA Safety, Thomas Maria R dan kawankawan menemukan bahwa yang mejadi penyebab terjadinya kesalahan obat
adalah : komunikasi (19%), pemberian label (20,6%), nama pasien yang
membingungkan (13%), faktor manusia (42%), dan disain kemasan (20,6%).
Adapun kesalahan yang berhubungan dengan faktor manusia antara lain
berhubungan dengan : kurangnya pengetahuan (12,3%), kurangnya kinerja (13,2),
kelelahan (0,3%), kesalahan kecepatan infuse (7%), dan kesalahan dalam
menyiapkan obat (7%). Sedangkan menurut penelitian tersebut, menurut jenis
kesalahannya, kesalahan yang paling banyak adalah salah obat (20%), over dosis
(17%), salah rute obat (8%), salah teknik (7%), dan kesalahan dalam monitoring
(7%) (Mulyana, 2013).
Dari data diatas dapat terlihat bahwa kesalahan dalam pemberian obat
merupakan salah satu faktor kritis terjadinya medication error. Hal ini diperkuat
dengan adanya Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Kongres
PERSI Sep 2007) yang menyebutkan bahwa kesalahan dalam pemberian obat
menduduki peringkat pertama (24,8 %) dari 10 besar insiden yang dilaporkan
(Mulyana, 2013). Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Darmansjah, salah satu
ahli farmakologi dari FKUI, Beliau mengungkapkan bahwa medication error
yang disebabkan oleh kesalahan dalam pemberian obat sering terjadi di Indonesia
namun belum ada data yang jelas mengenai angka kematian yang disebabkan oleh
kesalahan pemberian obat ini (Nainggolan, 2003).
Kesalahan pemberian obat ini salah satunya dapat disebabkan karena
adanya kesalahan dalam pemilihan dan pengambilan obat yang tidak sesuai
dengan indikasi penyakit pasien. Apoteker sebagai tenaga profesi farmasi
memiliki peranan penting dalam meminimalkan medication error ini. Apoteker
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
3
khususnya yang
bekerja di apotek dapat berkontribusi untuk meminimalkan
kejadian kesalahan pengobatan dengan menerapkan sistem penyimpanan dan
pengelompokkan obat yang tepat sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam
pengambilan obat yang tidak tepat. Sistem penyimpanan secara farmakologi
merupakan sistem penyimpanan yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Sistem penyimpanan secara farmakologi sangat tepat untuk mengatasi
permasalahan ini karena dapat mengurangi kesalahan dalam pengambilan obat
yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien sehingga akibat fatal yang
mungkin ditimbulkan dapat dicegah. Hal ini dikarenakan pada sistem
penyimpanan secara farmakologi, obat dikelompokkan berdasarkan khasiat atau
kelas terapi obat (seperti golongan antibiotik, analgetik, antipiretik, antidiabetes,
dan lain-lain) sehingga tenaga farmasis khususnya apoteker dapat menganalisa
ketepatan peresepan yang diberikan oleh dokter dengan berpatokan pada
pengelompokkan obat yang sesuai dengan indikasi (Sheina, Umam, dan Solikhah,
2010). Dalam hal ini tenaga farmasis dapat dengan mudah menemukan
kejanggalan apabila antara satu obat dengan obat lainnya yang diresepkan tidak
saling berkesinambungan dan tidak sesuai dengan indikasi untuk penyakit pasien.
Berkaitan dengan pentingnya pengelompokan obat secara farmakologi,
maka dalam laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) kali ini, penulis
bermaksud untuk melakukan pengelompokaan “obat-obat dalam” non generik
yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi. Dari hasil pengelompokkan
ini, diharapkan terjadinya akibat fatal yang disebabkan karena pemberian obat
yang tidak sesuai dengan indikasi pasien dapat dihindari.
1.2 Tujuan
Melakukan pengelompokkan dan penyimpanan “obat-obat dalam” non
generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi agar terjadinya
kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit
pasien dapat dihindari.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyimpanan Obat
2.1.1 Definisi Penyimpanan Obat
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan
pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan atau pengelompokkan barang
persediaan di dalam ruang penyimpanan agar setiap kali diperlukan dapat dilayani
dengan cepat (Muharomah, 2008). Menurut Departemen Kesehatan RI (2003),
penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia,
dan mutunya tetap terjamin.
2.1.2 Tujuan Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tujuan dari
penyimpanan dapat tercapai. Tujuan dari penyimpanan obat antara lain
(Muharomah, 2008) :
a.
Mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak
baik
b.
Mempermudah pencarian di gudang/ ruang penyimpanan
c.
Mencegah kehilangan
d.
Mempermudah stock opname dan pengawasan
e.
Mencegah bahaya penyimpanan yang salah
f.
Memenuhi permintaan barang secara tepat (tepat barang, kondisi, jumlah,
waktu, dan harga) dan cepat
Secara lebih terperinci, menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia yang dikutip dari Suryandana (2001), tujuan penyimpanan yaitu agar
diperoleh keadaan/ kondisi :
a.
Aman, yaitu setiap obat yang disimpan tetap aman dari kehilangan (akibat
dicuri orang lain, dicuri karyawan sendiri, dimakan hama (tikus) atau hilang
sendiri (susut, tumpah, dan menguap) dan kerusakan
4
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
5
b.
Cepat, yaitu cepat dalam hal penanganan barang berupa menaruh/
menyimpan, mengambil, dan lain-lain
c.
Tepat, yaitu bila terdapat permintaan akan suatu obat, obat yang diserahkan
memenuhi lima tepat yaitu tepat obat, kondisi, jumlah, waktu, dan harganya
d.
Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
e.
Mudah, yaitu :
- Mudah menangani obat dan mudah menempatkan di tempatnya
- Mudah menemukan dan menggambilnya kembali
- Mudah mengetahui Jumlah persediaan (minimum-maksimum)
- Mudah dalam hal pengawasan
2.1.3 Sistem Penyimpanan Obat
Sistem penyimpanan obat dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa
kategori, seperti berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, suhu penyimpanan dan
stabilitas, serta pengelompokan berdasarkan sifat bahan obat (Ikatan Apoteker
Indonesia, 2012). Penyimpanan berdasarkan jenis sediaan merupakan suatu proses
penyimpanan
dengan
mengelompokkan
obat
sesuai
jenisnya
dan
menempatkannya pada tempat terpisah. Pengelompokan obat berdasarkan bentuk
sediaan misalnya dengan mengelompokkan obat menjadi obat oral (tablet, kapsul,
sirup), obat suntik (ampul, vial, cairan infus), dan obat luar (salep, gel, tetes mata,
obat kumur) (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010).
Selain berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, penyimpanan obat juga perlu
memperhatikan suhu penyimpanan untuk menjaga stabilitas obat. Suhu
penyimpanan dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu (1) penyimpanan suhu beku
(-20°C dan -10°C) yang umumnya digunakan untuk penyimpanan vaksin, (2)
penyimpanan suhu dingin (2°-8°C), (3) penyimpanan suhu sejuk (8°-15°C), dan
(4) penyimpanan suhu kamar (15°-30°C). Pengelompokan berdasarkan kestabilan
suhu ruang ini harus disesuaikan dengan instruksi penyimpanan yang tertera di
kemasan obat (Lihat Tabel 2.1). Untuk obat yang stabilitasnya dipengaruhi oleh
cahaya, maka obat harus disimpan di tempat yang terlindung dari cahaya
langsung. Obat yang bersifat higroskopis harus disimpan dengan menggunakan
adsorben/ dessicator (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012).
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
6
Tabel 2.1 Penerapan suhu/ cara penyimpanan obat yang dianjurkan terkait dengan
catatan penyimpanan yang tertera pada label obat
Catatan pada Label
Suhu/ Cara Penyimpanan
Simpan tidak lebih dari 30°C
2°C sampai 30°C
Simpan tidak lebih dari 25°C
2°C sampai 25°C
Simpan tidak lebih dari 15°C
2°C sampai 15°C
Simpan tidak lebih dari 8°C
2°C sampai 8°C
Simpan tidak kurang dari 8°C
8°C sampai 25°C
Lindungi dari cahaya
Simpan dan serahkan dengan wadah yang
tidak tembus cahaya
Simpan pada kelembapan tidak lebih dari
Lindungi dari uap
60%, diserahkan dalam wadah tertutup
kedap
Penyimpanan berdasarkan sifat bahan misalnya dilakukan pada Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). B3 harus disimpan di area terpisah dan diberi
simbol sesuai klasifikasinya. Terdapat beberapa klasifikasi B3, diantaranya adalah
Mudah Meledak, Bersifat Pengoksidasi, Mudah Terbakar, Beracun, Bersifat
Iritasi, Bersifat Korosif, Merusak Lingkungan, dan lain-lain. Area penyimpanan
B3 pun harus difasilitasi dengan alat pengaman yang dapat meminimalisasi
kerusakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Secara garis besar,
penyimpanan obat di tiap kategori ini dapat disusun berdasarkan abjad dan atau
berdasarkan farmakologi (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012).
Penyimpanan obat berdasarkan abjad memiliki keuntungan dibandingkan
dengan penyimpanan obat secara farmakologi dalam hal kemudahan dalam
pencarian obat. Hal ini dikarenakan dalam penyimpanan secara abjad, obat
disusun secara urut berdasarkan alfabet tanpa memperhatikan khasiat dari masingmasing obat (Muharomah, 2008).
Sistem penyimpanan obat di apotek atau gudang instalasi farmasi dapat
menggunakan metode FIFO, FEFO, ataupun kombinasi diantaranya. Pada Metode
FIFO (First In First Out), obat-obatan yang baru masuk diletakkan di belakang
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
7
obat yang terdahulu sehingga obat yang pertama kali datang yang akan digunakan
atau di ambil terlebih dahulu (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010). Penerapan
teknik FEFO dimaksudkan untuk menghindari adanya obat yang sudah kadaluarsa
terkirim atau diserahkan kepada pasien. Metode ini dapat dilakukan dengan cara
(Ikatan Apoteker Indonesia, 2012) :
a.
Obat disusun sesuai dengan urutan batas tanggal kadaluarsa.
Obat dengan batas kadaluarsa (Expired date) yang lebih dekat ditempatkan
pada bagian depan tempat penyimpanan, sedangkan obat dengan batas
kadaluarsa sesudahnya ditempatkan dibelakangnya
b.
Penambahan obat yang baru masuk, ditempatkan pada atau dimasukkan
melalui bagian belakang tempat/ rak penyimpanan atau sisi penempatan/
penyimpanan (kecuali jika terpaksa menerima obat dengan batas kadaluarsa
lebih dekat, maka ditempatkan pada bagian depan).
c.
Obat yang akan dipakai terlebih dahulu adalah obat yang berada pada bagian
depan, atau pada sisi pengambilan.
d.
Kartu stok dibuat untuk setiap nomor bets obat.
2.2 Penyimpanan Obat secara Farmakologi
Penyimpanan obat secara farmakologi adalah sistem penyimpanan obat
dengan mengelompokkan obat-obatan ke dalam beberapa kategori berdasarkan
indikasi atau kelas terapinya (Muharomah, 2008). Berdasarkan kelas terapinya,
obat-obatan ini dapat dikelompokkan kedalam kategori seperti yang akan
antibiotik, antelmintik, antijamur, antihistamin, antikonvulsi, dan lain-lain.
2.2.1
Antibiotik
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme
(khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik atau semisintetik
yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme
lain. Berdasarkan daya kerjanya, antibiotik dibedakan menjadi 5 (lima) macam,
yaitu (Pratiwi, 2008) :
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
8
a.
Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
Antibiotik ini adalah antibiotik yang merusak lapisan peptidoglikan yang
menyusun dinding sel bakteri Gram positif maupun Gram negatif, contohnya
penisilin. Contoh : penisilin, ampisilin, amoksisilin, dan lain-lain.
b.
Antibiotik yang merusak membran plasma
Membran plasma bersifat semipermeabel dan mengendalikan transpor
berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel. Adanya gangguan atau
kerusakan struktur pada membran plasma dapat menghambat atau merusak
kemampuan membrane plasma sebagai penghalang (barrier) osmosis dan
mengganggu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran.
Antibiotik yang bersifat merusak membran plasma umum terdapat pada
antibiotik golongan polipeptida yang bekerja dengan mengubah permeabilitas
membran plasma sel bakteri. Contohnya adalah polimiksin B yang melekat
pada fosfolipid membran; amfoterisin B, mikonazol, dan ketokonazol yang
ketiganya merupakan antifungi yang bekerja dengan cara berkombinasi
dengan sterol pada membran plasma fungi.
c. Antibiotik yang menghambat sintesis protein
Aminoglikosida merupakan kelompok antibiotik yang gula aminonya
tergabung dalam ikatan glikosida. Antibiotik ini memiliki spektrum luas dan
bersifat bakterisidal dan mekanisme penghambatan pada sintesis protein.
Antibiotik ini berikatan pada subunit 30S ribosom bakteri (beberapa teriat
juga pada subunit 50S ribosom) dan menghambat translokasi peptidil-tRNA
dari situs A ke situs , dan menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan
mengakibatkan bakteri tidak mampu menyintesis protein vital untuk
pertumbuhannya. Contohnya adalah streptomisin sebagai obat alternatif TBC,
namun memiliki kelemahan berupa resistensi bakteri yang cukup tinggi serta
adanya efek toksik. Contoh lainnya adalah gentamisin yang berasal dari
Micromonospora yang efektif untuk infeksi Pseudomonas, dan tobramisin
yang berupa sediaan aerosol untuk mengontrol infeksi pada pasien sistik
fibrosis.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
9
d.
Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA)
Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap
transkripsi dan replikasi mikroorganisme. Yang termasuk antibiotik
penghambat sintesis asam nukleat ini adalah antibiotik golongan kuinolon dan
rifampisin.
e.
Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial
Penghambatan terhadap sintesis metabolit esensial antara lain dengan adanya
kompetitor berupa antimetabolit, yaitu substansi yang secara kompetitif
menghambat metabolit mikroorganisme, karena memiliki struktur yang mirip
dengan substrat normal bagi enzim metabolism. Contohnya adalah
antimetabolit sulfanilamid (sulfa drug) dan para amino benzoic acid (PABA).
2.2.2
Antelmintik
Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk
memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.
Contoh dari antelmintik ini adalah mebendazol yang bekerja dengan
menyebabkan kerusakan struktur subselular dan menghambat sekresi asam
asetilkolinesterase cacing serta dapat pula bekerja dengan menghambat ambilan
glukosa secara ireversibel sehingga terjadi pengosongan (deplesi) glikogen pada
cacing yang mengakibatkan cacing akan mati secara perlahan-lahan. Contoh lain
dari antelmintik adalah pirantel pamoat, albendazol, tiabendazol, prazikuantel, dan
lain-lain (Syarif dkk., 2007).
2.2.3
Antijamur
Menurut Ganiswara yang dikutip dari Hezmela (2006), antijamur
merupakan bahan yang dapat membasmi jamur pada umumnya, khususnya yang
bersifat patogen bagi manusia. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, senyawa
antifungi atau antijamur dapat dibedakan menjadi senyawa fungisida dan
fungistatik.
Fungisida
merupakan
senyawa
antijamur
yang
mempunyai
kemampuan untuk membunuh jamur dengan jalan melisiskan dinding sel jamur
yang berakibat jamur tidak dapat bereproduksi kembali, meskipun kontak dengan
obat telah dihentikan. Berbeda halnya dengan fungisida, senyawa fungistatik tidak
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
10
memiliki kemampuan untuk membunuh, namun senyawa ini mempunyai
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur sehingga jumlah sel jamur
yang hidup relatif tetap. Bila kontak dengan obat yang bersifat fungistatik ini
dihentikan, pertumbuhan jamur akan berlangsung
kembali. Berdasarkan cara
kerjanya, obat antijamur dibedakan menjadi 4 yaitu :
a.
Berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur.
Ikatan ini mengakibatkan kebocoran membran sel, sehingga terjadi
kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap
pada sel jamur. Contoh: nistatin dan amfoterisin.
b.
Masuk kedalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminasi dan dalam
sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminase
menjadi 5-fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat
penghambatan langsung sintetis DNA oleh metabolit fluorourasil. Contoh :
flusitosin.
c.
Menghambat mitosis jamur dengan mengikat protein mikrotubuler dalam sel.
Contoh : griseofulvin.
d.
Menimbulkan gangguan terhadap sintesis asam nukleat atau penimbunan
peroksida dalam sel jamur sehingga terjadi kerusakan dinding sel yang
mengakibatkan permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat.
Contoh : imidazol (mikonazol, klotrimazol).
2.2.4
Antihistamin
Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek
histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin. Secara
farmakologi, reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor H1 dan
reseptor H2. Berdasarkan hal ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua
kelompok, yakni antagonis reseptor H1 dan antagonis reseptor H2 (Syarif dkk.,
2007).
2.2.4.1 Antagonis reseptor H1 (AH1)
AH1 menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus, dan
bermacam-macam otot polos. Selain itu, AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
11
hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai penglepasan histamin endogen
secara berlebihan. Berdasarkan daya kerjanya terhadap SSP, AH1 dikelompokkan
menjadi 2 kelompok yaitu AH1 generasi I dan AH1 generasi II (Syarif dkk., 2007).
a.
AH1 generasi I : prometazin, oksomemazin, tripelennamin, (klor) feniramin,
difenhidramin, siproheptadin, azelastin , sinarizin, meklozin, hidroksizin,
ketotifen, dan oksatomida. Obat-obat ini berkhasiat sedatif terhadap SSP dan
kebanyakan memiliki efek antikolinergis
b.
AH1 generasi II : astemizol, terfenadin, feksofenadin, setirizin, loratidin,
levokabastin, dan emedastin. Zat- zat ini bersifat hidrofil dan sukar mencapai
CCS (Cairan Cerebrospinal) sehingga pada dosis terapeutis tidak bekerja
sedatif. Keuntungan lainnya, obat-obat kategori ini memiliki tâ…Ÿ2 yang lebih
panjang sehingga dosisnya cukup dengan 1-2 kali sehari.
2.2.4.2 Antagonis reseptor H2 (AH2)
Antagonis reseptor H2 bekerja dengan menghambat secara efektif sekresi
asam lambung yang meningkat akibat histamin dengan jalan persaingan terhadap
reseptor H2 di lambung. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak
lambung dan usus guna mengurangi sekresi asam klorida dan pepsin, juga sebagai
zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Burimamid dan
metiamid merupakan antagonis reseptor H2 yang pertama kali ditemukan, namun
karena toksik tidak digunakan di klinik. Antagonis reseptor H2 yang ada dewasa
ini adalah simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin (Syarif dkk., 2007).
2.2.5
Antikonvulsi
Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan mengobati
bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dan non-epilepsi. Bangkitan epilepsi
merupakan fenomena klinis yang berkaitan dengan letupan listrik atau
depolarisasi abnormal yang eksesif, terjadi di suatu fokus dalam otak yang
menyebabkan bangkitan paroksismal. Fokus ini merupakan neuron epileptik yang
sensitif terhadap rangsang, disebut neuron epileptik. Neuron inilah yang menjadi
sumber bangkitan epilepsi. Hingga kini, ada 16 obat antiepilepsi, dan obat-obat
tersebut digolongkan dalam 5 golongan kimiawi, yakni hidantoin (fenitoin,
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
12
mefenitoin, dan etotoin), barbiturat (fenobarbita dan primidon), oksazolidindion
(trimetadion), suksimid (etosuksimid), dan asetil urea. Pada umumnya obat
antiepilepsi dimetabolisme di hati, kecuali vigabatrin dan gabapentin yang
dieliminasi oleh ekskresi ginjal. Fenitoin mengalami metabolism hepar yang
tersaturasi. Banyak obat antiepilepsi bekerja pada beberapa tempat (Syarif dkk.,
2007).
Berbeda halnya dengan penyimpanan secara abjad, penyimpanan obat
secara farmakologi dapat menyulitkan pencarian obat dengan cepat jika petugas
apotek belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan efek
farmakologi. Walaupun demikian, sistem penyimpanan ini merupakan sistem
penyimpanan terbaik karena dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam
pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien, sehingga
akibat fatal yang mungkin ditimbulkan dapat dicegah. Oleh karena itu, sistem
penyimpanan ini sangat dianjurkan untuk diterapkan di dalam sistem
penyimpanan di apotek maupun gudang Instalasi Farmasi (Sheina, Umam, dan
Solikhah, 2010).
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 3
METODE PENGKAJIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian
Pengkajian dan pengelompokkan secara farmakologi terhadap “obat-obat
dalam” non generik dilakukan di Apotek Atrika Jalan Kartini Raya No. 34 A,
Jakarta Pusat pada saat minggu ketiga hingga minggu keempat pelaksanaan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) periode 19 Juni - 26 Juli 2013.
3.2 Metode Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai “obat-obat
dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika, kemudian mengelompokkan
obat-obatan tersebut berdasarkan kelas terapinya dengan mengacu pada beberapa
literatur. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel kategori penggolongan.
13
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah diperoleh data dan diperiksa mengenai kesesuaian antara data
“obat-obat dalam” dengan stok fisik yang terdapat di Apotek Atrika, maka
selanjutnya
dilakukan
pengelompokan
terhadap
obat-obatan
ini
secara
farmakologi. Pada pengelompokan kali ini, obat pertama kali dipisahkan
berdasarkan bentuk sediaan, yaitu sediaan padat (tablet, kapsul, dll), cair (sirup,
obat tetes, dll), dan setengah padat (salep, krim, dll). Untuk sediaan cair, obat
dibedakan kembali berdasarkan tujuan pemakaian obat, apakah obat tersebut
termasuk obat untuk pemakaian luar seperti obat tetes mata dan tetes telinga atau
termasuk obat untuk pemakaian dalam (sirup, drops, dll). Tujuan diadakannya
pengelompokan berdasarkan bentuk sediaan ini adalah untuk memudahkan pada
saat pencarian obat.
Berdasarkan hasil pengkajian dan pengelompokan mengenai efek terapi
yang terdapat dalam sediaan “obat dalam” di Apotek Atrika, maka ditetapkan
beberapa kelas terapi untuk masing-masing kategori sediaan obat. Untuk sediaan
padat, obat digolongkan menjadi 22 buah kelas terapi, yaitu : analgetik dan
antipiretik, antelmintik, anti asma, antibiotik, antidiabetes, antihistamin dan anti
alergi, antijamur, antikonvulsan, antiparkinson, antituberkulosis, antivertigo,
antivirus, elektrolit, hormon kelamin, obat batuk dan pilek, obat dislipidemia, obat
kardiovaskuler, obat kontrasepsi oral, obat saluran cerna, obat saluran kemih, obat
sistem muskoskeleletal, serta suplemen vitamin dan terapi penunjang. Secara
rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk
sediaan padat oral di Apotek Atrika secara farmakologi
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Analgesik dan Antipiretik
Arcoxia 90 mg
Etoricoxib
Arcoxia 120 mg
Etoricoxib
Cataflam 25 mg
Kalium diklofenak
14
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
15
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Cataflam 50 mg
Kalium diklofenak
Dolo Neurobion
Parasetamol, Vit B6, Vit B1,
Vit B12
Dumin 500 mg
Parasetamol
Flamar 25 mg
Natrium diklofenak
Flamar 50 mg
Natrium diklofenak
Mefinal 250 mg
Asam mefenamat
Mefinal 500 mg
Asam mefenamat
Neuralgin RX
Metampiron, Tiamin HCl,
Piridoksin HCl,
Sianokobalamin, Kafein
Antelmintik
Antiasma
Antibiotik
Novalgin 500 mg
Natrium metamizol
Pirofel 20 mg
Piroksikam
Ponstan 500 mg
Asam mefenamat
Proris 200 mg
Ibuprofen
Ronalgin 500 mg
Metampiron
Sanmol 500 mg
Parasetamol
Sumagesic
Parasetamol
Ultracet
Tramadol HCl, Asetaminofen
Voltaren 25 mg
Natrium diklofenak
Voltaren 50 mg
Natrium diklofenak
Helben 400 mg
Albendazol
Vermox 500 mg
Mebendazol
Bricasma
Terbutalin sulfat
Etaphylline 250 mg
Asefilin piperazin
Euphylline Retard MITE
Teofilin anhidrat
Meptin Mini 0,025 mg
Prokaterol HCl hemihidrat
Profilas 1 mg
Ketotifen hidrogen fumarat
Ventolin 2 mg
Salbutamol sulfat
Akilen 400 mg
Ofloksasin
Amoxil 500 mg
Amoksisilin
Amoxillin 500 mg
Amoksisilin
Amoxsan 250 mg
Amoksisilin
Amoxsan 500 mg
Bactrim Forte 160 mg
Amoksisilin
Sulfametoksazol dan
Trimetoprim
Baquinor 250 mg
Siprofloksasin
Baquinor Forte 500 mg
Siprofloksasin
Bicrolid 250 mg
Klaritromisin
Biothicol 500 mg
Tiamfenikol
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
16
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Cefat 500 mg
Sefadroksil monohidrat
Cefspan 100 mg
Sefiksim
Cefspan 200 mg
Sefiksim
Ceptik 200 mg
Sefiksim
Claneksi 500 mg
Klavulanat
Cravox 500 mg
Levofloksasin
Erysanbe 500 mg
Eritromisin stearat
FG Troches
Fradiomisin sulfat,
gramisidin-S HCl
Flagyl Forte 500 mg
Metronidazol
Interdoxin 50 mg
Doksisiklin hiklat
Interflox 500 mg
Siprofloksasin
Lincocin 500 mg
Linkomisin HCl
Meiact 200 mg
Sefditoren pivoksil
Mezatrin 250 mg
Azitromisin
Prolic 150 mg
Klindamisin HCl
Prolic 300 mg
Klindamisin HCl
Sanlin 500 mg
Tetrasiklin dapar fosfat
Sanprima Forte
Antidiabetes
Amoksisilin dan Asam
Sulfametoksazol dan
Trimetoprim
Siclidon 100 mg
Doksisiklin hiklat
Soxime 500 mg
Sefuroksim aksetil
Spirasin 500 mg
Spiramisin
Sporetic 100 mg
Sefiksim
Super Tetra 250 mg
Tetrasiklin fosfat kompleks
Tarivid 200 mg
Ofloksasin
Tarivid 400 mg
Ofloksasin
Tetrin 500 mg
Tetrasiklin HCl
Thiamycin 500 mg
Tiamfenikol
Voxin 500 mg
Levofloksasin hemihidrat
Zistic 500 mg
Azitromisin dihidrat
Zithromax 500 mg
Azitromisin dihidrat
Zycin 500 mg
Azitromisin
Amaryl 4 mg
Glimepirid
Diamicron MR 60 mg
Gliklazid
Glucobay 100 mg
Akarbose
Glucophage 500 mg
Metformin HCl
Glucophage 850 mg
Metformin HCl
Glucophage XR 500 mg
Metformin HCl
Glucotrol XL 10 mg
Glipizid
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
17
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Glurenorm 30 mg
Glikuidon
Januvia 100 mg
Sitaglipin
Antihistamin
Aerius 5 mg
Desloratadin
dan Antialergi
Alloris 10 mg
Loratadin
Avil 25 mg
Feniramin hidrogen maleat
Bestalin 25 mg
Hidroksizin dihidroklorida
Celestamine
Antikonvulsan
Antiparkinson
Antituberkulosis
Antivertigo
Deksklorfeniramin maleat
Cerini 10 mg
Setirizin HCl
Claritin 10 mg
Loratadin
Cortidex 0,5 mg
Deksametason
Dextamine
Deksametason
Heptasan 4 mg
Siproheptadin HCl
Homoclomin 10 mg
Homoklorsiklizin HCl
Incidal OD 10 mg
Setirizin dihidroklorida
Kalmethason 0,5 mg
Deksametason
Lameson 4 mg
6α-metilprednisolon
Lameson 8 mg
6α-metilprednisolon
Lameson 16 mg
6α-metilprednisolon
Medixon 4 mg
Metilprednisolon
Ocuson
Antijamur
Betametason,
Betametason,
Deksklorfeniramin maleat
Ryzen 10 mg
Setirizin diHCl
Sanexon 4 mg
6α-metilprednisolon
Telfast HD 180 mg
Feksofenadin HCl
Urbason 4 mg
6α-metilprednisolon
Xyzal 5 mg
Levosetirizin diHCl
Diflucan 150 mg
Flukonazol
Formyco 200 mg
Ketokonazol
Mycoral 200 mg
Ketokonazol
Nizoral 200 mg
Ketokonazol
Spyrocon 100 mg
Itrakonazol
Tegretol 200 mg
Karbamazepin
Parlodel 2,5 mg
Bromokriptin mesilat
Beniazide 400 mg
Isonikotinat hidrazid, Vit B6
INH Ciba 300 mg
Isoniazid, Vit B6
Rimactane 450 mg
Rifampisin
Sanazet 500 mg
Pirazinamid
Merislon 6 mg
Betahistin mesilat
Unalium 10 mg
Flunarizin
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
18
Kelas Terapi
Antivirus
Elektrolit
Hormon Kelamin
Nama Obat
Zat Aktif
Herclov 500 mg
Valasiklovir
Inclovir 500 mg
Valasiklovir
Isprinol 500 mg
Metisoprinol
Zoter 400 mg
Asiklovir
Aspar- K 300 mg
Kalium L-aspartat
Gynaecosid
Obat Batuk dan Pilek
Metilestrenolon,
Metilestradiol
Orgabolin 2 mg
Etilestrenol
Primolut- N 5 mg
Noretisteron
Bisolvon 8 mg
Bromheksin HCl
Epexol 30 mg
Ambroksol HCl
Fluimucil 200 mg
Asetil sisteina
Fluimucil Paed Sach
Asetil sisteina
Longatin 25 mg
Noskapin
Mucohexin 8 mg
Bromheksin HCl
Mucopect 30 mg
Ambroksol HCl
Nalgestan
Rhinofed
Fenilpropanolamin HCl,
Klorfeniramin maleat
Pseudoefedrin, Terfenadin
Loratadin, Pseudoefedrin HCl
Rhinos SR
immediate release,
Pseudoefedrin HCl sustained
release
Romilar 15 mg
Tremenza
Trifed
Dekstrometorfan HBr
Pseudoefedrin HCl,
Triprolidin HCl
Pseudoefedrin HCl,
Triprolidin HCl
PCT, Dekstrometorfan HBr,
Tuzalos
Fenilpropanolamin HCl,
Klorfeniramin maleat
Obat Dislipidemia
Obat Kardiovaskuler
Vectrine 300 mg
Erdostein
Crestor 5 mg
Kalsium rosuvastatin
Crestor 10 mg
Kalsium rosuvastatin
Lipanthyl Penta 145 mg
Fenofibrat
Lipitor 10 mg
Kalsium atorvastatin
Lipitor 20 mg
Kalsium atorvastatin
Angioten 50 mg
Kalium losartan
Betablok 50 mg
Bisoprolol fumarat
Cardismo 20 mg
Isosorbit mononitrat
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
19
Kelas Terapi
Obat Kontrasepsi Oral
Obat Saluran Cerna
Nama Obat
Zat Aktif
Cedocard 5 mg
Isosorbit mononitrat
Concor 5 mg
Bisoprolol fumarat
Exforge 5 mg/80 mg
Amlodipin, Valsartan
Farnormin 50 mg
Atenolol
Glaucon 250 mg
Asetazolamid
Herbesser 30 mg
Diltiazem HCl
Imdur 60 mg
Isosorbit mononitrat
Lasix 40 mg
Furosemid
Letonal 100 mg
Spironolakton
Norvask 5 mg
Amlodipin
Norvask 10 mg
Amlodipin
Diane 35
Siproteron asetat,
Etinilestradiol
Mycrogynon LB
Levonogestrel, Etinilestradiol
Yasmin Pil KB
Drospirenon, Etinilestradiol
Biodiar 630 mg
Attapulgit
Buscopan 10 mg
Hiosin-N-butilbromida
Buscopan Plus
Hiosin-N-butilbromida,
Parasetamol
Cedantron 8 mg
Ondansetron HCl
Damaben 10 mg
Metoklopramid HCl
Disflatyl 40 mg
Dimetilpolisiloksan
Dramamine 50 mg
Dimenhidrinat, Vit B6
Imodium 2 mg
Loperamid HCl
Lacbon
Spora viable dari L.
sporogenes > 50 juta
Per viable cell L. acidop hillus
Lacto-B Sachet
bifidobacterium longun, S.
faeeium, Vit C, Vit B, Vit B2,
Vit B5, Niasin, Protein, fat
Lancid 30 mg
Lansoprazol
Lapraz 20 mg
Lansoprazol
Librozym Plus
Diastase, Pankreatin,
Simetikon
Lodia 2 mg
Loperamid HCl
Motilium 10 mg
Domperidon
Nexium 20 mg
Esomeprazol
Nexium 40 mg
Esomeprazol
Pancreatic lipase, Pancreatic
Pankreon Comp
amylase, Pancreatic protease,
Biledispert
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
20
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Metilpolisiloksan, Mg-
Polycrol Forte
hidroksida, Al-hidroksida
koloidal
Dimetilpolisiloksan, Mg-
Polysilane
hidroksida, Al-hidroksida
koloidal
Polysilane Max
Famotidin, Kalsium karbonat,
Mg(OH)2
Prazotec 30 mg
Lansoprazol
Primperan 100 mg
Metoklopramid HCl
Pumpitor 20 mg
Omeprazol
Rantin 150 mg
Ranitidin HCl
Rantin 300 mg
Ranitidin HCl
Sanmetidin 200 mg
Simetidin
Strocain P 400 mg
Polimigel
Vometa FT
Domperidon
Vosedon 10 mg
Domperidon
Zantac 150 mg
Ranitidin HCl
Avodart 0,5 mg
Dutasterid
Harnal D 0,2 mg
Tamsulosin HCl
Prostacom 5 mg
Finasterid
Urispas 200 mg
Flavoksat HCl
Urotracin 400 mg
Asam pipemidat
Obat Sistem
Epsonal 50 mg
Eperison HCl
Muskuloskeletal
Myonal 50 mg
Eperison HCl
Obat Saluran Kemih
Glukosamin, Kondroitin
OA Plus
sulfat, Vit C, Vit E,
Manganese, Selenium, Zn,
MSM, Boron, Kolagen II
Oste
Suplemen, Vitamin, dan Terapi
Glukosamin HCl, Kondroitin
sulfat, Vit C, Mg, Mn
Likopen, Ekstrak anggur,
Penunjang
Antox 650 mg
Ekstrak teh hijau, β karoten,
Vit B3, B6, B12, C, E, Zn,
Selenium
Asthin Force
Becom-Zet
Natural astaxantin
Zn , Vit E, C, B1, B2, B3, B5,
B6, B9, B12
Vit B1, B2, B6, B12,
Becombion Forte
nikotinamid, Ca D (+)
pantotenat
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
21
Kelas Terapi
Nama Obat
Bio ATP
Imboost
Imboost Force 950 mg
Imunos 1100 mg
Mecola
Mecola Forte
Zat Aktif
ATP, Vit B1 disulfida, Vit B6,
B12, E
Echinacea, Zn picolinat
E. purpurea, Ekstrak
elderberry hitam, Zn picolinat
Echinacea, Zn picolinat,
Selenium, Vit C
Alpha Lipoic Acid (ALA), Vit
B12
Alpha Lipoic Acid (ALA)
Vit A, D, C, B1, B2, B6, B9,
B12, Nikotinamid, Ca-
Obimin AF
pantotenat, Besi (II) fumarat,
Ca-laktat, Tembaga (II) sulfat,
KI, Dimetilpolisiloksan, Naflourida
Vit A, C, E, B1, B2, B6, B12,
Vigoral
nikotinamid, dl-pantenol, Besi
(II) fumarat
Vitalong C
Vitamin C
Vit E, C, B1, B2, Niacinamid,
Zegavit
Vit B6, B12, Asam folat, Ca,
Asam pantotenat, Zn
Untuk sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian dalam atau secara
oral, kelas farmakologi untuk tiap obat antara lain : analgesik dan antipiretik,
antelmintik, antiasma, antibiotik, antihistamin dan antialergi, antijamur, antivirus,
elektrolit, obat batuk dan pilek, obat saluran cerna, serta suplemen dan terapi
penunjang. Secara rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk
sediaan cair oral di Apotek Atrika secara farmakologi
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Novalgin Syrup 60 mL
Metampiron
Antelmintik
Helben Syrup 10 mL
Albendazol
Antiasma
Lasal Syrup 100 mL
Salbutamol sulfat
Analgesik dan Antipiretik
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
22
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Salbutamol sulfat,
Lasal Expectoran Syr 100 mL
Antibiotik
Amoxsan Drops 15 mL
Amoksisilin
Amoxsan Dry Syrup 60 mL
Amoksisilin
Amoxsan Forte Dry Syr 60 mL
Amoksisilin
Cefat Syrup 60 mL
Sefadroksil monohidrat
Cefat Forte Syrup 60 mL
Sefadroksil monohidrat
Cefspan Syrup 30 mL
Sefiksim
Claneksi Dry Syrup 60 mL
Claneksi Forte Syr 60 mL
Antihistamin dan Antialergi
Elektrolit
Amoksisilin dan Asam
Klavulanat
Sporetic Syrup 30 mL
Sefiksim
Aerius Syrup 60 mL
Desloratadin
Bestalin Syrup 100 mL
Hidroksizin dihidroklorida
Betametason,
Deksklorfeniramin maleat
Betametason,
Deksklorfeniramin maleat
Claritin Syrup 30 mL
Loratadin
Intrizin Drops 15 mL
Setirizin diHCl
Intrizin Syrup 60 mL
Setirizin diHCl
Kandistatin Drops 12 mL
Nistatin
Mycostatin Drops 12 mL
Nistatin
Isprinol Syrup 60 mL
Metisoprinol
Pedialyt Liquid 500 mL
Renalyte Liquid 200 mL
Obat Batuk dan Pilek
Klavulanat
Metronidazol
Celestamine Syrup 60 mL
Antivirus
Amoksisilin dan Asam
Flagyl Syrup 60 mL
Celestamin Syrup 30 mL
Antijamur
Gliserilguaiakolat
Natrium, Kalium, Dekstrosa,
Sitrat, Klorida
Natrium, Kalium, Klorida,
Sitrat, Glukosa
Mucopect Drops 20 mL
Ambroksol HCl
Mucopect Syr Anak 60 mL
Ambroksol HCl
Mucopect Syrup Dewasa 60 mL
Ambroksol HCl
Rhinos Junior 60 mL
Pseudoefedrin HCl,
Klorpeniramin HCl maleat
Rhinos Neo Drops 10 mL
Pseudoefedrin HCl
Toplexil Syrup 120 mL
Oksomemazin, Guaifenesin
Pipazetat HCl,
Transpulmin Syrup 60 mL
Gliserilguaiakolat, Na sitrat,
Fenilpropanolamin HCl
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
23
Kelas Terapi
Obat Saluran Cerna
Suplemen
dan Terapi Penunjang
Nama Obat
Zat Aktif
Inpepsa Syrup 100 mL
Sukralfat
Inpepsa Syrup 200 mL
Sukralfat
Nifural Syrup 60 mL
Nifuroksazid
Primperan Syrup 60 mL
Metoklopramid HCl
Vometa Drops 10 mL
Domperidon
Vometa Syrup 60 mL
Domperidon
Imboost Syrup 120 mL
Echinacea, Zn picolinate
Imboost Force Syr 60 mL
E. purpurea, Ekstrak
elderberry hitam, Zn picolinat
Imboost Force Syr120 mL
E. purpurea, Ekstrak
elderberry hitam, Zn picolinat
Kelas kategori yang ditetapkan untuk sediaan setengah padat “obat dalam”
di Apotek Atrika berdasarkan pengkajian terhadap khasiat atau kelas terapi
masing masing obat adalah sebagai berikut : antibiotik topikal, antiekzem,
antiinflamasi topikal, antijamur topikal, antivirus topikal, emolien dan pelindung
kulit, obat jerawat, obat kulit lain, serta obat wasir. Secara rinci, pengelompokan
ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk
sediaan setengah padat topikal di Apotek Atrika secara farmakologi
Kelas Terapi
Antibiotik Topikal
Nama Obat
Zat Aktif
Bactroban Ointment 5 g
Mupirosin
Bactroban Ointment 10 g
Mupirosin
Bioplacenton Gel 15 g
Neomisin Sulfat, Ekst. plasenta
Burnazine Cream 35 g
Perak Sulfadiazin
Framisetin sulfat 1% (di dalam
Daryant-Tulle
kasa pembalut ukuran 10x10
cm)
Chloramfecort Cream 10 g
Kloramfenikol
Chloramfecort-H Cream 10 g
Kloramfenikol
Digenta Cream 10 g
Gentamisin, Betametason
Diprogenta Cream 5 g
Diprogenta Cream 10 g
Gentamisin sulfat, Betametason
dipropionat
Gentamisin sulfat, Betametason
dipropionat
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
24
Kelas Terapi
Nama Obat
Diprogenta Ointment 5 g
Diprogenta Ointment 10 g
dipropionat
Gentamisin sulfat, Betametason
dipropionat
Gentamisin sulfat
Garamycin Cream 15 g
Gentamisin sulfat
Garamycin Ointment 5 g
Gentamisin sulfat
Garamycin Ointment 15 g
Gentamisin sulfat
Fluosinolon asetonida,
Gentamisin
Kalmicetune Ointment 20 g
Kloramfenikol
Nebacetine Ointment 5 g
Neomisin sulfat, Basitrasin
Nebacetine Powder 5 g
Neomisin sulfat, Basitrasin
Betason Cream 5 g
Betametason valerat, Klorkresol
Betason-N Cream 5 g
Antiinflamasi Topikal
Gentamisin sulfat, Betametason
Garamycin Cream 5 g
Gentasolon Cream 10 g
Antiekzem
Zat Aktif
Betametason-17-valerat,
Neomisin Sulfat
Decoderm Cream 10 g
Flupredniliden asetat
Dermovate Cream 10 g
Klobetasol propionat
Esperson 0,25% Cream 5 g
Desoksimetason
Esperson 0,25% Cream 15 g
Desoksimetason
Hydrocortisone 1% Cream 5 g
Hidrokortison asetat
Hydrocortisone 2,5% Cr 5 g
Hidrokortison asetat
Ikaderm Cream 10 g
Klobetasol propionat
Ikaderm Ointment 10 g
Klobetasol propionat
Inerson Ointment 15 g
Desoksimetason
Kloderma Cream 5 g
Klobetasol propionat
Kloderma Cream 10 g
Klobetasol propionat
Kloderma Ointment 10 g
Klobetasol propionat
Locoid Cream 10 g
Hidrokortison 17-butirat
Locoid Lipocream 10 g
Hidrokortison 17-butirat
Locoid Scalp Lotion 20 mL
Hidrokortison 17-butirat
Lotasbat Cream 10 g
Klobetasol propionat
Lotasbat Ointment 10 g
Klobetasol propionat
Benoson Cream 5 g
Betametason valerat
Benoson Cream 15 g
Betametason valerat
Betametason valerat, Mikonazol
Benoson-N Cream 5 g
nitrat
Betametason valerat, Mikonazol
Benoson-N Cream 15 g
Cinolon Cream 10 g
nitrat
Fluosinolon asetonid
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
25
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Fluosinolon asetonid, Neomisin
Cinolon-N Cream 10 g
Antijamur Topikal
sulfat
Diprosone OV Cream 5 g
Betametason dipropionat
Diprosone OV Cream 10 g
Betametason dipropionat
Diprosone OV Ointment 5 g
Betametason dipropionat
Diprosone OV Ointment 10 g
Betametason dipropionat
Elocon Cream 5 g
Mometason furoat
Elocon Cream 10 g
Mometason furoat
Elocon Ointment 5 g
Mometason furoat
Elocon Ointment 10 g
Mometason furoat
Intercon Cream 10 g
Mometason furoat
Kenacort-A Cream 10 g
Triamcinolon asetonida
Mofacort Cream 10 g
Mometason furoat
Batrafen Cream 10 g
Siklopiroksolamin
Baycuten-N Cream 5 g
Klotrimazol, Deksametason
asetat
Daktarin Oral Gel 10 g
Mikonazol
Daktarin Powder
Mikonazol nitrat
Exoderil Cream 15 g
Naftilina hidroklorida
Formyco Cream 10 g
Ketokonazol
Loprox NL 1,5 g Solution
Siklopiroks
Mycoral Cream 5 g
Ketokonazol
Mycorine Cream 5 g
Miconazol nitrat
Mycorine Cream 15 g
Miconazol nitrat
Mycospor Cream 15 g
Miconazol nitrat
Nizoral Cream 5 g
Ketokonazol
Nizoral Cream 15 g
Ketokonazol
Nizoral SS 1% 80 mL
Ketokonazol
Nizoral SS 2% 80 mL
Ketokonazol
Profungal Cream 15 g
Ketokonazol
Thecort Cream 5 g
Mikonazol nitrat
Trosyd Cream 10 g
Tiokonazol
Trosyd Cream 20 g
Tiokonazol
Virumerz Gel 10 g
Tromantadin HCl
Zoter Cream 5 g
Asiklovir
Zovirax Cream 2 g
Asiklovir
Zovirax Cream 5 g
Asiklovir
Emolien dan
Carmed 10% Cream
Urea
Pelindung Kulit
Carmed 20% Cream
Urea
Carmed Lotion
Urea
Antivirus Topikal
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
26
Kelas Terapi
Nama Obat
Zat Aktif
Pabanox Cream 20 g
Padimate O, Oksibenzon, TiO2
Pabanox Lot SPF 15 120 mL
Padimate O, Oksibenzon, TiO2
Parasol Cream SPF 33 20 g
Parasol Lot SPF 30 120 mL
Obat Jerawat
Obat Kulit Lain
Etileksil-metoksinamat, TiO2,
Oksibenzon
Etileksil-metoksinamat, TiO2,
Oksibenzon
Pasquam Cream 20 g
Dekspantenol
Mediklin Gel 15 g
Klindamisin fosfat
Mediklin TR Gel 15 g
Klindamisin fosfat, Tretionin
Aloxid 2% Solution 60 mL
Minoksidil
Aloxid 5% Solution 60 mL
Minoksidil
Bepanthen Ointment 20 g
Dekspantenol
Lanakeloid-E Cream 10 g
Centella asiatica
Madecassol Ointment 10 g
Ekstrak Centella asiatica
Mederma Gel 20 g
Ekstrak Allium cepa, Allantoin
Mediquin Cream 15 g
Hidrokuinon
Melanox Cream 15 g
Hidrokuinon
Melanox Forte Cream 15 g
Hidrokuinon
Melanox ES Whitening Cream
Hidrokuinon
Regrou 2% Solution 30 mL
Minoksidil
Regrou Forte 5% Sol 30 mL
Minoksidil
Eukaliptol, Mentol, Camphora,
Transpulmin BB Balsam 10 g
Sage oil, Ekstrak bunga
cammomile
Eukaliptol, Mentol, Camphora,
Transpulmin BB Balsam 20 g
Sage oil, Ekstrak bunga
cammomile
Eukaliptol, Mentol, Camphora,
Transpulmin BB Cream 10 g
Sage oil, Ekstrak bunga
cammomile
Eukaliptol, Mentol, Camphora,
Transpulmin BB Cream 20 g
Sage oil, Ekstrak bunga
cammomile
Obat Wasir
Vitacid 0,05% Cream 20 g
Asam retinoat
Vitacid 0,1% Cream 20 g
Asam retinoat
Faktu Ointment 20 g
Policresulen, Sinkokain
Faktu Suppositoria
Policresulen, Sinkokain
Ultrapoct-N Cream 10 g
Ultrapoct-N Suppositoria
Flukortolon pivalat, Lidokain
HCl
Flukortolon pivalat, Lidokain
HCl
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
27
4.2 Pembahasan
Penyimpanan obat secara farmakologi bertujuan untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan
indikasi penyakit pasien, sehingga pengobatan yang rasional dapat tercapai. Pada
tugas khusus kali ini, dilakukan pengkajian dan pengelompokan secara
farmakologi terhadap “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek
Atrika. “Obat-obat dalam” yang dimaksud dalam hal ini adalah obat-obatan
ethical, obat DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek), dan beberapa obat bebas yang
termasuk ke dalam “obat-obat dalam” pada daftar obat di Apotek Atrika.
Pada hakikatnya, secara teori obat bebas termasuk ke dalam obat Over The
Counter (OTC), namun beberapa obat bebas di Apotek Atrika dimasukkan ke
dalam daftar “obat dalam” dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan obat
serta mengefisiensikan waktu peracikan dan atau pengambilan obat, karena obatobat bebas yang masuk ke dalam daftar “obat dalam” ini merupakan obat yang
paling sering diresepkan oleh dokter. Obat-obat bebas ini antara lain Dumin 500
mg tablet, Sanmol 500 mg tablet, Sumagesic tablet, Biodiar 630 mg tablet, LactoB sacchet, Vitalong C tablet, dan beberapa obat bebas lainnya.
Pengelompokan secara farmakologi didasarkan atas efek terapi atau
khasiat yang terdapat dalam obat. Efek terapi yang dihasilkan oleh obat ini
dipengaruhi oleh zat aktif yang terkandung di dalam obat. Pada pengelompokan
kali ini, obat yang memiliki efek terapi yang sama walaupun berbeda mekanisme
kerjanya dikelompokkan dalam satu kategori kelas terapi. Hal ini salah satunya
dapat terlihat pada contoh pengelompokan kategori antibiotik pada Tabel 4.1.
Amoksisilin yang terkandung dalam sediaan Amoxan 250 mg dan
tiamfenikol yang terdapat pada sediaan Thiamycin 500 mg memiliki mekanisme
yang berbeda dalam melakukan aktivitas kerjanya. Namun, karena kedua zat ini
memiliki khasiat yang sama yaitu membunuh dan atau menghambat pertumbuhan
bakteri, maka kedua obat ini dikelompokkan ke dalam kategori yang sama.
Amoksisilin bekerja dengan menghambat pembentukan mukopeptida atau
peptidoglikan yang diperlukan untuk sintesis dinding sel bakteri, sedangkan
tiamfenikol yang merupakan antibiotik golongan kloramfenikol bekerja dengan
menghambat sintesis protein bakteri. Antibiotik ini terikat pada ribosom subunit
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
28
50S dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak
terbentuk pada proses sintesis bakteri (Syarif dkk., 2007).
Penyimpanan obat secara farmakologi memiliki kekurangan dalam hal
lamanya pelayanan. Hal ini disebabkan karena sistem penyimpanan secara
farmakologi dapat menyulitkan pencarian obat dengan cepat terutama jika
farmasis di apotek belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan efek
farmakologinya. Oleh karena itu, untuk meminimalisir hal ini, maka “obat-obat
dalam” dikelompokkan secara sederhana atau menggunakan kelas terapi yang luas
sehingga lebih memudahkan farmasis di apotek untuk mengenal klasifikasi obat.
Dalam hal ini, pengelompokan hanya terbatas pada kelas farmakologi secara
umum, seperti kelas obat saluran cerna, obat batuk dan pilek, obat kardiovaskuler,
dan lainnya.
Sebagai contoh, pada obat saluran cerna, obat-obat yang termasuk kategori
ini memiliki berbagai khasiat seperti antiemetik (Primperan Syrup 60 mL), obat
diare (Nifural Syrup 60 mL), antasida(Inpepsa Syrup 100 mL dan 200 mL), dan
khasiat lainnya yang berkaitan dengan saluran cerna. Pembagian berdasarkan sub
kelas farmakologi untuk kategori obat ini tidak dilakukan karena selain untuk
memudahkan farmasis di apotek dalam mengenal dan menghafal klasifikasi obat,
juga
dimaksudkan
untuk
memperkecil
ruang
penyimpanan
di
apotek.
Pengelompokan yang lebih spesifik sampai pada sub kelas farmakologi tiap obat
tentu saja membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih besar atau rak
penyimpanan yang lebih banyak. Hal ini tidak memungkinkan untuk apotek yang
memiliki ruang penyimpanan “obat-obat dalam” yang tidak begitu luas.
Hal yang berbeda dilakukan terhadap obat-obat golongan antimikroba.
Pada obat-obat golongan ini, pengelompokan dilakukan berdasarkan sub kelas
farmakologinya yang terdiri dari antibiotik, antivirus, antijamur, antelmintik, dan
antituberkulosis. Tujuan dari dilakukannya hal ini salah satunya adalah untuk
mencegah terjadinya resistensi terhadap antibiotik akibat pemberian obat yang
salah. Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh mikroba merupakan penyakit
yang banyak dijumpai saat ini dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh
mikroba ini dapat menular, sehingga pemberian obat yang benar-benar tepat harus
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
29
dilakukan agar tidak terjadinya kondisi yang lebih parah akibat kesalahan
pengambilan obat.
Kelompok obat yang telah disusun secara farmakologi selanjutnya disusun
secara alfabetis untuk mempermudah dalam pencarian dan pengambilan. Untuk
sedian obat tetes, baik tetes mata maupun tetes telinga, dan obat luar lainnya, tidak
dilakukan pengelompokan secara farmakologi. Penyimpanan obat-obat ini hanya
dilakukan secara alfabetis dikarenakan jumlah sediaan obat yang sedikit serta
khasiat yang hampir sama antara sediaan obat yang satu dengan yang lainnya.
Daftar keseluran obat ini beserta alamat PBF-nya dapat dilihat pada Lampiran 1,
2, 3, dan 4.
Untuk obat-obatan yang dipersyaratkan disimpan pada suhu dingin,
disimpan dalam lemari pendingin (contoh Faktu Suppositoria dan Ultrapoct-N
Suppositoria) dan dilengkapi dengan adanya termometer untuk menjamin suhu
didalam lemari pendingin berada pada suhu yang telah ditetapkan. Untuk sistem
penyimpanan obat, obat disimpan berdasarkan kombinasi sistem FIFO (First in
First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Kombinasi kedua sistem ini
merupakan kombinasi terbaik karena menjamin bahwa obat yang disimpan masih
memenuhi syarat mutu, khasiat, dan keamanan.
Penggunaan label pada kemasan obat dengan menggunakan warna-warna
yang cerah dan berbeda untuk tiap kelas terapi obat juga dapat dilakukan untuk
menghindari kesalahan pada saat pengambilan obat, memudahkan pencarian obat,
serta memudahkan dalam mengidentifikasi apabila ada obat yang diletakkan tidak
sesuai
dengan
tempatnya.
Pada
masing-masing
kemasan
dapat
pula
ditambahankan mengenai instruksi penandaan waktu pemakaian obat dengan
memberikan tanda pada masing-masing kotak obat. Tanda yang diberikan antara
lain, (√) jika obat diberikan setelah makan atau pada saat makan, (X) jika obat
diberikan pada saat perut kosong (satu jam sebelum makan atau dua jam setelah
makan), dan (±) jika obat dapat diberikan bersama makanan atau pada saat perut
kosong.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a.
Berdasarkan hasil pengkajian dan pengelompokan mengenai efek terapi yang
terdapat dalam sediaan “obat dalam” di Apotek Atrika, telah ditetapkan
beberapa kelas terapi untuk masing-masing kategori sediaan obat yang terdiri
dari sediaan padat oral, sediaan cair oral, dan sediaan setengah padat topikal.
b.
Terdapat 22 buah kelas terapi yang telah ditetapkan untuk sediaan padat oral
“obat dalam” di Apotek Atrika, antara lain : analgetik dan antipiretik,
antelmintik, anti asma, antibiotik, antidiabetes, antihistamin dan anti alergi,
antijamur,
antikonvulsan,
antiparkinson,
antituberkulosis,
antivertigo,
antivirus, elektrolit, hormon kelamin, obat batuk dan pilek, obat dislipidemia,
obat kardiovaskuler, obat kontrasepsi oral, obat saluran cerna, obat saluran
kemih, obat sistem muskoskeleletal, serta suplemen vitamin dan terapi
penunjang.
c.
Terdapat 10 buah kelas terapi yang telah ditetapkan untuk sediaan cair oral
“obat dalam” di Apotek Atrika, obat antara lain : analgesik dan antipiretik,
antelmintik, antiasma, antibiotik, antihistamin dan antialergi, antijamur,
antivirus, elektrolit, obat batuk dan pilek, obat saluran cerna, serta suplemen
dan terapi penunjang.
d.
Kelas terapi yang ditetapkan untuk sediaan setengah padat “obat dalam” di
Apotek Atrika berdasarkan pengkajian terhadap khasiat masing masing obat
adalah sebagai berikut : antibiotik topikal, antiekzem, antiinflamasi topikal,
antijamur topikal, antivirus topikal, emolien dan pelindung kulit, obat jerawat,
obat kulit lain, serta obat wasir.
e.
Pengelompokan secara farmakologi tidak dilakukan terhadap sedian obat
tetes, baik tetes mata maupun tetes telinga, dan obat luar lainnya yang
terdapat di Apotek Atrika. Penyimpanan obat-obat ini hanya dilakukan secara
alfabetis dikarenakan jumlah sediaan obat yang sedikit serta khasiat yang
hampir sama antara sediaan obat yang satu dengan yang lainnya.
30
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
31
5.2 Saran
a.
Pengelompokan obat secara farmakologi sebaiknya tidak hanya dilakukan
untuk ”obat-obat dalam” saja tetapi juga dilakukan terhadap obat Over The
Counter (OTC), sehingga pengobatan swamedikasi pasien secara tepat dan
efisisen dapat tercapai.
b.
Proses pembelajaran secara terus-menerus mengenai farmakologi obat perlu
dilakukan oleh seorang farmasis di apotek. Hal ini bertujuan agar pemahaman
dan pengenalan yang baik tentang klasifikasi obat berdasarkan efek
farmakologi dapat dimiliki oleh seorang farmasis di apotek sehingga dapat
menunjang tercapainya pengobatan yang rasional untuk pasien.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, N.W. (2005). Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Resep Dokter
Anak di Apotek-Apotek Kota Yogjakarta Bagian Barat Tahun 2003.
Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Pedoman Pengelolaan Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Dwiprahasto.
(2006).
Intervensi
Pelatihan
untuk
Meminimalkan
Risiko
Medication Error di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Jurnal Berkala
Ilmu
Kedokteran
,
XXXVIII.
September
15,
2013.
http://i-
lin.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5603.
Hezmela, R. (2006). Daya Antijamur Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia purpurata
K. Schum) dalam Sediaan Salep. Jakarta : Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor, 8-9.
Ikatan Apoteker Indonesia. (2012). Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume
47 – 2012 s/d 2013. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, 597-599.
Kementerian Kesehatan. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004
Tentang
Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Muharomah, S. (2008). Manajemen Penyimpanan Obat di Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2008. Depok : Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, 14-16.
Mulyana, D.S. (2013). Analisis Penyebab Insiden Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit X Jakarta. Depok : Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2.
Nurfianti, A. (2010). Bar Code Medication Administrartion Systems. Depok :
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1.
Pratiwi, T.S.( 2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama,
154-160.
32
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
33
Purba, A.V., Soleha, M., dan Sari, I.D. (2007). Kesalahan dalam Pelayanan Obat
(Medication Error) dan Usaha Pencegahannya. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 10 (1) : 31-33.
Sheina, B., Umam, M.R., dan Solikhah. (2010). Penyimpanan Obat di Gudang
Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Kes Mas,
4 (10) : 29-30.
Suryandana, A.I. (2001). Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan Obat di Bagian
Farmasi Balai Pengobatan Departemen Penerangan Jakarta. Depok :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 27.
Syarif, et al (Ed. ke-5). (2007). Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Uniersitas Indonesia,
179, 182, 277, 278, 281, 541, dan 542.
Virawan, M.K. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Staf
Perawat dan Staf Farmasi Menggunakan Enam Benar dalam
Menurunkan Kasus Kejadian yang Tidak Diharapkan dan Kejadian
Nyaris Cedera di Rumah Sakit Umum Surya Husadha. Depok : Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia,1-2.
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
LAMPIRAN
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
34
Lampiran 1 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan padat oral "obat-obat dalam" di Apotek Atrika
Kelas Terapi
Antibiotik
Nama Obat
Nama PBF
Alamat PBF
No. Telpon PBF
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Amoxillin 500 mg
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Amoxsan 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Amoxsan 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Bactrim Forte 160 mg
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Baquinor 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Baquinor Forte 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Bicrolid 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Biothicol 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Cefat 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Cefat 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Akilen 400 mg
Amoxil 500 mg
Cefspan 100 mg
Cefspan 200 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
35
Lampiran 1 (Lanjutan)
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Claneksi 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Cravox 500 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Kallista Prima
Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan
(021) 3800403/ 3855558
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Merapi Utama Pharma
Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri
Pulogadung
(021) 3141906
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Merapi Utama Pharma
Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri
Pulogadung
(021) 3141906
Mezatrin 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Prolic 150 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Ceptik 200 mg
Erysanbe 500 mg
FG Troches
Flagyl Forte 500 mg
Interdoxin 50 mg
Interflox 500 mg
Lincocin 500 mg
Meiact 200 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
36
Lampiran 1 (Lanjutan)
Prolic 300 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Sanlin 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Sanprima Forte
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Siclidon 100 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Soxime 500 mg
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Spirasin 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Sporetic 100 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Super Tetra 250 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Voxin 500 mg
PT. Kallista Prima
Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan
(021) 3800403/ 3855558
Zistic 500 mg
PT. United Dico Citas
Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350
(021) 3149338
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Tarivid 200 mg
Tarivid 400 mg
Tetrin 500 mg
Thiamycin 500 mg
Zithromax 500 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
37
Lampiran 1 (Lanjutan)
Antijamur
Zycin 500 mg
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Diflucan 150 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Formyco 200 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Mycoral 200 mg
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Nizoral 200 mg
Antivirus
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Spyrocon 100 mg
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Herclov 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Inclovir 500 mg
Isprinol 500 mg
Zoter 400 mg
Antelmintik
Helben 400 mg
Vermox 500 mg
Antituberkulosis
Beniazide 400 mg
INH Ciba 300 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
38
Lampiran 1 (Lanjutan)
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Exforge 5 mg/80 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Farnormin 50 mg
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
Glaucon 250 mg
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
11520
(021) 5673891
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Rimactane 450 mg
Sanazet 500 mg
Obat
Kardiovaskuler
Angioten 50 mg
Betablok 50 mg
Cardismo 20 mg
Cedocard 5 mg
Concor 5 mg
Herbesser 30 mg
Imdur 60 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
39
Lampiran 1 (Lanjutan)
Lasix 40 mg
Letonal 100 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
Norvask 5 mg
Norvask 10 mg
Antidiabetes
Amaryl 4 mg
Diamicron MR 60 mg
Glucobay 100 mg
Glucophage 500 mg
Glucophage 850 mg
Glucophage XR 500 mg
Glucotrol XL 10 mg
Glurenorm 30 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
40
Lampiran 1 (Lanjutan)
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Januvia 100 mg
Obat Batuk
dan Pilek
Bisolvon 8 mg
Epexol 30 mg
Fluimucil 200 mg
Fluimucil Paed Sach
Longatin 25 mg
Longatin 50 mg
Mucohexin 8 mg
Mucopect 30 mg
Nalgestan
Rhinofed
Rhinos SR
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
41
Lampiran 1 (Lanjutan)
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Tremenza
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Trifed
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Kallista Prima
Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan
(021) 3800403/ 3855558
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
Alloris 10 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Avil 25 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Romilar 15 mg
Tuzalos
Vectrine 300 mg
Antihistamin
dan Antialergi
Aerius 5 mg
Bestalin 25 mg
Celestamine
Cerini 10 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
42
Lampiran 1 (Lanjutan)
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Lameson 4 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Lameson 8 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Lameson 16 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Medixon 4 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Claritin 10 mg
Cortidex 0,5 mg
Dextamine
Heptasan 4 mg
Homoclomin 10 mg
Incidal OD 10 mg
Kalmethason 0,5 mg
Ocuson
Ryzen 10 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
43
Lampiran 1 (Lanjutan)
Sanexon 4 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Telfast HD 180 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Xyzal 5 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Crestor 5 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Crestor 10 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Lipanthyl Penta 145 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Lipitor 10 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
Cedantron 8 mg
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Damaben 10 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Urbason 4 mg
Obat
Dislipidemia
Lipitor 20 mg
Obat Saluran
Cerna
Biodar 630 mg
Buscopan 10 mg
Buscopan Plus
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
44
Lampiran 1 (Lanjutan)
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Kimia Farma Trading & Distribution
Komplek Majapahit Permai Blok A 105-106 Jl. Majapahit No.18-22,
Jakarta Pusat
(021) 34833395/ 96
Lacto-B Sachet
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
Lancid 30 mg
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Lapraz 20 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Librozym Plus
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Lodia 2 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Motilium 10 mg
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Disflatyl 40 mg
Dramamine
Imodium 2 mg
Lacbon
Nexium 20 mg
Nexium 40 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
45
Lampiran 1 (Lanjutan)
Pankreon Comp
PT. Kimia Farma Trading & Distribution
Komplek Majapahit Permai Blok A 105-106 Jl. Majapahit No.18-22,
Jakarta Pusat
(021) 34833395/ 96
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Polycrol Forte
Polysilane
Polysilane Max
Prazotec 30 mg
Primperan 100 mg
Pumpitor 20 mg
Rantin 150 mg
Rantin 300 mg
Sanmetidin 200 mg
Strocain P 400 mg
Vometa FT
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
46
Lampiran 1 (Lanjutan)
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Vosedon 10 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Zantac 150 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Bricasma
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Etaphylline 250 mg
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Euphylline Retard MITE
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Meptin Mini 0,025 mg
PT. Merapi Utama Pharma
Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri
Pulogadung
(021) 3141906
Profilas 1 mg
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 3800403/ 3855558
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Antiasma
Ventolin 2 mg
Obat
Kontrasepsi
Oral
Diane 35
Mycrogynon LB
Yasmin Pil KB
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
47
Lampiran 1 (Lanjutan)
Hormon
Kelamin
Analgesik
dan
Antipiretik
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Orgabolin 2 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Primolut- N 5 mg
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Dumin 500 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Flamar 25 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Flamar 50 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Mefinal 250 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Mefinal 500 mg
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Gynaecosid
Arcoxia 90 mg
Arcoxia 120 mg
Cataflam 25 mg
Cataflam 50 mg
Dolo Neurobion
Neuralgin RX
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
48
Lampiran 1 (Lanjutan)
Nonflamin 50 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. United Dico Citas
Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350
(021) 3149338
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Novalgin 500 mg
Pirofel 20 mg
Ponstan 500 mg
Proris 200 mg
Ronalgin 500 mg
Sanmol 500 mg
Sumagesic
Ultracet
Voltaren 25 mg
Voltaren 50 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
49
Lampiran 1 (Lanjutan)
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Avodart 0,5 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Harnal D 0,2 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Prostacom 5 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Urispas 200 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Urotracin 400 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Aspar- K 300 mg
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Merislon 6 mg
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Unalium 10 mg
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Antiparkinson
Parlodel 2,5 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Tegretol 200 mg
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Antikonvulsan
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
Myonal 50 mg
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
OA Plus
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Oste
PT. Parit Padang Global
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Asthin Force
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
Becom-Zet
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Obat Saluran
Kemih
Elektrolit
Antivertigo
Obat Sistem
Muskuloskeletal
Suplemen,
Vitamin,
dan Terapi
Penunjang
Epsonal 50 mg
Antox 650 mg
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
50
Lampiran 1 (Lanjutan)
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Mecola
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Mecola Forte
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Vigoral
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Vitalong C
PT. United Dico Citas
Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350
(021) 3149338
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Becombion Forte
Bio ATP
Imboost
Imboost Force 950 mg
Imunos 1100 mg
Obimin AF
Zegavit
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
51
Lampiran 2 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan cair oral "obat-obat dalam" di Apotek Atrika
Kelas Terapi
Nama Obat
Nama PBF
Antibiotik
Alamat PBF
No. Telpon PBF
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Amoxsan Forte Dry Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Cefat Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Cefat Forte Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Cefspan Syrup 30 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Claneksi Dry Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Claneksi Forte Syrup 60 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Amoxsan Drops 15 mL
Amoxsan Dry Syrup 60 mL
Flagyl Syrup 60 mL
Sporetic Syrup 30 mL
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
52
Lampiran 2 (Lanjutan)
Antijamur
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
Isprinol Syrup 60 mL
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
Antelmintik
Helben Syrup 10 mL
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
Obat Batuk
dan Pilek
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Mucopect Drops 20 mL
PT. Tempo
Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat
(021) 29218888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Rhinos Junior
60 mL
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Rhinos Neo Drops 10 mL
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
Toplexil Syrup 120 mL
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Kandistatin Drops 12 mL
Mycostatin Drops 12 mL
Antivirus
Mucopect Syrup Anak 60 mL
Mucopect Syrup Dewasa 60 mL
Transpulmin Syrup 60 mL
Antihistamin
dan Antialergi
Aerius Syrup 60 mL
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
53
Lampiran 2 (Lanjutan)
Bestalin Syrup 100 mL
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Indofarma Global Medica (IGM)
Jl. Dr. Saharjo No.45 Blok 13-85, Jakarta Selatan 12850
(021) 83791374 /
83792048
Celestamin Syrup 30 mL
Celestamine Syrup 60 mL
Claritin Syrup 30 mL
Intrizin Drops 15 mL
Intrizin Syrup 60 mL
Suplemen
dan
Terapi
Penunjang
Imboost Syrup 120 mL
Imboost Force Syrup 60 mL
Imboost Force Syrup 120 mL
Zinkid 100 mL
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
54
Lampiran 2 (Lanjutan)
Obat Saluran
Cerna
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Lasal Syrup 100 mL
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
Lasal Expectoran Syrup 100 mL
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
Inpepsa Syrup 100 mL
Inpepsa Syrup 200 mL
Nifural Syrup 60 mL
Primperan Syrup 60 mL
Vometa Drops 10 mL
Vometa Syrup 60 mL
Antiasma
Analgesik
dan
Novalgin Syrup
60 mL
Antipiretik
Elektrolit
Pedialyt Liquid 500 mL
Renalyte Liquid 200 mL
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
55
Lampiran 3 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan setengah padat topikal "obat-obat dalam" di Apotek Atrika
Kelas Terapi
Nama Obat
Antibiotik
Topikal
Bactroban Ointment 5 g
Bactroban Ointment 10 g
Nama PBF
Alamat PBF
No. Telpon PBF
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Bioplacenton Gel 15 g
Burnazine Cream 35 g
Daryant-Tulle
Chloramfecort Cream 10 g
Chloramfecort-H Cream 10 g
Digenta Cream 10 g
Diprogenta Cream 5 g
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
56
Lampiran 3 (Lanjutan)
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Diprogenta Cream 10 g
Diprogenta Ointment 5 g
Diprogenta Ointment 10 g
Garamycin Cream 5 g
Garamycin Cream 15 g
Garamycin Ointment 5 g
Garamycin Ointment 15 g
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
57
Lampiran 3 (Lanjutan)
Gentasolon Cream 10 g
Kalmicetune Ointment 20 g
Nebacetine Ointment 5 g
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Nebacetine Powder 5 g
Antijamur
Topikal
Batrafen Cream 10 g
Baycuten-N Cream 5 g
Daktarin Oral Gel 10 g
Daktarin Powder
Exoderil Cream 15 g
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
58
Lampiran 3 (Lanjutan)
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Nizoral Cream 5 g
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Nizoral Cream 15 g
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Nizoral SS 1% 80 mL
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Nizoral SS 2% 80 mL
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Profungal Cream 15 g
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Thecort Cream 5 g
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Anugerah Argon Medica
Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160
(021) 3861271
PT. Parit Padang Global
Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720
(021) 46834411
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Formyco Cream 10 g
Loprox NL 1,5 g Solution
Mycoral Cream 5 g
Mycorine Cream 5 g
Mycorine Cream 15 g
Mycospor Cream 15 g
Trosyd Cream 10 g
Trosyd Cream 20 g
Antivirus
Topikal
Virumerz Gel 10 g
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
59
Lampiran 3 (Lanjutan)
Zoter Cream 5 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
(021) 56952205/ 56952204
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Zovirax Cream 2 g
Zovirax Cream 5 g
Antiekzem
Betason Cream 5 g
Betason-N Cream 5 g
Decoderm Cream 10 g
Dermovate Cream 10 g
Esperson 0,25% Cream 5 g
Esperson 0,25% Cream 15 g
Hydrocortisone 1% Cream 5 g
Hydrocortisone 2,5% Cream 5 g
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
60
Lampiran 3 (Lanjutan)
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Ikaderm Cream 10 g
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
Ikaderm Ointment 10 g
PT. Kebayoran Pharma
Jl. Garuda 79, Jakarta 10610
(021) 4207042
Inerson Ointment 15 g
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Locoid Cream 10 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Locoid Lipocream 10 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Locoid Scalp Lotion 20 mL
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Kloderma Cream 5 g
Kloderma Cream 10 g
Kloderma Ointment 10 g
Lotasbat Cream 10 g
Lotasbat Ointment 10 g
Antiinflamasi
Topikal
Benoson Cream 5 g
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
61
Lampiran 3 (Lanjutan)
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Cinolon Cream 10 g
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Cinolon-N Cream 10 g
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Benoson Cream 15 g
Benoson-N Cream 5 g
Benoson-N Cream 15 g
Diprosone OV Cream 5 g
Diprosone OV Cream 10 g
Diprosone OV Ointment 5 g
Diprosone OV Ointment 10 g
Elocon Cream 5 g
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
62
Lampiran 3 (Lanjutan)
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Eva Surya Pratama
Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210
(021) 4700888
Intercon Cream 10 g
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Kenacort-A Cream 10 g
PT. Dos Ni Roha
Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530
(021) 5305600 - 5305602
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
Elocon Cream 10 g
Elocon Ointment 5 g
Elocon Ointment 10 g
Mofacort Cream 10 g
Obat Kulit
Lain
Aloxid 2% Solution 60 mL
Aloxid 5% Solution 60 mL
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
63
Lampiran 3 (Lanjutan)
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Lanakeloid-E Cream 10 g
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
Madecassol Ointment 10 g
PT. Mensa Binasukses
Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat
(021) 6338285/ 6337401
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Surya Prima Perkasa
Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480
(021) 9561061/ 53654891 95
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Surya Prima Perkasa
Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480
(021) 9561061/ 53654891 95
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Surya Prima Perkasa
Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480
(021) 9561061/ 53654891 95
Bepanthen Ointment 20 g
Mederma Gel 20 g
Mediquin Cream 15 g
Melanox Cream 15 g
Melanox Forte Cream 15 g
Melanox ES Whitening Cream
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
64
Lampiran 3 (Lanjutan)
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.
Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
(021) 4600200
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Transpulmin BB Cream 10 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Transpulmin BB Cream 20 g
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
Regrou 2% Solution 30 mL
Regrou Forte 5% Solution 30 mL
Transpulmin BB Balsam 10 g
Transpulmin BB Balsam 20 g
Vitacid 0,05% Cream 20 g
Vitacid 0,1% Cream 20 g
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Emolien dan
Carmed 10% Cream
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Pelindung
Kulit
Carmed 20% Cream
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Carmed Lotion
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
65
Lampiran 3 (Lanjutan)
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
Ultrapoct-N Cream 10 g
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
Ultrapoct-N Suppositoria
PT. Anugerah Pharmindo Lestari
Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13920
(021) 4608820
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Pabanox Cream 20 g
Pabanox Lotion SPF 15 120 mL
Parasol Cream SPF 33 20 g
Parasol Lotion SPF 30 120 mL
Pasquam Cream 20 g
Obat Wasir
Faktu Ointment 20 g
Faktu Suppositoria
Obat Jerawat
Mediklin Gel 15 g
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
66
Lampiran 3 (Lanjutan)
PT. Antarmitra Sembada
Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat
(021) 5670166 - 313/
5636010
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Mediklin TR Gel
15 g
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
67
Lampiran 4 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan obat tetes "obat-obat dalam" di Apotek Atrika
Kelas Terapi
Nama Obat
Antibiotik
Nama PBF
Alamat PBF
No. Telpon PBF
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Guna Abdi Wisesa
Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat
(021) 4253830/ 4243112
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Sagestam Eye/Ear Drops 5 mL
PT. Bina San Prima
Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
13930
(021) 46826464
Catarlent Eye Drops 15 mL
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Stimec International
Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710
(021) 3456868
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
PT. Penta Valent
Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
(021) 5673891
Cendo Xitrol Eye Drops 5 mL
Gol. Lain
Cendo Lyteers Eye Drops 15 mL
Conver 2% Eye Drop 15 mL
Universitas Indonesia
Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014
Download