faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam

advertisement
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM
PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
TAMALANREA
Rice Mandowa1, Jamilah Kasim2
1STIKES
2STIKES
Nani Hasanuddin Makassar
Nani Hasanuddin Makassar
ABSTRAK
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit,dengan memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan..
Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan anti
yang pada akhirnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang
menyerang tubuh. Menurut Marimbi,, (2010), imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan
pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengtahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar wilayah
dipuskesmas tamalanrea Khusus Daerah Provinsi Sul-Sel. Desain penelitian penelitian cross
sectional, Dimana penelitian ini digunakan kuesioner yang disabarkan kepada responden yang
menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 responden. Penelitin dilaksanakan mulai
dari bulan april-juni 2013. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik non
probability sampling dengan uji purposive sampling. Instrument penelitian menggunakan
Kosioner.Hasil penelitian menunjukan Terhadap hubungan jarak rumah dengan kepatuah ibu dalam
pemberian imunisasi dasar dengan nilai ρ= 0,010, terdapat hubungan jumlah Panak dengan
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dengan nilai ρ= 0,000. Dari ke2 faktor tersebut
paling berpengaruh. Diharapkan agar peneliti ini dapat membawa pengaruh penyuluhan dan
keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu terhadap imunisasi dasar yang lengkap pada bayi, sehingga
keberhasilan program imunisasi dapat tercapai secar optimal.
Kata kunci : Imunisasi,Pendidikan, Pekerjaan, Jarak Rumah Dan Jumlah Anak
PENDAHULUAN
Imunisasi telah terbukti sebagai salah
satu upaya kesehatan masyarakat yang
sangat penting. Program telah menunjukkan
keberhasilan yang luar biasa dan merupakan
usaha yang sangat hemat biaya dalam
mencegah penyakit menular. Imunisasi juga
telah berhasil menyematkan begitu banyak
kehidupan dibandingkan dengan upaya
kesehatan masyarakat lainnya. (Depkes Ri,
2003). Program ini merupakan
intervesi
kesehatan yang paling efektif, berhasil
meningkat angka harapan hidup. Sejak
penetapan the expanded program on
imunisation (EPI) oleh who, cakupan imunisasi
dasar
anak
meningkat
dari
5%
hinggamendekati 80% diseluruh dunia.
Sekurang-kurangnya ada 2,7 juta kematian
akibat
campak,tetanus,neonatorum
dan
pertusis 200.000 kelumpuhan akibat polio
yang dapat dicegah setiap tahunnya.
Menurut World Health Organization
(WHO), pada tahun 2005 sebanyak 70 juta
jiwa anak-anak di negara miskin dapat
diselamatkan dari penyakit-penyakit infeksi
yang umumnya menjangkiti mereka dan pada
tahun 2006 sebanyak 19 juta jiwa dapat
disembuhkan melalui kegiatan imunisasi.
Secara epidemiologi penyakit ini tersebar di
seluruh dunia, angka kejadian paling tinggi
tercatat di negara Afrika dan Asia, khususnya
di daerah Afrika Sahara dan Asia Tenggara. Di
Taiwan, satu di antara 7 orang dilaporkan
mengidap virus hepatitis B. Angka kejadian
penyakit hepatitis B di Indonesia adalah satu
diantara 12–14 orang. Hepatitis B ini hampir
100 kali lebih infeksius dibandingkan dengan
virus
HIV
Indonesia
bahkan
sudah
dikategorikan sebagai negara dengan tingkat
endemisitas yang tinggi dimana prevalensi
HbsAg-nya lebih dari 8 persen. (WHO, 2005)
Sedangkan data muktahir dari Direktorat
Surveilans
Epidemologi,imunisasi
dan
kesehatan. Derektorat Jenral pengendalian
Penyakit dan Penyelengaraan lingkungan
Depertemen kesehatan Indonesia pada
tanggal 27 mei 2011 menunjukan angka
kecukupan imunisasi ditahun 2010 adalah
campak 89,5%,DPT-3 90,4%,polio-4 87,4%,
dan hepetitis B-3 mencapai 91%. Dari data
yang ada. Terlihat angka cakupan imunisasi
dasar diindonesia sudah cukup tinggi. Namun
415
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
pada beberapa daerah masih ditemukan
angka cakupan dibawa standar nasional
(Depkes RI, 2011)
pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan
pada tahun 2007 (61,85%) dan pada tahun
2008 meningkat menjadi (78,84%). Data tahun
2009 meningkat menjadi 80,97%, pada tahun
2010 pencapaian UCI menurun mejadi
77,47% sedangkan pada tahun 2011
pencapaian UCI meningkat menjadi 84,70%.
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi
BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis-B (3
kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang
dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Cakupan imunisasi dasar pada bayi (cakupan
imunisasi campak) secara nasional di tahun
2003 sebesar 89,2%. Sedangkan untuk di
Sulawesi Selatan tercatat sebesar 89,63%
pada tahun 2006, pada tahun 2007 91,08%
dan pada tahun 2008 meningkat menjadi
97.79 %. Sedangkan cakupan imunisasi
lengkap pada bayi di tahun 2009 sebesar
92,88% dengan cakupan tertinggi yaitu di
Kab. Bone dan yang terendah di Kab.
Selayar. Untuk angka DO cakupan imunisasi
pada bayi tercatat sebesar 0,74%.(Dinkes
sulsel, 2006-2008 hal 1).
Oleh karena itu pencegahan merupakan
kunci utama untuk mengurangi sumber
penularan serta penurunan angka mortalitas
dan morbiditas akibat penyakit hepatitis B.
Pencegahan
ini dapat dilakukan
sedini
mungkin pada bayi dan balita melalui
pemberian imunisasi hepatitis B. Pemerintah
Indonesia melalui Program Pengembangan
Imunisasinya (PPI) sejalan dengan komitmen
internasional Universal Child Immunization
(UCI), telah menargetkan “Universal Child
Immunization 80-80-80” sebagai target
cakupan imunisasi untuk BCG, HB 0-7 HARI,
polio, campak, dan hepatitis B, harus
mencapai cakupan 80% baik di tingkat
nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap
desa. Saat ini data infeksi hepatitis B masih
tinggi yaitu angka kejadiannya 4%-30% pada
orang normal, sedangkan pada penyakit hati
menahun angka kejadiannya 20%-40% Bila
program imunisasi ini berhasil, diharapkan
pada tahun 2015 (satu generasi kemudian)
hepatitis B bisa diberantas dan bukan
merupakan persoalan kesehatan masyarakat
lagi.
Sedangkan data cakupan imunisasi
yang diperoleh dari pukesmas tamalanrea
diperoleh hasil pada 2010 sejumlah 5310
orang, pada tahun 2011 sejumlah 5394 orang
dan pada tahun 2012 sejumlah 6980 orang
yang ikut imunisasi dasar. Dari angka cakupan
ini terlihat bahwa jumlah bayi yang diimunisasi
dasar untuk masing-masing jenis imunisasi
mengalami peningkatan
(Medical record, 2012)
tiap
tahunnya.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi dan sampel
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 20 juni – 20 juli 2013 diwilayah kerja
Puskesmas Tamalanrea Makassar. Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mengunjungi
Puskesmas
Tamalanrea
Makassar. Berdasarkan jumlah pasien pada
Januari 2010 – desember 2012, maka jumlah
populasinya adalah 6980 dengan Besar
sampel yaitu perbandingan antara kasus dan
kontrol 1:1 terdiri dari kasus 27 responden dan
kontrol 27 responden yang berkunjung di Poli
Mata RSUD Andi Makkasau Parepare. Jenis
dan metode penelitian yang digunakan adalah
Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional Study. Tehnik penarikan sampel
dalam penelitian ini adalah tehnik Purposive
sampling, dalam hal ini, pengambilan sampel
dari anggota populasi,dimana peneliti yang
menentukan kriteria sampel yang akan diambil
(hidayat,2012) Yang menjadi sampel adalah
pasien yang berada di Wilayah Kerja
Puskesmas Tamalanrea Makassar pada saat
penelitian berlangsung. Dengan criteria inklusi
yaitu ibu yang memmiliki bayi usia 0-9 bulan,
ibu
yang
berkunjung
Diwilaya
Kerja
Puskesmas Tamalanrea Makassar dan Pasien
yang bersedia menjadi responden
Pengumpulan data
Data hasil penelitian diperoleh dengan
mengumpulkan data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari responden melalui
pengukuran dan pengisian kuesioner dan alat
yang digunakan adalah alat tulis menulis serta
bahan yang digunakan adalah kuesioner.
Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari pihak puskesmas tamalanrea
data kunjungan ibu yang memiliki bayi yang
tercatat pada Medical record Diwilayah Kerja
Pusekemas Tamalanrea Makassar.
Dalam
penelitian
ini
digunakan
kuesioner yang disebarkan kepada responden
yang menjadi sampel pilihan. Adapun urutan
prosedur penelitian sebagai berikut : Membuat
kuesioner sebanyak jumlah responden yang
akan ditentukan, membagi kuesioner kepada
responden, mengumpulkan kuesioner yang
telah dibagi, dan mentabulasi data
Pengolahan data
Setelah data diperoleh dimasukkan
kedalam pengujian statistik untuk memperoleh
kejelasan
tentang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Diwilayah Kerja
Puskesmas Tamalanrea Makassar.
416
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Setelah data tersebut dilakukan editing,
koding, dan tabulasi maka selanjutnya
dilakukan analisis data berupa : Analisis
univariat yaitu data yang diperoleh dari
masing-masing variabel dimasukkan kedalam
variabel frekuensi. Selanjutnya dilakukan
Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui atau
menguji hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen, yang dilakukan
dengan uji Chi-Square pada program SPSS
16,0 dengan nilai kemaknaan α = 0,05.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar Diwilayah Kerja Puskesmas
Tamalanrea Makassar
Kepatuhan
n
%
Imunisasi
Patuh
29
65.9
Tidak patuh
15
34.1
Total
44
100.0
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa Ibu
yang patuh sebanyak 29 orang (65.9%)
sedangkan ibu yang tidak patuh sebanyak 15
orang (34.1%).
Tabel 2. Ditribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar Diwilayah Kerja Puskesmas
Tamalanrea Makassar
Pendidikan
n
%
Tinggi
28
63.6
Rendah
16
36.4
Total
44
100
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa ibu
yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 28
orang (63,6%) sedangkan ibu pendidikan
rendah sebanyak 16 orang (36,4%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar Diwilayah Kerja Puskesmas
Tamalanrea Makassar
Pekerjaan
n
%
Bekerja
12
27.3
Tidak Bekerja
32
72.7
Total
44
100
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa ibu
yang bekerja sebanyak 12 orang (27,3%)
sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 32
orang (72,7%).
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar Diwilayah Kerja Puskesmas
Tamalanrea Makassar
Jarak Rumah
Jauh
Tidak Jauh
Total
n
25
19
44
%
56.8
43.2
100
Dari tabel 4 menunjukkan bahwa ibu
yang jarak rumahnya jauh sebanyak 25 orang
(56,8%) sedangkan ibu yang jarak rumahnya
tidak jauh sebanyak 19 orang (43,2%).
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar Diwilayah Kerja Puskesmas
Tamalanrea Makassar
Jumlah Anak
n
%
Banyak
25
56.8
Tidak Banyak
19
43.2
Total
44
100
Dari tabel 5. menunjukkan bahwa ibu
yang jumlah anaknya banyak sebanyak 25
orang (56,8%) sedangkan ibu yang jumlah
anaknya tidak banyak sebanyak 19 orang
(43.2%).
Tabel 6. Hubungan Antara Pendidikan Dengan
Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi
Dasar
Diwilayah
Kerja
Puskesmas
Tamalanrea Makassar
Pendidi
kan
Tinggi
Rendah
Total
Kepatuhan Imunisasi
Dasar
Tidak
Patuh
Patuh
n
%
n
%
16 36,4
3
6,8
12 27,3 13 29,5
28 63,6 16 36,4
Total
n
19
25
44
%
43
36
100
p = 0,025
Tabulasi silang pada 44 responden
yang diuji, dari 19 ibu (43%) kategori
pendidikan tinggi terdapat 16 ibu (36,4%) yang
patuh dan 3 ibu (6,8%) yang tidak patuh
sedangkan dari 25 ibu (36%) kategori tidak
patuh imunisasi dasar sebanyak 12 ibu
(27,3%) pendidikan rendah dan 13 ibu
(29,5%) tidak patuh.
Responden yang berada pada kategori
pendidik tinggi akan berpengaruh kepatuhan
imunisasi dasar sebesar 3,4 kali dibandingkan
dengan responden yang berada pada kategori
pendidikan rendah .Hal tersebut bermakna
secara statistik karena nilai p = 0,025
(p=<0,05).
Tabel 7. Hubungan Antara Pendidikan Dengan
Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi
Dasar
Diwilayah
Kerja
Puskesmas
Tamalanrea Makassar
417
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Pekerja
an
Bekerja
Tidak
Bekerja
Total
Kepatuhan Imunisasi
Dasar
Tidak
Patuh
Patuh
n
%
n
%
Total
n
%
9
19
20,5
43,2
13
0
31,8
0
25
19
56,8
43,2
28
63,6
16
36,4
44
100
p = 0,000
Tabulasi silang pada 44 responden
yang diuji, dari 25 ibu (56,8%) kategori yang
bekerja terdapat 9 ibu (20,5%) yang patuh dan
13 ibu (31,8%) yang tidak patuh sedangkan
dari 19 ibu (43,2%) kategori tidak patuh
imunisasi dasar sebanyak 19 ibu (43,2%) tidak
bekerja dan 0 ibu (0%) tidak patuh.
Responden yang berada pada kategori
bekerja
akan
berpengaruh
kepatuhan
imunisasi dasar sebesar 3,4 kali dibandingkan
dengan responden yang berada pada kategori
tidak bekerja .Hal tersebut bermakna secara
statistik karena nilai p = 0,000 (p=<0,05).
Tabel 8.
Hubungan Antara Pendidikan
Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar Diwilayah Kerja Puskesmas
Tamalanrea Makassar
Jarak
Rumah
Jauh
Tidak Jauh
Total
Kepatuhan Imunisasi
Dasar
Tidak
Patuh
Patuh
n
%
n
%
16 36,4
5
4,5
13 29,5
9
29,5
29 65,9 15 34,1
p = 0,010
Jumlah
Anak
Total
n
27
13
44
%
40,9
59,1
100
Tabulasi silang pada 44 responden
yang diuji, dari 27 ibu (40,9%) kategori yang
bekerja terdapat 16 ibu (36,4%) yang patuh
dan 5 ibu (4,5%) yang tidak patuh sedangkan
dari 13 orang (59,1%) kategori tidak patuh
imunisasi dasar sebanyak 13 orang (29,5%)
tidak bekerja dan 9 ibu (29,5%) tidak patuh.
Responden yang berada pada kategori
bekerja
akan
berpengaruh
kepatuhan
imunisasi dasar sebesar 3,4 kali dibandingkan
dengan responden yang berada pada kategori
tidak bekerja .Hal tersebut bermakna secara
statistik karena nilai p = 0,010 (p=<0,05).
Tabel 9. Hubungan Hubungan Antara
Pendidikan Dengan Kepatuhan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Diwilayah Kerja
Puskesmas Tamalanrea Makassar
Banyak
Tidak
Banyak
Total
Kepatuhan Imunisasi
Dasar
Tidak
Patuh
Patuh
n
%
n
%
n
%
10
19
22,7
43,2
31,8
2,3
24
20
54,5
45,5
29
65,9 15 34,1
p = 0,000
54
100
14
1
Total
Tabulasi silang pada 44 responden
yang diuji, dari 24 ibu (54,5%) kategori yang
bekerja terdapat 10 ibu (22,7%) yang patuh
dan 14 ibu (31,8%) yang tidak patuh
sedangkan dari 20 orang (45,5%) kategori
tidak patuh imunisasi dasar sebanyak 19 ibu
(43,2%) tidak bekerja dan 1 ibu (2,3%) tidak
patuh.
Responden yang berada pada kategori
bekerja
akan
berpengaruh
kepatuhan
imunisasi dasar sebesar 3,4 kali dibandingkan
dengan responden yang berada pada kategori
tidak bekerja .Hal tersebut bermakna secara
statistik karena nilai p = 0,000 (p=<0,05).
PEMBAHASAN
1. Hubungan Antara pendidikan Dengan
Kepatuhan
Ibu
Dalam
Pemberian
Imunisasi DAsar
Hasil
Uji
statistik
dengan
menggunakan uji square dari jumlah 44
responden. Dengan hasil ujian ststistik
dengan menggunakan metode fisher exact
test,maka diperoleh nilai ρ = 0,025.
Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), maka
dapat
dikatakan
bahwa
“Terdapat
hubungan antara
pendidikan dengan
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi
dasar
diwilayah
kerja
Puskesmas
Tamalanrea
Makassar.
Dimana
pendidikan
ibu
berkaitan
terhadap
program pemberian imunsasi yang akan
dilaksanakan pada bayi. Pendidikan
seseorang merupakan salah satu proses
maka dalam memilih tempat-tempat
pelayanan
kesehatan
semakin
diperhitungkan. Tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu sangat mempengaruhi
terlaksananya
kegiatan
pelaksanan
imunisasi bayi baik pendidikan formal
maupun non formal. Pendidikan secara
langsung akan mempengaruhi pola pikir
seseorang ibu sehingga akan menentukan
apa orang tua dalam hal ini ibu akan
memberikan imunisasi pada bayinya
sehingga
pendidikan
mempengaruhi
status imunisasi dasar bayi.
Hal ini dikuatkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh penelitian
Slamet (1999)”Imunisasi Dan Faktor Yang
Mempengaruhi” menyebutkan semakin
418
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
tinggi
tingkat
pendidikan
atau
pengetahuan seseorang maka makin
membutuhkan pusat-pusat pelayanan
kesehatan sebagai tempat berobat bagi
dirinya
dan
keluarganya.
Dengan
pendidikan
tinggi,maka
wawasan
pengetahuan semakin bertambah dan
semakin menyadari bahwa begitu penting
kesehatan kehidupan sehingga termotivasi
untuk melakukan kunjungan kepusatpusat pelayanan kesehatan yang lebih
baik.
Sejalan
dengan
pendapat
Slamet,Singgaribun (1986) ”Imunisasi Dan
Faktor
Yang
Mempengaruhi”
juga
menyebutkan
kelengkapan
status
imunisasi anak tertinggi pada ibu yang
berpendidikan SMA keatas sebanyak
30,1% . penelitian lainnya menyebutkan
hal yang sama. Berdasarkan penelitian
Idwar (2001) ”Imunisasi Dan Faktor Yang
Mempengaruhi” juga disebutka semakin
tinggi pendidikan seseorang ibu maka
makin
besar
peluang
untuk
mengimunisasikan bayinya yaitu 2,215 kali
untuk pendidikan tamat SMA/keatas dan
0,961
kali
pendidikan
tamat
SMA/sederajadnya. Ibu yang memiliki
pendidikan mempnyai lebih baik tentang
pencegahan penyakit dan kesadaran lebih
tinggi
terhadap
masalah-masalah
kesehatan yang sedikit telah banyak
diajarkan disekolah.
Pada penelitian juga didapatkan
data 3 bayi berpendidikan tinggi tetapi
tidak patuh dalam pemberian imunisasi
dan bayi yang berpendidikan rendah tetapi
berhasil dalam program imunisasi dasar.
Hal ini bisa diakibatkan oleh pemahaman
ibu tentang penetingnya imunisasi dasar
pada bayi. Walaupun dengan pendidikan
yang tinggi tidak didukung pengetahuan
yang kuat dalam pemberian imunisasi
tidak
bisa
tercapai,demikian
juga
sebaliknya.
Diketahui bahwa pendidikan yang
baik akan menunjang terwujudnya perilaku
yang baik pula. Semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin luas pola pemahaman
tentang sikap dan perilaku individu
terhadap apa yang dihadapinya.
Berdasarkan pada pengamatan dan
asumsi penelitian bahwa semakin Tinggi
tingkat pendidikan seseorang semakin
patuh dalam pemberian imunisasi dasar
pada bayinya.
2. Faktor Hubungan Antara Pekerjaan
Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar
Hasil
Uji
statistik
dengan
menggunakan uji square dari jumlah 44
responden. Maka Hasil ujian ststistik
dengan menggunakan metode fisher exact
test,maka diperoleh nilai ρ = 0,025.
Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa “Terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi
dasar
diwilaya
kerja
Puskesmas
Tamalanrea” Dimana pekerjaan
ibu
berkaitan terhadap program pemberian
imunsasi yang akan dilaksanakan pada
bayi. Pekerjaan adalah memberikan
kesempatan suatu individu untuk sering
kontak dengan individu lainnya. Ibu
sebagai orang tua adalah orang yang
pertama berperan aktif membawa bayinya
untuk mendapatkan imunisasi. Dengan
status pekerjaan ibu dapat mempengaruhi
status
kesehatan
anak
termasuk
melaksanakan imunisasi pada bayinya.
Karena sebagian ibu bekerja dapat
bertukar informasi dengan teman sekerja
lebih terpapar dengan program-program
kesehatan,khususnya imunisasi. Sehingga
pekerjaan mempengaruhi kepatuhan ibu
dalam pemberian imunisasi.
Hal ini dikuatkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh penelitian
Ali Muhammad (2002) ”Imunisasi Dan
Faktor Yang Mempengaruhi”
didapat
bahwa terdapat perbedaan antara ibu
yang bekerja dengan ibu yang tidak
bekerja,dimana
tingkat
pengetahuan
tentang imunisasi ini masih sangat kurang.
Walaupun tanpa dasar pengetahuan
tentang
imunisasi
yang
memandai
ternyata dikalangan ibu tidak bekerja sikap
dan perilaku mereka tentang imunisasi
lebih baik dibanding ibu yang bekerja.
penelitian lainnya menyebutkan hal yang
sama. Menurut penelitian Idwar (2000)
justru menyebutkan bahwa ibu yang
bekerja mempunyai resiko 2,324 kali untuk
mengimunisasikan bayinya dibandingkan
dengan ibu yang tidak bekerja disebabkan
kurang informasi yang diterima ibu rumah
tangga dibandingkan dengan ibu yang
bekerja.
Pada penelitian juga didapatkan
data 13 bayi yang pekerjaan ibunya
bekerja, tetapi tidak patuh dalam
pemeberian imunisasi dan 19 bayi
pekerjaan ibunya tidak bekerja
tetapi
berhasil dalam program imunisasi dasar.
Hal ini bisa didukung dengan informasi
yang diterima ibu yang bekerja, tentang
pentingnya imunisasi dasar pada bayi.
Walaupun dengan ibu yang bekerja tidak
didukung dengan tindakan ibu untuk
mencari
informasi
maka
program
pemebrian imunisasi dasar tidak bisa
tercapai dan juga sebaliknya.
Diketahui bahwa ibu yang bekerja
akan menunjang terwujudnya sikap yang
419
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
baik pula. Ibu yang bekerja akan memiliki
pergaulan yang luas dan dapat saling
bertukar informasi
teman sekerja
Sehingga terlaksana
program-program
kesehatan khususnya imunisasi.
Berdasarkan pada pengamatan dan
asumsi penelitian bahwa ibu yang bekerja
semakin
patuh
dalam
pemberian
imunisasi dasar pada bayinya.
3. Faktor Hubungan Antara Jarak Rumah
Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Pemebrian
Imunisasi Dasar
Hasil
Uji
statistik
dengan
menggunakan uji square dari jumlah 44
responden. Maka Hasil ujian ststistik
dengan menggunakan metode fisher exact
test,maka diperoleh nilai ρ = 0,010.
Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa “Terdapat
hubungan antara jarak rumah dengan
kepatuhan ibu dalam pemebrian imunisasi
dasar
diwilaya
kerja
Puskesmas
Tamalanrea“.Dalam hal ini jarak rumah ibu
berkaitan terhadap program pemberian
imunisasi yang akan dilaksanakan pada
bayi. Jarak rumah merupakan tindakan
atau aktivitas akan tetapi merupakan
predikposisi dari tingkalaku terhadap suatu
subjek dalam hal ini pelaksanaan
imunisasi pada bayi sulit dijangkau atau
susah ditempuh karena faktor geografis
yang sulit. Jarak rumah ibu tidak mau
mengimunisasikan
bayinya
biasanya
disebabkan karena rumahnya jauh dari
pelayanan puskesmas atau pusyandu
tempat mengimunisasi anaknya.
Hal ini dikuatkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh penelitian
Ramli M.R (1988) dengan judul ”Imunisasi
Dan Faktor Yang Mempengaruhi” yang
mengatakan
bahwa
Faktor
yang
berpengaruh terhadap kejadian drop out
atau tidak lengkapnya status imunisasi
bayi diantaranya adalah faktor jarak rumah
ke tempat pelayanan imunisasi. Jarak
antara rumah responden dengan pusat
pelayanan kesehatan terdekat, sebagian
besar (78%) adalah kurang dari 1 km.
Jarak kurang dari 1 km ini masih tergolong
dekat. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh
dari
pusat
pelayanan
kesehatan,
diharapkan
masyarakat
dapat
memanfaatkannya
untuk
kesehatan
keluarganya.
Sejalan
dengan
Ramli,kesimpulan juga menyebutkan ada
hubungan yang bermakna antara status
imunisasi
dengan
jarak
dekat
dibandingkan yang jauh sebesar 1,01 kali.
Sedangkan
untuk
jarak
sedang
dibandingkan dengan jarak jauh tidak
terlihat adanya hubungan yang bermakna.
Ibu akan mencari pelayanan kesehatan
yang terdekat dengan rumahnya karena
pertimbangan aktivitas lain yang harus
diselesaikan yang terpaksa ditunda.
Pada penelitian juga didapat data 5
bayi yang jarak rumahnya jauh tetapi
tidak patuh dalam pemberian imunisasi
dasar dan 13 bayi yang tidak jauh tetapi
berhasil
dalam pemberian imunisasi
dasar. Hal ini bisa diakibatkan kemauan
ibu untuk mencari pelayanan kesehatan
terdekat
dengan
rumahnya
maka
pemberian
imunisasi
tidak
dicapai
demikian juga sebaliknya.
Diketahui bahwa jarak rumah yang
dekat akan menunjang terwujudnya
perilaku yang baik pula. Semakin dekat
jarak
rumah
seseorang
semakin
termotivasi
untuk mencari pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan pada pengamatan dan
asumsi peneliti bahwa ibu yang jarak
rumahnya dekat semakin patuh dalam
pemberian imunisasi dasar pada bayinya.
4. Faktor Hubungan Antara Jumlah Anak
Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar
Perilaku minum alkohol merupakan
keadaan dimana memasukkan minuman
yang mengandung etanol kedalam tubuh
manusia. Minuman beralkohol ini bisa
menimbulkan kecanduan karena zat
etanol punya sifat adiktif dan bereaksi
sebagai zat anestetik atau penenang.
Mengkonsumsi
Minuman
beralkohol
berkaitan dengan kejadian mata katarak.
Hasil
Uji
statistik
dengan
menggunakan uji square dari jumlah 44
responden.Maka Hasil ujian ststistik
dengan menggunakan metode fisher exact
test,maka diperoleh nilai ρ = 0,000.
Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa “Terdapat
hubungan antara jumlah anak dengan
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi
dasar
diwilaya
kerja
Puskesmas
Tamalanrea.” Dalam hal ini jumlah anak
merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terkait dengan ketersediaan
waktu bayi ibu mencari pelayanan
imunisasi terhadap anaknya. ibu berkaitan
terhadap program pemberian imunisasi
yang akan dilaksanakan pada bayi.
Jumlah anak dapat mempengaruhi ada
tidaknya
waktu,bagi
ibu
untuk
meningalkan rumah untuk mendapatkan
imunisasi kepada anaknya. Semakin
banyak jumlah anak terutama ibu yang
masih mempunyai bayi yang merupakan
anak ketiga atau lebih akan membutuhkan
banyak waktu untuk mengurus anakanaknya tersebut, sehingga semakain
sedikit ketersediaan waktu untuk ibu untuk
420
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
mendatangi tempat pelayanan imunisasi.
Sehingga jumlah anak mempengaruhi
kepatuhan
ibu
dalam
pemberian
imunisasi.
Hal ini dikuatkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Penelitian
Dermen“Imunisasi
Pada
Bayi”
menybutkan bahwa ibu yang jumlah anak
tidak banyak mempunyai peluang 1,1 kali
untuk mengimunisasikan anaknya dengan
lengkap
dibandingkan
ibu
yang
mempunyai anak tidak banyak. Penelitian
lainnya memnyebutkan hal lain yang
sama. Rahmadewi menjelaskan bahwa
proporsi ibu yang jumlah anak tidak
banyak terhadap anak dengan imunisasi
lengkap lebih tinggi dibendingkan ibu yang
mempunyai anak tidak banyak yaitu 50%
dan 52,6 % (Dermen (2002)
Diketahui bahwa jumlah anak ibu
yang sedikit akan menunjang terwujudnya
sikap yang baik pula. Semakin banyak
jumlah anak semakin sedikit ketersedian
waktu untuk ibu untuk mendatangi tempat
pelayanan imunisasi.
Berdasarkan pada pengamatan dan
asumsi peneliti bahwa ibu yang jumlah
anaknya sedikit semakin patuh dalam
pemberian imunisasi dasar pada bayinya.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan kepatuhan ibu
dalam pemberian imunisasi dasar diwilayah
Puskesmas Tamalanrea
Makassar yang
dilaksanakan pada tanggal 20 juni sampai 20
juli 2013 dengan total sampel 44 orang
sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ada hubungan antara pendidikan ibu
dengan kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasi
dasar
diwilayah
kerja
Puskesmas Tamalanrea kota Makassar.
2. Ada hubungan antara pekerjaan ibu
dengan kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasi
dasar
diwilayah kerja
Puskesmas Tamalanrea kota Makassar.
3. Ada hubungan antara jarak rumah ibu
dengan kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasi
dasar
diwilayah kerja
Puskesmas Tamalanrea kota Makassar.
4. Ada hubungan antara jumlah anak
dengan kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasi
dasar
diwilayah
kerja
Puskesmas Tamalanrea kota Makassar.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada
beberapa saran yang dapat diberikan pada
pihakyang terkait:
1. Bagi institusi kesehtan pada pihak
puskesmas agar diterapkan sesuai
kebijakan baik yang sifatnya institusional
maupun yang sifatanya lebih luas yang
dapat menggerakan orang tua untuk
mengimunisasikan bayinya.
2. Diharapkan tidak menjadikan posyandu
tentang imunisasi sebagai strategi utama
untuk meningalkan cakupan program
imunisasi
tetapi
dijadikan
sebagai
maintence saja. Dan bila melakukan
penyuluhan hendaknya yang menjadi
sasaran bukan hanya ibu-ibu tetapi juga
pihak pengambilan keputusan dalam
keluarga.
3. Bagi tempat penelitian atau masyarakat.
Diharapkan
tokok-tokok
masyarakat
menjadi support system disetiap kegiatan
puskesmas.
4. Bagi penelitian selanjutnya. Diharapkan
agar peneliti ini dapat membawa pengaruh
penyuluhan dan keaktifan ibu dalam
kegiatan puskesmas terhadap imunisasi
dasar yang lengkap pada bayi
DAFTAR PUSTAKA
Marimbi Hanum.2010.Tumbuh Kembang,Status Gizi Dan Imunisasi Dasar Pada Belita. Nuha Medika:
Yogyakarta.
Rizenema Putra Sitiatava.2012. ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA UNTUK KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN.D-Medikal:joykjakarta
Sunarti .2012.pro kontra imunisas. Hanggar Kreator: Yojakarta
Djauzi S,koesno S, Putra BA,eds.2008. Konsensus Imunisasi Dasara PAPDI. FKUI.Jakarta.
Dinkes.2006-2008.(online). Data Imunisasi Dasar. http://dinkes-sulsel.go.id.situsi (15 april 2013)
Suparyanto.2011.(online) Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi HB 0
– 7 Hari di Puskesmas (online) (http://tugaskelompok4tikelasa.blogspot.com/2012/12/standarpenyimpanan-vaksin-menurut.html) Situsi tanggal 2 april)
Budi Santoso.2011.Misteri Kekebalan Tubuh Manusia. FlashBooks: jokjakarta
421
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
A.Aziz Alimul Hidaya.2012.Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.salembang Medikal:Jakarta
WHO.2005.(Online).Imunisasi.http://tugaskelompok4tikelasa.blogspot.com/2012/12/standar-penyimpananvaksin-menurut.html) Sitasi 3 april 2013
Rukiyah & yulianti.2010.Asuhan Neonatus,Bayi Dan Anak Belita.: Trans info Media :Jakarta.
Isfan
.2006. (online) Literatur Imunisasi
literatur.html) situsi tanggal 5 april
(http://www-kti-skripsi-net.blogspot.com/2011/09/faktor-fakator
Warman, 2006.(online) faktot yang mempengaruhi kepetuhan http://dr-suparyanto.blogspot.com1april 2013)
Slamet.1999.(Online)http://duniabaca.com/faktor-yang-mempengaruhi-ketidakpatuhan-ibu-terhadappelaksanaan-imunisasi-pada-balita.html Sitasi 3 april 2013
Hamid.2003.(Online).Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Kesehatan http://duniabaca.com/faktor-yangmempengaruhi-ketidakpatuhan-ibu-terhadap-pelaksanaan-imunisasi-pada-balita.html situsi tanggal 2
april2013
Meichhenbaum.1997.(online) faktot yang mempengaruhi kepetuhan http://dr-suparyanto.blogspot.com/ sitasi5
april 2013
Lukman Ali et al.1999. .(online) http://dr-suparyanto.blogspot.com/ 1april 2013)
DIRJEN P2PL Depkes.2009. Program Prioritas & Percepatan Pelaksanaan Program PP & PL THN 2009.
SASTROASMORO & ISMAE.1995. Dasar-Dasar Metedologi Penelitian Klinik Binarupa. Aksara:Jakarta.
Ahmad watik Praktiknya.2002. dasar-dasar metedologi penelitian kedokteran & kesehatan.PT raja Grafindo
Persada:Jakarta
Samsuridjal Djauzi.2009. Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa. fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Siti Reizema Putra.2012. Asuhan Neunatus bayi dan belita untuk keperawatan dan kebidanan Dmedikal:Jogjakarta
Rukiyah & yulianti.2010.Asuhan Neonatus,Bayi Dan Anak Belita.: Trans info Media :Jakarta.
Poerwodarminto.1997.(Online).Kepatuhan http://dr-suparyanto.blogspot.com
Depkes RI, 2000.(Online).Imunisasi Dan Faktor Yang Mempengaruhinya http://siskayaniilmukebidanan.blogspot.
com/2011/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html sitasi 1 april 2013
Ramli.1988.(Online). Imunisasi Dan Faktor Yang Memepengaruhi http://siskayaniilmukebidanan.blogspot.com/20
11/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html sitasi1 april 2013
422
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Download