ISBN : 978-602-73060-1-1 TELAAH PENGHAMBATAN LAJU PEMBENTUKAN PGH2 UNTUK PENCARIAN ANTI-INFLAMASI Jutti Levita, Laura K. Wijaya, Sharren Celcilia, Fauzan Fikri, Nyi Mekar Saptarini, Mutakin Mutakin Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang km.21 Jatinangor West Java Indonesia 45363 *corresponding author e-mail address: [email protected] --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ABSTRAK Prostaglandin H2 synthase (PGHS) atau COX, adalah enzim yang mengkatalisis biosintesis PGH2. Obat AINS bekerja menghambat kedua isoform enzim COX, sehingga perubahan asam arakhidonat menjadi PGH2 menurun. Di Jawa Barat, beberapa tanaman seperti jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum), kencur (Kaempferia galanga) dan bunga rosella (Hibiscus sabdariffa), seringkali digunakan sebagai pereda inflamasi, dengan cara menyeduh bagian tanaman yang sudah dikeringkan, dengan air mendidih. Pada penelitian ini, kami menelaah penghambatan laju pembentukan PGH2 oleh ekstrak air masing-masing tanaman di atas. Reduksi PGG2 menjadi PGH2 oleh enzim COX didapatkan melalui pengukuran tetra methyl phenyl diamine (TMPD) yang dioksidasi oleh ekstrak terhadap waktu. Penapisan fitokimia terhadap simplisia menunjukkan bahwa jahe merah mengandung flavonoid, kuinon, terpen; kencur mengandung kuinon dan terpen; sedangkan di dalam rosella terdeteksi adanya polifenol, flavonoid, kuinon, dan saponin. Ketiga tanaman menunjukkan penghambatan terhadap laju pembentukan PGH2 baik pada COX-1 maupun COX-2, sehingga dapat dijadikan sebagai sediaan herbal anti-inflamasi non-selektif COX. Kata kunci: anti-inflamasi, COX, jahe merah, kencur, PGH2, prostaglandin, rosella ABSTRACT Cyclooxygenase (COX) or prostaglandin H2 synthase (PGHS) is the enzyme that catalyzes the first two steps in the biosynthesis of prostaglandins from the substrate, arachidonic acid. NSAIDs work by inhibiting both COX isoforms, thus the conversion of arachidonic acid into prostaglandin is disturbed. In West Java, red ginger (Zingiber officinale var. rubrum), kaempferia rhizome (Kaempferia galanga), and roselle calyx (Hibiscus sabdariffa) are used to reduce inflammation by consuming herb tea of these plants. This work studied the inhibitory activity of red ginger rhizome, kaempferia rhizome, and roselle calyx on the rate of prostaglandin formation by measuring the absorbance of TMPD (tetramethyl-p-phenyldiamine) oxidized by the extracts, against time. The plants were collected from Manoko plantation in West Java. Phytochemical screening showed that the rhizomes contain flavonoids, quinones, and terpenes, while the calyx contains polyphenol, flavonoid, quinon, and saponin. 100 g of dried rhizomes and calyx were separately boiled in 1 L of distilled water for 15 minutes at 90°C, freeze-dried and dissolved in ethanol 96%. All plants extracts showed inhibition on PGH2 formations on COX-1 and COX-2. These plants could be further developed for antiinflammatory drug. Keywords: Anti-inflammatory agents, COX, Hibiscus sabdariffa, Kaempferia galanga, PGH2, prostaglandin, rosella, Zingiber officinale var. Rubrum Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia 28 ISBN : 978-602-73060-1-1 PENDAHULUAN Prostaglandin H2 synthase (PGHS) atau COX, adalah enzim yang mengkatalisis biosintesis PGH2, yang terakhir ini adalah mediator inflamasi. Reaksi yang dikatalisis adalah oksidasi asam arakhidonat menjadi PGG2, diikuti oleh reduksinya membentuk PGH2 (Vane et al, 1998). Obat-obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) telah digunakan sebagai analgesik/antiinflamasi/antipiretik sejak 1898 pada saat aspirin pertama kali dipasarkan. Obat-obat selektif COX-2 dikenalkan pada tahun 1999. AINS bekerja sebagai inhibitor (penghambat) di kantung aktif siklooksigenase isoenzim COX (Llorens et al, 2002). Bagaimanapun obat-obat AINS, disebabkan oleh sifat penghambatan nonselektifnya, dapat menyebabkan beberapa efek samping, sehingga pengobatan menggunakan herbal telah banyak dikembangkan untuk mencari sediaan antiinflamasi yang lebih aman. Di daerah Jawa Barat, penggunaan rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum), kencur (Kaempferia galanga), dan rosella (Hibiscus sabdariffa), secara terpisah digunakan untuk mengurangi inflamasi. Masyarakat biasanya menggunakan seduhan tanaman kering tersebut untuk diminum. Sebuah resep tradisional Thailand yang mengandung kencur terbukti telah menghambat IL-6 dan produksi PGE2 berturut-turut dengan nilai IC50 0,04 ± 0,01 dan 0.08 ± 0,01 µg/ml (Aroonrerk and Kamkaen, 2009). Penelitian in vivo ekstrak etanol bunga rosella pada mencit terinduksi karagenan menunjukkan adanya penurunan oedema sebesar 22,03; 31,48; 31,93% untuk dosis ekstrak 102, 205, 410 mg (Saptarini et al, 2012). analitis (Sartorius), vortex mixer (VM-300), dan alat-alat gelas laboratorium kimia. Tanaman dan pereaksi kimia. Tanaman segar dan kering dibeli dari Perkebunan Tanaman Obat Manoko, Lembang, Jawa Barat, Indonesia. Pereaksi kimia yang digunakan adalah air suling ganda (IPHA Laboratories), amil alkohol (Agung Menara Abadi), amonia (Agung Menara Abadi), asam hidroklorida (Agung Menara Abadi), asam asetil salisilat (Bratachem), Colorimetric COX inhibitor screening assay kit No. 701050 (Gambar 1) (Cayman Chemical). Gambar 1. COX inhibitor screening assay kit Determinasi. Tanaman segar dideterminasi di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran Gedung D2-212 Jatinangor. Ekstraksi. 100 g tanaman kering direbus di dalam 1 L air selama 15 menit pada 90°C, kemudian ekstrak air dipekatkan dan difreezedried. Ekstrak kering dilarutkan dalam etanol 96%. Penapisan fitokimia. Penapisan fitokimia untuk metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, kuinon, polifenol, saponin, tanin, triterpen, steroid, monoterpen, dan seskuiterpen dilakukan sesuai prosedur baku. METODE Preparasi sampel. Larutan ekstrak dibuat dengan cara 100 mg ekstrak di dalam 1 mL etanol 96% kemudian diencerkan hingga didapatkan konsentrasi: 2,5 mg/mL, 1,25 mg/mL, 0,625 mg/mL, dan 0,3125 mg/mL. Instrumen dan alat gelas. Mikroplate 96well (Cayman Chemical), freeze dryer (Telstar), mikropipet (Socorex), microplate reader (MRX TC revelation), tabung Eppendorf, termometer, timbangan digital Telaah penghambatan laju pembentukan PGH2. 150 µL dapar uji, 10 µL heme dan 7 µL enzim (COX-1 atau COX2) ditambahkan ke dalam sumuran, diikuti Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia 29 0.240 Absorbansi TMPD Teroksidasi oleh penambahan 20 µL ekstrak. Campuran dikocok dan diinkubasi selama 5 menit pada 25°C. 15 µL larutan substrat ditambahkan ke dalam semua sumuran, diikuti dengan penambahan 20 µL asam arakhidonat. Pelat sumuran dikocok dan diinkubasi selama tepat 2 menit pada 25°C. Absorban produk diukur pada 590 nm dalam selang tiap 5 menit. Absorbansi TMPD teroksidasi ISBN : 978-602-73060-1-1 0.200 0.160 0.120 0.080 0.040 0 0.160 0.120 0.080 0.040 0 5 10 15 20 25 0.240 0.240 0.210 0.210 Absorbansi TMPD teroksidasi 0.180 0.150 0.120 0.090 0.060 0.030 Absorbance of oxidized TMPD Absorbance of oxidized TMPD Red ginger 0.3125 mg/mL Red ginger 0.6250 mg/mL Red ginger 1.2500 mg/mL Red ginger 2.5000 mg/mL Time (minutes) Acetosal 0.008 mg/mL Acetosal 0.016 mg/mL Acetosal 0.032 mg/mL (a) 20 25 0.180 0.150 0.120 0.090 0.060 0.000 5 10 15 20 25 Kencur mg/mL Waktu1,25 (menit) Kencur 2,5 mg/mL Kencur 5 mg/mL Pelarut Time (minutes) 15 0.030 0 Telaah penghambatan laju pembentukan PGH2 menunjukkan bahwa ketiga tanaman menghambat COX-1dan COX-2 (Gambar 3). 10 Waktu (menit) Rosela 1,25 mg/mL Rosela 2,5 mg/mL Rosela 5 mg/mL Pelarut (b) 0.000 Gambar 2. Serbuk ekstrak kering jahe merah (kiri); kencur (tengah); rosella (kanan) 5 Waktu (menit) Asetosal 0,8x10-2 mg/mL Asetosal 1,6x10-2 mg/mL Asetosal 3,2x10-2 mg/mL Asetosal 4x10-2 mg/mL Rosela 0,625 mg/mL Absorbansi TMPD teroksidasi Penapisan fitokimia terhadap simplisia menunjukkan bahwa jahe merah mengandung flavonoid, kuinon, terpen; kencur mengandung kuinon dan terpen; sedangkan di dalam rosella terdeteksi adanya polifenol, flavonoid, kuinon, dan saponin. 0.200 0.000 0.000 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil determinasi tanaman menunjukkan bahwa tanaman uji adalah: 1. Zingiber officinale var. rubrum 2. Kaempferia galanga 3. Hibiscus sabdariffa 0.240 0 5 10 15 20 25 Waktu (menit) Asetosal 0,8 x 10-2 mg/mL Asetosal 1,6 x 10-2 mg/mL Asetosal 3,2 x 10-2 mg/mL Asetosal 0,4 x 10-2 mg/mL (c) Gambar 3. Penghambatan laju pembentukan PGH2 oleh jahe merah (a); rosella (b); dan kencur (c) Laju pembentukan PGH2 pada COX-1 lebih lambat daripada COX-2, ini kemungkinan berarti bahwa pada COX-1 afinitas ekstrak lebih tinggi sehingga menghambat asam arakhidonat untuk bereaksi dengan enzim tersebut. KESIMPULAN Jahe merah, kencur, dan rosella masingmasing menunjukkan penghambatan terhadap laju pembentukan PGH2 baik pada COX-1 maupun COX-2, sehingga dapat dijadikan sebagai sediaan herbal anti-inflamasi nonselektif COX. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kepada DirJen Pendidikan Tinggi yang telah mendanai penelitian ini melalui Hibah Kompetensi 2015. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia 30 ISBN : 978-602-73060-1-1 DAFTAR PUSTAKA Aroonrerk, N. and N. Kamkaen, 2009. Antiinflammatory activity of Quercus infectoria, Glycyrrhiza uralensis, Kaempferia galanga and Coptis chinensis, the main components of Thai herbal remedies for aphthous ulcer. J. Health Res., 23: 17-22 Cayman Chemical Company, 2013, Colorimetric COX Inhibitor Screening Assay Kit: Item No. 701050, USA: Cayman Chemical Company. Copeland, R.A., 2005. Evaluation of Enzyme Inhibitors in Drug Discovery. John Wiley and Sons, New Jersey, pp: 36 Fatehi-Hassanabad, Z., Zahra, G., Mostafa, J., Mohammad, F., 2005, The Antiinflammatory Effects of Aqueous extract of Ginger root in Diabetic Mice, DARU, 13(2): 25-28 Llorens, O., Perez, J.J., Palomer, A., and Mauleon, D., 2002, Differential binding mode of diverse cyclooxygenase inhibitors, J. Mol. Graph. Model, 20: 359-371 Nomura, M., K. Kasemura, Y. Fujihara and T. Inoue, 2003. Proinflammatory cytokine (TNF-α) suppression of various terpenoids to human monocytic cell. Res. Rep. School Eng., 37: 1-5 Saptarini, N.M., D. Fitrianti, and P. Bedja, 2012. Anti-inflamatory Activity of Hibiscus sabdariffa Calyx Extract. Jurnal Medika Planta, 1(5): 18-23 Vane, J.R., Bakhle, Y.S., and Botting, R.M., 1998, Cyclooxygenases 1 and 2, Annu. Rev. Pharmacol. Toxicol., 38: 97-120 Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia 31