ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR BY. NY. K DENGAN CAPUT SUCCEDANEUM DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : YULIANA SUNDARI NIM. B10.120 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i ii Persetujuan iii Pengesahan Program Studi Diploma III Kebidanan, STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Yuliana Sundari B10 120 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR BY. NY. K DENGAN CAPUT SUCCEDANEUM DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2013 (xiii + 67 halaman + 12 lampiran) ABSTRAK Latar Belakang : Angka kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup. Di RSUD Karanganyar periode Januari sampai Oktober 2012 di peroleh 117 bayi mengalami caput succedaneum. Hal ini jika tidak segera ditangani bisa menimbulkan infeksi sekunder pada daerah caput succedaneum yang berkaitan dengan angka kematian bayi Tinjauan Studi Kasus : Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum dengan menerapkan menejemen kebidanan sesuai dengan 7 langkah varney. Metode Studi Kasus : Merupakan laporan studi kasus dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi data primer yaitu memeriksaan fisik, wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder meliputi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil Studi Kasus : Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 4 hari dan dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak, didapatkan hasil caput menghilang, keadaan umum bayi baik, bayi tampak tenang dan nyaman tali pusat kering tidak terdapat tanda-tanda infeksi, kebutuhan nutrisi sudah terpenuhi. Kesimpulan : Setelah pelaksanaan tindakan dilakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan selama 4 hari yang didapat keadaan umum dan tanda vital bayi baik dan caput dikepala bayi sudah menghilang. Pada studi kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Bayi Baru Lahir, Capput Succedaneum. Kepustakaan : 25 literatur (2001 – 2010) iv KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan ijin dan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh Derajat Ahli Madya Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir By Ny. K dengan Caput Succedaneum di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar”. Dalam penyusunan Studi Kasus ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Mei Lina Fitri K, S.ST selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan sampai terselesaikannya Studi Kasus ini. 4. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 5. Dr. Mulyadi, selaku Direktur RSUD Karanganyar yang telah bersedia memberikan ijin untuk pengambilan data awal dan dalam pengambilan kasus. 6. Ny. K selaku orang tua bayi yang telah bersedia menjadi pasien dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Studi Kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran demi perbaikan Studi Kasus ini. Akhirnya, v penulis berharap semoga studi kasus yang penulis lakukan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juli 2013 Penulis vi MOTTO ¾ Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh direbut oleh manusian ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini) ¾ Orang tua itu ibarat Qur’an yang sudah usang, namun walau usang tapi harus selalu dijunjung dan dimuliakan. ¾ Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. ¾ Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin, anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai. vii PERSEMBAHAN Dengan kerendahan hati dan dan penuh terima kasih karya tulis ini saya persembahkan untuk: Allah SWT yang telah membrikan rahmat dan hidayahNya sehingga karya tulis ini apat diselesaikan dengan baik. Mamah dan papah yang selalu memberikan do’a dan perhatian serta cinta kasih yang tiada henti-hentinya. Kakak dan seluruh keluarga besarku yang tiada hentinya memberi suport dan nasehat serta do’anya. Dosenku bu Mei Lina Fitri K, SST terimakasih telah membimbingku dan tiada hentinya memberikan masukan. Keluarga baruku terimakasih atas dukungan pak samsi, mamah nuning, alfat, arsya dan asdo. Kos ragil terimakasih atas nasehat,dukungan dan suport kalian yang tiada hentinya (mba irna, wulan, peni). Teman – teman viii CURICULUM VITAE Nama : Yuliana Sundari Tempat/ tgl lahir : Cilacap, 2 juli 1991 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jln Raya Cilumuh RT 01/01 Rejodadi, Cimanggu, Cilacap, Jateng Riwayat Pendidikan 1. Taman kanak-kanak Lulus tahun 1998 2. SD Rejodadi 01 Lulus Tahun 2004 3. SMP Islam Majenang Lulus Tahun 2007 4. MA N Majenang Lulus Tahun 2010 5. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2010/ 2011 ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv DAFTAR ISI ................................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Perumusan Masalah ............................................................... 2 C. Tujuan Studi Kasus ................................................................ 3 D. Manfaat Studi Kasus .............................................................. 4 E. Keaslian Studi Kasus ............................................................. 5 F. Sistematika Penulisan ............................................................ 6 TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ....................................................................... 9 1. Bayi Baru Lahir .............................................................. 9 a. Definisi Bayi Baru Lahir ......................................... 9 b. Ciri-ciri bayi baru lahir ............................................ 9 c. Penatalaksanaan pada bayi baru lahir ...................... 10 d. Masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir .... 12 x 2. Caput succedaneum ......................................................... 13 a. Definisi Caput Succedaneum .................................. 13 b. Etiologi Caput Succedaneum .................................. 14 c. Tanda dan Gejala Caput Succedaneum ................... 14 d. Patofisiologi Caput Succedaneum ........................... 15 e. Penatalaksanaan Caput Succedaneum ..................... 15 B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengkajian Data .............................................................. 16 2. Interpetasi Data ............................................................... 26 3. Diagnos Potensial ........................................................... 27 4. Antisipasi ........................................................................ 28 5. Rencana Tindakan .......................................................... 29 6. Pelaksanaan .................................................................... 29 7. Evaluasi .......................................................................... 30 C. Landasan Hukum .................................................................. 31 BAB III METODOOGI PENELITIAN A. Jenis Studi Kasus .................................................................. 33 B. Lokasi Studi Kasus ................................................................ 33 C. Subyek Studi Kasus .............................................................. 33 D. Waktu Studi Kasus ................................................................ 33 E. Instrumen Studi Kasus .......................................................... 34 G. Teknik Pengambilan Data ..................................................... 34 H. Alat-alat yang Dibutuhkan .................................................... 37 xi BAB IV TINJAUAN KASUS DAM PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 39 B. Pembahasan ........................................................................... 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 64 B. Saran ...................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan KTI Lampiran 2. Surat Permohonan ijin pengambilan data awal Lampiran 3. Surat Permohonan ijin penggunaan lahan Lampiran 4. Surat Persetujuan Pasien dalam Pengambilan Kasus Lampiran 5. Surat Balasan penggunaan lahan Lampiran 6. Format Asuhan Kebidana pada Bayi Baru Lahir Lampiran 7. Satuan Acara Pembelajaran Perawatan Tali Pusat Lampiran 8. Satuan Acara Pembelajaran Memandikan Bayi Lampiran 9. Satuan Acara Pembelajaran Teknik Menyususi yang Benar Lampiran 10. Satuan Acara Pembelajaran Imunisasi Lampiran 11. Lembar Observasi Lampiran 12. Lembar Konsultasi xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Bayi adalah 35 per 1000 kelahiran hidup dan target pada tahun 2010 menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup. Menurut MDG’s tahun 2007 Angka Kematian Bayi masih sangat tinggi sekitar 34 per 1000 kelahiran dan target pada tahun 2015 angka kematian bayi menjadi 5 per 1000 kelahiran hidup (DepKes RI, 2009). Angka Kematian Bayi di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 sebesar 97 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 226 bayi (36%), cacat bawaan sebanyak 210 bayi (33%), kekurangan oksigen (asfeksia) sebanyak 199 bayi (31%), sedangkan penyebab lain kematian bayi baru lahir disebabkan oleh sepsis (infeksisistemik), kelainan bawaan dan trauma persalinan (chepal hematoma, caput succedaneum) (DinKes Jateng, 2010). Caput Succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala, yang dapat melampaui sutura garis tengah. Kelainan ini akibat sekunder dari 1 2 tekanan uterus atau dinding vagina pada bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan (Prawirohardjo, 2002). Menurut Dewi (2010), akibat yang timbul dari caput succedaneum apabila tidak ditangani dengan baik adalah dapat terjadi infeksi sekunder bila timbul vesikel atau lecet didaerah sirkuler tersebut. Studi awal yang di peroleh dari RSUD Karanganyar pada bulan Januari sampai dengan Oktober 2012 didapatkan data jumlah bayi baru lahir hidup sebanyak 1090 bayi, terdiri dari jumlah kasus bayi baru lahir normal sebanyak 440 bayi (40,36%) dan jumlah bayi lahir tidak normal sebanyak 289 bayi (26,51%) yang terdiri dari bayi dengan caput succedaneum 117 bayi (10,73%), BBLR 95 bayi (8,71%), bayi dengan ikterik 57 bayi (5,22%) dan bayi 39 bayi (3,57%) masuk dalam angka kematian. Berdasarkan latar belakang di atas bahwa angka kejadian caput succedaneum masih tinggi sehingga penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir By. Ny. K dengan Caput Succedaneum di RSUD Karanganyar” B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir By. Ny. K dengan Caput Succedaneum di RSUD Karanganyar dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney?”. 3 C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Penulis dapat melakukan penatalaksanaan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum dengan menerapkan asuhan kebidanan menurut manajemen kebidanan 7 langkah Varney. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu 1) Melaksanakan pengkajian secara lengkap pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum. 2) Menginterprestasi data yang timbul meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum. 3) Mampu merumuskan diagnosa potensial pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum. 4) Mampu mengidentifikasikan tindakan segera / antisipasi yang memerlukan tindakan mandiri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum. 5) Menyusun rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum. 6) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum. 4 7) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum. b. Mampu mengidentifikasikan dan menganalisis kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan khususnya pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum. c. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah jika terdapat kesenjangan antara teori dan praktek pada asuhan kebidanan yang telah diberikan pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum. D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi penulis Untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum dalam situasi yang nyata. 2. Bagi Profesi Dapat meningkatkan pelayanan dan pengetahuan serta menjadi masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum. 3. Bagi institusi a. Pelayanan Kebidanan RSUD Dapat sebagai bahan pertimbangan dalam pelayanan dan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum. 5 b. Pendidikan Dapat sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan caput succedaneum. E. Keaslian Studi Kasus Studi kasus tentang bayi baru lahir dan bayi dengan caput succedaneum pernah dilakukan oleh : 1. Ajeng (2011), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. E umur 6 jam dengan caput succedaneum di RSUD Assalam Gemolong “. Laporan kasus ini menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney. Asuhan yang diberikan adalah bayi dirawat seperti pada perawatan bayi normal, mengukur TTV dan mengobservasi keadaan umum bayi, memberikan ASI yang adekuat, mencegah terjadinya infeksi, mencegah terjadinya hipotermi. Asuhan diberikan selama 3 hari dan hasilnya bayi sehat, kebutuhan nutrisi terpenuhi, tidak ada infeksi dan ukuran benjolan mengecil. Perbedaannya tempat pengambilan kasus yaitu RSUD Assalam Gemolong, pencegahan hipotermi pada peberian asuhan selama 3 hari dan kasus bayi baru lahir pada umur 6 jam. Persamaanya dalam pemberian asuhan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum sama-sama diberikan asuhan perawatan bayi normal. 2. Hastuti (2007), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. S dengan caput succedaneum di bangsal kenangan RSUD Karanganyar” Asuhan 6 yang di berikan berupa observasi keadaan umum dan tanda vital bayi, observasi /merawat caput, mencegah hipotermi, mencegah infeksi, menganjurkan ibu untuk meneteki bayinya adalah penatalaksanaan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum secara cermat, tepat dan komprehensif sehingga bayi tidak terjadi infeksi dan caput succedaneum hilang setelah 4 hari. Perbedaannya adalah pada pemberian asuhan selama 4 hari yaitu pencegahan hipotermi dan persamaannya adalah tempat pengambilan kasus yaitu sama-sama diambil di RSUD Karanganyar dan pemberian asuhan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum. 3. Indrayani (2011), dengan judul “Asuhan Kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny. R dengn caput succedaneum di ruang Catleya Bayi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta” Asuhan diberikan selama 4 hari dan kolaborasi dengan dokter spesialis anak, didapatkan adalah keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis, berat badan naik dari 2850 gram menjadi 3110 gram, caput succedaneum terbungkus kassa bethadine dan tidak ada tandatanda infeksi caput berkurang 4 mm dari ukuran pada waktu lahir (6 cm), tali pusat kering tidak ada tanda-tanda infeksi, bayi begerak aktif, bayi menetek belum kuat pada hari ke-4 bayi sudah diperbolehkan pulang. Perbedaannya adalah tempat pengambilan kasus di Rumah Sakit Panti Waluyo dan persamaannya pada pemberian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan caput succedaneum selama 4 hari. 7 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan studi kasus ini meliputi sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang teori medis yaitu teori bayi baru lahir meliputi pengertian, klasifikasi bayi baru lahir serta teori caput succedaneum yang meliputi pengertian, etiologi, tanda dan gejala, ekskorasi kulit kepala ,patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan. Menjelaskan teori manajemen kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah yang berkaitan dengan judul atau permasalahan, langkah tersebut dimulai dari pengkajian dan pengumpulan data dasar, berahir dengan evaluasi. Selanjutnya menjelaskan data perkembangan dan landasan hukum. BAB III METODOLOGI Dalam bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi pengambilan kasus, subjek studi kasus, instrument yang digunakan, tekhnik pengumpulan data serta pelaksanaan studi kasus. alat-alat yang dibutuhkan selama 8 BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Berisikan intisari pengelolaan kasus yang meliputi seluruh asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Caput Succedaneum di Ruang Dahlia RSUD Karanganyar, meliputi pengkajian, interprestasi data, diagnosa potensial, antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi serta data perkembangan menggunakan SOAP. Sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalahmasalah atau kesenjangan teori dan praktek yang penulis temukan di lapangan. BAB V PENUTUP Merupakan bab terahir yang memuat kesimpulan serta saran sebagai sumbangan pikiran dari penulis. Kesimpulan merupakan jawaban atas perumusan masalah dari tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan kasus, sedangkan saran merupakan pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN alternatif BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Bayi baru lahir a. Definisi Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam persentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan 2.500 -4.000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Yulianti, 2010 ). Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010). b. Ciri-ciri bayi baru lahir normal Menurut Dewi (2010), ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut : 1) Berat badan 2500-4000 gram. 2) Panjang badan 48-52 cm. 3) Lingkar kepala 33-35 cm 4) Lingkar dada 30-38 cm. 5) Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 x/menit menurun sampai 120-160 x/menit. 9 10 6) Pernafasan pada menit pertama ± 80 x/menit menurun sampai 40 x/menit. 7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa. 8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak jelas. 9) Kuku agak panjang dan lemas. 10) Testis sudah turun (pada laki-laki), genetalia labiya mayora telah menutupi labiya minora (pada perempuan). 11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. 12) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk. Graff refleks sudah baik, bila di letakan suatu benda di telapak tangannya maka akan menggenggam. 13) Eliminasi, urin dan meconium akan keluar dalam 24 jam, pertama meconium berwarna kecoklatan. c. Penatalaksanaan pada bayi baru lahir Penatalaksanaan yang dilakukan segera setelah bayi lahir diataranya sebagai berikut: 1) Menurut Saifuddin (2006), membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut : a) Bayi diletakan dalam posisi terlentang ditempat yang keras dan hangat. 11 b) Gulung sepotong kain dan diletakan di bawah bahu sehingga leher lebih lurus dan kepala tidak menekuk. c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. d) Kedua telapak kaki bayi di tepuk sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering. 2) Memotong dan merawat tali pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir. Sebelum memotong tali pusat pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan. 3) Memperhatikan suhu badan bayi Menurut Arief (2009), bayi baru lahir harus di bungkus untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara : a) Bayi di bungkus dengan kain hangat. b) Jangan membiarkan bayi dalam keadaan basah. c) Jangan memandikan bayi dengan air dingin. d) Daerah kepala dibungkus dengan memakai topi yang tebuat dari kain. 4) Memberikan vitamin K Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal atau 12 cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari (Saifuddin, 2006). 5) Memberi salep mata Perawatan mata harus dikerjakan segera yang lazim dipakai adalah larutan pernsk nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir (Saifuddin, 2006). 6) Identitas bayi a) Pada alat atau gelang identitas tercantum: Nama (bayi Ny. X), tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan bayi, nama lengkap ibu (Saifuddin, 2006). b) Tempat tidur diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomer identitas (Saifuddin, 2006). d. Masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir 1) Asfiksia Adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir (Prawirohardjo, 2008). 2) Ikterus Adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada hari baru lahir (Prawirohardjo, 2008). 3) Bayi Berat Lahir Rendah Adalah bayi baru lahir yang berat bandannya saat lahir kurang dari 2500 gram smpai 2499 gram (Saifuddin, 2006). 13 4) Tetanus Neonaturum Adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonaturum (bayi berusia kurang dari 1 bulan) yang disebabkan oleh clorstridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem syaraf pusat (Saifuddin, 2006). 5) Cidera lahir a) Molding Bentuk tengkorang yang aismetris bersifat sementara, yang disebabkan oleh proses kelahiran, biasanya partus lama (Saifuddin, 2006). b) Caput succedaneum Caput succedaneum adalah edema dikulit kepala pada bagian persentasi kepala (Prawirohardjo, 2008). c) Cefal hematoma Cefal hematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan perosteneum karena tarikan atau tekanan jalan lahir dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah (Prawirohardjo, 2008). 2. Caput succedaneum a. Definisi caput succedaneum Caput succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala, yang (Prawirohardjo, 2008). dapat melampaui sutura garis tengah 14 Caput succedaneum adalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan getah bening di kepala (pada persentasi kepala) yang terjadi pada bayi baru lahir (Dewi, 2010). Caput succedaneum adalah oedema pada kulit kepala, lunak tidak berfluktuasi, batasannya tidak tegas dan menyebrangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari (Arwin, 2010). b. Etiologi caput succedaneum Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Kejadian ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan vaccum ekstrasi (Dewi, 2010). c. Tanda dan gejala caput succedaneum Menurut Dewi (2010), tanda dan gejala dari caput succedaneum adalah sebagai berikut : 1) Oedema di kepala. 2) Terasa lembut dan lunak pada perabaan. 3) Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah. 4) Oedema melampaui tulang tengkorak. 5) Batas yang tidak jelas. 6) Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan. 7) Benjolan akan berkurang sekitar 2-4 hari tanpa pengobatan. 15 d. Patofisiologis caput succedaneum Menurut Prawirohardjo (2008), patofisiologi caput succedaneum adalah karena pembengkakan difus jaringan otak yang mampu melampaui sutura garis tengah. Adanya oedema di kepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan di daerah persentasi lahir dan melampaui garis sutura. e. Penatalaksanaan caput succedaneum Menurut Dewi (2010) dan Arief (2009), penatalaksanaan caput succedaneum adalah sebagai berikut : 1) Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal. 2) Observasi keadaan umum bayi dan vital sign setiap 6 jam per hari. 3) Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup. 4) Pertahankan suhu bayi agar tetap hangat dengan meletakan bayi dalam incubator. 5) Rawat tali pusat dengan mengganti kassa steril 2 x sehari setelah mandi. 6) Cukupi nutrisi bayi dengan pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar. 7) Observasi BAB dan BAK. 8) Jaga bayi agar tidak sering diangkat. 16 9) Beri terapi sesuai anjuran dokter spesialis anak. 10) Berikan konseling pada orang tua, tentang : a) Keadaan trauma yang dialami oleh bayi. b) Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah 2 sampai 4 hari tanpa pengobatan. c) Perawatan bayi sehari-hari. d) Manfaat dan teknik pemberian ASI. B. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN 1. Pengertian Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah dengan metode pengorganisasian pikiran dan tindakan-tindakan yang urut dan logis serta menguntungkan kedua belah pihak yaitu pasien dan keluarga (Varney, 2007). Dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum penulis beracuan pada pola piker Varney karena metode dan pendekatan sistematis dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. 2. Manajemen Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney Manajemen Asuhan Kebidanan 7 Langkah menurut Varney (2007), terdiri dari : a. Langkah pertama : Pengkajian Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang adekuat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan 17 kondisi klien pengkajian pada bayi baru lahir meliputi : Pengumpulan data dasar dengan menggunakan data subyektif dan data obyektif. 1) Data Subyektif yaitu data yang di ungkapkan oleh klien meliputi : a) Identitas bayi meliputi : (1) Nama bayi : untuk mengetahui identitas bayi (2) Umur bayi : untuk mengetahui umur bayi yang nanti akan disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan dan dosis obat yang akan diberikan (3) Tempat/tanggal lahir : untuk mengetahui di mana dan kapan bayi itu lahir. (4) Jenis kelamin : untuk mengetahui genetalia bayi apakah berjenis kelamin lakilaki atau perempuan. (5) Berat badan : untuk mengetahui antara berat badan dengan umur kehamilan sesuai atau tidak. (6) Panjang badan : untuk mengetahui antara panjang badan dengan umur kehamilan sesuai atau tidak. 18 (7) Nama ibu/ayah : untuk mengetahui identitas orang tua bayi tersebut. (8) Umur : untuk mengetahui faktor resiko dan tingkat kesuburan dan dosis obat yang akan di berikan. (9) Agama : untuk mengetahui agama atau keyakinan apa yang dianut pasien. (10) Suku bangsa : untuk mengetahui faktor pembawaan ras dan sebagai pembeda ras pasien. (11) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua bayi. (12) Pekerjaan : untuk mengetahui gambaran sosial ekonomi keluarga dapat membiayai bayi selama dalam perawatan (13) Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal pasien, sehingga dapat dilakukan kunjungan sewaktu-waktu. rumah 19 b) Keluhan utama Mengkaji keluhan yang dirasakan pada pasien untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Keluhan utama pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum adalah benjolan pada kepala bayi (Makrum, 2002). c) Riwayat kehamilan sekarang Untuk mengetahui keadaan bayi saat dalam kandungan pengkajian ini meliputi : HPHT, HPL, keluhan pada trimester pertama sampai trimester ketiga, frekuensi ANC, penyuluhan yang pernah didapat, imunisasi TT (Varney, 2007). d) Riwayat persalinan sekarang Berisi tentang tempat persalinan, penolong, jenis persalinan, komplikasi atau kelainan dalam persalinan, plasenta, cairan ketuban, insersi tali pusat, lama persalinan dari kala I sampai kala IV (Varney, 2007). Bayi dengan caput succedaneum biasanya disebabkan oleh persalinan kala II lama dan persalinan menggunakan vakum ekstrasi (Dewi, 2010). e) Riwayat penyakit Untuk mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, misalnya : riwayat penyakit saat hamil dan riwayat penyakit sistemik seperti 20 jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi, riwayat penyakit keluarga, riwayat keturunan kembar, riwayat operasi (Prihardjo, 2007). 2) Data obyektif Data obyektif dapat diperoleh dengan melakukan pemeriksaan antara lain : a) Pemeriksaan khusus Dilakukan dengan memeriksa apgar score yang dilakukan pada menit pertama kelima dan kesepuluh (Saifuddin, 2006). Pada bayi dengan caput succedaneum permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan (Dewi, 2010). b) Pemeriksaan umum Keadaan umum pasien diambil mulai dari pertama kali bertemu dengan pasien kemudian dilakukan pengukuran tanda-tanda vital, meliputi : (1) Suhu Suhu di axilla atau kulit berkisar antara 36,5°C sampai 37°C (Prawirohardjo, 2008). (2) Pernafasan Frekuensi pernafasan antara 40-60 kali permenit (Yuliyanti, 2010). 21 (3) Denyut jantung Bunyi jantung pada menit-menit pertama kira-kira 180x/menit, yang kemudian turun sampai 140x/menit sampai 120x/menit saat usia bayi 30 menit (Wikjnsastro, 2006). c) Pemeriksaan sistematis (1) Kepala Pada caput succedaneum teraba lunak, berbatas tidak tegas, sutura melewati tulang tengkorak. (2) Ubun-ubun Memeriksa ubun-ubun berdenyut dan tidak ada cekungan dan pada bayi dengan caput succedaneum terdapat benjolan (Prawirohardjo, 2008) (3) Bentuk wajah Memeriksa kesimetrisan, ukuran dan posisi mata, hidung, mulut, dagu dan telinga (Jhonson, 2005) (4) Mata Memeriksa perlengketan, katarak, conjungtiva dan sclera. (5) Telinga Memeriksa telinga untuk memastikan jumlah, bentuk dan posisinya. 22 (6) Hidung Memeriksa lubang hidung bersih, tidak teraba benjolan dan tanpa cairan. Waspada adanya nafas cuping hidung. (7) Mulut Adakah bibir sumbing, tooth buds dan lain-lain. (Wiknjosastro, 2006) (8) Leher Memeriksa leher adakah pelebaran atau tidak (Webbing), apakah ada oedema atau massa. (9) Dada Memeriksa kesimetrisan gerak dada saat bernafas. (10) Perut Memeriksa adanya massa atau tidak, apakah abdomen sedikit menonjol atau tidak. (11) Tali pusat Memeriksa apakah terdapat pus, kemerahan dan perdarahan atau tidak. (12) Punggung Memeriksa apakah punggung datar atau tidak, adakah tumpukan rambut pada punggung bagian bawah. 23 (13) Ekstremitas Adakah oedema, fraktur, paralus, sindaktili, talipes, dan lain-lain (Wiknjosastro, 2006). (14) Genetalia Pada wanita apakah labia mayora sudah menutupi labiya minora dan pada laki-laki apakah testis sudah turun dalam skrotum. (15) Anus Memeriksa bahwa bayi memiliki anus dan letaknya benar, catat setiap meconium keluar. d) Pemeriksaan refleks menurut Dewi (2010), adalah sebagai berikut : (1) Reflek moro Respon bayi baru lahir dimana bayi akan menggenggam tangan dan jari lebar-lebar, lalu menggembalikan dengan cepat seakan-akan memeluk jika tibatiba dikejutkan oleh suara atau gerakan. (2) Reflek menggenggan (Graps) Reflek yang timbul bila ibu jari diletakan pada telapak tangan bayi, maka bayi akan menutup telapak tanganya. 24 (3) Reflek menghisap (sucking) Respon pada bayi yang timbul apabila ada obyek atau jari di masukan dalam mulut maka bayi akan menghisap obyek atau jari tersebut. (4) Reflek rooting Muncul pada stimulasi taktil pada pipi dan daerah mulut, bayi akan memutar kepala seakan-akan mencari putting susu. (5) Reflek walking Reflek akan timbul jika bayi dalam posisi berdiri aka nada gerakan spontan kaki melangkah ke depan. (6) Reflek menangis Tangisan bayi baru lahir harus kuat dan jernih setiap variasi dari keadaan ini (misalnya tangisan yang lemah ataubernada tinggi/ melengking) merupakan keadaan abnormal. e) Pemeriksaan antopometri (1) Lingkar kepala Diukur menggunakan pita ukur dilakukan dari oksiput kembali ke dahi (Johnson, 2005). Ukuran rata-rata 3237cm (Ladewing, 2006) 25 (2) Lingkar dada Diukur dengan meletakan pita ukur pada tepi terendah scapula dan tarik pita mengelilingi bagian anterior diatas garis puting (Ladewing, 2006). (3) Berat badan Bayi dapat di timbang dalam keadaan telanjang pada saat pakaianya ditinggalkan untuk mandi, berat ratarata bayi normal adalah sekitar 3,5 kg (Dewi, 2010). (4) Panjang badan Diukur dari puncak kepala hingga tumit, ukuran rataratanya 50 cm (Dewi, 2010). f) Eliminasi (1) Urine Bayi baru lahir sebaiknya berkemih dalam 24 jam setelah kelahiran (Dewi, 2010). (2) Mekonium Mekonium berwarna hijau tua akan mulai keluar dalam waktu 24 jam, pengluaran akan berlangsung sampai hari ke 2-3, pada hari ke-4 sampai ke-5 warna tinja menjadi coklat kehijau-hijauan (Dewi, 2010). 3) Data penunjang Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium. 26 Data pendamping pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium karena benjolan pada kepala bayi akan hilang dalam waktu 2-4 hari (Dewi, 2010). b. Langkah kedua : Interprestasi data Dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan, di interprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa masalah yang spesifik, intrprestasi data bayi baru lahir dengan caput succedaneum adalah : 1) Diagnosa kebidanan Diagnosa Kebidanan adalah diagnosa yang ditegakan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Varney, 2007). Diagnosa : Bayi Ny. … umur … jam dengan caput succedaneum. Data Dasar : a) DS : ibu mengatakan bayinya lahir tanggal ….. pukul…. Ibu mengatakan bayinya lahir dengan benjolan di kepala. b) DO : di kepala terdapat benjolan, teraba lunak, berbatas tidak tegas, bersifat oedema (Nursalam, 2008). 27 2) Masalah Tujuan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan pasien secara jelas dan sesingkat mungkin (Nursalam, 2008). Masalah yang terjadi pada bayi dengan caput succedaneum adalah bayi biasanya akan mengalami beberapa ketidaknyamanan dan meskipun perawatan telah diberikan secara normal (Myles, 2009). 3) Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah didapatkan dengan analisa data (Varney, 2007). Menurut Myles (2009), kebutuhan yang diperlukan oleh bayi dengan caput succedaneum adalah memegang atau memakaikan pakaian bayi dengan lembut, pertahankan area caput succedaneum tetap bersih dan kering dan tidak teriritasi. c. Langkah ketiga : Diagnosa potensial Mengidentufikasikan masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian diidentifikasikan. masalah Langkah ini dan diagnosa membutuhkan yang sudah antisipasi, bila kemungkinan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007). 28 Masalah potensial pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum adalah infeksi sekunder bila timbul vesikel atau lecet didaerah sirkular tersebut (Dewi, 2010). d. Langkah keempat : Antisipasi/Tindakan Segera Antisipasi adalah mencerminkan kesinambungan dari proses situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa bayi (Varney, 2007). Antisipasi pada bayi dengan caput succedaneum adalah menjaga kebersihan dan pengeringan kulit yang terluka perlu diperhatikan dan dapat digunakan obat-obat antiseptik lokal (Wiknjosastro, 2006). e. Langkah kelima : Rencana tindakan Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi (Varney, 2007). Rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum menurut Dewi (2010) dan Arief (2009), adalah : 1) Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal 2) Observasi keadaan umum bayi dan vital sign setiap 6 jam per hari. 3) Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup. 29 4) Pertahankan suhu bayi agar tetap hangat dengan meletakan bayi di dalam inkubator. 5) Rawat tali pusat dengan mengganti 2 x sehari setelah mandi menggunakan kassa steril. 6) Cukupi nutrisi bayi dengan pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar. 7) Observasi BAB dan BAK 8) Jaga bayi agar tidak sering diangkat. 9) Beri terapi sesuai anjuran dokter spesialis anak. 10) Berikan konseling pada orang tua, tentang : a) Keadaan trauma yang dialami oleh bayi. b) Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah 2 sampai 4 hari tanpa pengobatan. c) Perawatan bayi sehari-hari. d) Manfaat dan teknik peberian ASI. f. Langkah keenam : Penatalaksanaan Asuhan secara menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan ini biasanya dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagaian dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya. Pelaksanaan asuhan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat (Arief, 2009). 30 g. Langkah ketujuh : Evaluasi Menilai keefektifan dari rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Evaluasi pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum antara lain: 1) Keadaan umum bayi baik. 2) Bayi tampak tenang dan nyaman dalam incubator. 3) Ibu dan keluarga bayi telah mengetahui keadaan bayi dan benjolan pada kepala bayi akan menghilang dalam waktu 2 sampai 4 hari. Data perkembangan Data perkembangan ditulis dalam data perkembangan SOAP, yang merupakan salah satu pendokumentasian yang ada. Menurut Varney (2007), SOAP merupakan singkatan dari : S : Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. O : obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik yang lain dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment (analisa). 31 A : Asesment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi. P : planning Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assement C. LANDASAN HUKUM Seorang bidan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam melakukan asuhan kebidana pada bayi Ny. X dengan caput succedaneum harus berdasarkan : 1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010, Pasal 11, poin c pelayanan kesehatan anak meliputi : c. 2. Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010, Pasal 16 ayat 2 meliputi pelayanan kebidanan kepada anak meliputi : a. Perawatan bayi baru lahir. b. Perawatan tali pusat. c. Perawatan bayi. d. Resusitasi pada bayi baru lahir. e. Pemantauan tumbuh kembang anak. 32 f. Pemberian imunisasi. g. Pemberian penyuluhan. BAB III METODOLOGI A. JENIS STUDI KASUS Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui proses yang terdiri dari unit tunggal. Jenis studi kasus ini merupakan laporan studi kasus dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2007). Pada kasus ini keadaan obyektif pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum yaitu adanya benjolan di kepala bayi berbatas tidak tegas dan berwarna kemerahan. B. Lokasi Studi Kasus Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2007). Studi kasus ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. C. Subyek Studi Kasus Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2007). Subyek pada studi kasus ini adalah Bayi Baru Lahir Bayi Ny. K dengan caput succedaneum. 33 34 D. Waktu studi kasus Waktu studi kasus adalah dilaksanakan pada tanggal yang telah ditentukan sampai waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2007). Studi kasus ini dilaksanakan 23 – 26 April 2013. E. Instrument studi kasus Instrument adalah alat atau fasilitas untuk membantu mendapatkan data (Arikuanto, 2006). Pada kasus ini instumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. F. Teknik pengambilan data Teknik pengambilan data pada klien adalah dengan cara mengambil data primer dan data sekunder : 1. Data primer Data Primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Notoatmodjo, 2007). Data primer diperoleh dengan cara : a. Pemeriksaan fisik Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat tehnik, yaitu diantaranya : 1) Inspeksi Inspeksi merupakan proses observasi yang dilakukan secara sistematis. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan 35 indra penglihatan, pendengaran dan penciuman Dalam kasus ini dilakukan inspeksi pada daerah caput succedaneum untuk mengetahui apakah ada benjolan melewati sutura garis tengah atau tidak dan untuk mengetahui cairan getah bening atau darah (Nursalam, 2007). 2) Palpasi Palpasi adalah tehnik pemeriksaan menggunakan indra peraba. Tangan dan jari adalah instrument yang sensitif. Dalam kasus ini palpasi dilakukan untuk meraba benjolan apakah teraba lembut, lunak atau keras (Arief, 2010). 3) Perkusi Perkusi merupakan tehnik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetukkan jari kebagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian yang kiri dan yang kanan. Pada kasus ini pemeriksaan dilakukan pada daerah abdomen untuk mengetahui apakah bayi kembung atau tidak (Johnson, 2005). 4) Auskultasi Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh 36 tubuh. Dalam kasus ini auskultasi dilakukan untuk memeriksa frekuensi denyut jantung (Johnson, 2005). b. Wawancara Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau peneliti secara lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2005). Dalam kasus ini wawancara dilakukan dengan Ny. X yang mempunyai bayi dengan caput succedaneum di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. c. Observasi Observasi yaitu semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukur dan mencatatnya (Arikunto, 2006). Dalam kasus ini penulis mengkaji data obyektif yaitu pada kasus ini yang diobservasi oleh penulis adalah tanda-tanda vital, benjolan caput succedaneum, intake dan output dan pemberian terapi berdasarkan advis dokter yaitu mengkompres kassa bethadine. 2. Data sekunder Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk 37 mengidentifikasi masalah untuk menegakan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan dan memonitor respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2005). a. Studi dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabl yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambildaricatatanmedisklien di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. b. Studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjukan latar belakang teoritis dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum mengambil dari bukubuku kesehatan tentang bayi baru lahir tahun 2001-2010. G. Alat-alat yang Dibutuhkan Laporan kasus ini menggunakan alat : 1. Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam wawancara (interview) antara lain : a. Format pengkajian pada bayi baru lahir b. Buku tulis c. Alat tulis 38 2. Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan fisik dan observasi (pengamatan) antara lain : a. Stetoskop b. Thermometer c. Timbangan berat badan d. Jam tangan e. Box bayi f. Mid line g. Kainkassasteril 3. Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam laporan kasus ini terdiri dari : a. Buku catatan bayi di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. b. Catatan Rekam Medik Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. c. Format pengkajian pada bayi baru lahir. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Ruang : Dahlia Tanggal masuk : 23 April 2013 No. Register : 27 – 32 – 90 A. Tinjauan Kasus Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 April 2013, pukul 11. 55 WIB 1. Pengkajian Data a. Identitas 1) Identitas Bayi a) Nama Anak : By Ny. K b) Umur : 1 jam c) Tgl./ Jam Lahir : 23 April 2013, pukul 10. 55 WIB d) Jenis Kelamin : Perempuan 2) Identitas Ibu a) Nama : Ny. K b) Umur : 29 tahun c) Agama : Islam d) Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia e) Pendidikan : SLTP f) : IRT Pekerjaan 39 40 g) Alamat : Kodokan RT 2 Rw 5 Papahan, Tasik Madu Identitas Ayah a) Nama : Tn. S b) Umur : 31 tahun c) Agama : Islam d) Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia e) Pendidikan : SMK f) : Swasta Pekerjaan h) Alamat : Kodokan RT 2 Rw 5 Papahan, Tasik Madu b. Anamnesa (Data Subyektif) pada Ibu 1) Riwayat Kehamilan Sekarang a) HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terahir pada tanggal 4 Agustus 2012 b) HPL : 11 Mei 2013 c) Keluhan-keluhan pada Trimester I : Ibu mengatakan pusing dan mual Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan Trimester III : Ibu mengatakan tidak ada keluhan d) ANC Trimester I : 11 kali di bidan secara teratur. : 3 kali saat umur kehamilan 4 minggu, 8 minggu dan 12 minggu. 41 Trimester II : 3 kali saat umur kehamilan 16 minggu, 20 minggu dan 24 minggu. Trimester III : 5 kali saat umur kehamilan 28 minggu, 30 minggu, 32 minggu, 34 minggu dan 36 minggu. e) Penyuluhan yang pernah di dapat Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil oleh bidan. f) Imunisasi TT Ibu mengatakan telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 5 kali. TT 1 : Maret 2011 TT 2 : April 2011 TT 3 : Juni 2011 TT 4 : Juli 2012 TT 5 : 18 Februari 2013 2) Riwayat Kehamilan Ini a) Tempat persalinan : RSUD Karanganyar b) Penolong : Dokter Spesialis Obsgyn. c) Jenis Persalinan : Persalinan spontan normal. d) Komplikasi : kala II lama. e) Plasenta : lahir lengkap 42 f) Lama persalinan (1) Kala I : 18 jam 10 menit (2) Kala II : 5 jam 15 menit (3) Kala III : 15 menit (4) Kala IV : 2 jam 3) Riwayat Penyakit Sistemik a) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah berdebar-debar dan sakit pada dada sebelah kiri. b) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami sakit pada daerah pinggang sebelah kanan maupun kiri. c) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas d) TBC : ibu mengatakan tidak pernah batuk yang lama lebih dari 2 minggu. e) Hepatitis : Terlihat kuning pada kulit, mata dan kuku ibu. f) DM : Ibu mengatakan tidak pernah kencing lebih dari 7 kali pada malam hari. g) Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darah tidak pernah lebih dari 140/ 90 mmHg. h) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang mendadak dan mengeluarkan busa dari mulut. 43 i) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit lainnya. 4) Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti jantung, DM dan tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti hepatitis. 5) Riwayat Keturunan Kembar Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar. 6) Riwayat Operasi Ibu mengatakkan belum pernah menjalani operasi apapun. c. Pemeriksaan Fisik Aspek yang Dinilai Appearance (warna kulit) Pulse (denyut nadi) Grimace (refleks) Table 4. 1 Apgar Score By. Ny. K Nilai 5 menit I 5 menit II 2 2 2 2 1 1 2 Gerakan 1 aktif ekstremit as fleksi Menangis 2 2 2 2 2 1 Seluruh tubuh biru/ putih Tidak ada Badan merah kaki biru < 100 x/ menit Seluruh 2 tubuh kemeraha n ¾ 100 x/ 2 menit Tidak ada Perubah an mimic Ekstrem itas sedikit fleksi Lemah Bersin/ menangis Lumpuh Respiration Tidak 2 Menit 1 0 Activity (tonus otot) Jumlah 44 (usaha bernafas) ada kuat/ keras 8 9 10 Sumber : Status Pasien Bayi Ny. K 1) Pemeriksaan Umum a) Suhu : 36º C b) Pernafasan : 54 x/ menit c) Nadi : 148 x/ menit d) Keaktifan : Aktif 2) Pemeriksaan Fisik Sistematis a) Kepala : Terdapat benjolan, teraba lunak, batas tidak tegas, sutura melewati tulang tengkorak. b) Ubun-ubun : Berdenyut c) Muka : Simetris, tidak pucat dan tidak oedema d) Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih e) Telinga : Simetris, tidak ada serumen yang keluar f) : Tidak ada benjolan, tidak ada nafas cuping Hidung hidung g) Mulut : Tidak ada bibir sumbing (labioskisis dan labio palatokosis) h) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe i) Dada : Simetris, tidak ada retraksi saat bernafas j) Perut : Tidak teraba massa 45 k) Tali pusat : Masih basah, tidak terlihat tanda perdarahan dan infeksi l) Punggung m) Ekstremitas : Tidak ada spina bifida : Jumlah jari lengkap dan warna kulit merah muda n) Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora dan vagina berlubang o) Anus : Ada, berlubang 3) Refleks a) Refleks Moro : Kuat, bayi menggerakan kedua lengan seperti gerakan memeluk saat diberi rangsangan mendadak. b) Refleks Rooting : Kuat, bayi menoleh saat pipinya disentuh. c) Refleks Walking : Kuat, bayi mengangkat tungkai seperti gerakan melangkah jika kakinya menyentuh permukaan yang keras. d) Refleks Grafis : Kuat, kaki akan menekuk jika meletakan kakinya. jari di dasar jari 46 e) Refleks Suching : Kuat, bayi berusaha menghiap jika ada benda yang menyentuh bibirnya. f) Refleks Tonik Neck : Kuat, bila kepala bayi ditorehkan ke satu sisi ekstremitas pada satu sisi akan ekstensi dan jika berlawanan akan fleksi. 4) Antopometri a) Lingkar Kepala : 33 cm b) Lingkar Dada : 34 cm c) LILA : 12 cm d) PB / BB : 49 cm / 3100 gram 5) Eliminasi a) Urine : belum keluar b) Meconium : sudah keluar 30 menit setelah lahir, warna hitam kehijauan. d. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan 2) Pemeriksaan Penunjang Lain : Tidak dilakukan 47 2. Interprestasi Data Tanggal 23 April 2013, a. Pukul 12.25 WIB Diagnosa Kebidanan Bayi baru lahir Ny. K umur 1 jam dengan Caput Succedaneum. Data Dasar 1) Data Subyektif a) Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 23 April 2013 pukul 10.55 WIB. b) Ibu mengatakan bayinya lahir dengan benjolan di kepala. 2) Data Obyektif a) Keadaan umum bayi : Baik b) Suhu : 36º C c) Pernafasan : 54 x/ menit d) Nadi : 148 x/ menit e) Keaktifan : Aktif f) : 3100 gram Berat badan g) Panjang badan : 49 cm h) Lingkar kepala : 33 cm i) Lingkar dada : 34 cm j) LILA : 12 cm k) Kepala : terdapat benjolan, teraba lunak, berbatas tidak tegas, melewti tulang tengkorak sutura 48 b. Masalah Gangguan rasa nyaman akibat dari oedema di kepala bayi. c. Kebutuhan 1) Perawatan Caput Succedaneum 2) Menjaga agar bayi tetap hangat 3) Pencegahan infeksi 3. Diagnosa Potensial Terjadi infeksi sekunder jika terjadi vesikel / lecet di daerah benjolan. 4. Antisipasi/ Tindakan Segera Kolaborasi dengan dokter spesialis anak dengan memberikan terapi kompres kassa bethadine. 5. Rencana Tindakan Tanggal 23 April 2013 Pukul 12.35 WIB a. Observasi keadaan umum dan vital sign bayi setiap 6 jam per hari. b. Kenakan pakaian bayi lalu di bedong dengan kain hangat, lembut dan pertahankan suhu bayi dengan meletakan bayi di dalam inkubator c. Rawat tali pusat dengan mengganti 2 x sehari setelah mandi menggunakan kassa steril. d. Cukupi nutrisi bayi. 49 6. e. Menjaga kebersihan bayi. f. Anjurkan ibu untuk mencoba menyusui bayi. g. Observasi BAB dan BAK. h. Jaga bayi agar tidak sering di angkat. i. Observasi keadaan Caput Succedaneum. j. Beri informasi pada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya. Pelaksanaan Tanggal 23 April 2013 a. Pukul 12.45 WIB Mengobservasi keadaan umum bayi dan vital sign bayi setiap 6 jam per hari. b. Mengenakan pakaian bayi lalu menggedong dengan kain hangat, halus dan mempertahankan suhu bayi dan meletakan bayi di dalam inkubator. c. Merawat tali pusat dan bungkus dengan kassa steril dan mengganti 2 kali sehari setelah mandi. d. Mencukupi nutrisi bayi dengan memberi PASI menggunakan dot sebanyak 60 cc per 3 jam. e. Menjaga kebersihan bayi dengan cara mengganti popok bayi apabila bayi BAB dan BAK. f. Menganjurkan ibu untuk mencoba menyusui bayinya. g. Mengobservasi BAB dan BAK. 50 h. Menjaga bayi agar tidak sering diangkat agar tidak terjadi infeksi di daerah benjolan. i. Beri terapi sesuai advis dokter spesialis anak yaitu kompres bethadine 3 x sehari. j. Mengobservasi keadaan Caput Succedaneum. k. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga agar tidak cemas dengan keadaan benjolan pada kepala bayi karena benjolan tersebut akan menghilang dalam waktu 2 – 4 hari. 7. Evaluasi Tanggal 23 April 2013 a. Pukul 18.35 WIB Pukul 17.50 WIB memeriksa keadaan umum bayi baik, tanda vital : suhu 36,5º C, respirasi 47 x/ menit, nadi 138 x/ menit. b. Pukul 12.00 WIB telah dikenakan pakaian bayi lalu di gedong dengan kain hangat, lembut dan bayi merasa nyaman di dalam inkubator. c. Pukul 12.00 WIB tali pusat telah terbungkus kassa steril. d. Popok bayi telah diganti pada pukul 12.15 WIB dan 16.00 WIB. e. Bayi telah minum PASI dalam dot sebanyak 40 cc pada pukul 15.20 WIB dan pukul 18.15 WIB. f. Bayi telah BAB 1 kali pada pukul 12.15 WIB warna hitam kehijauan dan belum BAK. g. Pukul 15.30 WIB ibu telah mencoba menyusui bayinya. 51 h. Bayi tidak sering diangkat. i. Bayi telah di kompres kassa bethadine 2 kali pada pukul 12.15 WIB dan 16.30 WIB. j. Keadaan Caput Succedaneum berwarna kemerahan, lunak, berbatas tidak tegas. k. Ibu dan keluarga telah mengerti bahwa benjolan bayi akan menghilang dalam waktu 2 – 4 hari. DATA PERKEMBANGAN I Tanggal 24 April 2013 1. Pukul 10.00 WIB Subyektif Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya secara spontan pada tanggal 23 April 2013 pukul 10.55 WIB dengan benjolan di kepala berwarna kemerahan. 2. Obyektif a. Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis. b. Tanda-tanda vital : Nadi = 140 x/ menit, Respirasi = 40 x/ menit, Suhu = 36,8º C c. Berat badan 3100 gram. d. Bayi di dalam inkubator dan sering tidur. e. BAB 2 kali berwarna hijau kehitaman dan konsistensi lembek. f. BAK 6 kali berwarna kuning jernih. 52 g. Kepala masih terdapat caput berwarna kemerahan dan benjolan berkurang sedikit. 3. Assessment Bayi Ny. K umur 2 hari dengan Caput Succedaneum hari ke 2 4. Planning Tanggal 24 April 2013 a. Pukul 10.15 WIB Memomitor keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital setiap 6 jam per hari. b. Mengobservasi benjolan di kepala bayi c. Menjaga kepala bayi tidak sering diangkat-angkat agar benjolan tidak meluas. d. Melakukan perawatan Caput Succedaneum dengan mengompres kassa bethadine 3 x sehari pada daerah Caput Succedaneum. e. Merawat tali pusat dan membungkusnya dengan kassa steril dan menggantinya 2 kali sehari setelah mandi. f. Menjaga personal hygiene bayi dengan mengganti pakaian bila kotor atau basah dan memandikan bayi 2 kali sehari. g. Mencukupi nutrisi bayi dengan memberikan PASI menggunakan dot sebanyak 60 cc per 3 jam. h. Menganjurkan ibu untuk mencoba menyusui bayinya. 53 Evaluasi : Tanggal 24 April 2013 a. Pukul 16.15 WIB Pada pukul 16.00 WIB memeriksa keadaan umum bayi baik dan vital sign bayi : Nadi = 124 x/ menit, Respirasi = 40 x/ menit, Suhu 36,7ºC b. Caput di kepala bayi masih ada dan berwarna kemerahan. c. Bayi tidak sering diangkat. d. Caput Succedaneum sudah di kompres dengan kassa bethadine. e. Pada pukul 16.00 WIB tali pusat bersih dan dalam keadaan basah terbungkus dengan kassa steril. f. Bayi sudah dimandikan pada pukul 06.30 WIB serta diberi pakaian bersih dan kering. g. Bayi telah menghabiskan PASI sebanyak 45 cc melalui dot pada pukul 13.00 WIB dan pukul 16.00 WIB. h. Ibu telah mencoba menyusui bayinya pada pukul 15.30 WIB. DATA PERKEMBANGAN II Tanggal 25 April 2013 1. Pukul 09.00 WIB Subyektif Bidan mengatakan bayi Ny. K minum susunya kuat dan menganjurkan ibu terus menyusui bayinya. 2. Obyektif a. Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis. b. Tanda-tanda vital : Nadi = 140 x/ menit, Respirasi = 50 x/ menit, Suhu = 36,5º C. 54 c. Caput Succedaneum masih ada dan sedikit berkurang dan berwarna kemerahan. 3. d. BAB 2 kali, warna hijau kekuningan dan konsistensi lembek. e. BAK 4 kali, warna kuning jernih. f. Berat badan 3100 gram. g. Bayi sering tidur di dalam box. Assessment Bayi Ny. K umur 3 hari dengan Caput Succedaneum hari ke 3. 4. Planning Tanggal 25 April 2013 a. Pukul 09.10 WIB. Memonitor keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital setiap 6 jam per hari. b. Mengobservasi benjolan di kepala bayi. c. Melakukan perawatan Caput Succedaneum yaitu dengan mengompres kassa bethadine pada daerah Caput Succedaneum. d. Merawat tali pusat dan membungkusnya dengan kassa steril dan menggantinya 2 kali sehari setelah mandi. e. Menjaga personal hygiene bayi dengan mengganti pakaian bila kotor atau basah dan memandikan bayi 2 kali sehari. f. Memberikan nutrisi pada bayi sesering mungkin atau sesuai dengan kebutuhan bayi berupa PASI melalui dot sebanyak 60 cc per 3 jam. g. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya. 55 h. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya sekarang i. Menganjurkan kepada orang tua bayi agar tidak mengangkatangkat bayinya. Evaluasi : Tanggal 25 April 2013 a. Pukul 15.10 WIB Memeriksa keadaan umum dan vital sign bayi pada pukul 15.00 WIB Nadi = 124 x/ menit, Respirasi = 54 x/ menit, Suhu 36,9 ºC b. Caput Succedaneum masih ada dan sudah berkurang dan berwarna kemerahan. c. Caput Succedaneum sudah dibersihkan dan di kompres kassa bethadine pada pukul 12.15 WIB. d. Tali pusat belum kering terbungkus kassa steril dan tidak ada tandatanda infeksi. e. Bayi dimandikan pada pukul 15.00 WIB dan telah mengenakan pakaian bayi bersih dan kering. f. Bayi telah menghabiskan PASI melalui dot sebanyak 35 cc pada pukul 11.45 WIB dan pukul 14.50 WIB. g. Ibu telah menyusui bayinya pada pukul 13.30 WIB. h. Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaan bayinya. i. Bayi tidak sering diangkat. DATA PERKEMBANGAN III Tanggal 26 April 2013 Pukul 07.30 WIB 56 1. Subyektif Ibu mengatakan benjolan di kepala bayinya sudah menghilang dan ibu berencana mau pulang. 2. Obyektif a. Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis. b. Tanda-tanda vital : Nadi = 120 x/ menit, Respirasi = 52 x/ menit, Suhu = 36,5º C. 3. c. Berat badan bayi 3050 gram. d. Caput Succedaneum di kepala bayi telah menghilang. e. BAB 2 kali, warna kuning muda dan konsistensi lembek. f. BAK 6 kali, warna kuning jernih. g. Bayi tampak tenang. Assessment Bayi Ny. K umur 4 hari dengan riwayat Caput Succedaneum hari ke 4 4. Planning Tanggal 26 April 2013 a. Pukul 07.45 WIB Memonitor keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi setiap 6 jam per hari. b. Mengajarkan ibu perawatan tali pusat yaitu membungkusnya dengan kassa steril dan menggantinya 2 kali sehari setelah mandi. c. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar. 57 d. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor dan memandikan bayi 2 kali sehari. e. Menganjurkan ibu untuk rutin memberikan ASI setelah pulang dari rumah sakit. f. Memberi imunisasi Hepatitis Bo dan Polio 1. g. Menganjurkan ibu untuk kontrol tumbuh kembang bayi dan untuk mendapatkan imunisasi 1 minggu lagi yaitu imunisasi BCG. h. Mempersiapkan bayi pulang dan memakaikan pakaian, popok serta mengganti bedong bayi. Evaluasi : Tanggal 26 April 2013 a. Pukul 08.15 WIB. Pada pukul 08.10 WIB memeriksa keadaan umum bayi baik dan vital sign nadi = 120 x/ menit, respirasi = 52 x/ menit, suhu 36,9 ºC dan Caput di kepala bayi sudah menghilang. b. Ibu sudah mengerti cara perawatan tali pusat. c. Ibu sudah paham dan mengerti cara menyusui bayinya dengan benar. d. Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene bayi yaitu mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor dan memandikan bayi 2 kali sehari. e. Ibu bersedia memberikan ASInya secara rutin. f. Pada pukul 09.30 WIB telah diberikan imunisasi Hepatitis Bo dan Polio 1 sudah diberikan. 58 g. Ibu bersedia untuk membawa bayinya kembali ke rumah sakit 1 minggu lagi untuk kontrol tumbuh kembang bayi dan imunisasi selanjutnya yaitu imunisasi BCG. h. Ibu dan bayi pulang pada tanggal 26 April 2013, pukul 12.00 WIB. B. Pembahasan Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan isi dari karya tulis ilmiah, yaitu tinjauan kasus untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Caput Succedaneum di RSUD Karanganyar dan membandingkan teori-teori medis dengan kasus yang ada di lapangan. Pembahasan ini dibuat dari pengkajian sampai evaluasi, yaitu sebagai berikut. 1. Pengkajian Dalam pengumpulan data semua informasi yang lengkap dari sumber yang berkaitan langsung dengan kondisi pasien. Untuk memperoleh data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil pengkajian data yang penulis peroleh pada kasus ini terjadi tanda-tanda sebagai berikut : a. Adanya oedema di kepala berwarna merah. b. Oedema melampaui sela-sela tulang tengkorak. c. Berbatas tidak tegas. 59 Menurut Prawirohardjo (2008), bayi dengan Caput Succedaneum ditandai dengan benjolan terdapat di daerah persentasi lahir, pada perabaan teraba benjolan lunak, berbatas tidak tegas, bersifat oedema, biasanya menghilang 2 – 4 hari tanpa pengobatan khusus. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek. 2. Interprestasi Data Pada langkah interprestasi data ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pasien. Di dalam teori data dasar yang dikumpulkan diinterprestasikan ke dalam diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Dari pengkajian data yang dilakukan maka dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu bayi baru lahir Ny. K umur 1 jam dengan Caput Succedaneum. Hal tersebut berdasarkan data yang mendukung yaitu dengan data dasar ibu mengatakan pada kepala bayi terdapat benjolan. Sedangkan pada pemeriksaan didapatkan benjolan lunak dengan batas tidak tegas. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa Caput Succedaneum adalah pembengkakan kepala janin selama persalinan, biasanya disebabkan karena tekanan dari serviks dan lebih sering jika membrane telah rupture (Champam, 2006). Masalah yang timbul yaitu bayi biasanya akan mengalami beberapa ketidaknyamanan meskipun perawatan telah diberikan secara normal, sedangkan kebutuhannya adalah memegang atau memakaikan 60 bayi dengan lembut, pertahankan area Caput Succedaneum tetap bersih dan kering dan tidak teriritasi sesuai dengan teori Myles (2009). Dalam studi kasus ini masalah yang timbul adalah gangguan rasa nyaman akibat dari oedema di kepala bayi. Kebutuhannya meliputi perawatan Caput Succedaneum, menjaga bayi agar tetap hangat dan pencegahan infeksi. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek. 3. Diagnosa Potensial Diagnosa potensial pada bayi baru lahir dengan Caput Succedaneum adalah potensial terjadi infeksi sekunder jika timbul vesikel atau lecet pada daerah sirkuler (Dewi, 2010). Dalam kasus ini diagnosa potensial tidak terjadi infeksi sekunder, karena sudah diantisipasi dengan mengopres kassa bethadine tidak terjadi infeksi sekunder. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan adannya kesenjangan antara teori dan praktek. 4. Antisipasi/ Tindakan Segera Antisipasi masalah mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan, di dalam teori antisipasi yaitu mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan bertindak segera untuk kepentingan dan keselamatan jiwa. Dalam kasus ini dilaksanakan tindakan antisipasi pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum yaitu kolaborasi dengan dokter spesialis anak dengan memberikan terapi mengompres kassa bethadine. 61 Menurut Wiknjosastro (2006), tindakan antisipasi pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum adalah menjaga kebersihan dan pengeringan kulit yang terluka perlu diperhatikan dan dapat digunakan obat-obatan antiseptik lokal. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek. 5. Rencana Tindakan Setelah diagnosa kebidanan ditetapkan, penulis menyusun rencana tindakan sesuai dengan data yang diperoleh. Rencana tindakan yang dibuat untuk bayi Ny. K adalah dirawat seperti pada perawatan bayi normal, diawasi keadaan umum bayi, lingkungan harus dalam keadaan baik, cukup ventilasi, masuk sinar matahari, pemberian ASI yang adekuat, mencegah terjadinya infeksi, memberikan penyuluhan pada orang tua tentang keadaan trauma bayi, perawatan sehari-hari, manfaat dan cara pemberian ASI (Arief, 2009). Menurut Wikjokosastro (2006), perlu diperhatikan dan dapat digunakan obat-obatan antiseptik lokal untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya infiksi sekunder. Rencana tindakan dalam kasus ini meliputi observasi keadaan umum dan vital sign bayi setiap 6 jam per hari, kenakan pakaian bayi lalu di bedong dengan kain hangat, lembut dan pertahankan suhu bayi dengan meletakan bayi di dalam inkubator, rawat tali pusat, jaga kebersihan bayi, cukupi nutrisi bayi, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya, observasi BAB dan BAK, jaga agar bayi tidak sering diangkat dan beri terapi sesuai advis dokter spesialis anak untuk menghindari terjadinya infeksi 62 sekunder, observasi keadaan caput succedaneum serta beri informasi tentang keadaan bayi, menjaga kebersihan bayi. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik. 6. Pelaksanaan Pelaksanaan pada kasus ini dilakukan berdasarkan perencanaan secara menyeluruh yang telah dibuat. Pelaksanan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum disesuaikan dengan rencana tindakan di dalam teori dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek sehingga tidak menimbulkan komplikasi pada bayi. Pelaksanaan ini ditekankan pada perawatan dan memonitor keadaan caput succedaneum yang sudah menghilang. 7. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terahir untuk menilai keefektifan dari rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah yang benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa. Evaluasi diperoleh dari keseluruhan asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap pasien yaitu bayi baru lahir dengan caput succedaneum yang setelah dilaksanakan asuhan kebidanan selama 4 hari di RSUD Karanganyar maka evaluasi yang didapat adalah caput succedaneum menghilang selama 4 hari perawatan, keadaan umum bayi baik, bayi tampak tenang dan nyaman, tali pusat kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi, kebutuhan nutrisi sudah terpenuhi, pada hari ke-4 berat badan bayi 3050 gram mengalami 63 penurunan 50 gram. Menurut Farrer (2001), kehilangan berat badan sampai 10% selama 2 – 4 hari pertama merupakan keadaan normal disebabkan karena pengluaran meconium dan urine, dan berat badan tersebut akan naik kembali pada hari ke 10 sampai ke- 14. Menurut Dewi (2010), caput succedaneum akan menghilang dengan sendirinya setelah 2 – 4 hari tanpa pengobatan. Pada data di atas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada asuhan kebidanan pada Bayi Ny. K dengan caput succedaneum di Ruang Dahlia di RSUD Karanganyar, maka penulis mampu mengambil kesimpulan yaitu : 1. Pengkajian telah dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data menurut lembar format yang telah tersedia melalui teknik wawancara dan observasi sistemik. Berdasarkan hasil pengkajian data yang penulis peroleh pada kasus bayi Ny. K terdapat tanda-tanda sebagai berikut: Adannya oedema di kepala berwarna merah, oedema melampaui selasela tulang tengkorak dan berbatas tidak tegas, berdasarkan data tersebut maka bisa dikatakan bahwa bayi tersebut lahir dengan caput succedaneum. 2. Interprestasi data didapatkan diagnosa kebidanan yang tepat, yaitu bayi baru lahir Ny. K dengan caput succedaneum. Masalah yang muncul pada bayi baru lahir Ny. K adalah gangguan rasa nyaman akibat oedema di kepala bayi. 3. Diagnosa potensial pada bayi Ny. K adalah terjadi infeksi sekunder, karena sudah diantisipasi dengan cara mengompres caput succedaneum 64 65 dengan kassa bethadine sehingga tidak terjadi infeksi sekunder, dan tidak ada data yang mengarah terjadinya infeksi sekunder. 4. Antisipasi pada bayi Ny. K dengan caput succedaneum mengompres caput succedaneum dengan kassa bethadine. 5. Perencanaan pada kasus ini adalah observasi keadaan umum dan vital sign bayi setiap 6 jam per hari, pertahankan suhu bayi, rawat tali pusat, cukupi nutrisi bayi, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya, observasi BAB dan BAK, jaga bayi agar tidak sering diangkat dan beri terapi sesuai advis dokter sepesialis anak, observasi keadaan caput succedaneum serta beri informasi tentang keadaan bayi. 6. Pelaksanaan pada bayi Ny. K dengan caput succedaneum adalah dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan. 7. Evaluasi dari studi kasus ini adalah caput succedaneum menghilang selama 4 hari perawatan, keadaan umum baik, bayi tampak tenangdan nyaman, tali pusat kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi, kebutuhan nutrisi sudah terpenuhi, pada hari ke-4 berat badan bayi menjadi 3050 gram mengalami penurunan 50 gram. 8. Pada kasus ini bayi Ny. K tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dikarenakan pasien telah mendapatkan perawatan dan antisipasi yang baik. 66 B. Saran Dari kesimpulan di atas, maka perkenankanlah penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Dapat meningkatkan ilmu yang diperoleh kedalam situasi nyata dan ilmu pengetahuan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum dan lebih terbuka dalam menerima teori baru. 2. Bagi Bidan Dalam memberikan perawatan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum hendaknya memperhatikan pentingnya penerapan konsep asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan sesuai dengan kondisi pasien. 3. Rumah Sakit Disarankan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum secara optimal melalui penanganan segera setelah bayi lahir. 4. Bagi Institusi Diharapkan dapat meningkatkan ilmu-ilmu dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya dalam mengatasi caput succedaneum. 67 5. Bagi Pasien Ibu diharapkan dapat merawat bayinya sendiri di rumah, setelah diberikan penyuluhan oleh bidan mengenai perawatan bayi sehari-hari. 68 DAFTAR PUSTAKA Ajeng, Putri. 2011. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. E umur 6 jam dengan caput succedaneum di RSUD Assalam Gemolong. DIII Kebidanan Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah. Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineke Cipta. Arief, ZR. 2009. Neonatus dan ASuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika. Arwin. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. DepKes RI. 2007. AKI dan AKB Nasional 2007. http://SDKI2007.AKIdanAKBIndonesia.com. Diakses 7 November 2012. . 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI Jakarta. . 2010. Upaya Penurunan AKI dan AKB SDKI 2010. http://AKIdanAKBIndoneia2010.com. Diakses 7 November 2012. Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika. DinKes Jawa Tengah. 2010. Angka Kematian bayi dan balita http://www.profilkesehatanjawatengah.com. Diakses 7 November 2012. Indriyani, 2011. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. R Dengan Caput Succedaneum di Ruang Catleya Bayi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, DIII Kebidana Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah. Ladewing, P. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC. Makrum, A, H. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Myles, 2009. Buku Ajar BIdan. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta. Nursalam, dkk. 2008. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Eko, P. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : ECG. 69 Prawirohardjo, S. 2008, Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP. Prihardjo. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Riwidikdo, Handoko. 2010. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Johnson, R. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta : EGC. Saifuddin, A.B.. 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : Bina Pustaka. . 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : Bina Pustaka. Varney, Helen. 2007. Varney Midwifery. Jakarta : EGC. Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Yuliyanti, L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV Trans Info Medi.