pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba melalui

advertisement
Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,.....
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA
MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL
(Studi Pada Perusahaan Lq-45 yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Agung Wicaksono
ABSTRACT
Politeknik Negeri Madiun
This study aims to examine the effect of information asymmetry
Email: [email protected]
on earnings management through real activities manipulation.
Real activities manipulation was abserved through cash flow from
operations. Companies included in LQ-45 Index from from 2009
Informasi Artikel
to 2011 used as sample. Data was obtained from Indonesia Capital
Riwayat Artikel
Diterima tanggal 26 Februari 2015 Market Directory of Investment Galery of Janabadra University.
Results from multiple regression analysis shows that information
Direvisi tanggal 14 Maret 2015
asymmetry are positive significant for real activities manipulation
Disetujui tanggal 18 Mei 2015
through cash flow from operations. The results are consistent
with Richardson (1998), Roychoduwury (2006), Rahmawati et.al
Klasifikasi JEL
(2006) Deng and Ong (2013), and Lasdi (2013).
M41
Kata Kunci
Asimetri Informasi
Manajemen Laba
Manipulasi Aktivitas Riel
Arus Kas dari Operasi
Teori Keagenan
DOI
10.17970/jrem.15.150107.ID
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh asimetri informasi
terhadap manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riel.
Manipulasi aktivitas riel diamati melalui arus kas operasi. Sampel
yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung
dalam Indeks LQ-45 dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Data
diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory of Investement.
Hasil dari analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
asimetri informasi berpengaruh secara positif signifikan terhadap
manipulasi aktivitas riel melalui arus kas operasi. Hasil penelitian
ini konsisten dengan temuan Richardson (1998), Roychoduwury
(2006), Rahmawati et.al (2006) Deng and Ong (2013), dan Lasdi
(2013).
PENDAHULUAN
Manajer merupakan orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan.
Dibanding dengan pemegang saham, manajer harus mengetahui lebih banyak informasi
yang bermanfaat untuk kelangsungan perusahaan, baik informasi internal maupun prospek perusahaan di masa depan. Hal ini karena,
manajer berkewajiban untuk memberikan informasi tentang kondisi perusahaan kepada
para pemegang saham. Informasi yang disampaikan oleh manajer mungkin tidak sesuai
dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya
karena manajer cenderung untuk melaporkan
sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya. Keadaan yang seperti ini dikenal dengan asimetri
informasi (information asymmetry). Keadaan
ini dapat memberikan kesempatan kepada
manajer untuk melakukan praktik manajemen
laba (Richardson, 1998).
Manajer cenderung melakukan manajemen
laba dengan mengendalikan transaksi akrual,
yaitu transaksi yang tidak mempengaruhi aliran kas (Aflatooni dan Mokarami, 2013). Transaksi akrual merupakan transaksi yang tidak
mempengaruhi aliran kas masuk (cash inflow)
dan aliran kas keluar (cash outflow). Akuntansi akrual terdiri dari discretionary accruals
84
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
(DA) dan nondiscretionary accruals (NDA).
Discretionary accruals(DA) merupakan akrual
yang ditentukan manajemen(management determined). Manajer dapat memilih kebijakan
dalam hal metoda dan estimasi akuntansi.
Nondiscretionary accruals (NDA) merupakan
akrual yang ditentukan berdasar kondisi ekonomi (Yan, 2006).
Adanya asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Richardson
(1998) berpendapat bahwa terdapat hubungan
yang sistematis antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk
menyajikan informasi yang tidak sebenarnya,
terutama jika informasi tersebut berkaitan
dengan pengukuran kinerja manajer. Kualitas
laporan keuangan akan mencerminkan tingkat
manajemen laba.Teori keagenan (Agency Theory) mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dengan pemilik (dalam hal ini adalah pemegang saham)
sebagai prinsipal. Asimetri informasi muncul
ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang
akan datang dibandingkan dengan pemegang
saham dan stakeholder lainnya (Rahmawati,2012:5).
Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmawati dkk, (2006) yang meneliti pengaruh
asimetri informasi terhadap praktik manajemen
laba pada perusahaan perbankan di BEI. Hasil penelitian Rahmawati dkk, (2006) adalah
variabel independen asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel
dependen manajemen laba. Penelitian Liu dan
Lu (2007) tentang hubungan antara manajemen
laba dan tata kelola perusahaan di Cina dengan
memperkenalkan perspektif tunneling. Secara
empiris, hasil menunjukkan bahwa perusahaan
dengan tingkat yang lebih tinggi tata kelola perusahaan memiliki tingkat manajemen laba.
Wright (2006) mengembangkan penelitian
dari Leuz et al. (2003) dengan memeriksa ke-
Volume 15, No. 1, Januari – Juni
(Semester I) 2015,
Halaman 84-101
jadian manajemen laba di negara-negara yang
tingkat perlindungan investor diberikan oleh
lingkungan hukum yang tinggi. Sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan swasta di
negara Inggris dan Amerika dalam pembelian
manajemen (MBO) sehingga berfokus pada
situasi epitomizing konflik antara orang dalam
perusahaan dan pemegang saham luar. Hasil
penelitian mengidentifikasi sejumlah perbedaan dalam tata kelola perusahaan kedua negara
dapat mempengaruhi manajemen laba. Secara
keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan antara manajer di
Inggris dengan AS dalam mengelola pendapatan sebelum MBO. Manajer perusahaan di AS
lebih agresif dari pada manajer perusahaan di
Inggris.
Manajemen laba dapat dilakukan dengan
cara manipulasi akrual murni (pure accrual),
yaitu dengan discretionary accrual yang tidak
memiliki pengaruh terhadap arus kas secara
langsung yang disebut dengan manipulasi akrual (Roychowdhury, 2006). Manajemen akrual
dilakukan pada akhir periode, ketika manajer
mengetahui laba sebelum direkayasa sehingga
dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang
diperlukan agar target laba tercapai. Namun,
manipulasi akrual dibatasi oleh GAAP dan
manipulasi akrual di tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, manipulasi ini dapat terdeteksi oleh
auditor, investor ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham dan
menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum.
Oleh karena itu, terdapat cara lain yang sering
dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba
yaitu dengan memanipulasi aktivitas riil (real
activities manipulation). Manipulasi ini terjadi
selama periode akuntansi dengan tujuan spesifik, yaitu memenuhi target laba tertentu, menghindari kerugian, dan mencapai target analyst
forecast. Hasil penelitian Arianie dan Rahmawati (2010) mengindikasikan bahwa perusahaan yang diteliti melakukan manipulasi aktivitas
riil melalui biaya produksi. Penelitian ini membahas pada praktek manipulasi aktivitas riil
85
Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,.....
melalui arus kas kegiatan operasi karena memiliki kecerunderungan sering dilakukan oleh
perusahaan untuk melakukan manajemen laba
(Roychowdhury, 2006: Oktorina, 2008, Lasdi,
2013).
persetujuan bersama. Salno dan Baridwan
(2000) menyatakan bahwa penjelasan tentang
konsep manajemen laba tidak terlepas dari
teori keagenan (agency theory). Teori keagenan
menyatakan bahwa praktik manajemen laba
dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara
manajemen (agent) dan pemilik (principal)
yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai dan mempertahankan tingkat
kemakmuran yang dikehendakinya.
Hal ini yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
principal dan agent (Nasution dan Doddy,
2007). Ketidakseimbangan informasi ini yang
disebut dengan asimetri informasi. Adanya
asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri
informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Asimetri informasi dan konflik
kepentingan yang terjadi antara principal dan
agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan
dengan pengukuran kinerja agent. Hal ini memacu agent untuk memikirkan angka akuntansi
tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk
memaksimalkan kepentingannya. Satu diantara
bentuk tindakan agent tersebut disebut sebagai
earnings management (Richardson, 1998).
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Rerangka Teoritis
1. Agency Theory
Teori keagenan berusaha menjawab masalah
keagenanan yang terjadi apabila pihak-pihak
yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan
pembagian kerja yang berbeda. Dalam hukum,
seorang agen adalah seseorang yang dipekerjakan untuk mewakili kepentingan orang lain.
Agency theory menaruh perusahaan itu sebagai Nexus (persimpangan) hubungan agensi
dan mencari untuk memahami perilaku organisasional dengan memeriksa kelompok pada
hubungan agensi diantara perusahaan memaksimalkan kepentingannya sendiri (Wolk dan
Tearney, 2008).
Konflik kepentingan yang disebabkan oleh
kemungkinan agen yang tidak selalu bertindak
sesuai dengan kepentingan prinsipal memicu
terjadinya biaya keagenan. Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan ada tiga jenis biaya
keagenan. Dalam beberapa situasi tertentu, agen
memungkinkan untuk membelanjakan sumber
daya perusahaan ( biaya bonding / bonding cost
) untuk menjamin bahwa agen tidak merugikan
prinsipal atau untuk meyakinkan bahwa prinsipal akan memberikan kompensasi apabila dia
benar-benar melakukan tindakan tersebut.
Namun, masih bisa terjadi divergensi antara
keputusan-keputusan agen dengan keputusankeputusan yang dapat memaksimalkan kesejahteraan agen.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak yang terjadi antara manajer
(agent) dengan pemilik perusahaan (principal). Wewenang dan tanggung jawab agent
dan principal diatur dalam kontrak kerja atas
2. Asimetri Informasi
Laporan keuangan dibuat untuk digunakan oleh
berbagai pihak, termasuk pihak internal perusahaan itu sendiri seperti manajer, karyawan, serikat buruh, dan lainnya. Satu diantara kendala
yang akan muncul antara agent dan principal
adalah adanya asimetri informasi (information
asymmetry). Asimetri informasi adalah suatu
keadaan dimana agent mempunyai lebih banyak informasi tentang perusahaan dan prospek
dimasa yang akan datang dibandingkan dengan
principal. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada agent menggunakan informasi yang
86
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan
keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya. Asimetri informasi ini
mengakibatkan terjadinya moral hazard, yaitu
usaha manajemen untuk melakukan earnings
management(Rahmawati dkk, 2006).
Menurut Scott (2009), terdapat dua macam asimetri informasi. Pertama, adverse selection, bahwa para manajer dan orang-orang
dalam lainnya lebih banyak mengetahui tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan pihak luar. Terdapat fakta-fakta yang
tidak disampaikan kepada principal. Kedua,
moral hazard, yaitu kegiatan yang dilakukan
oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh investor (pemegang saham, kreditor)
sehingga manajer dapat melakukan tindakan
yang melanggar kontrak di luar pengetahuan
pemegang saham. Secara etika atau norma, hal
tersebut tidak layak dilakukan.
Volume 15, No. 1, Januari – Juni
(Semester I) 2015,
Halaman 84-101
hingga aktivitas yang mereka lakukan dipengaruhi oleh informasi yang diterima baik secara
langsung (laporanpublik) maupun tidak langsung (insider trading). Jadi, asimetri informasi
yang terjadi antara dealer dan pedagang terinformasi tercermin pada spread yang ditentukannya (Komalasari, 2001).
Pembahasan lebih lanjut mengenai spread
dikemukakan oleh Cohen dkk (1986) dalam
Widyaningdyah (2001) menekankan bahwa riset mengenai kos transaksi/kos kesegeraan (immediacy cost) harus membedakan antara spread
dealer dan spread pasar. Ia menjelaskan bahwa
spread dealer untuk suatu saham merupakan
perbedaan harga bid dan ask yang ditentukan
oleh dealer secara individual ketika ia hendak
menjual saham tersebut. Spread pasar untuk
suatu saham merupakan perbedaan harga bid
tertinggi dan ask terendah diantara beberapa
dealer yang sama-sama melakukan transaksi
untuk saham tersebut.
3. Teori Bid-ask Spread
Jika investor ingin membeli atau menjual suatu
saham atau sekuritas lain di pasar modal maka
biasanya melakukan transaksi melalui broker/
dealer yang memiliki spesialisasi dalam suatu
sekuritas. Jika investor ingin membeli suatu
sekuritas maka Broker/dealer ini akan menjual
pada investor dengan harga ask. Jika investor
sudah mempunyai suatu sekuritas dan ingin
menjualnya maka broker /dealer ini akan membeli sekuritas dengan harga bid. Perbedaan antara harga bid dan harga ask ini adalah spread.
Jadi, bid-ask spread merupakan selisih antara
harga beli tertinggi yang broker/dealer bersedia untuk membeli saham dan harga jual yang
broker/dealer bersedia untuk menjual saham
tersebut.
Penggunaan bid-ask spread sebagai proksi
dari asimetri informasi menurut Komalasari
(2001) karena dalam mekanisme pasar modal,
pelaku pasar modal juga menghadapi masalah
keagenan. Partisipan pasar saling berinteraksi
di pasar modal untuk mewujudkan tujuannya,
yaitu membeli atau menjual sekuritasnya se-
4. Manajemen Laba
Schipper (1989) dalam Chen et al. (2012) menyatakan definisi manajemen laba adalah suatu
intervensi yang memiliki tujuan tertentu dalam
proses pelaporan keuangan eksternal untuk
mendapatkan keuntungan yang sifatnya pribadi. Manajemen laba akan membuat laba tidak
sesuai dengan realitas ekonomi yang ada sehingga kualitas laba yang dilaporkan menjadi
rendah. Laba yang disajikan terkadang tidak
mencerminkan realitas ekonomi, tetapi lebih
karena keinginan manajemen untuk memperlihatkan kinerjanya baik.
Scott (2009) mengemukakan beberapa
motivasi terjadinya manajemen laba. Pertama,
Bonus Purposes, manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistic untuk melakukan
manajemen laba dengan memaksimalkan laba
saat ini. Kedua, The Debt Covenant Hypotesis,
manajemen akan berusaha untuk meningkatkan
laba agar tidak melangar perjanjian kredityang
telah dilakukan serta demi menjaga nama baik
87
Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,.....
dan reputasi mereka. Ketiga, Political Motivations, yaitu manajemen laba digunakan untuk
mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan
publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat. 4) Taxation
Motivations, yaitu motivasi penghematan pajak
menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. 5) Pergantian CEO, yaitu CEO yang
mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus
mereka. 6) Initital Public Offering (IPO), yaitu
perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar. Hal ini menyebabkan manajer
perusahaan yang akan go public melakukan
manajemen laba dalam prospektus mereka untuk dapat menaikkan harga saham perusahaan.
rusahaan walaupun manajer mencapai sasaran
pelaporan. Manajer yang terlibat manajemen
laba mementingkan keuntungan pribadi untuk
mencapai sasaran pelaporan karena mereka
bertindak sebagai agent.
6. Arus Kas
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenueproducing activities) dan aktivitas lain yang bukan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Kas dan setara kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan perusahaan
dapat menghasilkan kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh
karena itu, arus kas pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih.
5. Manajemen Laba Melalui Manipulasi
Aktivitas Riil
Manajemen laba melalui aktivitas riil dapat
dideteksi melalui arus kas operasi, biaya diskresioner, dan biaya produksi. Roychowdury
(2006) memberikan bukti bahwa manajer
melakukan manipulasi melalui aktivitas riil
dengan memberikan potongan harga untuk meningkatkan penjualan, mengurangi kos barang
yang terjual melalui peningkatan persediaan,
dan mengurangi biaya diskresioner untuk meningkatkan laba yang dilaporkan. Dechow dan
Sloan (1996) dalam Lasdi (2013) menemukan
bahwa manajer mengurangi biaya riset dan
pengembangan pada akhir masa jabatan untuk
meningkatkan laba jangka pendek.
Roychowdhury (2006) mengatakan bahwa
manajemen laba melalui manipulasi aktivitas
riil adalah berpindahnya pengelolaan laba dari
praktik operasi normal ke praktik operasi tidak normal. Hal ini dimotivasi oleh keinginan
manajer untuk menipu beberapa stakeholders
agar percaya terhadap laporan keuangan yang
dibuat atas dasar operasi normal. Perpindahan
dari praktik operasi normal ke tidak normal tidak memberikan kontribusi terhadap nilai pe-
Pengembangan Hipotesis
Penelitian tentang hubungan asimetri informasi dengan manajemen laba dilakukan oleh
Rahmawati dkk. (2006) menggunakan sampel
bank publik yang terdaftar di BEJ dari tahun
2000-2004. Hasil penelitian ini adalah variabel
independen asimetri informasi memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap variabel
dependen manajemen laba.
Penelitian Liu dan Lu (2007) tentang
hubungan antara manajemen laba dan tata kelola perusahaan di Cina dengan memperkenalkan perspektif tunneling menunjukkan bahwa
secara empiris perusahaan dengan tingkat yang
lebih tinggi tata kelola perusahaan memiliki
tingkat manajemen laba.
Charlotte et al (2006) mengembangkan penelitian dari Leuz et al. (2003) dengan
memeriksa kejadian manajemen laba di negara-negara yang tingkat perlindungan investor
diberikan oleh lingkungan hukum yang tinggi.
88
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
swasta di negara Inggris dan Amerika dalam
pembelian manajemen (MBO) sehingga berfokus pada situasi epitomizing konflik antara
orang dalam perusahaan dan pemegang saham
luar. Hasil penelitian mengidentifikasi sejumlah perbedaan dalam tata kelola perusahaan
antara kedua negara yang dapat mempengaruhi manajemen laba. Secara keseluruhan, hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara manajer di Inggris dan
di AS dalam mengelola pendapatan sebelum
MBO. Manajer perusahaan di AS lebih agresif
daripada manajer perusahaan di Inggris.
Penelitian Chen (2005) meneliti tentang
hubungan Corporate Governance dengan
manajemen laba setelah adanya Corporate
Governance Best-Practice Principles pada perusahaan yang terdaftar di Taiwan Stock Exchange dan GreTai Securities Market dengan
manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa INBD (Independen Director On
Board), INSR (Independent Supervisors On
Supervisory Board) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba (discritionary accrual).
Richardson (1998) meneliti hubungan
asimetri informasi dan manajemen laba pada
semua perusahaan yang terdaftar di New York
Stock Exchange (NYSE) periode akhir Juni selama 1988-1992. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat hubungan yang sistematis antara magnitut asimetri informasi dan tingkat manajemen
laba. Fleksibilitas manajemen untuk memanajemenkan laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi
pihak luar. Kualitas laporan keuangan akan
mencerminkan tingkat manajemen laba.
Dalam model analitis manajemen laba,
Wright et al (2006) yakin bahwa asimetri informasi sebagai keadaan untuk manajemen laba.
Wright et al (2006) berasumsi terdapat tumpang
tindih di dalam pemilik. Selling shareholders
menginstruksikan manajemen untuk mengikuti
beberapa strategi manajemen laba untuk menciptakan impress yang menguntungkan dalam
Volume 15, No. 1, Januari – Juni
(Semester I) 2015,
Halaman 84-101
grup pembelian. Dalam model ini, manajer
mengetahui sesuatu tentang earnings yang pemegang saham tidak mengetahuinya. Diasumsikan proprietory cost dari pengungkapan, peraturan akuntansi dan institusi lain dan pemaksaan kontrak mengusulkan terdapat hambatan
komunikasi antara manajemen dan pemegang
saham.
Asimetri informasi tidak terjadi sepanjang waktu karena bentuk informasi yang terhalang tidak dapat dieliminasi oleh perubahan perjanjian kontrak. Veronica dan Bachtiar
(2004) melakukan penelitian mengenai pengaruh manajemen laba terhadap Good Corporate
Governance dan asimetri informasi pada semua
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kecuali perusahaan yang bergerak
di bidang keuangan, telekomunikasi, serta perusahaan real estate dan property. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asimetri informasi
berpengaruh positif dan signifikan dengan
manajemen laba. Namun, variabel Corporate
Governance (kepemilikan institusional, kualitasaudit, dan proporsi komisaris independen)
tidak berpengaruh signifikan dengan manajemen laba. Hanya variabel komite audit yang
menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Veronica dan Siddharta (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh struktur
kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek
Corporate Governance terhadap pengelolaan
laba (Earnings Management) dengan sampel
144 perusahaan pada periode non krisis (19951996, 1999-2002). Hasil penelitan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan kepemilikan
keluarga memiliki pengaruh terhadap besaran
pengelolaan laba. Variabel kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris dan keberadaan komite audit tidak memiliki pengaruh
terhadap praktik manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Ujiyanto
dan Bambang (2007) menggunakan sampel
pada 30 perusahaan di sektor manufaktur dari
tahun 2001-2004. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) kepemilikan institu89
Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,.....
sional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, (2) kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap
manajemen laba, (3) proporsi dewan komisaris
independen berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, dan (4) jumlah dewan
komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Awais dan Wang (2011) meneliti tentang karekteristik corporate governace dengan manajemen laba dan proxy manajemen
laba adalah akrual normal modal kerja dengan menggunakan model modifikasi Jones
untuk menghitung diskresionerakrual (DAC)
pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Shanghai dan Shenzhen bursa saham, Cina.
Hasil menunjukkan bahwa karakteristik tata
kelola perusahaan memainkan peran penting
dalam mengurangi manajemen laba. Dari penelitian ini ditemukan hasil positif dan signifikan
hubungan antara manajemen laba. Ada perbedaan karakteristik tata kelola perusahaan seperti
dualitas CEO, rapat dewan, direksi perempuan,
dan konsentrasi kepemilikan. Dari penelitan ini
tidak ditemukan bukti hubungan antara ukuran
dewan direksi, kepemilikan saham direktur,
dan proporsi direksi independen dengan DAC
serta antara kehadiran audit komite dan DAC.
Rahmawati dkk, (2006) menggunakan
ukuran perusahaan sebagai variabel control.
Berdasarkan hasil regresi antara variabel dependen manajemen laba dengan masing-masing variabel kontrol didapatkan hasil bahwa
variabel SIZE (ukuran perusahaan) tidak mampu menjadi variabel kontrol karena R2 ukuran
perusahaan lebih besar daripada R2 asimetri
informasi yaitu sebesar 0.183306 < 0.267580.
Penelitian ini merupakan replikasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dkk.
(2006). Berdasarkan saran dari Rahmawati,
dkk. (2006) dengan menjadikan variabel kontrol ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Penelitian tersebut menjadi motivasi
bagi penulis untuk melakukan penelitian yang
terkait dengan asimetri informasi, ukuran peru-
sahaan dan manajemen laba.
Penelitian Awais dan Wang (2011) bertujuan untuk mengetahui karakteristik efisiensi
tata kelola perusahaan dalam mengurangi
manajemen laba antara perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di Shanghai dan Shenzhen bursa
saham, Cina. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik tata kelola perusahaan memainkan peran penting dalam mengurangi manajemen laba.
Dari penelitian ini ditemukan hasil positif dan
signifikan hubungan antara manajemen laba
dan ada perbedaan karakteristik tata kelola perusahaan seperti dualitas CEO, rapat dewan, direksi perempuan dan konsentrasi kepemilikan.
Tidak ditemukan bukti hubungan antara ukuran
dewan direksi, kepemilikan saham direktur, dan
proporsi direksi independen dengan DAC serta
antara kehadiran audit komite dan DAC. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Leverage dan ROA yang signifikan
mempengaruhi variabel dependen yaitu Discretionary Accruals. Penelitian tersebut menjadi
motivasi bagi penulis untuk dijadikan sebagai
variabel kontrol dalam penelitian ini.
Penelitian ini juga berfokus mengenai
manajemen laba yang dilakukan melalui manipulasi aktivitas riil. Hal ini karena manipulasi aktivitas riil berdampak pada laporan
arus kas sehingga dapat diketahui perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil atau
tidak melalui laporan arus kas. Roychowdhury (2006) menyatakan bahwa arus kas yang
terkena dampak dari manipulasi aktivitas riil
adalah arus kas kegiatan operasi. Manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi
dalam penelitian ini dijadikan indikasi bahwa
dalam perusahaan terdapat perilaku perilaku
yang menyimpang dalam penyusunan laporan
keuangan.
1. Kerangka Pemikiran
Teori keagenan (agency theory) memiliki
asumsi bahwa masing-masing individu sematamata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri
sehingga menimbulkan konflik kepentingan an90
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
tara principal dan agent. Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk
memaksimalkan kesejahteraan dirinya dengan
profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer
sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomidan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupunkontrak kompensasi.
Manajer memiliki dorongan untuk memilih
dan menerapkan metode akuntansi yang dapat
memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal.
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan ketika manajer memiliki akses informasi
atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki
oleh pihak luar perusahaan. Adanya asimetri informasi memungkinkan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Keberadaan
asimetri informasi dianggap sebagai penyebab
manajemen laba. Perusahaan yang melakukan
takeover cenderung memilih metode depresiasi
dan metode pencatatan persediaan yang dapat
meningkatkan laba akuntansi (Scott, 2009).
Asimetri informasi,kinerja masa kini dan masa
depan, faktor leverage, ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan pada manajemen laba
(Halim, dkk., 2005).
Selain asimetri informasi, ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi
manajemen laba. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan menurut berbagai
cara, antara lain log total aktiva (Nasution dan
Doddy, 2007) dan log total penjualan (Nuryaman,2008). Nuryaman (2008) membuktikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan,
manajemen laba semakin menurun. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba (salah satu bentuk manajemen laba)
dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena
memiliki biaya politik lebih besar(Moses, 1997
dalam Nuryaman, 2008).
Semakin besar risiko dan prospek pertumbuhan investasi perusahaan maka semakin kecil
tingkat manajemen laba. Ini disebabkan karena
asimetri informasi akan terjadi pada perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan investasi yang
tinggi pula. Sedangkan semakin besar perusahaan, semakin besar pula tingkat manajemen
laba(Rahmawati, 2012:5).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian ini bisa
digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen
Asimetri Informasi
Volume 15, No. 1, Januari – Juni
(Semester I) 2015,
Halaman 84-101
Variabel Dependen
H +/-
Manajemen Laba
- Real Activity Manipulation
Bid-ask Spread
Variabel Kontrol
- Total Asset
- Leverage
- ROA
Gambar 1
Kerangka Penelitian
Gambar 1
Kerangka
Penelitian
91
Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,.....
2. Hipotesis Penelitian
Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Richardson
(1998) berpendapat bahwa terdapat hubungan
yang sistematis antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk
menyajikan informasi yang tidak sebenarnya,
terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer. Fleksibelitas
manajemen untuk memanajemeni laba dapat
dikurangi dengan menyediakan informasi
yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas
laporan keuangan akan mencerminkan tingkat
manajemen laba.
Ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi
perusahaan kepada investor guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
(disclosure) informasi.
Roychowdhury (2006) menyatakan bahwa
manajemen laba melalui manipulasi aktivitas
riil adalah berpindahnya pengelolaan laba dari
praktik operasi normal ke praktik operasi tidak
normal yang dimotivasi oleh keinginan manajer untuk menipu beberapa stakeholders agar
percaya terhadap laporan keuangan yang dibuat
atas dasar operasi normal. Kecenderungan investor yang hanya mengetahui sedikit informasi mengenai perusahaan membuat manajer atau
agent memiliki kesempatan untuk melakukan
manipulasi laba dengan melakukan manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi,
biaya produksi, dan biaya diskrisioner.
Dechow dan Sloan (1996) dalam Aflatooni dan Mokarami (2013) menemukan bahwa
manajer mengurangi biaya riset dan pengembangan pada akhir masa jabatan untuk meningkatkan laba jangka pendek. Chen et al. (2012)
menemukan bukti yang konsisten dengan mengurangi biaya riset dan pengembangan untuk
meningkatkan laba.
Oktorina (2008) menemukan bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi dan mempengaruhi kinerja pasar pada kelompok 50 perusahaan terbaik menurut SWA100 yang memiliki
total aktiva diatas Rp. 1 triliyun dan EVA terbaik pada periode tahun 2001 sampai dengan
2006.
Ha
: Asimetri informasi berpengaruh
positif terhadap manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas
operasi.
METODE PENELITIAN
Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ 45 yang ada di BEI pada
tahun 2009 sampai 2011.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
LQ-45 yang memiliki kriteria tertentu. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling yang pengambilan sampel
perusahaan dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut.
a. Perusahaan termasuk perusahaan LQ
45 yang sudah go public terdaftar di BEI
selama periode 2009 sampai dengan
2011, kecuali perusahaan perbankan
karena tidak mempunyai laporan
tentang arus kas kegiatan operasi yang
akan dijadikan perhitungan aktivitas
riil dalam penelitian ini.
b. Data laporan keuangan perusahaan
tersedia berturut-turut untuk tahun
pelaporan dari 2009 sampai dengan
2011yang dinyatakan dalam Rupiah.
c. Perusahaan
sampel
tersebut
mempublikasikan laporan keuangan
audit dengan menggunakan tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember.
d. Data harga saham tersedia selama
periode pengamatan.
e. Data yang tersedia lengkap (data secara
keseluruhan tersedia pada publikasi
periode 31 Desember 2009 - 2011),
baik data yang diperlukan untuk
menghitung asimetri informasi maupun
92
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
data yang diperlukan untuk mendeteksi
manajemen laba.
Volume 15, No. 1, Januari – Juni
(Semester I) 2015,
Halaman 84-101
Dalam penelitian ini pengaruh asimetri
informasi merupakan variabel independen.
Asimetri informasi muncul ketika manajer
lebih mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan di masa yang akan
datang dibandingkan pemegang saham dan
stakeholder lainnya.
Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang dapat diberi nilai. Variabel dalam penelitian diklasifikasikan menjadi variabel independen dan dependen. Variabel – variabel tersebut
dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut ini.
1. Variabel Independen
Bid-ask spread
Penelitian ini mengukur asimetri informasi
dengan menggunakan relative bid-askspread
(Rahmawati dkk. 2006) yang dioperasikan
sebagai berikut.
SPREAD = (aski,t – bidi,t) / {(aski,t + bidi,t) /2} x 100
Model untuk menyesuaikan spread adalah:
SPREADi,t = α0 + α1PRICEi,t + α2VARi,t + α3TRANSi,t +
α4DEPTHi,t + ADJSPREADi,t
Keterangan:
Aski,t
: harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi
pada hari t.
Bidi,t
: harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi
pada hari t.
PRICEi,t
: harga penutupan saham perusahaan i pada hari t.
TRANSi,t
: jumlah transaksi suatu saham perusahaan i pada
hari t.
VARi,t
: variasi return harian selama periode penelitian
pada saham perusahaan i pada hari ke t.
Return harian merupakan persentase perubahan harga
sahampada hari ke t dengan harga saham pada hari sebelumnya
(t-1).
Penghitungan varians return sebagai berikut :
∑(Ri-R)²
Var = ──────
n
DEPTHi,t
: rata-rata jumlah saham perusahaan i dalam semua
quotes (jumlah yang tersedia pada ask ditambah
jumlah yang tersedia pada saat bid dibagi dua)
selama setiap hari t.
ADJSPREADi,t : residual error yang digunakan sebagai ukuran
SPREAD yang
telah disesuaikan untuk
perusahaan i pada hari ke t.
93
Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,.....
2. Variabel Dependen
Manipulasi Aktivitas Riil melalui
Arus Kas Kegiatan Operasi
mempengaruhi gejala yang sedang dikaji.
Variabel kontrol berguna untuk menghindari
adanya bias dalam hasil penelitian. Variabel
kontrol yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total asset, leverage,dan Return On
Assets.
Untuk mengidentifikasi perusahaan yang
cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi menggunakan arus kaskegiatan abnormal (ABN_CFO).
Arus kas kegiatan operasi abnormal diperoleh
dari selisih nilai arus kas kegiatan operasi aktual yang diskala dengan total aktiva satu tahun
sebelum pengujian dikurangi dengan arus kas
operasi normal. Arus kas kegiatan operasi abnormal dilihat dari standardizedresidual dari
model persamaan regresi, mereplikasi dari
penelitian Roychowdhury (2006) yaitu :
Metode Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi variabel pengganggu memiliki
distribusi normal atau tidak adalah dengan uji
statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov
(Ghozali, 2006). Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis:
Ho = data residual berdistribusi normal.
Ha = data residual tidak berdistribusi normal.
Suatu regresi yang memiliki distribusi data residual normal apabila hasil dari uji K-S memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 (>
0,05).
2. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan
untuk menguji model regresi
ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas/independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antar variabel
independen (Ghozali,2006). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam model
regresi dengan melihat nilai
tolerance dan lawannya nilai
variance inflation factor (VIF).
Suatu model regresi yang terdapat
multikolinearitas apabila nilai
tolerance < 0,10 atau sama dengan
nilai VIF > 10.
b) Uji Autokorelasi
Uji Autokolerasi atau asumsi
indpendensi residual menggunakan
metode Durbin-Watson. Uji
CFOt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β1(St/At-1) +
β2(∆St/At-1) + єt
Keterangan :
CFOt/At-1 : arus kas kegiatan operasi
pada tahun t yang diskla
dengan total aktiva pada
tahun t-1
:
α1(1/At-1)
intersep yang diskala dengan
total aktiva pada tahun t-1
dengan tujuan supaya arus
kas kegiatan oprasi tidak
memiliki nilai 0 ketika
penjualan dan lag penjualan
bernilai 0
: penjualan pada tahun t yang
St/At-1
diskalaala dengan total aktiva
pada tahun t-1
: penjualan pada tahun t
∆St/At-1
dikurangi penjualan pada
tahun t-1 yang diskala
dengan total aktiva pada
tahun t-1
: Konstanta
Ao
: error term pada tahun t
Ε
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol didefinisikan sebagai
variabel yang faktornya dikontrol oleh
peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika
tidak dikontrol maka variabel tersebut akan
94
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
autokorelasi bertujuan untuk
menguji dalam suatu model regresi
linier terdapat korelasi antar
residual pada periode t dengan
residual periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul
karenaobservasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu
sama lainnya (Ghozali, 2006).
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas
bertujuan menguji dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap
maka disebutHeteroskedastisitas.
Model regresi yang baik
adalah yang tidak terjadi
Heteroskedastisitas(Ghozali,
2006). Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisidas
digunakan metodegrafik plot antara
nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID.
3. Pengujian Hipotesis
a) Uji Regresi Linear Berganda
Variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu manajemen
laba yang diprediksikan
dipengaruhi oleh variabel
independen yaitu asimetri
informasi. Persamaan regresi yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
RAM =
α+β1ADJSPREAD+β2logUKPe+αβ3LEV
+α4 ROA
Keterangan :
α
β
Volume 15, No. 1, Januari – Juni
(Semester I) 2015,
Halaman 84-101
: Real Activity
Manupulation
AJDSPREAD : proksi asimetri informasi
: logaritmaUkuran
logUKP
Perusahaan
: Leverage
LEV
: Return On Asset
ROA
RAM
b) Uji Koefisien Determinasi (Uji
R2) (Goodness of Fit)
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepastian yang
paling baik dalam analisis regresi
yang dinyatakan dengan koefisien
determinasi majemuk (R²).
R²= 1berarti variabel independen
berpengaruh sempurna terhadap
variable dependen, sebaliknya
jika R²= 0 berarti variabel
independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
c) Uji Signifikansi Simultan (Uji
Statistik F)
Pengujian ini untuk mengetahui
variabel independen secara
serentak berpengaruh terhadap
variabel dependen. Jika tingkat
probabilitasnya lebih kecil dari
0,05 maka dapat dikatakan bahwa
semua variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel terikat.
d) Uji Signifikansi Parameter
Individual (Uji statistik t)
Uji t adalah pengujian secara
statistik untuk mengetahui variabel
independen secara individual
mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen. Jika tingkat
probabilitasnya lebih kecil dari
0,05 maka dapat dikatakan variabel
independen berpengaruhterhadap
variabel dependen.
: Konstanta
: koefisien regresi
95
Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,.....
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah 45 perusahaan
LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2011. Dari 45 perusahaan tersebut diperoleh 30 perusahaan sebagai sampel
akhir berdasarkan kriteria-kriteria seperti yang
telah ditentukan. Total unit analisis ada 90 (lihat
Lampiran).
informasi
logUKP Perusahaan
LEV ROA : LogaritmaUkuran
: Leverage
: Return On Asset
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut :
RAM = 0.409 + 0.513Adjspread - 0.068logUKP
+0.069LEV + 0.001ROA.
Hasil analisis regresi secara lengkap dengan
program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif disajikan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel
penelitian guna memperjelas dan mempermudah pemahaman atas hasil penelitian ini.
Variabel
Koefisien
T
Sig
(Constant)
.409
2.068
.042
ADJSPREAD
.513
3.029
.003
Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik meliputi normalitas data,
multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Hasil pengujian menunjukkan model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah-masalah asumsi klasik(lihat
lampiran).
LogUKP
-.068
-2.428
.017
LEV
.069
1.040
.301
ROA
.001
1.227
.223
R Square
.198
Adjusted R-Square
.160
F
5.243
2. Analisis Persamaan Regresi
Alat analisa yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model regresi linier berganda (multiple regression) untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini
yaitu manajemen laba dengan proksi Real Activity Manipulation yang diprediksikan dipengaruhi oleh variabel independen yaitu asimetri
informasi dan logaritma ukuran perusahaan.
Persamaan regresi 1 yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
RAM = α +β1ADJSPREAD+β2logUKP
+ β3LEV +β4ROA
Sig
.001
Dari hasil pengujian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adjusted R2 sebesar 0,160. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar
16,00 % variasi dari Real Activity Manipulation dapat diterangkan oleh variabel adjspred,
logUKP, leverage dan ROA sedangkan 84,00%
diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi.
Hasil pengujian secara simultan diperoleh
nilai F hitung sebesar 5,243 dengan p-value
sebesar 0.001< 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu adjspread, logUKP, leverage, dan ROA secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Real Activity Manipulation.
Variabel adjspread mempunyai P value<
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak
yang berarti secara parsial tidak pengaruh sig-
Keterangan:
α
: Konstanta
β
: Koefisien regresi
RAM : Real Activyty Manipulation
AJDSPREAD : Proksi asimetri
96
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
nifikan adjspread terhadap Real Activity Manipulation.Variabel logUKP mempunyai P
value< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho
ditolak. Berarti secara parsial ada pengaruh signifikan logUKP terhadap Real Activity Manipulation.Variabel leverage mempunyai P value>
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima.
Berarti secara parsial tidak ada pengaruh signifikan leverage terhadap Real Activity Manipulation.Variabel ROA mempunyai P value>
0,05 hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima
yang berarti secara parsial tidak ada pengaruh
signifikan ROA terhadap Real Activity Manipulation.
Volume 15, No. 1, Januari – Juni
(Semester I) 2015,
Halaman 84-101
bel dependen manajemen laba dan menganggap
bahwa keberadaan asimetri informasi sebagai
penyebab manajemen laba.
Roychowdhury (2003) menyatakan bahwa
manajemen laba melalui manipulasi aktivitas
riil adalah berpindahnya pengelolaan laba
dari praktik operasi normal ke praktik operasi
tidak normal yang dimotivasi oleh keinginan
manajer untuk menipu beberapa stakeholders agar percaya terhadap laporan keuangan
yang dibuat atas dasar operasi normal. Kecenderungan investor yang hanya mengetahui sedikit informasi mengenai perusahaan
membuat manajer atau agent memiliki kesempatan untuk melakukan manipulasi laba.
Satu diantaranya melalui manipulasi aktivitas
riil melalui arus kas kegiatan operasi. Hal
ini karena, bagi investor, kebijakan perusahaan
akan berimplikasi terhadap prospek cash flow
dimasa yang akan datang, sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap
besarnya pajak yang akan diterima dan efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap
masyarakat secara umum.
Logaritma ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba karena selain
asimetri informasi, ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi manajemen
laba. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat diklasifikasikan besar kecilnya
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain
log total aktiva (Nasution dan Doddy, 2007).
Nuryaman (2008) membuktikan bahwa
semakin besar ukuran perusahaan, manajemen
laba semakin menurun. Perusahaan-perusahaan
yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih
besar untuk melakukan perataan laba (salah
satu bentuk manajemen laba) dibandingkan
dengan perusahaan kecil karena memiliki biaya
politik lebih besar (Liu dan Lu, 2007), sedangkan menurut, Rahmawati (2012:5) menyatakan
bahwa semakin besar perusahaan maka semakin besar pula tingkat manajemen laba.
Variabel leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba sehingga leverage tersebut
Pembahasan
Asimetri informasi (adjspread) berpengaruh
terhadap manajemen laba (discretionary accrual dan real activity manipulation). Asimetri
informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan
pemegang saham dan stakeholder lainnya. Jika
dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan
maka ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi
perusahaan kepada investor guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
(disclosure) informasi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Richardson (1998) bahwa terdapat
hubungan yang sistematis antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba. Adanya
asimetri informasi akan mendorong manajer
untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut berkaitan
dengan pengukuran kinerja manajer.
Fleksibelitas manajemen untuk memanajemen laba dapat dikurangi dengan menyediakan
informasi yang lebih berkualitas bagi pihak
luar. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Rahmawati
(2006) bahwa asimetri informasi memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap varia-
97
Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,.....
tidak dapat dijadikan variabel control. Berarti
rata-rata perusahaan sampel tidak tergantung
pada utang dalam membiayai aktiva perusahaannya, tetapi menggunakan dana dengan beban tetap sehingga menghasilkan leverage yang
menguntungkan atau efek yang positif.
Variabel ROA tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba sehingga ROA tidak dapat dijadikan variabel control. Berarti kinerja perusahaan sampel tidak terkonsentrasi oleh manipulasi laba serta pengungkapan laporan keuangan.
karena hanya mengambil sampel 30
perusahaan yang terdaftar di indeks
LQ-45 Bursa Efek Indonesia dengan
periode penelitian yang cukup pendek,
yaitu mulai tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011.
2. Dalam analisis praktek manipulasi,
aktivitas riil masih menggunakan proksi
arus kas operasional saja.
C. Rekomendasi
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat
menambah sampel penelitian, tidak
hanya perusahaan yang terdaftar di
indeks LQ-45 BEI, tetapi seluruh
perusahaan yang yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Hal ini dilakukan agar
diperoleh hasil yang lebih akurat dan
menunjukkan hasil penelitian dengan
menggunakan seluruh perusahaan dapat
memberikan hasil yang berbeda atau
sama.
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat
mempertajam hasil penelitian dengan
memasukkan proksi biaya produksi
dan biaya diskrisioner untuk mengukur
adanya praktek manipulasi aktivitas riil.
3. Berdasarkan hasil penelitian variabel
leverage dan Return on Asset (ROA)
tidak dapat dijadikan variabel kontrol,
sehingga perlu untuk mencari/mengganti
variabel kontrol yang lainnya, misalnya
Return on Equity(ROE) dan board
independent.
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN
REKOMENDASI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara
empiris pengaruh asimetri informasi terhadap
praktek manajemen laba dan manipulasi aktivitas riil pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2011. Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Asimetri informasi berpengaruh positif
terhadap praktek manipulasi aktivitas
riil melalui aktivitas operasi. Hal ini
sesuai dengan penelitian Roychoduwury
(2006), Oktorina (2008) dan Lasdi
(2013) yang menemukan bahwa
perusahaan melakukan manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan
operasi.
2. Variabel
independen
yaitu
adjspread,logUKP, leverage,dan ROA
secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel Real
Activity Manipulation.
3. Variabel asimetri informasi (adjspread)
dan ukuran perusahaan secara parsial
berpengaruh terhadap Real Activity
Manipulation,
sedangkan leverage
dan ROA tidak dapat dijadikan sebagai
variabel kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Aflatooni, A., and M. Mokarami. 2013. Real
earnings management and timely loss
recognition. Research Journal of Recent
Studies 2 (12): 28-37.
Armando, E., and
A. Farahmita. 2008.
Manajemen laba melalui akrual dan
aktivitas riil di sekitar penawaran saham
tambahan dan pengaruhnya terhadap
kinerja perusahaan: studi pada perusahaan
B. Keterbatasan
1. Jumlah perusahaan yang menjadi
sampel penelitian ini masih sedikit
98
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
yang terdaftar di BEI tahun 2001-2007.
Artikel tidak dipublikasikan.
Awais, M., and Z. Wang, 2011. Corporate
governance characteristics and earnings
management: Empirical evidence from
Chinese listed firms.
International
Journal of Accounting and Financial
Reporting. ISSN 2162-3082 2011, Vol. 1,
No. 1
Charlotte J. Wright, J. Riley, and Liming Guan.
2006. Corporate Governance and Investor
Protection: Earnings Management in the
U.K and U.S. Journal of International
Accounting Research. Vol.5.No.1
Chen, K.Y. 2005. Corporate governance and
earning management: The implication
of corporate governance best-practice
principles for Taiwans listed companies.
Yung-Ming Hsieh. Lecturer of Accounting
Soochow University. Departement of
Accounting Taipei, Taiwan 100.
Chen, J.Z., M. Cussatt dan K.A. Gunny.
2012. Can inside directors be effective
monitors? Evidence from real activities
manipulation. Working paper University
of Colorado at Boulder.
Deng, X., and S.E. Ong. 2013. Real earnings
management, liquidity and REITs SEO
Dynamics. Working Paper National
University of Singapore.
Forum for Corporate Governance in Indonesia
(FCGI). 2003. Peranan Dewan Komisaris
dan Komite Audit dalam Pelaksanaan
Corporate Governance (Tata Kelola
Perusahaan).
Forum for Corporate Governance in Indonesia
(FCGI). Indonesian Company Law.
Available on-line at www.fcgi.or.id
Ghozali, I. 2006. AplikasiAnalisis Multivariate
dengan Program SPSS, Semarang:Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, J., C. Meiden, and R.L. Tobing. 2005.
PengaruhManajemen Laba pada Tingkat
Pengungkapan
Laporan
Keuangan
Volume 15, No. 1, Januari – Juni
(Semester I) 2015,
Halaman 84-101
padaPerusahaan
Manufaktur
yang
Termasuk dalam Indeks LQ-45. SNA VIII.
Healy, P., and K. Palepu. 1999. Discussion
of Earnings – Based Bonus Plans and
EarningsManagement By Business Unit
Managers. Journal of Accounting and
Economics 26,143 – 147.
Healy, P., and K. Palepu. 2001. “Information
Asymmetry, Corporate Disclosure, and
The Capital Markets : A Review of The
Empirical Disclosure Literature.” Journal
of Accounting and Economics 31
Herawati, N., and Z. Baridwan. 2007,
Manajemen Laba pada Perusahaan yang
Melanggar Perjanjian Utang. Simposium
Nasional Akuntansi X.
Herawaty, V.. 2008. Peran Praktek Corporate
Governance
Sebagai
Moderating
Variable dari Pengaruh Earnings
Management Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 10,
No. 2, November 2008: 97-108
Jensen, M.C., and W.H. Meckling. 1976. Theory
of the firms: Managerial behavior, agency
cost and ownership structure. Journal of
Financial Economics 3 (4): 305-360.
Lasdi, L. 2013. The effect of information
asymmetry on earnings management
through accrual and real activities
during global financial crisis. Journal of
Economics, Bussiness, and Accountancy
Ventura 16 (2): 325-338.
Liu, Q., and Z. Lu. 2007. Corporate and
earning management in the Chines listed
companies:A tunneling perspective.
Journal of Corporate Finance 13 (2007)
881-906.
Nasution, M. dan D. Setiawan. 2007. Pengaruh
Corporate
Governance
Terhadap
Manajemen Laba di Industri Perbankan
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi
X.
Nuryaman. 2008. Pengaruh konsentrasi
kepemilikan, ukuran perusahaan, dan
99
Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,.....
mekanisme
corporate
governance
terhadap manajemen laba. SNA XI
Pontianak.
Oktorina, M., dan H. Yanthi. 2008. Analisis
arus kas kegiatan operasi dalam
mendeteksi manipulasi aktivitas riil dan
dampaknya terhadap kinerja pasar. SNA
XI – Pontianak.
Rahmawati, 2007. Model Pendeteksian
Manajemen Laba Pada Industri Perbankan
Publik di Indonesia dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Perbankan. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen, Vol. 18, No.
1, h.23-24.
Rahmawati, dkk. 2006. Pengaruh Asimetri
Informasi terhadap Praktik Manajemen
Laba pada Perusahaan Perbankan Publik
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,
Simposium Nasional Akuntansi IX.
Rahmawati. 2012. Teori Akuntansi-Edisi
Pertama. Jogjakarta : Graha Ilmu.
Richardson, V. J. 1998. Information assymetry
and earning management: some evidence.
Available at http://dx.doi.org/10.2139/
ssrn.83868
Roychowdhury, S. 2006. Earning management
through Real Activity Manipulation.
Journal of Accounting and Economics,
42: 335-370.
Salno, H.M. dan Z. Baridwan. 2000.
Analisis Perataan Penghasilan (income
Smoothing):Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi dan Kaitannya dengan
Kinerja Saham Perusahaan Publik
di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, 3 (1):17-34.
Sott, W. R. 2009. Financial Accounting Theory
– fifth edition. USA : Prentice-Hall.
Ujiyanto, M. A. dan B.A. Pramuka. 2007.
Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan.
Simposium Nasional Akuntansi X.
Veronica, S., dan Y.S. Bachtiar, 2004. Good
Corporate Governance, Information
Asymmetry, and Earnings Management.
Simposium Nasional Akuntansi VII.
Veronica, S., dan S. Utama. 2005. Pengaruh
Struktur Kepemilikan, UkuranPerusahaan,
Dan Praktek Corporate Governance
Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings
Management). Simposium Nasional
Akuntansi VIII.
Vita, A., dan Rahmawati. 2009. Analisis
praktek real-earning management melalui
manipulasi aktivitas riil dan dampaknya
terhadap devident payout ratio (studi
empiris pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008).
Artikel tidak dipublikasikan.
Widyaningdyah, A.U. 2001. Analisis faktorfaktor yang berpengaruh terhadap eaning
management pada perusahaan go public
di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol 3 (2) : 89-101.
Wolk, H.I, and M.G. Tearney. 2008. Accounting
Theory: Conceptual Issues in a Political
and Economic Environment. 7th Edition.
California: Sage Publication, Inc.
Wright, C.J., J. Riley, and L. Guan. 2006.
Corporate governance and investor
protection: Earnings management in the
U.K and U.S. Journal of International
Accounting Research. Vol.5.No.1
Yan, X. 2006. Earning Managements and it’s
measurements: A theoritical perspective.
Journal of American Academy of Business
9 (1) : 214-219.
100
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
Volume 15, No. 1, Januari – Juni
(Semester I) 2015,
Halaman 84-101
LAMPIRAN
UJI ASUMSI KLASIK
A. Normalitas
N
Normal Parametersa,,b
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized
Residual
90
.0000000
.10782639
.083
.083
-.073
.786
.568
B. Multikolinearitas
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.939
.916
.863
.923
ADJSPREAD
LogUKP
LEV
ROA
C. Autokorelasi
Model
Durbin-Watson
2.053a
1
D. Heteroskedastisitas
101
1.065
1.092
1.159
1.083
Download