Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,..... PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL (Studi Pada Perusahaan Lq-45 yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Agung Wicaksono ABSTRACT Politeknik Negeri Madiun This study aims to examine the effect of information asymmetry Email: [email protected] on earnings management through real activities manipulation. Real activities manipulation was abserved through cash flow from operations. Companies included in LQ-45 Index from from 2009 Informasi Artikel to 2011 used as sample. Data was obtained from Indonesia Capital Riwayat Artikel Diterima tanggal 26 Februari 2015 Market Directory of Investment Galery of Janabadra University. Results from multiple regression analysis shows that information Direvisi tanggal 14 Maret 2015 asymmetry are positive significant for real activities manipulation Disetujui tanggal 18 Mei 2015 through cash flow from operations. The results are consistent with Richardson (1998), Roychoduwury (2006), Rahmawati et.al Klasifikasi JEL (2006) Deng and Ong (2013), and Lasdi (2013). M41 Kata Kunci Asimetri Informasi Manajemen Laba Manipulasi Aktivitas Riel Arus Kas dari Operasi Teori Keagenan DOI 10.17970/jrem.15.150107.ID ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riel. Manipulasi aktivitas riel diamati melalui arus kas operasi. Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory of Investement. Hasil dari analisis regresi berganda menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh secara positif signifikan terhadap manipulasi aktivitas riel melalui arus kas operasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Richardson (1998), Roychoduwury (2006), Rahmawati et.al (2006) Deng and Ong (2013), dan Lasdi (2013). PENDAHULUAN Manajer merupakan orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan. Dibanding dengan pemegang saham, manajer harus mengetahui lebih banyak informasi yang bermanfaat untuk kelangsungan perusahaan, baik informasi internal maupun prospek perusahaan di masa depan. Hal ini karena, manajer berkewajiban untuk memberikan informasi tentang kondisi perusahaan kepada para pemegang saham. Informasi yang disampaikan oleh manajer mungkin tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya karena manajer cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya. Keadaan yang seperti ini dikenal dengan asimetri informasi (information asymmetry). Keadaan ini dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan praktik manajemen laba (Richardson, 1998). Manajer cenderung melakukan manajemen laba dengan mengendalikan transaksi akrual, yaitu transaksi yang tidak mempengaruhi aliran kas (Aflatooni dan Mokarami, 2013). Transaksi akrual merupakan transaksi yang tidak mempengaruhi aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow). Akuntansi akrual terdiri dari discretionary accruals 84 JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) (DA) dan nondiscretionary accruals (NDA). Discretionary accruals(DA) merupakan akrual yang ditentukan manajemen(management determined). Manajer dapat memilih kebijakan dalam hal metoda dan estimasi akuntansi. Nondiscretionary accruals (NDA) merupakan akrual yang ditentukan berdasar kondisi ekonomi (Yan, 2006). Adanya asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Richardson (1998) berpendapat bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba.Teori keagenan (Agency Theory) mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dengan pemilik (dalam hal ini adalah pemegang saham) sebagai prinsipal. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemegang saham dan stakeholder lainnya (Rahmawati,2012:5). Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmawati dkk, (2006) yang meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan di BEI. Hasil penelitian Rahmawati dkk, (2006) adalah variabel independen asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen manajemen laba. Penelitian Liu dan Lu (2007) tentang hubungan antara manajemen laba dan tata kelola perusahaan di Cina dengan memperkenalkan perspektif tunneling. Secara empiris, hasil menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat yang lebih tinggi tata kelola perusahaan memiliki tingkat manajemen laba. Wright (2006) mengembangkan penelitian dari Leuz et al. (2003) dengan memeriksa ke- Volume 15, No. 1, Januari – Juni (Semester I) 2015, Halaman 84-101 jadian manajemen laba di negara-negara yang tingkat perlindungan investor diberikan oleh lingkungan hukum yang tinggi. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan swasta di negara Inggris dan Amerika dalam pembelian manajemen (MBO) sehingga berfokus pada situasi epitomizing konflik antara orang dalam perusahaan dan pemegang saham luar. Hasil penelitian mengidentifikasi sejumlah perbedaan dalam tata kelola perusahaan kedua negara dapat mempengaruhi manajemen laba. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara manajer di Inggris dengan AS dalam mengelola pendapatan sebelum MBO. Manajer perusahaan di AS lebih agresif dari pada manajer perusahaan di Inggris. Manajemen laba dapat dilakukan dengan cara manipulasi akrual murni (pure accrual), yaitu dengan discretionary accrual yang tidak memiliki pengaruh terhadap arus kas secara langsung yang disebut dengan manipulasi akrual (Roychowdhury, 2006). Manajemen akrual dilakukan pada akhir periode, ketika manajer mengetahui laba sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang diperlukan agar target laba tercapai. Namun, manipulasi akrual dibatasi oleh GAAP dan manipulasi akrual di tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, manipulasi ini dapat terdeteksi oleh auditor, investor ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham dan menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Oleh karena itu, terdapat cara lain yang sering dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba yaitu dengan memanipulasi aktivitas riil (real activities manipulation). Manipulasi ini terjadi selama periode akuntansi dengan tujuan spesifik, yaitu memenuhi target laba tertentu, menghindari kerugian, dan mencapai target analyst forecast. Hasil penelitian Arianie dan Rahmawati (2010) mengindikasikan bahwa perusahaan yang diteliti melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi. Penelitian ini membahas pada praktek manipulasi aktivitas riil 85 Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,..... melalui arus kas kegiatan operasi karena memiliki kecerunderungan sering dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan manajemen laba (Roychowdhury, 2006: Oktorina, 2008, Lasdi, 2013). persetujuan bersama. Salno dan Baridwan (2000) menyatakan bahwa penjelasan tentang konsep manajemen laba tidak terlepas dari teori keagenan (agency theory). Teori keagenan menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai dan mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Hal ini yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent (Nasution dan Doddy, 2007). Ketidakseimbangan informasi ini yang disebut dengan asimetri informasi. Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent. Hal ini memacu agent untuk memikirkan angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Satu diantara bentuk tindakan agent tersebut disebut sebagai earnings management (Richardson, 1998). RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Rerangka Teoritis 1. Agency Theory Teori keagenan berusaha menjawab masalah keagenanan yang terjadi apabila pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Dalam hukum, seorang agen adalah seseorang yang dipekerjakan untuk mewakili kepentingan orang lain. Agency theory menaruh perusahaan itu sebagai Nexus (persimpangan) hubungan agensi dan mencari untuk memahami perilaku organisasional dengan memeriksa kelompok pada hubungan agensi diantara perusahaan memaksimalkan kepentingannya sendiri (Wolk dan Tearney, 2008). Konflik kepentingan yang disebabkan oleh kemungkinan agen yang tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal memicu terjadinya biaya keagenan. Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan ada tiga jenis biaya keagenan. Dalam beberapa situasi tertentu, agen memungkinkan untuk membelanjakan sumber daya perusahaan ( biaya bonding / bonding cost ) untuk menjamin bahwa agen tidak merugikan prinsipal atau untuk meyakinkan bahwa prinsipal akan memberikan kompensasi apabila dia benar-benar melakukan tindakan tersebut. Namun, masih bisa terjadi divergensi antara keputusan-keputusan agen dengan keputusankeputusan yang dapat memaksimalkan kesejahteraan agen. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak yang terjadi antara manajer (agent) dengan pemilik perusahaan (principal). Wewenang dan tanggung jawab agent dan principal diatur dalam kontrak kerja atas 2. Asimetri Informasi Laporan keuangan dibuat untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk pihak internal perusahaan itu sendiri seperti manajer, karyawan, serikat buruh, dan lainnya. Satu diantara kendala yang akan muncul antara agent dan principal adalah adanya asimetri informasi (information asymmetry). Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana agent mempunyai lebih banyak informasi tentang perusahaan dan prospek dimasa yang akan datang dibandingkan dengan principal. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada agent menggunakan informasi yang 86 JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya. Asimetri informasi ini mengakibatkan terjadinya moral hazard, yaitu usaha manajemen untuk melakukan earnings management(Rahmawati dkk, 2006). Menurut Scott (2009), terdapat dua macam asimetri informasi. Pertama, adverse selection, bahwa para manajer dan orang-orang dalam lainnya lebih banyak mengetahui tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan pihak luar. Terdapat fakta-fakta yang tidak disampaikan kepada principal. Kedua, moral hazard, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh investor (pemegang saham, kreditor) sehingga manajer dapat melakukan tindakan yang melanggar kontrak di luar pengetahuan pemegang saham. Secara etika atau norma, hal tersebut tidak layak dilakukan. Volume 15, No. 1, Januari – Juni (Semester I) 2015, Halaman 84-101 hingga aktivitas yang mereka lakukan dipengaruhi oleh informasi yang diterima baik secara langsung (laporanpublik) maupun tidak langsung (insider trading). Jadi, asimetri informasi yang terjadi antara dealer dan pedagang terinformasi tercermin pada spread yang ditentukannya (Komalasari, 2001). Pembahasan lebih lanjut mengenai spread dikemukakan oleh Cohen dkk (1986) dalam Widyaningdyah (2001) menekankan bahwa riset mengenai kos transaksi/kos kesegeraan (immediacy cost) harus membedakan antara spread dealer dan spread pasar. Ia menjelaskan bahwa spread dealer untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid dan ask yang ditentukan oleh dealer secara individual ketika ia hendak menjual saham tersebut. Spread pasar untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid tertinggi dan ask terendah diantara beberapa dealer yang sama-sama melakukan transaksi untuk saham tersebut. 3. Teori Bid-ask Spread Jika investor ingin membeli atau menjual suatu saham atau sekuritas lain di pasar modal maka biasanya melakukan transaksi melalui broker/ dealer yang memiliki spesialisasi dalam suatu sekuritas. Jika investor ingin membeli suatu sekuritas maka Broker/dealer ini akan menjual pada investor dengan harga ask. Jika investor sudah mempunyai suatu sekuritas dan ingin menjualnya maka broker /dealer ini akan membeli sekuritas dengan harga bid. Perbedaan antara harga bid dan harga ask ini adalah spread. Jadi, bid-ask spread merupakan selisih antara harga beli tertinggi yang broker/dealer bersedia untuk membeli saham dan harga jual yang broker/dealer bersedia untuk menjual saham tersebut. Penggunaan bid-ask spread sebagai proksi dari asimetri informasi menurut Komalasari (2001) karena dalam mekanisme pasar modal, pelaku pasar modal juga menghadapi masalah keagenan. Partisipan pasar saling berinteraksi di pasar modal untuk mewujudkan tujuannya, yaitu membeli atau menjual sekuritasnya se- 4. Manajemen Laba Schipper (1989) dalam Chen et al. (2012) menyatakan definisi manajemen laba adalah suatu intervensi yang memiliki tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal untuk mendapatkan keuntungan yang sifatnya pribadi. Manajemen laba akan membuat laba tidak sesuai dengan realitas ekonomi yang ada sehingga kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba yang disajikan terkadang tidak mencerminkan realitas ekonomi, tetapi lebih karena keinginan manajemen untuk memperlihatkan kinerjanya baik. Scott (2009) mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba. Pertama, Bonus Purposes, manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistic untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini. Kedua, The Debt Covenant Hypotesis, manajemen akan berusaha untuk meningkatkan laba agar tidak melangar perjanjian kredityang telah dilakukan serta demi menjaga nama baik 87 Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,..... dan reputasi mereka. Ketiga, Political Motivations, yaitu manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat. 4) Taxation Motivations, yaitu motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. 5) Pergantian CEO, yaitu CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. 6) Initital Public Offering (IPO), yaitu perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar. Hal ini menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba dalam prospektus mereka untuk dapat menaikkan harga saham perusahaan. rusahaan walaupun manajer mencapai sasaran pelaporan. Manajer yang terlibat manajemen laba mementingkan keuntungan pribadi untuk mencapai sasaran pelaporan karena mereka bertindak sebagai agent. 6. Arus Kas Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenueproducing activities) dan aktivitas lain yang bukan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Kas dan setara kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. 5. Manajemen Laba Melalui Manipulasi Aktivitas Riil Manajemen laba melalui aktivitas riil dapat dideteksi melalui arus kas operasi, biaya diskresioner, dan biaya produksi. Roychowdury (2006) memberikan bukti bahwa manajer melakukan manipulasi melalui aktivitas riil dengan memberikan potongan harga untuk meningkatkan penjualan, mengurangi kos barang yang terjual melalui peningkatan persediaan, dan mengurangi biaya diskresioner untuk meningkatkan laba yang dilaporkan. Dechow dan Sloan (1996) dalam Lasdi (2013) menemukan bahwa manajer mengurangi biaya riset dan pengembangan pada akhir masa jabatan untuk meningkatkan laba jangka pendek. Roychowdhury (2006) mengatakan bahwa manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil adalah berpindahnya pengelolaan laba dari praktik operasi normal ke praktik operasi tidak normal. Hal ini dimotivasi oleh keinginan manajer untuk menipu beberapa stakeholders agar percaya terhadap laporan keuangan yang dibuat atas dasar operasi normal. Perpindahan dari praktik operasi normal ke tidak normal tidak memberikan kontribusi terhadap nilai pe- Pengembangan Hipotesis Penelitian tentang hubungan asimetri informasi dengan manajemen laba dilakukan oleh Rahmawati dkk. (2006) menggunakan sampel bank publik yang terdaftar di BEJ dari tahun 2000-2004. Hasil penelitian ini adalah variabel independen asimetri informasi memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap variabel dependen manajemen laba. Penelitian Liu dan Lu (2007) tentang hubungan antara manajemen laba dan tata kelola perusahaan di Cina dengan memperkenalkan perspektif tunneling menunjukkan bahwa secara empiris perusahaan dengan tingkat yang lebih tinggi tata kelola perusahaan memiliki tingkat manajemen laba. Charlotte et al (2006) mengembangkan penelitian dari Leuz et al. (2003) dengan memeriksa kejadian manajemen laba di negara-negara yang tingkat perlindungan investor diberikan oleh lingkungan hukum yang tinggi. 88 JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan swasta di negara Inggris dan Amerika dalam pembelian manajemen (MBO) sehingga berfokus pada situasi epitomizing konflik antara orang dalam perusahaan dan pemegang saham luar. Hasil penelitian mengidentifikasi sejumlah perbedaan dalam tata kelola perusahaan antara kedua negara yang dapat mempengaruhi manajemen laba. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara manajer di Inggris dan di AS dalam mengelola pendapatan sebelum MBO. Manajer perusahaan di AS lebih agresif daripada manajer perusahaan di Inggris. Penelitian Chen (2005) meneliti tentang hubungan Corporate Governance dengan manajemen laba setelah adanya Corporate Governance Best-Practice Principles pada perusahaan yang terdaftar di Taiwan Stock Exchange dan GreTai Securities Market dengan manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa INBD (Independen Director On Board), INSR (Independent Supervisors On Supervisory Board) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba (discritionary accrual). Richardson (1998) meneliti hubungan asimetri informasi dan manajemen laba pada semua perusahaan yang terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE) periode akhir Juni selama 1988-1992. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang sistematis antara magnitut asimetri informasi dan tingkat manajemen laba. Fleksibilitas manajemen untuk memanajemenkan laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba. Dalam model analitis manajemen laba, Wright et al (2006) yakin bahwa asimetri informasi sebagai keadaan untuk manajemen laba. Wright et al (2006) berasumsi terdapat tumpang tindih di dalam pemilik. Selling shareholders menginstruksikan manajemen untuk mengikuti beberapa strategi manajemen laba untuk menciptakan impress yang menguntungkan dalam Volume 15, No. 1, Januari – Juni (Semester I) 2015, Halaman 84-101 grup pembelian. Dalam model ini, manajer mengetahui sesuatu tentang earnings yang pemegang saham tidak mengetahuinya. Diasumsikan proprietory cost dari pengungkapan, peraturan akuntansi dan institusi lain dan pemaksaan kontrak mengusulkan terdapat hambatan komunikasi antara manajemen dan pemegang saham. Asimetri informasi tidak terjadi sepanjang waktu karena bentuk informasi yang terhalang tidak dapat dieliminasi oleh perubahan perjanjian kontrak. Veronica dan Bachtiar (2004) melakukan penelitian mengenai pengaruh manajemen laba terhadap Good Corporate Governance dan asimetri informasi pada semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, telekomunikasi, serta perusahaan real estate dan property. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan dengan manajemen laba. Namun, variabel Corporate Governance (kepemilikan institusional, kualitasaudit, dan proporsi komisaris independen) tidak berpengaruh signifikan dengan manajemen laba. Hanya variabel komite audit yang menunjukkan pengaruh yang signifikan. Veronica dan Siddharta (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek Corporate Governance terhadap pengelolaan laba (Earnings Management) dengan sampel 144 perusahaan pada periode non krisis (19951996, 1999-2002). Hasil penelitan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan kepemilikan keluarga memiliki pengaruh terhadap besaran pengelolaan laba. Variabel kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris dan keberadaan komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Ujiyanto dan Bambang (2007) menggunakan sampel pada 30 perusahaan di sektor manufaktur dari tahun 2001-2004. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kepemilikan institu89 Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,..... sional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, (2) kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, (3) proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, dan (4) jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Awais dan Wang (2011) meneliti tentang karekteristik corporate governace dengan manajemen laba dan proxy manajemen laba adalah akrual normal modal kerja dengan menggunakan model modifikasi Jones untuk menghitung diskresionerakrual (DAC) pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Shanghai dan Shenzhen bursa saham, Cina. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik tata kelola perusahaan memainkan peran penting dalam mengurangi manajemen laba. Dari penelitian ini ditemukan hasil positif dan signifikan hubungan antara manajemen laba. Ada perbedaan karakteristik tata kelola perusahaan seperti dualitas CEO, rapat dewan, direksi perempuan, dan konsentrasi kepemilikan. Dari penelitan ini tidak ditemukan bukti hubungan antara ukuran dewan direksi, kepemilikan saham direktur, dan proporsi direksi independen dengan DAC serta antara kehadiran audit komite dan DAC. Rahmawati dkk, (2006) menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel control. Berdasarkan hasil regresi antara variabel dependen manajemen laba dengan masing-masing variabel kontrol didapatkan hasil bahwa variabel SIZE (ukuran perusahaan) tidak mampu menjadi variabel kontrol karena R2 ukuran perusahaan lebih besar daripada R2 asimetri informasi yaitu sebesar 0.183306 < 0.267580. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dkk. (2006). Berdasarkan saran dari Rahmawati, dkk. (2006) dengan menjadikan variabel kontrol ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Penelitian tersebut menjadi motivasi bagi penulis untuk melakukan penelitian yang terkait dengan asimetri informasi, ukuran peru- sahaan dan manajemen laba. Penelitian Awais dan Wang (2011) bertujuan untuk mengetahui karakteristik efisiensi tata kelola perusahaan dalam mengurangi manajemen laba antara perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Shanghai dan Shenzhen bursa saham, Cina. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik tata kelola perusahaan memainkan peran penting dalam mengurangi manajemen laba. Dari penelitian ini ditemukan hasil positif dan signifikan hubungan antara manajemen laba dan ada perbedaan karakteristik tata kelola perusahaan seperti dualitas CEO, rapat dewan, direksi perempuan dan konsentrasi kepemilikan. Tidak ditemukan bukti hubungan antara ukuran dewan direksi, kepemilikan saham direktur, dan proporsi direksi independen dengan DAC serta antara kehadiran audit komite dan DAC. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah Leverage dan ROA yang signifikan mempengaruhi variabel dependen yaitu Discretionary Accruals. Penelitian tersebut menjadi motivasi bagi penulis untuk dijadikan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini. Penelitian ini juga berfokus mengenai manajemen laba yang dilakukan melalui manipulasi aktivitas riil. Hal ini karena manipulasi aktivitas riil berdampak pada laporan arus kas sehingga dapat diketahui perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil atau tidak melalui laporan arus kas. Roychowdhury (2006) menyatakan bahwa arus kas yang terkena dampak dari manipulasi aktivitas riil adalah arus kas kegiatan operasi. Manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dalam penelitian ini dijadikan indikasi bahwa dalam perusahaan terdapat perilaku perilaku yang menyimpang dalam penyusunan laporan keuangan. 1. Kerangka Pemikiran Teori keagenan (agency theory) memiliki asumsi bahwa masing-masing individu sematamata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan an90 JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) tara principal dan agent. Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk memaksimalkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomidan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupunkontrak kompensasi. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal. Asimetri informasi merupakan suatu keadaan ketika manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Adanya asimetri informasi memungkinkan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Perusahaan yang melakukan takeover cenderung memilih metode depresiasi dan metode pencatatan persediaan yang dapat meningkatkan laba akuntansi (Scott, 2009). Asimetri informasi,kinerja masa kini dan masa depan, faktor leverage, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada manajemen laba (Halim, dkk., 2005). Selain asimetri informasi, ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain log total aktiva (Nasution dan Doddy, 2007) dan log total penjualan (Nuryaman,2008). Nuryaman (2008) membuktikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, manajemen laba semakin menurun. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba (salah satu bentuk manajemen laba) dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena memiliki biaya politik lebih besar(Moses, 1997 dalam Nuryaman, 2008). Semakin besar risiko dan prospek pertumbuhan investasi perusahaan maka semakin kecil tingkat manajemen laba. Ini disebabkan karena asimetri informasi akan terjadi pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan investasi yang tinggi pula. Sedangkan semakin besar perusahaan, semakin besar pula tingkat manajemen laba(Rahmawati, 2012:5). Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian ini bisa digambarkan sebagai berikut: Variabel Independen Asimetri Informasi Volume 15, No. 1, Januari – Juni (Semester I) 2015, Halaman 84-101 Variabel Dependen H +/- Manajemen Laba - Real Activity Manipulation Bid-ask Spread Variabel Kontrol - Total Asset - Leverage - ROA Gambar 1 Kerangka Penelitian Gambar 1 Kerangka Penelitian 91 Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,..... 2. Hipotesis Penelitian Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Richardson (1998) berpendapat bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer. Fleksibelitas manajemen untuk memanajemeni laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba. Ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi. Roychowdhury (2006) menyatakan bahwa manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil adalah berpindahnya pengelolaan laba dari praktik operasi normal ke praktik operasi tidak normal yang dimotivasi oleh keinginan manajer untuk menipu beberapa stakeholders agar percaya terhadap laporan keuangan yang dibuat atas dasar operasi normal. Kecenderungan investor yang hanya mengetahui sedikit informasi mengenai perusahaan membuat manajer atau agent memiliki kesempatan untuk melakukan manipulasi laba dengan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi, biaya produksi, dan biaya diskrisioner. Dechow dan Sloan (1996) dalam Aflatooni dan Mokarami (2013) menemukan bahwa manajer mengurangi biaya riset dan pengembangan pada akhir masa jabatan untuk meningkatkan laba jangka pendek. Chen et al. (2012) menemukan bukti yang konsisten dengan mengurangi biaya riset dan pengembangan untuk meningkatkan laba. Oktorina (2008) menemukan bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dan mempengaruhi kinerja pasar pada kelompok 50 perusahaan terbaik menurut SWA100 yang memiliki total aktiva diatas Rp. 1 triliyun dan EVA terbaik pada periode tahun 2001 sampai dengan 2006. Ha : Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi. METODE PENELITIAN Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ 45 yang ada di BEI pada tahun 2009 sampai 2011.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ-45 yang memiliki kriteria tertentu. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang pengambilan sampel perusahaan dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut. a. Perusahaan termasuk perusahaan LQ 45 yang sudah go public terdaftar di BEI selama periode 2009 sampai dengan 2011, kecuali perusahaan perbankan karena tidak mempunyai laporan tentang arus kas kegiatan operasi yang akan dijadikan perhitungan aktivitas riil dalam penelitian ini. b. Data laporan keuangan perusahaan tersedia berturut-turut untuk tahun pelaporan dari 2009 sampai dengan 2011yang dinyatakan dalam Rupiah. c. Perusahaan sampel tersebut mempublikasikan laporan keuangan audit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember. d. Data harga saham tersedia selama periode pengamatan. e. Data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi periode 31 Desember 2009 - 2011), baik data yang diperlukan untuk menghitung asimetri informasi maupun 92 JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) data yang diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba. Volume 15, No. 1, Januari – Juni (Semester I) 2015, Halaman 84-101 Dalam penelitian ini pengaruh asimetri informasi merupakan variabel independen. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi nilai. Variabel dalam penelitian diklasifikasikan menjadi variabel independen dan dependen. Variabel – variabel tersebut dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut ini. 1. Variabel Independen Bid-ask spread Penelitian ini mengukur asimetri informasi dengan menggunakan relative bid-askspread (Rahmawati dkk. 2006) yang dioperasikan sebagai berikut. SPREAD = (aski,t – bidi,t) / {(aski,t + bidi,t) /2} x 100 Model untuk menyesuaikan spread adalah: SPREADi,t = α0 + α1PRICEi,t + α2VARi,t + α3TRANSi,t + α4DEPTHi,t + ADJSPREADi,t Keterangan: Aski,t : harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t. Bidi,t : harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t. PRICEi,t : harga penutupan saham perusahaan i pada hari t. TRANSi,t : jumlah transaksi suatu saham perusahaan i pada hari t. VARi,t : variasi return harian selama periode penelitian pada saham perusahaan i pada hari ke t. Return harian merupakan persentase perubahan harga sahampada hari ke t dengan harga saham pada hari sebelumnya (t-1). Penghitungan varians return sebagai berikut : ∑(Ri-R)² Var = ────── n DEPTHi,t : rata-rata jumlah saham perusahaan i dalam semua quotes (jumlah yang tersedia pada ask ditambah jumlah yang tersedia pada saat bid dibagi dua) selama setiap hari t. ADJSPREADi,t : residual error yang digunakan sebagai ukuran SPREAD yang telah disesuaikan untuk perusahaan i pada hari ke t. 93 Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,..... 2. Variabel Dependen Manipulasi Aktivitas Riil melalui Arus Kas Kegiatan Operasi mempengaruhi gejala yang sedang dikaji. Variabel kontrol berguna untuk menghindari adanya bias dalam hasil penelitian. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset, leverage,dan Return On Assets. Untuk mengidentifikasi perusahaan yang cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi menggunakan arus kaskegiatan abnormal (ABN_CFO). Arus kas kegiatan operasi abnormal diperoleh dari selisih nilai arus kas kegiatan operasi aktual yang diskala dengan total aktiva satu tahun sebelum pengujian dikurangi dengan arus kas operasi normal. Arus kas kegiatan operasi abnormal dilihat dari standardizedresidual dari model persamaan regresi, mereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2006) yaitu : Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi variabel pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak adalah dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (Ghozali, 2006). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho = data residual berdistribusi normal. Ha = data residual tidak berdistribusi normal. Suatu regresi yang memiliki distribusi data residual normal apabila hasil dari uji K-S memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 (> 0,05). 2. Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas/independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali,2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dengan melihat nilai tolerance dan lawannya nilai variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi yang terdapat multikolinearitas apabila nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. b) Uji Autokorelasi Uji Autokolerasi atau asumsi indpendensi residual menggunakan metode Durbin-Watson. Uji CFOt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β1(St/At-1) + β2(∆St/At-1) + єt Keterangan : CFOt/At-1 : arus kas kegiatan operasi pada tahun t yang diskla dengan total aktiva pada tahun t-1 : α1(1/At-1) intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan supaya arus kas kegiatan oprasi tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan dan lag penjualan bernilai 0 : penjualan pada tahun t yang St/At-1 diskalaala dengan total aktiva pada tahun t-1 : penjualan pada tahun t ∆St/At-1 dikurangi penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 : Konstanta Ao : error term pada tahun t Ε 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikontrol maka variabel tersebut akan 94 JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) autokorelasi bertujuan untuk menguji dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antar residual pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karenaobservasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2006). c) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebutHeteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas(Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisidas digunakan metodegrafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. 3. Pengujian Hipotesis a) Uji Regresi Linear Berganda Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu manajemen laba yang diprediksikan dipengaruhi oleh variabel independen yaitu asimetri informasi. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: RAM = α+β1ADJSPREAD+β2logUKPe+αβ3LEV +α4 ROA Keterangan : α β Volume 15, No. 1, Januari – Juni (Semester I) 2015, Halaman 84-101 : Real Activity Manupulation AJDSPREAD : proksi asimetri informasi : logaritmaUkuran logUKP Perusahaan : Leverage LEV : Return On Asset ROA RAM b) Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) (Goodness of Fit) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepastian yang paling baik dalam analisis regresi yang dinyatakan dengan koefisien determinasi majemuk (R²). R²= 1berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variable dependen, sebaliknya jika R²= 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. c) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini untuk mengetahui variabel independen secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. d) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t) Uji t adalah pengujian secara statistik untuk mengetahui variabel independen secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen berpengaruhterhadap variabel dependen. : Konstanta : koefisien regresi 95 Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,..... ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah 45 perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Dari 45 perusahaan tersebut diperoleh 30 perusahaan sebagai sampel akhir berdasarkan kriteria-kriteria seperti yang telah ditentukan. Total unit analisis ada 90 (lihat Lampiran). informasi logUKP Perusahaan LEV ROA : LogaritmaUkuran : Leverage : Return On Asset Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : RAM = 0.409 + 0.513Adjspread - 0.068logUKP +0.069LEV + 0.001ROA. Hasil analisis regresi secara lengkap dengan program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut: Statistik Deskriptif Statistik deskriptif disajikan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian guna memperjelas dan mempermudah pemahaman atas hasil penelitian ini. Variabel Koefisien T Sig (Constant) .409 2.068 .042 ADJSPREAD .513 3.029 .003 Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik meliputi normalitas data, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Hasil pengujian menunjukkan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah-masalah asumsi klasik(lihat lampiran). LogUKP -.068 -2.428 .017 LEV .069 1.040 .301 ROA .001 1.227 .223 R Square .198 Adjusted R-Square .160 F 5.243 2. Analisis Persamaan Regresi Alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda (multiple regression) untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu manajemen laba dengan proksi Real Activity Manipulation yang diprediksikan dipengaruhi oleh variabel independen yaitu asimetri informasi dan logaritma ukuran perusahaan. Persamaan regresi 1 yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: RAM = α +β1ADJSPREAD+β2logUKP + β3LEV +β4ROA Sig .001 Dari hasil pengujian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adjusted R2 sebesar 0,160. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 16,00 % variasi dari Real Activity Manipulation dapat diterangkan oleh variabel adjspred, logUKP, leverage dan ROA sedangkan 84,00% diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi. Hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai F hitung sebesar 5,243 dengan p-value sebesar 0.001< 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu adjspread, logUKP, leverage, dan ROA secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Real Activity Manipulation. Variabel adjspread mempunyai P value< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti secara parsial tidak pengaruh sig- Keterangan: α : Konstanta β : Koefisien regresi RAM : Real Activyty Manipulation AJDSPREAD : Proksi asimetri 96 JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) nifikan adjspread terhadap Real Activity Manipulation.Variabel logUKP mempunyai P value< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Berarti secara parsial ada pengaruh signifikan logUKP terhadap Real Activity Manipulation.Variabel leverage mempunyai P value> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima. Berarti secara parsial tidak ada pengaruh signifikan leverage terhadap Real Activity Manipulation.Variabel ROA mempunyai P value> 0,05 hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima yang berarti secara parsial tidak ada pengaruh signifikan ROA terhadap Real Activity Manipulation. Volume 15, No. 1, Januari – Juni (Semester I) 2015, Halaman 84-101 bel dependen manajemen laba dan menganggap bahwa keberadaan asimetri informasi sebagai penyebab manajemen laba. Roychowdhury (2003) menyatakan bahwa manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil adalah berpindahnya pengelolaan laba dari praktik operasi normal ke praktik operasi tidak normal yang dimotivasi oleh keinginan manajer untuk menipu beberapa stakeholders agar percaya terhadap laporan keuangan yang dibuat atas dasar operasi normal. Kecenderungan investor yang hanya mengetahui sedikit informasi mengenai perusahaan membuat manajer atau agent memiliki kesempatan untuk melakukan manipulasi laba. Satu diantaranya melalui manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Hal ini karena, bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang akan datang, sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima dan efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum. Logaritma ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba karena selain asimetri informasi, ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain log total aktiva (Nasution dan Doddy, 2007). Nuryaman (2008) membuktikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, manajemen laba semakin menurun. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba (salah satu bentuk manajemen laba) dibandingkan dengan perusahaan kecil karena memiliki biaya politik lebih besar (Liu dan Lu, 2007), sedangkan menurut, Rahmawati (2012:5) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka semakin besar pula tingkat manajemen laba. Variabel leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba sehingga leverage tersebut Pembahasan Asimetri informasi (adjspread) berpengaruh terhadap manajemen laba (discretionary accrual dan real activity manipulation). Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Jika dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan maka ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Richardson (1998) bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer. Fleksibelitas manajemen untuk memanajemen laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Rahmawati (2006) bahwa asimetri informasi memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap varia- 97 Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,..... tidak dapat dijadikan variabel control. Berarti rata-rata perusahaan sampel tidak tergantung pada utang dalam membiayai aktiva perusahaannya, tetapi menggunakan dana dengan beban tetap sehingga menghasilkan leverage yang menguntungkan atau efek yang positif. Variabel ROA tidak berpengaruh terhadap manajemen laba sehingga ROA tidak dapat dijadikan variabel control. Berarti kinerja perusahaan sampel tidak terkonsentrasi oleh manipulasi laba serta pengungkapan laporan keuangan. karena hanya mengambil sampel 30 perusahaan yang terdaftar di indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian yang cukup pendek, yaitu mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 2. Dalam analisis praktek manipulasi, aktivitas riil masih menggunakan proksi arus kas operasional saja. C. Rekomendasi 1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambah sampel penelitian, tidak hanya perusahaan yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI, tetapi seluruh perusahaan yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan agar diperoleh hasil yang lebih akurat dan menunjukkan hasil penelitian dengan menggunakan seluruh perusahaan dapat memberikan hasil yang berbeda atau sama. 2. Untuk penelitian selanjutnya dapat mempertajam hasil penelitian dengan memasukkan proksi biaya produksi dan biaya diskrisioner untuk mengukur adanya praktek manipulasi aktivitas riil. 3. Berdasarkan hasil penelitian variabel leverage dan Return on Asset (ROA) tidak dapat dijadikan variabel kontrol, sehingga perlu untuk mencari/mengganti variabel kontrol yang lainnya, misalnya Return on Equity(ROE) dan board independent. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh asimetri informasi terhadap praktek manajemen laba dan manipulasi aktivitas riil pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: A. Kesimpulan 1. Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap praktek manipulasi aktivitas riil melalui aktivitas operasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Roychoduwury (2006), Oktorina (2008) dan Lasdi (2013) yang menemukan bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. 2. Variabel independen yaitu adjspread,logUKP, leverage,dan ROA secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Real Activity Manipulation. 3. Variabel asimetri informasi (adjspread) dan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap Real Activity Manipulation, sedangkan leverage dan ROA tidak dapat dijadikan sebagai variabel kontrol. DAFTAR PUSTAKA Aflatooni, A., and M. Mokarami. 2013. Real earnings management and timely loss recognition. Research Journal of Recent Studies 2 (12): 28-37. Armando, E., and A. Farahmita. 2008. Manajemen laba melalui akrual dan aktivitas riil di sekitar penawaran saham tambahan dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan: studi pada perusahaan B. Keterbatasan 1. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini masih sedikit 98 JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) yang terdaftar di BEI tahun 2001-2007. Artikel tidak dipublikasikan. Awais, M., and Z. Wang, 2011. Corporate governance characteristics and earnings management: Empirical evidence from Chinese listed firms. International Journal of Accounting and Financial Reporting. ISSN 2162-3082 2011, Vol. 1, No. 1 Charlotte J. Wright, J. Riley, and Liming Guan. 2006. Corporate Governance and Investor Protection: Earnings Management in the U.K and U.S. Journal of International Accounting Research. Vol.5.No.1 Chen, K.Y. 2005. Corporate governance and earning management: The implication of corporate governance best-practice principles for Taiwans listed companies. Yung-Ming Hsieh. Lecturer of Accounting Soochow University. Departement of Accounting Taipei, Taiwan 100. Chen, J.Z., M. Cussatt dan K.A. Gunny. 2012. Can inside directors be effective monitors? Evidence from real activities manipulation. Working paper University of Colorado at Boulder. Deng, X., and S.E. Ong. 2013. Real earnings management, liquidity and REITs SEO Dynamics. Working Paper National University of Singapore. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Indonesian Company Law. Available on-line at www.fcgi.or.id Ghozali, I. 2006. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, J., C. Meiden, and R.L. Tobing. 2005. PengaruhManajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Volume 15, No. 1, Januari – Juni (Semester I) 2015, Halaman 84-101 padaPerusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ-45. SNA VIII. Healy, P., and K. Palepu. 1999. Discussion of Earnings – Based Bonus Plans and EarningsManagement By Business Unit Managers. Journal of Accounting and Economics 26,143 – 147. Healy, P., and K. Palepu. 2001. “Information Asymmetry, Corporate Disclosure, and The Capital Markets : A Review of The Empirical Disclosure Literature.” Journal of Accounting and Economics 31 Herawati, N., and Z. Baridwan. 2007, Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar Perjanjian Utang. Simposium Nasional Akuntansi X. Herawaty, V.. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 10, No. 2, November 2008: 97-108 Jensen, M.C., and W.H. Meckling. 1976. Theory of the firms: Managerial behavior, agency cost and ownership structure. Journal of Financial Economics 3 (4): 305-360. Lasdi, L. 2013. The effect of information asymmetry on earnings management through accrual and real activities during global financial crisis. Journal of Economics, Bussiness, and Accountancy Ventura 16 (2): 325-338. Liu, Q., and Z. Lu. 2007. Corporate and earning management in the Chines listed companies:A tunneling perspective. Journal of Corporate Finance 13 (2007) 881-906. Nasution, M. dan D. Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X. Nuryaman. 2008. Pengaruh konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan 99 Agung Wicaksono : Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen,..... mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba. SNA XI Pontianak. Oktorina, M., dan H. Yanthi. 2008. Analisis arus kas kegiatan operasi dalam mendeteksi manipulasi aktivitas riil dan dampaknya terhadap kinerja pasar. SNA XI – Pontianak. Rahmawati, 2007. Model Pendeteksian Manajemen Laba Pada Industri Perbankan Publik di Indonesia dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perbankan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 18, No. 1, h.23-24. Rahmawati, dkk. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi IX. Rahmawati. 2012. Teori Akuntansi-Edisi Pertama. Jogjakarta : Graha Ilmu. Richardson, V. J. 1998. Information assymetry and earning management: some evidence. Available at http://dx.doi.org/10.2139/ ssrn.83868 Roychowdhury, S. 2006. Earning management through Real Activity Manipulation. Journal of Accounting and Economics, 42: 335-370. Salno, H.M. dan Z. Baridwan. 2000. Analisis Perataan Penghasilan (income Smoothing):Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3 (1):17-34. Sott, W. R. 2009. Financial Accounting Theory – fifth edition. USA : Prentice-Hall. Ujiyanto, M. A. dan B.A. Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. Veronica, S., dan Y.S. Bachtiar, 2004. Good Corporate Governance, Information Asymmetry, and Earnings Management. Simposium Nasional Akuntansi VII. Veronica, S., dan S. Utama. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, UkuranPerusahaan, Dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium Nasional Akuntansi VIII. Vita, A., dan Rahmawati. 2009. Analisis praktek real-earning management melalui manipulasi aktivitas riil dan dampaknya terhadap devident payout ratio (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008). Artikel tidak dipublikasikan. Widyaningdyah, A.U. 2001. Analisis faktorfaktor yang berpengaruh terhadap eaning management pada perusahaan go public di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 3 (2) : 89-101. Wolk, H.I, and M.G. Tearney. 2008. Accounting Theory: Conceptual Issues in a Political and Economic Environment. 7th Edition. California: Sage Publication, Inc. Wright, C.J., J. Riley, and L. Guan. 2006. Corporate governance and investor protection: Earnings management in the U.K and U.S. Journal of International Accounting Research. Vol.5.No.1 Yan, X. 2006. Earning Managements and it’s measurements: A theoritical perspective. Journal of American Academy of Business 9 (1) : 214-219. 100 JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Volume 15, No. 1, Januari – Juni (Semester I) 2015, Halaman 84-101 LAMPIRAN UJI ASUMSI KLASIK A. Normalitas N Normal Parametersa,,b Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual 90 .0000000 .10782639 .083 .083 -.073 .786 .568 B. Multikolinearitas Model 1 Collinearity Statistics Tolerance VIF .939 .916 .863 .923 ADJSPREAD LogUKP LEV ROA C. Autokorelasi Model Durbin-Watson 2.053a 1 D. Heteroskedastisitas 101 1.065 1.092 1.159 1.083