DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......……………………………………………….. HALAMAN PENGESAHAN…….……………………………………... HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………... KATA PENGANTAR …………..……………………………………… DAFTAR ISI ……...……………………………………………………. INTISARI ………….……………………………………………………. ABSTRACT ……………………………………………………………. BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………...…………..……………………. B. Perumusan Masalah ..…………………………………… C. Keaslian Penelitian...…………………………………….. D. Manfaat Penelitian ……………………………………… E. Tujuan Penelitian...……………………………………… TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Hukum Pertambangan…........................ 1. Definisi Hak Atas Tanah…………………………… 2. Definisi Hukum Pertambangan……………………….. 3. Kepastian Hukum……………………………………... 4. Hak Mengusai Negara………………………………… 5. Pengawasan Pertambangan…………………………… B. Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Indonesia……………………………………………….... 1. Pengelolaan Pertambangan Berdasarkan UndangUndang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara………………………………… 2. Peraturan-Peraturan tentang Izin Usaha Pertambangan di Indonesia…………………………………………… 3. Pengaturan Izin Usaha Pertambangan (IUP) sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara………………… 4. Hak Pemegang Izin Usaha Pertambangan…………... 5. Kewajiban Pemegang Izin Usaha Pertambangan……... 6. Ketentuan Mengenai Mekanisme Sanksi dalam UU Minerba ……………………………………………..... 7. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan……………………. C. Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 vi Halaman i ii iii iv vi x xi 1 4 4 5 5 7 7 7 8 10 11 13 13 14 15 19 21 22 23 tentang Pemerintahan Daerah…………………………… 1. Ketentuan Umum tentang Pemerintahan Daerah……... 2. Pengertian Perizinan………………………………….. 3. Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang Sumber Daya Alam……………………………………………. 4. Pengawasan dan Penyerahan Wewenang……………... a. Pengawasan……………………………………….... b. Dekonsentrasi……………………………………… 5. Komitmen dan Peran Strategis Kepala Daerah……….. 6. Pengawasan Kementerian Dalam Negeri dalam Penerapan Otonomi Daerah…………………………... D. Kedudukan Peraturan Menteri Dalam Sistim Hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia…………………… E. Praktik Judicial Review di Indonesia…………………….. F. Penyelesaian Sengketa di Sektor Pertambangan…………. 1. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan…………... a. Peradilan Tata Usaha Negara………………………. b. Karakteristik khusus hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara……………………………………... 2. Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan……………………………………….. a. Putusan Arbitrase Nasional………………………… b. Putusan Arbitrase International…………………… G. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)…………………. H. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)……………………… I. Deskripsi PT. ANTAM (Persero) Tbk…………………… BAB III CARA PENELITIAN A. Sifat Penelitian ………...…………..……………………. B. Jenis Penelitian …...…………………………………… 1. Penelitian Kepustakaan………………………………. a. Data……………………………………………….. b. Alat Penelitian……………………………………. 2. Penelitian Lapangan………………………………….. a. Data………………………………………………. C. Jalannya Penelitian…......………………………………... D. Analisis Hasil……………..……………………………... E. Kesulitan Dalam Penelitian dan Solusinya……………… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perlindungan Hukum dari Pemerintah Daerah terhadap Hak-Hak Pemegang Izin Usaha Pertambangan..................................................................... 1. Hak untuk melakukan sebagian atau seluruh tahapan vii 25 25 28 30 33 33 35 36 36 37 38 40 40 42 43 40 45 46 46 47 48 48 51 51 52 52 54 55 55 56 57 57 58 usaha pertambangan, baik kegiatan eksplorasi maupun kegiatan operasi produksi……………………………… a. Hak pemegang Izin Usaha Pertambangan untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan dalam permasalahan tumpang tindih wilayah Izin Usaha Pertambangan sama komoditi………………………. b. Hak pemegang Izin Usaha Pertambangan untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan dalam permasalahan tumpang tindih wilayah Izin Usaha Pertambangan beda komoditi………………………. c. Hak pemegang Izin Usaha Pertambangan untuk melakukan perpanjangan dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan………………………………………. d. Hak pemegang Izin Usaha Pertambangan untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan dalam permasalahan tumpang tindih kewenangan penerbitan Izin Usaha Pertambangan………………. e. Hak pemegang Izin Usaha Pertambangan untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan dalam permasalahan tumpang tindih Tata Guna Lahan (Kawasan Hutan)…………………………………… f. Hak pemegang Izin Usaha Pertambangan untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan terkait pemberian izin pertambangan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah maupun masalah diluar perizinan pertambangan yang melibatkan pemegang izin usaha pertambangan dengan masyarakat sekitar lokasi pertambangan………………………………... 2. Hak untuk memanfaatkan prasarana dan sarana umum untuk keperluan pertambangan serta hak untuk memiliki mineral, termasuk mineral ikutannya, atau batubara yang telah diproduksi apabila telah memenuhi iuran eksplorasi atau iuran produksi, kecuali mineral ikutan radioaktif……………………………………….. 3. Pemegang IUP/IUPK tidak boleh memindahkan IUP/IUPK nya kepada pihak lain. Pengalihan kepemilikan dan/atau saham di bursa saham Indonesia hanya dapat dilakukan setelah melakukan kegiatan eksplorasi tahap tertentu yaitu telah ditemukan 2 (dua) wilayah prospek dalam kegiatan eksplorasi dan hanya dengan syarat bahwa adanya pemberitahuan kepada Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan……………………….. viii 59 60 65 70 73 74 77 80 82 4. Pemegang IUP dijamin haknya untuk melakukan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Sesuai Pasal 94 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara)…………………………………………. B. Upaya Hukum yang Dapat Ditempuh oleh Pemegang Izin Usaha Pertambangan untuk Mempertahankan Haknya........ 1. Upaya Hukum berdasarkan Pasal 154 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara................................................................... a. Penyelesaian sengketa terhadap pelaksanaan Izin Usaha Pertambangan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara……………………………………….. b. Penyelesaian sengketa terhadap pelaksanaan Izin Usaha Pertambangan melalui Arbitrase……………. 2. Upaya hukum diluar Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara........ a. Berkoordinasi administrasi dengan institusi teknis untuk memperoleh rekomendasi dan pertimbangan teknis………………………………………………... b. Berkoordinasi dengan institusi sepervisi (BPK, KPK, Inspektorat Departemen Dalam Negeri, Kejaksaan).. c. Judicial Review………………………………………. BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan…..………………………………………….. 1. Perlindungan Hukum dari Pemerintah Daerah terhadap Hak-Hak Pemegang Izin Usaha Pertambangan................................................................ 2. Upaya Hukum yang Dapat Ditempuh oleh Pemegang Izin Usaha Pertambangan untuk Mempertahankan Haknya........................................................................... a. Upaya Hukum berdasarkan Pasal 154 UndangUndang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara...................... b. Upaya hukum diluar Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara................................................................... B. Saran….………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix 84 84 84 85 89 96 96 99 104 109 109 112 113 113 114