PENETAPAN HARGA JUAL MINERAL DAN BATUBARA OLEH: CARLO M. BATUBARA [email protected] Efektif per tanggal 23 September 2010, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (“ESDM”) menetapkan keberlakukan Peraturan Menteri ESDM No.17 tahun 2010 mengenai Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral dan Batubara. Berdasarkan peraturan tersebut, pemegang IUP Operasi Produksi mineral dan batubara wajib menjual mineral atau batubara yang dihasilkannya dengan berpedoman pada harga patokan, baik untuk penjualan kepada pemakai dalam negeri maupun ekspor. Ketentuan ini juga berlaku terhadap penjualan kepada badan usaha yang mempunyai kepemilikan saham langsung dengan pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi dan badan usaha yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi keputusan pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi (transaksi terafiliasi). Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (“DJMBP”) berwenang untuk menetapkan harga patokan bulanan mineral logam, sedangkan harga patokan bulanan mineral non logam akan ditetapkan oleh Gubernur/Bupati. Untuk harga patokan bulanan batubara akan ditetapkan oleh DJMBP. Aplikasi penetapan harga patokan bulanan ini salah satunya adalah terhadap perhitungan kewajiban Penerimaan Negara Bukan Pajak (“PNBP”). Bila harga jual aktual mineral/batubara melebihi harga patokan, maka penghitungan PNBP akan didasarkan pada harga jual aktual tersebut, sedangkan bila harga jual aktual kurang dari harga patokan, maka penghitungan PNBP akan didasarkan pada harga patokan yang berlaku. Pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan bulanan mengenai penjualan mineral logam/batubara paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Sedangkan untuk penjualan mineral non logam/batuan, walaupun tetap dikenakan kewajiban pelaporan bulanan, namun tidak ditentukan jangka waktu paling lambat penyampaiannya. Sebelum kontrak penjualan mineral logam dan/atau batubara ditandatangani oleh para pihak, pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi harus terlebih dahulu menyampaikan informasi mengenai harga yang telah disepakati kepada Menteri ESDM. Kelalaian pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi dalam melaksanakan ketentuan ini akan dikenai sanksi, berturut-turut, berupa: (1) peringatan tertulis (maksimal 3 kali); (2) penghentian sementara penjualan (maksimal selama 3 bulan); dan (3) pencabutan IUP/IUPK Operasi Produksi. WAIVER: This material is prepared for educational and information purposes only. The content of this material contains only general information. It may not reflect current legal and/or jurisprudence developments, nor intended or provided as legal advice or part of attorney - client relationship. You should not act or refrain from acting on any legal matter based on the content of this material without seeking professional counsel. Page 1 of 1