FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] PRINSIP- PRINSIP PENGOBATAN DALAM ISLAM Oleh : dr. Titik Kuntari, MPH Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingantandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal){Q.S. Albaqarah:165}. AKHIR-AKHIR ini, muncul fenomena yang cukup merisaukan kita berkaitan dengan maraknya bermunculan klinik-klinik pusat pengobatan alternatif. Sebagian besar yang dikembangkan justru metode pengobatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip aqidah Islamiyah dan tauhid. Dan lebih berbahaya lagi karena para ”penghusada” tersebut membingkai kegiatannya dengan performance (tampilan fisik) layaknya para KYAI, lengkap dengan serban dan gamisnya pada saat menyelenggarakan praktekpraktek penyembuhan tadi sehingga sepintas membedakan mana yang KYAI dan mana yang DUKUN cukup sulit pada saat ini, karena serbannya relatif mirip. Menjadi tanda tanya besar juga, jika kita lihat kemudian di daerah-daerah pedesaan , justru ada tokoh agama...bahkan menggelari dirinya sendiri dengan label KYAI, tetapi sekaligus menyelenggarakan praktik perdukunan tersebut melalui produk yang disebut sebagai pengobatan alternatif tadi. Dan praktek ini, terjadi di mana-mana. KYAI nyambi me-dukun, Ustadz justru mengajarkan bid‟ah dan khurafat. Padahal, idealnya posisi seorang Ulama di tengah-tengah ummat adalah untuk membersihkan aqidah ummat dari hal-hal yang salah. Melakukan purifikasi (pemurnian) dalam segala hal termasuk di dalam ikhtiar mencari kesembuhan terhadap segala macam penyakit yang Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] ada. Apa yang dikembangkan oleh para “ahli” pengobatan-pengobatan aternatif ini, meskipun menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟an – sesungguhnya, merupakan praktek yang tidak berdasar yang tidak ditemukan sumbernya di dalam Al-Qur‟an dan tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Al-Qur‟an itu adalah firman Allah SWT yang berisikan hukum-hukum Allah. Sebagai pembeda antara perkara yang hak dan perkara yang batil (hudalinnas wa bayyinati Rabbi minal huda wal furqan). Apa yang kita saksikan sekarang adalah desain pendangkalan pemaknaan Al-Qur‟an. Kita dapat melihat bahwa Al-Qur‟an tidak pernah dikaji dan hanya sekedar dijadikan pajangan saja. Trend ini sudah berlangsung sangat lama. Yang paling mutakhir, ayat-ayat Qur‟an disalah gunakan untuk “penyembuhan.” Sehingga kita dapat melihat di televisi, orang-orang yang mengaku dirinya Ustadz kemudian dengan salah kaprah mengajari penyembuhan dengan menjadikan ayat-ayat Qur‟an sebagaimana bacaan “mantra.” Kalo sakit ginjal, baca ayat anu. Kalau sakit rematik menahun baca ayat anu atau surat itu, kalau sakit gula, baca ayat anu. Kalau demikian, apa bedanya yang mereka ajarkan dengan apa yang kita temukan di kitab mujarobat yang ditolak oleh jumhur ulama, atau kitab-kitab primbon tempo dulu. Al-Qur‟an adalah obat untuk jiwa yang gelisah seperti yang dijelaskan di dalam Surat: Ar-Ra’d: 28. Artinya: Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang karena selalu ingat kepada Allah. Ketahuilah, dengan Zikir kepada Allah, hati menjadi tenang {QS. ArRa’d: 28} Dan ketika, kita mengalami gangguan sakit fisik – maka Nabi Muhammad Saw mengajarkan kepada kita untuk berobat atau berikhtiar mengupayakan kesembuhannya. Dan ini adalah prinsip sunnatullah. “Afatanada? Kola: Na‟am. Yaa‟ibadallahi tadaawaw. Fainnallaha lam yadha‟ daa‟an illa wadha‟alahu syifaa‟an ghayra daa‟in wahidin huwal haramu (Mereka bertanya, „Ya Rasulullah, apakah kami berobat?‟ beliau menjawab, „Ya, wahai hamba-hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula penyembuhannya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)).”{HR.Ashabussunnah} Keharaman memberikan jasa pengobatan tanpa kompetensi seperti yang kita temukan dan lihat dalam banyak praktek pengobatan alternatif – kompetensi berarti memang orang yang dididik secara khusus tentang ilmu kesehatan, seperti dokter, Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] paramedis ataupun seorang ahli farmasi – Adapun praktek seperti yang banyak dilakukan oleh para Kyai – Ustadz yang merangkap menjadi penyembuh alternatif tadi sementara mereka tidak pernah sekolah atau kuliah dalam bidang kesehatan, kedokteran dan farmasi, keharamannya dapat kita lihat di dalam hadist berikut ini: “Man tathobbaba wa lam yu‟lam minhu tibbun fahuwa dhaaminun (Barangsiapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung jawab).”{HR.Ibnu Majah} Nah, Jika kita lihat ayat di atas (Q.S:2:165), apa yang diperingatkan Allah SWT tersebut , ternyata saat ini benar-benar banyak terjadi di mana para ”murid” atau “pasien” yang berhasil disembuhkan dengan istidradj1,kemudian mengidolakan, bertaqlid bahkan ”memuja” para dukun-dukun tersebut. Dalam dataran praktis kita bisa melihat betapa akrabnya mayoritas masyarakat kita ini dengan mistikisme-klenik tersebut. Pilihan lurah, melibatkan dukun/ paranormal. Pemilihan Kepala Daerah juga sama. Mencari jodoh karena tidak kunjung laku, juga memanfaatkan jasa dukun. Bahkan para mahasiswa – yang disebut sebagai kaum terpelajar ini, ketika akan menjalani ujian pendadaran skripsi atau ujian thesis-nya juga pergi kedukun agar lancar padahal dukunnya saja sekolah tidak tamat SD. Saat ini, orang yang sakit, bukannya mencari tahu hasil diagnosis medis tetapi justru meyakini sakit tersebut hasil guna-guna yang dikirim oleh lawan politiknya misalnya. Bahkan, beberapa teman sejawat (dokter) dan bekerja di institusi dengan setting Islam, justru ketika anak-anaknya sakit malah sibuk blusukan mencari paranormal hingga ke luar kota. Atau kalau anaknya menangis terus tanpa henti, orang tuanya (yang dokter tadi) yang seharusnya berfikir ilmiah dan rasional, malah sibuk membuat atau mencari orang ”pintar” yang bisa menuliskan rajah agar si anak tidak rewel lagi. Tidak sedikit pula orangorang bergelar profesor bahkan memakai kalung-kalung semacam jimat yang diyakini bisa menetralisir energi negatif pada dirinya sebagai “sebab” munculnya berbagai keluhan penyakit. Padahal setiap jenis penggunaan kalung, rajah, mantra-mantra (termasuk mayoritas metode ruqyah yang dikembangkan pada saat ini) adalah perbuatan syirik. Dan syirik adalah dosa yang tidak berampun, mesikpun pada sisi yang lain kita melihat mereka masih mengerjakan sholat, berpuasa, naik haji bolak-balik dan seterusnya. Nabiullah Muhammad Saw bersabda: 1 Seakan-akan mereka memiliki karomah dan bisa membuat keajaiban-keajaiban. Tetapi realitasnya mereka justru sedang dijauhkan dari kebenaran. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] “Innarruka wattamaa‟ima wattuwalata syirkun (Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik).”{HR.Ibnu Majah} Fakta seperti ini menunjukkan bahwa aqidah mayoritas masyarakat kita belum lurus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Islam. Jika kaum terpelajar saja dan memiliki ruang interaksi harian di tengah-tengah lingkungan yang Islami saja bisa terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran seperti itu, apalagi masyarakat kita yang masih sangat awam pengetahuannya tentang Islam. Adapun sumber aqidah Islam adalah Al-Qur‟an dan sunnah. Ini menunjukkan bahwa apa saja yang disampaikan Allah SWT dalam Al-Qur‟an dan oleh Rasulullah dalam sunnahnya wajib kita imani (yakini dan amalkan). Dan apapun yang tidak bersumber kepada Al-Qur‟an dan sunnah termasuk ke dalam kelompok perbuatan bid‟ah (nambahnambahi). Dan setiap yang bid‟ah adalah sesat. Defenisi aqidah yang paling tepat untuk menjadi panduan bagi ummat Islam modern, seperti yang disampaikan oleh Abu Bakar Jabir al-Jazairy: Al-Aqidatu hiya majmu‟atun min qadhaayaal haqqil badihiyyatil musallamati bil‟aqli. Wassam‟i wal fitrath. Ya‟qidu „alayhal‟insaanu qolbahu, wayusyna „alayhaa shodruhuu jaaziman bishihatihaa, qaathi‟an bi wujuudihaa watsubuutihaa laa yaraa khilaafahaa annahuu yashihhu aw yakuunu „abadan (Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan di dalam hati, diyakini kesahihan dan keberadaannya dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu).”Sehingga, aqidah di dalam prinsip kesehatan itu harus selalu bersifat ilmiah dapat diukur (rasional) dan diterima oleh akal sehat dan segala metode yang bertentangan dengan prinsip kebenaran itu harus ditolak. Nabi Saw menggariskan hal ini melalui sabdanya: ”Inna-asdakal hadiisi kitaabullah. Wa-ahsanal hadyi hadyu muhammadin. Wasarral-umuri muhdasatuhaa. Wakulla muhdasatin bid‟ath. Wakulla bid‟atin dolaalath. Wakulla dolalatin finnaar (Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup adalah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid’ah, dan tiap bid‟ah adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka).”(H.R.MUSLIM) Dan bid‟ah itu tidak dapat dipahami secara parsial, sebagaimana masyarakat kita memahami konteks bid‟ah itu ke dalam klasifikasi bid‟ah hakiki dan bid‟ah khasanah. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Bid‟ah itu semuanya sesat dengan bersumberkan pada hadiest di atas. Dan bid‟ah itu meliputi setiap amalan, perkataan dan perbuatan seperti yang diatur di dalam hadiest: “Man ahdatsa fii amrina laysa minhum fahuwa raddun Artinya: (Barangsiapa menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan dari ajarannya maka tertolak).”{HR.Bukhari} Nah, dalam banyak praktik pengobatan alternatif tadi, para dukun, para-normal, kahin atau “kyai” gadungan tadi seperti yang sudah sedikit kita ulas, rata-rata mengoplos/ mencampur antara mantra-mantra dan ayat-ayat tertentu dari Al-Qur‟an, sebelum memulai pengobatannya atau disyaratkan bagi para pasien sebelum mengkonsumsi obatobatan yang diberikan kepada mereka. Atau ada juga pasien yang metode pengobatannya “diijazahi” dengan mantra-mantra dan rajah dalam bahasa (dan huruf) arab. Ini salah satu kegiatan bid‟ah yang paling banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Begitu juga dengan pengobatan menggunakan jimat-jimat , Qur‟an stambul2 , batu merah delima, tasbih bertuah dan seterusnya. Sesuatu yang jelas-jelas tidak ada daliel dan contohnya di dalam penggunaan metode seperti itu – bahkan ada begitu banyak hadiest yang menunjukkan kepada keharaman pengobatan dengan menggunakan kalung-kalung dan alat-alat lainnya -- sehingga dapat kita simpulkan secara tegas bahwa setiap metode penggunaan yang menggunakan mantra dan rajahrajah itu adalah metode pengobatan bid‟ah. Adapun kaitannya dengan masalah pengobatan alternatif tadi, ada beberapa hadist yang mengingatkan kita untuk tidak mendekat kepada model pengobatan seperti yang dijelaskan di atas. Untuk itu beberapa prinsip pengobatan menurut standar Islam harus kita ketahui , yakni : 1. Tidak berobat dengan zat yang diharamkan Nabi Muhammad bersabda: ”Innallaha lam yaj‟al sifaa‟akum fiimaa hurrima‟alaykum (Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu).” {H.R.Al-BAIHAQI}. 2 Disebut qur‟an stambul. Bentuknya seperti qur‟an dalam ukuran sangat mini. Jika dibuka akan terlihat kertas panjang yang di atasnya tertulis huruf-huruf arab dalam ukuran sangat kecil. Jika dibaca isinya sama sekali berbeda dengan Al-Qur‟an. Qur‟an stambul ini harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Diyakini oleh para penggemar mistik, memiliki tuah kekebalan dan untuk pengobatan. Digunakan sebagai jimat.Naudzubillah... Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Prinsip ini menunjukkan bahwa berobat dengan menggunakan zat-zat yang diharamkan sementara kondisinya tidak benar-benar darurat3 maka penggunaan zat tersebut diharamkan. Misal pengobatan (therapy) dengan meminum air seninya sendiri, therapy hormon dengan menggunakan lemak babi. Atau mengobati gatal ditubuh dengan memakan kadal, mengobati mata rabun dengan memakan kelelawar dan seterusnya. Dan yang paling populer pada saat ini, dan sering kita lihat di acaraacara kuliner ekstreem adalah memakan daging ular kobra untuk mengobati penyakit asma. Di dalam pelaksanaan ibadah haji, setiap calon jama‟ah haji wajib diberi vaksin meningitis yang di dalamnya ada kandungan unsur enzim babi (porcein). Ketika belum ditemukan alternatif vaksin lainnya, maka klasifikasi penggunaan vaksin ini bersifat darurat karena implikasi penyakit ini yang sangat berbahaya. Namun ketika sudah ada alternatif penggunaan vaksin lainnya, maka penggunaan vaksin tersebut menjadi diharamkan. Demikian juga bagi orang yang akan berhaji untuk ke-sekian kalinya, baik sebagai jama‟ah biasa, tim kesehatan ataupun pemandu haji maka penggunaan vaksin ini sudah diharamkan karena berhaji untuk yang ke sekian kali menunjukkan kondisi yang sudah tidak darurat lagi berdasarkan kaidah: keadaan darurat menyebabkan perkara yang dilarang menjadi boleh (ad-Dharurat tabihu almahzhurat). Sehingga tanpa kondisi yang darurat, maka yang haram atau tidak diperbolehkan tetap menjadi sesuatu yang diharamkan. Ber-haji wajib bagi setiap muslim satu kali seumur hidupnya. 2. Berobat kepada ahlinya (ilmiah) Prinsip ini menunjukkan bahwa pengobatan yang dilakukan harus ilmiah. Yang dimaksudkan ilmiah dalam hal ini dapat diukur. Seorang dokter dalam mengembangkan pengobatannya , dapat diukur kebenaran metodologinya oleh dokter lainnya. Sementara seorang dukun dalam mengobati pasiennya, tidak dapat diukur metode yang digunakannya oleh dukun yang lain. Sistem yang tidak dapat diukur disebut tidak ilmiah dan tidak metodologist. Dalilnya adalah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah di atas. 3. Tidak menggunakan mantra (sihir) 3 masih bisa dan tersedia alternatif obat-obatan lain yang memang boleh digunakan. Jika termasuk dalam kelompok makanan baru ~ maka pihak MUI sebagai pihak yang paling berkompeten untuk berfatwa sudah menyatakan HALAL Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Bagian ini yang harus benar-benar kita hindari dalam mendatangi para penghusada alternatif tersebut. Butuh memperhatikan dengan seksama, apakah pengobatan yang dilakukan itu menggunakan sihir atau tidak. Nabi Muhammad bersabda: ”Innarruka wattamaa‟ima wattuwalata syirkun (sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik).”{H.R.IBNU MAJAH} Nah, jika pengobatan itu kemudian melibatkan unsur-unsur seperti yang dimaksudkan dalam hadist di atas maka pengobatan tersebut masuk ke dalam kelompok perbuatan syirik. Tiga prinsip inilah yang kiranya harus ditransformasikan kepada masyarakat secara umum. Untuk kaum terpelajar dan berduit (bisa memilih model pengobatan yang dia kehendaki), mungkin tidak terlalu sulit untuk mengharapkan mereka dapat menerima konsep ini mengingat mayoritas mereka mengenal konsep di atas yang sudah mereka dapatkan saat kuliah dulu. Hanya saja paradigma tradisional yang sudah mereka warisi dari nenek moyang mereka, mempersulit proses penerimaan konsep di atas. Untuk mereka, yang bisa kita lakukan hanyalah berdo‟a semoga mereka mendapatkan hidayah dari Allah . Tetapi, ada juga sebagian masyarakat kita yang mendatangi model-model pengobatan seperti itu karena disebabkan tidak memiliki cukup biaya untuk menjalani pengobatan secara medis. Maka konsep ini butuh ditanamkan erat-erat ke dalam diri mereka, agar jangan sampai ketidak berdayaan itu membuat mereka mengorbankan aqidah mereka. Semoga dengan teguhnya kita memegang prinsip-prinsip pengobatan yang Islami ini dapat menjadi entry-point bagi kita semua untuk ber-Islam secara kaffah. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. {Q.S.Al-BAQARAH:208} Masyarakat kita harus disadarkan terus dari bahaya bid‟ah ini. Termasuk juga bid‟ah di dalam bidang kesehatan. Bukankah setiap bid‟ah itu sesat dan setiap yang sesat itu pasti merugikan sehingga tempatnya adalah di neraka.Seseorang yang mengaku penghusada alternatif, menyalah gunakan ayat-ayat Al-Qur‟an untuk mendukung Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] upayanya menyesatkan ummat adalah seorang penipu yang harus diwaspadai. Sayangnya, industri media kita justru memberi ruang untuk hal-hal bid‟ah seperti ini. “Man ghasya ummati fa‟alayhi la‟natullahi wal malaa‟ikatihi wannaasi ajma‟in. Kila Ya Rasulullahi, Wamaa ghassyu ummatika? Kola: Ayyabtadi‟a bid‟atan yahmilunnaas „alayhi (Barangsiapa menipu umatku maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Ditanyakan, „Ya Rasulullah, apakah pengertian tipuan ummatmu itu?‟ Beliau menjawab, „mengada-adakan amalan bid‟ah, lalu melibatkan orangorang kepadanya.‟).{HR.Daruqthni dari Anas} Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] 2 FENOMENA PENGOBATAN ALTERNATIF DI TENGAH MAHALNYA PELAYANAN JASA KESEHATAN Artinya: “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat Dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhalaberhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir {AlA’raaf:37} Pengobatan alternatif di Indonesia saat ini sangat marak. Coba kita cermati di deretan iklan surat kabar atau berita di televisi. Fenomena yang cukup menggemparkan antara lain adalah fenomena dukun cilik PONARI dari Jombang-Jawa Timur yang baru duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Setiap harinya, setidaknya 50.000 kupon daftar antrean berobat terjual habis (sold-out) di tempat prakteknya, dusun Kedungsari desa Balongsari Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang Jawa Timur. Bahkan saking padatnya orang-orang yang datang berobat (dari Kediri, Madiun, Sekitar Jombang, Blitar hingga Jogjakarta) , korban jiwapun berjatuhan, baik karena tergencet ketika antri ataupun kelelahan. Sampai berita terakhir, tercatat sudah empat orang tewas akibat berdesak-desakan (Berita KR hari Rabu – 11-2-2009). Metode “pengobatannya”-pun amat sangat sederhana, cukup dengan merendamkan sebongkah batu ke dalam segelas air mineral yang kemudian dijadikan sebagai “sarana (obat)” bagi masing-masing pasien. Metode penggunaannyapun diserahkan kepada kreativitas masing-masing pasien, mau diminum, diusapkan pada Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] bagian anggota tubuh yang sakit atau dioplos lagi dengan air tambahan agar “obatnya” menjadi lebih banyak dan bisa digunakan lebih lama. Di layar televisi, kita contain acara kesehatan tidak lebih dari 3% saja dari total program acara. Dan itupun didominasi oleh mayoritas advertorial pengobatan alternatif tersebut. Di dalam jangka waktu pendek, banyak pasien yang tersugesti dan kemudian merasakan sensasi seperti sehat. Dan sensasi-sugesti inilah yang kemudian memotivasi yang bersangkutan untuk kembali datang dan melanjutkan metode pengobatan alternatif tersebut. Di dalam ilmu pengobatan ilmiah (Scientiefic-healing) defenisi sehat tidak cukup disandarkan kepada asumsi (perasaan). Seseorang bisa disebut sembuh dari penyakitnya juga jika ternyata memang sumber penyakitnya hilang dengan standarstandar yang relevan dengan standar ilmu kedokteran. “Rasa” itu sifatnya sangat subyektif dan tidak dapat diukur. Sementara parameter medis adalah sesuatu yang ilmiah dan terukur. Misalkan jika seseorang menderita kanker otak maka yang bersangkutan bisa dipastikan sehat setelah menjalani mekanisme pemeriksaan yang teliti. Demikian juga dengan penyakit-penyakit lainnya, seperti jantung, diabetes mellitus, hernia, prostate, serviks dst. Sehat, menurut WHO, adalah keadaan sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang yang menungkinkan seseorang menjadi produktif baik dari segi sosial maupun ekonomi. Hebatnya lagi, di dalam pandangan masyarakat awam, sebuah metode pengobatan alternatif dapat mengakomodir semua jenis penyakit yang iklannya sering kita baca di berbagai surat kabar. Seorang “therapis alternatif” misalnya, sanggup mengobati sakit mata, jantung hingga prostat tanpa operasi. Berbagai penyakit kanker ganaspun konon bisa disembuhkan dengan memindahkan penyakit tersebut ke hewan,atau ke dalam telur dst. Padahal di dalam ilmu kedokteran sendiri yang sudah berkembang selama berabad-abad (sejak zaman Hipocrates – Sebelum Masehi), untuk setiap keahlian dibutuhkan tahapanan pendidikan yang panjang dan spesialisasi. “Sesungguhnya, fenomena apakah yang sedang terjadi di tengah-tengah gegap gempitanya dunia pengobatan alternatif ini…?” Dan untuk mencapai spesialisasi itu, dibutuhkan studi yang panjang, praktikum bepuluh-puluh kali, penelitian laboratorium yang panjang dan diuji oleh ahli-ahli lain. Nah, keunggulan sifat ilmiah itu karena terukur maka dapat diuji akurasi oleh ilmuan lainnya. Sementara metode pengobatan alternatif yang berkembang di tengahtengah masyarakat kita baru merupakan tahapan-tahapan subyektif yang tidak terukur. Karena tidak terukur dan tidak memiliki variabel yang jelas, maka ahli lainnya tidak dapat mengukur kebenaran dan kesalahan metode penyembuhan yang digunakan. Seorang Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] dokter, dapat saja melakukan mal-praktik dengan memberikan jasa pelayanan kesehatan di luar bidang spesialisasinya. Seperti sebuah temuan ada dokter gigi yang melayani jasa aborsi. Atau memberikan pelayanan medis di luar metode yang sudah baku. Namun, hampir seluruh metode pengobatan alternatif adalah mal-praktek karena tidak dibakukan disebuah sistem yang ilmiah. Dan parahnya lagi, banyak penghusada alternatif yang bersikap un-fair dengan tidak bersedia membukan formula pengobatannya untuk diuji dan diteliti secara ilmiah di laboratorium. Padahal tidak semua metode pengobatan itu harus melibatkan unsur-unsur obatobatan kimiawi seperti serangan yang banyak disampaikan oleh agen-agen obat-obatan herbal akhir-akhir ini. Masyarakat kita memiliki cukup banyak local-wisdom, local geniously. Sebut saja metode kerokan jika ada orang masuk angin dan meriang yang sangat populer itu. Jika saja metode ini kemudian dipelajari secara ilmiah, dan disatukan dengan metode-metode lainnya maka teknik kedokteran tradisional kita mungkin dapat bersaing dengan cina. Paradigma pemahaman tentang konsep berobat yang seperti ini, (beralih ke pengobatan alternatif) sebenarnya merupakan ekspresi dari rasa frustasi dan respon masyarakat terhadap tingginya biaya pengobatan dan kesehatan secara medis. Padahal jika kita kalkulasikan dengan cermat, upaya ikhtiar mencari kesembuhan dengan berobat ke dukun, paranormal dan jasa penghusada alternatif lainnya, biayanya bisa jadi lebih mahal, jika dibandingkan pengobatan medis secara ilmiah dan tidak sedikit juga yang berujung dengan hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyakitnya bertambah parah dan kematian. Seringkali pasien baru kembali berobat medis ketika efek pengobatan alternatif itu menunjukkan gejala-gejala semakin berbahaya/memburuk. Banyak sekali dokter yang harus mau menerima pasien setelah tubuh si pasien “digempur” berbagai jenis terapi yang memberikan efek yang buruk bagi tubuh dan makin memperlambat pemberian terapi ilmiah. Persepsi yang ditanamkan kepada publik bahwa biaya pengobatan medis itu mahal, secara otomatis telah menumbuh kembangkan opsi berobat ke alternatif. Masyarakat lebih “rela” mengeluarkan uang untuk menyiapkan “ubarampe” pengobatan tradisional dibandingkan untuk membeli obat dari resep dokter. Konon katanya berobat ke dokter itu mahal. Padahal, jika dihitung-hitung – biaya yang dikeluarkan untuk mendatangi satu paranormal ke paranormal lainnya, dari satu dukun ke dukun lainnya kalo dihitunghitung akan jauh lebih besar. Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa terapi alternatif itu “tidak baik”. Sejujurnya, masyarakat banyak lari ke terapi alternatif karena “penghusada” mampu menimbulkan sugesti/ kepercayaan pasien. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Kemampuan untuk meningkatkan FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] kepercayaan inilah yang mungkin perlu ditingkatkan dalam pelayanan kesehatan (medis). Bagaimana penyedia layanan kesehatan mampu memberikan pelayanan yang prima sehingga pasien merasa nyaman dan percaya untuk berobat di sana. Kepada masyarakat, perlu juga diberikan informasi bagaimana memilih terapi (medis maupun non medis) yang tepat. Untuk memilih terapi alternatif ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain rasionalitas (bisa dijelaskan dengan akal), bukti empiris, keamanan serta tidak bertentangan dengan tuntunan agama. Jadi jangan sampai memilih terapi alternatif yang ritualnya ternyata membahayakan jiwa, nyleneh, tidak sesuai nalar dan bertentangan dengan norma agama, misal sesaji (sirik), harus berzina dengan sang dukun dll karena hal yang demikian itu biasanya merupakan praktek penipuan atau penyesatan. Kelemahan teknik pengobatan tradisional kita selama ini, karena memang selalu diposisikan berhadap-hadapan dengan sistem pengobatan klinis. Kita harus belajar ke Cina di mana sistem kedokteran-cina (kedokteran herbal, totok darah) bisa berkembang pesat. Pengobatan tradisional cina dipelajari secara ilmiah, tabib juga memiliki gelar akademis yang sahih dan dapat dipertanggung jawabkan secara profesi, belajar di perguruan resmi. Di Amerika kita mengenal nama Dokter Patch Adams Hunter yang mengembangkan therapi tertawa sebagai metode pengobatan. Di eropa kita mengenali nama Dokter Carl Simonton yang mengembangkan metode penyembuhan holistic. Di tengah-tengah kitapun sebenarnya sudah ada contoh ideal yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Hembing yang mengintegrasikan teknik pengobatan tradisional ke dalam pengobatan medis. Sayangnya, para penghusada alternatif kita “yang laris manis” justru mayoritas hanya mau mengambil langkah fast-track, dan cenderung berkaitan dengan “klenik”, tanpa mau bersusah-susah sekolah dan langsung mengklaim diri dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Ke depan, agar hak konsumen untuk mendapatkan jaminan kesehatan betul-betul terjamin maka pemerintah berkewajiban menerbitkan regulasi dan sanksi terhadap setiap praktek saja pelayanan pengobatan alternatif sehingga perkembangan tradisi pengobatan tradisional kita dapat berjalan dengan benar. Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] 3 MAKAN DAN MINUM Artinya: “dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”{Al- Baqarah:184} Islam mengatur makanan dan minuman kita dengan baik. Sayangnya konsep makan dan minum dalam Islam seringkali sudah tidak banyak kita terapkan sepenuhnya. Kajian tentang diet yang sehat kembali merebak setelah banyaknya kejadian/ penyakit metabolisme atau degeneratif yang terkait erat dengan pola makan kita dan obesitas terjadi di semua jenjang usia. Kita dapat melihat fakta, di mana anak-anak kecil dan balita sudah harus menjalani diet ketat karena terkena obesitas. Dan diet juga menjadi trend di kalangan wanita dan remaja puteri untuk mendapatkan bentuk tubuh yang seksi dan proporsional. Bahkan banyak di antara mahasiswi-mahasiswi yang sengaja memakai begel atau kawat gigi, bukan untuk merapikan susunan gigi saja tetapi agar keinginan untuk makannya dapat ditekan karena dengan kawat gigi – mengunyah makanan menjadi tidak nyaman dan sakit. Sehingga, berat badanpun secara otomatis akan ikut menyusut. Konsep makan dan minum menurut aturan Islam akhirnya terbukti merupakan konsep makan dan minum yang sehat serta seimbang. Islam selalu menekankan prinsip qona‟ah (merasa cukup) sehingga seorang muslim yang baik dalam kegiatan makan dan minum tidak boleh berlebihan. Di antara sunnah Nabi yang paling penting diperhatikan, Nabi sampai akhir hayatnya bentuk tubuhnya selalu proporsional. Antara dada dan perut rata. Sungguh menyedihkan, melihat pemandangan Ustadz dan Kyai-kyai modern dengan bentuk postur mengelembung. Apakah Ini menunjukkan yang bersangkutan berlebihan di dalam pola makan dan malas melaksanakan puasa sunnah. Wallahu „alam. Tetapi secara teoritis memang bertambahnya bobot tubuh melebihi proporsi idealnya disebabkan oleh pola makan yang berlebihan dan pola ibadah yang banyak membakar kalori seperti halnya gerakan-gerakan sholat, minim dilaksanakan. Dapat disimpulkan bahwa, orangorang dengan tubuh gemuk adalah orang-orang yang pola makan-minumnya tidak Islami. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Nah, Islam tidak hanya mengatur makan dan minum (apa yang kita konsumsi) dari sudut pandang kesehatan dan psikolgisnya4 saja, melainkan ada unsur lain yang sangat penting, yaitu “keberkahan”. Karena itulah, Allah SWT memerintahkan kita untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan baik. Tidak cukup bagi kita makan makanan yang baik bagi tubuh (kesehatan), tetapi kita harus memperhatikan ke”halal”an makanan tersebut. Artinya: Hai manusia, makanlah segala yang dihasilkan dari bumi ini, yang halal dan yang baik-baik, dan janganlah kamu ikuti jejak langkah setan, karena setan adalah nyata-nyata musuh bagimu. {QS. Al Baqarah: 168} Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari rezki yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah kalau betul-betul kepadaNya kamu menyembah {QS. Al Baqarah: 172} Karena itu, setiap diri kita harus memperhatikan betul komposisi makanan atau minuman yang kita konsumsi. Pola makan yang sehat tentu sangat disarankan karena kita memang disarankan untuk memelihara diri dan keluarga sehingga bisa melaksanakan tugas kita sebagai manusia dan khalifah dengan baik. Selain itu, menjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi merupakan salah satu cara kita mensyukuri nikmat hidup yang diberikan Allah. Rasa syukur salah satunya juga kita ungkapkan dalam doa yang kita baca yang diajarkan oleh mayoritas ulama ahlussunnah dan sangat populer di tengah-tengah masyarakat kita yang umumnya bermadzhab Syafi‟ie5 ini -- saat akan menikmati makanan: “Allahumma bariklana fimma rozaktana wakina adzabannaar Artinya: Ya Allah, berkahilah rizki karunia-Mu dan lindungilah dari siksa neraka.” 4 Makan minum berlebihan akan membentuk karakter manusia menjadi rakus atau dalam bahasa agama disebut tamak. Sifat tamak akan mempengaruhi semua sisi kehidupan lainnya. 5 Di dalam Islam ada empat madzhab yang sangat populer yakni Maliki, Syafi‟ie, Hambali dan Hanafi. Di Indonesia, manhaj dakwah ahlussunnah dan madzhab Syafi‟ie yang paling banyak pengikutnya di dalam penyelesaian berbagai masalah fiqh Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Pola makan sehat mengatur variasi dalam jenis makanan dan jumlahnya. Variasi jenis makanan akan memenuhi kebutuhan tubuh akan karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin dan mineral yang sangat penting bagi tumbuh kembang dan berjalannya fungsifungsi tubuh. Namun sekali lagi, tidak cukup hanya variasi jenis makanan ataupun juga cita rasanya. Kita harus menghindari apa-apa yang diharamkan oleh Allah untuk memakannya. Allah mengharamkan kita memakan daging babi berikut segala macam makanan yang menggunakan unsur babi – seperti lemak babi dan minyak babi yang banyak digunakan sebagai penyedap makanan etnis tertentu, bangkai (selain ikan), darah atau sesuatu yang disembelih tanpa menyebut nama Allah. Artinya: Allah hanya mengharamkan kepadamu bangkai, darah, daging babi dan sembelihan yang diperuntukkan selain Allah, mereka yang terpaksa makan dengan tidak berniat melanggar dan melampaui batas, tidaklah berdosa. Allah sungguh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. {QS. Al Baqarah: 173} Artinya: Katakan Muhammad,” Di dalam wahyu yang diberikan kepada saya, saya tidak mendapatkan sesuatu yang dilarang untuk dimakan, kecuali bangkai atau darah yang mengalir atau daging babi, yang sungguh-sungguh kotor, atau cacat karena disembelih bukan atas nama Allah. Barang siapa yang terpaksa tanpa bermaksud dosa dan melanggar, maka Tuhanmu sungguh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang {QS. Al An’aam: 145} Ayat ini sangat perlu untuk disosialisasikan kepada ummat Islam mengingat budaya memakan darah dalam bentuk makanan yang disebut sebagai saren (dari darah hewan potong yang dibekukan) sangat populer. Makanan saren ini, konon katanya enaknya seperti hati hewan dan tentu saja murah. Selain diharamkan, makanan darah hewan beku ini juga mengandung begitu banyak penyakit khususnya yang menular lewat darah seperti kolera, disentri, thypus, diare dan lain-lain. Darah yang ke luar dan ditampung adalah media yang bagus untuk perkembangan bakteri. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Artinya: Mereka akan bertanya kepadamu tentang yang dihalalkan bagi mereka. Katakan (Muhammad),” Yang dihalalkan bagimu adalah semua yang baik-baik. Dan tangkapan binatang buas yang sudah kamu latih (berburu) sesuai dengan petunjuk Allah kepadamu. Makanlah tangkapan binatang yang terlatih itu dengan menyebut nama Allah {QS. Al Maaidah: 4} Artinya: Hari ini Aku halalkan semua yang baik-baik, juga makanan orang-orang ahli kitab halal bagimu, dan makananmu pun halal bagi mereka...{QS. Al. Maaidah: 5} Artinya: Janganlah kamu makan makanan yang tidak disebut asma Allah (atau malahan menyebut nama yang lain). Tindakan itu suatu pelanggaran (QS. Al An’aam : 121) Selain itu kita dilarang berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan. Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik. Berlebihan mengkonsumsi makanan pada akhirnya meningkatkan risiko untuk mengalami gangguan atau penyakit tertentu. Penyakit-penyakit gangguan metabolisme dan degeneratif terbukti terkait dengan pola makan ini. Makan yang berlebihan akhinya akan meningkatkan simpanan lemak tubuh dan bisa berakibat obesitas. Selain itu, jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik/ olahraga yang baik dan konsumsi buah dan sayur, risiko dislipidemia akan meningkatkan risiko gangguan vaskuler, jantung, gangguan cerebro vaskuler, gangguan ginjal, diabetes mellitus dan penyakit lainnya. Artinya: Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (Q.S. Al A’raaf:31) Man ta‟awwada katsrataththa‟aami wasysyaraabi qasaa qalbuhu Artinya: Siapa yang memperbanyak makan dan minum, niscaya hatinya mengeras (Al Hadits) Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Juga sangat perlu diperhatikan oleh ummat Islam, untuk menghindari berbagai jenis makanan yang masih menjadi khilafiah di tengah-tengah para Ulama di dalam ketetapan hukum halal dan haramnya. Seperti hewan-hewan khasyarat (binatang kecil yang menjijikkan), yang justru di dalam budaya masyakat kita menjadi makanan favorit. Seperti halnya peyek laron, sate belalang yang sangat disukai oleh sebagian besar masyarakat kita di Jawa. Menjelaskan tentang halal-haramnya makanan dibutuhkan kehati-hatian ekstra dan ilmu yang mumpuni agar tidak menyesatkan orang lain. Jangan sampai, misalnya, karena miskinnya pengetahuan agamanya, justru memperkenankan masyarakat di sekitarnya makan daging biawak, ular dst hanya karena “manfaat” yang belum juga teruji secara ilmiah kedokteran.. Padahal hewan-hewan termaksud jelas-jelas hewan-hewan buas yang haram untuk dikonsumsi. Demikian juga dengan hal-hal yang termasuk klasifikasi syubhat ada baiknya untuk selalu kita hindari. “Alhalaalu bayyinun wal haraamu bayyinun wa baynahumaa umurun musytabihatun (Yang halal jelas dan yang haram jelas. Di antara ke duanya ada perkara-perkara yang kelam (kabur)).”{HR.Aysysyihaab} Alkohol atau khamr Allah secara jelas mengharamkan minuman keras. Minuman keras yang mengandung alkohol, telah terbukti secara medis membawa dampak buruk bagi kesehatan. Karena sifatnya, secara akut bisa menyebabkan gastritis erosif, bahkan sampai kerusakan syaraf. Konsumsi alkohol juga berperan dalam terjadinya gangguan pankreas, perlemakan hati, sirosis hepatis. Sayangnya, ada fenomena mahasiswa yang kuliah di jurusan kedokteran tetapi justru cukup akrab dengan minuman keras padahal yang bersangkutan sudah tahu benar dengan resikonya terhadap kesehatan. Alkohol juga termasuk NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya) yang dilarang untuk disalah gunakan. Mengkonsumsi alkohol dan NAPZA yang lain dapat menimbulkan ketergantungan baik fisik maupun mental. Kondisi tersebut mengganggu peran manusia, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai makhluk sosial. Artinya: Mereka bertanya tentang arak dan judi. Katakanlah,” Di dalam arak dan judi ada dosa besar dan ada manfaat bagi manusia, tetapi dosanya jauh lebih besar daripada manfaatnya..{Q.S. Al Baqarah: 219} Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sungguh arak, judi dan sajian untuk berhala serta undian, tak lain adalah barang- barang keji perbuatan setan. Maka hindarilah barang-barang itu agar kamu bahagia {Q.S. Al Maaidah:90} Alkohol Sebagai Obat? Bahkan dalam memilih bahan-bahan untuk obat pun kita harus berhati-hati. Sedapat mungkin kita menghindari penggunaan alkohol dan zat- zat yang diharamkan Allah sebagai obat maupun bahan pencampur obat. Contoh praktek yang masih sering ditemukan adalah penggunaan alkohol sebagai bahan pencampur obat, misalnya obat batuk. Maka kita sebagai konsumen harus berhati-hati dalam memilih produk obat di pasaran. Hadist Rasulullah yang artinya: Thariq bin Suwaid RA bertanya khamar pada Nabi SAW tentang khamar (arak) dan beliau melarangnya. Lalu Thariq berkata,” Aku hanya menjadikannya campuran untuk obat,” Lalu Nabi berkata lagi,” Itu bukan obat tetapi penyakit. (H.R. Ahmad) Sebagai muslim yang taat, sebaiknya kita mencoba mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah Muhammad dalam kehidupan sehari- hari. Dalam Al Quran terdapat beberapa penjelasan mengenai makanan halal yang memiliki manfaat sebagai obat, antara lain madu. Secara ilmiah, terbukti madu memiliki banyak sekali manfat bagi kesehatan tubuh kita. Artinya: Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh yang demikian itu terdapat tanda kekuasaan Allah bagi orang yang mau berpikir {Q.S. An- Nahl: 69} Ancaman terhadap orang yang mengkonsumsi sesuatu yang haram sangat berat Kehati-hatian dalam hal makanan halal atau haram mutlak kita lakukan. Jangan sampai sesuatu yang halal menjadi haram , dan yang haram menjadi halal. karena itu mengkonsumsi makanan sebaiknya berimbang, dengan jenis makanan yang benar-benar Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] halal dan baik. Dalam Islam, perilaku vegetarian juga sebaiknya dihindari agar kita tidak terjebak menjadi mengharamkan sesuatu yang halal. Orang yang mengharamkan sesuatu yang halal serupa dengan orang yang menghalalkan sesuatu yang haram (H.R. Asysyihaab) Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama membakarnya (H.R. Athabrani) Selain itu, untuk makanan-makanan kemasan sangat penting bagi setiap muslim untuk memperhatikan logo halal pada produk tersebut yang dikeluarkan secara resmi oleh lembaga yang berkompeten, yakni MUI (Majelis Ulama Indonesia). Dengan demikian akan meminimalisasi kemungkinan kita mengkonsumsi zat-zat yang termasuk ke dalam klasifikasi diharamkan tersebut.Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] 4 ABORSI Artinya: Hai manusia, kalau kami ragu tentang hari kebangkitan, sungguh Kami ciptakan kamu semuanya dari tanah kemudian dari setetes mani lalu sebagai alalaq (sesuatu yang menempel) lalu segumpal daging yang berbentuk dan tidak berbentuk agar Kami dapat tunjukkan kepadamu kecermatan kekuasaan Kami. Kami tempatkan di dalam rahim, sesuai kehendak Kami sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluaarkan kamu sebagai bayi dan kamu mencapai dewasa, di antaramu ada yang dimatikan dan ada yang pikun karena lanjut usia sehingga lupa hal-hal yang diketahuinya {Q.S. Al Hajj:5} Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup berkembang dan mampu untuk hidup di luar kandungan. Di Amerika Serikat, definisi ini dikhususkan untuk berakhirnya kehamilan sebelum kehamilan berumur 20 minggu yang didasarkan pada tanggal hari pertama menstruasi terakhir. Definisi lain yang digunakan secara umum adalah kelahiran janin neonatus yang beratnya kurang dari 500 gram. Di beberapa negara Eropa, definisi ini mencakup juga kelahiran janin kurang dari 1000 gram. Secara umum, abortus diklasifikasikan menjadi dua, yaitu abortus spontan dan abortus induksi. Abortus spontan mengacu kepada proses biologis alamiah yang menyebabkan berakhirnya suatu kehamilan. Sebagian besar hasil konsepsi sel telur dan sperma tidak pernah menjadi bayi. Jika ada sesuatu yang salah pada fetus, rahim sering kali berusaha untuk mengeluarkannya. Hal ini bisa terjadi pada kehamilan dini, dimana seorang wanita hanya mengalami perdarahan pada sekitar waktu menstruasinya, ataupun pada masa kehamilan yang lebih lanjut. Kejadian tersebut sering disebut keguguran (miscarriage), tetapi secara teknik hal tersebut disebut abortus spontan jika terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Abortus induksi adalah upaya mengeluarkan hasil konsepsi secara terencana, abortus tipe inilah yang masih menjadi kontroversi sampai saat ini. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Diperkirakan lebih dari seperlima kehamilan di dunia berakhir dengan aborsi. Perdarahan karena aborsi bertanggung jawab terhadap 13 persen kematian ibu. Beberapa negara mengatur bahwa abortus induksi (aborsi) adalah ilegal tetapi negara lain membolehkan dilaksanakannya abortus induksi atas indikasi apapun. Lalu bagaimana Islam memandang masalah abortus ini? Islam secara nyata menerangkan bahwa haram hukumnya membunuh anak dan perbuatan tersebut termasuk dosa besar. Hal tersebut tercantum dalam QS. Al Israa” (17): 31 dan QS. Al An‟aam (6): 140 … Artinya:.. Membunuh anak sungguh dosa yang sangat besar. {QS. Al Israa’ :31} Artinya: Sangat rugi orang yang membunuh anaknya tanpa sebab yang diketahui, dan mereka mengharamkan rezki yang diberikan Allah, dengan cara membawa nama Allah. Mereka sungguh telah sesat dan tidak akan mendapatkan petunjuk. {QS. Al An’aam : 140} Di dalam pandangan Islam, ruh bayi ditiupkan setelah 120 hari atau 4 bulan kehamilan. Ada dua pendapat mengenai pada usia berapa ruh ditiupkan. Pendapat pertama menyebut pada usia 6 minggu (42 hari), yang dirujukkan pada hadiest yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim yang meriwayatkan dari Hudzaifah bin Usaid, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: „Apabila nutfah telah berusia empat puluh dua malam, maka Allah mengutus malaikat, lalu dibuatkan bentuknya, diciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya. Kemudian malaikat bertanya, ya Rabbi, laki-laki ataukah perempuan?‟ Lalu Rabb-mu menentukan sesuai kehendak-Nya, dan malaikat menulisnya, kemudian malaikat bertanya, „Ya Rabbi, bagaimana ajalnya?‟ Lalu Rabb-mu menetapkan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian malaikat bertanya, „Ya Rabbi bagaimana rezekinya?‟ Lalu Rabb-mu menentukan sesuai yang dikehendakinya, dan malaikat menulisnya. Kemudian malaikat itu keluar dengan membawa lembaran catatannya, maka ia tidak menambah dan mengurangi apa yang diperintahkan itu.” Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Sementara, hadiest yang populer di tengah-tengah kita adalah yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Mas‟ud r.a.: “Bahwa Rasulullah Saw mengatakan kepada kami, „Sesungguhnya tiap-tiap kamu dibentuk di dalam perut ibunya 40 hari berbentuk nutfah (mani), kemudian menjadi „alaqah (segumpal darah) selama 40 hari, kemudian menjadi mudghoh (segumpal daging) selama 40 hari, kemudian dikirimkan kepadanya malaikat meniupkan ruh‟...”{Muttafaq ‘alaih} Beberapa Ulama mencoba menyatukan dua perspektif ini dengan mengatakan bahwa malaikat diutus berkali-kali di dalam proses penciptaan seorang manusia. Dan kami setuju dengan pandangan ini. Malaikat diutus pertama kali pada usia 42 hari ketika masih berbentuk nutfah untuk mencatat ketentuan takdir si bayi. Kemudian, malaikat diutus kembali di dalam proses awal penciptaan – seperti yang ditegaskan di dalam ayat berikut ini: Artinya: Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah {Al-Alaq:2}6 Dan kemudian malaikat di utus kembali untuk mencatat berbagai takdir si bayi pada. Dan kemudian malaikat diutus kembali untuk meniupkan ruh, pada saat janin berusia 4 bulan dan kepada janin tersebut disampaikan berbagai ilham. Artinya: dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya {AsySyams:7-8}. Maka Q.S.Asy-Syams:7-8 inilah yang menjadi dasar peniupan ruh kepada seorang bayi. Maka pasca usia 4 bulan, seorang bayi sudah menjadi manusia seperti halnya manusia dewasa. Bayi sudah memiliki organ tubuh yang lengkap dan sudah ditiupkan ruh kepada si bayi. Maka disebut aborsi, ketika menggugurkan kandungan itu dilakukan sebelum ruh ditiupkan atau sebelum usia bayi 4 bulan. Dan ketika ruh sudah ditiupkan (setelah 4 bulan), ada denyut kehidupan di dalam rahim yang dapat dilihat dengan teknologi canggih seperti USG – maka kegiatan menggugurkan kandungan sama saja dengan membunuh orang dewasa yang sama-sama bernyawa. 6 Jika merujuk kepada hadiest Abdurrahman bin Mas‟ud di atas, maka proses dari nutfah menjadi alaq (segumpal darah) pada usia ke 80 hari Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Kita dapat melihat, di mana-mana kegiatan aborsi itu menjadi pemandangan biasa. Para mahasiswa-mahasiswi kita, melakukan pacaran yang kebablasen sampai hamil dan tidak berani bertanggung jawab dengan menikah akhirnya memilih menggugurkan kandungannya. Ini dapat menjadi dosa kolektif, artinya para guru/ dosen yang bertugas membina mereka juga berdosa karena tidak menjelaskan secara benar tentang kedudukan dosa besar perilaku aborsi ini. Memang masyarakat kita sekarang, kejamnya melampaui orang-orang kafir di zaman jahiliyah dulu. Di masa pra-Islam, memang ada tradisi malu jika memiliki anak perempuan. Sehingga jika isteri-isteri mereka melahirkan anak perempuan, maka anak-anak tersebut dibunuh dengan cara dikubur hidup-hidup. Namun saat ini perilaku kita jauh lebih sadis lagi. Bahkan, sebelum anaknya sempat lahirpun sudah dibinasakan melalui praktek aborsi kriminalis/ provokatus tersebut. Alasan Melakukan Aborsi Berbagai kasus aborsi seringkali dilatarbelakangi oleh faktor sosial ekonomi. Misalnya, sebuah keluarga miskin, anak sudah banyak, tidak melaksanakan KB, akhirnya sang ibu hamil. Sebagian memutuskan untuk melanjutkan kehamilan, tetapi sebagian lagi memutuskan untuk menggugurkan kandungannya. Pada kondisi ini, Islam jelas mengatur dalam QS. Al An‟aam (6): 151, yang artinya: … … Artinya:... jangan pula kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami memberi rezki kepadamu termasuk mereka... Demikian juga pada QS. Al Israa‟ (17): 31, yang artinya: Jangan kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezki mereka dan kamu juga... Selain itu, yang sekarang banyak terjadi adalah pengguguran kandungan dilakukan pada kasus kehamilan di luar nikah (perzinahan). Penelitian Kessler dan Dillon, 2005 menunjukkan bahwa sebagian besar aborsi dilakukan oleh wanita yang single dan belum pernah menikah (67%) Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Sumber: Kessler dan Dillon, 2005 Sebagian besar pelaku aborsi adalah wanita usia muda. Delapan dari setiap sepuluh kelahiran hidup pada remaja usia kurang dari 15 tahun melakukan aborsi, dan 4 pada setiap sepuluh kelahiran hidup pada remaja usia 15-19 tahun. Maka salah satu langkah yang antisipatif dan tepat dalam hal ini adalah menghindari perzinahan. Karena bagaimanapun perzinahan adalah sesuatu yang haram, sesuai dengan aturan Islam dalam QS. Al Israa‟:32 Jangan kamu dekati zina, zina itu sungguh perbuatan keji. QS. Al Israa‟:32 Sumber: Kessler dan Dillon, 2005 Dokter yang membantu melakukan pengguguran kandungan, sesungguhnya telah melanggar sumpah dokter dan etika kedokteran serta hukum positif yang berlaku di Indonesia. Pada awal profesinya, seorang dokter telah bersumpah untuk menghargai kehidupan sejak awal kehidupan. Lalu bagaimana kita menyikapi adanya oknum dokter yang melakukan praktek aborsi? Semuanya kembali kepada hati nurani kita. Aborsi menurut Hukum Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Berdasarkan Undang- undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 15 ayat (1) dan (2), aborsi dibenarkan menurut hukum apabila dengan alasan pertimbangan medis, yaitu kehamilan tersebut bila dilanjutkan akan membahayakan nyawa ibu dan janinnya. Tindakan medis (aborsi) sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli. Aborsi tersebut hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya. Lalu bagaimana dengan abortus provokatus ilegal? Sesuai namanya, abortus ilegal jelas dilarang hukum positif kita. Seorang ibu yang sengaja menggugurkan, orang yang menggugurkan atau membantu menggugurkan, semuanya terkena ancaman hukuman pidana. KUHP mengatur hal tersebut sebagai berikut: Pasal 346 : "Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.” Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun . (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 349 : Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan. Akibat Aborsi Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Di negara- negara sedang berkembang, angka kematian karena aborsi tidak aman jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang telah maju. Oleh karena itu, angka kematiannya lebih tinggi. Data dari Ilorin, Nigeria yang dikumpulkan pada tahun 19921994 dan mencakup 144 wanita yang melakukan aborsi tidak aman (separohnya berusia kurang dari 20 tahun) menunjukkan bahwa angka kematian akibat aborsi mencapai 9 persen. Komplikasi lainnya adalah sepsis pada 27 persen kasus, anemia karena perdarahan 15 persen, leher rahim sobek 5 persen, infeksi panggul sebanyak 3 persen, kandungan sobek 3 persen, komplikasi lain di dinding vagina serta luka peritonium. Kematian juga terjadi akibat gagal ginjal atau terjadi komplikasi sekunder (Wilopo, 2005). Perdarahan dan infeksi merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas maternal. Meskipun sangat jarang, kira-kira tiga perempat kasus choriocarcinoma terjadi setelah aborsi. Infertilitas bisa terjadi karena terjadinya sumbatan tuba yang mengalami inflamasi setelah aborsi yang terinfeksi (Pernoll, 2001). Dalam jangka sedang sesudah mengalami aborsi, seorang wanita biasanya akan merasa bersalah, disforia dan cemas. Dalam waktu yang lebih lama, rasa bersalah ini akan muncul sebagai stress dan gejala depresi berat. Depresi ini lebih sering muncul jika kehamilan tersebut sangat diharapkan, wanita yang menunggu lama untuk punya keturunan, wanita yang seluruh anaknya meninggal, wanita yang pernah mengalami aborsi sebelumnya, wanita muda dengan aborsi berulang atau keguguran yang terjadi pada usia kehamilan yang lebih tua. Dukungan sosial yang rendah, masalah perkawinan atau keluarga dan pengalaman terdahulu yang lebih buruk meningkatkan sekuel emosional setelah aborsi spontan (Pernoll, 2001). Menikah karena hamil Tidak kalah penting pada bab ini, kami mencantumkan pembahasan tentang sebuah masalah pelik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita dan banyak sekali terjadi, yakni masalah hamil dan kemudian baru menikah. Di masyarakat kita, pernikahan biasanya diselenggarakan pada bulan ba‟da mulud (maulid Nabi Saw) atau pada bulan Rabiul awal. Sebenarnya di dalam pandangan Islam, semua bulan baik untuk melaksanakan hajat atau kegiatan apapun juga termasuk bulan muharram – sebagai bulan yang paling dihindari oleh masyarakat kita untuk menggelar acara. Sehingga, kadang-kadang atas nama budaya dan tradisi ini syari‟at dikorbankan. Aqad nikah ditunda. Karena pengantinnya sudah merasa “legal” karena mungkin sudah bertunangan lama, akhirnya kebablasen sehingga sang calon isteri malah hamil duluan. Dan multivariat kemungkinan lainnya. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Dewasa ini masyarakat kita semakin permissive saja. Jika ada pengantin yang melangsungkan aqad nikah dalam keadaan hamil duluan, dianggap biasa saja dan bukan masalah. Ada pula artis yang menikahnya baru sebulan tetapi kehamilannya sudah berusia empat bulan. Orang yang hamil duluan dibantu, dido‟akan, diberikan sumbangan dan seterusnya – bagaimana azab tidak turun terus silih berganti jika sikap ummat justru “mendukung” hal-hal seperti ini. Belum lagi adapula kebiasaan, hamil dengan si “A” tetapi menikahnya dengan si “B” entah karena sebab si laki-laki melarikan diri karena tidak siap bertanggung jawab atas kehamilan sang kekasih atau juga karena orang tua tetap tidak setuju dengan pilihan puterinya. Di desa-desa berkembang pula kebiasaan di mana jika orang tua tidak menyetujui sebuah hubungan cinta, kemudian sang pacar dihamili dulu untuk memaksa orang tua menyetujui hubungan mereka. Semua ini adalah perbuatan bathil. Di dalam Al-Qur‟an dijelaskan prinsip sebagai berikut: Artinya: laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin {An-Nuur:3} Pernikahan yang diawali dengan kehamilan terlebih dahulu menurut pandangan jumhur Ulama sebagai nikah syubhat – dengan persepsi bahwa nikah tersebut sah menurut pandangan syari‟at, namun faktanya pernikahan tersebut tidak sah. Menurut Syaikh Al-Faqih Abdurrahman Al-Adni, bahwa pernikahan dengan keadaan si pengantin perempuan sudah hamil terlebih dahulu itu tidak sah, sampai ke duanya menikah kembali dengan akad nikah yang benar. Jadi adanya pernikahan dalam keadaan si mempelai wanita yang sudah hamil duluan tujuannya hanya untuk memberikan status yang jelas terhadap nashab anak menurut pandangan hukum positif. Sementara dalam pandangan hukum Islam, mereka tetap berkewajiban mengulangi akad nikahnya setelah si wanita bersalin. Dan sampai si wanita bersalin, si pengantin tetap belum boleh berhubungan layaknya pasangan suami isteri sampai akad nikahnya diulang secara sah dan benar. Dan nashab si anak hasil zinah tadi dinashabkan kepada ibunya dan tidak sah dinashabkan kepada ayahnya. Dengan demikian, hubungan antara si anak yang Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] dilahirkan dengan berzinah terlebih dahulu dengan saudara-saudaranya yang lahir di dalam kerangka pernikahan yang sah adalah se-ibu tidak se-ayah. Yang berarti mereka mahram, namun tidak bisa menjadi wali nikahnya. Ketika yang lahir dari produk zinah itu adalah anak perempuan, maka setelah dewasa yang menjadi wali nikahnya adalah negara. Dalielnya dapat kita lihat di dalam hadiest berikut ini: “Ayyumro‟atin nakahat bighayri izni waliyyihaa fanikahuhaa batilun...Fa‟instajaru fassulthanu waliyyu man laa waliyyalahu (Siapa saja wanita yang menikah tanpa izin dari walinya maka pernikahannya batil..., dan jika para wali berselisih untuk menikahkannya maka sulthan adalah wali bagi seorang wanita yang tidak punya wali).”{HR.Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah – disahihkan oleh Ibnu ‘Awanah, Ibnu Hibban dan AlHakim} Menurut Imam Ash-Shan‟ani di dalam kitab Subulus-Salam (3/187): Hadiest ini menunjukkan bahwa sulthan adalah wali bagi seorang wanita yang tidak punya wali dalam pernikahannya, baik karena wali memang tidak ada atau walinya ada tetapi menolak untuk menikahkannya. Di negara kita, yang diberikan kewenangan untuk menikahkan para wanita yang sistem perwaliannya ada masalah adalah pihak petugas penghulu dari KUA (Kantor Urusan Agama). Sehingga untuk anak-anak perempuan yang dilahirkan di luar pernikahan yang sah (atau hasil perzinahan) ketika sudah dewasa dan akan menikah, perwaliannya diserahkan kepada pihak KUA atau kepada „Ulama yang mengetahui benar hukum Islam tentang masalah ini dengan menjelaskan keadaan si calon mempelai secara detil. Kemudian ada pula pertanyaan yang mengatakan, bukankah seorang anak hasil zinah itu ashabahnya – ber-nashab kepada ibunya? Sehingga „ashobah melalui ibunya diperkenankan menjadi wali nikahnya? Maka jawaban yang tepat, seperti yang pernah disampaikan oleh Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni (6/183). Ibnu Qudamah menjelaskan bahwa kedudukan mereka sebagai „ashobah anak zinah itu hanya dalam hal waris saja dan tidak berlaku dalam perwalian nikah. Selanjutnya, sepasang pezinah keduanya berstatus zinah selama belum bertaubat dari perzinahan yang sudah mereka lakukan. Jika kemudian yang akan menikahinya adalah laki-laki yang menzinahinya, maka wajib pula bagi laki-laki tersebut untuk bertaubat. Kemudian wajib pula bagi si wanita tersebut untuk melaksanakan istibra‟ yaitu menunggu bersihnya rahim dari bibit laki-laki yang berzinah dengannya dengan cara menunggu sampai selesai waktu haidnya. Bagaimana dengan masa „iddah? Dalam konteks ini, tidak ada „iddah karena „iddah adalah hak suami yang menceraikan isterinya sedangkan pezinah statusnya adalah fajir (pezinah) – demikian pendapat yang dikemukakan oleh Syaikh Ibnu “Utsaimin dalam Kitab Asy-Syarhul Mumti. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Namun, jika terjadi kehamilan maka istibra‟ atau memastikan rahimnya kosong adalah dengan menunggu sampai si wanita melahirkan anaknya. Sehingga, apa yang biasa dilakukan oleh masyarakat kita dengan meng-aborsi rahimnya untuk membersihkan rahim jelas sebuah perbuatan salah dan dosa besar. Sementara kehamilannya disebabkan oleh perzinahan yang dilakukannya secara sadar. Demikian juga, dengan menikah dalam keadaan si pengantin wanita sudah hamil, dan tidak mengulangi akad nikahnya setelah si wanita melahirkan juga sebuah model pernikahan yang salah. Sehingga, ketika terjadi kehamilan di luar nikah di antara laki-laki dan perempuan yang masih sama-sama gadis/bujangan – boleh saja untuk dinikahkan terlebih dahulu di KUA sebagai prosedur untuk berbagai urusan administrasi anak nanti (akte kelahiran dll), namun setelah akad nikah si pengantin di pisah dulu di rumah orang tuanya masingmasing. Dan setelah si wanita bersih rahimnya (istibra‟) setelah melahirkan, maka akad nikahnya baru diulang, dan mereka baru sah menjadi sepasang suami isteri dalam pandangan Islam, dan diperkenankan untuk berada di satu rumah dan berhubungan layaknya sepasang suami isteri. Namun, status nashab si anak hasil perzinahan terhadap saudara-saudara kandungnya yang lain tetap harus sangat diperhatikan seperti penjelasan terdahulu pada bagian bab tulisan ini.Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] 5 AIR SUSU IBU Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. Semua zat gizi yang dibutuhkan bayi (sampai usia tertentu) akan terpenuhi oleh zat gizi yang terkandung dalam ASI. ASI memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan susu formula yang sekarang banyak di pasar, tantara lain: 1. ASI mengandung zat yang sangat berguna untuk sistem kekebalan bayi, antara lain imunoglobulin. Zat tersebut tidak terkandung dalam susu formula 2. Pemberian ASI sangat bernilai ekonomis bagi ibu/ keluarga. Ibu tidak perlu menyediakan anggaran khusus setiap bulannya untuk membeli ASI. Tetapi tentu saja, kebutuhan gizi dan kesehatan ibu harus diperhatikan supaya produksi air susu ibu cukup (kualitas dan kuantitas). 3. Cara penyediaan dan penyajian ASI untuk anak sangat praktis. Kita tidak memerlukan botol/ gelas terus menerus untuk memberikan ASI kepada anak. Pemberian susu formula biasanya disajikan dalam botol/ dot atau gelas. Botol/ dot yang digunakan harus dibersihkan dan dipanaskan agar terjaga sterilitas/ kebersihannya. Pemanasan (direbus) bertujuan agar bakteri/kuman yang ada atau melekat pada botol bisa dimatikan atau diminimalkan. 4. Pemberian ASI kepada anak akan mempererat hubungan/ ikatan psikologis antara ibu dan anak. Dengan menyusui, seorang ibu juga menyalurkan kasih sayangnya kepada anak, misalnya dengan elusan, belaian, tatapan mata, senyuman bahkan nyanyian dan doa di saat menyusui tersebut. 5. Kandungan gizi, karbohidrat, protein, lemak dan lain-lain dalam ASI memiliki komposisi yang paling pas (tepat) seperti yag dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya sampai usia tertentu (4-6 bulan) sampai akhirnya nanti bayi mendapatkan makanan tambahan. Banyak penelitian modern menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif terbukti meningkatkan daya tahan (imunitas) bayi sehingga menurunkan risiko bayi untuk mengalami beberapa penyakit infeksi seperti diare, pneumonia, campak dan lain-lain. ASI eksklusif dianjurkan untuk mulai diberikan segera setelah lahir sampai usia 4-6 bulan. Setelah itu bayi diberi makanan tambahan seperti bubur, buah dan sayur. Pemberian ASI idealnya diberikan sampai minimal anak berusia 2 tahun. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Pemberian ASI secara tepat akan menjamin tumbuh kembang bayi sesuai umur (normal). Selain itu, dengan memberikan ASI akan membantu ibu untuk mempercepat pengembalian fungsi, ukuran rahim dan bentuk tubuh. Pada saat disusui, maka akan keluar hormon oksitosin yang salah satu kerjanya akan membantu kontraksi otot uterus sehingga mempercepat pengembalian ukuran uterus ke ukuran semula. Memberikan ASI dengan baik dan benar sekaligus juga dapat menjadi metode kontrasepsi yang baik. Hal tersebut membantu dalam pengaturan jarak kehamilan dan kelahiran antar anak. Penelitian modern yang dilakukan Rutstein (2000) dan CondeAgudelo dan Belizan (2000) tentang jarak kelahiran menunjukkan bahwa interval kelahiran yang aman untuk kesehatan ibu dan anak adalah antara 36 sampai dengan 47 bulan. Jarak kelahiran antar anak yang kurang dari 36 bulan atau lebih dari 48 bulan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu atau pun anak. Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko kematian matenal antara lain 4 (empat) terlalu, yaitu terlalu muda/tua, terlalu dekat (jarak kelahiran) dan terlalu banyak (jumlah anak). Dengan menyusui secara baik dan benar, maka secara tidak langsung mengurangi risiko tersebut dengan mengatur jarak antar kehamilan/ kelahiran. Lebih lanjut, anak akan mendapatkan apa yang menjadi haknya, yaitu asah, asih dan asuh dari kedua orangtua sehingga tumbuh kembangnya menjadi lebih optimal. Ke depan, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang unggul. Perintah untuk memberikan ASI ekslusif kepada putera-puteri yang dilahirkan, dapat dilihat di dalam ayat-ayat berikut ini: Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya...{QS.Al Baqarah:233} Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,...{Q.S. Al Ahqaaf:15} Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Jarak kehamilan/ kelahiran anak yang terlalu dekat berdasar hasil penelitian modern terbukti meningkatkan risiko kejadian aborsi, berat badan lahir rendah (BBLR), asfiksia, kematian bayi dan juga kematian ibu. Karena itu, pemberian ASI secara tidak langsung juga bermanfaat untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak. Nabiullah Muhammad Saw sangat memperhatikan pentingnya memberikan ASI ini kepada bayi-bayi yang terlahir pada saat itu, tanpa memandang bulu. Bahkan untuk seorang wanita yang statusnya terhukum-pun wajib memberikan ASI-nya kepada bayi yang dilahirkannya. Pernah suatu ketika ada seorang wanita yang berzinah dan mengakui perzinahannya, dan minta dirinya untuk dihukum sesuai hukum Islam. Ketika melaporkan keadaan dirinya, wanita tersebut sedang hamil. Maka Nabi Saw memerintahkan kepada wanita tersebut untuk melahirkan bayinya terlebih dahulu. Setelah si wanita itu bersalin, dia kembali melaporkan keadaan dirinya kepada Nabi dan oleh Nabi diperintahkan untuk menyusui bayinya terlebih dahulu selama dua tahun. Dan setelah dua tahun kemudian, wanita tersebut kembali melaporkan keadaannya dan baru hukum Islam diberlakukan kepada wanita tersebut. Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] 6 KLONING Kloning merupakan "proses penggandaan makhluk hidup dengan cara nucleus transfer dari sel janin yang sudah berdiferensiasi dari sel dewasa", atau "penggandaan makhluk hidup menjadi banyak dengan memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung telur pada tahap sebelum terjadi pemisahan sel-sel bagian-bagian tubuh. Kloning bisa juga diartikan sebagai teknik membuat keturunan berkode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.. Kloning dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari tubuh , lalu dimasukkan ke dalam sel telur. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur. Kemudian sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim ibu agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya, yakni orang yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan tersebut. Dalam proses kloning manusia ini, sel yang diambil dari tubuh seseorang telah mengandung 46 buah kromosom, atau telah mengandung seluruh sifat-sifat yang akan. Dengan demikian, anak yang dihasilkan dari proses kloning ini akan mempunyai ciri-ciri hanya dari orang yang menjadi sumber pengambilan inti sel tubuh. Anak tersebut merupakan keturunan yang berkode genetik sama persis dengan induknya. Jadi kloning bisa dilakukan meskipun hanya ada seorang laki-laki ataupun seorang perempuan. Berbeda dengan kelahiran normal yang memerlukan seorang ibu dan ayah, anak akan mendapatkan separuh gen dari ayah dan separuh gen dari ibu, sehingga anak tersebut akan mewarisi sifat kedua orangtuanya. Bagaimana Hukum Kloning? Kloning pada hewan dan tumbuhan yang ditujukan untuk kemaslahatan manusia, misal mendapatkan hewan atau tumbuhan yang tahan hama, mendapatkan hewan yang unggul, tanaman yang berbuah manis dan lain-lain hukumnya mubah (boleh). Demikian juga kloning untuk memperbanyak tanaman yang berkhasiat untuk pengobatan. Mencari pengobatan dengan cara yang baik dianjurkan dalam Islam (sunnah). Hal tersebut sesuai dengan hadist “Man „anzalallahu azza wajalla min daa‟in illa wa‟anzalalahu dawa‟an, „alimahu man „alimahu, wajahilahu man jahilahu (Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian !") (HR.Anas ra) Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Namun demikian, kloning kepada manusia seperti yang banyak kita lihat di filmfilm action amerika (salah satunya dibintangi oleh aktor Arnold Scwarchzeneger) adalah sesuatu yang diharamkan karena menyalahi prinsip-prinsip reproduksi yang diperkenankan untuk manusia melalui mekanisme yang disebut pernikahan. Jadi, kloning itu bukan solusi bagi orang-orang yang menginginkan memiliki anak tanpa melalui jalur pernikahan seperti yang banyak dibayangkan oleh orang-orang modern yang tetap ingin memiliki anak pada satu sisi, namun tidak siap dengan berbagai konsekuensikonsekuensi dari pernikahan. Artinya: dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan budakbudak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat Perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari Keuntungan duniawi. dan Barangsiapa yang memaksa mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.{An-Nuur:33} Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] 7 KELUARGA BERENCANA Bagaimana Islam memandang masalah Keluarga Berencana (KB)? Selama ini, di kalangan umat Islam masih terdapat perbedaan pendapat mengenai boleh tidaknya berKB ini. Segolongan umat berpendapat bahwa KB itu dilarang, sebagian yang lain berpendapat boleh. Maka dalam masyarakat, kita bisa menjumpai sebuah keluarga dengan jumlah anak yang banyak dan jarak umur yang berdekatan (antar anak). Perbedaan pendapat ini juga terjadi pada tingkat dunia, sehingga antar negara Islam terdapat berbagai perbedaan kebijakan. Ada negara yang mendapat dukungan kaum ulama untuk melaksanakan kebijakan KB, ada yang menyatakan bahwa KB dilarang karena menyalahi kodrat dan ada juga yang secara terbuka menyatakan boleh bahkan membenarkan dilakukannya abortus apabila suatu keluarga sudah memiliki cukup banyak anak. KB seringkali identik dengan pembatasan jumlah anak, dengan adanya slogan yang cukup terkenal, yaitu “Dua Anak Cukup”. Sebenarnya KB tidak terbatas pada pengertian tersebut, tetapi meliputi perencanaan keluarga (dalam hal ini anak, yang meliputi juga jumlah anak, jarak antar kelahiran, waktu kehamilan dan lain-lain). Artinya kita bisa memiliki anak lebih dari dua tetapi dengan terrencana, disesuaikan dengan kemampuan kita sehingga anak bisa tumbuh sehat, mendapatkan kasih sayang, pendidikan dan kebutuhan lainnya secara memadai. Pandangan Islam tentang KB (bahwa KB itu boleh atau malah dianjurkan) bisa kita lihat dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 233 Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya...{QS. Al Baqarah:233} Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Kalau kita cermati ayat di atas, ternyata Islam menganjurkan setiap ibu untuk menyusui anaknya selama 2 tahun. Ilmu pengetahuan modern menunjukkan bahwa air susu ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi. ASI memiliki berbagai keutamaan jika dibandingkan dengan susu formula, antara lain dari segi harga, sterilitas, kandungan antibodi ataupun zat- zat gizi yang memang sesuai dengan kebutuhan bayi. Selain bermanfaat bagi bayi, ternyata pemberian ASI juga memberi manfaat yang besar bagi ibu antara lain untuk mencegah kanker payudara, membantu mempercepat pemulihan rahim sesudah melahirkan dan mengatur jarak kelahiran. Bagaimana ASI bisa mengatur jarak kelahiran/kehamilan? Dengan pemberian ASI yang benar, maka ibu secara alamiah tidak mengalami kehamilan karena perubahan pada produksi beberapa hormon yang bisa mencegah pulihnya kesuburan. Dalam waktu dua tahun tersebut, diharapkan ibu dapat menuangkan segenap kasih sayang pada anak yang disusuinya sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Penelitian yang dilakukan Rutstein (2000) dan Conde- Agudelo dan Belizan (2000) tentang jarak kelahiran menunjukkan bahwa interval kelahiran yang aman untuk kesehatan ibu dan anak adalah antara 36 sampai dengan 47 bulan. Kita cermati Al Quran surat Al Ahqaaf ayat 15 Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,...{Q.S. Al Ahqaaf:15} Maka jika seorang ibu menyusui dan menyapih sampai anak berusia 30 bulan kemudian dia mulai hamil selama 9 bulan maka jarak antar kelahiran adalah 39 bulan. Subhanallah! Sesungguhnya kita benar-benar bisa membuktikan kebenaran ilmu Allah yang tertulis dalam Al Quran. Selain itu kita bisa cermati bahwa KB sudah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad dengan melihat hadist sahih: Jabir berkata: Kami melakukan „azl pada zaman Rasulullah SAW, dan Al Quran masih diturunkan. Jika ia (azl) merupakan sesuatu yang dilarang, niscaya Al Quran melarangnya pada kami{Muttafaq Alaih} Menurut riwayat Muslim: Hal ini disampaikan kepada Nabi SAW, dan beliau tidak melarangnya pada kami. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Rasulullah SAW melarang „azl terhadap istri kecuali dengan persetujuannya {HR. Ahmad} Jadi pada dasarnya Islam membolehkan umatnya untuk ber-KB dengan beberapa ketentuan: pertama, niat ber-KB untuk kebaikan keluarga, kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak. Kita tentu berharap memiliki keturunan yang sehat, kuat, terawat, berbudi pekerti luhur (tidak keleleran). Dengan keluarga yang direncanakan dengan baik, semoga terwujud keluarga yang sakinah, yang diidam-idamkan setiap pasangan. Kedua, KB hendaknya dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, yaitu suami dan istri sehingga tidak ada salah satu dari keduanya yang terdhalimi dan keduanya bertanggungjawab atas keputusan bersama tersebut. Dan ketiga, KB hendaknya menggunakan metode yang benar dan sesuai untuk ibu. Tentang metode kontrasepsi yang digunakan ini, beberapa metode yang di”bolehkan” oleh ulama antara lain „azl (coitus interuptus), pantang berkala, kondom/ diafragma, pil, susuk dan suntik karena mekanisme kerja metode-metode tersebut adalah dengan mencegah pertemuan antara spema dan sel telur baik secara fisik menghalangi pertemuan keduanya ataupun dengan mencegah pematangan ovum. Pemilihan metode dan alat kontrasepsi hendaknya juga melihat kondisi kesehatan ibu, misalnya apakah ada riwayat hipertensi, penyakit kardiovaskuler, alergi dan sebagainya. Sedangkan metode kontrasepsi dengan IUD ditolak oleh sebagian ulama karena adanya kemungkinan bahwa IUD tidak mencegah pertemuan sperma dan sel telur melainkan mencegah hasil konsepsi untuk menempel ke rahim, yang berarti sama dengan pengguguran atau pembunuhan. Islam tegas-tegas melarang pembunuhan anak, sebagaimana yang tercantum dalam QS Al Israa ayat 31, yang artinya :Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu Karena takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. Demikian juga QS Al An’aam ayat 151 yang artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu Karena takut kemiskinan, kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka {QS Al An’aam:151} Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa sebenarnya Islam sangat menganjurkan keluarga berencana agar dari pernikahan nanti terlahir keturunan yang sehat, mendapatkan cukup kasih sayang dan bimbingan (tidak terdzalimi) hak-haknya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang penuh dengan kelahiran adik-adiknya sehingga setelah dewasa bisa menjadi pemuda-pemuda yang tangguh menegakkan Islam di bumi. Keseimbangan psikologis dan fisik yang sehat bisa didapatkan oleh seorang anak, jika dia mendapatkan kesempatan mengenyam kasih sayang orang tuanya pada rentang waktu yang mencukupi dan juga memiliki kesiapan psikis untuk menyambut anggota keluarga atau adiknya yang baru. Dalam prakteknya, anak-anak yang dipersiapkan dengan baik akan tumbuh menjadi generasi muda yang memiliki karakter dan watak yang matang, sabar dan tidak impulsif. Memiliki anak lagi, dengan merampas hak anak yang lebih tua mendapatkan kasih sayang akibat jarak kehamilan yang terlalu rapat adalah sebuah bentuk kezhaliman terhadap hak-hak si anak. Sehingga silahkan ber-KB, kenapa tidak? Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] 8 PENYAKIT MENULAR SEKSUAL, HIV& AIDS Angka kejadian HIV/ AIDS dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Kalau dicermati di sekitar kita dan juga media massa, perilaku- perilaku berrisiko sangatlah memprihatinkan, seks bebas, pemerkosaan, penyalahgunaan narkoba, pesta miras dan lain-lain. Bahkan dalam suguhan sinetron, perilaku- perilaku tersebut disajikan seakan-akan merupakan perilaku yang sudah umum( lazim/jamak). AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang bisa menular melalui berbagai cairan tubuh, seperti sperma, cairan vagina, darah, dan ASI. Secara statistik, HIV positif dan AIDS banyak dialami oleh kalangan homoseksual, penganut freesex (bergonta-ganti pasangan seksual), pengguna narkoba (suntik). Selain kejadiannya yang terus meningkat, hal yang memprihatinkan lainnya adalah sebagian besar penderita HIV/AIDS adalah dari kelompok usia muda. Apalagi adanya dugaan bahwa fenomena ini adalah sebuah fenomena gunung es, bahwa data yang ada tersebut belum menunjukkan angka kejadian yang sebenarnya karena masyarakat kita lebih tidak siap mengetahui kalau dia mengidap sebuah penyakit. Sehingga, memang orang cenderung tidak mau memeriksakan kesehatannya secara rutin termasuk para pekerja yang beresiko tinggi tertular virus ini seperti dokter spesial obsgyn yang hampir setiap hari berurusan dengan darah orang-orang bersalin, yang bisa saja diantaranya adalah pengidap HIV/AIDS. Homoseksual Homoseksual adalah suatu penyimpangan kejiwaan dan perilaku, sehingga seseorang menjadi tertarik (secara seksual) kepada sesama jenis. Perilaku menyimpang ini berisiko untuk menularkan berbagai penyakit menular seksual. Kebiasaan oral dan anal seks meningkatkan risiko tertular HIV/AIDS, sifilis, herpes, dan lain-lain. Data menunjukkan bahwa kaum homoseksual jumlahnya terus meningkat, bahkan ada kecenderungan perubahan paradigma, golongan ini semakin berani dan terus terang menunjukkan identitas ke”homo”annya. Tidak segan-segan dan tanpa malu kaum selebriti mengaku di depan publik bahwa mereka adalah seorang homoseks. Padahal sebelumnya, keadaan tersebut merupakan sesuatu yang dianggap tabu dan harus disembunyikan. Situasi modernisme dengan titik tekan kepada nilai hak asasi manusia, membuat kaum homo-seks semakin “PD” saja. Bahkan di dalam paradigma ilmu psikologi modern, homo-seksualitas tidak lagi dikelompokkan Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) sebagai sebuah bentuk devias FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] (penyimpangan) perilaku. Sehingga di negara-negara yang disiplin ilmu psikologinya maju, seperti di Jerman, Inggris, Prancis dan Amerika – homoseks dilegitimasi. EltonJohn adalah pasangan selebritis pertama dunia yang mendapatkan legalitas melalui pengadilan Inggris ketika menikahi pasangan homo-seksnya. Islam secara tegas melarang homoseksualitas. Diciptakan laki-laki adalah pasangan dari perempuan. Artinya: Mengapa pula kamu menggauli laki-laki? Dan kamu tinggalkan istri- istri yang disediakan Allah untukmu. Kamulah orang-orang yang melampaui batas {Q.S. Asy-Syu’araa:165-166} Di zaman Rasulullah Saw dan Khulafaurrasyidin setelah beliau, hukuman untuk para homo-seks ini sangat keras. Di zaman kekhalifahan Imam Ali bin Abu Thalieb – pernah menghukum orang-orang homo-seks ini beberapa kali. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan generasi muda maka pen-sikapan terhadap homo-seks ini harus sangat tegas dan tidak bisa separuh hati. Artinya, manusia harus didorong terus untuk kembali kepada fitrahnya. Bukan justru diberikan ruang berkumpul ditengah-tengah deviasi dan kecenderungan menyimpang tersebut. Sodomi/ anal seks Perilaku sodomi/ anal seks adalah perilaku seksual dengan memasukkan alat kelamin laki-laki ke lubang anus (bukan ke vagina). Praktek sodomi ini sering kali dilakukan oleh orang dengan penyimpangan seksual, misalnya pada kasus “robot gedek”, dan kaum homo. Namun, akhir-akhir ini – sodomi atau anal seks sedang menjadi trend di tengah-tengah manusia modern. Di berbagai situs-situs porno di internet berbagai dokumen aktivitas seks melalui lubang dubur ini tersebar luas, baik dalam bentuk rekaman video, 3G atau dalam bentuk foto-foto mesum. Anal seks ini dicitrakan menawarkan kenikmatan luar biasa, melampaui kenikmatan berhubungan intim melalui saluran yang seharusnya yang lobang senggama/ lobang vagina sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi anak-anak muda untuk mencobanya. Selain itu, menurut mereka berhubungan intim melalui lubang dubur ini juga bebas dari resiko kehamilan. Bagaimanapun, diciptakan dan diatur bahwa hubungan seksual salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan keturunan selain untuk menyalurkan syahwat, sehingga “tempat” yang tepat adalah vagina. Ditinjau dari kesehatan, anus merupakan bagian dari saluran cerna yang banyak mengadung kotoran dan kuman. Perilaku sodomi berisiko untuk dapat menimbulkan Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] perlukaan / erosi baik di daerah anus maupun alat kelamin. Tentu saja kondisi ini akan meningkatkan risiko terinfeksi/ masuknya berbagai kuman ke dalam tubuh dan merupakan salah satu cara efektif penularan HIV/ AIDS. Maka sejak zaman Nabi-nabi terdahulu, seperti di zaman Nabi Nuh a.s atau di zaman Nabi Luth a.s perilaku sodomi ini sudah diharamkan untuk dilakukan untuk ummat-ummat di zaman tersebut. Juga di zaman Nabi Musa a.s dan di zaman Nabi Isa a.s – sebagai nabi-nabi yang diturunkan di tengah-tengah orang-orang Yahudi. Namun, anehnya tradisi seks anal ini justru masih eksis dilakukan hingga hari ini oleh orang-orang Yahudi. Di dalam pandangan Islam, hubungan intim antara suami isteri adalah sebuah bentuk hubungan yang tidak hanya pro-kreasi (reproduksi) tetapi juga pro-fun. Sehingga, diberikan kebebasan untuk melakukannya dengan cara-cara yang mereka sukai. Kebolehannya dapat kita lakukan di dalam gaya bahasa analogi, bahwa hubungan intim itu seperti orang yang menanami sawahnya. Artinya: isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman {Q.S. Al Baqarah:223} Namun demikian, di dalam berhubungan suami-isteri tetap harus dilakukan dengan tata cara yang baik, meskipun berdasarkan ayat di atas diberikan kebebasan. Namun tetap ada batasan-batasan yang harus dijaga. Hal-hal yang harus dijaga itu meliputi etika, misal diharamkan masing-masing pasangan menceritakan rahasia hubungan suami-isterinya kepada orang lain (rahasia kamar pengantin jangan sampai terdengar kepada orang lain). Demikian juga dengan melakukan anal seks adalah sebuah perilaku yang buruk dan menyerupai (tasyabuh) kebiasaan orang-orang Yahudi. Sehingga, anal seks sendiri termasuk perbuatan yang diharamkan untuk dilakukan. Dari madzhab yang empat (Maliki, Syafi‟ie, Hambali dan Hanafi) bersepakat bahwa melakukan hubungan seks-anal (sodomi) adalah perbuatan menyimpang dan melampaui batas. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Artinya : dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. {Q.S: AlMu’minun:5-7} Ayat: “Famanibtagha waro‟a dzalika fa‟ula ika humul „adun (barangsiapa mencari yang dibalik itu. Maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas)” adalah daliel yang menunjukkan kepada keharaman berbagai perilaku seks yang menyimpang seperti onani/masturbasi, zinah dan termasuk juga kegiatan sodomi baik yang dilakukan oleh para homo-seks/lesbi atau pasangan “normal” namun perilaku seksnya tidak normal, yakni menyukai kegiatan sodomi tersebut. Daliel berikutnya adalah kaidah: “Darul mafasid awla min jalbil masolih (Menghindari yang mungkar jauh lebih penting daripada mengambil yang maslahat). Dari daliel akli berdasarkan riset ilmu kedokteran bahwa perilaku sodomi itu sendiri merusak, tidak bermanfaat dan membuka ruang potensi penyakit kelamin yang beragam dan kompleks. Sehingga, dengan demikian tidak melakukan sodomi sama dengan menghindari kemungkaran yang lebih besar. Maka setiap muslim yang baik, berkewajiban untuk menghindari perilaku anal-seks atau sodomi ini. Kesempurnaan iman seseorang, harus didukung dengan fondasi perilaku seksual yang benar dan sehat sesuai tuntunan syari‟at. Tanpa itu semua, maka kita hanya menjadi orang-orang munafik yang terus bergerak ke arah yang menyimpang. Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] 9 PERGAULAN YANG SEHAT Artinya: “dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” {Al-Israa:32} PADA bagian sebelumnya, kita sudah mengupas masalah HIV/AIDS. Perilaku seks bebas dan seks menyimpang, merupakan factor potensial yang menyebabkan semakin banyaknya penderita HIV/AIDS atau sering diistilahkan sebagai ODHA. Eskalasi untuk menuju ke seks bebas, di awali dengan perilaku yang juga sangat permissive – atau dalam bahasa remaja disebut sebagai pacaran. Pacaran adalah sebuah mekanisme yang lazim digunakan oleh orang-orang pra-nikah untuk menjajaki calon pendamping hidupnya. Kalau niatnya demikian, maka hokum pacaran itu sendiri tidak dapat dihukumi karena bermu‟amalah sifatnya adalah boleh (mubah) untuk dilakukan. Hanya saja, ketika pacaran itu sudah mulai memasuki kawasan taqrab zinah (mendekati perzinahan) – maka pacaran itu langsung bernilai haram. Seperti yang dijelaskan di dalam Q.S.Al-Israa‟:32 di atas. Yang termasuk ke dalam perbuatan taqrab zinah itu, meliputi segala aspek yang kita temukan di dalam konteks pacaran pada saat ini. Sehingga meskipun lazim dilakukan, namun pacaran „ala remaja sekarang itu jelas sebuah perbuatan yang salah. Pacaran kami tegaskan, merupakan model taqrab zinah yang paling identik. Kegiatan seperti berboncengan dengan naik sepeda motor, duduk di dalam mobil berduaan, mojok di tempat-tempat wisata, di kost-kostan dan lain sebagainya termasuk perbuatan taqrab zinah. Apalagi sampai pegang-pegangan, rangkulan, berciuman dan seterusnya. Ada pertanyaan kemudian, bagaimana hukumnya jika seorang wanita menjadi pejabat dan memiliki kendaraan dinas yang sopirnya seorang laki-laki dan bukan muhrimnya? Maka jawabannya, yang bersangkutan wajib dengan segala cara untuk tetap menghindari ikhtilat. Artinya bisa saja di dalam perjalanan membawa staf lain, lebih diutamakan yang berjenis kelamin wanita juga. Atau si pejabat tidak duduk di kursi depan, tetapi duduk di kursi belakang sementara sopir di kursi depan. Jika si pejabat wanita, duduk berjejer dengan sopirnya di kursi depan maka perbuatan itu termasuk klasifikasi taqrab zinah dan ikhtilat dengan laki-laki non-muhrimnya, maka hanya karena salah posisi Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] duduk dalam mobil saja dapat menyebabkan orang ke neraka. Pengecualian hanya dalam keadaan darurat atau belum tahu. Kami melihat ada begitu banyak orang bodoh dan orang sombong, yang justru memahami duduk di posisi kursi depan sebagai prestise. Padahal ini bertentangan dengan kaidah dan prinsip Islam dalam pergaulan antara wanita dan laki-laki. Jika dalam hal yang sederhana saja, seseorang tidak bisa mencontohkan akhlak yang tepat – maka apalagi dalam hal-hal yang lebih besar. Kalau dia menjadi pemimpin, maka dia adalah seorang pemimpin yang invalid dan rafas. Pertanyaan selanjutnya, yang sering diajukan apakah ada model yang bisa mengintegrasikan antara pacaran dan Islam? Sepertinya susah sekali untuk menuju ke sana. Apakah kemudian pacarannya dilaksanakan di masjid, yang laki-laki datang dengan baju koko dan wanita memakai jilbab besar dan jubah kemudian saling beruluk salam, setelah itu mengaji bareng. Tentu ini namanya lebih tepat disebut sebagai majlis ta‟lim. Sehingga, jika pacaran itu merujuk kepada perbuatan yang taqrab zinah sekecil apapun bentuknya seperti telfon-telfonan romantis – itu semua termasuk perbuatan yang diharamkan dengan merujuk kepada kaidah : Al-Ashlu fil asya‟I ibahattu hatta yadulla dalielun „ala tahrimihi. Di dalam begitu banyak penelitian, menunjukkan bahwa remaja selalu identik dengan aktivitas seks pra-nikah. Seperti data BKKBN yang menunjukkan bahwa remaja usia SMP-SMA sebanyak 63% pernah melakukan aktivitas seks pra-nikah.dan 21% diantaranya melakukan aborsi. Penelitian ini dilakukan di 33 provinsi pada tahun 2008 yang mengindikasikan adanya peningkatan, jika dibandingkan dengan penelitian pada tahun 2005-2006 yang baru menunjukkan angka pada 47,54%. Dan 54% penderita HIV/AIDS itu adalah remaja. Bahkan perilaku ini juga dilakukan oleh orang-orang dewasa, yang bergelar Kyai atau Ustad. Ada yang melakukannya di dalam skema kawin mut‟ah (kontrak) ataupun benar-benar zinah tanpa di awali model rangkaian pernikahan apapun. Kita sangat sering mendengar ada ustad, aktif di organisasi dakwah misalnya, menjadi pula dosen agama atau bahkan bisa saja bergelar dokter yang tahu persis bahwa setiap kegiatan konsepsi akan beresiko terhadap terjadinya kehamilan tetapi dalam perjalanannya justru menghamili mahasiswinya atau menghamili remaja puteri usia SMA. Profesi lain juga sangat potensial untuk melakukan hal yang sama, seperti profesi sebagai insinyur, olah ragawan dan artis yang sangat rentan perselingkuhan dan perzinahan. Sayangnya orang kita terlalu naïf di dalam memahami realita ini. Dan kenaifan inilah yang kemudian membuat skema perzinahan itu kembali berulang. Jika para Ustad/Kyai saja banyak yang gagal dalam mengendalikan syahwatnya maka apalagi remaja di usia yang labil dan sedang mencari jati diri. Maka, yang paling ideal menjalani usia remaja dan kuliah tanpa pacaran atau menyibukkan diri terlebih Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] dahulu dalam urusan cinta. Cinta itu sebuah gejala psikologi yang sulit untuk dijelaskan. Namun secara teoritis, jika cinta tidak diikuti dengan rangkaian langkah-langkah berikutnya yang kemudian dipuncaki dengan komitmen yang bernama pacaran – maka cinta itu akan memudar dengan sendirinya. Karena semua cinta adalah sederhana, seperti nasihat Imam Ali bin Abu Thalieb karammallahu wajhah : “Ahbib habaibaka hawnan ma‟asa ayyakuna baghidaka yawman ma. Abghid baghidaka hawnan, ma‟asa ayyakuna habaibaka yawman ma (jika engkau mencintai seseorang maka cintailah denga sederhana, karena esok hari bisa saja dia menjadi orang yang paling engkau benci. Dan jika engkau membenci seseorang, maka bencilah dengan sederhana karena bisa jadi esok lusa dia akan menjadi orang yang paling engkau cintai (Nahjul Balaghah). Dan untuk mereka yang sudah mencukupi usia untuk menikah, sudah punya calon dan juga sudah memiliki sumber ma‟isah bagi keluarganya – maka disarankan untuk segera menikah dan tidak menunda-nunda pernikahan. Sehingga, bagi para mahasiswa yang usia sudah mencukupi untuk menikah berdasarkan UU Perkawinan kita, dan sudah berpacaran maka sebaiknya menikah. Karena pernikahan itu adalah benteng penjagaan yang terbaik terhadap godaan mata dan godaan syahwat (Ya Ma‟sarasabab manistato‟a minkumul ba‟ath fal yatzawwaj fa‟innahu aghaddu lil bashar wa „ahsanu lil farji waman lam yastati wabi shaumu…). Dan bagi yang merasa sudah memiliki kecenderungan syahwat terhadap lawan jenis, sementara belum memiliki kemampuan untuk menikah maka perbanyaklah berpuasa. Puasa adalah therapy terbaik untuk pengendalian syahwat bagi seorang remaja. Maka, gerakan puasa senin-kamis sekurang-kurang harus diawali di usia yang sangat dini karena insya Allah dengan rajin berpuasa maka potensi syahwat si remaja dapat dikendalikan dengan baik dan sisa energi positifnya dapat diarah ke hal-hal yang psoitif untuk pengembangan dirinya sendiri. Idealnya, seorang mahasiswa atau mahasiswi dan pelajar selalu mengupayakan bergaul secara sehat. Menghindari pacaran merupakan salah satu point terpenting untuk mendapatkan konsep pergaulan yang benar-benar sehat, selain juga harus terus berikhtiar mencari teman bergaul yang baik, mencari bahan-bahan hiburan yang baik dan Islami dan mencari lingkungan kost-kostan dan tempat tinggal yang juga baik. Sehari semalam – paling lama seorang mahasiswa atau pelajar berada di sekolah atau di kampus, selama 5-9 jam. Itu sudah sangat maksimal. Sisanya tentu akan lebih banyak dihabiskan di rumah dan di lingkungan tempatnya tinggal, sehingga pengaruh kost-kostan Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] akan jauh lebih besar daripada pengaruh teman kuliah dan pengajar/dosen di kampus. Saat ini, sudah banyak pondok pesantren-pondok pesantren yang ditujukan untuk para mahasiswa. Sambil kuliah, waktu kosong digunakan untuk ngaji di pondok. Ada yang dengan program gelar dan non-gelar. Ini bisa menjadi alternatif pilihan yang baik untuk seorang mahasiswa yang merantau dan tidak tinggal dengan orang tua atau saudara, sehingga minim kontrol. Mengusahakan lingkungan bergaul dan tempat tinggal yang baik adalah cara terbaik untuk membangun tradisi pergaulan yang sehat.Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] 10 PROFIL SEORANG DOKTER MUSLIM Artinya: dan tidaklah Kami mengutus Para Rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan Mengadakan perbaikan, Maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik {Al-An’am:4849} ZAMAN sekarang tentu sudah sangat berbeda dengan zaman Ibnu Sina (Avicena) dulu, seorang dokter muslim yang sangat populer hingga hari ini. Di zaman sekarang, melalui sistem pendidikan yang lebih berkiblat ke negara-negara eropa dan amerika menjadikan adanya dikotomi antara ilmu dan agama. Sehingga, ke duanya kemudian berjalan pada track-nya masing-masing. Apa yang dilakukan dan dikembangkan oleh Ibnu Sina melalui rangkaian penelitian panjang, merupakan upaya menggali khasanah ilmu dan kebijaksanaan Qur‟ani. Sementara sekarang, dokter-dokter muslim di Indonesia dan negara-negara lain dengan penduduk muslim hanya memanfaatkan produk-produk dan sistem pendidikan yang disodorkan oleh barat. Sebagai contoh sederhana, setiap mahasiswa tentu mendambakan untuk mengikuti proses wisuda sarjana dalam segala jenjang akademis. Kemudian fotonya akan dipasang besar-besar di ruang tamu. Padahal tahukah anda, bahwa tradisi busana toga wisuda itu adalah busana para kardinal katolik yang sudah digunakan sejak abad ke-3 masehi, di zaman kekuasaan Kaisar Konstantine dari Roma. Dan kita, meskipun di universitas berlabelkan Agama – bahkan untuk mewisuda seorang guru besar dengan bidang studi Islam justru memakai toga wisuda tersebut, dan tradisi akademis kita belum berhasil membuat protokol wisuda yang baru – yang tidak tasabbuh. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sangat keras untuk kembali meng-integrasikan antara sistem pendidikan kedokteran dan Islam, sehingga kapanpun seorang calon dokter Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] muslim atau seorang dokter muslim berbicara tentang ilmu kedokteran dan kesehatan maka rujukannya adalah Al-Qur‟an dan hadiest Nabi Saw. Profil seorang dokter muslim, harus merepresentasikan akhlakul karimah karena profesi seorang dokter di tengah-tengah masyarakat adalah profesi yang sangat terhormat dan menjadi banyak sorotan. Seorang dokter harus selalu menampilkan wajah yang ramah meskipun hatinya sedang gundah gulana. Seorang dokter harus mau bergaul, dan tidak selalu bersembunyi di menara gading – intitusi tempat mereka bekerja atau rumah-rumah mewah yang mereka miliki, sehingga kadang-kadang dengan tetanggapun tidak saling mengenal. Uswah atau teladan kita sepanjang zaman adalah Rasulullah Saw – apapun profesi yang kita tekuni, termasuk juga profesi sebagai seorang dokter. Bahkan Al-Qur‟an menyebutnya sebagai: Artinya: dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (AlQalam:4} Ketika Aisyah r.a. ditanya tentang akhlak Rasulullah Saw, maka dia menjawab, “Kaana khulukul Qur‟an (akhlaknya adalah Al-Qur‟an).” Dari sini kita dapat kita simpulkan, jika ingin belajar dan membentuk akhlak yang mulia maka bergurulah kepada Rasulullah Saw karena beliau adalah puncak kesempurnaan akhlak. Untuk mencapai akhlak yang baik, maka berbagai perintah syari‟at harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Akhlak di dalam bertutur dan berbicara. Akhlak di dalam memandang. Akhlak di dalam berpakaian dan lain-lain. Nah, modernisme itu kemudian melahirkan triangulasi yang seakan-akan sangat Islami namun sesungguhnya justru bukan tuntunan Islam. Seperti misalnya, di dalam tradisi berbusana – di zaman sekarang karena kuliah di universitas berlabelkan Islam misalnya ada kewajiban untuk menutup aurat (berjilbab). Tetapi kemudian oleh karena berjilbabnya tidak lahir dari kesadaran hati yang paling dalam, dan kurang ikhlas maka kemudian rambutnya dijilbabi tetapi tubuhnya tidak meskipun menggunakan busana juga. Coba anda pandang ke sekeliling anda, berapa banyak pakaian dalam yang terlihat di balik busana seorang muslimah yang memakai jilbab akibat terlalu minimnya busana yang dipakai. Pada saat ada kegiatan seremonial yang mengharuskan seorang calon dokter menggunakan pakaian formal, seperti di dalam kegiatan sumpah dokter – justru mereka tampil dengan dandanan yang sangat tidak mencerminkan akhlak berbusana seorang muslimah. Memakai rok atau kain yang sangat ketat sehingga pinggulnya terlihat jelas. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Begitupun baju yang dipakai, ekstra ketat sehingga kemudian lekuk tubuhpun terekspose dengan sangat jelas. Maka, ketika di dalam sistem pendidikan saja performancenya sudah demikian maka apalagi ketika yang bersangkutan harus terjun ke masyarakat. Padahal dakwah yang terbaik itu adalah dakwah bil hikmah (dakwah dengan teladan). Kita mengajak orang untuk rajin sholat berjama‟ah ke Masjid namun kita sendiri tidak pernah melakukannya maka sulit kiranya pesan itu akan berkesan di hati. Maka melalui bidang profesi kerja seorang dokter ini, kita dapat melakukan dakwah dan perbaikan tetapi untuk menuju ke sana maka wajiblah bagi kita semua untuk memperbaiki kualitas diri kita masing-masing terlebih dahulu. Selanjutnya, seorang dokter muslim itu harus jujur. Artinya semahal apapun biaya kuliah yang dikeluarkan, pemikiran untuk BEP (Break Event Point) atau balik modal secepatnya harus dibuang jauh-jauh. Maka di dalam menerapkan tarif jasa dokter harus mematuhi keputusan konsil kedokteran Indonesia yang sudah dibuat berdasarkan kemampuan masyarakat dan kompetensi dokter. Termasuk bekerjasama dengan pihak produsen obat untuk menjual produk obat tertentu – padahal jenis obat itu lebih mahal dan tidak terlalu linier dengan kebutuhan therapy pasien, termasuk perbuatan curang yang harus dihindari. Dan kejujuran itu harus dilatih sejak usia dini, termasuk sejak menjalani proses studi dokter. Jika sejak kuliah sudah mencontek terus, melakukan manipulasi presensi, membeli soal dan kunci ujian, bahkan pada saat tes masuk menggunakan joki, saat penelitian skripsi atau KTI (karya tulis ilmiah) melakukan plagiasi – maka ke depannya dapat dipastikan, yang bersangkutan akan menjadi dokter yang tidak amanah dan curang. Padahal, di antara tanda baiknya iman pada diri seseorang adalah ketika dia selalu berusaha menjaga setiap amanah yang diberikan kepadanya: Artinya: dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya {Al-Mu’minuun:8} Karakter amanah ini sudah sangat langka dan sulit untuk kita temukan pada saat ini. Namun demikian, generasi dokter muslim yang unggul ke depan adalah mereka yang amanah karena orang-orang yang dapat menjaga amanah dengan baik akan jauh lebih mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Di antara implementasi sikap amanah itu, adalah juga dengan tidak menyalah gunakan ilmu yang dimilikinya untuk hal-hal yang salah dan diharamkan. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Misal seorang dokter diminta menjual produk-produk jamu herbal atau metode pengobatan tertentu yang tidak termasuk ke dalam klasifikasi pengobatan medis dan belum diteliti secara ilmiah. Maka dengan gelar dokter yang dimilikinya, bisa saja dia menipu para konsumennya. Dan ini sungguh perilaku yang salah dan buruk. Demikian juga melakukan kegiatan mal-praktek seperti membantu orang-orang yang berzinah untuk meng-aborsi kandungannya, maka ini termasuk ke dalam klasifikasi perbuatan yang diharamkan untuk dilakukan. Selain itu, seorang dokter juga wajib amanah menjaga kerahasiaan data dan fakta seputar pasien. Faktanya, di dalam kehidupan nyata kerap kali seorang dokter tidak dapat mengendalikan dirinya untuk membuka berbagai rahasia pasiennya. Rahasia itu tidak hanya berhubungan dengan data rekam medis seorang pasien, tetapi segala hal yang memang harus dirahasiakan. Misal, seorang dokter spesialis obsgyn yang membantu persalinan seorang wanita berjilbab – tidak boleh membocorkan sekedar model rambut dari si pasien misalnya. Sebagai contoh -- Jika ada seorang dokter, yang bercerita kepada koleganya bahwa pasiennya itu ada yang seksi sekali atau betisnya bagu sekali, maka itu tidak saja menunjukkan yang bersangkutan tidak amanah tetapi sekaligus juga tidak professional di dalam menjalankan tugasnya. Dan yang terpenting dari itu semua, seorang dokter muslim berkewajiban menyandarkan semua ikhtiarnya kepada Allah SWT di dalam membantu pasien. AlQur‟an menjelaskan: Artinya: Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong {AlBaqarah:107} Sehingga, di dalam setiap langkah pengobatan yang dilakukannya dia harus pasrah kepada Allah SWT karena sehat atau sakitnya seseorang itu kembali kepada takdir Allah SWT. Salah satu aspek keindahan dakwah, di dalam komunikasi antara seorang dokter dan pasien adalah dengan memberikan penjelasan terus menerus kepada pasien untuk tidak henti-hentinya berdo‟a dan memohon kesembuhan kepada Allah SWT. Apa yang dilakukan oleh dokter hanyalah sebuah usaha dan hasilnya tentu kita serahkan kepada Allah SWT. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] Artinya:kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu{Al-Maidah:120} Sehingga, sehebat apapun gelar akademis yang dimiliki oleh seorang dokter. Seterkenal dan seluas apapun popularitas yang dimilikinya – diharamkan bagi seorang dokter muslim untuk memiliki sifat sombong dan tinggi hati. Karena sesungguhnya semua yang ada pada dirinya adalah titipan dari Allah SWT. Maka seorang calon dokter muslim harus membina sikap tawadhu dan rendah hati sejak usia dini. Semoga ini semua dapat menjadi inspirasi yang baik untuk memperkuat karakter pengembangan ilmu kedokteran yang bersumberkan kepada Al-Qur‟an dan Sunnah. Cinta kita kepada Islam, harus kita buktikan dengan sikap dan perbuatan tidak hanya terbatas kepada konsep dan kata-kata semata.Wallahu A‟lamu Bishawwab Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected] DAFTAR PUSTAKA Abdushshamad, M.K. Mukjizat Ilmiah dalam Al Quran. Akbar Media Eka Sarana. 2002 Al Asyhar, T.2004. Fiqih Gaul. Be The New You. P.T. Syaamil Cipta Media. Bandung Al Bukhary, Al Iman Muhammad. 2010. Shahih Al- Bukhari. Prilaku Kehidupan Rasulullah SAW. Pustaka Adil. Surabaya Almath, M.F. Qobasun Min Nuri Muhammad. 1974 (edisi bahasa Indonesia) Asy sya‟rawi, M.M., 1995. Anda Bertanya Islam Menjawab Jilid 1-5. Gema Insani Press. Jakarta Dahlan, A.R,2010. Ushul Fiqh. Edisi 1. Amzah. Jakarta Kessler, J., Dillon, J. The Demographics of Abortion. The Great Divide Between Abortion Rhetoric and Abortion Reality. Third Way Issues Brief. August 30,2005 Payande, Abulghasim. 2011. Nahjul Fashahah. Ensiklopedi Hadis Masterpiece Muhammad SAW (edisi terjemahan). Pustaka Iman. Jakarta Pernoll,M.L. 2001. Benson & Pernolls‟s Handbook of Obstetrics & Gynecology.10th edition. McGraw-Hill. Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya. UII Press Wilopo, S.A. 2005. Makalah Kunci. Seminar Kita Selamatkan remaja dari Aborsi dalam Rangka Pemantapan Keluarga Berkualitas 2015. Medan 11 April 2005. Yasin, N. 2008. Fikih Kedokteran (edisi Terjemahan). Pustaka Al Kautsar. Jakarta Dan lain-lain Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)