bab i pendahuluan

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai tahanan pembumian di suatu
lokasi, yaitu sifat geologi tanah, kandungan zat kimia dalam tanah, kandungan air
dalam
tanah, temperatur tanah, dan lain-lain. Jika nilai tahanan pembumian yang
didapat tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku, maka perlu dilakukan
beberapa cara agar mendapatkan nilai tahanan pembumian yang serendah rendahnya yaitu dengan penambahan zat aditif dalam tanah berupa GEM (Ground
Enhanced Material) yang direkomendasikan oleh IEEE std., 142-(1982).
Menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers Standard)
142 (1982) nilai RPembumian (Nilai tahanan pembumian) dari suatu pembumian
yang telah dibuat atau direncanakan harus diusahakan agar selalu memenuhi
ketentuan – ketentuan sistem pembumian yang berlaku. Karena kontinuitas
penyaluran energi listrik sangat tergantung dari keandalan pembumiannya, maka
agar terhindar dari bahaya arus gangguan, maka nilai tahanan pembumian sesuai
kebutuhannnya mesti memenuhi persyaratannya. Berdasarkan ketentuan IEEE
Std., 80 – (1976), yakni Untuk stasiun tenaga yang besar, ( ≥ 10 kV) nilai
RPembumian (p) ≤ 25 Ohm,sedangkan untuk stasiun tenaga yang kecil, ( ≤ 10 kV)
termasuk menara transmsi nilai RPembumian (p) ≤ 10 Ohm,selanjutnya untuk
peralatan listrik dan elektronika, nilai RPembumian (p) harus ≤ 5 Ohm,dan untuk
sistem penangkal petir, nilai RPembumian (p) harus ≤ 5 Ohm.
Apabila suatu tindakan proteksi akan dilaksanakan, terlebih dahulu perlu ada
sistem pembumian yang dirancang dengan baik, agar sistem pembumian dapat
bekerja efektif, perlu memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Sistem pembumian yang dipasang dapat membuat jalur impedansi yang
rendah ke tanah untuk maksud pengamanan personil dan peralatan.
b. Sistem pembumian dapat menyebarkan arus surja dan arus gangguan yang
berulang.
1
2
c. Sistem pembumian yang dipasang harus menggunakan bahan tahan korosi
terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah untuk meyakinkan kontinuitas
penampilannya sepanjang umur peralatan yang diamankan.
d. Penyambungan elektroda pembumian harus kuat namun mudah dalam
pemasangan.
Semua peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dari bahaya listrik
dirancang untuk mencegah timbulnya bahaya seperti sengatan listrik (shock),
kebakaran atau luka lainnya pada manusia dan salah satu faktor kunci dalam
usaha pengamanan rangkaian listrik adalah : sistem pembumian. Maka,
setiap
tujuan dari sistem pembumian adalah Untuk mengamankan peralatan dan
Manusia terhadap bahaya kelistrikan,sistem pembumian dirancang bukan sekedar
untuk mengamankan peralatan tetapi keselamatan pekerja yang telah diatur dalam
perundang-undangan K3.
Alasan utama mengapa pembumian digunakan dalam penyaluran tenaga
listrik adalah karena faktor keamanan, oleh karena itu salah satu syarat
pembumian yang memenuhi syarat yaitu tahanan pembumiannya harus ≤ 5
Ohm,banyak faktor yang mempengaruhi nilai tahanan pembumian diantaranya
yaitu, kandungan air dalam tanah, temperatur tanah, kandungan zat kimia dalam
tanah, sifat geologi tanah dan lain-lain. Di suatu lokasi pembumian belum tentu
diperoleh suatu nilai pembumian yang memenuhi persyaratan yang telah di
tentukan, maka untuk mengatasi permasalahan itu diperlukan penambahan zat
aditif dalam tanah berupa GEM (Ground Enhanced Material)
Oleh karena itu, dalam proyek akhir ini penulis mengambil judul “Pengaruh
Volume Zat Aditif GEM Pada Pemasangan Elektroda Batang Secara Horizontal
Untuk Memperkecil Nilai Tahanan Pembumian.”
1.2 Tujuan Proyek Akhir
Proyek akhir ini merupakan sebuah penelitian yang akan mengetahui nilai
tahanan pembumian dengan pemasangan elektroda secara
horizontal dengan
menggunakan zat aditif berupa Ground Enhanced Material, Dengan tujuan:
3
1. Mengetahui pengaruh volume zat aditif gem terhadap besarnya nilai
tahanan pembumian dari sistem pemasangan pembumian secara
horizontal?
2. Mengetahui karakteristik tahanan pembumian selama pengukuran dengan
volume GEM yang berbeda
3. Mengetahui pengaruh perawatan sistem pembumian (pemberian air)
terhadap nilai tahanan pembumian.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan proyek akhir, maka rumusan masalah yang akan
dirumuskan pada Proyek Akhir ini yaitu :
1. Bagaimana pengaruh volume zat aditif gem terhadap besarnya nilai
tahanan pembumian
dari sistem
pemasangan pembumian secara
horizontal?
2. Bagaimana karakteristik nilai tahanan pembumian selama pengukuran
dengan volume GEM yang berbeda ?
3. Bagaimana pengaruh perawatan sistem pembumian (pemberian air)
terhadap nilai tahanan pembumian?
1.4 Pembatasan Masalah
Batasan masalah pada Proyek Akhir ini meliputi beberapa aspek diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Upaya untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian sekecil mungkin
yang sesuai dengan standar pembumian.
2. Konstruksi pemasangan elektroda batang terbuat dari bahan tembaga
murni dengan spesifikasi luas penampang 16 mm2 dan panjang 3 m
sebanyak 1 titik yang berlokasi di samping Lab.Sistim Distribusi Tenaga
Listrik Politeknik Negeri Bandung adapun spesifikasi penggalian lubang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah panjang lubang untuk
memasang elektroda batang 3 m, lebar lubang 30 cm dan kedalaman
lubang 50 cm, dengan perincian, yaitu :
4
1. Sebuah Elektroda batang yang ditanam dalam tanah dengan kedalaman
1 meter dengan menggunakan zat aditif GEM dengan volume GEM
yang sama) dan ditutupi kembali dengan tanah sampai batas
permukaan tanah.
yang berbeda yaitu 75 Kg, 100 Kg, dan 125 Kg (dalam satu lubang
1.5 Metoda Penyelesaian Masalah
Metoda dalam penyelesaian masalah yang dipilih dalam proyek akhir ini
mencakup :
1. Identifikasi Masalah
Merupakan langkah awal dalam melakukan kegiatan Proyek Akhir dan
dalam proses memunculkan ide untuk menentukan langkah-langkah yang
akan dilakukan selanjutnya.
2. Studi Literatur
Studi Literature digunakan untuk membangun dasar-dasar teori yang
diperlukan dalam penulisan laporan Proyek Akhir, yang berhubungan
dengan “Zat aditif GEM (ground Enhanced Material), bentuk, diameter,
dan panjangnya, pemasangan elektroda batang, volume GEM, Kedalaman
pemancangan atau penanaman di dalam tanah dan tahanan jenis tanah
yang bervariasi.
3. Perancangan Sistem Pembumian
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan sistem pembumian elektroda
batang yang diisi dengan GEM untuk memperkecil nilai tahanan
pembumian.
4. Analisa dan Evaluasi
Analisa diperoleh dari hasil pengamatan terhadap proses kerja alat. Jadi,
benar dan salahnya hasil analisa tergantung pada benar dan salahnya
proses kerja alat. Pada saat terjadi kesalahan barulah dilakukan evaluasi.
5. Bimbingan
Bimbingan dilakukan penulis secara berkala untuk berkonsultasi langsung
dengan pembimbing mengenai permasalahan yang berhubungan dengan
kegiatan Proyek Akhir.
5
6. Penulisan Laporan Proyek Akhir
Setelah memperoleh dan menganalisis data, penulis membuat penulisan
proyek akhir.
7. Perbaikan dan Penyempurnaan
Perbaikan
akan
terus
dilakukan
apabila
terjadi
kesalahan
dan
penyempurnaan dilakukan pada akhir kegiatan Proyek Akhir ketika semua
kegiatan Proyek Akhir telah selesai.
1.6 Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan proyek akhir ini supaya terperinci dan lebih jelas, maka
diperlukan suatu sistematika pembahasan. Adapun sistematika pembahasan
proyek akhir yang disusun adalah sebagai berikut:
1. BAB I. PENDAHULUAN
Bagian ini berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, perumusan
masalah, pembatasan masalah, metoda penyelesaian masalah dan
sistematika pembahasan.
2. BAB II. LANDASAN TEORI
Bagian ini menjelaskan teori – teori yang berkenaan dengan sistem
pembumian elektroda batang dan zat aditif GEM.
3. BAB III. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
Bagian ini menjelaskan tentang perencanaan dan pelaksanaan dalam
merancang sistem pembumian dengan zat aditif GEM serta anggaran biaya
yang dibutuhkan.
4. BAB IV. DATA PENGUKURAN DAN ANALISA
Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil pengukuran nilai tahanan
pembumian beserta analisa berdasarkan grafik.
5. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan teori, dan analisa data
pengukuran yang diperoleh melalui proses pengukuran.
Download