pemberian kredit usaha mikro dengan jaminan hak

advertisement
JURNAL BERAJA NITI
ISSN : 2337-4608
Volume 2 Nomor 8 (2013)
http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja
© Copyright 2013
PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO DENGAN JAMINAN HAK
TANGGUNGAN DI PT. BANK MANDIRI CABANG PASAR PAGI
SAMARINDA
Muhammad Jani1
([email protected])
Deny Slamet Pribadi2
([email protected] )
Abstrak
Muhammad Jani, Pemberian Kredit Usaha Mikro dengan Jaminan Hak
Tanggungan di PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi Samarinda, dibimbing oleh
Bapak Deny Slamet Pribadi sebagai Pembimbing Utama, Ibu Safarni Husain
sebagai Pembimbing Pendamping. Seiring dengan bertambah pesatnya kemajuan
ekonomi dan bisnis di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya,
kegiatan bank menjadi semakin canggih dan beraneka ragam. Bank Mandiri
memberikan perkreditan seperti salah satunya usaha mikro. Dalam praktek, tidak
semua kredit yang sudah dikeluarkan oleh bank dapat berjalan dan berakhir
dengan lancar. Hal-hal yang dalam pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan sering
timbul hambatan-hambatan di lapangan. Adanya aturan hukum mengenai
pelaksanaan pembebanan hak tanggungan dalam suatu perjanjian kredit
bertujuan untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi semua
pihak dalam memanfaatkan tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
tanah sebagai jaminan kredit. Permasalahan dalam penelitian ini antara lain:
permasalahan yang timbul dalam perjanjian kredit usaha mikro dengan jaminan
hak tanggungan; dan mengenai upaya hukum atas permasalahan yang terjadi
yang diberikan terhadap pihak bank dalam perjanjian kredit usaha mikro dengan
jaminan hak tanggungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
permasalahan yang timbul dalam perjanjian kredit usaha mikro dengan jaminan
hak tanggungan dan untuk mengetahui mengenai upaya hukum atas
permasalahan yang terjadi yang diberikan terhadap pihak bank dalam perjanjian
kredit usaha mikro dengan jaminan hak tanggungan. Penelitian ini merupakan
penelitian yuridis empiris dengan pendekatan dilapangan dan konseptual yang
dianalisis secara konseptual. Dalam pembahasan akan diuraikan secara lengkap
mengenai mengenai PT. Bank Mandiri Samarinda, permasalahan yang timbul
dalam perjanjian kredit antara debitur dan kreditur dalam perjanjian perkreditan
usaha mikro dengan jaminan hak tanggungan, serta mengenai upaya hukum
1
2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8
yang dilakukan oleh pihak bank dalam dalam perjanjian perkreditan yang
disebabkan debitur wanprestasi.
Dengan demikian penulis membuat suatu penelitian mengenai masalah
yang timbul dalam perjanjian perkreditan uasaha miko dengan jaminan hak
tanggungan agar pihak bank dalam memberikan kredit lebih hati-hati dalam
menilai dan memeriksa barang-barang yang dijaminkan dengan menggunakan
hak tanggungan, dan melakukan upaya hukum yang lebih tegas agar debitur
merasa jera atas upaya hukum tersebut dan debitur tidak melakukan wanprestasi
dalam melakukan perkreditan.
Kata Kunci : Kredit, Mikro, Hak Tanggungan
2
Pemberian Kredit Usaha Mikro (Muhammad Jani)
MICRO CREDIT APPROVAL WITH MORTGAGE GUARANTEE
AT IN BANK AT MANDIRI SAMARINDA
Muhammad Jani3
([email protected])
Deny Slamet Pribadi4
()
Abstract
Mohammed Jani, Micro Credit Approval with Mortgage Guarantee at in
Bank MandIri Samarinda, led by Mr. Deny Slamet Pribadi, as the Main Supervisor
Mrs. Safarni Husain as an Assistant Supervisor.
Along with the rapid economic progress and growing businesses in the
world in general and in Indonesia in particular, the activities of banks are
becoming increasingly sophisticated and diverse. Bank Mandiri gives credit as one
of the micro-enterprises. In practice, not all of the credit that has been issued by
the bank can be run and ended smoothly. The things that the execution Mortgage
obstacles often arise in the field. The rule of law on the implementation of the
imposition of a mortgage loan agreement aims to provide legal certainty and
protection for all parties to make use of land and objects relating to land as loan
collateral.
Problems in this study including problems that arise in the micro-credit
agreements with mortgage collateral, and the remedies for the problems that
occurred were given to the banks in micro-credit agreements with mortgage
guarantees. This study aims to determine the issues that arise in the micro-credit
agreements with mortgage collateral and to learn about the legal efforts of the
issues involved has been paid to the bank in the micro credit agreement with
mortgage guarantees. This study is an empirical research with the juridical field
and conceptual approach conceptually analyzed.
In the discussion will be described in detail on the PT. Bank Mandiri
Samarinda, the problems that arise in the credit agreement between the debtor
and the creditor in micro lending agreements with mortgage collateral, as well as
the legal efforts undertaken by the bank in the credit agreement which caused
the debtor defaults.
Thus the author makes a research on the problems that arise in the credit
agreement uasaha Miko with guaranteed mortgages so the banks in providing
credit more cautious in assessing and examining the goods are secured by using
a mortgage, and to take legal actions were more firmly that the debtor was
deterrent remedies and debtor is not in default in making lending.
Keywords: Credit, Micro, Guarantee Mortgage
3
4
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
3
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8
Pendahuluan
Seiring dengan bertambah pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di
dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, kegiatan bank
menjadi semakin canggih dan beraneka ragam. Dalam Pasal 1 angka 2
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa: ”Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.”5
PT. Bank Mandiri sebagai bank milik pemerintah mempunyai kewajiban
dalam
meningkatkan
serta
mengembangkan
usaha
produktif
maupun
konsumtif skala mikro dan usaha rumah tangga baik berbentuk perusahaan,
kelompok usaha, dan perorangan seperti pedagang, petani, peternak, dan
nelayan dan merupakan bagian dari strategi perekonomian nasional. Peranan
usaha mikro, kecil dan menengah khususnya usaha kecil sangat besar
terutama untuk mengurangi jumlah pengangguran, memerangai kemiskinan,
dan
pemerataan
pendapatan.6
Obyek
yang
dijadikan
jaminan
dalam
pemberian kredit Usaha Mikro berupa jaminan seperti surat-surat berharga,
namun di Bank Mandiri sendiri obyek yang biasa dijadikan sebagai jaminan
hak tanggungan berupa sertifikat tanah. Karena sertifikat tanah mempunyai
5
R. Subekti, 1991, Jaminan-jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum
Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Halaman 7
6
M. Bahsan, 2008, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT.
Raja Grafindo Persada, Halaman 50
4
Pemberian Kredit Usaha Mikro (Muhammad Jani)
nilai yang cenderung meningkat serta diatur di dalam Undang-undang Hak
Tanggungan. Adanya aturan hukum mengenai pelaksanaan pembebanan hak
tanggungan dalam suatu perjanjian kredit bertujuan untuk memberikan
kepastian dan perlindungan hukum bagi semua pihak dalam memanfaatkan
tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah sebagai jaminan
kredit.7 Untuk itu, praktik pengikatan kredit dengan jaminan hak tanggungan
dalam kegiatan perbankan hendaknya dapat pula dilaksanakan sesuai dengan
apa yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan.8
permasalahan-permasalahan
yang
hendak
dikemukakan
yaitu
Permasalahan apa saja yang timbul dalam perjanjian kredit usaha mikro
dengan jaminan hak tanggungan di PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi di
Samarinda dan Bagaimana upaya hukum atas permasalahan yang terjadi
yang diberikan terhadap pihak bank dalam perjanjian kredit usaha mikro
dengan jaminan hak tanggungan di PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi di
Samarinda. Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu Untuk mengetahui
permasalahan apa saja yang timbul dalam perjanjian kredit usaha mikro
dengan jaminan hak tanggungan di PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi di
Samarinda
dan
Untuk
mengetahui
mengenai
upaya
hukum
atas
permasalahan yang terjadi yang diberikan terhadap pihak bank dalam
7
Ibid.
8
Wawancara dengan Ibu Ani, bagian Marketing PT. Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Pasar Pagi, pada tanggal 17 April 2013
5
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8
perjanjian kredit usaha mikro dengan jaminan hak tanggungan di PT. Bank
Mandiri Cabang Pasar Pagi di Samarinda.
Metodologi merupakan suatu unsur di dalam penelitian yang
digunakan dalam penelitian seperti jenis penelitian yang digunakan yaitu
yuridis empiris, pendekatan penelitian yaitu Yuridis Sosiologis (empiris).
Pendekatan Penelitian seperti pendekatan yuridis sosiologis dari studi
penelitian yang dilakukan di PT. Mandiri Cabang Pasar Pagi Samarinda..
Pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu 9
pendekatan Kasus dilakukan dengan cara melakukan telah terhadap kasuskasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi kendala
dalam pihak perbankan dan debitur dalam melakukan perjanjian perkreditan
usaha mikro. Dan yang terakhir yaitu pendekatan konseptual beranjak dari
perundang-undangan dan doktrin-doktrin yang berkembang didalam ilmu
hukum. Dengan mempelajari perundang-undangan dan doktrin-doktrin di
dalam ilmu hukum, penelitian akan menemukan ide-ide yang melahirkan
pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum
yang relevan dengan isu yang dihadapi.
Sumber bahan hukum yang di gunakan dalam penulisan ini yaitu
bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif
artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari
perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Selanjutya bahan hukum
sekunder, berupa rujukan dari beberapa buku yang berkaitan dengan judul
9
6
Ibid,. halaman 93-95
Pemberian Kredit Usaha Mikro (Muhammad Jani)
skripsi, artikel-artikel, wacana yang dikemukakan oleh para ahli hukum dan
politik, serta dari beberapa situs internet. Dan yang terakhir bahan hukum
tersier yaitu berupa petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan bahan hukum skunder, seperti
kamus hukum, jurnal
ilmiah, dan bahan-bahan lain yang relevan dan dapat dipergunakan untuk
melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
Teknik dalam penulisan bahan hukum yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu pengumpulan data dengan cara menggunakan pertanyaan
langsung di tempat yang menjadi obyek penelitian ini penulis menggunakan
cara sebagai sebagai berikut antara lain Observasi (pengamatan), maksudnya
adalah dengan cara bagaimana melakukan pengamatan, artinya mengamati,
melihat, meninjau, atau mengawasi dalam pengumpulan data-data yang
diperlukan dalam penelitian ilmu hukum sebagaimana juga dalam ilmu-ilmu
sosial, dan studi kepustakaan berupa peraturan perundang-undangan terkait
buku-buku, artikel-artikel dan lain-lain dalam bentuk tulisan yang terkait
dengan pemberian kredit usaha mikro dengan jaminan hak tanggungan di PT.
Bank Mandiri cabang pasar pagi di Samarinda dengan mengkaji peraturan
perundang-undangan maupun literatur yang berkaitan dengan permasalahan
yang diteliti yaitu mengenai perlindungan hukum terhadap debitur yang
melakukan wanprestasi dalam melakukan perjanjian kredit usaha mikro
dengan jaminan hak tanggungan. “Pemberian Kredit Usaha Mikro dengan
Jaminan Hak Tanggungan di PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi Samarinda”.
7
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8
Pembahasan
A. Permasalahan yang Timbul dalam Perjanjian Kredit Usaha Mikro
dengan Jaminan Hak Tanggungan di PT. Bank Mandiri Cabang Pasar
Pagi di Samarinda.
Dalam praktik pelaksanaan perjanjian kredit di PT. Bank Mandiri Cabang
Pasar Pagi Samarinda berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Achmad
Alfianto sebagai pimpinan area PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi di
Samarinda ditemukan beberapa permasalahan yang timbul dalam perjanjian
kredit menggunakan Hak Tanggungan yang menimbulkan wanprestasi di PT.
Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi di Samarinda, antara lain:
1. Pihak pemegang Hak Tanggungan kesulitan mengawasi penggunaan
barang jaminan yang dititipkan pemberi Hak Tanggungan, karena
meskipun pemberi Hak tanggungan berkewajiban memelihara, namun
kadang ada pemberi Hak Tanggungan yang beritikad kurang baik, sehingga
mempergunakan
barang
jaminannya
seenaknya
sehingga
akan
menurunkan nilai barang;
2. Pihak pemegang Hak Tanggungan cukup kesulitan untuk melakukan
pengawasan secara langsung akan penggunaan kredit yang dicairkan. Hal
tersebut disebabkan banyaknya pemberi Hak Tanggungan yang harus
diawasi, karena penyalahgunaan kredit akan dapat menimbulkan masalah
tersendiri bagi pemberi Hak Tanggungan, sehingga pada akhirnya pemberi
Hak Tanggungan akan kesulitan melunasinya;
8
Pemberian Kredit Usaha Mikro (Muhammad Jani)
3. Pihak pemberi Hak Tanggungan biasanya mempersulit untuk menyerahkan
barang jaminannya, apabila adanya penarikan terhadap barang jaminan
atau penyitaan oleh pihak PT. Bank Mandiri. Misalnya saja, barang jaminan
tersebut ternyata digadaikan ke saudara si pemberi Hak Tanggungan atau
si pemberi Hak Tanggungan tersebut pergi menghindar agar tidak bertemu
oleh pihak penyitaan, dan masih banyak yang lain;
4. Pihak PT. Bank Mandiri melakukan pemberian kredit tersebut cenderung
tidak sesuai dengan prosedur yang diberikan kepada nasabah, terkadang
debitur salah memahami dan timbulnya suatu perselisihan antar pihak PT.
Bank Mandiri dengan debitur tersebut;
5. Dari agunan yang dijaminkan debitur untuk memuhi syarat perkreditan,
pihak PT. Bank mandiri sangat sulit untuk membedakan antara SMKHT
dengan APHT, dikarenakan dalam persyaratan tersebut debitur kurang
mengetahui antara SMKHT dengan APHT;
6. Pihak PT. Bank Mandiri pernah menemukan sertifikat yang dijaminkan oleh
debitur ternyata sertifikat tersebut tidak asli, disini pihak PT. Bank Mandiri
berhak menyita semua benda yang dimiliki debitur sesuai dengan
perjanjian awal.
Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Achmad Alfianto sebagai
pimpinan area PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi di Samarinda dalam
menentukan kriteria kredit dapat dinyatakan macet, karena dalam jangka
9
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8
waktu yang telah ditentukan debitur tidak dapat melunasinya, sehingga
debitur dinyatakan lalai. Wanprestasi tersebut dapat disebabkan karena: 10
a. Debitur menyalahgunakan kredit yang diberikan oleh kreditur untuk
keperluan yang tidak semestinya dilakukan sehingga mengalami kesulitan
dalam membayar angsuran yang menjadi tunggakan angsuran;
b. Kondisi ekonomi debitur;
c. Sejak awal debitur mempunyai karakter atau niat yang tidak baik;
d. Debitur meninggal dunia dan tidak ada barang jaminan;
e. Adanya keadaan atau kejadian di luar dugaan dan tidak disengaja terhadap
usaha debitur sehingga tidak dapat menepati janji untuk menanggulangi
terjadinya wanprestasi tersebut pihak PT. Bank Mandiri di Samarinda
mengambil langkah-langkah pengamanan secara preventif dan represif. 11
Hasil kuesioner penelitian dilapangan kepada nasabah yang telah
melakukan peminjaman perkreditan usaha mikro di PT. Bank Mandiri Cabang
Pasar Pagi Samarinda, ada beberapa permasalahan yang dialami oleh debitur
antara lain:
a. Sebagian debitur hanya mengetahui masalah perjanjian yang diberikan
oleh pihak bank pada saat mengajukan perkreditan dan debitur kurang
mengetahui dengan agunan yang dijaminkan seperti masalah hak
tanggungan;
10
Wawancara dengan Bapak Achmad Alfianto, Pimpinan Area PT. Mandiri Cabang
Pasar Pagi Samarinda, pada tanggal 6 Juni 2013
11
10
Ibid.
Pemberian Kredit Usaha Mikro (Muhammad Jani)
b. Sebagian dari debitur kurang mengetahui dengan hak tanggungan yang
dapat dialihkan apabila debitur ingin mengalihkan hak tanggungannya
kepada orang lain dan debitur juga tidak mengetahui kapan berakhirnya
hak tanggungan tersebut;
c. Kurangnya pelayanan yang dilakukan oleh pihak PT. Bank Mandiri sehingga
debitur kurang merasa puas dengan pelayan tersebut.
B. Upaya Hukum Atas Permasalahan yang Terjadi yang Diberikan
Terhadap Pihak Bank dalam Perjanjian Kredit Usaha Mikro dengan
Jaminan Hak Tanggungan di PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi di
Samarinda
Langkah pengamanan secara represif dilakukan oleh pihak Bank Mandiri
di Samarinda untuk menyelesaikan kredit-kredit yang mengalami ketidak
lancaran karena debitur wanprestasi, untuk menanggulangi hal-hal tersebut
dilakukan teguran-teguran untuk menagih tunggakan pembayaran yaitu
dengan tindakan-tindakan meliputi:
a. Surat Peringatan
Surat Peringatan ini diberikan kepada debitur bahwa jangka
pengembalian sudah lewat dan debitur masih mempunyai tunggakan
pinjaman selama tiga (3) bulan berturut-turut. Di dalam surat peringatan
ini terdapat tiga (3) kali surat peringatan, yaitu surat peringatan I, surat
peringatan II, dan surat peringatan III yang masing-masing memiliki
jangka waktu yaitu15 hari dan jarak antara surat peringatan I ke surat
11
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8
peringatan II selama 7 hari begitupun dari surat peringatan II ke surat
peringatan III.
b. Surat Somasi
Jika sampai surat peringatan ke III tetapi debitur masih belum
melakukan prestasinya maka sekitar tiga (3) minggu setelah surat
peringatan ke III tersebut maka dari pihak Bank Mandiri si Samarinda akan
memberikan surat somasi kepada debitur yang isinya bahwa debitur harus
segera melunasi hutangnya atau harus segera melakukan prestasi sesuai
dengan apa yang sudah diperjanjikan di awal. Surat somasi yang diberikan
oleh pihak Bank Mandiri kepada debitur yang melakukan wanprestasi.
c. Penyitaan
Jika setelah diberikannya surat somasi kepada debitur tetapi debitur
belum juga melakukan prestasinya, maka kredit dinyatakan macet dan
debitur dinyatakan wanprestasi. Dan setelah usaha-usaha yang dilakukan
oleh kreditur mengalami kegagalan maka kreditur akan melaksanakan
haknya dengan cara melelang barang jaminan untuk melunasi hutang
debitur, pelelangan jaminan tersebut oleh Bank Mandiri dilakukan dengan
dua (2) cara, yaitu melalui Kantor Penyelesaian Perselisihan Piutang Negara
(KP3N) Samarinda atau sering disebut Kantor Lelang dan pelelangan bisa
dilakukan melalui jalur pengadilan.
Selain dengan dua (2) cara pelelangan tersebut, pihak Bank Mandiri
masih mempunyai satu (1) cari lagi, yaitu dengan cara ‘Hapus Buku’. Yang
dimaksud dengan Hapus Buku ialah, obyek yang dijaminkan secara
12
Pemberian Kredit Usaha Mikro (Muhammad Jani)
langsung akan menjadi milik kreditor tanpa adanya lelang melalui
Pengadilan maupun Kantor Lelang, dan secara langsung pula hutang
debitor yang ada pada kreditor dihilangkan dan dianggap lunas. Dengan
adanya pelelangan tersebut, barang jaminan yang masih dikuasai oleh
pemberi Hak Tanggungan dilakukan penarikan oleh pihak pemegang Hak
tanggungan dengan surat penarikan jaminan.
PT. Bank Mandiri pada dasarnya dalam menyelesaikan wanprestasi
dalam
perjanjian
kredit
dengan
menggunakan
Hak
Tanggungan
berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Achmad Alfiantoi sebagai
pimpinan area PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi di Samarinda lebih
mengutamakan musyawarah atau pendekatan-pendekatan kepada debitur
meskipun tidak menutup kemungkinan pemberlakuan ketentuan penjualan
benda jaminan.12
Selanjutnya upaya hukum apabila debitur melakukan wanprestasi
menurut Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-undang Hak Tanggungan, eksekusi
terhadap benda yang menjadi objek jaminan Hak Tanggungan dapat
dilakukan dengan cara:
a. Apabila debitur cidera janji, maka berdasarkan:
1. Hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 UUHT, atau
12
Wawancara dengan Bapak Achmad Alfianto, Pimpinan Area PT. Mandiri Cabang
Pasar Pagi Samarinda, pada tanggal 7 Juni 2013
13
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8
2. Title eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) UUHT, obyek Hak
Tanggungan di jual melalui pelelangan umum menurut tata cara
yang ditentukan dalam Peraturan perUndang-undangan untuk
pelunasan pemegang Hak Tanggungan dengan Hak mendahulu dari
pada kreditorkreditor lainnya.
b. Atas kesepakatan pemberi dan pemegang Hak Tanggungan, penjualan
obyek Hak Tanggungan dapat dilaksanakan di bawah tangan jika
dengan demikian itu akan dapat diperoleh harga tertinggi yang
menguntungkan semua pihak.
c. Pelaksanaan penjualan yang dimaksud dalam ayat (2) hanya dapat
dilakukan setelah lewat satu (1) bulan sejak diberitahukan secara
tertulis oleh pemberi dan/atau pemegang Hak Tanggungan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikit-dikitnya dalam
dua (2) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan
dan/atau media massa setempat, serta tidak ada pihak yang
menyatakan keberatan.
d. Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi Hak Tanggungan dengan cara
yang bertentangan dengan ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) maka batal demi hukum.
e. Sampai saat pengumuman untuk lelang dikeluarkan, penjualan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihindarkan dengan
14
Pemberian Kredit Usaha Mikro (Muhammad Jani)
pelunasan utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan itu beserta
biaya-biaya eksekusi yang telah dikeluarkan.
f. Apabila pemberi Hak Tanggungan dinyatakan pailit, pemegang Hak
Tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperolehnya
menurut ketentuan Undang-undang Hak Tanggungan.
Pada prinsipnya bahwa penjualan benda yang menjadi obyek jaminan
Hak Tanggungan harus melalui pelelangan umum karena dengan cara ini
diharapkan dapat diperoleh harga yang paling tinggi namun demikian hal
penjualan melalui pelelangan umum diperkirakan tidak akan menghasilkan
harga tertinggi yang menguntungkan baik pemberi dan pemegang Hak
Tanggungan, maka dimungkinkan penjualan di bawah tangan asalkan hal
tersebut disepakati oleh pemberi dan pemegang Hak Tanggungan dan syarat
jangka waktu pelaksanaan penjualan tersebut dipenuhi.
15
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8
Penutup
Kesimpulan
Pihak pemberi Hak Tanggungan biasanya mempersulit untuk menyerahkan
barang jaminannya, apabila adanya penarikan terhadap barang jaminan atau
penyitaan oleh pihak PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi. Misalnya saja, barang
jaminan tersebut ternyata digadaikan ke saudara si pemberi Hak Tanggungan
atau si pemberi Hak Tanggungan tersebut pergi menghindar agar tidak bertemu
oleh pihak penyitaan, dan masih banyak yang lain. Adanya keadaan atau kejadian
di luar dugaan dan tidak disengaja terhadap usaha debitur sehingga tidak dapat
menepati janji untuk menanggulangi terjadinya wanprestasi tersebut pihak PT.
Bank Mandiri di Samarinda mengambil langkah-langkah pengamanan secara
preventif dan represif. Pihak pemegang Hak Tanggungan kesulitan mengawasi
penggunaan barang jaminan yang dititipkan pemberi Hak Tanggungan, karena
meskipun pemberi Hak tanggungan berkewajiban memelihara, namun kadang
ada
pemberi
Hak
Tanggungan
yang
beritikad
kurang
baik,
sehingga
mempergunakan barang jaminannya seenaknya sehingga akan menurunkan nilai
barang, serta agar pihak debitur mau menyerahkan barang jaminannya dengan
suka rela kepada pihak PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi, melakukan
pendekatan dan memberikan pengertian kepada debitur yang cidera janji untuk
melunasi utangnya atau menyerahkan barang jaminan tesebut untuk dilakukan
penyitaan oleh Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi. Jika setelah diberikannya surat
somasi kepada debitur tetapi debitur belum juga melakukan prestasinya, maka
kredit dinyatakan macet dan debitur dinyatakan wanprestasi.
16
Pemberian Kredit Usaha Mikro (Muhammad Jani)
Saran
Dalam rangka menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya
wanprestasi yang dilakukan oleh debitur, maka pihak PT. Bank Mandiri Cabang
Pasar Pagi Samarinda sebelum memberikan kredit harus lebih hati-hati dan teliti
dalam menilai dan memeriksa baik calon debitur maupun barang-barang yang
dijadikan jaminan dengan menggunakan Hak Tanggungan tersebut tidak hanya
berdasarkan pada laporan, tetapi juga hendaknya berdasarkan bukti dan/atau
keadaan yang sebenarnya di lapangan dan Pihak PT. Bank Mandiri Cabang Pasar
Pagi Samarinda dalam menindaklanjuti debitur yang melakukan wanprestasi
dalam perkreditan tersebut harus lebih tegas dalam menyelesaikan masalahmasalah yang terjadi, tidak hanya dengan memberikan surat peringatan, surat
somasi, serta penyitaan terhadap barang yang dijaminkan oleh debitur melainkan
harus memberikan upaya hukum dan sanksi yang lebih tegas yang membuat
debitur menjadi jera atas upaya hukum tersebut sehingga debitur tidak
melakukan wanprestasi dalam perkreditan usaha mikro dengan jaminan hak
tanggungan di PT. Bank Mandiri Cabang Pasar Pagi Samarinda.
17
Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8
Daftar Pustaka
A. Literatur
Adjie, Habib, 1999, Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Hak Jaminan Atas
Tanah, CV Mandar Maju, Bandung
Bahsan, M., 2008, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia ,
PT. Raja Grafindo Persada
Djumhana, Muhammad, 2005 Dikutip dari H.R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan
Bank Garansi, Citra Aditya Bakti, Bandung
Hadi, Kusuma Hillman, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi
Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung
Harsono, Boedi, 1999, Hukum Agraria Indonesia (Sejarah Pembentukan
Undang-undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya), Penerbit
Djembatan, Jakarta
Hasan, Djuhaendah, 2000, Aspek Hukum Jaminan Kebendaan Dan
Perorangan, di Jakarta tanggal 9-10 Mei
Hermansyah, 2006, Hukum Perbankan Nasional Indonesia (Edisi Revisi) ,
Penebit Prenada Media Group, Jakarta
Hasibuan, Malayu S.P., 2006, Dasar-Dasar Perbankan, PT Bumi Aksa, Jakarta
Kasmir, 2006, Dasar-Dasar Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Muhammad, Abdulkadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Penerbit PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung
Subekti, R., 1991, Jaminan-jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum
Indonesia, PT. Citra AdityBakti, Bandung
Satrio, J., 1997, Hukum Jaminan Kebendaan, Hak Tanggungan Buku II , PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung
Sjahdeini, Sultan Remy, 1999, Hak Tanggungan Asas-asas. Ketentuanketentuan Pokok dan Masalah Yang dihadapi oleh Perbankan, Alumni,
Bandung
Sembiring, Sentosa, 2000, Hukum Perbankan, Penerbit Mandar Maju, Jakarta
Sofwan Sri Soedewi, Masjchoen, 2000, Hukum Perdata, Hukum Benda, Liberty,
Yogjakarta
Sutarno, 2003, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Bank, Alfabeta, Bandung
Santoso, A.Z Lukman, 2011, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah dan Bank,
Pustaka Yustisia, Yogyakarta
Tan, Kamelo H., 2004, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang
Didambakan, Alumni, Bandung
Usman, Rachmadi, 2003, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Indonesia, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Waluyo, Bambang, 1996, Penetian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika,
Jakarta
18
Pemberian Kredit Usaha Mikro (Muhammad Jani)
B. Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2004 tentang Bank Indonesia
Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian
Kualitas Aktiva Bank Umum
Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003
tentang Usaha Mikro
C. Website
http://mulyajho.blogspot.com/2012/08/pengertian-usaha-mikro.html, Diakses
pada tanggal 4 Maret 2013, pada pukul 20.07 WITA
http:/elib.unikom.ac.iddownload.phpid=/aspek-hukum-tentang-perbankanusaha-kredit, Diakses pada tanggal 21 Maret 2013, pada pukul 15.08
WITA
http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertiankuesioner.html,
Diakses pada tanggal 22 Maret 2013, pada pukul 20.50 WITA
19
Download