BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia orientasi pembangunan kesehatan sejak tahun 2010 menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif (Litbang Depkes, 2013). Salah satu upaya preventif dalam kesehatan adalah dengan aktivitas olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu dengan tujuan meningkatkan efisiensi fungsi tubuh yang hasil akhirnya meningkatkan kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan secara individual dan berkelompok. Olahraga yang dilakukan lebih dari satu orang sering didefinisikan sebagai bentuk persaingan, permainan dan menentukan kemampuan, fisik dan strategi (Yasriuddin, 2012). Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan tujuan tugas-tugas gerak dan prosedur pelaksanaannya. Terdapat beberapa tujuan dari pelaksanaan kegiatan olahraga menurut kebutuhannya diantaranya: rekreasi, pendidikan, kesehatan, kesegaran jasmani dan prestasi (Nala, 2011). Melihat tujuan dari melakukan kegiatan olahraga, pada masa sekarang ini banyak cabang olahraga yang menjadi kegemaran masyarakat, salah satunya adalah olahraga bola voli. Bola voli merupakan salah satu cabang olah raga yang populer di masyarakat saat ini. Bola voli sangat digemari oleh anak-anak remaja sampai 1 2 orang dewasa. Dalam upaya meningkatkan prestasi tentunya tidak terlepas dari kondisi fisik yang dimiliki oleh pemainnya. Kondisi fisik adalah tingkat kemampuan fisik dalam memenuhi setiap aktivitas tubuh (Nala, 2011). Dalam permainan bola voli banyak macam komponen biomotorik yang diperlukan, salah satu yang dominan adalah daya ledak otot tungkai. Tinggi lompatan mencerminkan kemampuan daya ledak otot anggota gerak bawah. Pada cabang olahraga bola voli ketinggian dalam melompat sangat diperlukan oleh setiap pemain. Dalam meningkatkan prestasi permainan bola voli tidak terlepas dari berbagai faktor penunjang antara lain kondisi fisik, teknik, taktik dan mental (Harsono, 1988). Pengaruh bola voli begitu kuat dan populer, bahkan olahraga ini kini berkembang dengan banyaknya kemunculan tim-tim bola voli di berbagai sekolah, instansi pemerintahan atau swasta dan Universitas di Indonesia. Bahkan di Bali, khususnya di Universitas Udayana, hampir seluruh fakultas memiliki tim bola voli. Fakultas Kedokteran sebagai bagian dari Universitas Udayana juga memiliki tim bola voli pada setiap program studinya, ini dibuktikan oleh adanya partisipasi dari masing-masing program studi dalam acara tahunan Porsehipp (Pekan Olahraga dan Seni Hippocrates) yang digelar di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Bola voli sendiri menuntut pemainnya mengusai beberapa teknik dengan sempurna seperti passing atas maupun bawah, set up (umpan), smash, servis dan teknik block. Bola voli merupakan permainan beregu yang mana kedua regu memainkan bola dalam satu lapangan dengan ukuran 9x18 meter. Masing- masing 3 regu dipisah oleh sebuah net yang terpasang di tengah-tengah lapangan dengan ketinggian 2,43 meter untuk putra dan 2,24 meter untuk putri (Muhajir, 2007). Maka pemain bola voli, sangat memerlukan kemampuan melompat yang tinggi kearah vertical tanpa awalan. Vertical jump adalah suatu kemampuan untuk naik ke atas melawan gravitasi dengan menggunakan kemampuan otot. Untuk mampu melompat yang tinggi secara tiba-tiba perlu diberikan pelatihan. Kemampuan melompat secara tiba-tiba dalam komponen biomotorik disebut daya ledak. Daya ledak adalah kemampuan melakukan aktivitas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengerahkan seluruh kekuatan dalam waktu yang relatif sangat singkat. Daya ledak sering disebut kekuatan eksplosif ditandai dengan gerakan atau perubahan tiba-tiba yang cepat, di mana tubuh terdorong ke atas secara vertikal atau horizontal dengan cara melompat dengan mengerahkan kekuatan otot maksimal (Nala, 2011). Dalam olahraga bola voli, komponen daya ledak otot tungkai memiliki peran yang besar, mengingat olahraga bola voli adalah olahraga yang membutuhkan kerjasama antara anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Yang dimaksud daya ledak otot tungkai dalam hal ini adalah kemampuan jaringan tubuh berupa otot yang berada di sepanjang ekstremitas atau anggota gerak bawah untuk menghasilkan daya ledak. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam olahraga bola voli diperlukan pula komponen-komponen kebugaran dalam peforma yang bagus. Salah satu cara untuk meningkatkan performa komponen kebugaran tersebut adalah melalui latihan (Rian, 2012). Latihan adalah suatu usaha untuk memperbaiki sistem organ atau alat tubuh dan fungsinya dengan tujuan untuk mengoptimalkan penampilan 4 atau kinerja. Latihan merupakan suatu aktivitas yang kompleks, suatu kinerja yang dilakukan secara sistematis dalam durasi yang panjang, progresif dan berjenjang, secara individual, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu bentuk fungsi fisiologis dan psikologis tertentu agar dapat memenuhi berbagai tuntutan tugas sewaktu berolahraga (Nala, 2011). Diperlukan kerjasama dari berbagai disiplin ilmu untuk meningkatkan performa kebugaran seorang pemain bola voli. Salah satu disiplin ilmu yang berperan penting di dalamnya adalah fisioterapi. Sesuai dengan Kepmenkes 1363, seorang fisioterapi memiliki kemampuan untuk mengembangkan gerak dan fungsi tubuh seorang, jadi kompetensi dan ruang lingkup seorang fisioterapi tidak terbatas pada penyembuhan dan rehabilitasi saja. Fisioterapi berperan dalam upaya peningkatan prestasi atlet dengan cara mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional sesuai hasil analisis kebutuhan jenis olahraga sehingga tercapai prestasi yang maksimal (Arga, 2008). Salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan performa komponen kebugaran daya ledak adalah plyometric exercise. Kata plyometric berasal dari bahasa Yunani yang berarti menambah ukuran. Dengan demikian plyometric dapat diartikan sebagai bentuk latihan untuk menambah ukuran, ukuran daya ledak otot (Nala, 2011). Plyometric exercise terdiri dari beberapa komponen latihan yang dapat merangsang daya ledak, kekuatan tungkai, akselerasi dan kelincahan. Plyometric exercise lebih banyak menekankan pada daya ledak otot sehingga kapasitas daya ledak yang besar dapat meningkatkan kemampuan kecepatan gerak dan kekuatan pada seorang pemain atau atlet (Miller et al., 2006). 5 Plyometric exercise sendiri terdiri dari beberapa tipe, antara lain : Bounding, hopping, jumping, leaping, skipping dan richochet (Widhiyanti, 2013). Masing-masing tersebut mempunyai karakter dan teknik yang berbeda. Adapun jenis plyometric exercise yang akan diterapkan oleh peneliti adalah tipe jumping. Dimana dalam pelaksanaannya peneliti akan menerapkan plyometric exercise knee tuck jump. Peneliti tertarik mengangkat tipe latihan ini karena secara aplikatif latihan ini mampu membantu pemain bola voli dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai serta meningkatkan vertical jump pada pemain bola voli tersebut. Penelitian Markovic (2007) menyimpulkan bahwa latihan plyometrik dapat meningkatkan power tungkai, dengan hasil pada knee tuck jump sebesar 85%. Untuk lebih meningkatkan kemampuan otot tungkai dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan metode penambahan pemberian peregangan pada latihan knee tuck jump. Jenis peregangan yang diberikan disini adalah ballistic stretching. Menurut Freshmen (2002) ballistic stretching merupakan suatu gerakan penguluran dimana dalam penerapannya terjadi proses tersentak-sentak dengan cepat atau memantul-mantulkan gerakan. Peneliti akan melihat pengaruh penambahan pemberian ballistic stretching pada latihan knee tuck jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Setelah membaca dan mengumpulkan informasi dari beberapa sumber diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan efektivitas penambahan ballistic stretching pada latihan knee tuck 6 jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli laki-laki fakultas kedokteran universitas udayana”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Apakah ada pengaruh latihan knee tuck jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Udayana? 2. Apakah ada pengaruh penambahan ballistic stretching pada latihan knee tuck jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Udayana? 3. Apakah ada perbedaan pengaruh penambahan ballistic stretching pada latihan knee tuck jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Udayana? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektivitas penambahan ballistic stretching pada latihan knee tuck jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 7 1.3.2 Tujuan Khusus Sejalan dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui efektivitas penambahan ballistic stretching pada pada latihan knee tuck jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara penambahan ballistic stretching pada latihan knee tuck jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Ilmiah 1. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi para pembaca (mahasiswa) tentang pengaruh penambahan ballistic stretching pada latihan knee tuck jump terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain voli. 2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi para pembaca (mahasiswa) dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi masyarakat khususnya fisioterapis olahraga, pelatih dan pemain voli.