1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani kepentingan investor dan keputusan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Peran auditor diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan sehingga para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya dan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, oleh sebab itu auditor berkualitas tinggi dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan. Auditor mengkomunikasikan hasil pekerjaan auditnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya kepada senior yang memeriksa kesalahan mekanik dan manajer memeriksa kesalahan konseptual pada laporan keuangan perusahaan. Menurut “Panduan Praktis Bagi Organisasi” (Haspels dan Suriyasarn, 2005) menyatakan bahwa ada dua jenis diskriminasi gender yaitu diskriminasi langsung dan tidak langsung. Diskriminasi langsung pada umumnya disengaja dan eksplisit, atau bahkan kadang-kadang diskriminasi langsung ditemukan secara eksplisit dalam hukum. Sebagai contoh perempuan tidak dapat secara sah memiliki harta seperti bangunan atau tanah, perempuan yang menikah tidak dapat menandatangani dokumen legal, batas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 umur pensiun bagi laki-laki dan perempuan berbeda, dll. Sedangkan diskriminasi tidak langsung merujuk pada situasi, peraturan, atau praktek yang kelihatannya netral tetapi pada kenyataannya membawa akibat adanya perlakuan yang berbeda bagi sebagian orang. Sebagai contoh perusahaanperusahaan lebih senang merekrut laki-laki dibandingkan dengan perempuan usia mengasuh anak, sebab mereka memperhitungkan bahwa perempuan tersebut akan lebih sering tidak masuk kerja karena kehamilan atau urusan keluarga. Diskriminasi gender pada akuntansi di banyak perusahaan telah banyak diteliti. Selain itu juga, Haspels dan Suriyasarn (2005) menyebutkan bahwa rata-rata perempuan berpenghasilan 2/3 dari penghasilan laki-laki di semua jenis pekerjaan dan perempuan masih berpenghasilan rendah dari laki-laki di semua tingkat pendidikan. Hanya sebagian saja dari kesenjangan dalam penghasilan ini yang dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam hal tingkat pendidikan dan pengalaman kerja yang berarti bahwa diskriminasi gender dalam menerima upah yang sama untuk pekerjaan dengan nilai yang sama masih tersebar luas. Bidang akuntan publik merupakan salah satu bidang yang tidak terlepas dari diskriminasi gender. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Walkup dan Fenzau di tahun 1980 (dalam Trapp et.al, 1989), ditemukan bahwa 41% dari responden yang mereka teliti, yaitu para akuntan publik perempuan yang telah meninggalkan karirnya sebagai akuntan publik, merasakan adanya bentuk-bentuk diskriminasi yang telah mempengaruhi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 karir mereka. 28% dari responden, yaitu para akuntan publik perempuan yang masih bekerja dalam profesi ini, merasakan adanya diskriminasi. Sebuah survey yang dilakukan oleh American Women Society of CPA’s pada tahun 1983 (dalam Trapp et.al, 1989) menyebutkan bahwa para akuntan publik perempuan yang menjadi responden mengemukakan bahwa alasan utama mereka meninggalkan karirnya adalah karena mereka menemukan kesempatan karir yang lebih baik. Akan tetapi hingga saat inimasih terdapat keyakinan para akuntan publik perempuan tersebut meninggalkan karir mereka karena tuntutan keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh Trapp et.al. (1989) bertujuan untuk memperoleh bukti megenai persepsi para akuntan, baik laki-laki maupun perempuan, terhadap sejumlah isu berkaitan dengan akuntan publik perempuan dan juga untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi di antara kedua kelompok ini. Persepsi para akuntan publik tersebut terhadap sejumlah isu yang berkaitan dengan akuntan publik perempuan adalah signifikan karena persepsi mengenai karakteristik kerja dapat mempengaruhi pengharapan akuntan publik perempuan akan kesempatan, perlakuan, penerimaan, komitmen, dan akomodasi yang akan mereka terima di profesi ini. Lamanya pengalaman bekerja seseorang juga merupakan factor yang dapat mempengaruhi persepsi kepuasan kerja. Penelitian yang menguji tentang pengaruh pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja pada akuntansi juga telah banyak dilakukan. Kalbers (1995) dan Rahmawati (1997) (dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 Ulfa, 2011) menyatakan bahwa pengalaman kerja tidak berhubungan dengan kepuasan kerja, sedangkan Sumardi, 2001 (dalam Ulfa, 2011) menyatakan bahwa pengalaman kerja yang lebih banyak akan mempunyai tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan berbagai atribut dikarenakan perbedaan gender dan pengalaman. Namun penelitian temuan mechanical error dan conceptual error masih sedikit pembuktian terutama penelitian di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini hendak mengkaji “PENGARUH GENDER, PENGALAMAN TERHADAP TEMUAN MECHANICAL ERROR DAN CONCEPTUAL ERROR DALAM REVIEW KERTAS KERJA)”. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah gender auditor berpengaruh dalam menemukan mechanical error dan conceptual error dalam review kertas kerja? 2. Apakah pengalaman auditor berpengaruh dalam menemukan mechanical error dan conceptual error pada saat review kertas kerja? 3. Apakah gender auditor, pengalaman auditor berpengaruh dalam menemukan mechanical error dan conceptual error dalam review kertas kerja? http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah gender berpengaruh terhadap temuan mechanical error dan conceptual error dalam review kertas kerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. 2. Untuk mengetahui apakah pengalaman berpengaruh terhadap temuan mechanical error dan conceptual error dalam review kertas kerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. 3. Untuk memberikan saran dan input yang bermanfaat bagi auditor dan mahasiswa yang berminat untuk kerja di Kantor Akuntan Publik. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Pengembangan Ilmu Pengetahuan 1. Sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah dengan yang ada dalam dunia kerja. 2. Dapat memberikan tambahan informasi bagi para pembaca yang ingin menambah wacana pengetahuan khususnya dibidang auditing. 3. Bagi civitas akademik dapat menambah informasi, sumbangan pemikiran, dan bahan kajian dalam penelitian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 2. Manfaat Praktis Bagi lembaga-lembaga yang terkait : Sebagai bahan masukan bagi para auditor di Kantor Akuntan Publik di Jakarta dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas hasil auditnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/