ISSN : 2085-6172 41-49 KESALAHAN UMUM PEMAKAIAN BAHASA TULIS FORMAL PADA PENULISAN MAKALAH OLEH MAHASISWA Syahriandi Dosen FKIP Universitas Malikussaleh E-mail: [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan mendeskripsikan perihal pemakaian bahasa pemakaian bahasa tulis formal pada penulisan makalah oleh mahasiswa. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data dalam penelitian ini adalah makalah-makalah mahasiswa dari beberapa semester (2014-2016). makalah-malakah tersebut diambil secara acak pada tiap-tiap jurusan. Data diambil dengan menggunakan teknik dokumentasi. teknik penganalisisan data pada penelitian ini berupa (a) tahap pengumpulan/pengidentifikasian data, (b) tahap reduksi/klasifikasi data, (c) tahap penyajian dan analisis data, dan (d) tahap penyimpulan/verifikasi. hasil penelitian terlihat bahwa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh mahasiswa dalam meulis makalah meliputi kesalahan ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf. kesalahan-kesalahan tersebut selalu terjadi pada mahasiswa dalam stiap peulisan makalah. Kata Kunci: Kesalahan, Bahasa Tulis, Makalah, Mahasiswa PENDAHULUAN Bahasa tulis adalah representasi/realisasi dari bahasa lisan. Seseorang tidak mungkin menulis sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu. Dalam proses berpikir pastinya menggunakan bahasa lisan. Jadi, segala sesuatu yang kita tuliskan merupakan penggambaran dari bahasa lisan. Dalam proses menulis, bahasa tulis memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan), aspek tata bahasa, dan kosakata. Dengan kata lain, dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa, seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, dan kebenaran penggunaan ejaan dan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Bahasa tulis sangat menekankan penggunaan kaidah bahasa secara cermat dalam tulisan, seperti surat, artikel, laporan, makalah, atau laporan kegiatan. Dalam tulisan tersebut disarankan menggunakan kosakata baku, bentuk kata berimbuhan, struktur kalimat lengkap, dan paragraf saling berhubungan. Kecermatan dalam penggunaan bahasa tulis meliputi kecermatan dalam penggunaan ejaan, diksi, dan kalimat. Jika unsur-unsur penting dalam bahasa ini tepat, kejelasan informasi dalam surat juga akan jelas. Namun, pada kenyataannnya unsur-unsur inilah yang sering sekali terjadi kesalahan. Bahasa tulis yang disampaikan dalam situasi resmi untuk keperluan ilmiah (keilmuan) harus memenuhi kriteria berikut. a. b. c. d. e. f. g. Logis, artinya penggunaan bahasa mencerminkan penalaran sesuai dengan kondisi sebenarnya. Lugas, artinya penggunaan bahasa tidak bermajas atau tidak berpanjang-panjang. Bermakna tunggal, artinya bahasa yang digunakan tidak menimbulkan persepsi berbeda-beda. Denotatif, artinya kosakata yang digunakan mempunyai makna sebenarnya sesuai dengan konteks kalimat. Baku, artinya penggunaan bahasa secara cermat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku dan kelaziman. Konsisten, artinya penggunaan kosakata atau istilah secara ajeg pada kata yang memiliki makna yang sama. Runtun, artinya bahasa yang diungkapkan sistematis. Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016 Page 49 ISSN : 2085-6172 41-49 Berdasarkan observasi lapangan selama mengajar di universitas, penulis menemukan kesalahan yang selalu sama terjadi pada mahasiswa dalam menulis makalah. Kesalahan tersebut berulangulang terjadi pada setiap angkatan sehingga kesalahan tersebut dianggap sebagai penulisan yang benar. Mahasiswa banyak yang menganggap hal tersebut benar karena sudah sering digunakan. Padahal, tidak semua yang biasa dilakukan adalah hal yang benar. Berdasarkan paparan di ataslah, penulis akan memaparkan beberapa kesalahan yang umum terjadi pada penulisan makalah oleh mahasiswa. Kesalahan-kesalahan tersebut diharapkan tidaklah terulang lagi pada mahasiswa selanjutnya. KAJIAN TEORI Pengertian Analisis Kesalahan Bahasa Parera (1993:7) berpendapat bahwa analisis merupakan proses menjelaskan gejala-gejala alam dengan cara membedakan, mengelompokkan, menghubung-hubungkan, mengendalikan, dan meramalkan. Berdasarkan pengertian tentang analisis tersebut, sepertinya Parera berusaha menyampaikan pengertian tentang analisis kesalahan secara tersendiri. Menurutnya, analisis kesalahan adalah kajian analisis mengenai kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa atau peserta didik atau pelajar asing atau seseorang atau bahasa kedua. Selanjutnya, Hastuti (1989:45) menjelaskan bahwa analisis merupakan suatu penyelidikan dengan tujuan ingin mengetahui sesuatu dengan kemungkinan dapat menemukan inti permasalahan, kemudian dikupas dari berbagai segi, dikritik, diberi ulasan (komentar) akhirnya hasil dari tindakan tersebut dapat diberi kesimpulan untuk kemudian dipahami. Sehubungan dengan kata analisis dalam penelitian ini, analisis dapat diberi pengertian sebagai suatu kegiatan penelitian untuk menyelidiki atau meneliti (menguraikan, menjabarkan, menelaah, mengkaji) bahasa pada ragam bahasa tulis, baik dalam media massa maupun karya tulis ilmiah. Fungsi Analisis Kesalahan Fungsi analisis kesalahan akan disampaikan oleh dua ahli dengan pendapat mereka masing-masing. Menurut Parera (1993:7), analisis kesalahan dilakukan untuk (1) menemukan seberapa baik dan benar seseorang mengetahui bahasa ajaran, (2) mengetahui bagaimana seseorang belajar bahasa, dan (3) memperoleh informasi tentang kesulitan-kesulitan dalam belajar bahasa. Untuk memperkuat pendapat tersebut, perlu pendapat lain sebagai pembanding. Pendapat tersebut datang dari Sidhar (dalam Tarigan dan Tarigan, 1990: 69). Analisis kesalahan antara lain berfungsi untuk (1) menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan mudah-sukar, (2) menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai butir bahan yang diajarkan, (3) merencanakan latihan dan remedial, dan (4) memilih butirbutir bagi pengujian kemahiran siswa. Dari pendapat kedua ahli di atas dapat ditarik kesimpulan secara garis besar bahwa fungsi analisis kesalahan bahasa adalah untuk mengarahkan seseorang agar berhasil dalam belajar bahasa. Kesalahan Berbahasa Kesalahan berbahasa adalah bagian konversi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku (norma terpilih) dari performansi bahasa orang dewasa (Tarigan, 1990:141). Jenis kesalahan berbahasa dapat ditinjau dari segi penyebabnya dan dapat pula dari segi kebahasaan. Kesalahan berbahasa bertalian dengan faktor pribadi pemakai bahasa dan faktor sosial budaya. Ditinjau dari faktor kebahasaan, kesalahan berbahasa terjadi dari segi keterbatasan, semantik, dan ejaan. Faktor pribadi pemakai bahasa yang menimbulkan kesalahan berbahasa menyangkut segi fisiologis dan psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang terjadi kemudian. Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016 Page 49 ISSN : 2085-6172 41-49 Jenis Kesalahan Berbahasa Sebelum lebih jauh membahas tentang kesalahan berbahasa perlu diketahui pengertian tentang bahasa itu sendiri. Sumardi (dalam Cahyaningrum, 2010:28) memberi pengertian bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan dari seseorang kepada orang lain. Penyampaian perasaan dan pikiran ini dapat dinyatakan dengan tanda yang berupa bunyi atau tulisan. Keraf (2001:2) memberikan pengertian bahwa bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan diperkuat dengan gerak-gerik badani yang nyata. Kesimpulan dari pendapat tersebut, bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan dengan suatu sistem yang mempergunakan lambang bunyi yang arbitrer dan digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Keraf (2001:3) juga menjelaskan pendukung pengertian bahasa berupa fungsi bahasa, yaitu sebagai alat (a) menyatakan ekspresi diri, (b) berkomunikasi, (c) mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, dan (d) alat untuk mengadakan kontrol sosial. Dengan pengertian tentang bahasa tersebut dapat diketahui bagaimana dampak yang terjadi jika pengguna bahasa melakukan suatu kesalahan dalam penggunaannya. Pemahaman ini memberikan kesadaran bahwa bahasa harus digunakan secara benar. Oleh karena itu, pemakai bahasa harus berhati-hati dalam menggunakan bahasa agar terhindar dari kesalahan yang dapat mengakibatkan terganggunya komunikasi. Bahasa tidak hanya memiliki satu pengertian atau satu macam saja. Penelitian ini tidak membahas bahasa secara umum, tetapi satu bentuk bahasa berupa ragam bahasa baku. Bahasa baku memiliki pengertian tersendiri yang berbeda dengan ragam yang lain. Menurut Chaer (1988:4) bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Bahasa Tulis Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut. a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain. b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap. c. Tidak terikat ruang dan waktu. d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari ragam bahasa tulis di antaranya:Kelebihan: a. mempunyai bukti autentik b. dasar hukumnya kuat c. dapat disajikan lebih matang/bersih d. lebih sulit dimanipulasi Kekurangan: a. berlangsung lambat b. selalu memakai alat bantu c. kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi d. tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016 Page 49 ISSN : 2085-6172 41-49 Makalah Makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas pokok masalah tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup tertentu. Makalah juga dapat diartikan sebagai karya akademis yang biasanya diterbitkan atau dipublikasikan pada jurnal yang bersifat ilmiah. Menurut pengertian dari beberapa ahli di antaranya menurut Tanjung dan Ardial mengartikan makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan disertai analisis yang logis dan objektif, sedangkan menurut Surakhmad makalah adalah segala jenis tugas kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis, baik sebagai hasil pembahasan buku maupun sebagai hasil karangan tentang suatu pokok permasalahan. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa makalah adalah suatu karya tulis yang membahas permasalahan tertentu dengan analisis yang logis dan objektif dan ditulis dengan sistematis. Jenis-jenis Makalah a. Makalah deduktif adalah makalah yang didasarkan pada kajian teoritis yang relevan dengan permasalahan yang dibahas b. Makalah induktif adalah makalah yang ditulis berdasarkan data empiris yang bersifat objektif berdasarkan apa yang diperoleh dari lapangan namun tetap relevan dengan pembahasan c. Makalah campuran adalah makalah yang disusun atau ditulis berdasarkan kajian toritis dan data empiris. artinya makalah campuran ini adalah penggabungan antara makalah deduktif dan makalah induktif. Ejaan Yang Disempurnakan Kaidah ejaan seperti yang dimuat dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan merupakan salah satu pedoman yang digunakan dalam bahasa Indonesia ragam tulis. Oleh karena itu, aturan ejaan yang dipatuhi dalam bahasa tulis. Di dalam ejaan, ada beberapa hal masalah yang dibicarakan, yaitu (a) pemakaian huruf, (b) penulisan huruf, (c) penulisan kata, (d) penulisan unsur serapan, dan (e) tanda baca. Pilihan Kata Menurut Soedjito (2010:16) dalam penulisan surat resmi, ada beberapa asas yang dapat diterapkan untuk memilih kata, antara lain, yaitu asas ketepatan, kecermatan, dan kelaziman. Asas ketepatan berkaitan dengan bentuk dan makna. Asas kecermatan pemilihan dan penggunaan kata secara cermat bercirikan antara lain, (a) tidak mubazir, (b) tidak rancu, dan (c) tepat ungkapan idiomatis. Lazim adalah kata yang sudah menjadi milik bahasa Indonesia dan bukan kata yang hanya atau masih dipakai di daerah-daerah tertentu. Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah satuan bahasa yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis sehingga si pembaca dapat mengerti sebagaimana yang si penulis maksudkan. Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang harus tepat sasaran dalam penyampaian dan pemerian bagi pembacanya. Sebagai kalimat yang efektif, kalimat tersebut harus memperhatikan kaidah dan persyaratan dalam kalimat efektif serta harus menghindari hal-hal yang menyalahi kalimat efektif. Kalimat efektif memilki tujuh kaidah atau ciri-ciri. Ketujuh kaidah/ciri tersebut adalah (1) kejelasan penggunaan berbagai lapis unsur dan struktur bahasa, (2) kesejajaran penggunaan bentukbentuk bahasa, (3) ketepatan bentukan bagian-bagian kalimat, (4) ketepatan penalaran (kelogisan), (5) kehematan penggunaan kata, (6) kejelasan pengungkapan, dan (7) ketepatan struktur pengungkapan. Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016 Page 49 ISSN : 2085-6172 41-49 Paragraf Paragraf atau alinea merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan satu topik atau satu pokok pembicaraan. Kalimat-kalimat yang membangun paragraf itu saling berhubungan dan memperlihatkan kesatuan dan kepaduan gagasan/pikiran. Paragraf juga harus tersusun secara tersusun logis dan sistematis, yang mengungkapkan satu gagasan pokok/satu unit buah pikiran yang didukung oleh kalimat-kalimat lain. Paragraf harus memiliki struktur yang terdiri atas kalimat utama/topik dan kalimat penjelas. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf. Selain itu, dalam sebuah paragraf juga harus diperhatikan kesatuan dan kepaduan tiap-tiap kalimat. Kesatuan dan kepaduan tersebut menjadi sebuah syarat paragraf yang efektif. Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide/gagasan pokok. Artinya, dalam paragraf mungkin terdapat beberapa kalimat/gagasan tambahan, tetapi gagasan-gagasan itu harus terfokus pada satu gagasan pokok sebagai pengendali. Jika prinsip ini dipenuhi, paragraf itu telah memenuhi ciri kasatuan. Sebuah paragraf dikatakan memiliki kepaduan jika setiap kalimat pembentuk paragraf memiliki keharmonisan satu sama lain. Setiap kalimat tidak boleh berdiri sendiri-sendiri, tetapi harus runtut, sistematis, dan logis. Kalimat secara bersama-sama menjelaskan kalimat utama/topik. Paragraf yang padu akan membuat pembaca dengan mudah mengikuti maksud penulis setapak demi setapak dengan perpindahan dari satu kalimat ke kalimat berikutnya secara enak tanpa ada lompatanlompatan pikiran. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Indihadi (2010:1) mengatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa merupakan salah satu cara mengetahui sejauh mana kemampuan kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Melalui kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan berbahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa Indonesia, secara lisan maupun tertulis, yang berada di luar atau menyimpang dari faktor-faktor komunikasi dan kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan agar dengan mudah mendeskripsikan hasil yang diperoleh dari lapangan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Arikunto (2010:3) bahwa metode deskriptif merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah lapangan, atau wilayah tertentu. Dengan metode tadi, penulis akan memaparkan berbagai kesalahan umum penggunaan bahasa tulis pada makalah. Sumber data dalam penelitian ini adalah makalah-makalah mahasiswa dari beberapa semester (2014-2016). Makalah-malakah tersebut diambil secara acak pada tiap-tiap jurusan. Data diambil dengan menggunakan teknik dokumentasi. Hal ini dikarenakan objek yang diteliti adalah dokumen-dokumen. Arikunto (2010: 274), menjelaskan bahwa, “Teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mencari data, hal-hal variabel yang berupa catatan, bukubuku, majalah, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan lain-lain”. Dokumen-dokumen yang diambil dalam penelitian ini hanya makalah-makalah mahasiswa. Teknik penganalisisan data pada penelitian ini menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Milles dan Hubberman, yaitu (a) tahap pengumpulan/pengidentifikasian data, (b) tahap reduksi/klasifikasi data, (c) tahap penyajian dan analisis data, dan (d) tahap penyimpulan/verifikasi. Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016 Page 49 ISSN : 2085-6172 41-49 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapat beberapa kesalahan penulisan makalah oleh mahasiswa di Universitas Malikussaleh. Kesalahan-kesalahan tersebut berupa kesalahan ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf. Berikut ini kesalahan-kesalahan penulisan makalah. Kesalahan Ejaan Berikut ini adalah data-data contoh kesalahan umum penggunaan ejaan pada makalah mahasiswa. Kesalahan-kesalahan tersebut ditampilkan sebagai berikut: 1) “PENGARUH PEMBERIAN NPK TERHADAP PADI” 2) Di susun Oleh (ada yang menulisnya dari atas ke bawah) 3) (Amiruddin) 4) Reuleut-Aceh Utara 5) 2014-2015 6) kehadirat Allah SWT 7) Drs. Armia M.Pd 8) Rasulullah S.A.W. 9) berjudul “Bahasa Sebagai Identitas Bangsa” 10) terimakasih 11) kepada Dosen 12) Karya Tulis Ilmiah Pada nomor (1) terdapat kesalahan pemakaian huruf kapital. Huruf kapital dipakai pada seluruh judul. Padahal, judul tersebut dituliskan bukan pada cover makalah, melainkan di dalam kata pengantar. Jadi, di dalam kata pengantar tidak dibenarkan menulis judul dengan menggunakan huruf kapital seluruhnya, cukup huruf awal di setiap kata saja, kecuali kata hubung. Begitu juga halnya dengan penulisan judul pada nomor (9), judul tersebut juga salah karena menebalkan penulisan hurufnya. Untuk judul di dalam kata pengantar tidak boleh ditebalkan. Yang ditebalkan adalah penulisan judul di cover, bab, subjudul di bab, dan sebagainya. Kemudian, pada nomor (2) ini juga kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan makalah, imbuhan di- sering ditulis terpisan dan huruf o pada kata oleh sering dikapitalkan, bahkan ada yang menulisnya dari atas ke bawah. Imbuhan di- seharusnya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Maka, kata disusun haruslah ditulis serangkai dan kata oleh harus ditulis kecil. Berbeda dengan nomor (2), nomor (6) pada kata depan ke seharusnya ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Penulisan kehadirat seharusnya dituliskan ke hadirat. Selain itu, nomor (10) juga haruslah ditulis terpisah, bukan serangkai karena gabungan kata terima dan kasih berdasarkan penulisan yang baku harus ditulis terpisah. Jadi, yang selama ini ditulis serangkai oleh mahasiswa salah, seharusnya ditulis terima kasih. Penulisan nama pada akhir kata pengantar juga sering terjadi kesalahan. Mahasiswa sering menulis nama dengan menambahkan tanda kurung dan digarisbawahi, seperti pada nomor (3). Jika kita melihat fungsi tanda kurung, salah satunya, adalah untuk penjelas/keterangan dan garis bawah adalah pengganti huruf miring dalam penulisan tangan, yaitu untuk pengkhususan. Jadi, tidak ada alasan yang tepat jika digunakan tanda kurung dan garis bawah pada nama. Penulisan nama kota atau daerah di cover juga sering salah. Mahasiswa sering memisahkan nama kota dengan tanda hubung. Padahal, pemisah bagian alamat/nama kota dengan menggunakan tanda koma. Jadi, penulisan pada nomor (4) semestinya ditulis menjadi Reuleut, Aceh Utara. Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016 Page 49 ISSN : 2085-6172 41-49 Pada nomor (5) juga kesalahannya seperti nomor (4), yaitu kesalahan penggunaan tanda hubung. Seharusnya, untuk menyebut tahun takwin digunakan garis miring (/). Selanjutnya, penyingkatan kata juga sering salah dalam penulisan yang dilakukan oleh mahasiswa, yaitu nomor (6) dan (8) salah satu contoh. Singkatan SWT dan S.A.W yang benarnya tidak menggunakan huruf kapital dan tidak juga menggunakan tanda titik pada setiap huruf. Yang benar, singkatan tersebut harus ditulis kecil semua dan diikuti tanda titik satu buah pada akhir penyingkatan, yaitu swt. dan swt. Berbeda dengan singkatan M.Pd, kesalahan singkatan ini (nomor [7]) berupa kesalahan tidak digunakan titik pada akhir sigkatan. Sigkatan gelar harus dikapitalkan dan diberikan tanda titik di setiap kata yang disingkat. Sehingga, singkatan M.Pd haruslah dituliskan M.Pd.. Terakhir, kesalahan yang sering terjadi adalah kesalahan penulisan kata Dosen (nomor 11) dan Karya Tulis Ilmiah (nomor 12) dengan menggunakan huruf kapital. Nomor (11) tidak menunjukkan sapaan dan bukan jabatan. Begitu juga nomor (12) bukanlah nama dokumen. Jadi kata Dosen dan Karya Tulis Ilmiah seharusnya ditulis dengan huruf kecil, yaitu dosen dan karya tulis ilmiah. Kesalahan Diksi Kesalahan diksi juga terdapat dalam makalah yang ditulis oleh mahasiswa. Kesalahan tersebut meliputi ketepatan diksi dan penulisan diksi. Kesalahan tersebut terlihat pada data berikut ini. 1) penulis panjatkan 2) Allah swt. yang mana telah... 3) para sahabat-sahabat Beliau 4) adalah merupakan 5) sangat penting sekali 6) baik dalam artikel, buku bacaan ataupun karya ilmiah Dalam perihal penulisan diksi, kesalahan umum yang biasanya dilakukan mahasiswa terdiri atas beberapa hal. Pertama, mahasiswa sering tidak tepat dalam menggunakan kosakata. Maksdunya, makna dari kosakata yang digunakan tidak sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan sehingga timbul perbedaan antara makna dan maksud yang disampaikan oleh si penulis. Sebagai contoh, pada nomor (1) dan (2)terdapat kesalahan dalam pemilihan kata, yaitu kata panjatkan dan yang mana. Kata panjatkan bermakna membawa sesuatu dengan perbuatan memanjat. Maka, penulis panjatkan bermakna penulis membawa sesuatu ke atas dengan cara memanjat. Padahal, penulis hanya mengungkapkan rasa syukurnya. Jadi, kata yang lebih tepat digunakan adalah ungkapkan. Begitu juga, kata yang mana adalah frasa tanya. Berarti, si penulis bertanya kesehatan dan kesempatan yang mana yang telah Tuhan berikan? Seharusnya, kata mana dihilangkan sehingga menjadi Allah swt. yang telah memberi. Kesalahan yang umum terjadi adalah menjamakkan kata yang bermakna jamak (pada nomor [3]). Kata sahabat-sahabat sudah bermakna jamak, yaitu banyak sahabat, tidak perlu lagi ditambahkan kata para yang juga bermakna jamak. Jadi, cukup dituliskan saja sahabat-sahabat atau para sahabat. Kemudian, pada nomor (4) dan (5) juga kesalahan yang sering dilakukan oleh mahasiswa, yaitu mengulang kata yang bersinonim. Kata adalah sinonim dengan kata merupakan, juga kata sangat sinonim dengan sekali. Karena kedua kata tersebut bersinonim, cukup ditulis satu saja. Terakhir, pasangan kata dalam kata berpasangan juga sering keliru dituliskan oleh mahasiswa (nomor [6]). Kata baik pasangannya maupun. Maka, pada kalimat tersebut haruslah ditulis baik dalam artikel, buku bacaan maupun karya ilmiah. Kesalahan Kalimat Kesalahan kalimat yang terdapat pada makalah berupa kesalahan kalimat yang tidak efektif. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini. Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016 Page 49 ISSN : 2085-6172 41-49 1) Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangankekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan 2) Terakhir, semoga Allah swt. memberkahi makalah ini sehingga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita. 3) Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. 4) Oleh karena itu, maka penelitian ini tidak dapat diterima. Kalimat (1) di atas adalah kalimat yang tidah efektif karena makna yang dihasilkan tidak logis (tidak berterima). Frasa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan jelas-jelas menggambarkan bahwa makalah ini masih banyak kesalahan. Jika memang banyak kesalahan, seharusnya diperbaiki dulu, lalu baru dikumpulkan. Seharusnya, yang ditulis oleh mahasiswa adalah penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi jika terdapat kesalahan, penulis mengharapkan masukan. Begitu juga pada frasa jauh dari apa yang penulis harapkan juga tidak jelas maknanya karena yang diharapkan penulis tidak diketahui oleh pembaca. Jadi, sebaiknya tidak perlu dituliskan. Pada kalimat nomor (2) juga merupakan kalimat yang tidak logis karena yang diharapkan mendapatkan berkah adalah makalah. Bagaimana mungkin makalah mengharap berkah, seharusnya yang mendapat berkah adalah pembaca atau penulis makalah. Kesalahan dalam pemenggalan kalimat juga umum terjadi dalam penulisan makalah oleh para mahasiswa. Seperti pada nomor (3), mahasiswa memenggal anak kalimat dengan tanda titik. Anak kalimat dalam sebuah kalimat tidak dapat berdiri sendiri. Jika berdiri sendiri, kalimat tersebut nantinya tidak memiliki predikat sehingga unsur kalimatnya menjadi tidak jelas. Terakhir, kalimat nomor (4) merupakan salah satu contoh kesalahan yang umumnya terjadi juga dalam penulisan makalah. Mahasiswa sering sekali menggunakan konjungsi pada kalimat yang hanya memiliki satu predikat. Di dalam kalimat yang berpredikat satu buah, tidak dibenarkan menggunakan satu buah konjungsi. Jika predikat dua buah, konjungsi boleh datu buah digunakan. Intinya, jumlah konjungsi harus lebih sedikit dari jumlah predikat. Oleh karena itu, kalimat (4) tersebut haruslah dihilangkan konjungsi maka sehingga kalimatnya menjadi Oleh karena itu, penelitian ini tidak dapat diterima. Kesalahan Paragraf Kesalahan penulisan paragraf sering terjadi pada penulisan makalah oleh mahasiswa. Kesalahan yang sering terjadi berupa kesalahan hanya satu kalimat dalam sebuah paragraf, ketidakkohesian dan ketidakkoherensian paragraf. Perhatikan contoh kesalahan umum berikut ini: 1) Berikut ini penulis menulis sebuah makalah yang berjudul “Analisis kekhalifahan setelah zaman nabi”, yang bermanfaat bagi pembaca untuk mempelajari sejarah agama Islam. 2) Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. 3) Seperti yang telah kita ketahui “Pendidikan Karakter” itu sangat penting bagi anak bangsa dari mulai dini. Semua akan dibahas pada makalah ini kenapa Pendidikan Karakter itu sangat dibutuhkan dan layak dijadikan sebagai materi pelajaran. Kesalahan pertama yang umumnya terjadi adalah dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu buah kalimat, seperti pada nomor (1) dan (2). Di dalam sebuah paragraf harusnya terdiri atas beberapa kalimat, ada kalimat yang sebagai kalimat utama dan ada kalimat sebagai kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf tidak boleh hanya berupa satu kalimat. Kemudian, di dalam paragraf juga harus memiliki kesatuan dan kepaduan antara setiap kalimatnya. Banyak paragraf yang dituliskan oleh mahasiswa tidak memiliki kesatuan dan kepaduan, seperti nomor (3) di atas. Antara kalimat Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016 Page 49 ISSN : 2085-6172 41-49 yang satu dan kalimat berikutnya tidak memiliki kepaduan sehingga terkesan kalimat-kalimat tersebut “putus”. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh mahasiswa dalam meulis makalah meliputi kesalahan ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf. Kesalahan-kesalahan tersebut selalu terjadi pada mahasiswa dalam stiap peulisan makalah. SARAN 1) Disarankan supaya mahasiswa lebih memperhatikan lagi penggunaan bahasa agar tidak terulang kesalahan yang sama. 2) Diusulkan supaya diperbanyak latihan menulis karya tulis ilmiah untuk mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Cipta. Jakarta: Rineka Chaer, Abdul. 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Bahasa. Jakarta:Diksi Insan Mulia. Nonjurusan Hastuti, Sri. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Flores: Nusa Indah. Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT Pustaka Utama. Gramedia Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016 Page 49