e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) PENGARUH SUPERVISI, PROVESIONALISME, DAN KOMUNIKASI DALAM TIM PADA KINERJA AUDITOR PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI 1 Ketut Ardy Prabhawa Nyoman Trisna Herawati,SE,M.Pd,Ak, 2I Made Pradana Adi Putra,SE,SH,M.Si 1 Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,Indonesia e-mail: [email protected] [email protected], [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim pada kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang digunakan berbentuk angka-angka. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan menghasilkan jumlah sebanyak 63 responden. Analisis data yang di gunakan adalah uji instrumen yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokrdastisitas. Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mencari pengaruh supervisi(X 1), profesionalisme(X2), dan komunikasi dalam tim(X3) terhadap kinerja auditor (Y) yang terdiri dari uji koefesien determinasi (R2), uji F, dan uji t. Hasil penelitian ini dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda menunjukan bahwa variabel supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 44,199 dengan p value 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti model yang digunakan pada penelitian ini adalah layak. Hasil ini memberikan makna bahwa ketiga variabel independen mampu memprediksi atau menjelaskan fenomena kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Hasil Penelitian ini adalah 1) supervisi berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor, 2) profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor, 3) komunikasi dalam tim berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor, 4) supervisi, profesional, dan komunikasi dalam tim berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Kata Kunci: Kinerja Auditor, Supervisi, Profesionalisme, Komunikasi dalam Tim e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Abstract The purpose of this study was to determine the effect of supervision, professionalism, and communication within the team on the performance of Representatives BPKP auditors Bali Province. This study uses a quantitative approach, because the data used in the form of numbers. The sample in this study using purposive sampling method and produces the number of 63 respondents. Analysis of the data that is in use is a test instrument consisting of validity and reliability testing. Classic assumption test consists of a test for normality, multicollinearity test, and test heterokrdastisitas. Multiple linear regression analysis aimed to explore the influence of supervision (X1), professionalism (X2), and communication within the team (X3) on the performance of the auditor (Y) which consists of test coefficient of determination (R2), Ftest and t-test. The results of this study by using multiple linear regression analysis showed that the variables of supervision, professionalism, and communication within the team has a positive effect on the performance of the auditor. The results of the F test (F test) showed that the calculated F value of 44.199 with a p value of 0.000 is less than α = 0.05, this means that the model used in this study is feasible. These results meant that all three independent variables were able to predict or explain the phenomenon of Representatives BPK auditor performance of Bali Province. Result of this Research is 1) supervision have an effect on positive and significant to auditor performance 2) professionalism have an effect on positive and significant to auditor performance 3) communications in team have an effect on positive and significant to auditor performance 4) supervision, professional, and communications in team have an effect on positive and significant to auditor performance. Keywords: Performance Auditor, Supervision, Professionalism, Communication in Teams PENDAHULUAN Siklus manajemen pemerintahan menunjukkan bahwa Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga Pemerintahan yang mempunyai tugas pemerintahan di bidang pengawasan dan pembangunan sebagaimana disebutkan dalam pasal 52 Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, BPKP adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden yang melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang meliputi kegiatan: lintas sektoral, kebendaharaan umum negara, dan penugasan dari Presiden. Pasal 59 keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 juga menyebutkan bahwa BPKP adalah instansi Pembina Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan jabatan fungsional auditor yang meliputi: penyusunan pedoman teknis, sosialisasi, pembimbingan dan konsultasi , serta peningkatan kompetensi auditor. Upaya dalam meningkatkan kinerja untuk setiap profesi menjadi tema penting bagi organisasi profesi dalam menjaga keberadaan dan kepercayaan masyarakat. Banyaknya kasus penyimpangan keuangan yang berada di bali menyebabkan peran dari BPKP ini sangat dipertanyakan. Mengapa lembaga pengawasan ini belum mampu melaksanakan fungsi dengan baik sehingga penyimpangan itu bisa terjadi, padahal disisi lain pengawasan, pemeriksaan, pembina pengelolaan keuangan daerah adalah tugas pokok dari BPKP. Auditor BPKP sebagai auditor internal pemerintah harus meningkatkan kinerjanya baik untuk kebutuhan masa kini maupun antisipasi kebutuhan masa yang akan datang (Sumardi dan Hardiningsih, 2002). Kinerja auditor menunjukkan tingkat auditor dalam mencapai hasil (output) terutama dilihat dari sisi kualitas dan kuantitasnya. Tingginya tingkat kemampuan auditor sangat mempengaruhi e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) kinerja audit yang menunjukkan bahwa bila auditor memiliki perilaku profesional yang lebih besar, dia akan efektif dalam mencerminkan kinerja audit yang lebih tinggi, begitupun sebaliknya (Baotham, 2007). Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Laksmi, 2010). Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja auditor menurut Mulyadi (2002:11) adalah kemampuan auditor dalam melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan kewajaran laporan keuangan agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Kalbers dan Forgarty (1995) dalam Laksmi (2010) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Peningkatan kinerja auditor merupakan aspek yang penting, karena keberhasilan suatu instansi atau perusahaan dapat tercapai dengan upaya dan kualitas sumber yang dimilikinya. Begitu juga dengan BPKP, keberhasilan BPKP dalam mengembang misi pemeriksaan sangat tergantung dari upaya dan kualitas para auditornya. Kinerja yang baik tentunya tidak terbentuk begitu saja, namun ditentukan oleh banyak faktor. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebutkan prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok (Mahsun, 2006:157-158). Guna menunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsi, sangatlah diperlukan kinerja auditor BPKP yang baik dan berkualitas. Sebagai seorang auditor internal harus mampu menerapkan profesionalisme, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dalam melaksanakan penugasan audit untuk menghasilkan audit yang berkualitas (Marganingsih dan Martani, 2002). Ikatan Akuntan Indonesia (2001) menyatakan bahwa supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Supervisi adalah tindakan mengawasi atau mengarahkan penyelesaian pekerjaan (Fadhila, 2009). Penelitian Laksmi (2010) menunjukkan bahwa supervisi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Kemampuan supervisor terlihat dalam memberikan bantuan teknis dan dukungan pada perilaku karyawan. Demikian juga dengan iklim partisipatif yang diciptakan oleh supervisor dapat memiliki pengaruh substansial dari pada melakukan partisipasi dalam suatu keputusan spesifik karena merasa mendapat perhatian dan dukungan yang cukup dari atasannya Luthans (2002) dalam Laksmi (2010). Salah satu bentuk dari supervisi adalah mentoring (pelatihan) yang didefinisikan sebagai proses membentuk dan mempertahankan hubungan yang berkembang, berlangsung secara intensif dari karyawan senior (pementor) dan karyawan junior (Chandra, 2006). Auditor senior (Mentor) adalah seseorang yang lebih berpengalaman dan biasa memberi pedoman dan nasihat, tempat berkonsultasi dan mendukung perkembangan karier karyawan yang lebih muda dan kurang berpengalaman (auditor junior). Auditor senior juga menyarankan pemecahan masalah dan menjelaskan tentang aturanaturan yang berlaku di organisasi (Rapina, 2008). Setiap internal auditor diharapkan dapat melaksanakan tugas utamanya dengan baik sehingga sangat diperlukan peranan supervisi dari lini pimpinan SPI. Statemen on Auditing Standard (SAS) No.22 mengidentifikasi beberapa unsur supervisi, termasuk menginstruksi asistensi, memberitahukan masalah–masalah penting yang dijumpai, menelaah pekerjaan yang telah dilakukan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Salah satu syarat utama yang harus dimiliki seorang auditor dalam menjalankan tugasnya adalah mempertahankan sikap profesionalisme. Profesionalisme mengacu pada prilaku, tujuan atau kualitas yang memberi karakteristik atau menandai suatu profesi atau orang yang profesional. Penelitian Satyawati (2009), Laksmi (2010) dan Suarniti (2010) menunjukkan bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Auditor yang memiliki pandangan profesionalisme yang tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Selain itu dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor dalam menjalankan tugasnya akan semakin terjamin. Profesi auditor merupakan profesi kepercayaan yang hanya dapat bertahan jika dapat menjaga dan memegang teguh amanat yang diberikan masyarakat (Fadhila, 2009). Profesionalisme meliputi kemampuan penguasaan baik secara teknis maupun secara teoritis bidang keilmuan dan ketrampilan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai pemeriksa. Gambaran tentang profesionalisme seorang auditor, tercermin dalam lima hal, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi dan hubungan dengan rekan seprofesi (Lestari dan Cahyono, 2003). Pengertian komunikasi dalam satu kelompok, menurut Ivancevich dan Matteson (1987) dalam Halimatusyadiah (2003) adalah pengiriman informasi oleh salah seorang anggota kelompok kepada anggota yang lain dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Sebagai seorang auditor tentu tidak terlepas dari proses komunikasi dan selalu dituntut untuk melakukan komunikasi baik dengan klien maupun dengan karyawan profesional dan klerikal dalam perusahaan. Putusnya komunikasi antar auditor dapat memberi pengaruh kurang baik terhadap kinerja auditor, selain itu dapat menimbulkan konsekuensi yang membahayakan perusahaan dan juga menghambat kemampuan auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik Hammer dan Gavin (1983) dalam Halimatusyadiah (2003). Komunikasi yang terjalin diantara anggota tim audit menjadi aktivitas yang sangat fundamental untuk mencapai hasil akhir dalam audit.. Adanya kelancaran komunikasi dalam tim audit maka kecenderungan menurunnya kinerja auditor dalam penugasan audit dapat diperkecil atau dihindari (Halimatusyadiah, 2003). Penelitian ini mengacu pada penelitian Satyawati (2009) menunjukkan bahwa profesionalisme, etika profesi, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitian Laksmi (2010) menunjukkan bahwa variabel supervisi, profesionalisme, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitian Halimatusyadiah (2003) menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan dan kultur organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan pada terbentuknya kualitas dan kuantitas atau kelancaran komunikasi tim audit. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, penelitian ini menggunakan variabel komunikasi dalam tim audit sebagai variabel bebas untuk mengukur kinerja auditor BPKP sebagai variabel terikat. Komunikasi yang efektif sangat diperlukan dalam tim audit untuk menunjang kinerja auditor dalam melakukan pemeriksaan dan pengawasan sehingga hasil kerja dapat dicapai dengan maksimal. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari Halimatusyadiah (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keberhasilan kerja tim sangat dipengaruhi oleh komunikasi tim audit. Selain itu penelitian ini bertujuan menguji kekonsistenan hasil penelitian Satyawati (2009) yang menunjukkan bahwa variabel profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor dan variabel suvervisi yang di tunjukan pada penelitian Laksmi (2010) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Berdasar uraian tersebut dapat dikatakan bahwa supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim auditor menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan karena selain mematangkan pertimbangan dalam penyusunan laporan hasil pemeriksaan, juga penting untuk mencapai harapan pemerintahan yang bersih dan transparan. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pertama, ”apakah supervisi berpengaruh pada kinerja auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Bali?” kedua, “apakah profesionalisme berpengaruh pada kinerja auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Bali?” ketiga, “apakah komunikasi dalam tim berpengaruh pada kinerja auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Bali?” keempat, “apakah supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim berpengaruh pada kinerja auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Bali?”. Dalam rangka menjawab permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel supervisi pada kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali, pengaruh variabel profesionalisme pada kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali, pengaruh variabel komunikasi dalam tim pada kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali, pengaruh variabel supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim pada kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat, yaitu: Pertama, manfaat teoritis adalah penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan dan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor, serta dapat mengetahui hubungan teori auditing yang diperoleh di bangku kuliah dalam kondisi sebenarnya di lapangan. Kedua, manfaat praktis adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai gambaran dan bahan pertimbangan, serta masukkan di dalam melakukan analisis untuk meningkatkan kinerja auditor. Selain itu, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai masukan untuk menambah wawasan tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja auditor untuk dijadikan rujukan hasil penelitian berikutnya. METODE Penelitian ini termasuk dalam penelitian pendekatan kuantitatif, karena data yang digunakan berbentuk angkaangka. Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Jumlah auditor yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 63 orang responden. Metode penentuan sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2009:122). Kriteria penentuan sampel pada penelitian ini adalah auditor yang berstatus PNS, bersertifikasi Diklat Auditor Ahli/ Terampil dan sudah pernah melaksanakan tugas pemeriksaan lebih dari satu kali. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009:199). Kuesioner dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk skala likert. Setiap pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:58). Variabel independen (bebas)merupakan variabel yang e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:59). Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1) Supervisi 2) Profesionalisme 3) Komunikasi dalam tim Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2009:59). Variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja auditor pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Analisis data yang di gunakan adalah uji instrumen yaitu alat pengukur kesungguhan responden dalam menjawab kuesioner untuk pengujian apakah instrumen dan data penelitian berupa jawaban responden telah dijawab dengan benar atau tidak yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yaitu hasil perhitungan yang dapat diinterpretasikan dengan akurat terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokrdastisitas. Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mencari pengaruh supervisi (X1), profesionalisme (X2), dan komunikasi dalam tim (X3) terhadap kinerja auditor (Y). Model regresi linear berganda yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus (Wirawan, 2002:292): Y= µ +β0 +β1X1 + β2X2 + β3X3 … Notasi: Y = Kinerja auditor β0 = Nilai intersep konstan β1–β3 = Koefisien regresi dari X1, X2, dan X3 X1 = Supervisi X2 = Profesionalisme X3 = Komunikasi dalam tim µ =Variabel pengganggu dan melakukan uji koefesien determinasi (R2), uji F, dan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengiriman kuesioner kepada auditor di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali dapat di jelaskan koesioner yang disebar adalah 63 kuesioner, kuesioner tidak kembali adalah 9 kuesioner, kuesioner yang kembali adalah 54 kuesioner, kuesioner yang cacat adalah 2 kuesioner, sehingga kuesioner yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 52 kuesioner. Pengaruh supervisi pada kinerja auditor Ikatan Akuntan Indonesia (2001) menyatakan bahwa supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Supervisi adalah tindakan mengawasi atau mengarahkan penyelesaian pekerjaan (Fadhila, 2009). Supervisi adalah kegiatan pengawalan atau pembinaan yang dimaksudkan untuk meluruskan penyelenggaraan kegiatan– kegiatan agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan serta menentukan tindakan koreksi yang perlu diambil bila terjadi penyimpangan dalam proses yang sedang berjalan. Berdasar pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi dalam auditing adalah kegiatan mengkoordinasi oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya dalam pelaksanaan tugas melalui pengarahan dan umpan balik yang efektif dan efisien, sehingga dapat mencapai suatu tujuan dan sasaran audit yang diharapkan sebelumnya (Laksmi, 2010). Dari hasil pengujian yang di tunjukan pada Tabel 1 dibawah uji t menunjukkan bahwa variabel supervisi berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor. Hal ini terlihat dari nilai β = 0,337 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 yang berarti dibawah α = 0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Laksmi (2010) yang menyatakan bahwa supervisi berpengaruh signifikan pada kinerja auditor. Hipotesis 1 yang menyatakan supervisi berpengaruh positif pada kinerja auditor, diterima. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Tabel 1 Hasil Regresi Linear Berganda Model (Constant) Supervisi Profesionalisme Komunikasi dalam tim R R2 Adjusted R2 F hitung Signifikansi F Sumber: Data Diolah Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta -3,175 5,063 ,337 ,095 ,296 ,506 ,075 ,565 1,196 ,423 ,232 a ,857 ,734 ,718 44,199 ,000a Pengaruh profesionalisme pada kinerja auditor Istilah profesionalisme berasal dari kata profesi yang mempunyai arti suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan, mencakup ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan metode. Profesionalisme berarti suatu kemampuan yang dilandasi oleh tingkat pengetahuan yang tinggi dan latihan yang khusus, daya pemikiran yang kreatif untuk melaksanakan tugas–tugas yang sesuai dengan bidang keahlian dan profesinya. Hardjana (2002:20) memberikan pengertian profesionalisme adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Seorang yang profesional akan dipercaya dan dapat diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat berjalan dengan lancar serta mendatangkan hasil yang diharapkan. Profesionalisme berkaitan dengan dua aspek penting yaitu aspek struktural dan aspek sikap (Lekatompessy, 2003). Profesionalisme merupakan unsur membentuk seorang auditor untuk bekerja lebih baik sesuai dengan bidang keilmuan dan keahlian yang ada guna mencapai kinerja yang baik. Indikator yang digunakan untuk mengukur profesionalisme antara lain pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemadirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Dari hasil T -,627 3,543 6,715 2,829 Sig. ,534 ,001 ,000 ,007 pengujian yang di tunjukan pada Tabel 1 diatas uji t menunjukan bahwa variabel profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor. Hal ini terlihat dari nilai β = 0,506 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang berarti dibawah α = 0,05,.Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Satyawati (2009), Laksmi (2010), dan Suarniti (2010) yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor. Hipotesis 2 yang menyatakan profesionalisme berpengaruh positif pada kinerja auditor, diterima. Pengaruh komunikasi dalam tim pada kinerja auditor Tim audit adalah sebuah tim yang dibentuk secara berjenjang dan terdiri dari beberapa individu (senior, supervisor, dan manajer) yang bekerja sama dengan tujuan untuk melaksanakan audit. Tim audit merupakan unit operasi dasar dalam pekerjaan pengauditan (Muhammad, 2005). Pengertian komunikasi dalam tim, menurut Ivancevich dan Matteson (1987) dalam Halimatusyadiah (2003) adalah pengiriman informasi oleh salah seorang anggota kelompok kepada anggota yang lain dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Beberapa penelitian bahkan telah menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) implikasi penting terhadap kepuasan kerja, menurut Hammer dan Gavin (1983) dalam Halimatusyadiah (2003). Komunikasi yang terjalin diantara anggota tim audit menjadi aktivitas yang sangat fundamental untuk mencapai hasil akhir, yaitu opini audit. Keberhasilan kerja tim sangat dipengaruhi oleh komunikasi tim audit. Komunikasi merupakan penyampaian pesan dari satu sumber berita kepada penerima melalui saluran tertentu dengan tujuan untuk mendapat tanggapan dari penerima. Komunikasi dalam tim adalah pengiriman informasi oleh salah seorang anggota kelompok kepada anggota yang lain dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Dari hasil pengujian yang di tunjukan pada Tabel 1 diatas uji t menunjukkan bahwa variabel komunikasi dalam tim berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor. Hal ini dilihat dari nilai β = 1,196 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007 yang berarti dibawah α = 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Negari (2009) yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja frontliner. Komunikasi merupakan faktor penentu dalam membina kerjasama yang baik dalam tim auditor. Komunikasi dibutuhkan untuk bisa menghasilkan kinerja yang baik. Komunikasi yang terjalin diantara anggota tim audit menjadi aktivitas yang sangat fundamental untuk mencapai hasil akhir audit. Adanya komunikasi berarti adanya pertukaran informasi antar auditor, dengan begitu kecukupan informasi yang menyangkut tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu sesuai dengan yang dibutuhkan pun terpenuhi. Hipotesis 3 yang menyatakan komunikasi dalam tim berpengaruh positif pada kinerja auditor, diterima. Pengaruh superfisi, profesionalisme dan komunikasi dalam tim pada kinerja auditor Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam (SA seksi 311, PSA No. 05) menyatakan supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Hardjana (2002:20) memberikan pengertian profesionalisme adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Pengertian komunikasi dalam satu kelompok, menurut Ivancevich dan Matteson (1987) dalam Halimatusyadiah (2003) adalah pengiriman informasi oleh salah seorang anggota kelompok kepada anggota yang lain dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda pada Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa semua koefisien variabel bebas bernilai positif yaitu X1, X2, X3, sebesar 0, 337, 0,506, 1,196. Hal ini berarti bahwa variabel supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasil pengujian yang di tunjukan Tabel 1 diatas juga di hasilkan uji F menunjukan bahwa variabel supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor. Hal ini dilihat dari nilai F hitung sebesar 44,199 dengan p value 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti model yang digunakan pada penelitian ini adalah layak. Hasil ini memberikan makna bahwa ketiga variabel independen mampu memprediksi atau menjelaskan fenomena kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Penelitian ini juga menghasilkan nilai adjusted R2 = 0,718 yang mengandung pengertian bahwa 71,8 persen variabel kinerja auditor dapat dijelaskan oleh variabel supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim, sedangkan sisanya 28,2 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk ke dalam model penelitian. Dilihat dari Tabel 1 diatas, maka dapat diketahui persamaan regresi yang dihasilkan. Y= -3,175 + 0,337 X1 + 0,506 X2 + 1,196 X3 Hasil pengujian secara parsial masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen .Hipotesis 4 yang menyatakan supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim berpengaruh positif pada kinerja auditor, diterima. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah variabel supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim. Simpulan tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1) Supervisi terbukti berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali, dilihat dari nilai β = 0,337 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 yang berarti dibawah α = 0,05. Hal ini berarti supervisi yang tepat akan membantu auditor BPKP dalam melaksanakan pekerjaannya dengan lebih terarah dan terkoordinasi, serta tujuan audit dapat tercapai. 2) Profesionalisme terbukti berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali, dilihat dari nilai β = 0,506 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang berarti dibawah α = 0,05. Hal ini berarti profesionalisme yang tinggi akan membuat auditor BPKP dapat dipercaya dan diandalkan untuk melaksanakan pekerjannya, sehingga dapat berjalan dengan lancar dan mendatangkan hasil yang diharapkan. 3) Komunikasi dalam tim terbukti berpengaruh positif dan signifikan pada 4) kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali, dilihat dari nilai β = 1,196 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007 yang berarti dibawah α = 0,05. Hal ini berarti komunikasi dalam tim akan memaksimalkan hasil kerja para auditor terutama dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan. Saran Berdasarkan simpulan tersebut di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut. 1) Supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim sebaiknya dapat 2) dipertahankan dan lebih ditingkatkan kualitas serta kuantitasnya di Perwakilan BPKP Provinsi Bali guna meningkatkan kinerja auditor. Peningkatan kinerja auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Bali ini sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan. Keterbatasan dari penelitian ini yaitu penelitian ini hanya mengambil obyek yang terbatas yaitu pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama namun pada obyek penelitian yang berbeda, misalnya pada Perwakilan BPKP di luar Provinsi Bali, sehingga dapat diperbandingkan output yang dihasilkan, yaitu mengenai pengaruh variabel supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim pada kinerja auditor Perwakilan BPKP di luar Provinsi Bali dengan auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali. DAFTAR PUSTAKA Baotham, Sumintorn. 2007. Effects of Professionalism on Audit Quality and Self-image of CPAs in Thailand. International Journal of Business Strateg y. Thailand: Source Volume: 7 Source Issue: 2. Chandra, Kris Ferdinand. 2006. Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kinerja Auditor Internal dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada PT. Bank ABC). Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. Fadhila, Nheila. 2009. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan (Survei Pada Auditor di KAP Wilayah Surakarta dan e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Yogyakarta). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Surakarta. Halimatusyadiah. 2003. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kultur Organisasi Terhadap Komunikasi dalam Tim Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya. Hardjana, Agus M. 2002. Pekerja Profesional. Yogyakarta: Kanisius . Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Laksmi, Dian. 2010. Pengaruh Supervisi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Lekatompessy, Jantje Eduard. 2003. Hierarki Akuntan sebagai Moderasi Hubungan antara Komitmen Afektif dan Berkelanjutan dengan Komitmen Profesional. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. Lestari dan Cahyono. 2003. Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Mediasi Hubungan Profesionalisme dengan Intensi Keluar (Studi Empiris Pada Internal Auditor Perusahaan Manufaktur di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya. Mahsun, Mohamad. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE. Marganingsih dan Martani. 2002. Analisis Variabel Anteseden Perilaku Auditor Internal dan Konsekuensinya terhadap Kinerja: Studi Empiris pada Auditor di Lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah – Lembaga Pemerintah Non Departemen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 5, No. 3. Muhammad, Rifqi. 2005. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Komunikasi dalam Tim Audit. JAAI. Vol. 9 No. 2: 127 – 142. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Negari, Purnawinati. 2009. Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi dan Stres Kerja terhadap Kinerja Frontliner pada PT. Telkomsel Bali. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Rapina. 2008. Hubungan Supervisi, Tekanan Peran (Role Stress) dengan Kinerja dan Keinginan Berpindah pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol. 7, No. 1:40-70. Satyawati, Mega Made. 2009. Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Auditor (Studi Kasus pada BPKP Perwakilan Provinsi Bali). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Suarniti, Dewi Kadek. 2010. Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Budaya Kerja Auditor terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Sugiyono. 2009. Metodologi Bisnis. Bandung: Alfabeta. Penelitian Sumardi dan Hardiningsih. 2002 Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme serta Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja : Studi Kasus Auditor BPKP Semarang. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. http://www.Idjurnal.blogspot.com Wirawan, Nata. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 ( Statistik Inferensia) Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi ke-2. Denpasar: Keraras Emas.