pengaruh supervisi, provesionalisme, dan

advertisement
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
PENGARUH SUPERVISI, PROVESIONALISME, DAN KOMUNIKASI
DALAM TIM PADA KINERJA AUDITOR PERWAKILAN BPKP PROVINSI
BALI
1
Ketut Ardy Prabhawa
Nyoman Trisna Herawati,SE,M.Pd,Ak, 2I Made Pradana Adi Putra,SE,SH,M.Si
1
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja,Indonesia
e-mail:
[email protected]
[email protected], [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi,
profesionalisme, dan komunikasi dalam tim pada kinerja auditor Perwakilan BPKP
Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang
digunakan berbentuk angka-angka. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling dan menghasilkan jumlah sebanyak 63 responden. Analisis data
yang di gunakan adalah uji instrumen yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokrdastisitas.
Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mencari pengaruh supervisi(X 1),
profesionalisme(X2), dan komunikasi dalam tim(X3) terhadap kinerja auditor (Y) yang
terdiri dari uji koefesien determinasi (R2), uji F, dan uji t. Hasil penelitian ini dengan
menggunakan metode analisis regresi linear berganda menunjukan bahwa variabel
supervisi, profesionalisme, dan komunikasi dalam tim berpengaruh positif terhadap
kinerja auditor. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 44,199 dengan p
value 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti model yang digunakan pada
penelitian ini adalah layak. Hasil ini memberikan makna bahwa ketiga variabel
independen mampu memprediksi atau menjelaskan fenomena kinerja auditor Perwakilan
BPKP Provinsi Bali.
Hasil Penelitian ini adalah 1) supervisi berpengaruh positif dan signifikan pada
kinerja auditor, 2) profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor,
3) komunikasi dalam tim berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor, 4)
supervisi, profesional, dan komunikasi dalam tim berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja auditor.
Kata Kunci: Kinerja Auditor, Supervisi, Profesionalisme, Komunikasi dalam Tim
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of supervision,
professionalism, and communication within the team on the performance of
Representatives BPKP auditors Bali Province. This study uses a quantitative approach,
because the data used in the form of numbers. The sample in this study using purposive
sampling method and produces the number of 63 respondents. Analysis of the data that
is in use is a test instrument consisting of validity and reliability testing. Classic
assumption test consists of a test for normality, multicollinearity test, and test
heterokrdastisitas. Multiple linear regression analysis aimed to explore the influence of
supervision (X1), professionalism (X2), and communication within the team (X3) on the
performance of the auditor (Y) which consists of test coefficient of determination (R2), Ftest and t-test. The results of this study by using multiple linear regression analysis
showed that the variables of supervision, professionalism, and communication within the
team has a positive effect on the performance of the auditor. The results of the F test (F
test) showed that the calculated F value of 44.199 with a p value of 0.000 is less than α =
0.05, this means that the model used in this study is feasible. These results meant that all
three independent variables were able to predict or explain the phenomenon of
Representatives BPK auditor performance of Bali Province.
Result of this Research is 1) supervision have an effect on positive and significant
to auditor performance 2) professionalism have an effect on positive and significant to
auditor performance 3) communications in team have an effect on positive and significant
to auditor performance 4) supervision, professional, and communications in team have an
effect on positive and significant to auditor performance.
Keywords: Performance Auditor, Supervision, Professionalism, Communication in Teams
PENDAHULUAN
Siklus
manajemen
pemerintahan
menunjukkan bahwa Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
merupakan Lembaga Pemerintahan yang
mempunyai tugas pemerintahan di bidang
pengawasan
dan
pembangunan
sebagaimana disebutkan dalam pasal 52
Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001
tentang
Kedudukan,
Tugas,
Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja
Lembaga.
Menurut
Peraturan
Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,
BPKP adalah aparat pengawasan intern
pemerintah yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden yang melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara yang meliputi kegiatan:
lintas sektoral, kebendaharaan umum
negara, dan penugasan dari Presiden.
Pasal 59 keputusan Presiden Nomor 103
tahun 2001 juga menyebutkan bahwa BPKP
adalah
instansi
Pembina
Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan
jabatan fungsional auditor yang meliputi:
penyusunan pedoman teknis, sosialisasi,
pembimbingan dan konsultasi , serta
peningkatan kompetensi auditor.
Upaya dalam meningkatkan kinerja
untuk setiap profesi menjadi tema penting
bagi organisasi profesi dalam menjaga
keberadaan dan kepercayaan masyarakat.
Banyaknya kasus penyimpangan keuangan
yang berada di bali menyebabkan peran
dari BPKP ini sangat dipertanyakan.
Mengapa lembaga pengawasan ini belum
mampu melaksanakan fungsi dengan baik
sehingga penyimpangan itu bisa terjadi,
padahal
disisi
lain
pengawasan,
pemeriksaan,
pembina
pengelolaan
keuangan daerah adalah tugas pokok dari
BPKP. Auditor BPKP sebagai auditor
internal pemerintah harus meningkatkan
kinerjanya baik untuk kebutuhan masa kini
maupun antisipasi kebutuhan masa yang
akan datang (Sumardi dan Hardiningsih,
2002). Kinerja auditor menunjukkan tingkat
auditor dalam mencapai hasil (output)
terutama dilihat dari sisi kualitas dan
kuantitasnya.
Tingginya
tingkat
kemampuan auditor sangat mempengaruhi
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
kinerja audit yang menunjukkan bahwa bila
auditor memiliki perilaku profesional yang
lebih besar, dia akan efektif dalam
mencerminkan kinerja audit yang lebih
tinggi, begitupun sebaliknya (Baotham,
2007).
Kinerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman
dan kesungguhan serta waktu (Laksmi,
2010). Kinerja auditor merupakan tindakan
atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang
telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun
waktu tertentu. Pengertian kinerja auditor
menurut
Mulyadi
(2002:11)
adalah
kemampuan auditor dalam melaksanakan
penugasan pemeriksaan (examination)
secara obyektif atas laporan keuangan
suatu perusahaan atau organisasi lain
dengan
tujuan
untuk
menentukan
kewajaran laporan keuangan agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, dalam semua hal yang material,
posisi
keuangan
dan
hasil
usaha
perusahaan. Kalbers dan Forgarty (1995)
dalam Laksmi (2010) mengemukakan
bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan
bawahan langsung. Peningkatan kinerja
auditor merupakan aspek yang penting,
karena keberhasilan suatu instansi atau
perusahaan dapat tercapai dengan upaya
dan kualitas sumber yang dimilikinya.
Begitu juga dengan BPKP, keberhasilan
BPKP
dalam
mengembang
misi
pemeriksaan sangat tergantung dari upaya
dan kualitas para auditornya.
Kinerja yang baik tentunya tidak
terbentuk begitu saja, namun ditentukan
oleh banyak faktor. Istilah kinerja sering
digunakan untuk menyebutkan prestasi atau
tingkat keberhasilan individu maupun
kelompok (Mahsun, 2006:157-158). Guna
menunjang
keberhasilan
dalam
menjalankan tugas dan fungsi, sangatlah
diperlukan kinerja auditor BPKP yang baik
dan berkualitas. Sebagai seorang auditor
internal
harus
mampu
menerapkan
profesionalisme,
kemampuan
dan
pengetahuan
yang
dimiliki
dalam
melaksanakan penugasan audit untuk
menghasilkan audit yang berkualitas
(Marganingsih dan Martani, 2002).
Ikatan Akuntan Indonesia (2001)
menyatakan bahwa supervisi mencakup
pengarahan usaha asisten dalam mencapai
tujuan audit dan penentuan apakah tujuan
tersebut tercapai. Supervisi adalah tindakan
mengawasi
atau
mengarahkan
penyelesaian pekerjaan (Fadhila, 2009).
Penelitian Laksmi (2010) menunjukkan
bahwa supervisi berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor. Kemampuan
supervisor terlihat dalam memberikan
bantuan teknis dan dukungan pada perilaku
karyawan. Demikian juga dengan iklim
partisipatif yang diciptakan oleh supervisor
dapat memiliki pengaruh substansial dari
pada melakukan partisipasi dalam suatu
keputusan
spesifik
karena
merasa
mendapat perhatian dan dukungan yang
cukup dari atasannya Luthans (2002) dalam
Laksmi (2010). Salah satu bentuk dari
supervisi adalah mentoring (pelatihan) yang
didefinisikan sebagai proses membentuk
dan mempertahankan hubungan yang
berkembang, berlangsung secara intensif
dari karyawan senior (pementor) dan
karyawan junior (Chandra, 2006). Auditor
senior (Mentor) adalah seseorang yang
lebih berpengalaman dan biasa memberi
pedoman dan nasihat, tempat berkonsultasi
dan mendukung perkembangan karier
karyawan yang lebih muda dan kurang
berpengalaman (auditor junior). Auditor
senior juga menyarankan pemecahan
masalah dan menjelaskan tentang aturanaturan yang berlaku di organisasi (Rapina,
2008). Setiap internal auditor diharapkan
dapat melaksanakan tugas utamanya
dengan baik sehingga sangat diperlukan
peranan supervisi dari lini pimpinan SPI.
Statemen on Auditing Standard (SAS)
No.22 mengidentifikasi beberapa unsur
supervisi, termasuk menginstruksi asistensi,
memberitahukan masalah–masalah penting
yang dijumpai, menelaah pekerjaan yang
telah
dilakukan,
dan
menyelesaikan
perbedaan pendapat.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
Salah satu syarat utama yang harus
dimiliki seorang auditor dalam menjalankan
tugasnya adalah mempertahankan sikap
profesionalisme. Profesionalisme mengacu
pada prilaku, tujuan atau kualitas yang
memberi karakteristik atau menandai suatu
profesi atau orang yang profesional.
Penelitian Satyawati (2009), Laksmi (2010)
dan Suarniti (2010) menunjukkan bahwa
profesionalisme
berpengaruh
positif
terhadap kinerja auditor. Auditor yang
memiliki pandangan profesionalisme yang
tinggi akan memberikan kontribusi yang
dapat dipercaya oleh para pengambil
keputusan baik pihak internal maupun pihak
eksternal perusahaan. Selain itu dengan
profesionalisme yang tinggi kebebasan
auditor dalam menjalankan tugasnya akan
semakin
terjamin.
Profesi
auditor
merupakan profesi kepercayaan yang
hanya dapat bertahan jika dapat menjaga
dan memegang teguh amanat yang
diberikan masyarakat (Fadhila, 2009).
Profesionalisme
meliputi
kemampuan
penguasaan baik secara teknis maupun
secara teoritis bidang keilmuan dan
ketrampilan yang berhubungan dengan
tugasnya sebagai pemeriksa. Gambaran
tentang profesionalisme seorang auditor,
tercermin dalam lima hal, yaitu: pengabdian
pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian,
kepercayaan terhadap peraturan profesi
dan hubungan dengan rekan seprofesi
(Lestari dan Cahyono, 2003).
Pengertian komunikasi dalam satu
kelompok,
menurut
Ivancevich
dan
Matteson (1987) dalam Halimatusyadiah
(2003) adalah pengiriman informasi oleh
salah seorang anggota kelompok kepada
anggota yang lain dengan menggunakan
simbol-simbol tertentu. Sebagai seorang
auditor tentu tidak terlepas dari proses
komunikasi dan selalu dituntut untuk
melakukan komunikasi baik dengan klien
maupun dengan karyawan profesional dan
klerikal dalam perusahaan. Putusnya
komunikasi antar auditor dapat memberi
pengaruh kurang baik terhadap kinerja
auditor, selain itu dapat menimbulkan
konsekuensi
yang
membahayakan
perusahaan
dan
juga
menghambat
kemampuan auditor untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik Hammer dan
Gavin (1983) dalam Halimatusyadiah
(2003). Komunikasi yang terjalin diantara
anggota tim audit menjadi aktivitas yang
sangat fundamental untuk mencapai hasil
akhir dalam audit.. Adanya kelancaran
komunikasi dalam tim audit maka
kecenderungan menurunnya kinerja auditor
dalam penugasan audit dapat diperkecil
atau dihindari (Halimatusyadiah, 2003).
Penelitian
ini
mengacu
pada
penelitian Satyawati (2009) menunjukkan
bahwa profesionalisme, etika profesi,
tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja auditor. Penelitian Laksmi (2010)
menunjukkan bahwa variabel supervisi,
profesionalisme, tingkat pendidikan, dan
pengalaman kerja berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
kinerja
auditor.
Penelitian
Halimatusyadiah
(2003)
menunjukkan
bahwa
variabel
gaya
kepemimpinan dan kultur organisasi
mempunyai pengaruh yang signifikan pada
terbentuknya kualitas dan kuantitas atau
kelancaran komunikasi tim audit. Berbeda
dengan
penelitian
yang
dilakukan
sebelumnya, penelitian ini menggunakan
variabel komunikasi dalam tim audit sebagai
variabel bebas untuk mengukur kinerja
auditor BPKP sebagai variabel terikat.
Komunikasi yang efektif sangat diperlukan
dalam tim audit untuk menunjang kinerja
auditor dalam melakukan pemeriksaan dan
pengawasan sehingga hasil kerja dapat
dicapai dengan maksimal. Hal tersebut
didukung
oleh
pernyataan
dari
Halimatusyadiah
(2003)
dalam
penelitiannya
menyatakan
bahwa
keberhasilan kerja tim sangat dipengaruhi
oleh komunikasi tim audit. Selain itu
penelitian
ini
bertujuan
menguji
kekonsistenan hasil penelitian Satyawati
(2009) yang menunjukkan bahwa variabel
profesionalisme berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja auditor dan
variabel suvervisi yang di tunjukan pada
penelitian Laksmi (2010) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
Berdasar uraian tersebut dapat
dikatakan bahwa supervisi, profesionalisme,
dan komunikasi dalam tim auditor menjadi
hal yang penting dalam pelaksanaan fungsi
pemeriksaan karena selain mematangkan
pertimbangan dalam penyusunan laporan
hasil pemeriksaan, juga penting untuk
mencapai harapan pemerintahan yang
bersih dan transparan. Dengan demikian,
berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
pertama, ”apakah supervisi berpengaruh
pada kinerja auditor di Perwakilan BPKP
Provinsi
Bali?”
kedua,
“apakah
profesionalisme berpengaruh pada kinerja
auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Bali?”
ketiga, “apakah komunikasi dalam tim
berpengaruh pada kinerja auditor di
Perwakilan BPKP Provinsi Bali?” keempat,
“apakah supervisi, profesionalisme, dan
komunikasi dalam tim berpengaruh pada
kinerja auditor di Perwakilan BPKP Provinsi
Bali?”.
Dalam
rangka
menjawab
permasalahan tersebut penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel supervisi pada kinerja auditor
Perwakilan BPKP Provinsi Bali, pengaruh
variabel profesionalisme pada kinerja
auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali,
pengaruh variabel komunikasi dalam tim
pada kinerja auditor Perwakilan BPKP
Provinsi Bali, pengaruh variabel supervisi,
profesionalisme, dan komunikasi dalam tim
pada kinerja auditor Perwakilan BPKP
Provinsi Bali.
Hasil
penelitian
ini
sangat
bermanfaat, yaitu: Pertama, manfaat teoritis
adalah
penelitian
ini
diharapkan
memberikan tambahan pengetahuan dan
gambaran tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja auditor, serta dapat
mengetahui hubungan teori auditing yang
diperoleh di bangku kuliah dalam kondisi
sebenarnya di lapangan. Kedua, manfaat
praktis adalah hasil penelitian ini diharapkan
dapat dipakai sebagai gambaran dan bahan
pertimbangan, serta masukkan di dalam
melakukan analisis untuk meningkatkan
kinerja auditor. Selain itu, hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan kontribusi
sebagai
masukan
untuk
menambah
wawasan tentang hasil penelitian yang
berkaitan dengan faktor–faktor yang
mempengaruhi kinerja auditor
untuk
dijadikan rujukan hasil penelitian berikutnya.
METODE
Penelitian ini termasuk dalam
penelitian pendekatan kuantitatif, karena
data yang digunakan berbentuk angkaangka. Data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data
primer diperoleh dengan menggunakan
daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah
terstruktur
dengan
tujuan
untuk
mengumpulkan informasi dari auditor di
kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
Populasi dalam penelitian ini adalah
auditor Kantor Perwakilan BPKP Provinsi
Bali. Jumlah auditor yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah 63 orang
responden. Metode penentuan sampel yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu
(Sugiyono,2009:122).
Kriteria
penentuan sampel pada penelitian ini
adalah auditor yang berstatus PNS,
bersertifikasi Diklat Auditor Ahli/ Terampil
dan sudah pernah melaksanakan tugas
pemeriksaan lebih dari satu kali.
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2009:199). Kuesioner dalam
penelitian ini dibuat dalam bentuk skala
likert. Setiap pernyataan disediakan 5 (lima)
alternatif jawaban, yaitu Setuju (S), dan
Sangat Setuju (SS), Kurang Setuju (KS),
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS)
Variabel merupakan segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009:58).
Variabel
independen
(bebas)merupakan
variabel
yang
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:59).
Variabel independen yang digunakan pada
penelitian ini adalah:
1) Supervisi
2) Profesionalisme
3) Komunikasi dalam tim
Variabel dependen (terikat) merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel
independen (Sugiyono, 2009:59). Variabel
dependen pada penelitian ini adalah kinerja
auditor pada Perwakilan BPKP Provinsi
Bali.
Analisis data yang di gunakan adalah uji
instrumen yaitu alat pengukur kesungguhan
responden dalam menjawab kuesioner
untuk pengujian apakah instrumen dan data
penelitian berupa jawaban responden telah
dijawab dengan benar atau tidak yang
terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
asumsi klasik yaitu hasil perhitungan yang
dapat diinterpretasikan dengan akurat terdiri
dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan
uji heterokrdastisitas. Analisis regresi linear
berganda
bertujuan
untuk
mencari
pengaruh supervisi (X1), profesionalisme
(X2), dan komunikasi dalam tim (X3)
terhadap kinerja auditor (Y). Model regresi
linear berganda yang digunakan adalah
dengan menggunakan rumus (Wirawan,
2002:292):
Y= µ +β0 +β1X1 + β2X2 + β3X3 …
Notasi:
Y
= Kinerja auditor
β0
= Nilai intersep konstan
β1–β3 = Koefisien regresi dari X1,
X2, dan X3
X1
= Supervisi
X2
= Profesionalisme
X3
= Komunikasi dalam tim
µ
=Variabel pengganggu
dan melakukan uji koefesien determinasi
(R2), uji F, dan uji t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengiriman kuesioner
kepada auditor di kantor Perwakilan BPKP
Provinsi Bali dapat di jelaskan koesioner
yang disebar adalah 63 kuesioner,
kuesioner tidak kembali adalah 9 kuesioner,
kuesioner yang kembali adalah 54
kuesioner, kuesioner yang cacat adalah 2
kuesioner, sehingga kuesioner yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah 52
kuesioner.
Pengaruh supervisi pada kinerja auditor
Ikatan Akuntan Indonesia (2001)
menyatakan bahwa supervisi mencakup
pengarahan usaha asisten dalam mencapai
tujuan audit dan penentuan apakah tujuan
tersebut tercapai. Supervisi adalah tindakan
mengawasi
atau
mengarahkan
penyelesaian pekerjaan (Fadhila, 2009).
Supervisi adalah kegiatan pengawalan atau
pembinaan yang dimaksudkan untuk
meluruskan penyelenggaraan kegiatan–
kegiatan agar sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang diharapkan serta menentukan
tindakan koreksi yang perlu diambil bila
terjadi penyimpangan dalam proses yang
sedang berjalan. Berdasar pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi
dalam
auditing
adalah
kegiatan
mengkoordinasi oleh atasan terhadap
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya
dalam
pelaksanaan
tugas
melalui
pengarahan dan umpan balik yang efektif
dan efisien, sehingga dapat mencapai suatu
tujuan dan sasaran audit yang diharapkan
sebelumnya (Laksmi, 2010). Dari hasil
pengujian yang di tunjukan pada Tabel 1
dibawah uji t menunjukkan bahwa variabel
supervisi berpengaruh positif dan signifikan
pada kinerja auditor. Hal ini terlihat dari nilai
β = 0,337 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,001 yang berarti dibawah α =
0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Laksmi (2010) yang menyatakan
bahwa supervisi berpengaruh signifikan
pada kinerja auditor. Hipotesis 1 yang
menyatakan supervisi berpengaruh positif
pada
kinerja
auditor,
diterima.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
Tabel 1
Hasil Regresi Linear Berganda
Model
(Constant)
Supervisi
Profesionalisme
Komunikasi dalam tim
R
R2
Adjusted R2
F hitung
Signifikansi F
Sumber: Data Diolah
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
B
Error
Beta
-3,175 5,063
,337
,095
,296
,506
,075
,565
1,196
,423
,232
a
,857
,734
,718
44,199
,000a
Pengaruh profesionalisme pada kinerja
auditor
Istilah profesionalisme berasal dari
kata profesi yang mempunyai arti suatu
pekerjaan yang memerlukan pengetahuan,
mencakup ilmu pengetahuan, ketrampilan,
dan metode. Profesionalisme berarti suatu
kemampuan yang dilandasi oleh tingkat
pengetahuan yang tinggi dan latihan yang
khusus, daya pemikiran yang kreatif untuk
melaksanakan tugas–tugas yang sesuai
dengan bidang keahlian dan profesinya.
Hardjana (2002:20) memberikan pengertian
profesionalisme adalah orang yang menjalani
profesi sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya. Seorang yang profesional akan
dipercaya dan dapat diandalkan dalam
melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat
berjalan dengan lancar serta mendatangkan
hasil yang diharapkan. Profesionalisme
berkaitan dengan dua aspek penting yaitu
aspek
struktural
dan
aspek
sikap
(Lekatompessy,
2003).
Profesionalisme
merupakan unsur membentuk seorang
auditor untuk bekerja lebih baik sesuai
dengan bidang keilmuan dan keahlian yang
ada guna mencapai kinerja yang baik.
Indikator yang digunakan untuk mengukur
profesionalisme antara lain pengabdian pada
profesi,
kewajiban
sosial,
kemadirian,
keyakinan terhadap peraturan profesi, dan
hubungan dengan sesama profesi. Dari hasil
T
-,627
3,543
6,715
2,829
Sig.
,534
,001
,000
,007
pengujian yang di tunjukan pada Tabel 1
diatas uji t menunjukan bahwa variabel
profesionalisme berpengaruh positif dan
signifikan pada kinerja auditor. Hal ini terlihat
dari nilai β = 0,506 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 yang berarti dibawah α =
0,05,.Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Satyawati (2009), Laksmi (2010),
dan Suarniti (2010) yang menyatakan bahwa
profesionalisme berpengaruh positif dan
signifikan pada kinerja auditor. Hipotesis 2
yang
menyatakan
profesionalisme
berpengaruh positif pada kinerja auditor,
diterima.
Pengaruh komunikasi dalam tim pada
kinerja auditor
Tim audit adalah sebuah tim yang
dibentuk secara berjenjang dan terdiri dari
beberapa individu (senior, supervisor, dan
manajer) yang bekerja sama dengan tujuan
untuk melaksanakan audit. Tim audit
merupakan unit operasi dasar dalam
pekerjaan pengauditan (Muhammad, 2005).
Pengertian komunikasi dalam tim, menurut
Ivancevich dan Matteson (1987) dalam
Halimatusyadiah (2003) adalah pengiriman
informasi oleh salah seorang anggota
kelompok kepada anggota yang lain dengan
menggunakan
simbol-simbol
tertentu.
Beberapa
penelitian
bahkan
telah
menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
implikasi penting terhadap kepuasan kerja,
menurut Hammer dan Gavin (1983) dalam
Halimatusyadiah (2003). Komunikasi yang
terjalin diantara anggota tim audit menjadi
aktivitas yang sangat fundamental untuk
mencapai hasil akhir, yaitu opini audit.
Keberhasilan kerja tim sangat dipengaruhi
oleh komunikasi tim audit. Komunikasi
merupakan penyampaian pesan dari satu
sumber berita kepada penerima melalui
saluran tertentu dengan tujuan untuk
mendapat
tanggapan
dari
penerima.
Komunikasi dalam tim adalah pengiriman
informasi oleh salah seorang anggota
kelompok kepada anggota yang lain dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu. Dari
hasil pengujian yang di tunjukan pada Tabel
1 diatas uji t menunjukkan bahwa variabel
komunikasi dalam tim berpengaruh positif
dan signifikan pada kinerja auditor. Hal ini
dilihat dari nilai β = 1,196 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,007
yang berarti
dibawah α = 0,05. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian Negari (2009) yang
menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
frontliner.
Komunikasi merupakan faktor penentu dalam
membina kerjasama yang baik dalam tim
auditor. Komunikasi dibutuhkan untuk bisa
menghasilkan kinerja yang baik. Komunikasi
yang terjalin diantara anggota tim audit
menjadi aktivitas yang sangat fundamental
untuk mencapai hasil akhir audit. Adanya
komunikasi berarti adanya pertukaran
informasi antar auditor, dengan begitu
kecukupan informasi yang menyangkut
tersedianya informasi yang akurat dan tepat
waktu sesuai dengan yang dibutuhkan pun
terpenuhi. Hipotesis 3 yang menyatakan
komunikasi dalam tim berpengaruh positif
pada kinerja auditor, diterima.
Pengaruh superfisi, profesionalisme dan
komunikasi dalam tim pada kinerja auditor
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
dalam (SA seksi 311, PSA No. 05)
menyatakan supervisi mencakup pengarahan
usaha asisten dalam mencapai tujuan audit
dan penentuan apakah tujuan tersebut
tercapai. Hardjana (2002:20) memberikan
pengertian profesionalisme adalah orang
yang menjalani profesi sesuai dengan
keahlian
yang
dimilikinya.
Pengertian
komunikasi dalam satu kelompok, menurut
Ivancevich dan Matteson (1987) dalam
Halimatusyadiah (2003) adalah pengiriman
informasi oleh salah seorang anggota
kelompok kepada anggota yang lain dengan
menggunakan
simbol-simbol
tertentu.
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda
pada Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa
semua koefisien variabel bebas bernilai
positif yaitu X1, X2, X3, sebesar 0, 337, 0,506,
1,196. Hal ini berarti bahwa variabel
supervisi, profesionalisme, dan komunikasi
dalam tim berpengaruh positif terhadap
kinerja auditor. Hasil pengujian yang di
tunjukan Tabel 1 diatas juga di hasilkan uji F
menunjukan bahwa variabel supervisi,
profesionalisme, dan komunikasi dalam tim
berpengaruh positif dan signifikan pada
kinerja auditor. Hal ini dilihat dari nilai F
hitung sebesar 44,199 dengan p value 0,000
yang lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti
model yang digunakan pada penelitian ini
adalah layak. Hasil ini memberikan makna
bahwa ketiga variabel independen mampu
memprediksi atau menjelaskan fenomena
kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi
Bali. Penelitian ini juga menghasilkan nilai
adjusted R2 = 0,718 yang mengandung
pengertian bahwa 71,8 persen variabel
kinerja auditor dapat dijelaskan oleh variabel
supervisi, profesionalisme, dan komunikasi
dalam tim, sedangkan sisanya 28,2 persen
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
masuk ke dalam model penelitian. Dilihat dari
Tabel 1 diatas, maka dapat diketahui
persamaan regresi yang dihasilkan.
Y= -3,175 + 0,337 X1 + 0,506 X2 + 1,196 X3
Hasil pengujian secara parsial masingmasing variabel independen terhadap
variabel dependen .Hipotesis 4 yang
menyatakan supervisi, profesionalisme, dan
komunikasi dalam tim berpengaruh positif
pada kinerja auditor, diterima.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa variabel-variabel yang
berpengaruh positif dan signifikan pada
kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali
adalah variabel supervisi, profesionalisme,
dan komunikasi dalam tim. Simpulan tersebut
dijabarkan sebagai berikut.
1) Supervisi terbukti berpengaruh positif
dan signifikan pada kinerja auditor
Perwakilan BPKP Provinsi Bali, dilihat
dari nilai β = 0,337 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,001 yang berarti
dibawah α = 0,05. Hal ini berarti supervisi
yang tepat akan membantu auditor
BPKP
dalam
melaksanakan
pekerjaannya dengan lebih terarah dan
terkoordinasi, serta tujuan audit dapat
tercapai.
2) Profesionalisme terbukti berpengaruh
positif dan signifikan pada kinerja auditor
Perwakilan BPKP Provinsi Bali, dilihat
dari nilai β = 0,506 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 yang berarti
dibawah α = 0,05. Hal ini berarti
profesionalisme
yang
tinggi
akan
membuat auditor BPKP dapat dipercaya
dan diandalkan untuk melaksanakan
pekerjannya, sehingga dapat berjalan
dengan lancar dan mendatangkan hasil
yang diharapkan.
3) Komunikasi
dalam
tim
terbukti
berpengaruh positif dan signifikan pada
4) kinerja auditor Perwakilan BPKP Provinsi
Bali, dilihat dari nilai β = 1,196 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,007 yang
berarti dibawah α = 0,05. Hal ini berarti
komunikasi
dalam
tim
akan
memaksimalkan hasil kerja para auditor
terutama dalam melakukan pengawasan
dan pemeriksaan.
Saran
Berdasarkan simpulan tersebut di
atas maka dapat diajukan saran sebagai
berikut.
1) Supervisi,
profesionalisme,
dan
komunikasi dalam tim sebaiknya dapat
2)
dipertahankan dan lebih ditingkatkan
kualitas serta kuantitasnya di Perwakilan
BPKP Provinsi Bali guna meningkatkan
kinerja auditor. Peningkatan kinerja
auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Bali
ini sangat diperlukan untuk pencapaian
tujuan.
Keterbatasan dari penelitian ini yaitu
penelitian ini hanya mengambil obyek
yang terbatas yaitu pada Perwakilan
BPKP
Provinsi
Bali.
Diharapkan
penelitian selanjutnya dapat melakukan
penelitian dengan menggunakan variabel
yang sama namun pada obyek penelitian
yang berbeda, misalnya pada Perwakilan
BPKP di luar Provinsi Bali, sehingga
dapat diperbandingkan output yang
dihasilkan, yaitu mengenai pengaruh
variabel supervisi, profesionalisme, dan
komunikasi dalam tim pada kinerja
auditor Perwakilan BPKP di luar Provinsi
Bali dengan auditor Perwakilan BPKP
Provinsi Bali.
DAFTAR PUSTAKA
Baotham, Sumintorn. 2007. Effects of
Professionalism on Audit Quality and
Self-image of CPAs in Thailand.
International Journal of Business Strateg
y. Thailand: Source Volume: 7 Source
Issue: 2.
Chandra, Kris Ferdinand. 2006. Pengaruh
Tindakan Supervisi terhadap Kinerja
Auditor Internal dengan Motivasi Kerja
sebagai Variabel Intervening
(Studi
Empiris Pada PT. Bank ABC). Tesis
Program Studi Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro.
Fadhila,
Nheila.
2009.
Pengaruh
Profesionalisme
Auditor
Terhadap
Pertimbangan
Tingkat Materialitas dalam Proses
Pengauditan Laporan (Survei Pada
Auditor di KAP Wilayah Surakarta dan
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan AkuntansiProgram S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
Yogyakarta). Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Halimatusyadiah. 2003. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Kultur Organisasi
Terhadap Komunikasi dalam Tim Audit.
Simposium Nasional Akuntansi VI
Surabaya.
Hardjana, Agus M. 2002. Pekerja Profesional.
Yogyakarta: Kanisius
.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001.
Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Laksmi, Dian. 2010. Pengaruh Supervisi,
Profesionalisme, Tingkat Pendidikan,
dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja
Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana.
Lekatompessy, Jantje Eduard. 2003. Hierarki
Akuntan sebagai Moderasi Hubungan
antara
Komitmen
Afektif
dan
Berkelanjutan
dengan
Komitmen
Profesional.
Simposium
Nasional
Akuntansi VIII Solo.
Lestari dan Cahyono. 2003. Komitmen
Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai
Mediasi
Hubungan
Profesionalisme
dengan Intensi Keluar (Studi Empiris
Pada Internal Auditor Perusahaan
Manufaktur di Indonesia). Simposium
Nasional Akuntansi VI Surabaya.
Mahsun, Mohamad. 2006. Akuntansi Sektor
Publik. Yogyakarta: BPFE.
Marganingsih dan Martani. 2002. Analisis
Variabel Anteseden Perilaku Auditor
Internal dan Konsekuensinya terhadap
Kinerja: Studi Empiris pada Auditor di
Lingkungan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah – Lembaga Pemerintah Non
Departemen. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Vol 5, No. 3.
Muhammad, Rifqi. 2005. Pengaruh Struktur
Organisasi terhadap Komunikasi dalam
Tim Audit. JAAI. Vol. 9 No. 2: 127 – 142.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Buku
1. Jakarta: Salemba Empat.
Negari, Purnawinati. 2009. Pengaruh Budaya
Organisasi, Komunikasi dan Stres Kerja
terhadap Kinerja Frontliner pada PT.
Telkomsel Bali. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.
Rapina. 2008. Hubungan Supervisi, Tekanan
Peran (Role Stress) dengan Kinerja dan
Keinginan Berpindah pada Kantor
Akuntan Publik di DKI Jakarta. Jurnal
Ilmiah Akuntansi. Vol. 7, No. 1:40-70.
Satyawati, Mega Made. 2009. Pengaruh
Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat
Pendidikan, dan Pengalaman Kerja
terhadap Kinerja Auditor (Studi Kasus
pada BPKP Perwakilan Provinsi Bali).
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana
Suarniti, Dewi Kadek. 2010. Pengaruh
Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat
Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan
Budaya Kerja Auditor terhadap Kinerja
Auditor pada Kantor Akuntan Publik di
Bali.
Skripsi
Fakultas
Ekonomi
Universitas Udayana.
Sugiyono. 2009. Metodologi
Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Penelitian
Sumardi dan Hardiningsih. 2002 Pengaruh
Pengalaman terhadap Profesionalisme
serta
Pengaruh
Profesionalisme
terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja :
Studi Kasus Auditor BPKP Semarang.
Jurnal
Bisnis
dan
Ekonomi.
http://www.Idjurnal.blogspot.com
Wirawan,
Nata. 2002.
Cara Mudah
Memahami Statistik 2 ( Statistik
Inferensia) Untuk Ekonomi dan Bisnis.
Edisi ke-2. Denpasar: Keraras Emas.
Download