SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BAYI SEHAT DI PUSKESMAS TULIS KABUPATEN BATANG MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Yusuf Agus Salam Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRAK Saat ini jumlah gizi buruk dari waktu ke waktu terus meningkat dan diperkirakan 30% dari jumlah bayi mengalami kekurangan gizi. Guna mengatasi kekurangan gizi maka pemerintah melakukan beberapa langkah antara lain dengan menyediakan bahan pangan, mengadakan penyuluhan dan pembinaan oleh jajaran kesehatan. Sedini mungkin, pemerintah harus dapat mendeteksi masalah gizi buruk pada bayi dengan menggalakkan dan memberi berbagai macam program baik pada posyandu maupun puskesmas yang ada, semuanya diberikan secara gratis kepada semua kalangan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi adalah dengan menyelenggarakan pemilihan bayi sehat. Diharapkan melalui kegiatan ini akan memacu masyarakat untuk lebih memperhatikan gizi anak-anaknya. Salah satu yang menjadi persoalan dalam penyelenggaraan pemilihan bayi sehat adalah petugas masih kesulitan dalam menentukan siapa bayi sehat yang terpilih karena banyaknya kriteria yang harus dipenuhi sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dan juga rumit Kata Kunci: Simple Additive Weighting,Pemilihan Bayi Sehat,Sistem pendukung keputusan 2 1. PENDAHULUAN Saat ini jumlah gizi buruk dari waktu ke waktu terus meningkat dan diperkirakan 30% dari jumlah bayi mengalami kekurangan gizi. Guna mengatasi kekurangan gizi maka pemerintah melakukan beberapa langkah antara lain dengan menyediakan bahan pangan, mengadakan penyuluhan dan pembinaan oleh jajaran kesehatan. Pemerintah juga selalu melakukan pemantauan dan penjaringan bayi apabila ditemukan kasus gizi buruk maka akan dilakukan langkah-langkah untuk mengatasinya. Semua sarana kesehatan diberdayakan untuk menangani kasus gizi buruk mulai dari posyandu, puskesmas dan rumah sakit. Sedini mungkin, pemerintah harus dapat mendeteksi masalah gizi buruk pada bayi dengan menggalakkan dan memberi berbagai macam program baik pada posyandu maupun puskesmas yang ada, semuanya diberikan secara gratis kepada semua kalangan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi adalah dengan menyelenggarakan pemilihan bayi sehat. Diharapkan melalui kegiatan ini akan memacu masyarakat untuk lebih memperhatikan gizi anak-anaknya. Salah satu yang menjadi persoalan dalam penyelenggaraan pemilihan bayi sehat adalah petugas masih kesulitan dalam menentukan siapa bayi sehat yang terpilih karena banyaknya kriteria yang harus dipenuhi sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dan juga rumit. Dengan banyaknya kriteria yang harus dipenuhi agar seorang bayi bisa dikatakan bayi sehat maka dalam pengadakan pemilihan bayi sehat secara maksimal perlu adanya aplikasi sistem pendukung keputusan untuk pemilihan Bayi sehat sehingga bisa membantu petugas kesehatan dalam menentukan siapa bayi sehat yang terpilih. Puskesmas Tulis kabupaten batang merupakan puskesmas yang melayani masyarakat di kecamatan Tulis Kabupaten Batang, dimana pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sudah cukup beragam, mulai pelayanan umum dan gigi, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Salah satu pelayanan kesehatan kepada anak-anak khususnya balita adalah program imunisasi dan semua hal terkait kesehatan ibu hamil dan balita. Oleh karena itu, sesuai dengan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bayi Sehat di Puskesmas Tulis Kabupaten Batang menggunakan Metode Simple Additive Weighting” 2. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tugas akhir ini telah banyak dibahas, diantaranya penelitian dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bayi Sehat di Puskesmas Tulis Kabupaten Batang Menggunakan Metode Simple Additive Weighting. Puskesmas Tulis Kabupaten Batang menerangkan bahwa Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Metode Weighted Product merupakan bagian dari konsep Multi-Attibut Decision Making (MADM) dimana diperlukan normalisasi pada perhitungannya. Dengan 3 7. Bergerak aktif, di mana gerakannya itu melibatkan tubuh, kepala, kaki, dan tangan secara seimbang. 8. Cukup "rakus" mengisap ASI. 9. Tangisannya cukup bertenaga dan mudah ditenangkan lagi. 10. Suka tersenyum dan tertawa saat diajak bicara. 11. Nafsu makannya baik. 12. Suhu badannya 36,5 - 37,5 derajat celcius. 13. Senantiasa responsif ketika diajak bicara. 14. Terlihat lincah dan antusias jika diajak bermain. 15. Kulitnya bersih. 16. Jika terjadi luka goresan mudah sembuh. 17. Giginya outih cemerlang. Lalu, warna gusinya merah muda dan tidak mudah berdarah. 18. Kukunya kuat dan berwarna agak kemerahan. 19. Rambutnya tidak kusam dan rontok. 20. Tidurnya nyenyak dalam waktu yang cukup (sekitar 10 jam sehari). 21. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) lancar. menggunakan metode Weighted Product, diharapkan dapat dikembangkan software sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh suatu instansi, yang akan menjadi alternatif pemilihan dan memberikan nilai bobot pada perbandingan alternatif dan kriterianya, adapun kriteria tersebut adalah system pemilihan Bayi Sehat kriteria tersebut sudah di tentukan oleh Puskesmas Tulis Kabupaten Batang.Dari hasil penelitian menunjukkan sistem pemilihan Bayi Sehat sebagai model sistem pendukung keputusan dapat membantu Puskesmas Tulis dalam menentukan Bayi Sehat yang berhak di rekomendasikan mendapat proses pembobotan multikriteria dan seleksi dengan lebih cepat, cermat dan lebih efektif. 2.2 Perbedaan Teori Bayi Sehat Dan Yang Sakit Kondisi sikecil yang senantiasa sehat, tentu menjadi dambaan setiap orangtua. Dengan begitu, proses tumbuh kembang si kecil dapat berlangsung lebih optimal. Sementara itu, jika bayi dan balita dirundung sakit, proses tumbuh kembangnya pun akan terhambat atau berlangsung tidak optimal. Terlebih, jika sakitnya sering datang. Mungkin kita masih banyak bertanya apa sebenarnya ciri-ciri bayi lahir sehat. Berdasarkan beberapa buku panduan persalinan disebutkan bahwa cirinya adalah sebagai berikut: 1. Setelah lahir bayi segera menangis, hingga ada istilah ketika bayi lahir menangis semua senang. 2. Pernafasannya teratur. 3. Banyak bergerak, jadi jangan heran kalo anak baru lahir yang belum dibedong sangat aktif bergerak. 4. Warna kulit kemerahan, jika kuning itu tanda ada kelaianan. 5. Minimal berat badan baru lahir yang sehat 2,5 Kg. 6. Matanya yang cemerlang saat menatap. Secara umum bayi sehat akan segera menangis sesudah lahir, bila tangisan tidak terdengar berarti ada kelainan. Adapun manfaat tangisan pertama adalah untuk melonggarkan saluran pernafasan sehingga berjalan dengan baik. Biasanya anak baru lahir yang tidak menangis dokter atau bidan akan melakukan tindakan resusitasi yang berguna untuk merangsang mereka menangis. Caranya adalah dengan menepuknepuk kaki bayi baru lahir tersebut sambil diberi stimulus dan juga menghisap lendir di tenggorokan anak. Itulah beberapa ciri atau tanda-tanda bayi baru lahir yang sehat.Bagaimana apakah itu terjadi pada anak anda, yang terjadi itu yang mana? apakah ciri-ciri sehat atau ciri-ciri adanya kelainan. Jika terjadi kelainan 4 Batang yang berlokasi di JL. Raya Tulis No. 147 Batang. 3.2 Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data dan tujuan penyusunan Tugas Akhir ini serta untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat dan relevan, maka dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik antara lain : 1. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab, semacam percakapan yang bertujuan untuk untuk mengumpulkan data dengan cara mengajuan pertanyaan langsung kepada Kepala Puskesmas Tulis Kabupaten Batang. Wawancara ini dimaksudkan agar data yang diperoleh secara lengkap dan jelas. 2. Studi Pustaka Suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan obyek dan masalah yang diteliti. Sebagai landasan teori maka penulis mengadakan studi pustaka dengan menggunakan beberapa sumber yang berkaitan dengan penelitian dalam menyusun Tugas Akhir ini. 3. Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melalui pengamatan langsung pada suatu objek yang diteliti dalam waktu yang singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai obyek penelitian. tetaplah tenang dan jangan terlalu panik, serahkan sepenuhnya penanganannya anda pada dokter anak atau bidan, sebab mereka sudah semestinya mengetahui perlakuan dan tindakan yang tepat untuk menolong anak yang baru lahir. Selain tanda-tanda bayi sehat tersebut kita juga perlu mengetahui ciri-ciri adanya penyakit, bayi yang sakit adapun tandatandanya sebagai berikut: 1. Tidak mau minum atau menyusui 2. Mulut mencucur.. hal ini terlihat seperti mulut ikan 3. Anak terlihat kejang-kejang 4. Nafas terlihat cepat dan sesak 5. Anak mengalami diare secara terus menerus… 6. Hal lain yang paling perlu diperhatikan tentang kondisi dan penyakit yang serius dapat menyebabkan kematian pada bayi adalah: Anak yang lahir dengan berat badan rendah atau kurang dari 2,5 KG, terkena tetanus, ditemukan diare, serta adanya infeksi di daerah saluran pernafasan yang akut. 7. Matanya tidak cemerlang dan redup. 8. Terlihat lemas dan malas bergerak. 9. Susah disusui atau meminum susu. 10. Sering nangis dan sulit ditenangkan (rewel). 11. Lebih banyak tidur dari biasanya. 12. Kemudian, diikuti gejala-gejala susulan. Seperti kaki dan tangannya terasa dingin (maupun panas), hidung berair (jika flu), batuk-batuk terkadang disertai muntah (jika infeksi tenggorokan), mencretmencret (jika diare), dan lain sebagainya. Tergantung dari penyakit yang dialaminya. 4. PEMBAHASAN 4.1 Subsistem model sistem pendukung keputusan Pada subsistem model pendukung keputusan ini mengacu pada ketenttuan yang ada di Puskesmas Tulis yang terdiri dari 4 aspek, yaitu aspek penilaian ibu, aspek penilaian perilaku bayi sehat, aspek penilaian fisik bayi dan aspek penilaian gigi bayi : 1. Aspek Penilaian Ibu Menurut Puskesmas Tulis, sehat tidaknya bayi ditentukan oleh bagaimana perilaku ibu, 3. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Pada Tugas Akhir ini penulis melaksanakan penelitian Sistem Pendukung Keputusan bayi sehat pada Puskesmas Tulis Kabupaten 5 Penilaian Buku KMS Anak terutama pada saat kehamilan. Penilaian dari sisi ibu dapat dilihat dari rutinnya ibu memeriksakan kandungan dibuktikan dengan buku KIA, tempat persalinan dan oleh siapa persalinan tersebut ditolong. Adapun yang akan dinilai dalam aspek penilaian ibu adalah : Status Imunisasi sesuai umur Tabel 1 Model Aspek Penilaian Ibu Penilai an Buku KIA Ibu Kriteria Penilaian 1. 2. 3. 4. Tempa t Persali nan 1. 2. 3. 4. Penolo ng persali nan 1. 2. 3. 4. Tidak Punya Punya Tidak Lengkap Punya Kurang Lengkap Punya Lengkap Rumah Bidan Praktek Rumah Bersalin Rumah Sakit Sendiri/Kelu rga Dukun Bayi Bidan/Dokte r Umum Dokter Kandungan Skor Bobot 25 50 75 100 3 Pemberian Kapsul Vitamin A Status Gizi Kemampuan Psikologis 25 50 75 100 2 25 50 75 100 3 Skor 25 50 75 100 Bobot 3 25 50 75 100 4 25 50 75 100 25 50 75 100 25 50 75 100 2 5 5 Model Penilaian perilaku sehat diatas ditentukan 40% dari semua aspek penilaian. Sehingga Rumus Persamaan untuk proses penilaian perilaku sehat adalah : Total nilai penilaian Perilaku Sehat = Σ (skor x bobot penilaian) x 40 % Model Penilaian ibu diatas ditentukan 10% dari semua aspek penilaian. Sehingga Rumus Persamaan untuk proses penilaian Ibu adalah : 38 3. Aspek Penilaian Pemeriksaan Fisik Model pemeriksaan fisik memiliki total bobot penilaian sebesar 25% dan terdiri dari tujuh kriteria yaitu kepala,rambut,kulit,jari tangan dan kuku,penglihatan, pendengaran, pernafasan.Model pemeriksaan fisik terlihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Model Aspek Penilaian Pemeriksaan Fisik Total nilai penilaian ibu = Σ (skor x bobot penilaian) x 10 % 2. Aspek Penilaian Perilaku Sehat Menurut Puskesmas Tulis, bayi yang sehat semestinya juga berperilaku sehat, seperti rutin dibawa ke posyandu dengan dibuktikan pada kartu menuju sehat, diberikan imunisasi secara lengkap, pemberian kapsul vitamin A, bagaimana status gizi bayi, dan kemampuan secara psikologis bayi juga sangat menentukan. Penilaian Kepala Rambut Tabel 4.2 Model Aspek Penilaian Perilaku Sehat Kulit Kriteria Penilaian 1. Tidak ada data 2. Tidak Lengkap 3. Cukup Lengkap 4. Lengkap 1. Tidak Tercatat 2. Tidak Lengkap 3. Cukup Lengkap 4. Lengkap 1. Belum Pernah 2. Tidak Rutin 3. Cukup Rutin 4. Selalu Rutin 1. Buruk 2. Kurang 3. Berlebih 4. Baik 1. Buruk 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik Kriteria Penilaian 1. Hidrocepalus 2. Makrosefal/Mi crosefal 3. Kelainan Ringan 4. Normal 1. Sangat Buruk 2. Buruk 3. Kurang 4. Sehat 1. Sangat Buruk 2. Buruk Skor 25 50 75 100 Bobot 2 25 50 75 100 25 50 2 3 6 Jari Tangan dan Kuku Penglihatan Pendengaran Pernafasan 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. Kurang Sehat Sangat Buruk Buruk Kurang Sehat Sangat Buruk Buruk Kurang Sehat Sangat Buruk Buruk Kurang Sehat Sangat Buruk Buruk Kurang Sehat 75 100 25 50 75 100 25 50 75 100 25 50 75 100 25 50 75 100 Total nilai penilaian Pemeriksaan Gigi= Σ (skor x bobot penilaian) x 25 % 3 Skor Total Penilaian Semua Aspek 2 Pemilihan bayi sehat didasarkan pada jumlah total nilai seluruh kriteria yang ada dengan diurutkan berdasarkan rangking tertinggi. Dari keseluruhan hasil perhitungan penilaian ibu, perilaku sehat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan gigi maka diperoleh total nilai keseluruhan sebagai hasil evaluasi akhir menggunakan rumus : 2 2 Model Penilaian Pemeriksaan Fisik diatas ditentukan 25% dari semua aspek penilaian. Sehingga Rumus Persamaan untuk proses penilaian perilaku sehat adalah : Total nilai penilaian ibu + Total nilai perilaku sehat + Total nilai pemeriksaan fisik + Total nilai pemeriksaan gigi Total nilai penilaian Pemeriksaan Fisik= Σ (skor x bobot penilaian) x 25 % Observasi dilakukan oleh penulis dengan cara mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Tulis Kabupaten Batang, khususnya mengenai bagaimana sistem pemilihan bayi sehat yang berada di sana, mengamati kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan dokumen dan sebagainya. 4. Aspek Penilaian Pemeriksaan Gigi Model pemeriksaan gigi memiliki total bobot penilaian sebesar 25% dan terdiri dari lima kriteria yaitu jumlah gigi sesuai umur, stomatitis, oral debries, karies gigi, gingivitis. Model pemeriksaan fisik terlihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 4.4 Model Aspek Penilaian Pemeriksaan Gigi Penilaian Jumlah Gigi sesuai umur Stomatitis Oral Debries Karies Gigi Gengivitis Kriteria Penilaian 1. Tidak Sesuai 2. Sesuai 1. 2. 1. 2. 1. 2. 1. 2. Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak ada Ada Tidak Ada Skor 25 100 Bobot 5 25 100 25 100 25 100 25 100 3 1 SP Pemilihan K Bayi laporan_Bay i laporan_kriteria Bayi Sehat laporan_analis a 2 Panitia Pemilihan 4 data_kreteria_Bayi Sehat 3 Gambar 1. Context Diagram Model Penilaian Pemeriksaan Gigi diatas ditentukan 25% dari semua aspek penilaian. Sehingga Rumus Persamaan untuk proses penilaian perilaku sehat adalah : data_Bay i Bay i Kepala Puskesma 7 fasilitas, dimana user tinggal mengisikan kondisi bayi dan data-data yang terkait kriteria penilaian masing-masing bayi. Sehingga sistem ini dapat melakukan penilaian secara otomatis dan dapat memberikan nilai akhir. Untuk menyempurnakan sistem yang dibuat, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : Pihak Puskesmas Tulis Kabupaten Batang diharapkan memanfaatkan sistem penunjang keputusan pemilihan bayi sehat ini semaksimal mungkin, yaitu dengan menambah aplikasi software yang dipergunakan dalam pembuatan aplikasi sistem penunjang keputusan pemilihan bayi sehat. Gambar 2 Tampilan Program DAFTAR PUSTAKA Fathansyah, Ir. (2001). Buku Teks Komputer Basis Data, Bandung Informatika[1] HandojoAndreas, Pembuatan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk Proses Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir pada PT. X, 2005[3] Ilman Fahma Dwijaya, Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Pada PT. Sysmex Menggunakan Metode Profile Matching, 2005 [4] Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D. (2005) . Analisis dan Desain Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi Offset [2] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi Mulyono,Materi Perkuliahan Basis Data, Universitas Dian Nuswantoro Semarang [5] Ratih Hafsarah Maharrani, Abdul Syukur, Tyas Catur P, Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process Dalam Penerimaan Karyawan Pada PT. Pasir Besi Indonesia, 2010 [6] Gambar 3 Tampilan Hasil Penilaian 5. PENUTUP Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem dapat melakukan keputusan pemilihan bayi sehat tanpa harus melakukan perhitungan karena sistem sudah dilengkapi dengan kode-kode program. 2. Sistem Penunjang keputusan Pemilihan bayi sehat ini didasarkan pada 4 kriteria yaitu kriteria penilaian ibu, penilaian perilaku sehat, penilaian fisik dan penilaian gigi. Masing-masing kriteria ini dibagi lagi kedalam sub-sub kriteria yang mempunyai bobot nilai tersendiri dan dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi terkini. 3. Sistem Penunjang keputusan pemilihan bayi sehat ini mempunyai fasilitas 8 Riyani, dkk. 2010. “Sistem Pendukung Keputusan sertifikasi badan usaha pelaksanaan jasa konstruksi pada BPD GAPENSI Kaltim”. Jurnal informatika Mulawarman 5(1): hal. 1-9 [7] Turban, Efraim dan Jaye Aronson. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan System Cerdas). Jilid 1. Yogyakarta: Andi [8]