2015 LPPM IKIP Mataram Penggunaan Multimedia Sebagai Upaya

advertisement
Penggunaan Multimedia Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara
Siswa di SMPN Kota Mataram
Farida Fitriani
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP Mataram
Email: [email protected]
Abstract: The main problem of this research was the implementation of learning conversational skills using or
not multimedia. Based on those problem set the purpose of this research to determine differences learning and
students' skills in speaking skills using or not multimedia. The data collection of this research conducted by
using survey technique, unstructured interview, and observation. The results of this research was the
implementation and improvement of learning using multimedia in learning speaking at SMPN Mataram. The
results of this research was the implementation process and differences learning which are using or not
multimedia. The implementation process included pre activities, whilst activities, and end activities. Further
differences which are using or not multimedia could be seen when evaluating learning achievement. Excellent
evaluation results indicated that the use of multimedia to improve students' speaking skills are very big
influence in the world of education
Abstrak: Masalah utama dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan
menggunakan multimedia maupun tidak menggunakan multimedia. Berdasarkan permasalahan tersebut
ditetapkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pembelajaran dan kemampuan siswa dalam
keterampilan berbicara menggunakan multimedia maupun yang tidak menggunakan multimedia. Pengumpulan
data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik survei, wawancara tak berstruktur
(unstructured interview), dan observasi. Hasil penelitian ini berupa pelaksanaan dan peningkatan
pembelajaran menggunakan multimedia pada pembelajaran berbicara di SMPN Kota Mataram. Hasil
penelitian ini berupa proses pelaksanaan pembelajaran dan perbedaan pembelajaran yang tidak menggunakan
mutlimedia maupun menggunakan multimedia. Proses pelaksanaan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir. Selanjutnya perbedaan pembelajaran yang tidak menggunakan multimedia maupun
menggunakan multimedia dapat dilihat saat mengevaluasi hasil pembelajaran. Hasil evaluasi yang sangat baik
menunjukkan bahwa penggunaaan multimedia untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa sangat besar
pengaruhnya dalam dunia pendidikan.
Kata kunci: pembelajaran, multimedia, berbicara
Pendahuluan
Masa depan dihadapkan oleh tuntutan
kualitas pendidikan yang semakin meningkat, khususnya pada pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah. Sebagai bahasa yang
mendapatkan label identitas bangsa, wahana,
budaya, bahasa persatuan, bahasa nasional,
bahasa resmi, bahasa pendidikan, bahasa
iptek, dan sebagainya perlu dilestarikan
bahkan
dimantapkan
keberadaannya.
Apalagi, pada era globalisasi ini fenomena
yang siap merenggut keberdayaan bahasa
Indonesia sudah menganga di berbagai
kehidupan.
© 2015 LPPM IKIP Mataram
Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam membangun manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan
sumber daya manusia yang relevan dengan
perkembangan zaman. Melalui bahasa, dapat
melihat ilmu pengetahuan. Kebudayaan
salah satu contoh yang termasuk dalam ilmu
pengetahuan yang lahir dari ide atau upaya
manusia. Oleh karena itu, untuk peningkatan
pendidikan Bahasa Indonesia khususnya di
sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan
kemampuan akademik para pengajarnya.
Selain dari itu, untuk membantu meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia guru
Jurnal Kependidikan 14 (3): 231-238
memiliki peran yang sangat penting dan
menentukan segalanya. Guru berperan
membantu perkembangan anak didiknya
untuk mewujudkan tujuan hidup secara
optimal. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
orang membutuhkan orang lain dalam
perkembangan hidupnya.
Keterampilan berbahasa bermanfaat
dalam melakukan interaksi komunikasi
dalam masyarakat. Banyak profesi dalam
kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya digabungkan pada tingkat
keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh
seseorang. Dengan adanya keterampilan
berbahasa siswa diharapkan mampu menangani segala kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Namun, kenyataan
yang ada khususnya dalam keterampilan
berbicara masih terdapat siswa yang
mengalami kesulitan untuk tampil memaparkan ide pikirannnya kepada pendengar.
Oleh karena itu, untuk menunjang pembelajaran keterampilan berbicara siswa guru
diharapkan menggunakan media sebagai
sarana pendidikan.
Ariani & Haryanto (2010: 5) mengatakan multimedia sebagai sarana pendidikan
memiliki setidaknya dua pengertian yakni
gabungan dari berbagai media (bahan
cetak/teks, audio, video, slide, siaran radio,
siaran televisi) yang masing-masing berdiri
sendiri namun terprogram dan komputer
multimedia. Multimedia dalam pengertian
gabungan berbagai media lebih cocok
digunakan untuk kelas massal. Sementara
komputer multimedia cocok digunakan
untuk belajar yang sifatnya individual.
Namun masih terdapat beberapa kekeliruan
pandangan dalam konsep pembelajaran
multimedia, diantaranya sebagaian besar
232
pengguna teknologi multimedia masih
menganggap multimedia hanya sebagai alat
penampil suatu materi yang akan disampaikan. Multimedia dipandang sebagai
wahana yang selalu memberikan dampak
positif pada pembelajaran. Hal ini juga perlu
dipertimbangkan beberapa dampak negatif
yang timbul dan bagaimana multimedia itu
dikelola dengan benar yang sesuai dengan
dunia pendidikan.
Pada kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara terdapat berbagai jenis media
yang dapat digunakan. Salah satunya
gabungan teknologi cetak dan komputer atau
disebut dengan multimedia, yang merupakan
gabungan banyak unsur media, teks, suara,
gambar, animasi, dan video. Sehingga
multimedia menjadi sarana yang tepat yang
memenuhi semua unsur multimedia untuk
mejadi alat penyampai pesan dari guru
kepada siswa. Oleh karena adanya kelengkapan unsur media yang ada dalam
multimedia diharapkan tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Unsur animasi yang didesain
dengan materi yang digunakan dapat
menggambarkan secara jelas manfaat dan
tujuan dari tema tersebut, sehingga anak
tidak merasa bosan. Unsur audio dan teks
yang ada dalam multimedia memperjelas
penjelelasan materi dan dengan adanya
penggabungan dari unsur-usur media
tersebut akan menyempurnakan penjelasan
materi tersebut.
Berdasarkan pengamatan, terdapat
beberapa sekolah di kota Mataram yang
kurang lengkap memiliki sarana dan
peralatan praktek, keterbatasan media dan
sumber belajar yang tersedia, siswa kelihatan pasif, kurang bergairah dan kurang
antusias, sulit memahami pembelajaran,
Farida Fitriani, Penggunaan Multimedia Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara
siswa kurang mampu mengemukakan ide
dan pendapat, siswa belum menunjukkan
kemauan belajar sendiri sehingga hasil
belajar bahasa Indonesia menurun.
Oleh karena itu, peneliti mencoba
menggunakan multimedia untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa SMPN
kota Mataram dengan menggunakan
multimedia baik yang berupa media cetak
maupun elektronik. Hasil observasi terlihat
bahwa keterampilan berbicara siswa sangat
minim, hal ini dikarenakan kurangnya
pemahaman tentang berbahasa yang baik
dan benar. Siswa yang belum mampu
bertanya, siswa belum menemukan kepercayaan diri, dan siswa belum mampu
mengungkapkan idenya karena keterampilan
berbicara yang kurang. Padahal, keterampilan berbicara ini sangat penting untuk
dapat berkomunikasi dengan baik. Baik pada
guru, orang tua, maupun sesama teman
sejawat. Selain itu tatakrama berbicara juga
harus diperhatikan dengan serius, karena
akan mempengaruhi kualitas pembicaraan.
Penelitian ini ditekankan dalam bentuk
belajar dengan teknologi bukan belajar
tentang teknologi.
O2 = nilai pretes (setelah diberi perlakuan)
kelompok eksperimen
O3 = nilai pretes (sebelum diberi perlakuan)
kelompok kontrol
O4 = nilai postes (setelah diberi perlakuan)
kelompok kontrol
E = Kelas eksperimen
K = Kelas Kontrol
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen dengan desain
nonequivalent control group pretestposttest. Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini terdiri dari dua kondisi yaitu
pembelajaran yang menggunakan multimedia dan tidak menggunakan multimedia.
Penggunaaan multimedia dilakukan di
SMPN 12 Mataram yang terletak di
Kecamatan Sandubaya dan
SMPN 8
Mataram yang terletak di Kecamatan
Selaparang. Sedangkan tidak menggunakan
multimedia dilakukan di SMPN 23 Mataram
yang terletak di Kecamatan Selaparang dan
SMPN 20 Mataram yang terletak di
E=O1- x O2
K=O3 x O4
O1 = nilai pretes (sebelum diberi perlakuan)
kelompok eksperimen
Penelitian
eksperimen
kuasi
dilaksanakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh dari suatu perlakukan
(intervensi) yang diberikan dalam waktu
tertentu. Dengan membandingkan hasil
observasi antara tes akhir dengan tes awal
akan diketahui seberapa besar perubahannya
sebagai indikator keefektifan perlakuan.
Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan
oleh penulis untuk mendapatkan responden
secara acak dengan cara memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap
responden. Selanjutnya data kuantitatif yang
diperoleh tersebut akan dikuantifikasikan,
dimaksudkan untuk mempermudah dalam
menjelaskan atau mendeskripsikan hasil
penelitian.
233
Jurnal Kependidikan 14 (3): 231-238
Kecamatan Sandubaya. Pembelajaran ini
diteliti melalui dua tahap yaitu pembelajaran
tidak menggunakan multimedia dan
menggunakan multimedia. Berikut akan
dipaparkan tahapan-tahapan pembelajaran
keterampilan berbicara.
a) Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Pelaksanaan pembelajaran di
empat SMPN berlangsung baik dan
lancar. Kegiatan guru dan siswa
terlaksana sesuai dengan kegiatan
perencanaan yang telah dibuat pada
tahap persiapan dimulai dari kegiatan
awal sampai kegiatan akhir pembelajaran tanpa ada kendala yang
berarti. Pada tahap pelaksanaan ini akan
dibahas secara rinci tentang proses
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan multimedia dan tidak
menggunakan multimedia, adapun
penjelasannya sebagai berikut.
Pertama, proses belajar mengajar dengan tidak menggunakan
multimedia dapat berhasil dengan baik,
jika siswa dapat memanfaatkan semua
alat indranya. Semakin banyak alat
indra yang digunakan untuk menerima
dan mengolah informasi semakin besar
kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam
ingatan. Dengan demikian siswa diharapkan akan dapat menerima dan
menyerap dengan mudah pesan-pesan
dalam materi yang disajikan. Namun,
penggunaan
satu
media
dalam
pembelajaran sangat kurang membantu.
Media cetak secara umum kelebihannya
234
terletak pada “daya tahan” informasi
saja.
Penyajian materi dengan tidak
menggunakan multimedia juga kurang
memotivasi siswa untuk mengikuti
pelajaran dengan baik. Siswa kurang
memperhatikan materi yang disajikan
dengan sungguh-sungguh, siswa lebih
memahami materi yang disampaikan
dengan metode ceramah oleh guru.
Siswa kurang tertarik dengan penggunaan media cetak untuk peningkatan
keterampilan berbicara karena dalam
media tersebut tidak disajikan dengan
contoh-contoh video dan slide hanya
berupa, gambar dan teks yang disajikan
dalam bentuk tulisan. Keaktifan siswa
kurang nampak, siswa kurang berani
mengajukan
pertanyaan
mengenai
materi yang belum ia pahami. Siswa
juga kurang dalam memahami teks yang
telah disediakan, beberapa siswa
kelihatan mengantuk dan malas untuk
membaca teks yang telah diberikan.
Kedua, proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Berdasarkan hasil pengamatan
saat proses pembelajaran berlangsung,
penggunaan multimedia pembelajaran
ini dapat dikatakan efektif, hal ini
terlihat dari keantusiasan siswa pada
saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penyajian materi dengan
menggunakan multimedia juga memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran
dengan baik. Siswa memperhatikan
materi yang disajikan dengan sungguhsungguh, siswa lebih memahami materi
yang disampaikan, siswa tertarik karena
dalam multimedia tersebut juga disaji-
Farida Fitriani, Penggunaan Multimedia Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara
kan contoh-contoh gambar, video dan
teks yang dipadukan dalam bentuk
multimedia. Keaktifan siswa lebih
nampak, siswa berani mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang
belum ia pahami. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa mulai
senang dalam mengikuti pembelajaran,
karena proses pembelajaran lebih
variatif, berbeda dari sebelum diterapkannya penggunaan multimedia pembelajaran, sehingga siswa tidak cepat
bosan. Keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran cukup baik, siswa sudah
berani mengemukakan pendapat dan
mengajukan pertanyaan hal ini terlihat
dari keantusiasan siswa saat proses
pembelajaran. Siswa nampak bergembira selama mengikuti pembelajaran.
Kegembiraan ini berdampak kepada
semangat belajar siswa. Proses pembelajaran yang diikuti siswa dengan
baik berdampak pada kemampuan siswa
dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa, hal ini dapat dilihat dari
hasil belajar siswa yang juga meningkat.
b) Hasil pembelajaran keterampilan
berbicara tidak menggunakan multimedia dan menggunakan multimedia
Hipotesis alternatif (Ha) penggunaan multimedia dapat meningkatkan
keterampilan berbicara siswa sekota
Mataram. Untuk kepentingan pengujian,
hipotesis alternatif diubah menjadi
hipotesis nol (H0) sehingga berbunyi:
penggunaan multimedia tidak dapat
meningkatkan keterampilan berbicara
siswa se-Kota Mataram. Apabila harga
thitung (th) lebih besar daripada ttabel
(tt). Penggunaan multimedia tidak akan
berfungsi jika tidak dapat menarik perhatian dan rangsangan siswa, perhatian
siswa sulit dikuasai, partisipasi mereka
jarang dipraktikkan. Selain itu, dengan
menggunakan video komunikasinya
bersifat satu arah dan harus diimbangi
dengan pencarian bentuk umpan balik
yang lain serta memerlukan peralatan
yang mahal dan kompleks dalam
penyampaian informasi dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan di
SMPN 20 Mataram dan SMPN 23
Mataram dengan menggunakan media
cetak atau dapat dikatakan tidak menggunakan multimedia melalui proses
pelaksanaan model diskusi yang lebih
mementingkan pemerolehan pengetahuan secara individu. Ditinjau dari segi
interaksi waktu proses pembelajaran
antara siswa satu dengan siswa yang
lain maupun antara siswa dengan guru,
Pada kelas kontrol yang tidak menggunakan multimedia dalam peningkatan
keterampilan berbicara siswa terlihat
kurang termotivasi untuk mengikuti
pelajaran dengan baik. Dalam hal ini
pemahaman siswa untuk menggunakan
media cetak sangat minim, ini
disebabkan karena
media cetak
berfungsi menyampaikan infor-masi,
baik berupa berita, wacana, opini, fakta,
konflik, gosip, dan sebagainya, yang
disajikan dalam bentuk tulisan/ media
cetak.
Sedangkan penggunaan multimedia dalam pembelajaran juga dapat
menyalurkan pesan yang memiliki suara
dan gambar atau suara dan teks atau
235
Jurnal Kependidikan 14 (3): 231-238
teks dan gambar ataupun memiliki
ketiga-tiganya yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya
proses
belajar
yang
disengaja, bertujuan dan berkendali.
Pada SMPN 8 Mataram dan SMPN 12
Mataram pelaksanaan penelitian lebih
memperlihatkan interaksi yang tinggi
antara siswa dengan siswa dibandingkan
siswa dengan guru. Hal ini terjadi
karena pembelajaran di kelas eksperimen lebih terpusat pada siswa sehingga siswa lebih berperan dalam
pembentukkan pengetahuan, dibandingkan dengan kelas kontrol. Tahap
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunaan multimedia pembelajaran
ini dapat dikatakan efektif, hal ini
terlihat dari keantusiasan siswa pada
saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penyajian materi dengan menggunakan multimedia juga memotivasi
siswa untuk mengikuti pelajaran dengan
baik. Dalam hal ini Siswa dapat
memperoleh informasi dari berbagai
sumber, terutama dari media massa,
apakah dari siaran televisi dan radio
(media elektronik), surat kabar dan
majalah (media cetak), komputer
pribadi, atau bahkan dari internet.
Sehingga sistem pembelajaran yang
cocok untuk mengelaborasi itu semua
Secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa teknologi informasi diartikan
sebagai teknologi untuk memperoleh,
mengolah,
menyimpan,
dan
menyebarkan, berbagai jenis file
informasi
dengan
memanfaatkan
komputer dan telekomunikasi yang lahir
236
dari dorongan-dorongan kuat untuk
menciptakan inovasi dan kreatifitas baru
yang dapat mengatasi segala kemalasan
dan kelambatan kinerja manusia.
c) Peningkatan hasil pembelajaran
Hasil pada pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan multimedia yang dilakukan di
SMPN 12 Mataram dan SMPN 8
Mataram lebih baik bila dibandingkan
dengan tidak menggunakan multimedia
yang dilakukan pada SMPN 23
Mataram dan SMPN 20 Mataram. Hasil
dihitung dengan menggunakan uji t-tes.
Uji t-tes
t-Test: Two-Sample Assuming Equal
Variances
Mean
Variance
Observations
Pooled Variance
Hypothesized Mean
Difference
Df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail
3,1364
3,1688
0,0153
35
0,0295
2,954545
2,986532
0,047968
27
0
60
4,1472
5E-05
1,6706
0,0001
2,0003
Hasil analisis uji t-tes menunjukkan bahwa yang berbeda nyata
pembelajaran keterampilan berbicara
dengan menggunakan multimedia dan
tidak menggunakan multimedia hal ini
ditunjukkan dengan nlai P = 0,0001 <
0,05.
Berdasarkan data tersebut baik
yang menggunakan multimedia dan
Farida Fitriani, Penggunaan Multimedia Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara
tidak menggunakan multimedia dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak: penggunaan multimedia tidak dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa seKota Mataram. Dengan demikian Ha
diterima: penggunaan multimedia dapat
meningkatkan keterampilan berbicara
siswa sekota Mataram. Hal ini dapat
terbukti dari penelitian yang telah
dilakukan di sekolah SMPN kota
Mataram.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, simpulan
yang dapat ditarik adalah hasil pembelajaran
keterampilan berbicara dengan menggunakan multimedia lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran berbicara dengan tidak
menggunakan multimedia. Hal ini dapat
dilihat pada hasil tes awal dan tes akhir di
kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang
menunjukkan perbedaan. Artinya sebelum
penerapan model dan sesudah penerapan
model baik kelas ekperimen maupun kelas
kontrol yang menunjukkan peningkatan.
Daftar Pustaka
Ariani,
N., dan Haryanto, D. 2010.
Pembelajaran Multimedia di Sekolah
Pedoman Pembelajaran Inspiratif,
Konstruktif,
dan
Prospektif.
Jakarta:Prestasi Pustakaraya.
Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali Perss
Danim, S. 2008. Media Komunikasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ghazali,
S.
2010.
Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa. Bandung:
PT Refika Aditama.
Hamalik, O. 1995. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Iskandarwassid &Suhendar, D. 2009.
Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Izzaty, R. E., dkk. 2008. Perkembangan
Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Mayer, E. R.. 2009. Multimedia Learning.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyati, Y. dkk..2009. Keterampilan
Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Munadi, Y. 2012. Media Pembelajaran
Sebuah Pendekatan Baru.Jakarta:
Gaung Persada Press.
Musaba, Z. 2012. TerampilBerbicara Teori
dan
Pedoman
Penerapannya.
Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo.
Nugiyantoro,
B.
2012.
Penilaian
Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFEYogyakarta.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Surabaya: SIC.
Santoso, P., dkk. Materi dan Pembelajaran
Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sabana, M. dan Sunarti. t. t. Strategi Belajar
Mengajar
Bahasa
Indonesia:
Berbagai
Pendekatan,
Metode
Teknik dan Media Pengajaran.
Bandung: Penerbit Pustaka Setia.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Smaldion, E. S., & Lowther, L.D., &
Russsell, D. J. 2012. Instructional
Technology & Media For Learning.
Jakarta: Kecana Prenada Media
Group.
237
Jurnal Kependidikan 14 (3): 231-238
Wati, U. A. 2004.Penerapan Multimedia
Pembelajaran
Terpadu
untuk
Meningkatkan
Self
Motivated
Learning Mahasiswa PGSD FIP
UNY. Tesis. Yogyakarta: UNY.
Widada. 2006. Multimedia Interaktif untuk
Guru dan Profesional. Jogyakarta:
Pustaka Widiyatma.
238
Download