Penggunaan Multimedia Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa di SMPN Kota Mataram Farida Fitriani Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP Mataram Email: [email protected] Abstract: The main problem of this research was the implementation of learning conversational skills using or not multimedia. Based on those problem set the purpose of this research to determine differences learning and students' skills in speaking skills using or not multimedia. The data collection of this research conducted by using survey technique, unstructured interview, and observation. The results of this research was the implementation and improvement of learning using multimedia in learning speaking at SMPN Mataram. The results of this research was the implementation process and differences learning which are using or not multimedia. The implementation process included pre activities, whilst activities, and end activities. Further differences which are using or not multimedia could be seen when evaluating learning achievement. Excellent evaluation results indicated that the use of multimedia to improve students' speaking skills are very big influence in the world of education Abstrak: Masalah utama dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan multimedia maupun tidak menggunakan multimedia. Berdasarkan permasalahan tersebut ditetapkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pembelajaran dan kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara menggunakan multimedia maupun yang tidak menggunakan multimedia. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik survei, wawancara tak berstruktur (unstructured interview), dan observasi. Hasil penelitian ini berupa pelaksanaan dan peningkatan pembelajaran menggunakan multimedia pada pembelajaran berbicara di SMPN Kota Mataram. Hasil penelitian ini berupa proses pelaksanaan pembelajaran dan perbedaan pembelajaran yang tidak menggunakan mutlimedia maupun menggunakan multimedia. Proses pelaksanaan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Selanjutnya perbedaan pembelajaran yang tidak menggunakan multimedia maupun menggunakan multimedia dapat dilihat saat mengevaluasi hasil pembelajaran. Hasil evaluasi yang sangat baik menunjukkan bahwa penggunaaan multimedia untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa sangat besar pengaruhnya dalam dunia pendidikan. Kata kunci: pembelajaran, multimedia, berbicara Pendahuluan Masa depan dihadapkan oleh tuntutan kualitas pendidikan yang semakin meningkat, khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Sebagai bahasa yang mendapatkan label identitas bangsa, wahana, budaya, bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa resmi, bahasa pendidikan, bahasa iptek, dan sebagainya perlu dilestarikan bahkan dimantapkan keberadaannya. Apalagi, pada era globalisasi ini fenomena yang siap merenggut keberdayaan bahasa Indonesia sudah menganga di berbagai kehidupan. © 2015 LPPM IKIP Mataram Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia yang relevan dengan perkembangan zaman. Melalui bahasa, dapat melihat ilmu pengetahuan. Kebudayaan salah satu contoh yang termasuk dalam ilmu pengetahuan yang lahir dari ide atau upaya manusia. Oleh karena itu, untuk peningkatan pendidikan Bahasa Indonesia khususnya di sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya. Selain dari itu, untuk membantu meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia guru Jurnal Kependidikan 14 (3): 231-238 memiliki peran yang sangat penting dan menentukan segalanya. Guru berperan membantu perkembangan anak didiknya untuk mewujudkan tujuan hidup secara optimal. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangan hidupnya. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya digabungkan pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang. Dengan adanya keterampilan berbahasa siswa diharapkan mampu menangani segala kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Namun, kenyataan yang ada khususnya dalam keterampilan berbicara masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan untuk tampil memaparkan ide pikirannnya kepada pendengar. Oleh karena itu, untuk menunjang pembelajaran keterampilan berbicara siswa guru diharapkan menggunakan media sebagai sarana pendidikan. Ariani & Haryanto (2010: 5) mengatakan multimedia sebagai sarana pendidikan memiliki setidaknya dua pengertian yakni gabungan dari berbagai media (bahan cetak/teks, audio, video, slide, siaran radio, siaran televisi) yang masing-masing berdiri sendiri namun terprogram dan komputer multimedia. Multimedia dalam pengertian gabungan berbagai media lebih cocok digunakan untuk kelas massal. Sementara komputer multimedia cocok digunakan untuk belajar yang sifatnya individual. Namun masih terdapat beberapa kekeliruan pandangan dalam konsep pembelajaran multimedia, diantaranya sebagaian besar 232 pengguna teknologi multimedia masih menganggap multimedia hanya sebagai alat penampil suatu materi yang akan disampaikan. Multimedia dipandang sebagai wahana yang selalu memberikan dampak positif pada pembelajaran. Hal ini juga perlu dipertimbangkan beberapa dampak negatif yang timbul dan bagaimana multimedia itu dikelola dengan benar yang sesuai dengan dunia pendidikan. Pada kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara terdapat berbagai jenis media yang dapat digunakan. Salah satunya gabungan teknologi cetak dan komputer atau disebut dengan multimedia, yang merupakan gabungan banyak unsur media, teks, suara, gambar, animasi, dan video. Sehingga multimedia menjadi sarana yang tepat yang memenuhi semua unsur multimedia untuk mejadi alat penyampai pesan dari guru kepada siswa. Oleh karena adanya kelengkapan unsur media yang ada dalam multimedia diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Unsur animasi yang didesain dengan materi yang digunakan dapat menggambarkan secara jelas manfaat dan tujuan dari tema tersebut, sehingga anak tidak merasa bosan. Unsur audio dan teks yang ada dalam multimedia memperjelas penjelelasan materi dan dengan adanya penggabungan dari unsur-usur media tersebut akan menyempurnakan penjelasan materi tersebut. Berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa sekolah di kota Mataram yang kurang lengkap memiliki sarana dan peralatan praktek, keterbatasan media dan sumber belajar yang tersedia, siswa kelihatan pasif, kurang bergairah dan kurang antusias, sulit memahami pembelajaran, Farida Fitriani, Penggunaan Multimedia Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara siswa kurang mampu mengemukakan ide dan pendapat, siswa belum menunjukkan kemauan belajar sendiri sehingga hasil belajar bahasa Indonesia menurun. Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan multimedia untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa SMPN kota Mataram dengan menggunakan multimedia baik yang berupa media cetak maupun elektronik. Hasil observasi terlihat bahwa keterampilan berbicara siswa sangat minim, hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman tentang berbahasa yang baik dan benar. Siswa yang belum mampu bertanya, siswa belum menemukan kepercayaan diri, dan siswa belum mampu mengungkapkan idenya karena keterampilan berbicara yang kurang. Padahal, keterampilan berbicara ini sangat penting untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Baik pada guru, orang tua, maupun sesama teman sejawat. Selain itu tatakrama berbicara juga harus diperhatikan dengan serius, karena akan mempengaruhi kualitas pembicaraan. Penelitian ini ditekankan dalam bentuk belajar dengan teknologi bukan belajar tentang teknologi. O2 = nilai pretes (setelah diberi perlakuan) kelompok eksperimen O3 = nilai pretes (sebelum diberi perlakuan) kelompok kontrol O4 = nilai postes (setelah diberi perlakuan) kelompok kontrol E = Kelas eksperimen K = Kelas Kontrol Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain nonequivalent control group pretestposttest. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini terdiri dari dua kondisi yaitu pembelajaran yang menggunakan multimedia dan tidak menggunakan multimedia. Penggunaaan multimedia dilakukan di SMPN 12 Mataram yang terletak di Kecamatan Sandubaya dan SMPN 8 Mataram yang terletak di Kecamatan Selaparang. Sedangkan tidak menggunakan multimedia dilakukan di SMPN 23 Mataram yang terletak di Kecamatan Selaparang dan SMPN 20 Mataram yang terletak di E=O1- x O2 K=O3 x O4 O1 = nilai pretes (sebelum diberi perlakuan) kelompok eksperimen Penelitian eksperimen kuasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakukan (intervensi) yang diberikan dalam waktu tertentu. Dengan membandingkan hasil observasi antara tes akhir dengan tes awal akan diketahui seberapa besar perubahannya sebagai indikator keefektifan perlakuan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan oleh penulis untuk mendapatkan responden secara acak dengan cara memberikan kesempatan yang sama kepada setiap responden. Selanjutnya data kuantitatif yang diperoleh tersebut akan dikuantifikasikan, dimaksudkan untuk mempermudah dalam menjelaskan atau mendeskripsikan hasil penelitian. 233 Jurnal Kependidikan 14 (3): 231-238 Kecamatan Sandubaya. Pembelajaran ini diteliti melalui dua tahap yaitu pembelajaran tidak menggunakan multimedia dan menggunakan multimedia. Berikut akan dipaparkan tahapan-tahapan pembelajaran keterampilan berbicara. a) Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara Pelaksanaan pembelajaran di empat SMPN berlangsung baik dan lancar. Kegiatan guru dan siswa terlaksana sesuai dengan kegiatan perencanaan yang telah dibuat pada tahap persiapan dimulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran tanpa ada kendala yang berarti. Pada tahap pelaksanaan ini akan dibahas secara rinci tentang proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia dan tidak menggunakan multimedia, adapun penjelasannya sebagai berikut. Pertama, proses belajar mengajar dengan tidak menggunakan multimedia dapat berhasil dengan baik, jika siswa dapat memanfaatkan semua alat indranya. Semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi yang disajikan. Namun, penggunaan satu media dalam pembelajaran sangat kurang membantu. Media cetak secara umum kelebihannya 234 terletak pada “daya tahan” informasi saja. Penyajian materi dengan tidak menggunakan multimedia juga kurang memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa kurang memperhatikan materi yang disajikan dengan sungguh-sungguh, siswa lebih memahami materi yang disampaikan dengan metode ceramah oleh guru. Siswa kurang tertarik dengan penggunaan media cetak untuk peningkatan keterampilan berbicara karena dalam media tersebut tidak disajikan dengan contoh-contoh video dan slide hanya berupa, gambar dan teks yang disajikan dalam bentuk tulisan. Keaktifan siswa kurang nampak, siswa kurang berani mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum ia pahami. Siswa juga kurang dalam memahami teks yang telah disediakan, beberapa siswa kelihatan mengantuk dan malas untuk membaca teks yang telah diberikan. Kedua, proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Berdasarkan hasil pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung, penggunaan multimedia pembelajaran ini dapat dikatakan efektif, hal ini terlihat dari keantusiasan siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penyajian materi dengan menggunakan multimedia juga memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa memperhatikan materi yang disajikan dengan sungguhsungguh, siswa lebih memahami materi yang disampaikan, siswa tertarik karena dalam multimedia tersebut juga disaji- Farida Fitriani, Penggunaan Multimedia Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara kan contoh-contoh gambar, video dan teks yang dipadukan dalam bentuk multimedia. Keaktifan siswa lebih nampak, siswa berani mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum ia pahami. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mulai senang dalam mengikuti pembelajaran, karena proses pembelajaran lebih variatif, berbeda dari sebelum diterapkannya penggunaan multimedia pembelajaran, sehingga siswa tidak cepat bosan. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran cukup baik, siswa sudah berani mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan hal ini terlihat dari keantusiasan siswa saat proses pembelajaran. Siswa nampak bergembira selama mengikuti pembelajaran. Kegembiraan ini berdampak kepada semangat belajar siswa. Proses pembelajaran yang diikuti siswa dengan baik berdampak pada kemampuan siswa dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang juga meningkat. b) Hasil pembelajaran keterampilan berbicara tidak menggunakan multimedia dan menggunakan multimedia Hipotesis alternatif (Ha) penggunaan multimedia dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa sekota Mataram. Untuk kepentingan pengujian, hipotesis alternatif diubah menjadi hipotesis nol (H0) sehingga berbunyi: penggunaan multimedia tidak dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa se-Kota Mataram. Apabila harga thitung (th) lebih besar daripada ttabel (tt). Penggunaan multimedia tidak akan berfungsi jika tidak dapat menarik perhatian dan rangsangan siswa, perhatian siswa sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikkan. Selain itu, dengan menggunakan video komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain serta memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks dalam penyampaian informasi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di SMPN 20 Mataram dan SMPN 23 Mataram dengan menggunakan media cetak atau dapat dikatakan tidak menggunakan multimedia melalui proses pelaksanaan model diskusi yang lebih mementingkan pemerolehan pengetahuan secara individu. Ditinjau dari segi interaksi waktu proses pembelajaran antara siswa satu dengan siswa yang lain maupun antara siswa dengan guru, Pada kelas kontrol yang tidak menggunakan multimedia dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa terlihat kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Dalam hal ini pemahaman siswa untuk menggunakan media cetak sangat minim, ini disebabkan karena media cetak berfungsi menyampaikan infor-masi, baik berupa berita, wacana, opini, fakta, konflik, gosip, dan sebagainya, yang disajikan dalam bentuk tulisan/ media cetak. Sedangkan penggunaan multimedia dalam pembelajaran juga dapat menyalurkan pesan yang memiliki suara dan gambar atau suara dan teks atau 235 Jurnal Kependidikan 14 (3): 231-238 teks dan gambar ataupun memiliki ketiga-tiganya yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan berkendali. Pada SMPN 8 Mataram dan SMPN 12 Mataram pelaksanaan penelitian lebih memperlihatkan interaksi yang tinggi antara siswa dengan siswa dibandingkan siswa dengan guru. Hal ini terjadi karena pembelajaran di kelas eksperimen lebih terpusat pada siswa sehingga siswa lebih berperan dalam pembentukkan pengetahuan, dibandingkan dengan kelas kontrol. Tahap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunaan multimedia pembelajaran ini dapat dikatakan efektif, hal ini terlihat dari keantusiasan siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penyajian materi dengan menggunakan multimedia juga memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Dalam hal ini Siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, terutama dari media massa, apakah dari siaran televisi dan radio (media elektronik), surat kabar dan majalah (media cetak), komputer pribadi, atau bahkan dari internet. Sehingga sistem pembelajaran yang cocok untuk mengelaborasi itu semua Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi diartikan sebagai teknologi untuk memperoleh, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan, berbagai jenis file informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir 236 dari dorongan-dorongan kuat untuk menciptakan inovasi dan kreatifitas baru yang dapat mengatasi segala kemalasan dan kelambatan kinerja manusia. c) Peningkatan hasil pembelajaran Hasil pada pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan multimedia yang dilakukan di SMPN 12 Mataram dan SMPN 8 Mataram lebih baik bila dibandingkan dengan tidak menggunakan multimedia yang dilakukan pada SMPN 23 Mataram dan SMPN 20 Mataram. Hasil dihitung dengan menggunakan uji t-tes. Uji t-tes t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances Mean Variance Observations Pooled Variance Hypothesized Mean Difference Df t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail t Critical two-tail 3,1364 3,1688 0,0153 35 0,0295 2,954545 2,986532 0,047968 27 0 60 4,1472 5E-05 1,6706 0,0001 2,0003 Hasil analisis uji t-tes menunjukkan bahwa yang berbeda nyata pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan multimedia dan tidak menggunakan multimedia hal ini ditunjukkan dengan nlai P = 0,0001 < 0,05. Berdasarkan data tersebut baik yang menggunakan multimedia dan Farida Fitriani, Penggunaan Multimedia Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara tidak menggunakan multimedia dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak: penggunaan multimedia tidak dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa seKota Mataram. Dengan demikian Ha diterima: penggunaan multimedia dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa sekota Mataram. Hal ini dapat terbukti dari penelitian yang telah dilakukan di sekolah SMPN kota Mataram. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, simpulan yang dapat ditarik adalah hasil pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan multimedia lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran berbicara dengan tidak menggunakan multimedia. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang menunjukkan perbedaan. Artinya sebelum penerapan model dan sesudah penerapan model baik kelas ekperimen maupun kelas kontrol yang menunjukkan peningkatan. Daftar Pustaka Ariani, N., dan Haryanto, D. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta:Prestasi Pustakaraya. Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Perss Danim, S. 2008. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ghazali, S. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT Refika Aditama. Hamalik, O. 1995. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Iskandarwassid &Suhendar, D. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya Izzaty, R. E., dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Mayer, E. R.. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyati, Y. dkk..2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Munadi, Y. 2012. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.Jakarta: Gaung Persada Press. Musaba, Z. 2012. TerampilBerbicara Teori dan Pedoman Penerapannya. Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo. Nugiyantoro, B. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Santoso, P., dkk. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sabana, M. dan Sunarti. t. t. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia: Berbagai Pendekatan, Metode Teknik dan Media Pengajaran. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Smaldion, E. S., & Lowther, L.D., & Russsell, D. J. 2012. Instructional Technology & Media For Learning. Jakarta: Kecana Prenada Media Group. 237 Jurnal Kependidikan 14 (3): 231-238 Wati, U. A. 2004.Penerapan Multimedia Pembelajaran Terpadu untuk Meningkatkan Self Motivated Learning Mahasiswa PGSD FIP UNY. Tesis. Yogyakarta: UNY. Widada. 2006. Multimedia Interaktif untuk Guru dan Profesional. Jogyakarta: Pustaka Widiyatma. 238