BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman alam, budaya, dan seni yang khas di pulau Bali tidak dapat dipisahkan dari kegiatan keagamaan atau peribadatan masyarakatnya sebagai bentuk sikap kepatuhan yang diyakini, telah menjadikan salah satu pulau kecil di Indonesia ini mendunia.Tanah Lot merupakan objek wisata unggulan yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali memiliki daya tarik yang besar bagi wisatawan karena keunikan, keindahan, dan keserasian suasana pantai laut selatan. Berdasarkan data badan pusat statistik Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan terletak di bagian selatan pulau Bali dengan luas wilayah sebesar 839.33 km².Kabupaten Tabanan merupakan Kabupaten terluas keempat di Provinsi Bali, dimana Kabupaten Buleleng sebagai Kabupaten terluas pertama kemudian Kabupaten Jembrana terluas kedua, setelah itu Kabupaten Karangasem. Jumlah penduduknya tercatat 420.913 jiwa pada Tahun 2013 yang sebagian besar beragama Hindu. 1 Gambar 1.1. Peta Kabupaten Tabanan 2 Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan: di sebelah Utara Kabupaten Buleleng, di sebelah Timur Kabupaten Badung, di sebelah Barat Kabupaten Jembrana, dan di sebelah Selatan Samudra Indonesia. Berikut adalah luas wilayah Kabupaten Tabanan menurut kecamatan Tahun 2012 berdasarkan data badan pusat statistik Kabupaten Tabanan: Tabel 1.1Luas wilayah Kabupaten Tabanan menurut kecamatan Tahun 2012 (km²) Kecamatan Luas Wilayah (km²) Selemadeg 52,05 Kerambitan 42,49 Tabanan 51,40 Kediri 53,60 Marga 44,79 Baturiti 99,17 Penebel 141,98 Pupuan 179,02 Selemadeg Barat 120,15 Selemadeg Timur 54,78 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan, Tahun 2014 Desa Beraban terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: di sebelah Utara Subak Gadon I (desa Pandak Gede, di sebelah Timur Sungai Yeh Sungi, di sebelah Selatan Samudra Indonesia, di sebelah Barat Sungai Yeh Kutukan (desa Bebalang). Luas wilayah desa Beraban 629 Km2 denganjarak dari kota kecamatan 10 Km atau sekitar 10-15 menit ditempuh dengan kendaraan bermotor dan dari kota Kabupaten berjarak 13 Km dengan waktu tempuh sekitar 20-30 menit. Jumlah penduduk desa Beraban berdasarkan data tahun 2012 dari data laporan Kelian Banjar Dinas berjumlah 6.234 jiwa. 3 Gambar 1.2: Peta Desa Beraban Menurut data manajemen Operasional DTW (daya tarik wisata) Tanah Lot, data kunjungan wisatawan per tahun dari Tahun 2009 sampai 2013 terus 4 meningkat. Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa potensi wisata ini mendapatkan apresiasi masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri. Tabel 1.2Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata Tanah Lot, Tahun 2009-2013 (Orang) Wisatawan Tahun Mancanegara Nusantara Jumlah 2009 725.665 1.128.355 1.854.020 2010 793.330 1.356.563 2.149.839 2011 872.876 1.443.090 2.315.966 2012 927.644 1.649.655 2.577.299 2013 1.037.088 1.805.193 2.842.281 Sumber : Manajemen Operasional DTW Tanah Lot, Tahun 2014 Sifat dan keberadaan objek wisata Tanah Lot adalah wisata budaya dan religi, yang terdiri dari bangunan-bangunan sejarah berupa peninggalan umat Hindu. Komponen pendukung dari wisata budaya ini adalah adanya bangunan-bangunan sejarah lainya yang terdiri dari Pura Penataran, Pura Enjung Galuh, Pura Taman Sari, Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan, Pura Pakendungan, sumber mata air batu mejan, areal tugu pahlawan, areal yeh kutikan, dan areal enjung sibun. Pada objek wisata ini terdapat dua Pura yang dianggap suci oleh masyarakat, satu terletak di atas bongkahan batu besar yang dikelilingi laut, dan satunya lagi terletak di atas tebing yang menjorok ke laut yang menghubungkan dengan daratan. Pura ini merupakan bagian dari Pura Dang Kahyangan di Bali, sebagai tempat memuja dewa-dewa penjaga laut. Jika dilihat Pura ini akan kelihatan dikelilingi air laut. Menurut cerita ular laut tersebut adalah jelmaan dari selendang perdiri Pura yaitu seorang Brahmana dari 5 Jawa yang mengembara ke Bali. Beliau adalah Dang Yang Nirartha yang diutus sebagai ular penjaga Pura ini. Gambar 1.3 Pura Luhur Tanah Lot Sumber: http://www.wisata-bali.com, Tahun 2014 6 Gambar 1.4 Pura Luhur Tanah Lot Sumber: http://www.kamarmurah.com, Tahun 2014 Suasana sunset yang dilengkapi dengan atraksi budaya masyarakat Hindu Bali yaitu dipentaskannya tari kecak pada sore hari menjadi daya tarik khusus pada wisata Tanah Lot. Dikenal dari Tahun 1970-an oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, objek wisata Tanah Lot tadinya mempunyai infrastruktur penunjang yang sangat minim dan hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal pada hari-hari libur lokal saja seperti hari liburan sekolah, hari raya Galungan, Kuningan atau pada saat upacara di Pura Tanah Lot. Seiring berkembangnya sektor kepariwisataan Bali, Tanah Lot mengalami peningkatan pengunjung baik dari domestik maupun mancanegara dan sudah rutin berkunjung setiap hari terutama pada sore hari. 7 Gambar 1.5Atraksi Budaya Tari Kecak Sumber: www.bugbog.com/gallery/galleryindonesia, 2014 Budaya Bali yang beranekaragam dengan berbagai keunikan alamnya menjadikan pulau ini menjadi tujuan utama wisata di dunia, sehingga wisatawan mancanegara maupun domestik masuk secara massal ke Bali. Keadaan ini yang menjadikan objek wisata Tanah Lot sebagai salah satu tujuan utama wisata di Bali. Adapun dampak-dampak yang diberikan dari keadaan ini, baik yang positif bagi perkembangan pembangunan dan ekonomi maupun negatif bagi lingkungan, sosial, dan budaya sebagai konsekuensinya bagi perkembangan daerah di pulau Bali. Bali sebagai jendela bisnis pariwisata Indonesia tidak hanya menarik investor untuk melakukan bisnis mereka di Bali tetapi juga menarik para pencari kerja baik nasional maupun internasional untuk bekerja di sektor pariwisata sehingga pertumbuhan penduduk di Bali sangat tinggi yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk dan peningkatan kunjungan wisatawan. Hal ini akan 8 berdampak pada lingkungan kehidupan orang Bali yang yaitu lingkungan spiritual, sosial dan alamnya. Dalam pengembangan objek wisata Tanah Lot, pembangunan fasilitas wisata di dekat lingkungan spiritual Tanah Lot dirasa telah mengganggu kesucian serta kehidupan rohani daerah tersebut. Tingkat kepadatan yang terus meningkat, kesenjangan antara mereka yang diuntungkan oleh pariwisata dan mereka yang terpinggirkan oleh pariwisata telah menyebabkan ketegangan sosial, terutama dalam hal pemanfaatan lahan. Adapun dampak lain pada lingkungan alamnya seperti kehilangan sawah karena konversi lahan pertanian ke dalam fasilitas wisata akibat dari kebutuhan tanah untuk pembangunan pariwisata, seperti konversi sawah menjadi lapangan golf milik grup Bakrie di sebelah PuraTanah Lot. Serta masalah erosi pantai yang menyertainya. Mengingat, banyaknya peluang dan kontribusi yang akan diberikan dengan adanya destinasi pariwisata di suatu daerah. Salah satunya adalah terbukanya lapangan pekerjaan yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar secara khusus dan hubungannya dengan kontribusi pendapatan daerah dari retribusi objek wisata. Dimana Kabupaten Tabanan yang memiliki beberapa objek wisata unggulan yaitu objek wisata Tanah Lot salah satunya, yang telah menyumbang kurang lebih 40 persen dari total pendapatan asli daerah (Bali Dalam Angka, 2013). Pemerintah perlu mengoptimalkan penggunaan maupun pemanfaatan aset daerah ini melalui manajemen aset yang baik, sehingga diperlukan suatu penilaian ekonomi dari objek wisata Tanah Lot supaya dapat 9 diketahui manfaat ekonomi yang nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan terkait dengan optimalisasi, penggunaan dan pemanfaatan objek wisata Tanah Lot. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian tentang valuasi ekonomiaset maupun sumber daya alam sebelumnya sudah banyak dilakukan dengan perbedaan pada objek yang dinilai dan metode yang dipakai. Valuasi ekonomi Objek Wisata Tanah Lot belum pernah dilakukan sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan valuasi ekonomi di dalam maupun di luar negeri. Tabel 1.3 Penelitian - Penelitian Terdahulu No Peneliti Objek Variabel Metoda Hasil Penelitian : Nilai Ekonomi Objek sebesar. Surplus konsumen untuk Iberian Organ Festival sebesar 41.400 persetas, Walled Ensemble of Urunea sebesar 45.300 persetas, Museum of burgos sebesar 195.000 persetas dan Cathedral of palacia sebesar 118.500 persetas Surplus konsumen antara $8 sampai dengan $19,26 dengan nilai agregat $75,492 sampai dengan $172.550 Nilai ekonomi Taman Nasional Periyar yang merupakan surplus konsumen agregat adalah sebesar $15.145.633.7666 1. Bedate, et al. (2004) Castile-Leon Regional, Spanyol. Jumlah Kunjungan dan Travel Cost Zonal Travel Cost 2. Poor dan Smith (2004) Kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, umur, ras Zonal Travel Cost Method 3. Bulov dan Lundgren (2007) St.Mary’s city, Maryland, Amerika Serikat Taman Nasional Periyar, India Jumlah kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, umur, jenis kelamin, kewarganegaraan, subtitusi Jumlah kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan, kualitas, subtitusi Travel cost method Travel Cost Method Surplus konsumen untuk taman pintar Yogyakarta diestimasi sebesar Rp.231.544,- per individu per tahun. Jumlah kunjungan, biaya perjalanan, pendidikan, jenis Travel Cost Method Biaya perjalanan berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan 4. Sumarno (2009) Taman Pintar Yogyakarta 5. Fonseca dan Rebelo (2010) Museum Lamego, Alto Douro Wine 10 Regional Portugal kelamin, pendapatan, umur, kepuasan 6. Yasa (2010) Alun-alun selatan di Yogyakarta Jumlah kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, usia, dan lamanya pendidikan. Travel cost method and contingent valuation method 7. Pakdeeburee, et al. (2011) Ayutthaya Historical Park, Thailand Travel cost method dan contingent valuation method 8. Edi Suryadi (2013) Estimasi nilai ekonomi Museum Bali Jumlah kunjungan, kesediaan membayar, pendidikan, jenis kelamin, pendapatan, umur, tujuan perjalanan Jumlah WTP (dependen), biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan, usia, persepsi responden terhadap kualitas lingkungan Contingent valuation method ke museum Lamego dan sebaliknya tingkat pendidikan serta gender perempuan berpengaruh positif terhadap kunjungan ke museum Lamego 1. TCM sebesar Rp269.405.218.100 s/d Rp274.288.695.100. 2. CVM sebesar Rp316.008.000/tahun (WTP) dan Rp428.875.000/tahun (WTA). Kesediaan membayar turis lokal dan mancanegara masing masing sebesar 177,71 Baht dan 162,40 Baht. Nilai ekonomi Museum Bali berdasarkan CVM rata-rata adalah Rp. 593.910.775,- dan nilai WTP per individu per kunjungan rata-rata adalah Rp. 9.550,-. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan diatas, adapun beberapa hal yang membedakan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Objek penelitiannya yaitu objek wisata Tanah Lot yang berlokasi di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali. 2. Waktu penelitian yang akan dilakukan dari bulan Agustus di Tahun 2014. 3. Penelitian ini akan menggunakan dua metoda dalam satu objek penilaian yaitu travel cost method dan contingent valuation method. 4. Variabel dependent yang digunakan pada travel cost method adalah jumlah kunjungan, sedangkan pada contingent valuation method adalah kesediaan membayar (willingness to pay). Pada variabel independent, variabel yang 11 digunakan sama pada travel cost methodmaupun contingent valuation method yaitu menggunakan biaya perjalanan, pendapatan,waktu, umur, kualitas, dan adanya substitusi dari lokasi lain. 1.3 Perumusan Masalah Keunikan dan keindahan alam serta Kesucian objek wisata Tanah Lot menjadikan tempat ini sebagai salah satu tujuan utama wisata di Bali.Penilaian ekonomi objek wisata Tanah Lot diperlukan agar dapat diketahui manfaat ekonomi yang nantinya dapat digunakan sebagi pertimbangan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan terkait dengan optimalisasi. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berapa nilai ekonomi objek wisata Tanah Lot dengan travel cost method, berdasarkan wisatawan domestik dan mancanegara?. 2. Berapa nilai ekonomi objek wisata Tanah Lot dengan contingent valuation method, berdasarkan wisatawan domestik dan mancanegara?. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain, sebagai berikut. 1. Mengestimasi nilai ekonomi objek wisata Tanah Lot dengan travel cost method berdasarkan wisatawan domestik dan mancanegara. 2. Mengestimasi nilai ekonomi objek wisata Tanah Lot dengan contingent valuation method berdasarkan wisatawan domestik dan mancanegara. 12 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap pihak-pihak terkait diantaranya; 1. Menjadi sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk pengelolaan dan optimalisasi aset untuk peningkatan pendapatan objek wisata Tanah Lot. 2. Memberikan referensi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang akan dilakukan di masa depan. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I terdiri dari latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II terdiri dari teori, kajian terhadap penelitian terdahulu, dan kerangka penelitian. Bab III terdiri dari desain penelitian, metode pengumpulan data, metode penyampelan, definisi operasional, instrumen penelitian, dan metode analisis data. Bab IV terdiri dari deskripsi data, uji hipotesis, pembahasan. Bab V berisikan simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. 13