BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Uji Golongan Darah dengan Sistem ABO Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan Alat Uji Golongan Darah dengan Sistem ABO. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan modul, terlebih dahulu penulis membuat perancangan tentang spesifikasi alat yang akan dibuat. Perencanaan pembuatan modul ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu perencanaan perangkat yang terdiri dari perencanaan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Dimana pada perancangan software terdiri dari pemograman yang sesuai dengan yang direncanakan penulis. Untuk perancangan hardware disini penulis menggunakan IC AT89S52 yang akan menjadi pengendali untuk bekerjanya rangkaianrangkaian yang lainnya, diantaranya : rangkaian sensor sebagai input data, rangkaian penguat non inverting, rangkaian komparator, display LCD. Perangkat lunak (software) diperlukan untuk mengendalikan sistem AT89S52 sebagai komponen utama. Sehingga perangkat keras (hardware) bekerja dengan sesuai fungsi. Fungsi utamanya utuk mengetahui jenis golongan darah manusia dengan sistem ABO. 36 37 Spesifikasi teknis : 1. Catu daya yang digunakan yaitu : 220 VAC, ±12 VDC, dan +5VDC 2. Pada alat ini penulis menggunakan rangkaian Penguat Non Inverting dengan penguatan 10 kali. 3. Display pada LCD akan menampilkan hasil jenis golongan darah dengan sistem ABO. 4. Sistem menggunakan Mikrokontroler AT89S52. 5. Dua buah sensor LDR ( A dan B ) sebagai sensor yang akan mendeteksi cahaya yang diterima setelah melewati sampel darah yang sedang di uji. 3.2 Perencanaan Secara Diagram Blok Pada bab ini penulis akan menjelaskan serta menguraikan mengenai perencanaan rangkaian-rangkaian yang dibuat untuk Perancangan Alat Uji Golongan Darah dengan Sistem ABO, serta menjelaskan cara kerja rangkaian setiap blok yang akan digunakan sebagai berikut : 38 Rangkaian Sensor Rangkaian Sensor Rangkaian Penguat Non Inverting Rangkaian Komparator Mikrokontroler AT89S52 Rangkaian Penguat Non Inverting Power Supply LCD Rangkaian Komparator PLN 220 V Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian Alat Uji Golongan Darah dengan Sistem ABO. Penjelasan Diagram Blok : 1. Rangkaian Power Supply Berfungsi untuk memberikan tegangan keseluruh rangkaian 2. Rangkaian Sensor Berfungsi untuk mendeteksi sampel yang sudah direaksikan dengan antisera. Sebagai contoh untuk pengujian golongan darah, dimana sampel tersebut akan disinari oleh LED. Intensitas cahaya yang telah dilewatkan dari sampel darah tersebut akan dideteksi oleh LDR. Sesuai dengan karakteristik LDR semakin banyak intensitas cahaya yang diterima oleh LDR maka hambatanya semakin kecil. Hasil pendeteksian dari rangkaian sensor akan berbeda satu sama lainnya sesuai dengan kepekatan darah dari reaksinya dengan antisera 3. Rangkaian Penguat Non Inverting Berfungsi sebagai penguat dari hasil keluaran dari rangkaian sensor. 39 4. Rangkaian Komparator Berfungsi sebagai pembanding dari nilai yang di hasilkan oleh rangkaian penguat non inverting. 5. Blok Mikrokontroler AT89S52 Pada blok ini terdapat IC mikrokontroler AT89S52 yang berfungsi sebagai otak atau pusat pengendali utama dari rangkaian secara keseluruhan. Mikrokontroller akan dapat masukan dari rangkaian komparator, yang kemudian akan di proses oleh mikrokontroller untuk dibandingkan. Keluaran dari Mikrokontroler AT89S52 akan ditampilkan oleh LCD. Cara kerja alat : Saat alat akan digunakan kita harus menghubungkan alat ke PLN, tekan tombol ON/OFF pada alat, jika alat mendapat tegangan sesuai dengan spesifikasi alat (220 VAC) maka indikator AC akan menyala dan Layar LCD juga akan menyala, tunggu beberapa detik akan muncul tampilan bertanda “- -“ yang menandakan bahwa alat siap digunakan dan belum berisi sampel yang akan diuji. Siapkan kaca preparat yang sudah diberi tanda anti-A dan anti-B sebelum memulai untuk menguji golongan darah. Teteskan darah yang akan di uji pada kaca preparat tersebut. Kemudian teteskan antisera A dan antisera B. Perbandingan darah dan antisera adalah 2 : 1, campurkan darah dan antisera maka akan terjadi reaksi aglutinasi yaitu proses pembekuan sel darah merah oleh serum atau tidak terjadi reaksi aglutinasi. Hal ini terjadi berdasarkan sampel darah yang diuji. Dengan demikian dari hasil proses kombinasi reaksi ini maka akan dapat ditentukan jenis golongan darahnya. 40 Sampel yang sudah direaksikan dengan antisera dimasukan kedalam alat dimana sampel tersebut akan dideteksi oleh rangkaian sensor. Sebagai contoh untuk pengujian golongan darah, dimana sampel tersebut akan disinari oleh LED. Intensitas cahaya yang telah dilewatkan dari sampel darah tersebut akan dideteksi oleh LDR. Sesuai dengan karakteristik LDR semakin banyak intensitas cahaya yang diterima oleh LDR maka hambatanya semakin kecil. Hasil pendeteksian dari rangkaian sensor akan berbeda satu sama lainnya sesuai dengan kepekatan darah dari reaksinya dengan antisera. Keluaran dari rangkaian sensor ini sangat lemah sehingga perlu dikuatkan pada rangkaian penguat dimana penulis merencanakan membuat penguat non inverting sebanyak 10 kali. Keluaran dari rangkaian penguat ini akan dimasukan pada rangkaian pembanding (komparator). Setelah terbentuk keluaran dari rangkaian komparator yang berupa kode-kode biner tersebut akan menjadi masukan bagi rangkaian mikrokontroler. Pada rangkaian mikrokontroler ini inputan dari rangkaian sensor akan dicocokan dengan program yang telah dibuat dan ditampilkan pada LCD. 3.3 Perencanaan Perangkat Keras (Hard Ware) Setelah mengetahui cara kerja pesawat secara diagram blok, maka rangkaian dalam setiap blok direncanakan satu persatu terlebih dahulu sebelum pembuatan Alat Uji Golongan Darah dengan Sistem ABO berbasis mikrokontroller AT89S52. 41 3.3.1 Perencanaan rangkaian Mikrokontroler AT89S52 Sistem pengendali utama pada modul yang penulis buat menggunakan single chip mikrokomputer buatan ATMEL atau biasa disebut dengan mikrokontroller, yaitu tipe AT89S52 yang compatible dengan keluarga MCS-51 dan mempunyai spesifikasi sebagai berikut : Sebuah CPU 8 bit Compatible dan berstandart MCS-51 4 Kbyte EEPROM Internal Frekuensi clock 0 Hz – 33 MHz 32 Programmable I/O line yang terbagi menjadi 4 buah port dengan 8 jalur I/O 3 timer / counter 16 bit RAM internal 256 x 8-Bit ROM sebesar 4 Kbyte Prosesor Boolean (Variable 1 bit) Osilator internal dan rangkaian pewaktu Dapat mengakses memori eksternal maksimum sebesar 64 Kbyte program dan 64 Kbyte data 8 interrupt Supply 4.0 V - 5.5 Volt Pada modul yang penulis buat, CPU merupakan pemegang peranan yang sangat penting karena akan mengendalikan jalannya keseluruhan proses kerja dan sistem kerja pesawat. Sumber kerja 42 yang digunakan adalah kontroler yang berasal dari kristal sebesar 12 Mhz. Dalam aplikasinya, CPU akan mendapat sinyal-sinyal masukan dan sinyal-sinyal keluaran pada port-portnya. CPU akan mengeluarkan sinyal untuk mengendalikan rangkaian sensor, rangkaian penguat non inverting, rangkaian komparator dan display. 1 2 3 4 5 6 7 8 R. Komparator Sensor A R. Komparator Sensor B 10 11 12 13 14 15 16 17 9 18 19 1 XTAL 2 33 PF 20 P 1.0 P 1.1 P 1.2 P 1.3 P 1.4 P 1.5 P 1.6 P 1.7 P 0.0 (AD0) P 0.1 (AD1) P 0.2 (AD2) P 0.3 (AD3) P 0.4 (AD4) P 0.5 (AD5) P 0.6 (AD6) P 0.7 (AD7) P 3.0 (RXD) P 3..1 (TXD) P 3.2 (INT0) P 3.3 (INT1) P 3.4 (T0) P 3.5 (T1) P 3.6 (WR) P 3.7 (RD) P 2.7 (A15) P 2.6 (A14) P 2.5 (A13) P 2.4 (A12) P 2.3(A11) P 2.2 (A10) P 2.1 (A9) P 2.0 (A8) RST EA/VPP ALE/PROG PSEN XTAL2 XTAL1 VCC 39 38 37 36 35 34 33 32 28 27 26 25 24 23 22 21 Data to LCD Kendali LCD 31 30 29 40 GND AT89S52 Gambar 3.2 Input dan output Mikrokontroler AT89S52 Tabel 3.1 Rencana Input dan Output Mikrokontroller Port Mikrokontroller Keterangan Output data ke LCD ( 16 x 2 ) Port 2.0 – Port 2.2 Kendali LCD Input dari Rangkaian Port 1.0 Komparator Sensor A Port 0.0 – Port 0.7 Port 1.1 Input dari Rangkaian Komparator Sensor B 43 Untuk menampilkan semua informasi pada alat penulis menggunakan LCD sebagai display, dan menggunakan (P0.0– P0.7) sebagai output untuk mengirimkan data yang akan ditampilkan pada LCD, untuk kendali LCD sendiri digunakan (P2.0 – P2.2), input dari rangkaian komparator sensor A digunakan (P1.0), input dari rangkaian komparator sensor A digunakan (P1.1). 3.3.2 Perencanaan rangkaian sensor Rangkaian sensor merupakan rangkaian utama dari sistem ini secara keseluruhan. Bagian utama dari rangkaian ini adalah komponen opto elektronik yaitu LED dan LDR. Dimana LED berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan menyinari test area yang kemudian akan diterima oleh LDR. LED yang digunakan adalah jenis IRED. Cahaya dari LED yang ditangkap oleh LDR berbeda-beda sesuai dengan karakteristik sampel darah yang dites. Bila terjadi reaksi aglutinasi maka intensitas cahaya yang akan ditangkap oleh LDR semakin sedikit yang membuat nilai tahanannya semakin besar sehingga tegangan keluarannya semakin kecil. Begitu pula sebaliknya jika tidak terjadi reaksi aglutinasi maka intensitas cahaya yang akan ditangkap oleh LDR semakin banyak sehingga membuat nilai tahanannya semakin kecil dan tegangan keluarannya semakin besar. 44 +5V 1K 1K 10K 10K Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Sensor dapat membaca jenis golongan darah tertentu dengan prinsip aglutinasi / penggumpalan sesuai dengan jenis golongan darah yang akan memberikan reaksi ketika diberikan anti – A dan anti – B. Siapkan kaca preparat yang sudah diberi tanda anti -A dan anti -B sebelum memulai untuk menguji golongan darah. Teteskan darah yang akan di uji pada kaca preparat tersebut. Kemudian teteskan antisera A dan antisera B. Perbandingan darah dan antisera adalah 2 : 1, campurkan darah dan antisera maka akan terjadi reaksi aglutinasi yaitu proses pembekuan sel darah merah oleh serum atau tidak terjadi reaksi aglutinasi. Hal ini terjadi berdasarkan sampel darah yang diuji. Dengan demikian dari hasil proses kombinasi reaksi ini maka akan dapat ditentukan jenis golongan darahnya. 45 Sampel yang sudah direaksikan dengan antisera dimasukan kedalam alat dimana sampel tersebut akan dideteksi oleh rangkaian sensor. Sebagai contoh untuk pengujian golongan darah, dimana sampel tersebut akan disinari oleh LED. Intensitas cahaya yang telah dilewatkan dari sampel darah tersebut akan dideteksi oleh LDR. Sesuai dengan karakteristik LDR semakin banyak intensitas cahaya yang diterima oleh LDR maka hambatanya semakin kecil. 3.3.3 Perencanaan Rangkaian Penguat Non Inverting Penulis merencanakan membuat rangkaian penguat non inverting dengan penguatan 10 kali. Rangkaian penguat non inverting digunakan untuk menguatkan tegangan yang keluar dari rangkaian sensor. 18K 7 +12V 2 3 Vin DARI SENSOR 6 Vout KE KOMPARATOR 4 2K -12V Gambar 3.4 Rangkaian Penguat Non Inverting Pada perancangan rangkaian ini, penulis menggunakan IC LM 741. Pada ambar diatas dapat dilihat bahwa pada IC LM 741 kaki ke 3 digunakan sebagai input non inverting dan kaki ke 6 46 sebagai output dari rangkaian penguat non inverting. Rangkaian penguat non inverting ini di buat dengan penguatan 10 kali. Dalam perencanaan ini dipilih Rf = 18KΩ dan Ri = 2KΩ. Sehingga besarnya penguatan dapat diketahui berdasarkan rumus yaitu : Av Rf 1 Ri Av 18 K 1 2K Av 10kali Tegangan keluaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Rf Vout 1 Vin Ri Vout 10 Vin Dimana tegangan keluaran dari rangkaian ini akan digunakan sebagai tegangan input yang akan masuk ke rangkaian komparator. 3.3.4 Perencanaan Rangkaian Komparator Rangkaian komparator digunakan untuk membandingkan nilai tegangan inputannya dengan nilai tegangan referensinya. Pada perencanaan ini penulis merencanakan membuat rangkaian komparator inverting seperti gambar dibawah ini : 47 +5V 1K +12V 7 Vout KE R.MIKROKONTROLER Vin 2 DARI R.PENGUAT 3 4 +12V 6 1K -12V 10K Gambar 3.5 Rangkaian Komparator Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa dalam penulis menggunakan IC LM741. Input dari rangkaian ini merupakan tegangan yang berasal dari rangkaian penguat non inverting yang telah dikuatkan sebanyak 10 kali yang masuk melalui kaki ke 2 dari IC LM741. Kaki ke 3 digunakan sebagai tegangan referensinya. Tegangan referensi pada rangkaian ini dapat diatur dengan menggunakan Variabel Resistor. Rangkaian Komparator ini terdapat dua keadaan keluaran, yaitu : Saat tegangan input lebih kecil dari tegangan referensi maka tegangan outputnya sebesar +Vsat. Saat tegangan input lebih besar dari tegangan referensi maka tegangan outputnya sebesar –Vsat. Tegangan saturasinya sebesar saturasi poitif atau saturasi negatif. karena outputannya digunakan sebagai inputan rangkaian mikrokontroler maka penulis merancang output dari rangkaian komparator ini digunakan sebagai pemicu pada kaki basis 48 transistor PNP sehingga inputan untuk rangkaian mikrokontroler hanya akan sebesar +5V atau 0V. Pada saat output dari rangkaian komparator sebesar saturasi positif (12V) maka tegangan inputan untuk rangkaian mikrokontroler tetap sebesar 5V. Sedangkan pada saat saturasi negatif (-12V) maka tegangan inputan untuk rangkaian mikrokontroler sebesar 0V Karena kaki basis dari transistor PNP mendapat bias negatif yang mengakibatkan kaki colektor dan emitter terhubung ke ground. 3.3.5 Perencanaan Rangkaian display LCD Sesuai yang direncanakan pada bagian awal bab (spesifikasi alat), penulis menggunakan LCD sebagai tampilan informasi yang berhubungan dengan kinerja alat. VCC 10 K LCD_E LCD_LIGHT LCD_RS LCD_DB(7-0) LCD_RW LCD_E LCD_DB[7..0] LCD_RW LCD_LIGHT LCD_RS P0.0 - P0.7 P2.7 P2.6 P2.5 2 x 16 Liquid Crystal Display Gambar 3.6 Rangkaian LCD Pada rangkaian display LCD ini berfungsi untuk mengetahui hasil uji golongan darah dengan sistem ABO. Pada rangkaian LCD ini juga terdapat potensio meter yang fungsinya untuk mengatur terang gelapnya backlight dari LCD, penulis menggunakan Vr = 10 KΩ. Untuk data pada LCD digunakan port 49 0.0 – port 0.7, LCD_E digunakan port 2.7 , RW digunakan port 2.6, dan RS digunakan port 2.5. 3.4 Perencanaan Perangkat Lunak (Soft Ware) 3.4.1 Program Perangkat Lunak Dalam pembuatan modul ini, penulis melakukan pembuatan program yang digunakan untuk mengisi IC AT89S52. Perangkat lunak yang dirancang, dibuat dengan menggunakan bahasa assembly Mikrokontroler MCS-51. Program ini yang akan nantinya akan berfungsi untuk mengendalikan sistem kerja alat. Sebelum merancang perangkat lunak, terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan membuat flow chart (diagram alur). Diagram alur atau flow chart adalah suatu diagram yang menyajikan prosedur untuk menjalankan suatu program secara berurutan sesuai dengan yang direncanakan, hal ini dilakukan agar dalam pembuatan program tidak terjadi kerumitan. 50 Mulai Inisialisasi Home Display Port 3.0 : 0? Y Y Display Golongan DarahO Input A=1 B=0 Y Display Golongan Darah A Input A=0 B=1 Y Display Golongan Darah B Input A=1 B=1 Y Display Golongan Darah AB R0 + 1 N N Input A=0 B=0 R 0 : 01 ? Y Baca Sampel Buat R0 : 00 Kembali ke Home Display Gambar 3.7 Diagram Alur Alat Uji Golongan Darah 51 Keterangan diagram alur : Alat dihubungkan ke PLN dan tombol swith On/Off ditekan maka mikrokontroler mulai membaca data yang telah dimasukan pada alamat yang sudah ditentukan programmer. Saat awal program berjalan, mikrokontroller akan melakukan inisialisasi mengenali alamat – alamat dan register yang digunakan dalam pembuatan program. Setelah inisialisasi kemudian dilanjutkan dengan munculnya tampilah please wait beberapa detik seperti layaknya welcome screen pada layar hand phone. Setelah selesai dilanjutkan dengan tampilnya home display (tampilan utama) pada layar LCD, yang menandakan bahwa alat sudah siap untuk digunakan.. Jika Port 3.0 = 0, maka mikrokontroller akan mengambil data dari Port 3.0 dengan aktif low berfungsi sebagai switch yang digunakan untuk memulai dan menghenikan pembacaan sample. R 0 akan selalu bertambah 1 jika switch di tekan.R 0 akan bertambah 1 saat switch di tekan pada Port 3.0 = 0, sehingga R 0 = 01. Jika switch di tejan kembali maka R 0 yang semula bernilai 01 akan brtambah 1 sehingga menjadi R 0 = 02. R 0 = 01 terjadi pada saat switch di tekan sehingga sensor akan mulai membaca sampel. Dan saat switch di tekan untuk kedua kalinya akan membuat R 0 = 02 sehingga membuat R0 ≠ 01 Sampel akan terbaca apabila R0 = 01 setelah mendapat input dari rangkaian komparator yang akan di cocokan sesuai dengan inputan 52 yang sudah ditentukan sehingga dapat menampilkan jenis golongan darah yang sedang di uji. R0 = 00 akan bekerja pada saat R0 ≠ 01 dimana pada instruksi ini akan selalu membuat R0 = 00 sehingga intruksi akan memerintahkan untuk kembali ke Home Display. 3.4.2 Perangkat lunak pendukung yang digunakan Untuk membuat modul ini penulis melakukan pembuatan program untuk pengisian pada mikrokontroler AT89S52. Pembuatan program mikrokontroler biasanya melalui beberapa tahapan. Pertama adalah membuat source programnya, dengan bahasa pemrograman yang dikuasai. Jika bahasa yang digunakan adalah bahasa C, Pascal atau Basic maka source program dicompile ke bahasa mesin oleh suatu program compiler. Hasil program dapat di ujicoba terlebih dahulu yaitu secara simulasi perangkat lunak. Dengan simulasi perangkat lunak maka programmer dapat melihat hasil program melalui simulasi komputer. Bila hasil hubungan masukan-keluaran ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka dapat dilakukan debugging untuk mencari letak kesalahan program. Apabila telah siap, program dapat di write ke memori mikrokontroler. Berikut ini adalah bagan tahapan pemrograman. 53 Mulai Menulis Listing Program Tool : Text Editor Hasil : File.a51/.asm/.src Assemble Listing Program Tool : Assembler Ada Error? Y N Hasil : File.hex Debugging Simulasi Perangkat Lunak Tool : Simulator Sesuai Keinginan? Y Download Program ke Chip Tool : Writer/Programmer Testing Sesuai Keinginan? Selesai Gambar 3.8 Bagan Tahapan Pembuatan Program N 54 Keterangan Bagan Tahapan Pembuatan Program : Mulai merupakan tahap penulisan program yang diinginkan pada notepad, simpan program yang telah ditulis di notepad dalam bentuk file (.asm) atau Assembly Language Source file . Simpan file tersebut di folder ATMEL 89. Lakukan perubahan bentuk file program yang semula dalam bentuk asm dirubah kedalam bentuk heksa dengan menggunakan asm program. Lakukan pengecekan apakah program yang sudah di buat terdapat program yang error atau tidak. Setelah ada perubahan dalam bentuk heksa, simulasikan program tersebut pada perangkat lunak DT51, sudah sesuai dengan keinginan atau belum program yang dibuat. Jika sudah sesuai aktifkan downloader dengan cara menghubungkan downloader dengan PC dan pasang IC Mikrokontroller pada downloader untuk dilakukan penulisan program ke IC Mikrokontroller. Setelah selesai lakukan percobaan ke modul, jika sudah sesuai dengan keinginan maka tahapan pembuatan program telah selesai dilakukan.