BAB V IDENTIFIKASI DAN ANALISA POLA ALIRAN E-WASTE KOMPUTER 5.1. Pendahuluan Semua data primer dan data sekunder yang ada kemudian dianalisa dan disusun untuk membuat sebuah aliran. Hasil dari wawancara dengan jasa servis memberi gambaran umum tentang aliran E-waste tersebut. Berdasarkan pada aliran umum tersebut, Peneliti mulai mengobservasi dan mewawancarai pihak-pihak lain selain jasa servis yang menurut keterangan dari jasa servis terkait dengan aliran E-waste komputer dan komponennya tersebut. Dalam proses observasi dan wawancara selanjutnya sebagai upaya untuk membuat sebuah aliran komputer dan komponennya, Peneliti memperhatikan beberapa hal : 1. Material komputer (belum jumlah), 2. Proses yang dilakukan terhadap komputer 3. Aktivitas yang dilakukan oleh pelaku usaha. Dalam Penelitian ini, material yang ditinjau adalah komputer dan komponennya, di Indonesia secara khusus di Bandung, sampai saat ini belum ada kesepahaman mengenai definisi komputer, maupun batasan antara komputer baru, komputer bekas dan E-waste komputer. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, Peneliti mencoba mendefinisikan komputer baru, komputer bekas dan E-waste komputer yang ada di Bandung, definisi-definisi ini sekaligus akan menjadi batasan aliran dalam Penelitian ini. 5.2. Identifikasi Komputer Untuk membangun aliran E-waste komputer dan komponennya ada beberapa definisi yang harus diperjelas terlebih dahulu. Hal ini dimaksud untuk menentukan batasan dan menyamakan persepsi terhadap komputer, seperti yang kita tahu bersama, di Indonesia belum ada definisi yang jelas terhadap E-waste komputer. Kondisi ini akan membuat penyusunan aliran E-waste komputer dan 43 komponennya tersebut akan mengalami kesulitan. Disadari bahwa untuk membuat sebuah definisi E-waste komputer dan komponennya yang dapat diterima oleh semua pihak membutuhkan diskusi dengan berbagai pihak yang terkait. Berdasarkan pengamatan, maka terminologi kondisi komputer adalah sebagai berikut : Penegakkan hukum di Indonesia masih jauh dari kondisi ideal, termasuk di dalamnya kondisi penegakkan hukum terhadap perdagangan komputer dan komponennya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya komputer yang beredar di pasaran tidak memiliki ijin yang sah. Hasil pengamatan di Kandaga terdapat beberapa tipe komputer yang secara resmi tidak dipasarkan di Indonesia. Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, komputer dapat terbagi menjadi 2 bagian : 1. Komputer legal adalah komputer yang masuk ke pasaran Indonesia setelah melalui proses bea dan cukai. 2. Komputer ilegal adalah komputer yang masuk ke pasaran Indonesia tanpa melalui proses bea dan cukai. Dalam membuat definisi komputer ini, Peneliti memperhatikan karakter utama tiap kategori, berdasarkan kondisi fisik komputer dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Komputer Baru adalah komputer yang seluruh komponennya masih baru. 2. Komputer Bekas adalah komputer yang telah digunakan oleh orang lain atau komputer yang sudah pernah mengalami proses reparasi hardware. 3. E-waste komputer (komputer mati) adalah komputer yang tidak dapat lagi digunakan (mati total). 5.2.1. Komputer Baru Kebutuhan akan efektifitas proses pengerjaan membuat perkembangan komputer baik software dan hardware sangat pesat. Kecenderungan masyarakat mengikuti perkembangan teknologi ini ditunjang dengan stigma “tidak mengikuti perkembangan teknologi dianggap sebagai orang kampung”. Kondisi di lapangan menunjukan bahwa masyarakat berlomba-lomba untuk mengikuti perkembangan teknologi komputer agar tidak dipandang tertinggal, sebagai contoh : pekerja yang 44 hanya mengunakan software office (mengetik saja) sebenarnya dapat mengunakan komputer tipe Pentium 1 tapi karena berbagai macam alasan banyak konsumen tipe ini memilih untuk mengunakan komputer tipe Pentium 4 (generasi terbaru). Dalam kurun waktu 10 tahun (1998-2008) telah diperkenalkan 4 generasi Pentium dengan semua komponen komputer yang melengkapinya. Kondisi ini menggambarkan bahwa apresiasi masyarakat akan teknologi komputer baru sangat besar, tidak mengherankan kemudian bahwa perdagangan komputer dan komponennya merupakan salah satu bisnis terbesar di Bandung. Bandung merupakan salah satu kota pusat pendidikan yang menjadi daya tarik bagi sebagian besar generasi muda Indonesia. Setiap tahun ribuan mahasiswa baru datang ke Bandung, sebagian besar dari mahasiswa tersebut membutuhkan komputer untuk menunjang aktifitas perkuliahannya. Kondisi ini menjamin ada permintaan terhadap komputer secara berkala (tiap tahun). Wawancara yang dilakukan menemukan bahwa sebagian besar jasa servis/toko lebih suka menjual komputer baru. Beberapa alasan yang sering dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Mudah dijual : Komputer baru biasanya memiliki teknologi terbaru dan lebih banyak dicari oleh konsumen 2. Keuntungan lebih besar : Karena komponen baru banyak dicari oleh konsumen maka membuat harga jualnya menjadi tinggi 3. Bergaransi : Jika terjadi kerusakan, pihak toko tidak repot untuk memperbaiki. Komponen yang rusak dapat dikembalikan ke distributor dan diganti dengan yang baru. 4. Kepraktisan : Komponen baru memiliki stok yang cukup banyak sehingga untuk mencari di distributor lebih mudah dibandingkan dengan komponen bekas. 5.2.2. Komputer Bekas Perkembangan teknologi komputer dan komponennya yang pesat membuat banyak konsumen lebih tertarik terhadap komputer baru, hal ini membuat banyak 45 komputer menjadi komputer bekas. Di Bandung, komputer bekas memiliki pangsa pasar tersendiri. Peneliti memperhatikan banyak sekali jenis komputer bekas dan dapat dikelompokan menjadi : 1. Komputer Bekas 1 (PC1) adalah komputer yang masih berfungsi dengan baik tapi sudah pernah digunakan oleh konsumen lain. Komputer tipe ini biasanya tidak digunakan oleh pemilik pertama karena alasan kepraktisan dan rasa bosan, misalnya seorang mahasiswa telah menyelesaikan pendidikannya dari Bandung akan menjual komputernya dari pada harus membawa ke daerah asalnya. Berdasakan wawancara dengan jasa servis diperoleh keterangan tipe konsumen yang paling besar menghasilkan produk E-waste tipe ini adalah mahasiswa dan gemers (para pengemar game). E-waste komputer yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis (harga jual) yang paling tinggi. 2. Komputer Bekas 2 (PC2) adalah komputer yang masih berfungsi dengan baik tetapi tidak maksimal. Hal ini dikarenakan adanya ada komponen dalam komputer tersebut yang membutuhkan perbaikan misalnya adanya bad sector pada hard disk. Untuk memaksimalkan kerja komputer ini komponen yang mengalami masalah dapat direparasi tanpa harus menganti komputer yang rusak tersebut. 3. Komputer Bekas 3 (PC3) adalah komputer yang mengalami kerusakan pada satu bagian komponennya. Perbaikan hanya dapat dilakukan dengan mengganti komponen yang rusak tersebut. E-waste komputer yang dihasilkan adalah komponen komputer rusak. 4. Komputer Bekas 4 (PC4) adalah komputer yang disusun dari perakitan komponen bekas. Perakitan komputer tipe ini dihasilkan dari kanibalisme komponen komputer, baik dari yang rusak ataupun dari yang mati. Perdagangan komputer bekas di Bandung memiliki kelasnya tersendiri. Komputer dan komponen bekas ini masih memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena banyak komponen komputer tipe lama tidak lagi diproduksi sehinggga untuk mencari komponen baru bagi komputer tipe lama tersebut sangat sulit dan harganya tinggi. Kondisi ini membuat banyak konsumen memilih untuk 46 menggunakan komponen bekas. Konsumen yang memiliki keterbatasan biaya juga lebih suka mengunakan komputer dan komponen bekas. Rata-rata selisih harga komputer baru dan bekas dapat mencapai 30%, suatu jumlah yang sangat signifkan pengaruhnya bagi konsumen. Hasil wawancara menemukan bahwa ikut berperan aktif dalam perdagangan komputer dan komponen bekas dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman dengan komputer. Hal ini disebabkan kondisi komponen sangat banyak variasinya. Jika padagang membeli sebuah komponen bekas dan menyimpannya, dia harus mempunyai keyakinan bahwa komponen tersebut akan dicari oleh konsumen. Jika salah memperkirakan hal tersebut penjual mungkin akan mengalami kerugian, karena semakin lama menyimpan komponen yang bekas harganya akan semakin kecil. Sebagai contoh, memori dengan merek A kualitasnya bagus dan harga belinya jauh lebih rendah dari memori lain, tetapi memori tipe ini jarang cocok jika dipasang dengan komponen dari merek selain A, maka akibatnya peluang konsumen untuk mencari memori tipe ini agak kecil, sehingga harga jualnya pun akan semakin kecil. 5.2.3. E-Waste Komputer Komputer memiliki end of life tersendiri, artinya mempunyai masa pakai sebelum akhirnya tidak berfungsi lagi. Di Bandung banyak cara yang dilakukan untuk memperpanjang end of life komputer baik melalui proses reparasi, up grade maupun kanibalisme komponen. Tetapi sebanyak apapun proses yang dilakukan, tetap saja suatu saat komputer dan komponennya akan mati. Kondisi ini akan membuat komputer dan komponennya tidak dapat berfungsi lagi sebagai komputer. Komputer dan komponen tipe ini masih memiliki nilai ekonomi, walaupun tidak setinggi nilai ekonomi komputer bekas. Di Bandung, perdagangan E-waste komputer dan komponennya menjadi lahan bisnis tersendiri. Orang-orang yang terlibat didalamnya bervariasi dari yang ahli komputer sampai yang tidak mengerti komputer. Proses dan pihak-pihak yang 47 terlibat dalam proses E-waste komputer dan komponennya akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian 5.4 5.3. Prinsip Aliran Komputer dan Komponennya Landasan yang digunakan untuk menyusun aliran E-waste komputer dan komponennya adalah mengikuti prinsip kesetimbangan masa : Keterangan : In : Kondisi yang masuk Out : Kondisi yang keluar Storage : Kondisi tersimpan Dengan mengasumsikan bahwa Bandung merupakan satu sistem maka : Gambar 5.1 Skema Sistem Dari skema tersebut dapat dilihat bahwa terdapat sejumlah aktifitas yang membuat komputer masuk, keluar dan tetap berada di Bandung. Identifikasi dalam penelitian kali ini lebih menekankan pada sejumlah aktifitas yang membuat komputer tetap berada di Bandung. Untuk membangun aliran E-waste komputer dan komponennya terdapat banyak pihak dan proses yang terlibat di dalamnya, dalam penelitian ini Peneliti membagi aliran-alian tersebut menjadi tiga aliran utama yang paling berpengaruh terhadap aliran E-waste komputer dan komponennya, sebagai berikut : 1. Aliran komputer resmi 2. Aliran kanibalisme PC menjadi PC 3. Aliran kanibalisme PC menjadi bukan PC 5.4. Aliran Distribusi Komputer Resmi. 5.4.1. Aliran Distribusi Komputer dengan Pabrik Pendistribusian sebuah merek dagang komputer biasanya berbeda antara satu merek dagang tertentu dengan merek dagang lainnya. Sebagian besar komputer 48 yang ada di pasaran tidak diproduksi di pabrik. Pabrik hanya memproduksi komponen-komponen penyusun komputer, inilah sebabnya tidak terdapat garansi pabrik untuk komputer, hanya ada garansi untuk tiap komponen. Toko/penjual adalah tokoh yang berperan sebagai perakit komponen-komponen komputer menjadi sebuah komponen utuh. Untuk itu, pemasaran sebuah merek dagang komputer juga dibagi berdasarkan pemasaran tiap komponen komputer, dengan kata lain jika sebuah merek dagang mengeluarkan 5 komponen komputer maka jalur distribusinya akan ada 5 buah. Dalam beberapa kondisi memang ada beberapa komponen yang didistribusikan dalam satu jalur yang sama tetapi hal ini jarang terjadi. Pabrik-pabrik di Indonesia akan memproduksi komputer dengan lisensi dari merek dagang internasional, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk di eksport. Pabrik biasanya memiliki manajemen pabrik yang berkedudukan di pabrik, sedangkan untuk marketing dan urusan lainnya merek dagang tersebut memiliki kantor pusat di Jakarta. Kantor pusat ini memiliki servis senter utama, servis senter ini dilengkapi oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan teknologi tingkat tinggi, semua kerusakan terhadap komponen merek tersebut dapat diperbaiki di tempat servis utama ini. Selain untuk memperbaiki semua kerusakan, servis senter utama ini juga berfungsi sebagai penampung semua komponen rusak bergaransi. Sebagai merek dagang, sebuah perusahaan akan memiliki distributor utama. Pada tahap ini distributor utama masih mendistibusikan semua komponen dari satu merek dagang yang sama. Untuk mempermudah pemasaran, distributor utama akan membuka cabang distributor di daerah-daerah, yang kemudian disebut sebagai Master Dealer. Tiap distributor utama akan mempertimbangkan jumlah Master Dealer yang ada di sebuah daerah. Untuk kota yang cukup ramai, dapat saja dibuka dua atau lebih Master Dealer begitu pula sebaliknya satu Master Dealer dapat melayani beberapa daerah yang tidak ramai. 49 Sebuah agen distributor komputer dapat mendirikan sebuah Master Dealer dengan memenuhi banyak syarat dan peraturan, salah satunya adalah mempunyai servis senter. Servis senter ini memang tidak selengkap dan secangih servis senter utama, beberapa kerusakan memang di perbaiki di sini, jika tidak dapat di perbaiki maka komponen tersebut dapat dikirim ke servis senter utama. Master Dealer sendiri terbagi atas dua jenis Master dealer yaitu : 1. Master Dealer 1 adalah Master Dealer yang didirikan oleh distributor utama di daerah. 2. Master Dealer 2 adalah Master Dealer yang melakukan perjanjian kerja sama dengan distributor utama. Untuk Master Dealer 2, sebuah agen distributor dapat saja mengikat kerja sama dengan beberapa distributor utama sekaligus. Jadi Master Dealer 2 dapat mendistibusikan beberapa komponen dari satu merek dagang tertentu, ataupun satu komponen dari beberapa merek dagang, ataupun gabungan antara keduanya. Tiap Master Dealer memiliki jalur dan petugas distributor sendiri-sendiri untuk mempromosikan semua barangnya ke toko. Toko merupakan sebuah lembaga independen dalam distribusi komputer dan komponennya. Toko bebas memilih akan menjual komponen komputer apa dan dari distributor mana. Disinilah keahlian distributor dari Master Dealer di uji. Agar toko mau menjual barang tersebut, banyak upaya promosi yang dilakukan oleh tiap Master Dealer, seperti pemotongan harga, pemberian bonus dan lain sebagainya. Hasil wawancara yang di lakukan oleh Peneliti terhadap jasa servis (toko) menemukan beberapa alasan yang paling sering dikemukakan oleh toko untuk memilih sebuah distributor dan menjual barangnya adalah : 1. Garansi : Semakin panjang waktu garansi yang diberikan distributor, maka semakin laris barang tersebut di pasaran. Dengan adanya garansi, toko, dapat langsung mengembalikan komponen yang rusak tersebut ke distributor. 2. Harga : Komputer dan komponen yang sama dari satu merek dagang yang sama, dapat mempunyai harga yang berbeda tergantung penawaran oleh 50 distributor, karena harga pasaran sebuah komputer dan komponennya biasanya ditentukan oleh Master Dealer. Inilah sebabnya dalam beberapa kondisi dapat terjadi perang harga, yaitu produk yang sama dapatmempunyai harga yang berbeda harganya walaupun dipasarkan dalam gedung yang sama. 3. Reputasi : Salah satu aspek yang penting pula adalah reputasi, seperti nama baik, kedudukan dan pelayanan. Reputasi penting berhubungan dengan claim garansi, jika kedudukannya tidak jelas, toko tidak dapat mengclaim garansi sehingga jika terjadi kerusakan, toko harus menganti barang itu sendiri, kondisi ini tentu saja akan membuat toko merugi. Ada beberapa tipe garansi yang berlaku untuk komputer dan komponennya,yaitu : 1. Garansi toko : Garansi tipe ini diberikan oleh toko yang menjual barang tersebut. Dari ketiga jenis garansi, garansi toko merupakan garansi yang paling tidak dapat dipercaya dan dapat dimanipulasi, karena toko yang menjual dapat saja memberi garansi walaupun barang yang didagangkan bekas atau kualitanya buruk. Jika barang yang mengunakan garansi toko rusak maka konsumen hanya dapat menuntut perbaikan kepada toko yang bersangkutan. 2. Garansi pabrikan : Garansi tipe ini dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi komponen komputer tersebut. Garansi ini yang paling dapat dipercaya karena barang tersebut biasanya baru. Jenis garansi ini biasanya bertenggang waktu antara 1 – 5 tahun. Selama masa garansi jika terjadi kerusakan maka konsumen dapat menuntut perbaikan di mana saja (tidak harus di toko yang menjual). 3. Garansi life time (life time garansi) : Pada dasarnya garansi tipe ini merupakan jenis garansi pabrikan yang berlaku seumur hidup. Selama masih memegang kartu garansi maka perbaikan terhadap kerusakan tersebut tidak dipungut biaya. Komponen komputer ynag dilengkapi dengan garansi life time biasanya harganya lebih mahal. Sebagai contoh komponen komputer yang banyak menawarkan garansi life time adalah power supply dan memori. 51 Dari penjelasan di atas ada berbagai macam pihak yang terlibat dalam distribusi komputer resmi yang mempunyai pabrik di Indonesia (Gambar 5.2 dan Tabel 5.1). Pihak-pihak yang berperan tersebut adalah : 1. Pabrik adalah orang atau kelompok orang yang memproduksi komputer dan komponennya 2. Kantor pusat adalah orang atau kelompok orang yang memiliki wewenang untuk mengontrol dan memasarkan sebuah produk komputer dan komponennya 3. Distributor utama adalah orang atau kelompok orang yang memiliki kewajiban untuk memasarkan komputer dan komponennya dari satu merek dagang tertentu. 4. Master Dealer 1 adalah orang atau kelompok orang yang didirikan oleh distributor utama untuk memasarkan komputer dan komponennya dari satu merek dagang tertentu. 5. Distributor 1 adalah orang atau kelompok orang yang memasarkan komputer dan komponennya dari Master Dealer 1 6. Master Dealer 2 adalah orang atau kelompok orang yang melakukan kerja sama dengan distributor utama untuk mendirikan sebuah Master Dealer 7. Distributor 2 adalah orang atau kelompok orang yang memasarkan komputer dan komponennya dari Master Dealer 2 8. Toko adalah orang atau kelompok orang yang menjual komputer dan komponennya kepada konsumen. 9. Konsumen adalah orang atau kelompok orang yang mengunakan komputer dan komponennya. Dari Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa sebuah komputer dan komponennya dapat sampai ke konsumen setelah melewati beberapa pihak terlebih dahulu, tidak semua pihak tersebut berkedudukan di Bandung, yang ada di Bandung biasanya hanya jaringan Master Dealer ke bawah (kotak biru putus-putus), untuk Penelitian ini aliran komputer dan komponennya yang melibatkan pihak-pihak ini yang akan ditinjau lebih lanjut karena berkedudukan di Bandung. 52 Keterangan : : Hubungan kerja langsung : Berdasarkan kerja sama : Berlokasi di Bandung (daerah studi) Gambar 5.2 Aliran Distribusi Komputer Resmi dengan Pabrik Tabel 5.1. Keterangan Flow dari Aliran Komputer Resmi dengan Pabrik No 1 Flow Flow 1 Flow 2 Flow 3 Kantor pusat Distributor utama Kemana Kantor pusat Distributor utama Master Dealer 1 4 Flow 4 Distributor utama Master Dealer 2 5 Flow 5 Master Dealer 1 Distributor 1 6 Flow 6 Master Dealer 2 Distributor 2 7 Flow 7 Flow 8 Flow 9 Distributor 1 Distributor 2 Toko Toko 2 3 8 9 Dari Pabrik Toko Konsumen Keterangan Komputer dan komponen yang baru selesai produksi di pabrik akan dikirim ke kantor pusat. Kantor pusat akan menyerahkan pemasaran komputer dan komponennya pada distributor utama. distributor utama akan mengirim komputer dan komponennya pada Master Dealer 1 sesuai dengan jumlah pesanan dari Master Dealer 1. distributor utama akan mengirim komputer dan komponennya pada Master Dealer 2 sesuai dengan jumlah pesanan dari Master Dealer 2. Master Dealer 1 akan menyuruh distributor 1 untuk memasarkan dan mendistribusikan komputer dan komponennya. Master Dealer 2 akan menyuruh distributor 2 untuk memasarkan dan mendistribusikan komputer dan komponennya. Distributor 1 akan memasarkan dan mendistribusikan komputer dan komponennya pada toko. Distributor 2 akan memasarkan dan mendistribusikan komputer dan komponennya pada toko. Toko akan menjual komputer dan komponennya pada konsumen. 53 5.4.2. Aliran Distribusi Komputer Import Pada dasarnya aliran distribusi komputer import sama dengan aliran distribusi komputer dengan pabrik (Gambar 5.3 dan Tabel 5.2), perbedaan signifikan terletak pada proses masuknya komputer dan komponennya ke Indonesia. Untuk beberapa kondisi kedua aliran ini tidak dapat dipisahkan, artinya kantor pusat akan mendistribusikan komputer dan komponennya, baik yang diproduksi di Indonesia maupun yang diimport ke Indonesia. Keterangan : : Hubungan kerja langsung : Berdasarkan kerja sama : Proses import yang dilakukan : Berlokasi di Bandung (daerah studi) Gambar 5.3 Aliran Distribusi Komputer Import 54 Tabel 5.2. Keterangan Flow dari Aliran Komputer Import No 1 Flow Flow 1 Dari Importir Kemana Bea dan cukai 2 Flow 2 Bea dan cukai Pemegang lisensi 3 Flow 3 Importir Pemegang lisensi 4 Flow 4 Flow 5 Flow 6 Pemegang lisensi Kantor pusat Distributor utama Kantor pusat Distributor utama Master dealer 1 7 Flow 7 Distributor utama Master Dealer 2 8 Flow 8 Master dealer 1 Distributor 1 9 Flow 9 Master Dealer 2 Distributor 2 10 Flow 10 Flow 11 Flow 12 Distributor 1 Distributor 2 Toko Toko 5 6 11 12 Toko Konsumen Keterangan Importir akan melapor dan menjalani serangkaian peraturan dan syarat yang ditetapkan oleh bea dan cukai Indonesia. Bea dan cukai menyetujui komputer dan komponennya untuk masuk ke Indonesia dan menyerahkan barang tersebut pada pemegang lisensi. Importir langsung menyerahkan komputer dan komponennya pesanan pemegang lisensi tanpa melapor dan menjalani serangkaian peraturan dan syarat yang ditetapkan oleh bea dan cukai Indonesia. Pemegang lisensi biasanya juga memiliki kantor pusat di Jakarta. Kantor pusat akan menyerahkan pemasaran komputer dan komponennya pada distributor utama. distributor utama akan mengirim komputer dan komponennya pada master dealer 1 sesuai dengan jumlah pesanan dari master dealer 1. distributor utama akan mengirim komputer dan komponennya pada master dealer 2 sesuai dengan jumlah pesanan dari master dealer 2. Master dealer 1 akan menyuruh distributor 1 untuk memasarkan dan mendistribusikan komputer dan komponennya. Master dealer 2 akan menyuruh distributor 2 untuk memasarkan dan mendistribusikan komputer dan komponennya. Distributor 1 akan memasarkan dan mendistribusikan komputer dan komponennya pada toko. Distributor 2 akan memasarkan dan mendistribusikan komputer dan komponennya pada toko. Toko akan menjual komputer dan komponennya pada konsumen. Pemegang lisensi akan menunjuk satu importir untuk mengimpor komputer dan komponennya dari negara tertentu untuk dibawa masuk ke Indonesia. Perlu dicatat bahwa hanya orang atau kelompok orang yang memegang lisensi sebuah merek dagang yang dapat memesan komputer dan komponennya dari distributor internasional. Jika proses import tersebut melewati seluruh proses di bea dan cukai, komputer ini akan secara resmi masuk ke Indonesia. Jika tidak melewati seluruh proses di bea dan cukai ataupun adanya pemalsuan dokumen impor, maka komputer yang masuk ke Indonesia ini menjadi tidak resmi (ilegal), komputer tipe ini biasanya disebut sebagai komputer ilegal. 55 Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan ada berbagai macam pihak yang terlibat dalam distribusi komputer import di Indonesia. Yaitu : 1. Importir adalah orang atau kelompok orang yang memiliki ijin untuk memasukan komputer dan komponennya dari luar negeri ke Indonesia. 2. Bea dan cukai adalah badan pemerintah yang bertugas dalam pengawasan dan pelaksanaan eksport/import di Indonesia 3. Pemegang lisensi adalah orang atau kelompok orang yang telah mendapat hak untuk memesan dan memasarkan sebuah komputer dan komponennya yang tidak memiliki pabrik di Indonesia. 4. Kantor pusat adalah orang atau kelompok orang yang memiliki wewenang untuk mengontrol dan memasarkan sebuah produk komputer dan komponennya 5. Distributor utama adalah orang atau kelompok orang yang memiliki kewajiban untuk memasarkan komputer dan komponennya dari satu merek dagang tertentu. 6. Master Dealer 1 adalah orang atau kelompok orang yang didirikan oleh distributor utama untuk memasarkan komputer dan komponennya dari satu merek dagang tertentu. 7. Distributor 1 adalah orang atau kelompok orang yang memasarkan komputer dan komponennya dari master dealer 1 8. Master Dealer 2 adalah orang atau kelompok orang yang melakukan kerja sama dengan distributor utama untuk mendirikan sebuah Master Dealer 9. Distributor 2 adalah orang atau kelompok orang yang memasarkan komputer dan komponennya dari Master Dealer 2 10. Toko adalah orang atau kelompok orang yang menjual komputer dan komponennya kepada konsumen. 11. Konsumen adalah orang atau kelompok orang yang mengunakan komputer dan komponennya 5.4.3. Aliran Distribusi Komputer Importir E-Waste Komputer Hasil pengamatan menunjukan terdapat tipe-tipe komputer yang seharusnya tidak dipasarkan di Indonesia tapi diperjual-belikan di Bandung. Sebagian besar 56 komputer tersebut adalah komputer bekas, kondisi ini mengindikasikan bahwa ada proses import E-waste komputer dan komponennya ke Indonesia. Peneliti tidak dapat membuktikan keberadaan importir E-waste, pemesan dan aktivitas pengecekan dan perbaikan (Gambar 5.4 dan Tabel 5.2; warna biru), kondisi yang membuat Peneliti meletakkan ketiga pihak tersebut dalam skema Peneliti dapat dari keterangan distributor 3. Distributor ini adalah distributor yang khusus mendistribusikan E-waste komputer dan komponennya di kota Bandung. Berdasarkan wawancara dengan ditributor 3 didapat keterangan bahwa distribusi E-waste komputer dan komponennya di pasok untuk memenuhi permintaan master dealer 2, distributor 2, toko resmi, toko khusus komputer bekas dan jasa servis. Sistem penjualannya adalah pihak-pihak tersebut memesan terlebih dahulu E-waste komputer dan komponennya yang diinginkan dan setelah barang tersedia barulah terjadi transaksi jual-beli. Yang menarik adalah komponen komputer yang dipesan biasanya jarang terdapat di pasaran. Khusus untuk monitor pemesanan terbanyak adalah yang sedang laris di pasaran, misalnya untuk saat ini adalah monitor tipe LCD (layar datar). Distributor 3 jarang mendistribusikan langsung Ewaste komputer dan komponennya ke konsumen, biasanya yang menjadi perantara E-waste komputer dan komponennya ini ke konsumen adalah toko, toko komputer bekas dan jasa servis. Keterangan : : Hubungan kerja langsung : Jalur distribusi komputer resmi : Berdasarkan keterangan Distributor 3 : Berlokasi di Bandung (daerah studi) Gambar 5.4 Aliran Distribusi E-Waste Komputer dan Komponennya ke Bandung. 57 Tabel 5.3. Keterangan flow dari Aliran Distribusi E-Waste Komputer dan Komponennya ke Bandung No 1 Flow Flow 1 Dari distributor 3 Kemana Master dealer 2 2 Flow 2 distributor 3 distributor 2 3 Flow 3 toko 4 Flow 4 distributor 3 distributor 3 5 Flow 5 distributor 3 6 Flow 6 7 Flow 7 Toko komputer bekas Jasa servis Toko komputer bekas Jasa servis Konsumen Konsumen Keterangan Distributor 3 memasarkan E-waste komputer dan komponennya pada Master dealer 2. Distributor 3 memasarkan E-waste komputer dan komponennya pada distributor 2. Distributor 3 memasarkan E-waste komputer dan komponennya ke toko. Distributor 3 memasarkan E-waste komputer dan komponennya ke toko komputer bekas. Distributor 3 memasarkan E-waste komputer dan komponennya pada jasa servis. Toko komponen bekas menjual E-waste komputer dan komponennya pada konsumen. Jasa servis menjual E-waste komputer dan komponennya pada konsumen. 5.5. Aliran Kanibalisme PC menjadi PC. 5.5.1. Strata Kanibalisme Kanibalisme adalah proses pengambilan komponen-komponen komputer untuk dirakit menjadi komponen komputer lain maupun komputer lain. Proses kanibalisme biasanya dilakukan terhadap E-waste komputer dan komponennya (mati total). Ada berbagai macam jenis proses kanibalisme, untuk mempermudah Penelitian ini, Peneliti mendefinisikan proses kanibalisme yang dilakukan terhadap komputer, sebagai berikut : 1. Kanibalisme oleh ahli komputer : proses pengambilan komponen komputer oleh seseorang yang mengerti dan paham mengenai komputer. Hasil proses kanibalisme ini adalah komponen atau komputer baru (PC 3 atau PC 4) 2. Kanibalisme oleh bukan ahli komputer : proses pengambilan komponen komputer oleh seseorang yang tidak ahli komputer. Hasil proses kanibalisme ini adalah komponen lain yang secara fisik tidak berbentuk komputer ataupun komponennya, PC yang di mengalami kanibalisme tipe ini biasanya telah dipilah-pilah menjadi plastik, kaca, PCB, chip, plat logam, kabel, resistor, dan lain sebagainya. 58 Kanibalisme oleh ahli komputer biasanya dilakukan oleh jasa servis, untuk itu keahlian jasa servis yang bersangkutan sangat menentukan hasil proses kanibalisme tersebut. Selama pengamatan ditemukan ahli servis juga memiliki beberapa tipe keahlian. Dengan mengetahui tingkat keahlian jasa servis kita dapat menentukan perannya dalam aliran E-waste komputer dan komponennya. Adapun jasa servis tersebut berdasarkan tingkat keahliannya adalah sebagai berikut : 1. Jasa servis 1 : Jasa servis tipe ini hanya menguasai perbaikan kerusakan dari satu merek tetentu, beraktivitas di servis center satu merek dagang tertentu. 2. Jasa servis 2, Jasa servis tipe ini tidak menguasai perbaikan komponen (hard ware) tapi mengetahui jenis kerusakan yang terjadi. berada di Master Dealer dan tugasnya biasanya hanya memilah-milah komponen rusak untuk diserahkan ke distributor. 3. Jasa servis 3, Jasa servis tipe ini menguasai perbaikan semua komponen dan merek tetapi tidak ahli, beraktivitas di toko-toko dan biasanya hanya melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang sederhana saja. 4. Jasa servis 4, Jasa servis tipe ini menguasai perbaikan satu jenis komponen komputer saja yang berasal dari berbagai macam merek dagang. Tipe ini biasanya juga berperan sebagai pengumpul spesialis, jasa servis tipe 4 ini biasanya mendapatkan pekerjaan dari jasa servis tipe 3. 5. Jasa servis 5, spesialis kanibal, Jasa servis tipe ini dapat memperbaiki hampir semua jenis komponen dan merek, dapat mentaksir harga serta sangat ahli dalam konfigurasi komponen komputer. Seperti yang telah di jelaskan pada bagian 5.1 di atas, komputerpun terbagi menjadi beberapa strata. Pembagian strata itu tidak lepas dari campur tangan jasa servis. Tingkat keahlian jasa servis di atas juga menentukan tipe E-waste yang akan dihasilkan, apakah akan berbentuk PC atau bukan PC. Gambar 5.5 dibawah ini akan menunjukkan dalam pembentukan strata komputer yang akan menghasilkan tipe E-waste. Dilihat bahwa PC baru lama kelamaan dapat menjadi PC bekas, kemudian dapat menjadi E-waste. Pada proses pengerjaannya PC tipe 3 akan mengasilkan E-waste berbentuk komponen PC karena ada pergantian 59 komponen yang rusak. Sedangkan PC tipe 4 akan menghasilkan E-waste baik dalam berbentuk komponen PC maupun E-waste komponen lain. PC 4 dibentuk dari proses kanibalisme oleh ahli dari E-waste PC. Keterangan : : Proses komputer : Dalam bentuk PC : Dalam bentuk bukan PC Gambar 5.5 Strata Komputer dan E-Waste yang Dihasilkan. 5.5.2. Interaksi Konsumen, Jasa Servis dan Distributor Resmi Seperti yang telah dijelaskan di atas, jasa servis berperan sangat penting dalam prose kanibalisme komputer dan komponennya. Konsumen datang ke jasa servis untuk melakukan aktivitas-aktivitas seperti beli, jual, perawatan, perbaikan, Up grade dan donasi. Dari semua aktivitas itu, jasa servis memperoleh komponen yang masih berfungsi baik, komponen rusak dan komponen mati (E-waste). Komponen baik dapat digunakan untuk mengganti komponen yang rusak ataupun dijual ke konsumen. Jika komponen yang rusak dapat diperbaiki dan menjadi komponen baik sedangkan jika tidak dapat diperbaiki akan menjadi komponen mati (E-waste). Komponen yang mati tersebut akan di simpan kemudian dikanibal komponen-komponen penyusunnya, sedangkan yang lainya dapat dijual (Gambar 5.7). Jika konsumen datang untuk mereparasi komputer ataupun komponennya yang masih bergaransi, jasa servis akan menyerahkan komponen komputer yang rusak tersebut kepada distributor. Biasanya distibutor akan mengganti komponen tersebut dengan yang baru, sedangkan komponen yang rusak akan di bawah ke Jakarta untuk pelaporan pada distributor utama. Interaksi antara konsumen, jasa servis dan distributor resmi dapat dilihat pada Gambar 5.6. 60 Gambar 5.6 Interaksi Konsumen, Jasa Servis dan Distributor Resmi. 5.5.3. Interaksi Jasa Servis, Pengumpul Spesialis, Tukang Loak dan Pedagang Jasa servis sering menjual E-waste komputer dan komponennya kepada pengumpul spesialis (jasa servis tipe 4 dan jasa servis tipe 5), tukang loak dan pedagang komputer bekas (Gambar 5.7). Penjualan kepada pedagang komputer bekas jarang dilakukan, lebih sering kepada pengumpul spesialis dan tukang loak. Penjualan yang dilakukan kepada pengumpul spesialis biasanya dengan sistem harga perunit, contoh : harga E-waste monitor Rp. 30.000; sedangkan penjualan kepada tukang loak dapat dengan sistem per unit ataupun per Kg (kiloan). Gambar 5.7 Interaksi antara Jasa Servis, Pengumpul Spesialis dan Pedagang Komputer Bekas. Wawancara yang dilakukan terhadap pedagang komputer bekas di Astana Anyar menemukan bahwa aktivitas jual-beli komputer dan komponennya sangat jarang terjadi bahkan salah seorang pedagang mengatakan bahwa barang daganganya (CPU Pentium 1) sudah bertahun-tahun tidak laku dan mungkin tidak dapat 61 berfungsi karena sudah naik-turun gerobak. Hasil pengamatan Peneliti menyimpulkan bahwa komputer dan komponennya tidak diminati di pasar Astana Anyar ini, konsumen yang datang ke pasar ini lebih menyukai E-waste kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga dan peralatan audio/video. 5.6. Aliran Kanibalisme PC menjadi bukan PC. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tranformasi PC menjadi komponen lain bukan PC dilakukan oleh orang yang bukan ahli komputer. Dua pihak yang sangat berperan dalam proses tranformasi ini adalah tukang loak dan penampung. 5.6.1. Peran Tukang Loak Tukang loak adalah orang atau sekelompok orang yang pekerjaannya berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain atau satu konter komputer ke konter lainnya untuk mencari limbah yang masih bernilai ekonomis. Tukang loak dalam aliran Ewaste komputer dan komponennya berperan penting sebagai pengumpul dan pemilah E-waste. Tukang loak merupakan tokoh utama pengumpul E-waste komputer dan komponennya baik yang masih berbentuk PC maupun yang sudah tidak berbentuk PC lagi. Tukang loak juga bertindak sebagai pemilah, walaupun tukang loak biasanya tidak ahli dalam komputer, mereka biasanya memilah dengan memperhatikan fisik komputer dan komponennya. Jika bentuk fisik komputer atau komponennya masih baik biasanya tukang loak akan menjual komputer dan komponennya itu kepada pengumpul spesialis walaupun kondisi ini jarang terjadi. Peran tukang loak dalam aliran E-waste sangat penting. Khusus untuk aliran Ewaste komputer dan komponennya, tukang loak bertindak sebagai satu-satunya pengumpul dan pihak yang menghubungkan produsen (konsumen dan jasa servis) E-waste komputer dengan pengolah (penampung) E-waste komputer. 5.6.2. Peran penampung Di penampung E-waste tidak lagi di pisah-pisahkan antara E-waste komputer dan E-waste elektronik lain, semuanya dicampur menjadi satu. Adapun proses 62 pemilahan yang dilakukan berdasarkan nilai ekonomis (Gambar 5.8 yang diolah menjadi 6 bagian : 1. PCB dan chip : Merupakan komponen yang paling sering di cari dan memiliki nilai ekonomis yang paling tinggi 2. Plastik : Penjualannya dilakukan ke pabrik pengilingan plastik dan disatukan dengan plastik hasil limbah non E-waste 3. Kaca : Beberapa penampung menerima kaca 4. Kabel : Jumlah kabel yang terkumpul biasanya sedikit, untuk itu penampung biasanya menumpuk dulu kabel dalam kurung waktu tertentu (1 tahun). Kabel-kabel tersebut kemudian dibakar untuk diambil tembaganya dan dijual ke pabrik kabel. 5. Plat logam : Plat logam biasanya dijual ke penampung logam 6. Komponen sisa lainnya : Seperti resitor tidak memiliki nilai jual sehingga biasanya penampung membakar bersamaan dengan kabel ataupun membuang ke tempat sampah domestik. Gambar 5. 8 Aktivitas Pengolahan di Tingkat Penampung. 5.7. Aliran E-Waste Komputer dan Komponennya. Dari seluruh penjelasan di atas. Peneliti mencoba membangun sebuah aliran Ewaste komputer dan komponennya yang berada di Bandung dengan mengabungkan semua aliran pergerakan komputer dan komponennya. 5.7.1. Komponen Pembangun Aliran Sebelum membangun aliran E-waste komputer dan komponennya, Peneliti mencoba mengidentifikasikan semua pihak yang terlibat dalam pembentukan aliran E-waste komputer dan komponennya ini. 63 Tabel 5.4. Identifikasi Pihak yang Terlibat dengan E-Waste Komputer dan Komponennya NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Pihak Konsumen Keterangan 9 penghasil E-waste komputer. 9 pengguna E-waste komputer. Jasa servis/ toko 9 Toko yang menjual komputer semuanya dilengkapi dengan jasa servis untuk itu peran toko dan jasa servis disatukan dalam aliran E-waste komputer dan komponennya kali ini. 9 Jasa servis/toko melakukan perbaikan terhadap Ewaste komputer. 9 Jasa servis/toko melakukan kanibalisme terhadap Ewaste komputer. 9 Pengumpul E-waste komputer dari konsumen. Distributor resmi 9 Penyalur komputer dan komponen baru 9 Pengumpul komputer rusak dan E-waste komputer dari jasa servis. Pengumpul spesialis 9 Penyalur komputer dan komponen bekas 9 Pengumpul komputer rusak dan E-waste komputer dari jasa servis. Distributor E-waste 9 Penyalur komputer dan komponen baik yang bekas komputer maupun E-waste 9 Pengumpul komputer rusak dan E-waste komputer dari jasa servis dan pengumpul spesialis 9 Menerima PC yang masih berbentuk fisik PC Pedagang E-waste Menjual dan membeli segala jenis elektronik baik yang bekas maupun E-waste Pasar barang bekas Kumpulan pedagang E-waste yang menjajakan dagangannya di satu tempat yang sama Tukang loak 9 Pengumpul komputer rusak dan E-waste komputer dari jasa servis dan pengumpul spesialis 9 Pemilah komponen komputer berdasarkan jenis Penampung 9 Pengumpul E-waste komputer dari tukang loak 9 Pemilah komponen komputer berdasarkan jenis 9 Pemproses sebagian kecil komponen seperti kabel 9 Penjual komponen-komponen pada Produsen manufaktur dan home industri Produsen manufaktur Pemproses bagian komponen berdasarkan jenis dengan kapasitas besar Home industri Pemproses bagian komponen berdasarkan jenis dengan kapasitas kecil 5.7.2. Asumsi-Asumsi yang Digunakan Beberapa data primer yang sifatnya pendahuluan, data-data tersebut membutuhkan informasi lebih lanjut. Untuk melengkapi aliran E-waste komputer dan komponennya ini digunakan beberapa asumsi : 1. Keterangan beberapa sampel mewakili populasi. Kecuali jasa servis sebagian besar pihak yang terlibat tidak dapat diwancarai dengan jumlah 64 yang representatif. Misalnya pengumpul spesialis, hanya dapat diwawancarai pengumpul hard disk dan monitor. Keterangan yang didapat dari sedikit sampel tersebut dianggap sudah mewakili keterangan seluruh populasi. 2. Asumsi satu-satunya perlakuan terhadap komputer oleh konsumen adalah dibawah ke jasa servis, pada kenyataanya, konsumen sering menyimpan Ewaste komputer dan komponennya di rumah maing-masing, ada juga pola penyebaran E-waste komputer dan komponennya oleh konsumen dari kelompok mahasiswa. Kebanyakaan mahasiswa yang sudah selesai menuntut ilmu di Bandung akan membawa serta komputer ke daerah asalnya masing-masng. 5.7.3. Aliran E-waste Komputer di Bandung Dengan mempertimbangkan semua data primer, hasil wawancara, data sekunder dan hasil observasi. Peneliti mencoba menyusun sebuah aliran E-waste komputer dan komponennya di Bandung (Gambar 5.9). Keterangan : : Dalam bentuk PC : Dalam bentuk bukan PC Gambar 5.9. Aliran E-waste Komputer dan Komponennya di Bandung 65