Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695 PENDUGAAN KARAKTERISTIK AKUIFER DENGAN KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PARUPUK TABING PADANG Oleh Chairul muharis, Riswandi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang ABSTRACT Geoelectric resistivity method is one of a branch of geophysics method that is able detect an electric current in the earth subsurface. One of the application of geoelectric resistivity method is able to identify the quifer layer in subsurface.This research used the resistivity geoelectric method Schlumberger configuration. Study of investigation was located at Pasir Parupuk Tabing Padang. The investigations are conducted two sessions there are longitudinal direction and tranversal direction. Both directions have 600 m length. The investigation result shows that the area study have a good groundwater potential indicated by an aquifer having the character of sallow water table and unconfined aquifer. The aquifer potential lies at depth of about 55 – 125 meter Keywords: Aquifer, groundwater, resistivity, and Schlumberger Method PENDAHULUAN penyelidikan melalui permukaan tanah atau Pemanfaatan air tanah untuk keperluan bawah tanah, agar bisa diketahui ada atau domestik untuk kota-kota di Indonesia belum tidaknya sepenuhnya ketebalan khususnya dilayani pihak oleh PDAM pihak setempat. pemda, lapisan dan pembawa air kedalamannya (akuifer), serta untuk Masih mengambil contoh air untuk dianalisis kualitas banyak penduduk yang mengambil air tanah airnya. Meskipun air tanah tidak dapat secara secara langsung atau sumur-sumur gali. Bagi langsung diamati melalui permukaan bumi, penduduk yang tinggal di kota-kota besar atau penyelidikan permukaan tanah merupakan awal ibukota kabupaten memang sebagian sudah penyelidikan yang cukup penting, paling tidak dapat memanfaatkan air minum dari pipa-pipa. dapat memberikan suatu gambaran mengenai Sedangkan untuk penduduk yang bermukim di lokasi keberadaan air tanah tersebut. pinggir kota terutama penduduk miskin atau Beberapa metode penyelidikan permukaan daerah yang tidah terlayani oleh PDAM hal itu tanah yang dapat dilakukan, diantaranya: tidaklah demikian. metode geologi, metode gravitasi, metode Air tanah secara alami pergerakannya magnit, metode seismik, dan metode geolistrik. dipengaruhi oleh kondisi morfologi, hidrologi Dari metode-metode tersebut, metode geolistrik dan geologi setempat. Muka airtanah dan merupakan kuantitasnya sangat tergantung produktivitas digunakan dan hasilnya cukup baik (Bisri,1991). akuifernya. Sementara itu produktivitas akuifer Sehingga pada penelitian di daerah Pasir sangat tergantung faktor geologinya antara lain Parupuk Tabing Padang ini untuk mengetahui penyebaran lapisan batuan dan perbedaan susunan lapisan bawah permukaan tanah dan komposisi agar dapat diketahui adanya lapisan pembawa litologi batuan serta tingkat kelulusannya. Dalam usaha untuk mendapatkan susunan litologi lapisan bumi, harus dilakukan kegiatan metode yang banyak sekali air tanah atau akuifernya, juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan metoda Geolistrik ini. 106 Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 LANDASAN TEORI Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi Metode Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC ISSN : 1858-3695 (Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah elektroda arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar. Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik DC murni), maka diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan jari-jari AB/2 batuan lebih dalam. Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan menggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah ”elektroda Resistivitas ditentukan dari suatu tahanan jenis semu yang dihitung dari perbedaan potensi ditempatkan di antara dalam pengukuran elektroda bawah yang permukaan. (Todd, D.K, 1980). tegangan” MN yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. A B M N Gambar 1. Siklus Elektrik Determinasi Resistivitasdan Lapangan Elektrik Untuk Stratum Homogenous Permukaan Bawah Tanah (Todd, D.K, 1980). 107 Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 Pendugaan geolistrik ini didasarkan pada ISSN : 1858-3695 Metode resistivitas dengan kenyataan bahwa material yang berbeda akan Schlumberger mempunyai berbeda mengkondisikan spasi antar elektrode potensial harga adalah tetap, sedangkan spasi antar elektrode pengukuran tersebut dapat dihitung tahanan arus berubah secara bertahap. Pengukuran jenis semua batuan dengan menggunakan resistivitas pada arah vertikal atau Vertical rumus sebagai berikut: Electrical Sounding (VES) merupakan salah apabila tahanan dialiri jenis arus yang listrik. Dari satu V metode menentukan ρ = 2 .π .a . I dilakukan konfigurasi dengan cara geolistrik resistivitas untuk perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman yang bertujuan untuk ρ adalah tahanan jenis, 2π konstanta, V beda potensial, I kuat arus dan a adalah jarak elektroda. Menurut Bisri (1991) Ada beberapa mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford, et al., 1990). Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis batuan (Tabel.1) macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan geolistrik ini, antara lain : aturan Wenner, aturan Schlumberger dan lain sebagainya. Tabel 1. Hubungan Tahanan Jenis dengan Batuan Tahanan Jenis (ohm-meter) Jenis Material 1.5 – 3.0 1 Tanah lempungan 2 Lempung lanauan dan tanah lanauan basah- 3 4 Tanah lembeklanauan, pasiran Batuan dasar berkekar terisi tanah lembab 5 Pasir kerikil bercampur lanau 6 Pasir kerikil terdapat lapisan lanau 300 – 2400 7 Batuan dasar berkekar terisi tanah kering 300 – 2400 8 Endapan pasir dan kerakalan berbutir kasar dan 2400 9 2400 10 Batuan kering dasar lapuk Air tawar 11 Air laut 3 – 15 15 – 150 150 – 300 + 300 20 – 60 0.8 – 0.24 Sumber : Dep.PU SNI 03 – 2818 – 1992 Hasil interpretasi kurva tahanan jenis serta ditunjang oleh data geologi dan data lapisan akuifer yang berda pada lapisan bawah permukaan tanah. hidrogeologi yang ada, maka akan diperoleh suatu gambaran mengenai susunan batuan, penyebarannya, serta jenis dan ketebalan 108 Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 METODA PENELITIAN Lokasi Pengambilan Selanjutnya Data pendugaan geolistrik ini dilaksanakan di daerah Pasir Parupuk tepatnya pada Jalan Pasir Parupuk Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Padang Utara, kawasan ini sangat dekat dengan pantai lebih kurang 300 meter dari bibir pantai. Dengan koordinat lokasi 000 53' 08,0" Lintang Kawasan ini dipilih dengan pertimbangan bahwa daerah Pasir Parupuk ini diharapkan dapat mewakili untuk kawasan potensi air tanah sedang giat-giatnya digunakan dan diharapkan juga dengan penentuan lokasi ini dapat mewakili kawasan pesisir kota Padang. Pelaksanaan penyelidikan pengukuran geolistrik. Pada penelitian ini yang diterapkan adalah geolistrik sounding vertikal konfigurasi Schlumberger. Jumlah titik sounding sebanyak 2 titik dengan panjang lintasan sepanjang 600 meter. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN stasiun dengan elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2), arus (I) dan beda potensial (ΔV). Parameter yang dihitung yaitu: tahanan jenis (R) dan faktor geometrik (K). Untuk konfigurasi Schlumberger di atas, nilai K dapat diturunkan menjadi: K = π (L2-l2)/l, Geolistrik dilapangan dimulai dengan mengamati dan memilih beberapa lokasi titik duga untuk memperkirakan panjang bentangan disesuaikan dengan kondisi setempat. dilakukan Parameter yang diukur yaitu: jarak antara Selatan 1000 20' 35,7" Bujur Timur. yang ISSN : 1858-3695 yang L = AB/2 dan l =MN/2 Hasil pendugaan geolistrik untuk dua titik duga, maka diperoleh nilai tahanan jenis seperti ditunjukan oleh tabel 2 dan 3 sebagai berikut: 109 Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695 Tabel . 3 Hasil Pencatatan Tahanan Jenis Semu untuk Titik Duga 1 No AB/2 K MN/2 V I R=V/I a=KxR (m) (m) (m) (mV) (mA) (ohm) (ohm m) 1 1.50 6.28 0.50 607.0 10 60.70000 381.196 2 2.50 18.85 0.50 229.6 10 22.96000 432.796 3 4.00 49.48 0.50 178.7 24 7.44583 368.420 4 6.00 112.31 0.50 44.8 14 3.20000 359.392 5 8.00 200.28 0.50 13.8 12 1.15000 230.322 6 10.00 313.37 0.50 4.7 10 0.47000 147.284 7 12.00 451.6 0.50 2.7 11 0.24545 110.847 8 15.00 706.07 0.50 1.3 13 0.10000 70.607 62.83 5.00 15.7 13 1.20769 75.879 1255.85 0.50 0.4 17 0.02353 29.549 117.81 5.00 4.2 17 0.24706 29.106 1962.71 0.50 0.2 20 0.01000 19.627 188.50 5.00 3.5 20 0.17500 32.988 9 10 20.00 11 12 25.00 13 14 30.00 274.89 5.00 0.9 16 0.05625 15.463 15 40.00 494.80 5.00 0.6 11 0.05455 26.989 16 50.00 777.54 5.00 0.4 13 0.03077 23.924 376.99 10.00 1.2 13 0.09231 34.799 1759.29 5.00 0.2 11 0.01818 31.987 867.86 10.00 0.5 11 0.04545 39.448 17 18 75.00 19 20 100.00 1555.09 10.00 0.2 16 0.01250 19.439 21 125.00 2438.66 10.00 0.2 20 0.01000 24.387 942.48 25.00 0.5 20 0.02500 23.562 3518.58 10.00 0.2 15 0.01333 46.914 1374.45 25.00 0.5 15 0.03333 45.815 4794.85 10.00 0.2 15 0.01333 63.931 1884.96 25.00 0.5 15 0.03333 62.832 2474.0 25.00 0.3 15 0.02000 49.480 22 23 150.00 24 25 175.00 26 27 200.00 Sumber: Hasil Penyelidikan Lapangan 2009 110 Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695 Tabel . 3 Hasil Pencatatan Tahanan Jenis Semu untuk Titik Duga 2 No AB/2 K MN/2 V I R=V/I a=KxR (m) (m) (m) (mV) (mA) (ohm) (ohm m) 1 1.50 6.28 0.50 911.0 16 56.93750 357.568 2 2.50 18.85 0.50 300.8 16 18.80000 354.380 3 4.00 49.48 0.50 90.6 14 6.47143 320.206 4 6.00 112.31 0.50 12.4 6 2.06667 232.107 5 8.00 200.28 0.50 5.2 6 0.86667 173.576 6 10.00 313.37 0.50 2.5 7 0.35714 111.918 7 12.00 451.6 0.50 1.4 8 0.17500 79.030 8 15.00 706.07 0.50 1.4 15 0.09333 65.900 62.83 5.00 15.3 14 1.09286 68.664 1255.85 0.50 0.3 8 0.03750 47.094 117.81 5.00 2.4 8 0.30000 35.343 1962.71 0.50 0.2 14 0.01429 28.039 188.50 5.00 1.5 14 0.10714 20.196 9 10 20.00 11 12 25.00 13 14 30.00 274.89 5.00 0.5 10 0.05000 13.745 15 40.00 494.80 5.00 0.4 20 0.02000 9.896 16 50.00 777.54 5.00 0.3 23 0.01304 10.142 376.99 10.00 0.7 23 0.03043 11.474 1759.29 5.00 0.2 15 0.01333 23.457 867.86 10.00 0.5 15 0.03333 28.929 17 18 75.00 19 20 100.00 1555.09 10.00 0.2 11 0.01818 28.274 21 125.00 2438.66 10.00 0.2 12 0.01667 40.644 942.48 25.00 0.5 12 0.04167 39.270 3518.58 10.00 0.2 8 0.02500 87.965 1374.45 25.00 0.4 8 0.05000 68.723 4794.85 10.00 0.2 22 0.00909 43.590 1884.96 25.00 0.5 22 0.02273 42.840 2474.0 25.00 0.3 19 0.01579 39.063 22 23 150.00 24 25 175.00 26 27 200.00 Sumber: Hasil Penyelidikan Lapangan 2009 Data hasil pendugaan geolistrik kemudian data tahanan jenis semu atau induced diolah dengan menggunakan software IPI2win polarization secara otomatis dan semi otomatis merupakan sebuah software yang didesain dengan untuk mengolah konfigurasi rentangan yang umum dikenal berbagai macam variasi dari dalam pendugaan geolistrik. 111 Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 Software IPI2win digunakan ISSN : 1858-3695 untuk memecahkan masalah-masalah geologi sesuai dengan kurva pendugaan yang dihasilkan. 0m Lapisan semidiperoleh resistif Sehingga penampang lapisan Nilai Tahanan Jenis antara 250.00 – 455.00 Ohm meter Ketebalan Lapisan diperkirakan 1.5 – 4.0 meter batuan Gambar 2. sebagai sebagai berikut: Diinterpretasikan lapisan top soil (tanah penutup) 50 m Lapisan semi resistif Nilai Tahanan Jenis antara 15.00 – 22.00 Ohm meter Ketebalan Lapisan diperkirakan lebih kurang 51.00 meter Diinterpretasikan sebagai lapisan Lempung Pasiran 100 m Lapisan semi resistif Nilai Tahanan Jenis antara 250.00 – 455.00 Ohm meter Ketebalan Lapisan diperkirakan lebih kurang 55.00 meter Diinterpretasikan sebagai lapisan Batu Pasir Gambar. 2 Penampang Lapisan Batuan Data Hasil Geolistrik Berdasarkan data-data geolistrik yang telah dilakukan pada diinterpretasikan daerah terdapat Pasir 3 KESIMPULAN Parupuk (tiga) lapisan Dari hasil penelitian dan analisis data didapat batuan: kesimpulan sebagai berikut: a. Lapisan pertama dengan kedalaman antara 1 Batuan yang menjadi akuifer (pembawa air) 0.00 – 4.00 meter. Ketebalan lapisan ini adalah berupa pasir halus dan kasar dan diperkirakan antara 1.50 – 4.00 meter juga kerikil dengan perkiraan ketebalan 55 merupakan lapisan tanah penutup. meter . Sebaran akuifer dataran pantai ini b. Lapisan kedua dengan kedalaman antara meliputi hampir semua daerah kawasan 4.00 – 55.00 meter. Ketebalan lapisan ini diperkirakan antara 51.00 meter terdiri dari pantai. 2 Ditinjau dari ketebalan akuifer termasuk akuifer sedang yaitu dengan ketebalan 50 – lempung pasiran. c. Lapisan ketiga dengan kedalaman antara 55.00 – 125.00 meter.Ketebalan lapisan ini 100 meter 3 Akuifer yang ada termasuk akuifer bebas diperkirakan lebih 55.00 meter terdiri dari (unconfined aquifer) karena lapisan batu pasir. akuifernya tidak dikekang oleh lapisan kedap air Menurut susunan geologinya, batuan di lokasi 4 Tinggi muka air tanah hanya 1 s/d 2 meter penelitian didominasi oleh endapan batu pasir. termasuk muka air tanah dangkal umumnya Mempunyai angka kelulusan tinggi hingga muka air tanah yang berasal dari akuifer sedang. pada bebas ditemukan pada kedalaman yang porositas yang tinggi dan ruang antar butir yang relatif dangkal, kurang dari 40 meter. Kelulusan tinggi terutama besar. Dari tataran hidrogeologi, akuifer di lokasi penelitian merupakan aliran melalui celah dan ruang antar butir dan termasuk akuifer bebas. 112 Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1992. Standar Metode Eskplorasi Air Tanah dengan Geolistrik Susunan Slumberger, SNI 03 – 2818 – 1992, Departemen Pekerjaan Umum Jakarta. Bisri, Mohammad,1991.Aliran Air Tanah Malang, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Derana, T. I., 1981,Perbandingan Interpretasi Geolistrik, Aturan Wenner dan Schlumberger, Skripsi, Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,Jogjakarta. Patra, H.P dan Nath, S.K., 1999, Schlumberger Geoelectric Sounding In Groundwater, departement of Geology & Geophysics , Indian Institute of Technology, Kharagpur West Bengal India Ponce, V.M. 1998. Engineering Hydrology Principles and Practices. Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey Sosrodarsono, S. dan K. Takeda (ed), 1987, Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta. Todd, D.K. Hydrology,Associate 1980. Professor Groundwater of Civil Engineering California University, John Wiley &Sons, New York. 113