Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN RAWAT INAP ULANG PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUANG ALAMANDA RSUD ULIN BANJARMASIN Muhammad Khair, Ahmad Syahlani1, Nessy Anggun P2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin Korespondensi penulis: [email protected] ABSTRAK Latar belakang : Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang adekuat ditandai dengan adanya satu sindroma klinis berupa dispneu (sesak nafas), dilatasi vena dan edema yang diakibatkan oleh adanya kelainan struktur atau fungsi jantung. Pasien Gagal Jantung yang sering kembali untuk dirawat inap ulang di rumah sakit karena adanya kekambuhan pada episode gagal jantung. Salah satu faktor yang mempengaruhi pasien dilakukan rawat inap ulang dukungan keluarga. Dukungan keluarga dapat menurunkan kemungkinan angka kejadian rawat inap ulang pada pasien Gagal Jantung. Tujuan : Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian rawat inap ulang pada pasien gagal jantung di Ruang Alamanda RSUD Ulin. Metode : Penelitian menggunakan Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dan sampel adalah pasien yang di diagnosa dokter mengalami Gagal Jantung pada bulan April dan Mei 2016 yang berjumlah 47 orang, dengan pengambilan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan koesioner dan analisis menggunakan uji Spearman Rank. Hasil : Pasien gagal jantung yang memiliki dukungan keluarga baik berjumlah 35 orang ditemukan sebanyak 31 orang (88,6%) yang tidak mengalami rawat inap ulang dan 4 orang (11,4%) mengalami rawat inap ulang, pasien dengan Gagal Jantung yang mendapatkan dukungan keluarga dengan kriteria cukup ditemukan berjumlah 12 orang ditemukan 2 orang (16,7%) yang tidak mengalami rawat inap ulang dan 10 orang (83,3%) mengalami rawat inap ulang dan dukungan keluarga dengan kriteria kurang tidak ditemukan (0%) di Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin. Simpulan : Ada hubungan dukungan keluarga dengan kejadian rawat inap ulang pada pasien Gagal Jantung di Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin. Kata kunci : Dukungan keluarga, Rawat inap ulang, Gagal Jantung 1 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… ABSTRACT MUHAMMAD KHAIR The correlation of family support with the incidence of re-hospitalization for heart failure patients in Alamanda Room at Ulin Hospital Banjarmasin. superlised by AHMAD SYAHLANI and NESSY ANGGUN P. Background: Heart failure is a condition where the heart can not maintain adequate circulation characterized by the presence of one clinical syndromes such as dyspnoea (shortness of breath), venous dilatation and edema caused by abnormalities in the structure or function of the heart. Patients with heart failure often returned for re-hospitalization in the hospital for their recurrence in the episode of heart failure. One of the factors that affect patients underwent repeated hospitalizations family support. Family support can reduce the possibility of the incidence of rehospitalization for heart failure patients. Purpose: To knowing the family support relationship with the incidence of re-hospitalization for heart failure patients in Alamanda Room at Ulin Hospital Banjarmasin Method: The research using cross sectional survey analytic approach. Population and sample were physician-diagnosed patients with heart failure in April and May 2016 totaled 47 people, taken with purposive sampling technique of sampling. Collecting data using questioner and analysis using Spearman Rank test. Result: Patients with heart failure have a good family support totaling 35 people found as many as 31 people (88.6%) who did not undergo repeated hospitalizations and 4 (11.4%) experienced repeated hospitalizations, patients with heart failure who receive family support found sufficient criteria numbering 12 people found 2 people (16.7%) who did not undergo repeated hospitalizations and 10 people (83.3%) experienced repeated hospitalizations, and family support with less criteria can not be found (0%) at the Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin. Conclusion: There are family support relationship with the incidence of re-hospitalization for heart failure patients in hospitals Alamanda room Ulin Banjarmasin. Keywords: family support, re-hospitalization, heart failure 2 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… PENDAHULUAN 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar Gagal jantung adalah suatu keadaan 229.696 orang, sedangkan berdasarkan dimana jantung tidak dapat mempertahankan diagnosis dokter gejala sebesar 0,3% atau sirkulasi yang adekuat ditandai dengan adanya diperkirakan sekitar 530.068 orang. Jumlah satu sindroma klinis berupa dispneu (sesak penderita penyakit Gagal Jantung terbanyak nafas), yang terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak diakibatkan oleh adanya kelainan struktur atau 54.826 orang (0,19%), sedangkan Provinsi fungsi jantung (Sudoyo, 2006). Maluku Utara memiliki jumlah penderita dilatasi vena dan edema Di dunia, gagal jantung telah melibatkan paling sedikit, yaitu sebanyak 144 orang setidaknya 23 juta penduduk. Sekitar 4,7 juta (0,02%) dan di Kalimantan Selatan sebesar orang menderita Gagal Jantung di Amerika 1.633 orang (0,06%) (Kemenkes RI, 2013). (1,5-2% dari total populasi), dengan tingkat insiden 550.000 kasus per tahun. Di Yogyakarta prevalensi pasien gagal Dari jantung yang menjalani rawat inap ulang sejumlah pasien tersebut, hanya 0,4-2% yang dalam satu tahun 52,21% sementara yang di mengeluhkan timbulnya gejala (Irnizarifka, rawat inap ulang lebih dari satu tahun sebesar 2011). 44, 79% (Majid, 2010) Di Eropa atau Amerika Utara sekitar Faktor-faktor yang mempengaruhi seperempat jumlah pasien di rawat di Rumah pasien dilakukan rawat inap ulang di rumah Sakit dengan gagal jantung di terima kembali sakit yaitu, riwayat sebelum masuk Rumah dalam waktu 1 bulan sampai dua pertiga dalam Sakit dan lama dirawat di Rumah Sakit, waktu satu tahun, biasanya untuk kekambuhan hipertensi, usia, jenis kelamin, dukungan Gagal Jantung. Pasien yang di terima kembali keluarga dan sosial, kurangnya pendidikan dengan memburuknya atau gejala berulang kesehatan tentang perawatan diri di rumah, dari Gagal Jantung (Ponikowski et al, 2014) penggunaan obat-obatan yang tidak tepat, Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit Gagal Jantung di Indonesia tahun kurangnya komunikasi dari pemberi pelayanan kesehatan (care giver) dan kurangnya 3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… perencanaan tindak lanjut saat pasien pulang di dapatkan data pasien rawat inap dengan kerumah (Majid,2010). Gagal Jantung di tahun 2014 sebanyak 334 Dukungan keluarga merupakan suatu pasien, data dari bulan Januari sampai proses hubungan antara keluarga dengan September 2015 sebanyak 480 dengan rata- lingkungan tahap, rata 1 bulan bulan sebanyak 53 pasien dan dari dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga hasil diskusi peneliti bersama perawat di ruang mampu aspek Alamanda rata-rata pasien Gagal Jantung yang pengetahuan, sehingga akan meningkatkan di rawat inap merupakan pasien dengan rawat kesehatan inap berulang. sosial. berperan dan Dalam pada adaptasi semua berbagai mereka dalam kehidupan sehari-hari (Setiadi, 2008). Hasil diskusi dengan pasien yang Dukungan keluarga dapat menurunkan dilakukan pada tanggal 10 Desember 2015 di kemungkinan angka kejadian rawat inap ulang Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin pada pasien gagal jantung. Faktor-faktor sosial didapatkan data bahwa 7 orang pasien juga telah terbukti penting sebagai prediktor menyatakan pernah mengalami rawat inap morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan ulang dan 4 di antaranya merasa kurang penyakit arteri koroner. Pentingnya dukungan dukungan dari keluarga dikarenakan tidak keluarga telah dikonfirmasi oleh sebuah studi begitu mengontrol pola makan pasien dan baru-baru ini bahwa ada tidaknya dukungan keluarga juga kurang memotivasi pasien. emosional yang kuat, sehingga meningkat Berdasarkan pembahasan diatas maka mortalitas dan angka kejadian rawat ulang di perlu dilakukan penelitian tentang Hubungan Rumah Sakit pada pasien yang di rawat inap di Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Rumah Sakit dengan Cardio Heart Failure Inap Ulang pada Pasien Gagal Jantung di (Majid, 2010). Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 8 Desember 2015 di Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin 4 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… BAHAN DAN METODE Metode yang HASIL digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan 1. Analisis univariat a. Dukungan Keluarga pendekatan cross sectional. Populasi pada Distribusi frekuensi dukungan penelitian ini adalah pasien yang di diagnosa keluarga dokter mengalami Gagal Jantung pada bulan penelitian ini dapat dilihat pada tabel Maret dan Mei 2016 yang jumlah sampel yang 4.9 berikut: diambil berjumlah 47 orang dengan teknik Tabel 1 Distribusi Dukungan Keluarga pada Pasien Gagal Jantung di Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2016 pengambilan sampel porpusive sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga. Metode analisis data dalam penelitian No yang didapatkan Dukungan Keluarga dalam Frekuensi % 1 Baik 35 74,5 2 Cukup 12 25,5 3 Kurang 0 0 47 100 Jumlah ini meliputi: Tabel 1 ditemukan sebagian a. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan besar dukungan keluarganya baik, yakni sebanyak 35 orang (74,5%). b. Kejadian Rawat Inap Ulang Distribusi persentase dari tiap variabel yang diteliti. frekuensi kejadian rawat inap ulang dapat dilihat pada tabel b. Analisis bivariat berikut. Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berkolerasi No uji korelasi 1 dengan tingkat berhubungan dengan Tabel 2 Distribusi Kejadian Rawat Inap Ulang pada Pasien Gagal Jantung di Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2016 atau menggunakan Kejadian Rawat Inap Ulang F % Tidak Rawat Inap Ulang 33 70,2 14 29,8 47 100 2 Spearman Rank, kemaknaan α = 0,05 atau tingkat Rawat Inap Ulang Jumlah kepercayaan 95% . 5 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… Tabel 2 ditemukan sebagian besar tidak rawat inap ulang yakni sebanyak 33 orang (70,2%). keluarga dengan kriteria kurang tidak ditemukan (0%). Hasil uji Spearman’s rho hubungan 2. Analisa bivariat dukungan keluarga dengan kejadian rawat Hubungan Dukungan Keluarga dengan inap ulang diperoleh nilai ρ = 0,000. Nilai Kejadian Rawat Inap Ulang pada Pasien ρ ini kurang dari α (0,05). Dengan Gagal Jantung di Ruang Alamanda RSUD demikian maka ada hubungan dukungan Ulin Banjarmasin. keluarga dengan kejadian rawat inap ulang Tabel 3 Hubungan dukungan keluarga dengan kejadian rawat inap ulang pada pasien gagal jantung pada pasien Gagal Jantung di Ruang Kejadian Rawat Inap Ulang No Dukunga n Keluarga Baik Alamanda Banjarmasin. Koefisien korelasi (r) untuk menunjukan Rawat Inap Ulang F % f % N % 31 88,6 4 11,4 35 100 2 16,7 1 83,3 12 100 0 0 0 0 0 0 33 70,2 14 29,8 47 100 2 Kurang Ulin Jumlah Tidak Rawat Inap Ulang 1 Cukup RSUD kekuatan hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian rawat inap ulang sebesar 0,686. Kekuatan nilai masuk dalam 3 rentang 0,51-0,75 Jumlah Spearman’s rho ρ = 0,000 < 0,05, Korelasi Koefisien = 0,686 Tabel 3 menunjukkan diketahui bahwa pasien gagal jantung yang memiliki dukungan keluarga baik berjumlah 35 orang di temukan sebanyak 31 orang yang berarti kuat. Hubungan menunjukan arah yang positif yang berarti bahwa pasien dengan penyakit gagal jantung semakin tinggi mendapatkan dukungan keluarga, maka kemungkinan nilai rawat inap ulang akan semakin kecil. (88,6%) tidak mengalami rawat inap ulang, pasien gagal jantung yang dukungan keluarga cukup berjumlah 12 orang di temukan sebanyak 10 orang (83,3) mengalami rawat inap ulang dan dukungan PEMBAHASAN 1. Dukungan Keluarga pada Pasien Gagal Jantung di Ruang Alamanda (Jantung) RSUD Ulin Banjarmasin 6 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… Hasil penelitian menunjukkan bahwa intelektual yang terdiri dari pengetahuan, sebagian besar responden mendapatkan latar belakang pendidikan, dan pengalaman dukungan keluarga, yaitu sebanyak 35 masa lalu. Kemampuan kognitif akan orang (74,5%). membentuk Menurut Yusuf LN (2009) dukungan cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami keluarga adalah bantuan dari orang lain faktor-faktor yang berhubungan dengan yang memiliki kedekatan saudara atau penyakit dan teman terhadap seseorang yang mengalami tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan stress. dirinya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersikap mendukung adalah keluarga yang selalu siap menggunakan pengetahuan Faktor Emosi, faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya memberikan pertolongan dan bantuan jika dukungan diperlukan. Seseorang yang mengalami respons stres Menurut Padila (2012) faktor-faktor dalam dan cara setiap melaksanakannya. perubahan hidupnya yang mempengaruhi dukungan keluarga cenderung berespon adalah Tahap tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara Perkembangan artinya dukungan dapat mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini dapat adalah pertumbuhan dan perkembangan, Seseorang yang secara umum terlihat sangat dengan demikian setiap rentang usia (bayi- tenang lansia) memiliki pemahaman dan respon emosional yang kecil selama ia sakit. terhadap Seorang Faktor perubahan Internal, kesehatan yang berbeda-beda. terhadap berbagai mengancam kehidupannya. mungkin mempunyai respons individu yang melakukan koping secara Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan, keyakinan seseorang terhadap dukungan terbentuk oleh adanya tidak mampu emosional terhadap ancaman penyakit mungkin akan menyangkal adanya gejala penyakit pada variabel 7 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan. bagaimana kehidupannya, seseorang mencakup keluarga menjalani nilai keyakinan yang dilaksanakan, dengan mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan Spiritual, aspek spiritual dapat terlihat dari psikososial atau dan hubungan teman, kerja. Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara dan pelaksanaannya. Semakin tinggi tingkat kemampuan mencari harapan dan arti dalam ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih hidup. cepat tanggap terhadap Faktor Eksternal, Praktik di Keluarga Cara bagaimana keluarga memberikan gejala penyakit yang dirasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada dukungan biasanya mempengaruhi penderita dalam melaksanakan Dalam penelitian ini sebagian besar klien juga responden mendapatkan dukungan dari melakukan keluarga. kesehatannya. kemungkinan tindakan Misalnya: besar akan pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak gangguan pada kesehatannya. melakukan diantara ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama. disebabkan karena tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam maka ini keluarga adalah sekumpulan orang yang yang selalu diajak orang tuanya untuk pemeriksaan kesehatan rutin, Hal keadaan dukungan tugas saling ketergantungan, pokoknya memberikan dan semangat kepada anggota keluarga yang menderita gagal jantung. Faktor Sosioekonomi, Faktor sosial Seperti yang mereka ketahui bahwa dan psikososial dapat meningkatkan risiko penyakit Gagal Jantung adalah penyakit terjadinya yang sangat mudah kambuh. Apabila cara penyakit dan mempengaruhi seseorang mendefinisikan dan mereka tidak membantu atau mendukung bereaksi terhadap penyakitnya. Variabel keluarga yang menderita Gagal Jantung 8 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… yang tinggal serumah dengan mereka, maka rawat inap ulang maka ditemukan responden akan sering kambuh sehingga karakteristik responden mengalami rawat dapat menimbulkan masalah tidak hanya inap ulang sebesar 71,4% atau 10 orang dari bagi pasien tetapi juga bagi anggota 14 orang yang mengalami rawat inap ulang keluarga yang lain karena harus mengurus adalah pasien Gagal Jantung yang berjenis pasien. Dukungan keluarga pada pasien kelamin laki-laki. gagal jantung merupakan salah satu wujud Menurut Grossman dan Brown (2009), perilaku keluarga dalam memelihara dan pasien Gagal Jantung dengan jenis kelamin meningkatkan kesehatan, termasuk juga laki-laki prevalensi lebih besar daripda tindakan-tindakan mencegah perempuan pada usia 40-75 tahun. Menurut Jantung. Hsich (2009), bahwa faktor-faktor resiko Dukungan keluarga juga merupakan hal dalam perkembangan gagal jantung dan yang sangat penting untuk pengobatan prognosis gagal jantung karena banyak pantangan atau perbedaan antara laki-laki dan perempuan. larangan-larangan yang harus dihindari oleh Pada laki-laki penyebab mendasar ialah pasien Gagal Jantung. Coronary Artery Disease (CAD). kekambuhan untuk penyakit Gagal 2. Kejadian Rawat Inap Ulang pada Pasien Gagal Jantung di Ruang Alamanda (Jantung) RSUD Ulin Banjarmasin. Hasil penelitian kejadian rawat inap pasien memperlihatkan Hasil penelitian kejadian rawat inap ulang menemukan sebagian besar pasien yang mengalami rawat inap ulang adalah laki-laki sesuai dengan apa yang ulang pada pasien Gagal Jantung di Ruang dikemukakan oleh Grossman dan Brown Alamanda Banjarmasin (2009) dan Hsich (2009) hal ini karena ditemukan sebagian besar 70,2% tidak kebiasaan atau gaya hidup yang kurang baik mengalami rawat inap ulang dan sisanya pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan sebesar 29,8% mengalami rawat inap ulang. perempuan. Kebiasaan yang tidak baik yang Bila dianalisis responden yang mengalami biasa RSUD Ulin dilakukan oleh laki-laki adalah 9 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… merokok, minuman beralkohol, aktivitas dukungan keluarga dengan kriteria kurang yang berlebihan dan lain sebagainya, tidak ditemukan (0%). Hal ini dapat terjadi kondisi inilah yang memicu terjadinya karena dukungan keluarga merupakan salah kekambuhan Gagal Jantung sehingga harus satu menjalani rawat inap untuk pengobatan dan penyakit Gagal Jantung untuk berperilaku perawatan. patuh 3. Hubungan rangsangan terhadap bagi pasien dengan anjuran-anjuran dokter Dukungan Keluarga dengan maupun petugas kesehatan lainnya yang Kejadian Rawat Inap Ulang pada Pasien memberikan perawatan pada penyakitnya. Gagal Jantung di Ruang Alamanda RSUD Dukungan Ulin Banjarmasin. informasional, dukungan instrumental dan Hasil penelitian yang dilakukan emosional, dukungan dukungan penilaian yang diberikan keluarga didapatkan bahwa ada hubungan yang pada bermakna antara dukungan keluarga dengan menimbulkan perilaku positif, yaitu selalu kejadian patuh rawat inap ulang pada pasien pasien dengan gagal jantung anjuran-anjuran dapat yang dengan penyakit Gagal Jantung di Ruang disampaikan dokter dan tenaga kesehatan Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin. lainnya untuk perawatan penyakit pasien. Hasil penelitian didapatkan dari pasien Menurut Philbin dan Disalvo (2004) gagal jantung yang memiliki dukungan dalam Majid (2010), faktor-faktor yang keluarga orang dapat mempengaruhi pasien dirawat inap ditemukan sebanyak 31 orang (88,6%) yang ulang di Rumah Sakit adalah Dukungan tidak mengalami rawat inap ulang dan 4 keluarga dan lingkungan sekitar juga orang (11,4%) mengalami rawat inap ulang, penting. pasien Gagal Jantung yang dukungan lingkungan sekitar pasien menjadi salah keluarga cukup ditemukan berjumlah 12 satu faktor independen yang menyebabkan orang ditemukan 2 orang (16,7%) dan 10 kejadian rawat inap ulang pasien dengan baik berjumlah 35 Kurangnya dukungan dari orang (83,3%) mengalami rawat inap ulang, 10 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rawat Inap Ulan…… penyakit Gagal Jantung presentasinya sebesar 57%. UCAPAN TERIMA KASIH Saya sangat berterima kasih kepada STIKES Sari Mulia Banjarmasin yang telah memberikan saya surat izin untuk melakukan penelitian, dan ucapan terima kasih kepada RSUD Ulin memberikan Banjarmasin izin serta yang tempat telah untuk melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Grossman, S dan brown, D., 200) congestive heart failure and pulmonary edema. Internet [http/emedicine.medscape.com] [diakses tanggal 21 Desember 2015]. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013 [http://labdata.litbang.depkes.go.id] [diakses pada tanggal 16 November 2015]. Majid, A. (2010). Analis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rawat inap ulang pasien gagal jantung kongestif di rumah sakit Yogyakarta Internet, tersedia dalam: [http://lontar.ui.ac.id] [diakses tanggal 17 desember 2015]. Padila , (2012) Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika. Philbin dan DiSalvo, 2004. Prediction of hospital readmission for heart failure: development of a simple rick score based on administrative data. [internet] [http//wwwjournals.elsevierhealth.com/ periodicals/jac/article/PIIS0735109799 000595] [diakses tanggal 25 Desember 20015]. Setiadi, 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudoyo, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed, IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Yusuf, LN, Syamsu 2009, Mental hygiene : terapi psikospiritual untuk hidup sehat berkualitas, Maestro, Bandung. 11