PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi kasus pada DPLK Muamalat Pusat) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.) Oleh: Muhammad Fadel NIM: 1110046100197 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1437 H PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi kasus pada DPLK Muamalat Pusat) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.) Oleh: Muhammad Fadel NIM: 1110046100197 Pembimbing I Pembimbing II M.Mujiburrahman, M.A NIP: 197604082007101001 Nurul Handayani, M.Pd NIP.19711131999032001 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1437 H LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memenuhi gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini bukan merupakan hasil karya saya atau merupakan jiblakan dari hasil karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 13 November 2015 Muhammad Fadel ABSTRAK Muhammad Fadel. NIM. 1110046100197. Pendekatan analisis SWOT Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat. Studi pada DPLK Muamalat Pusat, Jakarta. Konsentrasi Perbankan syariah, Prodi Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Skripsi ini menjelaskan tentang Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman dari Produk DPLK Muamalat yang mulai beroperasi pada tahun 1997, dan merupakan DPLK pertama di indonesia yang menggunakan sistem syariah Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif Analisis yang tergolong dalam kategori penelitian kualitatif. Data-data penulis berasal dari wawancara langsung dengan manajer pemasaran DPLK Muamalat dan data-data dari DPLK Muamalat. Analisis yang penulis gunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppotunity, dan Threet) yang tergolong pada analisis situasi. Analisis ini cukup efektif dan sering digunakan oleh perusahaan atau organisasi bisnis dalam perencanaan strategis. Hasil penelitian ini menunjukkan, pertama: Mekanisme operasional DPLK Muamalat untuk menjaring peserta supaya bergabung dengan DPLK muamalat yang merupakan anak perusahaan Bank Muamalat Indonesia yang menggunakan sistem syariah. Kedua:Analisis SWOT menghasilkan Kekuatan (Menguntungkan, Fleksibel, paserta dapat membuat account secara bersamaan, investasi sangat kompetitip dan sistem pencairah sangat cepat. Kelemahan (Kurang Promosi, asset yang masih sangat kecil, sumber daya insani yang belum memadai. Peluang (Peningkatan mitra dalam produk dana pensiun, sistem pembukuan atas nama perusahaan dan dapat mengurangi beban pajak badan atau perusahaan, Populasi masyarakat yang mayoritas muslim, Pensiun untuk kompensasi pesangon (PPUKP). Ancaman ( kompetitor semakin banyak dalam hal ini BPJS ketenagakerjaan, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap DPLK Muamalat. Kata Kunci :Analisis SWOT, Dana Pensiun Lembaga Keuangan(DPLK) Muamalat Pembimbing :M.Mujiburrahman, MA dan Nurul Handayani, M.Pd Daftar Pustaka :1992-2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, hidayah, dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang tak pernah berhenti berjuang hingga akhir hayatnya untuk menegakkan agama Islam rahmatan lil’alamin di muka bumi, membawa kita semua dari zaman jahiliyah ke zaman yang kaya akan ilmu pengetahuan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Muamalat Strata Satu (S-1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukan hasil jerih payah penulis semata, namun melibatkan pihak lain yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis. 1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Am Hasan Ali, MA.dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA,. selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. i 3. Bapak Mujiburrahman, MA., selaku dosen pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis. 4. Ibu Nurul Handayani, M.Pd selaku doesn pembimbing II yang senatiasa meluangkan waktu, tenaga dan fikiran di tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis. 5. Bapak La Ode Rizal Adikrishna dan Syawaluddin Ikhsan selaku pemasaran DPLK Muamalat Pusat. Terima kasih atas waktu dan kesempatannya untuk wawancara di DPLK Muamalat. Kepada seluruh karyawan DPLK Muamalat terima kasih banyak telah membantu7 penulis melakukan penelitian serta memeberikan data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. DR. Euis Amalia, MA., selaku dosen penasihat akademik saya yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam banyak hal. 7. Seluruh Staf karyawan TU, staf perpustakaan FSH, pak Zuhri,S.Ip serta staf Perpustakaan Utama, atas kemudahan dalam pembuatan surat dan juga peminjaman buku. 8. Kepada orang-orang yang telah mendahuluiku, Ayahanda H.Usman Umar tercinta, terima kasih karena selama ini sudah merawat, mendidik, dan dari kecil Semoga Allah menyayangi dan menempatkan kalian di sisi-Nya yang terbaik. Untuk Uncle Usman Suhuriah, SPd.MPd, terima kasih atas saran dan dukungannya selama ini. ii 9. Kepada mama aku, Hj.Azizah, yang senantiasa mendoakan, memberikan semangat dan dukungan baik moril maupun materil. Tiada hal lain yang paling membahagiakan selain membahagiakanmu. 10. Untuk Saudaraku, Abdul Khalik, Faisal, Tajuddin usman terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. 11. Untuk Witha Andiani tamrin , terima kasih karena selama ini sudah bersabar menunggu dan membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Mengisi hari-hariku dengan suka cita. 12. Keluarga besar PS-E angkatan 2010, Qori, , Zaki, Rahadian, Wildan, Alfian, Darlam, Iqbal, , dobleh, Fajar, Farid, Musyfiq, Dimas, Diki, Iren, Daud, Eha, Mahdiyah, Anis, Nurul, Ami, Yeni, Rina, Gita, Jihan, Reni, Yuki, Mila, vera, dan terkhusus buat saudari Nisrina Mutiara Dewi, S.E.Sy. dan Aji Firmansyah, S.E.Sy. thanks banyak atas doa dan motivasinya kepada saya baik secara moril maupun materil. 13. Temen-temen, BEM FSH, terima kasih selama ini telah berbagi tempat dan berbagi ilmu. 14. Teman-teman Sandeq Sulbar Jakarta, kanda Erwin Welhalmina, Kanda Mabrur.S.thi, Ansar Arief Sofyan, Sultan Hasan Amrur, Abdullah el sahar, Firman pasa’bu, Ryan Rizaldi, Rosita, atas doa dan motivasinya kepada saya baik secara moril maupun inmateril. 15. Teman-teman IPM Kukar Jakarta terimah kasih atas dukungannya berupa motivasinya kepada saya sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. iii 16. Temen-temen KKN Trust, Ahmad Rahadian, Wildan abdillah, Dicki, Dimas,Mabrur, Darda, Syahresi,Yeni dll. Momen yang sangat berkesan meskipun sangat singkat. Kalian Istimewa dan Luar Biasa. 17. Temen-temen MAKN Makassar, terima kasih banyak atas dukungannya dan doa,kalian adalah sahabat terbaik saya. Akhirnya tiada kata untaian kata yang paling berharga kecuali ucapan Alhamdulillahi Rabbil Alamiin atas Rahmat dan Karunia serta Ridha Ilahi. Demikian ucapan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak, semoga kebaiklan dan bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat Berkah dari Allah SWT. Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam pembuatan skripsi ini. Untuk itu saran dan kritik kiranya dapat memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan khususnya bagi umat manusia, serta bagi perkembangan DPLK Muamalat di Indonesia. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai aktivitas kita berjuang di jalan-Nya serta menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang bahagia di dunia dan akhirat. Ciputat, 13 November 2015 Muhammad Fadel iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................... ....... i DAFTAR ISI.............................................................................................................. ....... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................................... ........ 1 B. Identifikasi Masalah............................................................................. ....... 4 C. Batasan Masalah................................................................................... ....... 4 D. Perumusan Masalah............................................................................. ....... 5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................ ....... 5 F. Review Studi Terdahulu...................................................................... ........ 7 G. Kerangka Penelitian............................................................................. ....... 8 H. Metode Penelitian........................................................................................ 9 I. Sistematika Penelitian.......................................................................... ....... 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis SWOT....................................................................................... .... 15 1. Pengertian Analisis SWOT ............................................................. .... 15 2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan ........................................................ ....... 16 3. Mekanisme dan ancaman strategi SWOT....................................... ..... 19 4. Model Efas dan Ifas .................................................................... ........ 27 v B. Dana Pensiun Lembaga keuangan ....................................................... ...... 31 1. Pengertian Dana Pensiun ............................................................ ...... 31 2. Tujuan Dana Pensiun ................................................................. ....... 34 3. Fungsi Dana Pensiun.................................................................. ....... 36 4. Manfaat Program Pensiun.......................................................... ....... 38 5. Asas asas Dana Pensiun............................................................. ........ 39 6. Jenis-Jenis Dana Pensiun............................................................ ....... 41 C. Ketetapan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana Pensiun Syariah ........ ........ 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Sejarah berdiri DPLK Muamalat ........................................................ ...... 51 B. Hakikat, Tujuan dan Manfaat .................................................................... 55 C. Visi Misi dan Core Value Struktur Organisasi................................... ....... 57 D. Struktur Organisasi.............................................................................. ...... 59 E. Produk dan Program ........................................................................... ...... 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Bagaimana mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di Bank Muamalat Indonesia ................................................................... ..... 62 B. Analisis SWOT terhadap produk Dana Pensiun di Bank Muamalat Indonesia............................................................................................. ....... 69 vi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... ........ 84 B. Saran .......................................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. ..... 86 LAMPIRAN vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahkluk ciptaan Allah SWT, setiap manusia pasti akan memiliki masa tua. Dimana di hari tua kita sudah tidak lagi kuat bekerja, tidak lagi memiliki penghasilan dan bahkan sebagian besar hanya mengandalkan pemberian dari anak dan cucunya. Namun hal tersebut bukanlah impian hari tua bagi setiap umat manusia. Tentunya setiap manusia ingin segala kebutuhannya terpenuhi dan memiliki kebahagian di hari tua. Produk Dana Pensiun adalah salah satu alternatif untuk mengatasi solusi tersebut. Pada dasarnya program dana pensiun bertujuan untuk memberikan jaminan kesejahteraan di hari tua. Tentunya hal tersebut akan mengurangi berbagai resiko yang dapat timbul, seperti kehilangan pekerjan, kecelakaan, bahkan meninggal dunia. 1 Pengelolaan dana pensiun di Indonesia sudah mendapat perhatian serius sejak tahun 1992. Terbentuknya undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, diharapkan para karyawan semakin semangat bekerja dan merasa 1 Dahlan Siamat, Manajemen Keuangan (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas ekonomi UI, 2004), h. 465. 1 2 tentram karena menjadi peserta tabungan dana pensiun di tempat kerjanya.2Pada tahun pertama sejak berlakunya undang-undang tentang dana pensiun, pertumbuhan jumlah dana pensiun didominasi oleh konversi yayasan pengelola dana pensiun menjadi lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK). Salah satu hal baru dalam undang-undang dana pensiun adalah lahirnya Dana Pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK ). Berbeda dengan DPPK yang menyelenggarakan program pensiun khusus bagi pegawai pendiri dan atau mitra pendiri DPPK yang bersangkutan, DPLK didirikan oleh bank umum atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyediakan program pensiun bagi masyarakat luas, khususnya para pekerja mandiri. Dalam perkembangannya, DPLK lebih banyak berperan sebagai media alternatif bagi pemberi kerja yang bermaksud untuk menyediakan program pensiun bagi karyawannya. Dalam lima tahun pertama berlakunya undang-undang dana pensiun, terdapat 25 pendirian DPLK, dimana 20 DPLK didirikan oleh perusahaan asuransi jiwa dan 5 DPLK didirikan oleh bank umum. Salah satu DPLK yang ada di indonesia dan berbasis syariah adalah DPLK Muamalat dan dengan sistem syariah pertama di Indonesia, tentunya telah memiliki pengalaman yang luas, apalagi dengan dukungan teknologi dan SDI( Sumber Daya Insani) yang profesional. Di samping itu, adanya Dewan 2 Hasiholan Siagian, Manajemen Dana Pensiun di Indonesia (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1993), h. 5. 3 Pengawas Syariah (DPS) yang beranggotakan ulama lebih memberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan memberikan hasil pengelolaan yang kompetitif, aman dan kepastian pengelolaan secara syariah. Berdasarkan visi untuk menjadi DPLK Syariah pertama yang mengedepankan transparansi kepada masyarakat luas mengenai pengelelolaan dana yang di investasikan ke berbagai bidang serta adanya kejelasan bagi hasil yang di publikasikan. DPLK Muamalat juga mengeluarkan kebijakan transparasi perhitungan bagi hasil, sehingga nasabah dapat menghitung sendiri dana yang di kelolah oleh DPLK Muamalat dan bagi hasil yang didapatkan. Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan nasabah serta mampu mewujudkan profesionalisme pengelolaan DPLK dan kinerja maqashid syariah yang ada di DPLK Muamalat berjalan sangat baik. Dilihat dari pemberian istirahat untuk shalat fardhu, sholat jum,at dan diwajibkan bagi karyawan perempuan untuk berkerudung dan menjaga kerapian, standar operasional dalam menyambut nasabah wajib mengucapkan salam. Analisis SWOT merupakan analisis terhadap empat faktor yang lazim digunakan oleh suatu institusi atau perusahaan, antara lain kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Kekuatan dapat menjadi sumber potensial yang dapat di manfaatkan menjadi sebuah keunggulan bagi perusahaan dan kelemahan perusahaan menjadi sebuah hal yang baik, karena dapat memotivasi perusahaan untuk senantiasa 4 mengurangi kelemahan tersebut agar menjadi lebih baik. Begitu pula, segala macam peluang dan ancaman yang ada di luar perusahaan dicoba untuk di ketahui sejak dini kemudian dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan demi kemajuan perusahaan tersebut.3 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk menemukan titik terang dari permasalahan tersebut dalam rangkaian pembahasan karya ilmiah skripsi yang berjudul:” PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH ”. (STUDI KASUS DPLK MUAMALAT PUSAT). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang muncul. diantaranya: Bagaimana produk dana pensiun DPLK Muamalat ditinjau dari perspektif Strenghts ( Kekuatan). Weakness (Kelemahan), Opportunies (Peluang) dan Threats (Ancaman). dan bagaimana tingkat pertumbungan produk dana pensiun DPLK Muamalat. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas serta menjaga kemungkinan penyimpanan dalam penelitian ini, maka penulis 3 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia, 2006) 5 membatasi masalah pada masalah Analisis SWOT DPLK Muamalat Pusat dan Waktu penelitian pada bulan Mei 2015. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan guna memfokuskan pembahasan penelitian, maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat? 2. Bagaimana pendekatan analisis SWOT ( Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threat ) produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.Untuk mengetahui mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di Bank Muamalat Indonesia. b.Untuk mengetahui hasil dari analisis SWOT (Strenght, Weekness, Opportunies dan Threat ) produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat 6 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: a) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bekal ilmu pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas mengenai produk perbankan syariah khusunya pada produk Dana Pensiun. b) Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat berfungsi sebagai bahan pertimbangan dalam mengoptimalisasi kinerja dan operasional perbankan syariah di Indonesia, terutama pada produk Dana Pensiun yaitu dengan meningkatkan kualitas atau keunggulan produk tersebut. c) Bagi akademisi khusunya mahasiswa, diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu referensi untuk mata kuliah yang bersangkutan, khususnya bagi mahasiswa perbankan syariah. Serta memicu mahasiswa untuk mencari berita atau informasi up to date terkait perkembangan produk-produk perbankan. Adapun harapan peneliti bagi pembaca pada umumnya, agar pembaca dapat memahami bahwa kondisi perbankan syariah di Indonesia saat ini juga perlu mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat, agar masyarakat bisa terhindar dari kedzaliman riba rentenir. Peneliti juga berharap pembaca bisa ikut berpartisipasi memajukan perekonomian rakyat bersama dengan lebih memilih menabung, mendepositokan atau menanamkan modal pada lembaga keuangan mikro syariah dari pada bank konvensional. 7 F. Review Studi Terdahulu Sebagai bahan perbandingan, acuan dan pertimbangan untuk peneliti, berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang serumpun dengan penelitian yang ditulis oleh peneliti. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang ditulis oleh Siti Muyasarah dengan judul “Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Unit Link” ( Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga ), pada tahun 2010. Penelitian ini membahas tentang produk asuransi takaful-link yang dianalisis menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman pada produk Asuransi Unit Link. Penelitian kedua ditulis pada tahun yang berbeda, yaitu tahun 2013 oleh Arief Triandi Arza. Penelitiannya berjudul “Analisis SWOT Kantor Layanan Syariah pada BRI Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman pada produk KLS ( Kantor Layanan Syariah ). Penelitian ketiga di tulis pada tahun yang berbeda, yaitu tahun 2006 oleh Ihdina Dashra. Penelitiannya berjudul”Analisis SWOT Tentang Produk Shar-e” Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman pada produk Shar-e 8 Dari penelitian sebelumnya, penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada subjek yang diteliti, sedangkan perbedaannya terletak pada waktu penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, dan metode analisis penelitian. G. Kerangka Penelitian BANK MUAMALAT INDONESIA PRODUK DANA PENSIUN ANALISIS SWOT IFAS EFAS ALTERNATIF STRATEGI 9 Keterangan Gambar 1.1 Bank Muamalat Indonesia memiliki produk jasa keuangan baru, yaitu Tabungan Dana Pensiun. Sebelum menerapkan strategi yang cocok pada produk ini, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Salah satu analisis yang paling tepat yang juga akan digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah analisis SWOT. Menggunakan analisis SWOT, produk tabungan Dana Pensiun ini akan dianalisis dari 4 (empat) sudut, yaitu kekuatan, kelemahan, Peluang dan ancaman. IFAS adalah bagian dalam suatu produk yang akan dianalisis, yaitu kekuatan dan kelemahan. Sedangkan EFAS adalah bagian luar yang berarti lingkungan sekitar dimana produk tersebut akan dipasarkan, yaitu Peluang dan Ancaman. Melalui analisis keempat sudut pandang tersebut, akan tercipta sebuah strategi yang nantinya akan sangat cocok diterapkan pada produk dana pensiun milik Bank Muamalat Indonesia. H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif, karena menggunakan data primer yang bukan merupakan angka-angka. Peneliti melakukan penelitian dengan cara menganalisis produk Dana Pensiun yang diluncurkan oleh DPLK Muamalat. Melalui analisis SWOT, nantinya produk akan dinilai dan dipertimbangkan oleh 10 peneliti dari berbagai sudut pandang guna menetapkan strategi yang digunakan oleh produk tersebut. 2. Data Penelitian a. Data primer Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya. 4 Data primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari survei lapangan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara dengan pihak DPLK Muamalat dan pengamatan secara langsung, yang dilakukan oleh peneliti. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur kepustakaan berupa buku-buku yang relevan dengan materi skripsi ini. Dengan kata lain data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut. 5 Adapun data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini bersumber dari buku, dokumen, makalah, jurnal ilmiah, website dan literatur lainnya yang dapat menambah informasi dalam penelitian ini. 4 Hermawan Wasito, Pengantar Metodelogi Penelitian (Jakarta: PT Gamedi Pustaka Utama, 1993), h. 69. 5 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 42. 11 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara berikut: a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan pengamatan tentang kegiatan-kegiatan yang terjadi pada suatu perusahaan atau instansi. b. Wawancara, yaitu Merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang melalui tatap muka6 c. Studi Pustaka, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang relevan dengan penelitian ini. Informasi tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah, serta tulisan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 3. Metode Analisis Data Penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah conten analysis yakni penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi 6 50. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 12 tertulis atau tercetak dalam media masa 7. Metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks, tetapi di sisi lain analisi ini juga digunakan untuk mendeksripsikan pendekatan analisis yang khusus. Metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. 4.Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah DPLK Muamalat PT. Bank Muamalat Indonesia yang berlokasi di gedung Artaloka, Lantai 9 Jalan Jendral Sudirman No 2 Jakarta Pusat. 5.Teknik Penulisan Data. Teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012” I. Sistematika Penelitian Untuk dapat memberikan penjelasan dengan lebih sistematis,maka penelitian dalam penelitian skripsi ini terbagi kedalam 5 bab: BAB I PENDAHULUAN Bab ini peneliti menjabarkan secara singkat mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan 7 155. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2008), h. 13 masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka penelitian dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN TEORITIS Bab ini kajian kepustakaan, peneliti menjelaskan teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai landasan untuk pemecahan masalah. Bab ini membahas landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Sub bab pertama menjelaskan tentang analisis SWOT Pengertian Analisis SWOT, Fungsi, Manfaat dan Tujuan, Mekanisme dan Ancaman trategi SWOT dan Model Efas dan Ifas. Sub bab kedua menjelaskan tentang DPLK, Pengertian Dana Pensiun, Tujuan, Fungsi, Manfaat dana pensiun, Asas asas dana pensiun dan Jenis jenis dana pensiun. Ketetapan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana dana pensiun syariah. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan berupa sejarah singkat berdirinya DPLK Muamalat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi produk dan program dan mekanisme dan prosedural. 14 BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini Untuk mengetahui mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat dan serta analisis SWOT terhadap produk Dana Pensiun, dimana peneliti akan memaparkan inti persoalan yang akan diangkat dalam skripsi ini, yaitu menganalisis besarnya kekuatan produk (strength), kelemahan produk (weakness), kesempatan (opportunity) dan ancaman produk lain (threat ). BAB V PENUTUP Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil analisis dan temuan yang ditemui oleh peneliti dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti juga akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat di masa yang akan datang bagi perusahaan dan juga akademisi. BAB II TEORI ANALISIS SWOT DAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN A. Analisis SWOT Pengertian Analisis SWOT 1. Analisis SWOT adalah identifikasih berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimal kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) jadi, analisis swot membandingkan antara faktor external peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Teknik SWOT atau yang dikenal dengan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenai” apa yang diinginkan ke depan” terhadap isu tersebut, komponen atau elemen apa yang diperlukan untuk lebih ditingkatkan, dikurangi atau justru diganti, memerlukan proses analisis yang banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut1. 1 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta:PT. Gramedia pustaka utama, 2006), Cet ke-12, hal. 19. 15 16 SWOT singkatan dari bahasa Inggris yakni strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (ancaman) 2. proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi dan kebijakan perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini, hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT3. Analisis SWOT adalah identifikasih berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) namun secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat)4 2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan a. Fungsi Analisis SWOT Secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar tim teknis penyusun corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang peluang 2 www.Good governance.co.id/Total Quality Managemen Dokumentasi Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12, hal. 19. 4 Ibid. h. 18. 3 17 baru, sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana yang akan dibuat perusahaan. Jadi fungsi analisis swot adalah menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi external perusahaan. b. Manfaat Analisis SWOT Analisis swot bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya serta menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaransasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder atau analisis SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam perusahaan yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.5 5 http://www.goodvernance.co.id/Total Quality Managemen/Dokumentasi/A04 18 c. Tujuan Analisis SWOT Tujuan utama analisis SWOT adalah mengidentifikasi strategi perusahaan secara keseluruhan hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT. Kecenderungan ini tampaknya akan terus semakin meningkat, terutama era perdagangan bebas abad 21, masyarakat ekonomi asean (MEA), yang mana satu sama yang lain saling berhubungan dan saling bergantung. Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari bentuknya yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran. 6 Konsep dasar pendekatan SWOT ini tampaknya sederhana sekali sebagaimana di kemukakan oleh sun Tzu bahwa” apabila kita telah mengenali kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan kita dapat memenangkan pertempuran”. Dalam perkembangannya saat ini analisis SWOT, tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan bisnis (strategic business planning) yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan 6 Freddy Rangkuti,Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis,(jakarta:PT.Gramedia pustaka utama,2006),Cet ke-12,hal.10. 19 dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan berikut semua perubahannya dalam menghadapi pesaing. 7 3. Mekanisme dan Ancaman Strategi SWOT A. Mekanisme SWOT Mekanisme pembahasan analisis SWOT mencakup tiga tahapan, yaitu: 1.penyepakatan pengertian / persepsi di antara stakeholder8 Di bawah ini disampaikan upaya-upaya sistematis untuk dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang dihadapi. a.Strenghts (kekuatan) Kekuatan adalah sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama (internal sesuatu yang dapat dipengaruhi secara langsung) dari dulu sampai sekarang. Contoh kekuatan9 1) perusahaan memiliki modal yang cukup 2) perusahaan memiliki citra yang baik di masyarakat 3) perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas 4) lokasi perusahan strategis 7 Ibid.h.11. www.delivery.org/Guiledines/how/hm,Analisis Cepat SWOT.pdf 9 Gaspersz, Vincent, Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan Six Sigma untuk organisasi, Bisnis dan pemerintah.(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2005), h.15. 8 20 5) pendapatan perusahaan meningkat dari tahun ke tahun b.Weakness (kelemahan) Kelemahan adalah sesuatu yang menjadi kelemahan utama (internal) dari dahulu sampai sekarang. Contoh kelemahan: 1) promosi perusahaan terhadap promosi masih kurang 2) produk yang di tawarkan masih sedikit/terbatas 3) sumber daya manusia kurang memadai c.Opportunities (peluang) Peluang adalah berbagai potensial yang dapat dieksplorasi untuk mempengaruhi pencapaian sasaran yang diharapkan. Contoh peluang: 1) faktor ekonomi yang membaik. 2) meningkatnya kehidupan masyarakat. d.Threats (ancaman) Ancaman adalah segala sesuatu yang dapat membatasi/ menggagalkan pencapaian (eksternal) sasaran yang ditetapkan tetapi belum pernah terjadi dan tidak dipengaruhi secara langsung. 21 Contoh ancaman: 1) banyaknya pesaing perusahaan 2) faktor makro ekonomi setelah krisis 3) pengisian informasi untuk tiap variable atau aspek SWOT Setelah mengenali atau batasan tiap aspek SWOT di atas, menjadi sangat diperlukan untuk mendapatkan isinya, yang paling memungkinkan untuk mendapat isi tersebut: a. Brainstorming: saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya untuk didiskusikan bersama-sama sampai didapat kesepakatan bahwa apa yang di sampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT. b. Kuisioner: untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat tentang isi dari aspek SWOT untuk kasus tertentu. 3.Memakai Relevansi Data 1.Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud diatas akan menghasilkan beberapa temuan / identifikasih yang berupa daftar panjang di tiap aspek SWOT yang ada. Dengan kedalaman informasi yang berbeda beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama di antara stakeholder, yakni dengan cara menyusun bobot tiap temuan di masing-masing aspek SWOT, seperti tabel berikut 22 No Aspek SWOT Hasil Identifikasi Bobot A Kekuatan B C 1.perusahaan memiliki citra yang V baik di masyarakat 2.perusahaan memiliki jaringan V kerja yang luas V 3.lokasi perusahaan strategis Kelemahan 1.promosi perusahaan terhadap V promosi masih kurang 2.Produk yang ditawarkan masih V sedikit/terbatas Peluang 1.faktor ekonomi yang membaik 2.meningkatkan V kehidupan V masyarakat Ancaman 1.Banyaknya pesaing perusahaan 2.faktor makro ekonomi setelah krisis V V 23 Keterangan: kategori bobot A adalah yang paling diutamakan / signifikan nyata berpengaruh paling perlu diantisipasi segera, demikian selanjutnya sampai kategori C sebagai ukuran paling rendah. Hasil akhir dari keseluruhan proses berupa informasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang telah disepakati oleh seluruh stakeholder yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusun strategi penanganan isu terkait. Infomasi SWOT disini mengandung bahwa: a) pengelompokkan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama. b) peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing-masing. b.Ancaman Strategi SWOT Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (Threat) dengan faktor internal kekuatan (strengts) dan kelemahan (weakness)10.Faktor internal diperoleh dari data lingkungan perusahaan, seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional, kegiatan pemasaran dan data staf atau karyawan. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan seperti dari analisis pasar, kompetitor (pesaing) komunitas, pemasok, pemerintah dan analisis kelompok (untuk 10 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12, h.19. (Jakarta: 24 kepentingan tertentu). Perencanaan usaha yang baik dengan metode analisis SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh kearns (1992).11 IFAS Strenght Weakness ( kekuatan ) ( kelemahan ) EFAS Opportunities Strategi S-O Strategi W-O ( peluang ) ( Agresif ) ( Turn-around ) Threaths Strategi S-T Strategi W-T ( Diversifikasi ) ( defensive ) ( ancaman) Dalam matriks tersebut, comperative advantage (keunggulan kompratif) berarti pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi tidak boleh membiarkan peluang tersebut hilang begitu saja, namun sebaliknya 11 21. M.Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), h, 25 organisasi harus segera memperkuatnya dengan berbagai perencanaan yang mendukungnya. Sel A ini memberi kemungkinan bagi organisasi untuk berkembang lebih cepat, namun harus senantiasa pada terhadap perubahan yang tidak menentu dalam lingkungannya. Dengan demikian yang harus di jawab adalah Bagaimana memanfaatkan kekuatan yang ada, untuk meningkatkan posisi kompetitif organisasi. Sel B menghadapkan organiasi pada isu strategis mobilitization yaitu kotak interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan dengan kekuatan organisasi. Disini organisasi harus melakukan mobilisasi sumberdaya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar, bahkan jika mungkin organisasi dapat mengubahnya menjadi peluang. Sel C menampilkan isu strategis investment yang memberikan pilihan situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan, namun organisasi tidak memiliki kemampuan untuk menggarapnya. Kalau dipaksakan, dapat memakan biaya yang cukup besar sehingga akan merugikan organisasi. Sel D adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan kotak atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah damage control (mengendalikan kerugian) yang diderita sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan. 26 DIAGRAM POSISI PERUSAHAAN Peluang Kuadran III Kuadran I Kelemahan Kekuatan Kuadran IV Kuadran II Ancaman 1.Strategi S-O = Kuadran 112 a) Merupakan posisi yang sangat menguntungkan b) Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal. c) Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif 12 Freddy Rangkuti, Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus(Jakarta: PT.Gramedia Pusaka Utama, 2001), Cet.ke-12 h. 51 27 2.Strategi S-T = Kuadran 2 a) Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumberdaya b) Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. c) Dilakukan melalui penggunaan strategi diversivikasih produk atau pasar. 3.Strategi W-O = Kuadran 3 a) Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah. b) Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. c) Fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ia meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan. 4.Strategi W-T = Kuadran 4 a) merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan b) perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan c) Strategi yang diambil :defensif, penciutan atau likuidasi. 4.Model EFAS dan IFAS 1. Cara Penentuan Faktor Strategi eksternal ( EFAS )13 13 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12 h. 25 28 a) Membuat tabel dan pada kolom 1, urutkan faktor-faktor yang merupakan peluang dan ancaman. b) Masing- masing faktor tersebut diberi bobot pada kolom 2 mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting). Semua bobot tersebut totalnya tidak lebih dari 1,00. c) Menghitung rating (dalam kolom 3) diberikan skala mulai dari 4 sampai 1 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating 1). Sedangkan pemberian rating untuk faktor ancaman kebalikannya (jika ancamannya sangat besar ratingnya adalah 1. Jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4). d) Jika ingin mendapatkan skor pembobotan pada kolom ke 4 maka kalikan bobot pada kolom 2 rating pada kolom 3. e) Jumlah skor pembobotan pada skor 4. Nilai positif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki peluang dan sebaliknya negatif menunjukkan ancaman. f) Komentar pada setiap faktor dikolom5, berdasarkan faktor tersebut bagi kelangsungan perusahaan. 14 14 Ibid, h. 26 29 Tabel 1. Model EFAS Faktor-faktor bobot rating Bobot x rating komentar strategi eksternal Peluang ancaman total 2.Cara Penentuan Faktor Strategi internal ( IFAS )15 a) Membuat tabel pada kolom 1, urutkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan b) Masing- masing faktor tersebut diberi bobot pada kolom 2 mulai dari angka 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting) semua bobot tersebut totalnya 1,00. c) Menghitung rating (dalam kolom 3) diberikan skala mulai dari 4 sampai 1 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif diberi nilai 1 sampai 4 15 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12 h.26 30 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata rata industri dengan pesaing. d) Jika ingin mendapatkan skor pembobotan pada kolom 4 maka kalikan bobot pada kolom 2 rating pada kolom 3 e) Jumlah skor pembobotan pada skor 4. Nilai positif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memilki kekuatan dan sebaliknya negatif menunjukkan kelemahan. f) Komentar pada setiap faktor dikolom 5, berdasarkan faktor tersebut bagi kelangsungan perusahaan.16 1.1 tabel model IFAS Faktor-faktor strategi internal Kekuatan kelemahan Total 16 Ibid, h. 27 bobot rating Bobot x rating komentar 31 B. Dana Pensiun Lembaga Keuangan 1.Pengertian Dana Pensiun Pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah di tetapkan 17. Sedangkan pensiun dalam arti bahasa adalah tidak berfungsi lagi. Bila arti pensiun diterapkan untuk manusia, berarti seseorang tidak bekerja lagi akan tetapi setiap bulannya masih tetap mendapatkan uang sara. Uang sara adalah uang untuk biaya menyambung hidup yang diperoleh tanpa melakukan pekerjaan. 18 Dalam kamus manajemen di jelaskan bahwa dana pensiun adalah dana yang disiapkan oleh suatu perseroan, serikat pekerja, badan usaha pemerintah atau organisasi lain untuk membayar dana pensiun dari pekerja yang telah pensiun. Dana pensiun tersebut setiap tahunnya menginvestasikan sejumlah dana ke dalam pasar saham dan obligasi. Para manajer dana membuat asumsi akturial tentang berapa banyaknya dana yang harus dibayarkan kepada para pensiun dengan mencoba memastikan bahwa tingkat pendapatan atas 17 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,ed.6 (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1999), h. 307. 18 Syarif Arbi, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank (Jakarta: Djamabatan, 2003), h. 182. 32 portapel19 perusahaan sama atau melebihi kebutuhan pembayaran yang telah di perkirakan. 20 Menurut david scot dalam bukunya yang berjudul wall street words, pension fund is ‘a financial institution that controls assets and disburses income to people after thay have retired from gainful enployment.21 maksudnya dana pensiun adalah sebuah lembaga keuangan yang mengawasi sejumlah aset atau harta dan membagikan (memberikan pesangon) ke dalam pendapatan seseorang setelah mereka berhenti mendapat gaji (bekerja) dari perusahaan sebagai pegawai. Pengertian diatas sama halnya menurut perry dalam dictionary of bangking, pension fund is an investement maintained by companies and other employers to pay the annual sum required under the business organizaion’spension scheme”. Maksudnya dana pensiun adalah sebuah pemeliharaan investasi oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban tahunan berdasarkan pola pengaturan usaha pensiun. Menurut undang undang no 11 tahun 1992 dana pensiun adalah suatu badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang 19 Portapel sama dengan portofolio, yakni gabungan pemilikan lebih dari satu saham, obligasi, komoditas oleh seorang investor kelembagaan dengan tujuan untuk mengurangi resiko dengan mengadakan diversifikasih. 20 B.N.Marbun, Kamus Manajemen, cet 1 (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 5657 21 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, ed.4 (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 466. 33 dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.22 Dalam menghadapi hari tuanya seorang karyawan atau pekerja mandiri paling tidak harus memiliki simpanan atau tabungan baik itu berupa uang ataupun dalam bentuk kekayaan lainnya yang dapat menjamin dirinya di masa akan datang, karena seseorang tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi suatu hari nanti. Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) adalah dana pensiun yang di bentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti (defined contribution plan) bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.23 Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dana pensiun merupakan suatu badan hukum yang harus dibentuk oleh suatu organisasi (institusi) atau perusahaan baik itu dana pensiun pemberi kerja yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan maupun dana pensiun lembaga keuangan yang memperoleh dana dari iuran para peserta dan memberi pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Dengan demikian jelas bahwa yang mengelola dana pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum 22 23 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h.494 34 seperti bank umum atau asuransi yang telah memperoleh izin dari departemen keuangan. 1. Tujuan Dana Pensiun Seiring dengan perkembangan zaman dewasa ini, pelaksanaan program pensiun atau harapan untuk memperoleh pensiun dihubungkan dengan berbagai tujuan. Masing-masing tujuan memiliki maksud tersendiri, baik bagi pemerintah, pemberi kerja, penerima pensiun, maupun pengelola. Adapun tujuannya dapat dijelaskan sebagai berikut: a.Pemerintah24 1) Terciptanya sumber dana baru yang bersifat jangka panjang sehingga memungkinkan terbentuknya akumulasi dana sebagai modal pembangunan. Sistem pendanaan dari program pensiun tersebut diharapkan pemerintah sebagai salah satu sumber dana yang sangat di perlukan untuk membiayai dan meningkatkan pembangunan nasional. 2) Program pensiun menjanjikan kehidupan di masa tua sehingga dapat memotivasi produktivitas anak bangsa yang pada gilirannya mempercepat laju pembangunan. Dengan bekerjanya seseorang, maka ia akan memperoleh penghasilan disertai dengan adanya jaminan di masa tua sehingga pendapatan negara pun akan meningkat yang diperoleh dari pajak penghasilan seseorang. 24 Syarbi Arbi, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank ( jakarta:Djambatan, 2003), h.185. 35 b.Pemberi kerja25 1) Kewajiban moral, yaitu perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun. 2) Loyalitas, yaitu dengan adanya program pensiun, karyawan di harapkan akan mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan sehingga dapat mengurangi jumlah absensi dan adanya tanggung jawab dari setiap pekerja. 3) Kompetisi pasar tenaga kerja, yaitu dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional dipasaran tenaga kerja. c.Karyawan (penerima pensiun) 26 1) Rasa aman terhadap masa yang akan datang, yaitu karyawan berharap mendapatkan jaminan ekonomis, karena penghasilan yang ia terima memasuki masa pensiun. Garapan ini akan mempengaruhi kinerja saat ini, pada saat ia masih produktif. 25 26 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 467. Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta:Salemba Empat, 2006), h. 269. 36 2) Kompensasi yang lebih baik, yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja. 2. Fungsi Dana Pensiun Fungsi program pensiun harus dapat didentifikasih dengan jelas supaya program pensiun tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun fungsi program pensiun antara lain: a) Asuransi Peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun. Masa kerja para karyawan bukanlah suatu ketetapan. Dalam arti, apabila masa karyawan belum mencapai masa kerja yang disyaratkan tetapi karyawan tersebut berhalangan tetap (cacat tetap sehingga tidak mungkin lagi bekerja atau meninggal), maka karyawan tersebut dijamin akan memperoleh pensiun. meskipun demikian jumlah yang diterima tidak penuh atau lebih sedikit bila dibandingkan karyawan yang memenuhi masa kerja sesuai dengan perhitungan semula. Sebagai contoh, bila peserta program pensiun mengalami musibah, baik cacat ataupun meninggal dunia yang mengakibatkan terputusnya pendapatan sebelum memasuki masa pensiun maka kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang 37 dijanjikan atas beban dana pensiun karena penyelenggaraan program pensiun mengandung asas kebersamaan seperti halnya program asuransi. b) Tabungan Himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang dibayarkan oleh karyawan setiap bulan dapat dilihat sebagai tabungan dari para pesertanya. Iuran tersebut adalah konsekuensi dari manfaat yang akan diterima oleh karyawan di masa yang akan datang. Besarnya manfaat yang diterima oleh peserta sangat tergantung dengan akumulasi dana yang disetor dan hasil pengembangan dari iuran tersebut. Semakin rajin seseorang peserta membayar dana pensiun tersebut maka akan semakin besar pula dana yang akan diperoleh nantinya. Tentunya dengan semakin panjang waktu atau lamanya masa kepesertaan akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan dana setoran iuran peserta. c) Pensiun Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan pertama setelah mencapai usia pensiun selama 38 seumur hidup peserta dan janda atau duda peserta. Dalam arti, peserta akan di berikan kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur hidup setelah memasuki masa pensiun. 3. Manfaat Pensiun Manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan dengan usia dimana peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan manfaat pensiun yang dapat dibedakan sebagai berikut:27 a) Pensiun Normal (Normal Retiremen) pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah mencapai masa pensiun seperti yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh rata-rata usia pensiun indonesia adalah ketika seseorang telah berusia 55 tahun dan 60 tahun untuk profesi tertentu. b) Pensiun dipercepat (Early Retiremen) Program pensiun ini biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal sebelum mencapai usia pensiun normalnya. Jenis pensiun ini diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya karena adanya pengurangan pegawai di perusahaan tersebut atau karena satu atau alasan yang lain, karyawan mengajukan 27 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 469. 39 permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya dipercepat. c) Pensiun ditunda ( Defered Retiremen ) Merupakan pensiun yang diberikan kepada para karyawan yang meminta pensiun sendiri, namun usia pensiun belum memenuhi untuk pensiun. Dalam hal tersebut karyawan yang mengajukan tetap keluar dan pensiunnya baru dibayar pada saat usia pensiun tercapai. d) Pensiun cacat ( Disable Retiremen ) Pensiun ini diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih disebabkan peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk dipekerjakan. 4.Asas asas Dana pensiun28 1) Asas keterpisahan kekayaan Dana Pensiun dari kekayaan badan hukum pendirinya. Asas ini di dukung oleh adanya badan hukum tersendiri bagi Dana Pensiun dan harus diurus serta dikelola berdasarkan asas ini kekayaan Dana Pensiun yang terutama bersumber dari iuran, terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada pendirinya. 28 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed. Revisi, Jakarta:Rajawali Press, 2008, hal. 333-334 40 2) Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan. Dengan asas ini penyelenggaraan program pensiun, baik bagi karyawan maupun bagi pekerja mandiri, haruslah dilakukan dengan pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri, sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Dengan demikian berdasarkan Undang- undang ini pembentukan cadangan dalam perusahaan guna membiayai pembayaran manfaat pensiun karyawan tidak diperkenankan. 3) Asas pembinaan dan pengawasan. Sesuai dengan tujuannya, harus dihindarkan penggunaan kekayaan Dana Pensiun dari kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud utama dari pemupukan dana, yaitu untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Dalam pelaksanaannya, pembinaan dan pengawasan meliputi antara lain sistem pendanaan, dan pengawasan atas investasi kekayaan Dana Pensiun. 4) Asas penundaan manfaat. Penghimpunan dana dalam penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun, agar kesinambungan penghasilan terpelihara. Sejalan dengan itu hak berlaku asas penundaan manfaat, yang mengharuskan bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun, yang pembayarannya dilakukan secara berkala. 41 5) Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk Dana Pensiun. Berdasarkan asas ini keputusan membentuk Dana Pensiun merupakan prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya, yang membawa konsekuensi prakarsa tersebut pendanaan. Dengan demikian harus didasarkan pada kemampuan keuangan pemberi kerja. Hal pokok yang harus selalu menjadi perhatian utama bahwa keputusan untuk menjanjikan manfaat pensiun merupakan suatu komitmen yang membawa konsekuensi pembiayaan, bahkan sampai pada Dana Pensiun terpaksa di bubarkan. 29 4. Jenis-jenis Dana Pensiun Jenis kelembagaan dana pensiun menurut pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992, dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yaitu: a) Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) Lembaga mempekerjakan ini dibentuk oleh orang karyawan, selaku atau badan pendiri dan yang untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program iuran 29 Undang-undang no 11 Tahun 1992 42 pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.30 b) Dana pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK ) DPLK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau pun perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarkan program pensiun iuran pasti bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri seperti dokter, petani, nelayan dan lain sebagainya dimungkinkan untuk memanfaatkan DPLK. Tidak tertutup kemungkinan pula bagi karyawan disuatu perusahaan untuk dapat meanfaatkan DPLK sesuai dengan kemampuannya. Pendirian DPLK oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa harus mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan.31 Mengenai perbedaan antara dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 30 Pasal 1 butir 2 UU Nomor 11 Tahun 1992 dan PP Nomor 76 Tahun 1992 Andi Soemitra, M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, 2009, Cet I, hal 292-296 31 43 Tabel 1.2 Perbedaan antara DPPK dengan DPLK32 DPPK Pendiri Peserta DPLK Perusahaan yang Bank atau perusahaan mempekerjakan orang asuransi jiwa Bersifat tertutup hanya Bersifat terbuka untuk pekerja dari dimana,siapa saja dapat perusahaan yang ikut menjadi peserta bersangkutan termasuk peserta individual Program Bisa menjalankan Hanya bisa menjalankan Pensiun program pensiun manfaat program pensiun iuran pasti atau program pasti pensiun iuran pasti Pelaporan Laporan keuangan audit Laporan keuangan audit tidak wajib wajib dipublikasikan di dipublikasikan di media media massa massa Program pensiun dapat dijalankan menurut ketentuan diatas, yaitu:33 a) Program pensiun manfaat pasti (Defined Benefit Plan) 32 33 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 486. Ibid, hal 487 44 yaitu program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program lain yang bukan merupakan iuran pasti. Formula yang umum ini digunakan untuk menentukan besar manfaat pensiun untuk jenis program ini adalah program pensiun pendapatan terakhir (Final Earning Pension Plan) yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari gaji terakhir peserta pada saat mencapai usia pensiun. Kelebihan dan kekurangan program ini antara lain: a.Kelebihan: 1) Besar manfaat pensiun mudah dihitung 2) Lebih memberikan kepastian kepada pesera 3) Lebih mudah memberikan penghargaan untuk masa kerja lalu. b.Kekurangan: 1) Beban biaya mudah berfluktuasi 2) Nilai hak peserta sebelum pensiun tidak mudah ditentukan. b) Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan) Yaitu program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. Untuk jumlah manfat pensiun 45 pada program pensiun pada program pensiun iuran pasti tergantung pada akumulasi iuran dan hasil pengembangannya sehingga tidak bisa dihitung seperti di atas. Kelebihan dan Kekurangan program ini antara lain: a.Kelebihan 1) Beban biaya stabil dan mudah diperkirakan 2) Nilai hak peserta setiap saat mudah ditetapkan 3) Resiko investasi dan mortalitas ditanggung peserta b.Kekurangan 1) Besar manfaat pensiun tidak mudah ditentukan 2) Lebih sulit memperkirakan besar penghargaan untuk masa kerja lampau34 Mengenai perbedaan antara program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dengan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 35 34 Huda Nurul, Lembaga Keuangan Islam ditinjau dari Teoritis dan Praktis (Jakarta: Kencana Pranada Media Grouf, 2010), h. 338. 35 Juli Irmayanto, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: Universitas Trisakti, 2004), h. 261. 46 Tabel 1.3 Perbedaan antara PPMP dengan PPIP 36 no Aspek PPMP PPIP 1 Pelaksana DPPK DPPK dan DPLK 2 Aktuaris a) Mutlak diperlukan sejak Tidak awal program diperlukan,namun b) Minimal 3 tahun sebagai pengelola dan sekali, menghitung petugas DPLK wajib besarnya iuran dan dana mengetahui aktuaria c) Setiap saat apabila sebagai pijakan untuk terjadi perubahan besarnya kerjasama dengan 3 Besarnya Iuran iuran dan manfaat pensiun perusahaan Asuransi (MP) jiwa Besarnya iuran pemberi Besarnya iuran pasti kerja tidak pasti, dihitung (telah oleh aktuaris untuk dalam peraturan dana kecukupan dana pension) ditetapkan dan dapat bervariasi 4 Resiko pendanaan Adanya resiko pendanaan Tidak ada (menjadi tanggung jawab pemberi kerja) 5 Maksimun Iuran 36 Dibatasi Tidak dibatasi Juli Irmayanto, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: Universitas Trisakti, 2004), h. 261. 47 6 Besarnya manfaat Telah ditetapkan dalam Tidak ada kepastian pensiun peraturan Dana Pensiun, besarnya sehingga ada kepastian pensiun besarnya manfaat pensiun diperoleh. yang akan diperoleh MP tergantung dari jumlah iuran manfaat yang akan Besarnya akumulasi dan hasil pengembangannya untuk membeli anuitas dari perusahaan 7 Maksimun Manfaat Dibatasi Tidak dibatasi Tidak dibatasi Pensiun 8 Maksimun Kekayaan Dibatasi 9 Dana Awal Pada umumnya diperlukan Tidak diperlukan dana dana yang besarnya awal dihitung aktuaris 10 Kewenangan Kebijaksanaan Arahan investasi Arahan investasi ditetapkan oleh pendiri ditetapkan oleh peserta Investasi 11 Kegagalan Investasi Resiko pemberi kerja Resiko peserta 12 Pembayaran Dapat dilaksanakan oleh Harus dialihkan DPPK yang bersangkutan kepada perusahaan atau perusahaan Asuransi Asuransi jiwa Manfaat pensiun 48 jiwa dengan membeli (atas pilihan peserta) anuitas dengan membeli anuitas bila mencapai jumlah anuitas 13 Hubungan Pensiun Tetap terjalin Terputus dengan pemberi kerja C. Ketetapan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana Pensiun Syariah Ketetapan Mengenai dana pensiun syariah diatur dalam fatwa DSN-MUI No.88/DSN-MUI/XI/2013 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam fatwa ini menetapkan 5 ( lima ) ketentuan, yaitu: 1. Ketentuan Umum Pada bagian ketentuan umum ini menjelaskan tentang pembahasan yang terkait tentang dana pensiun syariah. Ketentuan umum pada fatwa ini sangat penting sebelum membahas pada ketentuan yang lainnya sehingga tidak perlu lagi mengulangi pada pembahasan selanjutnya. Ketentuan umum dalam fatwa ini menyebutkan 24 (dua puluh empat) definisi. Definisi-definisi tersebut adalah definisi dana pensiun, dana pensiun syariah, dana pensiun pemberi kerja (DPPK), dana pensiun lembaga 49 keuangan (DPLK), program pensiun, program pensiun iuran pasti (PPIP), PPIN-Contributory, PPIP-Non Contributory, program pensiun manfaat pasti (PPMP), program pensiun syariah, iuran, manfaat pensiun, peraturan dana pensiun, vesting right, locking-in, peserta penerima manfaat pensiun, akad hibah, akad hibah bi syarth, akad hibah muqayyadah, aqad wakalah, akad wakalah bil ujrah dan akad mudharabah. 2. Ketentuan terkait PPIP (Program Pensiun Iuran Pasti) pada DPLK (dana pensiun lembaga keuangan) Dalam keputusan fatwa ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPIP pada DPLK, yaitu : ketentuan para pihak dan akad PPIP pada DPLK, ketentuan iuran PPIP pada DPLK, ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPIP pada DPLK dan ketentuan manfaat pensiun PPIP pada DPLK. 3. Ketentuan Terkait PPIP (Program Pensiun Iuran Pasti) pada DPPK (dana pensiun pemberi kerja) Dalam keputusan fatwa ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPIP pada DPLK, yaitu: ketentuan para pihak dan akad PPIP pada DPPK, ketentuan iuran PPIP pada DPPK, ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPIP pada DPPK dan ketentuan manfaat pensiun PPIP pada DPPK. 4. Ketentuan Terkait PPMP (Program Pensiun Manfaat Pasti) Dalam keputusan fatwa ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPMP, yaitu: Ketentuan para pihak dan akad PPMP, ketentuan iuran PPMP, 50 ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPMP dan ketentuan manfaat pensiun PPMP. 5. Ketentuan Penutup Dalam ketentuan penutup ini terdapat dua penjelasan di dalamnya, yaitu penjelasan mengenai perselisihan antara pihak dan pemberlakukan tanggal ditetapkannya fatwa. Adapun isi dari penjelasan tentang perselisihan yaitu “Apabila terjadi perselisihan di antara para pihak dalam menyelenggarakan pensiun berdasarkan prinsip syariah melalui musyawarah, mediasi, arbitrase atau pengadilan sesuai perundang-undangan yang berlaku”. Sedangkan isi dari penjelasan tentang permberlakuan ditetapkannya fatwa yaitu: fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. 37 37 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.88/DSN-MUI/XI/2013 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah berdiri DPLK Muamalat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sebagai pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dengana pengelolaan berdasarkan Syariat Islam. Sejak beroperasi tahun 1992, Bank Muamalat menunujukkan kinerja yang senantiasa terus meningkat, baik dari aspek peningkatan aset maupun perluasan jaringan. PT Bank Muamalat Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan Mei 1992, Dukungan dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim,pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp 84 Milyar pada saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturrahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 milyar.1 1 Zainulbahar Noor, Bank Muamalat Mimpi, Harapan dan Keyakinan (Jakarta: Bening Publishing, 2006), h. 312. 51 52 Bank muamalat Indonesia merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam yaitu tidak mempergunakan perangkat bunga, melainkan sistem bagi hasil. Bank Muamalat Indonesia menghindari perangkat bunga karena masih sangat banyak kalangan umat islam yang percaya bahwa tata cara penggunaannya dikhawatirkan mengandung unsur riba.2 Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai 60% perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 milyar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 milyar, kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, bank Muamalat mencari pemodal yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Develoment Bank (IDB) yang berkedudukan di jeddah Arab Saudi. Pada 2 Ibid, h. 313 53 RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasih Kru Muamalat ditunjang dengan kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan Syariah secara murni. Melalui masa-masa yang sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada 1) Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, 2) Tidak melakukan PHK satupun terhadap sumber daya insani yang ada dan dalam hal ini pemangkasan biaya, tidak memotong hal Kru Muamalat sedikitpun, 3) Pemulihan kepercayaan dana rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan pengurus direksi baru, 4) Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua dan 5) Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat. 3 3 Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006 (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2006), h.5. 54 Salah satu bentuk realisasi dari komitmen membangun sistem syariah maka tanggal 10 Oktober 1997 berdasarkan SK Menteri Keuangan No.KEP485/KM.17/1997 mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat sebagai penyelenggara Program Pensiun iuran pasti (PPIP), Peraturan perundangan undangan yang mengatur Dana Pensiun Lembaga Keuangan) dari awal berdirinya adalah: 4 1) Undang-undang no 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. 2) Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan. 3) Keputusan Menteri Keuangan 228/KMK.017/1993 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan pendirian DPLK dan pengesahan atas perubahan peraturan Dana Pensiun dari DPLK. 4) Keputusan menteri keuangan Nomor 802/KMK.017/1993 tentang perubahan pasal 3 keputusan menteri keuangan Nomor 228/KMK.017/1993 tentang Tata Cara pengesahan pendirian DPLK dan pengesahan atas perubahan peraturan Dana Pensiun dari DPLK. 5) Keputusan menteri Keuangan Nomor 230/KMK.017/1993 tentang maksimun Iuran dan Manfaat pensiun. 6) Keputusan menteri keuangan Nomor 76/KMK.017/1995 tantang Laporan Keuangan Dana Pensiun. 7) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 78/KMK.107/1995 tentang Investasi Dana Pensiun. 4 Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999), h.38. 55 8) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 93/KMK.017/1995 tentang perubahan Keputusan menteri Keuangan Nomor 78/KMK.017/1995 tentang Investasi Dana Pensiun. 9) Keputusan direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Nomor KEP2959/Lk/1995 tentang Bentuk dan susunan laporan Keuangan Dana Pensiun. 10) keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998 tentang Dana Pensiun lembaga keuangan. Pada akhir April 2015 total Nilai Aktiva Bersih DPLK Muamalat adalah sebesar Rp.787 Milyar dengan posisi jumlah peserta peserta DPLK sebanyak 134.330 orang.5 B. Hakikat, Tujuan dan Manfaat DPLK Muamalat pada hakikatnya merupakan program untuk: 1. Mengajak masyarakat mempersiapkan diri dalam menghadapi hari tua. 2. Mengajak masyarakat dan karyawan menabung dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh selama masa aktif bekerja. Adapun tujuan dari program Pensiun Muamalat adalah: 1. Menciptakan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang untuk membiayai pembangunan. Salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan jangka panjang adalah menggali dan mengembangkan sumber-sumber dana pembangunan yang berasal dari masyarakat. Sistem pendanaan program pensiun 5 www.dplkmuamalat.com. memungkinkan terbentuknya akumulasi 56 dana yang merupakan salah satu sumber dana yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional. 2. Meningkatkan pendapatan dari fee based income Bank (bagi bank pengelola DPLK ). Akumulasi dana yang tersimpan pada perusahaan pendiri bisa dikelola yang kemudian menghasilkan pendapatan. 3. Membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di hari tua. Dengan adanya program pensiun yang dimiliki para karyawan dan pekerja mandiri akan mendukung meningkatnya taraf hidup masyarakat, karena pada masa purna bakti mereka mendapatkan tambahan pendapatan secara tetap setiap bulannya. Sedangkan manfaat dari DPLK dipandang dari pihak-pihak yang berkepentingan adalah: 6 1.Bagi peserta DPLK a. Ada kepastian Dana Pensiun b. Iuran dan hasil pengembangan dana diperuntukkan peserta c. Menentukan besar kecilnya iuran d. Produk sangat transparan 2.Bagi Perusahaan dimana karyawannya menjadi peserta a. Memproses pendirian DPLK b. Menunjukkan pengurus yang bermutu dan bertanggung jawab 6 Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999), h. 17-18. 57 c. Menyediakan pegawai dan gedung/kantor berserta kelengkapannya d. Menyediakan dana awal 3. Bagi pemerintah a. Mempercepat proses regenerasi dari angkatan sebelumnya ke generasi berikutnya b. Meningkatkan pembangunan yang meliputi: 1) Meningkatkan produktivitas 2) Mobilisasi sumber dana pembangunan yang sangat potensial c. Mengentaskan dalam frame lanjut usia, yang harus dilaksanakan dalam rangka pembangunan berwawasan lingkungan 4.Bagi Bank dan Perusahaan Asuransi Jiwa a. Menciptakan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang b. Meningkatkan pendapatan c. Membantu pemerintah dalam menghimpun dana dalam penghimpunan dana untuk pembangunan C. Visi, Misi dan Core Value 1.Visi Menjadi DPLK Syariah pertama yang mengutamakan transparansi, kebersamaan, kepuasan nasabah dengan transaksi sesuai syariah. 58 2.Misi a. Mengembangkan sistem informasi dan layanan yang cepat. mudah, inovatif dan berkualitas. b. Memberikan hasil investasi yang profesionalisme pengelolaan DPLK. 3.Core Value a. Jujur b. Kerja sama c. Tanggung jawab d. Sabar dan ikhlas kompetitif sebgai wujud 59 D. Struktur Organisasi Struktur Organisasi DPLK Muamalat E. Produk dan program DPLK Muamalat sebagai penyelenggara program pensiun iuran pasti memilki 2 (dua) jenis produk, yaitu: 1.Pensiun ummat Produk pensiun Ummat adalah produk DPLK Muamalat dengan program iuran pasti, dimana dengan produk ini peserta akan mendapat manfaat pensiun sebesar akumulasi iuran yang disetor ditambah hasil pengembangan. Adapun besarnya hasil pengembangan sesuai dengan jenis investasi yang dipilih. 60 2.Wasiat Ummat Produk ini merupakan produk kerjasama DPLK Muamalat dengan Asurasi Takaful keluarga yang memberikan proteksi kepada peserta produk Wasiat Ummat selama masa kepesertaan. Apabila peserta ditakdirkan meninggal dunia sebelum usia pensiun (selama masa kepesertaan) maka ahli waris peserta akan mendapat Manfaat pensiun sebesar nilai pertanggungan yang telah disepakati di awal (sudah termasuk saldo ideal tabungan peserta), dimana peserta harus membayar sejumlah premi tertentu. Perbedaan antara pensiun ummat dan wasiat ummat dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Keterangan Pensiun Ummat Wasiat Ummat Pembayaran iuran Iuran Iuran+Premi Konsep Lebih ditekankan pada unsur investasi Lebih di tekankan pada unsur proteksi Apabila peserta mencapai usia pensiun, maka manfaat pensiun yang akan diterima adalah sebesar total iuran yang disetor ditambah hasil pengembangannya. Penjelasan mengenai kepesertaan adalah sebagai berikut: 1.Iuran dan premi Besarnya iuran adalah sebesar minimal Rp.50.000,- per bulan (maksimal 20% dari penghasilan apabila peserta tidak memiliki rekening di dana pensiun lain, atau 10% apabila peserta memiliki rekening di dana 61 pensiunan lain). Besarnya iuran yang dipilih dapat berubah-ubah sepanjang memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk pembayaran dilakukan secara bulanan. Apabila peserta ingin memilih produk wasiat ummat, maka peserta harus membayar sejumlah premi tertentu di samping setoran iurannya. Besarnya premi wasiat ummat adalah sebesar tingkat premi dikalikan dengan nilai pertanggungan yang akan disepakati. Besarnya tingkat premi ditentukan oleh usai peserta pada saat mendaftar dan usia pensiun yang dipilih. Skema Program Pengelolaan Dana Pemberi Kerja Iuran DPLK MUAMALAT Hasil Investasi Manfaat Pensiun Karyawan Paket Investasi A Paket Investasi B Paket Investasi C BAB IV A.Mekanisme Operasional Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat DPLK Muamalat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan dana pensiun didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan prinsip mudharabah yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana tersebut untuk memperoleh keuntungan yang layak. Atas kehendaknya, keuntungan tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama dan simpanan ini merupakan fasilitas yang diberikan bank indonesia untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dana di bank. Dari mekanisme pengelolaan dan pensiun pada lembaga DPLK Muamalat yaitu setiap peserta yang ikut harus mendaftarkan diri dengan mengisi formulir yang telah disiapkan serta mematuhi persyaratan yang lebih ditetapkan oleh lembaga DPLK tersebut. Pelaksanaan pengelolaan DPLK Muamalat yang meliputi banyak kegiatan satu sama lain berurut sistematis, pelaksanaan tersebut meliputi syarat dan prosedur kepesertaan, hak dan kewajiban peserta termasuk biaya administrasi yang dikenal, penyetoran iuran, penarikan manfaat pensiun, pengalihan maupun kepesertaan.Yaitu: 1. Syarat kepesertaan Setiap orang baik karyawan maupun pekerja mandiri dapat diterima menjadi peserta DPLK Muamalat apabila memenuhi syarat sebagai berikut: 62 63 a. WNI / WNA b. Perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri (sesuai UU No.11 Th.1992 Pasal 42 ayat (1) c. Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah d. Menyertakan fotokopi KTP/SIM/Paspor dan Kartu keluarga e. Membayar Biaya pendaftaran Rp.10.000,f. Membayar Iuran pertama minimum Rp.50.000,g. Membayar premi bagi peserta program asuransi jiwa (setalah ada surat akseptasi / persetujuan dari pihak asuransi syariah) 2. Proses kepesertaan Dalam membuka rekening dana pensiun peserta harus mendatangi Bank dan mengisi serta menandatangani formulir sebagai berikut: a. Mengisi dan menandatangani formulir pendaftaran peserta Dalam formulir tersebut nasabah harus mengisi kolom-kolom kosong yang telah tersedia yaitu untuk menginformasikan data-data pribadi calon peserta perorangan maupun perusahaan, juga berupa keterangan surat-surat atau dokumen yang diserahkan dan menentukan pilihan investasi serta mengisi ahli waris yang berhak atas manfaat pensiun dan keterangan setoran pertama yang dilakukan tunai. b. Menyetor iuran pertama Penyetoran iuran pertama dilakukan pada saat nasabah mendaftarkan diri sebagai peserta DPLK Muamalat. Dengan mengacu kepada peraturan Dana 64 Pensiun Lembaga Keuangan PT.Bank Muamalat Indonesia Nomor :027A/DIR/KPT?IV/1997, iuran peserta ditetapkan sebagai berikut: 1.Minimal sebesar Rp 20.000 perbulan 2.Maksimun sebesar 20% dari penghasilan apabila ikut sebagai peserta DPLK lain atau sebesar 10% dari penghasilan apabila sudah ikut sebagai peserta pada DPLK lain. 3. HAK PESERTA 1. Peserta berhak menentukan usia pensiun yang diinginkan (antara 40 – 65 tahun) kecuali terikat oleh peraturan perusahaan. Usia pensiun yang telah dipilih tidak dapat diubah. 2. Peserta berhak menentukan dan mengubah jenis investasi, kecuali terikat peraturan perusahaan. 3. Melakukan penarikan iuran sebesar maksimal 30% dari total iuran dengan ketentuan : Total iuran telah mencapai Rp 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) Iuran dapat diambil setiap 6 bulan sekali, setiap penarikan akan dikenakan pajak sesuai peraturan. 4. Peserta berhak menunjuk dan mengganti pihak yang ditunjuk atas dana Peserta. Bagi Peserta yang telah berkeluarga maka pihak yang ditunjuk adalah suami/istri dan anak-anak. 65 5. Memilih bentuk Anuitas & perusahaan Asuransi Jiwa untuk pembayaran manfaat pensiunnya (Apabila manfaat pensiun setelah dipotong pajak > Rp. 625.000.000,- sesuai regulasi Pemerintah) 6. Mengalihkan kepesertaannya ke DPLK lain. 7. Mendapat informasi saldo 8. Klaim penggantian biaya rawat inap rumah sakit karena kecelakaan selama 1 (satu) tahun pertama kepesertaan sebesar Rp.250.000,- (Saldo iuran minimum Rp.100.000,-) 9. Memperoleh pembayaran manfaat pensiun secara sekaligus (Apabila manfaat pensiun setelah dipotong pajak ≤ Rp.625.000.000,-), peserta dapat memperoleh pembayaran manfaat pensiun sekaligus yang lebih besar. 4. Menentukan jenis investasi Pengelolaan dana di DPLK Muamalat, dilaksanakan sesuai dengan pilihan Paket Investasi yang dipilih oleh Peserta : Jenis Paket Instrumen Investasi Paket A Deposito Bank Syariah 100% Paket B Deposito Rupiah di Bank Syariah maksimal 100% dan atau Sukuk/Surat Berharga Syariah Negara maksimal 80% Paket C Deposito Bank Syariah maksimal 100% dan atau Reksadana Syariah maksimal 80% dan atau Saham Syariah maksimal 50% 66 Iuran Peserta akan diinvestasikan pada instrumen investasi sesuai dengan Paket Investasi yang telah dipilih oleh Peserta. Keuntungan (return) masing-masing paket dapat berbeda sesuai dengan hasil investasi per masing-masing instrumen. 5. BIAYA Jenis Biaya Keterangan Pendaftaran Rp.10.000,- / Peserta Administrasi Rp. 18.000,- per tahun (dibebankan Rp.9.000,- / 6 Bulan Pengelolaan 1% per tahun (saldo rata-rata > 100 juta) atau 1.25% per tahun (saldo rata-rata < 100 juta) Penarikan Iuran sebagian 1% dari total dana pengembangan Penarikan PHK 2,5% dari total iuran yang ditarik Perubahan jenis investasi Bebas biaya untuk maksimal perubahan 2 kali per tahun. Jika lebih dari itu dikenakan biaya 0.5% dari saldo perubahannya. Pengalihan dana ke DPLK lain 1% dari total saldo 6. PAJAK Selama dana Peserta dikelola oleh DPLK Muamalat maka dana tersebut bebas dari Pajak. Pajak diberlakukan hanya ketika Peserta menarik dananya baik berupa Penarikan Iuran Sebagian, Penarikan dana PHK ataupun Penarikan Manfaat Pensiun. Pajak atas setiap penarikan adalah sesuai dengan ketentuan Pemerintah. 67 Tarif Pajak Untuk ‘Penarikan Iuran Sebagian’ dan ‘Penarikan PHK’* : Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak -----------------------------------------------------------------------------------sampai dengan Rp50.000.000,- 5% di atas Rp50.000.000,- s/d Rp.250.000.000,- 15% >Rp250.000.000,- s/d Rp.500.000.000,- 25% Di atas Rp.500.000.000,- 30% Ket : *) Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan Tarif Pajak Untuk ‘Penarikan Manfaat Pensiun’ a. Sebesar 0% (nol persen) atas penghasilan bruto sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) b. Sebesar 5% (lima persen) atas penghasilan bruto di atas Rp. 50.000.000,(lima puluh juta rupiah). Ket : Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 68 tahun 2009 68 7. TRANSAKSI DPLK MUAMALAT Setiap transaksi mengenai DPLK Muamalat seperti pembayaran, penarikan, penarikan manfaat pensiun dan lain-lain dapat dilakukan di setiap kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas Bank Muamalat di seluruh Indonesia yang seluruhnya berjumlah lebih dari 400 kantor. Saat ini cabang Bank Muamalat telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Pembayaran Iuran DPLK Muamalat untuk dan atas nama Peserta dapat dilakukan dengan cara: 1. Tunai di setiap kantor cabang Bank Muamalat Indonesia 2. Transfer dari rekening peserta ke rekening DPLK Muamalat 3. Auto Debet (jika memiliki rekening di Bank Muamalat Indonesia) 4. Transfer dari seluruh jaringan ATM Bank Muamalat/Bersama/Prima 5. Transfer massal (kolektif) melalui bagian HRD/keuangan perusahaan 69 B.Analisis SWOT DPLK Muamalat 1.Kekuatan (Strengts) a) Fleksibel:Peserta dengan mudah mengurus administrasi berkaitan dengan dana pensiun misalnya:peserta dana pensiun meninggal dunia. b) Produk dana pensiun bebas dari pajak c) Peserta bisa membuat account sampai 5 account secara bersamaan d) Investasi sangat kompetitip, dengan berbagai macam jenis investasi e) Sistem pencairan sangat cepat maksimal 7 hari jika dokumen sudah lengkap f) Satu satunya DPLK di indonesia dengan menggunakan sistem syariah 2.Kelemahan (Weakness) a) Kurang Promosi Dalam hal ini Dana pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) masih kurang mensosialisasikan kepada masyarakat, baik promosi melalui media massa, elektronik dll, sehingga masyarakat kurang mengetahui produk dana pensiun lembaga muamalat b) Struktur sebagai anak perusahaan c) Asset masih kecil, banding DPLK lain yang sudah lama berdiri sebelum DPLK Muamalat d) Sumber daya Insani yang belum memadai. 70 Masih kurangnya sumber daya insani yang memadai, merupakan salah satu kelemahan dalam setiap lembaga atau perusahaan untuk memasarkan produk termasuk dana pensiun. Karena bagaimana dan apa mekanisme inilah yang nantinya akan disampaikan oleh SDI agar peserta bisa memahami tentang konsep dana pensiun muamalat. Tabel 4 Matriks IFAS DPLK Muamalat KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) Fleksibel Kurang Promosi Bebas pajak Peserta bisa membuat account sampai 5 account secara bersamaan Investasi sangat kompetitip Sistem pencairan sangat cepat Satu satunya DPLK dengan menggunakan sistem syariah Struktur sebagai anak perusahaan Asset masih kecil, banding DPLK lain yang sudah lama berdiri sebelum DPLK Muamalat Sumber daya Insani yang belum memadai 71 3.Opportunity (Peluang) a. Peningkatan mitra dalam produk dana pensiun b. Sistem pembukuan atas nama perusahaan dan dapat mengurangi beban pajak badan atau perusahaan c. Populasi masyarakat yang mayoritas muslim Dengan popularitas masyarakat Indonesia yang beragam islam maka DPLK Muamalat memiliki peluang besar untuk berkembang, yang kemungkinan besar akan beralih dari DPLK konvensional ke DPLK Muamalat. d. Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP). Pesangon itu apa? Dimana kita sudah tidak berhenti bekerja tetapi belum masuk usia pensiun. Jadi, DPLK Muamalat masuk dengan produk barunya yaitu PPUKP. Karena tiap perusahaan wajib mencadangkan dana pesangon untuk karyawannya. Peluang paling besar, karena ini lembaga DPLK yang syariah. 4.Threaths (Ancaman) a. Kompetitor semakin banyak dalam hal ini BPJS ketenagakerjaan DPLK beda-beda tipis dengan BPJS Ketenagakerjaan. Sama-sama tujuannya untuk persiapan hari tua. Yang saat ini menjadi tantangan besar buat DPLK agar lebih inovatif dalam menciptakan prodak agar tidak kalah dalam bersaing. 72 Karena BPJS yang sifatnya“wajib”bagi semua masyarakat, sedang DPLK sifatnya“sunnah”. Jadi harus masuk dari sisi yang lain untuk membuka peluang. b.Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap DPLK Muamalat Kurangnya pemahaman masyarakat tentang dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) juga di khawatirkan akan menghambat pengembangan produk ini suatu saat nanti.1 Tabel 5 Matriks EFAS DPLK Muamalat PELUANG (O) ANCAMAN (T) Peningkatan mitra dalam produk dana pensiun Kompetitor semakin banyak dalam hal ini BPJS Ketenagakerjaan Sistem pembukuan atas nama perusahaan dan dapat mengurangi beban pajak badan atau perusahaan Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap DPLK Muamalat Populasi masyarakat yang mayoritas muslim Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP). 5.Strategi SO (kekuatan dan peluang) Strategi Perusahaan ini merupakan memiliki situasi peluang dan yang paling kekuatan, menguntungkan. sehingga dapat memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. a.Meningkatkan pelayanan terhadap peserta 1 2015. Wawancara Pribadi dengan La Ode Rizal Adikrina dan Syawaluddin Ikhsan, Jakarta, Mei 73 Salah satu kunci yang menjadi keberhasilan sebuah lembaga keuangan adalah mampu melayani peserta dengan baik, ramah dan sopan agar tercipta rasa kekeluargaan. Sehingga akan membuat peserta merasa puas dan akan setia menggunakan jasa dana pensiun lembaga keuangan muamalat. b.Dukungan Ulama dalam mensosialisasikan keuangan syariah khususnya dana pensiun syariah Untuk lebih memperkuat tentu perlu dukungan dari semua pihak dalam hal ini ulama dan tokoh agama agar masyarakat tertarik untuk mengikuti dana pensiun syariah c.Melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar Dengan sistem komunikasih dan informasi yang saat ini semakin canggih, DPLK Muamalat lebih gencar melakukan sosialisasi dengan melalui saranasarana televisi, intenet, brosur juga harus disebarkan. d.Memperluas jaringan Dengan semakin luasnya jaringan yang dimiliki Bank muamalat indonesia, maka dengan semakin berkembang juga DPLK Muamalat. Hal ini bisa dilakukan dengan memperluas jaringan di pelbagai pelosok daerah. e.SDI (Sumber Daya Insani) yang lebih profesional Dengan memilki SDI yang profesional akan sangat membantu DPLK Muamalat mengembangkan produknya. 6.Strategi ST (kekuatan dan Ancaman) a.Melakukan pelayanan dengan baik dan ramah 74 Dengan melakukan pelayanan yang baik dan ramah merupakan kunci jasa memasarkan produknya, Sehingga nasabah akan merasa senang dan loyal yang kemudian dapat mengembangkan produk tersebut. b.Promosi dan sosialisasi secara terus menerus Untuk mempertahankan dan menarik peserta maka diperlukan sosialisasi dan promosi yang terus menerus, hal ini bisa dilakukan dengan melalui media massa, media sosial dan media elektronik. Dengan adanya promosi dan sosialisasi dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat. c.Menjaga dan meningkatkan kualitas produk Dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk, diharapkan masyarakat akan tertarik untuk bergabung dengan dana pensiun muamalat. Hal ini dapat dilakukan dengan terus meningkatkan fasilitas yang menunjang bagai peserta sehingga dana pensiun muamalat terus berkembang dengan baik. Tabel 6 matriks Strategi SO & ST STRATEGI SO STRATEGI ST Meningkatkan pelayanan terhadap peserta Melakukan pelayanan dengan baik dan ramah Dukungan Ulama dalam mensosialisasikan keuangan syariah khususnya dana pensiun syariah Melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar Memperluas jaringan Promosi dan sosialisasi secara terus menerus Menjaga dan meningkatkan kualitas produk 75 SDI (Sumber Daya Insani) yang lebih profesional 7.Strategi WO (kelemahan dan peluang) Strategi ini adalah strategi dalam memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi dilain sisi harus menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. a.Mengadakan pelatihan SDI Dengan mengadakan pelatihan SDI (training) yang dimiliki maka akan mudah bagi perusahaan dalam mengembangkan produknya. b.Menjaga Image lembaga dengan menjaga kepercayaan peserta. Menjaga Image lembaga yaitu dengan cara menjaga kepercayaan peserta. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat umum dapat tertarik untuk mengenal produk yang di keluarkan DPLK Muamalat. Secara tidak langsung masyarakat akan lebih mengenal. 8.Strategi WT (kelemahan dan Ancaman) Strategi ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan. Dimana perusahaan harus menghadapi pelbagai ancaman dan kelemahan internal. a.Selalu memantau kepuasan peserta Kepuasan peserta berhubungan erat dengan kehandalan pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak DPLK Muamalat. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan peserta maka hal ini bisa dilakukan dengan cara survey yang 76 dilakukan oleh pihak internal apa yang menjadi keinginan peserta, karena dengan kualitas yang baik merupakan jaminan terbaik kesetiaan peserta. b.Mengevaluasi setiap kelemahan Dengan selalu mengevaluasi kelemahan, apa yang kurang dan apa yang harus dilakukan maka akan sangat membantu DPLK Muamalat dalam mengembangkan produknya. c.Mempertahan dan menjaga nama baik perusahaan Dengan menjaga dan mempertahankan nama baik lembaga maka akan menjadi nilai plus bagi DPLK Muamalat dalam menjalankan seluruh kegiatannya. Sehingga akan menambah kepercayaan dan menarik minat masyarakat untuk terus menggunakan produk DPLK Muamalat. Tabel 7 Matriks Strategi WO dan WT STRATEGI WO STRATEGI WT Mengadakan pelatihan SDI Selalu memantau kepuasan peserta Menjaga Image lembaga dengan menjaga kepercayaan peserta. Mengevaluasi setiap kelemahan Mempertahankan dan menjaga nama baik perusahaan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat dirumuskan analisis SWOT pada DPLK Muamalat dalam diagram dibawah ini: 77 TABEL 8 PERHITUNGAN SKOR IFAS2 Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Bobot x rating Keterangan Kekuatan: 0,10 2 0,20 Strategi pemasaran 0,5 2 0,10 Dukunganpemerintah 3 0,45 Strategi pemasaran 2 0,10 Pilihan investasi 0,15 3 0,45 Strategi pemasaran Satu satunya DPLK dengan 0,10 menggunakan sistem syariah Kelemahan: 4 0,40 Kelebihan Kurang Promosi 0,15 3 0,45 Perlu sosialisasi 0,15 3 0,45 Regulasi terbatas 0,10 2 0,20 Perlu ditingkatkan Fleksibel Bebas pajak Peserta dapat membuat account sampai 5 account secara 0,15 bersamaan. 0,5 Investasi sangat kompetitip Sistem pencairan sangat cepat Struktur sebagai anak perusahaan Asset masih kecil, dibanding DPLK lain yang sudah lama berdiri. TOTAL 2 1,00 Internal Strategic Factors Analysis Summary 2,80 78 TABEL 9 PERHITUNGAN SKOR EFAS3 Faktor-faktor strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x rating Keterangan Peluang: Peningkatan mitra dalam produk 0,10 2 0,20 ekspansi 0,10 2 0,20 Kelebihan dana pensiun Sistem pembukuan atas nama tersendiri perusahaan dan dapat mengurangi beban pajak badan atau perusahaan Populasi masyarakat yang 0,20 4 0,80 Faktor utama 0,20 3 0,60 Produk pilihan 0,20 1 0,20 Persaingan mayoritas muslim Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP). Ancaman: Kompetitor semakin banyak ketat dalam hal ini BPJS Ketenagakerjaan Kurangnya pemahaman 0,20 3 0,60 Pemahaman masyarakat masyarakat terhadap DPLK Muamalat TOTAL 3 1,00 Eksternal Strategic Factors Analysis Summary 2,60 lebih 79 KETERANGAN: Nilai bobot diberikan pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Nilai untuk masing-masing faktor diberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang bersangkutan. Jumlah total pembobotan lainnya dalam kelompok industry yang sama. 80 TABEL 10 MATRIK SWOT DPLK MUAMALAT EFAS Opportunities: Threats: Peningkatan mitra Kompetitor semakin dalam produk dana banyak dalam hal ini pensiun BPJS Sistem pembukuan atas nama perusahaan dan IFAS Ketenagakerjaan Kurangnya dapat mengurangi pemahaman beban pajak badan atau masyarakat terhadap perusahaan DPLK Muamalat Populasi masyarakat yang mayoritas muslim Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP). Strengths Strategi SO Strategi ST Fleksibel Meningkatkan Melakukan pelayanan Peserta bisa membuat account sampai 5 account secara bersamaan Investasi sangat kompetitip pelayanan terhadap dengan baik dan peserta. ramah Dukungan Ulama Promosi dan dalam sosialisasi secara terus mensosialisasikan menerus keuangan syariah 81 Sistem pencairan sangat cepat Bebas Pajak khususnya dana pensiun syariah Melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar. Memperluas jaringan SDI (Sumber Daya Insani) yang lebih profesional Weakness Strategi WO Strategi WT Kurang Promosi Mengadakan pelatihan Selalu memantau Struktur sebagai anak perusahaan. Asset masih kecil, SDI Menjaga Image lembaga dengan banding DPLK lain menjaga kepercayaan yang sudah lama peserta berdiri sebelum DPLK Muamalat Sumber daya Insani yang belum memadai kepuasan peserta Mengevaluasi setiap kelemahan Mempertahankan dan menjaga nama baik perusahaan 82 DIAGRAM 2 ANALISIS SWOT TERHADAP DPLK MUAMALAT PELUANG Peningkatan mitra dalam produk dana pensiun Sistem pembukuan atas nama perusahaan dan dapat mengurangi beban pajak badan atau perusahaan Populasi masyarakat yang mayoritas muslim Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP). STRATEGI SO STRATEGI WO Mengadakan pelatihan SDI Menjaga Image lembaga dengan menjaga kepercayaan peserta KELEMAHAN Kurang Promosi Struktur sebagai anak perusahaan. Asset masih kecil, banding DPLK lain yang sudah lama berdiri sebelum DPLK Muamalat Sumber daya Insani yang belum memadai. STRATEGI WT Selalu memantau kepuasan peserta Mengevaluasi setiap kelemahan Mempertahankan dan menjaga nama baik perusahaan Meningkatkan pelayanan terhadap peserta. Dukungan Ulama dalam mensosialisasikan keuangan syariah khususnya dana pensiun syariah Melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar. Memperluas jaringan SDI(Sumber Daya Insani) yang lebih profesional KEKUATAN Fleksibel Bebas Pajak Peserta bisa membuat account sampai 5 account secara bersamaan Investasi sangat kompetitip Sistem pencairan sangat cepat. hhh STRATEGI ST ANCAMAN mmmhjiu Melakukan pelayanan Kompetitor semakin Meer dengan baik dan ramah banyak dalam hal ini BPJS Memperluas jaringan Ketenagakerjaan SDI (Sumber Daya Promosi sosialisasi Insani)dan yang lebih secara terus menerus Kurangnya pemahaman profesional masyarakat terhadap DPLK Muamalat 83 Setelah mempertimbangkan prosedur analisis SWOT sehingga menghasilkan analisis SWOT yang tepat untuk strategi DPLK Muamalat Pusat dalam mengembangkan Produk Dana Pensiun kedepan yaitu perusahaan pada posisi yang positif, maka strategi yang tepat adalah keunggulan komperatif, dengan mempertimbangkan analisa sebagai berikut: 1. Meningkatkan pelayanan terhadap peserta. 2. Dukungan Ulama dalam mensosialisasikan keuangan syariah khususnya dana pensiun syariah 3. Melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar. 4. Memperluas jaringan 5. SDI(Sumber Daya Insani) yang lebih profesional BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Peran analisis SWOT dalam menganalisis produk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat adalah sebagai alat untuk membenarkan faktor-faktor elemen SWOT dan sebagai alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi Produk DPLK Muamalat serta sebagai strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sasaran saat ini atau dimasa yang akan datang terhadap kualitas internal maupun eksternal dari produk DPLK Muamalat. 2. Hasil prosedur analisis SWOT terhadap DPLK Muamalat yaitu berada pada posisi kuadran 1 (positif-positif) yang berarti keunggulan komperatif atau strategi progresif yaitu produk DPLK Muamalat memiliki begitu banyak kekuatan serta peluang yang cukup untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. 3. Ancaman SWOT DPLK Muamalat menghasilkan strategi S-O (agresif) yakni Meningkatkan pelayanan terhadap peserta, mensosialisasikan keuangan syariah khususnya dukungan ulama dalam dana pensiun syariah, melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar, memperluas jaringan, sumber daya insani yang lebih profesional. Strategi W-O (turn-around) yakni mengadakan pelatihan SDI, menjaga Image lembaga dengan menjaga 84 85 kepercayaan peserta. Strategi S-T (Diversifikasih) yakni melakukan pelayanan dengan baik dan ramah, promosi dan sosialisasi secara terus menerus. Strategi W-T (defensif) yakni Selalu memantau kepuasan peserta, mengevaluasi setiap kelemahan, mempertahankan dan menjaga nama baik perusahaan. B. Saran Pada penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan, sehingga untuk mengembangkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran-saran yang dapat digunakan sebagai landasan penelitian lanjutan oleh peneliti lainnya, agar hasil yang di dapat menjadi lebih baik. 1) Untuk pihak DPLK muamalat sebaiknya melakukan promosi Dana Pensiun secara terus menerus melalui berbagai media baik elektronik dan media massa lainnya agar produk Dana Pensiun DPLK Muamalat makin diminati masyarakat. 2) Untuk Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, sudah seharusnya kita menyiapkan masa pensiun kita sejak awal, agar di masa tua kita dapat merasakan manfaatnya. 86 DAFTAR PUSTAKA Arbi Syarif, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank . Jakarta: Djamabatan, 2003. Artikel diakses pada tgl 10 juni 2015 dari http: www.dplkmuamalat.com B.N.Marbun, Kamus Manajemen, cet. 1. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003. Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006 Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2006. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2008 Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data Jakarta: Rajawali Press, 2011 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.88/DSN-MUI/XI/2013 Irmayanto, Juli dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Jakarta: Universitas Trisakti, 2004 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,ed.6 Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1999. Muamalat raih penghargaan bank syariah terbaik kali ke 7 , artikel diakses pada 3juni 2015 dari http://ekbis.sindonews.com “Manfaat Analisis SWOT” di akses pada 10 Juni 2015 dari http://www.goodgovernance.co.id /Total quality managemen/Dokumentasi/ A04 Noor, Zainulbahar , Bank Muamalat Mimpi, Harapan dan Keyakinan jakarta: Bening publishing, 2006 Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam ditinjau dari Teoritis dan Praktis Jakarta: Kencana Pranada Media Grouf, 2010. PP Nomor 76 Tahun 1992 „Penyepakatan persepsi diantara stakeholder”di akses pada 10Juni 2015 dari http: www.delivery.org/Guiledines/how/hm,Analisis Cepat SWOT.pdf Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, Jakarta:PT. Gramedia pustaka utama, 2006 Rangkuti, Freddy . Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus Jakarta: PT.Gramedia Pusaka Utama, 2001 87 Siamat, Dahlan, Manajemen Keuangan Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas ekonomi UI, 2004. Sudjono, imam. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999. Siagian, Hasiholan, Manajemen Dana Pensiun di Indonesia Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1993 Soemitra, Andi. M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, 2009. Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain Jakarta:Salemba Empat, 2006 Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Jakarta: Rajawali Press, 2011. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 Vincent , Gaspersz. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan Six Sigma untuk organisasi, Bisnis dan pemerintah. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2005 Wasito, Hermawan . Pengantar Metodelogi Penelitian Jakarta: PT Gamedi Pustaka Utama, 1993. Wawancara Pribadi dengan La Ode Rizal Adikrihna dan Syawaluddin Ikhsan, Jakarta, Mei 2015. Yustanto, M.Ismail . Pengantar Manajemen Syariah Jakarta: Khairul Bayan, 2003.