PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP

advertisement
PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK DANA PENSIUN
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
(Studi kasus pada DPLK Muamalat Pusat)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
Muhammad Fadel
NIM: 1110046100197
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/ 1437 H
PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK DANA PENSIUN
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
(Studi kasus pada DPLK Muamalat Pusat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
Muhammad Fadel
NIM: 1110046100197
Pembimbing I
Pembimbing II
M.Mujiburrahman, M.A
NIP: 197604082007101001
Nurul Handayani, M.Pd
NIP.19711131999032001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/ 1437 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memenuhi gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini bukan merupakan hasil karya saya atau
merupakan jiblakan dari hasil karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 13 November 2015
Muhammad Fadel
ABSTRAK
Muhammad Fadel. NIM. 1110046100197. Pendekatan analisis SWOT Dana
Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat. Studi pada DPLK Muamalat Pusat, Jakarta.
Konsentrasi Perbankan syariah, Prodi Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Skripsi ini menjelaskan tentang Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman
dari Produk DPLK Muamalat yang mulai beroperasi
pada tahun 1997, dan
merupakan DPLK pertama di indonesia yang menggunakan sistem syariah
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif
Analisis yang tergolong dalam kategori penelitian kualitatif. Data-data penulis
berasal dari wawancara langsung dengan manajer pemasaran DPLK Muamalat dan
data-data dari DPLK Muamalat. Analisis yang penulis gunakan adalah analisis
SWOT (Strength, Weakness, Oppotunity, dan Threet) yang tergolong pada analisis
situasi. Analisis ini cukup efektif dan sering digunakan oleh perusahaan atau
organisasi bisnis dalam perencanaan strategis.
Hasil penelitian ini menunjukkan, pertama: Mekanisme operasional DPLK
Muamalat untuk menjaring peserta supaya bergabung dengan DPLK muamalat yang
merupakan anak perusahaan Bank Muamalat Indonesia yang menggunakan sistem
syariah. Kedua:Analisis SWOT menghasilkan Kekuatan (Menguntungkan, Fleksibel,
paserta dapat membuat account secara bersamaan, investasi sangat kompetitip dan
sistem pencairah sangat cepat. Kelemahan (Kurang Promosi, asset yang masih sangat
kecil, sumber daya insani yang belum memadai. Peluang (Peningkatan mitra dalam
produk dana pensiun, sistem pembukuan atas nama perusahaan dan dapat
mengurangi beban pajak badan atau perusahaan, Populasi masyarakat yang
mayoritas muslim, Pensiun untuk kompensasi pesangon (PPUKP). Ancaman (
kompetitor semakin banyak dalam hal ini BPJS ketenagakerjaan, kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap DPLK Muamalat.
Kata Kunci
:Analisis SWOT, Dana Pensiun Lembaga Keuangan(DPLK)
Muamalat
Pembimbing
:M.Mujiburrahman, MA dan Nurul Handayani, M.Pd
Daftar Pustaka
:1992-2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas segala nikmat, rahmat, hidayah, dan karuniaNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang tak pernah berhenti berjuang hingga
akhir hayatnya untuk menegakkan agama Islam rahmatan lil’alamin di muka bumi,
membawa kita semua dari zaman jahiliyah ke zaman yang kaya akan ilmu
pengetahuan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program
studi Muamalat Strata Satu (S-1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini bukan hasil jerih payah penulis semata, namun
melibatkan pihak lain yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk menyampaikan
rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis.
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
(FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Am Hasan Ali, MA.dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA,. selaku ketua dan
sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) FSH UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
i
3. Bapak Mujiburrahman, MA., selaku dosen pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di tengah kesibukan beliau untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis.
4. Ibu Nurul Handayani, M.Pd selaku doesn pembimbing II yang senatiasa
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran di tengah kesibukan beliau untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis.
5. Bapak La Ode Rizal Adikrishna dan Syawaluddin Ikhsan selaku pemasaran
DPLK Muamalat Pusat. Terima kasih atas waktu dan kesempatannya untuk
wawancara di DPLK Muamalat. Kepada seluruh karyawan DPLK Muamalat
terima kasih banyak telah membantu7 penulis melakukan penelitian serta
memeberikan data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. DR. Euis Amalia, MA., selaku dosen penasihat akademik saya yang telah
banyak memberikan arahan dan masukan dalam banyak hal.
7. Seluruh Staf karyawan TU, staf perpustakaan FSH, pak Zuhri,S.Ip serta staf
Perpustakaan Utama, atas kemudahan dalam pembuatan surat dan juga
peminjaman buku.
8. Kepada orang-orang yang telah mendahuluiku, Ayahanda H.Usman Umar
tercinta, terima kasih karena selama ini sudah merawat, mendidik, dan dari
kecil Semoga Allah menyayangi dan menempatkan kalian di sisi-Nya yang
terbaik.
Untuk Uncle Usman Suhuriah, SPd.MPd, terima kasih atas saran dan
dukungannya selama ini.
ii
9. Kepada mama aku, Hj.Azizah, yang senantiasa mendoakan, memberikan
semangat dan dukungan baik moril maupun materil. Tiada hal lain yang
paling membahagiakan selain membahagiakanmu.
10. Untuk Saudaraku, Abdul Khalik, Faisal, Tajuddin usman terima kasih atas
doa dan dukungannya selama ini.
11. Untuk Witha Andiani tamrin , terima kasih karena selama ini sudah bersabar
menunggu dan membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Mengisi hari-hariku dengan suka cita.
12. Keluarga besar PS-E angkatan 2010, Qori, , Zaki, Rahadian, Wildan, Alfian,
Darlam, Iqbal, , dobleh, Fajar, Farid, Musyfiq, Dimas, Diki, Iren, Daud, Eha,
Mahdiyah, Anis, Nurul, Ami, Yeni, Rina, Gita, Jihan, Reni, Yuki, Mila, vera,
dan terkhusus buat saudari Nisrina Mutiara Dewi, S.E.Sy. dan Aji
Firmansyah, S.E.Sy. thanks banyak atas doa dan motivasinya kepada saya
baik secara moril maupun materil.
13. Temen-temen, BEM FSH, terima kasih selama ini telah berbagi tempat dan
berbagi ilmu.
14. Teman-teman Sandeq Sulbar Jakarta, kanda Erwin Welhalmina, Kanda
Mabrur.S.thi, Ansar Arief Sofyan, Sultan Hasan Amrur, Abdullah el sahar,
Firman pasa’bu, Ryan Rizaldi, Rosita, atas doa dan motivasinya kepada saya
baik secara moril maupun inmateril.
15. Teman-teman IPM Kukar Jakarta terimah kasih atas dukungannya berupa
motivasinya kepada saya sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
iii
16. Temen-temen KKN Trust, Ahmad Rahadian, Wildan abdillah, Dicki,
Dimas,Mabrur, Darda, Syahresi,Yeni dll. Momen yang sangat berkesan
meskipun sangat singkat. Kalian Istimewa dan Luar Biasa.
17. Temen-temen MAKN Makassar, terima kasih banyak atas dukungannya dan
doa,kalian adalah sahabat terbaik saya.
Akhirnya tiada kata untaian kata yang paling berharga kecuali ucapan
Alhamdulillahi Rabbil Alamiin atas Rahmat dan Karunia serta Ridha Ilahi. Demikian
ucapan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak, semoga kebaiklan dan
bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat Berkah dari Allah SWT.
Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam pembuatan
skripsi ini. Untuk itu saran dan kritik kiranya dapat memperbaiki skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan khususnya bagi umat
manusia, serta bagi perkembangan DPLK Muamalat di Indonesia. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai aktivitas kita berjuang di jalan-Nya serta menjadikan kita
semua sebagai hamba-Nya yang bahagia di dunia dan akhirat.
Ciputat, 13 November 2015
Muhammad Fadel
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... ....... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ....... v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... ........ 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. ....... 4
C. Batasan Masalah................................................................................... ....... 4
D. Perumusan Masalah............................................................................. ....... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................ ....... 5
F. Review Studi Terdahulu...................................................................... ........ 7
G. Kerangka Penelitian............................................................................. ....... 8
H. Metode Penelitian........................................................................................ 9
I. Sistematika Penelitian.......................................................................... ....... 12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis SWOT....................................................................................... .... 15
1.
Pengertian Analisis SWOT ............................................................. .... 15
2.
Fungsi, Manfaat dan Tujuan ........................................................ ....... 16
3.
Mekanisme dan ancaman strategi SWOT....................................... ..... 19
4.
Model Efas dan Ifas .................................................................... ........ 27
v
B. Dana Pensiun Lembaga keuangan ....................................................... ...... 31
1. Pengertian Dana Pensiun ............................................................ ...... 31
2. Tujuan Dana Pensiun ................................................................. ....... 34
3. Fungsi Dana Pensiun.................................................................. ....... 36
4. Manfaat Program Pensiun.......................................................... ....... 38
5. Asas asas Dana Pensiun............................................................. ........ 39
6. Jenis-Jenis Dana Pensiun............................................................ ....... 41
C. Ketetapan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana Pensiun Syariah ........ ........ 48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sejarah berdiri DPLK Muamalat ........................................................ ...... 51
B. Hakikat, Tujuan dan Manfaat .................................................................... 55
C. Visi Misi dan Core Value Struktur Organisasi................................... ....... 57
D. Struktur Organisasi.............................................................................. ...... 59
E. Produk dan Program ........................................................................... ...... 59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Bagaimana mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di
Bank Muamalat Indonesia ................................................................... ..... 62
B. Analisis SWOT terhadap produk Dana Pensiun di Bank Muamalat
Indonesia............................................................................................. ....... 69
vi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... ........ 84
B. Saran .......................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. ..... 86
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai mahkluk ciptaan Allah SWT, setiap manusia pasti akan
memiliki masa tua. Dimana di hari tua kita sudah tidak lagi kuat bekerja, tidak
lagi memiliki penghasilan dan bahkan sebagian besar hanya mengandalkan
pemberian dari anak dan cucunya. Namun hal tersebut bukanlah impian hari
tua bagi setiap umat manusia. Tentunya setiap manusia ingin segala
kebutuhannya terpenuhi dan memiliki kebahagian di hari tua. Produk Dana
Pensiun adalah salah satu alternatif untuk mengatasi solusi tersebut. Pada
dasarnya program dana pensiun bertujuan untuk memberikan jaminan
kesejahteraan di hari tua. Tentunya hal tersebut akan mengurangi berbagai resiko
yang dapat timbul, seperti kehilangan pekerjan, kecelakaan, bahkan meninggal
dunia. 1
Pengelolaan dana pensiun di Indonesia sudah mendapat perhatian serius
sejak tahun 1992. Terbentuknya undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang
Dana Pensiun, diharapkan para karyawan semakin semangat bekerja dan merasa
1
Dahlan Siamat, Manajemen Keuangan (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas ekonomi UI,
2004), h. 465.
1
2
tentram karena menjadi peserta tabungan dana pensiun di tempat kerjanya.2Pada
tahun pertama sejak berlakunya undang-undang tentang dana pensiun,
pertumbuhan jumlah dana pensiun didominasi oleh konversi yayasan pengelola
dana pensiun menjadi lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).
Salah satu hal baru dalam undang-undang dana pensiun adalah lahirnya
Dana Pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK ). Berbeda dengan DPPK yang
menyelenggarakan program pensiun khusus bagi pegawai pendiri dan atau
mitra pendiri DPPK yang bersangkutan, DPLK didirikan oleh bank umum atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyediakan program pensiun bagi masyarakat
luas, khususnya para pekerja mandiri. Dalam perkembangannya, DPLK lebih
banyak berperan sebagai media alternatif bagi pemberi kerja yang bermaksud
untuk menyediakan program pensiun bagi karyawannya. Dalam lima tahun
pertama berlakunya undang-undang dana pensiun, terdapat 25 pendirian
DPLK, dimana 20 DPLK didirikan oleh perusahaan asuransi jiwa dan 5 DPLK
didirikan oleh bank umum.
Salah satu DPLK yang ada di indonesia dan berbasis syariah adalah
DPLK Muamalat dan dengan sistem syariah pertama di Indonesia, tentunya telah
memiliki pengalaman yang luas, apalagi dengan dukungan teknologi dan SDI(
Sumber Daya Insani) yang profesional. Di samping itu, adanya Dewan
2
Hasiholan Siagian, Manajemen Dana Pensiun di Indonesia (Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia, 1993), h. 5.
3
Pengawas Syariah (DPS) yang beranggotakan
ulama lebih memberikan
kenyamanan dalam bertransaksi dengan memberikan hasil pengelolaan yang
kompetitif, aman dan kepastian pengelolaan secara syariah.
Berdasarkan visi untuk menjadi DPLK Syariah pertama
yang
mengedepankan transparansi kepada masyarakat luas mengenai pengelelolaan
dana yang di investasikan ke berbagai bidang serta adanya kejelasan bagi hasil
yang di publikasikan. DPLK Muamalat juga mengeluarkan kebijakan transparasi
perhitungan bagi hasil, sehingga nasabah dapat menghitung sendiri dana yang di
kelolah oleh DPLK Muamalat dan bagi hasil yang didapatkan. Kebijakan
tersebut dikeluarkan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan nasabah
serta mampu mewujudkan profesionalisme pengelolaan DPLK dan kinerja
maqashid syariah yang ada di DPLK Muamalat berjalan sangat baik. Dilihat dari
pemberian istirahat untuk shalat fardhu, sholat jum,at dan diwajibkan bagi
karyawan perempuan untuk berkerudung dan menjaga kerapian, standar
operasional dalam menyambut nasabah wajib mengucapkan salam.
Analisis SWOT merupakan analisis terhadap empat faktor yang lazim
digunakan oleh suatu institusi atau perusahaan, antara lain kekuatan (strenghts),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
Kekuatan dapat menjadi sumber potensial yang dapat di manfaatkan menjadi
sebuah keunggulan bagi perusahaan dan kelemahan perusahaan menjadi sebuah
hal yang baik, karena dapat memotivasi perusahaan untuk senantiasa
4
mengurangi kelemahan tersebut agar menjadi lebih baik. Begitu pula, segala
macam peluang dan ancaman yang ada di luar perusahaan dicoba untuk di
ketahui sejak dini kemudian dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan demi
kemajuan perusahaan tersebut.3
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik
untuk menemukan titik terang dari permasalahan tersebut dalam rangkaian
pembahasan karya ilmiah skripsi yang berjudul:” PENDEKATAN ANALISIS
SWOT TERHADAP PRODUK DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN
SYARIAH ”. (STUDI KASUS DPLK MUAMALAT PUSAT).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
Latar
belakang
di
atas,
maka
penulis
dapat
mengidentifikasikan masalah yang muncul. diantaranya: Bagaimana produk
dana pensiun DPLK Muamalat ditinjau dari perspektif Strenghts ( Kekuatan).
Weakness (Kelemahan), Opportunies (Peluang) dan Threats (Ancaman). dan
bagaimana tingkat pertumbungan produk dana pensiun DPLK Muamalat.
C.
Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas serta
menjaga kemungkinan penyimpanan dalam penelitian ini, maka penulis
3
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia, 2006)
5
membatasi masalah pada masalah Analisis SWOT DPLK Muamalat Pusat dan
Waktu penelitian pada bulan Mei 2015.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan
guna
memfokuskan pembahasan penelitian, maka peneliti merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di DPLK
Muamalat?
2.
Bagaimana pendekatan analisis SWOT ( Strenght, Weakness, Opportunity,
dan Threat ) produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat?
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.Untuk mengetahui mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di
Bank Muamalat Indonesia.
b.Untuk mengetahui hasil dari analisis SWOT (Strenght, Weekness,
Opportunies dan Threat ) produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat
6
2.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
a) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bekal ilmu
pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas mengenai produk perbankan
syariah khusunya pada produk Dana Pensiun.
b) Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat berfungsi sebagai
bahan pertimbangan dalam mengoptimalisasi kinerja dan operasional
perbankan syariah di Indonesia, terutama pada produk Dana Pensiun yaitu
dengan meningkatkan kualitas atau keunggulan produk tersebut.
c) Bagi akademisi khusunya mahasiswa, diharapkan dapat menjadikan
penelitian ini sebagai salah satu referensi untuk mata kuliah yang
bersangkutan, khususnya bagi mahasiswa perbankan syariah. Serta
memicu mahasiswa untuk mencari berita atau informasi up to date terkait
perkembangan produk-produk perbankan. Adapun harapan peneliti bagi
pembaca pada umumnya, agar pembaca dapat memahami bahwa kondisi
perbankan syariah di Indonesia saat ini juga perlu mendapat dukungan dan
apresiasi dari masyarakat, agar masyarakat bisa terhindar dari kedzaliman
riba rentenir. Peneliti juga berharap pembaca bisa ikut berpartisipasi
memajukan perekonomian rakyat bersama dengan lebih memilih
menabung, mendepositokan atau menanamkan modal pada lembaga
keuangan mikro syariah dari pada bank konvensional.
7
F. Review Studi Terdahulu
Sebagai bahan perbandingan, acuan dan pertimbangan untuk peneliti,
berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang serumpun dengan
penelitian yang ditulis oleh peneliti. Penelitian yang pertama adalah penelitian
yang ditulis oleh Siti Muyasarah dengan judul “Analisis SWOT Terhadap
Produk Asuransi Unit Link” ( Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga ), pada
tahun 2010. Penelitian ini membahas tentang produk asuransi takaful-link yang
dianalisis menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif-kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan,
kelemahan, peluang dan juga ancaman pada produk Asuransi Unit Link.
Penelitian kedua ditulis pada tahun yang berbeda, yaitu tahun 2013 oleh
Arief Triandi Arza. Penelitiannya berjudul “Analisis SWOT Kantor Layanan
Syariah pada BRI Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman pada produk KLS ( Kantor
Layanan Syariah ).
Penelitian ketiga di tulis pada tahun yang berbeda, yaitu tahun 2006 oleh
Ihdina Dashra. Penelitiannya berjudul”Analisis SWOT Tentang Produk Shar-e”
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan
juga ancaman pada produk Shar-e
8
Dari penelitian sebelumnya, penelitian ini memiliki beberapa persamaan
dan perbedaan. Persamaannya terletak pada subjek yang diteliti, sedangkan
perbedaannya terletak pada waktu penelitian, objek penelitian, variabel
penelitian, dan metode analisis penelitian.
G. Kerangka Penelitian
BANK MUAMALAT INDONESIA
PRODUK DANA PENSIUN
ANALISIS SWOT
IFAS
EFAS
ALTERNATIF STRATEGI
9
Keterangan Gambar 1.1
Bank Muamalat Indonesia memiliki produk jasa keuangan baru, yaitu
Tabungan Dana Pensiun. Sebelum menerapkan strategi yang cocok pada produk
ini, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Salah satu analisis yang paling tepat
yang juga akan digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah analisis
SWOT. Menggunakan analisis SWOT, produk tabungan Dana Pensiun ini akan
dianalisis dari 4 (empat) sudut, yaitu kekuatan, kelemahan, Peluang dan
ancaman. IFAS adalah bagian dalam suatu produk yang akan dianalisis, yaitu
kekuatan dan kelemahan. Sedangkan EFAS adalah bagian luar yang berarti
lingkungan sekitar dimana produk tersebut akan dipasarkan, yaitu Peluang dan
Ancaman. Melalui analisis keempat sudut pandang tersebut, akan tercipta sebuah
strategi yang nantinya akan sangat cocok diterapkan pada produk dana pensiun
milik Bank Muamalat Indonesia.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk ke
dalam jenis penelitian kualitatif, karena menggunakan data primer yang bukan
merupakan angka-angka. Peneliti
melakukan penelitian dengan cara
menganalisis produk Dana Pensiun yang diluncurkan oleh DPLK Muamalat.
Melalui analisis SWOT, nantinya produk akan dinilai dan dipertimbangkan oleh
10
peneliti dari berbagai sudut pandang guna menetapkan strategi yang digunakan
oleh produk tersebut.
2. Data Penelitian
a. Data primer
Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti
langsung dari sumbernya. 4 Data primer pada penelitian ini adalah data
yang diperoleh langsung dari survei lapangan. Adapun sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara dengan
pihak
DPLK Muamalat dan pengamatan secara langsung, yang
dilakukan oleh peneliti.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur
kepustakaan berupa buku-buku yang relevan dengan materi skripsi ini.
Dengan kata lain data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut. 5
Adapun data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini bersumber
dari buku, dokumen, makalah, jurnal ilmiah, website dan literatur lainnya
yang dapat menambah informasi dalam penelitian ini.
4
Hermawan Wasito, Pengantar Metodelogi Penelitian (Jakarta: PT Gamedi Pustaka Utama,
1993), h. 69.
5
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: Rajawali Press,
2011), h. 42.
11
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mendukung penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan
dengan beberapa cara berikut:
a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan
pengamatan
tentang
kegiatan-kegiatan
yang
terjadi
pada
suatu
perusahaan atau instansi.
b. Wawancara, yaitu Merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan
informasi dengan interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang
melalui tatap muka6
c. Studi
Pustaka,
yaitu
teknik
pengumpulan
data
dengan
cara
mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang relevan dengan
penelitian ini. Informasi tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan
kuliah, serta tulisan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Metode Analisis Data
Penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode
kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah conten analysis yakni
penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi
6
50.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.
12
tertulis atau tercetak dalam media masa 7. Metode yang meliputi semua
analisis mengenai isi teks, tetapi di sisi lain analisi ini juga digunakan untuk
mendeksripsikan pendekatan analisis yang khusus. Metode pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif.
4.Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah DPLK
Muamalat PT. Bank Muamalat Indonesia yang berlokasi di gedung Artaloka,
Lantai 9 Jalan Jendral Sudirman No 2 Jakarta Pusat.
5.Teknik Penulisan Data.
Teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan
menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”
I.
Sistematika Penelitian
Untuk dapat memberikan penjelasan dengan lebih sistematis,maka
penelitian dalam penelitian skripsi ini terbagi kedalam 5 bab:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini peneliti menjabarkan secara singkat mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan
7
155.
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2008), h.
13
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu,
kerangka penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Bab
ini kajian kepustakaan, peneliti
menjelaskan
teori yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai landasan untuk pemecahan
masalah. Bab ini membahas landasan teori yang digunakan dalam
penelitian ini. Sub bab pertama menjelaskan tentang analisis SWOT
Pengertian Analisis SWOT, Fungsi, Manfaat dan Tujuan, Mekanisme
dan Ancaman trategi SWOT dan Model Efas dan Ifas. Sub bab kedua
menjelaskan tentang DPLK, Pengertian Dana Pensiun, Tujuan,
Fungsi, Manfaat dana pensiun, Asas asas dana pensiun dan Jenis jenis
dana pensiun. Ketetapan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana dana
pensiun syariah.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan berupa
sejarah singkat berdirinya DPLK Muamalat, Visi dan Misi, Struktur
Organisasi produk dan program dan mekanisme dan prosedural.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Bab ini Untuk mengetahui mekanisme dan operasional produk Dana
Pensiun di DPLK Muamalat dan serta analisis SWOT
terhadap
produk Dana Pensiun, dimana peneliti akan memaparkan inti
persoalan yang akan diangkat dalam skripsi ini, yaitu menganalisis
besarnya
kekuatan
produk
(strength),
kelemahan
produk
(weakness), kesempatan (opportunity) dan ancaman produk lain
(threat ).
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil
analisis dan temuan yang ditemui oleh peneliti dalam penelitian ini.
Selain itu, peneliti juga akan memberikan beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat di masa yang akan datang bagi
perusahaan dan juga akademisi.
BAB II
TEORI ANALISIS SWOT DAN DANA PENSIUN LEMBAGA
KEUANGAN
A. Analisis SWOT
Pengertian Analisis SWOT
1.
Analisis SWOT adalah identifikasih berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat
memaksimal kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) dan secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threat) jadi, analisis swot membandingkan antara faktor external
peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Teknik SWOT atau yang dikenal dengan (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk
mengenali berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi.
Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu
dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenai” apa yang diinginkan
ke depan” terhadap isu tersebut, komponen atau elemen apa yang
diperlukan untuk lebih ditingkatkan, dikurangi atau justru diganti,
memerlukan proses analisis yang banyak didasarkan pada peta kondisi
SWOT dari isu tersebut1.
1
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta:PT.
Gramedia pustaka utama, 2006), Cet ke-12, hal. 19.
15
16
SWOT singkatan dari bahasa Inggris yakni strength (kekuatan),
weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (ancaman) 2.
proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan strategi dan kebijakan perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini, hal
ini disebut dengan analisis situasi.
Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis
SWOT3. Analisis SWOT adalah identifikasih berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunity) namun secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threat)4
2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan
a. Fungsi Analisis SWOT
Secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar
tim teknis penyusun corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan
strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan
kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan
visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu
perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang peluang
2
www.Good governance.co.id/Total Quality Managemen Dokumentasi
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12, hal. 19.
4
Ibid. h. 18.
3
17
baru, sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan
yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana yang akan
dibuat perusahaan. Jadi fungsi analisis swot adalah menganalisis
mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta
analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi external perusahaan.
b. Manfaat Analisis SWOT
Analisis swot bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan
dalam bisnis apa perusahaan beroperasi dan arah mana perusahaan
menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk
menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya
dan mewujudkan visinya dari hasil analisis akan memetakan posisi
perusahaan terhadap lingkungannya serta menyediakan pilihan strategi
umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaransasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan dari para stakeholder atau analisis SWOT
berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam perusahaan yang
memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu
komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.5
5
http://www.goodvernance.co.id/Total Quality Managemen/Dokumentasi/A04
18
c.
Tujuan Analisis SWOT
Tujuan utama analisis SWOT adalah mengidentifikasi
strategi perusahaan secara keseluruhan
hampir setiap perusahaan
maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan
analisis SWOT. Kecenderungan ini tampaknya akan terus semakin
meningkat, terutama era perdagangan bebas abad 21, masyarakat
ekonomi asean (MEA), yang mana satu sama yang lain saling
berhubungan dan saling bergantung. Penggunaan analisis SWOT ini
sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari bentuknya
yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk
mengalahkan musuh dalam pertempuran. 6
Konsep dasar pendekatan SWOT ini tampaknya sederhana
sekali sebagaimana di kemukakan oleh sun Tzu bahwa” apabila kita telah
mengenali kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan kita
dapat memenangkan pertempuran”. Dalam perkembangannya saat ini
analisis SWOT, tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan
pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan
bisnis (strategic business planning) yang bertujuan untuk menyusun
strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan
6
Freddy Rangkuti,Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis,(jakarta:PT.Gramedia
pustaka utama,2006),Cet ke-12,hal.10.
19
dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan berikut
semua perubahannya dalam menghadapi pesaing. 7
3. Mekanisme dan Ancaman Strategi SWOT
A. Mekanisme SWOT
Mekanisme pembahasan analisis SWOT mencakup tiga tahapan, yaitu:
1.penyepakatan pengertian / persepsi di antara stakeholder8
Di bawah ini disampaikan upaya-upaya sistematis untuk dapat
dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang
dihadapi.
a.Strenghts (kekuatan)
Kekuatan adalah sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama
(internal sesuatu yang dapat dipengaruhi secara langsung) dari dulu
sampai sekarang.
Contoh kekuatan9
1) perusahaan memiliki modal yang cukup
2) perusahaan memiliki citra yang baik di masyarakat
3) perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas
4) lokasi perusahan strategis
7
Ibid.h.11.
www.delivery.org/Guiledines/how/hm,Analisis Cepat SWOT.pdf
9
Gaspersz, Vincent, Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan
Six Sigma untuk organisasi, Bisnis dan pemerintah.(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2005),
h.15.
8
20
5) pendapatan perusahaan meningkat dari tahun ke tahun
b.Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah sesuatu yang menjadi kelemahan utama
(internal) dari dahulu sampai sekarang.
Contoh kelemahan:
1) promosi perusahaan terhadap promosi masih kurang
2) produk yang di tawarkan masih sedikit/terbatas
3) sumber daya manusia kurang memadai
c.Opportunities (peluang)
Peluang adalah berbagai potensial yang dapat dieksplorasi untuk
mempengaruhi pencapaian sasaran yang diharapkan.
Contoh peluang:
1) faktor ekonomi yang membaik.
2) meningkatnya kehidupan masyarakat.
d.Threats (ancaman)
Ancaman
adalah
segala
sesuatu
yang
dapat
membatasi/
menggagalkan pencapaian (eksternal) sasaran yang ditetapkan tetapi
belum pernah terjadi dan tidak dipengaruhi secara langsung.
21
Contoh ancaman:
1) banyaknya pesaing perusahaan
2) faktor makro ekonomi setelah krisis
3) pengisian informasi untuk tiap variable atau aspek SWOT
Setelah mengenali atau batasan tiap aspek SWOT di atas, menjadi sangat
diperlukan untuk mendapatkan isinya, yang paling memungkinkan untuk
mendapat isi tersebut:
a. Brainstorming:
saling
mengajukan
pendapat
atas
dasar
pengalamannya untuk didiskusikan bersama-sama sampai didapat
kesepakatan bahwa apa yang di sampaikan memang sesuai untuk
mengisi aspek SWOT.
b. Kuisioner:
untuk
menginventarisir
berbagai
pandangan
atau
pendapat tentang isi dari aspek SWOT untuk kasus tertentu.
3.Memakai Relevansi Data
1.Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud diatas akan
menghasilkan beberapa temuan / identifikasih yang berupa daftar panjang di
tiap aspek SWOT yang ada. Dengan kedalaman informasi yang berbeda
beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama di
antara stakeholder, yakni dengan cara menyusun bobot tiap temuan di
masing-masing aspek SWOT, seperti tabel berikut
22
No Aspek SWOT
Hasil Identifikasi
Bobot
A
Kekuatan
B
C
1.perusahaan memiliki citra yang V
baik di masyarakat
2.perusahaan memiliki jaringan
V
kerja yang luas
V
3.lokasi perusahaan strategis
Kelemahan
1.promosi perusahaan terhadap V
promosi masih kurang
2.Produk yang ditawarkan masih
V
sedikit/terbatas
Peluang
1.faktor ekonomi yang membaik
2.meningkatkan
V
kehidupan
V
masyarakat
Ancaman
1.Banyaknya pesaing
perusahaan
2.faktor makro ekonomi setelah
krisis
V
V
23
Keterangan:
kategori bobot A adalah yang paling diutamakan / signifikan nyata berpengaruh
paling perlu diantisipasi segera, demikian selanjutnya sampai kategori C sebagai
ukuran paling rendah.
Hasil akhir dari keseluruhan proses berupa informasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang telah disepakati oleh seluruh stakeholder yang akan
menjadi bahan masukan utama bagi penyusun strategi penanganan isu terkait.
Infomasi SWOT disini mengandung bahwa:
a) pengelompokkan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT sudah
tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama.
b) peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek
SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing-masing.
b.Ancaman Strategi SWOT
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang
(opportunity) dan ancaman (Threat) dengan faktor internal kekuatan (strengts)
dan kelemahan (weakness)10.Faktor internal diperoleh dari data lingkungan
perusahaan, seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional, kegiatan
pemasaran dan data staf atau karyawan. Sedangkan faktor eksternal diperoleh
dari lingkungan di luar perusahaan seperti dari analisis pasar, kompetitor
(pesaing) komunitas, pemasok, pemerintah dan analisis kelompok (untuk
10
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis,
PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12, h.19.
(Jakarta:
24
kepentingan tertentu). Perencanaan usaha yang baik dengan metode analisis
SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh kearns
(1992).11
IFAS
Strenght
Weakness
( kekuatan )
( kelemahan )
EFAS
Opportunities
Strategi S-O
Strategi W-O
( peluang )
( Agresif )
( Turn-around )
Threaths
Strategi S-T
Strategi W-T
( Diversifikasi )
( defensive )
( ancaman)
Dalam matriks tersebut, comperative advantage (keunggulan kompratif)
berarti pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi tidak
boleh membiarkan peluang tersebut hilang begitu saja, namun sebaliknya
11
21.
M.Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), h,
25
organisasi harus segera memperkuatnya dengan berbagai perencanaan yang
mendukungnya. Sel A ini memberi kemungkinan bagi organisasi untuk
berkembang lebih cepat, namun harus senantiasa pada terhadap perubahan
yang tidak menentu dalam lingkungannya. Dengan demikian yang harus di
jawab adalah Bagaimana
memanfaatkan kekuatan yang ada,
untuk
meningkatkan posisi kompetitif organisasi.
Sel B menghadapkan organiasi pada isu strategis mobilitization yaitu
kotak interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan
dengan kekuatan organisasi. Disini organisasi harus melakukan mobilisasi
sumberdaya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak
ancaman dari luar, bahkan jika mungkin organisasi dapat mengubahnya
menjadi peluang.
Sel C menampilkan isu strategis investment yang memberikan pilihan
situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan, namun
organisasi tidak memiliki kemampuan untuk menggarapnya. Kalau dipaksakan,
dapat memakan biaya yang cukup besar sehingga akan merugikan organisasi.
Sel D adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
kotak atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang
harus diambil adalah damage control (mengendalikan kerugian) yang diderita
sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
26
DIAGRAM POSISI PERUSAHAAN
Peluang
Kuadran III
Kuadran I
Kelemahan
Kekuatan
Kuadran IV
Kuadran II
Ancaman
1.Strategi S-O = Kuadran 112
a) Merupakan posisi yang sangat menguntungkan
b) Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.
c) Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif
12
Freddy Rangkuti, Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis
Kasus(Jakarta: PT.Gramedia Pusaka Utama, 2001), Cet.ke-12 h. 51
27
2.Strategi S-T = Kuadran 2
a) Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai
keunggulan sumberdaya
b) Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan
kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
c) Dilakukan melalui penggunaan strategi diversivikasih produk atau pasar.
3.Strategi W-O = Kuadran 3
a) Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah.
b) Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal.
c) Fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ia meminimalkan
kendala-kendala internal perusahaan.
4.Strategi W-T = Kuadran 4
a) merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan
b) perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber
daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan
c) Strategi yang diambil :defensif, penciutan atau likuidasi.
4.Model EFAS dan IFAS
1. Cara Penentuan Faktor Strategi eksternal ( EFAS )13
13
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis (Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12 h. 25
28
a) Membuat tabel dan pada kolom 1, urutkan faktor-faktor yang merupakan
peluang dan ancaman.
b) Masing- masing faktor tersebut diberi bobot pada kolom 2 mulai dari 0,0
(tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting). Semua bobot tersebut
totalnya tidak lebih dari 1,00.
c) Menghitung rating (dalam kolom 3) diberikan skala mulai dari 4 sampai
1 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil
diberi rating 1). Sedangkan pemberian rating untuk faktor ancaman
kebalikannya (jika ancamannya sangat besar ratingnya adalah 1. Jika
nilai ancamannya sedikit ratingnya 4).
d) Jika ingin mendapatkan skor pembobotan pada kolom ke 4 maka kalikan
bobot pada kolom 2 rating pada kolom 3.
e) Jumlah skor pembobotan pada skor 4. Nilai positif menunjukkan bahwa
perusahaan
tersebut
memiliki
peluang
dan
sebaliknya
negatif
menunjukkan ancaman.
f)
Komentar pada setiap faktor dikolom5, berdasarkan faktor tersebut bagi
kelangsungan perusahaan. 14
14
Ibid, h. 26
29
Tabel 1. Model EFAS
Faktor-faktor
bobot
rating
Bobot x rating
komentar
strategi
eksternal
Peluang
ancaman
total
2.Cara Penentuan Faktor Strategi internal ( IFAS )15
a) Membuat tabel pada kolom 1, urutkan faktor-faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan perusahaan
b) Masing- masing faktor tersebut diberi bobot pada kolom 2 mulai dari
angka 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting) semua
bobot tersebut totalnya 1,00.
c) Menghitung rating (dalam kolom 3) diberikan skala mulai dari 4 sampai
1 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif diberi nilai 1 sampai 4
15
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis (Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12 h.26
30
(sangat baik) dengan membandingkan dengan rata rata industri dengan
pesaing.
d) Jika ingin mendapatkan skor pembobotan pada kolom 4 maka kalikan
bobot pada kolom 2 rating pada kolom 3
e) Jumlah skor pembobotan pada skor 4. Nilai positif menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut
memilki kekuatan dan sebaliknya negatif
menunjukkan kelemahan.
f) Komentar pada setiap faktor dikolom 5, berdasarkan faktor tersebut
bagi kelangsungan perusahaan.16
1.1 tabel model IFAS
Faktor-faktor
strategi
internal
Kekuatan
kelemahan
Total
16
Ibid, h. 27
bobot
rating
Bobot x rating
komentar
31
B. Dana Pensiun Lembaga Keuangan
1.Pengertian Dana Pensiun
Pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh
penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun
atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah di tetapkan 17.
Sedangkan pensiun dalam arti bahasa adalah tidak berfungsi lagi. Bila arti
pensiun diterapkan untuk manusia, berarti seseorang tidak bekerja lagi akan
tetapi setiap bulannya masih tetap mendapatkan uang sara. Uang sara adalah
uang untuk biaya menyambung hidup yang diperoleh tanpa melakukan
pekerjaan. 18
Dalam kamus manajemen di jelaskan bahwa dana pensiun adalah dana
yang disiapkan oleh suatu perseroan, serikat pekerja, badan usaha pemerintah
atau organisasi lain untuk membayar dana pensiun dari pekerja yang telah
pensiun. Dana pensiun tersebut setiap tahunnya menginvestasikan sejumlah
dana ke dalam pasar saham dan obligasi. Para manajer dana membuat asumsi
akturial tentang berapa banyaknya dana yang harus dibayarkan kepada para
pensiun dengan mencoba memastikan bahwa tingkat pendapatan atas
17
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,ed.6 (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 1999), h. 307.
18
Syarif Arbi, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank (Jakarta: Djamabatan,
2003), h. 182.
32
portapel19 perusahaan sama atau melebihi kebutuhan pembayaran yang telah
di perkirakan. 20
Menurut david scot dalam bukunya yang berjudul wall street words,
pension fund is ‘a financial institution that controls assets and disburses
income to people after thay have retired from gainful enployment.21
maksudnya dana pensiun adalah sebuah lembaga keuangan yang mengawasi
sejumlah aset atau harta dan membagikan (memberikan pesangon) ke dalam
pendapatan seseorang setelah mereka berhenti mendapat gaji (bekerja) dari
perusahaan sebagai pegawai.
Pengertian diatas sama halnya menurut perry dalam dictionary of
bangking, pension fund is an investement maintained by companies and other
employers to
pay the annual
sum required under the business
organizaion’spension scheme”. Maksudnya dana pensiun adalah sebuah
pemeliharaan investasi oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban tahunan
berdasarkan pola pengaturan usaha pensiun.
Menurut undang undang no 11 tahun 1992 dana pensiun adalah suatu
badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun. Manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang
19
Portapel sama dengan portofolio, yakni gabungan pemilikan lebih dari satu saham,
obligasi, komoditas oleh seorang investor kelembagaan dengan tujuan untuk mengurangi resiko
dengan mengadakan diversifikasih.
20
B.N.Marbun, Kamus Manajemen, cet 1 (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 5657
21
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, ed.4 (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 466.
33
dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam
peraturan dana pensiun.22
Dalam menghadapi hari tuanya seorang karyawan atau pekerja
mandiri paling tidak harus memiliki simpanan atau tabungan baik itu berupa
uang ataupun dalam bentuk kekayaan lainnya yang dapat menjamin dirinya di
masa akan datang, karena seseorang tidak akan mengetahui apa yang akan
terjadi suatu hari nanti.
Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) adalah dana pensiun yang di
bentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan
program pensiun iuran pasti (defined contribution plan) bagi perseorangan,
baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun
pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan.23
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dana pensiun
merupakan suatu badan hukum yang harus dibentuk oleh suatu organisasi
(institusi) atau perusahaan baik itu dana pensiun pemberi kerja yang memungut
dana dari karyawan suatu perusahaan maupun dana pensiun lembaga keuangan
yang memperoleh dana dari iuran para peserta dan memberi pendapatan kepada
peserta pensiun sesuai perjanjian. Dengan demikian jelas bahwa yang
mengelola dana pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum
22
23
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h.494
34
seperti bank umum atau asuransi yang telah memperoleh izin dari departemen
keuangan.
1. Tujuan Dana Pensiun
Seiring dengan perkembangan zaman dewasa ini, pelaksanaan program
pensiun atau harapan untuk memperoleh pensiun dihubungkan dengan berbagai
tujuan. Masing-masing tujuan memiliki maksud tersendiri, baik bagi
pemerintah, pemberi kerja, penerima pensiun, maupun pengelola.
Adapun tujuannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.Pemerintah24
1) Terciptanya sumber dana baru yang bersifat jangka panjang sehingga
memungkinkan
terbentuknya
akumulasi
dana
sebagai
modal
pembangunan. Sistem pendanaan dari program pensiun tersebut
diharapkan pemerintah sebagai salah satu sumber dana yang sangat di
perlukan untuk membiayai dan meningkatkan pembangunan nasional.
2) Program pensiun menjanjikan kehidupan di masa tua sehingga dapat
memotivasi produktivitas anak bangsa yang
pada gilirannya
mempercepat laju pembangunan. Dengan bekerjanya seseorang, maka
ia akan memperoleh penghasilan disertai dengan adanya jaminan di
masa tua sehingga pendapatan negara pun akan meningkat yang
diperoleh dari pajak penghasilan seseorang.
24
Syarbi Arbi, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank ( jakarta:Djambatan,
2003), h.185.
35
b.Pemberi kerja25
1) Kewajiban moral, yaitu perusahaan mempunyai kewajiban moral
untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada saat
mencapai usia pensiun.
2) Loyalitas, yaitu dengan adanya program pensiun, karyawan di
harapkan akan mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap
perusahaan sehingga dapat mengurangi jumlah absensi dan
adanya tanggung jawab dari setiap pekerja.
3) Kompetisi pasar tenaga kerja, yaitu dengan memasukkan program
pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang
diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki
daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan
yang berkualitas dan profesional dipasaran tenaga kerja.
c.Karyawan (penerima pensiun) 26
1) Rasa aman terhadap masa yang akan datang, yaitu karyawan
berharap mendapatkan jaminan ekonomis, karena penghasilan
yang ia terima memasuki masa pensiun. Garapan ini akan
mempengaruhi kinerja saat ini, pada saat ia masih produktif.
25
26
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 467.
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain
(Jakarta:Salemba Empat, 2006), h. 269.
36
2)
Kompensasi yang lebih baik, yaitu karyawan mempunyai
tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat
mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja.
2. Fungsi Dana Pensiun
Fungsi program pensiun harus dapat didentifikasih dengan jelas
supaya program pensiun tersebut dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Adapun fungsi program pensiun antara lain:
a)
Asuransi
Peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai
usia pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban
bersama dari dana pensiun. Masa kerja para karyawan bukanlah
suatu ketetapan. Dalam arti, apabila masa karyawan belum mencapai
masa kerja yang disyaratkan tetapi karyawan tersebut berhalangan
tetap (cacat tetap sehingga tidak mungkin lagi bekerja atau
meninggal), maka karyawan tersebut dijamin akan memperoleh
pensiun. meskipun demikian jumlah yang diterima tidak penuh atau
lebih sedikit bila dibandingkan karyawan yang memenuhi masa kerja
sesuai dengan perhitungan semula.
Sebagai contoh, bila peserta program pensiun mengalami
musibah, baik cacat ataupun meninggal dunia yang mengakibatkan
terputusnya pendapatan sebelum memasuki masa pensiun maka
kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang
37
dijanjikan atas beban dana pensiun karena penyelenggaraan
program pensiun mengandung asas kebersamaan seperti halnya
program asuransi.
b) Tabungan
Himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan
tabungan untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang
dibayarkan oleh karyawan setiap bulan dapat dilihat sebagai
tabungan dari para pesertanya. Iuran tersebut adalah konsekuensi
dari manfaat yang akan diterima oleh karyawan di masa yang akan
datang.
Besarnya manfaat yang diterima oleh peserta sangat
tergantung dengan akumulasi dana yang disetor dan hasil
pengembangan dari iuran tersebut. Semakin rajin seseorang
peserta membayar dana pensiun
tersebut maka akan semakin
besar pula dana yang akan diperoleh nantinya. Tentunya dengan
semakin panjang waktu atau lamanya masa kepesertaan akan
memberikan dampak terhadap pertumbuhan dana setoran iuran
peserta.
c) Pensiun
Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat
pensiun sejak bulan pertama setelah mencapai usia pensiun selama
38
seumur hidup peserta dan janda atau duda peserta. Dalam arti,
peserta akan di berikan kelangsungan pendapatan dalam bentuk
pembayaran secara berkala seumur hidup setelah memasuki masa
pensiun.
3. Manfaat Pensiun
Manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan dengan usia dimana
peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan manfaat
pensiun yang dapat dibedakan sebagai berikut:27
a) Pensiun Normal (Normal Retiremen)
pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah
mencapai masa pensiun seperti yang ditetapkan perusahaan. Sebagai
contoh rata-rata usia pensiun indonesia adalah ketika seseorang telah
berusia 55 tahun dan 60 tahun untuk profesi tertentu.
b) Pensiun dipercepat (Early Retiremen)
Program pensiun ini biasanya mengizinkan karyawan untuk
pensiun lebih awal sebelum mencapai usia pensiun normalnya.
Jenis pensiun ini diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya
karena adanya pengurangan pegawai di perusahaan tersebut atau
karena satu atau alasan yang lain, karyawan mengajukan
27
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 469.
39
permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya
dipercepat.
c)
Pensiun ditunda ( Defered Retiremen )
Merupakan pensiun yang diberikan kepada para karyawan
yang meminta pensiun sendiri, namun usia pensiun belum
memenuhi untuk pensiun. Dalam hal tersebut karyawan yang
mengajukan tetap keluar dan pensiunnya baru dibayar pada saat
usia pensiun tercapai.
d)
Pensiun cacat ( Disable Retiremen )
Pensiun ini diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih
disebabkan peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap
tidak mampu lagi untuk dipekerjakan.
4.Asas asas Dana pensiun28
1) Asas keterpisahan kekayaan Dana Pensiun dari kekayaan
badan hukum pendirinya. Asas ini di dukung oleh adanya
badan hukum tersendiri bagi Dana Pensiun dan harus diurus
serta dikelola berdasarkan asas ini kekayaan Dana Pensiun
yang terutama bersumber dari iuran, terlindungi dari hal-hal
yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada pendirinya.
28
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed. Revisi, Jakarta:Rajawali Press,
2008, hal. 333-334
40
2) Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan. Dengan asas
ini penyelenggaraan program pensiun, baik bagi karyawan
maupun bagi pekerja mandiri, haruslah dilakukan dengan
pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan
pendiri, sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak
peserta. Dengan demikian berdasarkan Undang- undang ini
pembentukan cadangan dalam perusahaan guna membiayai
pembayaran manfaat pensiun karyawan tidak diperkenankan.
3) Asas pembinaan dan pengawasan. Sesuai dengan tujuannya,
harus dihindarkan penggunaan kekayaan Dana Pensiun dari
kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya
maksud utama dari pemupukan dana, yaitu untuk memenuhi
pembayaran hak peserta. Dalam pelaksanaannya, pembinaan
dan pengawasan meliputi antara lain sistem pendanaan, dan
pengawasan atas investasi kekayaan Dana Pensiun.
4) Asas penundaan manfaat. Penghimpunan dana dalam
penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk
memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun, agar
kesinambungan penghasilan terpelihara. Sejalan dengan itu
hak berlaku asas penundaan manfaat, yang mengharuskan
bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan
setelah peserta pensiun, yang pembayarannya dilakukan
secara berkala.
41
5) Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk
Dana Pensiun. Berdasarkan asas ini keputusan membentuk
Dana Pensiun merupakan prakarsa pemberi kerja untuk
menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya, yang
membawa
konsekuensi
prakarsa tersebut
pendanaan.
Dengan
demikian
harus didasarkan pada kemampuan
keuangan pemberi kerja. Hal pokok yang harus selalu
menjadi
perhatian
utama
bahwa
keputusan
untuk
menjanjikan manfaat pensiun merupakan suatu komitmen
yang membawa konsekuensi pembiayaan, bahkan sampai
pada Dana Pensiun terpaksa di bubarkan. 29
4. Jenis-jenis Dana Pensiun
Jenis kelembagaan dana pensiun menurut pasal 2 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1992, dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis,
yaitu:
a) Dana pensiun pemberi kerja (DPPK)
Lembaga
mempekerjakan
ini
dibentuk oleh orang
karyawan,
selaku
atau badan
pendiri
dan
yang
untuk
menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program iuran
29
Undang-undang no 11 Tahun 1992
42
pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai
peserta dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.30
b) Dana pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK )
DPLK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau pun
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarkan program pensiun
iuran pasti bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri
seperti dokter, petani, nelayan dan lain sebagainya dimungkinkan
untuk memanfaatkan DPLK. Tidak tertutup kemungkinan pula bagi
karyawan disuatu perusahaan untuk dapat meanfaatkan DPLK sesuai
dengan kemampuannya. Pendirian DPLK oleh bank atau perusahaan
asuransi
jiwa
harus
mendapatkan
pengesahan
dari
Menteri
Keuangan.31
Mengenai perbedaan antara dana pensiun pemberi kerja
(DPPK) dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
30
Pasal 1 butir 2 UU Nomor 11 Tahun 1992 dan PP Nomor 76 Tahun 1992
Andi Soemitra, M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, 2009,
Cet I, hal 292-296
31
43
Tabel 1.2 Perbedaan antara DPPK dengan DPLK32
DPPK
Pendiri
Peserta
DPLK
Perusahaan yang
Bank atau perusahaan
mempekerjakan orang
asuransi jiwa
Bersifat tertutup hanya
Bersifat terbuka
untuk pekerja dari
dimana,siapa saja dapat
perusahaan yang
ikut menjadi peserta
bersangkutan
termasuk peserta
individual
Program
Bisa menjalankan
Hanya bisa menjalankan
Pensiun
program pensiun manfaat
program pensiun iuran
pasti atau program
pasti
pensiun iuran pasti
Pelaporan
Laporan keuangan audit
Laporan keuangan audit
tidak wajib
wajib dipublikasikan di
dipublikasikan di media
media massa
massa
Program pensiun dapat dijalankan menurut ketentuan diatas, yaitu:33
a) Program pensiun manfaat pasti (Defined Benefit Plan)
32
33
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 486.
Ibid, hal 487
44
yaitu program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam
peraturan dana pensiun atau program lain yang bukan merupakan
iuran pasti. Formula yang umum ini digunakan untuk menentukan
besar manfaat pensiun untuk jenis program ini adalah program
pensiun pendapatan terakhir (Final Earning Pension Plan) yang
dihitung berdasarkan persentase tertentu dari gaji terakhir peserta
pada saat mencapai usia pensiun. Kelebihan dan kekurangan
program ini antara lain:
a.Kelebihan:
1) Besar manfaat pensiun mudah dihitung
2) Lebih memberikan kepastian kepada pesera
3) Lebih mudah memberikan penghargaan untuk masa kerja
lalu.
b.Kekurangan:
1) Beban biaya mudah berfluktuasi
2) Nilai hak peserta sebelum pensiun tidak mudah ditentukan.
b)
Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan)
Yaitu program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam
peraturan
dana
pensiun
dan
seluruh
iuran
serta
hasil
pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing
peserta sebagai manfaat pensiun. Untuk jumlah manfat pensiun
45
pada program pensiun pada program pensiun iuran pasti tergantung
pada akumulasi iuran dan hasil pengembangannya sehingga tidak
bisa dihitung seperti di atas. Kelebihan dan Kekurangan program
ini antara lain:
a.Kelebihan
1) Beban biaya stabil dan mudah diperkirakan
2) Nilai hak peserta setiap saat mudah ditetapkan
3) Resiko investasi dan mortalitas ditanggung peserta
b.Kekurangan
1) Besar manfaat pensiun tidak mudah ditentukan
2) Lebih sulit memperkirakan besar penghargaan untuk masa
kerja lampau34
Mengenai perbedaan antara program Pensiun Manfaat Pasti
(PPMP) dengan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), dapat dilihat pada
tabel dibawah ini. 35
34
Huda Nurul, Lembaga Keuangan Islam ditinjau dari Teoritis dan Praktis (Jakarta:
Kencana Pranada Media Grouf, 2010), h. 338.
35
Juli Irmayanto, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: Universitas Trisakti,
2004), h. 261.
46
Tabel 1.3 Perbedaan antara PPMP dengan PPIP 36
no Aspek
PPMP
PPIP
1
Pelaksana
DPPK
DPPK dan DPLK
2
Aktuaris
a) Mutlak diperlukan sejak Tidak
awal program
diperlukan,namun
b) Minimal 3 tahun
sebagai pengelola dan
sekali, menghitung
petugas DPLK wajib
besarnya iuran dan dana
mengetahui aktuaria
c) Setiap saat apabila
sebagai pijakan untuk
terjadi perubahan besarnya kerjasama dengan
3
Besarnya Iuran
iuran dan manfaat pensiun
perusahaan Asuransi
(MP)
jiwa
Besarnya iuran pemberi
Besarnya iuran pasti
kerja tidak pasti, dihitung
(telah
oleh aktuaris untuk
dalam peraturan dana
kecukupan dana
pension)
ditetapkan
dan
dapat
bervariasi
4
Resiko pendanaan
Adanya resiko pendanaan
Tidak ada
(menjadi tanggung jawab
pemberi kerja)
5
Maksimun Iuran
36
Dibatasi
Tidak dibatasi
Juli Irmayanto, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: Universitas Trisakti,
2004), h. 261.
47
6
Besarnya manfaat
Telah ditetapkan dalam
Tidak ada kepastian
pensiun
peraturan Dana Pensiun,
besarnya
sehingga ada kepastian
pensiun
besarnya manfaat pensiun
diperoleh.
yang akan diperoleh
MP tergantung dari
jumlah
iuran
manfaat
yang
akan
Besarnya
akumulasi
dan
hasil
pengembangannya
untuk membeli anuitas
dari perusahaan
7
Maksimun Manfaat
Dibatasi
Tidak dibatasi
Tidak dibatasi
Pensiun
8
Maksimun Kekayaan
Dibatasi
9
Dana Awal
Pada umumnya diperlukan Tidak diperlukan dana
dana yang besarnya
awal
dihitung aktuaris
10 Kewenangan
Kebijaksanaan
Arahan investasi
Arahan investasi
ditetapkan oleh pendiri
ditetapkan oleh
peserta
Investasi
11 Kegagalan Investasi
Resiko pemberi kerja
Resiko peserta
12 Pembayaran
Dapat dilaksanakan oleh
Harus dialihkan
DPPK yang bersangkutan
kepada perusahaan
atau perusahaan Asuransi
Asuransi jiwa
Manfaat pensiun
48
jiwa dengan membeli
(atas pilihan peserta)
anuitas
dengan membeli
anuitas bila mencapai
jumlah anuitas
13 Hubungan Pensiun
Tetap terjalin
Terputus
dengan pemberi
kerja
C. Ketetapan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana Pensiun Syariah
Ketetapan Mengenai dana pensiun syariah diatur dalam fatwa DSN-MUI
No.88/DSN-MUI/XI/2013
Tentang
Pedoman
Umum Penyelenggaraan
Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam fatwa ini menetapkan 5
( lima ) ketentuan, yaitu:
1. Ketentuan Umum
Pada bagian ketentuan umum ini menjelaskan tentang pembahasan yang
terkait tentang dana pensiun syariah. Ketentuan umum pada fatwa ini sangat
penting sebelum membahas pada ketentuan yang lainnya sehingga tidak perlu
lagi mengulangi pada pembahasan selanjutnya.
Ketentuan umum dalam fatwa ini menyebutkan 24 (dua puluh empat)
definisi. Definisi-definisi tersebut adalah definisi dana pensiun, dana pensiun
syariah, dana pensiun pemberi kerja (DPPK), dana pensiun lembaga
49
keuangan (DPLK), program pensiun, program pensiun iuran pasti (PPIP),
PPIN-Contributory, PPIP-Non Contributory, program pensiun manfaat pasti
(PPMP), program pensiun syariah, iuran, manfaat pensiun, peraturan dana
pensiun, vesting right, locking-in, peserta penerima manfaat pensiun, akad
hibah, akad hibah bi syarth, akad hibah muqayyadah, aqad wakalah, akad
wakalah bil ujrah dan akad mudharabah.
2. Ketentuan terkait PPIP (Program Pensiun Iuran Pasti) pada DPLK (dana
pensiun lembaga keuangan)
Dalam keputusan fatwa ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPIP pada
DPLK, yaitu : ketentuan para pihak dan akad PPIP pada DPLK, ketentuan
iuran PPIP pada DPLK, ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPIP pada
DPLK dan ketentuan manfaat pensiun PPIP pada DPLK.
3. Ketentuan Terkait PPIP (Program Pensiun Iuran Pasti) pada DPPK (dana
pensiun pemberi kerja)
Dalam keputusan fatwa ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPIP pada
DPLK, yaitu: ketentuan para pihak dan akad PPIP pada DPPK, ketentuan
iuran PPIP pada DPPK, ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPIP pada
DPPK dan ketentuan manfaat pensiun PPIP pada DPPK.
4. Ketentuan Terkait PPMP (Program Pensiun Manfaat Pasti)
Dalam keputusan fatwa ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPMP,
yaitu: Ketentuan para pihak dan akad PPMP, ketentuan iuran PPMP,
50
ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPMP dan ketentuan manfaat
pensiun PPMP.
5. Ketentuan Penutup
Dalam ketentuan penutup ini terdapat dua penjelasan di dalamnya, yaitu
penjelasan mengenai perselisihan antara pihak dan pemberlakukan tanggal
ditetapkannya fatwa. Adapun isi dari penjelasan tentang perselisihan yaitu
“Apabila terjadi perselisihan di antara para pihak dalam menyelenggarakan
pensiun berdasarkan prinsip syariah melalui musyawarah, mediasi, arbitrase
atau pengadilan sesuai perundang-undangan yang berlaku”. Sedangkan isi
dari penjelasan tentang permberlakuan ditetapkannya fatwa yaitu: fatwa ini
berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari
ternyata kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. 37
37
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.88/DSN-MUI/XI/2013
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah berdiri DPLK Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sebagai pendiri Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perbankan dengana pengelolaan berdasarkan Syariat Islam.
Sejak beroperasi tahun 1992, Bank Muamalat menunujukkan kinerja yang
senantiasa terus meningkat, baik dari aspek peningkatan aset maupun
perluasan jaringan.
PT Bank Muamalat Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan memulai
kegiatan operasionalnya pada bulan Mei 1992, Dukungan dari Ikatan
Cendikiawan
Muslim
Indonesia
(ICMI)
dan
beberapa
pengusaha
muslim,pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat,
terbukti dari komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp 84 Milyar pada
saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturrahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal
senilai Rp 106 milyar.1
1
Zainulbahar Noor, Bank Muamalat Mimpi, Harapan dan Keyakinan (Jakarta: Bening
Publishing, 2006), h. 312.
51
52
Bank muamalat Indonesia merupakan bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah islam yaitu tidak mempergunakan perangkat
bunga, melainkan sistem bagi hasil. Bank Muamalat Indonesia menghindari
perangkat bunga karena masih sangat banyak kalangan umat islam yang
percaya bahwa tata cara penggunaannya dikhawatirkan mengandung unsur
riba.2
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah
pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk
yang terus dikembangkan.
Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan
macet (NPF) mencapai 60% perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 milyar.
Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 milyar, kurang dari sepertiga
modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh Islamic
Develoment Bank (IDB) yang berkedudukan di jeddah Arab Saudi. Pada
2
Ibid, h. 313
53
RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang
saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan
2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan
bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil
membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasih Kru
Muamalat
ditunjang
dengan
kepemimpinan
yang
kuat,
strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan
Perbankan Syariah secara murni.
Melalui masa-masa yang sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit
dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana
seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank
Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan
pada 1) Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang
saham, 2) Tidak melakukan PHK satupun terhadap sumber daya insani yang
ada dan dalam hal ini pemangkasan biaya, tidak memotong hal Kru Muamalat
sedikitpun, 3) Pemulihan kepercayaan dana rasa percaya diri Kru Muamalat
menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan pengurus direksi
baru, 4) Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja
Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua dan 5) Pembangunan
tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang
usaha menjadi sasaran Bank Muamalat. 3
3
Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006 (Jakarta: Bank Muamalat
Indonesia, 2006), h.5.
54
Salah satu bentuk realisasi dari komitmen membangun sistem syariah
maka tanggal 10 Oktober 1997 berdasarkan SK Menteri Keuangan No.KEP485/KM.17/1997 mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Muamalat sebagai penyelenggara Program Pensiun iuran pasti (PPIP),
Peraturan perundangan undangan yang mengatur Dana Pensiun Lembaga
Keuangan) dari awal berdirinya adalah: 4
1) Undang-undang no 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun
Lembaga Keuangan.
3) Keputusan Menteri Keuangan 228/KMK.017/1993 Tahun 1993 tentang
Tata Cara Permohonan Pengesahan pendirian DPLK dan pengesahan atas
perubahan peraturan Dana Pensiun dari DPLK.
4) Keputusan menteri keuangan Nomor 802/KMK.017/1993 tentang
perubahan
pasal
3
keputusan
menteri
keuangan
Nomor
228/KMK.017/1993 tentang Tata Cara pengesahan pendirian DPLK dan
pengesahan atas perubahan peraturan Dana Pensiun dari DPLK.
5) Keputusan menteri Keuangan Nomor 230/KMK.017/1993 tentang
maksimun Iuran dan Manfaat pensiun.
6) Keputusan menteri keuangan Nomor 76/KMK.017/1995 tantang Laporan
Keuangan Dana Pensiun.
7) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 78/KMK.107/1995 tentang
Investasi Dana Pensiun.
4
Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,1999), h.38.
55
8) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 93/KMK.017/1995 tentang
perubahan Keputusan menteri Keuangan Nomor 78/KMK.017/1995
tentang Investasi Dana Pensiun.
9) Keputusan direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Nomor KEP2959/Lk/1995 tentang Bentuk dan susunan laporan Keuangan Dana
Pensiun.
10) keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998 tentang Dana
Pensiun lembaga keuangan.
Pada akhir April 2015 total Nilai Aktiva Bersih DPLK Muamalat
adalah sebesar Rp.787 Milyar dengan posisi jumlah peserta peserta
DPLK sebanyak 134.330 orang.5
B. Hakikat, Tujuan dan Manfaat
DPLK Muamalat pada hakikatnya merupakan program untuk:
1. Mengajak masyarakat mempersiapkan diri dalam menghadapi hari tua.
2. Mengajak masyarakat dan karyawan menabung dengan menyisihkan
sebagian dari pendapatan yang diperoleh selama masa aktif bekerja.
Adapun tujuan dari program Pensiun Muamalat adalah:
1. Menciptakan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang untuk
membiayai pembangunan. Salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam
pembangunan jangka panjang adalah menggali dan mengembangkan
sumber-sumber dana pembangunan yang berasal dari masyarakat. Sistem
pendanaan program pensiun
5
www.dplkmuamalat.com.
memungkinkan terbentuknya akumulasi
56
dana yang merupakan salah satu sumber dana yang diperlukan untuk
memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional.
2. Meningkatkan pendapatan dari fee based income Bank (bagi bank
pengelola DPLK ). Akumulasi dana yang tersimpan pada perusahaan
pendiri bisa dikelola yang kemudian menghasilkan pendapatan.
3. Membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di hari tua. Dengan adanya program pensiun yang dimiliki
para karyawan dan pekerja mandiri akan mendukung meningkatnya taraf
hidup masyarakat, karena pada masa purna bakti mereka mendapatkan
tambahan pendapatan secara tetap setiap bulannya.
Sedangkan manfaat dari DPLK dipandang dari pihak-pihak yang
berkepentingan adalah: 6
1.Bagi peserta DPLK
a.
Ada kepastian Dana Pensiun
b.
Iuran dan hasil pengembangan dana diperuntukkan peserta
c.
Menentukan besar kecilnya iuran
d.
Produk sangat transparan
2.Bagi Perusahaan dimana karyawannya menjadi peserta
a. Memproses pendirian DPLK
b. Menunjukkan pengurus yang bermutu dan bertanggung jawab
6
Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,1999), h. 17-18.
57
c. Menyediakan pegawai dan gedung/kantor berserta kelengkapannya
d. Menyediakan dana awal
3. Bagi pemerintah
a. Mempercepat proses regenerasi dari angkatan sebelumnya ke
generasi berikutnya
b. Meningkatkan pembangunan yang meliputi:
1) Meningkatkan produktivitas
2) Mobilisasi sumber dana pembangunan yang sangat potensial
c. Mengentaskan dalam frame lanjut usia, yang harus dilaksanakan
dalam rangka pembangunan berwawasan lingkungan
4.Bagi Bank dan Perusahaan Asuransi Jiwa
a. Menciptakan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang
b. Meningkatkan pendapatan
c. Membantu
pemerintah
dalam
menghimpun
dana
dalam
penghimpunan dana untuk pembangunan
C. Visi, Misi dan Core Value
1.Visi
Menjadi DPLK Syariah pertama yang mengutamakan transparansi,
kebersamaan, kepuasan nasabah dengan transaksi sesuai syariah.
58
2.Misi
a. Mengembangkan sistem informasi dan layanan yang cepat. mudah,
inovatif dan berkualitas.
b. Memberikan
hasil
investasi
yang
profesionalisme pengelolaan DPLK.
3.Core Value
a. Jujur
b. Kerja sama
c. Tanggung jawab
d. Sabar dan ikhlas
kompetitif
sebgai
wujud
59
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi DPLK Muamalat
E. Produk dan program
DPLK Muamalat sebagai penyelenggara program pensiun iuran pasti
memilki 2 (dua) jenis produk, yaitu:
1.Pensiun ummat
Produk pensiun Ummat adalah produk DPLK Muamalat dengan program
iuran pasti, dimana dengan produk ini peserta akan mendapat manfaat
pensiun sebesar akumulasi iuran yang disetor ditambah hasil pengembangan.
Adapun besarnya hasil pengembangan sesuai dengan jenis investasi yang
dipilih.
60
2.Wasiat Ummat
Produk ini merupakan produk kerjasama DPLK Muamalat dengan Asurasi
Takaful keluarga yang memberikan proteksi kepada peserta produk Wasiat
Ummat selama masa kepesertaan.
Apabila peserta ditakdirkan meninggal dunia sebelum usia pensiun
(selama masa kepesertaan) maka ahli waris peserta akan mendapat Manfaat
pensiun sebesar nilai pertanggungan yang telah disepakati di awal (sudah
termasuk saldo ideal tabungan peserta), dimana peserta harus membayar
sejumlah premi tertentu.
Perbedaan antara pensiun ummat dan wasiat ummat dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Keterangan
Pensiun Ummat
Wasiat Ummat
Pembayaran iuran
Iuran
Iuran+Premi
Konsep
Lebih ditekankan pada
unsur investasi
Lebih di tekankan pada
unsur proteksi
Apabila peserta mencapai usia pensiun, maka manfaat pensiun yang akan
diterima
adalah
sebesar
total
iuran
yang
disetor
ditambah
hasil
pengembangannya.
Penjelasan mengenai kepesertaan adalah sebagai berikut:
1.Iuran dan premi
Besarnya iuran adalah sebesar minimal Rp.50.000,- per bulan
(maksimal 20% dari penghasilan apabila peserta tidak memiliki rekening di
dana pensiun lain, atau 10% apabila peserta memiliki rekening di dana
61
pensiunan lain). Besarnya iuran yang dipilih dapat berubah-ubah sepanjang
memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk pembayaran dilakukan secara
bulanan.
Apabila peserta ingin memilih produk wasiat ummat, maka peserta
harus membayar sejumlah premi tertentu di samping setoran iurannya.
Besarnya premi wasiat ummat adalah sebesar tingkat premi dikalikan dengan
nilai pertanggungan yang akan disepakati. Besarnya tingkat premi ditentukan
oleh usai peserta pada saat mendaftar dan usia pensiun yang dipilih.
Skema Program
Pengelolaan Dana
Pemberi Kerja
Iuran
DPLK MUAMALAT
Hasil Investasi
Manfaat Pensiun
Karyawan
 Paket Investasi A
 Paket Investasi B
 Paket Investasi C
BAB IV
A.Mekanisme Operasional Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat
DPLK Muamalat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan dana pensiun
didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan prinsip mudharabah
yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana tersebut untuk memperoleh
keuntungan yang layak. Atas kehendaknya, keuntungan tersebut dibagi sesuai
dengan kesepakatan bersama dan simpanan ini merupakan fasilitas yang diberikan
bank indonesia untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan
dana untuk menyimpan dana di bank.
Dari mekanisme pengelolaan dan pensiun pada lembaga DPLK Muamalat
yaitu setiap peserta yang ikut harus mendaftarkan diri dengan mengisi formulir
yang telah disiapkan serta mematuhi persyaratan yang lebih ditetapkan oleh
lembaga DPLK tersebut.
Pelaksanaan pengelolaan DPLK Muamalat yang meliputi banyak kegiatan
satu sama lain berurut sistematis, pelaksanaan tersebut meliputi syarat dan
prosedur kepesertaan, hak dan kewajiban peserta termasuk biaya administrasi
yang dikenal, penyetoran iuran, penarikan manfaat pensiun, pengalihan maupun
kepesertaan.Yaitu:
1. Syarat kepesertaan
Setiap orang baik karyawan maupun pekerja mandiri dapat diterima
menjadi peserta DPLK Muamalat apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
62
63
a. WNI / WNA
b. Perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri (sesuai UU No.11
Th.1992 Pasal 42 ayat (1)
c. Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah
d. Menyertakan fotokopi KTP/SIM/Paspor dan Kartu keluarga
e. Membayar Biaya pendaftaran Rp.10.000,f. Membayar Iuran pertama minimum Rp.50.000,g. Membayar premi bagi peserta program asuransi jiwa (setalah ada surat
akseptasi / persetujuan dari pihak asuransi syariah)
2. Proses kepesertaan
Dalam membuka rekening dana pensiun peserta harus mendatangi Bank
dan mengisi serta menandatangani formulir sebagai berikut:
a.
Mengisi dan menandatangani formulir pendaftaran peserta
Dalam formulir tersebut nasabah harus mengisi kolom-kolom kosong
yang telah tersedia yaitu untuk menginformasikan data-data pribadi calon
peserta perorangan maupun perusahaan, juga berupa keterangan surat-surat
atau dokumen yang diserahkan dan menentukan pilihan investasi serta
mengisi ahli waris yang berhak atas manfaat pensiun dan keterangan setoran
pertama yang dilakukan tunai.
b.
Menyetor iuran pertama
Penyetoran iuran pertama dilakukan pada saat nasabah mendaftarkan diri
sebagai peserta DPLK Muamalat. Dengan mengacu kepada peraturan Dana
64
Pensiun Lembaga
Keuangan PT.Bank
Muamalat
Indonesia Nomor
:027A/DIR/KPT?IV/1997, iuran peserta ditetapkan sebagai berikut:
1.Minimal sebesar Rp 20.000 perbulan
2.Maksimun sebesar 20% dari penghasilan apabila ikut sebagai peserta DPLK
lain atau sebesar 10% dari penghasilan apabila sudah ikut sebagai peserta
pada DPLK lain.
3. HAK PESERTA
1. Peserta berhak menentukan usia pensiun yang diinginkan (antara 40 –
65 tahun) kecuali terikat oleh peraturan perusahaan. Usia pensiun yang
telah dipilih tidak dapat diubah.
2. Peserta berhak menentukan dan mengubah jenis investasi, kecuali
terikat peraturan perusahaan.
3. Melakukan penarikan iuran sebesar maksimal 30% dari total iuran
dengan ketentuan :
Total iuran telah mencapai Rp 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu
rupiah)
Iuran dapat diambil setiap 6 bulan sekali, setiap penarikan akan
dikenakan pajak sesuai peraturan.
4. Peserta berhak menunjuk dan mengganti pihak yang ditunjuk atas dana
Peserta. Bagi Peserta yang telah berkeluarga maka pihak yang ditunjuk
adalah suami/istri dan anak-anak.
65
5. Memilih bentuk Anuitas & perusahaan Asuransi Jiwa untuk
pembayaran manfaat pensiunnya (Apabila manfaat pensiun setelah
dipotong pajak > Rp. 625.000.000,- sesuai regulasi Pemerintah)
6. Mengalihkan kepesertaannya ke DPLK lain.
7. Mendapat informasi saldo
8. Klaim penggantian biaya rawat inap rumah sakit karena kecelakaan
selama 1 (satu) tahun pertama kepesertaan sebesar Rp.250.000,- (Saldo
iuran minimum Rp.100.000,-)
9. Memperoleh pembayaran manfaat pensiun secara sekaligus (Apabila
manfaat pensiun setelah dipotong pajak ≤ Rp.625.000.000,-), peserta
dapat memperoleh pembayaran manfaat pensiun sekaligus yang lebih
besar.
4. Menentukan jenis investasi
Pengelolaan dana di DPLK Muamalat, dilaksanakan sesuai dengan pilihan
Paket Investasi yang dipilih oleh Peserta :
Jenis Paket
Instrumen Investasi
Paket A
Deposito Bank Syariah 100%
Paket B
Deposito Rupiah di Bank Syariah maksimal 100% dan atau
Sukuk/Surat Berharga Syariah Negara maksimal 80%
Paket C
Deposito Bank Syariah maksimal 100% dan atau Reksadana Syariah
maksimal 80% dan atau Saham Syariah maksimal 50%
66
Iuran Peserta akan diinvestasikan pada instrumen investasi sesuai dengan Paket
Investasi yang telah dipilih oleh Peserta. Keuntungan (return) masing-masing
paket dapat berbeda sesuai dengan hasil investasi per masing-masing instrumen.
5.
BIAYA
Jenis Biaya
Keterangan
Pendaftaran
Rp.10.000,- / Peserta
Administrasi
Rp. 18.000,- per tahun (dibebankan Rp.9.000,- / 6
Bulan
Pengelolaan
1% per tahun (saldo rata-rata > 100 juta) atau 1.25%
per tahun (saldo rata-rata < 100 juta)
Penarikan Iuran sebagian
1% dari total dana pengembangan
Penarikan PHK
2,5% dari total iuran yang ditarik
Perubahan jenis investasi
Bebas biaya untuk maksimal perubahan 2 kali per
tahun. Jika lebih dari itu dikenakan biaya 0.5% dari
saldo perubahannya.
Pengalihan dana ke DPLK
lain
1% dari total saldo
6.
PAJAK
Selama dana Peserta dikelola oleh DPLK Muamalat maka dana tersebut bebas
dari Pajak. Pajak diberlakukan hanya ketika Peserta menarik dananya baik berupa
Penarikan Iuran Sebagian, Penarikan dana PHK ataupun Penarikan Manfaat
Pensiun.
Pajak atas setiap penarikan adalah sesuai dengan ketentuan Pemerintah.
67

Tarif Pajak Untuk ‘Penarikan Iuran Sebagian’ dan ‘Penarikan PHK’* :
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
-----------------------------------------------------------------------------------sampai dengan Rp50.000.000,-
5%
di atas Rp50.000.000,- s/d Rp.250.000.000,-
15%
>Rp250.000.000,- s/d Rp.500.000.000,-
25%
Di atas Rp.500.000.000,-
30%
Ket : *) Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun
2008 mengenai Pajak Penghasilan

Tarif Pajak Untuk ‘Penarikan Manfaat Pensiun’
a. Sebesar 0% (nol persen) atas penghasilan bruto sampai dengan Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
b. Sebesar 5% (lima persen) atas penghasilan bruto di atas Rp. 50.000.000,(lima puluh juta rupiah).
Ket : Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
68 tahun 2009
68
7.
TRANSAKSI DPLK MUAMALAT
Setiap transaksi mengenai DPLK Muamalat seperti pembayaran, penarikan,
penarikan manfaat pensiun dan lain-lain dapat dilakukan di setiap kantor cabang,
kantor cabang pembantu dan kantor kas Bank Muamalat di seluruh Indonesia
yang seluruhnya berjumlah lebih dari 400 kantor. Saat ini cabang Bank Muamalat
telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Pembayaran Iuran DPLK Muamalat untuk dan atas nama Peserta dapat dilakukan
dengan cara:
1.
Tunai di setiap kantor cabang Bank Muamalat Indonesia
2.
Transfer dari rekening peserta ke rekening DPLK Muamalat
3.
Auto Debet (jika memiliki rekening di Bank Muamalat Indonesia)
4.
Transfer dari seluruh jaringan ATM Bank Muamalat/Bersama/Prima
5.
Transfer massal (kolektif) melalui bagian HRD/keuangan perusahaan
69
B.Analisis SWOT DPLK Muamalat
1.Kekuatan (Strengts)
a) Fleksibel:Peserta dengan mudah mengurus administrasi berkaitan dengan
dana pensiun misalnya:peserta dana pensiun meninggal dunia.
b) Produk dana pensiun bebas dari pajak
c) Peserta bisa membuat account sampai 5 account secara bersamaan
d) Investasi sangat kompetitip, dengan berbagai macam jenis investasi
e) Sistem pencairan sangat cepat maksimal 7 hari jika dokumen sudah
lengkap
f) Satu satunya DPLK di indonesia dengan menggunakan sistem syariah
2.Kelemahan (Weakness)
a) Kurang Promosi
Dalam hal ini Dana pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) masih kurang
mensosialisasikan kepada masyarakat, baik promosi melalui media massa,
elektronik dll, sehingga masyarakat kurang mengetahui produk dana
pensiun lembaga muamalat
b) Struktur sebagai anak perusahaan
c) Asset masih kecil, banding DPLK lain yang sudah lama berdiri sebelum
DPLK Muamalat
d) Sumber daya Insani yang belum memadai.
70
Masih kurangnya sumber daya insani yang memadai, merupakan salah
satu kelemahan dalam setiap lembaga atau perusahaan untuk memasarkan
produk termasuk dana pensiun. Karena bagaimana dan apa mekanisme inilah
yang nantinya akan disampaikan oleh SDI agar peserta bisa memahami
tentang konsep dana pensiun muamalat.
Tabel 4 Matriks IFAS DPLK Muamalat
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
Fleksibel
Kurang Promosi
Bebas pajak
Peserta bisa membuat account
sampai 5 account secara bersamaan
Investasi sangat kompetitip
Sistem pencairan sangat cepat
Satu satunya DPLK dengan
menggunakan sistem syariah
Struktur sebagai anak perusahaan
Asset masih kecil, banding DPLK
lain yang sudah lama berdiri
sebelum DPLK Muamalat
Sumber daya Insani yang belum
memadai
71
3.Opportunity (Peluang)
a. Peningkatan mitra dalam produk dana pensiun
b. Sistem pembukuan atas nama perusahaan dan dapat mengurangi beban
pajak badan atau perusahaan
c. Populasi masyarakat yang mayoritas muslim
Dengan popularitas masyarakat Indonesia yang beragam islam maka
DPLK Muamalat memiliki peluang besar untuk berkembang, yang
kemungkinan besar akan beralih dari DPLK konvensional ke DPLK
Muamalat.
d. Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP).
Pesangon itu apa? Dimana kita sudah tidak berhenti bekerja tetapi belum
masuk usia pensiun.
Jadi, DPLK Muamalat masuk dengan produk barunya yaitu PPUKP. Karena
tiap
perusahaan
wajib
mencadangkan
dana
pesangon
untuk
karyawannya. Peluang paling besar, karena ini lembaga DPLK yang syariah.
4.Threaths (Ancaman)
a. Kompetitor semakin banyak dalam hal ini BPJS ketenagakerjaan
DPLK beda-beda tipis dengan BPJS Ketenagakerjaan. Sama-sama
tujuannya untuk persiapan hari tua. Yang saat ini menjadi tantangan besar
buat DPLK agar lebih inovatif dalam menciptakan prodak agar tidak kalah
dalam bersaing.
72
Karena BPJS yang sifatnya“wajib”bagi semua masyarakat, sedang DPLK
sifatnya“sunnah”. Jadi harus masuk dari sisi yang lain untuk membuka
peluang.
b.Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap DPLK Muamalat
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang dana pensiun lembaga
keuangan (DPLK) juga di khawatirkan akan menghambat pengembangan
produk ini suatu saat nanti.1
Tabel 5 Matriks EFAS DPLK Muamalat
PELUANG (O)
ANCAMAN (T)
Peningkatan mitra dalam produk
dana pensiun
Kompetitor semakin banyak dalam
hal ini BPJS Ketenagakerjaan
Sistem pembukuan atas nama
perusahaan dan dapat mengurangi
beban pajak badan atau perusahaan
Kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap DPLK Muamalat
Populasi masyarakat yang mayoritas
muslim
Pensiun Untuk Kompensasi
Pesangon (PPUKP).
5.Strategi SO (kekuatan dan peluang)
Strategi
Perusahaan
ini
merupakan
memiliki
situasi
peluang
dan
yang
paling
kekuatan,
menguntungkan.
sehingga
dapat
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
a.Meningkatkan pelayanan terhadap peserta
1
2015.
Wawancara Pribadi dengan La Ode Rizal Adikrina dan Syawaluddin Ikhsan, Jakarta, Mei
73
Salah satu kunci yang menjadi keberhasilan sebuah lembaga keuangan
adalah mampu melayani peserta dengan baik, ramah dan sopan agar tercipta
rasa kekeluargaan. Sehingga akan membuat peserta merasa puas dan akan
setia menggunakan jasa dana pensiun lembaga keuangan muamalat.
b.Dukungan Ulama dalam mensosialisasikan keuangan syariah khususnya
dana pensiun syariah
Untuk lebih memperkuat tentu perlu dukungan dari semua pihak dalam hal ini
ulama dan tokoh agama agar masyarakat tertarik untuk mengikuti dana
pensiun syariah
c.Melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar
Dengan sistem komunikasih dan informasi yang saat ini semakin canggih,
DPLK Muamalat lebih gencar melakukan sosialisasi dengan melalui saranasarana televisi, intenet, brosur juga harus disebarkan.
d.Memperluas jaringan
Dengan semakin luasnya jaringan yang dimiliki Bank muamalat indonesia,
maka dengan semakin berkembang juga DPLK Muamalat. Hal ini bisa
dilakukan dengan memperluas jaringan di pelbagai pelosok daerah.
e.SDI (Sumber Daya Insani) yang lebih profesional
Dengan memilki SDI yang profesional akan sangat membantu DPLK
Muamalat mengembangkan produknya.
6.Strategi ST (kekuatan dan Ancaman)
a.Melakukan pelayanan dengan baik dan ramah
74
Dengan melakukan pelayanan yang baik dan ramah merupakan kunci jasa
memasarkan produknya, Sehingga nasabah akan merasa senang dan loyal
yang kemudian dapat mengembangkan produk tersebut.
b.Promosi dan sosialisasi secara terus menerus
Untuk mempertahankan dan menarik peserta maka diperlukan sosialisasi
dan promosi yang terus menerus, hal ini bisa dilakukan dengan melalui media
massa, media sosial dan media elektronik. Dengan adanya promosi dan
sosialisasi dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat.
c.Menjaga dan meningkatkan kualitas produk
Dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk, diharapkan masyarakat
akan tertarik untuk bergabung dengan dana pensiun muamalat. Hal ini dapat
dilakukan dengan terus meningkatkan fasilitas yang menunjang bagai peserta
sehingga dana pensiun muamalat terus berkembang dengan baik.
Tabel 6 matriks Strategi SO & ST
STRATEGI SO
STRATEGI ST
Meningkatkan pelayanan terhadap
peserta
Melakukan pelayanan dengan baik
dan ramah
Dukungan Ulama dalam
mensosialisasikan keuangan syariah
khususnya dana pensiun syariah
Melakukan sosialisasi lebih aktif
dan lebih gencar
Memperluas jaringan
Promosi dan sosialisasi secara terus
menerus
Menjaga dan meningkatkan kualitas
produk
75
SDI (Sumber Daya Insani) yang
lebih profesional
7.Strategi WO (kelemahan dan peluang)
Strategi ini adalah strategi dalam memanfaatkan peluang yang ada dengan
meminimalkan kelemahan yang ada. Perusahaan menghadapi peluang pasar
yang besar, tetapi dilain sisi harus menghadapi beberapa kendala atau
kelemahan internal.
a.Mengadakan pelatihan SDI
Dengan mengadakan pelatihan SDI (training) yang dimiliki maka akan
mudah bagi perusahaan dalam mengembangkan produknya.
b.Menjaga Image lembaga dengan menjaga kepercayaan peserta.
Menjaga Image lembaga yaitu dengan cara menjaga kepercayaan peserta.
Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat umum dapat tertarik untuk mengenal
produk yang di keluarkan DPLK Muamalat. Secara tidak langsung
masyarakat akan lebih mengenal.
8.Strategi WT (kelemahan dan Ancaman)
Strategi ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan. Dimana
perusahaan harus menghadapi pelbagai ancaman dan kelemahan internal.
a.Selalu memantau kepuasan peserta
Kepuasan peserta berhubungan erat dengan kehandalan pelayanan jasa
yang diberikan oleh pihak DPLK Muamalat. Untuk mengetahui sejauh mana
tingkat kepuasan peserta maka hal ini bisa dilakukan dengan cara survey yang
76
dilakukan oleh pihak internal apa yang menjadi keinginan peserta, karena
dengan kualitas yang baik merupakan jaminan terbaik kesetiaan peserta.
b.Mengevaluasi setiap kelemahan
Dengan selalu mengevaluasi kelemahan, apa yang kurang dan apa yang
harus dilakukan maka akan sangat membantu DPLK Muamalat dalam
mengembangkan produknya.
c.Mempertahan dan menjaga nama baik perusahaan
Dengan menjaga dan mempertahankan nama baik lembaga maka akan
menjadi nilai plus bagi DPLK Muamalat dalam menjalankan seluruh
kegiatannya. Sehingga akan menambah kepercayaan dan menarik minat
masyarakat untuk terus menggunakan produk DPLK Muamalat.
Tabel 7 Matriks Strategi WO dan WT
STRATEGI WO
STRATEGI WT
Mengadakan pelatihan SDI
Selalu memantau kepuasan peserta
Menjaga Image lembaga dengan
menjaga kepercayaan peserta.
Mengevaluasi setiap kelemahan
Mempertahankan dan menjaga nama
baik perusahaan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat dirumuskan
analisis SWOT pada DPLK Muamalat dalam diagram dibawah ini:
77
TABEL 8 PERHITUNGAN SKOR IFAS2
Faktor-faktor strategi internal
Bobot
Rating
Bobot
x
rating
Keterangan
Kekuatan:
0,10
2
0,20
Strategi pemasaran
0,5
2
0,10
Dukunganpemerintah
3
0,45
Strategi pemasaran
2
0,10
Pilihan investasi
0,15
3
0,45
Strategi pemasaran
 Satu satunya DPLK dengan 0,10
menggunakan sistem syariah
Kelemahan:
4
0,40
Kelebihan
 Kurang Promosi
0,15
3
0,45
Perlu sosialisasi
0,15
3
0,45
Regulasi terbatas
0,10
2
0,20
Perlu ditingkatkan
 Fleksibel
 Bebas pajak
 Peserta dapat membuat account
sampai 5 account secara 0,15
bersamaan.
0,5
 Investasi sangat kompetitip
 Sistem pencairan sangat cepat
 Struktur sebagai anak
perusahaan
 Asset masih kecil, dibanding
DPLK lain yang sudah lama
berdiri.
TOTAL
2
1,00
Internal Strategic Factors Analysis Summary
2,80
78
TABEL 9 PERHITUNGAN SKOR EFAS3
Faktor-faktor strategi Eksternal
Bobot
Rating
Bobot
x
rating
Keterangan
Peluang:
 Peningkatan mitra dalam produk
0,10
2
0,20
ekspansi
0,10
2
0,20
Kelebihan
dana pensiun
 Sistem pembukuan atas nama
tersendiri
perusahaan dan dapat mengurangi
beban pajak badan atau
perusahaan
 Populasi masyarakat yang
0,20
4
0,80
Faktor utama
0,20
3
0,60
Produk pilihan
0,20
1
0,20
Persaingan
mayoritas muslim
 Pensiun Untuk Kompensasi
Pesangon (PPUKP).
Ancaman:
 Kompetitor semakin banyak
ketat
dalam hal ini BPJS
Ketenagakerjaan
 Kurangnya pemahaman
0,20
3
0,60
Pemahaman
masyarakat
masyarakat terhadap DPLK
Muamalat
TOTAL
3
1,00
Eksternal Strategic Factors Analysis Summary
2,60
lebih
79
KETERANGAN:
Nilai bobot diberikan pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai
dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Nilai untuk
masing-masing faktor diberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1
(poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang
bersangkutan. Jumlah total pembobotan lainnya dalam kelompok industry
yang sama.
80
TABEL 10 MATRIK SWOT DPLK MUAMALAT
EFAS
Opportunities:
Threats:
 Peningkatan mitra
 Kompetitor semakin
dalam produk dana
banyak dalam hal ini
pensiun
BPJS
 Sistem pembukuan atas
nama perusahaan dan
IFAS
Ketenagakerjaan
 Kurangnya
dapat mengurangi
pemahaman
beban pajak badan atau
masyarakat terhadap
perusahaan
DPLK Muamalat
 Populasi masyarakat
yang mayoritas muslim
 Pensiun Untuk
Kompensasi Pesangon
(PPUKP).
Strengths
Strategi SO
Strategi ST
 Fleksibel
 Meningkatkan
 Melakukan pelayanan
 Peserta bisa membuat
account sampai 5
account secara
bersamaan
 Investasi sangat
kompetitip
pelayanan terhadap
dengan baik dan
peserta.
ramah
 Dukungan Ulama
 Promosi dan
dalam
sosialisasi secara terus
mensosialisasikan
menerus
keuangan syariah
81
 Sistem pencairan
sangat cepat
 Bebas Pajak
khususnya dana
pensiun syariah
 Melakukan sosialisasi
lebih aktif dan lebih
gencar.
 Memperluas jaringan
 SDI (Sumber Daya
Insani) yang lebih
profesional
Weakness
Strategi WO
Strategi WT
 Kurang Promosi
 Mengadakan pelatihan
 Selalu memantau
 Struktur sebagai anak
perusahaan.
 Asset masih kecil,
SDI
 Menjaga Image
lembaga dengan
banding DPLK lain
menjaga kepercayaan
yang sudah lama
peserta
berdiri sebelum
DPLK Muamalat
 Sumber daya Insani
yang belum memadai
kepuasan peserta
 Mengevaluasi setiap
kelemahan
 Mempertahankan dan
menjaga nama baik
perusahaan
82
DIAGRAM 2 ANALISIS SWOT TERHADAP DPLK MUAMALAT
PELUANG
 Peningkatan mitra dalam produk dana
pensiun
 Sistem pembukuan atas nama
perusahaan dan dapat mengurangi
beban pajak badan atau perusahaan
 Populasi masyarakat yang mayoritas
muslim
 Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon
(PPUKP).
STRATEGI SO
STRATEGI WO
 Mengadakan pelatihan SDI
 Menjaga Image lembaga dengan
menjaga kepercayaan peserta
KELEMAHAN
 Kurang Promosi
 Struktur sebagai anak perusahaan.
 Asset masih kecil, banding DPLK lain
yang sudah lama berdiri sebelum
DPLK Muamalat
 Sumber daya Insani yang belum
memadai.
STRATEGI WT
 Selalu memantau
kepuasan peserta
 Mengevaluasi setiap
kelemahan
 Mempertahankan dan
menjaga nama baik
perusahaan
 Meningkatkan pelayanan terhadap
peserta.
 Dukungan Ulama dalam
mensosialisasikan keuangan syariah
khususnya dana pensiun syariah
 Melakukan sosialisasi lebih aktif dan
lebih gencar.
 Memperluas jaringan
 SDI(Sumber Daya Insani) yang lebih
profesional
KEKUATAN
 Fleksibel
 Bebas Pajak
 Peserta bisa membuat account
sampai 5 account secara bersamaan
 Investasi sangat kompetitip
 Sistem pencairan sangat cepat.
 hhh
STRATEGI ST
ANCAMAN
 mmmhjiu
 Melakukan pelayanan
 Kompetitor semakin
 Meer
dengan baik dan ramah
banyak dalam hal
ini BPJS
 Memperluas
jaringan
Ketenagakerjaan SDI (Sumber Daya
 Promosi
sosialisasi
Insani)dan
yang
lebih
secara
terus
menerus
 Kurangnya pemahaman
profesional
masyarakat terhadap
DPLK Muamalat
83
Setelah
mempertimbangkan
prosedur
analisis
SWOT
sehingga
menghasilkan analisis SWOT yang tepat untuk strategi DPLK Muamalat Pusat
dalam mengembangkan Produk Dana Pensiun kedepan yaitu perusahaan pada
posisi yang positif, maka strategi yang tepat adalah keunggulan komperatif,
dengan mempertimbangkan analisa sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan terhadap peserta.
2. Dukungan Ulama dalam mensosialisasikan keuangan syariah khususnya dana
pensiun syariah
3. Melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar.
4. Memperluas jaringan
5. SDI(Sumber Daya Insani) yang lebih profesional
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Peran analisis SWOT dalam menganalisis produk Dana Pensiun Lembaga
Keuangan
(DPLK) Muamalat adalah sebagai alat untuk membenarkan
faktor-faktor elemen SWOT dan sebagai alat analisa yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi Produk DPLK Muamalat serta sebagai strategi bagi
para stakeholder untuk menetapkan sasaran saat ini atau dimasa yang akan
datang terhadap kualitas internal maupun eksternal dari produk DPLK
Muamalat.
2. Hasil prosedur analisis SWOT terhadap DPLK Muamalat yaitu berada pada
posisi kuadran 1 (positif-positif) yang berarti keunggulan komperatif atau
strategi progresif yaitu produk DPLK Muamalat memiliki begitu banyak
kekuatan serta peluang yang cukup untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
3. Ancaman SWOT DPLK Muamalat menghasilkan strategi S-O (agresif) yakni
Meningkatkan pelayanan terhadap
peserta,
mensosialisasikan keuangan syariah khususnya
dukungan ulama
dalam
dana pensiun syariah,
melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar, memperluas jaringan,
sumber daya insani yang lebih profesional. Strategi W-O (turn-around) yakni
mengadakan pelatihan SDI, menjaga Image lembaga dengan menjaga
84
85
kepercayaan peserta. Strategi S-T (Diversifikasih) yakni
melakukan
pelayanan dengan baik dan ramah, promosi dan sosialisasi secara terus
menerus. Strategi W-T (defensif) yakni Selalu memantau kepuasan peserta,
mengevaluasi setiap kelemahan, mempertahankan dan menjaga nama baik
perusahaan.
B. Saran
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan, sehingga untuk
mengembangkan
hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran-saran
yang dapat digunakan sebagai landasan penelitian lanjutan oleh peneliti
lainnya, agar hasil yang di dapat menjadi lebih baik.
1) Untuk pihak DPLK muamalat sebaiknya melakukan promosi Dana
Pensiun secara terus menerus melalui berbagai media baik elektronik
dan media massa lainnya agar produk Dana Pensiun DPLK Muamalat
makin diminati masyarakat.
2) Untuk Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim,
sudah
seharusnya kita menyiapkan masa pensiun kita sejak awal, agar di masa
tua kita dapat merasakan manfaatnya.
86
DAFTAR PUSTAKA
Arbi Syarif, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank . Jakarta: Djamabatan, 2003.
Artikel diakses pada tgl 10 juni 2015 dari http: www.dplkmuamalat.com
B.N.Marbun, Kamus Manajemen, cet. 1. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003.
Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006 Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,
2006.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2008
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data Jakarta: Rajawali Press, 2011
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.88/DSN-MUI/XI/2013
Irmayanto, Juli dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Jakarta: Universitas Trisakti, 2004
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,ed.6 Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
1999.
Muamalat raih penghargaan bank syariah terbaik kali ke 7 , artikel diakses pada 3juni 2015
dari http://ekbis.sindonews.com
“Manfaat Analisis SWOT” di akses pada 10 Juni 2015 dari http://www.goodgovernance.co.id
/Total quality managemen/Dokumentasi/ A04
Noor, Zainulbahar , Bank Muamalat Mimpi, Harapan dan Keyakinan jakarta: Bening
publishing, 2006
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam ditinjau dari Teoritis dan Praktis Jakarta: Kencana
Pranada Media Grouf, 2010.
PP Nomor 76 Tahun 1992
„Penyepakatan persepsi diantara stakeholder”di akses pada 10Juni 2015 dari http:
www.delivery.org/Guiledines/how/hm,Analisis Cepat SWOT.pdf
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, Jakarta:PT. Gramedia
pustaka utama, 2006
Rangkuti, Freddy . Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus
Jakarta: PT.Gramedia Pusaka Utama, 2001
87
Siamat, Dahlan, Manajemen Keuangan Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas ekonomi UI,
2004.
Sudjono, imam. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999.
Siagian, Hasiholan, Manajemen Dana Pensiun di Indonesia Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia, 1993
Soemitra, Andi. M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, 2009.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain
Jakarta:Salemba Empat, 2006
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Jakarta: Rajawali Press,
2011.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992
Vincent , Gaspersz. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan Six
Sigma untuk organisasi, Bisnis dan pemerintah. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama. 2005
Wasito, Hermawan . Pengantar Metodelogi Penelitian Jakarta: PT Gamedi Pustaka Utama,
1993.
Wawancara Pribadi dengan La Ode Rizal Adikrihna dan Syawaluddin Ikhsan, Jakarta, Mei
2015.
Yustanto, M.Ismail . Pengantar Manajemen Syariah Jakarta: Khairul Bayan, 2003.
Download