perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan
tujuan nasional. Hal tersebut telah tercantum dalam undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional nomor. 20 tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas tersebut
dikemukakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, dan mandiri. Untuk mewujudkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, pendidikan perlu dikelola secara
profesional.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut pada penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mancari tahu dan berbuat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam.
Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu
oleh temuan di bidang fisika. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika
memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan
hukum alam. Dengan fisika manusia akan mampu mengatasi masalah yang
berhubungan dengan alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta
pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan lancar secara optimal tanpa
pemahaman yang baik tentang fisika.
Mata pelajaran fisika di SMA/MA merupakan pengkhususan IPA di
SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan
perluasan pada konsep abstrak. Pada tingkat SMA/MA, fisika dipandang penting
untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan pertimbangan; pertama,
selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika diharapkan
menjadi wahana menumbuhkan kemampuan berpikir menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran fisika dianjurkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang
dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari poses pendidikan formal.
Terdapat tiga komponen utama yang berinteraksi dan menentukan keberhasilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
proses belajar mengajar. Ketiga komponen tersebut yaitu guru, isi atau materi
pelajaran dan siswa. Interaksi ketiga komponen tersebut melibatkan sarana dan
prasarana, metode, media dan penataan lingkungan belajar yang mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru memegang peranan
penting dalam proses pembelajaran. Berdasarkan UU RI nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas pasal 39 ayat 2 tersebut di atas ada tiga tugas utama yang mesti
dilakukan
guru
yakni:
merencanakan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi
pembelajaran. Perencanaan merupakan perkiraan apa yang akan dilakukan, hingga
tercipta situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar-mengajar. Pelaksanaan
pembelajaran berpedoman pada perencanaan yang telah ditentukan. Dalam
melaksanakan pembelajaran perlu diupayakan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Guru dapat menggunakan sarana dan prasarana yang ada seperti media dan
penataan lingkungan belajar. Evaluasi berfungsi membantu siswa memelihara minat
dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas belajar.
Faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran fisika adalah
motivasi dan minat siswa. Metode yang banyak dijumpai dalam pembelajaran
mengakibatkan siswa pasif karena sebagian besar proses pembelajaran didominasi
oleh guru, siswa hanya mendengarkan dan mencatat pokok dari penyampaian guru
sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kurang yang
mengakibatkan motivasi dan minat siswa menurun.
Dalam pengajaran fisika
diharapkan siswa benar-benar aktif, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa
tentang yang dipelajari akan lebih lama bertahan. Suatu konsep mudah dipahami dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkahlangkah yang tepat, jelas dan menarik.
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Salah satu kegiatan pembelajaran yang
menekankan berbagai kegiatan tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu
dalam pembelajaran, karena suatu pendekatan dalam pembelajaran pada hakikatnya
merupakan cara yang teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai tujuan
pengajaran. Dalam kenyataannya keaktifan siswa masih rendah. Masalah lain yang
ditemukan 1) siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran fisika, karena guru
kurang melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif 2) kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah atau soal masih kurang, karena guru dalam tahap
penyampaian materi maupun dalam tahap pelatihan kurang membimbing sehingga
pemecahan masalah dalam pembelajaran fisika kurang optimal 3) siswa kurang aktif
bertanya kepada guru tentang materi yang disampaikan.
Dengan demikian untuk meningkatkan pemahaman konsep dan matematis
pada materi elastisitas serta meningkatkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
konsep pada kehidupan sehari-hari maka diperlukan pengembangan modul yang
memuat tentang konsep, besaran-besaran elastisitas secara metematis serta aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan modul tersebut diharapkan dapat
membantu proses belajar siswa menjadi terorganisir sehingga siswa lebih mudah
memahami konsep yang diberikan melalui pengembangan modul, dan akan diperoleh
modul pembelajaran yang mampu menjawab permasalahan yang dihadapi siswa.
Pengembangan berbeda dengan penelitian pendidikan karena tujuan penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji di
sekolah kemudian revisi dan seterusnya.
Media pembelajaran mempunyai peran yang sama penting dengan faktorfaktor pendidikan yang lain, tetapi terkadang kurang mendapat perhatian dari guru.
Padahal pemilihan media yang tepat juga dapat menentukan keberhasilan proses
belajar-mengajar.
Modul merupakan salah satu media pembelajaran yang memegang peranan
penting dalam proses pembelajaran. Dengan adanya modul, siswa dapat lebih belajar
terarah di rumah walaupun tidak ada guru. Modul yang disertai gambar dan contoh
dalam kehidupan sehari-hari diharapkan akan lebih menambah motivasi siswa untuk
belajar.
Modul merupakan bahan ajar yang memiliki struktur khas dan berbeda
dengan bahan ajar lainnya, seperti buku teks. Pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan sistem modul pada dasarnya menggunakan sistem belajar secara
individual, namun dapat pula digunakan pada sistem pembelajaran klasik.
Pemilihan metode yang tepat dalam pengembangan modul menjadi salah satu
hal yang penting. Pemilihan metode yang salah hanya akan membuat fisika menjadi
sulit dan membosankan bagi siswa. Dalam pembelajaran fisika, salah satu metode
yang dianggap cukup efektif adalah metode problem solving. Problem solving
merupakan metode pemecahan masalah atau suatu cara menyajikan pelajaran dengan
mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan
dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Metode ini diciptakan oleh seorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
berkebangsaan Amerika yang bernama John Dewey. Metode ini dinamakan problem
method.
Problem solving merupakan inti dari pembelajaran berbasis masalah yang
melatih siswa memecahkan masalah untuk diterapkan dalam kehidupan. Problem
solving dapat digunakan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran yang inovatif
karena mampu mengoptimalkan keterampilan proses dan meningkatkan prestasi
belajar siswa. Arends (2008:42) pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peran orang-orang dewasa dan
menjadi pelajar yang mandiri. Dengan pendekatan problem solving diharapkan siswa
mampu menyelesaikan masalah sehingga dapat menyusun, mengembangkan
kemandirian, membentuk pengetahuan yang lebih bermakna, dan percaya diri. Staton
dalam Syaiful Sagala (2010:12) seharusnya keberhasilan suatu program pengajaran
diukur berdasarkan tingkat perbedaan cara berpikir, merasa dan berbuat para pelajar
sebelum dan sesudah menerima pengalaman-pengalaman belajar dalam menghadapi
situasi yang serupa. Siswa yang telah berhasil dalam belajarnya memiliki pola pikir
dan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Siswa menjadi lebih mandiri dalam
menyelesaikan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka telah dilakukan penelitian mengenai
Pengembangan Modul Fisika Berbasis Problem Solving Materi Elastisitas untuk
Siswa Kelas X SMA/MA
B. Identifikasi Masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
1. Siswa kurang
mengintegrasikan konsep-konsep ke dalam penerapannya
dikehidupan sehari-hari.
2. Pembelajaran IPA di sekolah masih sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Apabila siswa diajarkan secara teori, minat siswa terhadap fisika sangat kurang
sehingga berdampak pada pemahaman konsep yang disampaikan dan ingatan
siswa tentang apa yang dipelajari.
4. Pembelajaran masih berorientasi pada guru.
5. Motivasi, sikap ilmiah dan minat siswa untuk belajar fisika masih kurang.
6. Pengembangan modul yang berorientasi problem solving masih sedikit.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus perlu pembatasan masalah yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis problem solving pada materi
Elastisitas.
2. Penelitian ini memfokuskan pada pembuatan modul pembelajaran fisika
berbasis Problem Solving.
3. Modul pembelajaran fisika berbasis problem solving yang dikembangkan
diimplementasikan di SMAN 3 Jombang kelas X semester genap.
D. Rumusan masalah
Dari latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
1. Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan modul fisika berbasis
problem solving pada materi elastisitas untuk siswa SMA/MA kelas X?
2. Bagaimana kelayakan modul fisika berbasis problem solving untuk siswa
SMA/MA kelas X pada materi elastisitas?
3. Bagaimana efektivitas modul fisika berbasis problem solving pada materi
elastisitas terhadap hasil belajar di SMAN 3 Jombang?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui prosedur pengembangan modul fisika berbasis problem solving
untuk siswa SMA/MA pada materi elastisitas.
2. Mengetahui kelayakan modul fisika berbasis problem solving pada materi
elastisitas.
3. Mengetahui efektivitas modul fisika berbasis problem solving pada materi
elastisitas terhadap hasil belajar di SMAN 3 Jombang.
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
Produk yang diharapkan berupa
1. Modul pembelajaran fisika berbasis problem solving berbentuk media cetak.
2. Modul pembelajaran fisika berbasis problem solving pada pokok bahasan
elastisitas.
3. Modul pembelajaran fisika berbasis problem solving untuk SMA/MA disusun
sesuai dengan komponen isi/materi, penyajian materi, keterbacaan, bahasa,
gambar dan grafika.
4. Tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari modul hasil pengembangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
5. Prosedur penggunaan modul yang akan menjadi acuan siswa dalam mempelajari
modul.
6. Apersepsi berupa pengantar materi dan pertanyaan untuk menguji pengetahuan
awal siswa terhadap materi yang akan dibahas.
7. Lembar kerja siswa, yang berisi praktikum atau percobaan sederhana dalam
penyelesaian masalah pada pembelajaran.
8. Uraian materi, contoh soal dan uji pemahaman.
9. Evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi pada
modul.
10. Pustaka, berisi buku atau sumber rujukan yang digunakan untuk pengembangan
modul pembelajaran.
11. Glosarium
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Untuk memudahkan guru dalam menanamkan konsep sains dan aplikasinya
sehingga dapat memberi perbaikan dari sistem pembelajaran.
b. Memacu guru untuk selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran, serta
mengikuti perkembangan sains.
2. Bagi siswa
a. Siswa diharapkan lebih memahami konsep elastisitas serta aplikasinya
dalam kehidupan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
b. Menambah pengalaman siswa dalam pembelajaran fisika dan mendapatkan
suasana belajar yang berbeda, serta mampu memecahkan masalah baik
dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sesuai konsep yang
dipelajari.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1. Asumsi Pengembangan
Beberapa asumsi yang mendasari pengembangan ini adalah:
a. Pengembangan menghasilkan luaran berupa modul cetak problem solving
untuk pembelajaran fisika.
b. Sekolah uji coba belum menggunakan modul berbasis problem solving untuk
pembelajaran fisika.
c. Pengembangan modul berbasis problem solving ini dapat digunakan di SMA
Negeri 3 Jombang.
2. Keterbatasan Pengembangan
Pengembangan modul berbasis problem solving ini masih mempunyai
banyak keterbatasan, yaitu: waktu, biaya dan kemampuan peneliti. Dengan
keterbatasan tersebut, pengembangan modul berbasis problem solving ini hanya
terbatas pada pembuatan modul pembelajaran fisika pada materi Elastisitas pada
SMA kelas X dan diujicobakan pada satu sekolah.
I. Definisi Istilah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
1. Problem solving merupakan metode pemecahan masalah atau suatu cara
menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan
suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
2. Modul fisika berbasis problem solving merupakan buku pegangan suatu konsep
yang berisi ringkasan materi/ konsep pembelajaran, penyelesaian besaranbesaran elastisitas secara matematis, lembar kerja siswa serta problem solving
untuk membantu siswa memahami konsep yang diberikan.
3. Prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar siswa tingkat pencapaian nilai
minimal siswa terhadap materi yang disajikan.
commit to user
Download