PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Pembuatan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Alternatif Dari Singkong Karet (Manihot Glaziovii) Dengan Hidrolisis Asam Sulfat Dan Fermentasi Menggunakan Variasi Ragi BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN EKSAKTA DIUSULKAN OLEH : Ali Syibro Malisi Teguh Tri Prasetyo Irwansyah Ardi Mulyono NIM: 2014430034 / Angkatan: 2014 NIM: 2014430029 / Angkatan: 2014 NIM: 2015430028 / Angkatan: 2015 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA JAKARTA 2016 i DAFTAR ISI Lembar Pengesahan ........................................................................................... Daftar Isi ............................................................................................................. Daftar Tabel ........................................................................................................ Daftar Gambar ..................................................................................................... BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 1.3 Tujuan .............................................................................................. 1.4 Kegunaan ......................................................................................... 1.5 Luaran .............................................................................................. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 2.1 Singkong karet ................................................................................ 2.2 Bioetanol ......................................................................................... 2.3 Hidrolisis asam ................................................................................ 2.4 Saccharomyces cerevisiae ............................................................... 2.5 Acetobacter Aceti ............................................................................ 2.6 Distilasi ........................................................................................... BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................... 3.1 Alat dan bahan................................................................................. 3.2 Prosedur penelitian .......................................................................... 3.3 Diagram alir .................................................................................... BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 4.1 Anggaran Biaya ............................................................................... 4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................... DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti i ii iii iv 1 1 2 2 2 2 3 3 3 4 4 5 5 6 6 6 8 9 9 9 10 ii DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-PE ............................................... 9 Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-PE ................................................................ 9 iii DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Diagram alir ................................................................................... 8 iv 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang tingkat pemakaian bahan bakar minyak sangatlah tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang dipakai saat ini semakin menipis karena peningkatan kebutuhan serta jumlah penduduk yang bertambah terutama di Indonesia. maka diperlukan sumber energi alternatif baru yang mampu mencukupi atau paling tidak dapat menghemat penggunaan energi dari bahan bakar fosil tersebut. Salah satu energi alternatif yang menjanjikan adalah bioetanol. Bioetanol adalah etanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi gula dari sumber karbohidrat (pati) menggunakan bantuan mikroorganisme. Produksi bioetanol dari tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat seperti: singkong, ubi, jagung, dan lainlain. Tetapi produksi bioetanol ini banyak menggunakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi. Sehingga perlu ada alternatif lain Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat bioetanol dengan bahan baku yang dapat digunakan adalah memanfaatkan pati yang terkandung dalam singkong karet. Singkong karet merupakan salah satu jenis singkong pohon yang mengandung senyawa racun, yaitu asam sianida (HCN), sehingga tidak diperjualbelikan dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Tanaman singkong karet ini dapat menghasilkan ubi dengan berat hampir empat kali lipat dari singkong biasa sehingga jika dijadikan bahan baku untuk pembuatan bioetanol sangatlah layak dari segi ketersediaannya, dalam artian sebagai bahan baku sudah cukup aman. Pada penelitian ini digunakan hidrolisis asam dengan asam sulfat (H2SO4) berkonsentrasi rendah karena efektif menghasilkan gula tinggi dan sekaligus mampu menghidrolisis serat (selulosa dan hemiselulosa). Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam yang sering digunakan sebagai katalis kimia meskipun asam yang lain juga bisa digunakan seperti asam klorida (HCl). Hidrolisis asam dapat memecah hemiselulosa dengan efektif menjadi monomer-monomer gula (arabinosa, galaktosa, glukosa, manosa, dan xilosa) dan larutan oligomer yang meningkatkan konversi selulosa, (Sun dan Cheng, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan bioetanol (persiapan bahan baku, fermentasi dan distilasi) dari bahan singkong karet dengan hidrolisis asam. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar bietanol dari singkong karet dengan uji perbandingan dua bakteri yang berbeda untuk fermentasi. 2 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah yang dibahas dalam hal ini adalah: 1. Bagaimana proses pembuatan singkong karet untuk menghasilkan bioethanol melalui proses hidrolisis asam sulfat dilanjutkan dengan fermentasi larutan hasil hidrolisa dengan menggunakan ragi ? 2. Berapa kadar bioetanol yang dihasilkan pada fermentasi singkong karet dengan menggunakan ragi roti dan ragi tape ? 3. Dari dua ragi untuk fermentasi, mana yang lebih banyak menghasilkan bioetanol dari singkong karet ? 1.3 Tujuan 1. Membuat bioetanol dari singkong karet melalui proses hidrolisa kemudian fermentasi. 2. Membandingkan fermentasi dari varian ragi antara Saccharomyces cereviseae (Ragi Roti) Dengan Acetobacter Aceti (Ragi Tape) dengan varian massa ragi dan varian waktu Untuk Pembuatan Bioetanol Dari Singkong Karet Secara Hidrolisis Asam Sulfat Sebagai Bahan Bakar Alternatif. 3. Untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimum (jenis ragi, massa ragi, dan waktu fermentasi). 1.4 Kegunaan 1. Bagi pemerintah, bisa mengurangi penggunaan bahan bakar alam yang sudah mulai habis dan menggantinya dengan bahan bakar nabati. 2. Bagi mahasiswa, bisa melakukan proses membuat bioetanol dari singkong karet melalui proses hidrolisa kemudian fermentasi. 3. Bagi masyarakat,bisa mengetahui bahwa singkong karet dapat digunakan untuk membuat bioetanol. 4. Bagi Universitas, menambah data dan khasanah keilmuan tentang pembuatan bioetanol dari singkong karet. 1.5 Luaran 1. Bioetanol dari singkong karet 2. Jurnal ilmiah atau prosiding seminar 3. HAKI 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Singkong karet Singkong karet (Manihot glaziovii), adalah tanaman umbi berasal dari Amerika Latin, dan Bangsa Portugis membawanya ke Afrika. Singkong karet merupakan umbi yang tidak bisa dikonsumsi sebagai bahan makanan karena mengandung unsur kimia yaitu asam sianida (HCN) yang bersifat racun. Singkong karet saat ini penyebarannya hampir keseluruh dunia dan berkembang di negaranegara yang terkenal wilayah pertaniannya. Singkong karet ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil. Umbinya dikenal luas sebagai penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Singkong karet merupakan salah satu jenis umbi - umbian atau akar pohon, yang panjangnya rata-rata bergaris tengah 5 - 10 cm dan panjang 50 - 80 cm, dan Beda dengan singkong biasa yang hanya tumbuh antara 1,5 s/d. 3 meter maka singkong karet bisa mencapai tinggi 10 meter. Klasifikasi tanaman ubi kayu adalah : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Manihot Spesies : Manihot glaziovii M.A. 2.2 Bioetanol Bioetanol merupakan etanol atau kependekan dari etil alkohol (C2H5OH) atau sering juga disebut dengan grain alkohol. Sifat lainnya adalah larut dalam air dan eter dan mempunyai panas pembakaran 328 Kkal. Etanol dapat diperoleh dari hasil proses fermentasi gula dengan menggunakan bantuan mikroorganisme. Dalam industri, etanol digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk miras, bahan dasar industri farmasi, dan campuran bahan bakar untuk kendaraan. Etanol terbagi dalam tiga grade, yaitu grade industri dengan kadar alkohol 90-94%, netral dengan kadar alkohol 96-99,5% umumnya digunakan untuk minuman keras atau bahan baku farmasi dan grade bahan bakar dengan kadar alkohol diatas 99,5% (Hambali et al. 2007). Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur denganair dengan segala perbandingan. 2.3 Hidrolisis Asam Konversi polisakarida menjadi monomer-monomer dapat dilakukan dengan proses hidrolisis baik secara enzimatis maupun secara kimiawi. Hidrolisis secara 4 kimiawi biasanya menggunakan asam. Asam yang sering dipergunakan adalah asam sulfat, asam klorida dan asam fosfat. Hidrolisis asam pada dasarnya ada 2 jenis, yaitu hidrolisis pada suhu rendah dengan konsentrasi asam tinggi (concentrated-acid hydrolisis) dan hidrolisis pada suhu tinggi dengan konsentrasi asam rendah (dilute-acidhydrolisis) (Taherzadeh dan Keikhosro 2007). Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu senyawa pecah terurai. Reaksi Hidrolisis: (C6H10O5)n + n H2O Polisakarida Air n C6H12O6 Glukosa Reaksi antara air dan pati berlangsung sangat lambat sehingga diperlukan bantuan katalisator untuk memperbesar kereaktifan air. Katalisator bisa berupa asam maupun enzim. Katalisator asam yang biasa digunakan adalah asam klorida, asam nitrat dan asam sulfat. Dalam industri umumnya digunakan enzim sebagai katalisator. Salah satu proses hidrolisis yaitu hidrolisis asam, dimana katalisatornya menggunakan asam. Asam berfungsi sebagai katalisator dengan mengaktifkan air. Di dalam industri asam yang dipakai adalah H2SO4 dan HCl. H2SO4 lebih menguntungkan karena lebih reaktif dibandingkan HCl. 2.4 Saccharomyces cerevisiae Saccharomyces cerevisiae termasuk ke dalam kelas Ascomycetes yang dicirikan dengan pembentukan askus yang merupakan tempat pembentukan askospora. Saccharomyces serevisiae memperbanyak diri secara aseksual yaitu dengan bertunas (Pelezar dan Chan 1986). Adapun reaksi yang terjadi pada proses fermentasi pada seccharomyces cerevisiae, yaitu: C6H12O6 kkal Glukosa Saccagaromyces cerevisiae 2CH3CHOHCOOH + 22,5 Asam Laktat Saccharomyces cerevisiae sering digunakan dalam fermentasi etanol karena sangat tahan dan toleran terhadap kadar etanol yang tinggi (12-18% v/v), tahan pada kadar gula yang cukup tinggi dan tetap aktif melakukan fermentasi pada suhu 4-32 o C. Saccharomyces cerevisiae mempunyai aktivitas optimum pada suhu 30 – 35 oC dan tidak aktif pada suhu lebih dari 40 oC. Saccharomyces cerevisiae dapat memfermentasi glukosa, sukrosa, galaktosa serta rafinosa (Kunkee dan Mardon 1970). Biakan Saccharomyces. cerevisiae mempunyai kecepatan fermentasi optimum pada pH 4,48 (Harrison dan Graham 1970). Rendemen alkohol dari heksosa dalam fermentasi menggunakan khamir dari genus Saccharomyces dapat mencapai 90 % (Boyles 1984). Proses fermentasi oleh Saccharomyces adalah proses pengubahan sebagian besar energi dari gula ke dalam bentuk etanol. Efisiensi pengubahan energi tersebut dapat mencapai 97 % (Campbel 1983). Mekanisme pembentukan etanol oleh kamir melalui jalur Embden-MeyerhofParnas Pathway (EMP) atau glikolisis. Setelah melalui tahap glikolisis, piruvat yang 5 terbentuk kemudian dirubah menjadi asetaldehid dan CO2 oleh enzim piruvat decarboksilase, setelah itu oleh enzim alkohol dehidrogenase dirubah menjadi etanol. 2.5 Acetobacter Aceti Acetobacter aceti memiliki ciri-ciri bentuk sel bulat memanjang, respirasi aerobik, dapat tumbuh sampai suhu 30oC, serta mampu menghasilkan asam asetat. Bakteri asam asetat mempunyai peran utama dalam fermentasi bahan pangan adalah mengoksidasi alkohol dan karbohidrat lainnya menjadi asam asetat dan berperan dalam fermentasi alkohol dengan produk utamanya yaitu etanol. Adapun reaksi yang terjadi pada saat fermentasi berlangsung, yaitu: C6H12O6 22 kkal Glukosa Acetobacter acety 2CH3CH2OH + 2CO2 + Etil alkohol Acetobacter aceti merupakan gram negatif untuk kultur yang masih muda, gram positif untuk kultur yang sudah tua, obligat aerobic, membentuk batang dalam medium asam, sedangkan dalam medium alkali berbentuk oval, bersifat non mortal dan tidak membentuk spora, tidak mampu mencairkan gelatin, tidak memproduksi H2S, tidak mereduksi nitrat dan thermal death point pada suhu 6570°C.Biasanya ukuran 0,6-0,8 x 1,0-4,0 µm. Acetobacter terdapat dibeberapa buah seperti anggur dan buah-buah yang telah membusuk. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa genus Acetobacter mampu diisolasi dari suspensi campuran berupa buah cherry, apel, kurma, palm, kelapa, beberapa bunga dan masih berpotensi pada bahan-bahan yang lain. 2.6 Distilasi Distilasi adalah suatu proses penguapan dan pengembunan kembali, yang dimaksudkan untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair ke dalam fraksi-farksinya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada umumnya, pemisahan hasil fermentasi glukosa/dektrosa menggunakan sistem uap-cairan, dan terdiri dari komponen-komponen tertentu yang mudah tercampur. Umumnya destilasi berlangsung pada tekanan atmosfer, contoh dalam hal ini adalah sistem alkohol air, yang pada tekanan atmosfer memiliki titik didih sebesar 78,6 oC. (Tjokroadikoesoemo, 1986) 6 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Alat Dan Bahan a. Alat 1. Timbangan Analitis 9. Ayakan 2. Auto Clave 10. Refraktometer 3. Beaker Glass 11. Erlenmeyer 4. Pengaduk 12. Pipet Ukur 5. Labu Ukur 13. Kompor (Pemanas) 6. Termometer 14. pH Meter 7. Alkoholmeter 15. Alat Tanki Fermentor 8. Alat Distilasi Fraksionasi. b. Bahan 1. Singkong karet 6. 2. H2SO4 7. 3. CaO 8. 4. Saccharomyces cerevisiae (ragi roti) 9. 5. Acetobacter aceti (ragi tape) Air/aquades NaOH Urea. Pupuk NPK 3.2 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: Tahap I : Persiapan bahan baku Tahap II : Penghalusan dan Pengeringan Tahap III : Hidrolisis asam sulfat Tahap IV : Fermentasi Tahap V : Distilasi dan Dehidrasi 3.2.1 Persiapan Bahan Baku 1. Singkong karet ditimbang sebanyak 2 kg lalu dikupas kulit arinya dan dibersihkan dengan air dari kotoran 2. kemudian dipotong lalu diparut. Parutan singkong ditambahkan air sehingga menjadi bubur. 3.2.2 Penghalusan dan Pengeringan 1. Selanjutnya pati basah dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari hingga kering dan dioven pada suhu 70 oC selama 2 jam. 2. Setelah benar-benar kering parutan singkong ditepungkan dengan cara penghalusan menggunakan mesin penggiling, lalu dilakukan pengayakan. 7 3.2.3 Hidrolisis Asam Sulfat 1. Buat pelarut hidrolisis dari asam pekat H2SO4 17,8 M sebanyak 11,23 ml dilarutkan dalam labu pengencer 500 ml kemudian tambahkan aquadest. Lakukan proses pengenceran selama 2 kali karena larutan yang dibutuhkan 600 ml. 2. Timbang 90 gr tepung singkong karet, kemudian campurkan dengan hasil pengenceran sebanyak 300 ml. 3. Panaskan campuran tersebut menggunakan auto clave dengan suhu hingga 120 oC kemudian atur waktunya 5 menit dihitung pada saat suhu auto clave mencapai 120 oC hingga larutan tersebut encer atau mudah diaduk. 3.2.4 Fermentasi 1. Siapkan Beaker glass untuk sample ragi roti dan ragi tape masing-masing sample dibagi enam untuk varian massa ragi dan varian waktu. 2. Kemudian lakukan formulasi media gula hasil hidrolisis dengan cara mengatur pH dan kadar gula. pH diatur 4,5 dengan menambahkan basa kuat (NaOH) dan kadar gula diatur dengan pengenceran atau pemekatan. 3. Lalu tambahkan mikroba ragi roti untuk percobaan pertama dan ragi tape percobaan kedua, masing-masing tiga sample (A: 8 gr, B: 12 gr, dan C: 18 gr) 4. Larutan aquades untuk mengencerkan sample (A, B, C) pada varian ragi 10 ml dengan suhu pemanasan dibawah 40 oC. 5. Tambahkan nutrisi NPK sebanyak 4 gr dan urea sebanyak 5 gr 6. Lakukan pengkondisian udara fermentasi dengan varian waktu (72 jam untuk sampe A, 110 jam sample B, dan 140 jam sampe C). 3.2.5 Distilasi dan Dehidrasi 1. Ambil hasil fermentasi dari percobaan masing-masing sebanyak 30 ml, masukan kedalam labu pemanas dan didistilasi. Setelah proses distilasi selesai, kadar alkohol hasil distilasi dapat diukur. Lakukan dehidrasi untuk menghilangkan kadar air dengan menggunakan CaO. 8 3.3 Diagram Alir Singkong karet Air Bersih Pengupasan dan pencucian Air Penggilingan/pemarutan Dikeringkan dan dioven Aqudest, H2SO4 17,8 M Hidrolisis asam Ragi roti dan Ragi tape Fermentasi CO2 Distilasi Fraksionasi CaO Dehidrasi Gambar 3.1. Diagram alir Bioetanol 9 BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P No. 1 2 3 4 Jenis Pengeluaran Peralatan penunjang, Bahan habis pakai, Perjalanan, Lain-lain Jumlah Biaya (Rp.) Rp 4.937.000 Rp 1.706.000 Rp 2.350.000 Rp 3.050.000 Rp 12.043.000 4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P No. Kegiatan 1 Persiapan Alat dan Bahan 2 Penelitian 3 Analisa Hasil dan Data 4 Pembuatan Laporan 5 Publikasi : Jurnal atau Seminar Bulan ke-1 q Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 10 DAFTAR PUSTAKA ARNATA, I WAYAN, 2009, “Development of Alternative Bioprocess Technology to Bioethanol Production from Cassava by Trichoderma viride, Aspergillus niger and Saccharomyces cerevisiae”, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian, Bogor. Coney, W, 1979, “Fermentation and Enzim Technology”, Ist ed, Jhon Willey and Sons, New York. Dwiari, S. R, 2008, “Teknologi Pangan”, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Fessenden dan Fessenden, 1997, “ Kimia Organik edisi ketiga “, PT Erlangga, Jakarta. Groggins, P.H, 1992, “Unit Process In Organic Synthesis”, Mc Graw Hill Book Company, New York. Ignata NSY, Lanjar Ismi D, 2008, “Pembuatan Bioetanol dari Tepung Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott)”, Program Studi D III Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Indrawati, Gandjar, 1982 “Tapai from Cassava and Cereals. Department of Biology”, Faculty of Mathematics & Natural Sciences, University of Indonesia., Depok Campus, Jakarta Perry, R.H, 1984, “Perry Chemical Engineering Hands Book”, Mc Grow Hill, Singapore. Prescott, Samuel G., and Cecil G Dunn, 1959, “Industrial Microbiology”, third ed. McGraw-Hill Company:New York Sciences, University of Indonesia., Depok Campus, Jakarta Sudarmadji, S., dkk, 1997, “Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian”, Liberty, Jakarta. Susmiati, Yuana, 2012. Hidrolisis Asam Pati dan Serat Ubi Kayu Menjadi Monosakarida Sebagai Substrat Fermentasi Bioetanol. Agro-Techno, Vol 2 No 3. Tjokroadikoesoemo, S, 1986, “ HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wardana, Gigih A.P, 2013, “Pembuatan Bioetanol Dari Ubi Kayu Menggunakan Hidrolisis Asam Sulfat Secara Fermentasi Dengan Mikroba Saccharomyces Cerevisiae”, Politeknik Negri, Jember. Winarno, F.G, 1984, “ Pengantar Teknologi Pangan”, PT Gramedia, Jakarta. Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan penunjang Material Timbangan Analitis Ayakan Alat Penumbuk Gelas Ukur Pipet Ukur Beaker glass pH meter Erlenmeyer Termometer Alkoholmeter Refractometer Pemanas listrik Auto Clave Oven Kendi Tanah liat Distilasi Fraksionasi Justifikasi Pemakaian Menimbang Berat Bahan Baku Alat Pengalusan 60 Mesh Alat Pengalusan Alat Pengukur Alat Pengukur Alat Penampung Alat Pengukur Alat Penampung Alat Pengukur Alat Pengukur Alat Pengukur Alat Pemanas 1 buah Harga Satuan (Rp) Rp 400.000 1 buah Rp 500.000 Sewa 1 buah Rp 400.000 Sewa 3 buah 2 buah 3 buah Rp 100.000 Rp 50.000 Rp 85.000 Beli Beli Beli 1 buah 4 buah Rp 180.000 Rp 88.000 Beli Beli 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 200.000 Beli Beli Beli Sewa Alat Sterilisasi Pengeringan Bahan Baku Alat Fermentasi Alat Pemisah 1 buah Rp 450.000 Sewa 1 buah Rp 400.000 Sewa 2 buah Rp 150.000 Beli 1 set Rp 500.000 Sewa Kuantitas SUB TOTAL (Rp) Keterangan Sewa Rp 4.937.000 2. Bahan Habis Pakai Material Singkong karet Justifikasi Pemakaian Bahan baku Kuantitas 2 kg Harga Satuan (Rp) Rp 15.000 Keterangan Beli Asam Sulfat (H2SO4) Aquadest Material Pengenceran 2 botol @2,5 liter Rp 280.000 Beli Pengencer Justifikasi Pemakaian 2 drigen Rp 140.000 Harga Satuan (Rp) Beli Natrum Hidroksida (NaOH) Ragi Roti Penurun pH Ragi Tape Fermentasi NPK Daun Pisang Nutrisi Pembungkus Proses Fermentasi Nutrisi Pemurnian Urea Calsium Oksida (CaO) Tisue Higienis Sarung Tangan Karet Masker Lap Kain Sabun Pembersih Alat Lab Kuantitas @50 liter 300 gram Keterangan Rp 1.800 per 1 gr Beli 1 bungkus @75 gr 1 bungkus @75 gr 1 kg 10 lembar Rp 8.000 Beli Rp 7.000 Beli Rp 5.000 Rp 2.000 Beli Beli 1 kg 1 kg Rp 5.000 Rp 50.000 Beli Beli Pembersih Pengaman 4 gulung 3 pasang Rp 5.000 Rp 20.000 Beli Beli Pengaman Pembersih Pencuci Alat Kimia 1 box 3 1 drigen @4 liter Rp 42.000 Rp 5.000 Rp 64.000 Beli Beli Beli Fermentasi SUB TOTAL (Rp) Rp 1.706.000 3. Perjalanan Justifikasi Pemakaian Material Perjalanan pembelian bahan dan alat - - Pembelian bahan baku singkong karet dan alat-alat penunjang. Pembelian alatalat kimia Pembelian larutan bahan kimia Kuantitas 2 kali Harga Satuan (Rp) Rp 650.000 Keterangan - Transportasi Literatur Monitoring & Evaluasi Perjalanan ke Perpustakaan Nasional dan LIPI Perjalanan Monev 3 orang Rp 250.000 - 3 orang Rp 100.000 - SUB TOTAL (Rp) Rp 2.350.000 4. Lain-lain Material Laporan kemajuan Laporan akhir Poster HAKI ATK Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Rp 100.000 Cetak dan 3 penggandaan Cetak dan 3 Rp 150.000 penggandaan Cetak digital 2 Rp 150.000 untuk monev dan pameran Rp 1.800.000 Administrasi 1 paket Rp 200.000 SUB TOTAL (Rp) TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.) Keterangan - - Rp 3.050.000 Rp 12.043.000 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No Nama /NIM Ali Syibro Malisi/2014430034 Alokasi Program Bidang Waktu Studi Ilmu (jam/minggu) Teknik Teknik 15 Kimia Kimia - 1 - Teguh Tri Teknik Prasetyo/2014430029 Kimia Teknik 15 Kimia - 2 - 3 Irwansyah Ardi Teknik Mulyono/2015430028 Kimia Teknik 15 Kimia - Uraian Tugas Pembelian bahan baku dan perlengkapannya Menyiapkan bahan baku Melakukan hidrolisis Menguji kandungan bahan Pembelian alat alat lab Membuat larutan Melakukan fermentasi dan distilasi Pembelian zat kimia Pengujian kadar bioetanol