BAB 3 - STIESIA Repository

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Hampir semua sektor yang berhubungan dengan keuangan selalu
membutuhkan jasa perbankan baik pemerintah, perusahaan maupun orang pribadi.
Kemajuan dunia perbankan suatu negara dapat dijadikan sebagai ukuran kemajuan
negara yang bersangkutan, artinya keberadaan bank semakin dibutuhkan oleh
pemerintah dan masyarakat.
Begitu pentingnya dunia perbankan, maka ada anggapan bahwa bank
merupakan “urat nadi” dunia perekonomian. Bank berperan sebagai lembaga
intermediasi
atau sebagai
perantara keuangan antara masyarakat
yang
membutuhkan dana (defisit unit) dengan masyarakat yang memiliki kelebihan
dana (surplus unit), dengan menghimpun dana pihak ketiga dari para nasabah lalu
menyalurkannya kepada para debitur (pengusaha dan pihak yang membutuhkan
dana segar).
Masyarakat tidak hanya memandang sebuah bank sebagai sarana untuk
menyimpan uang yang lebih aman, namun lebih dari itu, mereka mengharapkan
hasil investasi (bunga) yang lebih tinggi dari produk simpanan bank yang ada,
sehingga menciptakan suasana persaingan antar bank dalam penggalangan dana
nasabah yang semakin ketat dan disisi lain pemerintah membatasi bank dalam
memberikan suku bunga produk simpanan tidak melebihi batas tertinggi bunga
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sesuai arahan dari Otoritas Jasa Keuangan
1
(OJK) per 1 Oktober 2014 bahwa pemberian suku bunga simpanan maksimum
sebesar suku bunga penjaminan LPS yang saat ini sebesar 7,75%. Upaya ini
ditujukan untuk mencegah dampak negatif terjadinya persaingan suku bunga dana
perbankan serta demi menjaga likuiditas perbankan pada saat ini.
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk. adalah dua bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
memiliki aset terbesar di Indonesia. Dalam menjalankan kegiatannya, kedua bank
BUMN tersebut mengacu pada hukum bank yang telah diatur dalam undangundang perbankan yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat,
berupaya memenuhi kebutuhan nasabahnya, baik berinvestasi untuk keamanan
dananya, memperoleh penghasilan (bunga) dari hasil simpanannya di bank dan
untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran.
Salah satu produk simpanan masyarakat yang ditawarkan kedua bank
BUMN tersebut adalah simpanan deposito. Produk ini merupakan salah satu jenis
produk dana pihak ketiga dimana dilihat dari sisi tingkat suku bunga yang dibayar
kepada pemegang simpanan deposito (time deposit) relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan suku bunga jenis simpanan lainnya, seperti simpanan giro
(demand deposit) dan tabungan (saving deposit).
Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang perubahan UndangUndang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, disebutkan bahwa Deposito adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Badan atau perorangan
yang memliki deposito disebut Deposan, sedangkan bukti kepemilikan rekening
deposito disebut Bilyet Deposito.
Investasi merupakan pengorbanan yang dilakukan saat ini untuk
mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang, Halim (2005:4). Deposito
adalah instrumen investasi yang relatif paling aman, namun imbal hasil (return)
yang sanggup diberikan juga terbilang paling rendah (low risk-low return) jika
dibandingkan dengan menempatkan uang di pasar saham, valuta asing, properti
atau instrumen investasi lain yang mengandung risiko tinggi. Semakin tinggi
return yang akan diperoleh dalam investasi, maka risiko yang dihadapi juga akan
semakin tinggi (high risk-high return), Sharpe et al. (2005). Pengetahuan analisis
yang rumit tidak diperlukan dalam investasi deposito, seperti (misalnya) jika
melakukan perdagangan valuta asing (forex) yang terkenal fluktuatif (harga dapat
naik atau terjun bebas dalam waktu singkat, hitungan jam, menit, bahkan detik).
Memang hasil yang diperoleh tidak seberapa, namun deposito sangat
cocok bagi masyarakat yang sangat sensitif terhadap risiko (risk averse).
Setidaknya, para pemilik deposito atau deposan tidak harus dipusingkan dengan
ancaman fluktuasi pasar yang siap menggerus simpanan pokok. Selain itu, dengan
terkuncinya simpanan uang, dapat membantu menahan nafsu belanja akibat
pengeluaran-pengeluaran yang cenderung tidak penting alias boros dan bagi
pemerintah dana deposito yang mengendap di bank dapat mengurangi laju inflasi,
karena jumlah uang yang beredar semakin sedikit.
Selain aman dari risiko fluktuasi pasar, deposito di Indonesia khususnya di
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
juga dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dikarenakan kedua
bank BUMN tersebut telah tercatat sebagai anggota dari LPS. Pemilik deposito
atau deposan tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu kedua bank BUMN tersebut
kolaps atau mengalami kebangkrutan. LPS menjamin dana setiap nasabah hingga
Rp 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah) dengan suku bunga maksimal 7,75%.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat merupakan kecenderungan
hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Minat atau keinginan
berinvestasi seseorang dilatarbelakangi oleh pengetahuan akan investasi mulai
dari jenis investasi, return yang akan diperoleh, risiko yang dihadapi, sampai
dengan hal-hal lain yang terkait dengan jenis investasi yang akan diambil.
Pengetahuan investasi ini dapat diperoleh dari mana saja, antara lain dari
pendidikan formal seperti di perguruan tinggi atau pendidikan non formal seperti
pelatihan, Sharpe et al. (2005). Pengetahuan investasi sangat diperlukan untuk
menghindari terjadinya kerugian dan untuk memperoleh return yang maksimal
dari investasi yang dilakukan, Kusmawati (2011).
Seseorang yang memiliki minat berinvestasi maka kemungkinan besar dia
akan melakukan perilaku (tindakan) yang dapat mencapai keinginan mereka untuk
berinvestasi, seperti mengikuti pelatihan dan seminar tentang investasi, menerima
dengan baik penawaran investasi, dan pada akhirnya melakukan investasi. Dalam
penelitian ini, untuk melihat seberapa besar minat nasabah dalam berinvestasi
deposito, maka peneliti menggunakan Theory of Planned Behavior (teori perilaku
terencana) yang dikemukakan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985. Teori ini
merupakan pengembangan dari teori perilaku yang beralasan (Theory of Reasoned
Action) yaitu sikap dan norma subyektif, dengan menambahkan satu variabel
yaitu kontrol perilaku.
Peneliti menggunakan Theory of Planned Behavior karena ingin melihat
seberapa besar minat nasabah berinvestasi deposito. Dalam teori ini dibahas
bahwa sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
sesuatu stimulus atau objek, seperti halnya pengetahuan. Seseorang yang memiliki
pengetahuan yang baik, pasti akan sanggup untuk berinvestasi terutama di
deposito. Norma subyektif cenderung lebih mengarah pada lingkungan sekitar
yang mempengaruhi nilai-nilai seseorang. Setiap orang memiliki lingkungan yang
berbeda, berbagai pengaruh atau pandangan akan membentuk norma subyektif
dan pandangannya, contoh jika dilingkungan seseorang menganggap berinvestasi
di saham adalah hal yang baik dan berinvestasi di deposito adalah hal yang kurang
menguntungkan, maka orang tersebut cenderung membeli saham sebagai sarana
investasi. Kontrol perilaku mempengaruhi minat seseorang dan akhirnya
mempengaruhi perilaku seseorang. Uang atau dana yang ada di tangan dapat
dikatakan sebagai alat kontrol yang nantinya akan mempengaruhi minat seseorang
untuk berinvestasi.
Banyak studi empiris yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
minat seseorang untuk berinvestasi, seperti hasil penelitian Hariady (2013) bahwa
kontrol keuangan dan preferensi risiko mempengaruhi minat investasi, sedangkan
sikap dan norma tidak mempengaruhi minat wanita berinvestasi reksadana.
Christanti dan Mahastanti (2011) yang menyimpulkan bahwa faktor yang banyak
dipertimbangkan investor dalam berinvestasi adalah neutral information,
accounting information, dan aspek demografi. Penelitian Kusmawati (2011)
menjelaskan bahwa faktor usia dapat mempengaruhi hubungan antara faktor
motivasi sosial dan minat investasi. Penelitian Alleyne dan Broome (2011)
mengatakan bahwa sikap sangat berpengaruh terhadap minat seseorang untuk
berinvestasi. Yuliati (2011) menyatakan bahwa risiko dan atribut produk islami
berpengaruh positif terhadap minat berinvestasi sukuk. Serta penelitian Raditya et
al. (2014) menunjukkan bahwa penghasilan, persepsi terhadap risiko, return, serta
modal investasi minimal hanya merupakan beberapa variabel bebas yang
mempengaruhi minat investasi (hanya 20,1%).
Penelitian yang diteliti umumnya adalah minat seseorang yang berinvestasi
di instrumen pasar modal, seperti saham, obligasi, sukuk, dan reksadana. Investasi
di instrumen pasar modal bersifat jangka panjang, memiliki risiko investasi yang
tinggi dengan return yang tinggi pula. Berdasarkan keterbatasan penelitian
terdahulu yang hanya meneliti minat berinvestasi di pasar modal, maka kali ini
penulis ingin melakukan penelitian tentang minat seseorang berinvestasi di
instrumen pasar uang yang bersifat jangka pendek (maksimal 1 tahun), berisiko
investasi yang rendah dengan return yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
return investasi pasar modal, namun jumlah investasi di instrumen pasar uang
tersebut semakin banyak setiap tahunnya, khususnya di PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Instrumen pasar
uang yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah deposito. Maksud dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui secara jelas dan pasti tentang sejauh mana
faktor-faktor seperti sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku dapat
mempengaruhi minat nasabah untuk berinvestasi deposito.
Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah : “ANALISIS
PERILAKU
NASABAH
TERHADAP
MINAT
BERINVESTASI
DEPOSITO”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah variabel sikap berpengaruh terhadap minat nasabah untuk
berinvestasi deposito ?
2.
Apakah variabel norma subyektif berpengaruh terhadap minat nasabah
untuk berinvestasi deposito ?
3.
Apakah variabel kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat nasabah
untuk berinvestasi deposito ?
4.
1.3
Apakah variabel minat investasi berpengaruh terhadap investasi deposito ?
Tujuan Penelitian
Sedangkan tujuan penelitian terkait dengan rumusan masalah penelitian di
atas adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui variabel sikap berpengaruh terhadap minat nasabah
untuk berinvestasi deposito.
2.
Untuk mengetahui variabel norma subyektif berpengaruh terhadap minat
nasabah untuk berinvestasi deposito.
3.
Untuk mengetahui variabel kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat
nasabah untuk berinvestasi deposito.
4.
Untuk mengetahui variabel minat investasi berpengaruh terhadap investasi
deposito.
1.4
Manfaat Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1.4.1 Secara Praktis
Bagi manajemen PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., dan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan
dalam menyusun strategi atau rencana untuk menawarkan jenis produk simpanan,
khususnya deposito kepada nasabah atau masyarakat luas dengan berbagai inovasi
fitur dan benefit deposito yang semakin menarik dan kompetitif, sehingga mampu
untuk memenangkan persaingan yang sangat ketat dengan bank lain dalam hal
mengumpulkan dana dari nasabah melalui produk simpanan deposito dengan cara
memperhatikan perilaku-perilaku nasabah atau masyarakat tersebut.
1.4.2
Secara Teoritis.
Penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya sebagai
salah satu referensi dalam mengetahui sejauh mana sikap, norma subyektif, dan
kontrol perilaku mempengaruhi minat nasabah atau masyarakat untuk berinvestasi
deposito.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Agar arah pembahasan dari skripsi ini tidak mengalami kesimpangsiuran,
serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak mengarah, maka
penulis memberi batasan pembahasan pada skripsi ini.
Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan tentang sikap,
norma subyektif, dan kontrol perilaku terhadap minat nasabah untuk berinvestasi
deposito di dua bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tempat
penelitian adalah salah satu kantor cabang PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., dan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. yang ada di kota Surabaya, yaitu Bank
Mandiri cabang Tanjung Perak (Jl. Perak Timur No. 398 Surabaya) dan Bank
Rakyat Indonesia unit Mastrip (Jl. Raya Mastrip No. 50 Surabaya). Objek
penelitian hanya pada nasabah yang telah memiliki produk simpanan deposito.
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data dari jawaban responden yang
telah terpilih sebagai sampel penelitian terhadap pertanyaan-pertanyaan kuesioner
yang diteliti.
Download