JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja © Copyright 2014 PENGUATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN IZIN LINGKUNGAN (STUDI CV. ARJUNA) Dewi Astuti1 ([email protected]) Rosmini 2 ([email protected]) Herdiansyah Hamzah 3 Abstrak Partisipasi merupakan pengambilan bagian atau pengikutsertaan dalam proses perencanaan dan pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, ,misalnya dalam pelaksanaan program dan pengambilan keputusan untuk berkonstribusi sumber daya atau bekerja sama dalam kegiatan organisasi atau kegiatan khusus serta berbagai manfaat dari program pembangunan dan evaluasi program pembangunan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam penyusunan Izin Lingkungan yang dilakukan oleh CV. Arjuna tidak melibatkan masyarakat secara efektif. Penolakan masyarakat yang terkena dampak terhadap penerbitan Izin Lingkungan CV. Arjuna yang pertama maupun yang kedua untuk peningkatan kapasitas produksi timbul akibat pihak perusahaan tidak melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan dokumen Amdal, CV. Arjuna tidak melakukan sosialisai kepada masyarakat serta kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat mengenai rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan. Akan tetapi terdapat kendala yang dihadapi masyarakat dalam menuntut haknya terkait partisipasi masyarakat baik secara hukum maupun secara teknis. Dengan adanya aturan mengenai Hak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam penyusunan Izin Lingkungan, masyarakat merasa dirugikan karena tidak di libatkan dalam penyusunan Izin Lingkungan CV. Arjuna. Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Izin Lingkungan, Hak Masyarakat untuk berpartisipasi. 1 2 3 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 Pendahuluan Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Adapun dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyatakan bahwa “Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi bagi setiap warga negara Indonesia.” Antara manusia, masyarakat, dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik, yang selalu harus dibina dan di kembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan yang dinamis. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional mewajibkan agar sumber 4 dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. daya alam Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, sejak awal perencanaan kegiatan harus sudah dapat diperkirakan perubahan rona lingkungan akibat pembentukan suatu kondisi lingkungan baru, baik yang menguntungkan maupun merugikan, yang timbul sebagai akibat diselenggarakannya kegiatan pembangunan.5 Partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam melakukan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilandasi atas hak asasi manusia terhadap lingkungan hidup yang baik dan sehat, tanpa adanya partisipasi yang efektif dari masyarakat maka proses perlindungan terhadap lingkungan hidup tidak akan berjalan secara efektif pula. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Terhadap Lingkungan Hidup memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Pasal 70 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam 4 Andi Hamzah. 2005. Penegakan Hukum Lingkungan. Cetakan Pertama. Sinar Grafika. Jakarta. Halaman 385 5 Harun M. Husein. 1992. Bebagai Aspek Hukum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Cetakan Pertama. Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 79 2 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.” Peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat 1 dapat berupa pengawasan sosial, pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan dan/atau penyampaian informasi dan/atau laporan. Masyarakat merupakan sumber daya yang penting bagi tujuan pengelolaan lingkungan hidup, sebagai bagian dari lingkungan masyarakat merupakan sumber daya yang bisa digunakan untuk pembinaan lingkungan, tetapi lebih daripada itu komponen masyarakat juga bisa memberikan alternative penting bagi lingkungan hidup. Maka sudah sepatutunya partisipasi masyarakat mendapat tempat pengaturan yang cukup layak dalam proporsi pengelolaan lingkungan hidup. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan juga mewajibkan adanya keterlibatan masyarakat yang disebutkan dalam Pasal 9 ayat 1 terkait penyusunan dokumen Amdal yang menyatakan bahwa “Pemrakarsa, dalam menyusun dokumen Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, mengikutsertakan masyarakat.” Amdal merupakan salah satu sayarat diterbitkannya izin lingkungan, izin lingkungan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar masyarakat dapat lebih menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk dapat mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.Mengenai Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai dengan ketentuan Pasal 26 Undang-Undang Pengelolaan Nomor Lingkungan 32 Hidup Tahun juga 2009 Tentang menjelaskan Perlindungan mengenai dan keterlibatan masyarakat dalam proses penyusunan dokumen Amdal sebagaimana disebutkan dalam Pasal 26 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Dokumen Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 disusun oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat.” Hal ini dikuatkan dengan Pasal 26 ayat 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang manyatakan bahwa “ pelibatan masyarakat harus berdasarkan prinsip informasi yang transparan dan lengkap serta diberitahukan sebelum kajian dilaksankan.” 3 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 Adapun masyarakat yang dimaksud disini disebutkan dalam Pasal 26 ayat 3 meliputi: a. yang terkena dampak ; b. pemerhati lingkungan hidup ; dan/atau c. yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses Amdal Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pedoman Keterlibatan Masayarakat Dalam proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan Pasal 2 menyatakan “Pelaksanaan keterlibatan masyarakat dalam proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan dilakukan berdasarkan prinsip dasar : a. Pemberian informasi yang lengkap dan transparan ; b. kesetaraan posisi diantara pihak-pihak yang terlibat ; c. penyelesaian masalah yang bersifat adil dan sederhana ; dan d. koordinasi, komunikasi dan kerjasama dikalangan pihak-pihak yang terkait. Pasal 9 ayat 6 Pearaturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan mengatur bahwa tata cara pengikutsertaan masyarakat dalam proses Amdal diatur lebih lanjut dalam peraturan menteri. Hal ini sesuai dengan salah satu bentuk pengawasan dalam Amdal yang menyatakan bahwa Amdal bukan merupakan dokumen yang bersifat rahasia, dimana setiap orang dapat memperoleh keterangan atau salinan dokumen Amdal beserta keputusankeputusan persetujuannya. Sifat keterbukaan ini dilaksanakan dalam bentuk peran serta masyarakat dengan mengemukakan saran dan pemikiran baik secara lisan maupun secara tertulis kepada komisi yang melaksanakan evaluasi hasil studi Amdal, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.6 Keterlibatan atau peran partisipasi masyarakat telah diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Pemerintah serta Peraturan Menteri. Namun saat ini pelibatan masyarakat dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup khususnya dalam pembuatan dokumen Amdal sebagai salah satu syarat diterbitkannya izin 6 4 Ibid. Halaman 120 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) lingkungan hanya ditempatkan untuk berpatisipasi pada tingkat penilaian dalam komisi AMdal saja. Faktanya pengalaman menunjukkan partisipasi masyarakat yang dimuat dalam dokumen Amdal yang berupa saran, pendapat, dan tanggapan hanya sekedar untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-undang dengan kata lain partisipasi masyarakat dalam pembuatan dokumen Amdal hanya sebatas formalitas.7 Kegiatan pembangunan yang saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai daerah termasuk Samarinda sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Timur yang melakukan upaya pembangunan sarana dan prasarana, baik secara fisik maupun non fisik. Industri yang paling ditekankan di kota Samarinda ini adalam industru pertambangan batu bara, berlimpahnya sumber daya alam batu bara yang ada di kota Samarinda tentu saja mendatangkan para investor untuk membuka kegiatan usaha batu bara. Banyaknya perusahaan yang melakukan kegiatan usaha pertambangan di Kota Samarinda menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, baik dampak postitif maupun dampak negatif. Khususnya untuk dampak negatif tentu saja akan menimbulkan permasalahan yang terjadi disekitar lokasi aktivitas pertambangan yang dilakukan. Oleh karena itu sudah seharusnya setiap perusahaan pertambangan yang ada di kota Samarinda ini wajib memiliki Amdal serta wajib mematuhi peraturan-peraturan yang tertuang dalam dokumen Amdal tersebut salah satunya mengenai keterlibatan hak-hak masyarakat mengenai pemberian saran, pendapat maupun tanggapan mengenai usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, salah satunya CV. Arjuna. CV. Arjuna adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, dalam hal ini wajib memiliki dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), aktivitas pertambangan yang dilakukan CV. Arjuna telah mengakibatkan pencemaran sawah dan tambak milik warga. Hal ini dikarenakan jebolnya tanggul pengelolaan limbah milik CV. Arjuna. Selain itu pengerukan yang dilakukan secara 7 Moch. Anwar. “Tanggung Jawab Lingkungan CV. Arjuna Terhadap Pencemaran Lingkungan Akibat Jebolnya Tanggul Pengelolaan Limbah CV. Arjuuna di Kelurahan Makroman.” Hukum Lingkungan. 2013. Halaman 2 5 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 terus menerus hingga mendekati pemukiman penduduk dengan jarak yang melampaui batas sebagaimana yang telah di tentukan dalam dokumen Amdal yang menyebabkan kebisingan bagi warga sekitar dikarenakan aktivitas 8 pertambangan yang sangat dekat dari pemukiman mereka. Pembangunan di kota Samarinda ditekankan pada industry sumber daya alam. Khususnya pembangunan yang wajib memiliki Amdal merupakan salah satu faktor yang mengancam terjadinya kerusakan lingkungan hidup dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang terkena dampak di daerah pemukiman penduduk yang bertempat tinggal atau menetap disekitar proyek pembangunan tersebut. Daintaranya proyek pertambangan di wilayah Samarinda yang sebagian besar berada disekitar wilayah pemukiman penduduk atau masyarakat. Pembahasan 1. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan izin lingkungan CV. Arjuna Partisipasi masyarakat dalam pembuatan dokumen Amdal dilakukan sebelum kerangka acuan hingga proses penilaian dokumen Amdal. Masyarakat berhak memberikan saran, pendapat dan tanggapan terhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan secara tertulis kemudian diserahkan kepada pemrakarsa dan menteri, gubernur atau bupati/walikota dalam jangka waktu 10 hari kerja sejak pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan. Saran, pendapat dan tanggapan masyarakat dalam pembuatan dokumen Amdal ini sangat penting bagi masyarakat yang terkena dampak baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan keterlibatan masyarakat dalam proses penyusunan dokumen Amdal dimulai dari sebelum pembuatan kerangka acuan melalui pengumuman dan konsultasi publik. Pengumuman disampaikan oleh pemrakarsa sebelum penyusunan dokumen Kerang Acuan yang ditujukan kepada masyarakat yang terkena dampak, 8 6 Ibid. Halaman 3 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) masyarakat pemerhati lingkungan, dan masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses Amdal. Dalam melakukan pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan pemrakarsa wajib menyampaikan informasi secara benar dan tepa mengenai:9 1. Nama dan alamat pemrakarsa ; 2. jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan ; 3. skala/besaran dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan ; 4. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiata ; 5. dampak potensial yang akan timbul ; 6. tanggal pengumuman tersebut mulai dipasang dan batas waktu pemberian saran, pendapat, dan tanggapan dari masyarakat ; 7. nama dan alamat pemrakarsa dan instansi lingkungan hidup yang menerima saran, pendapat, dan tanggapan dari masyarakat. Pengumuman disampaikan melalui media pendukung seperti media cetak yang terdiri dari surat kabar, brosur, pampflet, atau spanduk dan media eletronik yang terdiri dari televisi, website, jejaring sosial, sms dan/atau radio. Pengumuman dapat juga disampaikan melalui papan pengumuman yang dipasang di instansi linkgungan hidup dan instansi yang membidangi Usaha dan/atau Kegiatan di tingkap pusat, provinsi, dan/atau Kabupaten/Kota. Penyampaian, penerimaan dan dokumentasi Saran, Pendapat dan Tanggapan masyarakat dengan mencantumkan identitas pribadi yang jelas disampaikan secara tertulis selama periode 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal pengumuman dilaksanakan. Setelah Pengumuman mengenai rencana Usaha dan/atau Kegiatan di lakukan selanjutanya adalah penyusunan kerangka Acuan (KA-ANDAL), dalam kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat harus di masukkan. Setelah Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai Amdal untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama dan waktu maksimal 9 Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan. 7 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 penilaian Kerangka Acuan Andal (KA-ANDAL) adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya. Peran masyarakat juga sangan diperlukan dalam pada proses penilaian Amdal dalam Komisi Penilai Amdal, dimana perawakilan dari masyarakat harus dihadirkan sebagai bukti adanya keterbukaan dari pihak Pemerintah dan Perusahaan mengenai adanya keterlibatan mereka dalam porses penyusunan Izin Lingkungan melalui pemberian Saran, Tanggapan dan Pendapat terkait Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan. Saran, tanggapan dan pendapat masyarakat dalam dokumen Amdal akan menjadi dasar pertimbangan penetapan kelayakan lingkungan suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagai syarat diterbitkannya Izin Lingkungan. Pengajuan permohonan Izin Lingkungan harus diumumkan kembali seperti pengumuman pada tahap pengumuman awal sebelum pembuatan Kerangka Acuan (KA-ANDAL), yaitu melalui media lokal seperti surat kabar atau Koran serta pengumuman secara langsung kepada masyarakat sekitar perusahaan yang terkena dampak agar masyarakat dan pemerhati lingkungan yang pada tahap sebelumnya belum mengetahui mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pihak perusahaan tersebut dapat mengetahuinya pada pengumuman untuk pengajuan permohonan izin lingkungan ini. Usaha pertambangan merupakan suatu usaha atau proyek yang wajib Amdal karena kegiatannya berdampak termasuk penting dalam terhadap kriteria Usaha lingkungan dan/atau hidup, dalam Kegiatan yang melaksanakan kegiatannya pemerintah wajib melakukan pengawasan dengan baik terkait Amdal perusahaan tersebut apakah perusahaan menjalankan kegiatannya sesuai dengan apa yang tertulis dalam dokumen Amdal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut pelanggaran terhadap atau tidak. Amdal yang Jika dalam merupakan pengawasan syarat ditemukan diterbitkan izin lingkungan maka perusahaan yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi administratif termasuk jika perusahaan melakukan pelanggaran mengenai partisipasi masyarakatnya. 8 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) CV. Arjuna yang terletak di kelurahan Makroman Samarinda merupakan salah satu perusahaan wajib AMDAL yang bergerak dalam bidang pertambangan, saat ini terlibat kasus pencemaran yang terjadi akibat jebolnya tanggul pembuangan limbah milik mereka yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat kelurahan Makroman khusunya RT. 13 yang berada disekitar wilayah pertambangan tersebut, kerugian yang dialami masyarakat yaitu rusaknya tambak dan sawah serta perkebunan masyarakat di sekitar perusahaan sehingga masyarakat menuntut CV. Arjuna. Menurut Tarmidi, salah satu masyarakat yang terkena dampak secara langsung dari adanya perusahaan pertambangan milik CV. Arjuna mengatakan bahwa masyarakat juga mengalami gangguan kebisingan dikarenakan jarak tambang yang sangat dekat dengan pemukiman warga, menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral jarak lokasi pertambangan ke pemukiman penduduk minimal 500 meter, namun saat ini jarak lokasi pertamabangan CV. Arjuna ke pememukiman warga hanya sekitar 300 meter saja. Sedangkan jarak pertambangan ke lokasi persawahan dan perkebunan warga hanya sekitar 25 meter saja.10 Menurut Baharudin, Ketua Kelompok Tani Tunas Muda di kelurahan Makroman mengatakan bahwa dalam dokumen Amdal CV. Arjuna terdapat ketidak beresan karena dalam proses pembuatannya CV. Arjuna tidak melibatkan masyarakat untuk ikut menyampaikan aspirasinya melalui pemberian saran, pendapat, dan tanggapan yang perupakan salah satu hak dari masyarakat dalam rangka upaya perlindungan dan pengelolaan terhadap lingkungan hidup. Menurut beliau sebelum pihak perusahaan mebuat dokumen Amdal mereka, masyarakat tidak pernah diberitahukan mengenai rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan oleh pihak perusahaan disekitar pemukiman mereka sedangkan mereka termasuk masyarakat yang paling terkena dampak dari adanya kegiatan pertambangan batu bara tersebut.11 10 Wawancara dengan Tarmidi. Masyarakat yang terkenda dampak. Pada tanggal 12 April 2014 Wawancara dengan Baharudin. Ketua Kelompok Tani Tunas Muda Kelurahan Makroman. Pada tanggasl 12 April 2014 11 9 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 Kasus ini terjadi dari akhir tahun 2008 hingga sekarang. Menurut pengakuan salah satu warga yang tinggal disekitar perusahaan yang merupakan korban dari pencemaran tersebut yang bernama tarsudi, pembuatan dokumen Amdal CV. Arjuna memang tidak sesuai dengan prosedur yang semestinya, dimana seharusnya sebelum pembuatan dokumen Amdal pihak perusahaan harus melibatkan masyarakat sejak belum dibuatnya kerangka acuan. Namun pada kenyataaannya CV. Arjuna tidak melakukan hal tersebut, pihak perusahaan bahkan tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebagaimana mestinya. Menurut keterangan sub bidang tata lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda M. Erwin Agus, pembuatan dokumen Amdal CV. Arjuna sudah dibuat sesuai dengan prosedur dengan melibatkan masyarakat sejak sebelum kerangka acuan dibuat melalui pengumuman yang disampaikan oleh pihak perusahaan melalui media cetak yaitu surat kabar. Hal ini sangat bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh masyrakat yang terkena dampak sebelumnya yang mengatakakan bahwa mereka tidak pernah menerima informasi sama sekali terkait adanya rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan oleh CV. Arjuna.12 Meskipun dalam di dalam dokumen Amdal CV. Arjuna menuliskan adanya partisipasi masyarakat secara lengkap namun apa yang tertulis dalam dokumen Amdal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat. CV. Arjuna mengatakan dalam dokumen Amdal mereka bahwa berdasarkan data yang mereka dapatkan sebagian besar masyarakat menyetujui adanya kegiatan pertambangan di sekitar pemukiman mereka sedangkan berdasarkan data yang penulis dapatkan dalam penelitian melalui wawancara sebagian besar masyarakat justru menolak adanya kegiatan pertembangan tersebut. Masyarakat bahkan tidak mengetahui akan adanya perusahaan tambang milik CV. Arjuna di sekitar pemukiman mereka, pada awalnya pihak perusahaan hanya melakukan kegiatan pertambangan disekitar kelurahan Makroman dengan cara karungan dan hanya untuk 1 hektare lahan 12 Wawancara dengan M. Erwin Agus. Sub bidang pengkajian dan Analisa Dampak Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda. Pada tanggal 28 April 2014 10 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) saja sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan ketua RT 13 yang berada disekitar perusahaan namun pada tahun 2007 CV. Arjuna mulai membuka kegiatan pertambangan secara besar-besaran hingga mencapai 1.598 hektare lahan sebagaimana yang tertulis dalam dokumen Amdal mereka. Menurut Merah Johansyah, sebagai Ketua Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kota Samarinda mengatakan bahwa data-data yang ada dalam dokumen Amdal CV. Arjuna memang bisa saja di manipulasi, data tersebut bisa jadi tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Hal ini di perkuat dengan pengakuan salah satu ketua kelompok tani baharudin, yang juga merupakan korban dari pencemaran akibat jebolnya tanggul pembuangan limbah milik CV. Arjuna yang mengatakan bahwa kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Kota Samarinda Endang Liansyah, secara tegas pernah mengatakan bawah dokumen Amdal yang dimiliki oleh CV. Arjuna memang jelas dibuat tidak berdasarkan prosedur penyusunan dokumen Amdal yang semestinya.13 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dokumen AMDAL yang dimiliki oleh CV. Arjuna dibuat setelah perusahaan beroperasi, bagaimana mungkin perusahaan dapat beroperasi sebelum dokumen AMDAL dibuat sedangkan AMDAL merupakan syarat diterbitkannya izin lingkungan. Jika dokumen AMDAL CV. Arjuna ada setelah perusahaan beroperasi itu artinya perusahaan tersebut beroperasi tanpa adanya izin lingkungan serta izin Usaha dan/atau Kegiatan. Pada bulan Maret 2013 CV. Arjuna mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan untuk peningkatan kapasitas produksi dari 40.000 MT/bulan menjadi 100.000 MT/bulan.14 Hal ini mendapat penolakan dari masyarakat dengan alasan dokumen Amdal yang sebelumnya saja dibuat tidak berdasarkan prosedur serta ketentuan-ketentuan yang tertulis dalam dokumen Amdal tersebut bertentangan dengan fakta yang ada dilapangan, ditambah lagi dengan belum terselesaikannya kasus sengketa 13 Wawancara dengan Merah Johansyah. Ketua Jaringan Advokasi Tambang Kota Samarinda. Pada tanggal 12 April 2014 14 Opcit. 11 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 antara masyarakat dan pihak perusahaan akibat pencemaran yang diakibatkan oleh jebolnya tanggul pembuangan limbah milik perusahaan CV. Arjuna. Menurut Sugiarto, sebagai ketua RT. 13 di Kelurahan Makroman mengatakan bahwa Pihak perusahaan pernah memanggilnya untuk mengahidiri pertemuan disalah satu hotel untuk menandatangani surat persetujuan permohonan penambahan kapasotas produksi oleh CV. Arjuna, namun beliau menolak dengan alasan adanya ketidak jelasan mengenai prosedur pembuatan dokumen Amdal yang pertama sehingga mereka khawatir hal ini juga terjadi dalam dokumen Amdal mereka yang akan yang di perbaharui ini, selain itu tuntutan-tuntan masyarakat yang telah disepakati dalam proses mediasi dengan pihak perusahaan hanya terlaksana diawal-awal saja, namun beberapa bulan tarkhir ini tuntutan tersebut belum dilaksanakan lagi dengan alasan yang bemacam-macam dari pihak perusahaan. Bantuan yang diberikan melalui program CSR (Corporate Social Reponsibility) seperti koperasi juga tidak meberikan dampak penting bagi masyarakat, adanya koperasi tidak memberikan solusi apapun bagi merkea.15 Menurut Tarsudi, sebagai masyarakat yang terkena dampak secara langsung dari adanya usaha pertambangan milik CV. Arjuna mengatakan bahwa masyarakat sekitar perusahaan yang terkena dampak khawatir jika mereka menandatangani suarat persetujuan permohonan penambahan kapastisats produksi yang diajukan oleh CV. Arjuna, kedepannya pihak perusahaan akan semakin mengabaikan tuntutan mereka dan apabila prusahaan sudah tidak beroperasi di kelurahan Makroman lagi maka perusahaan akan melepaskan tanggung jawab mereka begitu saja karena pada kenyataannya saat ini CV. Arjuna belum memberikan ganti rugi sepenuhnya kepada 60 Kepala Keluarga yang terekena dampak dari 111 Kepala Keluarga yang ada di RT. 13 Kelurahan Makroman.16 Masyarakat tidak menginginkan adanya partisipasi dengan hanya memanggil ketua RT sebagai perwakilan untuk sekedar menandatangani surat persetujuan permohonan 15 16 Wawancara dengan Sugiarto. Ketua Rt. 13 Kelurahan Makroman. PAda tanggal 12 April 2014 Wawancara dengan Tarsudi. Masyarakat yang terkena dampak. Pada tanggal 12 April 2014 12 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) penambahan kapasitas produksi oleh CV. Arjuna, mereka menginginkan adanya sosialoasi secara langsung yang dilakukan oleh pihak perusahaan kepada masyarakat sekitar perusahaan salah satunya dengan mengadakan musyawarah terkait rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan oleh Pihak Perusahaan. Namun hingga saat ini keinginan masyarakat tersebut belum juga direalisasikan oleh pihak perusahaan. Berkali-kali perusahaan ingkar janji dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan dokumen Amdal mereka, tapi lagi-lagi tak ada sanksi apapun yang diberikan oleh pemerintah sampai sekarang perusahaan masih tetap beroperasi seperti biasanya terkecuali jika masyarakat menuntut haknya yang belum dipenuhi oleh pihak perusahaan maka masyarakat melakukan demo dengan menutup perusahaan tersebut hanya untuk satu malam sampai perusahaan berjanji akan memberikan ganti rugi bagi mereka yang terkena dampak. Menurut Tarsudi mereka hanya mampu berharap pemerintah bisa lebih mengerti keadaan mereka dan berada di pihak mereka serta mendengarkan tuntutan-tuntan mereka selama ini yang telang mengalami kerugian yang sangat besar atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh CV. Arjuna. Mereka berharap pemerintah bisa bertindak tegas untuk memberikan sanksi agar perusahaan dapat berhenti beroperasi hingga tuntutan mereka dipenuhi.17 Pada bulan Mei Tahun 2014 lalu masyarakat melakukan demonstrasi ke perusahaan dikarenakan banjir lumpur yang lagi-lagi terjadi pada saat hujan namun hasil yang didapatkan tetap saja nihil, hal inilah yang membuat masyarakat hingga saat ini merasa bahwa pemerintah sama sekali tidak memperhatikan hak-hak mereka, masyarakat hanya bisa berharap agar pemerintah mengetahui apa yang mereka rasakan saat ini akibat terjadinya pencemaran tersebut bukan justru mengabaikan mereka dan membela pihak perusahaan. 17 Ibid. 13 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 Masyarakat yang terkena dampak telah meminta kepada pihak pemerintah untuk membatalkan pengajuan peningkatan kapasitas produksi oleh CV. Arjuna, namun menurut pengakuan M. Erwin Agus sub bidang pengkajian dan Analisa dampak lingkungan, Izin lingkungan CV. Arjuna untuk peningkatan kapasitas produksi telah diterbitkan pada tanggal 20 November 2013. Ketidak jelasan informasi mengenai keterlibatan masyarakat dalam pembuatan dokumen Amdal CV. Arjuna serta kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Samarinda terhadap kegiatan yang dilakukan oleh CV. Arjuna yang merupakan perusahaan Wajib Amdal seolah-olah menunjukkan adanya kesalahan-kesalahan serta pelanggaran-pelanggaran yang sengaja ditutupi oleh pemerintah dalam proses pembuatan dokumen Amdal CV. Arjuna, Pemerintah dan pemrakarsa dengan jelas telah mengesampingkan hak masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya perlindungan terhadap lingkungan hidup salah satunya dalam proses penerbitan izin lingkungan. 2. Kendala dalam penguatan peran partisipasi masyarakat dalam penyusunan izin lingkungan CV. Arjuna A. Kendala secara hukum Partisipasi masyarakat sangat penting dilakukan sebagai upaya menjaga kelestarian fungsi lingkungkan hidup, saat ini mengenai partisipasi masyarakat memang telah di atur dalam Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Menteri maupun Peraturan Pemerintah namun dalam pelaksanaannya di lapangan seringkali partisipasi masyarakat tidak lakukan sebagaimana mestinya, perusahaan seringkali mengabaikan pentingnya partisipasi masyarakat dimana masyarakat merupakan orang-orang yang akan terkena dampak positif maupun dampak negatif dari kegiatan tersebut. Khususnya untuk dampak negatif masyarakat akan menjadi pihak yang paling dirugikan. Pencemaran yang terjadi akibat jebolnya tambang limbah milik CV. Arjuna yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat di sekitar perusahaan yang sebagaian besar matapencahariannya adalah sebagai petani hingga saat ini masih belum di terselesaikan, pihak 14 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) perusahaan terkesan tidak peduli dengan kerugian yang alami oleh masyarakat hal ini dapat dilihat dari pengakuan masyarakat yang mengatakan bahwa hingga kini pihak perusahaan belum memberikan ganti rugi sebagaiamana yang telah dijanjikan. Beberapa lahan warga yang mengalami pencemaran dan kerusakan serta lubang-lubang bekas tambang belum juga diselesaikan oleh pihak perusahaan, Organisasi bantuan masyarakat yang didirikan oleh pihak perusahaan juga tidak berjalan secara efektif khususnya untuk beberapa bulan terakhir ini masyarakat mengatakan bahwa pihak perusahaan menunggu adanya desakan dari masyarakat terlebih dahulu baru kemudian bantuan tersebut akan diberikan oleh CV. Arjuna. Upaya mediasi yang selama ini dilakukan antara pihak masyarakat dan pihak perusahaan belum juga dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi meskipun sebelumnya telah diperoleh kata sepakat, hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran dari pihak masyarakat akan kondisi mereka apabila perusahaan tutup, mereka khawatir pihak perusahaan akan melepaskan tanggung jawab mereka atas kerugian yang dialami masyarakat seperti fakta yang terjadi saat ini pihak perusahaan terkesan tidak peduli dengan tuntutan masyarakat, mereka tidak menjalankan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya sesuai dengan kesepakatan yang di peroleh dalam proses mediasi, di tambang lagi pihak pemerintah juga terkesan tidak berpihak kepada masyarakat melainkan pada pihak perusahaan. Tidak adanya konsekuensi hukum yang mengatur mengenai partisipasi masyarakat semakin menambah beban bagi masyarakat untuk menuntut hak mereka, hingga saat ini belum ada norma hukum yang mengatur mengenai partisipasi masyarakat sehingga merupakan hal yang wajar jika perusahaan bahkan pemerintah terkesan tidak mempedulikan tuntutan masyarakat. Dunia politik saat ini dimana pemerintah seharusnya bekerja untuk kepentingan rakyat justru berbalik menjadi musuh bagi rakyat, hal inilah yang diutarakan oleh masyarakat 15 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 disekitar perusahaan di kelurahan Makroman khususnya bagi mereka yang terkena dampak secara langsung dari pencemaran tersebut. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk membantu pemerintah dalam pelaksanaan upaya pengelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 juga memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup guna menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Maka sudah seharusnya diatur adanya konsekuensi hukum yang menginkat pihak perusahaan maupun pemerintah dalam hal partisipasi masyarakat ini. Tidak adanya instrumen hukum yang mengatur secara eksplisit mengenai bagaimana, dimana dan siapa yang akan dilibatkan dalam pengambilan keputusan publik juga merupakan salah satu kendala bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses penyusunan izin lingkungan. Protes masyarakat seperti yang terjadi dalam kasus pencemaran akibat jebolnya tanggul limbah milik CV. Arjuna ini seharusnya tidak perlu di terjadi jika sejak awal masyarakat dilibatkan dalam pembuatan dokumen Amdal perusahaan tersebut. Kalau sejak awal masyarakat dilibatkan dalam pembuatan dokumen Amdal perusahaan dimulai dari pengumuman dan sosialiasi publik, maka mereka sudah mempersiapkan bagaimana cara mengatasi kemungkinan dampak-dampak negatif maupun dampak positif dari adanya perusahaan tersebut terutama untuk dampak negatifnya. B. Kendala Secara Teknis Keterlibatan masyarakat dalam penyusunan dokumen Amdal yang merupakan salah satu syarat di terbitkannya izin lingkungan dilakukan mulai dari tahap pengumuman sebelum dibuatnya kerangka acuan, pengumuman tersebut dilakukan melalui media massa lokal seperti koran atau surat kabar dan pengumuman secara langsung kepada seluruh masyarakat yang terkena dampak. Dari pengumuman tersebut kemudian disaring mengenai saran, pendapatan dan tanggapan dari masyarakat yang terkena dampak serta para pemerhati lingkungan, dalam proses penilaian 16 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) kerangka acuan masyarakat kembali dilibatkan untuk ikut berperan serta guna diterbitkannya persetujuan kerangka acuan. Setelah persetujuan kerangka acuan diterbitkan maka pemrakarsa menyusun dokumen dokumen ANDAL dan RKL-UPL untuk kemudian mengajukan permohonan izin lingkungan dan penilaian ANDAL dan RKL-UPL dimana hal ini masyarakat harus kembali dilibatkan melalui pengumuman untuk memastikan tidak ada masyarakat yang terkena dampak yang tidak mengetahui mengenai hal ini. Berdasarkan data dari penelitian yang penulis lakukan di Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Samarinda melalui proses wawancara, CV. Arjuna telah melakukan proses penyusunan izin lingkungan sesuai dengan prosedur namun berdasarkan pengakuan dari masyarakat yang terkena dampak di kelurahan Makroman CV. Arjuna tidak melakukannya sesuai dengan prosedur yang ada. Pihak perusahaan tidak melakukan pengumuman dan konsultasi publik baik sebelum menyusun kerangka acuan maupun pada saat pengajuan izin lingkungan. Pemahaman masyarakat mengenai apa itu izin lingkungan maupun dokumen Amdal menunjukkan bahwa masyarakat juga tidak mengerti mengenai proses penyusunannya, sebagian besar masyarakat tidak mengetahui bahwa dalam pembuatan dokumen Amdal mereka perlu dilibatkan dalam hal pemberian saran, pendapat dan tanggapan mengenai perusahaan yang akan dibangun. Hal ini menyampaikan sosialisasi terjadi dikarenakan perusahaan seringkali kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa yang sulit untuk di pahami oleh masyarakat pada umumnya, sehingga hal ini menyebabkan tidak efektifnya proses keterlibatan masyarakat dalam penyusunan Amdal dan Izin Lingkungan. Kendala-kendala lain yang ditemukan dalam penguatan partisipasi masayarakat dalam penyusunan izin lingkungan CV. Arjuna adalah kurangnya fasilitas penyampaian informasi dan adanya perbedaan ekonomi yang terjadi antara golongan masyarakat serta adanya negosiasi 17 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan memberikan sejumlah uang kepada pihak masyarakat dan pemerintah agar mereka dapat tetap beroperasi seperti biasanya tanpa adanya aksi protes yang ditujukan kepada pihak perusahaan. Kurangnya fasilitas penyampaian infromasi dikarenakan pihak perusahaan hanya menyampaikan pengumuman melalui media cetak yaitu surat kabar lokal, sedangkan masyarakat disekitar perusahaan di kelurahan makroman yang merupakan masyarakat yang terkena dampak pada umunya sangat jarang meluangkan waktu untuk membaca surat kabar. Seharusnya pengumuman mengenai rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak hanya disampaikan melalui media cetak suarat kabar, tetapi juga melalui media eletronik seperti terevisi atau dengan memasang spanduk pengumuman di sekitar pemukiman penduduk yang berada disekitar perusahaa. Banyak LSM-LSM dan organisasi kemasyarakatan yang bergerak di berbagai bidang memiliki keterbatasan dalam membawa aspirasi masyarakat, hal ini dikarenakan semakini banyaknya organisasi kemasyarakatan yang berdiri di era reformasi ini sehingga sulit untuk menentukan organisasi kemasyarakatan mana yang dapat dianggap mewakili aspirasi masyarakat. Kalau kita cermati, investor yang datang seringkali menjanjikan sesuatu kepada masyarakat pemilik tanah tentang berbagai hal yang dapat membuata masyarakat senang dan mau menjual lahan mereka kepihak perusahaan. Kemudian setelah perusahaan tersebut beroperasi kira-kira 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun timbul masalah, entah itu timbul ketimpangan terkait perekrutan tenaga kerja, penyakit sosial masyarakat disekitar perusahaan, masalah lingkungan dan lain-lain. Penyakit sosial inilah yang salah satunya terjadi pada masyarakat di sekitar perusahaan kelurahan Makroman adanya uang menyebabkan sebagai salah satu hal yang mengikuti penyakit sosial. Masalah penyakit sosial ini juga sebenarnya sudah ada dalam Amdal yakni mengkaji aspek sosial (demografis, ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat). 18 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) Kasus sengketa antara masyarakat yang terkena dampak dan pihak perusahaan yang terjadi sampai sekarang ini membuat masyarakat resah, masyarakat tidak dapat menuntut haknya dengan cara lain selain dengan melakukan demo ke perusahaan secara langsung karena protes yang diajukan oleh masyarakat kepada pihak pemerintah tidak mendapat hasil apapun. Masyarakat mengatakan bahwa pihak perusahaan dan pemerintah berkomplot untuk membunuh Makroman hal ini di perkuat dengan bekerjasamanya pihak perusahaan dengan Milisi Sipil yang bernama Komando Bela Negara (KOBRA) dengan mengajak masyarakat sekitar perusahaan yang tidak terkena dampak untuk melawan masyarakat yang terkena dampak apabila masyarakat melakukan protes dengan menutup jalan keluar masuknya produksi batu bara milik perusahaan. Sebenarnya jika hak dan partisipasi sudah diakomodir dengan baik oleh pihak perusahaan dalam penyusunan dokumen Amdal maka masalah seperti ini dapat diminimalisis oleh pihak perusahaa. Sehingga tidak ada lagi aksi palang memalang sebuah perusahaan yang dilakukan oleh masyarakat dan investasi dapat berjalan dengan baik serta masyarakatpun akan sejahtera. Penutup Kesimpulan Mengingat uraian pembahasan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan Izin Lingkungan CV. Arjuna. Berdasarkan hasil dan pembahasan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada kejelasan mengenai keterlibatan masyarakat dalam penyusunan Izin Lingkungan yang dilakukan oleh CV. Arjuna, itu terbukti dengan adanya penolakan yang dilakukan oleh pihak masyarakat terkaiy penerbitan izin lingkungan mereka. Hal ini jelas menunjukkan bahwa sampai saat ini keterlibatan masyarakat dalam penyusunan izin lingkungan masih lemah atau kurang efektif, dikarenakan Pemerintah dan pihak perusahaan seringkali 19 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 menyalahgunakan kewenangannya mengenai keterlibatan masyarakat dalam penyusunan izin lingkungan. 2. Kendala dalam penguatan partisipasi masyarakat dalam penyusunan Izin Lingkungan CV. Arjuna ada 2 (dua) yaitu : a. Kendala secara hukum, hingga saat ini belum ada norma hukum yang mengatur tentang konsekuensi hukum mengenai pastisipasi masyarakat yang dapat mengikat pihak Pemerintah maupun pihak perusahaan, sehingga partisipasi masyarakat tidak dapat berjalan secara efektif sebagaimana mestinya seperti yang telah diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri mengenai Partisipasi Masyarakat. b. Kendala secara teknis yang dihadapi terkait partisipasi masyarakat dalam penyusunan Izin Lingkungan ini terdiri dari beberapa hal, yaitu sebagi berikut: 1. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah dan Perusahaan kepada masyarakat mengenai dokumen Amdal dan Izin Lingkungan. 2. Lemahnya kinerja Pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan wajib Amdal yang tidak bertanggung jawab. 3. Kurangnya fasilitas informasi, sehingga penyebaran informasi mengenai rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak efektif. 4. Timbulnya penyakit sosial yang disebabkan oleh hal-hal tertentu. 5. Kurangnya tingkat pemahaman masyarakat mengenai Amdal dan Izin Lingkungan. Saran 1. Penerapan konsekuensi hukum bagi pemerintah maupun pihak perusahaan perlu diterapkan dalam rangka upaya penguatan peran partisipasi masyarakat dalam penyusunan izin lingkungan. 2. Keterlibatan masyarakat melalui sosialisasi dan pengumuman merupakan bagian yang sangat penting agar masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi tapi juga memahami dampak negatif maupun dampak positif dari kegiatan pertambangan batu bara tersebut. Oleh karena itu penyampaian 20 Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti) informasi dalam melakukan sosialisasi dan pengumuman perlu dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyaraka yang pada umumnya masih sangat awam mengenai Amdal, izin lingkungan, dan apa kaitannya dengan mereka sebagai masyarakat yang terkena dampak sehingga mereka perlu dilibatkan. 3. Pemerintah harus melakukan pengawasan yang lebih baik lagi terhadap CV. Arjuna dalam hal pemberina ganti kerugian bagi masyarakat yang terkena dampak, sehingga masyarakat tidak merasa diabaikan oleh Pemerintah yang pada dasarnya memang berkeja untuk kepentingan rakyat. 4. Pemerintah pelanggaran harus menindak secara tegas tehadap pelanggaran- yang dilakukan oleh CV. Arjuna terutama yang bertentangan dengan dokumen Amdal mereka dengan memberikan sanksi administrative yang terdiri dari teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin dan pencabutan izin. 5. Pemerintah dan pihak instansi harus lebih memperhatikan hak-hak masyarakat atas lingkungan hidup yang bersih dan baik serta hak untuk ikut berpartisipasi dalam upaya perlindungan terhadap lingkungan hidup karena masyarakat juga mempunyai peran yang sangat penting khususnya bagi pemerintah dalam hal penyampaian informasi dan proses pengambilan keputusan. 6. Pemerintah seharusnya membuata program sosialisasi kepada masyarakat secara langsung untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai lingkungan hidup dan istilah-istilah seperti Amdal dan izin lingkungan serta manfaat pentingnya keterlibatan mereka Dallam proses penyusunan dokumen Amdal dan izin lingkungan sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga perusahaan tidak dapat berbuat sewenang-wenang kepada masyarakat yang selama ini seringkali dianggap begitu penting dalam proses pembuatan dokumen Amdal. Masyarakat seringkali hanya dianggap sebagai formalitas saja. 21 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9 7. Hak dan partisipasi masyarakat harus diakomodir dengan lebih baik lagi dalam penyusunan dokumen Amdal agar permasalahan yang akan timbul sebagai akibat dari dampak negatif Usaha dan/atau Kegiatan Perusahaan antara masyarakat dan pemrakarsa dapat lebih diminimalisir. Sehingga tidak ada lagi aksi palang memalang sebuat perusahaan yang dilakukan oleh masyarakat dan investasi dapat masyarakatpun akan hidup sejahtera. 22 berjalan dengan baik serta