penguatan partisipasi masyarakat dalam penyusunan izin lingkungan

advertisement
JURNAL BERAJA NITI
ISSN : 2337-4608
Volume 3 Nomor 9 (2014)
http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja
© Copyright 2014
PENGUATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENYUSUNAN IZIN LINGKUNGAN
(STUDI CV. ARJUNA)
Dewi Astuti1
([email protected])
Rosmini 2
([email protected])
Herdiansyah Hamzah 3
Abstrak
Partisipasi merupakan pengambilan bagian atau pengikutsertaan dalam proses
perencanaan dan pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, ,misalnya
dalam pelaksanaan program dan pengambilan keputusan untuk berkonstribusi
sumber daya atau bekerja sama dalam kegiatan organisasi atau kegiatan khusus
serta berbagai manfaat dari program pembangunan dan evaluasi program
pembangunan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam penyusunan Izin
Lingkungan yang dilakukan oleh CV. Arjuna tidak melibatkan masyarakat secara
efektif. Penolakan masyarakat yang terkena dampak terhadap penerbitan Izin
Lingkungan CV. Arjuna yang pertama maupun yang kedua untuk peningkatan
kapasitas produksi timbul akibat pihak perusahaan tidak melibatkan masyarakat
dalam proses pembuatan dokumen Amdal, CV. Arjuna tidak melakukan sosialisai
kepada masyarakat serta kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat
mengenai rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan. Akan tetapi
terdapat kendala yang dihadapi masyarakat dalam menuntut haknya terkait
partisipasi masyarakat baik secara hukum maupun secara teknis.
Dengan adanya aturan mengenai Hak masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam penyusunan Izin Lingkungan, masyarakat merasa dirugikan
karena tidak di libatkan dalam penyusunan Izin Lingkungan CV. Arjuna.
Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Izin Lingkungan, Hak Masyarakat untuk
berpartisipasi.
1
2
3
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
Pendahuluan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Adapun dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, menyatakan bahwa “Lingkungan hidup yang baik dan
sehat merupakan hak asasi bagi setiap warga negara Indonesia.”
Antara
manusia, masyarakat, dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik,
yang selalu harus dibina dan di kembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan yang dinamis. Undang-Undang Dasar 1945
sebagai
landasan
konstitusional
mewajibkan
agar
sumber
4
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
daya
alam
Terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber
daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan
hidup. Untuk mencapai tujuan ini, sejak awal perencanaan kegiatan harus sudah
dapat diperkirakan perubahan rona lingkungan akibat pembentukan suatu kondisi
lingkungan baru, baik yang menguntungkan maupun merugikan, yang timbul
sebagai akibat diselenggarakannya kegiatan pembangunan.5
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam melakukan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilandasi
atas hak asasi manusia terhadap lingkungan hidup yang baik dan sehat, tanpa
adanya partisipasi yang efektif dari masyarakat maka proses perlindungan
terhadap lingkungan hidup tidak akan berjalan secara efektif pula. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Terhadap
Lingkungan Hidup memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk dapat berperan
aktif dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup baik
secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 70 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Masyarakat memiliki hak dan
kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
4
Andi Hamzah. 2005. Penegakan Hukum Lingkungan. Cetakan Pertama. Sinar Grafika. Jakarta.
Halaman 385
5
Harun M. Husein. 1992. Bebagai Aspek Hukum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Cetakan Pertama. Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 79
2
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.” Peran masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 70 ayat 1 dapat berupa pengawasan sosial, pemberian
saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan dan/atau penyampaian informasi
dan/atau laporan. Masyarakat merupakan sumber daya yang penting bagi tujuan
pengelolaan lingkungan hidup, sebagai bagian dari lingkungan masyarakat
merupakan sumber daya yang bisa digunakan untuk pembinaan lingkungan,
tetapi lebih daripada itu komponen masyarakat juga bisa memberikan alternative
penting bagi lingkungan hidup. Maka sudah sepatutunya partisipasi masyarakat
mendapat tempat pengaturan yang cukup layak dalam proporsi pengelolaan
lingkungan hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
juga mewajibkan adanya keterlibatan masyarakat yang disebutkan dalam Pasal 9
ayat
1
terkait
penyusunan
dokumen
Amdal
yang
menyatakan
bahwa
“Pemrakarsa, dalam menyusun dokumen Amdal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, mengikutsertakan masyarakat.” Amdal merupakan salah satu sayarat
diterbitkannya izin lingkungan, izin lingkungan merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat
agar masyarakat dapat lebih menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk dapat
mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.Mengenai Dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai dengan ketentuan Pasal
26
Undang-Undang
Pengelolaan
Nomor
Lingkungan
32
Hidup
Tahun
juga
2009
Tentang
menjelaskan
Perlindungan
mengenai
dan
keterlibatan
masyarakat dalam proses penyusunan dokumen Amdal sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 26 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Dokumen Amdal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 disusun oleh pemrakarsa dengan melibatkan
masyarakat.” Hal ini dikuatkan dengan Pasal 26 ayat 2 Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
manyatakan bahwa “ pelibatan masyarakat harus berdasarkan prinsip informasi
yang transparan dan lengkap serta diberitahukan sebelum kajian dilaksankan.”
3
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
Adapun masyarakat yang dimaksud disini disebutkan dalam Pasal 26
ayat 3 meliputi:
a. yang terkena dampak ;
b. pemerhati lingkungan hidup ; dan/atau
c. yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses Amdal
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pedoman Keterlibatan
Masayarakat Dalam proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan Pasal 2 menyatakan “Pelaksanaan keterlibatan masyarakat dalam
proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan
dilakukan berdasarkan prinsip dasar :
a. Pemberian informasi yang lengkap dan transparan ;
b. kesetaraan posisi diantara pihak-pihak yang terlibat ;
c. penyelesaian masalah yang bersifat adil dan sederhana ; dan
d. koordinasi, komunikasi dan kerjasama dikalangan pihak-pihak yang
terkait.
Pasal 9 ayat 6 Pearaturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan mengatur bahwa tata cara pengikutsertaan masyarakat dalam
proses Amdal diatur lebih lanjut dalam peraturan menteri. Hal ini sesuai dengan
salah satu bentuk pengawasan dalam Amdal yang menyatakan bahwa Amdal
bukan merupakan dokumen yang bersifat rahasia, dimana setiap orang dapat
memperoleh keterangan atau salinan dokumen Amdal beserta keputusankeputusan persetujuannya. Sifat keterbukaan ini dilaksanakan dalam bentuk
peran serta masyarakat dengan mengemukakan saran dan pemikiran baik secara
lisan maupun secara tertulis kepada komisi yang melaksanakan evaluasi hasil
studi Amdal, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.6 Keterlibatan atau
peran partisipasi masyarakat telah diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan,
Peraturan Pemerintah serta Peraturan Menteri. Namun saat ini pelibatan
masyarakat dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup khususnya
dalam pembuatan dokumen Amdal sebagai salah satu syarat diterbitkannya izin
6
4
Ibid. Halaman 120
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
lingkungan hanya ditempatkan untuk berpatisipasi pada tingkat penilaian dalam
komisi AMdal saja. Faktanya pengalaman menunjukkan partisipasi masyarakat
yang dimuat dalam dokumen Amdal yang berupa saran, pendapat, dan
tanggapan hanya sekedar untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-undang
dengan kata lain partisipasi masyarakat dalam pembuatan dokumen Amdal hanya
sebatas formalitas.7
Kegiatan pembangunan yang saat ini mengalami perkembangan yang
cukup pesat di berbagai daerah termasuk Samarinda sebagai ibu kota Provinsi
Kalimantan Timur yang melakukan upaya pembangunan sarana dan prasarana,
baik secara fisik maupun non fisik. Industri yang paling ditekankan di kota
Samarinda ini adalam industru pertambangan batu bara, berlimpahnya sumber
daya alam batu bara yang ada di kota Samarinda tentu saja mendatangkan para
investor untuk membuka kegiatan usaha batu bara. Banyaknya perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha pertambangan di Kota Samarinda menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup, baik dampak postitif maupun dampak
negatif. Khususnya untuk dampak negatif tentu saja akan menimbulkan
permasalahan yang
terjadi disekitar lokasi aktivitas pertambangan yang
dilakukan. Oleh karena itu sudah seharusnya setiap perusahaan pertambangan
yang ada di kota Samarinda ini wajib memiliki Amdal serta wajib mematuhi
peraturan-peraturan yang tertuang dalam dokumen Amdal tersebut salah satunya
mengenai keterlibatan hak-hak masyarakat mengenai pemberian saran, pendapat
maupun tanggapan mengenai usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan, salah satunya CV. Arjuna.
CV. Arjuna adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan,
dalam hal ini wajib memiliki dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), aktivitas pertambangan yang dilakukan CV. Arjuna telah mengakibatkan
pencemaran sawah dan tambak milik warga. Hal ini dikarenakan jebolnya tanggul
pengelolaan limbah milik CV. Arjuna. Selain itu pengerukan yang dilakukan secara
7
Moch. Anwar. “Tanggung Jawab Lingkungan CV. Arjuna Terhadap Pencemaran Lingkungan Akibat
Jebolnya Tanggul Pengelolaan Limbah CV. Arjuuna di Kelurahan Makroman.” Hukum Lingkungan.
2013. Halaman 2
5
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
terus menerus hingga mendekati pemukiman penduduk dengan jarak yang
melampaui batas sebagaimana yang telah di tentukan dalam dokumen Amdal
yang
menyebabkan kebisingan bagi
warga
sekitar
dikarenakan aktivitas
8
pertambangan yang sangat dekat dari pemukiman mereka.
Pembangunan di kota Samarinda ditekankan pada industry sumber daya
alam. Khususnya pembangunan yang wajib memiliki Amdal merupakan salah satu
faktor yang mengancam terjadinya kerusakan lingkungan hidup dan menimbulkan
kerugian bagi masyarakat yang terkena dampak di daerah pemukiman penduduk
yang bertempat tinggal atau menetap disekitar proyek pembangunan tersebut.
Daintaranya proyek pertambangan di wilayah Samarinda yang sebagian besar
berada disekitar wilayah pemukiman penduduk atau masyarakat.
Pembahasan
1. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan izin lingkungan CV. Arjuna
Partisipasi masyarakat dalam pembuatan dokumen Amdal dilakukan
sebelum kerangka acuan hingga proses penilaian dokumen Amdal. Masyarakat
berhak memberikan saran, pendapat dan tanggapan terhadap rencana Usaha
dan/atau Kegiatan secara tertulis kemudian diserahkan kepada pemrakarsa
dan menteri, gubernur atau bupati/walikota dalam jangka waktu 10 hari kerja
sejak pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan. Saran, pendapat dan
tanggapan masyarakat dalam pembuatan dokumen Amdal ini sangat penting
bagi masyarakat yang terkena dampak baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Berdasarkan hasil
penelitian yang
penulis
lakukan keterlibatan
masyarakat dalam proses penyusunan dokumen Amdal dimulai dari sebelum
pembuatan kerangka acuan melalui pengumuman dan konsultasi publik.
Pengumuman disampaikan oleh pemrakarsa sebelum penyusunan dokumen
Kerang Acuan yang ditujukan kepada masyarakat yang terkena dampak,
8
6
Ibid. Halaman 3
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
masyarakat pemerhati lingkungan, dan masyarakat yang terpengaruh atas
segala bentuk keputusan dalam proses Amdal.
Dalam melakukan pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan
pemrakarsa wajib menyampaikan informasi secara benar dan tepa mengenai:9
1. Nama dan alamat pemrakarsa ;
2. jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan ;
3. skala/besaran dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan ;
4. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiata ;
5. dampak potensial yang akan timbul ;
6. tanggal pengumuman tersebut mulai dipasang dan batas waktu pemberian
saran, pendapat, dan tanggapan dari masyarakat ;
7. nama dan alamat pemrakarsa dan instansi lingkungan hidup yang
menerima saran, pendapat, dan tanggapan dari masyarakat.
Pengumuman disampaikan melalui media pendukung seperti media
cetak yang terdiri dari surat kabar, brosur, pampflet, atau spanduk dan media
eletronik yang terdiri dari televisi, website, jejaring sosial, sms dan/atau radio.
Pengumuman dapat juga disampaikan melalui papan pengumuman yang
dipasang di instansi linkgungan hidup dan instansi yang membidangi Usaha
dan/atau Kegiatan di tingkap pusat, provinsi, dan/atau Kabupaten/Kota.
Penyampaian, penerimaan dan dokumentasi Saran, Pendapat dan Tanggapan
masyarakat dengan mencantumkan identitas pribadi yang jelas disampaikan
secara tertulis selama periode 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal
pengumuman dilaksanakan.
Setelah Pengumuman mengenai rencana Usaha dan/atau Kegiatan di
lakukan selanjutanya adalah penyusunan kerangka Acuan (KA-ANDAL), dalam
kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) saran, pendapat dan tanggapan dari
masyarakat harus di masukkan. Setelah Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)
selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi
Penilai Amdal untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama dan waktu maksimal
9
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat
Dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.
7
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
penilaian Kerangka Acuan Andal (KA-ANDAL) adalah 75 hari di luar waktu yang
dibutuhkan
penyusun
untuk
memperbaiki/menyempurnakan
kembali
dokumennya. Peran masyarakat juga sangan diperlukan dalam pada proses
penilaian Amdal dalam Komisi Penilai Amdal, dimana perawakilan dari
masyarakat harus dihadirkan sebagai bukti adanya keterbukaan dari pihak
Pemerintah dan Perusahaan mengenai adanya keterlibatan mereka dalam
porses penyusunan Izin Lingkungan melalui pemberian Saran, Tanggapan dan
Pendapat terkait Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan.
Saran, tanggapan dan pendapat masyarakat dalam dokumen Amdal akan
menjadi dasar pertimbangan penetapan kelayakan lingkungan suatu rencana
Usaha dan/atau Kegiatan sebagai syarat diterbitkannya Izin Lingkungan.
Pengajuan permohonan Izin Lingkungan harus diumumkan kembali
seperti pengumuman pada tahap pengumuman awal sebelum pembuatan
Kerangka Acuan (KA-ANDAL), yaitu melalui media lokal seperti surat kabar
atau Koran serta pengumuman secara langsung kepada masyarakat sekitar
perusahaan yang terkena dampak agar masyarakat dan pemerhati lingkungan
yang pada tahap sebelumnya belum mengetahui mengenai rencana kegiatan
yang akan dilakukan oleh pihak perusahaan tersebut dapat mengetahuinya
pada pengumuman untuk pengajuan permohonan izin lingkungan ini. Usaha
pertambangan merupakan suatu usaha atau proyek yang wajib Amdal karena
kegiatannya
berdampak
termasuk
penting
dalam
terhadap
kriteria
Usaha
lingkungan
dan/atau
hidup,
dalam
Kegiatan
yang
melaksanakan
kegiatannya pemerintah wajib melakukan pengawasan dengan baik terkait
Amdal perusahaan tersebut apakah perusahaan menjalankan kegiatannya
sesuai dengan apa yang tertulis dalam dokumen Amdal yang dimiliki oleh
perusahaan
tersebut
pelanggaran terhadap
atau
tidak.
Amdal
yang
Jika
dalam
merupakan
pengawasan
syarat
ditemukan
diterbitkan izin
lingkungan maka perusahaan yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi
administratif termasuk jika perusahaan melakukan pelanggaran mengenai
partisipasi masyarakatnya.
8
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
CV. Arjuna yang terletak di kelurahan Makroman Samarinda
merupakan salah satu perusahaan wajib AMDAL yang bergerak dalam bidang
pertambangan, saat ini terlibat kasus pencemaran yang terjadi akibat jebolnya
tanggul pembuangan limbah milik mereka yang mengakibatkan kerugian bagi
masyarakat kelurahan Makroman khusunya RT. 13 yang berada disekitar
wilayah pertambangan tersebut, kerugian yang dialami masyarakat yaitu
rusaknya tambak dan sawah serta perkebunan masyarakat di sekitar
perusahaan sehingga masyarakat menuntut CV. Arjuna. Menurut Tarmidi,
salah satu masyarakat yang terkena dampak secara langsung dari adanya
perusahaan pertambangan milik CV. Arjuna mengatakan bahwa masyarakat
juga mengalami gangguan kebisingan dikarenakan jarak tambang yang sangat
dekat dengan pemukiman warga, menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2009
Tentang
Pertambangan
Mineral
jarak
lokasi
pertambangan
ke
pemukiman penduduk minimal 500 meter, namun saat ini jarak lokasi
pertamabangan CV. Arjuna ke pememukiman warga hanya sekitar 300 meter
saja. Sedangkan jarak pertambangan ke lokasi persawahan dan perkebunan
warga hanya sekitar 25 meter saja.10
Menurut Baharudin, Ketua Kelompok Tani Tunas Muda di kelurahan
Makroman mengatakan bahwa dalam dokumen Amdal CV. Arjuna terdapat
ketidak beresan karena dalam proses pembuatannya CV. Arjuna tidak
melibatkan
masyarakat
untuk
ikut
menyampaikan
aspirasinya
melalui
pemberian saran, pendapat, dan tanggapan yang perupakan salah satu hak
dari masyarakat dalam rangka upaya perlindungan dan pengelolaan terhadap
lingkungan hidup. Menurut beliau sebelum pihak perusahaan mebuat dokumen
Amdal mereka, masyarakat tidak pernah diberitahukan mengenai rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan oleh pihak perusahaan disekitar
pemukiman mereka sedangkan mereka termasuk masyarakat yang paling
terkena dampak dari adanya kegiatan pertambangan batu bara tersebut.11
10
Wawancara dengan Tarmidi. Masyarakat yang terkenda dampak. Pada tanggal 12 April 2014
Wawancara dengan Baharudin. Ketua Kelompok Tani Tunas Muda Kelurahan Makroman. Pada
tanggasl 12 April 2014
11
9
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
Kasus ini terjadi dari akhir tahun 2008 hingga sekarang. Menurut
pengakuan salah satu warga yang tinggal disekitar perusahaan yang
merupakan korban dari
pencemaran tersebut
yang
bernama
tarsudi,
pembuatan dokumen Amdal CV. Arjuna memang tidak sesuai dengan prosedur
yang semestinya, dimana seharusnya sebelum pembuatan dokumen Amdal
pihak perusahaan harus melibatkan masyarakat sejak belum dibuatnya
kerangka acuan. Namun pada kenyataaannya CV. Arjuna tidak melakukan hal
tersebut, pihak perusahaan bahkan tidak melakukan sosialisasi kepada
masyarakat sebagaimana mestinya. Menurut keterangan sub bidang tata
lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda M. Erwin Agus,
pembuatan dokumen Amdal CV. Arjuna sudah dibuat sesuai dengan prosedur
dengan melibatkan masyarakat sejak sebelum kerangka acuan dibuat melalui
pengumuman yang disampaikan oleh pihak perusahaan melalui media cetak
yaitu surat kabar. Hal ini sangat bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh
masyrakat yang terkena dampak sebelumnya yang mengatakakan bahwa
mereka tidak pernah menerima informasi sama sekali terkait adanya rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan oleh CV. Arjuna.12
Meskipun dalam di dalam dokumen Amdal CV. Arjuna menuliskan
adanya partisipasi masyarakat secara lengkap namun apa yang tertulis dalam
dokumen Amdal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dalam
masyarakat. CV. Arjuna mengatakan dalam dokumen Amdal mereka bahwa
berdasarkan data yang mereka dapatkan sebagian besar masyarakat
menyetujui adanya kegiatan pertambangan di sekitar pemukiman mereka
sedangkan berdasarkan data yang penulis dapatkan dalam penelitian melalui
wawancara sebagian besar masyarakat justru menolak adanya kegiatan
pertembangan tersebut. Masyarakat bahkan tidak mengetahui akan adanya
perusahaan tambang milik CV. Arjuna di sekitar pemukiman mereka, pada
awalnya pihak perusahaan hanya melakukan kegiatan pertambangan disekitar
kelurahan Makroman dengan cara karungan dan hanya untuk 1 hektare lahan
12
Wawancara dengan M. Erwin Agus. Sub bidang pengkajian dan Analisa Dampak Lingkungan Badan
Lingkungan Hidup Kota Samarinda. Pada tanggal 28 April 2014
10
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
saja sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan ketua RT 13 yang
berada disekitar perusahaan namun pada tahun 2007 CV. Arjuna mulai
membuka kegiatan pertambangan secara besar-besaran hingga mencapai
1.598 hektare lahan sebagaimana yang tertulis dalam dokumen Amdal
mereka. Menurut Merah Johansyah, sebagai Ketua Jaringan Advokasi
Tambang (JATAM) Kota Samarinda mengatakan bahwa data-data yang ada
dalam dokumen Amdal CV. Arjuna memang bisa saja di manipulasi, data
tersebut bisa jadi tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Hal ini di
perkuat dengan pengakuan salah satu ketua kelompok tani baharudin, yang
juga merupakan korban dari pencemaran akibat jebolnya tanggul pembuangan
limbah milik CV. Arjuna yang mengatakan bahwa kepala Badan Lingkungan
Hidup
Kota
Kota
Samarinda
Endang
Liansyah,
secara
tegas
pernah
mengatakan bawah dokumen Amdal yang dimiliki oleh CV. Arjuna memang
jelas dibuat tidak berdasarkan prosedur penyusunan dokumen Amdal yang
semestinya.13
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dokumen AMDAL
yang dimiliki oleh CV. Arjuna dibuat setelah perusahaan beroperasi, bagaimana
mungkin perusahaan dapat beroperasi sebelum dokumen AMDAL dibuat
sedangkan AMDAL merupakan syarat diterbitkannya izin lingkungan. Jika
dokumen AMDAL CV. Arjuna ada setelah perusahaan beroperasi itu artinya
perusahaan tersebut beroperasi tanpa adanya izin lingkungan serta izin Usaha
dan/atau Kegiatan. Pada bulan Maret 2013 CV. Arjuna mengajukan
permohonan perubahan izin lingkungan untuk peningkatan kapasitas produksi
dari 40.000 MT/bulan menjadi 100.000 MT/bulan.14 Hal ini mendapat
penolakan dari masyarakat dengan alasan dokumen Amdal yang sebelumnya
saja dibuat tidak berdasarkan prosedur serta ketentuan-ketentuan yang
tertulis dalam dokumen Amdal tersebut bertentangan dengan fakta yang ada
dilapangan, ditambah lagi dengan belum terselesaikannya kasus sengketa
13
Wawancara dengan Merah Johansyah. Ketua Jaringan Advokasi Tambang Kota Samarinda. Pada
tanggal 12 April 2014
14
Opcit.
11
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
antara masyarakat dan pihak perusahaan akibat pencemaran yang diakibatkan
oleh jebolnya tanggul pembuangan limbah milik perusahaan CV. Arjuna.
Menurut Sugiarto, sebagai ketua RT. 13 di Kelurahan Makroman
mengatakan
bahwa
Pihak
perusahaan
pernah
memanggilnya
untuk
mengahidiri pertemuan disalah satu hotel untuk menandatangani surat
persetujuan permohonan penambahan kapasotas produksi oleh CV. Arjuna,
namun beliau menolak dengan alasan adanya ketidak jelasan mengenai
prosedur pembuatan dokumen Amdal yang pertama sehingga mereka khawatir
hal ini juga terjadi dalam dokumen Amdal mereka yang akan yang di
perbaharui ini, selain itu tuntutan-tuntan masyarakat yang telah disepakati
dalam proses mediasi dengan pihak perusahaan hanya terlaksana diawal-awal
saja, namun beberapa bulan tarkhir ini tuntutan tersebut belum dilaksanakan
lagi dengan alasan yang bemacam-macam dari pihak perusahaan. Bantuan
yang diberikan melalui program CSR (Corporate Social Reponsibility) seperti
koperasi juga tidak meberikan dampak penting bagi masyarakat, adanya
koperasi tidak memberikan solusi apapun bagi merkea.15
Menurut Tarsudi, sebagai masyarakat yang terkena dampak secara
langsung dari adanya usaha pertambangan milik CV. Arjuna mengatakan
bahwa masyarakat sekitar perusahaan yang terkena dampak khawatir jika
mereka
menandatangani
suarat
persetujuan
permohonan
penambahan
kapastisats produksi yang diajukan oleh CV. Arjuna, kedepannya pihak
perusahaan akan semakin mengabaikan tuntutan mereka dan apabila
prusahaan sudah tidak beroperasi di kelurahan Makroman lagi maka
perusahaan akan melepaskan tanggung jawab mereka begitu saja karena
pada kenyataannya saat ini CV. Arjuna belum memberikan ganti rugi
sepenuhnya kepada 60 Kepala Keluarga yang terekena dampak dari 111
Kepala Keluarga yang ada di RT. 13 Kelurahan Makroman.16 Masyarakat tidak
menginginkan adanya partisipasi dengan hanya memanggil ketua RT sebagai
perwakilan untuk sekedar menandatangani surat persetujuan permohonan
15
16
Wawancara dengan Sugiarto. Ketua Rt. 13 Kelurahan Makroman. PAda tanggal 12 April 2014
Wawancara dengan Tarsudi. Masyarakat yang terkena dampak. Pada tanggal 12 April 2014
12
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
penambahan kapasitas produksi oleh CV. Arjuna, mereka menginginkan
adanya sosialoasi secara langsung yang dilakukan oleh pihak perusahaan
kepada masyarakat sekitar perusahaan salah satunya dengan mengadakan
musyawarah terkait rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan
oleh Pihak Perusahaan. Namun hingga saat ini keinginan masyarakat tersebut
belum juga direalisasikan oleh pihak perusahaan.
Berkali-kali perusahaan ingkar janji dan melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan dokumen Amdal mereka, tapi lagi-lagi tak ada sanksi
apapun yang diberikan oleh pemerintah sampai sekarang perusahaan masih
tetap beroperasi seperti biasanya terkecuali jika masyarakat menuntut haknya
yang belum dipenuhi oleh pihak perusahaan maka masyarakat melakukan
demo dengan menutup perusahaan tersebut hanya untuk satu malam sampai
perusahaan berjanji akan memberikan ganti rugi bagi mereka yang terkena
dampak. Menurut Tarsudi mereka hanya mampu berharap pemerintah bisa
lebih mengerti keadaan mereka dan berada di pihak mereka serta
mendengarkan tuntutan-tuntan mereka selama ini yang telang mengalami
kerugian yang sangat besar atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
oleh CV. Arjuna. Mereka berharap pemerintah bisa bertindak tegas untuk
memberikan sanksi agar perusahaan dapat berhenti beroperasi hingga
tuntutan mereka dipenuhi.17
Pada bulan Mei Tahun 2014 lalu masyarakat melakukan demonstrasi
ke perusahaan dikarenakan banjir lumpur yang lagi-lagi terjadi pada saat
hujan namun hasil yang didapatkan tetap saja nihil, hal inilah yang membuat
masyarakat hingga saat ini merasa bahwa pemerintah sama sekali tidak
memperhatikan hak-hak mereka, masyarakat hanya bisa berharap agar
pemerintah mengetahui apa yang mereka rasakan saat ini akibat terjadinya
pencemaran tersebut bukan justru mengabaikan mereka dan membela pihak
perusahaan.
17
Ibid.
13
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
Masyarakat yang terkena dampak telah meminta kepada pihak
pemerintah untuk membatalkan pengajuan peningkatan kapasitas produksi
oleh CV. Arjuna, namun menurut pengakuan M. Erwin Agus sub bidang
pengkajian dan Analisa dampak lingkungan, Izin lingkungan CV. Arjuna
untuk peningkatan kapasitas produksi telah diterbitkan pada tanggal 20
November
2013.
Ketidak
jelasan
informasi
mengenai
keterlibatan
masyarakat dalam pembuatan dokumen Amdal CV. Arjuna serta kurangnya
pengawasan yang dilakukan oleh pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Kota Samarinda terhadap kegiatan yang dilakukan oleh CV. Arjuna yang
merupakan perusahaan Wajib Amdal seolah-olah menunjukkan adanya
kesalahan-kesalahan serta pelanggaran-pelanggaran yang sengaja ditutupi
oleh pemerintah dalam proses pembuatan dokumen Amdal CV. Arjuna,
Pemerintah dan pemrakarsa dengan jelas telah mengesampingkan hak
masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya perlindungan terhadap
lingkungan hidup salah satunya dalam proses penerbitan izin lingkungan.
2.
Kendala dalam penguatan peran partisipasi masyarakat dalam
penyusunan izin lingkungan CV. Arjuna
A. Kendala secara hukum
Partisipasi masyarakat sangat penting dilakukan sebagai upaya
menjaga kelestarian fungsi lingkungkan hidup, saat ini mengenai partisipasi
masyarakat memang telah di atur dalam Peraturan Perundang-Undangan,
Peraturan
Menteri
maupun
Peraturan
Pemerintah
namun
dalam
pelaksanaannya di lapangan seringkali partisipasi masyarakat tidak lakukan
sebagaimana mestinya, perusahaan seringkali mengabaikan pentingnya
partisipasi masyarakat dimana masyarakat merupakan orang-orang yang
akan terkena dampak positif maupun dampak negatif dari kegiatan
tersebut. Khususnya untuk dampak negatif masyarakat akan menjadi pihak
yang paling dirugikan. Pencemaran yang terjadi akibat jebolnya tambang
limbah milik CV. Arjuna yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat di
sekitar perusahaan yang sebagaian besar matapencahariannya adalah
sebagai petani hingga saat ini masih belum di terselesaikan, pihak
14
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
perusahaan terkesan tidak peduli dengan kerugian yang alami oleh
masyarakat hal ini dapat dilihat dari pengakuan masyarakat yang
mengatakan bahwa hingga kini pihak perusahaan belum memberikan ganti
rugi sebagaiamana yang telah dijanjikan. Beberapa lahan warga yang
mengalami pencemaran dan kerusakan serta lubang-lubang bekas tambang
belum juga diselesaikan oleh pihak perusahaan, Organisasi bantuan
masyarakat yang didirikan oleh pihak perusahaan juga tidak berjalan secara
efektif
khususnya
untuk
beberapa
bulan
terakhir
ini
masyarakat
mengatakan bahwa pihak perusahaan menunggu adanya desakan dari
masyarakat terlebih dahulu baru kemudian bantuan tersebut akan diberikan
oleh CV. Arjuna.
Upaya
mediasi
yang
selama
ini
dilakukan
antara
pihak
masyarakat dan pihak perusahaan belum juga dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi meskipun sebelumnya telah diperoleh kata
sepakat, hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran dari pihak masyarakat
akan kondisi mereka apabila perusahaan tutup, mereka khawatir pihak
perusahaan akan melepaskan tanggung jawab mereka atas kerugian yang
dialami masyarakat seperti fakta yang terjadi saat ini pihak perusahaan
terkesan
tidak
peduli
dengan
tuntutan
masyarakat,
mereka
tidak
menjalankan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya sesuai dengan
kesepakatan yang di peroleh dalam proses mediasi, di tambang lagi pihak
pemerintah juga terkesan tidak berpihak kepada masyarakat melainkan
pada pihak perusahaan. Tidak adanya konsekuensi hukum yang mengatur
mengenai
partisipasi
masyarakat
semakin
menambah
beban
bagi
masyarakat untuk menuntut hak mereka, hingga saat ini belum ada norma
hukum
yang
mengatur
mengenai
partisipasi
masyarakat
sehingga
merupakan hal yang wajar jika perusahaan bahkan pemerintah terkesan
tidak mempedulikan tuntutan masyarakat. Dunia politik saat ini dimana
pemerintah seharusnya bekerja untuk kepentingan rakyat justru berbalik
menjadi musuh bagi rakyat, hal inilah yang diutarakan oleh masyarakat
15
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
disekitar perusahaan di kelurahan Makroman khususnya bagi mereka yang
terkena dampak secara langsung dari pencemaran tersebut.
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang sangat
penting
untuk
membantu
pemerintah
dalam
pelaksanaan
upaya
pengelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 juga memberikan kebebasan kepada masyarakat
untuk dapat berperan aktif dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup guna menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Maka
sudah seharusnya diatur adanya konsekuensi hukum yang menginkat pihak
perusahaan maupun pemerintah dalam hal partisipasi masyarakat ini. Tidak
adanya instrumen hukum yang mengatur secara eksplisit mengenai
bagaimana, dimana dan siapa yang akan dilibatkan dalam pengambilan
keputusan publik juga merupakan salah satu kendala bagi masyarakat
untuk ikut berpartisipasi dalam proses penyusunan izin lingkungan.
Protes masyarakat seperti yang terjadi dalam kasus pencemaran
akibat jebolnya tanggul limbah milik CV. Arjuna ini seharusnya tidak perlu di
terjadi jika sejak awal masyarakat dilibatkan dalam pembuatan dokumen
Amdal perusahaan tersebut. Kalau sejak awal masyarakat dilibatkan dalam
pembuatan dokumen Amdal perusahaan dimulai dari pengumuman dan
sosialiasi publik, maka mereka sudah mempersiapkan bagaimana cara
mengatasi kemungkinan dampak-dampak negatif maupun dampak positif
dari adanya perusahaan tersebut terutama untuk dampak negatifnya.
B. Kendala Secara Teknis
Keterlibatan masyarakat dalam penyusunan dokumen Amdal
yang merupakan salah satu syarat di terbitkannya izin lingkungan dilakukan
mulai dari tahap pengumuman sebelum dibuatnya kerangka acuan,
pengumuman tersebut dilakukan melalui media massa lokal seperti koran
atau surat kabar dan pengumuman secara langsung kepada seluruh
masyarakat yang terkena dampak. Dari pengumuman tersebut kemudian
disaring mengenai saran, pendapatan dan tanggapan dari masyarakat yang
terkena dampak serta para pemerhati lingkungan, dalam proses penilaian
16
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
kerangka acuan masyarakat kembali dilibatkan untuk ikut berperan serta
guna diterbitkannya persetujuan kerangka acuan. Setelah persetujuan
kerangka
acuan
diterbitkan
maka
pemrakarsa
menyusun
dokumen
dokumen ANDAL dan RKL-UPL untuk kemudian mengajukan permohonan
izin lingkungan dan penilaian ANDAL dan RKL-UPL dimana hal ini
masyarakat
harus
kembali
dilibatkan
melalui
pengumuman
untuk
memastikan tidak ada masyarakat yang terkena dampak yang tidak
mengetahui mengenai hal ini.
Berdasarkan data dari penelitian yang penulis lakukan di Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kota Samarinda melalui proses wawancara, CV.
Arjuna telah melakukan proses penyusunan izin lingkungan sesuai dengan
prosedur namun berdasarkan pengakuan dari masyarakat yang terkena
dampak di kelurahan Makroman CV. Arjuna tidak melakukannya sesuai
dengan
prosedur
yang
ada.
Pihak
perusahaan
tidak
melakukan
pengumuman dan konsultasi publik baik sebelum menyusun kerangka
acuan maupun pada saat pengajuan izin lingkungan.
Pemahaman
masyarakat mengenai apa itu izin lingkungan maupun dokumen Amdal
menunjukkan bahwa masyarakat juga tidak mengerti mengenai proses
penyusunannya, sebagian besar masyarakat tidak mengetahui bahwa
dalam pembuatan dokumen Amdal mereka perlu dilibatkan dalam hal
pemberian saran, pendapat dan tanggapan mengenai perusahaan yang
akan
dibangun.
Hal
ini
menyampaikan sosialisasi
terjadi
dikarenakan
perusahaan
seringkali
kepada masyarakat dengan menggunakan
bahasa yang sulit untuk di pahami oleh masyarakat pada umumnya,
sehingga hal ini menyebabkan tidak efektifnya proses keterlibatan
masyarakat dalam penyusunan Amdal dan Izin Lingkungan.
Kendala-kendala
lain
yang
ditemukan
dalam
penguatan
partisipasi masayarakat dalam penyusunan izin lingkungan CV. Arjuna
adalah kurangnya fasilitas penyampaian informasi dan adanya perbedaan
ekonomi yang terjadi antara golongan masyarakat serta adanya negosiasi
17
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan memberikan sejumlah uang
kepada pihak masyarakat dan pemerintah agar mereka dapat tetap
beroperasi seperti biasanya tanpa adanya aksi protes yang ditujukan
kepada pihak perusahaan.
Kurangnya fasilitas penyampaian infromasi dikarenakan pihak
perusahaan hanya menyampaikan pengumuman melalui media cetak yaitu
surat kabar lokal, sedangkan masyarakat disekitar perusahaan di kelurahan
makroman yang merupakan masyarakat yang terkena dampak pada
umunya sangat jarang meluangkan waktu untuk membaca surat kabar.
Seharusnya pengumuman mengenai rencana Usaha dan/atau Kegiatan
tidak hanya disampaikan melalui media cetak suarat kabar, tetapi juga
melalui media eletronik seperti terevisi atau dengan memasang spanduk
pengumuman di sekitar pemukiman penduduk yang berada disekitar
perusahaa. Banyak LSM-LSM dan organisasi kemasyarakatan yang bergerak
di berbagai bidang memiliki keterbatasan dalam membawa aspirasi
masyarakat,
hal
ini
dikarenakan
semakini
banyaknya
organisasi
kemasyarakatan yang berdiri di era reformasi ini sehingga sulit untuk
menentukan organisasi kemasyarakatan mana yang dapat dianggap
mewakili aspirasi masyarakat.
Kalau kita cermati, investor yang datang seringkali menjanjikan
sesuatu kepada masyarakat pemilik tanah tentang berbagai hal yang dapat
membuata masyarakat senang dan mau menjual lahan mereka kepihak
perusahaan. Kemudian setelah perusahaan tersebut beroperasi kira-kira 5
(lima) atau 10 (sepuluh) tahun timbul masalah, entah itu timbul
ketimpangan terkait perekrutan tenaga kerja, penyakit sosial masyarakat
disekitar perusahaan, masalah lingkungan dan lain-lain.
Penyakit sosial
inilah yang salah satunya terjadi pada masyarakat di sekitar perusahaan
kelurahan Makroman adanya uang menyebabkan sebagai salah satu hal
yang mengikuti penyakit sosial. Masalah penyakit sosial ini juga sebenarnya
sudah ada dalam Amdal yakni mengkaji aspek sosial (demografis, ekonomi,
budaya, dan kesehatan masyarakat).
18
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
Kasus sengketa antara masyarakat yang terkena dampak dan
pihak perusahaan yang terjadi sampai sekarang ini membuat masyarakat
resah, masyarakat tidak dapat menuntut haknya dengan cara lain selain
dengan melakukan demo ke perusahaan secara langsung karena protes
yang diajukan oleh masyarakat kepada pihak pemerintah tidak mendapat
hasil apapun. Masyarakat mengatakan bahwa pihak perusahaan dan
pemerintah berkomplot untuk membunuh Makroman hal ini di perkuat
dengan bekerjasamanya pihak perusahaan dengan Milisi Sipil yang
bernama Komando Bela Negara (KOBRA) dengan mengajak masyarakat
sekitar perusahaan yang tidak terkena dampak untuk melawan masyarakat
yang terkena dampak apabila masyarakat melakukan protes dengan
menutup jalan keluar masuknya produksi batu bara milik perusahaan.
Sebenarnya jika hak dan partisipasi sudah diakomodir dengan
baik oleh pihak perusahaan dalam penyusunan dokumen Amdal maka
masalah seperti ini dapat diminimalisis oleh pihak perusahaa. Sehingga
tidak ada lagi aksi palang memalang sebuah perusahaan yang dilakukan
oleh masyarakat
dan investasi
dapat
berjalan
dengan baik serta
masyarakatpun akan sejahtera.
Penutup
Kesimpulan
Mengingat uraian pembahasan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan Izin Lingkungan CV. Arjuna.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa
tidak ada kejelasan mengenai keterlibatan masyarakat dalam penyusunan Izin
Lingkungan yang dilakukan oleh CV. Arjuna, itu terbukti dengan adanya
penolakan yang dilakukan oleh pihak masyarakat terkaiy penerbitan izin
lingkungan mereka. Hal ini jelas menunjukkan bahwa sampai saat ini
keterlibatan masyarakat dalam penyusunan izin lingkungan masih lemah atau
kurang efektif, dikarenakan Pemerintah dan pihak perusahaan seringkali
19
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
menyalahgunakan kewenangannya mengenai keterlibatan masyarakat dalam
penyusunan izin lingkungan.
2. Kendala dalam penguatan partisipasi masyarakat dalam penyusunan Izin
Lingkungan CV. Arjuna ada 2 (dua) yaitu :
a. Kendala secara hukum, hingga saat ini belum ada norma hukum yang
mengatur tentang konsekuensi hukum mengenai pastisipasi masyarakat
yang dapat mengikat pihak Pemerintah maupun pihak perusahaan,
sehingga partisipasi masyarakat tidak dapat berjalan secara efektif
sebagaimana mestinya seperti yang telah diatur dalam Peraturan
Perundang-Undangan, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri
mengenai Partisipasi Masyarakat.
b. Kendala secara teknis yang dihadapi terkait partisipasi masyarakat dalam
penyusunan Izin Lingkungan ini terdiri dari beberapa hal, yaitu sebagi
berikut:
1. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah dan Perusahaan
kepada masyarakat mengenai dokumen Amdal dan Izin Lingkungan.
2. Lemahnya kinerja Pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap
kegiatan perusahaan wajib Amdal yang tidak bertanggung jawab.
3. Kurangnya
fasilitas
informasi,
sehingga
penyebaran
informasi
mengenai rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak efektif.
4. Timbulnya penyakit sosial yang disebabkan oleh hal-hal tertentu.
5. Kurangnya tingkat pemahaman masyarakat mengenai Amdal dan Izin
Lingkungan.
Saran
1.
Penerapan konsekuensi hukum bagi pemerintah maupun pihak perusahaan
perlu diterapkan dalam rangka upaya penguatan peran partisipasi
masyarakat dalam penyusunan izin lingkungan.
2.
Keterlibatan masyarakat melalui sosialisasi dan pengumuman merupakan
bagian yang sangat penting agar masyarakat tidak hanya mendapatkan
informasi tapi juga memahami dampak negatif maupun dampak positif dari
kegiatan pertambangan batu bara tersebut. Oleh karena itu penyampaian
20
Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan (Dewi Astuti)
informasi dalam melakukan sosialisasi dan pengumuman perlu dilakukan
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyaraka yang
pada umumnya masih sangat awam mengenai Amdal, izin lingkungan, dan
apa kaitannya dengan mereka sebagai masyarakat yang terkena dampak
sehingga mereka perlu dilibatkan.
3.
Pemerintah harus melakukan pengawasan yang lebih baik lagi terhadap CV.
Arjuna dalam hal pemberina ganti kerugian bagi masyarakat yang terkena
dampak, sehingga masyarakat tidak merasa diabaikan oleh Pemerintah
yang pada dasarnya memang berkeja untuk kepentingan rakyat.
4.
Pemerintah
pelanggaran
harus
menindak
secara
tegas
tehadap
pelanggaran-
yang dilakukan oleh CV. Arjuna terutama yang bertentangan
dengan dokumen Amdal mereka dengan memberikan sanksi administrative
yang terdiri dari teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin dan
pencabutan izin.
5.
Pemerintah dan pihak instansi harus lebih memperhatikan hak-hak
masyarakat atas lingkungan hidup yang bersih dan baik serta hak untuk
ikut berpartisipasi dalam upaya perlindungan terhadap lingkungan hidup
karena masyarakat juga mempunyai peran yang sangat penting khususnya
bagi pemerintah dalam
hal
penyampaian
informasi
dan
proses
pengambilan keputusan.
6.
Pemerintah seharusnya membuata program sosialisasi kepada masyarakat
secara langsung untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
lingkungan hidup dan istilah-istilah seperti Amdal dan izin lingkungan serta
manfaat pentingnya keterlibatan mereka Dallam proses penyusunan
dokumen Amdal dan izin lingkungan sebagai salah satu upaya menjaga
kelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga perusahaan tidak dapat
berbuat sewenang-wenang kepada masyarakat yang selama ini seringkali
dianggap begitu penting dalam proses pembuatan dokumen Amdal.
Masyarakat seringkali hanya dianggap sebagai formalitas saja.
21
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 9
7.
Hak dan partisipasi masyarakat harus diakomodir dengan lebih baik lagi
dalam penyusunan dokumen Amdal agar permasalahan yang akan timbul
sebagai akibat dari dampak negatif Usaha dan/atau Kegiatan Perusahaan
antara masyarakat dan pemrakarsa dapat lebih diminimalisir. Sehingga
tidak ada lagi aksi palang memalang sebuat perusahaan yang dilakukan
oleh masyarakat
dan investasi
dapat
masyarakatpun akan hidup sejahtera.
22
berjalan
dengan baik serta
Download