Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral diPoliteknik

advertisement
Jurnal Nasional Ecopedon
JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 020-024
KESESUAIAN LAHAN
http://www.perpustakaan.politanipyk.ac.id
Kesesuaian Lahan Jagung
Pada Tanah Mineral
diPoliteknik Pertanian Negeri
Payakumbuh
1.
Dalam menggunakan lahan pertanian, petani masih banyak
yang menggunakan lahan yang ia gunakan tidak sesuai dengan apa
yang seharusnya ditanam dilahan tersebut. Kesesuaian lahan
dalam penggunaannya yang tidak sesuai ini disebabakan karena
kurangnya pengetahuan petani ataupun orang – orang mengenai
ilmu tentang penggunaan lahan atau kesesuaian penggunaan
lahan agar lahan digunakan secara lebih tepat lagi. Dalam
menentukan evaluasi kesesuaian lahan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan metode – metode tertentu. Kesesuaian lahan ini
bisa kita lakukan evaluasinya dengan menggunakan atau dengan
melihat tabel karakteristik dari masing – masing komoditi yang
kemudian dilakukan survei langsung kepada lahan yang akan
ataupun yang telah digunakan untuk melihat kesesuaiannya.
Menurut Ritung dkk (2007) menyatakan bahwa, kesesuaian lahan
adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan
tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi
saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan
(kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah
kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber
daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan
yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut
berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan
persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan
potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai
apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi
dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif,
atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan
tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila
komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.
Tujuan melakukan evaluasi kesesuaian lahan ini untuk
melihat apakah penggunaan lahan jagung yang ada di lahan pada
tanah mineral di Politani Payakumbuh ini sudah sesuai
penggunaan lahannya apa belum. Kemudian untuk mengetahui
kelas kesesuaian penggunaan lahan, dan untuk mengetahui
apakah setelah melakukan evaluasi lahan tersebut kita dapat
meningkatkan income.
Moratuah Hamonangan Mustaqim Ritonga1*
Mahasiswa semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian , Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh. Jl. Raya Negara Km 7 TanjungPati 26271
Diterima :Maret 2015/ Diterbitkan: April
2015;online:Mei
Abstrak
Dalam penggunaann lahan pada budidaya khususnya budidaya
tanaman jagung banyak para petani dan mahasiswa tidak
mengetahui kelas kesesuaian lahan yang diperlukan oleh
tanaman jagung ini. Hal inilah yang membuat hasil produksi
dari budidaya tanamaan jagung tersebut tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Oleh sebab itu, dilakukan evaluasi kesesuaian
lahan pada lahan jagung pada tanah mineral di politani
payakumbuh untuk melihat apakah lahan tersebut sesuai
dengan syarat tumbuh tanaman jagung sehingga hasil dari
produksi tanaman jagung yang ditanam lebih optimal ataupun
tidak optimal. Tujuan dari evaluasi kesesuaian lahan jagung ini
adalah untuk mengetahui apakah lahan yang ditanami dengan
tanaman jagung pada tanah mineral di Politeknik Pertanian
Payakumbuh sudah sesuai dengan syarat yang dibutuhkan oleh
tanaman jagung atau belum, sehingga penggunaan lahan
nantinya bisa lebih meningkatkan income (pendapatan) kita.
Dalam pengerjaan evaluasi kesesuaian lahan jagung pada tanah
mineral di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh ini
dilakukan dengan metoda survey secara langsung dan
melakukan evaluasi perbandingan data dari internet dan data
yang diambil secara langsung. Dari survey yang dilakukan
dengan data secara langsung, didapatkan hasil setelah
dievaluasi bahwa kesesuaian lahan jagung di Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh berada ditingkat kesesuaian S3
yang artinya lahan tersebut kurang sesuai ditanami tanaman
jagung yang faktor pembatasnya yaitu temperatur, curah hujan,
kejenuhan basa, pH H2O dan genangan dengan produksi per
hektar nya.
2.
: Kedalaman tanah
TLA
: tekstur lapisan atas
TLB
: tekstur lapisan bawah
D
: Drainase
P
: permeabilitas
B
: krikil/batu
O
G
: ancaman banjir
: garam
Bahan dan Metode
1.1. Lokasi penelitian
Tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu di kampus
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada tanggal 09 Maret
2015 pukul 13.20-17.00 WIB.
Kata kunci: Kesesuaian Lahan, Jagung.
KD
Pendahuluan
1.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
kertas dan tabel analisa, hygrometer, lahah jagung.
Koresponden: [email protected], : hp, 082369833787
20
Moratuah H M Ritonga/ Jurnal nasional Ecopedon Vol.2 No1(2015)20-24
Tabel. 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Jagung.
Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan
S1
S2
S3
N
20 - 26
26 – 30
16 - 20 30 32
< 16, > 32
500 - 1200
1200-1600
400-500
> 42
Temperatur (tc)
Tabel.
1. Kriteria Kesesuaian Lahan Jagung.
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan tahunan (mm)
> 1.600 300 400
<300
36 – 42
30 - 36
< 30
baik, agak
terhambat
agak cepat,
sedang
terhambat
sangat terhambat, cepat
Tekstur
Halus, agak halus,
sedang
agak cepat,
sedang
terhambat
sangat terhambat, cepat
Bahan kasar (%)
< 15
15 – 35
35 - 55
> 55
Kedalaman tanah (cm)
> 60
40 – 60
25 - 40
< 25
KTK liat (cmol)
> 16
≤ 16
Kejenuhan basa (%)
> 50
< 35
pH H2O
5,8 - 7,8
C-organik (%)
> 0,4
35 - 50
5,5 - 5,8, 7,8
– 8,2
≤ 0,4
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m)
<4
4--6
4--8
>8
< 15
15 - 20
20 - 25
> 25
Kedalaman sulfidik (cm)
> 100
75 - 100
40 - 75
< 40
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
<8
8--16
16 - 30
> 30
Bahaya erosi
sangat rendah
rendah sedang
berat
sangat berat
F1
> F2
15 - 40
15 - 25
> 40
> 25
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Retensi hara (nr)
< 5,5, > 8,2
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)
Bahaya sulfidik (xs)
Bahaya banjir (fh)
Keterangan
:
Genangan
KE
: Kepekaan Erosi
E
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
: Erosi
Sumber : http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id
F0
<5
<5
5--15
5--15
23
21
Moratuah H M Ritonga/ Jurnal nasional Ecopedon Vol.3 No.1(2015)20-24
3.
Hasil dan Pembahasan
Dari praktikum yang telah kami lakukan tentang
kesesuaian lahan jagung yang dilakukan di lahan Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh dapat dilihat hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil evaluasi kesesuaian lahan jagung
Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan
S1
S2
S3
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
25
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan tahunan (mm)
Kelembaban (%)
2200 – 3750
66%
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
agak cepat
Media perakaran (rc)
Tekstur
agak halus
Bahan kasar (%)
< 15
Kedalaman tanah (cm)
> 60
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol)
≤ 16
Kejenuhan basa (%)
< 35
pH H2O
9,31
C-organik (%)
> 0,4
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m)
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)
< 15
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
<8
Bahaya erosi
sangat rendah
Bahaya banjir (fh)
Genangan
F1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
<5
<5
22
24
N
Moratuah H M Ritonga/ Jurnal nasional Ecopedon Vol.2 No1(2015)20-24
Tebel diatas adalah merupakan tabel yang berisikan data
tentang evaluasi kesesuaian lahan jagung pada tanah mineral di
politeknik pertanian negeri payakumbuh yang didapatkan
berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu didalam
mata kuliah kesesuaian lahan. Kegiatan ini dilakukan langsung
dilahan jagung pada tanah mineral di Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh yang ada di samping gedung Jurusan Budidaya
Tanaman Pangan. Lahan jagung ini merupakan lahan jagung benih
organik, dimana lahan jagung ini adalah lahan jagung yang
dikelola oleh dosen politani sendiri yaitu ibu Hj. Nelson Elita.
Evaluasi ini dilakukan dengan cara melakukan survei
langsung kelahan dengan mengguanakan alat – alat yang
dibutuhkan.
Pada tabel menunjukkan variasi kelas kesesuaian lahan
yang telah diambil dari pengamatan yang telah dilakukan didalam
praktikum. Ada beberapa kriteria yang berada di kelas S1,
beberapa di kelas S2, dan beberapa dikelas S3.
Pada persyaratan penggunaan bahaya erosi pada tabel,
hasilnya adalah sangat rendah dan berada pada kelas S1, ini
dikarenakan dan dapat dilihat dari kondisi lahan secara langsung,
dimana pada lahan tersebut memilki aliran yang sedikit, sehingga
dengan sedikitnya aliran air yang pada lahan jagung ini membuat
tingkat erosi atau pengikisan pada tanah juga semakin rendah, ini
juga dapat dilihat dari warna tanah yang berwarna browning.
Kelembaban suhu dilahan didapatkan 65 %, dan berada pada kelas
SI juga. Kelembaban ini didapatkan secara langsung dengan
menggunakan alat pengukur suhu dan kelembaban yaitu
Hygrometer. Itu adalah beberapa data persyaratan yang berada
dikelas S1.
Berdasarkan data juga didapatkan bahwa, ada beberapa
persyaratan yang berada dikelas S3, yang faktor pembatasnya
adalah, curah hujan, kejenuhan basah, pH H20, dan Genangan.
Faktor pembatas tersebut sebetulnya masih bisa ditanggulangi
tetapi hanya beberapa saja, seperti pH H2O kejenuhan basa dan
genangan. pH H2O ditanggulangi dengan memberikan kapur
pertanian, genangan kita tanggulangi dengan memberikan
drainase yang lebih baik lagi. Tetapi faktor pembatas yang
memang sudah ketentuan dari tuhan kita tidak bisa lagi
mengubahnya, yaitu faktor pembatas temperatur, dan curah hujan
hal tersebut kita tidak bisa menanggulanginya. Dengan demikian,
terdapatnya beberapa persyaratan berada di kelas S3, itu artinya
kesesuaian lahan jagung pada tanah mineral yang digunakan
dilahan tersebut kurang sesuai penggunaannya untuk lahan
jagung, karena meskipun beberpa persyaratan penggunaan ada
yang berada dikelas S1 maupun kelas S2, tetapi jika ada
persyaratan yang berada dikelas paling tertinggi, maka hasil akhir
yang diambil adalah hasil yang ada pada kelas tertinggi dan itu
merupakan prinsip dari evaluasi kesesuaian lahan.
Menurut ibu Hj. Nelson Elita mengatakan bahwa produksi
dari jagung yang berada dilahan tersebut mengahsilkan produksi
sekitar 8,10 Ton per hektar nya dengan menggunakan varietas
Sukmaraga. Itu merupakan hasil produksi yang cukup rendah
perhektar nya jika dibandingkan dengan hasil produksi tanaman
jagung yang secara umunya adalah sekitar 8,50 ton per hektar nya.
Menurut Awalbarri (2008), potensi hasil jagung varietas sukma
raga dapat dicapai 8,50 ton/ha (pipilan kering, KA 15 %).
Jika dibandingkan dengan syarat tumbuh tanaman jagung
didapatkan dari internet, menurut Nugroho (2009) bahwa, jumlah
curah hujan yang diperlukan tanaman jagung yang optimal adalah
1.200-1.500 mm per tahun dengan bulan basah (lebih dari 100 mm/
bulan) 7-9 bulan dan bulan kering (kurang dari 60 mm/ bulan) 4-6
bulan. Tanaman jagung memerlukan kelembaban udara sedang
sampai dengan tinggi (50%-80%) agar keseimbangan metabolisme
tanaman dapat berlangsung dengan optimal. Kisaran temperatur
untuk syarat pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 23oC27oC dengan temperatur optimum 25oC.
Berdasarkan data syarat tumbuh dari internet diatas dapat
dilihat bahwa curah hujan yang optimal untuk jagung yaitu 1.2001.500 berada pada kelas S2, dan itu berbeda cukup jauh dengan
curah hujan yang ada dilahan politani, artinya dari curah hujan
yang ada lahan tersebut tidak memenuhi syarat tumbuh untuk
ditanami tanaman jagung. Kemudian dari kelembaban, data dari
internet menunjukkan kelembaban yang optimal untuk jagung
adalah berada pada angka 50%-80% dan angka tersebut berada
dikelas S1, dibandingkan dengan kelembababan dilapangan,
kelembabannya masih sesuai dengan syarat tumbuh jagung yaitu
pada angka 65% dikelas S1. Selanjutnya dari suhu, syarat tumbuh
jagung suhu yang optimalnya yaitu 25oC berada pada kelas S1, dan
suhu yang ada dilapangan yang didapatkan adalah 25oC berada
dikelas S1. Perbandingan data dari internet dan data yang langsung
diambil dari lapangan, didapatkan hasil bahwasannya, lahan yang
ditanami jagung pada tanah mineral di Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh memang kurang sesuai untuk ditanami
dengan jagung, karena beberapa aspek yang tidak memenuhi
syarat tumbuh tanaman jagung, yang faktor pembatasnya yang
tidak sesuai dengan syarat tumbuh yaitu curah hujan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa,
kesesuaian lahan jagung pada tanah mineral di Politeknik
Pertanian
Negeri
Payakumbuh
memang
tidak
sesuai
penggunaannya, karena dari hasil praktikum yang telah dilakukan
mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa lahan tersebut
berada dikelas tiga, yang artinya lahan tersebut tidak sesuai
digunakan untuk budidaya tanaman jagung yang faktor
pembatasnya yaitu curah hujan, kejenuhan basa, pH H2O, dan
genangan, dan hasil tersebut diperkuat dengan melihat hasil
tanaman jagung pada tanah mineral di Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh tersebut memang tidak setinggi produksi
jagung perhektar yang secara umumnya. Itu artinya lahan tersebut
memang betul bahwa penggunaannya kurang sesuai untuk
ditanami jagung.
Gambar 1. Lahan Jagung 1
Gambar 2. Lahan Jagung 2
23
Moratuah H M Ritonga/ Jurnal nasional Ecopedon Vol.3 No.1(2015)20-24
kepada ibu Hj. Nelson Elita yang telah memberikan informasi
pada penulis dan sehingga membantu penulis dalam
menyelesaikan jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aflizar. 2014. Kesesuaian Lahan .Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.
[2] Awalbarri.
2008.
Teknik
Budidaya
Jagung
Sukmaraga.
http://awalbarri.wordpress.com/2008/12/04/teknik-budidaya-jagungsukmaraga/. Unduh 30 April 2015
[3] Litbang.
2010.
Kriteria
Kelas
Kesesuaian.
:http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id. Unduh 16 April 2015
[4] Nugroho.
2009.
Tanaman
Jagung.
httpdigilib.ump.ac.idfilesdisk114jhptump-a-mastur-686-2-babii.pdf.
Unduh 16 April 2015.
[5] Ritung S, Wahyunto, Agus F, dan Hidayat H. 2007. Evaluasi Kesesuaian
Lahan.
httpwww.worldagroforestry.orgseaPublicationsfilesmanualMN003607.pdf. Unduh 17 April 2015.
Gambar 3. Batang
Gambar. 4 Peta Lahan Politani
Ket : yang dikotak merah adalah jagung pada tanah mineral di
politani
4.
Kesimpulan dan Saran
Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa,
kesesuaian pengguanaan lahan jagung pada tanah mineral di
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh memang belum sesuai
dengan apa yang seharusnya. Kesesuaian lahan jagung pada tanah
mineral di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh berada pada
kelas S3 yang faktor pembatasnya yaitu curah hujan, kejenuhan
basa, pH H2O, dan genangan. Maka dari itu penulis menyarankan
dalam melakukan budidaya, kita harus melakukan evaluasi
kesesuain lahan terlebih dahulu agar nantinya budidaya yang kita
lakukan penggunaan lahannya sesuai.
5.
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa
sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini dengan judul
“Kesesuaian Lahan Jagung pada tanah mineral di Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh”. Penulis juga mengucapkan
Terimakasih kepada Bapak Aflizar yang telah membimbing penulis
sehingga dapat menyelesaikan jurnal ini dan juga proses penulisan
jurnal ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Selain itu, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman khusunya
Endang Mutiara dan Nandang Sutra Donil yaitu teman satu
kelompok saya yang telah menyemangati dan membantu penulis
selama pembuatan jurnal ini. Terimakasih juga penulis ucapkan
24
Moratuah H M Ritonga/ Jurnal nasional Ecopedon Vol.2 No1(2015)20-24
23
Download