PKM-GT Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 Dalam Minyak Ikan

advertisement
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
POTENSI 1,25-DIHIDROKSIVITAMIN D3 DALAM MINYAK IKAN
KEMBUNG (RASTELLIGER FAUGHNI) SEBAGAI PENGAKTIVASI
RESEPTOR PPAR-
γ PADA DIABETES MELITUS TIPE II
BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Ketua
: Suci Lestari
2010730102 Angkatan 2010
Anggota 1
: Aulia Syifa
2011730014 Angkatan 2010
Anggota 2
: Sri Nindiana Putri Atiningrum
2012730101 Angkatan 2012
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
: Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 dalam Minyak
Ikan Kembung (Rastelliger Faughni) sebagai
Pengaktivasi Reseptor PPAR-γ pada Diabetes
Melitus Tipe II
:( )PKM-AI
(√)PKM-GT
1.
Judul kegiatan
2.
Bidang kegiatan
3.
Bidang ilmu
4.
Ketua Pelaksana kegiatan
a. Nama lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas/Institut/Politeknik
e. Alamat rumah dan No.Tepl/HP
5.
6.
:(√)Kesehtan
( )MIPA
( )Sosial Ekonomi
f. Alamat email
Anggota pelaksana
kegiatan/penulis
Dosen pendamping
a. Nama lengkap dan gelar
b. NIP/NIDN
c. Alamat rumah dan No. telp/HP
( )Pertanian
( )Teknologi dan rekayasa
( )Humaniora
: Suci Lestari
: 2010730102
: Pendidikan Dokter
: Universitas Muhammadiyah Jakarta
: JL.KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, CiputatTangerang Selatan HP (087886911580)
: [email protected]
: 2 orang
: Dr.Suherman, Ph.D
: 20.825/0325116804
: Taman Harapan Baru, Jl. Vanda III, Blok
A9 No. 3 Bekasi Barat, HP
(081387666385)
Menyetujui,
Wakil Dekan III FKK UMJ
Jakarta,16 Maret 2013
Ketua Pelaksana kegiatan
(dr.Slamet Sudi Santoso, M.Pd.Ked)
NIP: 20.693
(Suci Lestari)
NIM: 2010730102
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Ir. Sularno, M.Si)
NIP: 20.314
(Dr. Suherman, Ph.D )
NIDN: 20.825
ii
RINGKASAN
Saat ini penyakit degeneratif telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di
berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien
diabetes melitus tipe 2 dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2003. Sedangkan penelitian terakhir antara 2001 dan 2005 di daerah Depok didapatkan
prevalensi DM tipe 2 sebesar 14,7%. Penelitian yang dilakukan pada pasien diabetes
melitus tipe 2 yang dilakukan di Rumah Sakit Baltimore menunjukkan bahwa 91,1 %
pasien diabetes melitus tipe 2 mengalami defisiensi vitamin D dalam tubuhnya. Hal ini
memperkuat adanya hubungan langsung antara vitamin D dengan resistensi insulin pada
diabetes melitus tipe 2. . Hal ni juga menunjukkan bahwa peranan vitamin D sangatlah
penting dalam terapi pada diabetes melitus tipe 2. Pemanfaatan vitamin D dalam minyak
ikan kembung (Rastelliger faughni) sebagai terapi gizi medis untuk diabetes melitus tipe
2 merupakan suatu terapi alami yang dapat menjadi alternatif terbaru untuk mengatasi
kasus diabetes melitus tipe 2 ,Cara sederhana untuk mendapatkan asupan vitamin D yang
cukup adalah melalui diet, suplemen, dan paparan sinar ultraviolet melalui olahraga.
Maka dari itu, pemanfaatan vitamin D dalam minyak ikan kembung diharapkan
dapat dijadikan pilihan terapi bagi para dokter di instansi-instansi kesehatan di Indonesia.
Kita ketahui bahwa saat ini kegunaan ikan kembung hanya sebatas lauk pauk sehari-hari
bagi masyarakat Indonesia. Padahal dalam minyak ikan kembung itu sendiri terdapat
vitamin D yang sangat berfungsi untuk dijadikan terapi gizi diabetes melitus tipe 2.
Metode yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah melalui penelusuran fakta
yang ada, teori-teori dan konsep yang relevan.
Penulis melakukan literatur searching yang selektif terutama dengan menelusuri
fakta lapangan tentang 1,25 dihidroksivitamin D3 dalam minyak ikan kembung
(Rastelliger faughni) dengan diabetes melitus tipe 2, studi terbaru dari jurnal-jurnal
kedokteran-kesehatan dalam dan luar negeri. Mekanisme minyak ikan kembung tidak
lepas dari peran serta 1,25 dihidroksivitamin D3, yaitu suatu bentuk vitamin D aktif yang
berikatan dengan reseptor vitamin D (VDR) dan ikatan ini akan mempengaruhi ekspresi
dari nuclear reseptor ,yaitu PPAR-γ. Interaksi tersebut akan mengaktifkan transkripsi
gen-gen yang terdapat pada reseptor insulin. Proses transkripsi dari gen-gen tersebut akan
meningkatkan ekspresi gen pada reseptor insulin tersebut yang akan meningkatkan
sensitivitas insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Selain bermanfaat pada bidang kesehatan, pemberian minyak ikan kembung pada
pasien diabetes melitus tipe 2 juga dapat meningkatkan sektor ekonomi yang nantinya
akan membuka lahan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Selain itu dengan sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang memadai untuk pemanfaatan minyak ikan
kembung ini, diharapkan dapat memicu pengembangan penelitian lebih lanjut di
Indonesia.
iii
KATA PENGANTAR
‫و ﺑﺮ ﻛﺎ ﺗﮫ‬
‫ا ﻟﺴﻼ م ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ ا‬
Segala puji kehadirat Allah SWT, yang tidak pernah tidur dan selalu dekat
dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ilmiah berupa gagasan tertulis
yang bertajuk ”Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan Kembung
(Rastelliger Faughni) sebagai Pengaktivasi Reseptor PPAR-γ pada Diabetes
Melitus Tipe II”.
Tulisan ini
disusun dalam rangka mengikuti Program Kreatifitas
Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional.
Penyusunan tulisan ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis,
melainkan banyak pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi,
dan semangat. Maka dari itu penyusun sangat berterima kasih kepada :
1. DIKTI yang selalu memberikan kesempatan mahasiswa untuk lebih
berprestasi dalam bidang penulisan.
2. dr. Toha Muhaimin, M.Sc selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
3. Dr. Suherman, Ph.D yang telah memberikan bekal ilmu selaku dosen
pembimbing
4. Serta semua pihak yang turut membantu hingga terselesaikannya gagasan
tertulis ini
Penulis berharap semoga gagasan tertulis ini dapat memberikan manfaat
terutama bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Kesehatan khususnya
mengenai pemanfaatan potensi alamiah makhluk hidup.
Akhir kata, penulis sangat mengharapkan berbagai saran dan masukan
yang dapat membangun demi tercapainya kesempurnaan laporan ini karena tiada
hal yang sempurna di dunia ini, melainkan hanya kebesaran Allah.
‫و ﺑﺮ ﻛﺎ ﺗﮫ‬
‫و ا ﻟﺴﻼ م ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ ا‬
Jakarta, 16 Maret 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………................
i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………
ii
RINGKASAN………………………………………………………………..
iii
KATA PENGANTAR......................................................................................
iv
DAFTAR ISI....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR………………………………………....
vi
PENDAHULUAN..............................................................................................
1
Latar Belakang Masalah…………………………………………………….....
1
Tujuan……………………………………………………………………….....
2
Manfaat……………………………………………………...............................
2
GAGASAN……………………………………………………………………. 3
Diabetes Melitus Tipe 2………………....…………………….......................... 3
Morfologi Ikan Kembung ……………………………...................................... 6
Pemanfaatan 1,25-dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan Kembung 8
(Rastelliger faughni) sebagai Pengaktivasi Reseptor PPAR-γ pada Diabetes
Melitus Tipe II ...................................................................................................
SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 12
LAMPIRAN…………………………………………………………………... 15
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
:Faktor-faktor yang menurunkan respons jaringan terhadap
insulin.................................................................................
: Kadar Minyak Ikan dari Berbagai Jenis Ikan.....................
: Angka Kecukupan Vitamin D yang dianjurkan Sumber :
Wiyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004......................
: Nilai vitamin D berbagai bahan makanan (µg/100 gram)..
3
7
11
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
: Resistensi Insulin Pada DM Tipe 2....................................
: Peran GLUT 4 pada Resistensi Insulin...............................
: Rastelliger faughni............................................................
: Ekstrak Minyak Ikan Kembung..........................................
: Tahap-tahap pembuatan minyak ikan dengan metode wet
rendering (Bimbo,1990).....................................................
: Pengaktifan 1,25 dihidroksivitamin D3 pada tubuh............
: Inisiasi Transkripsi Gen 1,25 dihidroksivitamin D3 Pada
VDR....................................................................................
:Minyak ikan kembung meningkatkan Sensitivitas
Reseptor Insulin..................................................................
: Suplemen Minyak Ikan Kembung......................................
: Minyak Ikan Kembung.......................................................
: Pemberian minyak ikan kembung mengacu pada dosis
sendok takar........................................................................
: Tambak Ikan Kembung menjadikan Lahan pekerjaan baru
bagi masyarakat..........................................................
3
4
7
8
9
10
10
11
12
13
13
14
vi
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit degeneratif adalah masalah kesehatan masyarakat di berbagai
belahan dunia termasuk Indonesia. Penyakit degeneratif tidak hanya menimbulkan
kerugian di sektor kesehatan saja. Menurut data World Health Organization
(WHO) tahun 2005 banyak negara di dunia mengalami kerugian mencapai
miliaran dolar akibat penyakit degeneratif di sektor ekonomi sehingga
menimbulkan kemerosotan ekonomi. Ada sembilan negara dengan penderita
penyakit degeneratif terbesar yakni : Brasil, China, India, Inggris, Kanada,
Nigeria, Pakistan, Rusia dan Tanzania.
Seperti masalah kesehatan pada umumnya, penyakit degeneratif juga
mempengaruhi banyak faktor dalam kehidupan manusia. Faktor ekonomi adalah
faktor yang sangat dipengaruh oleh penyakit ini, hal ini terjadi karena penyakit ini
mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Laporan terbaru WHO mengatakan
bahwa pendapatan tiga negara yang memiliki penderita penyakit degeneratif
terbesar yaitu China, India, dan Rusia dan diperkirakan akan mengalami kerugian
hingga ratusan dolar dalam 10 tahun ke depan.
Di antara penyakit degeneratif yang berbahaya, DM adalah salah satu di
antara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan
datang. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, dan kedua-duanya. American Diabetes
Association (ADA) menjabarkan empat kategori utama yaitu DM tipe 1 (IDDMinsulin dependent diabetes mellitus), DM tipe 2 (NIDDM-noninsulin dependent
diabetes mellitus), DM tipe lain, dan DM gestasional.
Berdasarkan penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insiden dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia,
termasuk Indonesia. WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2003. Sedangkan penelitian
terakhir antara 2001 dan 2005 di daerah Depok didapatkan prevalensi DM tipe 2
sebesar 14,7%. Demikian juga di Makassar prevalensi diabetes terakhir tahun
2005 yang mencapai 12,5%. WHO juga memperkirakan bahwa Indonesia pada
tahun 2025 akan menempati peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah pengidap
± 12,4 juta orang.
Empat pilar penatalaksanaan DM tipe 2 merupakan pengelolaan DM yang
terpopuler saat ini, yang terdiri dari edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani,
dan intervensi farmakologis. Terapi gizi yang sedang dikembangkan salah satunya
adalah penggunaan minyak ikan kembung (Rastelliger faughni) yang dapat
menjadi jawaban atas permasalahan tersebut. Minyak yang terdapat pada ikan
kembung yang selama ini telah dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lauk pauk
sehari-hari tersebut ternyata berguna untuk mengobati DM tipe 2. Hal ini
dikarenakan minyak yang dihasilkan oleh ikan kembung tersebut dapat
memaksimalkan sintesis 1,25 dihidroksivitamin D3 di dalam tubuh yang akhirnya
berguna untuk meningkatkan sensitivitas reseptor insulin di membran sel tubuh.
Selain itu, terdapat berbagai faktor-faktor yang mendukung di antaranya adalah
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, efek samping yang sedikit, dan
2
dapat dikembangbiakan sendiri oleh semua masyarakat sehingga dapat
memajukan perekonomian Indonesia. Selain berperan dalam faktor kesehatan,
minyak ikan kembung juga dapat memajukan sektor perekonomian. Hal ini
dikarenakan Indonesia merupakan negara yang sangat potensial untuk
memproduksi minyak ikan, mengingat jumlah perairan yang sangat luas.
Berdasarkan latar belakang itulah gagasan tertulis ini dibuat. Dalam gagasan
tertulis ini kami mengajukan pemanfaatan potensi minyak ikan yang terdapat pada
ikan kembung (Rastelliger faughni) sebagai terapi gizi medis pasien DM tipe 2.
Selain sebagai terapi, ikan kembung juga dapat digunakan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat Indonesia dengan cara membudidayakannya. Oleh
karena itu, dengan pemanfaatan ikan kembung ini, penulis mengharapkan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia baik dalam bidang kesehatan
maupun ekonomi.
Tujuan
Berdasarkan gagasan tertulis yang dibuat, tujuan dari penulisan ini adalah
untuk membuka wawasan mengenai potensi pemanfaatan vitamin D dalam
minyak ikan kembung sebagai terapi gizi medis sehingga dapat memberikan
kontribusi yang nyata dalam penanganan diabetes melitus tipe 2. Selain itu,
pemanfaatan minyak ikan kembung secara tradisional dapat diaplikasikan kepada
seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Kemudian tulisan ini diharapkan dapat
memberi manfaat bagi sektor ekonomi masyarakat Indonesia, dimana produk
minyak ikan kembung (Rastelliger faughni) dalam bentuk suplemen nutrisi akan
membuka lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan nilai
tambah dan pendapatan
Manfaat
Untuk Masyarakat
Dengan pemanfaatan maksimal minyak ikan kembung, diharapkan mampu
memberikan solusi terhadap permasalahan Diabetes melitus Tipe 2 yang
semkakin banyak diderita masyarakat.
Untuk Lembaga Kesehatan
Melalui gagasan tertulis ini diharapkan potensi 1.25 Dihidroksivitamin D
dalam minyak ikan kembung dapat dijadikan alternatif terapi DM Tipe 2 dengan
harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh, sehingga dapat
dikembangkan menjadi solusi yang inovatif dan terjangkau bagi masyarakat.
Untuk Penelitian lebih lanjut
Pemanfaatan maksimal vitamin D dalam minyak ikan kembung dapat
dijadikan batu pijakan untuk para peneliti sehingga produk ini dapat lebih
dikembangkan dalam bentuk yang lebih baik dan lebih efektif.
3
GAGASAN
Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus termasuk dalam kelompok penyakit metabolik yang
ditandai dengan hiperglikemia kronik yang disebabkan oleh gangguan sekresi
insulin, aksi insulin, atau keduanya. Secara umum DM dibagi menjadi dua bentuk
utama yaitu kerusakan sel-β pankreas yang menyebabkan defisiensi sebagian atau
keseluruhan insulin dan resistensi insulin pada jaringan dengan sedikit atau tanpa
gangguan sintesis atau pelepasan insulin. Penurunan aksi pada jaringan target
menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Diabetes
melitus dibagi dalam empat klasifikasi, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain,
dan DM gestasional. Diabetes melitus tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin. DM
tipe 2 selalu dihubungkan dengan bentuk sindrom resistensi insulin lainnya
(hiperlipidemia, hipertensi, hiperandrogenisme ovarium, dan penyakit perlemakan
hati non-alkohol).
Gambar 1.Resistensi Insulin Pada DM Tipe 2
Pada uji toleransi oral, sekresi insulin tergantung pada derajat dan lama
penyakit serta sangat bervariasi antara paling lambat sampai cepat. Onset DM tipe
2 biasa terjadi setelah usia 40 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada semua usia
termasuk masa anak dan remaja. Sebelumnya DM tipe 2 dikenal sebagai diabetes
onset dewasa, maturity onset diabetes atau diabetes stabil, dan pada anak yang
mempunyai riwayat keluarga DM tipe 1 dikenal dengan istilah maturity onset
diabetes young (MODY).
Lebih dari sepertiga kasus DM tipe 2 ditemukan dengan ketosis atau
ketoasidosis diabetikum (KAD) sehingga terjadi kesalahan diagnosis sebagai tipe
1. Kadang-kadang juga dapat ditemukan dengan gejala dehidrasi berat (koma
hiperglikemik hiperosmolar, hipokalemia) yang dapat berakibat fatal.
Kemungkinan mekanisme gangguan respon jaringan terhadap insulin dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Faktor-faktor yang menurunkan respons jaringan terhadap insulin
Inhibitor Paraseptor
Antibodi terhadap insulin
Down regulation receptor yang disebabkan
oleh
Inhibitor reseptor
hiperinsulinisme, hiperinsulinisme primer, (adenoma sel-β),
hiperinsulinisme sekunder terhdap defek pascareseptor
(obesitas, sindrom cushing, akromegali, kehamilan) atau
4
Kelainan pascareseptor
Kelebihan hormon
hiperglikemia yang lama (diabetes melitus pasca uji toleransi
glukosa)
Respons yang buruk terhdap organ sasaran akibat obesitas,
penyakit hepatik, inaktivitas otot
Glukokortikoid, hormon pertumbuhan, kontrasepsi oral,
progesteron,
somatomamotropin
chorionic
manusia,
katekolamin, tirosin
Pada dasarnya resistensi insulin dapat terjadi akibat perubahan-perubahan
yang mencegah insulin untuk mencapai reseptor (prareseptor), perubahan dalam
pengikatan insulin atau transduksi sinyal oleh reseptor, atau perubahan dalam
salah satu tahap kerja insulin pascareseptor.
Scrader dkk (1996) mengamati adanya hubungan bermakna antara
polimorfisme gen reseptor insulin dengan kejadian resistensi insulin. Didapatkan
adanya polimorfisme gen Insulin Receptor Substrate (IRS)-1 pada resistensi
insulin dan hiperinsulinemia baik in vitro, maupun in vivo pada individu obes dan
penderita DM tipe 2. Selain itu, keadaan resistensi insulin pada DM tipe 2 juga
bisa disebabkan oleh disfungsi GLUT-4 dengan kofaktor hormon resistin yang
menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap
insulin. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan sekresi glukosa darah pada
hepar.
Gambar 2. Peran GLUT 4 pada Resistensi Insulin
Diabetes melitus tipe 2 adalah gabungan dari resistensi dan sekresi insulin
yang tidak adekuat, hal tersebut menyebabkan predominan resistensi insulin
sampai dengan pedoman kerusakan sel-β. Kerusakan sel-β yang ada bukan suatu
autoimmune mediated. Pada DM tipe 2 tidak ditemukan pertanda autoantibodi.
Pada resistensi insulin konsentrasi insulin yang beredar mungkin tinggi tetapi
pada keadaan gangguan fungsi sel-β yang berat konsentrasinya dapat rendah.
Selain DM tipe 2 yang disebabkan kelainan pada gen reseptor insulin, terdapat
DM tipe 2 yang disebabkan oleh autoimun. Patofisiologi DM tipe 2 autoimun
belum jelas, mungkin merupakan DM tipe 1 autoimun pada individu dengan
overweight atau obesitas yang didasari oleh resistensi insulin.
5
Gejala khas pada pasien DM tipe 2 adalah polidipsi, polifagi, dan poliuri.
Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya DM tipe 2
yaitu obesitas, riwayat keluarga DM tipe 2, dan akantosis nigrikans. Gejala klinis
dapat ringan sampai berat dan tidak jarang ditemukan KAD
Pada umumnya pengobatan, tindak lanjut, dan pemantauan DM tipe 2 sama
dengan DM tipe 1. Perubahan gaya hidup, obat hipoglikemik oral, dan insulin
merupakan terapi utama pada DM tipe 2. Perubahan gaya hidup dengan
menurunkan berat badan, pemilihan jenis makanan, dan meningkatkan aktivitas
merupakan rekomendasi pada DM tipe 2. Dianjurkan olahraga paling sedikit 3060 menit per hari dan kurang dari 1-2 jam untuk menonton televisi. Konsumsi
kalori harian harus diturunkan, asupan lemak diturunkan menjadi 25-30% dari
kebutuhan total kalori per hari.
Tujuan pemberian obat-obatan adalah menurunkan resistensi insulin,
meningkatkan sekresi insulin, atau menurunkan absorpsi glukosa postprandial.
Obat hipoglikemik oral pilihan pada DM tipe 2 adalah metformin dan
tiazolidinedion. Metformin dapat meningkatkan sensitivitas pada insulin,
memperbaiki kadar glukosa darah tanpa menyebabkan peningkatan berat badan,
menurunkan HbA1c tanpa risiko hipoglikemia, kadar trigliserida dan low density
lipoprotein-cholesterol (LDL-C) cenderung turun selama terapi. Metformin
merupakan suatu biguanid yang dapat diberikan sebagai terapi tunggal pertama
dengan dosis 500-1700 mg/hari. Metformin menurunkan produksi glukosa hepatik
dan meningkatkan kepekaan insulin. Efek samping dari metformin adalah diare,
mual, dispepsia, kembung, dan sakit perut. Selain itu, pemberian insulin juga
sering diberikan untuk mencapai kontrol glukosa yang baik. Dosis awal 0,5-1,0
U/kg BB/hari sampai target kadar glukosa darah tercapai, Tetapi terkadang tingkat
kepatuhan pasien menjadi masalah pada terapi ini.
Terapi farmakologis lainnya adalah dengan pemberian tiazolidinedion,
golongan dari obat ini bisa dipakai sebagai terapi farmakologi untuk DM tipe 2
sebagai agonis PPAR-γ dapat menurunkan asam lemak bebas atau free fatty acid
(FFA) 20-40%, meningkatkan sensitifitas insulin di jaringan perifer, menurunkan
produksi glukosa hati, dan meningkatkan transport glukosa ke dalam otot dan
lemak. Efek samping dari pemakaian obat ini berupa hepatotoksik, anemia,
peningkatan berat badan, edema, peningkatan volume plasma. Efek samping dari
penggunaan obat-obatan tersebut merupakan suatu hal yang harus
dipertimbangkan kembali mengingat terapi edukasi dan gizi merupakan pilar
utama dalam mengobati pasien DM tipe 2.
6
Gambar 3. Mekanisme Thiazolidinedione Pada Diabetes Melitus Tipe 2
Dengan demikian, pembuatan karya tulis ini bertujuan untuk lebih
mengedepankan terapi gizi medis yang memanfaatkan potensi 1,25
dihidroksivitamin D3 dalam minyak ikan kembung (Rastelliger faughni) kepada
pasien DM tipe 2. Hal ini disebabkan karena menurut penelitian yang dilakukan
oleh Rumah Sakit Baltimore, U.S.A, terdapat hubungan antara defisiensi vitamin
D pada pasien DM tipe 2. Mereka menemukan hanya sekitar 8,9 % pasien DM
tipe 2 yang tidak mengalami defisiensi vitamin D, sedangkan sisanya 91,1%
terjadi defisiensi vitamin D yang dapat dikatakan sangat berat. Oleh karena itu,
penulis merekomendasikan pemanfaatan 1,25 dihidroksivitamin D3 dalam minyak
ikan kembung (Rastelliger faughni) sebagai terapi gizi pada pasien DM tipe 2
dikarenakan potensi alam Indonesia yang sangat besar dalam produksi minyak
ikan kembung. Disamping itu, penulis mengharapkan pemanfaatan 1,25
dihidroksivitamin D3 dalam minyak ikan kembung pada pasien DM tipe 2 dapat
mengurangi pemakaian obat-obatan pensensitif insulin seperti tiazolidinedion
karena 1,25 dihidroksivitamin D3 sendiri mempunyai mekanisme kerja yang sama,
yaitu sebagai agonis PPAR-γ pada pasien dengan DM tipe 2.
Morfologi Ikan Kembung
Ikan kembung (Rastelliger faughni) merupakan ikan yang sering ditemukan
di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia ikan kembung
tersebar luas di seluruh wilayah dan terkenal dengan beberapa nama yang
berbeda. Di Ambon, ikan ini terkenal dengan nama lema atau tatare, di Makassar
disebut banyar atau banyara. Ikan kembung dapat berkembang biak dengan baik
dengan kedalaman sekitar 1500 meter di atas permukaan laut dengan iklim 28°
LU – 19o LS dan 79°-170° BT.
Ikan kembung memiliki tubuh ramping memanjang, memipih, dan agak
tinggi dengan warna biru kehijauan hingga kecoklatan. Sisik-sisik yang menutupi
tubuh kembung berukuran kecil dan seragam. Sirip punggung terdiri dari dua
berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet). Jumlah finlet yang sama juga
terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis dan kecil (rudimenter).
Sepasang tunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-masing sisi batang ekor.
Di depan dan belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak (adipose).
7
Gambar 4.Rastelliger faughni
Berdasarkan ciri-ciri tersebut ikan kembung dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom
: Animali
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Scombridae
Species: Rastrellinger
Ikan kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis
menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi
nelayan lokal. Ikan kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan
pindang dan ikan asin yang lebih tahan lama. Kondisi geografis Indonesia yang
mendukung, perlautan yang sangat luas, dan iklim yang tropis membuat ikan
kembung mampu berkembang biak di seluruh laut Indonesia. Ikan kembung
mengandung 5-20 % minyak ikan yang banyak ditemukan di dalam hati.
Tabel 2. Kadar Minyak Ikan dari Berbagai Jenis Ikan
Sumber : Departemen Teknologi dan Gizi, Institut Pertanian Bogor
Jenis Ikan
Halibut Pasifik
Tempat Simpanan
Minyak
Kandungan Minyak
(%)
Hati
7-11
Tubuh
3,6
Hati
45-67
Cod
Tubuh
1,4
Tongkol
Tubuh
4,9
Kembung
Hati
5-20
Hiu
Hati
60-70
8
Tabel tersebut menunjukkan kandungan minyak ikan tertinggi terdapat pada
ikan hiu sebanyak 60-70%, lalu diikuti oleh ikan cod sebanyak 45-67%, dan
terakhir ikan kembung sebanyak 5-20%. Mengingat ikan hiu sangat susah
diperoleh dan ikan cod yang masih tergolong mahal bagi masyarakat menengah
ke bawah, penulis merekomendasikan penggunaan minyak ikan kembung sebagai
terapi gizi pada DM tipe 2. Pemanfaatan minyak ikan kembung sebagai terapi gizi
pada DM tipe 2 didasarkan pada kandungan vitamin D pada minyak ikan tersebut
dan dinilai cukup potensial untuk dijadikan sumber vitamin D bagi pasien
diabetes. Vitamin D dalam minyak ikan kembung secara farmakologis memiliki
efek kerja yang sama dengan salah satu obat anti hiperglikemik golongan
tiazolidinedion. Dengan adanya efek samping yang terdapat pada obat tersebut,
maka kami menjadikan vitamin D yang terdapat pada minyak ikan sebagai terapi
pengganti yang lebih efektif dan tidak menimbulkan efek samping.
Pemanfaatan 1,25-dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan Kembung
(Rastelliger faughni) sebagai Pengaktivasi Reseptor PPAR-γ pada Diabetes
Melitus Tipe II
Potensi 1,25 dihidroksivitamin D3 dalam minyak ikan kembung untuk
pasien DM tipe 2 merupakan sebuah terapi yang mengedepankan lini pertama dan
kedua dari penatalaksanaan DM tipe 2. Selain itu,
pemanfaatan 1,25
dihidroksivitamin D3 sebagai terapi gizi pada DM tipe 2 adalah terapi yang sangat
optimal dibandingkan dengan intervensi farmakologis. Karena minyak ikan
kembung itu sendiri mudah diperoleh, mudah diaplikasikan, dan secara
farmakologis sangat rendah kemungkinan terjadinya efek samping yang terjadi.
Minyak ikan kembung sendiri diperoleh dengan metode ekstraksi yang bertujuan
untuk mendapatkan minyak atau lemak dari ikan kembung tersebut
(Ketaren,1986). Terdapat lima cara ekstraksi minyak ikan yang biasa dilakukan,
yaitu rendering basah, rendering kering, hidrolisis, silase asam, dan ekstraksi
dengan pelarut.
Gambar 5. Ekstrak Minyak Ikan Kembung
Proses ekstraksi yang paling banyak dilakukan adalah proses rendering
basah (wet rendering), tahap utama dari teknik ini adalah perebusan dan
pengepresan. Perebusan yang dilakukan melibatkan pemanasan (steam) di bawah
9
tekanan [172-516 kPa (25-75 psi)] selama 90-150 menit. Tujuan dari perebusan
tersebut adalah untuk mengkoagulasikan protein, memecah dinding sel, dan
melepaskan minyak dengan air. Tujuan pengepresan adalah untuk memisahkan
minyak dari padatan dengan sempurna. Minyak kasar diperoleh setelah dipisahkan
dari air melalui pengendapan (Brody, 1985). Selain itu, Lemak yang dihasilkan
dari proses tersebut harus disentrifusa dan disaring (Johnson, 2002).
Hal ini berbeda pada ekstraksi minyak ikan dengan menggunakan metode
rendering kering karena pada metode ini tidak dilakukan pengepresan dan pada
umumnya minyak ikan yang dihasilkan dari proses ini membutuhkan suatu
pemurnian sebelum digunakan. Selain itu, metode rendering kering lebih cocok
digunakan pada ikan yang berlemak rendah dan dalam jumlah kecil, sedangkan
metode wet rendering lebih cocok digunakan oleh industri minyak ikan maupun
tradisional. Pada gambar 6 dapat dilihat tahap-tahap ekstraksi minyak ikan dengan
menggunakan metode wet rendering.
Ikan Utuh
Pencucian
Pengukusan (Suhu 105 OC, 30 Menit)
Pengepresan
Cairan Minyak dan Air
Corong Pemisah
Padatan
Lapisan Bawah (sisa
hasil presan dan air)
Lapisan Atas (Minyak)
Sentrifuse 10.000 rpm,10 menit
Minyak Ikan
Minyak Ikan Kasar
Gambar 6. Tahap-tahap pembuatan minyak ikan dengan metode wet rendering
(Bimbo,1990)
Minyak ikan berbeda dengan minyak lainnya karena mengandung 25 %
asam lemak jenuh dan 75 % asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty
acid/PUFA). Selain itu, minyak ikan merupakan sumber vitamin D yang
sangatpotensial dan bermanfaat bagi pasien DM tipe 2. Vitamin D yang berasal
dari minyak ikan kembung akan merangsang bentuk vitamin D tidak aktif yang
disimpan dikulit yaitu 7-dehidrokolesterol, lalu senyawa tersebut akan dikonversi
menjadi previtamin D3. Previtamin D3 ini akan dikonversi lagi menjadi vitamin
D3. Selanjutnya, vitamin D3 ini akan mengalami dua hidroksilasi di dalam tubuh.
10
Gambar 7. Pengaktifan 1,25 dihidroksivitamin D3 pada tubuh
Hidroksilasi pertama terjadi di dalam hati dan membentuk 25hidroksivitamin D3 (25(OH)D3). Hidroksilasi ini dikatalisis oleh vitamin D-25
hidroksilase (25-OHase). Hidroksilasi yang kedua terjadi di dalam ginjal dan
membentuk vitamin D yang aktif yaitu, 1,25 dihidroksivitamin D3 (1,25(OH)2D3).
Bentuk vitamin D yang aktif yaitu 1,25 (OH)2D3 akan menemui target jaringan
melalui VDR yang berada hampir di seluruh organ tubuh. Target vitamin D
tersebut adalah jantung, hepar, otak, kulit, kelenjar pankreas (khususnya sel-β),
Kelenjar tiroid dan paratiroid, otot pada tulang, dan kelenjar adrenal. Mekanisme
dari 1,25 dihidroksivitamin D3 dalam pensensitif reseptor insulin didasarkan pada
kehadiran VDR pada otot tulang (skeletal muscle) yang akan mengaktifkan
PPAR-γ. 1,25 dihidroksivitamin D3 yang telah ditangkap oleh VDR pada otot
tulang, sel pankreas, dan hepar akan mempengaruhi secara langsung transkripsi
dari gen pada reseptor insulin pada tiap-tiap membran sel melalui interaksi VDR
dengan PPAR-γ, di mana hal ini akan menstimulasi dan meningkatkan ekspresi
dari gen reseptor insulin dan meningkatkan transport glukosa secara in vitro ke
dalam sel. Vitamin D receptor sendiri merupakan reseptor 1,25 dihidroksivitamin
D3 yang diregulasi oleh faktor-faktor transkripsi gen. Selain itu, VDR merupakan
kelompok nuclear hormone receptors yang juga dapat mempengaruhi kelompok
retinoid X receptor (RXR) yang secara langsung akan mengaktifkan PPAR-γ .
Gambar 8. Inisiasi Transkripsi Gen 1,25 dihidroksivitamin D3 Pada VDR
11
Pengaktifan PPAR-γ oleh ikatan 1,25 dihidroksivitamin D3 dengan VDR
dikarenakan seluruh PPAR yang berada di dalam tubuh manusia berada dalam
bentuk dimer dengan RXR dan berikatan dengan daerah spesifik DNA, yaitu pada
gen target. Sekuen DNA target ini disebut dengan peroxisome proliferator
response element (PPRE). Retinoid-X-receptor sendiri juga akan membentuk
heterodimer dengan beberapa reseptor, salah satunya adalah dengan VDR. Sekuen
DNA konsensus dari PPRE adalah AGGTCAXAGGTCA dengan X sebagai
nukleotida acak. Secara umum, sekuen ini terdapat pada region promotor dari
suatu gen, dan saat PPAR-γ berikatan dengan ligannya, yaitu dengan reseptor
insulin, transkripsi gen target akan meningkat
Minyak Ikan Kembung
Gambar 9. Minyak ikan kembung meningkatkan Sensitivitas Reseptor Insulin
Meningkatnya ekspresi gen tersebut menyebabkan meningkatnya
sensitivitas reseptor insulin pada membran sel. Dengan alasan-alasan tersebut,
maka penulis merekomendasikan pemanfaatan minyak ikan kembung (Rastelliger
faughni) pada pasien DM tipe 2. Cara pemberian minyak ikan kembung yang
diberikan pada pasien DM tipe 2 mengacu pada angka kecukupan gizi vitamin D
per hari pada pasien DM tipe 2. Angka kecukupan vitamin D per hari
berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.Angka Kecukupan Vitamin D yang dianjurkan
Sumber : Wiyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
Golongan Umur
AKD* (µg)
(Pria)
30-49
50-64
≥ 65
5
10
15
Golongan
(Wanita)
30-49
50-64
≥ 65
Umur
AKD*
(µg)
5
10
15
Pada tabel tersebut, dapat dilihat angka kecukupan vitamin D dari rentang
umur 30-65 tahun. Kadar tersebut harus dipenuhi oleh setiap orang termasuk pada
pasien DM tipe 2 untuk memperbaiki sensitivitas insulin melalui konsumsi
12
minyak ikan kembung. Selain itu, ikan kembung sendiri termasuk ikan yang
mengandung minyak ikan yang cukup potensial untuk dijadikan terapi gizi medis
pada pasien DM tipe 2. Hal ini disebabkan minyak ikan yang terdapat pada ikan
kembung mempunyai kadar vitamin D yang paling banyak jika dibandingkan
dengan sumber makanan yang lain.
Tabel 4. Nilai vitamin D berbagai bahan makanan (µg/100 gram)
Bahan
µg
Bahan Makanan
Makanan
Susu sapi
0,01-0,03
Minyak ikan kembung
(Rastelliger faughni)
ASI
0,04
Margarin
Tepung susu
0,21
Mentega
Krim
0,1-0,28
Daging sapi, babi, biribiri
Keju
0,03-0,5
Unggas
Telur utuh
1,75
Ikan berlemak
Kuning telur
4,94
Udang dan Kerang
Sumber : Holland (1991) dalam Garrow, J.S. dan W.P.T. James, Human Nutrition and
Dietetics,1993,hlm.223
Keterangan :
ss = sedikit sekali
µg
210
5,8-8,0
0,76
ss
ss
ss-25
ss
Seperti yang terlihat pada tabel di atas, terdapat kandungan vitamin D yang
tinggi pada minyak ikan kembung (210 µg) yang berguna sebagai terapi gizi pada
DM tipe 2. Tetapi dosis minyak ikan kembung yang diberikan pada pasien DM
tipe 2 tidak akan sebanyak itu. Hal ini dikarenakan pemberian minyak ikan
kembung lebih dari 11,9 gr per hari atau sekitar 25 µg (1000 SI) akan
menyebabkan keracunan. Tanda-tanda khasnya adalah akibat hiperkalsemia,
seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare, dan muntah-muntah. Dosis
minyak ikan kembung yang paling ideal untuk terapi gizi pada pasien DM tipe 2
adalah sebesar 7,1 gr per hari. Cara pemberian minyak ikan kembung tersebut
dapat digunakan dengan dua cara.
Pertama dengan cara tradisional, yaitu dengan diminum menggunakan
takaran sendok takar dan cara kedua, yaitu dengan dosis yang sudah ditetapkan
pada suplemen minyak ikan kembung (Rastelliger faughni). Untuk pasien DM
tipe 2 yang tergolong menengah ke bawah, penulis menganjurkan untuk
mengonsumsi minyak ikan kembung tersebut dengan diminum menggunakan
sendok takar dikarenakan biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan
dengan pemberian suplemen karena tidak dikenakan biaya produksi obat oleh
pabrik
Gambar 10. Suplemen Minyak Ikan Kembung
13
Gambar 11. Minyak Ikan Kembung
Pemberian minyak ikan kembung dengan menggunakan sendok takar harus
tetap mengacu pada dosis vitamin D harian yang dibutuhkan pada pasien dengan
diabetes melitus tipe 2. Dosis harian minyak ikan kembung pada pasien diabetes
adalah sebesar 7,1 gr. Jika dikonversi ke dalam ml maka akan menjadi 7,71 ml
dengan acuan berat jenis minyak ikan kembung sebesar 0,92 gr/ml. Jadi,
pemberian minyak ikan kembung dapat diberikan dengan dosis 1 setengah sendok
takar 5 ml yang dosisnya kurang lebih mendekati 7,71 ml minyak ikan kembung
Gambar 12. Pemberian minyak ikan kembung mengacu pada
dosis sendok takar
Selama pemberian terapi minyak ikan kembung, dokter harus tetap
memantau glukosa darah pasien dan tetap mengontrol pola makan pasien. Jika
pasien bersifat kooperatif serta diimbangi dengan diet rendah glukosa dan latihan
fisik yang rutin, maka diharapkan pemanfaatan minyak ikan kembung dapat
dijadikan terapi pilihan pada pasien dengan DM tipe 2. Selain itu dengan sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang memadai untuk pemanfaatan minyak
ikan kembung ini, diharapkan dapat memicu pengembangan penelitian lebih
lanjut di Indonesia.
Selain berperan dalam faktor kesehatan, minyak ikan kembung juga dapat
memajukan sektor perekonomian. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan
14
Negara yang sangat potensial untuk memproduksi minyak ikan, mengingat jumlah
perairan yang sangat luas dan banyaknya limbah kaleng.
Selain itu, berdasarkan fakta khasiat dan kebutuhan minyak ikan dunia yang
cukup besar , maka produksi minyak ikan di Indonesia mempunyai prospek yang
sangat menjanjikan di masa yang akan datang. Selain itu, penulis
merekomendasikan kepada setiap masyarakat untuk mengembangbiakkan ikan
kembung tersebut karena produksi dari minyak ikan sangat tergantung pada
jumlah ikan kembung yang tersedia
.
Gambar 13. Tambak Ikan Kembung menjadikan Lahan pekerjaan baru bagi masyarakat
15
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Minyak ikan kembung (Rastelliger faughni) dapat digunakan sebagai terapi
gizi pada pasien DM tipe 2 dengan alasan terdapat hubungan yang erat antara
resistensi insulin pada DM tipe 2 dengan defisiensi vitamin D. Mekanisme
minyak ikan kembung tidak lepas dari peran serta 1,25 dihidroksivitamin D3,
yaitu suatu bentuk vitamin D aktif yang berikatan dengan VDR dan ikatan ini
akan mempengaruhi ekspresi dari nuclear reseptor, yaitu PPAR-γ. Interaksi
tersebut akan mengaktifkan transkripsi gen-gen yang terdapat pada reseptor
insulin. Proses transkripsi dari gen-gen tersebut akan meningkatkan ekspresi gen
pada reseptor insulin tersebut yang akan meningkatkan sensitivitas insulin pada
penderita DM tipe 2. Selain bermanfaat pada bidang kesehatan, pemberian
minyak ikan kembung pada pasien diabetes melitus tipe 2 juga dapat
meningkatkan sektor ekonomi yang nantinya akan membuka lahan pekerjaan bagi
masyarakat Indonesia.
Saran
Kami menyarankan agar pemanfaatan minyak ikan kembung bisa mulai
diaplikasikan di Indonesia mengingat potensinya yang cukup besar untuk penyakit
DM s tipe 2. Penulis sangat menyarankan pemberian dengan cara tradisional bagi
golongan masyarakat menengah ke bawah dikarenakan biaya yang dikeluarkan
tidak sebesar dengan pemberian dengan cara suplemen minyak ikan kembung.
Selain itu dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai
untuk pemanfaatan minyak ikan kembung ini, diharapkan dapat memicu
pengembangan penelitian lebih lanjut di Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
Afrianty,Fatmah. Penanggulangan Penyakit Degeneratif di Masyarakat. Center
for Policy Analysis (CEPSIS) : Makasar
APEG Handbook on Childhood and Adolescent Diabetes; Edisi ke- 1 Sidney:
NSW Goverment Printing Service1996.h.61-8
Batubara, Jose RL, Bambang Tridjaja, dan Aman B.Pulungan. 2010. Buku Ajar
Endokrinologi Anak Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Corwin, J, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Greenspan FS, Gardner DG : Basic and clinical endocrinology, ed 6, Norwalk,
Conn, 2000, Appleton & Lange
Hariawan, Kadek Ngurah, dan Ketuk Suastika. 2008. Hubungan Kendali Glikemik
Asymetric Dimethylarginine Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Lanjut
Usia. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD: Denpasar Accessed
from: http://pdfsearchpro.com/diabetes-melitus-pdf.html at April 30 th
2011, 11.25 am.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Indonesia.2006.Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Made Astawan. 1998. Teknik Ekstraksi dan Pemanfaatan Minyak Ikan Untuk
Kesehatan. Bagian Teknik dan Industri Pangan.
Permana, Hikmat. 2009. Pengelolaan Hipertensi Pada Diabetes Melitus Tipe 2.
Sub Bagian Endokrinologi dan Metabolisme Bagian Ilmu Penyakit dalam.
FK
UNPAD
:
Bandung
Accesed
from
http://pdfsearchpro.com/pengelolaan-hipertensi-pada-diabetes-mellitustipe-2-pdf.html# at April 30 th 2011, 10.15 am
Syarif, Amir, dkk. 2009.Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FK UI.
Sudoyo, Eru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
InternalPublishing.
Suyono, Slamet, dan Gustaviani, Reno. 2007. Diabetes Melitus di Indonesia,
UI.Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit Departemen FKUI
World Health Organization.2005. Degenerative Disease. USA
17
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
1.
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Tempat/Tanggal Lahir
d. Alamat
2.
3.
e. No.Telp/HP
f. Alamat Email
Anggota Kelompok 1
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Tempat/Tanggal Lahir
d. . Alamat
e. No.Telp/HP
f. Alamat Email
Anggota Kelompok 2
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Tempat/Tanggal Lahir
d. . Alamat
e. No.Telp/HP
f. Alamat Email
: Suci Lestari
: 2010730102
: Tangerang, 15 April 1992
: Rusunawa Asrama Putri UMJ, JL.
KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu,
Ciputat-Tangsel
: 087886911580
: [email protected]
: Aulia Syifa
: 2011730014
: Jakarta, 24 Februari 1993
: Rusunawa Asrama Putri UMJ, JL.
KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu,
Ciputat-Tangsel
: 085214888930
: [email protected]
: Sri Nindiana Putri Atiningrum
: 2012730101
: Magelang, 2 Maret 1994
: Rusunawa Asrama Putri UMJ, JL.
KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu,
Ciputat-Tangsel
: 085215271918
: [email protected]
Ketua Pelaksana,
Anggota 1,
Anggota 2,
(Suci Lestari)
NIM: 20107300102
(Aulia Syifa)
NIM: 2011730014
(Sri Nindiana Putri Atiningrum)
NIM: 2012730101
18
BIODATA DOSEN PENDAMPING
1.
2.
3.
4.
Nama
NIP/NIDN
Tempat/TanggalLahir
Alamat
Jabatan
5.
6.
7.
No.Telp/HP
Alamat Email
Pendidikan
:
8.
Prestasi
9.
Karya
: Dr.Suherman, Ph.D
: 20.825/0325116804
: Pabenaan, 25 November 1968
:Taman Harapan Baru, Jl. Vanda III, Blok A9
No. 3 Bekasi Barat
:Kepala Pusat Penelitian FKK UMJ dan Dosen
tetap FKK UMJ
: 081387666385
: [email protected]
1. Strata 3 (S3) University Putra Malaysia
(UPM) (2005)
2. Strata 2 (S2) University Kebangsaan
Malaysia (UKM) (1999)
3. Strata 1 (S1) Universitas Islam Riau (UIR)
(1995)
1. Pemegang Beasiswa Penelitian, Jabatan
Biomedik, Fakultas Kedokteran dan Sains
Kesehatan, Universitas Putra Malaysia
2. Pemegang Beasiswa Gubernur Riau
3. Pemegang anugerah perak (Silver Award)
dalam Pameran Rekacipta dan Penyelidikan,
Universitas Putra Malaysia
1. Susi E, Suherman J, Himmi M, Fauziah O
and Asmah R. 2011. Effects of colanut
(Cola nitida) on the apoptotic cell of human
breast carcinoma cell lines. Journal of
Medicinal Plants Research 5(11): 23932397
2. Suherman, J. 2008. Kurkuminoid: Fakta
Berbasis Penelitian, Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan 4(2): 207-212.
Jakarta, 16 Maret 2013
(Dr. Suherman, Ph.D)
NIDN: 0325116804
Download