GCG - ETD UGM

advertisement
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis tentang pengaruh Good Corporate Governance
(GCG); Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan
Manajerial, Komite Audit, dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba pada
industri perbankan di Indonesia berdasarkan sampel yang diambil oleh penulis,
diperoleh beberapa rangkuman sebagai berikut:
1.
Dari sisi nilai R2, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa koefisien
determinasi R2 = 0,043. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan variabel
independen GCG; Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen,
Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kualitas Audit secara bersama
sama untuk menjelaskan variabel dependen Manajemen Laba hanya sebesar
4,3% yang berarti variabel-variabel independen tersebut tidak bisa
menjelaskan variabel dependen. Sedangkan apabila kita keluarkan variabel
Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit nilai R2 akan menjadi 0.043
atau 4,3% yang juga berarti variabel independen GCG: Kepemilikan
Institusional Kepemilikan Manajerial, dan Kualitas Audit tidak bisa
menjelaskan variabel dependennya.
2.
Hasil pengujian F test. Berdasarkan nilai uji F, diketahui bahwa H0 (H-nul)
diterima dan Ha (alternatif) ditolak dengan nilai p value sebesar 0.608 yang
mengindikasikan bahwa secara bersama-sama tidak terdapatnya pengaruh
65
GCG dengan indikator Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris
Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Auidt dan Kualitas Audit
terhadap Manajemen Laba. Sedangkan apabila kita keluarkan variabel Dewan
Komisaris Independen dan Komite Audit nilai p value akan menjadi 0.436
mengindikasikan bahwa secara bersama-sama terdapat adanya pengaruh GCG
dengan indikator Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen,
Kepemilikan Manajerial, Komite Auidt dan Kualitas Audit terhadap
Manajemen Laba.
3.
Dari hasil uji t diketahui bahwa:
a. Secara parsial, GCG dengan indikator Kepemilikan institusional
mengindikasikan terdapat pengaruh sebesar 0.469 (46,9%) dan bernilai
positif terhadap praktek Manajemen Laba pada industri perbankan
yang terdaftar di BEI. Sedangkan dalam pengujian tanpa variabel
Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit, GCG dengan
indikator
Kepemilikan
institusional
mengindikasikan
terdapat
pengaruh sebesar 0.465 (46,5%) dan bernilai positif terhadap praktek
Manajemen Laba pada industri perbankan yang terdaftar di BEI.
b. Indikator GCG berikutnya yaitu Dewan Komisaris Independen, secara
parsial mengindikasikan memberikan pengaruh sebesar 0.990 (99%)
dan bernilai positif terhadap praktek Manajemen Laba pada industri
perbankan yang terdaftar di BEI.
c. Indikator GCG yang ketiga yaitu Kepemilikan Manajerial secara
parsial mengindikasikan memberikan pengaruh sebesar 0.537 (53,7%)
66
dan bernilai positif terhadap praktek Manajemen Laba pada industri
perbankan yang terdaftar di BEI. Sedangkan dalam pengujian tanpa
variabel
Dewan
Komisaris
Independen
dan
Komite
Audit,
Kepemilikan Manajerial secara parsial mengindikasikan memberikan
pengaruh sebesar 0.533 (53,3%) dan bernilai negatif terhadap praktek
Manajemen Laba pada industri perbankan yang terdaftar di BEI.
d. Secara parsial indikator yang keempat yaitu Komite Audit tidak dapat
diukur karena semua sample memiliki nilai yang sama sehingga tidak
dapat menjadi indikator pengukuran pada praktek Manajemen Laba
pada industri perbankan yang terdaftar di BEI.
e. Indikator yang kelima yaitu Kualitas Audit membuktikan bahwa
terdapat pengaruh sebesar 0.260 (26%) yang bernilai positif terhadap
praktik Manajemen Laba pada industri perbankan yang terdaftar di
BEI. Sedangkan dalam pengujian tanpa variabel Dewan Komisaris
Independen dan Komite Audit, Kualitas Audit membuktikan bahwa
terdapat pengaruh sebesar 0.251 (25,1%) yang bernilai positif terhadap
praktik Manajemen Laba pada industri perbankan yang terdaftar di
BEI.
Dari rangkuman diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator GCG
yang terdiri dari Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen,
Kepemilikan Manajerial, Komite Audit dan Kualitas Audit tidak dapat
memberikan pengaruh kepada praktik Manajemen Laba pada industri perbankan
yang terdaftar di BEI yang menjadi sampel penulis.
67
5.2. Keterbatasan Penelitian
Masih banyaknya keterbatasan yang dimiliki penelitian ini, menjadikan
penelitian ini kurang sempurna, sehingga penelitian yang akan datang dapat
menyempurnakannya lagi. Keterbatasan- keterbatasan tersebut antara lain adalah:
1. Skor penelitian kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,
komite audit dan kualitas audit menggunakan data dummy dan hanya
kepemilikan manajerial yang menggunakan persentase sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kelemahan asumsi dan keakuratan pada penelitian.
2. Periode sampel penelitian yang terbatas pada tahun 2009 dan 2011; belum
mewakili sampel yang terlalu luas dan terbatas pada tiga tahun saja.
3. Akrual diskresioner diukur hanya memasukkan berbagai pos, yaitu total
aktiva, pendapatan, nilai tanah, bangunan, dan perlengkapan, laba sebelum pos
luar biasa juga kas dari operasi perusahaan, dikhawatirkan belum mencakup
semua pos untuk dapat mengukur praktek manajemen laba. Dalam
perkembangannya, akrual diskresioner dapat diukur dengan cara lain, yang
diharapkan dapat menangkap upaya manajemen laba yang sesungguhnya.
5.3.
Saran
Terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya. Pertama, perlu
diperbanyak atau diperluas variabel independennya. Dengan memperbanyak
variabel independen yang diteliti maka hal tersebut akan memungkinkan
pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
68
Manajemen Laba pada industri perbankan yang ada di BEI. Kedua, penelitian
selanjutnya perlu menggali faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba
untuk sektor-sektor lainnya dan menambah populasi perusahaan yang akan
dijadikan sampel penelitian tidak hanya perbankan saja tetapi juga jenis industri
lainnya seperti manufaktur
yang terdaftar di BEI,
guna
mempelajari
konsistensinya dengan hasil penelitian ini. Ketiga, peneliti harus menambah
jumlah tahun pengamatan agar hasil penelitian dapat digeneralisasi, serta dapat
memperpanjang periode pengamatan atau dengan rentang waktu yang berbeda.
Keempat, peneliti juga menambah variabel independen diluar model penelitian ini
agar dapat diketahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi manajemen laba
seperti jenis industri, market share dan fee audit.
69
Download